Dosen Pengampu : Ir. Hamidun Batubara, M.T.
Dody Taufik Sibuea, S.T., M.T.
Disusun Oleh : Kelompok 4
Hendricho Giovanni Manik (5193250016)
Josua Sihaloho (5192550002)
Jovan Anugrah Waruwu (5193550014)
Julian Ipandi (5193250022)
Jodi Anggara (5191250011)
Muhammad Eric Hidayat (5191250010) Veronika Enjelina Siburian (5192550003)
PRODI TEKNIK SIPIL
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A. 2022/2023
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan – Kelompok 4
PENGUJIAN BERAT ISI AGREGAT KASAR
A. Teori Umum
Berat isi berhubungan dengan kepadatan porositas, kondisi berat isi sangat mempengaruhi infiltrasi, dan konsistensi. Agregat adalah sekumpulan butir- butir batu pecah, kerikil, pasir, atau mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan (SNI No:
1737-1989-F). Agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton semen hidraulik atau adukan.
Kata agregat dapat dijabarkan dari bentuk bahasa latin grex yang berarti sekumpulan atau sekawanan. Berpijak dari akar kata ini, kita kemudian mendapatkan beberapa makna dari aggregate.
Mulanya kata ini menyeruak terutama dalam bidang konstruksi di lingkungan penutur bahasa Inggris mengacu pada bahan-bahan mineral tidak bergerak, misalnya pasir, debu, batu, kerikil, pecahan batu yang bercampur semen, kapur, atau bahan aspal untuk mengikat campuran itu menjadi seperti beton. Ketika kita menghimpun benda atau sesuatu yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan, kita seakan menyusun sebuah gundukan atau tumpukan, di mana ujung tumpukan berasosiasi dengan pencapaian. Proses pengumpulan inilah yang disebut agregat
Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan perkerasan jalan memikul beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca. Yang menentukan kualitas agregat sebagai material perkerasan jalan adalah:
1. Gradasi 2. Kebersihan 3. Kekerasan
4. Ketahanan agregat 5. Bentuk butir 6. Tekstur permukaan 7. Porositas
8. Kemampuan untuk menyerap air 9. Berat jenis
10. Daya kelekatan terhadap aspal
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan – Kelompok 4
Berat isi agregat merupakan perbandingan antara berat dan isi agregat tersebut (halus/kasar). Pengujian berat isi suatu agregat merupakan suatu pengklasifikasian suatu agregat. Ada beberapa jenis agregat berdasarkan berat isinya, yaitu : agregat normal, agregat ringan, dan agregat berat.
Standar ASTM C-330, “ Spesification for Lightweight Agregates For Structural Concrete”
memberikan batasan berat isi untuk agregat kasar ringan yaitu sebesar 350-880 kg/m3 dan antara 750- 1200 kg/m3 dan jika melebihi batasan tersebut maka agregat tersebut masuk kedalam kategori agregat berat.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari diadakannya percobaan ini adalah untuk menentukan berat isi agregat, baik itu agregat halus maupun agregat kasar.
C. Alat-alat yang Digunakan
1. Timbangan / Neraca dengan ketelitian 0,1 gram.
Gambar 1. 1. Timbangan ketelitian 0,1 gram.
2. Talam berkapasitas cukup untuk mengeringkan contoh agregat.
Berat Isi Agregat =
Berat Benda Uji
Volume Silider
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan – Kelompok 4
Gambar 1.2. Talam
3. Tongkat pemadat dengan diameter 15 mm, panjangnya 60 cm dengan ujung yang salah satunya bulat dan sebaiknya terbuat dari baja.
Gambar 1.3. Tongkat pemadat dengan diameter 15 mm, panjangnya 60 cm
4. Mistar perata.
Gambar 1.4. Mistar perata
5. Wadah baja yang cukup kaku dan berbentuk silinder yang mempunyai alat sepasang pemegat pada bagian samping atas silinder tersebut.
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan – Kelompok 4
Gambar 1.5. Wadah baja
6. Air PDAM secukupnya.
Gambar 1.6. Air PDAM
7. Drying Oven.
Gambar 1.7. Drying Oven.
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan – Kelompok 4 8. Sekop
Gambar 1.8. Sekop
D. Benda Uji
Benda uji yang digunakan pada percobaan ini merupakan agregat kasar, yang banyaknya hamper sama dengan kapasitas wadah silinder dari baja tersebut.
Gambar 1.9. Agregat Kasar
E. Jalan Percobaan Hari pertama :
1. Menimbang wadah silinder yang terbuat dari baja dengan menggunakan neraca yang ketelitiannya 0,1 gram, kemudian mencatat hasil timbangannya (W1);
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan – Kelompok 4
Gambar 1.10. Menimbang wadah silinder
2. Mengambil benda uji yang telah ditentukan, yaitu benda uji berupa agregat kasar, yang banyaknya tidak boleh kurang dari wadah silinder besi;
Gambar 1.11. Mengambil benda uji
3. Setelah itu, menyimpan benda uji tersebut kedalam talam yang telah disediakan;
Gambar 1.12. Menyimpan benda uji
4. Meratakan posisi benda uji pada talam;
Gambar 1.13. Meratakan posisi benda uji
5. Memasukkan talam yang telah terisi oleh benda uji tersebut ke dalam drying oven yang telah tersedia, kemudian didiamkan selama 24 jam pada suhu (100±5)ºC.
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan – Kelompok 4
Gambar 1.14. Sampel di oven dengan suhu (110±5)oC
Hari kedua :
1. Mengeluarkan benda uji setelah 24 jam berada dalam dalam oven, didiamkan beberapa saat, kemudian memasukkan benda uji kedalam wadah baja yang berbentuk silinder.
Gambar 1.15. Mengeluarkan benda uji setelah 24 jam
2. Memasukkan benda dalam 3 tahap, isi terlebih dahulu 1/3 bagian dari wadah baja.
(a) (b) (c)
Gambar 1.16. Memasukkan benda dalam 3 tahap, Gambar (a) Layer 1/3, Gambar (b) Layer 2/3,dan Gambar (c) Layer 3/3,
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan – Kelompok 4
3. Menusuk-nusuk benda uji dengan menggunakan tongkat pada setiap lapisnya masing- masing sebanyak 25 kali secara merata, sehingga wadah baja tersebut penuh.
Gambar 1.17. Menusuk-nusuk benda uji sebanyak 25 kali secara merat
4. Meratakan wadah baja yang telah terisi benda uji dengan menggunakan mistar perata, sampai benar- benar penuh dan rata.
Gambar 1.18. Meratakan wadah baja yang telah terisi benda uji
5. Menimbang dalam keadaan penuh tersebut, dan mencatat hasilnya (W2).
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan – Kelompok 4
Gambar 1.19. Menimbang dalam keadaan penuh
6. Membuang benda uji tersebut, kemudian mencuci wadah baja hingga bersih.
Gambar 1.20. Menimbang dalam keadaan penuh
7. Memasukkan air PDAM kedalam wadah silinder yang terbuat dari baja tersebut sampai benar-benar penuh, kemudian menimbang dan mencatat hasilnya.
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan – Kelompok 4
Gambar 1.21. Menimbang dalam keadaan penuh
F. Data Pengamatan dan Perhitungan 1. Data Pengamatan
Tabel 22.1 Data Pengamatan (terlampir) 2. Perhitungan
Diketahui:
Berat Silinder (W1)
= 2720 gram
Berat Silinder Baja + benda uji (W2) = 5660 gram Berat Silinder baja + Air (W3) = 4600 gram Volume Silinder = Volume Air (V) = 1,88 cm
3Berat Benda Uji (W4) = W2 –W1
= 5660 - 2720
= 2940 gram Berat isi agregat =
= 1560 gram
G. Gambar Alat dan Gambar Kerja1. Gambar Alat
Gambar 1. 1. Timbangan ketelitian 0,1 gram.
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan – Kelompok 4
Gambar 1.2. Talam
Gambar 1.3. Tongkat pemadat dengan diameter 15 mm, panjangnya 60 cm
Gambar 1.4. Mistar perata
Gambar 1.5. Wadah baja
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan – Kelompok 4
Gambar 1.6. Air PDAM
Gambar 1.7. Drying Oven.
Gambar 1.8. Sekop
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan – Kelompok 4 H. Kesimpulan dan Saran
1.
Kesimpulana. Hasil percobaan
Berat isi agregat = 1560 gr/cm3 = 1,56 kg/m3 > 0,75 – 1,2 kg/m3
b. Standar ASTM C-330, “Spesification for Lightweight Agregates For Structural Concrete” memberikan batasan berat isi untuk agregat kasar ringan yaitu sebesar 350- 880 kg/m3 dan antara 750-1200 kg/m3 dan jika melebihi batasan tersebut maka agregat tersebut masuk kedalam kategori agregat berat.
c. Nilai berat isi agregat yang dihasilkan melalui percobaan melebihi batasan standar ASTM C-330 dengan lebihnya adalah 0,36 dari range 0,75 – 1,2 kg/m3, maka dapat disimpulkan bahwa agregat tersebut termasuk kedalam kategori agregat berat.
2.
SaranSaran kami dalam pengujian ini adalah pada saat penusukan benda uji dengan menggunakan tongkat pada setiap lapisnya, sebaiknya tim penguji lainnya tidak medekati silinder tempat agregat tersebut agar tidak terjadi kecelakaan saat pengujian.