• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA ADAPTASI MASYARAKAT NIAS DI DESA LOPIAN KECAMATAN BADIRI KABUPATEN TAPANULI TENGAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POLA ADAPTASI MASYARAKAT NIAS DI DESA LOPIAN KECAMATAN BADIRI KABUPATEN TAPANULI TENGAH."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

POPA ADAPTASI MASYARAKAT NIAS DI DESA POPIAN

KECAMATAN BADIRI KABUPATEN TAPANUPI TENGAH

(Analisa Sejarah Sosial)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah

OPEH:

HESRI JENFRIANI WARUWU 3103121029

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKUPTAS IPMU SOSIAP

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

HESRI JENFRIANI WARUWU, NIM 3103121029. Pola Adaptasi Masyarakat Nias di Desa Lopian Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli(Sejarah Analisa Sosial). Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial,Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses kedatangan masyarakat Nias ke desa Lopian, Untuk mengetahui bagaimana adaptasi masyarakat Nias dengan lingkungan sekitar serta pola penghidupan masyarakat Nias dan perkembangannya.Dalam penelitian ini, Metode yang digunakan oleh peneliti menggunakan metode penelitian lapangan (field researgh) dengan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu peneliti langsung terjun melakukan pengamatan pada objek penelitian yang akan diteliti. Serta menguraikan dan menggambarkan keadaan objek yang dibigarakan berdasarkan data-data yang diperoleh.Untuk memperkuat literatur dilakukan study pustaka (library researgh) dengan mengumpulkan literatur maupun referensi yang berkaitan dengan penelitian. Dari hasil penelitan berdasarkan hasil wawangara dari para informan diperkirakan orang Nias telah ada di desa lopian sejak tahun 1930.kemudian masyarakat etnis Nias mulai berdatangan ke kampung Badiri yaitu sekitar tahun 1960-an. proses migrasi suku Nias ke desa Lopian dari daerah asal terjadi segara bertahap, yaituproses migrasi yang dilakukan para migran tidak langsung ke daerah tujuan tetapi mereka pertama kali melakukan migrasi di berbagai daerah di kabupaten tapanuli Tengah. Keadaan yang tidak aman dari daearh asal dan mmemperbaiki taraf perekonomian menjadi salah satu fagtor pendorong masyarakat Nias melakukan Migrasi. Berdasarkan hasil penelitian juga disimpulkan bahwa kedatangan etnis nias di desa lopian karena daerah lopian yang berkembang dan strategis. masyarakat etnis nias berperan besar dalam pembukaan lahan kosong di desa lopian kemudian di jadikan sebagai tempat pemukiman dan diolah menjadi lahan pertanian. Kehidupan masyarakat Nias di desa Lopian masih menggunakan bahasa Nias,dengan mata pengaharian sebagai petani,nelayan dan wiraswasta. Selain itu system kepergayaan masih lebih dominan beragama kristem protestan.Dalam rangka adaptasi di desa lopian, masyarakat etnis nias berusaha terbuka dan berbaur dengan etnis setempat yang telah terlebih dahulu menetap di desa lopian. Adaptasi yang sangat mengolok terjadi pada penggunaan bahasa,system kekerabatan dan kemasyarakatan,system kepergayaan,mata pengaharian,dan teknologi. Adat istiadat suku Nias ada yang masih dipertahankan ada juga yang mulai bergeser karena terjadinya penyerdehanaan dan penyesuaian dengan lingkungan dan masyarakat suku lain di desa lopian.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan YME, atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik pada waktu yang telah ditetapkan. Penulis menyusun skripsi ini guna memenuhi syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan Fakultas Ilmu Sosial , Universitas Negeri Medan. Dalam rangka memenuhi tugas tersebut dan didorong oleh keinginan penulis untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman maka penulis menyuusun skripsi yang berjudul “POLA ADAPTASI MASYARAKAT NIAS DI DESA LOPIAN KECAMATAN BADIRI KABUPATEN TAPANULI TENGAH .(Analisis Sejarah Sosial).”

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala. Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin didalam menyelesaikan skripsi ini walaupun penulis menyadari bahwa masih memiliki kekurangan didalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk melengkapi skripsi ini.

(7)

iii

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Dr. H. Restu,MS. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial. 3. Bapak dan Ibu wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial

4. Ibu Dra. Flores Tanjung,MA selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah 5. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan

Sejarah dan dosen pembimbing skripsi penulis yang telah banyak membantu penulis didalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih buat pemikiran-pemikiran bapak yang telah merubah beberapa pemikiran penulis. Terimakasih juga buat bimbingan,arahan, dan masukan-masukan yang selama ini diberikan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. 6. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku dosen pembimbing akademik dan

penguji penulis yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Bapak Dr. Hidayat, M.Si selaku dosen penguji ahli yang telah banyak memberikan pemikiran dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Ibu Dra.Hafnita Sari Dewi Lubis,M.Si selaku dosen pembanding bebas yang banyak memberikan pandangan serta masukan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan sejarah serta tata usaha,terimakasih atas semua ilmu yang diberikan kepada penulis selama perkuliahan.

10. Pengurus Bappeda Tapanuli Tengah,Camat Kecamatan Badiri dan

stafnya,Lurah Kelurahan Lopian,serta para Narasumber. Terimakasih atas

bantuan dan segala informasi yang dibutuhkan oleh penulis baik data

(8)

iv

11. Kedua orangtua penulis yang terkasih,Rusudi Waruwu dan Yustania Lase. Terimakasih untuk setiap kasih dan cinta yang tidak pernah berkesudahan,motivasi dan dukungan yang diberikan kepada penulis. Ketiga adik-adik penulis yang terkasih Santo S. Waruwu,Nover Sulaiman Waruwu,sibungsu James Van alex waruwu, terimakasih atas dukungan dan kasih sayang kalian kepada penulis.

(9)

v

Skripsi ini bisa terselesaikan berkat bantuan dan doa dari semua pihak termasuk juga kepada pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu namanya. Akhir kata penulis mengucapjan terimakassih dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pembaca.

Medan, Desember 2014

Penulis

Hesri Jenfriani Waruwu

(10)

vi

T. Identifikasi Masalah ... 6

C. Perumusan Masalah ………. 6

TAT III METODOLOGI PENELITIAN ………. 21

A. Metodologi Penelitian ……… 21

T. Lokasi Penelitian ……… 22

C. Sumber Data ………... 22

D. Teknik Pengumpulan Data ……… 23

(11)

vii

TAT 1V PEMTAHASAN ……… 25

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……….. 25

1. Aspek Sejarah ………... 27

2. Aspek Demografis ………. 27

3. Aspek Pendidikan ………. 30

4. Aspek Agama ………. 31

T Sejarah Proses Masuknya Etnis Nias ke Desa Lopian Kecamatan Tadiri ... ………. 31

C. Kehidupan Masyarakat Etnis Nias di Desa Lopian ... 39

1. Tahasa ... 39

2. Sistem Kepercayaan... 40

3. Sistem Mata Pencaharian... 40

D. Pola Adaptasi Masyarakat etnis Nias Di Desa Lopian Kecamatan Tadiri……… .. 42

E. Tradisi Kehidupan Kaum Wanita Nias di Perantauan ... 57

TAT V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 60

DAFTAR PEDOMAN WAWANCARA ………. 67

DAFTAR INFORMAN ………. 68

(12)

viii

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1. Luas wilayah Kecamatan Badiri ... 26 2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa ... 28 3. Mata pencaharian masyarakat Desa Lopian ... 29 4. Sarana Pendidikan di Desa Lopian Berdasarkan

Tingkat Pendidikan ... 30 5. Jumlah Penduduk Desa Lopian Berdasarkan Agama

Yang dianut ... 31 6. istilah-istilah Pertalian keluarga suku Nias

Dan Perubahannya ... 45 7. Tata Cara adat Perkawinan Suku Nias Dan

(13)

1

BABBIB

PENDAHULUANB

A. LatarBBelakang

B

Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

dikunjungi dari transportasi apapun sering menjadi primadona bagi pendatang

yang ingin keluar dari tempat asalnya. Tidak jarang orang melintas wilayah

kampung halamannya untuk mendapatkan tempat pemukiman yang baru. Daya

tarik daerah luaar merupakan penariok yang membawa perantau meninggalakan

kampung halamannya. Demikian juga Tapanuli Tengah sebagai daerah yang

didiami oleh masyarakat yang multietnis antara lain suku Batak, Nias, Minang,

Jawa - Madura, Bugis, Cina, Aceh, dan lain-lain. Rupa-rupanya telah menjadi

daya tarik yang kuat sehingga mampu memikat perantau dari daerah yang

dimaksud di atas. Secara administratif Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah

terdiri atas 19 kecamatan, 24 kelurahan dan 154 desa. Luasnya wilayah ini

memberi peluang bagi masyarakat dari daerah lain untuk bermukim di daerah ini.

Sumber daya alam yang melimpah terutama dari laut dan juga sumber daya alam

dari darat yang belum diolah dan dapat diolah menjadi daya tarik masyarakat luar.

Salah satu etnis yang banyak merantau ke Kabupaten Tapanuli Tengah

adalah etnis Nias. Masyrakat perantau Nias merupakan komunitas sosial yang

berasal dari pulau Nias. Kelompok perantau Nias menetap di berbagai wilayah di

pesisir barat sumatera. Penyebaran orang Nias dapat dilihat dari Aceh sampai

Sumatera Barat. Di Aceh, komunitas yang merantau dapat dilihat pada

(14)

2

pulau pantai barat provinsi Aceh seprti di Aceh Barat dan juga di Aceh Selatan.

Mereka hidup beradaptasi di wilayah itu.

Masyarakat Nias juga merantau ke Sumatera Barat, mereka tinggal di

daerah pesisir seperti Pasaman dan pariaman. Di Sumatera Utara, perantau Nias

umumnya bermukim di Sibolga dan Tapanuli Tengah. Letak Nias dengan sibolga/

Tapanuli Tengah yang lebih dekat memudahkan masyarakat memasuki wilayah

ini melalalui jalur laut. Sibolga/ Tapanuli Tengah merupakan pilihan tempat

tinggal.

Migrasi masyarakat Nias ke luar dari daerah asalnya bukanlah merupakan

gerakan spontan. Karena keadaan geografis Nias yang berbukit-bukit

menyebabkan mata pencaharian penduduk terbagi atas dua, yaitu penduduk yang

tinggal di pesisir pantai berpenghidupan dari perikaanan(nelayan), dan penduduk

yang berada di dataran tinggi akan mengusahakan pertanian dalan perladangan

sebagai mata pencaharian. Dalam mengusahakan pertanian dan perkebunan,

relatif sederhana dengan sistem irigasi yang tidak berkembang. Mata pencaharian

yang lainnya adalah beternak , yaitu beternak babi dan ayam serta jenis hewan

lainnya yang dapat dikelola dalam skala kecil di tiap rumah tangga. Pengelolaan

sumber daya ekonomi yang termasuk sederhana dan tradisional, telah mendorong

masyarakat untuk mengembangkan sumber daya ekonomi lain. Wilayah pertanian

yang terbatas, variasi tanaman yang cenderung monoton. Kurang dinamisnya

perekonomian di Nias merupakan fenomena yang cenderung masyarakat untuk

mencari alternatif lain.(Legitimasi Kekuasaan Pada Budaya Nias, Ketut

(15)

3

Beban hidup masyarakat Nias dengan pola budaya konsumtif dapat

diamati dari siklus kehidupan dan tradisi “Bōwō”. Tradisi Bowo lazim

ditampilkan dalam proses perkawinan. Sebagai masyarakat yang hidup dalam

lingkungan adat dan tradisi lokal,terutama dalam sistem Perkawinan, di dalam

masyarakat Nias dikenal istilah Böwö (mahar)yang sangat tinggi. Hal ini bisa

terjadi karena kebiasaan masyarakat Nias jika pesta perkawinan banyak sekali

yang harus di folaya (dihormati dengan cara memberi babi). Selain itu, babi pun

banyak yang harus disembelih dengan berbagai macam fungsional adatnya.

Tingginya mahar tersebut tidak sebanding dengan mata pencaharian masyarakat

Nias yang sangat terbatas,sehingga memperburuk keadaan ekonomi masyarakat

Nias itu sendiri sehingga mengarah ke kemiskinan.

Kemiskinan menjadi salah satu pendorong yang membuat warga Nias

banyak yang keluar dari Nias dan merantau ke berbagai daerah luar Nias.

Kemiskinan fungsional telah melanda kondisi masyarakat secara struktural.

Fungsi-fungsi budaya yang mengikat secara struktur sosial mengakibatkan

munculnya budaya kemiskinan yang dihadapi dengan ringkih anggota masyarakat

yang tidak kuat dengan tradisi lokal yang cenderung mengikat, menjadi

pendorong untuk keluar secara fisik. Keluar secara fisik maksudnya adalah

meninggalkan kampung halamn secara permanen dan mencoba peruntungan di

daerah lain. Daerah lain yang dimaksud adalah kawasan atau tempat yang

ditengarai dapat memberikan jalan keluar dari beban hidup secara tradisional

dengan tetap mempertahankan tradisi yang dapat memperkuat identitas sebagai

(16)

4

konsumtif. Salah satu daerah yang dituju adalah Tapanuli Tengah- Sibolga.

Alasan mengapa daerah-daerah ini menjadi daerah sasaran perantauan warga Nias

tidak lebih dari pertimbangan jarak dan strasegisnya daerah yang dituju tersebut.

Awalnya,kebanyakan masyarakat Nias lebih memilih merantau ke daerah

yang jauh dari perkotaan dan sebagiannya lagi ke kawasan perkotaan untuk

melanjutkan pendidikan. Pemilihan wilayah sesuai keahlian dan komunikasi yang

dikuasai. Hampir di seluruh daerah kecamatan Badiri dan tersebar masyarakat

Nias,salah satunya desa Lopian. Desa Lopian merupakan salah kawasan

pemukiman etnis Nias di Kecamatan Badiri, karena kawasan ini dinilai dapat

menunjang penghidupan masyarakat.

Untuk menunjang hidupnya setiap masyarakat pasti memiliki

penghidupan( mata pencaharian utama). Karena keterbatasan keahlian dan

kemampuan, masyarakat Nias awalnya memilih membuka lahan dan bertani.pada

saat itu, wilayah desa lopian sebagian besar terdiri dari hutan. Perkampungan

penduduk masih sedikit dan masih banyak lahan kosong. Keadaan ini menjadi

penarik bagi masyarakat Nias melakukan penjajakan terhadap lahan yang kosong

dan membuka lahan pertanian. Akan tetapi, karena lahan yang kurang

mendukung dan seiring berjalannya waktu masyarakat Nias mulai beradaptasi

dengan daerah dan masyarakat setempat yang adalah nelayan( parbagan) .

Masyarakat Nias pun beralih profesi menjadi nelayan. Penghidupan menjadi

nelayan ternyata tidak selamanya berjalan dengan lancar, terutama pasca kejadian

(17)

5

itu bahan bakar minyak sangat susah diperoleh dan terjadi pelunjakan harga.

Masyarakat Nias di daerah ini banyak mengalami kerugian.

Sebagaimana yang umum diketahui bahwa pada saat terjadinya

perpindahan penduduk maka tak dapat dipungkiri bahwa kelompok etnis

pendatang yakni kaum perantau di daerah yg baru dimasuki itu, maka segala

atribut yang melekat pada diri dan kebudayaannya dari daerah asal akan terbawa

ke daerah yang baru tersebut. Begitu juga dengan masyarakat nias yang erat

kaitannya dengan minuman khasnya tuak suling(tuo nifaro). Di tengah krisis

ekonomi yang terjadi pada saat itu, para perantau masyarakat Nias korban gempa

mulai mengenalkan dan mengembangkan pengolahan tuak suling di Desa Lopian.

Usaha kecil tersebut menghasilkan keuntungan yang cukup menjanjikan. Sejak

saat itu, masyarakat Nias yang telah lama bermukim di desa tersebut kembali

beralih profesi mengolah tuak suling dan meninggalkan penghidupan nelayan.

Usaha tersebut masih bertahan hingga sekarang walaupun izin dari usaha

pengolahan tuak tersebut tidak ada(tidak resmi). Karena banyaknya permintaan

konsumen dari luar, hampir 90% masyarakat Nias yang bermukim di desa lopian

memiliki penghidupan(mata pencharian) menjadi pengolah tuak suling.

Agar dapat berinteraksi dengan baik dan demi kelangsungan hidup,

masyarakat etnis Nias harus bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Adaptasi perlu agar manusia atau kelompok masyarakat dapat

bertahan hidup sesuai dengan kebudayaan yang ada ditempat baru. Masyarakat

Nias dapat bertahan hidup dan memilih tinggal menetap di desa Lopian

(18)

6

menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan yang ada. Dimana di desa

Lopian terdiri dari beberapa etnis yaitu Batak Toba, Mandailing, dan sebagian

etnis Jawa(madura) dan memiliki perbedaan agama yaitu Islam , dan Kristen,

namun mereka bisa hidup secara berdampingan damai dan harmonis. Berdasarkan

uraian di atas, peneliti tertarik untuk lebih jauh mengetahui tentang pola adaptasi

masyarakat etnis Nias di Desa Lopian Kecamatan Badiri,Kabupaten Tapauli

Tengah.

B. IdentifikasiBMasalahB

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi identifikasi

masalah dalam penelitian adalah :

1. Latar belakang masyarakat etnis Nias merantau ke Tapanuli Tengah

2. Adaptasi masyarakat etnis Nias di Desa Lopian kecamatan Badiri,

Kabupaten Tapanuli Tengah.

3. Penghidupan masyarakat etnis Nias di Desa Lopian, Kecamatan Badiri

C. PerumusanBMasalahB

Adapun yang menjadi perumusan masalah adalah :

1. Apa yang melatarbelakangi migrasi masyarakat Nias?

2. Bagaimana proses masuknya masyarakat Nias ke Desa Lopian

Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah.

3. Bagaimana adaptasi masyarakat Nias dengan lingkungan sekitar Desa

Lopian

4. Apa mata pencaharian masyarakat Nias di Desa Lopian?

(19)

7

D. TujuanBPenelitianB

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui proses kedatangan masyarakat Nias ke desa

Lopian,

2. Untuk mengetahui Kehidupan masyarakat Nias di Desa Lopian

Kecamatan Badiri.

3. Untuk mengetahui bagaimana pola adaptasi masyarakat Nias dengan

lingkungan sekitar.

E. ManfaatBPenelitianB

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menanbah pengetahuan dan informasi tentang masuknya

masyarakat etnis Nias ke desa Lopian kecamatan Badiri, Kabupaten

Tapanuli Tengah serta pola penghidupannya.

2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti khususnya dalam pembuatan

karya tugas ilmiah berbentuk skrpsi.

3. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi mahasiswa jurusan

pendidikan sejarah maupun mahasiswa lainnya dengan bidang

penelitian yang sama pada lokasi yang berbeda.

4. Sebagai bahan masukan terhadap sejarah lokal.

5. Menambah informasi bagi masyarakat umumnya dan mahasiswa

(20)

60

BABBV

KESIMPULANBDANBSARANB

A. KesimpulanBB

setelah penulis mempelajari dan meneliti kehidupan masyarakat Nias di desa Lopian serta adaptasinya, melalui observasi,wawancara dan peneliitian literatur maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini,yaitu :

1. kedatangan etnis nias di desa lopian karena daerah lopian yang berkembang dan strategis. Untuk mencari penghidupan yang lebih baik.

2. masyarakat etnis nias berperan besar dalam pembukaan lahan kosong

di desa lopian kemudian di jadikan sebagai tempat pemukiman dan diolah menjadi lahan pertanian.

3. Dalam rangka adaptasi di desa lopian, masyarakat etnis nias berusaha terbuka dan berbaur dengan etnis setempat yang telah terlebih dahulu menetap di desa lopian.

4. Adaptasi yang sangat mencolok terjadi pada penggunaan

bahasa,system kekerabatan dan kemasyarakatan,system

kepercayaan,mata pencaharian,dan teknologi.

5. Adat istiadat suku Nias ada yang masih dipertahankan ada juga yang

mulai bergeser karena terjadinya penyerdehanaan dan penyesuaian dengan lingkungan dan masyarakat suku lain di desa lopian.

B. SaranBB

1. sebagai etnis pendatang hendaknya suku nias khususnya di desa lopian dapat mempertahankan rasa kebersamaan diantara etnis-etnis lainnya. 2. Perilaku adaptasi perlu dikembangkan,baik itu sikap toleran yang

positif dan saling menghargai menerima perbedaan satu sama lain. 3. Mengenalkan dan mengajarkan kepada anak-anak generasi sekarang

tentang adat istiadat dan bahasa nias,karena saat ini banyak anak-anak

(21)

61

suku nias baik itu yang masih kecil dan remaja tidak mengetahui tentang adat istiadat suku nias dan bahasanya.

4. Sebagian adat Nias perlu diubah terutama mengenai bowo(mahar) tinggi yang masih dipertahankan dalam perkawinan.

5. Seiring berkembangnya kemajuan zaman masyaarkat etnis Nias harus

(22)

62

DAFTAR PUSTAKA

Bakker SJ, J.W.M,1984. Filsafat Kebudayaan: Sebuah Pengantar. Penerbit

Yayasan Kanisius: Yogyakarta.

BPS Kabupaten Tapanuli Tengah.2013. Kecamatan Badiri Dalam Angka 2013.

BPS Tap-Teng: Pandan.

Goldschider Calvin,1985.Populasi,Modernisasi, Dan struktur Sosial. Penerbit

CV. Rajawali: Jakarta.

Haviland William A.1985. Antropolgi Jilid 2. Erlangga:Jakarta

Ihromi T.O.2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Yayasan Obor Indonesia:

Jakarta.

Koentjaraningrat.1983. Metode-Meode Penelitian Masyarakat.Penerbit

PT.Gramedia: Jakarta.

Koentajaraningrat.2002. Pengantar Ilmu Antropologi.Rineka Cipta:Jakarta

Koentjaraningrat.2007. Manusia Dan Kebudayaan di Indonesia.Penerbit

Djambatan: Jakarta.

Naim Mochtar.2013. Merantau: Pola Migrasi Suku Minangkabau.Rajawali Pers:

Jakarta.

Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Tengah.2007. Sejarah Singkat Hari Jadi

Kabupaten Tapanuli Tengah. CV. Kasih Photo: Pandan.

Soelaeman Munandar,2005. Ilmu Budaya Dasar. PT. Refika Aditama: Bandung.

(23)

63

Wiradnyana Ketut.2010.Legitimasi Kekuasaan Pada Budaya Nias. Yayasan

Pustaka Obor Indonesia; Jakarta.

Wisadirana Darsono,2002. Sosiologi Pedesaan: Kajian Kultural dan Struktural

Gambar

TABEL                                                                                HALAMAN

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui sensitivitas siswa reguler terhadap anak berkebutuhan khusus di skeolah inklusi, (2) mengetahui model pelatihan yang

Jadi dengan adanya ketentuan dari undang – undang tersebut, pengusaha tidak berhak untuk melakukan PHK kepada pekerja/buruh yang berhalangan masuk kerja karena sakit dan harus

Dengan adanya komitmen yang tinggi dari karyawan pada organisasi.. maka karyawan akan mengerahkan segala kemampuan mereka

sama ngojek, perbedaan jelas terlihat dari segi pendapatan yang jauh dengan pangkalan. Transportasi online manfaatnya lebih terasa bagi penumpang, jelas transportasi

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA MATEMATIKA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PENINGKATAN PARTISIFASI SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER

Denpasar, 21 December 2007 - StarOne Indosat has once again proven its reliability on internet access services through 100 Hours Nonstop Internet Access Trial which conducted

Jumlah penduduk perkotaan yang terus meningkat dari waktu ke waktu tersebut akan memberikan implikasi pada tingginya tekanan terhadap pemanfaatan

DISERTASI PENGARUH BANTUAN BUMN DAN KREDIT PERBANKAN..... ADLN Perpustakaan