• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DENGAN MENGGUNAKAN TERAPI REALITAS TERHADAP KESTABILAN EMOSI REMAJA DI MAN 1 MEDAN T.A. 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DENGAN MENGGUNAKAN TERAPI REALITAS TERHADAP KESTABILAN EMOSI REMAJA DI MAN 1 MEDAN T.A. 2013/2014."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DENGAN MENGGUNAKAN TERAPI REALITAS TERHADAP

KESTABILAN EMOSI REMAJA DI MAN 1 MEDAN

T.A. 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan Konseling

OLEH :

MUHAMMAD INRA HUSEIN

NIM : 109451009

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DENGAN MENGGUNAKAN TERAPI REALITAS TERHADAP

KESTABILAN EMOSI REMAJA DI MAN 1 MEDAN

T.A. 2013/2014

SKRIPSI

OLEH :

MUHAMMAD INRA HUSEIN

NIM : 109451009

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji bagi ALLAH SWT yang Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala nikmat dan hidayahnya yang tak

terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Layanan Konseling Individual dengan Menggunakan Terapi Realitas Terhadap Kestabilan Emosi Remaja Di MAN 1 MEDAN T.A. 2013/2014”.

Shalawat dan salam tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW, keluarga dan para

sahabat serta seluruh generasi setelahnya.

Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari berbagai hambatan

dan banyak kesulitan dalam menyelesaikan tulisan ini. Namun dengan usaha dan

kerja keras yang maksimal, berkat do’a dan bantuan dari segala pihak akhirnya

skripsi ini dapat terselesaikan, Alhamdulillah. Pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED

2. Bapak Drs. Nasrun, MS selaku Dekan FIP, Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS

selaku Pembantu Dekan 1, Pembantu dekan II, dan Pembantu dekan III

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd selaku Ketua Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Medan, serta Sekretaris

(7)

4. Ibu. Dr. Anita Yus, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan waktu, bimbingan dan arahan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Dosen-dosen Penguji yang telah memberikan masukan yang sangat

membangun dalam skripsi ini yaitu Ibu Prof. Dr. Asih Menanti, M.Psi, Ibu

Dra. Nurmaniah, M.Pd serta Bapak Drs. Edidon Hutasut, M.Pd.

6. Bapak Drs. Nasrun, MS, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang

telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran dan motivasi

kepada penulis selama berada didalam maupun di luar perkuliahan.

8. Seluruh Staff dan pegawai fakultas Ilmu Pendidikan, pegawai

perpustakaan Universitas Negeri Medan atas kerjasama dan bantuan

kepada penulis terutama dalam usaha surat-menyurat.

9. Bapak Dr. H. Burhanuddin, M.Pd selaku Kepala Sekolah MAN 1 Medan

beserta wakilnya, guru- guru di MAN 1 Medan khususnya koodinator BK

Bapak Asrul Yafizham Nauli Hrp, BBA. Couns, C.Ht. Beserta para guru

BK serta pegawai MAN 1 Medan yang telah banyak membantu penulis.

10.Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta, Ibunda Hj. Masdeli, S.Pd

dan Ayahanda H. Irwan, S.Pd yang telah mencucurkan segala keringat,

mencurahkan segala tenaga dan tidak pernah lelah berdoa demi selesainya

studi penulis untuk mengejar cita-cita. Ayah dan Ibu adalah inspirator,

motivator dan guiders terdalam dan terbaik bagi penulis. Terimakasih

(8)

tercinta, kakak Linni Dewi Sari, kakak Ida Fitriani, S.Pd, Yanti Sartika,

Nur Aminah, dan Yusril Ardiansyah Rangkuti. Terima kasih atas doa dan

dukungan kalian selama ini. Tanpa kalian semua penulis takkan mampu

menyelesaikan tulisan ini.

11.Kepada seluruh siswa yang telah mau bekerja sama untuk mengumpulkan

data yang penulis butuhkan, khususnya Bayu, Abbas, Putri, Ayu dan

Ramadhani.

12.Sahabat-sahabatku Jurusan BK 2009 khususnya Kelas Reg. A, FBAIS:

Frendo, Boris, Anas, Syuaib dan juga sahabatku Tia, Tri, dan Tika yang

berjuang bersama dan refreshing bersama demi terselesaikannya penulisan

skripsi ini.

13.Teman-teman Kost selama menuntut ilmu di UNIMED, Mamak Roihan,

Irul, Rizal, Midah serta semua pihak yang tidak tersebutkan oleh penulis,

terima kasih atas dukungan dan doanya.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata

bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi kita semua, saya ucapkan terima kasih.

Medan, Nopember 2013

Penulis

Muhammad Inra Husein

(9)
(10)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Persetetujuan dan Pengesahan

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi... v

Daftar Tabel ... viii

Daftar Lampiran ... ix

Daftar Gambar ... x

BAB I. : PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 6

1.3. Batasan Masalah... 7

1.4. Rumusan Masalah ... 7

1.5. Tujuan Pelitian ... 7

1.6. Kegunaan Penelitian... 7

BAB II. : KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1. Konsep Konseling Individual dengan Menggunakan Terapi Realitas. ... 10

A. Pengertian Konseling Individual ... 10

B. Proses Konseling ... 11

C. Teknik Dalam Tahap Konseling Individual ... 14

D. Asas Dalam Konseling Individual ... 15

(11)

F. Pengertian Terapi Realitas ... 16

G. Dinamika Kepribadian Manusia ... 17

H. Ciri-Ciri Terapi Realitas ... 19

I. Fungsi dan Peran Konselor ... 20

J. Tujuan Terapi Realitas ... 21

K. Teknik-Teknik Terapi Realitas ... 21

2.2. Konsep Kestabilan Emosi Remaja ... 22

A. Pengertian Emosi ... 22

B. Fungsi Emosi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkah Laku ... 23

C. Pengertian Kestabilan Emosi... 24

D. Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Kestabilan Emosi ... 25

E. Pengertian Remaja ... 26

F. Perubahan-Perubahan Pada Remaja ... 28

G. Pola Emosi Remaja ... 28

H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja ... 30

2.3. Kerangka Berpikir ... 31

2.4. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III. : METODE PENELITIAN ... 34

3.1. Jenis Penelitian ... 34

3.2. Subjek Penelitian ... 34

3.3. Variabel Peneletian dan Definisi Operasional ... 36

A. Variabel Penelitian ... 36

(12)

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.5. Uji Coba Instrumen ... 42

A. Uji Validitas ... 42

B. Reliabilitas Tes ... 43

3.6. Teknik Analisis Data ... 43

3.7. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45

BAB IV. : HASIL PENELITIAN ... 46

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 46

4.2. Analisis Data Penelitian ... 47

1. Validitas ... 47

2. Uji Realibilitas ... 47

3. Data Pre-test Kestabilan Emosi Siswa ... 48

4. Data Post-test Kestabilan Emosi Siswa ... 49

4.3. Pengujian Hipotesis ... 50

4.4. Analisis Persentase dan Peningkatan Kestabilan Emosi Siswa ... 51

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

BAB V. : KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1. Kesimpulan ... 54

5.2. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Desain Penelitian Eksperimental ... 38

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Kestabilan Emosi ... 39

Tabel 3. Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Linkert... 41

Tabel 4. Analisis Persentase ... 45

Tabel 5. Data Pre-test Kestabilan Emosi Siswa ... 48

Tabel 6. Data Post-test Kestabilan Emosi Siswa ... 50

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data responden dan Petunjuk Pengisian Angket

Lampiran 2. Instrument Kestabilan Emosi

Lampiran 3. Uji Validitas Angket Kestabilan Emosi

Lampiran 4. Perhitungan Validitas Angket Kestabilan Emosi

Lampiran 5. Uji Reliabilitas Angket Kestabilan Emosi

Lampiran 6. Perhitungan Reliabilitas Angket Kestabilan Emosi

Lampiran 7. Tabulasi Data Angket Setelah Divalidasi Untuk Penentuan Sampel

Lampiran 8. Data Pre-test Angket Kestabilan Emosi Siswa

Lampiran 9. Perhitungan Harga Pre-test Harga Rata-rata (M), Standar Deviasi (SD), Kestabilan Emosi

Lampiran 10. Data Post-test Angket Kestabilan Emosi Siswa

Lampiran 11. Perhitungan Harga Post-test Harga Rata-rata (M), Standar Deviasi (SD), Kestabilan Emosi

Lampiran 12. Perhitungan Uji Hipotesis

Lampiran 13. Perhitungan Peningkatan Kestabilan Emosi Siswa

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai

penyimpangan dan ketidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya

terapi-terapi perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi

dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja

karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan

lingkungan. Karena masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak

menuju masa dewasa, pada tahapan ini individu banyak mengalami perubahan,

baik fisik maupun psikis sehingga berpengaruh terhadap perilakunya.

Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan

periode sebelum dan sesudahnya, salah satunya adalah sebagai periode

perubahan.Beberapa perubahan yang hampir bersifat universal, diantaranya adalah

meningginya emosi, perubahan tubuh, minat, pola perilaku, peran dan

menginginkan atau menuntut kebebasan (Hurlock,1999:207).

Salah satu perubahan pada masa remaja adalah perubahan emosi, dimana

remaja mengalami ketegangan emosi yang meninggi. Oleh karena itu, masa

remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan, yaitu dimana ketegangan

emosi meninggi sebagai akibatdari perubahan fisik dan kelenjar. Tidak semua

remaja mengalami badai dan tekanan. Namun benar juga bila sebagian besar

remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari

(16)

Ketika remaja masuk kedalam lingkungan tertentu, remaja akan

dihadapkan pada stimulus-stimulus yang berada di lingkungan tersebut dan salah

satunya adalah lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan

dimana remaja (siswa) memperoleh pendidikan formal dan latihan dalam rangka

membantu agar remaja (siswa) mampu mengembangkan potensinya, baik yang

menyangkut aspek moral-srpritual, intelektual, emosional maupun sosial. Sama

halnya dengan aturan-aturan yang ada di sekolah yang merupakan suatu tuntutan

yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh para siswa. Dalam menghadapi

permasalahan tersebut, terkadang remaja mengalami kesulitan untuk

menyesuaikan diri terhadap tuntutan aturan-aturan yang ditetapkan oleh pihak

sekolah dan bahkan menunjukkan perilaku-perilaku yang bertentangan dengan

tuntutan-tuntutan yang seharusnya dilakukan. Dimana hal tersebut mencerminkan

adanya ketidakstabilan emosi pada remaja.

Menurut Gesell dkk. (dalam Hurlock, 1999:213), “remaja empat belas tahun sering kali mudah marah, mudah dirangsang, dan emosinya cenderung

meledak-ledak, tidak berusaha mengendalikan perasaannya. Sebaliknya, remaja

enam belas tahun mengatakan bahwa mereka tidak punya keprihatinan”. Kondisi

emosi remaja mudah terangsang dan cenderung meledak-ledak, penghayatan

terhadap suatu stimulus yang berasal dari suatu lingkungan cenderung berlebihan

dan reaksi yang ditunjukkannya pun menjadi cenderung berlebihan.

Selanjutnya dalam menanggapi stimulus itu, remaja ingin menghadapi

masalah tersebut secara mandiri. Remaja cenderung menolak bantuan dari orang

lain yang dianggap lebih matang secara emosional seperti orang tua dan guru.

(17)

menurut mereka yakini banyak remaja akhirnya menyadari bahwa

penyelesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka dan menemukan

kegagalan. Kegagalan remaja dalam menyelesaikan masalahnya membuat remaja

mengalami krisis identitas,yang ditandai dengan adanya keinginan individu

bergabung dengan kelompok dan membentuk geng yang mempunyai standart

sendiri. Dalam pencarian identitas yang tergabung dalam kelompok ini, individual

pun mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap kelompoknya. Dimana loyalitas

yang tinggi ini ditunjukkan dengan kepatuhan dan kesetiaan melakukan hal-hal

yang dianggap baik dalam standart kelompok tersebut dapat mencapai tujuan.

Erikson (dalam Hurlock, 1999:208), menjelaskan pencarian identitas mempengaruhi perilaku

remaja bahwa:

Dalam usaha mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan yang baru, para remaja harus memperjuangkan kembali perjuangan tahun-tahun lalu, meskipun untuk melakukannya mereka harus menunjuk secara artifisial orang-orang yang baik hati untuk berperan sebagai musuh, dan mereka selalu siap untuk menempatkan idola dan ideal mereka sebagai pembimbing dalam mencapai identitas akhir.

Beberapa masalah remaja (siswa) Indonesia yang berhubungan dengan

kestabilan emosi dengan perilaku negatif, antara lain adalah bolos dan tawuran

antar sekolah. Nasution (2012), menyatakan bahwa “Kamis, 16 Pebruari 2012. Kerja sama yang dilakukan Polsek Medan dengan Pemerintah kota Medan dalam razia kasih

sayang terhadap pelajar yang berkeliaran di tempat umum, 30 siswa diamankan

dari warnet karena bolos dari sekolahnya”. Selain itu masalah remaja terkait

(18)

Virdhani (2008) menyatakan bahwa :

Jum’at, 14 September 2008. Pukul 15.30 WIB, sedikitnya 40 pelajar

SLTP, SMA dan SMK diamankan Polsek Sukma Jaya, Depok. Para

remaja tersebut terlibat tawuran di dua titik yakni Jalan Shaleh Iskandar

dan wilayah Danau Batur. Menurut Iptu Dodo Hermawan selaku Kanit

Reserse dan Kriminal Polsek Sukma Jaya, terjadinya tawuran berawal saat

beberapa siswa saling mengejek dengan siswa lain yang merupakan

tetangga sekolah mereka.

Sedangkan berdasarkan data yang diperoleh dari guru BK di MAN 1

Medan, masalah kestabilan emosi yang ada disekolah tersebut antara lain adalah

perkelahian yang disebabkan saling mengejek antar siswa, adanya siswa yang

menentang guru, tidak bisa diajak bekerja sama dalam kelompok belajar dan

membuat kegaduhan dalam kelas.

Menurut peneliti perilaku negatif tersebut di atas sebenarnya bisa

diminimalisir bahkan bisa dihindari jika remaja tersebut mampu mengenali dan

mengelola stimulus yang datang dari luar dan mampu mengatur reaksi yang ada

dalam dirinya sehingga emosi yang keluarpun dapat di arahkan pada hal-hal yang

positif. Karena pada dasarnya masalah remaja seperti di atas merupakan imbas

dari perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas

intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami remaja yang kemudian

membuat mereka mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran,

perasaan maupun gangguan perilaku. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian,

(19)

reaksi sesuai apa yang mereka anggap baik bagi diri mereka dan belum terlalu

memikirkan respon orang lain terhadap tindakan mereka tersebut, seperti bereaksi

secara berlebihan bahkan melakukan kenakalan.

Masa remaja sangat potensial dan dapat berkembang ke arah yang positif

atau negatif, oleh sebab itu remaja membutuhkan suatu interaksi, pengetahuan,

pemahaman dan pembelajaran tentang kestabilan emosi baik dalam bentuk

pendidikan, bimbingan maupun pendampingan sangat diperlukan untuk

mengarahkan perkembangan emosional remaja tersebut ke arah yang positif dan

produktif. Emosi yang stabil itu sendiri adalah kemampuan individu untuk

mengenali emosi diri sendiri dan mengenali emosi orang lain serta

mengekspresikannya secara baik dalam hubungan sosial.

Dalam hubungan ini bimbingan dan koseling mempunyai peranan yan

cukup penting. Bimbingan dan konseling, merupakan bantuan di dalam

mengarahkan siswa dalam tingkat perkembangannya. Hal ini dipertegas oleh

Peraturan Pemerintah No.29 tahun 1990 (tentang pendidikan menengah), bab X

bahwa “bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam

rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa

depan” (Prayitno & Amti, 2004:30).

Berkaitan dengan memberi bantuan kepada siswa dalam rangka upaya

pengembangan kestabilan emosia remaja ini. Salah satu layanan yang dapat

diberikan adalah konseling individual dengan menggunakan teknik Terapi

Realitas. Konseling Individual dengan teknik terapi realitas adalah suatu sistem

(20)

model serta mengonfrontasikan klien dengan cara-cara yang bisa membantu klien

menghadapi kenyataan dan memenuhi kebutuhan dasar tanpa merugikan dirinya

sendiri ataupun orang lain. Inti terapi realitas adalah penerimaan tangung jawab

pribadi yang dipersamakan dengan kesehatan mental klien yang bisa memikul

tangung jawab terhadap apa yang dilakukannya.

Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Layanan Konseling Individual Dengan

Menggunakan Terapi Realitas Terhadap Kestabilan Emosi Remaja Di MAN 1 Medan T.A. 2013/2014”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa

masalah yang berhubungan dengan ketidakstabilan emosi remaja, antara lain:

1. Remaja mudah mengalami gangguan, berupa gangguan pikiran, perasaan

maupun gangguan perilaku.

2. Dalam hal menemukan dan menunjukkan jati dirinya, remaja (siswa) ingin

mandiri dan adakalanya menolak bantuan dari orang lain yang dianggap

lebih matang secara emosional.

3. Remaja (siswa) mempunyai pemahaman yang sedikit tentang emosi dan

pegelolaan emosi.

4. Peranan bimbingan dan konseling belum mengentaskan masalah

(21)

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang ada,

maka peneliti perlu melakukan batasan masalah agar penelitian yang dilakukan

lebih terarah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini dititik beratkan pada

penggunaan layanan konseling individual dengan tekhnik terapi realitas terhadap kestabilan emosi remaja”. Siswa yang dijadikan subjek penelitian dibatasi hanya

pada siswa kelas XIIPA-1 MAN 1 Medan.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah dipaparkan maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah layanan konseling

individual dengan menggunakan terapi realitas berpengaruh terhadap kestabilan

emosi remaja?”

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan umum diadakannya penelitian adalah mengetahui efektifitas

layanan konseling individual menggunakan terapi realitas terhadap kestabilan

emosi remaja. Tujuan khusus diadakannya penelitian adalah untuk mengetahui

pengaruh layanan konseling individual dengan menggunakan terapi realitas

terhadap kestabilan emosi remaja di MAN 1 Medan.

1.6. Kegunaan Penelitian

(22)

1. Manfaat Teoritis

Bertambahnya khazanah (kekayaan) keilmuan yang berkaitan dengan

pemberian layanan konseling individual dengan menggunakan terapi

realitas terhadap kestabilan emosi remaja/siswa.

2. ManfaatPraktis A. Bagi Konselor

1. Memberikan kontribusi bagi konselor untuk membimbing dan

memecahkan masalah siswa, terutama masalah emosi siswa

sehingga siswa mampu mengelola emosinya sesuai dengan

keadaan diri dan lingkungannya.

2. Memberikan kontribusi bagi konselor dalam menumbuhkan

rasa optimisme siswa untuk pemecahan masalah yang

dihadapinya sehingga diharapkan siswa mampu menjadi

mandiri dalam memecahkan masalahnya sendiri.

B. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengalaman peneliti untuk terjun ke dunia

pendidikan, khususnya bidang bimbingan dan konseling sehingga

diharapkan dari hasil penelitian ini peneliti dapat mengaplikasikannya

dilapangan tempat peneliti bekerja kelak.

C. Bagi Sekolah

(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, maka

diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan dalam

penerapan layanan konseling individual dengan menggunakan terapi realitas

terhadap kestabilan emosi siswa kelas XI-IPA 1 di MAN 1 Medan T.A

2013/2014. Ini dapat dilihat dari hasil uji t menunjukan bahwa thitung lebih besar

dari ttabel yaitu thitung 2,666 > ttabel 2,132.

5.2. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan pada beberapa pihak,

antaranya:

1. Bagi pihak sekolah, hendaknya menyediakan tempat untuk

melaksanakan kegiatan konseling individual dengan menggunakan

terapi reaiitas demi terciptanya situasi konseling yang lebih nyaman.

2. Guru pembimbing hendaknya mempelajari dan menguasai tekhnik

konseling individual dengan menggunakan terapi realitas sehingga

kegiatan konseling lebih efektif dan mendapat hasil yang sesuai

(24)

55

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Daulay, N. 2012. Psikologi Umum. Medan: IAIN SU.

Dewi, R. 2010. Penelitian Pendidikan (Desain Emperikal dan PTK). Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Goleman, D. 1999. Emotional Inteligence. Alih bahasa Hermaya, T. 1999. Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, D. 1999. Working With Emotional Inteligence. Alih bahasa Kantjono, A. T. 1999. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Herlambang, M. 2011. Psychology Umum. Medan: IAIN SU.

Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Bahasa Istiwidayanti. & Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Kurnia A. 2012. Rumus Penentuan Jumlah Sampel, (online) dalam (http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2012/12/rumus-penentuan-jumlah-sampel.html, diakses 20 Mei 2013).

Lubis, N. L. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana.

Maipita, I., Dharmanegara, I.B.A. & Jantan, M.D. 2011. Statisik Nonparametik. Medan: Madenatera

Nasution, P. I. 2012. 30 Pelajar Cabut Terjarinig Razia Polisi, (online), dalam (http://news.okezone.com/read/2012/02/16/340/577017/30-pelajar-cabut-terjaring-razia-polisi, diakses 5 April 2013).

(25)

56

Prayitno. & Amti, E. 2004. Dasa-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Sarwono, S. W. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Sunarto. & Hartono, B. A. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

UII. 2012. Bab n Kajian Pustaka A. Kestabilan Emosi, (online), dalam (http://arsip.uii.ac.id/files//2012/08/05.2-bab-23.pdf, diakses 9 Mei 2013).

Virdhani. 2008. Terlibat Tawuran, 40 Siswa Diamankan Polisi, (online), dalam (http://news.okezone.com/read/2008/11/14/1/164148/terlibat-tawuran-40-siswa-diamankan-polisi, diakses 5 April 2013).

Gambar

Tabel 1. Desain Penelitian Eksperimental  ..........................................................

Referensi

Dokumen terkait

Descriptive text diartikan sebagai sebuah teks bahasa Inggris untuk mengggmbarkan seperti apa benda atau mahluk hidup yang kita deskripsikan, baik

The value of the itemType attribute should be a reference to a global <simpleType> defi nition or built-in XML Schema data type. The reference is a

Analisis hidrolika bertujuan untuk menentukan acuan yang digunakan dalam menentukan dimensi hidrolis dari saluran drainase maupun bangunan pelengkap lainnya dimana aliran

Setiap gejala yang dimasukkan oleh user akan memiliki nilai yang akan dihitung menggunakan rumus certainty factor dan menghasilkan kemungkinan penyakit yang

TINGKAT MOTIVASI EKSTRINSIK ATLET KELOMPOK UMUR II CABANG OLAHRAGA RENANG PADA MANDALA GANESHA SWIMMING CLUB BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemenuhan kebutuhan spiritualitas lansia di UPT Pelayanan Sosial lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan

Dalam hal KPP dan KP2KP memerlukan informasi pembayaran pajak yang telah masuk ke Kas Negara, KPP dapat melakukan pengecekan Kode Billing yang telah dilakukan pembayaran

Penambahan natrium lauril sulfat sebagai enhancer dalam sediaan gel sari buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) basis HPMC dengan konsentrasi.. yang ditingkatkan berpengaruh