• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TENSES BAHASA INGGRIS BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TENSES BAHASA INGGRIS BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA

PEMBELAJARAN TENSES BAHASA INGGRIS

BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF

PADA SISWA SEKOLAH DASAR

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Megister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

OLEH:

NANA RONAWAN RAMBE

NIM: 8126122030

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRACT

NANA RONAWAN RAMBE, Development of Instructional Media Tenses Based on Interactive Multimedia in English Language. Thesis: Post graduate Program of UNIMED. 2015.

This research is aimed at: (1) Developing a good instructional media of interactive multimedia in English, easy to be learnt, and can be used for individual learning, (2) examine of effectiveness of the interactive multimedia in English. This study is developmental research using combination of Borg & Gall’s and Dick & Carey’s model. This learning product development model is a model with pre-arranged in a systematic order and meet the characteristics of elementary students’ age in learning. The results showed:(1) the quality of the developed instructional media viewed from the expert in English Language is excellent (85.53%), (2) the quality viewed from the expert in instructional design is excellent (93.96%), (3) the quality viewed from the expert in media product excellent (88.99%), (4) the one-to-one try out, from the observation of the three students, indicates that the product is excellent (91.37%), the small group try-out, from the observation of nine students , indicates that the product is excellent (94.82%), and the large group try out, from the observation of the forty five students, indicates that the product is excellent (95.30%).

The result of hypothesis test proves that the study results of the students taught using interactive multimedia and the text book show a significant difference. This is revealed in the data from which the following calculation is obtained: (Fcount=9.0229,

while > Ftableat α =0.05 with the variables dk of 98 gives ttable =1.98 where tcount > t

table (9.0229 >1.98). It can be concluded that the number shown by the study group

(7)

ii ABSTRAK

NANA RONAWAN RAMBE, Pengembangan Media Pembelajaran Tenses Bahasa Inggris Berbasis Multimedia Interaktif Pada Siswa Sekolah Dasar. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menghasilkan media pembelajaran interaktif yang layak digunakan, mudah dipelajari dan dapat dipakai untuk pembelajaran individual, (2) Untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran interaktif yang dikembangkan pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development. Pengembangan bahan ajar dilakukan dengan dilakukan dengan menggunakan model Dick and Carey. Data-data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan; (1) uji ahli materi pelajaran Bahasa Inggris termasuk dalam kategori sangat layak (85.53%), (2) uji ahli desain pembelajaran dalam penilaian dengan kategori sangat layak (93.96%), (3) uji ahli rekayasa perangkat lunak berada pada kategori sangat layak (88.99%), (4) uji coba perorangan berada pada kualifikasi sangat layak (91.37%), uji coba kelompok kecil berada pada kualifikasi sangat layak (94.82%), uji coba lapangan berada pada kualifikasi sangat layak (95.30%).

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Rasa syukur tiada terkira penulis ucapkan kehadirat-Nya ALLAH swt, yang telah

mencurahkan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini

yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Tenses Bahasa Inggris Berbasis Multimedia Interaktif Pada Siswa Sekolah Dasar”. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan, Program Studi Teknologi Pendidikan,

Universitas Negeri Medan (Unimed).

Pada kesempatan ini, penulis dengan bangga dan rasa hormatnya mengucapkan terima

kasih banyak kepada:

1. Bapak Dosen Pembimbing I yaitu Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd dan Bapak

Dosen Pembimbing II yaitu Dr. R. Mursid, ST, M.Pd yang selalu meluangkan waktu

memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti selama penyusunan tesis ini.

2. Bapak Narasumber Prof. Dr. H. Muhammad Badiran, M.Pd, Prof. Dr. Sahat Siagian,

M.Pd dan ibu Dr. Hj. Anni Hollila, M.Hum selaku dosen penguji/narasumber yang

banyak memberikan masukan kepada penulis dalam penyelesaian tesisi ini.

3. Bapak/Ibu validator, ahli materi Raudhatuz Zahrah, M.Pd dan Hevy Anna Lubis, M.Pd,

ahli desain pembelajaran Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd dan Prof. Dr. Abdul Hamid

K, M.Pd, ahli perangkat lunak Drs. Gamal Kartono,M.Si dan Dr. Dina Ampera, M.Si.

4. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Ketua Prodi Teknologi Pendidikan beserta

(9)

iv

5. Bapak/Ibu Dosen Pascasarjana Prodi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan

yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan.

6. Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan beserta para Asisten Direktur,

Ketua dan Sekertaris Program Studi yang banyak membantu untuk kelancaran studi dan

penyelesaian tesis ini.

7. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan selaku pimpinan kampus beserta para pejabat

dijajaran civitas Akademika Universitas Negeri Medan.

8. Bapak Jumirin, S.pd, MM selaku Kepala Sekolah SD swasta Sabilina tembung yang telah

memberikan izin penelitian dan kepada ibu Eva Sari Purba, S.Pd selaku guru Mata

pelajaran Bahasa Inggris di SD Swasta Sabilina Tembung.

9. Kepada Kedua Orang Tua penulis, Ayah dan Mamak tercinta yang dengan

sungguh-sungguh dan penuh kasih yang tiada henti mendo’akan dan mendukung.

10.Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Prodi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri

Medan.

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam kesempatan ini,

semoga ALLAH swt memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan dan bantuan yang

telah diberikan. Mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak luput dari kekurangan dan keterbatasan. Oleh

sebab itu penulis membuka diri untuk menerima kritik dan saran dari rekan pembaca untuk

penyempurnaan tesis ini.

(10)

v

BAB II. KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

B. Hakikat Multimedia Interaktif Pembelajaran ... 29

C. Pengembangan Multimedia Interaktif Pembelajaran ... 35

D. Manfaat Media pembelajaran ... .... 45

E. Penelitian yang Relevan ... 47

F. Kerangka Berpikir ... 49

(11)

vi 1. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 64

2. Metode Rancangan Eksperimen ………... 65

3. Teknik Pengumpulan Data ………..…. 67

4. Teknik Analisis Data ……… 67

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan Produk ... 72

1. Data Hasil Validasi Ahli Rekayasa Perangkat Lunak ... 92

(12)

vii

f. Hasil Uji Tahap IV / Uji Coba Lapangan ... 107

1. Deskripsi Data Hasil Uji Coba Tahap IV ... 107

2. Analisis Data Hasil Uji Coba Tahap IV/ Lapanagan ... 109

3. Revisi Produk Tahap IV ... 110

B. Hasil Penelitian Uji Efektifitas Uji Hipotesis ... 111

1. Deskripsi Data Penelitian ………. .. 111

a. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Dibelajarkan Tanpa Menggunakan Media PembelajaranInteraktif ... 111

b.Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan Media Pembelajaran Interaktif ... 112

2. Pengajuan Persyaratan Analisis ... 114

a. Uji Normalitas Data ... 114

b. Uji Homogenitas Data ... 114

3. Pengujian Hipotes ... 115

a.Hipotesis I ... 115

b.Hipotesis II ... 115

D. Keterbatasan Penelitian ... 117

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 119

B. Implikasi ... 120

C. Saran ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 122

(13)

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Bahasa Inggris Kelas V SD Swasta

Sabilina ... 6

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian tentang Kualitas Materi

Pembelajaran ... 60

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian tentang Kualitas Desain Informasi,

Desain Interaksi, dan Desain Presentasi Untuk Ahli Desain

Pembelajaran ……… 61

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kualitas Rekayasa Perangkat Lunak

Untuk Ahli Perangkat Lunak ... 62

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kualitas Materi Pembelajaran dan

Kualitas Teknis/Tampilan Untuk Peserta Didik ... 62

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Kualitas Pembelajaran Media Interaktif ... 64

Tabel 4.1 Data Analisis Kebutuhan ... 73

Tabel 4.2 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Materi

Tentang Kualitas Materi Pembelajaran ... 79

Tabel 4.3 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Materi

Tentang Kualitas Strategi Pembelajaran ……….. 80

Tabel 4.4 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Materi

Tentang Sistem Penyampaian Pembelajaran ………... 80

Tabel 4.5 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Materi Terhadap

Kualitas Materi Pembelajaran ... 81

Tabel 4.6 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Materi

Terhadap Kualitas Strategi Pembelajaran … ... 81

Tabel 4.7 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Materi Terhadap Sistem

Penyampaian Pembelajaran ………. 82

Tabel 4.8 Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Media Pembelajaran

Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli Materi ... 82

Tabel 4.9 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Media

Pembelajaran Interaktif Mata Oleh Ahli Materi ... 83

Tabel 4.10 Data Hasil Revisi Materi Tenses Oleh Ahli Materi ... 84

(14)

vi

Pembelajaran Tentang Aspek Kualitas Desain Pembelajaran ... 85

Tabel 4.12 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Desain

Pembelajaran Tentang Aspek Kualitas Desain Informasi ... 86

Tabel 4.13 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Desain

Pembelajaran Tentang Aspek Kualitas Desain Interaksi ... 87

Tabel 4.14 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Desain

Pembelajaran Tentang Aspek Kualitas Desain Presentasi…………. 87

Tabel 4.15 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran

Terhadap Kualitas Desain Pembelajaran ……… ... 88

Tabel 4.16 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran

Terhadap Kualitas Desain Informasi … ... 88

Tabel 4.17 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran

Terhadap Kualitas Desain Interaksi .. ... 89

Tabel 4.18 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran

Terhadap Kualitas Desain Presentasi ... 89

Tabel 4.19 Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Media Pembelajaran

Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli Desain

Pembelajaran……….… 90

Tabel 4.20 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Media

Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Oleh Ahli Desain Pembelajaran ………. 90

Tabel 4.21 Data Hasil Revisi Ahli Desain Pembelajaran………. 92

Tabel 4.22 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Rekayasa

Perangkat Lunak Tentang Aspek Pemrograma ... 93

Tabel 4.23 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Rekayasa

Perangkat Lunak Pada Aspek Kualitas Teknis/Tampilan………….. 94

Tabel 4.24 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Rekayasa Perangkat Lunak

Terhadap Pemprograman……… 95

Tabel 4.25 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Rekayasa Perangkat

Lunak Terhadap Kualitas Teknis/Tampilan……… 95

Tabel 4.26 Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Media Pembelajaran

(15)

vii

Perangkat Lunak ……… 96

Tabel 4.27 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Media

Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Oleh Ahli Rekayasa Perangkat Lunak ……….. 96

Tabel 4.28 Data Hasil Revisi Ahli Rekayasa Perangkat Lunak……….. 98

Tabel 4.29 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran

Bahasa Inggris Pada Uji Coba Perorangan di SD Swasta

Sabilina Tentang Kualitas Materi Pembelajaran……… 99

Tabel 4.30 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran

Bahasa Inggris Pada Uji Coba Perorangan di SD Swasta Sabilina

Tentang Aspek Kualitas Teknis/Tampilan…………..………. 99

Tabel 4.31 Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas Materi Pembelajaran Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Perorangan di SD

Swasta Sabilina……….. 100 Tabel 4.32 Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas

Teknis/Tampilan Media Pembelajaran Bahasa Inggris Pada

Uji Coba Perorangan di SD Swasta Sabilina……… ... 100 Tabel 4.33 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran

Bahasa Inggris Uji Coba Kelompok Kecil di SD Swasta Sabilina

Pada Aspek Kualitas Materi pembelajaran ……….. 101

Tabel 4.34 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran

Bahasa Inggris Uji Coba Kelompok Kecil di SD Swasta Sabilina

Pada Aspek Kualitas Teknis/Tampilan ………... 103

Tabel 4.35 Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas

Materi Pembelajaran Media Pembelajaran Interaktif Mata

Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Kelompok Kecil ……... 103

Tabel 4.36 Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas

Teknis/Tampilan Media Pembelajaran Interaktif Mata

Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Kelompok Kecil

SD Swasta Sabilina ... 104

Tabel 4.37 Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Media Pembelajaran

(16)

viii

Kelompok Kecil ... 104

Tabel 4.38 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Media

Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 105

Tabel 4.42 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran

Bahasa Inggris Uji Coba Lapangan di SD Swasta Sabilina

Pada Aspek Kualitas Materi Pembelajaran ... 105

Tabel 4.43 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran

Bahasa Inggris Uji Coba Lapangan di SD Swasta Sabilina

Pada Aspek Kualitas Teknis/Tampilan………. 108

Tabel4.44 Tingkat Kecencerungan Penilaian Terhadap Aspek

Kualitas Materi Pembelajaran Media Pembelajaran Interaktif

Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Lapangan di

SD Swasta Sabilina……….. 108

Tabel 4.45 Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek

Kualitas Teknis/Tampilan Media Pembelajaran Interaktif

Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Lapangan di

SD Swasta Sabilina ………. 109

Tabel 4.46 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap

Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa

Inggris Pada Uji Coba Lapangan di SD Swasta Sabilina……… 109

Tabel 4.47 Deskripsi Data Hasil Belajar Bahasa Inggris yang Dibelajarkan

Dengan Tanpa Pembelajaran Multimedia Interaktif ... 111

Tabel 4.48 Deskripsi Data Hasil Belajar Bahasa Inggris yang Dibelajarkan

Dengan Media Pembelajaran Interaktif ... 113

Tabel 4.49 Rangkuman Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap

(17)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Definisi Teknologi Pendidikan/ Pengajaran Seels dan Richey ... 36

Gambar 2.2 Prosedur pengembangan Borg & Gall ... 40

Gambar 2.3 Model Rancangan Pembelajaran Dick, Carey & Carey ... 42

Gambar 3.1 Langkah - langkah Pengembangan Multimedia Interaktif ...

Gambar 4.1 Tahap-tahap Uji Coba Produk Pengembangan Media Pembelajaran

Tenses Bahasa Inggris Berbasis Multimedia Interaktif... 54

Gambar 4.2 Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Media Pembelaran

Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli Materi ... 84

Gambar 4.3 Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Media Pembelajara

Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli

Desain Pembelajaran ... 91

Gambar 4.4 Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Media Pembelajaran

Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli Rekayasa

Perangkat Lunak... 97

Gambar 4.5 Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Evaluasi Media

Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada

Uji Coba Perorangan ... . 102

Gambar 4.6 Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Evaluasi

Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Pada Uji Coba Kelompok Kecil ……….… 106

Gambar 4.7 Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Evaluasi Media

Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada

Uji Coba Lapangan ……… ... 110

Gambar 4.8 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang

Dibelajarkan Dengan Tanpa Menggunakan Multimedia

Interaktif ... 112

Gambar 4.9 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini ketika kemajuan IPTEK semakin pesat, hal ini juga

berimbas pada pentingnya seorang guru meningkatkan kinerja dan kemampuan

mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut

untuk mampu menampilkan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menarik

siswa untuk beraktifitas secara aktif. Seperti pembelajaran yang dilakukan harus

dapat memanfaatkan teknologi yang sudah ada, agar siswa tidak tertinggal

kemajuan teknologi yang telah berkembang pesat. Pendidikan merupakan

rekayasa untuk mengendalikan pembelajaran guna mencapai tujuan yang

direncanakan secara efektif dan efisien. Dalam pembelajaran peran ini sangatlah

penting karena merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer

pengetahuan, keterampilan dan nilai kepada siswa sehingga yang diteransfer

memiliki makna bagi diri sendiri dan masyarakat. (Jamil, 2013: 25).

Kreativitas guru bukan hanya dalam hal IPTEK, melainkan pada

pengembangan metode-metode pembelajaran yang sederhana namun sesuai

dengan karakter bangsa dan pengembangan materi ajar untuk memperkaya ilmu

pengetahuan peserta didik. Metode pembelajaran adalah yang mempu membuat

siswa termotivasi untuk belajar lebih baik lagi. Guru yang kreatif akan

menggunakan media yang inovatif selain diharapkan dapat meningkatkan minat

(19)

2

mengerti terhadap materi pembelajaran yang disampaikan, juga lebih baik dalam

managemen waktu (Jamil, 2013:32).

Proses belajar mengajar atau kegiatan mengajar hendaklah diartikan

bahwa proses belajar dalam diri siswa terjadi baik karena guru secara langsung

mengajar ataupun secara tidak langsung. Belajar tak langsung artinya siswa secara

aktif berinteraksi dengan media atau sumber belajar lainnya. Menurut Sadiman

(1993:11), proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses berkomunikasi.

Proses berkomunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui

saluran atau media tertentu kepada penerima pesan. Pesan-pesan tersebut berupa

isi ajaran dan didikan yang dituangkan di dalam kurikulum dan oleh guru

dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi verbal maupun visual.

Hal ini senada dengan Erin Young dan Yong Zhao dalam Global

Education Journal (2008), “Technology is one way to link student and teachers in

different places, conference participants without face-to-face meetings”. Young

dan Zhao dalam jurnalnya menjelaskan bahwa teknologi adalah salah satu cara

untuk berkomunikasi dan berhubungan di waktu dan ruang yang berbeda tanpa

harus bertatap muka langsung, teknologi juga sebagai media menuju pendidikan

internasional.

Suasana pengajaran dan pembelajaran yang interaktif, lebih menggalakkan

komunikasi interaktif antara berbagai hal (guru, siswa, dan

siswa-komputer atau media pembelajaran). Dongsong (2005) dalam “The American

(20)

3

“Three types of interaction in learning: learner-instructor,

learner-learner, and learner-content. In learner-instructor interaction is a major factor accounting for cognitive learning. Learner-learner interaction fosters collaborative learning. Learner-content interaction refers to any interactive activities between the learner and instrutional cintent online

learning environment”.

Dalam jurnalnya Dongsong menyatakan tiga macam interaksi dalam

pembelajaran: siswa-guru, siswa-siswa, dan siswa-materi pelajaran. interaksi

antara siswa dengan guru merupakan faktor penting dalam pembelajaran kognitif.

Interaksi siswa dengan siswa dapat membantu perkembangan kolaboratif.

Sedangkan interaksi siswa denga materi pelajaran mengacu pada aktivitas yang

interaktif yaitu hubungan timbal balik antara siswa dengan materi pelajaran.

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan

tulisan. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, fikiran,

perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Bahasa

Inggris adalah bahasa global yang sangat berperan dalam interaksi dan

komunikasi global seiring dengan kemajuan dan persaingan globalisasi seperti

sekarang ini. Agar informasi yang ada dengan cepat dapat diterima, maka

bahasa sebagai pengantar pesan harus benar-benar dipahami dan dimengerti baik

secara lisan maupun tulisan. Bahasa Inggris merupakan salah satu pelajaran

bahasa asing yang diajarkan di sekolah.

Mangingat pentingnya peran Bahasa Inggris di abad 21, pemerintah telah

menetapkan Bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang wajib dipelajari di sekolah

(21)

4

pelajaran Bahasa Inggris secara resmi diajarkan disekolah dasar sejak tahun 1994

sebagai muatan lokal.

Kebijakan tentang pemberian pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar

dilandasi dengan kebijakan-kebijakan terkait, diawali dengan kebijakan

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) No. 0487/4/1992, Bab VIII,

menyatakan bahwa sekolah dasar dapat menambah mata pelajaran dalam

kurikulumnya, asalkan pelajaran itu tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan

nasional. Mata pelajaran tambahan (muatan lokal) biasanya merupakan mata

pelajaran yang memang dibutuhkan oleh sekolah dan masyarakat sekitarnya. Oleh

karena itu, mata pelajaran tambahan (muatan lokal) sangat bervariasi antara satu

daerah dengan daerah lainnya. Kemudian, kebijakan ini disusul oleh SK Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993 tentang

dimungkinkannya program bahasa Inggris diberikan sebagai mata pelajaran

muatan lokal SD, dan dapat dimulai pada kelas empat (4) SD. Kurikulum mata

pelajaran muatan lokal ini tidak disusun oleh Pusat Kurikulum Depdiknas tetapi

dikembangkan di tingkat provinsi. Sesuai panduan dari pemerintah, pendidikan

Bahasa Inggris dapat dilakukan mulai kelas 4 SD. Mata pelajaran muatan lokal

seperti pelajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar merupakan wewenang sekolah,

untuk menentukan apakah mata pelajaran Bahasa Inggris perlu diberikan di

sekolahnya.

Kebijakan berikutnya adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan

(22)

5

Pendidikan (SKLSP) dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan.

Tujuan pengajaran bahasa Inggris di SD mencakup (1) Mendengarkan, yaitu

memahami instruksi, informasi, dan cerita yang sangat sederhana yang

disampaikan secara lisan dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.

(2) Berbicara, yaitu mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana

interpersonal dan transaksional yang sangat sederhana dalam bentuk instruksi dan

informasi dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar. (3) Membaca,

yaitu membaca nyaring dan memahami makna dalam instruksi, informasi, teks

fungsional pendek, dan teks deskriptif bergambar sangat sederhana yang

disampaikan secara tertulis dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.

(4) Menulis, yaitu menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek yang

sangat sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat.

Pembelajaran Bahasa Inggris di SD haruslah sederhana, mudah, dan

menyenangkan. Pembelajaran tidak boleh membebani siswa karena sangat

berpengaruh pada prestasi siswa. Oleh karena itu perlu diterapkan suatu

penyampaian informasi melalui paradigma learning by seeing, hearing and doing

dengan memanfaatkan teknologi multimedia.

Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar selama ini masih bersifat

konvensional. Dalam mengajar guru hanya mengandalkan metode ceramah secara

klasikal. Guru kurang menggunakan media pendukung selain buku. Metode

pembelajaran seperti ini kurang memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran yang

efektif dan kurang memberdayakan potensi siswa. Kegiatan belajar mengajar

(23)

6

kompetensi yang diharapkan. Proses belajar mengajar sebaiknya dilandasi dengan

prinsip-prinsip: (1) berpusat pada siswa, (2) mengembangkan kreativitas siswa,

(3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) mengembangkan

beragam kemampuan yang bermuatan nilai, (5) menyediakan pengalaman belajar

yang beragam, dan (6) belajar melalui berbuat (Jurnal, Mardika:2008)

Hal inilah yang menjadi dasar pertimbangan peneliti untuk

mengembangkan media pembelajaran Bahasa Inggris yang menarik dan

menyenangkan bagi siswa SD. Pembelajaran Bahasa Inggris di SD Sabilina

dimulai sejak tahun 2006. Pelajaran Bahasa Inggris merupakan muatan lokal,

diajarkan dari Kelas I-VI (Satu sampai dengan Enam). Kebijakan ini mendapat

dukungan dari Kepala Sekolah dan Komite Sekolah, guru dan warga sekolah.

Pembelajaran Bahasa Inggris di SD Sabilina dari tahun ke tahun memang

belum memiliki perkembangan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat pada nilai

rata-rata Bahasa Inggris kelas V (lima) yang masih rendah. Dalam 3 tahun

terakhir, tidak ada yang mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang

ditentukan oleh sekolah. Seperti tampak pada Tabel berikut:

Tabel 1.1. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Tenses Bahasa Inggris Kelas V SD Sabilina

Tahun Ajaran Nilai Rata-rata KKM

Sem I Sem II Sem I Sem II

2009/2010 5,0 5,5 6,0 6,5

2010/2011 5,0 6,0 65 6,5

2011/2012 5,5 6,5 60 6,5

(24)

7

Dari data yang didapat peneliti dari observasi sebelumnya, diketahui dari

50 siswa kelas V SD ternyata 33,33% siswa mengalami kesulitan untuk

menggunakan tenses. Siswa menyatakan sulit untuk menggunakan tenses Bahasa

Inggris karena terlalu banyaknya rumus dan juga pengucapannya yang berbeda

dengan tulisannya (Sumber Guru SD Swasta Sabilina).

Pada kurikulum tahun 2006 sampai saat ini, pembelajaran Bahasa Inggris

diajarkan dengan bidang studi, yang tidak terpadu dengan mata pelajaran lainnya.

Nilai Rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris Kelas V pada Tabel 1 .1. tidak terlepas

dari hasil penguasaan Bahasa Inggris yang dikuasai anak mulai dari Kelas 1 SD.

Lebih kurang 4 tahun siswa sudah belajar Bahasa Inggris tetapi mereka

masih belum fasih dalam berbahasa Inggris, Nilai rata-rata Bahasa Inggris siswa

juga masih rendah. Faktor rendahnya pencapaian hasil belajar Bahasa Inggris

siswa kelas V disebabkan karena beberapa siswa merasa Bahasa Inggris cukup

sulit dan terasa asing sehingga kurang menarik minat belajar siswa. Dan ternyata

sumber belajar yang dipakai hanya buku teks dan LKS.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah diuraikan diatas,

tidak bisa terlepas dari media pembelajaran yang merupakan bagian integral dari

proses pembelajaran. Arsyad, (2011:15) mengungkapkan bahwa pemakaian

media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap

(25)

8

Maka untuk mencapai keberhasilan tersebut, guru sebaiknya tidak

melupakan siswa untuk memanfaatkan semua alat indra yang dimilikinya.

Artinya, dapat dilakukan dengan menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat

diproses dengan berbagai indra. Semakin banyak indera yang digunakan untuk

menerima dan mengelola pesan maka semakin besar kemungkinan pesan tersebut

dimengerti dan diharapkan dapat menerima dan menyerap dengan mudah. Baik

pesan-pesan dalam materi yang disajikan dalam sebuah media belajar (Arsyad,

2011:9).

Belajar dengan menggunakan indera ganda pandangan dan pendengaran

berdasarkan konsep di atas akan memberikan keuntungan bagi siswa dikarenakan

siswa akan lebih termotivasi dalam belajar, dibandingkan materi pelajaran yang

hanya disampaikan dengan satu stimulus pandang atau dengar (Arsyad, 11:9).

Tingkat keabstrakan jumlah jenis indera yang turut serta selama

penerimaan isi pembelajaran sangat berperan besar dalam proses pembelajaran.

Dikarenakan oleh pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan

paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam

pengelaman itu, hal ini terjadi karena melibatkan indera penglihatan,

pendengaran,penciuman dan perabaan. Ini dikenal dengan learning by doing

(Arsyad, 2011:11).

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti (Nana, 2013) melalui tes

angket terhadap 50 orang siswa kelas V sebagai sampel dan 15 orang guru di SD

(26)

9

multimedia interaktif yang merupakan sumber belajar alternatif sebagai upaya

dalam membantu proses pembelajaran yang lebih menarik untuk meningkatkan

hasil belajar siswa. Media pembelajaran tersebut akan dikembangkan dalam

bentuk CD (Compact Disk).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi

masalah-masalah yang berkenaan dengan penelitian ini:

1. Banyaknya siswa sekolah dasar yang mengalami kesulitan dalam belajar

Bahasa Inggris khususnya dalam pelajaran tenses Bahasa Inggris.

2. Pelajaran Bahasa Inggris masih banyak disajikan dalam bentuk media

cetak berupa buku sehingga siswa merasa bosan dalam belajar.

3. Masih kurangnya minat siswa dalam belajar Bahasa Inggris sehingga

mempengaruhi hasil belajarnya.

4. Masih sedikitnya media interaktif yang digunakan untuk menumbuhkan

kreatifitas dan kemandirian siswa.

5. Guru masih mengajar menggunakan metode klasikal sehingga

pembelajaran belum efektif.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, timbullah

pertanyaan-pertanyaan permasalahan yang memerlukan jawaban yang

menunjukkan perlunya pengembangan multimedia interaktif untuk mengatasi

(27)

10

ada pada peneliti, baik dari segi kemampuan, tenaga, waktu dan biaya maka

pengembangan media interaktif ini dibatasi pada beberapa variabel, yaitu:

1. Media pembelajaran yang akan dikembangkan merupakan media

pembelajaran tenses Bahasa Inggris (Simple Present dan Simple Past)

yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari berbasis multimedia

interaktif untuk siswa kelas V SD Sabilina?

2. Media pembelajaran yang akan dikembangkan berupa produk multimedia

interaktif tenses dalam Bahasa Inggris (Simple Present dan Simple Past)

untuk siswa kelas V SD Sabilina.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan,

maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah media pembelajaran tenses Bahasa Inggris berbasis multimedia

interaktif yang dikembangkan layak digunakan untuk siswa kelas V SD

Sabilina?

2. Apakah media pembelajaran tenses Bahasa Inggris berbasis multimedia

(28)

11

E. Tujuan Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menjawab masalah-masalah

dalam perumusan masalah di atas:

1. Untuk menghasilkan media pembelajaran tenses Bahasa Inggris berbasis

multimedia interaktif yang dikembangkan layak digunakan untuk siswa

kelas V SD Sabilina

2. Untuk mengetahui apakah media pembelajaran tenses dasar Bahasa

Inggris berbasis multimedia interaktif yang dihasilkan efektif pada

pembelajaran siswa kelas V SD Sabilina.

F. Manfaat pengembangan

Hasil penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat. Secara

teoretis manfaat penelitian pengembangan ini adalah:

1. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya teori-teori

yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar berupa multimedia

interaktif.

2. Untuk dijadikan bahan masukkan bagi para guru dalam melakukan

pembelajaran yang lebih efektif dan efisien guna meningkatkan kualitas

belajar siswa.

3. Untuk menstimulasi buah fikiran yang berguna sebagai rujukan maupun

bandingan bagi peneliti lanjutan yang mengkaji pengembangan media

(29)

12

Sedangkan manfaat penelitian secara praktis adalah:

1. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi pengalaman berharga dan menambah

wawasan peneliti sebagai pendidik khususnya pada materi tenses Bahasa

Inggris sehingga kedepannya dapat meningkatkan pendidikan yang lebih

baik kepada para peserta didik.

2. Bagi peserta didik, meningkatkan motivasi mereka dalam belajar.

3. Bagi dunia pendidikan, sebagai inovasi untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di masa yang akan datang sehingga pada akhirnya

(30)

120

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian

pengembangan media pembelajaran tenses Bahasa Inggris berbasis multimedia

interaktif yang dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan media pembelajaran interaktif pada tes hasil belajar siswa

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan

media pembelajaran interaktif (kelas eksperimen) lebih tinggi = 69-76 dari hasil

belajar siswa yang dibelajarkan tanpa menggunakan media pembelajaran interaktif

(kelas kontrol) = 60-69. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan

media pembelajaran interaktif dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan tanpa

menggunakan media pembelajaran interaktif, dimana diperoleh thitung sebesar thitung

sebesar 9,0229, sedangkan ttabel pada α = 0,05 dengan derajat kebebasan 94 adalah:

1,98. Hal ini menunjukan bahwa media pembelajaran interaktif memiliki kelayakan

yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tenses Bahasa

Inggris.

2. Berdasarkan pengggunaan media pembelajaran interaktif pada hasil tes belajar

siswa yang diperlihatkan pada point diatas, ditemukan bahwa media pembelajaran

interaktif memiliki keefektifan sebesar 95,63% lebih tinggi dari keefektifan tanpa

(31)

121

pembelajaran interaktif lebih efektif dibandingkan pembelajaran tanpa media

pembelajaran interaktif tenses Bahasa Inggris

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan dan temuan yang diperoleh dari hasil penelitian

pengembangan media pembelajaran interaktif dan uji coba yang dilakukan, dimana

pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran interaktif memiliki

implikasi yang tinggi dibandingkan dengan tanpa menggunakan media pembelajaran

interaktif yang selama ini digunakan guru dalam proses pembelajaran, maka

dapatlah dikatakan bahwasanya media pembelajaran interaktif akan memberi

sumbangan praktis terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru

dimana media pembelajaran interaktif ini memberikan kemudahan dalam

menyelenggarakan pembelajaran yang berdampak pada efektifitas proses

pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil uji coba juga

menunjukan bahwa media pembelajaran interaktif dapat dijadikan bahan

pertimbangan bagi guru dalam penyampaian materi pelajaran Bahasa Inggris dan

bidang ilmu lain dengan pertimbangan dimana siswa memiliki ketertarikan dalam

proses pembelajaran akan meningkatkan hasil belajarnya pula. Selain itu

Penggunaan media pembelajaran interaktif memerlukan kesiapan siswa untuk

melaksanakan pembelajaran dengan media baru secara mandiri sehingga siswa akan

dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal, bila menerapkan media

pembelajaran interaktif secara maksimal pula. Media pembelajaran interaktif

memberikan kepada siswa kesempatan untuk mengembangkan kreatifitasnya

(32)

122

siswa mengalami masalah dalam pendalaman materi, siswa dapat menggali

informasi dari materi yang disediakan dan jika menemukan masalah dalam

pengerjaan soal-soal latihan siswa dapat melihat pembahasan yang disediakan dalam

media pembelajaran, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih efektif.

C. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan serta implikasi

hasil penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran yaitu:

1. Mengingat selama ini proses pembelajaran masih menggunakan media

pembelajaran buku teks, maka disarankan agar media pembelajaran interaktif

digunakan karena media pembelajaran interaktif mampu memberi umpan

balik yang lebih baik bagi siswa.

2. Disarankan kepada guru agar memberi motivasi kepada siswa untuk belajar

mandiri dengan menggunakan media pembelajaran interaktif, karena siswa

akan mendapatkan informasi yang mereka inginkan melalui media

pembelajaran interaktif ini dan mereka juga tidak perlu tergantung pada

kehadiran guru dalam upaya meningkatkan hasil belajarnya.

3. Mengingat hasil kesimpulan dalam penelitian ini masih memungkinkan

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang belum mampu terkontrol, maka masih

perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih

(33)

129

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto Suharsimi. 2010. ProsedurPenelitian. Jakarta: PT.RinekaCipta.

Arsyad, Azhar.2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Ardita,febriani. 2013. Belajar 16 Tenses. Jakarta: PT. SukaBuku.

Borg, W R & Gall, M D. 2003. Educational Research: an Introduction (7.ed). New York:

Logman Inc.

Budiningsih, 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Cameron. 2005. Teaching Languages to Young Learners. UK. Cambridge University Press.

Cornely,Veppy.2010. The Influence Of Using Crossword Puzzle On The Students

Writing. Tesis.

Cunningham, Billie M. 2008. Using Action Research to Improve Learning and the

Classroom Learning Environment. Journal Issues in Accounting Education.

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek

Pengembangan lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Depdiknas.

Depertemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), No. 0487/4/1992, Bab VIII, Jakarta:

Depdiknas.

Dick, Walter. 2005. The Systematic Design of Instruction (6th Edition). Boston: Pearson.

Dimyati,Mudjiono, 2013.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dongsong, 2005. Interactive Multimedia Based E-Learning: A Study of Effectiveness.

(34)

130

Echols, John M dan Shadily, Hassan. 1996. An English-Indonesian Dictionary. Jakarta:

Gramedia.

Facru. 2007. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Bahasa Inggris Dengan Media CD

Interaktif di SDN 02 Selokaton KEC. Godang Rejo KAB. Karanganyar 2007.

Jurnal Teknologi Pendidikan.

Gagne, Robert M (Ed). 1987. Intructional Technology: Foundations. London: LEA

Publishers.

Hadi Rizky.2010. Developing a Prototype of Animated Interactive CD to Teach Reading

Comprehension for Seventh Graders. Journal Education.

Hamalik, O. 2006. Media Pendidikan, Certakan ke-7. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya

Bakti.

Hamalik, Oemar. 2006. Proses BelajarMengajar. Jakarta: Penerbit PT. BumiAksara.

Hamid, A. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan.

Handokomudo.2013. Pengembangan Media Pembelajaran Jaringan Komputer Berbasis

Macromedia Flash di SMA Negeri 1 Jetis Bantul.Tesis.

Harmer, Jeremy. 2001. The Practice of English Language Teaching. New York:

Longman.

Heinich, R &Heinich, R. 2011. Instructional Media and Technologies for Learning.

Englewood Cliffs. N. J: Merrill.

Jamil. Suprahatiningrum. 2013. Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi dan

Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

(35)

131

Khoirun,Henny. 2011. Prototype Media Pembelajaran Matematika Berbasis Multimedia

Interaktif Materi Pecahan. Journal Education.

Kevin, Riley. 2006. Service, Learning Evaluation Projects A Step By Step Guide. Journal

of Physical Education.

Mahas, Jerry. 2014. Smart Grammar: caracepatmenguasai Grammar. Bandung: PT.Kawah

Media.

Mayer, E Richard. 2009. MultiMedia Learning: Prinsip-prinsipdanAplikasi. Yogyakarta:

Its Press.

Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:Prenada Media.

Mubin,Nurul. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran IPA Berbasis Multimedia

Interaktif. Jurnal Pendidikan.

Nyoman, I Mardika. 2011. Pengembangan Multimedia Dalam Pembelajaran Kosakata

Bahasa Inggris di SD.Tesis.

Reza, Syah. 2011. Pengembangkan Multimedia Interaktif Anak Autis Dengan Metode

LOVAAS. Jurnal Teknologi Pendidikan.

Richey,Rita C (Ed). 2000. The Legacy of Robert M. Gagne. New York: ERIC.

Rusman, 2005. Model-model Multimedia Interaktif Berbasis Komputer. Jakarta: UPI

Sadiman, dkk. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: PT.RajaGrafindoPersada.

Sagala, Syaiful. 2008.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: IKAPI

Sarwiko, Dwi. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif

(36)

132

Seels, B.B and Richey, R.C.1994. Instructional Technology: the Definition and Domains of

the Field (Terjemahan Yusuf HadiMiarso, Dewi S Prawiradilagadan Raphael

Rahardjo. IPTPI, Unit Percetakan UNJ)

Smaldino. 2011. Instructional Technology and Media For Learning. Jakarta: Kencana

Media Group.

Sofiani, Resita. 2006. Developing a Prototype of E-VOILA: Electronic Vocabulary

Application’ for Vocabulary Learning of the Fifth Graders. Journal of Distance

Education

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2002. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung

Suprihatiningrum, Jamil.2013. Guru Profesional: PedomanKinerja, Kualifikasi,

&Kompetensi Guru.Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.

Suryabrata, Sumadi. (1984). Metodologi Penelitian. Jakarta : CV. Rajawali.

Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2008. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,

Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima.

Uno, Hamzah B. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Young E, Zhao Y. 2007. Report From The 2007 PDK Summit. Bloomington. Journal

Gambar

Tabel 4.38 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Media
Tabel 1.1.

Referensi

Dokumen terkait

Ketersediaan arah kiblat di hotel dan wisma di kota Pekanbaru juga menunjukkan prestasi yang bagus karena pihak pengelola hotel telah dapat memasang dan menyediakan fasilitas arah

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa nilai yang dirasakan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan merek, inovasi memiliki pengaruh secara signifikan

Berdasarkan hasil uji validitas seperti yang terangkum dalam Tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa nilai cronbach’s alpha pada masing-masing variabel lebih besar dari 0,6,

Bahwa dalam melakukan hubungan kerja tersebut, haruslah dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian kerja atau peraturan perundang-undangan. Oleh

Penggunaan pupuk organik padat petroganik berpengaruh terhadap tinggi tanaman umur 15 hst, jumlah cabang 30 hst, dengan perlakuan pupuk padat petroganik dosis 0,6

The following models: Lew- is, Henderson and Pabis, and modi fi ed Page with the model parameters determined taking into account the effect of wood species and of drying

Namun demikian umur tanaman memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap rasio daun batang.Sementara interaksi perlakuan tinggi potong dan umur tanaman

Sistem pertanian berkelanjutan harus dibangun dengan #ondasi sumber daa ang dapat diperbaharui ang berasal dari lingkungan usaha tani dan sekitarna. Pengklasi#ikasian