Metode Alokasi Biaya Pendukung
Disusun oleh Kelompok 9 :
1. Santi Rahmawati 1714190044 2. Muhammad Fairuz 1714190045
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
JAKARTA
2020
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... 1
KATA PENGANTAR ... 2
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 3
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan ... 3
BAB 2 PEMBAHASAN 2.1. Alokasi Biaya Departemen Pendukung ... 4
2.1.1.Alokasi Biaya. ... 4
a. Jenis-Jenis Departemen. ... 4
a. Jenis-Jenis Dasar Alokasi. ... 4
2.2.Tujuan Alokasi Biaya ... 5
2.3.Alokasi Biaya Antar Departemen... 5
a.Tarif Pembebanan Tunggal. ... 5
b.Tarif Pembebanan Ganda. ... 6
c.Pengembangan Tarif Tetap. ... 6
d. Pengembangan Tarif Variabel. ... 7
2.4. Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung ... 7
a. Metode Langsung. ... 7
b. Metode Berurutan. ... 9
c. Metode Timbal Balik. ... 9
2.5. Tarif Overhead Departemen Dan Perhitungan Biaya Produk ... 11
BAB 3 PENUTUP 3.1. Kesimpulan... 12
3.2. daftar pustaka... 12
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-Nya Kami bisa menyusun Makalah ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok dalam Mata Kuliah Seminar Akuntansi Manajemen yang dibimbing oleh DR. ROOSDIANA, SE., Ak., M.M
Dalam penyusun Makalah ini, Kami tentu saja menjumpai beberapa hambatan, namun berkat dukungan dari berbagai pihak akhirnya Kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan sebaik-baiknya, oleh karena itu melalui kesempatan ini Kami sebagai penyusun mengucapkan terimakasih sebesar- besarnya kepada berbagai pihak terkait yang telah membantu Kami menyelesaikan Makalah ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya dari manusia yaitu Kami sendiri sedangkan segala sesuatu yang benar datangnya hanya dari Allah SWT, untuk itu Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat berbagai kesalahan baik itu dalam penulisan atau tata bahasa, dan kritik beserta saran yang membangun sangat Kami harapkan guna untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan pada tahap selanjutnya.
Semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi Kami sebagai penyusun umumnya untuk semua pihak pembaca.
Jakarta, 05 Oktober 2020
Tim Penyusun
Kelompok 9
3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Alokasi biaya merupakan salah satu isu penting dalam akuntansi manajemen.
Bagaimana biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti produk, kelompok pelanggan, aktivitas, dan divisi. Perusahaan biasanya membedakan antara departemen operasi atau produksi (operating departement) dan departemen jasa (supporting departemen). Departemen operasi merupakan departemen yang secara langsung memberikan nilai tambah kepada produk atau jasa. Sementara departemen jasa merupakan departemen yang memberikan jasa yang membantu departemen internal lainnya, baik departemen operasi maupun departemen jasa yang lain. Dalam alokasi biaya akan mengalokasikan biaya-biaya yang terjadi di departemen jasa (supporting department) ke departemen produksi dan akhirnya dialokasikan ke produk atau jasa yang dihasilkan. Proses alokasi biaya ini memerlukan pemilihan dasar alokasi biaya (cost driver) yang tepat.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk sekilas tentang alokasi biaya ? 2. Apa sajakah tujuan alokasi ?
3. Bagaimanakah pengalokasian biaya satu departemen ke departemen lainnya?
4. Bagaimana memilih metode alokasi biaya departemen pendukung ? 5. Bagaimana tarif overhead departemen dan perhitungan biaya produk ? 1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu alokasi biaya.
2. Untuk mengetahui tujuan alokasi.
3. Untuk mengetahui pengalokasian biaya satu departemen ke departemen lain.
4. Untuk mengetahui metode alokasi biaya departemen pendukung.
5. Untuk mengetahui tarif overhead departemen dan perhitungan biaya produk.
4
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Alokasi Biaya Departemen Pendukung 2.1.1. Alokasi Biaya
Alokasi biaya merupakan pembiayaan yang memberikan manfaat bersama dan yang terjadi ketika sumber daya yang sama digunakan untuk menghasilkan lebih dari satu produk atau jasa. Hal ini dapat dicontohkan seperti biaya mesin foto kopi pada kantor konsultan yang mendukung aktivitas pelayanan lebih dari satu jenis jasa. Oleh karena itu, biaya mesin fotokopi akan dibebankan ke pada masing-masing jenis jasa dengan proposional.
A. Jenis-Jenis Departemen
Dalam model fungsi di perusahaan, obyek biaya adalah departemen.
Terdapat dua kategori departemen yaitu: Departemen produksi dan departemen pendukung. Departemen produksi secara langsung bertanggung jawab pada pembuatan produk atau jasa yang dijual pada pelanggan.
Departemen produksi adalah departemen secara langsung mengerjakan produksi yang diproduksi. Contoh, departemen pengesahan dan perakitan. Departemen pendukung menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan oleh departemen produksi. Departemen ini berhubungan secara tidak langsung dengan suatu jasa atau produk organisasi tersebut, misalnya: pemeliharaan, permesinan.
Dalam perusahaan jasa dapat dibagi menjadi departemen produksi dan departemen pendukung. Pabrik pembuat furniture dapat dibagi dua departemen produksi (perakitan dan penyelesaian) serta empat departemen pendukung (ruang penyimpanan bahan baku, kafetaria, pemeliharaan, general factory).
B. Jenis-Jenis Dasar Alokasi
Departemen produksi membutuhkan jasa pendukung: oleh sebab itu, biaya departemen pendukung ditimbulkan oleh aktivitas departemen produksi. Faktor-faktor penyebabnya adalah variabel atau aktivitas dalam departemen produksi, yang menyebabkan munculnya biaya jasa pendukung. Dalam memilih dasar pengalokasian biaya departemen pendukung, berbagai usaha harus dilakukan untuk mengidentifikasi faktor penyebab yang sesuai (penggerak biaya). Menggunakan faktor penyebab akan menghasilkan biaya produk yang lebih akurat. Selanjutnya, jika faktor penyebab diketahui, para manajer dapat mengontrol konsumsi jasa pendukung dengan lebih baik.
5 2.2. Tujuan Alokasi Biaya
Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen pendukung ke departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu:
1. Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan 2. Untuk menghitung profibilitas lini produk
3. Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian
4. Untuk meniai persedian
5. Untuk memotivasi para manajer
Jika biaya tidak dialokasikan dengan akurat, biaya beberapa jasa dapat terlalu tinggi, hingga mengakibatkan penawaran yang terlalu tinggi dan hilangnya potensi bisnis, sebaliknya, jika biaya terlalu rendah dan mengakibatkan kerugian pada jasa ini. Hal yang berhubungan dekat dengan penentuan harga adalah laba. Dengan menilai laba berbagai jasa, seseorang manajer dapat mengevaluasi bauran jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
Tentu saja biaya yang akurat adalah hal yang penting untuk menentukan laba.
Alokasi dapat digunakan untuk memotivasi para manajer. Jika biaya departemen pendukung tidak dialokasikan ke departemen produksi, para manajer dapat memperlakukan jasa ini seakan-akan jasa tersebut gratis.
Tentu saja, pada kenyataa nya, biaya marginal sebuah jasa lebih besar dari nol. Dengan mengalokasikan biaya dan meminta para manajer departemen produksi bertanggung jawab atas kinerja ekonomi unit mereka, suatu organisasi dapat memastikan bahwa para manajer akan menggunakan suatu jasa hingga manfaat marginal suatu jasa sama dengan biaya marginalnya.
Jadi, mengalokasikan biaya jasa membantu tiap departemen produksi memilih tingkat konsumsi yang benar.
2.3. Alokasi Biaya Antar Departemen A. Tarif Pembebanan Tunggal
Perusahaan memiliki departemen pengepakan untuk tiga jenis produknya, yaitu: Produk A, Produk B, dan Produk C. Biaya pengepakan merupakan biaya variabel dengan jumlah sebesar Rp 50.000,00 per lembar kardus pembungkus. Estimasi penggunaan kardus pembungkus untuk setiap jenis produk dan perhitungan biaya variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:
Jenis Produk Total
Produk A 100.000 Kardus x Rp 50.000,00 = Rp 5.000.000.000,00 Produk B 200.000 Kardus x Rp 50.000,00 = Rp 10.000.000.000,00 Produk C 500.000 Kardus x Rp 50.000,00 = Rp 25.000.000.000,00 Jumlah 800.000 Kardus Rp 40.000.000.000,00
6
Perusahaan juga mengeluarkan biaya gaji sebagai komponen biaya tetap pada akun biaya pengepakan sebesar Rp 1.000.000.000,00. Maka total biaya pengepakan sebesar Rp 41.000.000.000,00 (Rp 40.000.000.000,00 + Rp 1.000.000.000,00) dengan jumlah keseluruhan kardus sebanyak 800.000 kardus. Oleh karena itu, biaya untuk satu kali pengepakan sebesar Rp 51.250,00 (Rp 41.000.000.000,00 : 800.000 kardus). Nah sekarang, kita lihat pembebanan aktualnya sebagai berikut :
Jenis Produk Total
Produk A 90.000 Kardus x Rp 51.250,00 = Rp 4.612.500.000,00 Produk B 210.000 Kardus x Rp 51.250,00 = Rp 10.762.500.000,00 Produk C 490.000 Kardus x Rp 51.250,00 = Rp 25.112.500.000,00 Jumlah 790.000 Kardus Rp 40.487.500.000,00
Dari perhitungan perhitungan tarif pembebanan tunggal perusahaan mengeluarkan biaya Rp 40.487.500.000,00. Namun, apakah benar angka tersebut? Mari kita lakukan analisis dengan langkah sebagai berikut:
Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp 1.000.000.000,00 + ( 790.000 Kardus x Rp 50.000,00)
= Rp 1.000.000.000,00 + Rp 39.500.000.000,00
= Rp 40.500.000.000,00
Jadi sebenarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 40.500.000.000,00 untuk pengepakan dan ada selisih sebesar Rp 12.500.000,00.
B. Tarif Pembebanan Ganda
Dengan tarif pembebanan ganda, setiap tarif pembebanan didasarkan pada jumlah yang sebenarnya yang ditimbulkan departemen pendukung sehingga perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dengan mempertimbangkan biaya dan mafaatnya.Contoh tarif pembebanan ganda pada departemen foto kopi adalah
1. Tarif pertama adalah tarif variabel untuk tinta dan kertas.
2. Tarif kedua adalah tarif untuk biaya tetap sewa peralatan dan upah.
C. Pengembangan Tarif Tetap
Biaya jasa tetap dapat di anggap sebagai biaya kapasitas, mereka di keluarkan guna menyediakan kapasitas yang diperlukan untuk mengirim unit produk yang dibutuhkan oleh departemen produksi. Ketika departemen pendukung dibentuk, kemampuan mengirimnya dirancang untuk melayani kebutuhan jangka panjang departemen produksi. Karena kebutuhan jasa pada awalnya menyebabkan penciptaan kemampuan pelayanan, maka adalah beralasan untuk mengalokasikan biaya jasa tetap
7
berdasarkan kebutuhan tersebut. Hal ini dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Jenis Produk
Estimasi Kardus
Prosentase Kardus
Biaya Tetap Pembebanan B.
Tetap Produk A 100.000
Kardus
13% Rp
1.000.000.000,00
Rp
125.000.000,00 Produk B 200.000
Kardus
25% Rp
1.000.000.000,00
Rp
250.000.000,00 Produk C 500.000
Kardus
63% Rp
1.000.000.000,00
Rp
625.000.000,00 Jumlah 800.000
Kardus
100% Rp
1.000.000.000,00 D. Pengembangan Tarif Variabel
Tarif Variabel tergantung pada biaya yang berubah ketika penggerak biaya berubah. Pada departemen pengepakan, penggerak biaya adalah jumlah lembar kardus. Pada kegiatan aktual perusahaan menggunakan 790.000 lembar kardus, maka jumlah biaya variabel atas pengepakan sebesar Rp 39.500.000.000,00 (790.000 Kardus x Rp 50.000,00). Pengembangan tarif variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:
Janis Produk
Estimasi Kardus
Prosentase Kardus
Biaya Variabel Pembebanan B.
Variabel Produk A 100.000
Kardus
13% Rp
39.500.000.000,00
Rp
4.937.500.000,00 Produk B 200.000
Kardus
25% Rp
39.500.000.000,00
Rp
9.875.000.000,00 Produk C 500.000
Kardus
63% Rp
39.500.000.000,00 Rp
24.687.500.000,00 Jumlah 800.000
Kardus
100% Rp
39.500.000.000,00
2.4. Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung
Dalam menentukan metode alokasi biaya departemen pendukung yang digunakan, perusahaan hatus menetapkan batasan interaksi departemen pendukung. Selain itu, mereka harus menimbang biaya dan manfaat yang berhubungan dengan ketiga metode pengalokasian biaya, yakni:
A. Metode Langsung
Metode langsung adalah metode paling sederhana dan paling langsung mengalokasikan biaya departemen pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan langsung ke departemen produksi secara proporsional terhadap masing-masing departemen pengguna jasa. Biaya tetap juga
8
dialokasikan langsung kepada departemen produksi, tetapi berdasarkan proporsi pada kapasitas normal atau praktis departemen produksi.
Departemen Pendukung Departemen Produksi Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan Biaya langsung $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000 Aktivitas normal:
Killowat-jam 200.000 600.000 200.000 Jam pemeliharaan 1.000 4.500 4.500 Dari data di atas maka kita akan melakukan alokasi biaya pendukung dengan metode langsung sebagai berikut:
Langkah 1 Menghitung Rasio Alokasi Pengerinda Perakitan
Dep. Listrik
600.000
0,75 -
(600.000 + 200.000) 200.000
- 0,25
(600.000 + 200.000) Dep.
Pemeliharaan
4.500
0,50 -
(4.500 + 4.500) 4.500
- 0,50
(4.500 + 4.500)
Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan Rasio Alokasi
Departemen Pendukung Departemen Produksi Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan Biaya
langsung
$ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000 Dep. Listrik ($ 250.000) - $ 187.500 $ 62.500 Dep.
Pemeliharaan
- ($ 160.000) $ 80.000 $ 80.000
Jumlah 0 0 $ 367.500 $ 202.500
9 B. Metode Berurutan
Metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara departemen pendukung telah terjadi. Akan tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi departemen pendukung. Alokasi biaya dilakukan secara tahap demi setahap mengikuti prosedur penetapan peringkat yang ditentukan terlebih dahulu. Biasanya uruta nya ditentukan dengan menyusun peringkat departemen pendukung dalam suatu tatanan jumlah jasa yang diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil.
Langkah 1 Menghitung Rasio Alokasi Pemeliharaan Pengerinda Perakitan
Dep. Listrik
20.000
0,20 - -
(200.000 + 600.000 + 200.000) 600.000
- 0,60 -
(200.000 + 600.000 + 200.000) 200.000
- - 0,20
(200.000 + 600.000 + 200.000) Dep.
Pemeliharaan
4.500
- 0,50 -
(4.500 + 4.500) 4.500
- - 0,50
(4.500 + 4.500)
Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan Rasio Alokasi Departemen Pendukung Departemen Produksi
Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan Biaya
langsung
$ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000 Dep. Listrik ($ 250.000) $ 50.000 $ 150.000 $ 50.000 Dep.
Pemeliharaan
- ($ 210.000) $ 105.000 $ 105.000
Jumlah 0 0 $ 355.000 $ 215.000
C. Metode Timbal Balik
Metode ini mengakui semua interaksi di antara departemen pendukung.
Menurut metode ini salah satu departemen pendukung menggunakan angka departemen lain dalam menentukan total biaya setiap departemen pendukung dimana total biaya mencerminkan interaksi antara departemen pendukung. Jadi, total biaya yang baru dari departemen pendukung dialokasikan ke departemen produksi.
10
Misal data ditambah rincian nya sebagai berikut:
Departemen Pendukung Departemen Produksi Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan Biaya langsung :
Tetap $ 200.000 $ 100.000 $ 80.000 $ 50.000 Variabel $ 50.000 $ 60.000 $ 20.000 $ 10.000 Jumlah $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000 Aktivitas normal:
Killowat-jam 200.000 600.000 200.000 Jam pemeliharaan 1.000 4.500 4.500
Proporsi Output yang Digunakan oleh Departemen Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan Aktivitas normal:
Killowat-jam (L) - 0,20 0,60 0,20
Jam pemeliharaan (P) 0,10 - 0,45 0,45
Total Biaya Departemen Pendukung
= Biaya Langsung + Biaya yang Dialokasikan Listrik (L) = $ 250.000 + 0,10 P
Pemeliharaan (P) = $ 160.000 + 0,20 L
P = $ 160.000 + 0,20 ($ 250.000 + 0,10 P)
P = $ 160.000 + $ 50.000 + 0,02 P
P - 0,02 P = $ 160.000 + $ 50.000
0,98 P = $ 210.000
P = $ 210.000 : 0,98
Pemeliharaan = $ 214.286
Listrik (L) = $ 250.000 + 0,10 P
= $ 250.000 + 0,10 ($ 214.286)
Listrik = $ 271.429
Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan Rasio Alokasi
Departemen Pendukung Departemen Produksi Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan Biaya langsung $ 250.000 $ 160.000 $ 100.000 $ 60.000 Dep. Listrik ($ 271.429) $ 54.286 $ 162.857 $ 54.286 Dep.
Pemeliharaan
$ 21.429 ($ 21.429) $ 96.429 $ 96.429
Jumlah 0 0 $ 359.286 $ 210.715
11
2.5. Tarif Overhead Departemen Dan Perhitungan Biaya Produk
Tarif biaya overhead dihitung dengan menembahkan biaya pendukung yang dialokasikan ke biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri pada departemen produksi dan membaginya dengan beberapa ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin. Misalnya dari contoh alokasi berurutan total biaya overhead departemen pengesahan adalah
$355.000, dan asumsikan bahwa jam mesin adalah dasar untuk pembebanan overhead ke produk dengan aktivitas normal sebesar 71.000 jam mesin, maka tarif biaya overhead departemen pengesahan adalah:
Tarif overhead pengesahaan = $355.000 71.000 jam Mesin = $ 5 per jam mesin
Dengan cara yang sama, total biaya overhead departemen perakitan sebesar
$ 215.000, dan diasumsikan tingkat aktivitas normal sebesar 107.500 jam tenaga kerja, maka tarif biaya overhead di departement perakitan adalah:
Tarif overhead perakitan
=
$215.000 107.500 jam tenaga
kerja
= $ 2 per jam tenaga kerja
Dengan menggunakan tarif – tarif ini, biaya produk per unit dapat ditentukan.
Sebagai gambaran, anggaplah bahwa suatu produk membutuhkan dua jam mesin pengasahan dan satu jam perakitan untuk satu unit yang diproduksi.
Biaya overhead yang dibebankan ke satu unit produk ini menjadi
[ (2 X $ 5) + (1X $ 2)] = $ 12. Jika produk yang sama menggunakan bahan baku senilai $ 15 dan tenaga kerja sebesar $ 6 (ditotal dari Pengesahan dan Perakitan), maka biaya total per unit adalah $ 33 ($ 12 + $ 15 + $ 6).
12
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Departemen produksi membuat produk jasa di mana perusahaan bermain di dunia usaha tersebut untuk memproduksi dan menjual, departemen pendukung menyediakan dukungan departemen produksi tetapi mereka tidak membuat produk jadi. Karena departemen pendukung berada untuk mendukung berbagai departemen produksi, biaya departemen pendukung secara umum dibebankan pada semua departemen produksi.
Alasan-alasan yang termasuk penilain persediaan, profibilitas, penetapan harga, dan perencanaan serta pengendalian. Alokasi dapat juga digunakan untuk mendorong perilaku manajerial yang menguntungkan.
3.2 DAFTAR PUSTAKA
Hansen dan Mowen. 1999. Akuntansi Manajerial, buku 1 edisi 8. Salemba Empat: Jakarta.