Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dan dimulainya era pasar bebas, perusahaan semakin dituntut untuk dapat mempertahankan bahkan meningkatkan keunggulan yang dimilikinya agar dapat bersaing. Apalagi dengan perkembangan transportasi, komunikasi, dan teknologi yang membuat batas-batas tetorial terasa samar, menjadikan persaingan lebih kompetitif. Agar terus berjalan dan mempertahankan kegiatan operasi secara kontiniu di tengah persaingan yang ketat, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Untuk meningkatkan kualitas produk maka perusahaan harus mengetahui berapa besarnya biaya kualitas (Cost of Quality) yang dikeluarkan. Dengan mengetahui biaya kualitas ini maka perusahaan berusaha untuk meminimalisasikan biaya kualitas tersebut untuk mencapai laba operasional.
Tugas Akhir ini berjudul pengaruh biaya kualitas terhadap laba operasional suatu perusahaan. Penelitian dilakukan pada PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk., sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman, khususnya di bidang industri minuman aseptik. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif analisis, yaitu dengan menganalisis data yang diperoleh dari penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan, untuk kemudian menarik kesimpulan.
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR... v
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 4
1.4 Kegunaan Penelitian... 4
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis... 5
1.5.1 Kerangka pemikiran ... 5
1.5.2 Hipotesis... 10
1.6 Metode Penelitian... 10
1.6.1 Metode yang digunakan ... 10
1.6.2 Operasionalisasi Variabel... 11
1.6.3 Metode analisis... 12
Universitas Kristen Maranatha BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biaya ... 14
2.1.1 Pengertian Biaya ... 14
2.1.2 Klasifikasi Biaya ... 16
2.2 Kualitas ... 19
2.2.1 Pengertian Kualitas ... 19
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kualitas... 21
2.2.3 Ukuran Kualitas ... 23
2.2.3.1 Ukuran Finansial atas Kualitas ... 25
2.2.3.2 Ukuran Nonfinansial atas Kualitas ... 26
2.3 Biaya Kualitas ... 28
2.3.1 Pengertian Biaya Kualitas ... 28
2.3.2 Elemen Biaya Kualitas... 28
2.3.3 Manfaat Biaya Kualitas... 31
2.4 Tinjauan Umum Laba ... 33
2.4.1 Pengertian Laba... 33
2.4.2 Klasifikasi Laba ... 34
2.4.3 Laba Operasional ... 35
Universitas Kristen Maranatha BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... 38
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 38
3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 40
3.2 Metode Penelitian... 48
3.2.1 Metode yang digunakan ... 48
3.2.2 Metode Pengumpulan Data ... 49
3.2.3 Operasionalisasi Variabel... 49
3.2.4 Rancangan Pengujian Hipotesis... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 55
4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 55
4.1.1.1 Biaya Kualitas PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk... 55
4.1.1.2 Laba Operasional PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk... 58
4.1.2 Pengujian Hipotesis... 60
4.2 Pembahasan Penelitian... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 66
5.2 Saran... 67
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Komponen Biaya Kualitas
Terhadap Laba Operasional 51
Tabel 4.1. Perbandingan Biaya Kualitas dengan Biaya Operasional
PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk 55
Tabel 4.2. Biaya Kualitas PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk 56 Tabel 4.3. Komposisi Biaya Kualitas
PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk 57
Tabel 4.4. Pertumbuhan Biaya Kualitas
PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk 58
Tabel 4.5. Laporan Laba Rugi Konsolidasi
PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk 59
Tabel 4.6. Kalkulasi Perhitungan Dalam Analisis Regresi 61
Tabel 4.7. Coefficients 61
Tabel 4.8. Correlations 63
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Grafik AQL (acceptable quality level) 9
Gambar 1.2. Kerangka Pemikiran 10
Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dan
dimulainya era pasar bebas, perusahaan semakin dituntut untuk dapat
mempertahankan bahkan meningkatkan keunggulan yang dimilikinya agar dapat
bersaing. Apalagi dengan perkembangan transportasi, komunikasi, dan teknologi
yang membuat batas-batas tetorial terasa samar, menjadikan persaingan lebih
kompetitif. Persaingan yang dihadapi perusahaan bukan hanya dari pesaing lokal
dan nasional saja, tetapi juga mencakup pesaing-pesaing dari luar negeri.
Agar terus berjalan dan mempertahankan kegiatan operasi secara kontiniu
di tengah persaingan yang ketat, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah
dengan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Terutama pada masa
sekarang ini, sebagian perhatian konsumen sudah beralih pada barang yang
berkualitas baik namun dengan harga yang terjangkau, sehingga perusahaan harus
berusaha terus meningkatkan kualitas produknya apabila ingin mempertahankan
dan memperluas pangsa pasarnya. Walaupun begitu masih banyak manajemen
perusahaan menganggap bahwa pengeluaran biaya untuk menjaga kualitas produk
(biaya kualitas) hanya memboroskan dana saja sehingga dapat menurunkan
efisiensi perusahaan. Dalam jangka pendek alasan tersebut mungkin saja
Universitas Kristen Maranatha jangka panjangnya produk atau jasa yang dihasilkan dapat berkualitas baik
sehingga tidak ditinggalkan konsumen.
Untuk menghadapi persaingan luar negeri, perusahaan-perusahaan di
Indonesia sebaiknya mengikuti standar mutu internasional. Standar untuk kualitas
yang ada pada saat ini merupakan standar paling terkenal di seluruh dunia adalah:
ISO (International Organization for Standardization) yang dibuat oleh MEE
(Masyarakat Ekonomi Eropa). Menurut Rao, dkk (1996:32), standar mutu ISO
terdiri dari 3 tingkat, yaitu:
1. ISO 9003.
Perusahaan yang telah mempunyai sertifikasi ini telah memenuhi persyaratan
kualitas dalam menginspeksi dan uji coba (testing) produk.
2. ISO 9002.
Selain telah melakukan inspeksi dan uji coba, perusahaan yang terdaftar
sertifikasi ini juga melakukan Statisticaly Quality Control dan meningkatkan
kualitas suplier.
3. ISO 9001.
Pengendalian kualitas telah dilakukan oleh perusahaan secara menyeluruh dari
Universitas Kristen Maranatha Dengan adanya standar kualitas ini maka perusahaan dituntut untuk
memperbaiki kualitas suatu produk atau jasa yang merupakan sesuatu yang
penting dalam membangun masa depan yang berkelanjutan. Pertanyaannya adalah
dalam rangka berupaya memperbaiki kualitas ini, apakah biaya yang dikeluarkan
akan sebanding nilainya dengan kualitas yang diperoleh? Berapa biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan jika meningkatkan kualitas produk mereka?
Dalam mengimplementasikan mutu terpadu, menjawab
pertanyaan-pertanyaan itu merupakan salah satu tugas penting bagi departemen akuntasi.
Untuk menjawab pertanyaan ini, fungsi akuntansi harus mengetahui berapa
besarnya biaya kualitas (Cost of Quality) yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Dengan mengetahui biaya kualitas maka perusahaan berusaha untuk
meminimalisasikan biaya kualitas tersebut untuk mencapai laba operasional.
Masalah pengaruh biaya kualitas terhadap laba operasional inilah yang
memberikan motivasi kepada penulis untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Laba Operasional Suatu Perusahaan”
1.2 Identifikasi Masalah
Berkaitan dengan hal di atas maka identifikasi masalahnya sebagai berikut:
a. Bagaimana perusahaan menggolongkan biaya-biaya yang ada di dalam
perusahaan?
b. Seberapa besar pengaruh biaya kualitas terhadap laba operasional
Universitas Kristen Maranatha 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan menggolongkan biaya-biaya yang
ada di dalam perusahaan.
b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya kualitas terhadap laba
operasional perusahaan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Setiap penelitian berguna untuk penulis maupun pihak lain baik langsung
maupun tidak langsung yang akan menggunakan penelitian. Semua informasi
yang akan diperoleh dan hasil pelitian diharapkan berguna:
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan penulis mengenai
biaya kualitas serta laba operasional perusahaan dan memberikan gambaran
yang lebih jelas dan nyata. Di samping itu, tugas akhir ini juga disusun sebagai
salah satu syarat mencapai gelar sarjana ekonomi di Universitas Kristen
Maranatha.
2. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan, alternatif dan
informasi bagi perusahaan dalam menyusun program-program dan
kebijakan-kebijakan utama yang berkaitan dengan kualitas produk yang dihasilkan agar
Universitas Kristen Maranatha mengenai biaya kualitas sehingga dapat meningkatkan laba operasional
perusahaan.
3. Bagi pihak lain yang memerlukan
Hasil ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan untuk menambah
wawasan bagi semua pihak yang membutuhkan informasi mengenai biaya
kualitas dalam meningkatkan laba operasional perusahaan.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka pemikiran
Dewasa ini perkembangan dunia usaha maupun tingkat persaingan dalam
usaha itu semakin meningkat, baik persaingan dari dalam maupun luar negeri.
Oleh karena itu tuntutan atas kualitas produk maupun jasa amatlah penting. Dalam
pengambilan keputusan pembelian produk atau jasa tertentu, kualitas menjadi
faktor utama yang dipertimbangkan oleh konsumen.
Pada perusahaan industri, kualitas yang baik dari produk yang dihasilkan
sangat diperlukan. Hal ini merupakan salah satu cara untuk menarik minat calon
konsumen untuk membeli produk tersebut. Proses produksi yang tidak efektif dan
efisien akan menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang
ditetapkan perusahaan (produk cacat), bahkan lebih jauh akan mengakibatkan
Universitas Kristen Maranatha Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Besterfield (1998:420), yaitu: “When the
cost of poor quality is too great, it is a sign of management ineffectiveness, which can affect the company’s competitive position”.
Kualitas produk yang rendah ini akan mempengaruhi kepercayaan
konsumen terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut,
sehingga konsumen cenderung beralih kepada perusahaan- perusahaa lain yang
dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang baik. Selain itu dengan kualitas
produk yang rendah (produk cacat) akan menyebabkan perusahaan harus
memperbaiki produk tersebut, dijual langsung (walau berkualitas rendah), atau
dibuang, seperti yang dikemukakan oleh Horngren, Foster, dan Datar (2000,648):
“Unacceptable unit of production that discarded or are sold for reduces prices. Partially completed or fully completed units of output.”
Program pengendalian kualitas yang dilakukan oleh perusahaan
memerlukan usaha yang tidak mudah serta biaya yang tidak murah. Dalam hal ini
terdapat hubungan yang kuat antara biaya dan kualitas, untuk menjaga kualitas
produk perlu ada biaya yang dikeluarkan. Yang dimaksud dengan biaya kualitas
menurut Horngren, et al (2000:13) adalah: biaya yang timbul untuk mencegah
terjadinya mutu yang rendah atau biaya-biaya yang timbul karena terjadinya biaya
yang rendah. Biaya-biaya kualitas meliputi biaya-biaya yang terjadi di perusahaan
secara keseluruhan.
Menurut Horngren, et al (2003;655), mengklasifikasikan biaya kualitas
Universitas Kristen Maranatha 1. Biaya pencegahan (prevention cost).
Yaitu biaya yang timbul untuk mencegah dihasilkannya produk atau jasa yang
tidak sesuai dengan standar yang diterapkan. Biaya ini meliputi biaya yang
berhubungan dengan perencanaan produk, penyusunan program pengendalian
kualitas, pelatihan karyawan serta pemeliharaan alat dan bangunan untuk
menghindari gangguan terhadap kelancaran produk atau jasa.
2. Biaya penilaian (appraisal cost)
Yaitu biaya yang timbul untuk memastikan bahwa spesifikasi yang telah
diterapkan telah tercapai atau belum tercapai sebelum produk dikirimkan ke
pelanggan atau jasa yang digunakan. Biaya ini antara lain meliputi biaya
pemeriksaan kualitas baik sebelum maupun sesudah produksi, biaya yang
timbul karena inspeksi.
3. Biaya kegagalan internal (internal failure cost)
Yaitu biaya yang terjadi karena produk atau jasa yang tidak sesuai dengan
persyaratan, terdeteksi sebelum barang tersebut dikirim ke pihak luar.
Kegagalan ini adalah kegagalan yang terdeteksi oleh aktivitas penilaian.
Misalnya: biaya yang timbul untuk memperbaiki produk yang rusak (rework).
4. Biaya kegagalan eksternal (external failure cost)
Yaitu biaya yang terjadi karena produk atau jasa gagal menyesuaikan
Universitas Kristen Maranatha para pelanggan. Misalnya biaya yang timbul karena adanya pengembalian
produk di pasar.
Pada biaya kualitas itu sendiri menurt Hansen dan Mowen (2000:601)
mempunyai dua fungsi yaitu:
(1) Control activities yang meliputi biaya pencegahan dan penilaian, dan
(2) failure activities yang meliputi biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan
eksternal.
Persentase unit rusak meningkat jika jumlah biaya pencegahan dan
penilaian menurun. Sebaliknya biaya kegagalan naik jika unit rusak meningkat.
Dari fungsi biaya kualitas, dapat dilihat biaya kualitas total akan menurun sejalan
dengan peningkatan kualitas untuk mencapai titik tersebut. Titik produk yang
rusak yang masih dimungkinkan tersebut disebut sebagai tingkat mutu yang dapat
diterima (acceptable quality level, AQL).
Total Biaya Kualitas
Biaya Kegagalan
Biaya Pengendalian
Optimal (AQL)
Persentase Kerusakan 100%
Universitas Kristen Maranatha Suatu perusahaan dapat menghemat biaya dengan memilih peningkatan
biaya pencegahan dan penilaian karena akan menurunkan biaya kegagalan internal
dan eksternal lebih besar. Apabila biaya pencegahan dan penilaian mengalami
penurunan, akan menyebabkan rendahnya mutu produk, maka perusahaan harus
mengeluarkan biaya produksi, pemasaran, distribusi dan pelayanan konsumen
yang lebih tinggi, serta biaya-biaya kegagalan internal dan eksternal meningkat.
Kegagalan internal dan eksternal suatu produk atau jasa yang terjadi
berkali-kali akan mengakibatkan rusaknya reputasi perusahaan mengenai mutu
produk atau jasa, dan mengakibatkan turunnya penjualan. Konsumen pun akan
beralih pada produk atau jasa perusahaan pesaing yang mempunyai kualitas yang
lebih baik.
Untuk memberikan pemahaman mengenai tujuan perusahaan menetapkan
biaya kualitas agar dapat meningkatkan laba operasional, maka paradigma
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.2 Kerangka pemikiran
Biaya kualitas
Control activities
Biaya pencegahan Biaya penilaian
Failure activities
Biaya kegagalan internal Biaya kegagalan eksternal
Efisiensi biaya dan Peningkatan kualitas
Universitas Kristen Maranatha 1.5.2 Hipotesis
Dari kerangka pemikiran di atas dapat dikemukakan suatu hipotesis
sebagai berikut: “Biaya Kualitas berpengaruh terhadap Laba Operasional suatu
perusahaan.”
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Metode yang digunakan
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah dengan pendekatan
studi kasus. Untuk keperluan pengujian pada penelitian ini dilakukan
langkah-langkah yang dimulai dari operasionalisasi variabel, teknik pengumpulan data,
pemilihan sampel, rancangan pengujian hipotesis. Teknik pengumpulan data dari
sumber yang dapat dilakukan adalah:
1) Data primer
Merupakan data yang secara langsung diperoleh secara langsung dari sumber
data atau perusahaan tenpat penelitian. Dimana teknik pengumpulan data
primer dilakukan dengan cara:
a. Interview (wawancara)
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara langsung
dengan para staf perusahaan yang terkait dengan masalah yang sedang
diteliti.
b. Observasi
Yaitu pengumpulan data dengan cara melihat langsung dokumen-dokumen
Universitas Kristen Maranatha 2) Data Sekunder
Data yang diperoleh dari orang lain atau badan lain yang dikumpulkan dan
atau belum diolah menjadi data-data yang diperlukan. Pengumpulan data
sekunder dapat dilakukan dengan mempelajari buku-buku, catatan kuliah,
serta artikel-artikel lain yang ada hubungannya dengan topik penelitian.
1.6.2 Operasionalisasi Variabel
Adalah suatu cara untuk mengukur suatu konsep, dimana terdapat
variabel-variabel yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi, yaitu variabel yang
dapat menyebabkan masalah yang terjadi dan atau variabel yang situasi dan
kondisi tergantung pada variabel lain. Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih
yaitu: “Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Laba Operasional Suatu Perusahaan”
maka terdapat dua variabel penelitian yaitu:
1. Variabel bebas / independent (X), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel
yang tidak bebas atau yang terkait. Yang menjadi variabel bebas dalam
penelitian ini adalah: biaya kualitas.
2. Variabel terikat / dependent (Y), yaitu variabel yang situasi dan kondisi
dipengaruhi oleh varabel lain yang sifatnya independent. Yang menjadi
Universitas Kristen Maranatha 1.6.3 Metode analisis
a. Persamaan regresi linier sederhana
Teknik regresi linier yang digunakan untuk mencari bentuk persamaan antara
rasio biaya kualitas dengan laba operasional perusahaan.
Bentuk persamaannya adalah:
Y = a + bx + e
Keterangan:
Y = laba operasional X = biaya kualitas a = parameter konstanta
b = parameter kecondongan regresi
e = faktor lain yang mempengaruhi faktor Y
b. Hipotesis
H0 = tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel biaya kualitas
dengan laba operasional
H1 = terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel biaya kualitas dengan
laba operasional
c. Penetapan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 sesuai dengan penetapan
Universitas Kristen Maranatha 1.7. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk yang berlokasi di
jalan Raya Cimareme 131, Padalarang, Bandung. Penelitian akan dilaksanakan
Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan wawancara dengan bagian personalia PT. Ultrajaya
Milk Industry & Trading Company, Tbk., melakukan penelitian dan perhitungan
serta melakukan pengujian dengan metode statistik, maka penulis mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. sudah memiliki
pos-pos untuk biaya kualitas sehingga dapat memudahkan bagi manajer untuk
melihat bagaimana komposisi dari biaya kualitas itu sendiri. Dari data yang
diperoleh peneliti, dapat dilihat bahwa alokasi biaya kualitas yang dikeluarkan
oleh PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. mengenai sasaran
dan efektif, yaitu meningkatnya kualitas produk yang dihasilkan. Hal ini
terbukti dengan menurunnya biaya kegagalan seperti: rework, scrap, keluhan
konsumen, dan lain-lain yang disebabkan oleh efektifnya alokasi dana yang
dikeluarkan untuk biaya pengendalian seperti: training tentang kualitas, audit
kualitas, vendor certification, dan lain-lain.
2. Biaya kualitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba operasional,
dengan arah pengaruh negatif. Besarnya pengaruh antara biaya kualitas
terhadap laba operasional adalah sebesar 69.4%, Pengaruh variabel lainnya
yang tidak diteliti adalah sebesar 30.6% yaitu dari harga dan pesaing lainnya.
Koefisien korelasi -0.833 artinya bahwa biaya kualitas mempunyai hubungan
Universitas Kristen Maranatha korelasi menunjukkan bahwa semakin besar biaya kualitas maka laba
operasional yang diperoleh semakin berkurang.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan sehubungan dengan biaya
kualitas ini adalah sebagai berikut:
1. PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. dapat mengambil
beberapa langkah yang dapat membuat biaya kegagalan pada tingkat yang
sangat rendah dengan meningkatkan biaya pengendalian, seperti: menerapkan
program pemilihan pemasok bahan baku produksi, melakukan quality audit,
dan lain-lain. Mungkin saat program ini baru dijalankan akan menimbulkan
beberapa tambahan biaya, tetapi pada saat program tersebut sudah diterapkan
secara baik maka akan mengurangi biaya-biaya kegagalan. Setelah itu PT.
Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. dapat memotong beberapa
biaya pengendalian, seperti: biaya untuk melakukan inspeksi. Hasil akhirnya
adalah: pengurangan dalam biaya kualitas secara keseluruhan dan kualitas
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Gurajati, Damodar N. 2003. Basic Econometric. 4th edition. Singapore: McGraw-Hill.
Hansen, Don R dan Maryane M. Mowen. 2000. Cost Management: Accounting and Control. 3th edition. Oklahoma State University, South Western. Hendriksen, Eldon S. dan Michael E. Van Breda. 2000. Teori Akuntansi.
Terjemahan Herman Wibowo. Edisi ke-5. Jakarta: Interaksara.
Hongren, Charles T, George Foster, dan Srikant M. Datar. 2000. Cost Accounting: A Managerial Emphasis. 10th edition. Englewood Cliffs-NJ: Prentice-Hall Inc.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
J.M Juran dan Grynna. 1998. Juran’s Quality Control Hand Book. New York: Mc Graw Hill Company.
Kaplan, Robert.S. Anthony. A. Atkinson. 1997. Advance Management Accounting. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Kieso, Donald E. dan Jerry J. Weygandt. 2002. Accounting Principles. 6th edition. John Willey & Sons Inc.
Sugiyono. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.