• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL. Oleh RAHMAH NIM Telah diperiksa dan telah disetujui

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL. Oleh RAHMAH NIM Telah diperiksa dan telah disetujui"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Biologi Berbasis Potensi Lokal Hutan Mangrove dengan Strategi Discovery Learning pada Materi Pokok

Keanekaragaman Hayati untuk Kelas X di SMA Negeri 1 Popayato

JURNAL Oleh RAHMAH NIM. 431 410 005

Telah diperiksa dan telah disetujui

(2)

2 Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Biologi Berbasis

Potensi Lokal Hutan Mangrove dengan Strategi Discovery Learning pada Materi Pokok Keanekaragaman Hayati untuk Kelas X

di SMA Negeri 1 Popayato

Rahmah, Elya Nusantari, Dewi Wahyuni K. Baderan Jurnal Pendidikan

Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo

2015

ABSTRAK

Hutan mangrove sebagai potensi lokal Provinsi Gorontalo dapat menjadi sumber belajar bagi peserta didik. Dalam memanfaatkan hutan mangrove sebagai sumber belajar, peserta didik dapat melakukan kegiatan pengamatan atau penemuan (discovery), sehingga diperlukan suatu instrumen berupa lembar kerja peserta didik (LKPD). Pada saat ini LKPD yang biasa digunakan masih bersifat umum dan belum sesuai dengan potensi lokal. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menghasilkan desain LKPD berbasis potensi lokal hutan mangrove dengan strategi discovery learning berdasarkan hasil validasi oleh validator ahli, serta penilaian oleh guru biologi dan peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model 4-D (Four-D) yang terdiri dari tahap define, design, develop, desseminate. Namun pada penelitian ini hanya sampai pada tahap develop. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan validasi serta penilaian praktisi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang berupa saran-saran perbaikan dari validator ahli, penilaian oleh guru biologi dan respon keterbacaan peserta didik terhadap LKPD. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kualitas LKPD termasuk dalam kategori sangat baik. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu desain LKPD biologi berbasis potensi lokal hutan mangrove dengan strategi discoverylearning memiliki kualitas sangat baik sehingga layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Kata Kunci: Pengembangan LKPD, Potensi Lokal Hutan Mangrove, Strategi Discovery Learning

1Rahmah, NIM: 431410005, Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA,

Pembimbing 1: Dr. Elya Nusantari, M.Pd. Pembimbing 2: Dr. Dewi Wahyuni K. Baderan, M.Si

(3)

3 PENDAHULUAN

Biologi merupakan salah satu cabang sains yang mempelajari tentang seluk beluk makhluk hidup. Pembelajaran biologi tidak harus selalu dengan membaca dan menghafal, tidak pula sekedar interaksi komunikasi dan materi dari guru kepada peserta didik. Pembelajaran biologi harus dapat menciptakan interaksi langsung antara peserta didik dengan objek belajar yang dipelajari yaitu lingkungan. Menurut Suratsih (2010) hakekatnya pembelajaran biologi menekankan adanya interaksi antara peserta didik dengan objek yang dipelajari. Interaksi ini memberi peluang kepada peserta didik untuk berlatih belajar dan mengerti bagaimana belajar, mengembangkan potensi rasional berpikir, keterampilan dan kepribadian serta mengenal permasalahan biologi dan pengkajiannya.

Dalam proses pembelajaran biologi, peserta didik tidak hanya menggunakan buku sebagai sumber belajar, akan tetapi peserta didik dapat diarahkan oleh guru untuk mengeksplorasi lingkungan sebagai sumber belajar. Dengan belajar langsung di lingkungan, peserta didik diharapkan dapat mengamati dan menemukan sendiri pengetahuannya melalui apa yang mereka amati di lingkungan sekitar, serta memperoleh pengalaman belajar langsung.

Lingkungan di sekitar sekolah dapat dijadikan sumber belajar bagi peserta didik dalam mengamati dan menemukan. Potensi lokal yang terdapat di sekitar sekolah baik hewan maupun tumbuhan dapat menjadi objek belajar bagi peserta didik. Selain sebagai objek belajar yang dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran, peserta didik juga dapat mengenal lingkungan mereka dan potensi lokal yang dimiliki daerahnya minimal yang terdapat di sekitar sekolah.

Provinsi Gorontalo memiliki banyak potensi lokal baik di darat maupun di laut. Salah satu potensi lokal yang terdapat di Gorontalo yaitu hutan mangrove. Daerah Gorontalo yang terkenal memiliki kawasan hutan mangrove yaitu Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo Utara. Khusus Kabupaten Pohuwato, kondisi mangrovenya masih relatif baik (Balihristi, 2012).

Dewasa ini, hutan mangrove banyak dimanfaatkan untuk kegiatan penelitian, khususnya dalam bidang ekologi. Namun dalam bidang pendidikan

(4)

4 hutan mangrove belum banyak dimanfaatkan terutama untuk kegiatan pembelajaran. Padahal, hutan mangrove dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi peserta didik, dimana peserta didik perlu mendapatkan pengalaman belajar langsung dari lingkungan mereka. Namun pada kenyataannya, potensi lokal hutan mangrove ini belum dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi di SMA Negeri 1 Popayato, hutan mangrove yang merupakan salah satu potensi lokal Kabupaten Pohuwato khususnya kecamatan Popayato, belum dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Padahal, hutan mangrove dapat menjadi sumber belajar khususnya pada materi keanekaragaman hayati. Berbagai jenis tumbuhan pada hutan mangrove dapat memberikan gambaran tentang konsep keanekaragaman hayati.

Untuk menguatkan konsep yang diperoleh peserta didik dalam pembelajaran di kelas, perlu adanya suatu kegiatan yang dapat merangsang kemampuan berpikir peserta didik serta melatih mereka untuk memecahkan masalah. Salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran seperti ini yaitu dengan strategi discovery learning. Strategi discoverylearning adalah suatu strategi belajar dimana peserta didik menemukan konsep dengan bimbingan guru dan menyempurnakan konsep-konsep yang telah diperoleh dari teori. Strategi discoverylearning dapat diimplementasikan melalui kegiatan pengamatan. Untuk mendukung hal ini, diperlukan suatu instrumen berupa lembar kerja peserta didik (LKPD) untuk membantu peserta didik dalam belajar dan mempermudah guru mengarahkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

Seperti yang dikemukakan oleh Muslimin (2013) bahwa dengan adanya LKPD maka dapat memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Peserta didik juga dapat belajar secara mandiri dan belajar memahami konsep yang telah dipelajarinya melalui tugas-tugas yang terdapat dalam LKPD. Akan tetapi LKPD yang digunakan di sekolah saat ini khususnya di SMA Negeri 1 Popayato kurang memfasilitasi pencapaian tujuan pembelajaran dimana LKPD yang digunakan hanya sebagai latihan soal bagi peserta didik dan kurang memperhatikan proses serta pengalaman belajar peserta didik. Selain itu, format LKPD cenderung berisi materi dan latihan-latihan soal yang hanya sekedar memotivasi peserta didik dalam mengerjakan soal-soal yang tersedia tanpa memahami konsep materi yang

(5)

5 harus dikuasainya. Idealnya, LKPD harus menekankan pada proses untuk menemukan konsep, dan yang terpenting dalam LKPD ada variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan peserta didik Widjajanti (2011). LKPD dapat membuat proses belajar peserta didik menjadi lebih baik dan bermakna (Isnaningsih dan Bimo, 2013).

Guru hendanya lebih kreatif dalam memanfaatkan potensi lokal sebagi sumber belajar. Hal inilah yang menjadi alasan utama untuk melakukan penelitian ini dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Biologi Berbasis Potensi Lokal Hutan Mangrove dengan Strategi Discovery Learning pada Materi Pokok Keanekaragaman Hayati untuk Kelas X di SMA Negeri 1 Popayato”.

Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui hasil pengembangan LKPD berbasis potensi lokal hutan mangrove dengan strategi discovery learning pada materi pokok keanekaragaman hayati untuk kelas X di SMA Negeri 1 Popayato, 2) Mengetahui hasil validasi para validator terhadap LKPD biologi berbasis potensi lokal hutan mangrove dengan strategi discovery learning pada materi pokok keanekaragaman hayati untuk kelas X di SMA Negeri 1 Popayato dan 3) Mengetahui hasil penilaian guru biologi dan respon peserta didik terhadap LKPD biologi berbasis potensi lokal hutan mangrove dengan strategi discovery learning materi pokok keanekaragaman hayati untuk kelas X di SMA Negeri 1 Popayato. METODE PENELITIAN

1. Bentuk Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pedoman wawancara dengan guru biologi, lembar validasi LKPD oleh validator ahli, lembar penilaian oleh guru biologi, serta angket respon peserta didik terhadap penggunaan LKPD. 2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, validasi dan penilaian praktisi. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kurikulum yang digunakan, materi dan tugas serta karakteristik peserta didik. Lembar validasi dan penilaian digunakan untuk validasi LKPD serta melihat kualitas LKPD.

(6)

6 3. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif, sebagai berikut:

a. Data mengenai potensi lokal di sekitar sekolah berupa hutan mangrove yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran biologi di SMA Negeri 1 Popayato dianalisis secara kualitatif.

b. Data mengenai kualitas LKPD dianalisis melalui pengubahan hasil penilaian validator ahli, guru dan peserta didik dari bentuk kualitatif ke bentuk kuantitatif dengan ketentuan sebagai berikut (Suratsih, 2010):

SK (Sangat Kurang) 1

K (Kurang) 2

C (Cukup) 3

B (Baik) 4

SB (Sangat Baik) 5

c. Menghitung skor rata-rata dari setiap aspek yang dinilai dengan rumus (Sumanto, 1995 dalam Suratsih, 2010):

X = ∑

Keterangan: X = skor rata-rata ∑ = jumlah skor n = jumlah reviewer

d. Mengubah skor rata-rata tiap aspek kualitas menjadi nilai kualitatif sesuai kriteria penilaian. Penjabaran konversi nilai tiap aspek kriteria menjadi nilai kualitatif dalam tabel berikut ini (Sudjiono, 1997 dalam Suratsih, 2010).

Tabel 1 Kriteria Kategori Penilaian Ideal Tiap Aspek

No Rentang Skor (i) Kategori

1 X > Mi + 1,5 SBi Sangat Baik 2 Mi + 0,5 SBi < X ≤ Mi + 1,5 SBi Baik 3 Mi - 0,5 SBi < X ≤ Mi + 0,5 SBi Cukup 4 Mi - 1,5 SBi < X ≤ Mi - 0,5 SBi Kurang 5 X ≤ Mi - 1,5 SBi Sangat Kurang Sumber: Suratsih, 2010 Keterangan: Mi = Mean Ideal

= (1/2) (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal) SBi = simpangan baku ideal

= (1/3) (1/2) (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal) Skor tertinggi ideal = jumlah butir kriteria x skor tertinggi Skor terendah ideal = jumlah butir kriteria x skor terendah

(7)

7 e. Menghitung persentase keidealan LKPD dengan rumus:

Perhitungan persentase keidealan ini dilakukan dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 2 Skala persentase penilaian keidealan kualitas produk

No. Interval Kriteria

1 81% - 100% Sangat Baik 2 61% - 80% Baik 3 41% - 60% Cukup 4 21% - 40% Kurang 5 0% - 20% Sangat Kurang Sumber: Aldila, 2013 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pendefinisian (Define)

Pada tahap define ini dilakukan analisis kebutuhan yang berupa analisis potensi lokal, analisis kompetensi inti dan kompetensi dasar, analisis peserta didik, analisis materi dan tugas, serta spesifikasi atau perumusan tujuan pembelajaran.

a) Analisis Potensi Lokal

Berdasarkan hasil observasi, daerah Popayato memiliki potensi lokal, salah satunya berupa hutan mangrove. Luas hutan mangrove di kabupaten Pohuwato pada tahun 2010 menurut Dinas Kehutanan dan Pertambangan Provinsi Gorontalo adalah seluas 15.600,81 Ha. Sedangkan untuk kecamatan Popayato, luas hutan mangrove yaitu 673,95 Ha.

Jenis mangrove yang paling dominan di daerah Popayato adalah Rhizophora mucronata. Jenis-jenis mangrove lainnya yang ditemukan adalah Ceriops tagal, Brugeria gymnorhiza, Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata, Xylocarpus granatum, Avicennia marina, dan Avicennia alba (BALITBANGPEDALDA Provinsi Gorontalo, 2004). Kondisi mangrove di Popayato, khususnya di Torosiaje masih relatif baik terutama pada kawasan green belt, walaupun sebagian telah dibabat menjadi tambak (Balihristi, 2012).

(8)

8 b) Analisis KI dan KD

Analisis KI dan KD dilakukan dengan melihat silabus, sehingga dapat ditentukan pada kompetensi mana LKPD akan dikembangkan. Berdasarkan hasil analisis KI dan KD pada silabus kurikulum 2013, materi yang dapat dikaitkan dengan potensi lokal yaitu materi keanekaragaman hayati. Materi keanekaragaman hayati terdapat pada kompetensi dasar 3.2 yaitu menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia. Pada kompetensi dasar 3.2 ini terdapat langkah-langkah pendekatan saintifik yang merupakan proses pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013. Oleh karena itu, langkah-langkah pembelajaran dalam LKPD yang dikembangkan menggunakan pembelajaran berdasarkan pendekatan saintifik dengan strategi discovery learning.

c) Analisis Peserta Didik

Analisis peserta didik merupakan telaah yang meliputi kemampuan dan latar belakang pengetahuan peserta didik. Untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar serta kemampuan peserta didik dalam pembelajaran biologi, dilakukan wawancara terhadap guru biologi. Dari hasil wawancara terhadap guru biologi, peserta didik memiliki kemampuan dan motivasi belajar yang bervariasi. Ada peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi serta cepat tanggap dalam menerima pelajaran, ada yang sedang dan ada pula yang masih terbilang rendah.

d) Analisis Materi dan Tugas

Analisis materi perlu dilakukan untuk melihat cakupan materi yang akan dituangkan ke dalam LKPD yang dikembangkan. Pada pokok bahasan keanekaragaman hayati, cakupan materinya bersifat umum. Menurut guru biologi di SMA Negeri 1 Popayato, materi keanekaragaman hayati ini biasanya diajarkan pada peserta didik dengan memberikan contoh-contoh tumbuhan atau hewan yang ada di sekitar sekolah untuk memudahkan peserta didik memahami materi.

Tugas-tugas yang sering diberikan kepada peserta didik yaitu merangkum materi dalam buku catatan dan mengerjakan soal-soal latihan yang ada di buku. Guru jarang memberikan tugas yang dapat memberikan pengalaman belajar dan merangsang kemampuan berpikir peserta didik.

(9)

9 e) Perumusan Tujuan Pembelajaran

Hasil analisis yang telah diperoleh, digunakan sebagai acuan untuk merumuskan tujuan pembelajaran sebagai penjabaran dari kompetensi inti dan kompetensi dasar pada kurikulum 2013. Perumusan tujuan pembelajaran merupakan dasar untuk mendesain LKPD, agar LKPD yang dihasilkan tidak menyimpang dari kurikulum yang berlaku.

2. Perancangan (Design)

Tahap desain produk LKPD bertujuan untuk menyiapkan rancangan LKPD yang sesuai dengan langkah-langkah pengembangan LKPD serta memuat komponen-komponen LKPD, sehingga dihasilkan desain LKPD yang sistematis dan mudah digunakan. Pada tahap ini dihasilkan desain produk LKPD. Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan bahan atau materi yang sesuai dengan kurikulum, kemudian mengintegrasikan materi dengan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran dari hasil analisis kurikulum. Materi serta tugas-tugas ini disusun secara sistematis berdasarkan komponen-komponen dalam LKPD.

a). Sampul Depan

Sampul depan LKPD dibuat dengan tujuan untuk menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka termotivasi untuk mengerjakan LKPD. Sampul depan LKPD berisi judul, kolom identitas peserta didik serta gambar tumbuhan mangrove. Gambar tumbuhan mangrove di sampul depan ini dimaksudkan agar peserta didik tertarik untuk mengetahui seperti apa tumbuhan mangrove itu. Pada draft awal LKPD, sampul depan LKPD kurang menarik dan kurang berwarna, sehingga pada draft LKPD yang telah direvisi, sampul depan LKPD dibuat lebih menarik.

b) Kata Pengantar

Kata pengantar dalam LKPD ini dimaksudkan untuk mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam perancangan LKPD serta gambaran umum alasan LKPD ini dibuat. Selain itu, pada kata pengantar memuat harapan penulis untuk kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan LKPD.

(10)

10 c) Petunjuk Penggunaan LKPD

Petunjuk penggunaan LKPD memuat tentang gambaran umum LKPD dan petunjuk dalam penggunaan LKPD. Dalam petunjuk penggunaan LKPD ini juga terdapat penjelasan tentang komponen-komponen yang terdapat dalam LKPD. d) Daftar Isi

Daftar isi memuat poin-poin penting beserta halamannya dalam LKPD. Daftar isi ini dimaksudkan agar pembaca mudah dalam mencari topik dan halaman pada LKPD.

e) Isi LKPD

Isi LKPD terdiri dari judul utama topik, fenomena untuk proses stimulasi, kompetensi dasar, tujuan, dasar teori, kegiatan-kegiatan pengamatan dan bahan diskusi berupa pertanyaan-pertanyaan serta kesimpulan. Untuk setiap kegiatan pengamatan terdapat topik, alat dan bahan, prosedur kerja, tabel hasil pengamatan, pertanyaan-pertanyaan dan kesimpulan. Pada isi LKPD ini sudah termasuk di dalamnya strategi discovery learning.

Strategi discovery learning dalam LKPD terlihat pada langkah-langkah kegiatan pengamatan. Menurut Syah (2004) dalam Ryono (2013), langkah-langkah strategi discovery learning yaitu stimulasi/pemberian rangsangan (stimulation), identifikasi masalah (problem statement), pengumpulan data (data collection), pengolahan data (data processing), pembuktian (verification) dan generalisasi/menarik kesimpulan (generalization). Pada tahap stimulasi, peserta didik diberikan motivasi melalui gambar-gambar yang disajikan untuk merangsang rasa ingin tahu mereka. Selain gambar, dalam LKPD juga disajikan sebuah fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar. Penyajian fenomena ini mencakup dua tahap strategi discovery learning, yaitu stimulasi dan identifikasi masalah. Dari penyajian fenomena tersebut, peserta didik dapat mencari tahu dan mengidentifikasi masalah yang disajikan.

Setelah tahap stimulasi dan identifikasi masalah, tahap selanjutnya dalam strategi discovery learning yaitu pengumpulan data. Pada tahap pengumpulan data, peserta didik melakukan pengamatan untuk mengumpulkan data. Setelah data terkumpul, data-data tersebut kemudian dimasukkan dalam tabel hasil

(11)

11 pengamatan. Tahap pengumpulan data ini dapat dilihat pada prosedur kerja dan data hasil pengamatan dalam LKPD.

Setelah tahap pengumpulan data, tahap selanjutnya yaitu pengolahan data dan pembuktian. Tahap pengolahan data dan pembuktian ini dapat dilihat pada pertanyaan yang disediakan dalam LKPD. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang disajikan, peserta didik diarahkan untuk mengolah dan mencermati data yang telah mereka peroleh, sehingga mereka dapat menganalisis dan membuktikan hipotesis. Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan, peserta didik diarahkan untuk menarik kesimpulan terhadap pengamatan mereka. Penarikan kesimpulan inilah yang merupakan tahap generalisasi.

f) Daftar Pustaka

Daftar pustaka memuat sumber atau referensi yang terdapat dalam LKPD. Daftar pustaka ini dibuat agar memudahkan pembaca dalam menelusuri sumber atau referensi untuk mencari informasi lebih lanjut tentang materi yang terdapat dalam LKPD.

g) Lampiran

Lampiran memuat kunci identifikasi jenis mangrove dan gambar-gambar jenis mangrove. Lampiran ini dibuat agar memudahkan peserta didik dalam mengerjakan LKPD.

3. Pengembangan (Develop)

Tahap pengembangan (develop) bertujuan untuk menilai apakah LKPD yang dikembangkan sudah layak. Pada tahap ini, dilakukan uji validitas oleh validator ahli materi dan validator ahli pendidikan, penilaian oleh guru biologi serta uji kelompok kecil guna melihat respon peserta didik terhadap LKPD yang dikembangkan.

a) Hasil Uji Validitas LKPD

1. Hasil Uji Validitas oleh Validator Ahli Materi

Uji validitas materi untuk LKPD dilakukan oleh validator ahli materi guna melihat kelayakan LKPD dari segi materi. Saran-saran perbaikan dari validator dijadikan acuan untuk merevisi LKPD. Berikut saran-saran dari validator ahli materi.

(12)

12 Tabel 3 Saran perbaikan dari validator ahli materi

No. Saran Perbaikan

1. Perbaiki tabel hasil pengamatan pada topik keanekaragaman tingkat gen 2. Pada topik keanekaragaman tingkat gen prosedur kerja diperjelas agar

peserta didik tidak bingung

3. Cantumkan referensi untuk konsep yang dimuat dalam LKPD

Sumber: Data Primer, 2014

Selain saran-saran perbaikan, validator ahli materi juga menilai kelayakan LKPD dengan memberikan skor untuk setiap aspek yang dinilai. Hasil perhitungan kualitas LKPD secara keseluruhan dikategorikan Sangat Baik dengan nilai X berada pada rentang skor X > 28,05. Sedangkan untuk hasil perhitungan persentase keidealan LKPD berada dalam rentang 81% - 100% sehingga tingkat keidealan LKPD berada termasuk dalam kategori Sangat Baik.

2. Hasil Uji Validitas oleh Validator Ahli Pendidikan

Pada uji validitas oleh validator ahli pendidikan, draft LKPD divalidasi untuk melihat kelayakan LKPD. Saran-saran perbaikan dari validator dijadikan acuan untuk merevisi LKPD.

Tabel 4 Saran perbaikan dari validator ahli pendidikan

No. Saran Perbaikan

1. LKPD didesain lebih menarik

2. Tulisan sebaiknya jangan terlalu monoton 3. Cantumkan topik untuk setiap kegiatan

4. Perhatikan pemilihan kata yang digunakan dalam LKPD

Sumber: Data Primer, 2014

Selain saran-saran perbaikan, validator ahli pendidikan juga menilai kelayakan LKPD dengan memberikan skor untuk setiap aspek yang dinilai. Hasil perhitungan kualitas LKPD menurut validator ahli pendidikan dikategorikan Sangat Baik dengan nilai X berada pada rentang skor X > 31,95. Sedangkan untuk perhitungan persentase keidealan LKPD, hasil persentase keseluruhan berada dalam rentang 81% - 100% sehingga tingkat keidealan LKPD termasuk dalam kategori Sangat Baik.

b) Hasil Penilaian Guru Biologi

Pada tahap penilaian kelayakan LKPD oleh guru biologi, guru biologi memberikan skor untuk setiap aspek yang dinilai. Hasil perolehan skor tersebut

(13)

13 lalu dihitung untuk melihat kelayakan LKPD. Berdasarkan perhitungan kelayakan LKPD, nilai X berada pada rentang skor X > 64,05 sehingga kualitas LKPD berdasarkan penilaian oleh guru biologi dikategorikan Sangat Baik. Sedangkan untuk perhitungan persentase keidealan LKPD, diperoleh hasil persentase keseluruhan LKPD menurut penilaian guru biologi berada dalam rentang 81% - 100% sehingga tingkat keidealan LKPD termasuk dalam kategori Sangat Baik. c) Uji Kelompok Kecil

Tahap uji kelompok kecil dilakukan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap LKPD. Pada tahap uji kelompok kecil, LKPD yang direvisi berdasarkan saran-saran perbaikan selanjutnya diujicobakan pada peserta didik sebanyak 10 orang. Uji kelompok kecil ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Popayato.

Hasil perhitungan kualitas LKPD menunjukkan nilai X berada pada rentang skor X > 40,05 sehingga kualitas LKPD dikategorikan Sangat Baik. Persentase keseluruhan LKPD berada dalam rentang 81% - 100% sehingga tingkat keidealan LKPD termasuk dalam kategori Sangat Baik.

Hasil validasi berupa penilaian dan saran perbaikan terhadap LKPD baik dari validator ahli materi, validator ahli pendidikan, penilaian guru biologi dan respon peserta didik menunjukkan kelayakan dan keidealan dari LKPD yang telah dikembangkan. Hal ini didasarkan pada persentase keidealan LKPD di atas batas kelayakan. LKPD dikatakan layak secara teoritis jika skor rata-rata hasil validasi

≥ 2,51 (Fitriyah, dkk, 2013).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) LKPD biologi berbasis potensi lokal hutan mangrove dengan strategi discoverylearning pada materi pokok keanekaragaman hayati untuk kelas X di SMA Negeri 1 Popayato disusun berdasarkan prosedur pengembangan model 4-D (Four D). LKPD yang dihasilkan sesuai dengan potensi lokal dan memuat langkah-langkah strategi discovery learning, 2) Hasil validasi LKPD yang dilakukan oleh validator ahli materi menunjukkan persentase keidealan sebesar 81,4% sehingga dikategorikan sangat baik, sedangkan hasil validasi LKPD yang

(14)

14 dilakukan oleh validator ahli pendidikan menunjukkan persentase keidealan sebesar 87,5% sehingga dikategorikan sangat baik, 3) Hasil penilaian LKPD yang dilakukan oleh guru biologi menunjukkan persentase keidealan sebesar 98,75% sehingga dikategorikan sangat baik, sedangkan respon peserta didik terhadap LKPD menunjukkan persentase keidealan sebesar 91% sehingga dikategorikan sangat baik.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang sekiranya dapat diberikan peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk tindak lanjut dari pengembangan LKPD berbasis potensi lokal hutan mangrove dengan strategi discoverylearning ini adalah sebagai berikut:

1) Dalam kegiatan pembelajaran, guru diharapkan lebih memanfaatkan lingkungan sekitar untuk sumber belajar bagi peserta didik yang dapat dikembangkan menjadi media pembelajaran berupa LKPD.

2) Perlu dilakukan pengembangan LKPD yang memanfaatkan potensi lokal lain yang sesuai dengan kondisi sekolah maupun karakteristik peserta didik dengan mengacu pada kurikulum yang berlaku.

3) Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang pengembangan LKPD berbasis potensi lokal dan uji efektivitas hasil pengembangan LKPD yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik oleh peneliti lain.

(15)

15 DAFTAR PUSTAKA

Aldila, Eva. 2013. Pengembangan LKS Terstruktur Berbasis Guided Discovery Learning (Penemuan Terbimbing) pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII Semester 2 SMP Negeri 2 Margorejo. Skripsi. IKIP PGRI Semarang

Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Informasi (Balihristi) Provinsi Gorontalo. 2012. Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2012. Gorontalo: Balihristi

BALITBANGPEDALDA Provinsi Gorontalo. 2004. Laporan Kegiatan: Kajian dan Evaluasi Ekosistem Wilayah Pesisir dan Laut Tahun 2004. Gorontalo: BALITBANGPEDALDA

Fitriyah, B., S. Kuntjoro dan N.K. Indah. 2013. Kelayakan Teoritis Lembar Kerja Siswa Berbasis Penemuan Terbimbing Pada Materi Pencemaran Lingkungan. Jurnal BioEdu.Vol.2 No.3 ISSN: 2302-952

Isnaningsih dan D.S. Bimo. 2013. Penerapan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Discovery Berorientasi Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Vol.2 No.2: 136-141 Muslimin, 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Noneksperimen pada

Kelas XII SMA Ferdy Ferry Putra Kota Jambi pada Materi Perkembangan Teori Atom. Artikel Ilmiah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Jambi

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta

______. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta

______. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Ryono, K. 2013. Pendekatan Saintifik. Tersedia di http://pengawasmadrasah.files.wordpress.com/2013/11/10-pendekatan-saintifik.pdf. Diakses tanggal 7 Maret 2014

Suratsih. 2010. Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Potensi Lokal dalam Kerangka Implementasi KTSP SMA di Yogyakarta. Penelitian Unggulan UNY (Multi Tahun) Tahun Anggaran 2010. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Widjajanti, E. 2011. Kualitas Lembar Kerja Siswa. http://staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/endang-widjajanti-lfx-ms-dr/kualitas-lks.pdf. Diakses tanggal 6 Maret 2014

Gambar

Tabel 2 Skala persentase penilaian keidealan kualitas produk
Tabel 4 Saran perbaikan dari validator ahli pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pedoman

Perkembangan pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Majalaya, baik dari aspek manajemen maupun operasional sangat dipengaruhi oleh berbagai tuntutan

#erdasarkan hasil pengukuran awal yang telah kami lakukan dil!kasi pekerjaan maka dengan ini kami mengusulkan agar dilakukan addendum 102.1 9 pekerjaan tambah kurang ;

Memahami rancangan pembuatan, penyajian dan pengemasan aneka olahan pangan buah dan sayuran menjadi makanan cepat saji yang sehat berdasarkan konsep dan prosedur berkarya

caesaria. Penelitian pada tahun 2001, persalinan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan sebanyak 290 kasus dengan 69 kasus tindakan sectio caesaria. Sedangkan di Rumah Sakit

Terdapat 2 IPR (Ijin Pertambangan Rakyat), yaitu milik Darso, dan Klp.Sengon dengan bahan galian batu putih dan jenis hasil produksi berupa batu andesit dan

Pemahaman bahwa semakin sulitnya mencari bahan baku bambu Hitam berpengaruh pada kesadaran masyarakat (pengguna) untuk melakukan konservasi dengan cara penanaman

Secara umum setiap karyawan dilarang menerima hadiah maupun perjamuan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari pihak ketiga yang akan maupun telah menjadi