PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN TENSES BAHASA INGGRIS
BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF
PADA SISWA SEKOLAH DASAR
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Megister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
OLEH:
NANA RONAWAN RAMBE
NIM: 8126122030
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRACT
NANA RONAWAN RAMBE, Development of Instructional Media Tenses Based on Interactive Multimedia in English Language. Thesis: Post graduate Program of UNIMED. 2015.
This research is aimed at: (1) Developing a good instructional media of interactive multimedia in English, easy to be learnt, and can be used for individual learning, (2) examine of effectiveness of the interactive multimedia in English. This study is developmental research using combination of Borg & Gall’s and Dick & Carey’s model. This learning product development model is a model with pre-arranged in a systematic order and meet the characteristics of elementary students’ age in learning. The results showed:(1) the quality of the developed instructional media viewed from the expert in English Language is excellent (85.53%), (2) the quality viewed from the expert in instructional design is excellent (93.96%), (3) the quality viewed from the expert in media product excellent (88.99%), (4) the one-to-one try out, from the observation of the three students, indicates that the product is excellent (91.37%), the small group try-out, from the observation of nine students , indicates that the product is excellent (94.82%), and the large group try out, from the observation of the forty five students, indicates that the product is excellent (95.30%).
The result of hypothesis test proves that the study results of the students taught using interactive multimedia and the text book show a significant difference. This is revealed in the data from which the following calculation is obtained: (Fcount=9.0229,
while > Ftableat α =0.05 with the variables dk of 98 gives ttable =1.98 where tcount > t
table (9.0229 >1.98). It can be concluded that the number shown by the study group
ii ABSTRAK
NANA RONAWAN RAMBE, Pengembangan Media Pembelajaran Tenses Bahasa Inggris Berbasis Multimedia Interaktif Pada Siswa Sekolah Dasar. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menghasilkan media pembelajaran interaktif yang layak digunakan, mudah dipelajari dan dapat dipakai untuk pembelajaran individual, (2) Untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran interaktif yang dikembangkan pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development. Pengembangan bahan ajar dilakukan dengan dilakukan dengan menggunakan model Dick and Carey. Data-data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan; (1) uji ahli materi pelajaran Bahasa Inggris termasuk dalam kategori sangat layak (85.53%), (2) uji ahli desain pembelajaran dalam penilaian dengan kategori sangat layak (93.96%), (3) uji ahli rekayasa perangkat lunak berada pada kategori sangat layak (88.99%), (4) uji coba perorangan berada pada kualifikasi sangat layak (91.37%), uji coba kelompok kecil berada pada kualifikasi sangat layak (94.82%), uji coba lapangan berada pada kualifikasi sangat layak (95.30%).
iii
KATA PENGANTAR
Rasa syukur tiada terkira penulis ucapkan kehadirat-Nya ALLAH swt, yang telah
mencurahkan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini
yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Tenses Bahasa Inggris Berbasis Multimedia Interaktif Pada Siswa Sekolah Dasar”. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan, Program Studi Teknologi Pendidikan,
Universitas Negeri Medan (Unimed).
Pada kesempatan ini, penulis dengan bangga dan rasa hormatnya mengucapkan terima
kasih banyak kepada:
1. Bapak Dosen Pembimbing I yaitu Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd dan Bapak
Dosen Pembimbing II yaitu Dr. R. Mursid, ST, M.Pd yang selalu meluangkan waktu
memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti selama penyusunan tesis ini.
2. Bapak Narasumber Prof. Dr. H. Muhammad Badiran, M.Pd, Prof. Dr. Sahat Siagian,
M.Pd dan ibu Dr. Hj. Anni Hollila, M.Hum selaku dosen penguji/narasumber yang
banyak memberikan masukan kepada penulis dalam penyelesaian tesisi ini.
3. Bapak/Ibu validator, ahli materi Raudhatuz Zahrah, M.Pd dan Hevy Anna Lubis, M.Pd,
ahli desain pembelajaran Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd dan Prof. Dr. Abdul Hamid
K, M.Pd, ahli perangkat lunak Drs. Gamal Kartono,M.Si dan Dr. Dina Ampera, M.Si.
4. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Ketua Prodi Teknologi Pendidikan beserta
iv
5. Bapak/Ibu Dosen Pascasarjana Prodi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan
yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan.
6. Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan beserta para Asisten Direktur,
Ketua dan Sekertaris Program Studi yang banyak membantu untuk kelancaran studi dan
penyelesaian tesis ini.
7. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan selaku pimpinan kampus beserta para pejabat
dijajaran civitas Akademika Universitas Negeri Medan.
8. Bapak Jumirin, S.pd, MM selaku Kepala Sekolah SD swasta Sabilina tembung yang telah
memberikan izin penelitian dan kepada ibu Eva Sari Purba, S.Pd selaku guru Mata
pelajaran Bahasa Inggris di SD Swasta Sabilina Tembung.
9. Kepada Kedua Orang Tua penulis, Ayah dan Mamak tercinta yang dengan
sungguh-sungguh dan penuh kasih yang tiada henti mendo’akan dan mendukung.
10.Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Prodi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri
Medan.
11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam kesempatan ini,
semoga ALLAH swt memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan dan bantuan yang
telah diberikan. Mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak luput dari kekurangan dan keterbatasan. Oleh
sebab itu penulis membuka diri untuk menerima kritik dan saran dari rekan pembaca untuk
penyempurnaan tesis ini.
v
BAB II. KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
B. Hakikat Multimedia Interaktif Pembelajaran ... 29
C. Pengembangan Multimedia Interaktif Pembelajaran ... 35
D. Manfaat Media pembelajaran ... .... 45
E. Penelitian yang Relevan ... 47
F. Kerangka Berpikir ... 49
vi 1. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 64
2. Metode Rancangan Eksperimen ………... 65
3. Teknik Pengumpulan Data ………..…. 67
4. Teknik Analisis Data ……… 67
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan Produk ... 72
1. Data Hasil Validasi Ahli Rekayasa Perangkat Lunak ... 92
vii
f. Hasil Uji Tahap IV / Uji Coba Lapangan ... 107
1. Deskripsi Data Hasil Uji Coba Tahap IV ... 107
2. Analisis Data Hasil Uji Coba Tahap IV/ Lapanagan ... 109
3. Revisi Produk Tahap IV ... 110
B. Hasil Penelitian Uji Efektifitas Uji Hipotesis ... 111
1. Deskripsi Data Penelitian ………. .. 111
a. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Dibelajarkan Tanpa Menggunakan Media PembelajaranInteraktif ... 111
b.Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan Media Pembelajaran Interaktif ... 112
2. Pengajuan Persyaratan Analisis ... 114
a. Uji Normalitas Data ... 114
b. Uji Homogenitas Data ... 114
3. Pengujian Hipotes ... 115
a.Hipotesis I ... 115
b.Hipotesis II ... 115
D. Keterbatasan Penelitian ... 117
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 119
B. Implikasi ... 120
C. Saran ... 121
DAFTAR PUSTAKA ... 122
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Bahasa Inggris Kelas V SD Swasta
Sabilina ... 6
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian tentang Kualitas Materi
Pembelajaran ... 60
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian tentang Kualitas Desain Informasi,
Desain Interaksi, dan Desain Presentasi Untuk Ahli Desain
Pembelajaran ……… 61
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kualitas Rekayasa Perangkat Lunak
Untuk Ahli Perangkat Lunak ... 62
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kualitas Materi Pembelajaran dan
Kualitas Teknis/Tampilan Untuk Peserta Didik ... 62
Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Kualitas Pembelajaran Media Interaktif ... 64
Tabel 4.1 Data Analisis Kebutuhan ... 73
Tabel 4.2 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Materi
Tentang Kualitas Materi Pembelajaran ... 79
Tabel 4.3 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Materi
Tentang Kualitas Strategi Pembelajaran ……….. 80
Tabel 4.4 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Materi
Tentang Sistem Penyampaian Pembelajaran ………... 80
Tabel 4.5 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Materi Terhadap
Kualitas Materi Pembelajaran ... 81
Tabel 4.6 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Materi
Terhadap Kualitas Strategi Pembelajaran … ... 81
Tabel 4.7 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Materi Terhadap Sistem
Penyampaian Pembelajaran ………. 82
Tabel 4.8 Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Media Pembelajaran
Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli Materi ... 82
Tabel 4.9 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Media
Pembelajaran Interaktif Mata Oleh Ahli Materi ... 83
Tabel 4.10 Data Hasil Revisi Materi Tenses Oleh Ahli Materi ... 84
vi
Pembelajaran Tentang Aspek Kualitas Desain Pembelajaran ... 85
Tabel 4.12 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Desain
Pembelajaran Tentang Aspek Kualitas Desain Informasi ... 86
Tabel 4.13 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Desain
Pembelajaran Tentang Aspek Kualitas Desain Interaksi ... 87
Tabel 4.14 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Desain
Pembelajaran Tentang Aspek Kualitas Desain Presentasi…………. 87
Tabel 4.15 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran
Terhadap Kualitas Desain Pembelajaran ……… ... 88
Tabel 4.16 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran
Terhadap Kualitas Desain Informasi … ... 88
Tabel 4.17 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran
Terhadap Kualitas Desain Interaksi .. ... 89
Tabel 4.18 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran
Terhadap Kualitas Desain Presentasi ... 89
Tabel 4.19 Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Media Pembelajaran
Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli Desain
Pembelajaran……….… 90
Tabel 4.20 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Media
Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Oleh Ahli Desain Pembelajaran ………. 90
Tabel 4.21 Data Hasil Revisi Ahli Desain Pembelajaran………. 92
Tabel 4.22 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Rekayasa
Perangkat Lunak Tentang Aspek Pemrograma ... 93
Tabel 4.23 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Rekayasa
Perangkat Lunak Pada Aspek Kualitas Teknis/Tampilan………….. 94
Tabel 4.24 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Rekayasa Perangkat Lunak
Terhadap Pemprograman……… 95
Tabel 4.25 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Rekayasa Perangkat
Lunak Terhadap Kualitas Teknis/Tampilan……… 95
Tabel 4.26 Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Media Pembelajaran
vii
Perangkat Lunak ……… 96
Tabel 4.27 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Media
Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Oleh Ahli Rekayasa Perangkat Lunak ……….. 96
Tabel 4.28 Data Hasil Revisi Ahli Rekayasa Perangkat Lunak……….. 98
Tabel 4.29 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Pada Uji Coba Perorangan di SD Swasta
Sabilina Tentang Kualitas Materi Pembelajaran……… 99
Tabel 4.30 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Pada Uji Coba Perorangan di SD Swasta Sabilina
Tentang Aspek Kualitas Teknis/Tampilan…………..………. 99
Tabel 4.31 Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas Materi Pembelajaran Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Perorangan di SD
Swasta Sabilina……….. 100 Tabel 4.32 Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas
Teknis/Tampilan Media Pembelajaran Bahasa Inggris Pada
Uji Coba Perorangan di SD Swasta Sabilina……… ... 100 Tabel 4.33 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Uji Coba Kelompok Kecil di SD Swasta Sabilina
Pada Aspek Kualitas Materi pembelajaran ……….. 101
Tabel 4.34 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Uji Coba Kelompok Kecil di SD Swasta Sabilina
Pada Aspek Kualitas Teknis/Tampilan ………... 103
Tabel 4.35 Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas
Materi Pembelajaran Media Pembelajaran Interaktif Mata
Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Kelompok Kecil ……... 103
Tabel 4.36 Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas
Teknis/Tampilan Media Pembelajaran Interaktif Mata
Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Kelompok Kecil
SD Swasta Sabilina ... 104
Tabel 4.37 Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Media Pembelajaran
viii
Kelompok Kecil ... 104
Tabel 4.38 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Media
Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 105
Tabel 4.42 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Uji Coba Lapangan di SD Swasta Sabilina
Pada Aspek Kualitas Materi Pembelajaran ... 105
Tabel 4.43 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Uji Coba Lapangan di SD Swasta Sabilina
Pada Aspek Kualitas Teknis/Tampilan………. 108
Tabel4.44 Tingkat Kecencerungan Penilaian Terhadap Aspek
Kualitas Materi Pembelajaran Media Pembelajaran Interaktif
Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Lapangan di
SD Swasta Sabilina……….. 108
Tabel 4.45 Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek
Kualitas Teknis/Tampilan Media Pembelajaran Interaktif
Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Lapangan di
SD Swasta Sabilina ………. 109
Tabel 4.46 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap
Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa
Inggris Pada Uji Coba Lapangan di SD Swasta Sabilina……… 109
Tabel 4.47 Deskripsi Data Hasil Belajar Bahasa Inggris yang Dibelajarkan
Dengan Tanpa Pembelajaran Multimedia Interaktif ... 111
Tabel 4.48 Deskripsi Data Hasil Belajar Bahasa Inggris yang Dibelajarkan
Dengan Media Pembelajaran Interaktif ... 113
Tabel 4.49 Rangkuman Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Definisi Teknologi Pendidikan/ Pengajaran Seels dan Richey ... 36
Gambar 2.2 Prosedur pengembangan Borg & Gall ... 40
Gambar 2.3 Model Rancangan Pembelajaran Dick, Carey & Carey ... 42
Gambar 3.1 Langkah - langkah Pengembangan Multimedia Interaktif ...
Gambar 4.1 Tahap-tahap Uji Coba Produk Pengembangan Media Pembelajaran
Tenses Bahasa Inggris Berbasis Multimedia Interaktif... 54
Gambar 4.2 Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Media Pembelaran
Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli Materi ... 84
Gambar 4.3 Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Media Pembelajara
Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli
Desain Pembelajaran ... 91
Gambar 4.4 Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Media Pembelajaran
Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli Rekayasa
Perangkat Lunak... 97
Gambar 4.5 Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Evaluasi Media
Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada
Uji Coba Perorangan ... . 102
Gambar 4.6 Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Evaluasi
Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Pada Uji Coba Kelompok Kecil ……….… 106
Gambar 4.7 Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Evaluasi Media
Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada
Uji Coba Lapangan ……… ... 110
Gambar 4.8 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang
Dibelajarkan Dengan Tanpa Menggunakan Multimedia
Interaktif ... 112
Gambar 4.9 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi ini ketika kemajuan IPTEK semakin pesat, hal ini juga
berimbas pada pentingnya seorang guru meningkatkan kinerja dan kemampuan
mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut
untuk mampu menampilkan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menarik
siswa untuk beraktifitas secara aktif. Seperti pembelajaran yang dilakukan harus
dapat memanfaatkan teknologi yang sudah ada, agar siswa tidak tertinggal
kemajuan teknologi yang telah berkembang pesat. Pendidikan merupakan
rekayasa untuk mengendalikan pembelajaran guna mencapai tujuan yang
direncanakan secara efektif dan efisien. Dalam pembelajaran peran ini sangatlah
penting karena merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer
pengetahuan, keterampilan dan nilai kepada siswa sehingga yang diteransfer
memiliki makna bagi diri sendiri dan masyarakat. (Jamil, 2013: 25).
Kreativitas guru bukan hanya dalam hal IPTEK, melainkan pada
pengembangan metode-metode pembelajaran yang sederhana namun sesuai
dengan karakter bangsa dan pengembangan materi ajar untuk memperkaya ilmu
pengetahuan peserta didik. Metode pembelajaran adalah yang mempu membuat
siswa termotivasi untuk belajar lebih baik lagi. Guru yang kreatif akan
menggunakan media yang inovatif selain diharapkan dapat meningkatkan minat
2
mengerti terhadap materi pembelajaran yang disampaikan, juga lebih baik dalam
managemen waktu (Jamil, 2013:32).
Proses belajar mengajar atau kegiatan mengajar hendaklah diartikan
bahwa proses belajar dalam diri siswa terjadi baik karena guru secara langsung
mengajar ataupun secara tidak langsung. Belajar tak langsung artinya siswa secara
aktif berinteraksi dengan media atau sumber belajar lainnya. Menurut Sadiman
(1993:11), proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses berkomunikasi.
Proses berkomunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui
saluran atau media tertentu kepada penerima pesan. Pesan-pesan tersebut berupa
isi ajaran dan didikan yang dituangkan di dalam kurikulum dan oleh guru
dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi verbal maupun visual.
Hal ini senada dengan Erin Young dan Yong Zhao dalam Global
Education Journal (2008), “Technology is one way to link student and teachers in
different places, conference participants without face-to-face meetings”. Young
dan Zhao dalam jurnalnya menjelaskan bahwa teknologi adalah salah satu cara
untuk berkomunikasi dan berhubungan di waktu dan ruang yang berbeda tanpa
harus bertatap muka langsung, teknologi juga sebagai media menuju pendidikan
internasional.
Suasana pengajaran dan pembelajaran yang interaktif, lebih menggalakkan
komunikasi interaktif antara berbagai hal (guru, siswa, dan
siswa-komputer atau media pembelajaran). Dongsong (2005) dalam “The American
3
“Three types of interaction in learning: learner-instructor,
learner-learner, and learner-content. In learner-instructor interaction is a major factor accounting for cognitive learning. Learner-learner interaction fosters collaborative learning. Learner-content interaction refers to any interactive activities between the learner and instrutional cintent online
learning environment”.
Dalam jurnalnya Dongsong menyatakan tiga macam interaksi dalam
pembelajaran: siswa-guru, siswa-siswa, dan siswa-materi pelajaran. interaksi
antara siswa dengan guru merupakan faktor penting dalam pembelajaran kognitif.
Interaksi siswa dengan siswa dapat membantu perkembangan kolaboratif.
Sedangkan interaksi siswa denga materi pelajaran mengacu pada aktivitas yang
interaktif yaitu hubungan timbal balik antara siswa dengan materi pelajaran.
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan
tulisan. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, fikiran,
perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Bahasa
Inggris adalah bahasa global yang sangat berperan dalam interaksi dan
komunikasi global seiring dengan kemajuan dan persaingan globalisasi seperti
sekarang ini. Agar informasi yang ada dengan cepat dapat diterima, maka
bahasa sebagai pengantar pesan harus benar-benar dipahami dan dimengerti baik
secara lisan maupun tulisan. Bahasa Inggris merupakan salah satu pelajaran
bahasa asing yang diajarkan di sekolah.
Mangingat pentingnya peran Bahasa Inggris di abad 21, pemerintah telah
menetapkan Bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang wajib dipelajari di sekolah
4
pelajaran Bahasa Inggris secara resmi diajarkan disekolah dasar sejak tahun 1994
sebagai muatan lokal.
Kebijakan tentang pemberian pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar
dilandasi dengan kebijakan-kebijakan terkait, diawali dengan kebijakan
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) No. 0487/4/1992, Bab VIII,
menyatakan bahwa sekolah dasar dapat menambah mata pelajaran dalam
kurikulumnya, asalkan pelajaran itu tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan
nasional. Mata pelajaran tambahan (muatan lokal) biasanya merupakan mata
pelajaran yang memang dibutuhkan oleh sekolah dan masyarakat sekitarnya. Oleh
karena itu, mata pelajaran tambahan (muatan lokal) sangat bervariasi antara satu
daerah dengan daerah lainnya. Kemudian, kebijakan ini disusul oleh SK Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993 tentang
dimungkinkannya program bahasa Inggris diberikan sebagai mata pelajaran
muatan lokal SD, dan dapat dimulai pada kelas empat (4) SD. Kurikulum mata
pelajaran muatan lokal ini tidak disusun oleh Pusat Kurikulum Depdiknas tetapi
dikembangkan di tingkat provinsi. Sesuai panduan dari pemerintah, pendidikan
Bahasa Inggris dapat dilakukan mulai kelas 4 SD. Mata pelajaran muatan lokal
seperti pelajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar merupakan wewenang sekolah,
untuk menentukan apakah mata pelajaran Bahasa Inggris perlu diberikan di
sekolahnya.
Kebijakan berikutnya adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
5
Pendidikan (SKLSP) dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan.
Tujuan pengajaran bahasa Inggris di SD mencakup (1) Mendengarkan, yaitu
memahami instruksi, informasi, dan cerita yang sangat sederhana yang
disampaikan secara lisan dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.
(2) Berbicara, yaitu mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana
interpersonal dan transaksional yang sangat sederhana dalam bentuk instruksi dan
informasi dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar. (3) Membaca,
yaitu membaca nyaring dan memahami makna dalam instruksi, informasi, teks
fungsional pendek, dan teks deskriptif bergambar sangat sederhana yang
disampaikan secara tertulis dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.
(4) Menulis, yaitu menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek yang
sangat sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat.
Pembelajaran Bahasa Inggris di SD haruslah sederhana, mudah, dan
menyenangkan. Pembelajaran tidak boleh membebani siswa karena sangat
berpengaruh pada prestasi siswa. Oleh karena itu perlu diterapkan suatu
penyampaian informasi melalui paradigma learning by seeing, hearing and doing
dengan memanfaatkan teknologi multimedia.
Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar selama ini masih bersifat
konvensional. Dalam mengajar guru hanya mengandalkan metode ceramah secara
klasikal. Guru kurang menggunakan media pendukung selain buku. Metode
pembelajaran seperti ini kurang memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran yang
efektif dan kurang memberdayakan potensi siswa. Kegiatan belajar mengajar
6
kompetensi yang diharapkan. Proses belajar mengajar sebaiknya dilandasi dengan
prinsip-prinsip: (1) berpusat pada siswa, (2) mengembangkan kreativitas siswa,
(3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) mengembangkan
beragam kemampuan yang bermuatan nilai, (5) menyediakan pengalaman belajar
yang beragam, dan (6) belajar melalui berbuat (Jurnal, Mardika:2008)
Hal inilah yang menjadi dasar pertimbangan peneliti untuk
mengembangkan media pembelajaran Bahasa Inggris yang menarik dan
menyenangkan bagi siswa SD. Pembelajaran Bahasa Inggris di SD Sabilina
dimulai sejak tahun 2006. Pelajaran Bahasa Inggris merupakan muatan lokal,
diajarkan dari Kelas I-VI (Satu sampai dengan Enam). Kebijakan ini mendapat
dukungan dari Kepala Sekolah dan Komite Sekolah, guru dan warga sekolah.
Pembelajaran Bahasa Inggris di SD Sabilina dari tahun ke tahun memang
belum memiliki perkembangan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat pada nilai
rata-rata Bahasa Inggris kelas V (lima) yang masih rendah. Dalam 3 tahun
terakhir, tidak ada yang mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
ditentukan oleh sekolah. Seperti tampak pada Tabel berikut:
Tabel 1.1. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Tenses Bahasa Inggris Kelas V SD Sabilina
Tahun Ajaran Nilai Rata-rata KKM
Sem I Sem II Sem I Sem II
2009/2010 5,0 5,5 6,0 6,5
2010/2011 5,0 6,0 65 6,5
2011/2012 5,5 6,5 60 6,5
7
Dari data yang didapat peneliti dari observasi sebelumnya, diketahui dari
50 siswa kelas V SD ternyata 33,33% siswa mengalami kesulitan untuk
menggunakan tenses. Siswa menyatakan sulit untuk menggunakan tenses Bahasa
Inggris karena terlalu banyaknya rumus dan juga pengucapannya yang berbeda
dengan tulisannya (Sumber Guru SD Swasta Sabilina).
Pada kurikulum tahun 2006 sampai saat ini, pembelajaran Bahasa Inggris
diajarkan dengan bidang studi, yang tidak terpadu dengan mata pelajaran lainnya.
Nilai Rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris Kelas V pada Tabel 1 .1. tidak terlepas
dari hasil penguasaan Bahasa Inggris yang dikuasai anak mulai dari Kelas 1 SD.
Lebih kurang 4 tahun siswa sudah belajar Bahasa Inggris tetapi mereka
masih belum fasih dalam berbahasa Inggris, Nilai rata-rata Bahasa Inggris siswa
juga masih rendah. Faktor rendahnya pencapaian hasil belajar Bahasa Inggris
siswa kelas V disebabkan karena beberapa siswa merasa Bahasa Inggris cukup
sulit dan terasa asing sehingga kurang menarik minat belajar siswa. Dan ternyata
sumber belajar yang dipakai hanya buku teks dan LKS.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah diuraikan diatas,
tidak bisa terlepas dari media pembelajaran yang merupakan bagian integral dari
proses pembelajaran. Arsyad, (2011:15) mengungkapkan bahwa pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
8
Maka untuk mencapai keberhasilan tersebut, guru sebaiknya tidak
melupakan siswa untuk memanfaatkan semua alat indra yang dimilikinya.
Artinya, dapat dilakukan dengan menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat
diproses dengan berbagai indra. Semakin banyak indera yang digunakan untuk
menerima dan mengelola pesan maka semakin besar kemungkinan pesan tersebut
dimengerti dan diharapkan dapat menerima dan menyerap dengan mudah. Baik
pesan-pesan dalam materi yang disajikan dalam sebuah media belajar (Arsyad,
2011:9).
Belajar dengan menggunakan indera ganda pandangan dan pendengaran
berdasarkan konsep di atas akan memberikan keuntungan bagi siswa dikarenakan
siswa akan lebih termotivasi dalam belajar, dibandingkan materi pelajaran yang
hanya disampaikan dengan satu stimulus pandang atau dengar (Arsyad, 11:9).
Tingkat keabstrakan jumlah jenis indera yang turut serta selama
penerimaan isi pembelajaran sangat berperan besar dalam proses pembelajaran.
Dikarenakan oleh pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan
paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam
pengelaman itu, hal ini terjadi karena melibatkan indera penglihatan,
pendengaran,penciuman dan perabaan. Ini dikenal dengan learning by doing
(Arsyad, 2011:11).
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti (Nana, 2013) melalui tes
angket terhadap 50 orang siswa kelas V sebagai sampel dan 15 orang guru di SD
9
multimedia interaktif yang merupakan sumber belajar alternatif sebagai upaya
dalam membantu proses pembelajaran yang lebih menarik untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Media pembelajaran tersebut akan dikembangkan dalam
bentuk CD (Compact Disk).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi
masalah-masalah yang berkenaan dengan penelitian ini:
1. Banyaknya siswa sekolah dasar yang mengalami kesulitan dalam belajar
Bahasa Inggris khususnya dalam pelajaran tenses Bahasa Inggris.
2. Pelajaran Bahasa Inggris masih banyak disajikan dalam bentuk media
cetak berupa buku sehingga siswa merasa bosan dalam belajar.
3. Masih kurangnya minat siswa dalam belajar Bahasa Inggris sehingga
mempengaruhi hasil belajarnya.
4. Masih sedikitnya media interaktif yang digunakan untuk menumbuhkan
kreatifitas dan kemandirian siswa.
5. Guru masih mengajar menggunakan metode klasikal sehingga
pembelajaran belum efektif.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, timbullah
pertanyaan-pertanyaan permasalahan yang memerlukan jawaban yang
menunjukkan perlunya pengembangan multimedia interaktif untuk mengatasi
10
ada pada peneliti, baik dari segi kemampuan, tenaga, waktu dan biaya maka
pengembangan media interaktif ini dibatasi pada beberapa variabel, yaitu:
1. Media pembelajaran yang akan dikembangkan merupakan media
pembelajaran tenses Bahasa Inggris (Simple Present dan Simple Past)
yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari berbasis multimedia
interaktif untuk siswa kelas V SD Sabilina?
2. Media pembelajaran yang akan dikembangkan berupa produk multimedia
interaktif tenses dalam Bahasa Inggris (Simple Present dan Simple Past)
untuk siswa kelas V SD Sabilina.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan,
maka rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Apakah media pembelajaran tenses Bahasa Inggris berbasis multimedia
interaktif yang dikembangkan layak digunakan untuk siswa kelas V SD
Sabilina?
2. Apakah media pembelajaran tenses Bahasa Inggris berbasis multimedia
11
E. Tujuan Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menjawab masalah-masalah
dalam perumusan masalah di atas:
1. Untuk menghasilkan media pembelajaran tenses Bahasa Inggris berbasis
multimedia interaktif yang dikembangkan layak digunakan untuk siswa
kelas V SD Sabilina
2. Untuk mengetahui apakah media pembelajaran tenses dasar Bahasa
Inggris berbasis multimedia interaktif yang dihasilkan efektif pada
pembelajaran siswa kelas V SD Sabilina.
F. Manfaat pengembangan
Hasil penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat. Secara
teoretis manfaat penelitian pengembangan ini adalah:
1. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya teori-teori
yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar berupa multimedia
interaktif.
2. Untuk dijadikan bahan masukkan bagi para guru dalam melakukan
pembelajaran yang lebih efektif dan efisien guna meningkatkan kualitas
belajar siswa.
3. Untuk menstimulasi buah fikiran yang berguna sebagai rujukan maupun
bandingan bagi peneliti lanjutan yang mengkaji pengembangan media
12
Sedangkan manfaat penelitian secara praktis adalah:
1. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi pengalaman berharga dan menambah
wawasan peneliti sebagai pendidik khususnya pada materi tenses Bahasa
Inggris sehingga kedepannya dapat meningkatkan pendidikan yang lebih
baik kepada para peserta didik.
2. Bagi peserta didik, meningkatkan motivasi mereka dalam belajar.
3. Bagi dunia pendidikan, sebagai inovasi untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di masa yang akan datang sehingga pada akhirnya
120
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian
pengembangan media pembelajaran tenses Bahasa Inggris berbasis multimedia
interaktif yang dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan media pembelajaran interaktif pada tes hasil belajar siswa
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
media pembelajaran interaktif (kelas eksperimen) lebih tinggi = 69-76 dari hasil
belajar siswa yang dibelajarkan tanpa menggunakan media pembelajaran interaktif
(kelas kontrol) = 60-69. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
media pembelajaran interaktif dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan tanpa
menggunakan media pembelajaran interaktif, dimana diperoleh thitung sebesar thitung
sebesar 9,0229, sedangkan ttabel pada α = 0,05 dengan derajat kebebasan 94 adalah:
1,98. Hal ini menunjukan bahwa media pembelajaran interaktif memiliki kelayakan
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tenses Bahasa
Inggris.
2. Berdasarkan pengggunaan media pembelajaran interaktif pada hasil tes belajar
siswa yang diperlihatkan pada point diatas, ditemukan bahwa media pembelajaran
interaktif memiliki keefektifan sebesar 95,63% lebih tinggi dari keefektifan tanpa
121
pembelajaran interaktif lebih efektif dibandingkan pembelajaran tanpa media
pembelajaran interaktif tenses Bahasa Inggris
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan dan temuan yang diperoleh dari hasil penelitian
pengembangan media pembelajaran interaktif dan uji coba yang dilakukan, dimana
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran interaktif memiliki
implikasi yang tinggi dibandingkan dengan tanpa menggunakan media pembelajaran
interaktif yang selama ini digunakan guru dalam proses pembelajaran, maka
dapatlah dikatakan bahwasanya media pembelajaran interaktif akan memberi
sumbangan praktis terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru
dimana media pembelajaran interaktif ini memberikan kemudahan dalam
menyelenggarakan pembelajaran yang berdampak pada efektifitas proses
pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil uji coba juga
menunjukan bahwa media pembelajaran interaktif dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi guru dalam penyampaian materi pelajaran Bahasa Inggris dan
bidang ilmu lain dengan pertimbangan dimana siswa memiliki ketertarikan dalam
proses pembelajaran akan meningkatkan hasil belajarnya pula. Selain itu
Penggunaan media pembelajaran interaktif memerlukan kesiapan siswa untuk
melaksanakan pembelajaran dengan media baru secara mandiri sehingga siswa akan
dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal, bila menerapkan media
pembelajaran interaktif secara maksimal pula. Media pembelajaran interaktif
memberikan kepada siswa kesempatan untuk mengembangkan kreatifitasnya
122
siswa mengalami masalah dalam pendalaman materi, siswa dapat menggali
informasi dari materi yang disediakan dan jika menemukan masalah dalam
pengerjaan soal-soal latihan siswa dapat melihat pembahasan yang disediakan dalam
media pembelajaran, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih efektif.
C. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan serta implikasi
hasil penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran yaitu:
1. Mengingat selama ini proses pembelajaran masih menggunakan media
pembelajaran buku teks, maka disarankan agar media pembelajaran interaktif
digunakan karena media pembelajaran interaktif mampu memberi umpan
balik yang lebih baik bagi siswa.
2. Disarankan kepada guru agar memberi motivasi kepada siswa untuk belajar
mandiri dengan menggunakan media pembelajaran interaktif, karena siswa
akan mendapatkan informasi yang mereka inginkan melalui media
pembelajaran interaktif ini dan mereka juga tidak perlu tergantung pada
kehadiran guru dalam upaya meningkatkan hasil belajarnya.
3. Mengingat hasil kesimpulan dalam penelitian ini masih memungkinkan
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang belum mampu terkontrol, maka masih
perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih
129
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto Suharsimi. 2010. ProsedurPenelitian. Jakarta: PT.RinekaCipta.
Arsyad, Azhar.2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Ardita,febriani. 2013. Belajar 16 Tenses. Jakarta: PT. SukaBuku.
Borg, W R & Gall, M D. 2003. Educational Research: an Introduction (7.ed). New York:
Logman Inc.
Budiningsih, 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Cameron. 2005. Teaching Languages to Young Learners. UK. Cambridge University Press.
Cornely,Veppy.2010. The Influence Of Using Crossword Puzzle On The Students
Writing. Tesis.
Cunningham, Billie M. 2008. Using Action Research to Improve Learning and the
Classroom Learning Environment. Journal Issues in Accounting Education.
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek
Pengembangan lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Depdiknas.
Depertemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), No. 0487/4/1992, Bab VIII, Jakarta:
Depdiknas.
Dick, Walter. 2005. The Systematic Design of Instruction (6th Edition). Boston: Pearson.
Dimyati,Mudjiono, 2013.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dongsong, 2005. Interactive Multimedia Based E-Learning: A Study of Effectiveness.
130
Echols, John M dan Shadily, Hassan. 1996. An English-Indonesian Dictionary. Jakarta:
Gramedia.
Facru. 2007. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Bahasa Inggris Dengan Media CD
Interaktif di SDN 02 Selokaton KEC. Godang Rejo KAB. Karanganyar 2007.
Jurnal Teknologi Pendidikan.
Gagne, Robert M (Ed). 1987. Intructional Technology: Foundations. London: LEA
Publishers.
Hadi Rizky.2010. Developing a Prototype of Animated Interactive CD to Teach Reading
Comprehension for Seventh Graders. Journal Education.
Hamalik, O. 2006. Media Pendidikan, Certakan ke-7. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya
Bakti.
Hamalik, Oemar. 2006. Proses BelajarMengajar. Jakarta: Penerbit PT. BumiAksara.
Hamid, A. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan.
Handokomudo.2013. Pengembangan Media Pembelajaran Jaringan Komputer Berbasis
Macromedia Flash di SMA Negeri 1 Jetis Bantul.Tesis.
Harmer, Jeremy. 2001. The Practice of English Language Teaching. New York:
Longman.
Heinich, R &Heinich, R. 2011. Instructional Media and Technologies for Learning.
Englewood Cliffs. N. J: Merrill.
Jamil. Suprahatiningrum. 2013. Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi dan
Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
131
Khoirun,Henny. 2011. Prototype Media Pembelajaran Matematika Berbasis Multimedia
Interaktif Materi Pecahan. Journal Education.
Kevin, Riley. 2006. Service, Learning Evaluation Projects A Step By Step Guide. Journal
of Physical Education.
Mahas, Jerry. 2014. Smart Grammar: caracepatmenguasai Grammar. Bandung: PT.Kawah
Media.
Mayer, E Richard. 2009. MultiMedia Learning: Prinsip-prinsipdanAplikasi. Yogyakarta:
Its Press.
Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:Prenada Media.
Mubin,Nurul. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran IPA Berbasis Multimedia
Interaktif. Jurnal Pendidikan.
Nyoman, I Mardika. 2011. Pengembangan Multimedia Dalam Pembelajaran Kosakata
Bahasa Inggris di SD.Tesis.
Reza, Syah. 2011. Pengembangkan Multimedia Interaktif Anak Autis Dengan Metode
LOVAAS. Jurnal Teknologi Pendidikan.
Richey,Rita C (Ed). 2000. The Legacy of Robert M. Gagne. New York: ERIC.
Rusman, 2005. Model-model Multimedia Interaktif Berbasis Komputer. Jakarta: UPI
Sadiman, dkk. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: PT.RajaGrafindoPersada.
Sagala, Syaiful. 2008.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: IKAPI
Sarwiko, Dwi. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif
132
Seels, B.B and Richey, R.C.1994. Instructional Technology: the Definition and Domains of
the Field (Terjemahan Yusuf HadiMiarso, Dewi S Prawiradilagadan Raphael
Rahardjo. IPTPI, Unit Percetakan UNJ)
Smaldino. 2011. Instructional Technology and Media For Learning. Jakarta: Kencana
Media Group.
Sofiani, Resita. 2006. Developing a Prototype of E-VOILA: Electronic Vocabulary
Application’ for Vocabulary Learning of the Fifth Graders. Journal of Distance
Education
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2002. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung
Suprihatiningrum, Jamil.2013. Guru Profesional: PedomanKinerja, Kualifikasi,
&Kompetensi Guru.Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.
Suryabrata, Sumadi. (1984). Metodologi Penelitian. Jakarta : CV. Rajawali.
Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2008. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima.
Uno, Hamzah B. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Young E, Zhao Y. 2007. Report From The 2007 PDK Summit. Bloomington. Journal