• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh faktor-faktor yang penting antara lain adalah jenis-jenis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh faktor-faktor yang penting antara lain adalah jenis-jenis"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat memerlukan interaksi sosial akibat adanya kebutuhan komoditas atau jasa lain yang menimbulkan suatu perjalanan dan akhirnya memerlukan suatu sarana yang dapat mempermudah untuk melakukan perjalanan tersebut. Jumlah permintaan perjalanan ketempat tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang penting antara lain adalah jenis-jenis kegiatan yang dapat dilakukan ditempat tersebut atau tingkat pencapaian tujuan perjalanan itu seperti biaya, karakteristik alat transportasi, populasi penduduk pada tempat asal, penghasilan, kegiatan utama yang biasa dilakukan.

Transportasi merupakan unsur yang sangat penting dan berfungsi sebagai uratnadi kehidupan dan perkembangan ekonomi, sosial politik dan mobilitas penduduk yang tumbuh bersamaan dan mengikuti perkembangan yang terjadi dalam berbagai bidang dan sektor, ini berarti transportasi berfungsi positif sebagai penghubung antar wilayah sehingga tercipta aksebilitas subsektor paling dekat yang langsung berhubungan dengan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi daerah perkotaan, transportasi memegang peranan yang menentukan. Kota yang teratur dan dikelola dengan baik antara lain ditandai dengan melihat kondisi transportasinya.Pelayanan transportasi yang aman

1

(2)

dan lancar, selain mencerminkan keteraturan kota, juga mencerminkan kelancaran kegiatan perekonomian kota.

Kota Makassar sebagai sentral untuk kawasan Indonesia bagian timur, merupakan kota dengan kepadatan penduduk 2,8 juta jiwa sehingga menyebabkan arus perputaran kendaraan tinggi. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab meningkatnya kebutuhan masyarakat kota akan kendaraan angkutan umum. Peran angkutan kota sangat besar dalam menunjang mobilitas warga Kota Makassar untuk melakukan aktivitasnya.

Kebutuhan angkutan kota penduduk di dalam wilayah Kota Makassar dilayani oleh angkutan kota jenis mobil Dalam upaya memberikan pelayanan kepada pengguna jasa angkutan kota, saat ini pelayanan angkutan kota yang terbagi dalam beberapa trayek rute dimana pada semua rute menjadikan pusat kota sebagai tujuan akhir, karena kawasan pusat kota merupakan pusat kegiatan perdagangan dan jasa serta perkantoran.

Kebutuhan akan pelayanan transportasi orang pada daerah perkotaan biasanya dilayani oleh angkutan umum.angkutan kota yang dimaksud oleh penulis adalah angkutan umum mobil mikrolet yang biasa juga disebut angkutan kota. Angkutan kota yang kemudian disebut dengan istilah angkot sudah menjadi kebutuhan utama dalam mendukung kehidupan sehari-hari bagi sebagian besar masyarakat di kota Makassar. Angkutan kota mempunyai peranan penting dalam mendukung aktivitas dan mobilitas penduduk sehari-hari di suatu perkotaan.

(3)

Setijowarno dan Frazila (2001) menyebutkan bahwa angkutan kota adalah angkutan dari satu tempat ke tempat yang lain dalam satu wilayah kota yang menggunakan mobil, bus umum/mobil penumpang umum yang terikat pada trayek tetap dan teratur. Untuk menampung permintaan agar terjangkau oleh pelayanan umum, maka jaringan rute angkutan umum ditentukan oleh pola atau tata guna lahan.

Tingginya mobilitas manusia dari satu tempat ke tempat yang lain menyebabkan sektor transportasi memegang peranan yang sangat penting di dalam kehidupan kota. Hal ini dikarenakan transportasi sebagai salah satu kebutuhan manusia untuk memindahkan orang atau barang dari tempat asal ke tempat tujuan, seperti dari rumah ke kampus, ke tempat pertemuan, ke sekolah, ke pasar dan sebagainya.Sebagian besar masyarakat pengguna transportasi adalah mahasiswa, pelajar, pedagang, karyawan/pegawai dan sebagainya. Alat transportasi yang digunakan para pemakai jasa tersebut ada dimiliki sendiri, berupa kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat, tetapi ada pula yang tidak memilikinya sehingga harus menggunakan angkutan penumpang dengan angkutan umum.

Universitas muhammadiyah Makassarsalah satu di Indonesia bagian timur menyebabkan tidak terlepas dari jumlah kebutuhan angkutan kotayang juga semakin meningkat.Mahasiswa juga sangat membutuhkan angkutan kota untuk keperluan perjalanan dari rumah ke kampus maupun sebaliknya.Menurut Koperasi Angkutan Mahasiswa dan Umum jumlah mobil angkutan umum yang terdaftar beroperasi sebanyak 721. Berikut

(4)

jumlah mobil angkutan umum yang beroperasi di sepanjang jalan yang terdaftar dengan jalur-jalur yang mereka pergunakan.

Berdasarkan latar belakang di atas,maka penulis tertarik untuk membahas ‖Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan angkutan kota di makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan pokok permasalahannya:

1. Apakah ada pengaruh tarif angkutan kepemilikan kendaraan pribadi terhadap pendapatan angkutan kota di makassar?

2. Apakah jumlah penduduk berpengaruh terhadap pendapatan angkutan kota di makassar?

3. Apakah jalur angkutan berpengaruh terhadap pendapatan angkutan kota di makassar?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tarif angkutankepemilikan kendaraan pribadi terhadap pendapatan angkutan kota di makassar.

2. Untuk mengetahui jumlah penduduk yang berpengaruh terhadap pendapatan angkutan kota di makassar.

3. Untuk mengetahui kondisi jalur angkutan terhadap pendapatan angkutan kota di makassar.

(5)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini,yaitu :

1. Menjadi landasan dalam menganalisis masalah kondisi sosial ekonomi sopir angkutan kota.

2. Sebagai bahan bacaan yang dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca.

3. Sebagai referensi dalam melakukan penelitian lebih lanjut bagi mahasiswa ataupun pihak lain yang relatif terhadap masalah pendaptan.

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Transportasi

Transportasi secara umum (Dinas Perhubungan,1997) dapat diartikan sebagai kegiatan perpindahan barang dan atau manusia dari tempat asal ke tempat tujuan membentuk suatu hubungan yang terdiri dari tiga bagian yaitu: ada muatan yang diangkut, tersedianya sarana sebagai alat angkut, dan tersedianya prasarana jalan yang dilalui. Proses transportasi merupakan gerakan dari tempat asal pengangkutan dimulai ke tempat tujuankemana kegiatan pengangkutan diakhiri. Proses transportasi tercipta akibat perbedaan kebutuhan antara manusia satu dengan yang lain, antara satu tempat dengan tempat yang lain, yang bersifat kualitatif dan mempunyai ciri berbeda sebagai fungsi dari waktu, tujuan perjalanan, jenis yang diangkut, dan lain-lain. Fungsi transportasi adalah untuk menggerakkan atau memindahkan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan sistem tertentu untuk tujuan tertentu.

Transportasi dilakukan karena nilai dari orang atau barang yang diangkut akan menjadi lebih tinggi di tempat lain (tujuan) dibandingkan di tempat asal. (Morlok, 1995).

Kegiatan pengangkutan selalu melibatkan banyak lembaga karena fungsi dan peranan masing-masing tidak mungkin seluruhnya ditangani oleh satu lembaga saja. Karena demikian banyak pihak dan lembaga yang

6

(7)

bersangkutan paut, maka diperlukan suatu sistem untuk menangani masalah pengangkutan, (Nasution, 2004).

Pelaksanaan kegiatan transportasi adalah suatu perpindahan barang atau manusia dari satu tempat ke tempat lain, yang mana dalam hal ini mengisyaratkan adanya suatu pergerakan dari satu tempat ke tempat lainnya dalam rangka memperoleh kebutuhan yang hendak dicapainya pada tempat tujuan. Sistem transportasi secara menyeluruh masing-masing saling terkait dan saling mempengaruhi.Sistem transportasi tersebut terdiri dari sistem kegiatan, sistem jaringan prasarana transportasi, sistem pergerkan lalu lintas, dan sistem kelembagaan (Tamin, 2000).

Setiap kegiatan transportasi atau pergerakan dan memiliki kaitannya atau interaksi dengan penggunaan tata guna lahan, interaksi antara kedua sektor ini saling berkaitan dan dipengaruhi oleh beberapa aspek kepentingan yang terkandung didalamnya. Dimana setiap perubahan tata guna lahan akan berdampak pada kegiatan transportasi yang ada, begitu pula sebaliknya.

Transportasi merupakan suatu jasa yang diberikan, guna menolong orang- orang, dan barang untuk dibawa dari suatu tempat ke tempat lainnya.Dengan demikian transportasi dapat diberi definisi sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya.Kegiatan transportasi ini membutuhkan tempat yang disebut dengan prasarana transportasi.Ciri utama transportasi adalah melayani pengguna bukan berupa barang, atau komoditas.Sistem

(8)

transportasi diusahakan memberikan suatu transportasi yang aman, cepat, dan murah.

Transportasi secara umum berfungsi sebagai katalisator dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah antara pusat kota dengan wilayah daerah pinggiran kota. Infrastruktur transportasi mencakup transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara didalam program pembangunan di Kota Makassar. Pada umumnya infrastruktur transportasi mengemban fungsi pelayanan publik dan misi pembangunan di Kota Makassar dan di sisi lain sebagai tujuan untuk mendukung perwujudan masyarakat dalam lalu lintas perekonomian barang, jasa, dan manusia.

Pembangunan transportasi diharapkan dapat menunjang kesejahteraan masyarakat yang disediakan melalui ketersediaan infrastruktur transportasi yang akan menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan. Demikian pula dengan adanya pemerataan transportasi secara adil dan merata di dalam wilayah Kota Makassar, maka masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pelayanan jasa transportasi secara mudah dan terjangkau.Secara umum kendala yang dihadapi sektor transportasi meliputi aspek kapasitas, kondisi, jumlah, kuantitas prasarana dan sarana fisik, teknologi, sumber pembiayaan, operasi, dan pemeliharaan.

Kebutuhan akan sarana transportasi dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan akibat semakin banyaknya kegiatan-kegiatan yang

(9)

membutuhkan jasa transportasi, sehingga bertambah pula intensitas pergerakan lalu lintas antar kota. Kinerja pelayanan jasa angkutan kota dapat dilihat dari efektifitas dan efesiensinya suatu pengoperasian angkutan kota.

Penilaian kriteria efektif biasanya diberikan kepada modal angkutan sedangkan kriteria efisien diberikan kepada aspek penumpang.

Retribusi izin trayek merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khususnya disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi dan atau badan. Dalam hal ini, retribusi yang dibayarkan atas izin yang diberikan Pemerintah Kota Makassar untuk beroperasi di jalan-jalan Kota Makassar. Berdasarkan keputusan Walikota Makassar No.03 Tahun 2002 tentang penetapan kembali cara pemberian izin dalam Kota Makassar dan keputusan Walikota Makassar Nomor 21 tahun 2002. Retribusi izin trayek diatur oleh Perda Nomor 14 Tahun 2002 dan bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Kota Makassar.

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerjaadalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha. Dalam penyerapantenaga kerja ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang digunakan dalam melaksanakan proses produksi. Dalam proses produksi tenaga kerja memperoleh pendapatan sebagai balas jasa dari usaha yang telah dilakukannya yakni upah. Maka

(10)

pengertian permintaan tenaga kerja adalah tenaga kerja yang diminta oleh pengusaha pada berbagai tingkat upah (Boediono, 1984).

Menurut (Ehrenberg, 1998) menyatakan apabila terdapat kenaikan tingkat upah rata-rata, maka akan diikuti oleh turunnya jumlah tenaga kerja yang diminta, berartiakan terjadi pengangguran. Atau kalau dibalik, dengan turunnya tingkat upah rata-rataakan diikuti oleh meningkatnya kesempatan kerja, sehingga dapat dikatakan bahwakesempatan kerja mempunyai hubungan terbalik dengan tingkat upah. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Kuncoro (2001), di mana kuantitas tenaga kerja yang diminta akan menurun sebagai akibat dari kenaikan upah. Apabila tingkat upah naik sedangkan harga input lain tetap, berarti harga tenaga kerja relatif lebih mahal dari input lain. Situasi ini mendorong pengusaha untuk mengurangi penggunaan tenaga kerja yang relatif mahal dengan input-input lain yang harga relatifnya lebih murah guna mempertahankan keuntungan yang maksimum.

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha yang nantinya bisa mendatangkan keuntungan bagi masing- masing orang. Pada jasa angkutan kota, tentu saja dalam hal penyerapan tenaga kerja lebih banyak menyerap tenaga kerja, hal ini terbukti dengan banyaknya angkutan kota yang beroperasi di jalanan ibu kota. Sehingga

(11)

mendatangkan banyak keuntungan bagi banyak orang, khususnya masyarakat kecil, atau kurang mampu.

B. Teori tentang Transportasi dan Jenis Moda Transportasi

Teori Lokasi Biaya Minimum Weber Alfred Weber seorang ahli ekonomi Jerman menyatakan bahwa lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja dimana penjumlahan keduanya harus minimum. Tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum.

Menurut Weber, biaya transportasi merupakan faktor pertama dalam menentukan lokasi, sedangkan kedua faktor lainnya merupakan faktor yang dapat memodifikasilokasi. Titik terendah biaya transportasi menunjukkan biaya minimum untuk angkutan bahan baku dan distribusi hasil produksi.

Teori Lokasi Pendekatan Pasar Losch August Losch mengatakan bahwa lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat garapnya, makin jauh daripasar maka konsumen makin enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjualan (pasar) semakin mahal.Produsen harus memilih lokasi yang mengasilkan penjualan terbesar yang identik dengan penerimaan terbesar.

Dari segi barang yang diangkut, transportasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut,angkutanpenumpang (passanger), angkutan barang (goods),angkutan pos (mail). Dari sudut geografis, transportasi dapat dibagi

(12)

sebagai berikut: angkutan antarbenua,misalnyadari Asia keAmerika,angkutan antarkontinental, misalnya dari Perancis ke Swiss dan seterusnya sampai ke Timur Tengah, angkutan antarpulau, misalnya dari Sumatera ke Jawa, angkutan antarkota, misalnya dari Jakarta ke Bandung, angkutan antardaerah, misalnya dari Jawa Barat ke Jawa Timur, dan angkutan di dalam kota, misalnya angkutan kota. Dari sudut teknis dan alat angkutannya, transportasi dapat dibagi sebagai berikut.

Angkutan jalan raya atau highway transportation (road transportation), misalnya pengangkutan dengan menggunakan truk, bus, dan

sedan, angkutan rel (rail transportation), misalnya kereta api, trem listrik, dan sebagainya, angkutan melalui air di pedalaman (inland transportation), misalnya sungai, kanal, danau, dan sebagainya, angkutan pipa (pipe line transportation), misalnya minyak tanah, bensin, dan air minum, angkutan

laut atau samudera (ocean transportation), yaitu angkutan dengan menggunakan kapal laut yang mengarungi samudera, dan angkutan udara (transportation by air atau air transportatioan),yaitu pengangkutan dengan menggunakan kapal terbang yang melalui jalan udara.

C. Teori Tentang Sopir

Sopir adalah orang yang mengemudikan kendaraan bermobil (dalam penjelasan pasal 18 UU NO. 14/1992).Sedangkan sopir menurut peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 thn 1993 dalam ketentuan umum

(13)

pasal I ayat12 adalah orang yang mengemudikan kendaraan bermobil atau yang secara langsung mengawasi calon pengemudi.yang sedang belajarmengemudikan kendaraan bermobil (dalam penjelasan pasal 18 UU NO. 44/1992).

Sopir angkutan adalah orang yang menyediakan jasa angkutan penumpang, barang dan ternak dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat angkutan bermotor yang mendapatkan imbalan jasa, baik itu berupa mobil pete-pete,truk maupun bus.

Dalam menjalankan kendaraan bermobil. setiap sopir atau pengemudi kendaraan wajib memiliki surat izin mengemudi (SIM), demikian penegasan pasal 18 ayat 1 UU No 14 Tahun 1992 yang dalam penjelasannya dinyatakan hal berikut."Sopir adalah orang yang mengemudikan kendaraan.SIM diberikan kepada orang yang namanya tercantum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan merupakan tanda bukti kecakapan sopir untuk mengemudikan kendaraan bermobil dijalan dan dapat digunakan sebagai identitas sopir.

Untuk mendapatkan SIM pertama kali pada setiap golongan, calon sopir wajib mengikuti ujian mengemudi.setelah memperoleh pendidikan dan latihan mengemudi.Ketentuan sebagaimana dimaksud diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.demikian penegasan pasal 19 ayaat ldan ayat 2 yang dalam penjelasannya terutama ayat 1 dinyatakan hal berikut.

Ujian kemampuan mengemudi disamping meliputi pengetahuan dan keterampilan, juga meliputi: sikap mental pengemudi yang merupakan

(14)

salah-satu pertimbangan pokok didalam pemberian SIM. Kemampuan mengemudi dapat diperoleh melalui pendidikan mengemudi.dengan maksud agar seorang calon pengemudi memenuhi persyaratan tersebut.

Berdasarkan penjelasan undang-undang lalu-lintas yaitu: Sopir angkutan mikrolet adalah orang yang pekerjaannya mengemudikan atau menjalankan kendaraan bermotor dalam arti mobil atau kendaraan mikrolet yang di sediakan dan dipergunakan untuk umum dengan dipungut biaya atau bayaran.

D. Karakteristik dan Pola Aktivitas Angkutan Kota

Angkutan kota beroperasi menurut trayek kota yang sudah ditentukan. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No 68 tahun 1993, trayek kota seluruhnya berada dalam suatu wilayah Kota. Menurut Setijowarno dan Frazila (2001), trayek pelayanan angkutan kota dipengaruhi oleh data perjalanan, penduduk, dan penyebarannya, serta kondisi fisik daerah yang akan dilayani oleh angkutan kota. Sebagai angkutan kota, pelayanan angkutan kota dalam mengangkut penumpang dibagi dalam 3 (tiga) aktivitas operasional (Wells, 1975), yaitu:

1. Kolektor, dari wilayah permukiman yang tersebar luas dan/atau tempat kerja dan tempat perbelanjaan. Karakteristik operasinya sering berhenti untuk menaikturunkan penumpang, berpenetrasi ke kawasan perumahan.

2. Line Haul, antara wilayah permukiman dan tempat kerja dan tempat perbelanjaan (dari kota ke kota). Karakteristik operasinya bergerak

(15)

dengan kecepatan yang tinggi dan jarang berhenti. Karena melakukanperhentian di tengah-tengah operasi maka daya tarik dan efektifitas operasinya akan berkurang, meskipun tentu saja beberapa perhentian yang penting tetap dilakukan.

3. Distribusi, ke tempat kerja dan tempat perbelanjaan dan/atau wilayah permukiman. Karakteristik operasinya melakukan perhentian tetapi tidak terlalu sering.

Pola pergerakan yang terdapat pada setiap kota tidaklah sama antar satu dengan lainnya, hal ini ini karena adanya perbedaan pola dalam pemanfaatan tata guna lahan dan bentuk kota. Perbedaan aktivitas yang dilakukan padaatau atas tata guna lahan sangat berpengaruh terhadap tarikan akan permintaan dan kebutuhan masyarakat terhadap sarana angkutan kota.

E. Permintaan Jasa Angkutan Kota

Jasa angkutan kota merupakan bagian dari suatu sistem transportasi kota. Tingkatkebutuhan angkutan kota erat kaitannya dengan pola pergerakan atau penyebaran perjalanan (trip distribusi) pengguna jasa angkutan kota (penumpang). Kecenderungan masyarakat kotamenggunakan kendaraan pribadi dalam mengadakan perjalanan pada tingkat-tingkat tertentu dapat menimbulkan masalah transportasi yang memerlukan penyelesaian. Salah satu cara menurunkan tingkat penggunaan kendaraan pribadi adalah meningkatkan sistem pelayanan angkutan kota, sehingga pemakai kendaraan pribadi berkenan menggunakan jasa angkutan kota.

Struktur Perekonomian sebuah kota yang relatif maju ditandai dengan

(16)

semakin besarnya peran sektor jasa dalam menopang perekonomian kota tersebut, sehingga diharapkan peran sektor tersebut akan terus mendominasi dalam memberikan kontribusi nilai tambah terhadap perekonomian.

Jadi intinya adalah pembangunan ekonomi membutuhkan jasa angkutan yang cukup memadai.Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat diharapkan tercapainya hasil yang memuaskandalamusaha pengembanganekonomi dari suatu negara.Untuk tiap tingkatan perkembangan ekonomi dari suatu negara diperlukan kapasitas angkutan yang optimum.Namun perlu diperhatikan bahwa penentuan kapasitas termaksud dan tingkatkan investasi tidak merupakan hal yang mudah. Kenyataan menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkatan dari kegiatan ekonomi dengan kebutuhan menyeluruh akan angkutan, dengan lain perkataan kalau aktivitas ekonomi meningkat maka kebutuhan akan angkutan meningkat pula. Kebutuhan akan pergerakan bersifat sebagai kebutuhan turunan (derived demand), yang diartikan sebagai permintaan yang timbul karena adanya permintaan akan barang atau jasa lain (Morlok, 1995).

Pada dasarnya permintaan jasa angkutan kota diturunkan dari:

Kebutuhan seseorang untuk berjalan dari suatu lokasi ke lokasi lainnya untuk melakukan suatu kegiatan (misalnya bekerja, berbelanja): Permintaan akan jasa angkutan kota tertentu agar tersedia di tempat yang diinginkan.

Permintaan akan jasa angkutan kota akan terjadi apabila antara dua atau

(17)

lebih tempat terdapat perbedaan kegunaan marjinal terhadap suatu barang, yang satu tinggi dan yang lain rendah (Nasution, 2004).

Beberapa sifat khusus yang membedakan permintaan akan jasa angkutan kota dengan permintaan terhadap barang lainnya, yaitu sebagai berikut: Derived demand, permintaan akan jasa angkutan kota merupakan suatu permintaan yang bersifat turunan; Permintaan akan jasa angkutan kota pada dasarnya adalah seketika atau tidak mudah untuk digeser atau ditunda dan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi waktu,Permintaan akan jasa angkutan kota sangat dipengaruhi oleh elastisitas pendapatan, Jasa transport adalah jasa campuran (product mixed). Oleh karena itu, permintaan atau pemilihan pemakai jasa angkutan (users) akan jenis jasa angkutan kota sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut,Sifat-sifat dari muatan (physical characteristics), Biaya transport,Tarif transport, Pendapatan pemakai jasa angkutan (users), Kecepatan angkutan, Kualitas pelayanan yang memuaskan bagi banyak orang.

Pada dasarnya, permintaan akan jasa angkutan kota dipengaruhi oleh harga jasa angkutan itu sendiri. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jasa angkutan kota adalah sebagai berikut, Harga jasa angkutan kota terhadap permintaan ditentukanoleh, tujuan perjalanan, cara pembayaran, pertimbangan tenggang waktu, dan tingkat absolute dari perubahan harga, Tingkat pendapatan, Citra atau image terhadap perusahaan atau moda transportasi tertentu.

(18)

F. Kebutuhan terhadap Angkutan Kota

Karakteristik akan kebutuhan terhadap angkutan umum bagi setiap individu sangat berbeda, dimana hal ini dipengaruhi oleh karateristik pola penggunaan lahan. Karakteristik penduduk ini berawal dari adanya perbandingan antara kelompok masyarakat Choice dan Captive yang pada akhirnya akan menentukan banyaknya model dan rute angkutan yang akan dilaluinya.

G. Prasarana Jalan

Secara umum kondisi jaringan jalan di wilayah Kota Makassar beberapa tahun terakhir ini terjadi peningkatan kuantitas dan kualitasnya, tetapi di sisi lain untuk mempertahankan kondisi fisiknya memerlukan biaya yang besar dari segi pemeliharaan dari jalan tersebut. Hal ini sangat menjadi beban biaya yang harus dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Makassar. Di dalam jaringan jalan di wilayah Kota Makassar terdapat kewenangan penanganannya yaitu terdiri, jalan nasional, jalan propinsi, dan jalan kota dalam Kota Makassar. Dari ketiga kewenangan tersebut jalan di dalam Kota Makassar atau jalan lokal yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Makassar adalah yang terbesar, sehingga diperlukan dana pembangunan, peningkatan, dan pemeliharaan dari jalan tersebut. Masalah lainnya adalah tingkat kerusakan jalan akibat kualitas jalan/beban jalan yang ada tidak sesuai dengan beban kendaraan yang melalui jalan tersebut, sehingga berakibat rusaknya jalan sebelum umur teknis jalan tersebut

(19)

tercapai.Prasarana jalan merupakan proses yang tidak bisa dilepaskan dalam sektor transportasi, karena fungsinya sebagai penunjang sarana dan prasarana.

1. Pengaruh Retribusi Angkutan Kota

Sebagaimana dijelaskan pada sebelumnya, bahwa pelaksanaan retribusi angkutan kota menciptakan terjadinya penyerapan tenaga kerja.

Dan sistem penyerapan tenaga kerja di bidang transportasi yang pada umumnya diatur oleh Pemerintah yang berfungsi untuk memperlancar segala kegiatan ekonomi, sehingga tidak ada keterbatasan dalam bidang transportasi untuk menciptakan terjadinya penyerapan tenaga kerja.

Namun demikian tenaga kerja perlu dibekali dengan pengetahuan teori dan praktek sebagai modal utama dalam mengendalikan usaha karena tanpa didukung dengan kemampuan tersebut, maka setiap pekerjaan yang diberikan tidak dapat dilaksanakan dengan sempurna dan berhasil dengan baik. Oleh karena itu perlu adanya tanggung jawab dari masing-masing sopir angkutan kota. Pemanfaatan tenaga kerja di dalam jasa angkutan kota, pada dasarnya tetap bertitik tolak pada luasnya suatu kegiatan yang dikembangkan atau pengguna tenaga kerja harus disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga dapat mengurangi beban, terutama pembiayaan tenaga kerja. Namun, yang menjadi persoalan dalam hal ini sebenarnya adalah bagaimana menampung atau memberi kesempatan untuk bekerja pada

(20)

tenaga kerja yang ada, sehingga tingkat pengangguran dapat sedikit berkurang jumlahnya.

Retribusi merupakan Pungutan Daerah sebagai Pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khususnya disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang Pribadi dan/atau Badan.

Dalam hal ini, retribusi yang dibayarkan atas izin yang diberikan Pemerintah Kota Makassar untuk beroperasi di jalan-jalan kota Makassar serta retribusi terhadap penggunaan terminal. Menurut Perda Kota Makassar No. 14 Tahun 2002, tata cara penagihan retribusi adalah sebagai berikut: Pasal 6 ayat (1):

Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan, Pasal 7 ayat (1): Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai/lunas. Sedangkan, beberapa jenis retribusi yang dikenakan terhadap pengoperasian suatu angkutan kota meliputi: Retribusi pengujian kendaraan pertama kali sebesar Rp.

90.000/kendaraan, Pengujian berkala perpanjangan sebesar Rp.

50.000/kendaraan/6 bulan, Penilaian kondisi teknis kendaraan sebesar Rp.

50.000/kendaraan, Retribusi Izin Usaha Angkutan (IUA) penumpang dan barang sebesar Rp. 1.500.000 tiap perusahaan selama usaha, Retribusi izin trayek angkutan sebesar Rp. 150.000/kendaraan/5 tahun, dan Retribusi pelayanan jasa terminal penumpang sebesar Rp. 1.500/hari/terminal.

Pengujian berkala dikenakan setiap 6 bulan dan setiap pengujian mendapatkan tanda stiker yang ditempelkan di bagian samping badan mobil angkot.Selain retribusi resmi dari Pemerintah, ada juga retribusi yang dibayarkan kepada organisasi angkot (Organda) yang diwakili setiap

(21)

Koperasi Angkutan Kota Makassar.Besarannya ditentukan oleh setiap koperasi yang berbeda-beda sesuai trayeknya masing-masing.

2. Pengaruh Panjang Jalan Kota Makassar

Pengaruh panjang jalan di Kota Makassar terhadap penyerapan tenaga kerja menunjukkan pengaruh yang positif, itu terbukti apabila kondisi jalan di Kota Makassar baik, maka akan terjadi peningkatan pada jasa angkutan kota yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja di dalamnya.

H. Perbandingan Angkutan Kota

Angkutan kota pete-pete merupakan angkutan kota yang relatif murah bila dibandingkan dengan angkutan kota yang lain misalnya taksi.

Taksi merupakan angkutan kota yang fasilitasnya sangat memuaskan tetapi harga tarifnya relatif mahal ditentukan melalui argo, sedangkan pete-pete harga tarifnya relatif murah dan ditentukan melalui kesepakatan antara pihak sopir dan pihak penumpang.

Dalam hal ini bagi orang yang berpendapatan tinggi pasti lebih memilih taksi untuk melakukan segala aktifitasnya, sebaliknya bagi orang yang berpendapatan rendah akan lebih memilih pete-pete dalam menjalankan aktifitasnya.

(22)

I. Penelitian Terdahulu

Raina Dwi Riyanto ( tahun 2002 ) meneliti tentang ―Segmentasi Pasar dan Elastisitas Permintaaan Angkutan kota (Studi Kasus Bus Perkotaan Yogyakarta) ―(2002).Menyatakan bahwa segmen pasar angkutan umum bus perkotaan di Yogyakarta adalah pelajar dan mahasiswa yang berusia 16-25 tahun ditambah pekerja berusia 25-40 tahun.Dan kebanyakan berpendapatan di bawah satu juta rupiah setiap bulan dan tidak memiliki kendaraan sendiri.Elastisitas permintaan terhadap tarif bersifat elastis, sementara terhadap waktu perjalanan, frekuensi, kebersihan, dan keterawatan, bus berhenti, bersifat tidak elastis. Ini menunjukkan dalam menggunakan bus perkotaan, pengguna lebih mempertimbangkan tarif dibanding atribut pelayanan yang lain. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik stated preference dan variabel yang digunakan adalah: Tarif, Waktu Perjalanan, Frekuensinya Bus, Kebersihan, dan Keterawatan Bus tersebut.

Doddy Hendra Wijaya (2004) meneliti tentang Analisis ―Ekonomi Tentang Pengembangan Sarana Angkutan Kota Penumpang di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang (Studi kasus pada Bus kota trayek Terboyo- Gunungpati)‖.Menyatakanbahwa antara kebutuhan dan ketersediaan Bus Umum TrayekTerboyo-Gunungpati, dengan menggunakan analisis kebutuhan dan ketersediaan angkutan umum, tidak terjadi keseimbangan

(23)

antara kebutuhan dan ketersediaan Bus Umum Trayek Terboyo-Gunungpati.

Sedangkan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan angkutan penumpang bus umum digunakan analisis regresi logistik dengan variabel bebas: keselamatan, kenyamanan, efektifitas, efisiensi, pelayanan, dan kondisi fisik kendaraan.

Paulus Raga ( tahun 2004 ) Dalam penelitiannya, yang berjudul ― Kajian Kinerja Pelayanan Transportasi ― (2004), menyatakan bahwa kinerja pelayanan untuk masing-masing moda transportasi perlu diperbaiki atau ditingkatkan terutama untuk moda transportasi jalan rel khususnya untuk kelas ekonomi, baik pada sebelum keberangkatan, selama dalam perjalanan dan pada stasiun tujuan penumpang. Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan diagram kartesius, yang akan menghasilkan perbandingan antara nilai harapan (importance) pengguna jasa dengan kinerja (performance) yang diberikan oleh penyedia jasa.

(24)

J. Kerangka pikir

Berdasarkan teori yang dikemukakan di atas,maka pengembangan kerangka pikir dapat dilihat seperti di bawah ini:

TARIF ANGKUTAN (X1)

JALUR ANGKUTAN KOTA (X3)

PENDAPATAN ANGKUTAN KOTA (Y)

JUMLAH PENDUDUK (X2)

(25)

K. Hipotesis

Berdasarkan masalah pokok yang telah disebutkan sebelumnya, maka yang menjadi menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Diduga ada pengaruh tarif angkutan kepemilikan kendaraan pribadi terhadap pendapatan angkutan kota di makassar.

2. Diduga ada pengaruhjamlah penduduk terhadappendapatan angkutan kota di makassar.

3. Diduga ada pengaruh jalur angkutan terhadap pendapatan angkutan kota di makassar.

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Tempat Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini direncanakan di PD.Terminal Makassar Metro.Waktu penelitiannya adalah 2 bulan yaitudari bulan April sampai dengan bulan Mei 2014.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian pustaka(library research)

Penelitian pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik.

2. Wawancara (Field Research)

Wawancara yaitu mengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada

26

(27)

responden dicatat atau direkam dengan alat perekam, dan jawaban- jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder).

Metode wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yang umum digunakan untuk mendapatkan data berupa keterangan lisan dari suatu narasumber atau responden tertentu.Data yang dihasilkan dari wawancara dapat dikategorikan sebagai sumber primer karena didapatkan langsung dari sumber pertama. Proses wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber atau responden tertentu.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara tersebut biasanya telah terstruktur secara sistematis agar didapatkan hasil wawancara yang lebih spesifik dan terperinci.Walaupun adakalanya wawancara berlangsung tidak terstruktur atau terbuka sehingga menjadi sebuah diskusi yang lebih bebas.Dalam kasus ini tujuan pewawancara mungkin berkisar pada sekedar memfasilitasi narasumber atau responden untuk berbicara.

3. Observasi

Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.Teknik observasi merupakan metode pengumpulan data dengan mengamati langsung di lapangan. Proses ini

(28)

berlangsung dengan pengamatan yang meliputi: melihat, merekam, menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian.

Observasi bisa dikatakan merupakan kegiatan yang meliputi pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan.Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, peneliti mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin.Tahap selanjutnya peneliti harus melakukan observasi yang terfokus, yaitu mulai menyempitkan data atau informasi yang diperlukan sehingga peneliti dapat menemukan pola-pola perilaku dan hubungan yang terus menerus terjadi.Jika hal itu sudah diketemukan, maka peneliti dapat menemukan tema-tema yang akan diteliti.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini meliputi:

a. Data kualitatif yaitu data yang di peroleh dari perusahaan dalam bentuk informasi, baik secara lisan maupun tertulis.

b. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi:

a. Data primer yaitu data yang bersumber dari hasil observasi dan wawancara langsung serta kuesioner dengan responden.

(29)

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh berupa laporan-laporan diluar perusahaan,bacaan keputusan, dan bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan penelitian ini.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah beberapa sopir angkutan kota pada Terminal Mallengkeri Makassar.

2. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non-probality sampling, dengan menggunakan metode sampling beberapa dimana beberapa sopir angkutan kota digunakan sebagai sampel, dalam penelitian ini digunakan beberapa sampel yaitu berjumlah 50 sopir angkutan kota. Karena populasi besar, maka penulis mengambil beberapa sampel dari angkutan kota untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan angkutan kota di Makassar.

(30)

E. Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini menggunakan model analisis regresi linear berganda.Rumus regresi bergandaadalah:

Y = a + b1X1 +b2X2+b3X3

Keterangan:

Y=Pendapatan Angkutan Kota a = Konstanta

b1= Koefisien regresi X1 = Tarif

b2 =Koefisien regresi X2 = Jumlah penduduk b3 = Koefisien regresi X3 = Jalur angkutan kota

(31)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PD.Terminal Makassar metro 1. Dasar hukum

Secara umum pengelolaan perusahaan daerah terminal makassar metro didasarkan pada beberapa peraturan dan undang-undang sebagai berikut:

a. Undang-undang nomor 5 tahun 1962 tentang perusahaan daerah (lembaran negara republik indonesia tahun 1962 nomor 10, tambahan lembaga negara republik indonesia.

b. Peraturan daerah kota makassar nomor 16 tahun 1999 tentang pendirian perusahaan daerah terminal makassar metro (lembaran daerah kota makassar nomor 16 tahun 1999 Seri D Nomor 3) . sebagaimana telah diubah dengan peraturan daerah kota makassar nomor 14 tahun 2006).

c. Peraturan daerah kota makassar nomor 16 tahun 2006 tentang pengelolaan terminal penumpang (lembaran daerah kota makassar nomor 15 2006).

d. Peraturan daerah kota makassar nomor 13 tahun 2000 tentang ketentuan –ketentuan pokok badan pengawasan, direksi dan kepegawaian perusahaan daerah terminal makassar metro kota makassar.

e. Keputusan walikota makassar nomor 7039 tahun 1999 tentang organisasi dan tata kerja PD. Terminal makassar metro.

f. Undang-undang nomor 23 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

31

(32)

2. Gambaran Umum

Perusahaan daerah terminal makassar metro berada dalam wilayah kota makassar tepatnya jalan porosmallengkeri. Kelurahan mangasa kecamatan tamalate kota makassar. Perusahaan daerah terminal makassar metro dipimpin oleh seorang Direktur Utama (Dirut), dan dibantu oleh seorang Direktur umum dan Direktur operasional.

Berikut ini secara umum gambaran PD.Terminal Makassar Metro:

a. Kondisi karyawan dan karyawati

Jumlah karyawan dan karyawan PD.Terminal Makassar Metro seluruhnya adalah 110 orang. Dengan kualifikasi pendidikan sebagai berikut:

a. Pasca sarjana (S2) : 1 Orang b. Sarjana strata satu : 31 Orang c. Sarjana Diploma Tiga(3) : 3 Orang d. Sarjan Diploma Dua(2) : 1 Orang e. SMA dan sederajat : 67 Orang f. SLTP atau sederajat : 6 Orang g. SD atau sederajat : 5 Orang

Sedangkan karyawan dan karyawati menurut jenis kelamin berjumlah:

a. Laki-laki : 93 Orang b. Perempuan : 16 Orang b. Kondisi sarana dan prasarana

Luas terminal regional mallengkeri 12.000 M (12 Hektare) dalam kompleks tersebut,prasarana yang tersedia adalah:

(33)

a. Gedung kantor terdiri dari kantor di mallengkeri dan daya b. Gedung terminal penumpang terdiri dari terminal regional

Mallengkeri dan terminal daya

c. Pelataran parkir terdiri dari pelataran parkir AKDP, AKAP pemberangkatan dan kedatangan.

d. Kios/loket terdapat 29 lods namun yang terpakai 24 lods.

e. Penginapan,namun belum berfungsi.

f. Mesjid ada 2 unit masing-masing di terminal regional mallengkeri dan terminal daya.

g. MCK(mandi,cuci,kakus) sebanyak 6 unit masing-masing 3 unit di terminal regional mallengkeri dan terminal daya.

h. Ruang informasi sebanyak 1 unit yang hanya ada di terminal daya.

3. Struktur Organisasi

Secara organisasi PD. Terminal makassar metro didasarkan pada surat keputusan walikota makassar nomor 7039 tahun 1999 tanggal 27 oktober 1999. Dalam keputusan walikota makassar tersebut PD.Terminal makassar metro dipimpin oleh seorang direktur utama,dan dibantu oleh Direktur umum dan Direktur operasional.

Direktur umum membawahi bagian umum dibantu beberapa seksi yang terdiri dari seksi administrative dan kepegawaian,seksi perlengkapan dan seksi hukum dan humas, sedangkan bagian keuangan dibantu oleh seksi anggaran,seksi pembukuan dan seksi kas.

(34)

Direktur operasional membawahi bagian operasional dan produksi,dalam menjalankan tugasnya bagian pengelolaan dibantu oleh seksi pengaturan parkir, seksi pemeliharaan dan kebersihan dan seksi keamanan dan ketertiban, sedangkan bagian produksi dibantu oleh seksi pendapatan,seksi penagihan serta unit-unit terdiri dari unit mallengkeri dan unit pengawasan.

4. Visi dan Misi PD. Terminal Makassar Metro

a. Visi perusahaan daerah terminal makassar metro kota makassar adalah sebagai berikut:

―Menjadi pusat pelayanan jasa terminal angkutan kota yang professional di kawasan Timur indonesia‖.

Visi tersebut mengandung makna bahwa sebagai perusahaan daerah yang bergerak di bidang jasa dan layanan,perusahaan daerah makassar metro berusaha secara maksimal dalam meningkatkan kinerja dan pelayanan sehingga menjadi pusat pelayanan jasa terminal angkutan kota dan dilakukan secara profesional dalam Kawasan Timur Indonesia (KTI).

b. Misi perusahaan daerah (PD), ialah dalam rangka mewujudkan visi diatas maka harus didukung oleh misi jelas sebagai berikut:

1) Senantiasa memberikan pelayanan jasa terminal secara maksimal bagi penumpang/pengguna jasa dan pengusaha angkutan kota secara profesional. Hal ini menjadi penting dalam memberi kepuasan pada pengguna jasa sehingga dapat meningkatkan pemasukan (income) demi kemajuan perusahaan.

(35)

2) Mengembangkan sistem informasi mengenai pelayanan jasa terminal angkutan kota antara terminal di seluruh propinsi yang ada di sulawesi. Sebagai pusat pelayanan di bidang jasa terminal di indonesia timur, PD.Terminal Makassar Metro harus mengembangkan sistem informasi yang lebih baik dan berkualitas guna menjamin terlaksananya pelayanan pengguna jasa terminal yang lebih baik.

3) Membangun jaringan kerja sama peningkatan pelayanan jasa terminal angkutan kota antara propinsi serta antara kabupaten dan kota. PD.

Terminal Makassar Metro harus membangun jaringan kerjasama yang baik antara propinsi serta kabupaten/kota yang ada secara bersama- sama meningkatkan pelayanan jasa dan memberi kepuasan pada pengguna jasa.

c. Pengelolaan Terminal di Kota Makassar

Terminal yang ada di kota Makassar ada 2 unit yang keduanya

merupakan terminal tipe A, yang juga satu-satunya terminal tipe A yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam Pengelolaan Terminal berdasarkan Peraturan daerah kota Makassar nomor 15 Tahun 2006 segala bentuk wewenang didelegasikan kepada Direksi PD. Terminal Makassar Metro.

a. Jalur-jalur keberangkatan dan kedatangan angkutan dan penumpang umum bis/non bis.

b. Tempat Parkir.

(36)

c. Tempat usaha

d. Struktur Tarif Jasa penggunaan/pemanfaatan fasilitas terminal.

e. Perbaikan/rehabilitasi sarana dan prasarana terminal.

f. Pemasangan dan pemanfaatan fasilitas terminal, termasuk untuk pemasangan reklame.

Kewenangan lain Direksi dalam pengelolaan Terminal ialah Penetapan Lokasi dan Klasifikasi terminal Penumpang, Penetapan Fasilitas Terminal dan Jenis pungutan jasa,persyaratan dan hak pemakaian tempat usaha.

Pengelolaan Terminal secara teknis dilaksanakan sepenuhnya oleh Petugas yang telah ditetapkan oleh direksi,dengan sisi teknis dan

operasionalnya mengelola beberapa bagian, antara lain:

1. Kepala Terminal

2. Pintu masuk

3. Jalur kedatangan

4. Tempat Parkir

5. Tempat tunggu pemberangkatan

6. Jalur pemberangkatan

7. Pintu Keluar Terminal

(37)

8. Ruang Tunggu Penumpang 9. Tempat Penjualan Karcis

10. Kantor Terminal

11. Fasilitas terminal

12. Daerah Pengawasan Terminal

Berdasarkan bagian diatas, maka berikut diuraikan tugas dan tanggung jawab setiap bagian. Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing adalah sebagai berikut:

1. Kepala terminal.

a. Kegiatan perencanaan operasional terminal yang meliputi:

 Penataan pelataran terminal menurut rute atau jurusan

 Penataan fasilitas penumpang

 Penataan penunjang terminal

 Penataan arus lalu lintas di daerah pengawasan terminal

 Penyajian daftar rute perjalanan dan tarif angkutan

 Penyajian daftar rute perjalanan dan tarif angkutan

 Penyusunan jadwal perjalanan berdasarkan kartu pengawasan

 Pengaturan jadwal petugas di terminal

(38)

b. Mengatur petugas administrasi, operasional dan pemeliharaan fasilitas terminal sesuai dengan tugas dan fungsinya masing- masing

c. Melaporkan pelaksanaan penyelenggaraan terminal kepada kepala dinas perhubungan secara periodic

d. Melakukan kordinasi dengan instansi yang terkait dalam penyelenggaraan terminal seperti, kepolisian, tokoh masyarakat/pemuka agama di lingkungan terminal.

2. Petugas terminal di pintu masuk

a. Mengatur dan mengamankan arus lalu lintas di sekitar pintu masuk.

b. Mengarahkan kendaraan masuk ke terminal dengan posisi yang benar.

c. Mengarahkan kendaraan masuk ke jalur yang telah ditentukan berdasarkan jenis pelayanan.

3. Petugas terminal di jalur kedatangan a. Petugas administrasi

 Mencatat identitas kendaraan

 Melaksanakan pemeriksaan kartu pengawasan dan buku uji

 Memungut retribusi kendaraan umum

 Membuat catatan bila ditemukan pelanggaran administrasi dan operasional dan dilaporkan kepada kepala terminal b. Petugas operasional

(39)

 Mengarahkan kendaraan masuk sesuai dengan jalur yang ditemukan.

 Mengatur penumpang yang turun.

 Mengarahkan kendaraan yang telah menurunkan penumpang

ke tempat parkir kendaraan umum.

4. Petugas terminal di tempat parkir.

a. Mengatur parkir kendaraan umum

b. Memerintahkan pengemudi untuk istirahat sementara c. Melakukan pemeriksaan pemenuhan persyaratan laik jalan 5. Petugas terminal di tempat tunggu keberangkatan

Di tempat tunggu pemberangkatan ditempatkan petugas operasional yang bertugas:

a. Memastikan setiap kendaraan telah dilakukan pemeriksaan laik jalan kendaraan

b. Memastikan setiap pengemudi dalam kondisi fisik yang baik untuk mengemudi

c. Memastikan kelengkapan dan keabsahan seluruh dokumen perjalanan

d. Mengatur keberangkatan kendaraan umum dari tempat tunggu ke tempat pemberangkatan

6. Petugas terminal di jalur pemberangkatan a. Petugas administrasi

(40)

Melakukan pencatatan nomor kendaraan,nama pengemudi,jam pemberangkatan,rute/trayek dan jumlah yang di berangkatkan b. Petugas operasional

 Mengarahkan penumpang yang akan berangkat dan naik di kendaraan sesuai tujuan yang benar

 Memastikan setiap penumpang membayar ongkos angkut

sesuai dengan tarif yang berlaku dan diberikan tanda bukti pembayaran(karcis)

 Memastikan setiap penumpang telah mendapat jaminan asuransi

 Memastikan jumlah penumpang naik tidak melebihi kapasitas

 Memeriksa kelengkapan tugas pengemudi, antara lain pakaian

seragam ,tanda pengenal dan bekal pengemudi dalam perjalanan

 Menanyakan kesiapan pengemudi dalam melakukan tugasnya

 Mengatur pemberangkatan kendaraan umum menurut jadwal

yang telah ditetapkan dalam kartu pengawasan 7. Petugas terminal di pintu keluar terminal

Di pintu keluar terminal penumpang ditempatkan petugas operasional yang bertugas.

a. Mengamankan pintu keluar hanya untuk kendaraan keluar dari terminal

(41)

b. Mengarahkan kendaraan keluar terminal dengan posisi yang benar

c. Mengatur dan mengamankan arus lalu lintas di sekitar pintu keluar

8. Petugas terminal di ruang tunggu penumpang.

Di ruang tunggu penumpang pada terminal penumpang ditempatkan petugas operasioanal yang bertugas:

a. Memberikan informasi nama PO, jam dan tujuan pemberangkatan kendaraan umum sesuai dengan tujuan penumpang.

9. Petugas terminal di tempat penjualan karcis

Di tempat penjuanlan karcis pada terminal penumpang ditempat pettugas operasioanal yang bertugas:

a. Mengatur ketertiban di tempat penjualan karcis b. Mengatur tempat antri penjualan karcis

c. Mengatur kemudahan penumpang memperoleh karcis

d. Memberikan informasi tarif angkutan kepada penumpang dan petugas penjualan karcis sesuai dengan ketentuan tarif yang berlaku

e. Menghindari ketertibatan calo penjualan karcis 10. Petugas terminal di kantor terminal.

Di kantor terminal penumpang di tempatkan petugas administrasi yang berfungsi:

(42)

a. Melakukan rekapitulasi kedatangan dan keberangkatan kendaraan umum ke dari terminal berdasarkan tujuan secara periodic

b. Melakukan rekapitulasi jumlah kedatangan dan pemberangkatan penumpang ke terminal berdasarkan tujuannya secara periodic c. Mengatur, menyusun dan mengumumkan jadwal tugas petugas

terminal

d. Melakukan pengelolaan kepegawaian, surat menyurat, dan ATK 11. Petugas pengelolaan fasilitas terminal

Petugas pengelolaan fasilitas terminal penumpang mempunyai fungsi:

a. Bertanggung jawab terhadap kebersihan seluruh fasilitas terminal

b. Melakukan pemeliharaan fasilitas utama terminal agar dalam kondisi baik

c. Segera melakukan perbaikan fasilitas terminal yang mengalami kerusakan

d. Melakukan pemeliharaan dan perbaikan fasilitas pendukung terminal dan melakukan kordinasi pemeliharaan dan perbaikan fasilitas pendukung terminal dengan pihak ketiga bila pengelola fasilitas tersebut dikerja samakan dengan pihak ketiga

12. Petugas terminal di daerah pengawasan terminal.

(43)

Pada daerah pengawasan terminal penumpang ditempatkan petugas operasional yang bertugas:

a. Mengatur kelancaran lalu lintas daerah pengawasan terminal dan jalan—jalan sekitar terminal dengan radius pengamana 100 M dari terminal

b. Melakukan kordinasi dan kerja sama dengan petugas pengatur lalu lintas lainya bila terjadi gangguan lalu lintas lainnya bila terjadi gangguan lalu lintas akibat penyelenggaraan terminal akibat gangguan lalu lintas.

(44)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini berjumlah 17 kuesioner dengan subyek penelitian ini adalah sopir angkutan kota Makassar. Dari 17 kuesioner yang kembali semua jawaban lengkap dan layak digunakan untuk analisis. Jadi response rate pada penelitian ini adalah 100%. Berikut ini dipaparkan karakteristik responden secara umum menurut tingkat usia, dan lama bekerja.

1. Usia Responden

Berdasarkan usia respoden sampai saat penelitian ini dilaksanakan dan didistribusikan pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Usia Responden

Usia Responden Jumlah Responden Persen (%) 20 Tahun kebawah

21-25 Tahun 26-30 Tahun 31 Tahun keatas

1 2 4 10

5.89 11.77 23.52 58.82

Jumlah 17 100

Sumber : Data Diolah Tahun 2014.

44

(45)

Berdasarkan data pada tabel 1 yakni karakteristik berdasarkan umur, nampak bahwa umur yang paling dominan dalam penelitian ini adalah usia 30 tahun keatas dengan jumlah 10 orang atau dengan persentase sebesar 58.82%.

2. Lama Bekerja

Berdasarkan lama bekerja respoden sampai saat penelitian ini dilaksanakan dan didistribusikan pada tabel 3 berikut ini :

Tabel 2. Lama Bekerja Responden

Lama Bekeja Jumlah Persen (%)

5 Tahun kebawah 6 – 10 Tahun 11 - 15 Tahun 16 Tahun keatas

4 8 3 2

23.53 47.06 17.65 11.76

Jumlah 17 100%

Sumber : Data Diolah Tahun 2014

Berdasarkan data pada tabel 3 yakni karakteristik berdasarkan lama bekerja kurang dari 5 tahun sebanyak 4 orang dengan tingkat persentase 23.53%, responden yang bekerja 6-10 tahun sebanyak 8 orang dengan tingkat persentase 47.06%, dan responden yang bekerja 11-15 tahun sebanyak 3 orang dengan tingkat persentase 17.65%, dan responden yang bekerja diatas dari16 tahun yaitu 2 orang dengan tingkat persentase 11.76%.

(46)

Tabel 3

Jawaban Hasil Kuesioner Penelitian

No. Nama X1.1 X1.2 X2.1 X2.2 X3.1 X3.2 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16 17

Dg. Sikki Dg. Naja Dg. La’bang Pu’ding Ichal Dg.Limpo Hasrul Dg.Mallong Dg.Molo Firman Nuju Dg.Lira Dg.Nyampo Dg.Narang Dg.Kulle Dg. Bora Dg.Guling

2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2

3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3

2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1

2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1

1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2

1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2

Sumber:Data diolah tahun 2014

(47)

Tabel 4

Nilai Persentase Hasil Kuesioner Penelitian

No. Nama X1 X2 X3

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16 17

Dg. Sikki Dg. Naja Dg. La’bang Pu’ding Ichal Dg.Limpo Hasrul Dg.Mallong Dg.Molo Firman Nuju Dg.Lira Dg.Nyampo Dg.Narang Dg.Kulle Dg. Bora Dg.Guling

62,5 87,5 87,5 75 87,5

75 87,5 87,5 87,5 87,5 75 75 62,5 62,5 87,5 87,5 62,5

50 50 50 50 50 25 25 37,5 37,5 25 50 50 50 50 50 50 25

25 37,5

50 25 25 25 25 50 50 37,5 37,5 25 37,5

25 25 25 50

Sumber:Data Diolah Tahun 2014

(48)

Tabel 4

Nilai Keseluruhan Persentase Variabel TARIF

(X1)

PENDUDUK (X2)

JALUR (X3)

TOTAL (%)

78,67% 85,29% 33,82% 197,78

Total Persentase Keseluruhan Variabel 65,92%

Dari hasil perhitungan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa faktor variabel kesesuaia tarif, penduduk, dan jalur antar sopir angkutan berpengaruh terhadap pendapatan angkutan kota di Makassar. dengan total persentase keseluruhan variabel yaitu 85,29%.

Keterangan : Jawaban Hasil Quesioner Jawaban Untuk Nilai A bernilai 4

Jawaban Untuk Nilai B bernilai 3 Jawaban Untuk Nilai C bernilai 2 Jawaban Untuk Nilai D bernilai 1

Sumber: Data diolah tahun 2014

(49)

B. Perhitungan Dengan Rumus Persamaan Regresi Linier Berganda

Untuk mencari hasil tingkat pendapatan angkutan kota di Makassar maka digunakan rumus persamaan regresi linier barganda yang hasilnya didapatkan melalui program komputer SPSS 16.

SPSS (Statistical Product and Service Solution) adalah program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog yang sederhana sehingga mudah unuk dipahami cara pengoperasiannya. Beberapa aktivitas dapat dilakukan dengan mudah dengan menggunakan pointing dan clicking mouse.

Adapu hasil data dengan rumus persamaan regresi linear berganda yang didapatkan dengan hasil olahan SPSS 16 sebagai berikut :

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN /DEPENDENT y

/METHOD=ENTER tarif_X1 penduduk_X2 jalur_X3.

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .999a .998 .997 .88400

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2

(50)

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4400.312 3 1466.771 1.877E3 .000a

Residual 10.159 13 .781

Total 4410.471 16

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: hasil

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 7.287 2.086 3.492 .004

X1 .918 .021 .586 43.615 .000

X2 .989 .021 .648 47.086 .000

X3 1.005 .022 .643 46.474 .000

a. Dependent Variable: hasil

FORMAT LEMBAR HASIL SPSS 16 1. Menetukan Hipotesis

A. Hipotesis Penelitian

Terdapat pengaruh faktor kesesuaian tarif, penduduk, dan hubungan antar jalur terhadap pendapatan angkutan kota di Makassar.

B. Hipotesis Statistik H0 = X1 = X2 = X3 = 0

(51)

(tidak terdapat pengaruh antara kesesuaian tarif, penduduk, dan hubungan antar jalur dengan tingkat pendaptan angkutan kota).

H1 = X1 ≠ X2 ≠ X3 ≠ 0

(terdapat pengaruh antara kesesuaian tarif, penduduk, dan hubungan antar jalur dengan tingkat pendapatan angkutan kota).

2. Menentukan tingkat signifikan dan daerah penerimaan/ penolakan α = 1,8%.

P value (sig) >α = H0 diterima

Berarti dengan kata lain ambil kesimpulan H0 P value (sig) ≤ α = H0 ditolak

Berarti dengan kata lain ambil kesimpulan H1 3. Prosedur SPSS

- Analyse - Regression - Linear 4. Hasil Output

A. Pengujian Anova : Skor : 0.000

0.000 < 0.01,8 artinya H0 ditolak/ H1 diterima.

Kesimpulan: model ini dapat meramalkan hasil output (y) dan penelitian ini dapat dilanjutkan.

B. Persamaan Regresi :

Y = B0 + b1X1 + b2X2 + b3X3

= 7.287+ 918 X1 + 989X2 + 1.005X3

(52)

Dimana:

Y = Hasil

B0 = konstanta sebesar 7.287 artinya jika b, kesesuaian tarif (X1), penduduk (X2), dan hubungan antara jalur (X3).

b1 = koefisien regresi variabel kesesuaian tarif sebesar 0.918, artinya jika variabel independen lainnya tetap dan kesesuaian tarif mengalami kenaikan 1.000, maka hasil (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 918.

b2 = koefisien regresi variabel penduduk sebesar 0.989, artinya jika variabel independen lainnya tetap dan penduduk mengalami kenaikan 1000, maka hasil (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 989.

b3 = koefisien regresi variabel hubungan antar jalur sebesar 01.005, artinya jika variabel independen lainnya tetap dan hubungan antar jalur mengalami kenaikan 1000, maka hasil (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 1.005

C. Nilai P Value (X1) = skor = 0.000

0.000 < 0.01,8 artinya = H0 ditolak/ H1 diterima Kesimpulan:

Terdapat pengaruh antara tarif terhadap pendapatan angkutan kota.

Nilai P Value (X2) = skor = 0.000

0.000 < 0.01,8 artinya = H0 ditolak/ H1 diterima Kesimpulan:

Terdapat pengaruh antara penduduk terhadap pendapatan angkutan kota.

(53)

Nilai P Value (X3) = skor = 0.000

0.000 < 0.01,8 artinya = H0 ditolak/ H1 diterima Kesimpulan:

Terdapat pengaruh antara hubungan antar jalur terhadap pendapatan angkutam kota.

D. Model Summary/ Besarnya Pengaruh (R Square) = 0.998= 99.8%.

Artinya : Jadi tingkat pengaruhi ketiga faktor variabel tersebut yaitu kesesuain tarif, penduduk, dan hubungan antar jalur 99.8% sangat mempengaruhi pendapatan angkutan kota dan sisanya dipengaruhi factor lain yaitu 01.2%.

.

(54)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulannya yaitu berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka faktor kesesuaian tarif, penduduk, dan hubungan antar jalur sangat berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan angkutan kota di Makassar.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka dapat diberikan saran atau masukan bagi perusahaan yaitu bahwa sopir angkutan kota akan meningkat apabila perusahaan lebih memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor kesesuian tarif, penduduk, dan jalur.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Abbas, Salim. 2000. “Manajemen Transportasi”. PT. Raja Gapinda Persada, Jakarta.

Ananta, Aris. 1993. ―Ciri Demografis Kualitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi”, Lembaga Demografi FE UI, Jakarta.

Anonim. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Bayu, Andi. 2011. Analisis Regresi Linear Berganda.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dinas Perhubungan Makassar, 2010. Jumlah Angkutan Kota Di WilayahMakassar Sesuai Trayek, Keputusan Menteri Perhubungan Makassar.

G, Ronald, Ehrenberg, 1998. ―Modern Labour Economic”.Scoot and ForesmanCompany.

Morlok, K, Edward, 1995. ―Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi”.Penerbit Erlangga, Jakarta.

Nasution, M, Nur, 2004. Manajemen Transportasi. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia .

Ofyar, Z, Tamin (2000) Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Edisi ke- 2, Bandung : Penerbit ITB.

Kuncoro, Haryo, 2001. Sistem Bagi Hasil dan Stabilitas Penyerapan Tenaga Kerja.Media Ekonomi, Volume 7, Nomor 2 hal 165-168.

Perda Kota Makassar No. 14 Tahun 2002. 2002. Tata Cara PenagihanRetribusi.

Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.

Bandung: CV. Alvabeta.

Setijowarno, D. dan Frazila, R.B, 2001. ―Pengantar Sistem Transportasi”.

Edisi ke-I Semarang : Penerbit Universitas Katolik Soegijapranata.

(56)

Suwarjoko, Warpani. (1990) ―Merencanakan Sistem Perangkutan”.Bandung :Penerbit ITB.

Ofyar, Z, Tamin (2000) Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Edisi ke- 2, Bandung : Penerbit ITB.

http://arumpakardoc.blogspot.com/2012/04/tugas-dan-wewenang-organisasi- pd.terminal makassar metro.html?m=1

http://Computerstatistics.blogspot.com/2008/06/sekila-mengenal-spss-statistical .html?m=/

http://dansite. wordpress.com/2009/03/28/pengertian-efektifitas/

http://mochazmcpower. blogspot.com/2013/01/pengertian-produktivitas.html

http://organismakma3c06.blogspot.com/2012/03/inilah-asal-usul-sejarah- pd.terminal makassar metro-pom.html?m=1

http://www.konsistensi. com/2013/05/uji-analisis-regresi-linear-ganda.html?m=1 http://yannaputra.blogspot.com.2011/03/organisasi-perusahaan.html?m=1

Gambar

Tabel 1. Usia Responden
Tabel 2. Lama Bekerja Responden

Referensi

Dokumen terkait

Dari pembahasan tentang hakikat manusia dan alam di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Ada empat aliran pemikiran yang berkaitan tentang masalah rohani dan

Serta melindungi hasil karya merupakan salah satu bentuk perlindungan terhadap harta pribadi yang dimana hak cipta dipandang sebagai salah satu huquq mâliyah (harta kekayaan)

Berdasarkan hasil uji statistik terhadap volume perdagangan saham untuk ISRA tahun 2009 menunjukan adanya perbedaan antara sebelum dan setelah tanggal pengumuman

Karena itu, setiap aparat penegak hukum hendaklah menyadari dengan benar bahwa yang harus ditegakkan dalam negara hukum kita bukan lah hanya kertas-kertas

Semakin banyaknya usaha ritel di Kota Jember ini, peneliti tertarik untuk melihat lebih dalam mengenai kualitas yang diberikan KPRI Universitas Jember untuk dapat memberi

Prospek usaha abon ikan gabus untuk menghasilkan keuntungan dengan cara mengelolah sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien yang dapat dilihat pada ruang

1) Bagi Sekolah dari penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan kontribusi untuk pengembangan sekolah SMP.. Takhasus Al-Qur’an Tarub dalam hal integrasi

Pada hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada pegawai di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin, masalah yang dihadapi oleh Dinas Perdagangan dan