• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Asupan Kalori 24 Jam Dengan Kadar Lemak ASI pada Ibu Menyusui.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Asupan Kalori 24 Jam Dengan Kadar Lemak ASI pada Ibu Menyusui."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

iii

ABSTRAK

HUBUNGAN ASUPAN KALORI 24 JAM DENGAN KADAR LEMAK ASI PADA IBU MENYUSUI

Erico Lemuel Yonathan, 2013

Pembimbing I : dr.Stella Tinia Hasianna, M.Kes Pembimbing II : Dr.dr.Meilinah Hidayat, M.Kes

ASI mengandung nutrisi yang lengkap untuk perkembangan bayi, terdiri dari air, laktosa, lemak, protein, dan lain-lain. Dari seluruh makronutrien dalam ASI, lemak

merupakan komponen yang paling variabel. Lemak mengandung DHA dan AA yang

penting untuk perkembangan visus dan kemampuan kognitif bayi. Kadar lemak dalam ASI dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu metabolisme ibu, berat badan ibu, diet ibu, umur lahir bayi, dan durasi menyusui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan asupan kalori 24 jam dengan kadar lemak ASI pada ibu menyusui. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan metode pengambilan data cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 30 orang ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari 2013 hingga Desember 2013, di Laboratorium Faal Universitas Kristen Maranatha, kawasan RW 03, Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, dan kawasan RT 05, RW 03, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Sukajadi di kota Bandung. Asupan kalori 24 jam diperoleh dari pengisian formulir riwayat gizi 24 jam dan dihitung dengan Tabel Daftar Makanan Penukar. Sampel ASI perah diperoleh dari hasil perah ASI semaksimal mungkin dari satu payudara. Kadar lemak ASI diukur menggunakan metode Creamatocrit (CMT). Data dianalisis menggunakan regresi linier sederhana. Hasil rerata asupan kalori 24 jam adalah 1231,8 kalori, dan rerata kadar lemak ASI adalah 6,3 %. Dari analisis statistika didapatkan bahwa asupan kalori 24 jam memiliki korelasi yang cukup dengan kadar lemak ASI. Nilai r pada penelitian ini sebesar 0,461 dan nilai signifikansinya sebesar 0,010. Simpulan adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara asupan kalori 24 jam dengan kadar lemak ASI.

(2)

iv

ABSTRACT

CORRELATION BETWEEN 24 HOURS CALORIC INTAKE AND BREASTMILK LIPID CONCENTRATION ON LACTATING MOTHER

Erico Lemuel Yonathan, 2013

1st Tutor : dr.Stella Tinia Hasianna, M.Kes 2nd Tutor : Dr.dr. Meilinah Hidayat, M.Kes

Breastmilk contains complete nutrition for baby development. Breastmilk consists of water, lactose, fat, protein, and another substances. From all macronutrients of breastmilk, fat is the most variable component. Fat contains DHA and AA which play important roles in visual acuity development and baby’s cognitive ability. Breastmilk lipid concentration is affected by some factors, such as mother metabolism, mother diet, baby delivery age, and breastfeeding duration. The purpose of this research is to seek the correlation between 24 hours caloric intake and lipid concentration of breastmilk on lactating mother. This research uses analytic observational method with cross sectional data collection method. The samples of this research are taken from 30 lactating mothers who has 0-6 month infant. This research was done from February until December 2013 in Physiology Laboratory of Maranatha Christian University, RW 03, Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, and RT 05, RW 03, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Sukajadi, Bandung. 24 hours caloric intake is obtained by filling 24 Hours Nutritional Assessment Form and counted by Food Exchange Lists Table. Breastmilk sample was obtained from one breast by pumping maximally. Lipid concentration of breastmilk was measured by using Creamatocrit (CMT) method. Data was analyzed by using simple linear regression. The average of 24 hours caloric intake is 1231.8 calories, and the average of lipid concentration of breastmilk is 6.3 %. From statistic analysis, it can be found that 24 hours caloric intake has sufficient correlation with lipid concentration of breastmilk. The r value of this research is 0.461, and its significance value is 0.010. In conclusion, there is a correlation between 24 hours caloric intake and lipid concentration of breastmilk on lactating mother.

(3)

vii

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

(4)

viii

2.3 Biokimia ASI... 12

2.4 ASI Eksklusif... 20

2.5 Nutrisi Ibu Selama Laktasi ... 21

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Subjek Penelitian ... 28

3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 28

3.1.2 Subjek Penelitian ... 28

3.1.3 Ukuran Sampel ... 28

3.2 Waktu dan Lokasi... 28

3.3 Metode Penelitian ... 29

3.3.1 Desain Penelitian ... 29

3.3.2 Data yang diukur ... 29

3.3.3 Analisis Data ... 29

3.4 Variabel Data... 29

3.5 Prosedur Kerja ... 30

3.5.1 Persiapan Sebelum Penelitian... 30

3.5.2 Prosedur Penelitian ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian... 32

4.2 Pembahasan ... 34

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 36

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 37

(5)

ix

DAFTAR PUSTAKA ... 38

LAMPIRAN ... 40

(6)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Kolostrum dan ASI Matur ... 13

Tabel 2.2 Perbedaan Foremilk dan Hindmilk... 14

Tabel 2.3 Komponen dalam ASI ... 18

Tabel 2.4 Kadar Persentasi Normal Berbagai Nutrien dalam Susu pada Manusia dan Mamalia Lainnya ... 20

Tabel 2.5 Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk Dewasa ... 23

Tabel 2.6 Kebutuhan Vitamin dan Mineral Ibu Menyusui... 25

Tabel 2.7 Contoh Menu Bagi Ibu Menyusui ... 27

Tabel 4.1 Hasil Asupan Kalori 24 Jam dan Kadar Lemak ASI pada Subjek Penelitian ... 33

(7)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Payudara ... 7

Gambar 2.2 Payudara Wanita Dilihat dari Sisi Anterior ... 7

Gambar 2.3 Perbedaan Protein, Lemak, Karbohidrat antara ASI, Susu Formula,

(8)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Informed Consent... 40

Lampiran 2 Hasil Analisis Statistika dengan SPSS... 41

Lampiran 3 Formulir Riwayat Gizi 24 Jam... 42

Lampiran 4 Tabel Daftar Makanan Penukar ... 43

Lampiran 5 Komisi Etik Penelitian ... 47

Lampiran 6 Gambar Penelitian... 48

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah pemberian Air Susu Ibu atau ASI sering menjadi pembicaraan di

kalangan ibu menyusui dewasa ini. Banyak ibu menyusui yang mengkhawatirkan

nutrisi ASI yang diberikan pada bayinya karena asupan gizinya selama proses

menyusui tersebut tidak memadai. Bayi harus diberi ASI tanpa tambahan apapun

untuk memperoleh keuntungan ASI eksklusif. The American Academy of

Pediatrics merekomendasikan kepada setiap ibu hamil untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya dalam waktu sekurang-kurangnya 6 bulan hingga 1 tahun

untuk mendapat keuntungan gizi dari ASI (Nikniaz, Mahdavi, Arefhoesseini, &

Sowti Khiabani, 2009). Di Indonesia, hal tersebut terdapat dalam Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang “Pemberian Air

Susu Ibu Eksklusif”. Dalam Bab I, Pasal I, poin kedua dinyatakan bahwa “Air

Susu Ibu Ekslusif yang selanjutnya disebut ASI eksklusif adalah ASI yang

diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa

menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.”

Praktik pemberian ASI di Indonesia cenderung menurun. Berdasarkan

data Susenas tahun 2004-2008 cakupan pemberian ASI ekslusif di Indonesia

berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan. Cakupan pemberian ASI

eksklusif pada bayi 0-6 bulan turun dari 62,2% (2007) menjadi 56,2% tahun

2008, sedangkan pada bayi sampai 6 bulan turun dari 28,6% (2007) menjadi

24,3% (2008) (Minarto, 2011). Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

1997-2007 memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi ASI eksklusif dari

40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007

(Fikawati dan Syafiq, 2010). Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan penurunan

persentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%.

(10)

2

Jika ibu menyusui tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya, hal ini

sangatlah disayangkan mengingat keuntungan pemberian ASI eksklusif tersebut.

Keuntungan pemberian ASI eksklusif yaitu ASI mudah didapat, murah, dapat

tersedia kapan saja dan dapat mempererat hubungan emosional antara ibu dan

anak. ASI juga dapat mencegah bayi dari berbagai infeksi, seperti infeksi

gastrointestinal, infeksi telinga, radang bakteri selaput otak pada bayi lahir

rendah, dan alergi, terutama asma (Ita, Kasim, & Suwindere, 2008). ASI juga

mengandung faktor protektif seperti Lactobacilus bifidus, laktoferin,

laktoperoksidase, lisozim, komplemen C3 dan C4, imunitas humoral, imunitas

seluler, dan faktor antialergi. Faktor tersebut penting untuk menjaga agar

pertumbuhan bayinya ke arah yang baik (Ita, Kasim, & Suwindere, 2008).

Sebaliknya pemberian susu formula dapat berisiko mengakibatkan reaksi alergi.

Reaksi tersebut berupa timbulnya ruam, muntah, dan diare. Selain itu, patut

dipertanyakan apakah proses distribusi susu formula dilakukan dengan benar dan

dicampur dengan air yang bersih (Guasti, 2012).

ASI mengandung nutrisi yang lengkap untuk perkembangan bayi. ASI

terdiri atas air (88,1 %), laktosa (7,0 %), lemak (3,8 %), protein (0,9 %), lain-lain

(0,2 %) (Ita, Kasim, & Suwindere, 2008). Lemak merupakan makronutrien ASI

yang paling penting. Lemak dalam ASI mengandung 88% long-chain

polyunsaturated fatty acids (LC-PUFAs). LC-PUFAs terdiri dari docosahexanoic acid (DHA) dan arachidonic acid (AA) yang penting untuk perkembangan visus dan kemampuan kognitif anak (Riordan & Wambach, 2009). Dari semua

makronutrien dalam ASI, lemak merupakan komponen yang paling variabel.

Lemak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu metabolisme ibu, berat badan ibu,

diet ibu, umur lahir bayi, dan durasi menyusui (Mannel, Martens, & Walker,

2012). Sebuah studi di Malaysia melakukan penelitian pada anjing yang hamil.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pada anjing tersebut diberikan pola makan

tinggi lemak selama hamil dan menyusui. Pada air susunya tersebut didapatkan

kadar lemak yang tinggi, yang berpengaruh pada pertumbuhan anaknya (Nikniaz,

(11)

3

Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan yang bermakna

antara asupan kalori 24 jam pada ibu menyusui dengan tingginya kadar lemak

dalam ASI.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditarik identifikasi masalah

sebagai berikut:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai

hubungan asupan kalori 24 jam dengan kadar lemak ASI pada ibu menyusui.

1.4.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memicu kalangan ibu menyusui

untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Ibu menyusui diharapkan dapat

memperhatikan asupan gizinya selama menyusui.

1.5. Kerangka Pemikiran & Hipotesis 1.5.1. Kerangka Pemikiran

Produksi ASI distimulasi oleh adanya hisapan bayi dan pengosongan

payudara saat ibu memerah ASI. Kedua hal ini akan merangsang sekresi

prolaktin oleh kelenjar pituitari. Selanjutnya, prolaktin akan menstimulasi

lactocyte untuk mensintesis ASI dengan mengambil substrat dari darah ibu. Dengan demikian kandungan yang terdapat di dalam ASI sangat dipengaruhi

(12)

4

asupan makanan ibu. Dari seluruh makronutrien dalam ASI, lemak merupakan

komponen yang paling variabel. Lemak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

metabolisme ibu, berat badan ibu, diet ibu, umur lahir bayi, dan durasi menyusui

(Mannel, Martens, & Walker, 2012).

1.5.2. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, dapat dibuat hipotesis yaitu

asupan kalori 24 jam mempengaruhi kadar lemak ASI pada ibu menyusui.

1.6. Metodologi

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan metode

pengambilan data cross sectional. Data yang dikumpulkan adalah jumlah asupan

kalori dalam 24 jam dan kadar lemak pada sampel ASI perah. Dari data yang

terkumpul akan dilakukan analisis data menggunakan program SPSS versi 21

dengan metode regresi linear sederhana.

Subjek penelitian responden adalah ibu menyusui dengan usia bayi 0-6

(13)

37

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara asupan kalori 24 jam dengan kadar lemak ASI pada ibu menyusui.

5.2. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai nutrien lainnya yang terkandung dalam ASI.

2. Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan formulir riwayat gizi 7 hari agar hasil lebih akurat.

3. Perlu dilakukan penelitian dengan metode analisis kadar lemak ASI yang lebih akurat.

4. Ibu menyusui sebaiknya memperhatikan asupan kalorinya setiap hari serta memilih makanan dan minuman yang sehat untuk kandungan nutrisi ASI.

(14)

38

DAFTAR PUSTAKA

Applegate, L. (2011, August 1). Dipetik Desember 9, 2013, dari American

College of Sports Medicine:

http://www.acsm.org/about-acsm/media-

room/acsm-in-the-news/2011/08/01/metabolism-is-modifiable-with-the-right-lifestyle-changes

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS 2010

Belitz, H. -D., Grosch, W., & Schieberle, P. (2009). Food Chemistry (4th revised

and extended ed.). Germany: Springer.

Chatterjee, R., Chatterjee, S., Datta, T., Roy, B., & Marimuthu, P. (1997).

Longitudinal Study of Human Milk Creamatocrit and Weight Gain in

Exclusively Breastfed Infants. Indian Pediatrics, 34, 901-904.

Directorate of Health, Ministry of Health and Family Walfare, National Training

Manual on Infant and Young Child Feeding. (2011). Dipetik Desember 9,

2013, dari http://aliveandthrive.org/sites/default/files/Bangladesh%20

National%20Training %20Manual%20on%20IYCF-English.pdf

Fikawati, S. dan Syafiq, A. Kajian Implementasi Dan Kebijakan Air Susu Ibu

Eksklusif Dan Inisiasi Menyusu Dini Di Indonesia. Makara, kesehatan, vol.

14, no. 1, juni 2010: 17-24

Gabriel, A. (2013, April 9). Medscape. Dipetik Desember 9, 2013, dari

reference.medscape.com/article/1273133-overview#aw2aab6b3

Guasti, C. (2012). The Journal Of Global Health. Dipetik Desember 9, 2013, dari

From Breastfeeding to Bottles:

www.ghjournal.org/jgh-print/fall-2012-issue/from-breastfeeding-to-bottles-2/

Ita, Kasim, F., & Suwindere, W. (2008). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku BUTEKI pada Kalangan Pekerja terhadap Pemberian ASI Eksklusif

(15)

39

Kementrian Kesehatan RI, Makanan Sehat Ibu Menyusui. (2011). Dipetik

Desember 9, 2013, dari

http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2013/08/Brosur-Makanan-Sehat-Ibu-Menyusui.pdf

Mannel, R., Martens, P. J., & Walker, M. (2012). Core Curriculum for Lactation

Consultant Practice (3rd ed.). Jones & Bartlett Learning.

Nikniaz, L., Mahdavi, R., Arefhoesseini, S. R., & Sowti Khiabani, M. (2009).

Association Between Fat Content of Breast Milk and Maternal Nutritional

Status and Infants' Weight in Tabriz, Iran. Mal J Nutr, 15 (1), 37-44.

Ning. (2011). Dipetik Juli 18, 2013, dari Badan Pemberdayaan Perempuan,

Perlindungan Anak dan KB Kabupaten Grobogan:

http://pppakb.grobogan.go.id/berita/61-peranan-asi-eksklusif-bagi-ibu-dan-anak.html

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang

Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. (2012). Dipetik November 5, 2013, dari

http://www.depkes.go.id/downloads/PP%20ASI.pdf

Riordan, J., & Wambach, K. (2009). Breastfeeding and Human Lactation (4th

ed.). Jones and Barlett Publishers.

Ronit, L., Francis, M. B., Shaul, D., Mazal, S., & Dror, M. (2007). Consistent

Circadian Variations in Creamatocrit over the First 7 Weeks of Lactation: A

Longitudinal Study. Breastfeeding Medicine, 2 (1), 15-18.

Sizer, F. S., & Whitney, E. (2012). Nutrition: Concepts and Controversies (12th

ed.). Belmont, CA, USA: Wadsworth Cengage Learning.

Waspadji, S. (2010). Daftar Bahan Makanan Penukar (edisi III). Balai Penerbit

Referensi

Dokumen terkait

dilakukan di sekolah adalah menghu-bungkan kegiatan PJAS ini dengan beberapa mata pelajaran yang berkaitan. Misalnya, pelajaran IPA berkaitan dengan kesehatan tubuh

Dari hasil pemaparan serta pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1) Dari tingkat kinerja bahwa variabel Assurance terutama

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka secara khusus tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang isu

“Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap oprasi dan control yang berbeda - beda

Tujuan dari pengaitan matematika sekolah ini adalah untuk mencari metode pengurangan yang lebih tepat dari pada metode yang selama ini digunakan di

dan berbatasan dengan kabupaten Lampung barat yang seperti kita ketahui bahwa daerah Kabupaten Lampungh barat adalah dataran tinggi sehinga udara di Kabupaten

2017). Pendidikan senisebagaibentukun- tukmembentuksikap dan kepribadiananak yang mempunyaifungsi-fungsijiwa yang meliputifantasi, sensitivitas, kreativitas dan

Customer service untuk memperoleh informasi fasilitas yang sedang terjadi gangguan atau komplain, sehingga dapat mengetahui kondisi.. terakhir fasilitas yang