• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE THINK PAIR SHARE NEGERI 2 BERASTAGI T.P. 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE THINK PAIR SHARE NEGERI 2 BERASTAGI T.P. 2012/2013."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE THINK PAIR SHAREDI KELAS VII SEMESTER GENAP

SMP NEGERI 2 BERASTAGI T.P. 2012/2013

Oleh: Emilia Manalu NIM 409141022

Program StudiPendidikanBiologi

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhiSyaratMemperolehGelar SarjanaPendidikan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE THINK PAIR SHARE DI KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 BERASTAGIT.P. 2012/2013

Emilia Manalu (NIM 409141022) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model Jigsaw dengan TPS pada materi pokok Ekosistem di kelas VII SMP N 2 Berastagi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dimana populasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 1 Berastagi yang terdiri dari tujuh kelas dengan jumlah siswa 210 orang. Pengambilan sampel secara random (random sampling) dan didapat dua kelas sebagai sampel yaitu kelas VII-3 dan VII-4 yang berjumlah 76 orang. Kelas VII-3 diajarkan dengan model Jigsaw dan VII-4 dengan model TPS. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan berganda yang berjumlah 25 buah yang digunakan sebagai soal pre-test dan post-test.

Rata-rata hasil belajar yang didapatkan untuk kelas Jigsaw sebasar 76,86 lebih tinggi dibanding kelas TPS yaitu sebesar 70,66 sehingga terdapat perbedaan nilai sebesar 6,2%. Ketuntasan yang didapatkan siswa untuk kelas Jigsaw sebesar 62,% dan untuk kelas TPS sebesar 35,8%.

Uji prasyarat analisis data menunjukkan bahwa data hasil penelitian berdistribusi normal dan kedua kelas sampel memiliki kesamaan varians (homogen). Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji t menghasilkan thitung = 2,60 dan ttabel=1,993 dengan dk=74 dan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan kriteria Ho diterima jika – t1 – ½ <t < t1 - ½ , maka penelitian ini menolak Ho dan menerima Ha. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe Jigsaw dengan TPS pada materi pokok Ekosistem di Kelas VII SMP N 2 Berastagi.

(4)

THE COMPARISON OF STUDENT’S LEARNING RESULT ON ECOSYSTEM

MAIN USING THE COOPERATIVE MODEL JIGSAW TYPE AND THINK PAIR SHARE (TPS) TYPESUBJECT IN VII GRADE OF SMP N 2 BERASTAGI

ACADEMIC YEAR 2012/2013

Emilia Manalu (NIM 409141022)

ABSTRACT

The aim of this research was to know the comparison of student’s learning result taught by Jigsaw and TPS model on Ecosystem main subject in VII Grade of SMP N 2 Berastagi. This research was an experiment research where the population was all the students of VII grade that consist of four class that have 210 students. Taking sample method is done by using random sampling and two class has been made as the sample is VII-3 class and VII-4 class that have 76 students that cover 37 students in VII-3 and 39 students in VII-4. VII-3 as the first experiment class taught by Jigsaw type and VII-4 as the second class taught by TPS type. The instrument in this research is made in multiple choice test which have 25 numbers using as pre-test and post-test.

The learning result have mean 76,86 for Jigsaw class is higher than TPS class that have mean 70,66, so there was difference about 6,2% In Jigsaw class there is 62,% students can reach the minimum passed value is lower than TPS class that have 35,8% can reach the minimum passed value.

Prerequisite test of analysis consisted of normality test and homogeneity test. The result was showed that all groups were in normal distribution and the sample have same of varians value (homogeneous data). The analysis data or hypothesis test used t test that showed tcount=2,60 and ttable=1,993 with significance level 0,05. Based on the criteria that Ho accepted if – t1 – ½ < t < t1 - ½ , so that this research rejected Ho and accepted Ha. The conclusion of this research is there is difference of student’s learning result taught by Jigsaw model and TPS model on Ecosystem main subject in VII Grade of SMP N 2 Berastagi academic year 2012/2013.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata pengantar v

Daftar isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Teori belajar 8

2.1.2. Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil balajar 9

2.1.3. Teori belajar bermakna 11

2.1.4. Model Belajar 13

2.2. Pembelajaran kooperatif 14

2.2.1. Pengertian pembelajaran kooperatif 14

2.2.2. Ciri-ciri dan Tujuan Pembelajaran Kooperatif 15

2.3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 16

2.4. Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS 19

2.4.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS 19 2.4.2. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran kooperatif Tipe TPS 20 2.5. Pokok bahasan Ekosistem, Peran dan Interkasinya 21

2.6. Kerangka Konseptual 28

2.7. Hipotesis Penelitian 28

BAB III METODE PENELITIAN 29

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 29

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 29

(6)

3.4. Instrumen Penelitian 29

3.5. Desain Penelitian 32

3.6. Prosedur Penelitian 32

3.7. Uji Coba Instrumen penelitian 32

3.8. Teknik Analisis Data 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 37 4.1. Hasil Penelitian 38

4.1.1. Deskripsi Pembelajaran Jigsaw dan TPS 38 4.1.2 Deskripsi Data Penelitian 38 4.1.2.1 Analisis Instrumen Penelitian 38 4.1.2.2 Validitas Soal 38

4.1.2.3 Reliabilitas Soal 38 4.1.2.4 Tingkat Kesukaran Soal 38

4.1.2.5 Tingkat Daya Beda Soal 39

4.1.3 Data Hasil Penelitian 39

4.1.3.1 Data Nilai Pre-test 39

4.1.3.2 Data Nilai Post-test 41

4.2 Uji Prasyarat Analisis Data 43

4.2.1 Uji Normalitas 43

4.2.2 Uji Homogenitas 44

4.3 Pengujian Hipotesis 45

4.4 Pembahasan 45

BAB V KESIMPULAN 49

5.1 Kesimpulan 49

5.2 Saran 49

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Table 2.1. Konversi Skor Perkembangan 18

Tabel 2.2. Tingkat Penghargaan Kelompok 18

Tabel 3.1. Kisi-kisi tes penilaian pada sub pokok bahasan ekosistem 31

Tabel 3.2. Desain Penelitian 32

Tabel 4.1 Nilai pre-test kelas Jigsaw dengan TPS 40

Tabel 4.2 Nilai post-test kelas Jigsaw dengan kelas TPS 42 Tabel 4.3 Data hasil uji normalitas data pre-test dan post-tes 44

(8)

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw 17

Gambar 2.2. Individu Hewan 22

Gambar 2.3. Populasi Hewan 22

Gambar 2.4. Ekosistem Pantai lampuuk 22

Gambar 2.5. Ekosistem Danau Laut Tawar 22

Gambar 2.6. Ekosistem ladang 23

Gambar 2.7. Ekosistem waduk 23

Gambar 2.8. Produsen 24

Gambar 2.9. Konsumen tingkat I 24

Gambar 2.10. Konsumen tingkat II 24

Gambar 2.11. Konsumen tingkat III 25

Gambar 2.12. Konsumen tingkat IV 25

Gambar 4.1. Digram batang perbandingan nilai

fre-test Jigsaw dan TPS 41

Gambar 4.2. diagram batang perbandingan nilai

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 52

Lampiran 2. RPP kelas Jigsaw 54

Lampiran 3. RPP kelas TPS 63

Lampiran 4. Instrumen penelitian 71

Lampiran 5. Kunci jawaban 77

Lampiran 6. LKS kelas TPS 78

Lampiran 7. Perhitungan validitas butir soal 79

Lampiran 8. Perhitungan reliabilitas butir soal 81

Lampiran 9. Perhitungan daya beda soal 82

Lampiran 10. Tingkat kesukaran butir soal 84

Lampiran 11. Keterangan uji instrumen penelitian 86

Lampiran 12. Data hasil pre-test dan post-test 88

Lampiran 13. Data hasil belajar 90

Lampiran 14. Perhitungan rata-rata,standart deviasi dan varians 94

Lampiran 15. Uji normalitas data 98

Lampiran 16. Uji homogenitas data 102

Lampiran 17. Uji hipotesis 106

Lampiran 18. Tabel Uji Validitas, Realibilitas dam Tingkat Kesukaran 108

Lampiran 19. Tabel Uji Daya Beda 109

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai tugas penting dalam menyiapkan sumber daya

manusia untuk pembangunan nasional. Karena pendidikan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembangunan maka pendidikan harus diselenggarakan

dengan baik agar menghasilkan manusia yang tangguh bagi pembangunan

nasional. Namun yang menjadi masalah yaitu mengenai kualitas pendidikan yang

msih rendah. Kualitas pendidikan yang rendah di sebabkan karena kurangnya

efektifitas dalam pembelajaran.

Pembelajaran yang efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan

peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat

tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik

(dosen, guru, instruktur, dan trainer) khususnya guru dituntut untuk dapat

meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat

berguna. Dalam proses pembelajaran akan jauh lebih baik jika kita

memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan proses

yang baik pula. Adanya metode yang kurang tepat akan menimbulkan kejenuhan

anak terhadap materi yang diajarkan. Hal ini berakibat motivasi belajar siswa,

karena pembelajaran dirasakan tidak menarik, sehingga pembelajaran itu tidak

efektif.

Efektivitas dan efisiensi belajar individu di sekolah sangat bergantung

kepada peran guru. Salah satu peran yang harus dilakukan seorang guru adalah

mempersiapkan apa yang akan dilakukan didalam proses belajar mengajar.

Menurut Rohani dalam bukunya yang berjudul “ Pengelolaan Pengajaran “ Suatu

pengajaran yang baik adalah apabila proses pengajaran itu menggunakan waktu

(11)

lebih tepat dan cermat secara optimal. Waktu pengajaran yang sudah ditentukan

sesuai dengan bobot materi pembelajaran maupun capaian tujuan instruksionalnya

diharapkan dapat memberikan sesuatu yang berharga dan berhasil guna bagi

peserta didik.

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar.

Menurut Ruseffendi (dalam Shintia Mayasari) faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan siswa dalam belajar terdiri dari faktor dalam dan faktor luar. Faktor

dalam diantaranya, kecerdasan anak, kesiapan anak, bakat anak, kemauan belajar,

dan minat anak. Sedangkan faktor luar meliputi: model penyajian materi , pribadi

dan sikap guru, suasana pengajaran, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat

luas.hal ini sesuai dengan pendapat Mo Morse (dalam Ketut Suma, 2010: 47)

menyatakan Kualitas pendidikan pada umumnya sangat ditentukan oleh kualitas

proses pembelajaran disekolah, pilihan-pilihan pedagogis guru dalam pemilihan

metode pembelajaran mempengaruhi belajar siswa.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru bidang studi biologi di

SMP Negeri 2 Berastagi menyatakan bahwa hasil belajar biologi siswa masih

renda. Dilihat berdasarkan Daftar Kumpulan Nnilai (DKN), Bahwa dari 40 orang

siswa kelas VII 60 % yang nilainya dibawah 75. Sedangkaan kriteria ketuntasan

minimal di sekolah tersebut adalah 75. Metode pembelajaran biologi yang

diterapkan oleh guru seringkali adalah metode etode konvensional. Dalam

wawancara tersebut guru juga menyimpulkan bahwa masih rendahnya minat

blajar siswa ini ditandai dengan kurang nya partisipasi siswa dalam proses belajar

mengajar (PBM) dan timbulnya suasana belajar yang tidak kondusif, karena

pelajaran biologi dianggap suatu pelaaran yang membosankan.

Banyak hal yang mungkin dilakukan dalam meningkatkan efektifitas

pembelajaran antara lain mendesain pembelajaran semenarik mungkin dengan

menggunakan model-model pembelajaran yang kreatif dan inovatif, menciptakan

suasana ruangan kelas yang dapat menumbuhkan minat belajar bagi siswa, juga

mengatur jam pelajaran sebaik mungkin artinya pelajaran yang dianggap susah

dan butuh konsentrasi tinggi seperti matematika,fisika,IPA, kimia, tidak

(12)

Salah satu dari solusi diatas yang akan akan di gunakan oleh peneliti

adalah mendesain pembelajaran semenarik mungkin dengan menerapkan

model-model pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Menerapkan pembelajaran yang

kreatif dan inovatif dapat membuat siswa lebih aktif karena dengan cara diskusi,

materi pelajaran dapat dibangun bersama. Hal ini sesuai dengan pendapat Slavin

(dalam Komang Wihatyane, 2012: 140) menyatakan siswa akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep - konsep yang sulit apabila mereka dapat

mendiskusikan dengan temannya. Pengetahuan dibentuk bersama berdasar-kan

pengalaman serta interaksinya dengan lingkungan di dalam kelompok belajar,

sehingga terjadi saling memperkaya diantara anggota kelompok. Hal diatas juga

sesuai dengan pendapat Lie (dalam Komang Wihatyane2002: 40), bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif memberikan

kesempatan kepada kelompok untuk berbagi informasi dengan ke-lompok lain,

memberikan kesem-patan kepada siswa untuk bertukar pikiran,

Dalam penelitian ini, peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe

TPS dan tipe Jigsaw. Model pembelajarankooperatif tipe TPS pertama kali

dikembangkan oleh Profesor Frank Lyman pada tahun 1981. Sejak saat itu, model

pem-belajaran kooperatif tipe TPS merupakan suatu cara yang efektif untuk

membuat variasi suasana pola diskusi kelas . Model pembelajaran kooperatif tipe

TPS ini dapat meningkatkan daya nalar siswa, daya kritis siswa daya imajinasi

siswa dan daya analisis terhadap suatu permasalahan.Selain itu pada model

pembelajaran tipe TPS ini dapat meningkatkan kerja sama antar siswa ,

membangun rasa percaya diri siswa untuk menyampaikan pendapatnya dan,

menurut Slavin (2005: 32) teori, riset dan praktik model pembelajaran koo-peratif

tipe TPS dapat menghemat waktu, sehingga waktu pembelajaran lebih efektif dan

dititikberatkan pada hasil belajar siswa. Hasil belajar inilah yang akan menjadi

ukuran tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan.

Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah Salah satu

pendekatan yang menekankan efektivitas dari peserta didik . Para siswa dituntut

(13)

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemampuan akademik,

melatih keterampilan berbicara, sekaligus menanamkan moralitas siswa. Selain itu

juga model kooperatif tipe jigsaw ini mendorong siswa untuk lebih percaya pada

kemampuan sendiri hingga menumbuhkan rasa percaya diri yang tinggi juga

mendorong siswa Untuk saling menghormati hingga dapat meningkatkan

pencapaian akademik dan social termasuk meningkatkan prestasi belajar.

Kedua model diatas sangat menekankan kepada pembentukan kelompok

baik berupa tim maupun berpasangan. Yang pada dasarnya dapat meningkatkan

efektifitas pembelajaran karena melibatkan siswa secara aktif dalam

pembelajaran.

Sastri (2011) menyatakan bahwa tingkat penguasaan siswa yang diajar

menggunakan model jigsaw lebih tinggi di banding dengan penguasaan siswa

yang diaajar degan TPS yang di tunjukkan dari nilai rata-rata siswa kelas jigsaw

yaitu 82,3, sedangkan kelas TPS nilai rata-ratanya 78. Sehubungan dengan itu,

Andi (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang

di ajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw jauh lebih tinggi di

banding dengan kelas yang di ajar dengan metode konvensional. Pada kelas

jigsaw nilai rata-ratanya 81,75, sedangkan kelas konvensional hanya mendapat

nilai rata-rata 68,3.

Materi yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah Ekosistem. Salah

satu kompetensi dasar pada materi ini adalah menentukan ekosistem dan saling

hubungan antara komponen ekosistem. penulis memilih materi ini karena materi

ini sangat cocok untuk di ajarkan dengan metode diskusi. Model kooperatif tipe

TPS dan tipe Jigsaw sangat membantu ketercapaian kompetensi dan hasil belajar

yang diharapkan karena menekankan pada pembelajaran berdasarkan kelompok

hingga membantu dalam mengefektifkan pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di muka maka perlu dilakukan pengujian

terhadap TPS dan Jigsaw untuk menemukan tipe kooperatif yang paling baik

dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

(14)

Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi identifikasi masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Rendahnya efektivitas pembelajaran hingga mempengaruhi prestasi dan hasil

belajar siswa

2. Pemilihan model pembelajaran masih kurang tepat sehingga membuat siswa

kurang aaktif dalam pembelajaran.

3. Siswa masih kurang aktif dan kurang motivasi dalam kegiatan belajar

mengajar hingga pembelajaran tidak efektif.

4. Siswa sering merasa bosan bila belajar dengan metode itu-itu saja

5. Rendahnya daya serap siswa terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru hal

ini ditandai dengan masih minimnya siswa yang mendapat nilai sesuai dengan

KKM yang telah ditentukan yaitu 75.

1.3.Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Model belajar yang digunakan pada penelitian ini adalah model Think Pair

Share dan model Jigsaw.

2. Materi yang digunakan adalah materi pokok Ekosistem

3. Subjek penelitian adalah siswa SMP Negeri 2 Berastagi kelas VII-3 dan VII-4

Tahun Pembelajaran 2012/2013.

4. Hasil belajar siswa pada materi pokok Ekosistem.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah maka yang menjadi

rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok Ekosistem

di SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok Ekosistem di SMP

(15)

3. Bagaimana perbandingan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan model kooperatif tipe Think Pair

Share pada materi pokok Ekosistem di SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran

2012/2013?

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Peningkatan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok Ekosistem di SMP

Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2011/2012?

2. Peningkatan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipeThink Pair Share pada materi pokok Ekosistem

di SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2012/2013?

3. Perbandingan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model Think Pair

Share dengan model Jigsaw pada materi pokok Ekosistem di SMP Negeri 2

Berastagi Tahun Ajaran 2012/2013?

1.6. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Dapat memberikan masukan dalam pengembangan dunia pendidikan tentang

penggunaan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

2. Guru

Memberikan masukan dan pertimbangan untuk menerapkan model

pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar siswa

3. siswa

a. meningkatkan hasil belajar biologi siswa dalam materi pokok Ekosistem

b. melatih siswa berperan aktif selama proses pembelajaran biologi pada

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Hasil belajar siswa untuk kelas yang diajar dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok Ekosistem di kelas VII SMP N 2

Berastagi adalah 76,86,

2. Hasil belajar siswa untuk kelas yang diajar dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS pada materi pokok Ekosistem SMP N 2 Berastagi adalah

70,66

3. Perbedaan hasil belajar untuk kelas Jigsaw dengan TPS adalah sebesar 6,2% ,

sehingga model pembelajaran Jigsaw lebih baik dibandingkan model Think

Pair Share (TPS) pada materi pokok Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 2

Berastagi.

5.2. Saran

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan TPS perlu ditindaklanjuti

dalam pelaksanaannya disekolah. hal ini dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dan juga dapat meningkatkan kerja sama, rasa tanggung jawab dan juga

komunikasi yang baik antarsiswa.

2. Dalam pelaksanaannya guru juga harus memilih materi yang sesuai dengan

model yang akan digunakan dalam pembelajaran supaya tujuan pembelajaran

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Agnesia.,( 2010), Makalah Tentang Permasalahan Pendidikan di Indonesia, http://agnesiachubie.student.umm.ac.id/2010/01/26/hello-world/, Diakses 7 Februari 2013

Arikunto, S, (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Djamarah, S., (2010), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta

Mayasari,shintia dkk, (2012), Jurnal pendidikan matematika: Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika,Vol.1,No.4, Diakses 7 Februari 2013

Sagala, S, (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung

Sahputra, Andi, (2011), penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi pokok sistem ekskresi pada manusia dikelas XI SMA Negeri 14 Medan , Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan

Sanjaya, W, (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta

Sastri, Hilda, (2011), perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan tipe TPS terhadap hasil belajar siswa pada sub materi pokok sistem ekskresi pada manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 4 pematang siantar T.P. 2010/2011, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan

Slameto, (2011), Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Slavin , Robert E, (2005), Cooperative Learning. Nusa Media,Bandung

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandunng

Suma , ketut, (2010), jurnal pendidikan dan pengajaran : fektivitas pembelajaran berbasis inkuiri dalam peningkatan penguasaan keonten dan penalaran ilmiah calon guru fisika. No. 6. Hal.47-55, Diakses 7 Februari 2013

(18)

Wihatyane, komang dkk,( 2012), Jurnal Pendidikan Matematika : efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe group investigation ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa. Vol. 1, No. 4, Diakses 7 Februari 2013

winarsih, anni dkk,( 2008), Ipa Terpadu. Grasindo : Indonesia

Gambar

Table 2.1. Konversi Skor Perkembangan  Tabel 2.2. Tingkat Penghargaan Kelompok  Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

NGKAP KANAN.. Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Uji Coba Tutupan Ijuk dan Karung Goni pada Pengoperasian Bubu Tambun di Perairan Kepulauan Seribu” adalah

Skripsi yang berjudul “OPTIMASI FORMULASI SEDIAAN LEPAS LAMBAT TABLET TEOFILIN DENGAN MATRIKS ETIL SELULOSA (EC) DAN HIDROKSIETIL SELULOSA (HEC) DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN

Tren  nilai  CPUE  dari  ikan  teri  terlihat  mengalami  peningkatan  yang  sangat  signifikan  sejak  tahun  2006.  Hal  ini  disebabkan  oleh  jumlah  catch

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui pengaruh metode latihan soal- soal dalam pembelajaran akuntansi keuangan terhadap prestasi belajar siswa, (2)

Dalam : Noer, dkk, editors, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi ketiga, Penerbit FK UI, Jakarta.. Tjokroprawiro,

Dalam menyampaikan pesan tentang arti pentingnya dua anak lebih baik yang merupakan anjuran pemerintah demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Wonoharjo, para

Hipotesis diuji menggunakan Anava (Analisis variansi). Dari hasil analisis dapat disimpulkan: 1) ada pengaruh metode siklus belajar 5E dan inkuiri terbimbing terhadap

Telah disusun rancangan sistem kendali karakteristik CPO selama pengaliran yaitu (A) kendali pengaliran pada kondisi isotermal pada suhu tertentu (dipilih di antara suhu