BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis dimaksud untuk memperoleh gambaran mengenai variabel yang digunakan dalam studi yang terdiri atas nilai perusahaan, kebijakan dividen, profitabilitas dan pengungkapan CSR. Gambaran variabel tersaji dalam hasil uji berupa angka minimum, angka maksimum, angka rata-rata (mean) serta standar deviasi.
Tabel 4.1
Hasil Statistik Deskriptif
PBV ROA DPR CSR
Mean 8.165 0.187 0.384 0.062
Median 2.745 0.099 0.244 0.055
Maximum 82.444 8.702 4.308 0.110
Minimum 0.224 0.011 0.012 0.022
Std. Dev. 14.834 0.698 0.512 0.021
Observations 155 155 155 155
Sumber : hasil olah Eviews
Dari hasil uji yang tersaji untuk variabel nilai perusahaan (PBV) memiliki angka mean sebesar 8,166 dengan nilai deviasi standar sebesar 14,834. Nilai perusahaan terkecil (minimum) dimiliki PT. Ricky Putra Globalindo Tbk. (RICY) tahun 2017 yakni sebesar 0,224 dan nilai perusahaan terbesar (maksimum) dimiliki PT. Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) tahun 2017 yakni sebesar 82,444. Nilai rata-rata sebesar 8,166 dapat diartikan bahwa harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2014-2018 adalah 8 kali lipat lebih besar dari nilai buku sahamnya. Hasil ini menggambarkan bahwa harga saham perusahaan memiliki nilai tinggi.
Hasil uji yang tersaji untuk variabel profitabilitas (ROA) diperoleh angka mean sebesar 0,187 dengan nilai deviasi standar sebesar 0,699. Nilai return on asset terkecil (minimum) dimiliki PT. Ricky Putra Globalindo Tbk. (RICY) tahun 2015 dan 2016 yakni sebesar 0,011 dan return on asset terbesar (maksimum) dimiliki PT. Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR)
tahun 2018 yakni sebesar 8,702. Nilai rata-rata sebesar 0,187 dapat diatikan bahwa besarnya laba yang diperoleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018 adalah 18,7% dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa perusahaan efisien dalam menggunakan aset yang dimiliki dalam melakukan operasional sehingga menghasilkan keuntungan (laba).
Hasil uji yang tersaji untuk variabel kebijakan dividen (DPR) diperoleh angka mean sebesar 0,384 dengan angka deviasi standar sebesar 0,512. Nilai dividend payout ratio terkecil (minimum) dimiliki PT. Delta Jakarta Tbk. (DLTA) tahun 2014 yakni sebesar 0,012 dan nilai dividend payout ratio (maksimum) dimiliki PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) tahun 2016 yakni sebesar 4,308. Nilai rata-rata sebesar 0,384 dapat diartikan bahwa dividen yang dibagikan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018 adalah 38,33% dari laba per lembar sahamnya. Hasil tersebut menunjukkan perusahaan lebih memutuskan untuk membagikan sahamnya terhadap investor daripada mengalokasikan laba sebagai sumber pendanaan perusahaan. Hal ini karena semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen.
Hasil uji yang tersaji untuk variabel pengungkapan CSR diperoleh angka mean sebesar 0,062 dengan angka deviasi standar sebesar 0,021. Nilaipengungkapan CSR terkecil (minimum) dimiliki PT. Ekadharma International Tbk. (EKAD) tahun 2014 yakni sebesar 0,022 dan nilai pengungkapan CSR terbesar (maksimum) dimiliki PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) tahun 2016 yakni sebesar 0,110. Nilai rata-rata sebesar 0,062 dapat diartikan bahwa pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan maufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018 adalah 6,2% dari keseluruhan item pengungkapan. Hasil ini dapat menggambarkan bahwa luas pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan masih kecil sehingga dapat dikatakan masih rendahnya kesadaran sebagian besar perusahaan dalam hal tanggung jawab perusahaan dalam memperbaiki kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas operasional perusahaan.
4.2. Analisis Data
4.2.1 Penentuan Model Regresi Data Panel
Pemilihan teknik estimasi data panel dapat dilakukan dengan tiga teknik, yaitu uji chow, uji hausman dan uji lagrange multiplier (LM).
1. Uji Chow
Uji ini dimaksud untuk menentukan model yang tepat dalam uji regresi panel yakni model common effect atau model fixed effect. Pengambilan keputusan dalam uji Chow adalah jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (>0,05) maka model yang tepat adalah common effect. Sebaliknya jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (>0,05) maka model yang tepat adalah fixed effect.
Tabel 4.2 Uji Chow
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 19.557 (30,121) 0.000
Cross-section Chi-square 273.768 30 0.000 Sumber : hasil olah Eviews
Hasil uji yang tersaji pada tabel 4.2. diperoleh nilai Cross-section Chi-square = 273,768 dengan nilai probability = 0,000. Hasil menyimpulkan bahwa model yang tepat adalah fixed effect, dikarenakan angka probability lebih kecil dari 0,05 (<0,05).
2. Uji Hausman
Uji ini dimaksud untuk menentukan model yang tepat dalam uji regresi panel yakni model fixed effect atau model random effect. Pengambilan keputusan dalam uji Hausman adalah jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (>0,05) maka model yang tepat adalah random effect. Sebaliknya jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (<0,05) maka model yang tepat adalah fixed effect.
Tabel 4.3 Uji Hausman
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 7.107 3 0.069 Sumber : Data sekunder yang telah diolah
Hasil uji yang tersaji pada tabel 4.3. diperoleh angka Cross-section random = 7,107 dengan angka probability = 0,069. Hasil menyimpulkan bahwa model yang tepat adalah random effect, dikarenakan angka probability lebih besar dari 0,05 (>0,05).
3. Uji Lagrange Multiplier
Uji ini dimaksud untuk menentukan model yang tepat dalam uji regresi panel yakni random effect atau common effect. Pengambilan keputusannya adalah jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (>0,05) maka model yang tepat adalah common effect. Sebaliknya jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (<0,05) maka model yang tepat adalah random effect.
Tabel 4.4 Hasil LM Test
Test Hypothesis
Cross-section Time Both Breusch-Pagan 165.908 1.453 167.361
(0.000) (0.228) (0.000) Sumber : Data sekunder yang diolah
Hasil uji yang tersaji pada tabel 4.2. diperoleh angka cross-section breuch-pagan = 165,908 dengan angka probability = 0,000. Hasil menyimpulkan bahwa model yang tepat adalah random effect, dikarenakan angka probability lebih kecil dari 0,05 (<0,05).
Berdasar pada ketiga uji penentuan model data panel, dimana uji chow menetapkan bahwa model yang tepat adalah fixed effect, uji hausman menetapkan bahwa model yang tepat adalah random effect dan uji LM menetapkan bahwa model yang tepat adalah random effect.
Dari ketiga uji tersebut dapat disimpulkan bahwa model yang tepat digunakan dalam studi ini adalah random effect.
4.2.2. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokedastisitas
Hasil uji heterokedastisitas dapat ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 4.6.
Hasil Uji Glejser
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.579 8.082 0.0729 0.943
ROA -0.019 0.739 -0.026 0.979
DPR -2.345 1.333 -1.760 0.081
CSR 141.435 131.253 1.077 0.283
Sumber : Data sekunder yang diolah
Tabel 4.6. menunjukkan bahwa nilai probabilitas pada masing-masing variabel bebas yakni kebijakan dividen, profitabilitas dan pengungkapan CSR lebih besar dari 0,05 (>0,05).
Temuan itu menyimpulkan tidak terjadi pada model regresi, dikarenakan nilai probabilitas >
0,05.
2. Uji Multikolonieritas
Hasil uji heterokedastisitas dapat ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas
PBV ROA DPR CSR
PBV 1.000 0.037 -0.142 0.299
ROA 0.037 1.000 -0.049 -0.060
DPR -0.142 -0.049 1.000 0.395
CSR 0.299 -0.061 0.395 1.000
Sumber : Data sekunder yang diolah
Dari hasil uji yang tersaji pada tabel diatas menjelaskan bahwa angka koefisien dari masing-masing variabel tidak ada yang melebihi angka 0,9 yang berarti pada model regresi tidak terjadi permasalahan multikolinearitas.
4.2.3. Analisis Regresi Data Panel
Hasil analisis regresi data panel dengan random effect model dapat diketahui tabel berikut :
Tabel 4.8
Hasil Estimasi Random Effect Model
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -2.216 5.855 -0.378 0.706
ROA -0.039 0.813 -0.048 0.962
DPR -1.870 1.436 -1.303 0.195
CSR 178.418 88.6609 2.012 0.046
Sumber : Data sekunder yang diolah
Dari hasil regresi yang tersaji pada tabel di atas, maka persamaan regresi diperoleh sebagai berikut ;
PBV = α + β1DPR + β2ROA+ β3CSR+ e.
PBV = -2,216 - 0,039DPR - 1,870ROA+ 178,418CSR + e
4.2.4. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)
Hasil uji koefisien determinasi diketahui sebagai berikut : Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
R-squared 0.030
Adjusted R-squared 0.011 S.E. of regression 6.382
F-statistic 1.555
Prob(F-statistic) 0.203
Sumber : Data sekunder yang diolah
Hasil uji koefisien determinasi yang tersaji pada tabel di atas memberikan hasil angka Adjusted R2= 0,011, dimana dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh kebijakan dividen, profitabilitas dan pengungkapan CSR sebesar 1,1% dan 98,9% lainnya oleh variabel lain.
4.2.5. Uji t
Uji ini dimaksud untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 4.10 Hasil Uji t
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -2.216 5.855 -0.378 0.706
ROA -0.039 0.813 -0.048 0.962
DPR -1.871 1.436 -1.303 0.195
CSR 178.418 88.660 2.012 0.046
Sumber : Data sekunder yang diolah 1. Pengujian Hipotesis 1
Berdasar pada hasil uji-t dapat diketahui hasil untuk angka t-statistic = -0,048 dengan angka probabilitas sebesar 0,962. Angka probabilitas > 0,05, menunjukkan hipotesis 1 ditolak.
Artinya profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
2. Pengujian Hipotesis 2
Berdasar pada hasil uji-t dapat diketahui hasil untuk angka t-statistic = -1,303 dengan angka probabilitas sebesar 0,195. Angka probabilitas > 0,05, menunjukkan hipotesis 2 ditolak.
Artinya kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
3. Pengujian Hipotesis 3
Berdasar pada hasil uji-t dapat diketahui hasil untuk angka t-statistic = 2,012 dengan angka probabilitas sebesar 0,046. Angka probabilitas < 0,05, menunjukkan hipotesis 3 diterima.
Artinya pengungkapan CSR berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil studi menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan kata besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan tidak diikuti dengan meningkatnya nilai perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan besarnya ROA bukan semakin sebagai prediktor besarnya total return saham. Hasil ini sejalan dengan temuan penelitian Nila &
Suryanawa (2018) yang menyatakan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Tidak berpengaruh profitabilitas dapat dikarenakan adanya kecenderungan investor yang lebih memilih melakukan investasi jangka pendek (trading) sehingga mereka kurang memperhatikan aspek lain seperti profitabilitas saat akan membeli saham perusahaan sebab mereka lebih melihat kondisi pasar saat itu ketika hendak membeli ataupun menjual saham mereka sehingga profitabilitas tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. Hasil ini juga mendukung penelitian Bagaskara (2021), yang menyatakan profitabilitas tidak dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Hal ini dapat dikarenakan apabila profitabilitas dilihat dari sisi modal maka tidak akan menarik bagi para investor. Karena bila keuntungan yang didapat perusahaan tinggi dan modalnya tinggi juga maka keuntungan yang didapat oleh investor hanya sedikit. Penelitian Priyanto (2016), juga mengemukakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Temuan ini mengatakan bahwa tidak berpengaruhnya profitabilitas dapat dikarenakan investor lebih memperhatikan prospek dan risiko dan komoditas, mendorong semua divisi menaikan harga jualnya guna menutupi kenaikan biaya, sementara daya beli masyarakat menurun.
4.3.2. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil studi menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan kata besar kecilnya dibagikan perusahaan pada investor atau pemegang saham tidak diikuti dengan meningkatnya nilai perusahaan. Hasil ini sesuai dengan pendapatan Miller dan Modigliani (dalam Gayatri,2014), yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena menurut mereka rasio pembayaran dividen hanyalah rincian dan tidak mempengaruhi kesejahteraan pemegang saham. Meningkatnya nilai dividen tidak selalu diikuti dengan meningkatnya nilai perusahaan karena nilai perusahaan ditentukan hanya oleh kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aset-aset perusahaan atau kebijakan investasinya. Hasil ini mendukung temuan penelitian Suciana (2015) dan Yulia Efni (2012), yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
4.3.3. Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil studi menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Semakin besar luas pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan maka nilai perusahaan akan semakin meningkat. Hal ini dapat dikarenakan perusahaan dengan pengungkapan CSR dapat membangun citra positif perusahaan serta mendapatkan perhatian dari investor sehingga nilai perusahaan cenderung juga akan meningkat. Hasil mendukung studi sebelum oleh Reny Dyah Retno M. (2012), yang menyatakan CSR memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.