30 A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian : eksperimen semu (quasi experiment) karena tidak terdapat pembatasan yang ketat terhadap randomisasi dan peneliti tidak memungkinkan untuk mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Notoatmojo, 2010)
Rancangan penelitian : one grup pretest and posttest control design yaitu desain yang penelitiannya terdapat pretest sebelum diberikan perlakuan sehingga hasil setelah perlakuan dapat dibandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (Riyanto, 2011)
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Terminal Tirtonadi Surakarta mulai bulan Desember 2014 – Mei 2015.
C. Subjek Penelitian 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang tetap yang berjualan di terminal tersebut yang berjumlah 95 orang. Supaya populasi menjadi homogen agar dapat di random sampling, maka peneliti menggunakan kriteria inklusi agar menjadi homogen. Kriteria tersebut yaitu :
a. Umur : 22 – 55 tahun b. Jenis kelamin : laki-laki c. Masa kerja : > 5 tahun d. Shift kerja : siang hari e. Lama kerja : 8 jam/hari f. Kebiasaan merokok : tidak merokok
g. Riwayat penyakit : tidak ada penyakit paru sebelumnya
Setelah di inklusi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka diperoleh populasi 70 orang.
2. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dengan teknik Simple Random Sampling.
Simple Random Sampling adalah bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi menjadi sampel.
Peneliti menghendaki kepercayaan sampel 95% atau tingkat kesalahan 5% maka jumlah sampel minimal yang didapat menurut Lemeshow yang dikutip dari Murti (2010) yaitu :
Z(1 – α/2)² pqN n =
d² (N – 1) + Z (1 – α/2)²pq (1,96)²0,5.0,5.70 n =
(0,05)² (70 – 1) + (1,96)²0,5.0,5 3,8.0,25.70
n =
0,1725 + 0,9604
n = 66,5 1,12 n = 59,6 = 60 Keterangan :
N = Populasi n = Besar sampel
Z (1 – α/2)² = nilai sebaran normal baku, besarnya tergantung tingkat kepercayaan (TK), jika TK 90% = 1,64; TK 95% = 1,96%;
TK 99% = 2,57%
p = proporsi kejadian, jika tidak diketahui = 0,5 q = 1-p
d = besar penyimpangan 0,1; 0,05; 0,01
Dari 70 orang populasi diambil secara simple random sampling secara acak (menggunakan undian) maka didapatkan 60 orang sampel minimal. Dari sampel 60 orang tersebut dibagi menjadi 2 kelompok menggunakan simple random sampling dengan cara penomoran yaitu didapatkan kelompok kontrol sebanyak 30 orang dan kelompok perlakuan sebanyak 30 orang.
D. Desain Penelitian
Gambar 3. Desain Penelitian Keterangan :
Pengukuran 1 : sampel belum diberi perlakuan (masker)
Pengukuran 2 : sampel sudah diberikan perlakuan (pemberian masker)
E. Identifikasi Variabel Penelitian Populasi (95)
Sampel minimal (60) Simple Random
Sampling
Uji Independent T-Test Pengukuran paru
sebelum intervensi
Memakai masker (30 orang)
Pengukuran paru setelah intervensi
Pengukuran paru sebelum intervensi
Tidak memakai masker (30 orang)
Pengukuran paru setelah intervensi Pengukuran
gangguan fungsi paru
Kriteria inklusi :
1. Umur : 20 – 55 tahun 2. Jenis kelamin : laki-laki 3. Masa kerja : > 5tahun 4. Shift kerja : siang hari 5. Lama kerja : 8 jam/hari 6. Kebiasaan merokok : tidak
merokok
7. Riwayat penyakit : tidak ada riwayat penyakit sebelumnya Populasi yang
homogen dengan kriteria (70)
Pengukuran gangguan fungsi paru Selama 2
minggu
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian masker
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah gangguan fungi paru.
3. Variabel Pengganggu
Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
a. Variabel pengganggu terkendali : Umur, riwayat penyakit, masa kerja, kebiasaan merokok, pendidikan
b. Variabel pengganggu tidak terkendali : lingkungan, sosial budaya F. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Pemberian masker merupakan alat penutup hidung berupa bahan halus yang digunakan pedagang disekitar pemberhentian bus yang menghasilkan karbon monoksida (CO) selama 2 minggu
Satuan : menggunakan APD dan tidak menggunakan APD Skala pengukuran : Nominal
2. Gangguan fungsi paru merupakan gangguan yang diakibatkan karena diudara terlalu banyak karbon monoksida yang dihasilkan oleh kendaraan.
Alat ukur : spirometer
Satuan : L/menit Skala pengukuran : Rasio G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2010).
Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya adalah :
1. Masker atau pelindung mulut dan hidung
Fungsi : untuk melindungi alat pernapasan mulut dan hidung dari paparan gas karbon monoksida yang membahayakan saluran pernapasan.
Jenis : Masker Karbon Aktif
2. CO meter atau Non Dispersi Infra Red (NIDR)
Fungsi : untuk mengukur seberapa besar kadar CO yang berada di Terminal Tirtonadi.
Cara kerja alat : (Manual Book CO Meter GCO-2008)
a. Menyalakan CO meter dengan menekan satu kali tombol on/off, tunggu kurang lebih 30 detik untuk menghangatkan alat
b. Display bagian atas akan menunjukkan kadar gas karbon monoksida dengan satuan ppm
c. Display bagian bawah akan menunjukkan suhu tempat pengukuran dengan satuan celcius
d. Menekan tombol hold sampai muncul simbol hold untuk menghentikan anga sehingga didapatkan nilai pengukuran
e. Untuk mengembalikan setelan tekan kembali tombol hold sampai simbolnya hilang
f. Menekan tombol Rec Button sekali, simbol REC akan muncul pada display
g. Menekan tombol Rec Button sekali, maka display akan menunjukkan nilai maksimum yang pernah terukur, ditandai dengan munculnya simbol Max
h. Menekan tombol Rec Button sekali lagi dan display akan menunjukkan nilai minimum yang pernah terukur, ditandai dengan munculnya simbol Min
3. Spirometer
Fungsi : untuk mengukur fungsi paru apakah terjadi kelainan atau tidak Cara kerja alat :
a. Menghidupkan selama 30 menit untuk memanaskan kabel tranduser b. Memasang kabel untuk Mouthpiece ke tranduser
c. Memasang kabel AC lalu hidupkan alat dengan menekan tombol ON d. Memasukkan data identitas pasien yaitu nomor urut pasien, jenis
kelamin, umur, tinggi badan
e. Untuk pengukuran VC, tekan tombol VC setelah LCD menunjukan kesiapan maka responden semaksimal mungkin meniup/
menghembuskan nafas semaksimal mungkin, lalu tekan data/ curve untuk mendapatkan data secara lengkap.
f. Untuk pengukuran FVC, tekan tombol FVC setelah LCD menunjukan kesiapan maka responden semaksimal mungkin meniup/
menghembuskan nafas sekuat dan secepat mungkin, lalu tekan data/curve untuk mendapatkan data secara lengkap.
H. Cara Kerja Penelitian
1. Melakukan observasi awal ke terminal Tirtonadi, Surakarta untuk mencari masalah yang berada di terminal tersebut.
2. Menentukan variabel bebas dan variabel terikat dan menentukan populasi serta yang dijadikan sampel.
3. Melakukan pengukuran terhadap lingkungan sekitar terminal Tirtonadi mengenai kadar karbon monoksida.
4. Setelah sampel ditentukan maka sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.
5. Setelah sampel dibagi menjadi 2 kelompok, maka sampel diukur fungsi paru masing-masing lalu catat hasilnya
6. Setelah dilakukan pengukuran mengenai paru pekerja, maka dilakukan intervensi dengan memberikan masker pada kelompok perlakuan selama 2 minggu.
7. Setelah 2 minggu, sampel diukur kembali paru-parunya lalu catat hasilnya.
8. Setelah mendapatkan hasilnya, maka dibandingkan antara paru-paru kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dengan mengukur kadar karbon monoksida yang berada di terminal Tirtonadi, mengukur gangguan fungsi paru pada pedagang tetap, wawancara dan mengumpulkan data melalui kuesioner.
J. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Uji Independent T-Test untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Data diolah dengan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 18.00 for Windows.
1. Jika p value ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.
2. Jika p value > 0,01 tetapi ≤ 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.
3. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan (Sugiyono, 2011).