iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi berjudul “Penerapan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Pemecahan Masalah Siswa pada Materi Pokok SPLDV di Kelas X SMA Negeri 3 Pematangsiantar”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dra.Hamidah Nasution, M.Si, Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd., Bapak Pardomuan NJM. Sinambela, S.Pd., M.Pd, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran–saran
dalam perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta jajarannya, Bapak Prof. Drs. Motlan Sirait, M.Sc., Ph.D, selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta jajarannya, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Matematika FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA UNIMED serta kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf pegawai Jurusan Matematika yang telah membantu dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.
v
mengadakan penelitian, guru bidang studi matematika Bapak E. Pangaribuan, S.Pd dan para Bapak/ Ibu guru beserta Staf Pegawai SMA Negeri 3 Pematangsiantar beserta siswa-siswi kelas X IPA 3 yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda yang tersayang M. Napitupulu, S.Pd., M.Pd, Ibunda terkasih Dra. Roslina Sinaga,
kakak Tersayang dr. Friendina Napitupulu dan Yusnita Napitupulu, Amd., serta Adik tersayang Psalmen Napitupulu dan Fiona Napitupulu yang begitu banyak
memberikan doa dan motivasi, semangat serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan.
Terima kasih juga buat sahabat penulis yang selalu ada di saat suka, duka, tangis maupun tawa, memberikan semangat dan dukungan, Vansstriw (Eva, Nurfitriana, Sartika, Susianna, Rima, Widia) serta keluarga besar Matematika Reguler DIK C 2010 . Penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada yang tersayang Samuel Perdana Panjaitan yang selalu setia menemani, memberi dukungan, motivasi dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis tulis namanya satu persatu yang telah memberikan doa dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan khususnya matematika. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa mencurahkan rahmat dan kasih-Nya kepada kita semua.
Medan, Januari 2015
Penulis
Triana
iii
PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI POKOK SPLDV DI KELAS X SMA 3
PEMATANGSIANTAR
Triana (4101111056)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X SMA Negeri 3 Pematangsiantar melalui penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik pada materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Pematangsiantar berjumlah 36 orang. Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menerapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik (PMR). Data penelitian diperoleh dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dan tes kemampuan pemecahan masalah.
Berdasarkan hasil tes diagnostik diketahui tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa berkategori rendah dengan skor rata-rata 1,77 yang dilihat dari total skor yang diperoleh siswa per skor total dikali empat dan dengan presentase 13,88% dari jumlah siswa yang berkemampuan minimal sedang. Setelah pemberian tindakan pada siklus I, tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa menjadi kategori sedang dengan skor rata-rata 2,84 dan jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 22 siswa atau 61,11% dari keseluruhan siswa. Selanjutnya, setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa berkategori tinggi dengan skor rata-rata 3,45 dan jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 32 siswa atau 88,88% dari keseluruhan siswa.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Identifikasi Masalah 7
1.3.Batasan Masalah 7
1.4.Rumusan Masalah 7
1.5.Tujuan Penelitian 8
1.6.Manfaat Penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1 Pembelajaran Matematika Realistik 9 2.1.1.1 Prinsip Pembelajaran Matematika Realistik 10 2.1.1.2 Karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik 12 2.1.1.3 Teori-teori yang melandasi Pembelajaran Matematika Realistik 14 2.1.1.4 Penerapan Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik dalam Pembelajaran Matematika 19 2.1.1.5 Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik 21 2.1.1.6 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik 23
2.1.2 Masalah Dalam Matematika 25
2.1.3 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 27 2.1.4 Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dalam Peningkatan
Kemampuan Pemecahan Masalah siswa 29 2.1.5 Pembelajaran Matematika dengan menggunakan Pendekatan
Pembelajaran Realistik dan metode pemecahan masalah 31
2.1.6 Uraian Materi SPLDV 33
2.2 Penelitian Relevan 40
2.3 Kerangka Konseptual 41
2.4 Hipotesis Tindakan 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian 44
vii
3.2 Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian 44
3.2.2 Objek Penelitian 44
3.3 Jenis penelitian 44
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Siklus I 46
3.4.2 Siklus II 49
3.4.3 Intrumen dan Teknik Pengumpulan Data 50
3.4.4 Teknik Analisis Data 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I
4.1.1.1 Permasalahan I 57
4.1.1.2 Alternatif Pemecahan Masalah I 60
4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 60
4.1.1.4 Deskripsi Hasil Observasi I 65
4.1.1.5 Analisis Data I 66
4.1.1.6 Refleksi I 69
4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II
4.1.2.1 Alternatif Pemecahan Masalah II 72 4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan II 73 4.1.2.3 Deskripsi Hasil Observasi II 78
4.1.2.4 Analisis Data I 79
4.1.2.5 Refleksi II 82
4.2. Temuan Penelitian 86
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 90
5.2. Saran 92
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik 21 Tabel 3.1 Kualifikasi Persentase Langkah Pemecahan Masalah 54 Tabel 3.2 Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampila dan Sikap 54 Tabel 3.3 Kriteria Kemampuan Pemecahan Masalah 55 Tabel 4.1 Persentase KPM Siswa Kelas X IPA 3
SMA Negeri 3 Pematangsiantar Berdasarkan Langkah-Langkah Pemecahan Masalah pada Tes Diagnostik 57 Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat KPM pada tes Diagnostik 59 Tabel 4.3 Persentase KPM Siswa Kelas X IPA 3
SMA Negeri 3 Pematangsiantar Berdasarkan Langkah-Langkah Pemecahan Masalah pada Tes Pemecahan Masalah I 67 Tabel 4.4 Deskripsi Tingkat KPM pada Tes Pemecahan Masalah I 68 Tabel 4.5 Hasil Refleksi pada Siklus I 69 Tabel 4.6 Persentase KPM Siswa Kelas X IPA 3
SMA Negeri 3 Pematangsiantar Berdasarkan Langkah-Langkah Pemecahan Masalah pada Tes Pemecahan Masalah II 79 Tabel 4.7 Deskripsi Tingkat KPM pada Tes Pemecahan Masalah II 81
Tabel 4.8 Rekap Tindakan 82
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Bagan Prosedur Penelitian 45 Gambar 4.1. Persentase Penguasaan Langkah Pemecahan Masalah
Berdasarkan Tes Diagnostik 58
Gambar 4.2. Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 59 Gambar 4.3. Persentase Penguasaan Langkah Pemecahan Masalah
Berdasarkan Tes KPM I 66
Gambar 4.4. Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tes KPM I 68 Gambar 4.5. Persentase Penguasaan Langkah Pemecahan Masalah
Berdasarkan Tes KPM II 79
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 95 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 107 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 115 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 123
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa I 131
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa II 143
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa III 150
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa IV 157
Lampiran 9 Kisi-kisi Tes Diagnostik 164 Lampiran 10 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 165 Lampiran 11 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 166
Lampiran 12 Pedoman Penskoran 167
Lampiran 13 Tes Diagnostik 168
Lampiran 14 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 169 Lampiran 15 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 170 Lampiran 16 Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik 171 Lampiran 17 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I 175
Lampiran 18 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah II 182
Lampiran 19 Lembar Validasi Tes diagnostik 187 Lampiran 20 Lembar validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 190 Lampiran 21 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 193
Lampiran 22 Lembar Observasi 196
Hasil Observasi 208
Lampiran 23 Lembar Observasi Siswa 210
Lampiran 24 Daftar Nama 218
Lampiran 25 Hasil Tes Diagnostik 219
Lampiran 26 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 221 Lampiran 27 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 223
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Memecahkan suatu masalah merupakan aktivitas dasar bagi manusia. Kenyataan menunjukkan sebagian besar kehidupan adalah berhadapan dengan masalah. Untuk menghadapi masalah individu dituntut memiliki kemampuan memecahkan masalah dan pengetahuan untuk dapat menemukan solusi dari masalah yang dihadapi. Dalam dunia pendidikan salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah bagi siswa adalah melalui pembelajaran matematika. Matematika mulai dari bentuknya yang paling sederhana sampai dengan bentuknya yang kompleks, memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan lainnya, juga dalam memecahkan persoalan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Cornellius (Abdurrahman
2009: 253) menyatakan :
Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
2
kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya.
Sejalan dengan uraian di atas pembelajaran untuk implementasi kurikulum 2013 menggunakan Pendekatan Saintifik. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013: 3) mengatakan :
Pendekatan saintifik dapat didefenisikan sebagai pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi masalah yang ingin diketahui), merumuskan pertanyaan (dan merumuskan hipotesis), mengumpulkan data/ informasi dengan berbagai teknik, mengolah/menganalisis data/informasi dan menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan kesimpulan.
Akan tetapi jika dikaji lebih jauh kondisi pembelajaran matematika di Indonesia saat ini masih belum memenuhi harapan yang diinginkan. Menurut
UNESCO (Kompas, 2013), berdasarkan penilaian EDI (Education Development Index) atau Indeks Pembangunan Pendidikan tercacat bahwa Indonesia berada di peringkat bawah. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia menunjukkan rendahnya hasil belajar siswa dalam berbagai mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran di sekolah yang memiliki tingkat hasil belajar yang rendah adalah Matematika.
3
pembelajaran pola lama dimana pembelajaran langsung secara klasikal, konsep dan aturan matematika diberikan dalam bentuk jadi dari guru ke siswa, pemberian contoh-contoh, interaksi satu arah, sesekali guru bertanya dan siswa menjawab, dan pemberian tugas di rumah.
Sama halnya pada SMA Negeri 3 Pematangsiantar tempat peneliti melakukan observasi awal tepatnya di kelas X. Dari hasil survei peneliti memberikan tes diagnostik berbentuk uraian kepada 44 siswa kelas X-4 SMA Negeri 3 Pematangsiantar, untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam matematika, seperti berikut:
1. Samuel memiliki sejumlah uang. Sepertiganya ia belanjakan ke toko buku. Jika sekarang uang Samuel tinggal Rp 20.000. Berapakah uang Samuel mula-mula? 2. Selisih usia ayah dan ibu 4 tahun (ayah lebih tua dari ibu). Dua kali usia ayah
ditambah usia ibu sama dengan 68 tahun. Berapakah usia mereka masing-masing?
Dari hasil observasi peneliti berupa pemberian tes diagnostik pemecahan masalah kepada siswa, terlihat jelas bahwa kemampuan pemecahan masalah
4
kesulitan untuk merancang atau menyusun strategi untuk menyelesaikan soal dan selanjutnya siswa tidak mampu menyelesaikannya.
Setelah menulusuri dari hasil observasi yang di lakukan di SMA Negeri 3 Pematangsiantar, ditemukan penyebab tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa masih sangat rendah karena model pembelajaran yang mendominasi adalah model pembelajaran pola lama dimana kegiatan berpusat pada Guru dan tidak menemukan siswa belajar secara berkelompok. Pada kesempatan itu peneliti juga melakukan wawancara dengan guru matematika kelas X SMA Negeri 3 Pematangsiantar (Bapak E. Pangaribuan, S.Pd) mengatakan : ” Dalam proses pembelajaran matematika sebagian besar siswa tidak aktif, jarang di antara mereka yang mau bertanya, ataupun memberi tanggapan. Jika diberikan soal cerita terkait pemecahan masalah kehidupan sehari-hari, nilai yang diperoleh siswa cenderung lebih rendah dibanding soal objektif.
Berdasarkan uraian tersebut diambil kesimpulan proses pembelajaran
matematika jarang dikaitkan dengan masalah kehidupan sehari-hari siswa seperti yang diharapkan pada kurikulum 2013, sehingga walaupun siswa sudah
mempelajari konsep suatu materi pembelajaran akan tetapi siswa masih mengalami kesulitan menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan persoalan matematika yang menyangkut kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa masalah yang dialami oleh siswa kelas X dalam mempelajari matematika khususnya materi pokok sistem persamaan linier dua variabel berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Pematangsiantar yaitu pemahaman siswa terhadap konsep yang masih lemah, dan kesulitan siswa dalam penggunaan konsep yang sudah dipelajari dalam pemecahan masalah matematika dalam materi pokok sistem persamaan linear dua variabel. Menyadari hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika yang sejalan juga dalam peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari.
5
pembelajaran matematika yang menyenangkan dan mendukung perkembangan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan konsep pembelajaran yang nyaman serta penuh motivasi yaitu Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). Pembelajaran Matematika Realistik merupakan model pembelajaran yang telah dikembangkan di Belanda. Pendidikan Matematika Realistik (PMR) boleh jadi merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menjanjikan dalam pembelajaran matematika. Dari berbagai literatur menyebutkan bahwa model pembelajaran ini telah mampu meningkatkan pemahaman matematika siswa. Selain di Belanda, penerapan PMR juga telah digunakan sebagai titik awal perkembangan kurikulum matematika di Amerika Serikat dan banyak diterima di berbagai negara maju. Hadi (2005:9) mengungkapkan bahwa :
Salah satu sebab mengapa PMR diterima di banyak Negara adalah karena konsep PMR itu sendiri. Berdasarkan pemikiran Hans Freudenthal, dalam PMR, matematika dianggap sebagai aktivitas insani (Mathematics as human activities) dan harus dikaitkan dengan realitas. Menurut filsafat tersebut, siswa harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali (to reinvent) di bawah bimbingan orang dewasa (Gravemeijer,1994) dan penemuan kembali ide dan konsep matematika tersebut harus dimulai dari penjelajahan berbagai persoalan dan situasi „dunia riil‟(de Lange, 1995).
Pembelajaran ini memang menghubungkan dan melibatkan lingkungan sekitar dalam proses membangun konsep matematika siswa. Namun dalam PMR , siswa tidak selamanya harus dibawa ke dunia nyata tetapi konsep suatu materi dapat berhubungan dengan masalah situasi nyata yang ada dalam pikiran siswa. Jadi siswa diajak berpikir bagaimana menyelesaikan masalah yang mungkin atau sering dialami siswa dalam kesehariannya.
Hal senada juga diungkapkan Wijaya (2012:20) bahwa :
6
“realistik” jika masalah tersebut dapat dibayangkan (imagineable) atau nyata (real) dalam pikiran siswa. Suatu cerita rekaan, permainan atau bahkan formal matematika bisa digunakan sebagai masalah realistik.
Dalam PMR pembelajaran tidak dimulai dari defenisi, teorema atau sifat-sifat kemudian dilanjutkan dengan pembahasan contoh-contoh, seperti yang selama ini dilaksanakan diberbagai sekolah. Namun sifat-sifat, definisi, cara, prinsip, dan teorema diharapkan seolah-olah ditemukan kembali oleh siswa melalui penyelesaian kontekstual yang diberikan guru di awal pembelajaran. Dengan demikian dalam PMR siswa didorong atau ditantang untuk aktif bekerja, Sehingga matematika tidak seharusnya diberikan kepada siswa dalam bentuk hasil-jadi, melainkan siswa harus mengkonstruksi sendiri isi pengetahuan melalui penyelesaian masalah-masalah dalam konteks nyata secara interaktif, sehingga siswa menemukan sendiri atau dengan bantuan orang lain (guided reinvention), apakah jawaban mereka benar atau salah. Dengan adanya PMR maka siswa
diarahkan untuk membangun suatu konsep matematika dengan menggunakan objek/benda nyata maupun dalam imajinasi sehingga membantu siswa lebih dekat
dengan matematika dan mempermudah siswa untuk membayangkan materi yang sedang diajarkan.
7
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Guru masih mengajar menggunakan pendekatan tradisional (teacher centered) yang memposisikan siswa sebagai objek pasif di dalam belajar.
2. Guru belum menggunakan pendekatan pembelajaran realistik dalam pembelajaran matematika.
3. Siswa kurang mampu menerapkan konsep dalam memecahkan masalah matematika.
4. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah. 5. Prestasi belajar matematika siswa yang masih rendah.
1.3Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka
peneliti membatasi masalah yang akan diteliti agar hasil penelitian ini dapat lebih jelas dan terarah. Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pokok sistem persamaan linier dua variabel di kelas X SMA Negeri 3 Pematangsiantar Tahun Ajaran 2014/2015.
1.4Rumusan Masalah
8
1.5Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel melalui penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Pematangsiantar.
1.6Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi guru
Memperluas wawasan pengetahuan mengenai pendekatan pembelajaran matematika dalam membantu siswa memecahkan masalah matematika 2. Bagi siswa
Melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik diharapkan terbina sikap belajar yang positif dan kreatif dalam memecahkan
masalah. 3. Bagi peneliti
Menambah wawasan pengetahuan terutama mengenai perkembangan serta kebutuhan siswa dan tentang Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik sehingga dapat diterapkan pada proses pembelajaran sesungguhnya.
4. Bagi sekolah
Bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam peningkatan kualitas pengajaran, serta menjadi bahan pertimbangan atau bahan rujukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada pelajaran matematika.
5. Bagi peneliti lain
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Bab IV maka diperoleh kesimpulan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pokok sistem persamaan linier dua variabel di kelas X SMA Negeri 3 Pematangsiantar.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah : 1. Kepada guru khususnya guru matematika disarankan memperhatikan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan melibatkan siswa dalam pembelajaran serta menerapkan pendekatan pembelajaran
matematika realistik sebagai salah satu alternatif.
2. Kepada siswa disarankan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau
ide-ide, lebih aktif dalam proses pembelajaran dan dapat mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam pelajaran matematika.
93
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Arifin, Zainal, (2009), Evaluasi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Arikunto, Suharsimi, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
Hadi, Sutarto, (2005), Pendidikan Matematika Realistik dan Implementasinya, Tulip, Banjarmasin.
Hasratuddin, (2010), http://eprints.unsri.ac.id/841/1/3_Hasratudin_19-33.pdf (diakses pada tanggal 18/3/2014 15.23)
Hudojo, Herman, (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Universitas Negeri Malang, Malang
Irwan, (2010), http://ironerozanie.wordpress.com/2010/03/03/realistic-mathematic-education-me-atau-pembelajaran-matematika-realistik-pmr/
(diakses pada tanggal 21/3/2014 21.08)
Kemendikbud, (2005), Materi Pelatihan Terintegrasi (MATEMATIKA), Kemendikbud, Jakarta
Kemendikbud, (2013), Model RPP Pelajaran Matematika Kurikulum 2013, Kemendikbud, Jakarta
Kompas, (2013), http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/03/kualitas-pendidikan-indonesia-refleksi-2-mei-552591.html (diakses pada tanggal 21/3/2014
94
Nurhidayah, Eka, (2010), Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Masalah Siswa pada
Pokok Bahasan Aritmetika Sosial, Medan : FMIPA
Ramadhan, (2008), http://www.pmri.or.id/index2.php?main=104 (diakses pada tanggal 15/3/2014 20.00)
Rusdi, (2010), http://anrusmath.wordpress.com/2009/05/13/pengembangan-2/ (diakses pada tanggal 2/3/2014 19.15)
Sinaga, Bornok, dkk, (2013), Matematika, Kemendikbud, Jakarta
Soedjadi, R., (2007), Seri Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Guru dan Orang Tua Murid “Masalah Kontekstual Sebagai Batu Sendi Matematika Sekolah”. Pusat Sains Dan Matematika Sekolah UNESA, Surabaya.
Sukidin, dkk, (2008), Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, Insan Cendekia, Jakarta.
Suwarsono,(2011),http://repository.upi.edu/operator/upload/spgsd0806359chapte r2.pdf (diakses pada tanggal 10/5/2014 20.00)
Tim Proyek PGSM, (1999), Penelitian Tindakan Kelas, Depdikbud, Jakarta.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Kencana, Jakarta.