• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan, Sikap, Perilaku PUS terhadap Program Pencegahan Karsinoma Serviks Melalui Skrining Dini (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas X di Kota Cimahi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Pengetahuan, Sikap, Perilaku PUS terhadap Program Pencegahan Karsinoma Serviks Melalui Skrining Dini (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas X di Kota Cimahi."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

iii

ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU PUS

TERHADAP PROGRAM PENCEGAHAN

KARSINOMA SERVIKS

MELALUI SKRINING DINI (IVA)

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS X

DI KOTA CIMAHI

Maria Linawati Sihotang, 2013

Pembimbing I : Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes Pembimbing II : dr.Rimonta F Gunanegara,SpOG

Latar belakang Karsinoma serviks adalah keganasan dari leher rahim yang disebabkan oleh virus HPV (Human Papiloma Virus). Karsinoma serviks menempati peringkat ke-2 karsinomatersering yang menginfeksi wanita di dunia. Penyakit ini dapat dicegah dengan deteksi dini lesi pra kanker yang apabila segera diobati tidak akan berlanjut menjadi karsinoma serviks. Deteksi dini dapat dilakukan dengan cara tes papanicolaou (pap smear test), liquidbase cytology, kolposkopi, dan tes IVA (inspeksi visual asam asetat). Tes IVA merupakan suatu metode skrining yang murah, sederhana, dandapat dilakukan di puskesmas – puskesmas sehingga diharapkan karsinoma serviks dapat dideteksi lebih dini dengan menjadi pemeriksaan secara rutin.

Tujuan penelitianUntuk mengetahui serta menilai gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang program pencegahan karsinoma serviks melalui skrining dini dengan metode tes IVA.

Metode penelitianPenelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan

menggunakan kuisioner.

Hasil penelitian Didapatkan tingkat pengetahuan responden sebesar 55,68 % dalam kategori baik, sikap responden sebesar 72,73 % dalam kategori cukup dan perilaku responden sebesar 70,46 % dalam kategori cukup.

Simpulan Sebagian besar PUS di wilayah kerja Puskesmas X di kota Cimahi memiliki tingkat pengetahuan yang baik, serta perilaku dan sikap yang cukup mengenai program pencegahan karsinoma serviks melalui skrining dini tes IVA.

(2)

iv

ABSTRACT

DESCRIPTION OF KNOWLEDGE, ATTITUDE, BEHAVIOUR

OF FERTILE COUPLES AGAINST CERVIX CARCINOMA

PREVENTION PROGRAM THROUGH EARLY SCREENING

(IVA) AT THE PUBLIC HEALTH WORK X

IN THE CITY OF CIMAHI

Maria Linawati Sihotang, 2013

Tutor I : Dr. dr. Felix Kasim, M.kes

Tutor II : dr. Rimonta F. Gunanegara, SpOG

BackgroundCervical carcinoma is a malignancy of the cervix that is caused by the HPV (Human Papiloma Virus). Cervical carcinoma is now the second most common cancer infecting women in the world. This disease can be prevented through early detection of pre-cancerous lesions which if not treated may progress into cancer. Early detection can be done with several methods such as Papanicolaou test (pap smear test), liquid based cytology, colposcopy, and IVA (visual inspection of acetic acid) test. IVA test is a screening method that is cheap, easy, and can be done in public health and expected to become a regular check up to help early detection of cervical carcinoma.

Objective To know and determine the overview of knowledge, attitude, and behavior against cervical carcinoma prevention programs through early detection using IVA test method.

Method This is a descriptive research using questionnaires

Result The research shows the knowledge level of respondents 55.68% which is in the good category, the attitude level of respondents 72.73 which is in the good enough category, and behavior level of respondents 70.46 which is in the good enough category.

Conclusion The majority of fertile couples in the working area of the public health center X in the city of Cimahi has a good level of knowledge and good enough level of attitude and behavior against the prevention of cervical carcinoma though early detection using the IVA test method.

(3)

vii

1.2 Identifikasi masalah . ... 2

1.3 Maksud dan tujuan . ... 3

1.4 Manfaat karya tulis ilmiah . ... 3

1.5 Landasan Teori. ... 3

1.6 Metodologi Penelitian. ... 5

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian. ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perilaku Kesehatan 2.2 Definisi Pengetahuan . ... 6

2.2.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan . ... 9

2.3 Sikap . ... 11

2.3.1 Definisi Sikap Menurut Adler & Rodman, 1991 yang dikutip dari (Abraham & Shanley, 1997) . ... 11

2.3.2 Faktor – faktor yang Menyebabkan Perubahan Sikap. ... 13

2.4 Definisi Perilaku... 13

2.4.1 Klasifikasi Perilaku Kesehatan. ... 14

2.5 Anatomi. ... 15

2.6 Histologi . ... 18

2.7 Karsinoma Serviks. ... 19

2.7.1 Definisi Karsinoma Serviks. ... 19

2.7.2 Insidensi dan Epidemiologi. ... 20

2.7.3 Etiologi dan Genetika. ... 20

2.7.4 Gejala Klinis dan Staging... 21

2.7.5 Skrining dan Pencegahan. ... 24

2.8 Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). ... 26

2.8.1 Definisi IVA. ... 26

2.8.2 Dasar Pemeriksaan IVA. ... 26

2.8.3 Teknik Pemeriksaan IVA. ... 27

(4)

viii

2.9 Perbedaan beberapa metode skrining. ... 28

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian . ... 29

3.1.1 Jenis Penelitian . ... 29

3.1.2 Metode Penelitian ... 29

3.2 Analisis Data . ... 29

3.3 Instrumen / Subjek Penelitian . ... 29

3.3.1 Instrumen Penelitian ... 29

3.3.2 Subjek Penelitian . ... 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data . ... 30

3.4.1 Sumber data . ... 30

3.4.2 Populasi . ... 30

3.4.3 Sample . ... 30

3.5 Definisi Operasional ... 31

3.6 Pengolahan Data dan Penyajian Data. ... 32

3.6.1 Pengetahuan. ... 32

3.6.2 Sikap. ... 32

3.6.3 Perilaku. ... 32

3.7 Cara Kerja Penelitian. ... 33

3.8 Tempat dan Waktu Penelitian. ... 33

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian . ... 34

4.2 Pengetahuan . ... 34

4.3 Sikap . ... 41

4.4 Perilaku . ... 46

4.5 Pengetahuan Responden Secara Keseluruhan . ... 54

4.6 Perilaku Responden Secara Keseluruhan . ... 55

4.7 Sikap Responden Secara Keseluruhan . ... 56

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN . ... 57

DAFTAR PUSTAKA . ... 58

LAMPIRAN . ... 60

(5)

ix ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Stage karsinoma serviks beserta ciri gambaran histopatologisnya . ... 24

Tabel 2.2 Interpretasi tes IVA . ... 27

Tabel 2.3 Tabel perbedaan beberapa metode skrining karsinoma serviks . ... 28

Tabel 3.1 Definisi Operasional . ... 31

Tabel 4.1 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Definisi Karsinoma Serviks. ... 34

Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Respoden Mengenai Penyebab Terjadinya Karsinoma Serviks. ... 35

Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Gejala Karsinoma Serviks . ... 36

Tabel 4.4 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Pemicu (Faktor Risiko) Karsinoma Serviks. ... 37

Tabel 4.5 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Cara Mendeteksi Karsinoma Serviks. ... 38

Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Singkatan tes IVA. ... 38

Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Fungsi tes IVA. ... 39

Tabel 4.8 Distribusi Pengethuan Responden Mengenai Waktu Dilakukanya tes IVA ... 39

Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Syarat tes IVA. ... 40

Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Orang – orang yang Wajib Melakukan tes IVA. ... 40

Tabel 4.11 Distribusi Sikap Responden Mengenai Setiap Wanita Memiliki Peluang yang Besar Untuk Terserang Karsinoma Serviks. ... 41

Tabel 4.12 Distribusi Sikap Responden Mengenai Wanita yang Belum Aktif Secara Seksual Bisa Melakukan tes IVA. ... 41

Tabel 4.13 Distribusi Sikap Responden Mengenai tes IVA Dapat Membantu Mencegah Kematian Akibat Karsinoma Serviks. ... 42

Tabel 4.14 Distribusi Sikap Responden Mengenai tes IVA Dilakuakn Apabila Terdapat Gejala yang Mencurigakan Dalam Tubuh Khususnya Organ Reproduksi . ... 42

Tabel 4.15 Distribusi Sikap Responden Mengenai tes IVA Adalah Pemeriksaan yang Hanya Mendeteksi Ada atau Tidaknya Karsinoma Serviks. ... 43

Tabel 4.16 Distribusi Sikap Responden Mengenai Apabila Hasil tes IVA Menunjukkan Ada Kelainan Dalam Leher Rahim, Maka Tindakan yang Harus Dimabil Adalah Memastikan Kembali Dengan Melakukan Pemeriksaan Ulang ... 43

Tabel 4.17 Distribusi Sikap Responden Mengenai Melakukan tes IVA Dibutuhkan Biaya yang Banyak. ... 44

(6)

x x

Tabel 4.19 Distrbusi Sikap Responden Mengenai Pemebesih Organ Reproduksi yang Mengandung Antiseptik dan Deodorant Dapat Membantu

Mencegah Karsinoma Serviks... 45

Tabel 4.20 Distribusi Sikap Responden Mengenai Pemberian Bedak di Daerah Vagina Justru Memperbesar Faktor Risiko Karsinoma Serviks. ... 45

Tabel 4.21 Distribusi Sikap Responden Mengenai Hubungan Dini Seksual Pertama Kali Mempengaruhi Risiko Terkena Karsinoma Serviks. ... 46

Tabel 4.22 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Hubungan Seksual dengan Berganti – ganti Pasangan. ... 46

Tabel 4.23 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Pernah Menderita Penyakit Infeksi Menular Seksual. ... 47

Tabel 4.24 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Penggunaan Kondom Saat Berhubungan Seksual. ... 48

Tabel 4.25 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Penggunaan Cairan Antiseptik Khusus Vagina Setiap Hari. ... 48

Tabel 4.26 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Menjaga Kebersihan Alat Genital. ... 48

Tabel 4.27 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Pernah Melakukan Tes IVA. ... 49

Tabel 4.28 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Pernah Didiagnosis Menderita Karsinoma Serviks. ... 50

Tabel 4.29 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Penggunaan Kontrasepsi (IUD, Susuk, Oral). ... 50

Tabel 4.30 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Konsumsi Makanan Cepat Saji (KFC, McD, Nugget). ... 52

Tabel4.31 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Merokok dan Minum – minuman Keras. ... 52

Tabel 4.32 Distribusi Pengetahuan Responden Secara Keseluruhan . ... 54

Tabel 4.33 Distribusi Perilaku Responden Secara Keseluruhan . ... 55

(7)

x xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.15 Tingkatan dampak yang mepengaruhi kesehatan . ... 7

Gambar 2.2OrganReproduksi Wanita . ... 16

Gambar 2.3(a) Potongan melintang organa genitalia interna feminima (b) serviks . ... 17

Gambar 2.4Potongan memanjang dari serviks, kanalis servisis uteri, dan forniks Vagina . ... 19

Gambar 2.5 Stage Karsinoma Serviks . ... 22

Gambar 2.6 Gambaran histologis CIN . ... 22

Gambar 2.7Gambaran histopatologis dari setiap stage karsinoma serviks. ... 23

(8)

x xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Karsinoma serviks adalah keganasan dari leher rahim yang disebabkan oleh

virus HPV (Human Papiloma Virus). Karsinoma serviks menempati peringkat

ke-2 tersering yang menginfeksi wanita di dunia dan ke-ke-2 tersering yang ditemukan

pada wanita antara usia 15 - 44 tahun (World Health Organization, 2007).

Pada tahun 2007, 265.884 wanita di dunia didiagnosis menderita karsinoma

serviks dan 142.735 meninggal karena penyakit ini. Setiap tahun diestimasikan

493.243 wanita yang berusia diatas 15 tahun terdiagnosa karsinoma serviks dan

273.505 meninggal. Di Asia, sekitar 8.3% populasi wanita mengidap penyakit

HPV serviks pada waktu tertentu dalam hidupnya, dan 66.7% karsinoma serviks

di Asia diakibatkan oleh HPV tipe 16 atau tipe 18. Indonesia memiliki populasi

wanita sebanyak 80,57 juta jiwa dan memiliki risiko yang tinggi untuk terkena

karsinoma serviks pada usia 15 tahun. Pada perkiraaan insidensi setiap tahun

sekitar 15.050 wanita didiagnosis karsinoma serviks dan 7.566 orang diantaranya

meninggal (World Health Organization, 2007).

Seiring dengan meningkatnya populasi, maka insidensi karsinoma serviks juga

meningkat, padahal penyakit ini dapat dicegah dengan deteksi dini lesi pra kanker

yang apabila segera diobati tidak akan berlanjut menjadi karsinoma serviks.

Dalam beberapa dekade, angka penderita karsinoma serviks di negara-negara

maju mengalami penurunan yang tajam. Di Amerika Serikat, dalam 50 tahun

terakhir insidensi karsinoma serviks menurun sekitar 70%. Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya program deteksi dini dan tatalaksana yang baik.

Sebaliknya, di negara-negara berkembang, angka penderita penyakit ini tidak

mengalami penurunan, bahkan justru meningkat akibat populasi yang meningkat

(DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, 2008).

Banyak alasan yang menyebabkan masih tingginya angka penderita karsinoma

(10)

2

siap saji, berganti- ganti pasangan, pil KB, merokok, kehamilan yang terlalu

banyak, dan seks terlalu dini (What are the risk factors for cervical cancer, 2013).

Karsinoma serviks dapat dicegah perkembangannya bila terdeteksi lebih dini. Di

Indonesia karsinoma serviks banyak ditemukan sesudah stadium lanjut. Hal ini

disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat, serta belum adanya sistim

pelayanan yang terorganisasi, baik mulai dari deteksi dini sampai penanganan

karsinoma serviks stadium lanjut. Selain itu terbatasnya sarana dan prasana

termasuk tenaga ahli yang kompeten menangani penyakit ini secara merata

menjadi tantangan tersendiri (DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA, 2008).

Deteksi dini bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti tes Papanicolau (PAP

Smear test), liquid base cytology, kolposkopi, dan tes IVA (inspeksi visual asam

asetat). Pemeriksaan serviks dengan metode tes IVA sudah sangat marak dan

popular. Tes IVA merupakan suatu metode skrining yang murah, sederhana, dan

mampu mendeteksi kelainan lebih tinggi dari pap smear. Selain itu metode tes

IVA ini dapat dilakukan di Puskesmas – puskesmas sehingga diharapkan

karsinoma serviks dapat dicegah lebih dini dengan menjadi pemeriksaan secara

teratur (DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, 2008).

1.2 Identifikasi masalah

 Bagaimana pengetahuan masyarakat tentang program pencegahan karsinoma

serviks melalui skrining dini dengan metode tes IVA.

 Bagaimana sikap masyarakat tentang program pencegahan karsinoma serviks

melalui skrining dini dengan metode tes IVA.

 Bagaimana perilaku masyarakat tentang program pencegahan karsinoma

(11)

3

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan

perilaku masyarakat tentang program pencegahan karsinoma serviks melalui

skrining dini dengan metode tes IVA.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademik dari karya tulis ilmiah ini adalah menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai program pencegahan karsinoma serviks melalui skrining

dini dengan metode tes IVA.

Manfaat praktis dari karya tulis ilmiah ini adalah menanamkan kesadaran

kepada masyarakat mengenai program pencegahan karsinoma serviks melalui

skrining dini dengan metode tes IVA.

1.5 Landasan Teori

Program efektif yang mengalamatkan promosi kesehatan atau manajemen

penyakit kronis cenderung didasarkan pada pemahaman yang kuat tentang

perilaku kesehatan yang diubah dan konteks lingkungan di mana perilaku

kesehatan terjadi. Teori Perilaku Kesehatan menyediakan cara yang sistematis

dari mencoba memahami mengapa orang melakukan hal-hal yang mereka lakukan

dan bagaimana lingkungan mereka menyediakan konteks untuk perilaku mereka

(Theory At A Glace: A Guide For Health Promotion Practice).

Ada banyak teori perilaku kesehatan yang diambil dari berbagai teori termasuk

: psikologi, sosiologi, antropologi dan pemasaran. Teori-teori ini menyediakan

perencana kerangka untuk merancang, menerapkan dan mengevaluasi program

kesehatan, dan menyikapi perilaku kesehatan yang terkait. Menggunakan teori

perilaku kesehatan dalam pengembangan program kesehatan yang terkait

membantu membangun dasar bukti di mana kesehatan terkait pemograman

(12)

4

kesehatan berkaitan perilaku mereka lakukan. The National Cancer Institute

menerbitkan sebuah panduan untuk praktek promosi kesehatan yang memberikan

informasi rinci tentang teori perilaku kesehatan dan bagaimana menggunakan

teori -teori untuk mengembangkan program kesehatan yang terkait (Theory At A

Glace: A Guide For Health Promotion Practice).

Hal ini penting bagi orang-orang yang ingin mengatasi kesehatan masyarakat

mereka untuk memahami lima tingkat dampak yang mempengaruhi kesehatan

masyarakat. Hal ini penting untuk mengatasi semua lima tingkat penyebaran

untuk membawa perubahan yang efektif untuk perbaikan kesehatan. Lima tingkat

kesehatan tersebut digambarkan dalam model sosial – ekologi, dimulai dari

tingkat individual, grup kerabat, organisasi, komunitas sampai masyarakat luas

(Theory At A Glace: A Guide For Health Promotion Practice).

Salah satu strategi pemerintah yang digunakan untuk mengurangi penyakit

kronis, dalam hal ini karsinoma serviks, adalah skrining dini dengan cara tes IVA.

Pemeriksaan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) merupakan pemeriksaan

yang pemeriksanya (dokter/bidan/paramedis) mengamati leher rahim yang telah

diberi asam asetat/asam cuka 3-5% secara inspekulo dan dilihat dengan

penglihatan mata telanjang (DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA, 2008).

Pemeriksaan IVA pertama kali diperkenalkan oleh Hinselman (1925) dengan

cara memulas leher rahim dengan kapas yang telah dicelupkan dalam asam asetat

3- 5%. Pemberian asam asetat itu akan mempengaruhi epitel abnormal, bahkan

juga akan meningkatkan osmolaritas cairan ekstraseluler. Cairan ekstraseluler

yang bersifat hipertonik ini akan menarik cairan dari intraseluler sehingga

membran akan kolaps dan jarak antar sel akan semakin dekat. Sebagai akibatnya,

jika permukaan epitel mendapat sinar, sinar tersebut tidak akan diteruskan ke

stroma, tetapi dipantulkan keluar sehingga permukaan epitel abnormal akan

berwarna putih, disebut juga epitel putih (acetowhite) (DEPARTEMEN

KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, 2008).

Daerah metaplasia yang merupakan daerah peralihan akan berwarna putih juga

(13)

5

cepat menghilang. Hal ini membedakannya dengan proses prakanker yang epitel

putihnya lebih tajam dan lebih lama menghilang karena asam asetat berpenetrasi

lebih dalam sehingga terjadi koagulasi protein lebih banyak. Jika makin putih dan

makin jelas, makin tinggi derajat kelainan jaringannya (DEPARTEMEN

KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, 2008).

1.6 Metodologi Penelitian

Jenis penelitian : survei deskriptif observasional

Teknik pengumpulan data : survei melalui wawancara langsung

terhadap responden

Instrument pokok penelitian : kuisioner

Rancangan penelitian : cross sectional

Sample penelitian : whole sampling

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian : Puskesmas X Kota Cimahi dan Universitas Kristen

Maranatha

(14)

57

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarakan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan responden terhadap program pencegahan

karsinoma serviks melalui skrining dini dengan metode IVA pada

umumnya baik, yaitu sebesar 55,68 %.

2. Sikap responden terhadap program pencegahan karsinoma serviks

melalui skrining dini dengan metode IVA sebagian besar cukup,

yaitu sebesar 72,73 %.

3. Perilaku responden terhadap program pencegahan karsinoma

serviks melalui skrining dini dengan metode IVA sebagian besar

cukup, yaitu sebesar 70,46 %.

5.2 Saran

1. Memberikan penyuluhan – penyuluhan kepada masyarakat tentang

karsinoma serviks.

2. Melakukan skrining masal dengan menggunakan IVA kepada

(15)

58

DAFTAR PUSTAKA

Robbins, S., Cotran, & Abbas, K. (2010). ROBBINS AND COTRAN PATHOLOGIC BASIS OF DISEASE (Vol. 8). Philadelphia: SAUNDERS ELSEVIER.

Fauci, A. S., Kasper, D. L., Longo, D. L., Braunwald, E., & Hauser, S. L. (2008). Harrison's PRINCIPLES OF INTERNAL MEDICINE Seventeenth Edition (Vol. 17). United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc.

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA  . (2008). SKRINING KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA) . Jakarta: DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Dolinsky, C., & Hill-Kayser, C. (2011, January 16). Cervical Cancer : The Basic.

Retrieved from OncoLink:

http://www.oncolink.org/types/article.cfm?c=179&aid=104&id=8226

Drake, R. L., Vogl, A. W., & Mitchell, A. W. (2009). GRAY'S Anatomy for student (2 ed.). USA: Churchill Livingstone.

Notoadmojo, S. (1993). Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.

Wibowo, D. S., & Paryana, W. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Graha Ilmu.

Widiawati, A. (2012, 4 17). PEMERIKSAAN IVA UNTUK DETEKSI DINI

KANKER SERVIKS. Retrieved from DINKES KEBUMEN:

http://dinkeskebumen.wordpress.com/2012/04/17/pemeriksaan-iva-untuk-deteksi-dini-kanker-serviks-by-agus-widiawati-s-km/

Fauziah, R. M., Wirawan, J. P., Lorianto, R., Utari, A. P., Cahyanur, R., & Budiningsih, S. (2011). Deteksi Dini Kanker Serviks pada Pusat Pelayanan Primer di Lima Wilayah DKI Jakarta . Journal Indonesian Medical Associaton , 61.

Cervical Cancer Health Center. (2011, 2 22). Retrieved from WebMD: http://www.webmd.com/cancer/cervical-cancer/cervical-cancer-topic-overview

S, A., Kurian, B., Quereshi, M. A., & K, L. (2012). Cervical cancer screening: Current knowledge & practice among women in a rural population of Kerala, India. Indian Journal Medical Res, 136.

What are the risk factors for cervical cancer? (2013, 11 4). Retrieved from American Cancer Society: http://www.cancer.org/cancer/cervicalcancer/detailedguide/cervical-cancer-risk-factors

(16)

59

Theory At A Glace: A Guide For Health Promotion Practice. (n.d.). Health Behavior Theory .

Ayo hidup sehat ! Go Sehat ! (2013, 10 3). Retrieved from Kanker Serviks/Kanker Rahim: http://gosehat.com/kanker-servikskanker-rahim

Indrawati, T. (2012). HUBUNGAN PERSONAL HIGIENE ORGAN GENITAL DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUP Dr. KARIADI KOTA SEMARANG. Dinamika Kebidanan, 2.

World Health Organization. (2007). HPV and Cervical Cancer in the World 2007 Report (Vol. 25). Barcelona, Spain: Elsevier.

Referensi

Dokumen terkait

Kemungkinan banyak dari unsur-unsur ini hadir di dalam dengan sempurna intergrown mineral di dalam kristal kalkopirit, sebagai contoh lamellae yang mewakili.. arsenopyrite,

Data penelitian ini adalah kata-kata atau ungkapan dalam beberapa puisi pada buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono yang mengandung

PENGARUH DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP KANDUNGAN SERAT KASAR DAN PROTEIN KASAR RUMPUT GAJAH MINI.. (Pennisetumpupureum cv. Mott) PADA USIA PEMOTONGAN

Pada tingkat lapangan (field scale), USLE sangat berguna untuk merumuskan rekomendasi atau perencanaan yang berkaitan dengan bidang agronomi (agronomic proposal),

Pasar Modal (Bursa Efek) adalah institusi yang menyelenggarakan perdagangan saham, tetapi bukan berarti setiap transaksi yang terjadi di bursa efek akan mempertemukan antara

Laporan ini berisi tentang pendeteksian dan pelacakan keberadaan manusia menggunakan global positioning system (GPS) berbasis android melalui google map server yang dapat

Hipertensi pulmonal adalah tensi pulmonal adalah suatu penyakit yang suatu penyakit yang ditan ditandai dai dengan peningkat dengan peningkatan an tekanan darah pada

Berdasarkan rataan bobot badan, panjang lengan bawah sayap, panjang betis, panjang telinga, dan panjang tengkorak total, maka kelelawar yang ditemukan di Lumaya dan Kolono adalah