• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI TENTANG LINGKUNGAN MASYARAKAT DAN AKHLAK BERBAHASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TEORI TENTANG LINGKUNGAN MASYARAKAT DAN AKHLAK BERBAHASA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TEORI TENTANG LINGKUNGAN MASYARAKAT DAN AKHLAK BERBAHASA

A. Lingkungan Masyarakat

1. Pengertian Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat terdiri dari dua kata, yaitu lingkungan dan masyarakat. Definisi lingkungan menurut Wikipedia Bahasa Indonesia adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam (tanah, air, energi surya, mineral serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan) dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia (keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut).

Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.

Lingkungan menurut Elly M. Setiadi, dkk (2013: 183-184) adalah suatu media dimana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil. Adapun menurut Sartain (seorang ahli psikologi Amerika) mengatakan bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan (environment) ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide environment) untuk gen-gen yang lain.

Sartain membagi lingkungan menjadi tiga bagian yaitu (1) lingkungan alam/luar, (2) lingkungan dalam, dan lingkungan sosial/masyarakat (M.

Ngalim Purwanto, 2013: 28).

Istilah masyarakat berasal dari akar kata Arab musyarak, artinya bersama-sama. Dalam bahasa Inggris, masyarakat adalah society. “Society”

berasal dari bahasa Latin socius yang berarti kawan. Masyarakat sebagai objek studi sosiologi menunjuk pada sejumlah manusia yang telah sekian

(2)

lama hidup bersama dan mereka menciptakan berbagai peraturan pergaulan hidup sehingga membentuk kebudayaan (Maryati dan Suryawati, 2010: 11).

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam istilah masyarakat ini, yaitu (1) sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama. Di dalamnya manusia saling mengerti dan merasa serta mempunyai harapan- harapan sebagai akibat dari hidup bersama itu. Terdapat sistem komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia dalam masyarakat tersebut; (2) manusia yang hidup bersama itu merupakan suatu kesatuan; dan (3) manusia yang hidup bersama itu merupakan suatu sistem hidup bersama, yaitu hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya (Maryati dan Suryawati, 2010: 11).

Krech, seperti dikutip Nursyid, mengemukakan bahwa “A society is that it is an organized collectivity of interacting people whose activities become centered arounds a set of common goals, and who tend to share common beliefs, attitudes, and modes of action.” Jadi, ciri atau unsur masyarakat berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh Krech adalah, (1) kumpulan orang, (2) sudah terbentuk dengan lama, (3) sudah memiliki system social atau struktur sosial tersendiri, dan (4) memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama (Elly M. Setiadi, dkk, 2013: 80). Crutchfield dan Ballachey (1975: 308) menambahkan unsur masyarakat berdasarkan definisi yang diajukan Krech yaitu sebagai berikut.

a. Kolektivitas interaksi manusia yang terorganisasi.

b. Kegiatannya terarah pada sejumlah tujuan yang sama.

c. Memiliki kecenderungan untuk memiliki keyakinan, sikap dan bentuk tindakan yang sama.

Horton dan Hunt (1982: 47) dikutip oleh Elly M Setiadi dkk (2013:

81-82) mengemukakan definisi masyarakat sebagai berikut, “A society is a relatively independents, self-perpetuating human group who occupy territory, share a culture, and have most of their associations within this group.” Unsur atau ciri masyarakat menurut konsep diatas adalah: (1) kelompok manusia, (2) sedikit banyak memiliki kebebasan dan bersifat kekal, (3) menempati

(3)

suatu kawasan, (4) memiliki kebudayaan, dan (5) memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan.

Definisi lingkungan masyarakat apabila merujuk kepada pemaparan diatas adalah segala sesuatu (dalam hal ini adalah semua orang/manusia lain) yang melakukan interaksi (hubungan) dan saling mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia satu sama lain. Kegiatan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia tersebut dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh secara langsung dilakukan dalam pergaulan sehari-hari (interaksi/hubungan) dengan orang lain, keluarga, teman-teman sekolah, di tempat kerja dan sebagainya. Sedangkan pengaruh secara tidak langsung melalui media elektronik (televisi, radio, handphone) dan media cetak (buku, majalah, koran).

Lingkungan masyarakat sebagai lingkungan ketiga yang dialami setiap manusia termasuk anak-anak merupakan lingkungan dengan waktu paling lama di dalam kehidupannya sampai anak-anak menjadi dewasa bahkan menjadi orang tua. Pada masa dan lingkungan ini pula, anak-anak lebih banyak menerima pengaruh dari luar, dan pengaruh-pengaruh dari masyarakat ini ikut menentukan apakah anak menjadi orang yang baik atau menjadi orang yang tidak baik. Hal ini berarti bahwa pembentukkan kebiasaan ataupun kepribadian melalui masyarakat mempunyai makna yang lebih mendalam daripada pembentukkan kebiasaan dan kepribadian melalui keluarga ataupun sekolah.

2. Ciri-Ciri Lingkungan Masyarakat

Berdasarkan istilah (konsep) masyarakat yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli diatas, terdapat beberapa persamaan. Yang paling utama adalah masyarakat merupakan kumpulan orang atau manusia yang hidup bersama dan melakukan interaksi (hubungan) dalam waktu yang relatif lama. Interaksi atau hubungan yang dibangun tersebut lama kelamaan akan menghasilkan atau menciptakan nilai, norma dan kebudyaan bagi kehidupan mereka. Dari sekian banyak unsur atau ciri masyarakat yang dikemukakan oleh para ahli diatas, peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

a. Kumpulan orang/manusia.

(4)

b. Sudah terbentuk lama.

c. Memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri.

d. Memiliki kepercayaan (nilai), sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama.

e. Adanya kesinambungan dan pertahanan diri.

f. Memiliki kebudayaan.

3. Fungsi dan Manfaat Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat berperan aktif dalam perkembangan tingkah laku seseorang. Lingkungan masyarakat juga merupakan salah satu lingkungan yang sangat mempengaruhi pendidikan. Seperti disebutkan oleh Bapak Pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara, lingkungan pendidikan yang utama ada tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiganya kemudian dikenal dengan sebutan tri pusat pendidikan.

Sejak anak dilahirkan ke dunia, anak secara langsung berhadapan dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, yaitu lingkungan keluarga.

Sebagai lingkungan pertama yang dikenal seorang anak, lingkungan keluarga merupakan dasar pembentukkan sikap dan sifat (watak) anak. Orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga bertanggungjawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Namun, orang tua selaku pendidik di lingkungan keluarga memiliki keterbatasan terhadap ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berkembang. Oleh karena itu, anak dikirimkan ke sekolah yang merupakan lingkungan pendidikan kedua. Lingkungan sekolah sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan dan membekali anak dengan keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lebih luas.

Anak yang telah melewati lingkungan pendidikan kedua, kemudian harus menghadapi lingkungan pendidikan yang ketiga yaitu lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat merupakan tempat untuk mempraktikkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diterima oleh anak dari lingkungan keluarga dan sekolah, sehingga seorang anak mampu mengembangkan kemampuan dirinya lebih jauh lagi. Jika dalam lingkungan

(5)

keluarga, anak menerima pengetahuan dan hal-hal yang sangat mendasar, dan di lingkungan sekolah anak menerima pengetahuan umum dan keterampilan- keterampilan khusus, maka di lingkungan masyarakat seorang anak akan menerima lebih banyak dari yang telah diterimanya dari lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami seorang anak dalam lingkungan masyarakat meliputi segala bidang, baik pembentukkan kebiasaan-kebiasaan, pembentukkan pengertian-pengertian (pengetahuan), sikap, minat, pembentukkan nilai-nilai sosial bahkan pembentukkan nilai-nilai keagamaan.

Lingkungan masyarakat sebagai lingkungan yang paling lama dilewati oleh seorang anak (manusia) mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai berikut.

a. Fungsi pemeliharaan pola. Fungsi ini berkaitan erat dengan hubungan antara masyarakat sebagai suatu sistem sosial dengan subsistem kultural.

Fungsi ini mempertahankan prinsip-prinsip tertinggi masyarakat sambil menyediakan dasar dalam berperilaku menuju realitas yang tinggi.

b. Fungsi interaksi. Fungsi ini mencakup koordinasi yang diperlukan antara unit-unit yang menjadi bagian dari suatu sistem sosial. Khususnya yang berkaitan dengan kontribusi unit-unit pada organisasi dan fungsinya unit- unit terhadap keseluruhan sistem.

c. Fungsi untuk tujuan/pencapaian tujuan. Fungsi ini mengatur hubungan antar masyarakat sebagai sistem sosial dengan substansi kepribadian.

Fungsi ini tercermin dalam penyusunan skala prioritas dari segala tujuan yang hendak dicapai dan menentukan bagaimana suatu sistem mobilitas sumber daya serta tenaga yang bersedia untuk mencapai tujuan tersebut.

d. Fungsi adaptasi. Fungsi ini menyangkut hubungan kemampuan masyarakat menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidup.

Fungsi lain yang dikutif dari Abdullah Idi (2011: 72-77) adalah (1) fungsi sosialisasi, (2) fungsi kontrol sosial, (3) fungsi pelestarian budaya, (4) fungsi seleksi, dan (5) fungsi pendidikan dan perubahan sosial. Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut, maka lingkungan masyarakat menjadi penting dalam kehidupan sehari-hari. Adapun manfaat dari lingkungan masyarakat diantaranya :

(6)

a. Membentuk sifat solidaritas antar individu.

b. Terbentuknya suatu tali persaudaraan yang terjalin dari suatu interaksi antara individu.

c. Sebagai sarana bergotong royong dalam kehidupan sehari-hari.

B. Akhlak Berbahasa

1. Pengertian Akhlak Berbahasa

Akhlak secara bahasa ialah bentuk jamak dari khuluq (khuluqun) yang artinya adalah budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi‟at. Sedangkan khuluq dimaknai sebagai gambaran sifat batin manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti raut wajah, gerak anggota badan dan gerakan seluruh tubuh. Dalam bahasa Yunani, khuluq disebut ethicos atau ethos yang artinya sama, yakni adab kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos kemudian berubah menjadi etika (Mahfud, 2016: 1).

Berikut adalah pengertian akhlak menurut para ahli, diantaranya : a. Ahmad Amin

Akhlak adalah kebiasaan baik dan buruk (1985: 2).

b. M. Abdullah Daraz

Akhlak adalah bentuk kekuatan dengan kehendak yang mantab, kekuatan berkombinasi membawa kecenderungan kepada pemilihan pihak yang benar atau pihak yang jahat (A. Mustofa, 2008: 14).

c. Farid Ma‟ruf

Akhlak adalah bentuk kehendak jiwa yang mana dapat melakukan perbuatan yang dilakukan dengan mudah karena kebiasaan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu (A.

Mustofa, 2008: 14).

d. Ibnu Maskawih

Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang berbuat dengan mudah tanpa melalui proses pemikiran dan pertimbangan (Ibn Maskawaih, 1934: 40). Hakekatnya, khuluq atau

(7)

akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap pada jiwa manusia, yang berubah menjadi kepribadian (Mahfud, 2016: 2).

e. Imam Ghazali

Akhlak adalah sifat yang telah tertanam dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (Imam Al- Ghazali, 1992: 56)

Berbahasa memiliki kata dasar bahasa yang diberi imbuhan (ber-).

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang dipergunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 1993: 21). Rumusan yang hampir sama juga dikemukakan oleh Lyons dalam Pateda dan Yenni (1993) yang dikutip oleh Aslinda dan Leni Syafyahya (2007: 1), bahwa bahasa adalah most of them hare taken the views that languages are systems of symbols, designed, as it were, for the purpose of communications. Berdasarkan pendapat Lyons, dapat dikatakan bahwa bahasa harus bersistem, berwujud simbol yang kita lihat dan kita dengar dalam lambang, serta bahasa digunakan oleh masyarakat dalam berkomunikasi.

Hakikatnya, berbahasa merupakan suatu kegiatan alamiah sama seperti bernafas. Seandainya manusia tidak berbahasa dan tidak melakukan komunikasi, maka identitas kita sebagai manusia akan hilang. Hal ini dikarenakan bahasa mencerminkan “kemanusiaan” dan hal yang paling membedakan kita dari makhluk lainnya. Bahasa juga merupakan alat komunikasi, sehingga bahasa dipergunakan oleh manusia dalam segala aktivitas kehidupan. Sutarno (2008: 74) mengatakan bahwa bahasa sebagai suatu alat pergaulan dan komunikasi terdiri atas simbol-simbol seperti huruf- huruf yang disusun menjadi kata-kata yang mengandung arti tertentu. Kata- kata itu kemudian disusun menjadi kalimat-kalimat yang mempunyai pengertian dan makna yang jelas dan lengkap, utuh dan sempurna.

Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki tiga ragam bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu bahasa lisan, bahasa isyarat dan bahasa tulis. Ketiga ragam bahasa itu telah menjadi milik dan ciri khas serta

(8)

sarana bagi manusia dalam berkomunikasi (Sutarno, 2008: 78). Mengacu kepada masalah penelitian, maka hanya satu ragam bahasa yang akan dipaparkan secara rinci, yaitu bahasa lisan. Sesuai dengan fitrahnya, manusia dibekali dengan kemampuan berbahasa lisan dalam pergaulan masyarakat.

Bahasa lisan diwujudkan dalam bentuk berbicara dan berkomunikasi antara satu orang dengan orang yang lain. Orang yang hidup bermasyarakat akan saling tergantung satu sama lain. Oleh karena itu, mereka saling membutuhkan dan perlu saling membantu dalam segala hal. Sarana untuk mempermudah hubungan dan kerjasama tersebut tidak lain adalah berbicara.

Gaya, cara, intonasi dan ekspresi pada bahasa lisan memudahkan lawan bicara untuk memahami dan mengerti apa yang hendak disampaikan.

Tujuan utama berbicara adalah berkomunikasi, sehingga banyak yang mengungkapkan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi. Supaya dapat menyampaikan pikiran secara efektif, diharapkan pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikannya, mengevaluasi efek komunikasi yang dilakukan terhadap pendengarnya, dan mengetahui prinsip- prinsip mendasar segala situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan. Och and Winker (dalam Tarigan, 1983: 15) dan Keraf (1989:

320) mengatakan bahwa pada dasarnya berbicara mempunyai tiga tujuan utama yaitu (1) memberitahukan, melaporkan (to inform), (2) menjamu, menghibur (to entertain), dan (3) membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan (to persuade).

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa akhlak berbahasa adalah cara seseorang yang telah berubah menjadi kebiasaan dalam berkomunikasi secara langsung atau berbicara dengan orang-orang yang berada di sekitarnya untuk saling berbagi dan bertukar informasi. Informasi tersebut dapat berupa pendapat, pernyataan bahkan pertanyaan. Dalam penelitian ini, cara seorang anak berbicara atau berkomunikasi dengan orang di sekitarnya, baik dengan orang yang lebih tua, lebih muda bahkan dengan teman seusianya.

(9)

2. Sumber Ajaran Akhlak

Sumber ajaran akhlak adalah Al-Qur‟an dan Hadis Nabi. Tingkah laku Nabi Muhammad Saw merupakan contoh suri tauladan bagi umat manusia.

Ini ditegaskan oleh Allah Swt dalam Al-Qur‟an Surat Al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi :

Artinya:

21. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulallah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari Kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.”

Akhlak pribadi Rasulallah Saw dijelaskan pula oleh „Aisyah ra, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dari „Aisyah ra, berkata: “Sesungguhnya akhlak Rasulallah itu adalah Al-Qur’an.” (HR. Muslim). Hadis Rasulallah meliputi perkataan dan tingkah laku beliau. Hadis merupakan sumber akhlak kedua setelah Al-Qur‟an, segala ucapan dan perilaku beliau senantiasa mendapat bimbingan Allah Swt.

3. Tujuan Pendidikan Akhlak

Tujuan akhlak yang dimaksud yaitu melakukan sesuatu atau tidak melakukannya, yang terkenal dengan Al-Ghayah, dalam bahasa Inggris disebut the high goal, sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut dengan ketinggian akhlak (Mahfud, 2016: 3). Ketinggian akhlak diartikan sebagai meletakkan kebahagiaan pada pemuasan nafsu makan, minum dan syahwat dengan cara yang halal. AL-Ghazali menyebutkan bahwa ketinggian akhlak merupakan kebaikan tertinggi. Kebaikan-kebaikan dalam kehidupan semuanya bersumber pada empat macam yaitu :

a. Kebaikan Jiwa: pokok-pokok keutamaan yang sudah berulang kali disebutkan yaitu ilmu, bijaksana, suci diri, berani dan adil.

b. Kebaikan dan keutamaan badan: ada empat yakni sehat, kuat, tampan dan panjang usia.

c. Kebaikan eksternal: yaitu harta, keluarga, pangkat dan nama baik.

(10)

d. Kebaikan bimbingan (taufiq dan hidayah): yaitu petunjuk Allah, bimbingan Allah dan pelurusan serta penguatannya.

Oleh karena itu, tujuan utama akhlak diharapkan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi pelakunya sesuai dengan ajaran Al- Qur‟an dan Hadis (Yatimin Abdullah, 2007: 4).

4. Metode dan Pendekatan Pembelajaran Akhlak

Menurut K.H Ahmad Dahlan dalam skripsi Anastasia Dansy Novitasari, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta diantaranya:

a. Metode Pembiasaan

Untuk terbiasa hidup teratur, disiplin, tolong menolong dan lainnya memerlukan latihan yang kontinue setiap hari. Begitu pula dalam menanamkan akhlak yang baik. seseorang akan mempunyai akhlak yang baik apabila sudah ditanamkan dan dibiasakan sejak dini.

Pembiasaan juga harus disertai dengan usaha membangkitkan kesadaran atau pengertian terus menerus akan maksud tingkah laku yang dibiasakan. Tujuannya supaya anak-anak merasa mudah melakukannya dan tanpa berat hati. Dalam dunia pendidikan, metode pembiasaan ini disebut metode drill atau latihan.

b. Metode Keteladanan

Metode keteladanan yaitu metode yang memberikan contoh secara langsung maupun tidak langsung kepada anak, baik berupa ucapan maupun berupa perbuatan. Dalam metode ini terdapat unsur mengajak secara tidak langsung. Orang pada umumnya lebih mudah menangkap yang konkrit atau nyata daripada yang abstrak atau tidak nyata. Dalam dunia pendidikan, metode ini sama dengan metode demonstrasi.

Dimana guru mencontohkan sikap atau perbuatan atau ucapan yang baik kepada siswa, yang pada akhirnya siswa diharapkan dapat mengikuti dan melakukan seperti yang telah dicontohkan.

c. Metode Memberi Nasihat

Metode memberi nasihat adalah metode dengan memberi penjelasakan kebenaran dan kemaslahatan dengan tujuan menghindarkan orang yang dinasihati dari bahaya serta

(11)

menunjukkannya ke jalan yang mendatangkan kebahagiaan dan manfaat. Metode ini sama dengan metode dakwah atau metode ceramah dalam dunia pendidikan. Metode dakwan atau metode ceramah ini berisi ajakan menuju kebaikan.

d. Metode Motivasi dan Intimidasi

Dalam bahasa Arab, metode motivasi dan intimidasi disebtu dengan targhib dan tarhib, yang artinya dapat membuat senang dan takut.

Adapun pendekatan yang tepat digunakan dalam pembelajaran akhlak adalah pendekatan emosional. Emosional berasal dari emosi, yaitu gejala kejiwaan dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan perasaan.

Pendekatan emosional ini sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran akhlak karena melibatkan perasaan. Pendekatan emosional adalah pendekatan yang dilakukan melalui rangsangan verbal dan non verbal serta melalui sentuhan- sentuhan emosi (perasaan). Rangsangan verbal seperti ceramah, cerita, sindiran, pujian, ejekan, berita, dialog, anjuran dan perintah. Sedangkan rangsangan non verbal bentuk perilaku berupa sikap (Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, 1997: 28).

5. Urgensi Akhlak

Akhlak merupakan garis pemisah antara yang berakhlak dan yang tidak berakhlak, juga merupakan roh Islam yang mana suatu agama tanpa adanya akhlak sama seperti jasad yang tak bernyawa. Kemudian yang paling penting dari akhlak adalah nilai yang menjamin keselamatan kita dari siksa api neraka. Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting, sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa, sebab jatuh bangunnya masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Ilmu akhlak tidak menjadi jaminan seseorang menjadi baik dan berbudi luhur, namun mempelajari akhlak dapat membuka mata hati seseorang untuk mengetahui yang baik dan yang tidak baik. orang yang baik akhlaknya, biasanya banyak memiliki teman sejawat dan sedikit musuhnya. Dalam Al-Qur‟an surat Al- Fajr ayat 27-30, Allah memberikan penghargaan kepada manusia yang sempurna imannya, niscaya sempurna pula budi pekertinya (Mahfud, 2016:

6-7).

(12)

C. Urgensi Lingkungan Masyarakat terhadap Akhlak berbahasa

Bahasa mempunyai peran yang besar dalam pembangunan, pengembangan dan pembinaan masyarakat. Bahasa menjadikan manusia makhluk yang bermasyarakat (makhluk sosial) karena bahasa digunakan sebagai alat untuk melakukan interaksi (hubungan). Bahasa termasuk aktivitas manusia, kegiatan seseorang dengan orang lain atau kelompok sosial tertentu. Bila bahasa dipakai dalam hubungan aktivitas seseorang dengan orang lain (kelompok sosial) tertentu, peristiwa itu disebut berbicara.

Sedangkan bila seseorang berbicara dengan dirinya sendiri sebagai suatu aktivitas individual disebut peristiwa berpikir.

Proses perkembangan bahasa yang baik dimulai sejak dini.

Lingkungan masyarakat mempunyai peran dan pengaruh yang tidak bisa diabaikan dalam perkembangan bahasa anak. Sebagai lingkungan dengan waktu paling lama di dalam kehidupan manusia, lingkungan masyarakat juga menjadi tempat untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan, aturan, nilai, sikap, minat dan nilai-nilai lainnya. Aturan dan kebiasaan bahasa manusia diwariskan dalam lingkungan masyarakat melalui kegiatan belajar dan mengajar. Kegiatan belajar mengajar di lingkungan masyarakat berbeda dengan kegiatan belajar di sekolah yaitu kegiatan belajar yang bebas dari pengarahan dan arahan guru. Namun, kegiatan belajar dalam lingkungan masyarakat adalah kegiatan belajar langsung. Anak-anak memperhatikan kebiasaan berbicara orang dewasa dengan meniru dan menerapkannya dalam percakapan dengan teman seusianya, bahkan dalam beberapa kesempatan anak menerapkan apa yang dipelajarinya dengan orang dewasa.

Aturan belajar di masyarakat yang bersifat langsung berbanding lurus dengan hukuman yang diterima. Jika seorang anak menggunakan atau mempunyai kebiasaan berbicara yang kurang baik, masyarakat akan secara langsung memberikan hukuman. Karena akhlak berbahasa lahir dari norma kesopanan, maka jika kebiasaan berbicara tidak sesuai dengan norma kesopanan, hukuman yang diterima dari masyarakat dapat berupa teguran,

(13)

cemoohan, bahkan bisa sampai diasingkan. Hal ini bisa terjadi karena kebiasaan itu tidak sesuai dengan aturan yang ada dalam masyarakat tersebut.

Berdasarkan hal di atas, maka lingkungan masyarakat mempunyai andil yang besar dalam membentuk kebiasaan-kebiasaan seorang anak, salah satunya kebiasaan berbicara yang akhirnya akan tercermin dari akhlak berbahasanya.

Mudahnya, apabila suatu masyarakat mempunyai akhlak berbahasa yang baik, santun, dan lemah lembut, maka anak-anak sebagai generasi penerus juga akan terbiasa mendengar dan melihat akhlak berbahasa orang dewasa yang baik, santun dan lemah lembut. Sehingga, dengan sendirinya terbentuk akhlak yang sama dalam diri anak-anak tersebut, yaitu akhlak berbahasa yang baik, santun dan lemah lembut. Jika satu generasi mempunyai akhlak berbahasa yang baik, maka generasi tersebut dapat menurunkan akhlak berbahasa yang baik pada generasi berikutnya. Pada akhirnya, apabila semua masyarakat memiliki akhlak berbahasa yang baik dan berlangsung lama serta turun temurun, akhlak berbahasa dapat menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah menuju ke arah professionalisme dan menunjang terciptanya pemerintahan yang baik ( good

The element Boron has been isolated, has had no commercial value. The hardest synthetic compound ever made was used as an abrasive. Boric acid crystallizes in might be

Bhikkhu Sariputta mendengar kabar bahwa adiknya sudah bergabung dengan Sanggha, ia lalu meminta izin dari Buddha untuk menengok Samanera Rewata, namun Buddha memintanya

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil fermentasi minuman probiotik sari buah sirsak gunung dengan penambahan starter

Mengapa peneliti fokus kepada kedua partai tersebut, karena meskipun hanya diusung serta didukung oleh dua partai politik, serta terlepas dari posisi Irwan Prayitno

Kesan-kesan buruk lain : Tiada kesan yang penting atau bahaya kritikal yang diketahui.

OS mengeluh lemas sejak 1 minggu yang lalu.Lemas disertai rasa mual..Mual dirasakan terus menerus.Mual tidak diikuti muntah.Pasien mengeluh sakit pada ulu hati sejak ±

Dengan melihat pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian tabarruj adalah keluarnya wanita yang telah berhias dari rumahnya yang dengan sengaja