• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTENSITAS SERANGAN BUSUK BUAH (Phytopthora palmivora) TERHADAP TIGA KLON KAKAO YANG BERBEDA TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "INTENSITAS SERANGAN BUSUK BUAH (Phytopthora palmivora) TERHADAP TIGA KLON KAKAO YANG BERBEDA TUGAS AKHIR"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

i

INTENSITAS SERANGAN BUSUK BUAH ( Phytopthora palmivora

)

TERHADAP TIGA KLON KAKAO YANG

BERBEDA

TUGAS AKHIR

Oleh:

SURMIATI SRI WULANDARI 1522040575

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

2018

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir/skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah dianjurkan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep, 26 Mei 2018 Yang menyatakan,

Surmiati Sri Wulandari

(5)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, penulis ucapkan syukur yang setinggi-tinggi

atas kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat dan karuniahnya yang diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian sekaligus penulisan laporan tugas akhir. Allahuma sholli’ala Muhammad wa’ala ali sayyidina Muhammad, yang tidak lupa saya haturkan juga juga untuk junjungan alam, kekasih

Allah, Rasul Allah, tauladan kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi di Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan tepatnya di Kampus Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Selama menyelesaikan tugas akhir ini, saya telah banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, dan petunjuk dari banyak pihak baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Nildayanti S.P.,M.Si dan Dr. Ir. Darmawan, M.P selaku pembimbing I dan II, yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

2. Dr. Junaedi, S.P.,M.Si selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan

3. Dr. Ir. Darmawan, M.P selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

4. Seluruh staf Dosen pegawai dan Teknisi Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan.

(6)

vi

5. Ayah dan ibu serta saudaraku yang senantiasa memberikan dukungan, doa serta semangat, dan dorongan kepada penulis dalam menyelasaikan laporan ini.

Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penulisan laporan ini, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa mendatang. Jika ada kesalahan itu adalah tanggung jawab penulis, namun apabila terdapat kebenaran, semuanya karena petunjuk, tuntunan dan ridho Allah SWT. Segala kerendahan hati penulis mengharapkan semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, kususnya dibidang pertanian.

Pangkep, Mei 2018

Penulis

(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ... ….. iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR……….. viii

DAFTAR LAMPIRAN……… ix

ABSTRACK... x

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 2

1.3. Manfaat ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Busuk Buah ... 3

2.2. Deskripsi Klon 45, S2,M01……… 4

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat... 7

3.2. Alat Dan Bahan ... 7

3.3. Metode Pelakasanaan ... 8

IV. KEADAAN LOKASI 4.1. Sejarah Perusahaan ... 10

4.2. Keadaan Lokasi ... 11

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hsil ... 12

5.2. Pembahasan ... 12

(8)

viii

VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan ... 15

6.2. Saran ... 15

DAFTAR PUSTAKA………. 16

LAMPIRAN……… 17 RIWAYAT HIDUP

(9)

ix

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

5.1 Rata-rata intensitas serangan penyakit busuk buah

( phytopthora palmivora) pada tiga klon yang berbeda.. ... 12

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

5.1 Buah yang terserang penyakit busuk buah. .. ... 13

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Tabel Halaman 1: Intensitas serangan busuk buah pada klon 45,S2,M01 ……… 17 2: Intensitas serangan busuk buah pada klon 45,S2,M01 ……… 18 3: Intensitas serangan busuk buah pada klon 45,S2,M01 ……… 18

Gambar

1: Pengambilan sampel kulit buah yang terserang penyakit

busuk buah ……… 19

2: Penempelan spora pada buah yang sehat ……….…………. 19 3: Pemberian lakban pada spora yang di tempelkan pada

buah yang sehat ………. 20

(12)

xii

ABSTRAK

Surmiati Sri Wulandari, 15220404575 Intensitas Serangan Busuk Buah

( Phytophtora palmivora ) Terhadap Tiga Klon Yang Berbeda di Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan di bawah bimbingan Nildayanti dan Darmawan.

Tujuan penelitian adalah mengetahui klon yang mana lebih tahan dan klon mana yang lebih rentang terhadap penyakit busuk buah dengan menggunakan teknik infeksi buah yang sakit ke buah sehat di kebun petani Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan. Pelaksanaan kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan April 2018 dengan interval waktu tiga hari dengan tiga kali pengambilan sampel di kebun petani dengan klon yang berbeda di Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil diperoleh intensitas serangan penyakit busuk buah terhadap tiga klon kakao yang berbeda ialah klon 45 yaitu 5,85% dengan kategori sedang, klon S2 yaitu 10,09% dengan kategori sedang dan klon M01 yaitu 27,33% dengan kategori berat.

Kata kunci : busuk buah, kakao, klon

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.I. Latar Belakang

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peran penting dalam perekonomian indonesia. Pengembangan Budidaya Kakao di Kabupaten Luwu Timur sangat baik. Hal ini terbukti dengan banyaknya daerah yang berkunjung ke daerah ini untuk belajar pengembangan budidaya kakao. Bahkan salah satu negara Afrika, pantai Gading juga telah melakukan study kakao didaerah ini. (Direktorat jenderal perkebunan 2015).

Konsentrasi perkebunan kakao terbesar di Kecamatan Burau, Wotu, Tomoni, Mangkutana, Kalaena, Angkona, Malili dan Wasuponda dengan jumlah produksi Tahun 2016 mencapai +12.250,40 Ton dengan rata-rata 0,83 ton/ha.

Tanaman kakao merupakan salah satu tanaman perkebunan unggulan di Kabupaten Luwu Timur yang dapat meningkatkan taraf hidup petani dengan menerapkan mekanisme dan teknologi budidaya tanaman kakao secara terpadu baik melalui kegiatan intensifikasi dan Ekstensifikasi.

Budidaya kakao menghadapi banyak kendala di lapangan, antara lain penyakit dan hama tanaman yang dapat menurunkan kuantitas dan kualitas produksi kakao. Salah satu penyakit terpenting yang menyerang tanaman kakao di Indonesia adalah penyakit busuk buah yang disebabkan oleh cendawan Phytopthora paimivora (Fauzan et all, 2013). Tingkat ketahanan klon 45, klon S2

dan klon M01 berbeda-beda. Ada klon yang agak tahan terhadap serangan, ada pula tingkat ketahananya sedang dan ada yang benar-benar rentang terhadap serangan busuk buah tersebut.

(14)

2

1.2. Tujuan

Adapun Tujuan dari pengamatan ini ialah:

1. Mengetahui klon mana yang tahan terhadap serangan busuk buah ini melalui infeksi buah.

2. Mengetahui klon mana yang lebih rentan terhadap serangan busuk buah melalui infeksi buah.

1.3. Manfaat

Manfaat dalam pengamatan ini ialah:

1. Dapat membantu para petani dalam memilih sebuah klon yang baik nantinya untuk di tanam, klon yang lebih tahan terhadap serangan busuk buah.

2. Agar produksi yang dihasilkan nantinya lebih baik atau lebih tinggi.

(15)

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyakit Busuk Buah

Penyakit busuk buah (Phytopthora palmivora) merupakan salah satu penyakit utama yang mempengaruhi sistem produksi kakao di dunia. Penyakit ini dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 90% terutama pada musim hujan atau musim kemarau pada lahan dengan populasi semut yang banyak. Di Iindonesia Phytopthora palmivora merupakan spesies utama yang menyerang semua fase

perkembangan buah kakao sehingga menyebabkan busuk buah (A.A.H et all 2014).

Jamur ini mengadakan infeksi pada buah dapat bersumber dari tanah, batang yang sakit kanker batang, buah yang sakit, dan tumbuhan inang lainnya.

Phytopthora palmivora terutama dapat bertahan dalam tanah. Dari sini jamur

terbawa oleh percikan-percikan air hujan ke buah-buah yang dekat tanah. Setelah megadakan infeksi, dalam beberapa hari jamur pada buah bisa sudah menghasilkan banyak sporangium. Sporangium ini dapat terbawa oleh percikan air, atau oleh angin, dan mencapai buah-buah yang lebih tinggi. Jamur yang berada dalam tanah dapat juga terangkut oleh serangga-serangga, seperti semut, sehingga mencapai buah-buah yang tinggi. Dari buah yang tinggi sporangium dapat terbawa oleh air ke buah-buah di bawahnya. Dari buah yang sakit jamur dapat berkembang melalui tangkai dan menyerang bantalan buah dan dapat berkembang terus sehingga menyebabkan terjadinya penyakit kanker batang. Dari sini kelak jamur dapat kembali menyerang buah. Berat ringannya penyakit busuk buah ditentukan oleh

(16)

4

banyak faktor, antara lain kelembapan udara, curah hujan, cara bercocok tanam, banyaknya buah pada pohon, dan jenis tanaman( Baharuddin et all 2017) .

Gejala yang di timbulkan phytophthora palmivora pada buah menunjukkan gejala bercak berwarna kelabu kehitaman. Bercak yang basah kemudian berkembang sehingga menunjukkan warna hitam, bagian buah menjadi busuk dan biji pun turut membusuk.

2.2. Deskripsi klon 45, klon sulawesi 2, klon M01

Ada beberapa jenis klon dalam pengamatan ini diantaranya:

1. Klon Mcc02 “45”

Klon mcc02 pada awalnya dikembangkan oleh petani kakao di Kabupaten Luwu tepatnya di Masamba dengan nama awal 45 sebagai varietas unggul lokal. Setelah diresmikan oleh pemerintah sebagai varietas baru maka 45 diubah menjadi klon mcc02 melengkapi klon yang telah dulu ada seperti klon Sulawesi 1 dan klon mcc02 disamping klon Sulawesi 2 sangat disukai oleh petani kakao khususnya di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Hal ini tentu melihat dari pengalama petani di lapangan tentang keunggulan dan kelemahan beberapa klon kakao yang mereka tanam. Dibeberapa tempat, sudah banyak petani mengganti klon Sulawesi 1 menjadi klon mcc02. Daya tahan klon mcc02 terhadap serangan hama PBK, Penghisap Buah, Busuk Buah menjadikan klon ini lebih disukai para petani.

Mcc02 memiliki keunggulan biji berbentuk elips memanjang permukaan pipi, berat kering 1,61 gram, kadar kulit biji 12,0% dan kadar lemak 49,2%. Di sisi lain mcc02 mempunyai ciri yakni percabangan agak

(17)

5

tegak, daunnya berbentuk elips memanjang ukuran sedang, pangkal runcing, ujung meruncing, tekstur datar, permukaan kasar dengan tulang daun tampak jelas, warna flush merah muda dan daun mudah merah kecoklatan.

Menurut Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, produksi rata- rata mcc02 adalah 2,82 kg/pohon atau 3,1 ton/ha/tahun. Potensi produksi klon mcc02 sangat besar jika dibandingkan dengan klon lain seperti Sulawesi 1 sekitar 1,8-2,5 ton/ha/tahun.

2. Klon Sulawesi 2 “S2”

Klon kakao Sulawesi 2 merupakan salah satu klon yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat di Sulawesi Tengah. Klon Sulawesi 2 atau S2 ini memiliki daya tahan terhadap serangan hama PBK, Penghisap Buah dan Busuk Buah menjadikan klon ini lebih disukai oleh para petani. Klon Sulawesi 2 ini juga memiliki buah yang besar namun jika pada musim hujan terjadi klon ini rentan terhadap serangan hama dan penyakit.

Klon Sulawesi 2 ini memiliki produksi sekitar 1,8-2,75 ton/ha/tahun.

Kemudian berat biji yang dihasilkan 1,27 gram, kadar kulit 11,04 %, kadar lemak 55,07 %, dan ketahanan terhadap penyakit busuk buah tahan.

3. Klon M01

Klon merupakan nama jenis kakao asal Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan dikenal di masyarakat dengan nama Mcc 01. Klon ini dikenal sebagai tanaman kakao penghasil buah berbiji besar. Mcc 01 memiliki produksi mencapai 3,69 ton/ha/tahun, sedangkan kadar lemaknya bisa mencapai 50%. Berat biji dari klon Mcc01 yaitu 1,75 gram. Penyakit

(18)

6

Busuk Buah jauh lebih rentan dibandingkan klon Mcc 02 maupun klon Sulawesi 2.

(19)

7

BAB III METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Pengamatan ini dilaksanakan pada bulan April 2018 dikebun petani di Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

3.2. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pengamatan ini yaitu: lakban, pisau katter, gunting, kamera , alat tulis menulis, plastik label, buah yang terserang busuk buah, pohon yang digunakan sebanyak lima belas pohon dalam satu klon terdiri lima pohon diantaranya klon 45,S2, dan klon M01 serta dalam satu pohon tiga buah kakao dijadikan sampel pengamatan.

3.3. Metode Pelaksanaan

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung ( dari tangan pertama ).

Pengamatan dilakukan dengan metode purpossive sampling, yaitu mengambil sampel secara sengaja, dengan memilih kebun pak Mail yang memiliki tiga jenis klon kakao dalam satu kebun, yaitu klon 45, S2 dan M01 ketiga klon ini merupakan klon yang baik atau klon yang unngul untuk dan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing seperti klon 45 dengan kelebihan klon ini tahan terhadap serangan hama PBK, Penghisap Buah, Busuk Buah dan memlilliki keunggulan biji berbentuk elips memanjang permukaan pipi, kemudian klon S2 juga merupakan klon yang tahan terhadap serangan PBK, Penghisap Buah, Busuk Buah dan klon S2 ini memiliki buah yang besar, selanjutnya klon M01 merupakan klon penghasil buah berbiji besar sehingga saya menjadikan ketiga klon ini sebagai

(20)

8

sampel untuk lebih memastikan lagi tingkat keunggulan atau ketahanannya di bagian penyakit terutama penyakit busuk buah. Tahapan pelaksanaan percobaan sebagai berikut :

1. Memilihlima pohon dalaam satu klon, klon yang diambil yaitu klon S2, klon 45, Klon M01. Kemudian kita beri tanda pohon tersebut menggunakan label yang telah dipersiapkan.

2. Masing-masing dalam satu pohon tersebut di ambil tiga sampel buah (dilakukan pada setiap klon baik 45, S2 maupun M01 ).

3. Mengambil buah yang terserang busuk buah kemudian kita menggunakan ketter/pisau untuk mengambil kulit kakao yang memliki spora berbentuk segiempat kecil.

4. Menginfeksikan patogen pada tanaman dengan menempelkannya pada buah yang tidak terserang atau buah normal lalu, kita lakban hingga benar-benar rapat atau lengket pada buah tersebut.

5. interval waktu pengamatan ini berkisar tiga hari.

6. Mengamati intensitas serangan Busuk buah pada buah yang telah di infeksi.

7. Penentuan kategori tingkat serangan Busuk Buah (Phytophthora palmivora) dengan kategori tingkat serangan:

 Ringan (< 5 % )

 Sedang (5-20 % )

 Berat (>20 ^% )

Sumber PT. Mars Tarengge Kab. Luwu Timur

(21)

9

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI

4.1. Sejarah Perusahaan

Mars Incorporated adalah perusahaan swasta (Perseroaan Terbatas) yang berpusat di Mc Lean, Virginia, USA dan memiliki cabang pada 75 negara.

Perusahaan yang didirikan pada 1191 ini, memiliki lebih dari 130 pabrik dan mempekerjakan 70.000 asosiasi pekerja. Mars Incorporated adalah salah satu perusahaan terbesar di yang menghasilkan produk makanan olahan di antaranya Chocolate, Petcare, Wrigley Gum, aneka kue dan minuman.

Mars Incorporated adalah salah satu pembeli terbesar biji kakao dan menjalankan aktivitas pengelolaan perkebunan kakao melalui kemitraan dengan petani dan pendirian Kakao Clinic dan Kakao Development Centre. Keberlanjutan kakao serta ilmu pengetahuan kakao dalam upaya global industri untuk kakao keberlanjutan dan inovator dalam kakao pengetahuan, Mars membuat perbedaan positif bagi petani kakao serta keluarga diseluruh dunia.

Pada tahun 1991 PT Mars incorporated masuk ke Indonesia dan memulai aktivitasnya melakukan pembelian biji kakao yang difermentasi. Pada tahun 1991 Mars incorporated memulai pembelian biji kakao yang difermentasi. Tahun 1992- 1995 Mars melakukan survey perkebunan kakao dan pada tahun 1995 mendirikan pabrik pengolahan kakao pertama yang berlokasi di PTKIMA Makassar. Tahun 2003-2005, PT Mars mendirikan prima kakao projek bekerja sama dengan pemerintah Belanda dan melibatkan diri dengan Cocoa Sustainability Partnership (CSP) program pada 2005. Pada tahun 2009, Mars Incorporated ikut aktif dalam

(22)

10

program Gernas kakao melalui pengelolaan kebun lestari dan bekerja sama dengan petani-petani kakao di beberapa daerah di Indonesia.

4.2. Keadaan Umum Lokasi

Salah satu proyek pengembangan kakao terpadu yang di miliki PT. Mars Incorporated adalah Mars Cocoa Clinik (MCC) yang terletak di Jl. Poros Latuppa, kelurahan Murante, Kecamatan Mungkajang, Palopo, Sulawesi Selatan. Daerah ini memiliki ketinggian 27 meter diatas permukaan laut (mdpl) dengan topografi lahan yang datar. Jenis tanah podsolok dengan pH tanah berkisar 6,5–7. Curah hujan rata- rata 362–462 mm/tahun dengan suhu rata-rata harian 28–30oC.

Selain MCC, PTMars Incorporated mendirikan Mars Cocoa Development Center (MCDC) terletak di Desa Tarengge, Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur. Di

Desa pada ketinggian tempat 30 meter dari permukaan laut dengan suhu rata 30–

32oC dan jenis tanah alluvial dengan PH berkisar 6–7. Di MCDC ini dikelola perkebunan kakao melalui pengembangan klon-klon unggulan dan teknis yang menjamin keberlanjutan produksi.

Referensi

Dokumen terkait

MYOR memiliki indikator Macd, Stoc osc dan Rsi mengindikasikan pola Uptrend, MYOR berhasil menembus Resistance di level harga 1800 sehingga terbuka peluang untuk menguji

1) Lakino Lipu (Lakino Kulisusu) merupakan kepala wilayah dan sekaligus kepala pemerintahan, penentu kebijakan dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan

Tabel dan gambar persentase fasilitas laboratorium di atas yang diperoleh dari lembar observasi dapat diketahui bahwa, laboratorium biologi SMA Muhammadiyah 1 dan 2

Kemudian akan diamati zona hambat dari 6 kelompok tersebut sehingga akan diperoleh data konsentrasi ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmanii) yang paling efektif

Pada BAB II disajikan kajian teori yang meliputi kajian teori yang melandasi kajian permasalahan penelitian, BAB III membahas metode penelitian, BAB IV hasil penelitian

[r]

Kodeks 1917 menekankan pada aspek perbedaan umat beriman yang dasarnya adalah sacra potetstas yang diberikan kepada mereka yang menerima tahbisan (sakramen

Selama melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL), Praktikan mulai dari tanggal 5 Desember 2019 – 6 Maret 2020 pada Departemen Executive Office. Praktikan merasa gugup