1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu tuturan pasti mempunyai maksud serta faktor yang melatarbelakangi penutur dalam menyampaikan tuturannya kepada mitratutur. Tindak tutur adalah suatu tindakan yang ditampilkan lewat tuturan. Misalnya permintaan maaf, keluhan, pujian, undangan, janji, dan permohonan. Penutur berharap mitra tutur memahami maksud pendengar atau lawan tutur. Penutur dan lawan tutur biasanya terbantu oleh situasi tutur. Secara pragmatis setidak-tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi (ilucotionary act), dan tindak perlokusi (perlocutionary act).
Tindak tutur dapat ditemukan dalam komunikasi manusia pada kehidupan sehari-hari, misalnya: guru yang memberikan perintah kepada muridnya untuk melakukan sesuatu, orang tua yang melarang anaknya melakukan sesuatu, seseorang yang meminta orang lain atau sekelompok orang untuk melakukan sebuah pekerjaan, tuan rumah yang mengundang para tetangganya untuk suatu acara, menyapa orang yang ditemui, memberikan informasi, seseorang yang meminta orang lain atau sekelompok orang untuk melakukan sebuah pekerjaan, tuan rumah yang mengundang para tetangganya untuk suatu acara, menyapa orang yang ditemui, memberikan informasi dan lain-lain.
Tindak tutur merupakan suatu ujaran yang mengandung tindakan sebagai suatu fungsional dalam komunikasi yang mempertimbangkan aspek situasi tutur.Tidak tutur merupakan suatu peristiwa sosial karena menyangkut dalam satu
situasi dan tempat tertentu (Chaer dan Agustina, 2010:49). Tindak tutur merupakan bagian dari pragmatik, bahwa secara praktis pragmatik dapat didefinisikan sebagai studi mengenai makna ujaran di dalam situasi tertentu.
Pengertian bahwa pragmatik sebaga ikajian mengenai kondisi-kondisi umum penggunaan bahasa secara komunikatif. Jadi disini dapat diketahui bahwa tindak tutur yang merupakan ujaran, akan di analisis makna ujarannya dalam situasi tertentu sesuai dari teori pragmatik yang digunakan.
Ceramah sebuah pengungkapan atau penyampaian pikiran dalam bentuk kata-kata oleh seseorang di depan orang banyak atau pendengar yang membicarakan suatu hal, pengetahuan, dan sebagainya (Sugono, 2008:261).
Seorang penceramah hendaknya memperhatikan tindak tuturnya karena ia seorang public figure sehingga setiap kegiatan yang dilakukan menjadi perhatian dan
contoh bagi sebagian masyarakat. Ceramah dapat dilaksanakan kapan saja, tidak ada rukun dan syaratnya, tidak ada mimbar tepat khusus pada pelaksanaanya, waktu tidak dibatasi dan siapapn boleh berdakwah, dapat dilakukan dengan cara kreatif dan inovatif seperti seminar, lokakarya, pelatihan, atau sarahsehan.Ceramah dapat berperan sebagai komunikasi bahasa karena itu ceramah mengandung tindak tutur, antara penceramah dengan pendengar.
Penelitian ini secara khusus meneliti tentang penggunaan bahasa terutama Tindak Tutur Ilokusi dalam Ceramah Ustadz Abdul Somad. Ceramah dapat berperan sebagai komunikasi bahasa. Antara penceramaah dengan pendengar.
Melalui kata-kata yang disampaikan Ustadz Abdul Somad ceramah berfungsi sebagai nasihat dan petunjuk-petunjuk, sementara ada audiens yang bertindak sebagai pendengar, dengan melihat kepada pengertian di atas, ceramah dapat
diartikan sebagai bentuk dari dakwah yaitu dakwah bil-kalam yang berarti menyampaikan ajaran-ajaran, nasihat, mengajak seseorang dengan melalui lisan.
Ceramah dapat dilaksanakan kapan saja, tidak ada rukun dan syaratnya, tidak ada mimbar tempat khusus pada pelaksaannya, waktu tidak dibatasi dan siapapun boleh berdakwah, dapat dilakukan dengan cara kreatif dan inovatif seperti (seminar, lokakarya, pelatihan, atau sarasehan). Penelitian yang berjudul “Tindak Tutur Ilokusi pada ceramaah Ustadz Abdul Somad dalam channel youtube Ustadz Abdul Somad Official Membahas tentang tindak tutur yang digunakan Ustadz Abdul Somad dalam ceramahnya. Ustadz Abdul Somad. Merupakan tokoh yang menyampaikan ceramahnya dengan diselipkan humor, ini lah yang menjadi daya tarik beliau. Humor yang termasuk dalam ponetis ini yang akan dikaji dalam penelitian ini.
Penelitian mengenai tindak tutur ilokusi telah digunakan sebelumnya oleh beberapa peneliti. Adapun penelitian-penelitian terdahulu di antaranya, “Tindak Tutur Ceramah Ustadz Yusuf Mansur Pada Acara Wisata Hati Antv”dan “Tindak Tutur Ilokusi Dalam ceramah Mamah Dedeh Dalam Acara Mamah. Dalam penelitian“Tindak Tutur Ceramaah Ustadz Yusuf Mansur Pada Acara Wisata Hati Antv”. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu
teoritis dan metodelogis. Data dikumpulkan menggunakan metode simak.
Terdapat dua jenis teknik dalam metode simak, yaitu teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar berupa teknik sadap/ penyadapan, yaitu peneliti menyadap penggunaan bahasa seseorang. Adapun teknik lanjutan berupa simak bebas libat cakap (SBLC), rekam, dan catat (Sudaryanto, 1993). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif karena penelitian
hanya difokuskan pada tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam tuturan Ustadz Yusuf Mansur dalam acara Wisata Hati di stasiun televisi ANTV. Menurut Moleong (2010:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Data penelitian ini adalah tindak tutur ilokusi Ustadz Yusuf Mansur dalam acara Wisata Hati di stasiun televisi ANTV. Sumber data dalam penelitian ini adalah video ustaz Ustadz Yusuf Mansur dalam acara Wisata Hati di stasiun televise ANTV.
Penelitian Tindak tutur Ilokusi dalam ceramah Mamah Dedeh Dalam Acara Mamah dan AA Beraksi di Indosiar Mamah Dedeh mengkolaborasikan ceramah yang disampaikannya dengan beberapa humor sehingga ceramah yang disampaikannya tidak terkesan monoton, dalam menyampaikan ceramahnya itu.Penutur (Mamah Dedeh) tidak hanya harus menuturkan mengenai hal-hal yang dapat mempengaruhi lawan tuturnya, tetapi lawan tuturnya juga diharapkan, mampu memahami dan melakukan tindakan setiap tuturan yang disampaikan penutur (Mamah Dedeh). Tuturan yang disampaikan Mamah Dedeh tidak terlepas dari strategi bertutur. Penggunaan tindak tutur ilokusi dan strategi bertutur yang digunakan Mamah Dedeh dalam menyampaikan ceramahnya berpengaruh terhadap berlangsungnya acara Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar, sadehingga acara Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar menjadi salah satu acara dakwah yang bertahan sampai sekarang. Pada acara Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar ditemukan tindak tutur ilokusi yang digunakan oleh Mamah Dedeh dalam menyampaikan ceramahnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak tutur ilokusi dan strategi bertutur dalam ceramah Mamah Dedeh pada acara Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar (Suatu tinjauan pragmatik). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode desktiptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindak tutur ilokusi dapat dilihat melalui tuturan Mamah Dedeh pada saat menyampaikan ceramahnya sebelum masuk pada sesi tanya jawab juga ketika sudah masuk pada sesi tanya jawab. Jenis tindak tutur ilokusi meliputi tindak tutur representatif dalam bentuk menyatakan dan menyebutkan. Tindak tutur direktif dalam bentuk menyuruh, menyarankan dan menantang. Tindak tutur ekspresif dalam bentuk memuji mengkritik, dan mengeluh. Tindak tutur deklarasi dalam bentuk melarang dan mengizinkan, sedangkan tindak tutur komisif tidak ditemukan dalam penelitian. Strategi bertutur berdasarkan tindak tutur ilokusi yaitu strategi bertutur terus terang tanpa basa basi (BTTB), strategi bertutur terus terang dengan basa basi kesantunan positif (BBKP), dan strategi bertutur terus terang dengan kesantunan negatif (BBKN). Melalui tuturan Mamah Dedeh pada acara Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dapat diambil pembelajaran bahwa dalam menjalani kehidupan harus berdasarkan pada aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT yang terdapat dalam Alquran dan hadist.
Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah Tindak tutur ilokusi Ustadz Abdul Somad dalam Channel youtube Ustadz Abdul Somad Official. Bertujuan penyampain ilmu agama kepada umat. Ceramah dalam syiar agama salah satu bentuk kepedulian kepada umat Islam. Penelitian ini memberikan referensi pentingnya penyampaian baik buruk, haram, halal, dilarang, diperintahkan.
Ceramah Ustadz ustadz Abdul Somad dalam channel youtube Ustadz Abdul
Somad Official adalah penyampain yang sangat bermanfaat bagi umat. Ustadz Abdul Somad adalah salah satu ustadz yang ceramahnya kaya akan ilmu dan untuk penyampaiannya pun bisa dengan mudah dicerna oleh para pendengar.
Melalui bahasa manusia dapat mengekpresikan semua yang ada di dalam pikiran karena dengan berpikir secara otomatis manusia menuturkan sesuatu dalam pikirannya. Hal tersebut dapat dilihat pada seorang ustadz ketika memberikan ceramah karena ia dapat mengungkapkan materi yang disampaikannya menggunakan bahasa yang berupa tuturan. Seorang penutur dalam mengujarkan sesuatu wajib memperhatikan diksi yang dipakainya. Bentuk bahasa tersebut ditentukan oleh faktor penentu di luar bahasa, antara lain penutur dan petutur, usia, latar belakang, sosial, ekonomi, jenis gender, tingkat keakraban, dan sebagainya yang semuanya itu termasuk ke dalam konteks.Penutur dalam hal ini adalah ustadz harus memperhatikan pemilihan diksi dan penggunaan bahasa yang dipakainya agar petuturnya dapat mengerti pesan yang disampaikannya dan tidak membuat tersinggung pendengarnya. Ustadz menurut Sugono (2008:1539), berasal dari bahasa Arab yang berarti guru agama atau guru besar laki-laki.
1.2 RumusanMasalah
a. Bagaimana bentuk tindak tutur ilokusi pada ceramah Ustadz Abdul Somad ?
b. Bagaimana makna tindak tutur ilokusi yang terdapat pada ceramah Ustadz Abdul Somad ?
c. Bagaimana fungsi tindak tutur ilokusi pada ceramah Ustadz Abdul Somad ?
1.3 Tujuan Penelitian
a. Mendeskripsikan bentuk tindak tutur tlokusi pada ceramah Ustadz Abdul Somad.
b. Mendeskripsikan makna tindak tutur ilokusi pada ceramah Ustadz Abdul Somad.
c. Mendeskripsikan fungsi tindak tutur ilokusi pada ceramah Ustadz Abdul Somad.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan tambahan mengenai tindak tutur ilokusi untuk pembaca. Serta dapat menjadi panutan untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari - hari untuk pembaca.Penelitaian ini tedapat dua manfaat yaitu secara teoritis dan praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis yang akan didapat dalam penelitian ini adalah menambah pengetahuan tentang makna yang terdapat dalam tindak tutur yang terdapat dalam ceramah Ustadz Abdul Somad. Penelitian ini, menambah pemahaman dalam pengembangan teori pragmatik yang digunakan sebagai dasar dari penelitian ini.
Secara teoretis penelitian ini bermanfaat bagi teori kebahasaan, khususnya kajian pragmatik terkait dengan wacana, yaitu mengenai tindak tutur ilokusi pada ceramah Ustadz Abdul Somad
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam mendalami sebuah ceramah. Bagi pembaca, hasil penelitian ini sebagai informasi dan referensi dalam mengenali tindak tutur ilokusi dalam sebuah ceramah, penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan atau pertimbangan.
Diharapkan penelitian ini dapat digunakn sebagai tambahan informasi, referensi, dan dapat memberikan kerangka penelitian sejenis ini, untuk peneliti selanjutnya.
1.5 Penegasan Istilah
1. Ceramah Ustadz Abdul Somad
Ceramah adalah pidato yang menyampaikan pidato ajaran agama. Ajaran- ajaran tersebut dapat berupa nasihat, petuah, petunjuk, ataupun kisah-kisah.
Ustadz Abdul Somad adalah salah satu pendakwah dan ulama di Indonesia ia sering mengulas berbagai macam persoalan agama, terlebih khusunya kajian ilmu hadist dan fikih. Selain itu, yang ia kaji banyak membahas mengenai nasionalisme dan permasalahan yang ada di masyarakat.
2. TindakTutur
Tindak tutur merupakan suatu ujaran yang mengandung tindakan sebagai suatu bentuk fungsional dalam komunikasi yang mempertimbangkan aspekssituasi tutur (Citra dalam, tindak tutur menurut Austin dannSearle: 2012).
Menurut Chaer dan Agustina (2010:48), tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa tindak tutur adalah aktivitas atau tindakan dalam ujaran yang memiliki makna.
3. Klasifikasi Tindak Tutur
Klasifikasi tindak tutur yaitu mengucapkan sesuatu ialah melakukan sesuatu, dan bahasa atau tindak tutur dapat dipakai untuk membuat kejadian karena pada umumnya ujaran yang merupakan tindak tutur mempunyai kekuatan-
kekuatan. Austin membedakan atau mengklasifikasi tindak tutur menjadi 3 aspek.
Ketiga aspek tindak tutur tersebut adalah sebagai berikut. (1) Kekuatan lokusi adalah makna dasar dan makna referensi (makna yang diacu) oleh ujaran itu. (2) Kekuatan ilokusi adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh penggunaan ujaran itu sebagai perintah, ujian, ejekan, keluhan, janji, dan sebagainya. (3) Kekuatan perlokusi adalah hasil atau efek dari ujaran itu terhadap pendengar (mitra tutur), baik yang nyata maupun yang diharapkan. mencantumkan 5 jenis fungsi umum yang ditunjukan oleh tindak tutur yaitu deklarasi, representatif, ekpresif, direktif, dan komisif.
4. Tindak Tutur Ilokusi
Tindak tutur ilokusi selain menyatakan sesuatu juga menyatakan tindakan melakukan sesuatu. Oleh karena itu, tindak tutur ilokusi disebut The Act of Doing Something (tindakan melakukan sesuatu). Tindak tutur ilokusi menjadi kategori yang menjadi pusat perhatian dalam teori tindak tutur. Hal ini dikarenakan dalam tindak tutur ilokusi, keberadaan sebuah kalimat atau pernyataan tentu tidak bisa dilepaskan dari sebuah konteks. Austin menekankan bahwa tujuan penutur dalam bertutur bukan hanya memproduksi kalimat-kalimat yang memiliki pengertian dan acuan tertentu.(Austin, 1965:95).
5. Bentuk Tindak Tutur Ilokusi
Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang mengandung makna dan fungsi atau daya ujar untuk mempengaruhi lawan tutur. Searle(1969: 54) membagi bentuk tindak tutur ilokusi berdasarkan fungsinya yaitu; (a) asertif (b) direktif, (c) ekspresif, (d) komisif, (e) deklaratif. Bentuk tindak tutur ilokusi dapat dilihat melalui kalimat yang diutarakan
6. Makna Tindak Tutur Ilokusi
Makna tindak tutur ilokusi adalah maksud yang dipahami pendengar atas ujaran penutur yang mengandung suatu pernyataan, tawaran, janji pertanyaan, menyarankan, menegur, mendesak, mengungkapkan, mengucapkan terima kasih dan sebagainya.
7. Fungsi Tindak Tutur Ilokusi
Fungsi tindak tutur ilokusi terbagi atas empat, yaitu kompetitif, menyenangkan, bekerjasama, bertentangan. Fungsi-fungsi tersebut memiliki pengertian dan maksud tersendiri sesuai dengan tuturan yang dilakukan.