• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS ASET TETAP PADA PT. BANK SUMUT MEDAN OLEH: RISVAN AULIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS ASET TETAP PADA PT. BANK SUMUT MEDAN OLEH: RISVAN AULIA"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS ASET TETAP PADA PT. BANK SUMUT MEDAN

OLEH:

RISVAN AULIA 152102008

GunaMemenuhi Salah SatuSyaratUntukMenyelesaikan Pendidikanpada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : RISVAN AULIA

NIM : 152102008

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS ASET TETAP PADA PT. BANK SUMUT MEDAN

Medan, 15 Oktober 2018

Risvan Aulia NIM.152102008

(4)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikumWr. Wb

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada ALLAH SWT, atas berkat dan rahmat karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan serta pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan senantiasa memberikan petunjuk kepada Penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Sistem Informasi Akuntansi Atas Aset Tetap Pada PT. Ban Sumut Medan” ini dengan baik guna memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk menyelesaikan Program Diploma III Progam Studi Akuntansi di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E., M.S., selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

2. Ibu Mutia Ismail MM, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Abdillah Arif Nasution SE, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(5)

4. Drs. Sucipto, MM.,Ak . selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang banyak membantu penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Orangtua dan keluarga tercinta yang telah banyak memberikan dukungan moral dan materil serta doa restu.

7. Saya ucapkan terima kasih juga karyawan PT. Bank Sumut Kantor Pusat yaitu pak ali, pak des, pak tamsir, dan pak rukun yang telah memberikan kesempatan memperbolehkan data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir saya

8. Dan kepada teman-teman yang telah banyak membantu dan medukung dalam kelancaran penulisan laporan ini.

Semoga segala bantuan dan pemberi semangat yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Tugas Akhir ini baik dalam teknik penyajian materi maupun pembahasan. Demi kesempurnaan Tugas Akhir ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, 13 Agustus 2018 Penulis

RisvanAulia NIM 1521020008

(6)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1.4 Rencana Penulisan ... 5

BAB II : PT. BANK SUMUT MEDAN 2.1 Sejarah Singkat ... 8

2.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 9

2.3 Struktur Organisasi ... 10

2.4 Job Description ... 11

2.5 Jaringan Usaha Kegiatan... 25

2.6 Kinerja Usaha Terkini ... 27

2.7 Rencana Kegiatan ... 30

(7)

BAB III : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS ASET TETAP PADA PT. BANK SUMUT MEDAN

3.1 Sistem Informasi Akuntansi ... 34

3.2 Pengertian Dan Jenis-Jenis Aset Tetap ... 35

3.3 Cara Perolehan Dan Penggantian Aset Tetap ... 40

3.4 Penyusutan Aset Tetap... 41

3.5 Prosedur Dokumen Aset Tetap ... 42

3.6 Sistem Informasi Akuntansi Aset Tetap ... 49

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 56

4.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58 LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir ... 5

3.1 Daftar Aset Tetap PT. Bank Sumut... 40

3.2 Penyusutan Menurut Metode Straight Line ... 44

3.3 Penyusutan Menurut Metode Unit Produksi... 45

3.4 Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Berganda... 46

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Struktur Organisasi PT Bank SUMUT ... 10

3.1 Sistem Pembelian Aset Tetap ... 50

3.2 Sistem Pembelian Aset Tetap dari Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Sumut ... 51

3.3 Sistem Pembelian Aset Tetap dari Divisi Kantor Pusat PT. Bank Sumut ... 52

3.4 Sistem Penyusutan AsetTetap ... 53

3.5 Sistem Penyusutan Aset Tetap PT. Bank Sumut ... 54

3.6 Sistem Penghentian Pemakaian Aset Tetap ... 55

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1. Surat Izin Riset

(11)

Perubahan lingkungan bisnis yang diindikasikan oleh perkembangan ilmu akuntansi memberikan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis. Semakin baik perusahaan memahami bahasa tersebut, semakin baik pula perusahaan dapat mengelola aspek-aspek keuangannya. Aspek-aspek keuangan itu di dalam kehidupan sehari-hari banyak yang didasarkan pada akuntansi seperti perencanaan keunganpribadi, pelunasan pinjaman kendaraan, investasi, pajak penghasilan, dan aspek-aspek lain maka diperlukan informasi akuntansi yang relevan dan dapat diandalkan . Untuk mendapatkan informasi yang relevan dan dapat diandalkan dibutuhkan suatu sistem yang dapat mengatur dan mengelola data akuntansi serta menghasilkan informasi akuntansi disebut Sistem Informasi Akuntansi.

Menurut Mulyadi (2017:3), Sistem Akuntansi adalah “organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”. Informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh perusahaan ataupun manajemen untuk membuat keputusan. Informasi tentang para pelaku yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan penting untuk menetapkan tanggung jawab dari tindakan yang diambil.

Salah satu informasi akuntansi dari sistem informasi akuntansi yang mempunyai peran penting untuk menghasilkan sebuah laporan keuangan adalah

(12)

2

Aset Tetap. Aset Tetap adalah harta perusahaan yang masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Aset tetap mempunyai dua jenis yaitu, Aset tetap berwujud, dan Aset tetap tidak berwujud. Aset tetap yang dimiliki perusahaan mempunyai masa manfaat tertentu untuk beroperasi dan diperlukan biaya pemeliharaan ataupun perbaikan. Pengakuan penurunan nilai pada aset tetap berwujud disebut Penyusutan, sedangkan pengakuan penyusutan pada aset tetap tidak berwujud disebut Amortisasi. Perhitungan penyusutan aset tetap berdasarkan masa manfaat aset tersebut. Ada beberapa proses perolehan aset tetap seperti, pembelian tunai atau pembelian kredit, pertukaran aset tetap, diperoleh dari hadiah atau sumbangan, dan membangun atau membuat sendiri. Proses perolehan aset tetap tersebut tentu membutuhkan pertimbangan bagi perusahaan. Keputusan yang diambil oleh perusahaan dalam memperoleh aset tetap memengaruhi operasi perusahaan, terutama berdasarkan dana yang dimiliki oleh perusahaan.

Sistem informasi akuntansi pada aset tetap mempunyai bagian yaitu sistem pembelian dan sistem penyusutan. Sistem pembelian adalah sistem yang memudahkan aliran informasi suatu pengadaan di perusahaan. Jika sistem pembelian dalam perusahaan tidak baik maka pelaporan akan tidak baik. Hal tersebut juga berlaku pada Sistem Penyusutan. Sistem Penyusutan adalah sistem memudahkan aliran informasi perhitungan penyusutan suatu aset tetap di perusahaan. Untuk itu, aset tetap memerlukan sistem informasi akuntansi sebagai perencanaan atas keputusan apa yang perlu diambil dalam penanganan aset tetap.

Penanganan tersebut diperlukan untuk efisiensi dan pengamanan pada aset agar dana yang diinvestasikan pada aset tetap memperoleh manfaat yang maksimum

(13)

sehingga sesuai dengan masa manfaat aset tetap tersebut. Tidak hanya itu, prosedur pencatatan akuntansi pada aset tetap harus mengikuti prinsip yang telah ditetapkan agar informasi mengenai aset tetap dapat dipercaya oleh pihak intern maupun pihak ekstern. Aset tetap yang dimiliki oleh bank sumut adalah tanah, bangunan, peralatan dan perabotan kantor, kendaraan bermotor, dan lain-lain.

Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa sistem informasi akuntansi atas aset tetap merupakan hal yang penting agar informasi untuk keputusan perolehan aset tetap dapat diambil dengan benar, maka penulis tertarik untuk melakukan pembahasan dan penelitian untuk penyusunan tugas akhir dengan judul “SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS ASET TETAP PADA PT. BANK SUMUT MEDAN”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah : 1. Bagaimana sistem informasi akuntansi atas aset tetap pada PT.

Bank Sumut Medan?

2. Apakah sistem informasi akuntansi aset tetap pada PT. Bank Sumut Medan sudah sesuai dengan prosedur?

(14)

4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian :

a. Bagi peneliti sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Diploma III Akuntansi.

b. Untuk mengetahui bagaimana sistem informasi akuntansi aset tetap pada PT. Bank Sumut Medan

1.3.2 Manfaat Penelitian :

a. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai peranan sistem informasi akuntansi atas aktiva tetap pada PT. Bank Sumut Medan.

b. Bagi PT. Bank Sumut Medan, dapat menjadi bahan bacaan dan pertimbangan untuk semakin meningkatkan kualitas sistem informasi akuntansi atas aktiva tetap pada PT. Bank Sumut Medan yang sudah berjalan selama ini.

c. Bagi calon peneliti, dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian mengenai peranan sistem informasi akuntansi atas aset tetap pada waktu yang akan datang.

(15)

1.4 Rencana Penulisan

1.4.1 Jadwal Survey/ Observasi

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Sumut Medan Jl. Imam Bonjol No.

18 Medan. Jadwal penelitian terdiri dari berbagai kegiatan yang di mulai dari persiapan untuk melaksanakan penelitian, pelaksanaan bimbingan untuk pengelolaan data, pelaporan bimbingan untuk penulisan tugas akhir, dan penyempurnaan tugas akhir. Untuk lebih jelasnya jadwal survey/observasi ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1

Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir

No Kegiatan Mei Juni

II III IV I II III 1 Pengesahan Penulisan Tugas Akhir

2 Pengajuan Judul 3 Permohonan Izin Riset

4 Penunjukan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir

(16)

6

1.4.2 Rencana Isi

Rencana isi berisi suatu perincian sederhana mengenai isi dari masingmasing bab dalam tugas akhir ini yang disusun secara sistematis sehingga uraian dapat lebih terarah. Untuk itu peneliti membagi pokok pembahasan dalam 4 (empat) bab, dimana setiap bab saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menerangkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan.

BAB II : PT. BANK SUMUT MEDAN

Bab ini membahas tentang sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan usaha, kinerja usaha terkini, dan rencana usaha.

BAB III : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS ASET TETAP PADA PT. BANK SUMUT MEDAN

Dalam bab ini, peneliti akan menguraikan hasil penelitian sesuai dengan tema yang dipilih berdasarkan bidang studi mahasiswa dan penulis akan mencoba menguraikan Pengertian Sistem Informasi Akuntansi, Pengertian Aset Tetap dan Jenis-jenis Aset Tetap, Cara Perolehan Aset Tetap dan Penggantian Aset Tetap, Penyusutan

(17)

Aset Tetap, Prosedur Dokumen Aset Tetap, dan Sistem Informasi Akuntansi Aset Tetap

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini, membahas tentang kesimpulan dan saran yang merupakan inti dari pembahasan penelitian dan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi di masa yang akan datang.

(18)

BAB II

PT BANK SUMUT MEDAN 2.1 Sejarah Singkat

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU), atau yang lebih dikenal dengan nama Bank SUMUT merupakan bank devisa yang berkantor pusat di Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan.

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU) didirikan pada tanggal 4 November 1961 dengan Akta Notaris Roesli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT). Sesuai dengan ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sumatera Utara maka pada tahun 1962 bentuk usaha diubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan modal dasar pada saat itu sebesar Rp. 100.000.000 dengan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II se-Sumatera Utara.

Sehubungan dengan Program Rekapitulasi, bentuk hukum BPDSU tersebut diubah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT).

Tujuan perubahan bentuk hukum BPDSU tersebut agar Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat masuk untuk pengembangan di kemudian hari.

Pada tanggal 16 April 1999, berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 1999, bentuk hukum BPDSU diubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau disingkat PT. Bank SUMUT yang berkantor pusat di Jl. Imam Bonjol No.18 Medan. Perubahan tersebut dituangkan dalam Akta Pendirian Alina Hanum Nasution, S.H, dan telah dapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik

(19)

Indonesia dibawah Nomor C-8224 HT. 01. 01 TH 99, serta diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia Nomor 54 tanggal 6 juli 1999. Modal dasar pada saat itu menjadi Rp.400 Miliar yang selanjutnya dengan pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan Bank, di tahun yang sama modal dasar kembali ditingkatkan menjadi Rp.500 miliar pada tanggal 15 Desember 1999, pada tanggal 03 Februari 2008 modal dasar ditambah dari Rp.500 miliar menjadi Rp.1 triliun dan pada 2011 menjadi Rp.2 triliun.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan 2.2.1 Visi

Visi dari PT.Bank SUMUT adalah menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat.

2.2.2 Misi

Misi dari PT.Bank SUMUT adalah mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara profesional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance.

(20)

10

2.3 Struktur Organisasi

Sumber: www.banksumut.com , 2018

Gambar 2.1

Struktur Organisasi PT Bank SUMUT

(21)

Struktur organisasi ditetapkan dengan Peraturan PT. Bank SUMUT Nomor : 003/Dir/DSDM-PSDM/PBS/2016 tanggal 31 Agustus 2016 tentang Struktur Organisasi Bank SUMUT.

Bentuk struktur organisasi PT.Bank SUMUT adalah berbentuk garis.

Organisasi garis ini menunjukkan bahwa Direktur Utama perusahan tetap merupakan pengambilan keputusan utama dan akan menetapkan kebijakan yang harus dijalani dan dipatuhi oleh semua anggota-anggota perusahaan.Struktur organisasi yang digunakan pada PT.Bank SUMUT adalah struktur organisasi campuran Lini Fungsional.

2.4 Job Description

2.4.1 Rapat Umum Pemegang Saham

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan yang diadakan setiap tahunnya. Pada rapat tersebut, Dewan Komisaris dan Direksi melaporkan dan mempertanggungjawabkan kinerja perseroan kepada pemegang saham.

2.4.2 Dewan Komisaris

Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada pemegang saham dalam mengawasi kebijakan Direksi terhadap operasional bank secara umum yang mengacu kepada rencana bisnis yang telah disetujui Dewan Komisaris dan Bank Indonesia serta memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan dan perundangan yang berlaku.

(22)

12

2.4.3 Dewan Pengawas Syariah

Dewan Pengawas Syariah dipilih dan diangkat oleh RUPS. Yang bertugas melakukan pengawasan secara khusus terkait bisnis dan usaha syariah sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi.

2.4.4 Direksi Bank

Direksi Bank terdiri dari Direktur Utama, Direktur Kepatuhan, Direktur Operasional, Direktur Pemasaran, serta Direktur Bisnis & Syariah. Masing- masing Direktur memimpin, mengawasi dan membawahi Satuan Kerja Bank sesuai dengan bidang tugasnya. Direksi terdiri dari :

1. Direktur Utama

Direktur Utama adalah koordinator pelaksanaan tugas Direksi dan membawahi langsung Sekretaris Perusahaan, Divisi Perencanaan dan Divisi Pengawasan (SKAI), Divisi Sumber daya Manusia, serta seluruh Kantor Cabang Konvesional dan Kantor Cabang Syariah.

Adapun yang menjadi tugas Direktur utama adalah :

 Membawahi dan menyelenggarakan koordinasi dalam melaksanakan tugas-tugas antar Direktur serta melakukan pembinaan pengendalian operasional Bank.

 Menetapkan struktur organisasi perusahaan lengkap dengan rincian tugasnya setelah mendapatkan persetujuan dan atau pengesahan dari Dewan Komisaris atau Pemegang Saham.

(23)

 Mengkoordinir penyusunan RKAT dan rencana-rencana lainnya untuk disampaikan kepada Komisaris dan RUPS.

 Mengkoordinir pelaksanaan program kegiatan Direktur Kepatuhan, Operasional, Bisnis dan Syariah dan Pemasaran yang dijabarkan dari RKAT.

 Mengawasi pengalokasian tugas dan wewenang oleh masing-masing Direktur kepada Pemimpin Divisi.

 Menetapkan anggaran biaya untuk Divisi Pengawasan, Divisi Perencanaan, Divisi Sumber Daya Manusia dan Sekretaris Perusahaan dalam rencana anggaran tahunan.

 Mengendalikan program kegiatan dibidang Pengawasan Umum, Bidang Pengawasan Teknologi Sistem Informasi, dan Divisi Pengawasan Kredit, dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

2. Direktur Operasional

Direktur Operasional membawahi Satuan Kerja : Divisi Akuntansi dan Pajak, Divisi Operasional, Divisi Teknologi Informasi, Divisi Umum, dan Seluruh Kantor Cabang Konvesional dan Kantor Cabang Syariah.

Tugas dan Wewenang :

 Menetapkan visi, misi di lingkungan Direktur Operasional yang diselaraskan dengan visi, misi, dan strategi perusahaan.

(24)

14

 Menetapkan strategis dan kebijakan Direktur Operasional yang diselaraskan dengan visi, misi dan strategi, kebijakan korporasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

 Merumuskan program kegiatan setiap awal tahun untuk Divisi Operasional, Divisi Teknologi Informasi, Divisi Akuntansi dan Pajak dan Divisi Umum yang didasarkan kepada RKAT yang telah disahkan.

 Merumuskan dan menyusun kebijakan tentang Sistem Prosedur Operasional, Treasury Operational, dan Trade Settlement serta Payment Center sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketntuanyang berlaku.

 Membangun Sistem Informasi Manajemen yang baik yang dilatarbelakangi Teknologi Informasi yang mendukung.

 Menyusun sistem dan prosedur pengelolaan administrasi keuangan dan pajak yang baik, handal dan tahan uji, dengan mempedomani ketentuan yang berlaku.

 Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala dilingkungan Direktorat Operasional untuk mengevaluasi pelaksanaan program kegiatannya.

 Melaksanakan fungsi pengadaan barang dan jasa untuk kelancaran operasional bank.

 Melaksanakan tugas dan fungsi pemeliharaan dan perawatan atas seluruh harta kekayaan (Aset Tetap) bank secara baik.

(25)

 Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip penerapan Tata Kelola pada Lingkungan Operasional.

 Menjalankan tugas-tugas lainnya sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar, keputusan RUPS, dan Peraturan Perundang- undangan.

3. Direktur Pemasaran

Direktur Pemasaran membawahi satuan kerja :Divisi Dana dan Jasa, Divisi Ritel, Divisi Treasuri, Seluruh Kantor Cabang Konvesional dan Kantor Cabang Syariah.

Adapun tugas dari Direktur Pemsaran :

 Menetapkan visi, misi di lingkungan Direktur Pengawasaan yang diselaraskan dengan visi, misi, dan strategi perusahaan.

 Menetapkan strategis dan kebijakan pemasaran yang diselaraskan dengan visi, misi dan strategi, kebijakan korporasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

 Merumuskan program Direktur Pemasaran setiap awal tahun untuk didasarkan kepada RKAT yang telah disahkan.

 Mengkomunikasikan strategi dan kebijakan serta pemasaran kepada seluruh jajaran pemasaran.

 Mengkoordinasi dan mensupervisi kegiatan divisi-divisi dibawah Direktur Pemasaran.

(26)

16

Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Key Performance Indicator (KPI) yang ditetapkan bagi Direktur Pemasaran.

 Mengadakan rapat internal Direktur Pemasaran secara berkala guna membahas masalah-masalah di bidang Pemasaran.

 Merumuskan dan menyusun kebijakan Penghimpunan Dana sesuai dengan kelaziman perbankan dengan mempedomani peraturan dan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.

 Menyusun kebijakan pengembangan di bidang produk dan jasa perbankan sesuai dengan kelaziman perbankan dengan berpedoman kepada peraturan yang berlaku dan prinsip kehati-hatian.

Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance di lingkungan Direktur Pemasaran.

4. Direktur Kepatuhan

 Menetapkan rencana strategis bank dan program dalam bidang kepatuhan dan bidang Quality Assurance, Manajemen Risiko serta Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.

 Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan Divisi yang telah dirumuskan meliputi bidang Kepatuhan, Manajemen Risiko, serta Anti Pencucian Uang dann Pencegahan pendanaan Terorisme.

 Mencegah Direksi Bank agar tidak menempuh kebijakan dan/atau menetapkan keputusan yang menyimpang dari perturan Otoritas Jasa

(27)

Keuangan (d/h Bank Indonesia) dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 Memastikan ketaatan pelaksanaan operasional bank terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang perbankan.

 Mempersiapkan pelatihan serta sosialisasi kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.

 Memastikan ketaatan bank terhadap perjanjian rekapitalisasi, komitmen dan rencana kerja yang telah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan.

 Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala di lingkungan jajaran Direktur Kepatuhan untuk mngevaluasi pelaksanaan program kegiatannya.

 Melaksanakan upaya pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia melalui upaya pendidikan, pelatihan, merit system, career path, mutasi, sistem evaluasi dan cara lainya menuju Sumber Daya Manusia yang profesional, jujur, berdedikasi dan bermotivasi tinggi.

 Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Key Perfomance Indocators (KPI) di Bidang Kepatuhan, Manajemen Resiko, Sumber Daya Manusia, serta Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.

 Menjalankan tugas-tugas lainnya sesuai dengan ketentuan dan Peraturan yang berlaku.

(28)

18

5. Direktur Bisnis dan Syariah

Direktur Bisnis dan Syariah membawahi tugas : Divisi Kredit, Divisi Penyelamatan Kredit, Divisi Resiko Kredit , Unit Usaha Syariah dan seluruh kantor Cabang Syariah.

Adapun yang menjadi tugas Direktur Bisnis dan Syariah :

 Menetapkan Visi, Misi dilingkungan Direktur Bisnis dan Syariah yang diselenggarakan dengan Visi, Misi dan strategi perusahaan.

 Menetapkan strategi dan kebijakan Pemasaran yang diselaraskan dengan Visi, Misi dan Strategi dan kebijakan korporasi dengan mempertimbangkan ketentuan dan peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dan Lembaga Otoritas Moneter (BI)

 Merumuskan program kegiatan Direktur Bisnis dan Syariah setiap awal tahun yang didasarkan kepada RKAT dan RJPP yang telah disahkan.

 Mengkoordinasikan dan mensupervisi kegiatan Divisi-Divisi dibawah Direktur Bisnis dan Syariah.

 Mengadakan Rapat Internal Direktur Bisnis dan Syariah secara berkala guna membahas masalah-masalah di Bidang Pemasaran.

 Menjalankan arahan-arahan dari Direktur Utama, Komisaris, dan RUPS dan menindak lanjuti hasil audit Divisi Pengawasan dan Auditor Ekstern yang berkaitan dengan akuntansi dan keuangan.

(29)

6. Sekretaris Perusahaan

Sekretaris Perusahaan berperan sebagai penghubung bank dengan Para Pemangku Kepentingan.Sekretaris Perusahaan memfasilitsi komunikasi yang efektif dan memastikan tersedianya informasi untuk berbagai pihak serta berperan sebagai penghubung utama antara Bank, Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia dan Publik.Fungsi Sekretaris Perusahaan adalah merencanakan, mengarahkan, dan mengontrol pengelolaan kesekretarian perusahaan, hukum, dan komunikasi perusahaan dalam rangka menjaga hubungan kemitraan dan meningkatkan image perusahaan.

7. Divisi Perencanaan

Divisi Perencanaan berada di bawah direktur utama serta dipimpin oleh seorang Pemimpin Divisi.Pemimpin Divisi Perencanaan dibantu oleh Pejabat Struktural setingkat Bidang dan Pejabat Fungsional serta pegawai.Fungsi Divisi Perencanaan adalah mengarahkan dan mempersiapkan strategi dan perencanaan bisnis bank dalam rangka meningkatkan pengembangan jaringan dan kinerja bank.

8. Divisi Sumber Daya Manusia

Divisi Sumber Daya Manusia berada di bawah Direktur Utama serta dipimpin oleh seorang Pemimpin Divisi.Fungsi Divisi SDM adalah mengarahkan,merencanakan, dan mengembangkan sistem manajemen

(30)

20

SDM untuk memastikan produktivitas dan pengembangan human asset value.

9. Divisi Pengawasan

Divisi Pengawasan berada di bawah Direktur Utama serta dipimpin oleh seorang pemimpin Divisi.Fungsi Divisi Pengawasan adalah menyelamatkan dan mengamankan harta bank dan mengawasi dan membina seluruh unit kerja Bank untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.

10. Divisi Kepatuhan

Divisi Kepatuhan berada di bawah Direktur Kepatuhan serta dipimpin oleh seorang Pemimpin.Fungsi Divisi Kepatuhan adalah mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan, mengelola risiko kepatuhan, memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha bank telah sesuai dengan ketentuan BI/OJK serta peraturan perundang- undangan yang berlaku serta memastikan kepatuhan terhadap komitmen yang dibuat bank pada BI/OJK dan atau otoritas pengawas lainnya.

11. Divisi Manajemen Risiko

Divisi Manajemen Resiko berada di bawah Direktur Kepatuhan serta dipimpin oleh seorang Pemimpin Divisi.Fungsi Divisi Manajemen Resiko adalah mengarahkan dan merencanakan manajemen resiko bank

(31)

(enterprise risk management) dalam rangka pengendalian resiko yang efektif dan selaras dengan ketentuan Bank Indonesia.

12. Divisi Akuntansi dan Pajak

Divisi Akuntansi dan Pajak berada di bawah Direktur Operasional serta dipimpin oleh seorang Pemimpin Divisi.Divisi Akuntansi dan Pajak terdiri dari 2 bidang yaitu Bidang Akuntansi dan Bidang Pajak.Fungsi Divisi Akuntansi dan Pajak ini adalah merencanakan, mengarahkan, dan mengontrol aktivitas data keuangan dan perpajakan atas pencatatan dan pelaporan untuk memastikan kelancaran proses operasional unit kerja.

13. Divisi Operasional

Divisi Operasional berada di bawah Direktur Operasional serta dipimpin oleh seorang Pemimpin Divisi.Fungsi Divisi Operasional ini adalah mengarahkan dan mengontrol proses monitoring, rekonsiliasi dan settlement dilakukan sesuai dengan SOP guna mendukung kelancaran proses operasional

14. Divisi Teknologi Informasi

Divisi Teknologi Informasi berada di bawah Direktur Operasional serta dipimpin oleh seorang Pemimpin Divisi.Fungsi Divisi Teknologi Informasi ini adalah membangun, mengarahkan, dan mengontrol sistem teknologi informasi untuk menjamin kelancaran kegiatan Bank.

(32)

22

15. Divisi Umum

Divisi Umum berada di bawah Direktur Operasional serta dipimpin oleh seorang Pemimpin Divisi.Divisi Umum terdiri dari 3 bidang, yaitu:

a. Bidang Rumah Tangga

Bidang rumah tangga menanggung jawabi ruangan kantor dan konsumsi perusahan , renovasi bangunan, kenderaan perusahaan, dan sewa menyewa.

b. Bidang Logistik

Bidang logistik menanggung jawabi alat tulis kantor dan barang cetakan, pengiriman barang ke cabang, dan pengadaan barang dengan pembelian langsung.

c. Bidang Pelayanan Pengadaan

Bidang pelayanan pengadaan menanggung jawabi administrasi pengadaan barang yang tidak bisa dibeli langsung.

Divisi Umum menggunakan program bernama Sistem PAsTI ( Pengelolaan Aset Tetap dan Inventori) untuk mengelola aset tetap PT.

Bank Sumut. Sistem PAsTI ( Pengelolaan Aset Tetap dan Inventori) merupakan aplikasi dalam komputer yang dibuat oleh PT. Bank Sumut dimana dalam aplikasi ini mengelola seluruh aset tetap PT. Bank Sumut baik kantor cabang ataupun kantor pusat. Kelebihan dalam Sistem PAsTI ( Pengelolaan Aset Tetap dan Inventori) , yakni, :

(33)

a. Laporan aset tetap tiap kantor cabang dan kantor cabang pembantu langsung terhubung atau online dengan kantor pusat PT. Bank Sumut.

b. Harga perolehan aset tetap sudah terhitung otomatis

c. Penyusutan aset tetap sudah terhitung otomatis di Sistem PAsTI ( Pengelolaan Aset Tetap dan Inventori) per bulan.

d. Tidak perlu memakai kertas lagi

e. Kantor cabang dan kantor cabang pembantu PT. Bank Sumut dapat melakukan permintaan aset tetap kepada kantor pusat melalui aplikasi Sistem PAsTI( Pengelolaan Aset Tetap dan Inventori).

16.Divisi Dana dan Jasa

Divisi Dana dan Jasa berada di bawah Direktur Pemasaran serta dipimpin oleh seorang Pemimpin Divisi.Fungsi Divisi ini adalah mengimplementasikan, memonitor, dan mengevaluasi pemasaran produk dan jasa bank untuk mencapai target bisnis dan laba.

17. Divisi Ritel

Divisi Ritel berada di bawah Direktur Pemasaran serta dipimpin oleh seorangPemimpin Divisi.Fungsi divisi ini adalah mengkoordinir pertumbuhan produk kredit ritel yang sehat dan mengelola skim kredit untuk meraih potensi dan memperluas pangsa pasar kredit ritel Bank SUMUT.

(34)

24

18. Divisi Treasury

Divisi Treasury berada di bawah Direktur Pemasaran serta dipimpin oleh seorang Pemimpin Divisi.Fungsi Divisi Treasury adalah mengelola sumber dana Bank untuk mendapatkan hasil yang optimal, mengevaluasi sasaran dibidang sumber dana, mereview skim produk dan jasa yang ada untuk meraih potensi pasar, memperluas pangsa pasar produk dan jasa dan melaksanakan penerapan manajemen risiko dengan ketentuan yang berlaku.

19. Divisi Kredit

Divisi Kredit berada di bawah Direktur Bisnis dan Syariah serta dipimpin oleh seorang Pemimpin Divisi.Fungsi Divisi Kredit adalah mengevaluasi sasaran dibidang perekreditan, mereview skim kredit yang ada untuk meraih potensi pasar dan memperluas pangsa pasar kredit.

20. Divisi Penyelamatan Kredit

Divisi Penyelamatan Kredit berada di bawah Direktur Bisnis dan Syariah serta dipimpin oleh seorang Pemimpin Divisi.Fungsi Divisi Penyelamatan Kredit ini adalah mengarahkan dan mengontrol strategi dan sistem penyelesaian kredit bermasalah dalam rangka menurunkan kredit bermasalah.

(35)

21. Divisi Risiko Kredit

Divisi Risiko Kredit berada di bawah Direktur Bisnis dan Syariah serta dipimpin oleh seorang Pemimpin Divisi.Pemimpin Divisi Resiko Kredit dibantu oleh Pejabat Struktural setingkat Bidang dan Pejabat Fungsional serta Pegawai.Struktur dan Profil jabatan Pemimpin Divisi Risiko Kredit beserta Satuan Kerja di bawahnya diatur dalam Ketentuan Bank tersendiri.

2.5 Jaringan Usaha Kegiatan

Maksud dan tujuan didirikan Bank SUMUT sesuai dengan yang dimanatkan dalam ketentuanAnggaran Dasar adalah untuk melakukan usaha di bidng perbankan sesuai ketentuan dalam perundang – undangan dalam melaksanakn aksud dan tujuan tersebut, Bank SUMUT sebagaimana yag diatur dalam pasal 3 Ayat (2) Anggaran Dasar sesuai dengan Akta no 5 tanggal 10 November 2008 dapat melakukan kegiatan usaha sebagai berikut :

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;

2. Memberikan kredit;

3. Menerbitkan surat pengakuan utang;

4. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabah;

(36)

26

5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan nasabah;

6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun wesel unjuk, cek atau sarana lainnya;

7. Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga;

8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;

9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak;

10. Melakukan penempatan dana dari nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat dibursa efek;

11. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli wajib dicairkan secepatnya;

12. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kreditan dan kegiatan wali amanat; melakukan kegiatan dalam valuta asing dan atau memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang;

13. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank antar perusahaan lain dibidang keuangan seperti swa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang;

(37)

14. Melakukan kegiatan penyertaan modal untuk mengatasi akibat kegagalan kredit dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwewenang;

15. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam oeraturan perundang-undangan yang berlaku;

16. Membantu Pemerintah Daerah dalam membina BPR ( Bank Pengkreditan Rakyat) milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kabupaten/Kota;

17. Melakukan kegiatan yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kegiatan usaha Bank SUMUT seperti yang termasuk dalam Anggaran Dasar yang telah disebutkan diatas, telah dilaksanakan oleh Bank SUMUT dalam setiap kegiatan usahanya.

2.6 Kinerja Usaha Terkini

Tahun 2017, Bank SUMUT kembali berhasil memecahkan rekor perolehan laba terbesar sepanjang sejarah Bank dengan mencatat laba bersih sebesar Rp.630 miliar, meningkat 7.78% dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp.585 miliar.

Pertumbuhan laba bersih tersebut merupakan hasil dari pertumbuhan kredit yang dibukukan Bank SUMUT pada tahun 2017 yang mengalami peningkatan sebesar 6.75% dari Rp.18.678 miliar pada tahun 2016 menjadi Rp.19.940 miliar pada tahun 2017. Peningkatan penyaluran kredit tersebut juga dibarengi dengan

(38)

28

kualitas kredit yang baik. Tahun 2017, rasio kredit macet (non performing loan) neto Bank SUMUT tercatat sebesar 1,44%, jauh di bawah batas ambang yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5,0%.

Dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun Bank SUMUT tahun 2017 mencapai Rp.21,19 triliun, meningkat 10,36% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp.19,20 triliun.

Bank SUMUT juga berhasil mencatat pertumbuhan aset sebesar 10.55%

menjadi Rp.28,93 triliun, dari tahun sebelumnya sebesar Rp.26,17 triliun. Ekuitas Bank SUMUT tahun 2017 tercatat sebesar Rp.2,99 triliun, tumbuh 10,13%

dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp.2,72 triliun.

Unit Usaha Syariah Bank SUMUT pada tahun 2017 juga mencatat kinerja yang sangat baik, dengan membukukan peningkatan penyaluran pembiayaan sebesar 12,65% menjadi Rp.2,02 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp.1,79 triliun. Dana Syirkah temporer Bank SUMUT juga mengalami pertumbuhan yang sangat baik, yaitu sebesar 22,84% menjadi Rp.1,97 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp.1,61 triliun.

Atas kinerja yang baik tersebut, tahun 2017 Bank SUMUT memperoleh 17 penghargaan dari pihak independen, yaitu :

1. Bronze Winner Indonesia Inhouse Magazine Award (InMA) 2017 Kategori Perusahaan Daerah.

2. Bronze Winner PR Indonesia Award (PRIA) 2017 kategori Program PR dan Media Internal

3. TOP BPD Buku II

(39)

4. TOP CEO BUMD 5. TOP Pembina BUMD

6. The Best Bank Kategori Penyaluran Kredit UMKM Terbesar 7. Digital Inovation Award

8. Infobank Awards 2017 untuk kategori “Sangat Bagus” atas kinerja keuangan Tahun 2015 kelompok bank dengan asset > 25 Triliun

9. Anugerah Perbankan Indonesia/ BPD Terbaik Peringkat I Kategori Buku II Asset diatas Rp.25 Triliun

10. The Best CEO Bank Indonesia 11. Pembina BPD Terbaik di Indonesia

12. The Best Communicator 2017 Kategori CEO BUMD 13. Top Public Service Bank Based On Technology 14. Top Leader of The Year 2017

15. Peringkat II Penghargaan Indonesia GCG Award 2017 dengan Predikat Platinum

16. Penghargaan Indonesia Best Banking Award 2017 Good Financial Performance, Category: Regional Development Bank

17. Penghargaan Indonesia Best Banking Award 2017 Top 5 Best Consumer Choice Regional Development Bank

Bank SUMUT meyakini bahwa SDM merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan usaha Bank. Terlebih di industri perbankan dimana pelayanan merupakan salah satu aspek terpenting. Untuk itu, Bank SUMUT

(40)

30

menjadikan upaya pengembangan SDM sebagai aspek strategis untuk meningkatkan daya saing.

Kebijakan Bank dalam pengelolaan dan pengembangan SDM adalah meningkatkan kompetensi individu sesuai dengan fungsi kerjanya. Untuk itu, bank telah menyusun Kamus Kompetensi sebagai acuan, agar diketahui gap competency setiap individu SDM serta melakukan upaya peningkatan kompetensi melalui pelatihan-pelatihan yang sesuai.

Guna terwujudnya SDM yang handal dan unggul sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan, pada tahun 2017 Bank SUMUT telah menyelenggarakan sejumlah program pendidikan dan pelatihan dengan investasi sebesar Rp.21.145.356.240.

2.7 Rencana Kegiatan

Bank SUMUT telah memiliki Rencana Bisnis Baank tahun 2017-2019 sebagai acuan pelaksana strategi dalam menghadapi tantangan bisnis kedepan yang tercermin dari proyeksi perkenomian dan prospek industri Perbankan.

Manajemen Bank SUMUT menyusun beberapa kebijakan yang diturunkan menjadi strategi bisnis sebagai preventif diantaranya :

1. Bank SUMUT terus melakukan peningkatan pemberdayaan ekonomi rakyat melalui pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, dengan peluncuran produk baru / diverifikasi selalu berorientasi pada pengembangan sektor rill.

(41)

2. Rencana pertumbuhan kredit / pembiayaan sebesar Rp. 1.757 miliar akan diprioritasan untuk sektor ekonomi produktif yang sesuai dengan potensi daerah dalam rangka meningkatkan porsi kredit produktif baik Kredit Investasi maupun Kredit Modal Kerja, lebih khusus mendukung usaha skala Mikro dan Kecil (UMK). Penghimpunan dana dari pihak ketiga diproyeksikan berasal dari tabungan, deposito serta giro masyarakan untuk mencapai komposisi dari dana pihak ketiga diluar dan Pemda minimal 70%.

3. Melakukan perbaikan infrastruktur teknologi informasi untuk mendukung bisnis Bank SUMUT antara lain melalui penambahan jaringan unit kantor terus diupayakan di kecamatan yang berpotensi di Sumatera Utara, sehingga pelayanan terhadap masyarakat optimal. Jumlah ATM di Unit Kantor dan Public Area juga ditambah dalam mendukung layanan yang berbasiskan teknologi.

4. Non Performing Loan (NPL) diproyeksikan tetap di bawah 5%, supervisi dan penagihan atas kredit bermasalah akan terus ditingkatkan guna memperbaiki kualitas kredit yang secara langsung dapat berdampak pada peningkatan CAR.

5. Program standar layanan akan diselenggarakan kembali pada tahun 2017 dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah.

6. Melakukan kegiatan promosi dan spesial event serta memaksimalkan fungsi pemasaran di Unit Operasional sebagai salah satu program brand

(42)

32

awareness. Hal ini bertujuan untuk memperkuat daya saing Bank SUMUT di tengah persaingan yang ketat

7. Mempersiapkan SDM yang profesional melalui pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan secara berkesinambungan lewat kerjasama dengan lembaga-lembaga Pendidikan yang kredibel serta meningkatkan fungsi Unit Training Center Bank SUMUT dalam pengembangan pendidikan pegawai.

8. Mendukung dan Berpartisipasi dalam Program Transformasi BPD yang digagas oleh OJK. Program ini mempunyai visi dan sasaran yaitu

“Menjadi bank yang berdaya saing tinggi dan kuat serta berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah yang berkelanjutan”. Bank SUMUT akan menerapkan beberapa aspek sebagai wujud partisipasi dalam program tersebut antara lain:

a. Meningkatkan efektivitas atau kapabilitas Good Corporate Governance (GCG), risk management dan control serta tingkat kesehatan.

b. Mengembangkan dan mempromosikan produk yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat Sumatera Utara dan pengembangan sektor riil serta UMKM seperti Kredit Permaisuri, Kredit Mikro dan Tabungan Martabe.

c. Mengembangkan SDM melalui penyusunan career path, succession planning, talent management dan peningkatan Standar

(43)

Layanan serta implementasi Manajemen Kinerja berbasis Balance Score Card.

d. Melakukan review terhadap kebijakan dan pedoman operasional (System and Operating Procedures) yang lengkap sesuai dengan perkembangan operasional Bank.

e. Bersinergi dengan grup BPD dalam hal sistem inforrmasi teknologi melalui BPD Net Online dengan mengembangkan layanan ONE BPD.

f. Penambahan Modal Disetor yang berasal dari tambahan modal para Pemegang Saham yaitu Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota di seluruh Sumatera Utara.

g. Menyusun rencana jangka panjang (Corporate Plan) dengan meninjau kembali visi dan misi Bank SUMUT sehingga mampu mendorong pertumbuhan perekonomian daerah yang selaras dengan program transformasi BPD.

(44)

BAB III

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS ASET TETAP PADA PT. BANK SUMUT MEDAN

3.1 Sistem Informasi Akuntansi

Untuk memahami sistem informasi akuntansi perlu dikemukakan beberapa defenisi mengenai sistem informasi akuntansi tersebut yang dikeluarkan oleh beberapa ahli dibidang akuntansi, antara lain :

Menurut Muda (2017:49) sistem informasi akuntansi adalah “suatu sub sistem dari Sistem Informasi Manahemen (SIM) yang menyediakan informasi akuntansi dan keuanga, juga informasi lain yang diperoleh dari pengolahan rutin atas transaksi akuntansi”.

Menurut Kieso (2007:72) sistem informasi akuntansi adalah “ sistem pengumpulan dan pemprosesan data transaksi serta penyebaran informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berpentingan”.

Menurut Hall (2001:18) “sistem informasi mempunyai tiga tujuan utam,yaitu:

1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen.

2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen.

3. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari”.

Menurut Romney dan Steinbart (2006 : 6) “sistem informasi Akuntansi terdiri dari 6 komponen, yaitu :

1. People yang mengoperasikan sistem tersebut dan melakukan berbagai macam fungsi.

(45)

dalam kegiatan pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data mengenai aktivitas organisasi.

3. Data tentang organisasi dan proses bisnisnya.

4. Software digunakan untuk memproses data organisasi.

5. Information technology infrastructure.

6. Internal control and security measures, yang mengamankan data dalam sistem informasi akuntansi”.

3.2 Pengertian Dan Jenis-jenis Aset Tetap 3.2.1 Pengertian Aset Tetap

Menurut Warren (2006 : 504) “Aset tetap (fixed assets) merupakan aset jangka panjang atau aset yang relative permanent”.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (PSAK No. 16 Revisi 2011 : Pararagraf 6) bahwa aset tetap adalah “aset berwujud yang :

a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain atau untuk tujuan adaministratif.

b. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode”.

3.2.2 Jenis-jenis Aset Tetap

Menurut Harahap (2002 : 22) “penggolongan aset tetap dipandang dari berbagai sudut yaitu:

(46)

36

a. Berdasarkan sudut substansi :

1. Tangible Assets ( aset tetap berwujud ) seperti Lahan, Mesin, Gedung, dan Peralatan.

2. Intangible Assets ( aset yang tidak berwujud ) seperti HGU, HGB, Goodwill-Patents, Copyright, Hak Cipta, Franchise, dan lain-lain.

b. Berdasarkan sudut disusutkan atau tidak :

1. Depreciated Plant Assets yaitu aset tetap yang disusutkan seperti Building (Bangunan), Equipment (Peralatan), Machinary (Mesin), Inventaris, Jalan, dan lain-lain.

2. Undepreciated Plant Assets, aset tetap yang tidak disusutkan seperti Land (Lahan).

c. Berdasarkan Jenis Aset tetap berdasarkan jenis dapat dibagi sebagai berikut :

1. Tanah

2. Bangunan Gedung 3. Mesin

4. Kendaraan 5. Perabot

6. Inventaris/Peralatan 7. Prasarana”.

Berdasarkan hasil riset (survey) yang telah dilakukan oleh peneliti, PT.

Bank Sumut Medan memiliki rincian aset tetap yang digolongkan berdasarkan jenis seperti disebutkan di bawah ini :

(47)

1. Tanah

Tanah merupakan harta yang dimiliki dan digunakan selama kegiatan perusahaan masih berlangsung. Masa pemakaiannya tidak terbatas dan biasanya dijadikan tempat pendirian bangunan seperti kantor, gudang, parkir, dan lainnya. PT. Bank Sumut terletak di Jl. Imam Bonjol no. 18 Medan. Tanah yang dimiliki dijadikan sebagai pendirian gedung kegiatan usaha, kantor usaha, tempat parkir, dan lainnya.

2. Gedung

PT. Bank Sumut mempunyai gedung dan bangunan yang cukup luas dengan berbagai kategori seperti ruang perkantoran, ruang diskusi/rapat, ruang percetakan, gudang dan lain-lain.

3. Kendaraan

Kenderaan meliputi mobil dan sepeda motor yang berfungsi sebagai sarana penunjang dalam kegiatan perusahaan.

4. Peralatan / Inventaris

Pada PT. Bank Sumut peralatan terbagi ke dalam 2 kategori, yakni peralatan administrasi untuk keperluan yang ditempatkan pada perkantoran dan peralatan yang digunakan dalam penyelenggaraan proses percetakan.

5. Perabot

Perabot pada PT. Bank Sumut medan meliputi meja kantor dan kursi kantor yang ditempatkan di perkantoran

(48)

38

Tabel 3.1

Daftar Aset Tetap PT. Bank Sumut

NO JENIS ASET DAN INVENTARIS

1 Tanah Perumahan 2 Tanah Perkantoran

3 Tanah Kosong Yang Tidak diusahakan 4 Tanah Kosong Yang Sudah Diperuntukkan 5 Gedung Kantor Permanen

6 Gedung Kantor Semi Permanen 7 Gedung Instalasi Permanen 8 Gedung Instalasi Semi Permanen 9 Gedung Garasi / Pool Permanen 10 Gedung Garasi / Pool Semi Permanen 11 Gedung Garasi / Pool Darurat

12 Rumah Tempat Tinggal Gol. I Permanen 13 Rumah Tempat Tinggal Gol. II Semi Permanen 14 Sedan

15 Jeep

16 Station Wagon / L-300 17 Minibus TS - 120 SS

18 Minibus (Toyota Kijang, Avanza, AVP, Dll) 19 Sepeda Motor

20 Sepeda 21 PC Komputer 22 Notebook 23 Printer 24 UPS 25 Modem 26 Hub 27 Scanner 28 ATM

29 Perangkat Komputer Lain-lain 30 Software

31 Telepon 32 SSB 33 Telex 34 Faximail

35 Handy Talky (HT) 36 Handphone

37 Sentral Telpon (PABX) 38 Repeater

39 Mesin Genset

(49)

42 Mesin Tik 43 Kalkulator

44 Mesin Hitung Elektronik 45 Mesin Hitung Uang Kertas 46 Mesin Hitung Uang Logam 47 Mesin Pembukuan

48 Mesin Kas Register 49 Mesin Encoder 50 Mesin Bea Materai 51 Mesin Perangko 52 Mesin Lain-lain 53 Mesin Photocopy 54 Mesin Absensi 55 AC Central

56 Ac Unit / Standing, dan Lainnya 57 Meja

58 Lemari 59 Kursi

60 Rotary Filling 61 Lemari Besi / Metal 62 Rak

63 Filling Cabinet 64 Brangkas

65 Peti Uang / Cash Box 66 Alat Direktor Uang Palsu 67 Mesin Penghancur Kertas 68 Papan Nama Instansi / Neon Box 69 White Board

70 Jam

71 Kipas Angin 72 Lemari Es 73 Televisi

74 Camera + Attachment 75 Projector/ In Focus 76 CCTV

77 Alarm System 78 Dispencer

79 Inventaris Perabot / Peralatan Kantor Lain-lain 80 Sound System

81 Pistol 82 Alat Fitness

(50)

40

84 Tromolpos

85 Renovasi Gedung Bangunan 86 Inventaris Dalam Penyelesaian 87 Peralatan Komunikasi Lain-lain 88 Monitor

89 Media Penyimpan Data / Memori 90 Gedung Dalam Pembangunan 91 Alat Musik

92 Inventaris Dalam Penyelesaian Lainnya Sumber : PT. Bank Sumut, 2018

3.3 Cara Perolehan Dan Penggantian Aset Tetap 3.3.1 Cara Perolehan Aset Tetap

Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu harga beli aset ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aset tetap tersebut dapat digunakan oleh perusahaan. Dalam menjalankan aktivitasnya suatu perusahaan dapat memperoleh aset tetap dengan beberapa cara, dimana masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan dari aset tetap itu sendiri.

Menurut Harahap (2002 : 23) “ada enam cara perolehan aset tetap yaitu : 1. Pembelian kontan

2. Pembelian secara kredit

3. Pembelian dengan surat berharga 4. Diterima dari sumbangan

5. Dibangun sendiri 6. Tukar tambah”

Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan oleh peneliti, PT. Bank Sumut Medan dalam perolehan aset tetapnya dengan pembelian secara kontan perolehan aset tetap yang dibeli sebelumnya akan dicatat ke dalam buku besar

(51)

dikeluarkan sampai aset tetap tersebut siap untuk digunakan.

3.3.2 Penggantian Aset Tetap

Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait dengan pengguaan aset tetap dikarenakan aset tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.

Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan oleh peneliti, PT. Bank Sumut Medan pada aset tetap yang telah habis umur manfaatnya hanya disimpan dalam gudang perusahaan.

3.4 Penyusutan Aset Tetap

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (PSAK No. 16 Revisi 2011 : Pararagraf 6) “Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya”.

Menurut Harahap (2002 : 53) Yang dimaksud dengan penyusutan adalah : “Pengalokasian harga pokok aset tetap selama masa penggunaannya”.

Beberapa istilah-istilah khusus didalam akuntansi sesuai dengan pengkategorian aset terkait dengan proses harga alokasi harga perolehan aset tetap, antara lain :

a. depresiasi

Yaitu yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aset tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

(52)

42

b. deplesi

Yaitu istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aset tetap berupa sumber-sumber alam (wasting asset) yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

c. amortisasi

Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aset tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan guna menetapkan besar beban penyusutan setiap periode adalah :

1. Harga perolehan aset

Yaitu seluruh pengeluaran atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh aset sampai keadaan siap pakai.

2. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat ( nilai residu)

Yaitu taksiran realisasi (penjualan) melalui kas aset tetap tersebut setelah akhir penggunaan atau pada saat aset tetap tersebut harus ditarik dari kegiatan operasi. Biaya yang disusutkan (depreciable cost ) adalah jumlah yang harus disebarkan sepanjang umur manfaat aset sebagai beban penyusutan.

3. Umur manfaat

Umur manfaat yang diperkirakan (expected useful life) atas aset tetap juga harus diestimasi pada saat aset tersebut mulai digunakan. Beberapa faktor yang menyebabkan suatu aset tetap berwujud dapat memberi manfaat dalam waktu yang terbatas, yaitu :

(53)

(deteroralitation and deacay ), dan kerusakan merupakan factor fisik yang dapat mengurangi fungsi aset tetap.

b. Faktor Fungsional Faktor fungsional yang membatasi umur aset berupa ketidakmampuan aset memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti, perubahan permintaan terhadap barang maupun jasa yang dihasilkan, kemajuan tekhnologi yang menyebabkan suatu aset tidak ekonomis lagi apabila dipakai.

c. Pola Pemakaian pola pamakaian harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan pembebanan penyusutan terhadap produksi.

Diperlukan suatu metode untuk menghitung besarnya pengalokasian pembebanan penyusutan aset tetap. Tiga metode penyusutan yang paling umum digunakan adalah metode garis lurus, metode unit produksi, dan metode saldo menurun berganda.

Straight Line Method ( metode garis lurus )

Metode ini menghitung penyusutan berat beban penyusutan dibebankan secara merata. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aset tetap. Beban penyusutan menurut metode ini dihitung sebagai berikut :

𝑫 =𝑪 − 𝑺 𝒏 Keterangan :

D = Beban Penyusutan (Depresiasi) C = Harga Pokok Aset (cost)

(54)

44

S = Salvage Value (nilai residu) N = Useful Life (umur teknis)

Contoh : Sebuah peralatan dibeli dengan harga Rp.20.000.000 nilai residu ditaksir Rp 2.000.000 dan estimasi umurnya adalah 5 tahun.

Penyusutan tahunan aset tersebut dihitung sebagai berikut : 20.000.000 − 2.000.000

5 = 3.600.000

Tabel. 3.2

Penyusutan Menurut Metode Straight Line Akhir

Tahun

Harga Pokok Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku

0 20.000.000 - - -

1 20.000.000 3.600.000 3.600.000 16.400.000

2 20.000.000 3.600.000 7.200.000 12.800.000

3 20.000.000 3.600.000 10.800.000 9.200.000

4 20.000.000 3.600.000 14.400.000 5.600.000

5 20.000.000 3.600.000 18.000.000 2.000.000

Sumber : Diolah, 2018

Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Metode ini menciptakan transfer biaya yang wajar ke badan periodik jika pemanfaatan aset dan pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari periode ke periode.

Metode Unit Produksi

Metode unit produksi (Unit-of-Production Method) menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aset.

Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aset diekpresikan dalam istilah unit

(55)

periode akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalihkan penyusutan per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama periode dimaksud.

Contoh :

Dengan menggunakan ilustarasi contoh sebelumnya jam kerja aset tetap dimisalkan 80.000 jam maka penyusutan per jam adalah sebagai berikut :

20.000.000 − 2.000.000

80.000 = 225 𝑝𝑒𝑟𝑗𝑎𝑚

Dengan mengasumsikan bahwa aset tetap dioperasikan 16.000 jam selama 1 tahun maka beban penyusutan dalam 1 tahun adalah 16.000 × 225 = Rp 3.600.000

Tabel. 3.3

Penyusutan Menurut Metode Unit Produksi No. Jam Kerja Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku

1 16.000 16.000 x 225 = 3.600.000 3.600.000 16.400.000 2 16.000 16.000 x 225 = 3.600.000 7.200.000 12.800.000 3 16.000 16.000 x 225 = 3.600.000 10.800.000 9.200.000 4 16.000 16.000 x 225 = 3.600.000 14.400.000 5.600.000 5 16.000 16.000 x 225 = 3.600.000 18.000.000 2.000.000

Sumber : Diolah, 2018

Metode Saldo Menurun Berganda

Metode saldo menurun berganda (double declining balance method) menghasilakan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aset. Untuk menerapkan metode ini tarif penyusutan garis lurus tahun terlebih dahulu harus digandakan.

Contoh :

(56)

46

Dengan menggunakan ilustrasi contoh sebelumnya maka tarif penyusutan saldo menurun adalah : = 100% / 5 tahun = 20% Digandakan menjadi 20% × 2 = 40 %

Tabel. 3.4

Pentusutan Menurut Metode Saldo Menurun Berganda Tahun Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku

1 40% x 20.000.000 = 8.000.000 8.000.000 12.000.000 2 40% x 12.000.000 = 4.800.000 12.800.000 7.200.000 3 40% x 7.200.000 = 2.880.000 15.680.000 4.320.000 4 40% x 4.320.000 = 1.728.000 17.408.000 2.592.000 5 40% x 20.000.000 = 1.036.800 18.444.800 1.555.200

Sumber : Diolah, 2018

Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan oleh peneliti, PT. Bank Sumut Medan menggunakan metode penyusutan garis lurus dan saldo menurun berganda. Metode penyusutan garis lurus digunakan untuk menghitung penyusutan pada gedung, sedangkan untuk kendaraan, perlatan/inventaris dan perabot menggunakan metode penyusutan saldo menurun berganda. Perhitungan penyusutan aset tetap dihitung secara otomatis per bulan dengan menggunakan Sistem PAsTI ( Pengelolaan Aset Tetap dan Inventori)

3.5 Prosedur Dokumen Aset Tetap 3.5.1 Catatan Akuntansi

Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan oleh peneliti, PT. Bank Sumut Medan mempunyai catatan akuntansi yang mencatat transaksi aset tetap dan penyusutannya seperti :

(57)

Jurnal Umum digunakan untuk mencatat biaya-biaya aset tetap seperti penghentian pemakaian aset tetap, dan depresiasi aset tetap.

b. Registrasi Bukti Kas Keluar

Registrasi bukti kas keluar digunakan untuk mencatat transaksi pembelian aset tetap dan pengeluaran modal yang berupa pengeluaran kas.

c. Sistem PAsTI ( Pengelolaan Aset Tetap dan Inventori)

Pada sistem ini tercatat secara rinci segala data yang bersangkutan dengan aset tetap tertentu pada kantor cabang , kantor cabang pembantu dan kantor pusat PT. Bank Sumut secara online beserta harga buku aset tetap tersebut.

d. Buku Besar

Buku yang berisi perkiraan-perkiraan yang mengikhtisarkan pengaruh adanya transaksi keuangan.

3.5.2 Prosedur Dokumen Aset Tetap

Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan oleh peneliti, PT. Bank Sumut Medan, dokumen aset tetap yang digunakan adalah :

a. Surat permintaan otorisasi investasi ( expenditure authorization request ).

Karena investasi dalam aset tetap biasanya meliputi jumlah rupiah yang relatif panjang, maka pengendalian aset tetap dilakukan melalui perencanaan yang matang. Usulan investasi diteliti kelayakan teknis dan ekonomisnya

(58)

48

yang hasilnya dituangkan dalam laporan studi kelayakan. Studi kelayakan tersebut digunakan untuk menyusun anggaran investasi ( capital budget ) b. Surat order pembelian

Dokumen ini diterbitkan oleh fungsi pembelian yang merupakan surat untuk memesan aset kepada pemasok.

c. Laporan penerimaan barang

Dokumen ini diterbitkan oleh fungsi penerimaan setelah fungsi ini melakukan pemeriksaan kuantitas, mutu, dan spesifikasi aset tetap yang diterima dari pemasok.

d. Faktur dari pemasok

Dokumen yang merupakan tagihan dari pemasok atas aset tetap yang telah dibeli.

e. Bukti kas keluar

Perintah pengeluaran kas yang dibuat oleh fungsi akuntansi setelah dokumen surat perintah otorisasi investasi, surat order pembelian, laporan penerimaan barang.

f. Nota jurnal

Nota jurnal merupakan dokumen yang diterbitkan oleh Divisi Umum melalui Sistem PAsTI ( Pengelolaan Aset Tetap dan Inventori) dimana dalam nota ini tercantum nilai penyusutan suatu aset tetap.

(59)

3.6.1 Sistem Pembelian Aset Tetap

Menurut Mulyadi (2017:518) “ alir dokumen sistem pembelian aset tetap yaitu:

1. Bagian yang memerlukan aset tetap mengajukan surat permintaan otorisasi investasi kepada Direktur Utama untuk memperoleh otorisasi dilaksanakannya investasi yang telah dicantumkan dalam anggaran modal.

2. Berdasarkan otorisasi yang diberikan, Bagian pembelian melaksanakan pemilihan pemasok dan pengiriman surat order pembelian kepada pemasok yang telah dipilih.

3. Bagian penerimaan melakukan pemeriksaan terhadap aset tetap yang diterima dari pemasok, melakukan pengujian terhadap kinerja aset tetap yang diterima dan membuat laporan penerimaan barang.

4. Bagian Utang membuat bukti kas keluar berdasarkan laporan penerimaan barang, faktur dari pemasok, surat order pembelian dan surat otorisasi investasi”.

(60)

50

Sumber: Mulyadi , 2017:519-521

Gambar 3.1

Sistem Pembelian Aset Tetap

(61)

pembelian aset tetap pada PT. Bank Sumut, sebagai berikut :

Sumber: PT. Bank Sumut, 2018

Gambar 3.2

Sistem Pembelian Aset Tetap dari Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Sumut

Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Sumut akan meminta aset tetap sesuai dengan anggaran investasi yang telah dibuat sebelumnya . Kantor cabang dan kantor cabang pembantu melakukan permintaan aset tetap melalui Sistem PAsTI ( Pengelolaan Aset Tetap dan Inventori). Maka dari Divisi Umum Kantor Pusat PT. Bank Sumut akan membeli aset tetap yang diminta oleh Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu ke pemasok secara tunai ataupun kredit. Setelah dibeli dan diterima oleh divisi umum, divisi umum

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dengan perkembangan yang ada pastinya juga terdapat permasalahan yang terjadi, perkemban- gan pendidikan keagamaan Islam yang ada ternya- ta masih

Kebijakan adalah rumusan ketentuan yang telah disepakati pihak terkait yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan dan petunjuk bagi

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan nilai kognitif ( 51.6% < 71% < 83.9% ) dan rata – rata nilai afektif ( 11.9 < 12.8 ) menunjukkan bahwa penerapan

Instalasi gawat darurat (IGD) adalah bagian dari fasilitas pelayanan kesehatan yang dikhususkan untuk penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera yang dapat

Sertifikat dapat dibekukan apabila pemegang sertifikat tidak bersedia dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat temuan ketidaksesuaian yang

static bicycle fungsinya sebagai alat bantu latihan yang di gunakan untuk melatih otot tungkai atas dan bawah pada pasien yang mengalami penyakit stroke (kelemahan). Prinsip kerja.

Menurut Kepala Bidang Pendaftaran Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Batu Bapak Kamim Utomo, berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013

dilakukan dengan sistem mudharabah. 6 Mekanisme kerja reksadana konvensional dengan reksadana syariah, pada dasarnya tidak jauh berbeda. Intinya dalam reksadana