ABSTRAK
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA SEKTOR LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013
Albertus Nugroho Danu Pradana NIM: 112114073
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2015
Informasi akuntansi mengenai profitabilitas, likuiditas, leverage dan aktivitas menggambarkan kinerja perusahaan yang dapat digunakan oleh pemakainya dalam pengambilan keputusan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage dan aktivitas terhadap harga saham.
Penelitian yang dilakukan adalah studi empiris. Sampel adalah perusahaan yang terdaftar pada sector LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai tahun 2013. Teknik analisis data menggunakan uji analisis regresi berganda.
Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham, (2) likuiditas tidak berpengaruh positif terhadap harga saham, (3) leverage tidak berpengaruh positif terhadap harga saham, dan (4) aktivitas tidak berpengaruh positif terhadap harga saham.
ABSTRACT
INFLUENCE OF FINANCIAL PERFORMANCE TO STOCK PRICE LISTED IN LQ 45 SECTOR AT INDONESIA STOCK EXCHANGE YEAR 2009
UNTIL 2013
Albertus Nugroho Danu Pradana NIM: 112114073
Sanata Dharma University Yogyakarta
2015
Accounting information of profitabilitiy, liquidity, leverage and activity are describing performance of the company which can be used for decision-making. The purpose of this research is to determine the influence of liquidity, profitability, leverage and activity to the stock price.
The type of this research was empirical study. The samples were companies listed in LQ 45 Sector at Indonesia Stock Exchange in the year 2009 until 2013. The technique of data analysis was multiple regression analysis.
The results showed that (1) profitability had positive effect to the stock price,
(2) liquidity did not have positive effect to the stock price, (3) leverage did not have positive effect to the stock price, and (4) activity did not have positive effect to the stock price.
Keywords: liquidity, profitability, leverage, activity, stock price
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP
HARGA SAHAM PADA SEKTOR LQ 45 DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2009-2013
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Albertus Nugroho Danu Pradana
NIM: 112114073
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP
HARGA SAHAM PADA SEKTOR LQ 45 DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Albertus Nugroho Danu Pradana
NIM: 112114073
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Everything is mind (Unknown)
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Bapak Y. Salimin dan Ibu Lucia Sudarmi
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Yang bertandatangan di bawah ini adalah saya, menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA SEKTOR LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2009-2013
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 25 November 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam refrensi) pada penulis aslinya.
Bila kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU. NO. 20 tahun 2003, pasal 25dan 70)
Yogyakarta, 29 Januari 2016 Yang membuat pernyataan
Albertus Nugroho Danu Pradana
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Albertus Nugroho Danu Pradana
NIM : 112114073
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA SEKTOR LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2009-2013
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 29 Januari 2016
Yang menyatakan,
ABSTRAK
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA SEKTOR LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013
Albertus Nugroho Danu Pradana NIM: 112114073
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2015
Informasi akuntansi mengenai profitabilitas, likuiditas, leverage dan aktivitas menggambarkan kinerja perusahaan yang dapat digunakan oleh pemakainya dalam pengambilan keputusan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage dan aktivitas terhadap harga saham.
Penelitian yang dilakukan adalah studi empiris. Sampel adalah perusahaan yang terdaftar pada sector LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai tahun 2013. Teknik analisis data menggunakan uji analisis regresi berganda.
Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham, (2) likuiditas tidak berpengaruh positif terhadap harga saham, (3) leverage tidak berpengaruh positif terhadap harga saham, dan (4) aktivitas tidak berpengaruh positif terhadap harga saham.
Kata kunci: profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas, harga saham
ABSTRACT
INFLUENCE OF FINANCIAL PERFORMANCE TO STOCK PRICE LISTED IN LQ 45 SECTOR AT INDONESIA STOCK EXCHANGE YEAR 2009
UNTIL 2013
Albertus Nugroho Danu Pradana NIM: 112114073
Sanata Dharma University Yogyakarta
2015
Accounting information of profitabilitiy, liquidity, leverage and activity are describing performance of the company which can be used for decision-making. The purpose of this research is to determine the influence of liquidity, profitability, leverage and activity to the stock price.
The type of this research was empirical study. The samples were companies listed in LQ 45 Sector at Indonesia Stock Exchange in the year 2009 until 2013. The technique of data analysis was multiple regression analysis.
The results showed that (1) profitability had positive effect to the stock price,
(2) liquidity did not have positive effect to the stock price, (3) leverage did not have positive effect to the stock price, and (4) activity did not have positive effect to the stock price.
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
sripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
kepribadian kepada penulis.
2. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku Dosen MPAT dan Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah senantiasa membantu serta membimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ir. Drs. Hansiadi Yuli H., M.Si., Ak., QIA., CA selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang selalu mendukung dan memberi masukan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma atas
bimbingan dan ilmu yang diberikan selama penulis berda dibangku kuliah.
5. Staff Sekretariat Fakultas Ekonomi terkhusus Mbak Marni, Mas Yuli, dan
Mas Frans atas segala bantuan adminstrasinya, serta karyawan Fakultas
Ekonomi yang telah mempersiapkan segala keperluan yang mendukung
perkuliahan selam ini.
6. Orang tua penulis, Yohanes Salimin dan ibu Lucia Sudarmi yang selalu
memberikan semangat, motivasi, teguran dandoahingga skripsi ini selesai.
7. Para sahabat atas perhatian, masukan, motivasi, dan dukungan kepada
penulis.
8. Teman-teman bimbingan Ibu Ninik atas segala dukungan, dorongan, motivasi,
dan kebersamaan dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Teman-teman Akuntansi 2011 terkhusus Kelas B atas kebersamaannya selama
ini. Selamat memperjuangkan masa depan kawan.
10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekeurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 29 Januari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
ABSTRAK ... vii
F.Sistematika Penulisan ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A.SIignaling Theory ... 7
B.Efficient Market Hypothesis (EMH) ... 7
C.Pengertian Pasar Modal ... 8
D.Harga saham ... 8
E.Pengertian Laporan Keuangan ... 9
F.Analisa Fundamental ... 10
G.Kinerja Keuangan ... 10
H.Hipotesis ... 19
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
A.Jenis Penelitian ... 22
C.Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 22
D.Populasi dan Sampel ... 23
E.Teknik Pengambilan Sampel ... 24
F.Teknik Pengumpulan Data ... 24
G.Teknik Analisis data ... 25
BAB IV GAMBARAN UMUM ... 30
A.LQ45 ... 30
B.Deskripsi Sampel Penelitian ... 31
1. Sampel Penelitian ... 31
2. Analisis statistik Deskriptif ... 32
BAB V PEMBAHASAN ... 34
A.Hasil Uji Statistik dan Pembahasan ... 34
1. Uji Normalitas ... 34
2. Uji Asumsi Klasik ... 35
a. Uji Multikolinearitas ... 35
b. Uji Autokorelasi ... 36
c. Uji Heteroskedastisitas ... 36
3. Pengujian Hipotesis ... 38
a. UjiF ... 38
b. Uji t ... 40
B.Pembahasan ... 41
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 46
A.Kesimpulan ... 46
B.Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 47
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Harga saham menjadi sangat penting bagi investor karena
mempunyai konsekuensi ekonomi dimana setiap Perubahannya akan ikut
merubah kesempatan yang akan diperoleh investor di masa depan. Harga
saham mencerminkan berbagai informasi yang terjadi di pasar modal dengan
asumsi pasar modal efisien (Azis et al, 2015: 82)
Dalam memprediksi harga saham investor dan manajer investasi
melakukan sebuah analisa fundamental. Menurut Vibby (2007: 30) Analisa
fundamental merupakan metode analisis yang menggunakan studi tentang
keadaan ekonomi, industry dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan
nilai wajar dari saham suatu perusahaan. Menurut Tandelilin (2010: 364)
dalam menganalisa saham, investor harus mendasarkan pikirannya pada
analisa fundamental sehingga investor dapat menilai apakah sebuah saham
memiliki nilai intrinsik yang rendah (undervalue) atau memiliki nilai
intrinsik yang tinggi (overvalue) agar mendapatkan keuntungan lebih
maksimal.
Di Indonesia, terdapat saham yang sangat spekulatif yang sering kali
disebut dengan saham gorengan. Disebut sebagai saham gorengan karena
harga sahamnya bisa dinaik-turunkan seolah-olah makanan yang
dibolak-balikkan dalam penggorengan dengan sangat cepat agar terlihat lebih
menarik, sehingga mengundang para trader dan investor untuk membeli
saham ini (Sihombing, 2008: 63). Pelaku dari saham gorengan ini adalah
Bandar (market maker) yang memiliki modal yang sangat kuat dan memiliki
motif tertentu. Untuk menghindari dari jenis saham ini, seorang investor atau
analis sekuritas di pasar modal apabila akan melakukan investasi pada saham
tidak boleh hanya ikut ikutan, akan tetapi perlu menganalisa secara detil
fundamental perusahaan (Azis, 2015: 84).
Salah satu yang dilakukan dalam analisa fundamental menurut Wira
(2009:7) adalah mengukur kinerja keuangan yang meliputi profitabilitas,
likuiditas, leverage, rasio aktivitas dan rasio pasar. Dalam penelitian ini
peneliti memilih profitabilitas, likuiditas, leverage dan rasio aktivitas sebagai
variabel penelitian dikarenakan terdapat perbedaan hasil mengenai ukuran
kinerja keuangan ini. Menurut Mulyana (2011) dan Pasaribu (2008)
menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap harga saham
sedangkan Deitiana (2011) menyatakan likuiditas tidak berpengaruh positif
terhadap harga saham. Hasil leverage pada penelitian Pasaribu (2008)
menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap harga saham
sedangkan Suhadi (2009) dan Oktaviana menyatakan bahwa leverage tidak
berpengaruh terhadap harga saham. Rasio aktivitas dalam penelitian Suhadi
(2009) menyatakan bahwa rasio aktivitas berpengaruh terhadap harga saham
sedangkan Suseno et al. (2011). Profitabilitas ditambahkan oleh peneliti
sebagai variabel penelitian untuk memperbarui hasil penelitian mengenai
3
Sektor LQ 45 dipilih sebagai obyek penelitian selama 5 tahun
berturut-turut agar pengaruh antara kinerja keuangan dan harga saham dapat
terlihat lebih jelas dan akurat, serta tidak bias. Alasan penulis menggunakan
perusahaan yang tergabung dalam sektor LQ 45 karena sektor LQ 45 terdiri
atas 45 perusahaan dengan likuiditas tinggi yang dipilih berdasarkan kriteria
pemilihan (IDX, 2010: 11) dan merupakan 45 perusahaan yang objektif dan
terpercaya bagi manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal
lainnya dalam mengawasi pergerakan harga dari saham-saham yang aktif
diperdagangkan (Azis, 2015:7). Peneliti berharap penelitian ini mampu
memperbarui hasil mengenai pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage dan
aktivitas terhadap harga saham sehingga investor selalu melakukan analisa
fundamental dalam memperdiksi harga saham.
Berdasarkan Isu dan latar belakang tersebut mendorong Penulis untuk
melakukan penelitian tentang hubungan atau pengaruh kinerja keuangan
dengan harga saham dengan rumusan judul “ Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Harga Saham Pada sektor LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Periode
2009-2013”.
B. Batasan Masalah
Penelitian ini hanya menganalisis kinerja keuangan perusahaan yang meliputi
profitabilitas, likuiditas, leverage dan rasio aktivitas.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.Apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan yang tergabung dalam kelompok sektor LQ 45 di Bursa
Efek Indonesia tahun 2009-2013?
2.Seberapa besar kontribusi kinerja keuangan mampu menjelaskan
variansi harga saham perusahaan pada kelompok sektor LQ 45 tahun
2009-2013?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham
pada perusahaan yang tergabung dalam kelompok sektor LQ 45 di Bursa
Efek Indonesia tahun 2009-2013.
2. Untuk mengetahui kontribusi kinerja keuangan mampu menjelaskan
variansi harga saham perusahaan pada kelompok sektor LQ 45 tahun
2009-2013.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi investor dan manajer investasi
Memberikan informasi yang dapat menjadi pertimbangan dalam
mengambil keputusan jual beli saham untuk berinvestasi di pasar modal
yang meliputi penentuan saham yang terbaik dalam investasi, penentuan
harga wajar suatu saham dan membantu dalam menyusun portofolio
saham.
2. Bagi akademisi
Penelitian ini memberikan pengetahuan mengenai kinerja keuangan yang
5
3. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh kinerja
keuangan terhadap harga saham
F. Sistematika Penulisan
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, batasan masalah
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan teori-teori dan hasil penelitian terdahulu
sebagai acuan penelitian ini.
Bab 3 Metode Penelitian
Bab ini menguraikan jenis penelitian, subjek dan objek penelitian,
data yang dicari, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis
data.
Bab 4 Gambaran Umum Sampel
Bab ini menguraikan mengenai sampel penelitian dan analisis
statistic deskriptif
Bab 5 Analisis dan Pembahasan
Bab ini menguraikan mengenai langkah dalam menjawab hipotesis
beserta pembahasannya
Bab 6 Kesimpulan Saran dan Keterbatasan
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan hasil dari penelitian,
saran yang diajukan penulis untuk penelitian selanjutnya dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Signaling Theory
Menurut Jogiyanto (2000: 393), informasi yang dipublikasikan
sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam
pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung
nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman
tersebut diterima pasar.
Pada saat informasi diumumkan dan semua pelaku pasar telah menerima
informasi tersebut, pelaku pasar mengintepretasikan dan menganalisis
informasi tersebut sebagai sinyal buruk (bad news) atau sinyal baik (good
news). Apabila pengumuman tersebut dianggap sebagai sinyal yang baik
maka akan terjadi perubahan volume pedagangan pada saham yang akan
berdampak pada meningkatnya harga saham. Begitu pula sebaliknya apabila
dianggap sebagai sinyal buruk maka akan terjadi perubahan volume
perdagangan (jumlah saham yang diperdagangkan) saham yang akan
berdampak pada menurunnya harga saham.
B. Efficient Market Hypothesis (EMH)
Teori efficient market hypothesis menyatakan bahwa harga saham
yang terbentuk merupakan refleksi dari seluruh informasi yang ada, baik
fundamental ditambah dengan insider information. Jogianto (2013: 562)
menyatakan bahwa pasar dikatakan efisien terhadap suatu informasi jika dan
hanya jika harga-harga saham bertindak seakan-akan setiap orang mengamati
sistem informasi tersebut. Ketika sebuah informasi yang diterima dianggap
sebagai signal positif atau negatif maka harga saham akan meningkat atau
menurun sesuai dengan refleksi (fully reflect) dari seluruh informasi yang ada
(efisiensi pasar bentuk kuat).
C. Pengertian Pasar Modal
Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal adalah pertemuan antara
pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana
dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian pasar modal juga
dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang
umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.
Pasar modal adalah tempat dimana harga-harga saham terefleksi dari sebuah
informasi yang diterima. Harga pada saham di pasar modal akan bergerak
sesuai dengan respon yang diterima oleh para investor. Ketika informasi yang
diterima merupakan signal positif maka harga-harga saham pada pasar modal
akan bergerak naik dan begitupula sebaliknya.
D. Harga Saham
Harga saham menurut Undang-undang No 8 tahun 1995 tentang
pasar modal adalah penerimaan besarnya pengorbanan yang dilakukan oleh
setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Harga saham menjadi
sangat penting bagi investor karena mempunyai konsekwensi ekonomi.
9
yang akan diperoleh investor di masa depanpun akan ikut berubah. Harga
saham mencerminkan berbagai informasi yang terjadi di pasar modal dengan
asumsi pasar modal (Azis, 2015:82). Dalam penelitian ini harga saham diukur
dengan harga saham penutupan. Harga saham penutupan adalah harga terakhir
yang ditawarkan oleh penjual atau harga perdagangan terakhir untuk suatu
periode.
E. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan Keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan
sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan
merupakan hasil proses akuntansi sebagai sarana untuk mengkomunikasikan
informasi keuangan kepada pihak eksternal. Menurut Tandelilin (2010: 365)
Laporan keuangan merupakan sistem informasi yang menggambarkan
seberapa besar kekayaan perusahaan, seberapa besar penghasilan yang
diperoleh perusahaan serta transaksi ekonomi apa saja yang telah dilakukan
perusahaan yang dapat mempengauhi kekayaan dan penghasilan perusahaan.
Menurut PSAK (Penyajian Standar Akuntansi Keuangan) no 1 revisi
tahun 2013, Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari enam komponen
yaitu
1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode.
2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode.
3. Laporan perubahan ekuitas selama periode.
4. Laporan arus kas selama periode.
5. Catatan atas laporan keuangan berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang
signifikan dan informasi penjelasan lain.
6. Informasi komparatif mengenaiperiode sebelumnya.
Di dalam keenam komponen tersebut terdapat data-data keuangan yang
digunakan dalam perhitungan rasio seperti laba bersih, total penjualan, aset
lancar, hutang lancar, total utang dan data keuangan lainnya yang merupakan
unsur dari perhitungan rasio dalam pengukuran kinerja keuangan.
F. Analisa Fundamental
Menurut Wira (2009:7) Analisa fundamental penting bagi investor
karena aspek fundamental adalah faktor utama penggerak harga saham, selain
itu analisis fundamental juga dapat membantu meminimalkan dan
mengoptimalkan profit, serta membuat investor lebih percaya diri. Pada
prinsipnya analisa fundamental mengukur beberapa hal yaitu:
1. Mengukur kinerja keuangan perusahaan yang dilihat dari laporan
keuangan.
2. Melihat kondisi manajemen.
3. Melihat kondisi pasar dan persaingan. Beberapa hal yang dilihat yaitu
adakah pesaing baru yang masuk ke pasar, apakah perusahaan
mengeluarkan produk baru yang inovatif, Bagaimana daya beli
konsumennya, dan lain sebagainya.
G. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan atau rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi
11
(2011:70) kinerja keuangan dibagi menjadi lima kategori yaitu:
1. Profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba. Disamping bertujuanuntuk mengetahui kemampuan
perusahaan menghasilkan laba selama periode tertentu, profitabilitas
bertujuan juga untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam
menjalankan operasional perusahaan. Kinerja yang baik akan ditunjukan
lewat keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba yang maksimal
bagi perusahaan (Hery, 2015:226). Rasio yang mengukur profitabilitas
antara lain:
a. Return On Assets
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba
bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam
dalam total aset. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih
dengan total aset. Semakin tinggi hasil pengambilan aset (Return on
assets) berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan
dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset (Hery,
2015:228).
b. Return On Equity
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba
bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiahdana yang tertanam
dalam total equitas. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih
dengan ekuitas. Semakin tinggi hasil pengembalian atas ekuitas
(Return on equity) berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas (Hery,
2015:230).
c. Gross Profit Margin
Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya presentase laba kotor
atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba kotor
terhadap penjualan bersih. Semakin tinggi margin laba kotor (Gross
profit margin) berarti semakin tinggi pula laba kotor yang dihasilkan
dari penjualan bersih (Hery, 2015:231).
d. Operating Profit Margin
Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya presentase laba
operasional atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi
laba operasional terhadap penjualan bersih. Semakin tinggi operating
profit margin berarti semakin tinggi pula laba operasional yang
dihasilkan dari penjualan bersih (Hery, 2015:233).
e. Net Profit Margin
Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya presentase laba bersih
atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih
terhadap penjualan bersih. Semakin tinggi net profit margin berarti
semakin tinggi pula laba bersih yang dihasilkan dari penjualan bersih
(Hery, 2015:235)
f. Return On Investment
Rasio ini menggambarkan kemampuan modal yang diinvestasikan
13
Dengan demikian, rasio ini menghubungkan keuntungan yang
diperoleh dari operasional perusahaan dengan jumlah investasi atau
aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi
tersebut. Perhitungan return on investment didapat dari laba bersih
setelah pajak dibagi dengan total aktiva (Kasmir, 2014:131).
2. Likuiditas yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
membayar hutang jangka pendeknya. Dengan kata lain, rasio likuiditas
adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa jauh
tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka
pendeknya yang akan segera jatuh tempo. Untuk dapat memenuhi
kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo, perusahaan
harus memiliki tingkat ketersediaan jumlah kas yang baik atau aset
lancar lainnya yang dapat dengan segera dikonversi menjadi kas. (Hery,
2015:174). Rasio yang mengukur likuiditas antara lain:
a. Current Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo
dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia. Dengan kata lain,
rasio lancar ini menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan
aset lancar yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total
kewajiban lancar. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara total
aset lancar dengan total kewajiban lancar (Hery, 2015:178).
b. Quick Ratio
Rasio ini digunkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo
dengan menggunakan aset sangat lancar (kas, sekuritas jangka pendek
dan piutang), tidak termasuk persediaan barang dagang dan aset
lancar lainnya. Dengan kata lain, quick ratio menggambarkan
seberapa besar jumlah ketersediaan aset sangat lancar yang dimiliki
perusahaan dibandingkan dengan kewajiban lancar. Rasio ini dihitung
sebagai hasil bagi antara aset sangat lancar dengan kewajiban lancar
(Hery, 2015:181).
c. Cash Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas atau
setara kas yang tersedia untuk membayar hutang jangka pendek.
Rasio ini menggambaran kemampuan perusahaan yang sesungguhnya
dalam melunasi kewajiaban lancarnya yang akan segera jatuh tempo
dengan menggunakan uang kas atau setara kas yang ada. Rasio ini
dihitug sebagai hasil bagi antara kas dan setara kas dengan kewajiban
lancar (Hery, 2015:183)
3. Aktivitas yang digunakan untuk mengetahui seberapa cepat perusahaan
melakukan operasinya dalam mengubah aset (persediaan) menjadi cash
(menjual persediaan). Rasio ini digunakan juga untuk mengukur tingkat
efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada (Hery,
2015:209). Rasio yang mengukur aktiitas antara lain:
15
Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam
dalam piutang usaha akan berputar dalam satu periode atau berapa
lama rata-rata penagihan piutang usaha. Rasio ini menunjukan piutang
usaha dan kemampuan manajemen dalam melakukan aktivitas
penagihan piutang tersebut. Accounts receivable turn over dihitung
sebagai hasil bagi antara besarnya tingkat penjualan kredit dengan
rata-rata piutang usaha. Semakin tinggi rasio ini menunjukan bahwa
modal kerja yang tertanam dalam piutang usaha semakin kecil dan hal
ini semakin baik bagi perusahaan (Herry, 2015:211).
b. Inventory Turn Over
Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam
dalam persediaan akan berputar dalam satu periode atau berapa lama
(dalam hari) rata-rata persediaan tersimpan di gudang hingga akhirnya
terjual. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara besarnya
penjualan dengan rata-rata persediaan (Herry, 2015:214)
c. Working Capital Turn Over
Rasio ini digunakan untuk mengukur keefektivan modal kerja yang
dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Rasio ini
dihitung sebagai hsail bagi antara besarnya penjualn (tunai maupun
kredit) dengan rata-rata aset lancar. Working capital turn over yang
rendah berarti perusahaan sedang memiliki kelebihan modal kerja.
Hal ini disebabkan karena rendahnya perputaran persediaan barang
dagang atau piutang usaha atau piutang usaha, atau bisa juga karena
terlalu besarnya saldo kas (Hery, 2015:218).
d. Fixed Assets Turnover
Rasio ini digunakan untuk mengukur keefektifan aset tetap yang
dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan atau dengan kata
lain untuk mengukur seberapa efektif kapasitas aset tetap turut
berkontribusu menciptakan penjualan. Rasio ini dihitung sebagai hasil
bagi antara besarnya penjualan dengan rata-rata aset tetap (Hery,
2015:219).
e. Total Assets Turnover
Rasio ini digunakan untuk mengukur keefektifan aset dalam
menghasilkan penjualan. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara
besarnya penjualan dengan rata-rata total aset. Perputaran total aset
yang rendah berarti perusahaan memiliki kelebihan total aset, dimana
total aset yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal untuk
menciptakan penjualan (Hery, 2015:221)
4. Leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
membayar hutang jangka panjang. Perusahaan dengan leverage tinggi
(memiliki hutang yang besar) dapat berdampak pada timbulnya resiko
keuangan yang besar, tetapi juga memiliki peluang yang besar pula
untuk menghasilkan laba yang tinggi. Namun apabila dana hasil
pinjaman tersebut dipergunakan secara efisien dan efektif dengan
membeli aset produktif tertentu (seperti mesin dan peralatan) atau untuk
17
peluang yang besar bagi perusahaan untuk meningkatkan hasil usahanya.
Sebaliknya, perusahaan dengan leverage rendah memiliki resiko
keuangan yang kecil, tetapi juga mungkin memiliki peluang yang kecil
pula uantuk menghasilkan laba yang besar. (Hery, 2015:191). Rasio yang
mengukur leverage antara lain:
a. Debt to Asset Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan antara total
hutang dengan total aset. Dengan kata lain, rasio ini digunkan untuk
mengukur seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh utang.
Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara besarnya total hutang
dengan total aset. Tingginya rasio ini akan mengurangi kemampuan
perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor karena
dikawatirkan bahwa perusahaan tidak mampu membayar hutangnya
(Hery, 2015:195).
b. Debt to Equity Ratio
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui seberapa bagian dari setiap
rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan hutang. Semakin tinggi
debt to equity ratio maka semakin kecil jumlah modal pemilik yang
dijadikan jaminan hutang. Sebaliknya, semakin rendah debt to equity
ratio maka semakin besar jumlah modal pemilik yang dijadikan
jaminan hutang. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi anrata total
hutang dengan total modal (Hery, 2015:198)
c. Long to Debt Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya proporsi hutang jangka
panjang terhadap modal. Rasio ini berguna untuk mengetahui
besarnya perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh
kreditor jangka panjang dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik
perusahaan. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara utang jangka
panjang dengan modal (Hery, 2015:200).
5. Rasio pasar (market ratio) digunakan untuk mengetahui secara relative
hubungan antara saham dan kondisi keuangan perusahaan. Melalui
market ratio investor dapat menentukan nilai dari saham (Wira, 2011:77).
Rasio yang mengukur Rasio pasar antara lain:
a. Nilai Buku/Book Value
Nilai buku adalah rasio yang dihitung dengan membagi total modal
dengan jumlah saham yang beredar. Nilai ini mencerminkan nilai
hutang yang akan diterima oleh pemegang saham apabila perusahaan
dilikuidasi. Rasio ini dihituang sebagai hasil bagi antara Total ekuitas
dengan jumlah saham yang beredar (Wira, 2011:82).
b. Price to Book Value
Price to BookValue digunakan untuk mengetahui apakah harga suatu
saham saat ini murah atau mahal. Semakin rendah rasio ini berarti
saham perusahaan dianggap murah. Sebaliknya, semakin tinggi rasio
ini maka akan mencerminkan saham perusahaan dianggap mahal.
Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara book value dengan harga
19
H. Hipotesis
Kemampuan perusahaan menghasilkan laba menggambarkan kinerja
keuangan perusahaan. Semakin baik informasi mengenai profitabilitas sebuah
perusahaan maka akan menarik investor untuk melakukan investasi dan
akibatnya akan berdampak pada kenaikan harga saham. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu (2008) yang meneliti tentang
pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham di bursa efek tahun
2003 sampai 2006 dinyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap
harga saham. Penelitian Pasaribu (2008) didukung pula oleh penelitian yang
dilakukan oleh Deitiana (2011) yang meneliti tentang pengaruh rasio
keuangan, pertumbuhan penjualan dan dividen terhadap harga saham dimana
dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
terhadap harga saham. Dari penjelasan mengenai pengaruh dan hubungan
antara profitabilitas dan harga saham maka hipotesis dari penelitian ini
adalah
H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan
Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka
pendek menggambarkan kinerja keuangan perusahaan. Semakin baik
informasi mengenai likuiditas sebuah perusahaan maka akan menarik investor
untuk melakukan investasi dan akibatnya akan berdampak pada kenaikan
harga saham. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mulyana (2011)
tentang analisis likuiditas saham pada indeks LQ 45 di bursa efek Indonesia
periode 2008-2009 dinyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap
harga saham. Penelitian Mulyana (2011) didukung pula oleh penelitian
Pasaribu (2008) yang meneliti tentang pengaruh variabel fundamental
terhadap harga saham di bursa efek tahun 2003-2006 yang menyatakan bahwa
Likuiditas berpengaruh terhadap harga saham. Dari penjelasan mengenai
pengaruh dan hubungan antara likuiditas dan harga saham maka hipotesis dari
penelitian ini adalah
H2 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan
Leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam memenuhi seluruh kewajibannya (Kasmir, 2014:151). Semakin baik
informasi mengenai leverage sebuah perusahaan maka akan menarik investor
untuk melakukan investasi dan akibatnya akan berdampak pada kenaikan
harga saham. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu (2008)
yang meneliti tentang pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham
di bursa efek tahun 2003 sampai 2006 dinyatakan bahwa leverage
berpengaruh terhadap harga saham. Dari penjelasan mengenai pengaruh dan
hubungan antara leverage dan harga saham maka hipotesis dari penelitian ini
adalah
H3 : Leverage berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan
Efektifitas perusahaan atau kemampuan perusahaan dalam
menggunakan aktiva yang dimilikinya menggambarkan kinerja keuangan
perusahaan. Semakin baik informasi mengenai rasio aktivitas sebuah
21
berdampak pada kenaikan harga saham. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Suhadi (2009) yang meneliti mengenai pengaruh rasio
aktivitas, profitabilitas, leverage dan rasio penilaian terhadap harga saham
perusahaan food and beverage dinyatakan bahwa rasio aktifitas yang diukur
dengan inventory turnover dan total asset turnover berpengaruh positif
terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Suhadi (2009)
didukung pula oleh Pasaribu (2008) yang meneliti tentang pengaruh variabel
fundamental terhadap harga saham di bursa efek tahun 2003 sampai 2006
dimana dinyatakan bahwa rasio aktifitas berpengaruh terhadap harga saham.
Dari penjelasan mengenai pengaruh dan hubungan antara rasio aktivitas dan
harga saham maka hipotesis dari penelitian ini adalah
H4 : Rasio Aktivitas berpengaruh positif terhadap harga saham
perusahaan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah studi empiris,
khususnya yang berhubungan dengan analisis pengaruh profitabilitas,
likuiditas, leverage dan rasio aktivitas pada sektor LQ 45 di pasar modal
indonesia tahun 2009-2013 dengan menggunakan data kuantitatif sebagai
sumbernya.
B. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah perusahaan perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan obyek penelitiannya berupa
data mengenai laporan keuangan yang tersedia dalam perusahaan pada sektor
LQ 45 di pasar modal indonesia tahun 2009-2013
C. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel independen penelitian terdiri dari :
a. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dengan memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan (Kasmir, 2014:196). Profitabilitas diukur dengan return
on investmen yang merupakan hasil pembagian dari earning after
interest and tax dibagi dengan total assets.
b. Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
23
Weston dalam Kasmir, 2014:129). Likuiditas diukur denngan current
ratio yang merupakan hasil pembagian dari jumlah aset lancar dibagi
dengan hutang lancar.
c. Leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya
(Kasmir, 2014:151). Leverage diukur dengan debt to equity ratio
yang merupakan hasil pembagian dari total hutang dibagi dengan
equitas.
d. Rasio aktifitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.
Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (Kasmir 2014:
172). diukur dengan total asset turnover yang merupakan hasil dari
pembagian dari penjualan dibagi dengan rata-rata total aset.
2. Variabel dependen penelitian ini adalah harga saham. Harga saham
diukur dengan harga saham penutupan akhir tahun. Harga saham
penutupan adalah harga terakhir yang ditawarkan oleh penjual atau harga
perdagangan terakhir untuk suatu periode. Harga saham diukur dengan
harga saham penutupan karena harga saham penutupan mewakili kinerja
perusahaan dalam satu tahun.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
termasuk dalam kelompok sektor LQ 45 di pasar modal Indonesia dari
bulan Febuari tahun 2009 sampai akhir Juli tahun 2013
2. Sampel
Sampel penelitian dipilih melalaui metode purposive judgement sampling
method yang dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi
berdasarkan suatu kriteria tertentu (Jogianto, 2010: 79). Tujuannya adalah
agar mendapatkan sampel yang respresentative. Adapun kriteria tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan yang terdaftar
dan pernah tergabung dalam sektor LQ45
b. Perusahaan sudah memiliki dan menyampaikan data laporan
keuangan yang lengkap.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan
pendekatan nonprobability random sampling dengan metode purposive
sampling. Dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi perusahaan
yang tergabung dalam sektor LQ 45 periode tahun 2009 hingga 2013 dengan
kriteria memiliki laporan keuangan yang lengkap dari akhir tahun 2009
hingga akhir tahun 2013.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
metode dokumentasi, yaitu mengkopi, mencatat dan mempelajari serta
25
tergabung dalam kelompok sektor LQ 45 di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2009-2013
G. Teknik Analisis Data
1. Untuk mengetahui Apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap harga
saham pada perusahaan yang tergabung dalam kelompok sektor LQ 45 di
Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013, teknik analisis data yang
dilakukan adalah dengan uji normalitas terlebih dahulu untuk mengetahui
apakah data yang akan digunakan terdistribusi secara normal atau tidak.
Ketika data yang digunakan terdistribusi secara tidak normal maka
kategori data adalah non parametrik dan apabila data terdistribusi secara
normal maka kategori data adalah data parametrik. Normalitas diuji
dengan uji Kolmogrov Smirnov. Pedomannya yaitu apabila nilai
signifikasinya < 5% maka distribusi data tersebut tidak normal namun
apabila nilai signifikasinya > 5% maka distribusi data tersebut normal.
Apabila data tersebut tidak terdistribusi secara normal maka uji yang
dilakukan selanjutnya adalah uji beda namun apabila data terdistribusi
secara normal maka uji yang dilakukan selanjutnya adalah uji asumsi
klasik. Uji Asumsi Klasik yang terdiri dari :
a. Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakan dalam
persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
multikolinearitas dalam penelitian ini dengan melihat besarnya nilai
Variance Inflation Factor(VIF) (Gujarati,2006:70). Dasar analisis
yang digunakan yaitu jika nilai VIF < 10, maka tidak ditemukan
adanya multikolinearitas dalam data penelitian.
b. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Alat uji yang
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi adalah
dengan uji run test. Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai
signifikasinya lebih dari 5% maka data penelitian terbebas dari
autokorelasi.
c. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Alat uji yang digunakan untuk mengetahui
adanya heterokedastisitas dalam suatu persamaan regresi dapat
dilakukan dengan uji heteroskedastisitas white. Dasar analisis yang
digunakan yaitu apabila jika nilai chi square hitung lebih kecil dari
pada chi square tabel maka data penelitian terbebas dari
heteroskedastisitas. Chi square hitung diperoleh dari hasil perkalian
antara jumlah sampel (n) dengan R square sedangkan chi square
tabel diperoleh dari tabel Chi square.
27
membuat model analisis regresi linier berganda. Model regresi linier
berganda yang digunakan adalah:
Setelah dibuat model analisis linier berganda langkah selanjutnya adalah
melakukan Uji F untuk mengetahui apakah sekurang-kurnagnya satu
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Hipotesisnya
H0 1, 2, 3, 4 0
Tidak satupun variabel independen (profitabilitas, likuiditas, leverage dan
rasio aktivitas ) berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha 1, 2, 3, 4 0
Sekurang-kurangnya satu dari Variabel independen (profitabilitas,
likuiditas, leverage dan rasio aktivitas ) berpengaruh terhadap harga
saham. Dengan ketentuan apabila nilai probabilitas > 5% maka
0
H diterima dan H ditolak yang berarti bahwa tidak satupun variabel a
independen berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dan jika
probabilitas < 5% maka H0ditolak dan Haditerima yang berarti bahwa
sekurang-kurangnya satu variabel independen berpengaruh signifikan
terhadap harga saham
Setelah dilakukan Uji F, dilakukan Uji t untuk mengetahui
variabel independen berpengaruh terhadap harga saham. Hipotesisnya :
Artinya variable independen (profitabilitas, likuiditas, leverage dan
aktifitas) tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Variabel independen (profitabilitas, likuiditas, leverage dan aktifitas)
berpengaruh positif terhadap harga saham.
Dengan ketentuan apabila nilai probabilitas > 5% maka H0diterima dan
a
H ditolak yang berarti bahwa variabel independen tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Dan jika probabilitas < 5% maka
0
H ditolak dan H diterima yang berarti bahwa variabel independen a
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
2. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kinerja keuangan mampu
menjelaskan variansi harga saham perusahaan pada kelompok sektor LQ
29
)
(R2 berganda. Apabila nilai koefisiennya antara 0 ≤ 1, hal ini berarti bahwa nilai yang (R2)semakin besar mendekati angka satu merupakan
indikator yang menunjukan semakin kuatnya kontribusi (profitabilitas,
likuiditas, leverage dan aktifitas) menjelaskan variansi harga saham.
1. Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang pernah tergabung atau masih tergabung di dalam
Indeks LQ 45 periode tahun 2009 hingga 2013. Dalam memilih
sampel digunakan teknik purposive judgmentt sampling method
yaitu memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu dimana kriteria
sampel dipilih dengan dua kriteria yang telah ditentukan
sebelumnya.
Tabel 4.1: Penentuan Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah Perusahaan
perusahaan yang pernah tergabung atau masih
tergabung di dalam Indeks LQ 45 periode tahun 2009 hingga 2013
63
Perusahaan yang tidak menampilkan informasi mengenai total asset turnover
(15)
Data Outlier (9)
Sampel Penelitian 39
Sumber: data sekunder yang diolah, 2015
Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa keseluruhan
data perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 periode 2009
sampai 2013 sebanyak 63 perusahaan. Dan perusahaan yang tidak
menampilkan informasi secara lengkap sebanyak 15. Dan data
32
2. Analisis Statistik Deskriptif
Berikut adalah tabel yang menunjukan hasil statistik
deskriptif dari sampel penelitian
Tabel 4.2: Deskripsi Data
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation PROFITABILITAS 121 1,59 40,38 13,9478 8,58630 LIKUIDITAS 121 0,45 7,24 2,6702 1,57965 LEVERAGE 121 0,04 3,27 0,7447 0,58003 AKTIVITAS 121 0,09 2,72 0,8763 0,52417 HARGA SAHAM 121 157 26350 6684,22 7285,137 Valid N (listwise) 121
Sumber: data sekunder yang dioleh, 2015
Dari tabel 4.2 di atas dapat diinterpretasikan bahwa
profitabilitas memiliki nilai terendah sebesar 1,59, nilai tertinggi
sebesar 40,38, rata-rata sebesar 13,9478 dan standar deviasi sebesar
8,58630. Standar deviasi profitabilitas yang lebih kecil dari rata
ratanya menunjukan bahwa variabel profitabilitas memiliki sebaran
yang sangat kecil. Likuiditas memiliki nilai terendah sebesar 0,45,
nilai tertinggi sebesar 7,24, rata-rata sebesar 2,6702, dan standar
deviasi sebesar 1,57965. Standar deviasi likuiditas yang lebih kecil
dari rata ratanya menunjukan bahwa variabel likuiditas memiliki
sebaran yang sangat kecil. Leverage memiliki nilai terendah
sebesar 0,04, nilai tertinggi sebesar 3,27, rata-rata sebesar 0,7447
dan standar deviasi sebesar 0,58003. Standar deviasi leverage yang
lebih kecil dari rata ratanya menunjukan bahwa variabel leverage
memiliki sebaran yang sangat kecil. Aktivitas memiliki nilai
0,8763, dan standar deviasi sebesar 0,52417. Standar deviasi
aktivitas yang lebih kecil dari rata ratanya menunjukan bahwa
variabel aktivitas memiliki sebaran yang sangat kecil. Harga saham
memiliki nilai terendah sebesar 157, nilai tertinggi sebesar 26.350,
rata-rata sebesar 6.684,22 dan standar deviasi sebesar 7.285,137.
Standar deviasi harga saham yang lebih besar dari rata ratanya
menunjukan bahwa variabel harga saham memiliki sebaran yang
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Statistik dan Pembahasan
Untuk menjawab hipotesis pertama hingga keempat yaitu
mengenai pengaruh positif profitabilitas, likuiditas, leverage dan aktivitas
terhadap harga saham maka dilakukan uji normalitas terlebih dahulu dan
kemudian dilanjutkan dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji
multikoliniearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Pedoman pengambilan keputusan yang digunakan adalah
jika nilai Kolmogorov-smirnov signifikasinya >5%, maka data
terseut terdistribusi secara normal. Berdasarkan uji normalitas
dengan alat bantu program SPSS 20 diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 5.1: Hasil uji normalitas
Unstandardized
Residual
N 121
Normal Parametersa,b Mean 0E-7 Std. Deviation 6163.73367658
Most Extreme Differences
Absolute 0.123 Positive 0.123 Negative -0.075 Kolmogorov-Smirnov Z 1.353 Asymp. Sig. (2-tailed) 0.051
Sumber: data sekunder yang diolah, 2015
signifikasi sebesar 0.051 Maka dapat disimpulkan bahwa data
penelitian terdistribusi secara normal karena angka signifikasinya
lebih dari 5%.
2. Uji Asumsi Klasik
Setelah data diketahui terdistribusi secara normal maka
langkah selanjutnya adalah melakukan uji asumsi klasik yang
terdiri dari uji multikolinearitas, autokorelasi dan
heteroskedastisitas.
a. Uji multikolinearitas
Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini dengan
melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila
nilai VIF <10 berarti dalam data penelitian tidak ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (Gujarati,2006:70).
Berdasarkan uji multikolinearitas dengan alat bantu SPSS 20
diperoleh hasil sebagai berikut.
Berdasarkan data di dalam tabel dapat disimpulkan bahwa
Tabel 5.2: Hasil Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Profitabiltas 0,549 1,682
Likuiditas 0,732 1,376
Leverage 0,695 1,439
Aktivitas 0,637 1,570
36
dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar
variabel karena nilai VIF menunjukan angka kurang dari 10.
b. Uji autokorelasi
Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan uji run test. Apabila signifikasinya lebih
dari 5% maka dalam data penelitian tidak ditemukan adanya
autokorelasi. Berdasarkan uji autokorelasi dengan SPSS 20
diperoleh hasil berikut:
Tabel 5.3: Hasil Uji autokorelasi
Unstandardized Residual
Test Valuea 0,15323 Cases < Test Value 60 Cases >= Test Value 61 Total Cases 121 Number of Runs 60
Z -0,273
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,785 Sumber: data sekunder yang dioleh, 2015
Berdasarkan data di dalam tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 karena memiliki nilai
signifikasi 0.785 lebih besar dari 0.05
c. Uji heteroskedastisitas
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji heteroskedastisitas white. Apabila nilai chi square hitung
lebih kecil dari nilai chi square tabel maka tidak ditemukan
nilai chi square hitung didapat dari hasil perkalian antara
n(jumlah sampel) dengan (R square). Dan chi square tabel
didapat dari tabel chi square. Berikut adalah tabel 5.4 yang
merupakan hasil uji heteroskedastisitas white.
Tabel 5.4: Hasil Uji heteroskedastisitas Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 0,359a 0,129 0,013 0,89636 Sumber: data sekunder yang diolah, 2015
Tabel 5.4(lanjutan): Hasil uji heteroskedastisitas
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 12,567 14 0,898 1.117 0,352b Residual 85,167 106 0,803
Total 97,734 120 Sumber: data sekunder yang diolah, 2015
Berdasarkan tabel 5.4 di atas nilai chi square hitung
adalah sebesar 15,609 yang diperoleh dari hasil kali antara
jumlah sampel yaitu 121 dengan nilai R Square (0.129).
Sedangkan chi square tabel adalah sebesar 23,685 yang
diperoleh dari tabel dengan tingkat signifikasi 5% dengan
drajat kebebasan(df) sebesar 14 (15-1). Dengan itu besar nilai
chi square hitung (15,609) lebih kecil dari jumlah nilai chi
square tabel(23,685). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain.
38
disimpulkan bahwa model persamaan regresi yang digunakan
dalam penelitian ini bebas dari ketiga asumsi klasik sehingga
uji F dan uji t yang akan dilakukan di dalam penelitian ini tidak
bias.
3. Pengujian Hipotesis
Setelah selesai melakukan uji asumsi klasik, langkah
selanjutnya adalah membuat model regresi linear berganda. Berikut
adalah tabel 5.5 yang menujukan hasil parameter regeresi linear
berganda:
Tabel 5.5: Hasil Parameter Regresi Linear Berganda
Model Unstandardized Coefficients
B Std. Error
(Constant) 4639,017 2212,534 Profitabilitas 403,026 86,445 Likuiditas -772,925 423,563 Leverage -2205,819 1183,507 Aktivitas 148,921 1368,160 Sumber: data sekunder yang diolah, 2015
Dari tabel tersebut menunjukan model persamaan regresi
sebagai berikut:
Setelah dibuat model persamaan regeresi linear berganda
maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji F.
a. Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah
dependen. Berikut adalah tabel 5.6 hasil dari uji F:
Tabel 5.6: Hasil Uji F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 1809792836,673 4 452448209,168 11.512 0,000b
Residual 4558993540,302 116 39301668,451 Total 6368786376,975 120
Sumber: data sekunder yang diolah, 2015
Tabel 5.6 (lanjutan): Hasil Uji F
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 0,533a 0,284 0,259 6269,104
Sumber: data sekunder yang diolah, 2015
Berdasarkan pada 5.6 di atas, besarnya F hitung adalah
11.512 dengan nilai signifikasi 0.000. Dari hasil signifikasi yang
nilainya lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan H diterima yang artinya secara bersama-sama atau a
sekurang kurangnya satu variabel independen (profitabilitas,
likuiditas, leverage, dan aktivitas) berpengaruh terhadap harga
saham.
Dari tabel hasil uji F tersebut didapatkan juga besarnya
koefisien determenasi (R square) adalah sebesar 0,284 yang
berarti bahwa perubahan yang terjadi pada variabel harga saham
sebesar 28,4% dipengaruhi oleh profitabilitas, likuiditas, leverage
dan aktivitas, sedangkan 72,6% perubahan harga saham
dipengaruhi oleh faktor lain selain variabel independen yang
40
b. Uji t
Setelah Dilakukan uji F, langkah selanjutnya adalah dengan
melakukan uji t dimana langkah ini dilakukan untuk mengetahui
variabel mana yang berpengaruh terhadap harga saham. Berikut
adalah tabel 5.7 hasil dari uji t.
Tabel 5.7: Hasil Uji t
Model Unstandardized Coefficients t Sig.
B Std. Error
(Constant) 4639,017 2212,534 2,097 0,038 Profitabilitas (ROI) 403,026 86,445 4,662 0,000 Likuiditas (CR) -772,925 423,563 -1,825 0,071 Leverage (DER) -2205,819 1183,507 -1,864 0,065 Aktivitas (TATO) 148,921 1368,160 0,109 0,914 Sumber: data sekunder yang diolah, 2015
1) Hasil Pengujian Hipotesis Pertama
Berdasarkan tabel 5.7 di atas dihasilkan nilai signifikasi
sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05) dan nilai beta sebesar
403,026. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan H diterima yang berarti bahwa profitabilitas 1
berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.
2) Hasil Pengujian Hipotesis Kedua
Berdasarkan tabel 5.7 di atas dihasilkan nilai signifikasi
sebesar 0,071 (lebih besar dari 0,05) dan nilai beta sebesar
dan H ditolak yang berarti bahwa likuiditas tidak 2
berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.
3) Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga
Berdasarkan tabel 5.7 di atas dihasilkan nilai signifikasi
sebesar 0,065 (lebih besar dari 0,05) dan nilai beta sebesar
-2205.819 sehingga dapat disimpulkan bahwa H diterima o
dan H ditolak yang berarti bahwa leverage tidak 3
berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.
4) Hasil Pengujian Hipotesis Keempat
Berdasarkan tabel 5.7 di atas dihasilkan nilai signifikasi
0,914 (lebih besar dari 0,05) dan nilai beta sebesar 148.921
sehingga dapat disimpulkan bahwa H diterima dan o H3
ditolak yang berarti bahwa aktivitas tidak berpengaruh
signifikan positif terhadap harga saham.
B. Pembahasan
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham
Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa profitabilitas
berpengaruh signifikan positif terhadap harga sham pada
perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 tahun
2009-2013. Menurut Kasmir (2014) profitabilitas merupakan rasio
untuk mengukur kemampuan perusahaan mencari keuntungan
42
perusahaan. Semakin baik pihak manajemen menunjukan
kinerjanya melalui informasi akuntansi (profitabilitas) yang
dipublikasikan/diumumkan maka akan memberikan sinyal positif
bagi investor dan manajer investasi. Sinyal positif inilah yang
membuat para investor dan manajer investasi untuk
menginvestasikan dananya ke perusahaan sehingga berkibat pada
kenaikan harga saham. Hal ini terjadi karena harga saham yang
terbentuk merupakan refleksi atau reaksi dari seluruh informasi
yang tersedia (Jogiyanto 2013:562). Hasil penelitian ini
mendukung penelitian Deitiana (2011) dan Pasaribu (2008) yang
menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap
harga saham.
2. Pengaruh likuiditas terhadap harga saham
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa informasi likuiditas tidak
berpengaruh positif terhadap harga sham pada perusahaan yang
tergabung dalam sektor LQ 45 periode 2009-2015. Untuk dapat
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh
tempo, perusahaan harus memiliki tingkat ketersediaan jumlah kas
yang baik atau aset lancar lainnya yang dapat dengan segera
dikonversi menjadi kas. Aset lancar dalam current ratio terdiri dari
kas yang merupakan aset paling lancar dan diikuti dengan investasi
jangka pendek (surat berharga), piutang usaha, piutang wesel,
persediaan bahan baku, perlengkapan dan aset lancar lain yang
yang segera jatuh tempo. Tidak berpengaruh positif Kemungkinan
diduga karena hubungan antara aset lancar dan kewajiban lancar
tersebut menjadikan current ratio kurang diperhatikan oleh investor
dalam mengukur kinerja perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Mulyana (2011) dan Pasaribu (2008). Namun
hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Deitiana (2011)
yang menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh positif
terhadap harga saham.
3. Pengaruh leverage terhadap harga saham
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa informasi leverage tidak
berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan yang
tergabung dalam sektor LQ 45 periode 2009-2013. Dalam
penelitian ini nilai beta leverage (-2205,819) menunjukan adanya
hubungan tidak searah atau hubungan negatif antara leverage dan
harga saham. Semakin tinggi debt to equity ratio maka semakin
besar pula resiko keuangan perusahaan yang timbul karena
perusahaan harus terbebani dengan pembayaran bunga yang besar
sehingga tingginya debt to equity ratio diduga membuat para
investor cenderung menghindari saham yang memiliki DER yang
tinggi, hal ini pada akhirnya mengakibatkan adanya aksi jual yang