24 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain.
Hubungan ini dapat berupa hubungan biasa (korelasi), maupun hubungan sebab akibat. Dalam penelitian jenis ini selalu setidaknya dua variabel penelitian (Ulum
& Juanda, 2016)
B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek maupun subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2020 dan 2021.Pemilihan sampel dilakukan dengan kriteria-kriteria tertentu Sugiyono (2015) dengan tujuan agar diperoleh sampel yang representative dengan penelitian ini. Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu Teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu dalam pertimbangan (judgement sampling). Adapun kriteria sampel adalah sebagai berikut :
25
1. Perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan pertambangan yang telah go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun pengamatan 2020-
2021 dan tidak mengalami delisting selama tahun pengamatan tersebut.
2. Perusahaan pertambangan telah menerbitkan laporan keuangan selama tahun pengamatan 2020-2021 di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian selama tahun pengamatan 2020-2021.
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Penelitian
Terdapat dua macam variabel yang diamati pada penelitian ini, yaitu variabel dependen (Y) adalah harga saham dan variabel independen (X) yaitu, Earning Per Share (X1), Price Earning Ratio (X2) , Debt Equity Ratio (X3) , Return On Equity (X4).
2. Definisi Operasional a. Harga Saham
Harga saham adalah harga saham di bursa saham pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal.Bagi perusahaan harga saham dapat dijadikan titik tolak dari nilai perusahaan.Semakin tinggi harga saham maka semakin baik pula
26
perusahaan tersebut.Naik turunnya harga saham berpengaruh juga dari naik turunnya nilai perusahaan dimata pasar, baik secara mikro maupun makro.
Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah harga penutupan (close price) per tanggal 31 Desember 2020 dan 3 Desember 2021 karena harga inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham. Harga saham dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu harga nominal, harga perdana dan harga pasar (Riyadi & Setyawan, 2018).
Jika pasar bursa efek ditutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price).
b. EPS (Earning Per Share)
Earning Per Share (EPS) adalah perbandingan antara laba
bersih setelah pajak dengan jumlah saham yang diterbitkan pada satu tahun buku. Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu rasio pasar yang merupakan pendapatan yang akan diterima investor untuk setiap lembar saham yang dimiliki. Earning Per Share (EPS) dapat dihitung menggunakan rumus:
c. DER (Debt Equity Ratio)
𝐸𝑃𝑆 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑏𝑖𝑡𝑘𝑎𝑛
27
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio
solvabilitas yang mengukur perbandingan antara total hutang dan total ekuitas. DER diukur dengan angka persentase dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Debt to Equity Ratio (DER) dapat dihitung menggunakan rumus:
d. PER (Price Earning Ratio)
Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio pasar yang
membandingkan antara harga pasar per lembar saham dengan laba bersih per lembar saham. Price Earning Ratio (PER) dapat diukur dengan satuan kali (Jogiyanto, 2000). Price Earning Ratio (PER) dapat dihitung menggunakan rumus:
e. ROE (Return On Equity)
𝐷𝐸𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑃𝐸𝑅 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
28
Return On Equity (ROE) merupakan rasio profitabilitas yang
mengukur tingkat pengembalian keuntungan perusahaan atas modal sendiri. Return On Equity (ROE) membandingkan laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Return On Equity (ROE) dapat dihitung dengan rumus:
D. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan yang yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI).Data mengenai harga saham penutupan tahunan dari perusahaan pertambangan tahun 2020 dan 2021.Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung dan biasanya dalam bentuk publikasi.data diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia (BEI) Yang dapat diakses melalui website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) : http://www.idx.co.id
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode dokumentasi melalui data berupa laporan keuangan yang telah dikeluarkan perusahaan. Metode dokumentasi merupakan pengumpulan data dengan cara mencatat dan mempelajari dokumen–dokumen atahu arsip–arsip yang relevan
𝑅𝑂𝐸 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
29
dengan masalah yang diteliti. Data penelitian ini menggunakan data dari periode 2020 dan 2021 dari perusahaan pertambangan.Data yang diakses oleh peneliti merupakan data dari perusahaan pertambangan pada 2020 dan 2021 dipilih sebagai periode pengamatan yang diperoleh melalui situs yang dimiliki Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni www.idx.co.id .
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan bantuan SPSS (Statistical Program For Social Science) versi 25 untuk mengukur kekuatan hubungan
antara dua variabel atahu lebih, juga menunjukkan arah hubungan antar variabel, apakah memiliki hubungan positif atahu negatif dengan model sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
Analisis Deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atahu memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atahu populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Dalam hal ini, akan dikemukakan cara-cara penyajian data, dengan tabel biasa atahupun distribusi frekuensi, grafik, diagram, piktogram, penjelasan kelompok
30
melalui modus, median, mean,dan variasi kelompok melalui rentang dan simpangan baku (Sugiono, 2003)
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan uji regresi berganda, akan dilakukan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa data tidak mengalami gangguan sehingga layak untuk diuji.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atahu residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mengetahui apakah residual berdistribusi normal atahu tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji ini dilakukan sebelum data diolah dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Residual dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi Kolmogorov-Smirnov > 0,05.
b. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan menggunakan uji ini adalah untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya (Rahayu 2010). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas, yaitu jika varian dari
31
residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji grafik plot dan uji statistik.
c. Uji multikolinieritas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
d. Uji Autokorelasi
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode. Uji Durbin- Watson Hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi antara variabel independen Hipotesis yang akan diujikan adalah:
H0 : Tidak ada autokorelasi HA : ada autokorelasi
Tabel 3.1 Interval Durbin Watson
Tidak ada autokorelasi positif 0< d< dl
32
Tidak ada a Autokorelasi positif dl ≤d≤du Tidak ada korelasi negatif 4-dl < d <4 Tidak ada korelasi negatif 4-du ≤ d≤ 4-dl Tidak autokorelasi positif atahu negatif Du < d <4-du
3. Analisis Regresi Berganda
Regresi berganda merupakan lanjutan dari regresi sederhana, karena dalam regresi sederhana hanya mengukur satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Oleh karena itu, regresi berganda ada untuk melengkapi kelemahan dari regresi sederhana karena dapat mengukur lebih dari satu variabel independen dan variabel dependen. Model umum dari regresi berganda adalah sebagai berikut:
Y=𝛼 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3 + 𝛽4𝑋4 + 𝑒 Keterangan:
Y = Harga Saham
𝛼 = Konstanta
𝛽1, 𝛽2, 𝛽3,𝛽4 = Koefisien regresi tiap variabel 𝑋1, 𝑋2, 𝑋3,𝑋4 = EPS, DER, PER, ROE
e : standar error
4. Uji hipotesis
33
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan untuk membuktikan signifikansi perumusan hipotesis yang dibuat. Pengujian ini dilakukan dengan mengacu pada tabel perhitungan uji statistik T.
Signifikansi 0,05 atahu 5% . apabila hipotesis berada ≤5% maka hipotesis diterima.
a. Uji t (Partial Individual Test)
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara parsial (uji t).Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara terpisah atahu parsial variabel bebas berpengaruh secara signifikan atahu tidak terhadap variabel terikat.Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, yaitu pengaruh masing-masing variabel independen yang terdiri atas ROE, EPS, DER dan PER terhadap harga saham sebagai variabel dependennya.
b. Koefisien determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.
Pengujian ini menunjukkan signifikansi hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen.