• Tidak ada hasil yang ditemukan

Balanced Scorecard dan Just in Time sebagai Penghubung Perusahaan dalam Pengendalian Manajemen (Studi Kasus pada PT Slamet Langgeng, Permen Davos-Purbalinggan).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Balanced Scorecard dan Just in Time sebagai Penghubung Perusahaan dalam Pengendalian Manajemen (Studi Kasus pada PT Slamet Langgeng, Permen Davos-Purbalinggan)."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

The use of management control in a company is very importand, because it drives the development an organization. the strategy that is used in an organization cannot be seen from the financial aspect only because the non-financial aspect is very important too. the method which can be used to create the strategy based on financial and non-financial aspect is Balanced Scorecard and Just In Time. Balanced Scorecard can be devided into for perspectives in an organization such as: financial perspective, customer perspective, internal business process perspective, and learning and growth perspective. On the other hand, Just In Time is able to reduce the important aspect in a company.

In this analysis, the writer choose a Davos sweet company in Purbalingga. Even though the company has been established since 1931, that company only use the strategy based an the target. That is the reason why the writer make Balanced Scorecard and Just In Time in that company so as to produce the good strategy.

The analysis method is describtive analysis to collect, serve and analyze data related to the object to get clear information, description about that object, and to get a conclusion about that analysis. The writer gets the data from interview, observation and library research. Then, it is processed into the strategy step of alanced Scorecard and Just In Time.

From the result of the analysis, it is concluded that the strategy produced from the process of Balanced Scorecard and Just In Time is much better and useful for the company compare to the previous strategy, that is oriented to the target of the production and selling. That strategy shows only one perspective, which is financial perspective. It causes the management control of the company becomes unorganizes so that the vision and the mision of the company cannot be done.

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Peran pengendalian manajemen di dalam suatu perusahaan sangatlah penting, karena akan menentukan pergerakan organisasi. Strategi yang diterapkan didalam suatu organisasi tidak boleh hanya melihat dari aspek keuangan saja karena aspek non-keuangan juga memegang peranan penting. Metode yang dapat digunakan untuk menghasilkan strategi yang berdasarkan aspek keuangan dan non-keuangan adalah

Balanced Scorecard dan Just In Time. Balanced scorecard sendiri dapat memetakan

sebuah organisasi ke dalam empat perspektif, yaitu: pespektif keuangan (financial

perspective), perspektif pelanggan (customer perspective), perspektif proses bisnis

internal (internal business process perspective), perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective). Sedangkan Just In Time mampu meminimalkan kemubaziran yang ada dalam perusahaan.

Dalam penelitian ini, penulis memilih sebuah perusahaan di kota Purbalingga yang bergerak dalam industri permen, yaitu permen Davos. Meskipun perusahaan tersebut sudah lama berdiri (dari tahun 1931), perusahaan tersebut hanya menggunakan strategi berdasarkan target saja. Oleh karena itu penulis menyusun

Balanced Scorecard dan Just In Time di perusahaan tersebut sehingga dapat

menghasilkan strategi yang baik.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisis data yang berhubungan dengan objek yang diteliti untuk mendapatkan informasi dan gambaran yang jelas tentang objek penelitian serta menarik kesimpulan dari penelitian tersebut. Data penelitian diperoleh dari wawancara, observasi, dan tinjauan pustaka. Data tersebut kemudian diolah untuk dimasukkan ke dalam langkah-langkah penyusunan Balanced Scorecard dan Jut In Time.

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa strategi-strategi yang dihasilkan melalui proses Balanced Scorecard dan Just In Time jauh lebih baik dari strategi yang sebelumnya diterapkan oleh perusahaan, karena strategi yang diterapkan sebelumnya hanya berdasarkan target produksi dan target penjualan. Strategi tersebut hanya mementingkan satu perspektif saja, yaitu perspektif keuangan. Hal ini akan mengakibatkan pengendalian manajemen perusahaan menjadi tidak terorganisasi dengan baik, sehingga visi dan misi perusahaan tidak dapat terlaksanan dengan baik.

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ...i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii

KATA PENGANTAR...iv

ABSTRACT...vii

ABSTRAK ... ..viii

DAFTAR ISI ... ....ix

DAFTAR GAMBAR ... ..xiii

DAFTAR TABEL ... . xiv

DAFTAR GRAFIK...xv

DAFTAR LAMPIRAN...xvi

BAB I PENDAHULUAN ... ...1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... ...1

1.2 Identifikasi Masalah ... ...7

1.3 Tujuan Penelitian ... ...7

1.4 Kegunaan Penelitian ... ...8

1.5 Rerangka Pemikiran ... ...8

1.6 Metoda Penelitian ... ...11

(4)

x Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... ...14

2.1 Balanced Scorecard ... ...14

2.1.1 Pengertian Balanced Scorecard ... ...14

2.2 Hubungan Balanced Scorecard Dengan Pengendalian Manajemen Perusahaan ... ...16

2.3 Just In Time ... ...26

2.3.1 Pengertian Just In Time ... ...26

2.3.2 Hubungan Just In Time Dengan Pengendalian Manajemen...31

2.4 Hubungan Balanced Scorecard, Just In Time, dan Pengendalian Manajemen………...33

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... ...36

3.1 Objek dan Lokasi Penelitian ………...36

3.1.1 Latar Belakang Perusahaan ... ...37

3.1.2 Gambaran Singkat Organisasi ... ...38

3.2 Jenis dan Sumber Data...41

3.3 Teknik Pengumpulan Data...47

3.4 Metode Analisis Data...48

3.5 Langkah-langkah Penelitian...49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... ...51

4.1 Mengidentifikasi Landasan Organisasi ...51

4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan ... ...51

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

4.1.3 Analisis SWOT ... ...57

4.2 Pengembangan Strategi Perusahaan ... ...64

4.3 Menguraikan Strategi Bisnis ke Dalam Komponen-komponen yang Lebih Kecil ...66

4.4 Membuat Peta Strategi ... ...74

4.5 Mengembangkan Ukuran Kinerja dan Sasaran Strategi ... ...77

4.5.1 Penjelasan Mengenai Ukuran Dalam Lag Indicator ...85

4.5.2 Penjelasan Mengenai Ukuran Dalam Lead Indicator ... ...89

4.6 Mengidentifikasi Inisiatif yang Diperlukan Untuk Implementasi Strategi ... ...94

4.61 Penjelasan Inisiatif yang Diperlukan Dalam Implementasi Strategi PT Slamet Langgeng...101

4.7 Langkah-langkah Implementasi Balanced Scorecard dan Just In Time Pada PT Slamet Langgeng Sebagai Penghubung Pengendalian Manajemen Perusahaan ... .108

4.7.1 Pengaplikasian Balanced Scorecard dan Just In Time Sebagai Penghubung Pengendalian Manajemen Pada PT Slamet Langgeng……….111

4.7.2 Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard dan Just In Time Sebagai Penghubung Manajemen PT Slamet Langgeng……..117

4.8 Pembahasan………...119

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

5.1 Simpulan ... .127

5.2 Saran ... .129

5.3 Keterbatasan...131

DAFTAR PUSTAKA ... .132

LAMPIRAN ... .134

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Balanced Scorecard Sebagai Suatu Kerangka Kerja

Penerjemah Strategi Ke Dalam Kerangka Operasional ... ...24

Gambar 2.2 Balanced Scorecard Sebagai Suatu Kerangka Kerja Tindakan Startegis ... ...25

Gambar 2.3 Perbedaan Tata Telat Manufaktur Tradisional Dengan Tata Letak Manufaktur Just In Time……….31

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Slamet Langgeng ... ...40

Gambar 4.1 Matriks Boston Consulting Group ... ...55

Gambar 4.2 Peta Strategi PT Slamet Langgeng...75

Gambar 4.4 Implementasi Balanced Scorecard dan Just In Time Pada PT Slamet Langgeng ... .108

Gambar 4.5 Pengapliaksian Balanced Scorecard dan Just In Time Sebagai Penghubung Pengendalian Manajemen PT Slamet Langgeng... .111

Gambar 4.6 Pengaplikasian Balanced Scorecard dan Just In Time Pada PT Slamet Langgeng………..112

Gambar 4.7 Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard dan Just In Time Sebagai Penghubung Pengendalian Manajemen Pada PT Slamet Langgeng………....117

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Ukuran Generic yang Terdapat di Scorecard Perusahaan Dilihat dari Empat Perspektif...26

Tabel 2.2 Perbedaan Manufaktur Just In Time dan Tradisional...30 Tabel 4.1 Strategi Bisnis PT Slamet Langgeng dari Empat Perspektif

(9)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GRAFIK

Halaman

(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Berita Acara Bimbingan ... .135

Lampiran 2 Foto Proses Produksi PT Slamet Langgeng ... .136

2.1 Gudang Gula Pasir...137

2.2 Gudang Peppermint, Gelatin, Menthol...137

2.3 Proses Penggilingan Gula Pasir Menjadi Gula Halus/Bubuk...138

2.4 Bahan-bahan yang Digunakan Untuk Merekatkan Permen...138

2.5 Mesin yang Digunakan Untuk Penyatuan Gula Halus Dengan Bahan Perekat...139

2.6 Hasil Gula Pasir Yang Sudah Diberi Perekat dan Akan Disaring...139

2.7 Proses Pengovenan Gula Pasir...140

2.8 Alat Yang Digunakan Untuk Mencampur Gula Pasir Dengan Peppermint...140

2.9 Proses Pencetakan Permen Davos (Roll)...141

2.10 Proses Pencetakan Permen Davos (Lux)...141

2.11 Alat Pencetak Permen Davos (Solo/Satuan)...142

2.12 Hasil Permen Setelah Dicetak...142

2.13 Proses Pengemasan Permen Davos (Roll)...143

2.14 Proses Pengemasan Permen Davos (Lux)...143

(11)

xvii Universitas Kristen Maranatha 2.16 Proses Pengemasan Permen Davos (Roll) Kedalam Kemasan

(12)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam kemajuan dunia informasi, teknologi, dan industri telah mendorong setiap organisasi perusahaan untuk memasuki babak baru persaingan yang kompleks. Hal tersebut mendorong perusahaan untuk dapat mengoptimalkan semua sumber daya perusahaan baik itu yang berwujud (tangible) atau tidak berwujud (intangible). Untuk mengoptimalkan sumber daya perusahaan perlu melakukan perubahan pengelolaan aktiva berwujud yang dimiliki perusahaan menjadi pengelolaan berbasis pengetahuan, misalnya melalui penciptaan hubungan yang harmonis dengan konsumen, menghasilkan produk yang inovatif, memanfaatkan teknologi yang tepat dan berguna serta menstimulasikan kinerja individu yang terlibat dalam perusahaan.

Menurut Mulyadi (2001): perubahan pengelolaan potensi yang dimiliki perusahaan harus pula dibarengi dengan perubahan sistem manajemen yang dimiliki perusahaan. Sistem manajemen tradisional tidak lagi sesuai dengan lingkungan bisnis kompetitif, hal ini dikarenakan :

• Sistem manajemen yang digunakan hanya mengandalkan anggaran tahunan sebagai alat perencanaan masa depan perusahaan.

• Tidak terdapat koherensi antara rencana jangka panjang dengan jangka pendek perusahaan dan implementasinya.

(13)

2

Universitas Kristen Maranatha Keterbatasan sistem manajemen tradisional yang hanya berfokus pada finansial akan mendorong dikembangkannya penerapan sistem manajemen kontemporer bagi perusahaan. Adapun sistem manajemen kontemporer ini berfokus pada finansial dan non finansial. Sistem ini digunakan oleh perusahaan agar dapat bertahan dalam lingkungan kompetisi melalui keunggulan bersaing. Untuk mencapai keunggulan bersaing maka Kaplan dan Norton (2000) menggunakan konsep baru untuk mengukur baik dari segi finansial maupun non finansial. Dan metode itu dikenal dengan balanced

scorecard, dalam mengukur balanced scorecard dapat dilihat dari empat perspektif

yaitu :

1. Perspektif Keuangan 2. Perspektif Pelanggan

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Dalam balanced scorecard akan menerjemahkan visi, misi, dan strategi keandalan ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan yang terukur. Balanced scorecard diharapkan mampu menyeimbangkan pendekatan untuk tujuan pengukuran-pengukuran kinerja finansial yang mudah diukur dengan faktor-faktor pendorong yang biasanya bersifat tidak tampak (intangible).

(14)

3

Universitas Kristen Maranatha Menurut Kaplan dan Norton (1996): balanced scorecard terdiri dari dua kata yaitu scorecard dan balanced. Scorecard adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personel di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan personel di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja yang sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja personel diukur secara berimbang dari dua aspek yaitu aspek keuangan dan aspek non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern.

Menurut Eddy Nurmanto (2007, akses April 2009): Balanced scorecard adalah alat perencanaan strategik yang sangat berdaya guna untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam melipat gandakan kinerja keuangan yang berkesinambungan. Implementasi balanced scorecard sebagai alat perencanaan strategik pada hakikatnya menuntut perubahan secara radikal gaya manajemen (management style) yang meliputi: perubahan alat (toolset), perubahan pengetahuan manajemen (skillset), dan pergeseran sikap mental (mindset). Sebagai alat perencanaan, balanced scorecard dilandasi oleh falsafah perencanaan yang fit dengan jamannya dan diisi dengan pengetahuan manajemen yang dilandasi dengan paradigma manajemen baru.

(15)

4

Universitas Kristen Maranatha strategisnya. Dengan demikian pengendalian manajemen terutama memfokuskan pada pelaksanaan strategis. (Anthony dan Govindarajan, 2005)

Menurut Herry Darwanto (2008, akses Mei 2009): sistem manajemen strategis adalah proses merumuskan dan mengimplementasikan strategi untuk mewujudkan visi seccara terus-menerus secara terstruktur. Penggunaan balanced scorecard dalam konteks perusahaan swasta ditunjukkan untuk menghasilkan proses yang produktif dan

cost effective, menghasilkan financial return yang berlipat ganda dan berjangka panjang,

mengembangkan sumber daya manusia yang produktif dan berkomitmen, mewujudkan produk dan jasa yang mampu menghasilkan value terbaik bagi cutomers/ pelanggan. Peran balanced scorecard dalam sistem manajemen strategis adalah memperluas perspektif dalam setiap tahap sistem manajemen strategis, membuat focus manajemen menjadi seimbang, mengaitkan berbagai sasaran secara koheren, dan mengukur kinerja secara kuantitatif. (Herry Darwanto, 2008, akses Mei 2009)

Dengan adanya balanced scorecard diyakini dapat mengubah strategi menjadi tindakan, menjadikan strategi sebagai pusat organisasi, mendorong terjadinya komunikasi yang lebih baik dengan antar karyawan dan manajemen, meningkatkan mutu pengembalian keputusan dan memberikan informasi peringatan dini, serta mengubah budaya kerja. Kelebihan sistem manajemen strategis berbasis balanced

scorecard dibandingkan konsep manajemen yang lain adalah bahwa ia menunjukkan indicator outcome dan output yang jelas, indicator internal dan eksternal, indicator

keuangan dan non keuangan, indicator sebab akibat (Herry Darwanto,2008, akses Mei 2009).

(16)

5

Universitas Kristen Maranatha Kemajuan teknologi telah menyebabkan siklus hidup produk menjadi lebih singkat, dan keragaman produk semakin meningkat. Banyak perusahaan asing yang menawarkan produk berkualitas lebih tinggi dan berharga lebih rendah dengan fitur khusus sehingga menciptakan tekanan berat pada perusahaan domestik yang memiliki kapasitas besar dan biaya persiapan yang simultan mengurangi total biaya (adanya biaya gudang, biaya persediaan, biaya karyawan, dll). Dengan adanya kejadian ini membuat pasar domestic menjadi kalah bersaing dalam menawarkan produk nya dengan pasar luar negeri. Untuk dapat tetap bertahan dalam pangsa pasar sebuah perusahaan harus mampu bijaksana dalam menyikapi keadaan yang semakin maju dan mengglobal. Diperlukan adanya pertimbangan terhadap masalah-masalah yang menyangkut kelangsungan hidup dari produk itu sendiri maupun kelangsungan hidup perusahaan. Sehingga perusahaan perlu melakukan eliminate of waste atau memperkecil kemubaziran (Mohammad Syarwani, 2007, akses April 2009). Karena dalam perusahaan pengambilan keputusan terutama untuk masalah produksi harus selalu menganut pada prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas.

Menurut Hansen dan Mowen (1999): Dengan adanya tekanan-tekanan persaingan telah menyebabkan banyak perusahaan meninggalkan model EOQ

(Economic Order Quantity) dan beralih ke pendekatan just in time untuk proses

manufaktur dan pembelian. Hal ini karena dilihat dari tujuan utama dari sistem just in

time adalah memproduksi produk dengan kualitas (quality) terbaik, ongkos (cost)

termurah, dan pengiriman (delivery) pada saat yang tepat dan disingkat QCD (quality,

cost, and delivery).

Menurut Hansen dan Mowen (1999): Manufaktur just in time (just-in-time

(17)

6

Universitas Kristen Maranatha barang untuk ditarik melalui sistem oleh permintaan yang ada, bukan didorong ke dalam sistem pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang diantisipasi.

Just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk

aktifitas produksi didatangkan dari pemasok/supplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang/penyimpanan barang/stocking cost. Henri Simamora (1999): dalam bukunya akuntansi manajemen, just in time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan. Just in time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya temasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan.

Metode just in time dalam keberadaannya tidak sekedar diterapkan untuk bidang persediaan melainkan juga dapat diimplementasikan dalam bidang produksi. Dalam bidang produksi just in time menakankan upaya kontinuitas pengurangan pemborosan dan ketidakefisienan lewat lot size yang kecil, kualitas tinggi, koordinasi tim kerja.

Dari fenomena-fenomena yang terjadi, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Balanced Scorecard dan Just In Time Sebagai Penghubung Perusahaan Dalam

Pengendalian Manajemen (Studi Kasus Pada PT Slamet Langgeng, Permen

(18)

7

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana balanced scorecard dan just in time sebagai penghubung perusahaan dalam pengendalian manajemen pada PT Slamet Langgeng?

2. Pembuatan/pengaplikasian balanced scorecard dan just in time khususnya dalam PT Slamet Langgeng?

3. Bagaimana pengaruh dengan adanya penerapan balanced scorecard dan just in time bagi PT Slamet Langgeng dalam meningkatkan pengendalian manajemen.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Memberikan gambaran penggunaan balanced scorecard dan just in time sebagai penghubung pengendalian manajemen di PT Slamet Langgeng.

2. Untuk mengetahui sampai sejauh mana balanced scorecard dan just in time dapat menjadi alat analisis yang komperhensif dan koheren khususnya di PT Slamet Langgeng.

3. Memberikan suatu alternatif pengendalian manajemen perusahaan yang memperhatikan aspek finansial dan aspek non-finansial

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi Penulis:

(19)

8

Universitas Kristen Maranatha pendidikan sarjana ekonomi (S1) di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

2. Bagi Perusahaan:

Memberikan masukan yang berupa saran-saran perbaikan yang berguna dalam menetukan strategi yang tepat pada masa yang akan datang sehubungan dengan penerapan balanced scorecard dan just in time dalam pengendalian manajemen perusahaan.

1.5 Rerangka Pemikiran

Balanced scorecard adalah metoda yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton

(1996) untuk mengukur setiap aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka merealisasikan tujuan perusahaan tersebut. Balanced scorecard semula merupakan aktivitas tersendiri yang terkait dengan penetuan sasaran, tetapi kemudian diintegrasikan dengan sistem manajemen strategis. Balanced scorecard bahkan dikembangkan lebih lanjut sebagai sarana untuk berkomunikasi dari berbagai unit dalam suatu organisasi. Balanced scorecard juga dikembangkan sebagai alat bagi organisasi untuk berfokus pada strategi. Implementasi balanced scorecard sebagai alat perencanaan strategik pada hakikatnya menuntut perubahan secara radikal gaya manajemen (management style) yang meliputi: perubahan alat (toolset), perubahan pengetahuan manajemen (skillset), dan pergeseran sikap mental (mindset). (Darwanto, 2007).

Just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk

(20)

9

Universitas Kristen Maranatha biaya persediaan barang/penyimpanan barang/stocking cost. Tujuan dari adanya metode

just in time sendiri adalah untuk memproduksi produk dengan kualitas (quality) terbaik,

ongkos (cost) termurah, dan pengiriman (delivery) pada saat yang tepat. Filosofi dari

just in time sendiri dalam perusahaan adalah memperkecil kemubaziran yang ada dalam

perusahaan. Bentuk dari kemubaziran antara lain:

1. Kemubaziran dalam waktu

2. Kemubaziran dalam material

3. Kemubaziran dalam manajemen

Dalam sebuah perusahaan/organisasi pengendalian manajemen sangatlah mutlak dan penting, karena pengendalian manajemen di suatu perusahaan merupakam otak/acuan yang mengarahkan dan menuntun perusahaan mencapai ke tujuan yang diinginkan. Pengendalian manajemen sendiri adalah semua metode, prosedur, strategi organisasi, termasuk sistem pengendalian manajemen yang digunakan oleh manajemen untuk menjamin bahwa pelaksanaan sesuai dengan strategi dan kebijakan perusahaan (Anthony, Dearden, Bedford, 1996). Dengan adanya sistem pengendalian manajemen dalam perusahaan membantu para manajer untuk menjalankan organisasi kearah tujuan strategisnya (Anthony dan Govindarajan, 2005).

(21)

10

Universitas Kristen Maranatha menjadi sistem manajemen strategis. Dengan metode balanced scorecard strategi tersebut kemudian diterjemahkan kedalam empat perspektif, yaitu:

1. Perspektif keuangan

2. Perspektif pelanggan

3. Perspektif proses bisnis internal

4. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran

Setiap komponen dalam sistem manajemen strategis dapat dikaitkan kepada tujuan strategis, yaitu: tujuan bagi pelanggan, proses bisnis internal, serta pekerja dalam sistem dikaitkan kepada kinerja finansial jangka panjang dan tujuan departemental, tim, dan pribadi diselaraskan dengan pencapaian kinerja strategis (Kaplan dan Nort, 1996). Adanya sistem balanced scorecard mempunyai peranan bagi pengendalian manajemen yaitu: sebagai wahana untuk merencanakan kinerja jangka panjang perusahaan, membantu manajemen mengemban dan menjalankan misinya, dan meningkatkan pemahaman dan konsistensi implementasi strategi-strategi perusahaan (Siti Mirhani, 2001, akses Juni 2009 www.scribd.com)

(22)

11

Universitas Kristen Maranatha menyatukan/memberikan suatu konsep strategi baik dari segi finansial maupun non finansial.

1.6 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan studi deskriptif analitis, dimana penulis menjelaskan karakteristik suatu fenomena atau masalah yang ada untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah bisnis. Tujuannya adalah untuk menggambarkan, memaparkan dan melaporkan suatu keadaan, fakta, peristiwa serta gejala yang ada pada waktu penelitian dilakukan dengan jalan mengumpulkan, mengklasifikasikan, dan menganalisis data yang diperoleh pada lokasi penelitian yang selanjutnya membuat kesimpulan dan rekomendasi.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas:

1. Penelitian lapangan (field research).

Dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung ke objek yang sedang diteliti untuk mendapatkan data primer, sehingga data yang ada dapat diyakini kebenarannya. Sebagai alat bantu dalam penelitian lapangan ini, pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara:

a. Wawancara.

Melakukan tanya jawab secara langsung kepada personil yang berwenang memberikan dan menjelaskan data yang dibutuhkan dengan masalah yang diajukan oleh penulis.

(23)

12

Universitas Kristen Maranatha Teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung pada bagian perusahaan yang ada hubungannya dengan objek penelitian. Data yang diperoleh mengenai pengaruh perusahaan ketika memakai sistem tradisional menjadi sistem yang modern (lebih spesifiknya data dalam peningkatan pertumbuhan penjualan dari memakai sistem tradisional (finansial) sampai ketika memakai sistem yang lebih melihat baik dari segi finansial maupun non-finansial/modern).

2. Penelitian Kepustakaan (library research).

Dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti untuk mendapatkan teori sebagai perbandingan atas data yang diperoleh dari penelitian.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada PT Slamet Langgeng yang merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak dalam pembuatan dan perdagangan permen:”Davos”. Yang beralamat di Jl. Jend. Ahmad. Yani 67 Purbalingga-Jawa Tengah 53312, (0281) 891480/891021.

(24)

13

Universitas Kristen Maranatha Tasikmalaya, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, dll. Sehingga butuh banyak orang/pegawai untuk memasarkan produknya itu, selain itu PT Slamet Langgeng juga belum menggunakan iklan sebagai media pemasarannya sehingga untuk memasarkan produknya masih manual yaitu dengan cara memberi sample produk (permen) kepada konsumen, membuka stand di pameran, dll.

(25)

128 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab empat, penulis mecoba untuk menarik kesimpulan dan mengajukan saran-saran, sebagai berikut:

5.1 Simpulan:

1. Dilihat dari perspektif keuangan PT Slamet Langgeng bagus, hal ini dapat dilihat dari grafik penjualan (4.3) selama tiga periode. Penjualan perusahaan selama (1931-2009) banyak mengalami peningkatan.

2. Dilihat dari perspektif pelangggan PT Slamet Langgeng bagus, hal ini terbukti dengan adanya kepuasan pelanggan yang yang terus mengkonsumsi produk selama ini, hal ini dikarenakan pihak perusahaan mampu mempertahankan kualitas yang ada produk permen selama 78 tahun.

3. Dilihat dari perspektif proses bisnis internal PT Slamet Langgeng kurang baik, hal ini dikarenakan masihnya rendahnya tingkat inovasi yang ada dalam perusahaan dan rendahnya tingkat distribusi perusahaan selama 78 tahun, yang mengakibatkan perusahaan kurang berkembang.

(26)

Bab V Kesimpulan Dan Saran 129

Universitas Kristen Maranatha perusahaan yang berprestasi. Hal ini dilakukan agar kinerja karyawan meningkat sehingga pelayanan terhadap pelanggan akan meningkat dan secara otomatis profit yang diperoleh juga meningkat.

5. Dari segi metode Just In Time kurang baik, hal ini dikarenakan masih banyaknya tingkat kemubaziran yang ada dalam perusahaan salah satunya banyaknya pegawai yang digunakan dalam perusahaan terutama dalam bidang pengepakan produk (masih manual).

6. Dalam hal strategi yang digunakan semenjak (2007) PT Slamet Langgeng sudah banyak mengalami kemajuan, strategi yang mulai direncanakan saat ini adalah pendistribusian produk yang semakin meluas dan meningkatkan inovasi dalam produk.

5.2 Saran:

1. Dilihat dari perspektif keuangan penulis menyarankan agar perusahaan dapat meningkatkan pengendalian manajemen yang ada dalam perusahaan, sehingga memudahkan perusahaan untuk melaksanakan strategi yang ada dalam perusahaan. Dan pendapatan perusahaan dari penjualan produk dapat meningkat.

(27)

Bab V Kesimpulan Dan Saran 130

Universitas Kristen Maranatha konsumen. Hal ini tentunya dapat menarik konsumen untuk mengkonsumsi produk permen.

3. Dilihat dari perspektif proses bisnis internal penulis menyarankan agar perusahaan mampu lebih meningkatkan distribusi perusahaan baik dengan media iklan maupun memperluas pangsa pasar. Dan yang perlu diperhatikan lagi adalah kebutuhan konsumen yang semakin bervariasi, sehingga perusahaan harus mampu meningkatkan inovasi dalam menciptakan produk-produk baru baik dari segi rasa maupun bentuk yang semakin bervariasi. 4. Dilihat dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan penulis menyarankan

agar perusahaan mampu lebih memperhatikan kesejahteraan pegawainya, dengan memberikan penghargaan bagi pegawai yang sudah lama bekerja dengan kualitas bekerja yang baik, sehingga pegawai merasa menjadi lebih bersemangat dalam bekerja.

5. Dilihat dari metode just in time penulis menyarankan agar perusahaan mampu memperkecil/meminimalkan adanya kemubaziran yang ada dalam perusahaan, dilihat dari banyaknya pegawai yang masih ada dalam perusahaan. Penulis menyarankan agar perusahaan mampu menerapkan sistem yang lebih terkomputerisasi sehingga pembuatan produk lebih efektif dan efisien.

6. Apabila PT Slamet Langgeng telah menerapkan balanced scorecard dan just

in time sebagai strategi perusahaan dan sebagai penghubung penegendalian

(28)

Bab V Kesimpulan Dan Saran 131

Universitas Kristen Maranatha

belanced scorecard dan just in time. Contoh penelitian yang bisa dilakukan

adalah dengan bekerja secara langsung di lapangan selama beberapa hari, observasi.

5.3 Keterbatasan:

Adapun Keterbatasan dari penelitian ini adalah:

1. Jangka waktu pengamatan penelitian dan pengumpulan data hanya dua bulan, sehingga kurang menggambarkan kondisi perusahaan dalam jangka panjang. 2. Keterbatasan perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini, yang hanya

menggunakan satu perusahaan saja yaitu PT Slamet Langgeng.

(29)

 

132 Universitas Kristen Maranatha

 

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N, Dearden, John, Bedford, Norton M (1996), Sistem Pengendalian

Manajemen, Jakarta, Erlangga

Anthony, Robert N, Govindarajan, Vijay (2005), Sistem Pengendalian Manajemen, Jakarta, Salemba Empat Patria.

Budiarti, Isniar, Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja dan Alat Pengendali

Sistem Manajemen Strategis, Majalah Ilmiah unikom vol 6, hlm 51-59

Dra Mirhani, Siti, MM.Ak, 2001, The Balanced Scorecard. www.scribd.com Gasperz, Vincent (2003), Sistem Manajemen Kinerja Terintegerasi: Balanced

Scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah, Jakarta,

Gramedia.

Hansen, Don R and Mowen, Marryanne M (2005), Akuntansi Manajemen, Edisi 7, Jakarta, Salemba Empat

Kaplan, Robert S and, Norton, David P (1996), Balanced Scorecard, Jakarta, Erlangga

Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, diterjemahkan oleh Hendra Teguh, Ronny A. Rusli, dan Benjamin Molan, Jakarta: PT. Indeks, 2004 Mulyadi (2001), Balanced Scorecard, Jakarta, Salemba Empat.

Nurmanto, Eddy (2007), Empat Perspektif Pada Balanced Scorecard, eddy nurmanto.unpad

(30)

133

 

Universitas Kristen Maranatha

 

Robert N. Anthony, John Dearden, Norton M. Bedford, 1996, Sistem Pengendalian

Manajemen, Jakarta Erlangga.

Saladin, Djaslim, Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, Edisi ketiga, Bandung: Linda Karya, 2001.

Suadi, Robert, Ph.D, 1996, Sistem Pengendalian Manajemen.

Syarwani, Mohammad, (2007), Mengenal Sistem Produksi Tepat Waktu (Just In

Time System)

Yuwono, Sony, Edy Sukarno, dan Muhammad Ichsan, Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard: Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi, Edisi

Referensi

Dokumen terkait

Dapatan Kajian 4.2.1 Unsur Ketauhidan, Kerasulan dan Islam yang terdapat dalam Dewan Imam as-Syafie 4.2.2 Aspek Sastera dan Estetik dalam puisi as-Syafie 4.2.3 Peranan Imam

International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XXXIX-B3, 2012 XXII ISPRS Congress, 25 August – 01 September 2012,

DAFTAR NAMA TEMPAT, TGL LAHIR ALAMAT TELP, FAX, EMAIL PENDIDIKAN LOKASI JENJAN G DISIPLI N ILMU P.TING GI DESA KECAMATA N

Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, dengan tujuan untuk menguji pengaruh kualitas pelayanan tangible,

Dulurku ra eneng sing melu blas ra eneng, kabeh ketinggalan, trus aku ngerti nek sing ninggal dulurku iki, aku wes neng kene ngguwang layang, dulure ninggal iki,iki,iki,iki…

Analisis sistem lama atau yang sudah berjalan yaitu dalam perekomendasian pencari kerja, sistem rekomedasi pencari kerja hanya dilakukan secara manual menggunakan

 Walaupun arahnya sedikit berbeda, di sektor publik pun progres dalam proses inovasi (yang ditandai dengan kesempatan dan resiko) dengan fokus sebagai sebuah alat untuk

d) Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 9 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil.. 2) Berdasarkan Kriteria Audit