• Tidak ada hasil yang ditemukan

ELASTISITAS PERMINTAAN KONSUMEN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN SENTRA PRODUKSI TERHADAP HARGA BERBAGAI JENIS PRODUK KOPI OLAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ELASTISITAS PERMINTAAN KONSUMEN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN SENTRA PRODUKSI TERHADAP HARGA BERBAGAI JENIS PRODUK KOPI OLAHAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

* Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Jl. Raya Palembang-Prabumulih Km. 32 Sumsel Hp. 081367282886 email : idhamalamsyah@plasa.com

ELASTISITAS PERMINTAAN KONSUMEN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN SENTRA PRODUKSI TERHADAP HARGA

BERBAGAI JENIS PRODUK KOPI OLAHAN

: KASUS DESA SIPATUHU KECAMATAN BANDING AGUNG KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN

Idham Alamsyah*

Abstract

Research conducted in the village Sipatuhu, a rural coffee production center in the District Court District Letter Ogan Komering Ulu Selatan. Using the method of survey sampling technique with random fluke of 20 renponden household. Collecting data is done in June 2005 to data 2004 and 2005. The purpose of research analyzing the demand elasticity of the price difference because of the option type of processed coffee products, and analyze the elasticity of demand because of price changes in coffee production. Results of research indicate: 1). Demand for certain types of price differences in products processed coffee elastic. This means the option price becomes the basis of considerations in the purchase. In addition to the options on the price, consumers also purchase decisions in the womb pengaruhi by element product, is indicated by not elastisnya particular type of product that is mixed ginseng coffee and coffee mixed pinang. 2). Consumer demand for price changes in processed coffee prices in the village center of production is not elastic, This is because coffee is a need for primary products remain so demand, the price is not affected and is not replaced by another product substitution.

Keywords: processed coffee products, prices, elasticity, and household consumer

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan penting di Sumatera Selatan, diusahakan dalam bentuk perkebunan rakyat, tersebar dihampir seluruh daerah, yaitu di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Ogan Komering Ilir (OKI), Muara Enim, Lahat, Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin, OKU Selatan, OKU Timur, Prabumulih, Pagar Alam, dan Lubuk Linggau. Hanya Kabupaten Musi Rawas (Mura), Kabupaten Ogan Ilir (OI)

dan Kota Palembang yang tidak mengusahakan kopi.

Luas tanam kopi di Sumatera Selatan seluruhnya mencapai 276.864 hektar dengan total pro-duksi 150.167 ton. Dari jumlah tersebut secara berurutan terbesar berasal dari Kabupaten Lahat, OKU Selatan, Pagar Alam, Muara Enim dan OKU, selebihnya dari daerah lain. 1)

Selain dipasarkan keluar daerah dan untuk tujuan ekspor, kopi juga menjadi konsumsi lokal. Permintaan konsumen terhadap kopi bubuk di Sumatera Selatan setiap tahun

(2)

mengalami peningkatan. Data menunjukkan, permintaan konsumsi kopi bubuk sebesar 122.159 ton pada tahun 1999 meningkat menjadi 131.082,85 ton pada tahun 2003.

Perkembangan konsumsi kopi bubuk di Sumatera Selatan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.

Jumlah Konsumsi Kopi Bubuk di Sumatera Selatan Tahun 1999 hingga

Tahun 2003. 2)

No Tahun Konsumsi (ton)

1 1999 122.159,50

2 2000 126.102,54

3 2001 126.555,02

4 2002 128.734,30

5 2003 131.082,85

Sebagai komoditi yang banyak diusahakan petani dan digemari masyarakat, maka perlu dikaji menyangkut upaya pengembangan produksi dan pemasaran kopi. Dalam pengembangan suatu produk, maka sebelum diputuskan untuk diproduksi dalam jumlah besar dan dipasarkan, ada tahapan yang harus dilalui, salah satunya adalah uji produk dipasaran.

Uji produk penting karena pemasaran sangat terkait dengan permintaan. 3, 4) Permintaan konsumen dalam kaitannya dengan produk, antara lain dipengaruhi oleh mutu, ke-masan, kandungan dan seterusnya. Faktor lain yang mempengaruhi permintaan adalah

tempat dan pangsa pasar; serta harga.

3, 4) .

Perbedaan jenis produk memberi kesempatan pilihan kepada konsumen.

Konsumen diberi ke-sempatan menentukan pilihan berdasarkan kebutuhan dan selera. Perbedaan produk sekaligus mempengaruhi harga.

Harga selain dipengaruhi jenis produk, juga terjadi karena faktor ketersediaan. Dalam teori ekonomi ada keterkaitan antara harga dan ketersediaan. 5) Kopi adalah produk musiman, Sehingga berdasarkan musim, ketersediaannya tidak sama.

Oleh karena itu menarik diteliti pengaruh perbedaan dan pengaruh perubahan harga berbagai jenis produk kopi olahan terhadap permintaan konsumen.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian bertujuan untuk:

1. Melakukan analisis elastisitas permintaan terhadap perbedaan harga yang terjadi karena adanya berbagai pilihan jenis produk kopi olahan, serta

2. Menganalisis elastisitas permin-taan terhadap perubahan harga.

Analisis dilakukan terhadap konsumen rumah tangga di desa sentra produksi sehingga diperoleh gambaran

(3)

kecenderungan permin-taan konsumennya terhadap harga kopi.

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian berguna sebagai masukan dalam rangka pe- ngembangan produksi dan pema-saran kopi, terutama dalam kaitannya dengan pendekatan pro-duk, harga dan tempat.

METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Desa Sipatuhu Kecamatan Banding Agung Kabupaten OKU Selatan. Pemilihan desa dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan daerah ini merupakan salah satu sentra produksi kopi di Sumatera Selatan dan penduduknya sebagian besar peminum kopi.

Jenis kopi yang diusahakan masyarakat di desa ini adalah kopi Robusta. Sebagai produk olahan, beberapa jenis produk kopi olahan yang beredar adalah kopi murni tanpa campuran, kopi yang dicampur dengan pinang dan kopi campur ginseng.

Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni 2005 terhadap data tahun 2004 dan 2005. Dua data berbeda tersebut, tujuannya adalah untuk memperoleh data perubahan harga.

Metode Penelitian dan Penarikan Contoh

Metode penelitian mengguna-kan metode survey. Penarikan con-toh konsumen dilakukan secara acak kebetulan sebanyak 20 responden untuk mengetahui respon permintaan (konsumsi) mereka terhadap perbedaan dan perubahan harga kopi. Teknik penerikan contoh ini dipilih karena responden bersifat homogen sebagai peminum kopi.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian menggunakan data primer. Pengumpulan data melalui wawancara langsung kepada kon- sumen dengan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Data primer yang dikumpulkan meliputi:

1. Harga berbagai jenis produk kopi olahan,

2. Harga kopi pada musim panen dan ketika bukan musim panen kopi, 3. Konsumsi kopi tingkat rumah tangga

dihubungkan dengan perbedaan harga berbagai jenis produk kopi olahan, dan

4. Konsumsi kopi tingkat rumah tangga dihu-bungkan dengan perubahan harga karena adanya musim kopi.

(4)

Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari lapangan ditabulasikan, dihitung secara matematis, dan dijelaskan secara deskriptif. Analisis elastisitas permintaan terhadap harga dihitung menggunakan rumus sebagai be-rikut. 6,

7)

1. Rumus elastisitas permintaan ter- hadap perbedaan harga :

% Perubahan konsumsi kopi tingkat rumah tangga Ed =

% Perbedaan harga

2. Rumus elastisitas permintaan ter- hadap perubahan harga :

% Perubahan konsumsi kopi tingkat rumah tangga Ed =

% Perubahan harga

Keterangan :

Ed > 1 : elastis Ed < 1 : in elastis

Ed = 1 : unitary elasticity

Batasan-batasan

1. Konsumen rumah tangga adalah konsumen yang membeli produk kopi bubuk olahan dari pedagang di desa.

2. Kopi bubuk olahan yaitu jenis-jenis kopi bubuk murni, kopi bubuk

campur pinang, dan kopi bubuk campur ginseng.

3. Harga kopi bubuk olahan yaitu harga yang dibayar konsumen kepada pedagang untuk dikon-sumsi (Rp/kg)

4. Elastisitas permintaan terhadap perubahan adalah perubahan konsumsi kopi yang dibeli oleh konsumen akibat adanya peru- bahan harga.

5. Elastisitas permintaan terhadap perbedaan harga adalah perubahan konsumsi kopi yang dibeli oleh konsumen akibat adanya perbedaan harga karena adanya pilihan beberapa jenis produk olahan.

HASIL PENELITIAN

Konsumen rumah tangga membeli produk kopi bubuk olahan dari pedagang atau warung-warung desa.

Hasil hitung perubahan permintaan kopi tingkat rumah tangga terhadap harga yang berubah dan terhadap harga yang berbeda dari tiga jenis produk kopi olahan di desa Sipatuhu sebagai-mana uraian selanjutnya :

Elastisitas Permintan terhadap Perubahan Harga

Perubahan harga tidak mempe- ngaruhi konsumsi kopi bubuk rumah tangga, hanya sebagian kecil rumah

(5)

tangga yang mengurangi konsumsi kopi pada saat harga naik. Itupun dalam jumlah sedikit.. Berikut tabel elastisitas permintaan kopi terhadap harga yang berubah.

Tabel 2.

Elastisitas permintaan kopi tingkat rumah tangga terhadap harga berubah,

2005. 8)

Komponen Tahun

2004 2005

Harga kopi (Rp/kg) - Murni - Pinang - Ginseng

15.000 21.000 31.000

20.000 28.000 40.000 Konsumsi

kopi

(Kg/bln/RT) - Murni - Pinang - Ginseng

1,6 0,106 0,131

1,486 0,1

0,125

Elastisitas - Murni - Pinang - Ginseng

0,21 (in elastis) 0,17 (in elastis) 0,14 (in elastis)

Elastisitas permintaan terhadap perubahan harga kopi murni 0,21;

artinya, setiap kenaikan 1 % harga kopi murni hanya diikuti oleh penurunan konsumsi sebesar 0,21 % atau tidak elastis. Hal yang sama terjadi pada produk kopi bubuk olahan campuran pinang dan kopi bubuk olahan campuran ginseng; setiap kenaikan harga 1% permin-taan konsumsi kopi campuran pinang hanya berkurang 0,17

% dan kopi campuran ginseng berkurang 0,14 %; tidak elastis.

Elastistas Permintaan terhadap Perbedaan Harga

Perbedaan jenis produk kopi bubuk olahan, menyebabkan perbe- daan harga masing-masing jenis.

Elastisitas permintaan kopi karena harga yang berbeda ini ditunjukkan oleh hasil analisis berikut :

Tabel 3

Elastisitas permintaan kopi tingkat rumah tangga terhadap harga berbeda,

2005.8)

Tahun 2004 Jenis

kopi

Harga (rp/kg)

Konsumsi (kg/bln/rt)

Elastisitas

Murni 20.000 1,486 2,3

(elastis) Pinang 28.000 0,1

Murni 20.000 1,486 0,92

(in elasts) Ginseng 40.000 0,125

Pinang 28.000 0,1 0,58

(in elastis) Ginseng 40.000 0,125

Tahun 2005 Jenis

kopi

Harga (rp/kg

)

Konsum s (kg/bln/rt

)

Elastisita s

Murni 15.00 0

1,6 2,33

(elastis) Pinang 21.00

0

0,106 Murni 15.00

0

1,6 0,86

(in elastis) Ginseng 31.00

0

0,131 Pinang 21.00

0

0,106 0,50

(inelastic) Ginseng 31.00

0

0,131

Dari Tabel 3 diketahui bahwa pada tahun 2005 elastisitas permintan

(6)

atas kopi murni terhadap kopi pinang sebesar 2,33, artinya: setiap perbedaan 1 % harga kopi diikuti dengan perbedan konsumsi sebesar 2,33 % atau elastis. Demikin juga dengan keadaan di tahun 2004 dimana nilai elastisitas permintan sebesar 2,33, maka jika dibandingkan dengan tahun 2005 nilai elastisitas tahun 2004 tidak berbeda.

Elastisitas permintaan atas kopi murni dengan kopi ginseng sebesar 0,92 tidak elastis, padahal harga kopi ginseng jauh lebih mahal (100 %) dibandingkan dengan kopi murni.

Keadaan ini menunjukkan bahwa, meskipun kopi ginseng harganya jauh lebih mahal, tetapi masyarakat tetap membeli. Kopi Ginseng ba-nyak dikonsumsi oleh kaum laki-laki, karena diyakini sebagai penambah stamina.

Elastisitas permintaan atas kopi murni terhadap kopi ginseng di tahun 2004 tidak berbeda jauh dengan keadaan di tahun 2005, yaitu sebesar 0,86; in elastis.

Elastisitas permintaan atas kopi pinang dengan ginseng sebesar 0,58 berarti permintaan tersebut bersifat tidak elastis. Tahun 2004 elastisitas perminta-an atas kopi pinang dengan kopi ginseng juga in elastis yaitu sebesar 0,50.

PEMBAHASAN

Elastisitas Permintaan terhadap Perubahan Harga

Hasil penelitian menunjukkan permintaan berbagai jenis produk kopi olahan terhadap harga yang berubah tidak elastis. Artinya pada saat harga naik konsumen tidak mengurangi jumlah konsumsi kopi. Begitu juga pada saat harga rendah konsumen tidak setamerta me-ningkatkan konsumsi kopi. Itu terjadi karena bagi masyarakat di desa sentra produksi, kopi merupakan kebutuhan primer dan jumlah kebutuhannya tetap atau tidak berubah. Kebutuhan mengkonsumsi kopi tidak tergantikan oleh jenis produk substitusi lain.

Kondisi tadi menunjukkan; ditinjau dari aspek pengembangan produksi dan pemasaran, terutama untuk tujuan pasar di daerah sentra produksi; kopi memiliki prosfek yang baik sepanjang waktu, karena konsumsi kopi tidak terpengaruh oleh perubahan harga.

Elastisitas Permintaan terhadap Perbedaan Harga

Hasil penelitian diatas menun- jukkan terdapat perbedaan elastisitas permintaan terhadap harga berbagai jenis produk kopi olahan yang tak sama.

Disatu sisi terhadap jenis tertentu (kopi murni) yang harganya lebih murah dibandingkan jenis lainnya (kopi campur

(7)

pinang) yang harganya lebih tinggi permintaan elastis. Artinya permintaan kon-sumen terpengaruh oleh harga yang berbeda.

Tetapi keadaan itu tidak beraku jika dibandingkan dengan jenis produk kopi olahan lainnya lagi, yaitu terhadap kopi murni dengan kopi campur ginseng;

meskipun harga kopi campur ginseng jauh lebih tinggi bahkan mencapai dua kali harga kopi murni permintaannya elastis.

Hal yang sama berlaku jika dibandingkan antara kopi campur pinang dan kopi campur ginseng, meskipun harga kedua jenis ini sama- sama tinggi, tetapi permintaan tidak elastis.

Dari keadaan tadi maka dapat disimpulkan bahwa permintaan kon- sumen sangat dipengaruhi oleh unsur kandungan masing-masing jenis produk. Ini artinya dalam pe-masaran kopi olahan, inovasi produk penting.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Permintaan konsumen terhadap perubahan harga produk kopi olahan di desa sentra produksi tidak elastis, Hal itu karena kopi merupakan produk kebutuhan

primer sehingga permintaannya tetap, tidak terpengaruh harga dan tidak tergantikan oleh produk substitusi lain.

2. Permintaan terhadap perbedaan harga jenis tertentu produk kopi olahan elastis. Artinya adanya pilihan harga menjadi dasar pertimbangan konsumen dalam membeli. Selain atas pilihan harga, keputusan membeli konsumen juga di pengaruhi oleh kandungan unsur produk, itu ditunjukkan oleh tidak elastisnya jenis produk tertentu yaitu kopi campur ginseng dan kopi campur pinang.

Saran

Untuk tujuan strategi pema-saran, maka disarankan:

1. Perlu penelitian menyangkut stra-tegi harga dan strategi produk dari aspek lain, yaitu terkait penetapan harga, pem-bedaan harga atas produk yang sama; serta bentuk dan ukuran kemasan, cita rasa serta inovasi produk lainnya.

2. Perlu penelitian yang berkaitan dengan aspek sosial, yaitu menyangkut kultur minum kopi, selera dan seterusnya.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

1. Biro Pusat Statistik Provinsi Su- matera Selatan. Sumatera Sela- tan Dalam Angka. Palembang.

2007.

2. Dinas Perindustrian dan Per- dagangan Provinsi Sumatera Selatan, Palembang. 2004 3. Beierlein, J, G. And Woolverton, M.

W. Agribusiness marketing.

The Management Perspective.

Prentice Hall. New Jersey.

1991.

4. Kotler, P. Manajemen Pemasar- an. Analisis, Perencanaan, im- plementasi dan Pengendalian.

Edisi keenam. Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta. 1988.

5. Sukirno, S. Mikro Ekonomi. Teori Pengantar. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2006.

6 Muslich. Ekonomi Manajerial.

Penerbit Ekonesia. Kampus Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Yokyakarta.

1999.

7. Sukirno, S. Mikro Ekonomi. Teori Pengantar. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2006.

8. Nurmaya, H. Analisis Efisiensi Pemasaran dan Elastisitas Harga Terhadap Konsumsi Kopi Tingkat Rumah Tangga di Desa Sipatuhu Kecamatan Banding Agung Kabupaten OKU Selatan.

Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. 2006.

Referensi

Dokumen terkait

In the c ase of the Dutch East Indies, the majority of those who were classified as ‘European’ in a legal sense were ethnically Indo-European; and by the late colonial period

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara isi pesan, desain brosur, serta frekuensi media exposure dengan brand awareness Lunpia Delight pada

a. Penjelasan kepada subjek penelitian mengenai tujuan, prosedur, dan manfaat penelitian. Jika setuju, maka diminta bukti persetujuan tertulis. Penilaian subjek

UNIVERSITAS ICHSAN GORONTALO Fakultas

Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel debu yang terdiri dari debu gorden dan debu lantai dan karpet yang diambil dari musholla SMA/SMK Negeri di kota Palembang

yaitu anggota yang bertanggung jawab terbatas yaitu anggota yang bertanggung jawab terbatas terhadap hutang perusahaan sebesar modal. terhadap hutang perusahaan

Perlu dilakukan kajian lebih mendalam untuk membentuk agregat dari LKP sehingga menghasilkan kekuatan tekan yang maksimum namun mempunyai berat yang minimum, sehingga

memasuki tahap skema bila mana siswa mampu mengikuti tahap objek. Siswa berkemampuan rendah mampu melampaui 3 indikator