MAKALAH
BAHASA INDONESIA
“PARAGRAF”
DOSEN PENGAMPU: SUTRIYADI M. PD.
SYF.MIFTAHUL RAHMAH 11908024
PRODI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penulisan paragraf dalam pembelajaran bahasa Indonesia telah di perkenalkan pada siswa sejak pendidikan dasar. Kemudian dilanjutkan ke pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas, hingga perguruan tinggi. Namun, apakah pengetahuan seorang mahasiswa akan terus meningkat mengenai paragraf seiring seringnya berlatih menulis paragraf dari jenjang yang mudah hingga tingkat kesulitan yang cukup rumit.Pembelajaran mengenai paragraf sudah menjadi persoalan serius di kalangan pelajar baik tingkat menengah hingga perguruan tinggi. Kegiatan komunikasi kelilmuan secara tertulis menuntut mahasiswa dalam membuat sebuah paragraf dan dituangkan kedalam karya ilmiah.
Penyebab dari permasalah tersebut, disebabkan rendahnya motivasi mahasiswa dalam mengasah kemampuanya dalam menulis sebuah paragraf.
Selain itu, kemampuan mahasiswa dalam berpikir kritis mengenai suatu permasalahan dan kurangnya berlatih. Kedua hal tersebut erat kaitannya dengan kemampuan mahasiswa dalam menuliskan sebuah paragraf.Sebagai seorang terpelajar, menentukan solusi atas permasalah tersebut merupakan jalan terbaik yang harus di tempuh demi terciptanya kompetisi dalam diri mahasiswa untuk menghasilkan karya terbaiknya dalam bidang tulisan berupa karya ilmiah. Salah satu cara untuk mengatasinya dengan menemukan beberapa metode atau model pembelajaran yang sesuai kerakteristik mahasiswa.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah menyampaikan gagasan penulis dengan caranya sendiri. Dalam hal ini kemampuan mahasiswa dalam menulis paragraf sangat di perlukan demi tercapainya penulisan keraya ilmiah yang baik dan benar sesuai aturan dalam bahasa Indonesia.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Paragraf
Paragraf memiliki beberapa pengertian : (1) Paragraf ialah karangan mini.
Artinya semua unsur karangan yang panjang ada dalam pragraf. (2) Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun lengkap, utuh, dan padu. (3) Paragraf merupakan bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnnya. (4) Paragraf yang terdiri atas suatu kalimat berarti yang tidak menunjukan ketuntasan atau kesempurnaan.
B. Struktur Paragraf
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama. Untuk mendapatkan paragraf yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1. Posisi Paragraf Sebuah karangan dibangun oleh beberapa bab.
Bab-bab suatu karangan yang mengandung kebulatan ide dibangun oleh beberapa anak bab. Anak bab dibangun oleh beberapa paragraf. Jadi, kedudukan paragraf dalam karangan adalah sebagai unsur pembangun anak bab, atau secara tidak langsung sebagai pembangun karangan itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa paragraf merupakan satuan terkecil karangan, sebab di bawah paragraf tidak lagi satuan yang lebih kecil yang mampu mengungkapkan gagasan secura utuh dan lengkap.
2. Batasan Paragraf
Pengertian paragraf ini ada beberapa pendapat, antara lain : Kamus Besar Bahasa Indonesia : paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan (biasanya
mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru) 4 The Jiang Gie dan A. Didyamartaya : paragraf ialah satuan pembagian lebih kecil di bawah sesuatu bab dalam buku. Paragraf biasanya diberi angka Arab.
3. Kegunaan Paragraf
Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:
Sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraph
Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
Penanda bahwa pikiran baru dimulai,
Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis;
Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi, dan penutup.
4. Unsur-Unsur Paragraf
Ialah beberapa unsur yang pembangun paragraf, sehingga paragraf tersebut tersusun secara logis dan sistematis. Unsur-unsur paragraf itu ada empat macam, yaitu : transisi, kalimat topik, kalimat pengem-bang, dan kalimat penegas. Keempat unsur ini tampil secara bersama-sama atau sebagian, oleh karena itu, suatu paragraf atau topik paragraf mengandung dua unsur wajib (katimat topik dan kalimat pengembang), tiga unsur, dan mungkin empat unsur.
5. Struktur Paragraf
Mendapatkan banyaknya unsur dan urutan unsur yang pembangun paragraf, struktur paragraf dapat dikelompokkan menjadi delapan kemungkinan, yaitu :
- Paragraf terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
- Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
- Paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat peneges.
- Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang.
- Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang.
- Paragraf terdiri atas kalimat topik dan katimat pengembang.
- Paragraf terdiri atas kalimat pengembang dan katimat topik.
C. Jenis-jenis Paragraf
Paragraf memiliki banyak ragam. Untuk membedakan paragraf yang satu dari paragraf yang lain berdasarkan kelompoknya akan diuraikan sebagai berikut :
1. Menurut Fungsi dalam Karangan a. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka berperan sebagi pangantar untuk sampai kepada masalah yang akan di uraikan. Sebab paragraf pembuka harus menarik minat dan perhatian pembaca, serat sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
b. Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang bertujuan untuk mengembangkan pokok pembicara suatu karangan sebelumnya telah dirumuskan di dalam paragraf pembuka.
c. Paragraf penutup
Paragraf penutup mengakhiri sebuah karangan. Biasanya paragraf ini berisi kesimpulan dari paragraf penghubung. Dapat pula paragraf penutup berisi penegasan kembali mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam paragraf penghubung.
2. Menurut Posisi Kalimat Topik a. Paragraf Deduktif
Paragraf Deduktif adalah paragraf yang menempatkan ide pokok atau gagasan utama pada awal paragraf.
Contoh : Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional.
Kedudukan ini similiki sejak dicetuskannya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan ini dimungkinkan oelh kenyataan bahwa bahasa melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah menjadi linguafranca selama
berabad-abad ini seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya persaingan bahasa, maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa nasional.
b. Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang menempatkan ide pokok atau gagasan utama pada akhir paragraf.
Contoh : Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat menyurat yang dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan dengan bahasa Indonesia. Hanya dalam keadaat tertentu, demi kepentingan antarbangsa kadang-kadang pidato resmi ditulis dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa bahasa Inggris. Demikian juga pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan.
Dengan kata lain, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa nasional.
c. Paragraf Deduktif-Induktif
Paragraf Deduktif-Induktif adalah paragraf yang menempatkan ide pokok atau gagasan utama awal dan akhir paragraf.
Deduktif Induktif Deduktif-Induktif
Ide pokok berada di awal pragraf.
Biasanya kalimat
tersebut mencakup makna dari kalimat penjelas berikutnya Berpola umum - khusus
Ide pokok berada di akhir pargraf.
Ide pokok sebagai kalimat kesimpulan karena menggunakan kata- kata konjugasi Berpola khusus- umum
Ide pokok berada di awal dan di akhir paragraf.
Berpola campuran.
Table 1.1 Perbandingan Paragraf d. Paragraf Penuh Kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun dalam paragraf sma pentingnya sehingga
tidak satupun kalimat khusus menjadi kalimat topik. Kondisi demikian biasnya akibat sulit menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dan yang lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat deskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.
3. Menurut Sifat Isinya a. Paragraf Deskripsi
Deskripsi berasal dari verba to describle, yang artinya menguraikan, memerikan, atau melukiskan. Paragraf deskripsi merupakan bentuk tulisan yang berusaha memberikan perincian dari objek yang sedang dibicarakan. Ciri-ciri paragraf deskriptif ialah :
- Memberikan gambaran atau melukiskan sebuah benda, tempat dan suasana tertentu. Dalam penggambaran dalam hal ini menggunakan panca indra. Membuat pembaca seolah-olah melihat dan merasakan sendiri objek yang dideskripsikan.
- Menjelaskan ciri-ciri objek.
b. Paragraf Eksposisi
Kata eksposisi diambil dari bahsa inggris eksposition sebenarnya berasal dari bahasa latin yang berarti membuka atau memulai. Eksposisi merupakan wacana yang bertujuan untuk memberitahu, menghapus, menguraikan, atau menernagakan sesuatu.Ciri-ciri paragraf eksposisi :
- Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau melaksanakan suatu tindakan.
- Gaya penulisannya bersifat informative.
- Menginformasikan atau menceritakan sesuatu yang tidak bias dicapai oleh alat panca indera.
- Paragraf eksposisi umunya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.
c. Paragraf Narasi
Paragraf Narasi adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak tanduk perbuatan manusia dalam sebuah
peristiwa secara kronologis yang berlangsung dalam kesatuan waktu. Ciri ciri paragraph narasi :
- Narasi Ekspositoris
Adalah jenis narasi yang narasi yang berisikan rangkaian pembuatan yang disampaikan secara informativ sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu secara tepat.
- Narasi Sugestif
Adalah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat di lihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel.
- Paragraf Argumentasi
Paragraf Argumentasi bertujuan menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau opini tertulis disampikan itu benar penulis menyatakan bukti, contoh, dan berbagai alas an yang sulit untuk dibantah Kasih dalam Nasuha (2009:50).
- Paragraf Persuasi
Paragraf Persuasi merupakan kelanjutan atau pengembangan dari argumentasi.
Persuasi mula-mula memaparkan gagasan dengan alasan, bukti, atau contoh untuk menyakinkan pembaca.
D. Teknik Pengembangan Paragraf 1. Teknik Spasial
Dalam teknik ini, penulis menggunakan pola yang sudah ada pada objek/kejadian yang dibicarakan. Gambaran dari depan ke belakang, di luar ke dalam, dari bawah ke atas, dari kanan ke kiri dan sebaginya.
Contoh : Bangun itu terbagi dalam empat ruang. Pada ruang pertama sering disebut dengan bangsa srimaganti, terdapat dua padang kursi kayu ukiran Jepara.
Ruang ini sering digunakkan Adipati Sindungriwut untuk menerima tamu kadipaten. Di sebelah kiri bangsa srimaganti, terdapat ruang khusus untuk penyimpanan benda-benda pusaka kadipaten lain. Ruang ini tertutup rapat dan selalu oleh kesatria-kesatria terpilih Kadipaten Ranggenah. Ruangan tempat penyimpanan benda-benda pusaka dan cindera mata ini sering disebut kundaleni
masem. Agak jauh dari sebelah kanan kundaleni masem terdapat sebuah ruang yang senantiasa menggambarkan aroma dupa. Ruang ini disebut pamujan karena di tempat inilah Sang Adipati selalu mengadakan upacara dan kebaktian.
Beberapa meter dari ruang pamujan terdapat sebuah ruangan kecil dengan sebuah tempayan besar di tengahnya. Ruang ini sering disebut dengan ruang reresik, karena ruang ini sering digunakan untuk membersihkan diri Sang Adipati sebelum masuk keruang pamujan.
2. Teknik Urutan Waktu
Pada teknik ini penulis mengembangkan paragrafnya berdasarkan urutan waktu (kronologis) terjadinya peristiwa. Peristiwa-peristiwa terjadi ditulis secara urut berdasarkan waktu. Pada teknik pengembangan ini, penulis teidak membahas dengan membandingkan, menganalisis atau yang lainnya.
Contoh :Setelah Lulus dari SMAN 4 Kerinci, dia masuk ke Akademi Kepolisian.
Di sana, dia dapat mengikuti pendidikan dengan baik. Ia bahkan lulus dengan prestasi yang membanggakan. Oleh karena itu, iya segera mendapatkan penempatan yang istimewa, yaitu sebagai staf khusus Menteri Pertahanan. Posisi tersebuh iya jalani selama delapan tahun. Hebatnya sambil mengembang penugasan tersebut, ia belajar di sebuah perguruan tinggi sehingga ia mendapat gelar sarjana.
3. Teknik Klimaks dan Antiklimaks
Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang di anggap kurang penting. Namun, gagasan tersebut kemudian berangsur- angsur di kembangkan hingga yang paling tinggi.
Variasi dari klimaks ialah antiklimaks. Pengembangan dengan antiklimaks dilakukan dengan cara menguraikan gagasan dari yang peling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang lebih rendah.
Contoh : Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman seiring perkembangan teknologi manusia. Pada waktu mesin uap lagi jay-jayanya,ada traktor yang di jalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor ikut di berimodel seperti tank. Keturunan traktor model
tank sampai sekarang masih digunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dn pembautan alat pertanian lainnya.
4. Teknik Perbandingan dan Pertentangan
Teknik ini membandingkan informasi yang satu dengan informasi yang lain atau bahkan di pertentangkan sehingga suatu informasi menjadi lebih jelas. Dalam hal ini, penulis berusaha menunjukan persamaan dan perbedaan dua hal. Namun teknik ini harus memiliki syarat yang harus dipenuhi, yaitu materi yang diperbandingkan dan dipertentangkan harus memiliki tingkatan yang sama dan keduanya memiliki persamaan sekaligus perbedaan.
Contoh : Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka umum seperti apa yang diharapkan rakyatnya. Ke luar kota paling senang mengenakan pakaian yang praktis. Iya menyenangi topi dan scarf. Lain halnya dengan Margareth Thacher. Sejak menjadi pemimpin konservasif, ia melembutkan pakainya dan gaya rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung berbelanja ke tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke pernikahan, ke pemakaman, ke upacara resmi misalnya ke parlemen.
5. Teknik Analogi
Digunakan untuk membuat gagasan yang disajikan penulis mudah di pahami.
Biasanya, gagasan yang ini disampaikan merupakan suatu hal yang baru atau telah dipahami secara salah sehingga penulis membutuhkan teknik ini untuk memberikan sebuah pamahaman atas gagasannya.
Contoh : Dalam persoalan Poso, kita diingatkan bahwa penangannanya tidaklah mudah. Ibaratnya kita diminta memegan telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur itu akan pecah, tetapi kalau longgar juga akan pecah Karena akan telepas dari tangan. Kita harus menanganinya secara tepat dan harus menjadikan perhatian kita janganlah masalah ini membuat kita sebagai bangsa terpecah.
Kesihan para pahlawan dan mereka yang berharap masa depan.
6. Teknik Sebab Akibat
Pada teknik ini, penulis menyajikan sata dalam hubungan sebab akibat. Suatu peristiwa atau sesuatu hal lain yang terjadi. Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam hal ini sebab akibat berpfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran penjelas.
Contoh : Seharusnya Indonesia telah menerapkan Negara kesejahteraan sejak awal kemerdekaan. Program Jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga Indonesia tertinggal membentuk tabungan nasional. Padahal, Malaysia sudah memulai sejak 1959. Akibatnya, saat krisis melanda Asia pada 1997/1998, Indonesia paling sulit untuk bangkit lagi. Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan reformasi penyelenggaraan program jaminan sosial.
7. Teknik Definisi Luas
Kata yang digunakan seperti adalah, yaitu, ialah, merupakan. Kata biasanya digunakan adalah bila sesuatu yang didefinisikan diawali dengan kata benda, yaitu digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat, ialah dibunakan untuk menjelaskan sinonim suatu hal, sedangkan merupakan dipakai untuk mendefinisikan pengertian rupa atau wujud.
Contoh : Pompa hidran (Hydraulicran) ialah sejenis pompa yang dapat bekerja secara continu tanpa menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar.
Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga air yang nerasal dari sumber air, dan mengalirkan sebagian air tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian utama system ini ialah pompa pemasukan, katup limbah, katup pengantar, katup udara, ruang udara, dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air dapat di pompakan karena adanya perubahan energy kinetic air jatuh, yang menimbulkan tenaga yang cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup mengangkat dan mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi permukaannya, desain ketup limbah dan katup
pemasukan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi bergantian.
BAB III PENUTUP A. Kesimpualan
paragraf adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtun sehingga membentuk sebuah karangan yang mengandung satu ide pokok, yang menjadi jelas oleh urain-uraian tambahan. Paragraf memiliki banyak jenis menurut fungsinya yaitu pembuka, pengembang, dan penutup. Menurut posisi kalimat topik yaitu dedukti, induktif, deduktif-induktif dan paragraf penuh kalimat topik. Dalam pengembangan paragraf banyak hal yang perlu di perhatikan supaya para pembaca dapat memahami dengan baik isi paragraf yang sendah penulis sampaikan kepada pembaca. Selain itu dalam penulisan karangan ilmiah,penulisan paragraf harus diperhatikan hal-hal teknis penulisan Seperti kutipan, sumber rujukan, tata latak grafik, kurva,gambar.
Ada beberapa teknik dalam mengembangkan paragraf yaitu secara spasial, urutan waktu, klimaks dan antiklimaks, perbandingan dan pertentangan, analogi, sebab- akibat, definisi luas, dan klasifikasi.Dalam penulisan karya ilmiah berpengaruh signifikan terhadapat kemampuan seorang peliti dalam menulis sebuah paragraf.
Hal inilah yang penulis teliti untuk mengetahui lebih lanjut penulisan paragraf.
Serta pemakaian paragraf dalam berbagai jenis karangan ilmiah yang sering digunakan di tingkat pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas hingga perguruan tinggi.
Paragraf merupakan bagian penting dalam sebuah karya ilmiah karena karangan atau karya ilmiah yang baik bukan hanya dilihat dari isi karya ilmiah tersebut tetapi juga dilihat dari susunan paragraf dan penulisan paragraf yang benar.
Karena paragraf mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
DAFTAR PUSTAKA
A, Alex dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesi untuk Perguruan Tinggi.
Bandung : BPDU
Buchner, Eduard. Makalah Bahasa Indonesia.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Materi Kuliah Bahasa Indonesia.
Dr._Abdullah_M.Hum.html
HS, Widjono. 2012. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Grasindo.
http://www.academia.edu/3816694/makalah_bahasa_indonesia_kesatuan_paragra f_disusun_untuk_memenuhi_tugas_bahasa_indonesia_dosen_pengampu http://www.slideshare.net/fiqhrimp/makalah-bindo.html
Jakarta : Prenada Media Group. Jakarta.
Karlieni, Eni dkk. 2007. Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah.
Kasih. 2013. Modul Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Depok : Hak Cipta.
Ngadiyono. 2011. Kesatuan Paragraf. Makalah Bahasa Indonesia, FMIPA UNDIP Semarang: tidak diterbitkan.
Rudi. Makalah Bahasa Indonesia.
Syarifudin, dkk. 2011. Buku Super SMA Jilid Satu. Tangerang Selatan : Karisma.
Utami, Sri dkk. 2008. Bahasa dan Satra Indonesia untuk SMA/MA Kelas X.