• Tidak ada hasil yang ditemukan

REDESAIN GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REDESAIN GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Periode Februari 2016

REDESAIN GEDUNG KESENIAN GDE MANIK

SINGARAJA

Oleh :

GEDE YOGI SWARA PRADITA NANDA

1204205101

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)

(2)

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Periode Februari 2016

REDESAIN GEDUNG KESENIAN GDE MANIK

SINGARAJA

Oleh :

GEDE YOGI SWARA PRADITA NANDA

1204205101

Dosen Pembimbing:

1. Ir. Nengah Keddy Setiada, MT

2. Ir. I Gusti Bagus Budjana, MT

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)

(3)

TUGAS AKHIR REDESAIN GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

GEDE YOGI SWARA PRADITA NANDA

(4)
(5)
(6)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR

Jalan Kampus Bukit Jimbaran - Bali (0361) 703384, 703320 Fax : 703384

www.ar.unud.ac.id

PERNYATAAN

Judul Tugas Akhir : Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja Nama : Gede Yogi Swara Pradita Nanda

NIM : 1204205101 Program Studi : Arsitektur Periode : Pebruari 2016

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak terdapat karya pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi. Sepanjang

pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan di dalam daftar pustaka.

Denpasar, 19 April 2016

Gede Yogi Swara Pradita Nanda

(7)

iii ABSTRAK

ABSTRACT

Gde Manik Arts Centre is a cultural asset Buleleng regency which was built in the

1980s as a used for artistic performances or festivals organized by government

and society. In its golden age, this building is a means of performances that have

demonstrated a variety art of Bali and local arts Buleleng. But in a growing era

and the emergence of human indifference, the building was as underappreciated

due to the many performances of modern art displayed in the open area.

Moreover, because this building can not accommodate the number of spectators

were present performances featuring national artists, the building was slowly

abandoned by the society. That was the reason this building will be redesign

hoping to become the pride of Buleleng people especially. As be use the theme of

harmonization of modern and balinese traditional architecture, this building will

show a modern impression to follow the current development however would not

relieve balinese traditional architecture while retaining the existence of balinese

elements. Gde Manik Arts Centre will accommodate 1200 people with 2757 m2

building area.

Keywords: Gde Manik Art Centre, art, art perform, Singaraja

ABSTRAK

Gedung Kesenian Gde Manik merupakan aset budaya Kabupaten Buleleng yang

dibangun pada tahun 1980an sebagai sarana pertunjukan kesenian atau festival

yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat. Pada jaman

keemasannya, gedung ini merupakan sarana pertunjukan yang telah

mempertunjukkan beragam kesenian-kesenian daerah bali, dan kesenian daerah

Buleleng. Namun seiring berkembangnya jaman dan munculnya sikap acuh tak

acuh manusia, gedung ini pun seperti kurang dipedulikan akibat banyaknya

(8)

iv gedung ini tidak bisa menampung jumlah penonton yang ada saat pertunjukan

yang menampilkan artis nasional, gedung ini pun perlahan ditinggalkan

masyarakat. Hal tersebutlah yang mendasari gedung ini diredesain dengan

harapan bisa menjadi kebanggaan masyarakat Buleleng pada khususnya. Dengan

mengambil tema harmonisasi unsur modern dan tradisional Bali, gedung ini akan

menampilkan kesan modern agar mengikuti perkembangan jaman tetapi tidak

akan meninggalkan arsitektur tradisional Bali dengan tetap mempertahankan

unsur-unsur lokal yang ada di Bali. Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja akan

menampung 1200 orang dengan luas bangunan 2757 m2.

(9)

vi KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa

karena atas berkat rahmat-Nya, Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Redesain

Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja” ini sebagai syarat untuk menyelesaikan

pendidikan Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana dapat

terselesaikan dengan baik.

Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada

yang terhormat.

1. Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP. selaku Dosen Koordinator

mata kuliah Seminar Tugas Akhir tahun 2015.

2. Bapak Ir. I Nyoman Surata, MT. selaku Dosen Koordinator mata kuliah

Studio Tugas Akhir tahun 2016

3. Bapak Ir. Nengah Keddy Setiada, MT. selaku Dosen Pembimbing 1.

4. Bapak Ir. I Gusti Bagus Budjana, MT.selaku Dosen Pembimbing 2.

5. Bapak Dr. Ir. I Made Adhika, MSP. selaku Dosen Penguji I Mata Kuliah

Seminar Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

Udayana.

6. Bapak I Wayan Wiryawan, ST., MT. selaku Dosen Penguji I Mata Kuliah

Studio Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

Udayana.

7. Bapak I Nyoman Susanta, ST., MErg. selaku Dosen Penguji II Mata

Kuliah Seminar dan Studio Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur Fakultas

Teknik Universitas Udayana.

8. Ibu Ni Ketut Agusinta Dewi, ST., MT., PhD. selaku Dosen Penguji III

Mata Kuliah Seminar dan Studio Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur Fakultas

Teknik Universitas Udayana.

9. Bapak dan Ibu Dosen pengampu mata kuliah Seminar Tugas Akhir tahun

2015 dan Studio Tugas Akhir tahun 2016.

10. Seluruh Staf Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Udayana yang

(10)

vii

11. Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng yang telah memberikan penulis

ijin untuk melaksanakan observasi lapangan.

12. Bapak Drs. Made Sumiada dan Ibu Ni Made Hasrini, Spd selaku orang tua

penulis yang telah memberi doa dan dukungan baik secara materi maupun

non-materi.

13. Keluarga yang telah memberikan dukungan yang banyak dari segi moral.

14. Rekan-rekan kuliah, terutama mahasiswa Seminar dan Studio Tugas Akhir

periode 2015-2016 serta mahasiswa arsitektur angkatan 2012 yang telah

sangat banyak memberikan bantuan selama proses perkuliahan.

15. Dan semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tak langsung

dalam penyusunan tugas ini yang tidak dapat penulis sebutkan

satu-persatu.

Penulis sangat menyadari bahwa Seminar Tugas Akhir ini masih jauh dari

sempurna, sehingga memerlukan masukan dari berbagai pihak demi

penyempurnaan Seminar Tugas Akhir ini. Penulis juga memohon maaf apabila

selama penyusunan makalah ini terjadi hal-hal yang kurang berkenan baik

disengaja maupun yang tidak disengaja.

Semoga Seminar Tugas Akhir mengenai “Redesain Gedung Kesenian Gde

Manik Singaraja” ini dapat bermanfaat bagi Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik,

Universitas Udayana, khususnya bagi para dosen pengajar dan mahasiswa

sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Denpasar, 14 Juni 2016

(11)

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN……… i

LEMBAR REVISI ……….. ii

SURAT PERNYATAAN ……… iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL……….. xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan... ... ……… 3

1.4Metode Perancangan……… 4

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA 2.1 Gambaran Umum Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja... 7

2.2Kondisi Eksisiting Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja... 8

2.2.1 Kondisi Non Fisik Eksisting…… ... 9

2.2.2 Kondisi Fisik Eksisting ………. 10

2.3Potensi dan Permasalahan Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja ………. 14

2.3.1 Potensi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja……….. 14

2.3.2 Permasalahan Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja……… 21

2.4 Simpulan Permasalahan ……….. 23

2.5 Simpulan Analisis Fungsi, Lokasi dan Kebutuhan Bangunan GKGM……… 23

BAB III PEMAHAMAN TEORI REDESAIN GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA 3.1 Pemahaman Teori ……….. 25

3.1.1Pemahaman tentang Redesain ……….. 25

(12)

iii

3.1.3Seni Pertunjukan ……… 30

3.1.3.1Seni Pertunjukan Tradisional Bali ………. 31

a. Seni Tari Bali ………... 31

b. Seni Musik Bali / Karawitan ……… 32

c. Seni Drama Bali ……….. 33

d. Jumlah Civitas seni pertunjukan Bali ……….. 34

3.1.3.2Seni Pertunjukan Modern ……….. 35

a. Seni Tari Modern / Modern dance ……….. 35

b. Seni Musik Modern ………. 37

c. Seni Teater Modern ……… 42

3.1.2.1Kebutuhan ruang pada panggung (stage) seni pertunjukan (Analisis pertunjukan gong kebyar)………. 44

3.1.4Tinjauan Gedung Pertunjukan ……….. 46

3.1.4.1Sejarah Gedung Pertunjukan di Indonesia ……… 46

3.1.4.2Fungsi dan Peranan Gedung Pertunjukan ……… 47

3.1.4.3 Penataan Ruang Gedung Pertunjukan ……… 48

3.1.4.4Jenis-jenis Gedung Pertunjukan ……… 48

3.1.4.5 Bentuk Panggung pada Gedung Pertunjukan ……… 48

3.1.4.6Ruang-ruang yang dibutuhkan pada Gedung Pertunjukan ……… 50

3.1.4.7Akustik Ruang ………... 56

3.1.4.8 Penghawaan dan pencahayaan Gedung ………. 64

3.2Kajian Terhadap Objek Sejenis ……….. 66

3.2.1 Balai Sarbini Jakarta ……….. 66

3.2.2 Perth Concert hall, Asutralia ……….. 73

3.2.3 Balai Budaya Gianyar ……… 77

3.2.4 Kesimpulan pemahaman objek sejenis ……….. 80

BAB IV PEMROGRAMAN RUANG 4.1 Tema perancangan ……….. 82

4.1.1 Pendekatan tema………. 83

4.1.2 Rumusan tema……… 84

4.1.3 Perwujudan tema……… 85

(13)

iv

4.3 Program Fungsional……… 88

4.3.1 Analisis kebutuhan ruang. ………. 88

4.2.2 Kebutuhan ruang…………...……….. 92

4.4 Program Performansi ……….. 96

4.4.1 Tuntutan dan persyaratan ruang ………. 96

4.5 Program Arsitektural ………... 104

4.5.1 Studi Kapasitas ……….. 104

4.5.2 Besaran ruang………..106

4.5.3 Hubungan ruang ………. 108

4.5.4 Sirkulasi ruang ………... 112

4.5.5 Organisasi ruang ……… 113

4.6 Pogram Site ……… 114

4.6.1 Eksisting tapak……….. 115

4.6.2 Analisa tapak ………. 115

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak………. 119

5.1.1 Konsep Entrance Tapak……….. 119

5.1.2 Konsep Zoning Tapak ……… 122

5.1.3 Konsep Massa Bangunan ………... 124

5.1.4 Konsep Penataan Parkir ………. 126

5.1.5 Konsep Ruang Luar ………... 129

5.2 Konsep Perancangan Bangunan ……….. 131

5.2.1 Konsep Entrance Bangunan ………... 131

5.2.2 Konsep Zoning dalam Bangunan ………... 132

5.2.3 Konsep Sirkulasi dalam Bangunan ……… 134

5.2.4 Konsep Tampilan Bangunan ………. 136

5.2.5 Konsep Ruang Dalam ……… 137

5.2.6 Konsep Struktur Bangunan ……… 138

5.3 Konsep Utilitas ………... 139

5.3.1 Konsep Distribusi Tenaga Listrik ……….. 140

5.3.2 Konsep Pencahayaan ………. 141

(14)

v

5.3.4 Konsep Sistem Akustik ………. 142

5.3.5 Konsep Air Bersih ………. 144

5.3.6 Konsep Air Kotor……… 145

5.3.7 Konsep Air Hujan ……….. 146

5.3.8 Konsep Sistem Penangkal Petir ……… 146

5.3.9 Konsep Sistem Pemadam Kebakaran ……… 147

5.3.10 Konsep Pembuangan Sampah ………. 148

5.3.11 Konsep Keamanan Gedung ………. 149

DAFTAR PUSTAKA

(15)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alur Pemikiran dalam Tahapan Spesifikasi Proyek……….. 5

Gambar 1.2 Alur Pemikiran dalam Tahapan Pemrograman………. 6

Gambar 1.3 Alur Pemikiran dalam Metode Perancangan……… 6

Gambar 2.1 Peta Lokasi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja ……….. 8

Gambar 2.2 Perspektif eksterior GKGM………... 12

Gambar 2.3 Perspektif eksterior GKGM………... 12

Gambar 2.4 Bangunan Suci GKGM………..……... 13

Gambar 2.5 Halaman Belakang GKGM ………. 13

Gambar 2.6 Toilet penonton GKGM ………... 13

Gambar 2.7 Stage GKGM ……… 13

Gambar 2.8 Parkir GKGM……… 13

Gambar 2.9 Toilet penonton GKGM………... 13

Gambar 2.10 Penggunaan lahan dan bangunan ……….. 14

Gambar 2.11 Zoning pada site………. 17

Gambar 2.12 Zoning pada bangunan (lantai 1)……… 17

Gambar 2.13 Zoning pada bangunan (lantai 2) ………... 18

Gambar 2.14 Tampilan bangunan…..………... 19

Gambar 2.15 Parkir GKGM……….. 20

Gambar 2.16 Parkir GKGM……….. 20

Gambar 2.17 Penghawaan dan pencahayaan ……… 21

Gambar 2.18 Kondisi backstage …….………. 21

Gambar 2.19 Kondisi Parkir ……… 22

Gambar 2.20 Sirkulasi GKGM lantai 2 ……… 22

Gambar 3.1 Popping dance ……….. 35

Gambar 3.2 Shuffle dance ……… 36

Gambar 3.3 Breakdance ……… 37

Gambar 3.4 Bebarungan Gong Kebyar Mengwi vs Kuta Utara……….. 45

Gambar 3.5 Denah panggung bebarungan gong kebyar Mengwi vs Kuta Utara… 46 Gambar 3.6 Denah panggung tapal kuda ……… 49

(16)

vii

Gambar 3.8 Denah panggung area penuh bentuk segiempat ……….. 50

Gambar 3.9 Denah panggung area penuh bentuk lingkaran ……….. 50

Gambar 3.10 Ukuran tempat duduk ………. 50

Gambar 3.11 Letak pintu keluar pada gedung pertunjukan………... 51

Gambar 3.12 Perbandingan ruang penonton tradisional ………... 52

Gambar 3.13 Tinggi tempat duduk ………... 52

Gambar 3.14 Panggung percobaan ……….. 53

Gambar 3.15 Ruang ganti pakaian ………... 54

Gambar 3.16 Toleransi waktu bunyi susulan ± 20% ………... 57

Gambar 3.17 Kejelasan terdengarnya dialog……… 58

Gambar 3.18 Bentuk langit-langit yang menguntungkan ……… 59

Gambar 3.19 Bentuk langit-langit yang tidak menguntungkan ………... 59

Gambar 3.20 Bentuk denah yang kurang menguntungkan ……….. 60

Gambar 3.21 Dinding diberi lipatan untuk menghantar bunyi ………. 60

Gambar 3.22 Turunnya volume suara melalui bidang yang menyerap bunyi…….. 61

Gambar 3.23 Peninggian deret tempat duduk sebagai spiral yang logis ……... 61

Gambar 3.24 Lapisan dinding………... 62

Gambar 3.25 Layar untuk penghantar bunyi……….... 62

Gambar 3.26 Pembentukan titik api pada bidang yang dibengkokkan ………….... 62

Gambar 3.27 Penghantar bunyi yang menguntungkan oleh pembengkokan yang disesuaikan………. 63

Gambar 3.28 Tampilan bangunan Balai Sarbini, Jakarta………. 66

Gambar 3.29 Interior lobby Balai Sarbini, Jakarta ……….. 67

Gambar 3.30 Cafetaria dan function room………... 67

Gambar 3.31 Entrance………. 68

Gambar 3.32 Denah lobby……… 68

Gambar 3.33 Main hall / Stage………. 69

Gambar 3.34 VIP Seat……….. 69

Gambar 3.35 Seating Layout……… 70

Gambar 3.36 Stage Balai Sarbini……….. 70

Gambar 3.37 Denah Stage Balai Sarbini……….. 71

Gambar 3.38 Sound System………. 72

(17)

viii

Gambar 3.40 Tampilan Perth Concert Hall, Australia………. 73

Gambar 3.41 Peta lokasi Perth Concert Hall ………... 74

Gambar 3.42 Art Festival di Perth Concert Hall, Australia………. 75

Gambar 3.43 Denah Perth Concert Hall, Australia……….. 77

Gambar 3.44 Tampilan Bangunan Balai Budaya Gianyar ……….. 77

Gambar 3.45 Denah lantai 1………. 78

Gambar 3.46 Denah lantai 2………. 79

Gambar 4.1 Fasilitas ruang pada site ………... 86

Gambar 4.2 Fasilitas ruang pada lantai 1……….. 86

Gambar 4.3 Fasilitas ruang pada lantai 2……….. 87

Gambar 4.4 Alur kegiatan pengisi acara ……….. 90

Gambar 4.5 Alur kegiatan panitia acara ……….. 90

Gambar 4.6 Alur kegiatan pengunjung ……… 91

Gambar 4.7 Alur kegiatan wartawan / pers ………. 91

Gambar 4.8 Alur kegiatan pengelola ……… 91

Gambar 4.9 Sirkulasi GKGM ……….. 112

Gambar 4.10 Organisasi ruang……… 113

Gambar 4.11 Peta lokasi GKGM……… 114

Gambar 4.12 Kondisi eksisting tapak ………. 115

Gambar 4.13 vegetasi pada site ………..….. 116

Gambar 4.14 Iklim di GKGM ……….. 117

Gambar 5.1 Letak Entrance Eksisting ……….. 120

Gambar 5.2 Tampilan Entrance Eksisting ……… 120

Gambar 5.3 Konsep entrance tapak ……….. 121

Gambar 5.4 Tampilan Entrance tapak ……….. 121

Gambar 5.5 Zoning tapak GKGM ……… 122

Gambar 5.6 Zoning tapak konsep baru ………. 123

Gambar 5.7 Bentuk massa eksisting GKGM Singaraja ……….. 124

Gambar 5.8 Konsep baru massa bangunan GKGM ……….. 125

Gambar 5.9 Parkir Eksisting GKGM Singaraja ……… 126

Gambar 5.10 Pola Parkir Kendaraan 450….………. 127

Gambar 5.11 Pola Parkir Kendaraan 900………... 128

(18)

ix

Gambar 5.13 Keadaan Eksisting Ruang Luar ..………. 129

Gambar 5.14 Konsep Ruang Luar GKGM Singaraja ……….. 130

Gambar 5.15 Entrance Bangunan Eksisting ………. 131

Gambar 5.16 Konsep Entrance Bangunan ……… 132

Gambar 5.18 Konsep Zoning Bangunan ………... 133

Gambar 5.19 Konsep zoning vertikal ………... 134

Gambar 5.20 Sirkulasi vertikal GKGM Singaraja ……… 135

Gambar 5.21 Tampilan Bangunan Eksisting GKGM Singaraja ………... 136

Gambar 5.22 Tampilan bangunan dengan konsep baru ……… 137

Gambar 5.23 Interior Stage GKGM ………..137

Gambar 5.24 Interior Entrance Menuju Stage ……….. 138

Gambar 5.25 Sistem Struktur GKGM………....……... 139

Gambar 5.26 Konsep Sistem Distribusi Listrik ……… 140

Gambar 5.27 Kaca Double Glazing ……….. 143

Gambar 5.28 Sistem Akustik pada Langit-langit ………. 143

Gambar 5.29 Sistem Akustik pada Penyekat Dinding ………. 144

Gambar 5.30 Konsep Jaringan Air Bersih Bangunan ………... 145

Gambar 5.31 Skema Sirkulasi Air Limbah ………... 145

Gambar 5.32 Skema Sirkulasi Air Hujan ………. 146

Gambar 5.33 Konsep Penangkal Petir Sistem Franklin ……… 147

Gambar 5.34 Salah Satu Contoh Pemadam Kebakaran Pasif ………... 148

Gambar 5.35 Konsep Pembuangan Sampah ………. 148

(19)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Lingkungan sekitar site………. 11

Tabel 3.1 Perbandingan Jumlah Orang Dengan Lebar Pintu Evakuasi ……… 55

Tabel 3.2 Jangkauan Waktu Bunyi Susulan Yang Optimal ……….. 56

Tabel 3.3 Fasilitas yang terdapat pada Perth Concert Hall ………... 75

Tabel 3.4 Spesifikasi Perth Concert Hall……….. 76

Tabel 3.5 Perbandingan Objek Sejenis ………. 80

Tabel 4.1 Kebutuhan ruang ……….. 92

Tabel 4.2 Tuntutan dan persyaratan ruang ………... 96

Tabel 4.3 Jumlah penduduk kabupaten buleleng ………. 105

(20)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Provinsi bali merupakan salah satu provinsi yang cukup terkenal di

Indonesia karena merupakan salah satu aset devisa negara Indonesia yang cukup

tinggi di bidang pariwisatanya. Namun bukan hanya keindahan alamnya saja yang

menarik dari Bali, namun keagungan tradisi masyarakatnya juga banyak menarik

bahkan banyak dikaji oleh orang-orang diluar Bali. Sebagaimana diketahui Bali

memang kaya akan berbagai kesenian nya.

Singaraja merupakan sebuah kota di bagian Utara pulau Bali yang telah

melahirkan sederet nama seniman berpemikiran modern. Gusti Panji Tisna

(angkatan pujangga baru), Putu Santi (Lekra), Gde Darna (LKN), Putu Wijaya,

Putu Oka (Lekra), Putu Satria dan sederet nama lain merupakan putra-putra

Singaraja yang ambil bagian dalam dunia seni baik itu sastra, musik, maupun seni

(21)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

2

Hingga pertengahan abad ke-20, gairah kesenian di Kabupaten Buleleng

benar-benar hidup. Seperti juga di kabupaten lain di Bali, seniman-seniman

Buleleng yang tersebar di pelosok-pelosok desa memiliki banyak garapan tari dan

karawitan yang beragam dan penuh warna. Tapi ketika abad ke-20 berakhir,

garapan tari dan karawitan itu seakan terlupakan.

Suburnya kreativitas seni karawitan dan seni tari terjadi sekitar tahun

1930-an. Ini ditandai dengan munculnya sejumlah garapan karawitan dan tari di Desa

Jagaraga dan Desa Menyali. Saat itu banyak garapan tari tercipta, baik secara

personal maupun komunal. Salah satu yang terkenal adalah Tari Terunajaya.

Pada masa itu memang terdapat sejumlah nama kondang yang tercatat

sebagai seniman alam yang luar biasa, seperti Gede Manik, Cening Winten dan Pan

Wandres. Kedua seniman itu punya sejumlah seniman asuhan, baik bidang

karawitan dan tari. Bersama seniman asuhannya, Gede Manik dan Pan Wandres

menciptakan berbagai jenis tarian lengkap dengan garapan karawitannya seperti

Tari Palawakya, Tari Wirangjaya dan Tari Kebyar Legong atau Tari Pengeleb.

Tari Pengeleb merupakan jenis tari pelegongan yang benar-benar khas

Buleleng. Jika di Bali Selatan pelegongan dikenal sebagai tarian dengan

gerakan-gerakan gemulai dan manis, tari Pengeleb menunjukkan gerakan-gerakan yang lebih

dinamis dan atraktif bahkan cenderung agak keras sebagaimana tari-tari lain yang

tercipta di Buleleng.

Di Kabupaten Buleleng juga sempat tercipta Tari Cendrawasih khas

Buleleng. Bahkan tari itu tercipta jauh sebelum Swasthi Wijaya Bandem

menciptakan Tari Cendrawasih tahun 1987. Tari Cendrawasih itu memang

diciptakan Gede Manik sekitar tahun 1930-an. Seusia dengan Tari Terunajaya yang

juga diciptakan Gede Manik..

Namun saat ini perkembangan di bidang seni budaya nampaknya tidak

sejalan dengan bidang Pendidikan. Sampai saat ini pembangunan di bidang seni

dan budaya nampaknya belum dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat Bali.

Pembangunan di Bali Utara kondisinya relatif tertinggal dibandingkan dengan Bali

(22)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

3

prasarana pengembangan seni budaya, kalaupun ada kondisinya pasti sudah

memprihatinkan.

Ketika melewati suatu jalan di Kota Singaraja yaitu Jalan Udayana yang

tidak jauh dari kampus Universitas Pendidikan Ganesha, terdapat sebuah bangunan

tua dengan ornament Bali yang apabila diperhatikan akan terlihat sangat kontras

dengan pemandangan di sekitarnya. Di depan bangunan tersebut terpampang nama

“Gedung Kesenian Gde Manik” yang menandakan bahwa itulah nama gedung

tersebut. Nama Gde Manik diambil dari seorang guru gamelan yang merupakan

anggota Partai Nasional Indonesia. Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) adalah

sebuah tempat penyaluran minat dan hasil karya masyarakat dalam bentuk

pertunjukan khususnya di bidang seni.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas terdapat beberapa permasalahan yang

dapat diangkat yaitu sebagai berikut :

a. Bagaimana keadaan Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja saat ini?

b. Bagaimana langkah-langkah/strategi serta konsep yang diterapkan agar

Gedung Kesenian Gde Manik dapat membangkitkan kesenian khususnya di

Singaraja?

c. Faktor-faktor apa sajakah yang perlu diperhatikan agar pengembangan Gedung

Kesenian Gde Manik berjalan lancar?

d. Kesenian apa saja yang akan diwadahi di Gedung Kesenian Gde Manik

Singaraja?

1.3Tujuan

Untuk membuat bangunan Gedung Kesenian Gde Manik menjadi lebih baik

sehingga nantinya akan lebih menjadi kebanggaan masyarakat khususnya di daerah

Singaraja. Seiring berkembangnya bangunan akan membangun kesadaran

masyarakat di bidang seni khususnya. Sehingga kesenian di daerah Singaraja tidak

(23)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

4

1.4Metode Perancangan

Dalam penyusunan Seminar Tugas Akhir menggunakan teknik

pengumpulan data dan teknik perancangan

a. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikelompokkan terdiri dari dua jenis yaitu data primer dan data

sekunder

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya serta

semua keterangan yang untuk pertama kalinya diamati dan dicatat oleh

peneliti (Burhan Bungin : 2005). Data primer diperoleh melalui :

- Interview atau Wawancara

Teknik wawancara dilakukan dengan mengumpulkan data/informasi

mengenai keadaan yang ada di Gedung Kesenian Gde Manik.

Wawancara ini lebih banyak dilakukan terhadap pengelola Gedung

Kesenian dari dinas kebudayaan Pemerintah Daerah Buleleng sehingga

data yang didapatkan dapat dianalisis.

- Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan langsung ke lapangan terhadap gejala-gejala yang terjadi

sehingga dapat mempersepsikan sendiri apa yang terjadi di lapangaan

secara aktual

2. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari pihak lain, artinya data tersebut tidak

di usahakan sendiri pengumpulannya (Burhan Bungin : 2005).

a. Data Literatur

Pengumpulan data penunjang sebagai bahan pertimbangan proses

perencanaan dan perancangan yang terdiri dari buku-buku, jurnal,

(24)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

5

b. Teknik Perancangan

Metode perancangan yang terdiri dari beberapa tahapan dalam proses

perancangan, antara lain :

1. Pengumpulan data mengenai proyek (Tahapan Persiapan)

Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam proses perancangan yang

meliputi pengumpulan berupa teori /literatur, studi lapangan, dan studi

banding atau proyek sejenis.

2. Spesifikasi Objek

Tahapan ini merupakan tahapan pengumpulan data yang didapatkan dari

teori maupun studi lapangan sehingga akan mendapat spesifikasi proyek

yang merupakan sebuah kualifikasi secara umum dan khusus yang

dipergunakan sebagai landasan pokok dalam perencanaan dan perancangan.

Gambar 1.1 Alur pemikiran dalam tahapan spesifikasi

3. Program

Dari spesifikasi umum dan khusus dapat disimpulkan program site dan

program ruang yang meliputi program fungsional (kapasitas, civitas, dan

alur kegiatan), program performansi (persyaratan dan tuntutan ruang), dan

program arsitektural (besaran ruang).

Gambar 1.2 Alur pemikiran dalam tahapan pemrograman

Teori Terkait Studi Lapangan Analisa Data  Spesifikasi Umum  Spesifikasi Khusus  Spesifikasi Umum  Spesifikasi Khusus  Kapasitas  Civitas

 Alur kegiatan

 Pesyaratan dan tuntutan Ruang

 Besaran Ruang

P. Fungsional

P. Performansi

P. Arsitektural

(25)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

6

4. Konsep Perancangan

Konsep perancangan yang diperoleh dari menganalisa kebutuhan (program

ruang) dan keadaan eksisting pada tapak (program site), sehingga mendapatkan

hal- hal yang baik pada tapak maupun pada bangunan.

Gambar 1.3 Alur pemikiran dalam metode perancangan

5. Tahapan Perancangan

Tahapan ini merupakan tahapan yang dilakukan dengan melihat kembali

konsep perancangan yang telah dilakukan sebelumnya sehingga tahap ini akan

menghasilkan rancangan berupa gambar.

Redesain Gedung Kesenian Gde

Manik

Teori

Studi Lapangan

 Spesifikasi Umum

 Spesifikasi Khusus

 Observasi

 Interview

 Teori Gedung Pementasan Kesenian

Program Ruang

Program Site

 P. Fungsional

 P. Performansi

 P. Arsitektural

(26)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

1

BAB II

TINJAUAN OBJEK

GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik

(GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM Singaraja.

Bab ini juga membahas tentang fakta-fakta aktual yang terjadi di GKGM Singaraja

yang dikaitkan dengan pembahasan permasalahan dan potensi yang ada.

2.1 Gambaran Umum Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja dibangun sekitar tahun 1980an

yang digunakan untuk pentas-pentas kesenian/festival kesenian yang

diselenggarakan oleh pemerintah ataupun masyarakat, terutama untuk pentas

kesenian Gong Kebyar yang merupakan kebanggaan dan lambang kejayaan

Kabupaten Buleleng, yang lumrah disebut Utsawa Merdangga gong Kebyar. Nama

Gedung Kesenian Gde Manik diambil dari nama seorang tokoh seniman

menciptakan dan mengembangkan tari Palawakya dan Truna Jaya yaitu Gde Manik

(27)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

2

2.2 Kondisi Eksisiting Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

Gambar 2.1 Peta Lokasi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja terletak di Jalan Udayana

(Singaraja), Kecamatan Buleleng, persis di sebelah Universitas Pendidikan

(28)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

3

fasilitas-fasilitasnya yang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat

jaman sekarang tentunya dalam bidang kesenian.

Spesifikasi Umum

Nama Objek : Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

Lokasi Objek : Jalan Udayana (Singaraja), Kecamatan Buleleng,

Pemilik : Pemerintah Kabupaten Buleleng

Pengelola : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Buleleng

Luas Tapak : 4.500 m²

Luas Bangunan : 814 m²

Fungsi Bangunan : Sarana Pertunjukan Kesenian

2.2.1 Kondisi Non Fisik Eksisting Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

Kondisi non fisik eksisting Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

adalah sebagai berikut :

a) Status pelayanan dan fungsi

Ditinjau dari segi kapasitas Gedung Kesenian ini mampu

menampung 800 penonton, Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM)

Singaraja berfungsi sebagai sarana pertunjukan kesenian mulai dari

kesenian daerah sampai kesenian musik modern. Di samping itu juga

digunakan sebagai sarana kegiatan lainnya, seperti tempat pertemuan,

tempat kelulusan siswa SMA, Kompetisi Binaraga dan lain sebagainya.

Jadi Gedung ini adalah gedung multifungsi. Bukan hanya kesenian saja

yang diwadahi di dalamnya, melainkan banyak fungsi.

b) Civitas

Civitas yang ada di GKGM ini dibedakan menjadi beberapa

kelompok dimana masing-masing daripada civitas tersebut mempunyai

peranan dan fungsi yang berbeda di dalam proses kegiatan. Civitas dalam

Gedung Kesenian ini terdiri dari pengelola, penyewa gedung dan

penonton.

(29)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

4

Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja dikelola oleh Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Di

Area GKGM ini tidak disediakannya ruang pengelola karena sistem

Gedung Kesenian ini adalah sistem sewa. Jadi jika ada organisasi atau

lembaga-lembaga yang ingin mengadakan event dan ingin memakai

fasilitas GKGM, mereka bisa langsung menghubungi pihak pengelola

di Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Buleleng.

2. Penyewa Gedung Kesenian Gde Manik

Gedung Kesenian Gde Manik ini adalah kebanggaan

masyarakat Buleleng, yang merupakan pusat sarana pertunjukan

kesenian bagi masyarakat Buleleng. Penyewa GKGM berasal dari

organisasi-organisasi ataupun lembaga-lembaga di Buleleng.

3. Pengisi Acara

4. Penonton

Kapasitas penonton Gedung Kesenian ini sesuai dengan

fungsinya sebagai pusat petrtunjukan wilayah Kabupaten/Kotamadya

yang menampung penonton sebanyak 1000an penonton. Penonton

yang datang ke Gedung Kesenian ini sesuai dengan jenis kesenian

yang dipertunjukkan. Penonton yang datang biasanya dari daerah

lokal Singaraja.

c) Status Lahan Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

Status lahan yang ditempati oleh Gedung Kesenian Gde Manik

Singaraja merupakan tanah milik Pemerintah Kabupaten Buleleng,

Provinsi Bali.

2.2.2 Kondisi Fisik Eksisting Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

a) Lokasi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

Dari segi lokasi, Gedung Kesenian berada di kawasan Kota

Singaraja yaitu di Jalan Udayana. Berada di pinggir jalan utama yang

(30)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

5

jalur hijau ditengah-tengah jalan. berukuran lebar 2.5 meter tiap 1 arah

jalan. Di bagian depan Gedung Kesenian terdapat pedestrian dengan lebar

1.5 meter, Eksisting Gedung Kesenian Gde Manik dapat dilihat pada

gambar berikut.

b) Lingkungan Sekitar

Lingkungan sekitar site yang mempengaruhi site seperti

pencapaian, sirkulasi dan potensi site dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Lingkungan Sekitar Site

No Kriteria Keterangan

1 Pencapaian Pencapaian ke areal Gedung Kesenian sangat

mudah ditemukan karena letaknya dipinggir jalan

utama jalan Udayana Singaraja, dengan ukuran

jalan cukup lebar dan sudah di aspal, berukuran

lebar 2.5 meter.

2 Angkutan umum Tidak ada akses kendaraan umum menuju site.

Kendaraan umum hanya berhenti di luar site

3 Sirkulasi

kendaraan

Site hanya dapat dicapai dari jalur kiri kendaraan

4 Sirkulasi pejalan

kaki

Adanya trotoar untuk pejalan kaki yang cukup

lebar, yaitu 1.5 meter

5 Potensi sekitar Berseberangan dengan tempat fotocopy yang

lumayan besar. Serta berdampingan dengan

Gedung Undiksha Singaraja

6 Dekat dengan

instansi

pemerintahan

Site dekat dengan suatu Universitas yaitu

Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha)

Singaraja

7 Utilitas site Terdapat gardu listrik di depan site

c) Besaran

(31)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

6

Luas Gedung : 814 m²

Tribun penonton : 650 m2

Toilet penonton : 10 m2 x 4 toilet = 40 m2

Toilet Pengisi acara dan panitia : 10 m2 x 2 toilet = 20 m2

Ruang ganti 1 : 15 m2

Ruang ganti 2 : 15 m2

d) Sarana dan Prasarana Pendukung

Selain Stage hall utama, tribun penonton, 2 WC penonton yang

ada di atas tribun, ruang ganti dan WC pengisi acara yang ada di belakang

stage, Gedung ini juga terdapat sarana seperti Pelinggih, parkir, dan WC

di luar stage hall utama.

e) Kondisi Bangunan

Kondisi Gedung Kesenian ini seperti gedung tua yang tertinggal

dengan gedung disebelahnya, yaitu Undiksha Singaraja. Wajar karena

Gedung ini berusia sudah 35 tahun. Pengelolaan Gedung ini juga perlu

ditingkatkan agar semua aktivitas yang berlangsung dalam Gedung bisa

terkelola dengan baik.

[image:31.612.157.321.460.600.2]

Kondisi eksisting dan ruang luar bangunan dapat dilihat pada

Gambar berikut.

[image:31.612.356.520.477.598.2]
(32)
[image:32.612.161.323.84.170.2]

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

7

[image:32.612.361.515.85.169.2]

Gambar 2.4 Bangunan suci GKGM

Gambar 2.5 Halaman belakang GKGM

Gambar 2.6 Toilet penonton GKGM

[image:32.612.162.321.210.311.2]

Gambar 2.7 Stage GKGM

[image:32.612.168.314.354.463.2]

Gambar 2.8 Parkir GKGM

Gambar 2.9 Toilet penonton GKGM

f) Tampilan Bangunan

Sesuai hasil observasi di lapangan, Gedung ini berbentuk massa

monolit dengan bentuk dasar persegi empat. Bentuk bangunan memang

kental dengan adat bali yang mencerminkan fungsi bangunan tersebut

yaitu sebagai gedung pertunjukan kesenian daerah.

g) Penggunaan Lahan dan Bangunan

Penggunaan lahan digunakan 30 % dari site yang memiliki luasan

[image:32.612.364.524.357.447.2]
(33)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

8

h) Sistem Sirkulasi dan Parkir Kendaraan

Sistem sirkulasi dan parkir dari Gedung ini masih kurang jelas,

tidak ada garis-garis jelas tentang parkir kendaraan, untuk memasuki

tempat parkir, pengunjung harus melewati main entrance yang berada di

sebelah timur Gedung, dan jika keluar gedungpun harus melalui entrance

tersebut lagi. Dengan kata lain hanya satu entrance yang difungsikan

padahal terdapat 2 entrance. Di dalam site tidak disediakan side entrance

2.3 Potensi dan Permasalahan Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

2.3.1 Potensi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

a) Analisis Fungsional

1. Jenis Kegiatan

 Kegiatan utama di Gedung Kesenian Gde Manik adalah :

- Kegiatan penyewaan untuk pertunjukan kesenian

 Kegiatan penunjang di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja :

- Kegiatan Pertemuan

- Kegiatan Kampanye

- Kegiatan Porprov

- Kegiatan Porkab

[image:33.612.179.394.82.242.2]

- Dan kegiatan lain yang bekaitan dengan pertunjukan

(34)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

9

 Kegiatan servis di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja :

- Kegiatan servis untuk perawatan dan pemeliharaan Gedung

sudah ada tetapi masih kurang.

- Kegiatan pengelolaan GKGM ini berada di Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Buleleng. Jadi jika masyarakat ingin menyewa

GKGM, penyewa harus menghubungi pengelola yang berada di

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan terlebih dahulu untuk

menyewa GKGM.

Kekurangan :

- Masyarakat akan mengabaikan fungsi GKGM jika tidak berkesan

bagi mereka seperti membuang sampah sembarangan.

- Tidak menggunakan fasilitas yang tidak berguna baginya dan

membuat fasilitas tersebut terbengkalai dan tidak dipergunakan,

seperti toilet.

- Kurang maksimalnya kegiatan servis karena tidak adanya ruang

servis untuk pengelola

2. Kebutuhan Bangunan

Ruangan-ruangan yang terdapat di GKGM adalah :

 Ruang untuk kegiatan utama

- Stage

- Tribun

- Toilet panitia dan pengisi acara

- Ruang ganti pengisi acara

 Ruang untuk kegiatan penunjang

- Ruang latihan (ruang tunggu)

 Ruang untuk kegiatan servis

- Parkir kendaraan pengunjung

- Toilet umum

(35)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

10

Kekurangan :

- Tidak adanya fasilitas pengelola lapangan, sangat menyulitkan

dalam segi pengelolaan seperti ruang

o Ruang kontrol

o Ruang panel

o Ruang trafo

o Ruang genset

o Ruang plumbing

- Kurangnya fungsi penunjang yang sebenarnya dibutuhkan

seperti:

o Loket tiket

o Tribun VVIP

o Parkir pengisi acara, panitia dan undangan khusus yang

sebaiknya dibedakan dengan parkir pengunjung

3. Zoning dalam Bangunan

Zoning dalam bangunan erat kaitanya dengan nilai

aksesibilitas bangunan karena bangunan GKGM ini adalah bangunan

yang di dalamnya berlangsung kegiatan pertunjukan.

 Kenyataan dilapangan

Ruangan–ruangan yang ada dalam bangunan ini menurut

observasi terdapat kekeliruan dalam aspek kemudahan akses,

kenyamanan dan keamanan bangunan. Seperti misalnya akses dari

parkir menuju ruang untuk pengisi acara dan panitia yang letaknya

lumayan memutar kebelakang.

 Analisis

Analisis pemecahan adalah dengan memperbaiki zoning dan

program ruang dari GKGM dengan mendekatkan fungsi-fungsi

yang berhubungan agar akses menuju ruangan yang dituju lebih

mudah dan efisien.

(36)
[image:36.612.148.482.93.679.2]

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

11

[image:36.612.157.484.94.301.2]

Gambar 2.11 Zoning pada site

Gambar 2.12 Zoning Pada Bangunan (lantai 1)

Main Entrance

bangunan

Side Entrance

bangunan

Side Entrance

bangunan

Entrance panitia dan pengisi acara

Toilet Toilet

R. Pengisi acara

R. Pengisi acara In

Out

Main Entrance bangunan

Side Entrance bangunan

Side Entrance bangunan

Bangunan Suci Penungun

karang

Parkir

(37)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

12

4. Besaran ruang

Besaran ruang pasar harus mampu memenuhi kebutuhan

pengguna. Besaran ruang ruangan–ruangan dalam GKGM ini harus

mampu memenuhi kegiatan pengisi acara, panitia dan pengunjung.

 Kenyataan dilapangan

Ada ruangan yang kurang dari kapasitas yang semestinya

sehingga suasana di dalam ruangan jadi tidak nyaman

 Analisis

Mengkaji lagi besaran yang pas untuk suatu fasilitas dalam

standar-standar yang ada dan menerapkannya kedalam desain

[image:37.612.146.473.98.441.2]

yang lebih cocok.

Gambar 2.13 Zoning dalam bangunan (lantai 2)

Main Entrance bangunan

Side Entrance bangunan

Side Entrance bangunan

Gudang sarana dan prasarana

Toilet Toilet

(38)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

13

5. Tampilan Bangunan

Tampilan bangunan Gedung Kesenian Gde Manik harus

mencerminkan nilai-nilai arsitektur tradisional Bali karena sarat akan

sejarah dan budaya. Tampilan bangunan juga harus memberikan

kesan positif baik bagi bangunan GKGM itu sendiri maupun terhadap

lingkungan. Tampilan bangunan GKGM harus mampu menjadi

kebanggaan masyarakat buleleng pada khususnya, dan Bali pada

umumnya. Menarik minat masyarakat untuk berkunjung atau

memanfaatkan serta merawat fasilitas di dalamnya.

 Kenyataan di Lapangan

Bangunan GKGM sangat mencirikan bangunan Arsitektur

Tradisional Bali karena sangat kontras dengan bangunan yang ada

di sekitarnya. GKGM adalah aset budaya yang harus tetap

dikembangkan

 Analisis

Untuk dapat tetap eksis dan mendapat perhatian publik, tidak ada

salahnya jika GKGM mengikuti perkembangan jaman dengan

ditambahkan unsur modern, misalnya dibagian interior. Namun

[image:38.612.273.449.490.611.2]

akan tetap dominan mempertahankan Arsitektur Bali.

(39)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

14

6. Parkir

Parkir mampu memenuhi kebutuhan kapasitas baik pengisi

acara, panitia maupun pengunjung. Sirkulasi parkir harus jelas dan

sebaiknya sirkulasi antara pengunjung dengan sirkulasi panitia dan

pengisi acara dipisah.

 Kenyataan di lapangan

Ketika ada suatu event besar yang mengundang artis nasional

Indonesia, parkir yang membludak bisa saja terjadi, karena lahan

yang ada juga terbilang cukup sempit. Selain itu parkir

pengunjung menjadi satu dengan parkir artis, ini akan

mengakibatkan ketidaknyamanan pada artis karena akan menarik

perhatian pengunjung.

 Analisis

Untuk lebih memenuhi kapasitas parkir, maka analisis pemecahan

adalah pemanfaatan zona vertikal tapak yaitu dengan perencanaan

parkir basement. Basement dipilih karena dapat dilakukan pada

tapak tanpa mencari alternatif lokasi lain dengan pertimbangan

pemanfaatan lahan yang tidak begitu luas.

Gambar 2.15 Kondisi parkir GKGM

Gambar 2.16 Kondisi parkir GKGM

b) Analisis Perfomansi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

1. Aspek Penghawaan :

Penghawaan pada GKGM menggunakan penghawaan alami,

dengan mengandalkan bukaan di atas tribun penonton. Tidak ada

(40)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

15

ketika musim panas, ruangan dalam GKGM khususnya di ruang

backstage (panitia dan pengisi acara) sangat pengap.

2. Aspek Pencahayaan

Pencahayaan pada GKGM menggunakan pencahayaan

[image:40.612.254.461.186.302.2]

alami pada siang hari dan pencahayaan buatan pada malam hari.

Gambar 2.17 Penghawaan dan pencahayaan GKGM

2.3.2Permasalahan

a) Permasalahan Non Fisik

Tinjauan Terhadap Keamanan dan Kenyamanan Bangunan

o Kondisi Panggung yang menggema jika ada permentasan musik,

terutama musik keras

o Sirkulasi pada entrance panitia dan pengisi acara yang kurang luas

b) Permasalahan Fisik

o Ruang di backstage yang kurang luas

[image:40.612.244.454.510.632.2]
(41)
[image:41.612.256.429.103.202.2]

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

16

o Pola parkir yang kurang tertata dengan baik

Gambar 2.19 Kondisi parkir GKGM

o Tata Ruang

o

o

o

Gambar 2.20 Sirkulasi GKGM lantai 2

Sumber: Dokumen pribadi, survey 8 oktober 2015

Main Entrance bangunan

Side Entrance

bangunan

Side Entrance

bangunan

Gudang sarana dan prasarana

Toilet Toilet

[image:41.612.147.473.220.625.2]
(42)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

17

Terlihat kekurangan sirkulasi pada lantai 2, seharusnya gudang

diletakkan di lantai 1 tapi ini di lantai 2. Tentu ini merupakan

kesalahan karena jika mengangkut barang yang berat akan kesusahan

untuk mengangkut ke lantai 2

2.4 Simpulan Permasalahan

Dari berbagai permasalahan yang telah dihadapi oleh GKGM dengan

semakin beragamnya kebutuhan fasilitas gedung pertunjukan yang semakin

modern dan teknologi yang semakin maju yang tidak diimbangi dengan

penyediaan ruang yang mampu mengakomodasi kebutuhan pelaku kegiatan

yang semakin beragam maka akan dilakukan usaha Redesign dalam upaya

untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari GKGM itu sendiri. Hal ini

juga didasarkan atas beberapa komentar baik dari masyarakat sekitar dan

pengelola yang merasa tidak nyaman lagi dalam melakukan aktivitas di

dalam Gedung, disamping juga melihat usia dari bangunan yang sudah cukup

tua.

2.5 Simpulan Analisis Kondisi Eksisting, Aspek Fungsional dan

Performansi Bangunan

Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja Berdasarkan analisis di atas dapat

ditarik beberapa simpulan yang menyangkut redesain GKGM ini. Hasil

evaluasi mengarah kepada permasalahan-permasalahan yang nantinya akan

menjadi alasan pengembangan GKGM Singaraja.

 Permasalahan penarikan minat masyarakat untuk menganggap fasilitas ini

adalah fasilitas yang perlu dijaga melalui desain yang mengundang

masyarakat untuk menghormati dan menjaga fasilitas ini

 Evaluasi dari kebutuhan ruang bahwa GKGM ini perlu dikaji lagi dalam

menentukan kapasitas civitas yang akan mempergunakan ruangan agar

(43)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

18

 Evaluasi gedung yang menggema jika diadakan pertunjukan / sistem

akustik GKGM yang kurang baik.

 Evaluasi dari sirkulasi yang kurang tepat

 Permasalahan ruang di backstage (ruang panitia dan pengisi acara) yang

kurang luas

 Permasalahan keamanan dalam bangunan, seperti belum adanya sistem

pemadam kebakaran serta pintu masuk bangunan yang terlalu rendah

sehingga memungkinkan adanya kejadian yang tidak diinginkan.

 Permasalahan parkir yang kurang teratur dan kurang terarah

 Permasalahan tidak adanya fasiitas utilitas bangunan seperti ruang genzet.

 Tidak adanya ruang yang sebenarnya diperlukan seperti ruang tiket, ruang

Gambar

Gambar 1.1 Alur pemikiran dalam tahapan spesifikasi
Gambar 1.3 Alur pemikiran dalam metode perancangan
Gambar 2.1 Peta Lokasi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
Gambar berikut.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun perbuatan tersebut memenuhi unsur subyek (barang siapa), tetapi tidak ditemukannya unsur subyektif (perbuatannya), dan obyektif (cara perbuatannya). Sehingga

1) Hasil pengujian sifat i fisis tanah i asli dan tanah campuran mill 3%, 6%, 9%, dan 12%. i Klasifikasi tanah asli dan tanah campuran i dengan metode AASHTO

Melalui Seri Microsoft Visual Studio 2010 yang dirilis pada kuartal pertama tahun ini telah menyediakan sebuah fitur testing proyek terintegrasi sehingga memudahkan

B = Probabilitas blocking 3 tahap space switch : SSS-Switch n = jumlah inlet dari array tahap 1.. = jumlah outlet dari array tahap 3 k = jumlah array

• Fundamental movement skills are the foundation upon which game and sport skills are based. Basic

Dari hasil uji coba yang dilakukan langsung pada Lampu otomatis ternyata hasil yang didapat sesuai dengan yang diharapkan, dimana bila intensitas cahaya kurang

Dengan sebuah scanner biasa, selain untuk penilaian ujian, scanner tersebut juga memungkinkan Anda selangkah lebih maju… Anda dapat melakukan penyimpanan dokumen secara

Ruang lingkup dalam penulisan ini terbatas pada rasio keuangan yang terdiri dari variabel rasio leverage yang dihitung menggunakan Debt to Equity Ratio (DER), variabel