BAB II
ASAS-ASAS HUKUM AGRARIA
A. Kompetensi Dasar dan Indikator
• Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menguraikan asas-asas hukum agraria hak-
• hak penguasaan atas tanah dan hukum adat dalam hukum tanah nasional
• Indikator Kompetensi :
• Menerangkan asas-asas hukum agraria
• Menguraikan hak-hak penguasaan atas tanah
• Mengkonstruksikan hukum adat dalam hukum tanah nasional
B. Deskripsi Singkat
• Pada bab ini mahasiswa akan dapat mempelajari asas-asas Hukum Agraria hak-hak penguasaan atas tanah dan hukum adat dalam hukum tanah nasional.
C. Materi
1. Pengertian Asas-Asas Hukum Agraria
• Asas dalam pengertian hukum ialah apa yang menjadi dasar dari suatu norm atau norma atau kaidah. Jadi asas adalah apa yang mengawali suatu suatu kaidah. Sedangkan norm oleh Hans Kelsen (dalam Bachsan Mustafa, 1988 : 17) diartikan sebagai imperartief voorsckrift, yaitu suatu peraturan hukum yang harus diturut dan yang dilindungi oleh sanksi, dan E. recht, S.H. menyebut norma itu sebagai kaidah, petunjuk yang harus ditaati oleh anggota-anggota masyarakat yang mengandung sanksi atas pelanggarannya. Adapun sanksi artinya ancaman hukuman atau
hukuman yang dapat dikenakan kepada seseorang atau lebih yang telah melakukan pelanggaran atas suatu norma.
• Selanjutnya dari falsafah/konsepsi komunalistik religius ini lahirlah
beberapa asas dari Hukum Agraria Nasional yang menjadi kaidah atau sebagai dasar, sehingga dengan sendirinya harus menjiwai
pelaksanaan dari Undang-Undang Pokok Agraria dan segenap
peraturan pelaksanaannya. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:
• Asas Nasionalitas
• Yaitu suatu asas yang menyatakan bahwa hanya warga Negara Indonesia saja yang mempunyai hak milik atas tanah atau yang boleh mempunyai hubungan dengan bumi dan ruang angkasa dengan tidak membedakan antara laki-laki dengan wanita serta sesama warga Negara baik asli maupun keturunan.
• Asas Hak Menguasai Negara.
• Yaitu bahwa bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya itu pada tingkat tertinggi dikuasai oleh Negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat (pasal 2 ayat 1 UUPA).
• Asas Pengakuan Hukum Adat.
• Yaitu bahwa hukum adat yang dipakai sebagai dasar hukum agraria adalah hukum adat yang sudah dibersihkan dari segi-segi negatifnya.
• Asas fungsi sosial hak atas tanah
• Yaitu suatu asas yang menyatakan bahwa penggunaan tanah tidak boleh bertentangan dengan hak-hak orang lain dan kepentingan umum, kesusilaan serta keagamaan (pasal 6 UUPA).
• Asas Perlindungan bagi warga negara Indonesia untuk mempunyai hak milik atas Tanah.
• Yakni asas yang menyatakan bahwa hak milik tidak dapat dipunyai oleh orang asing dan pemindahan hak milik kepada orang asing dilarang dengan ancaman batal demi hukum.
• Asas pemisahan horizontal (horizontale scheidings beginsel).
• Yaitu suatu asas yang memisahkan antara pemilikan hak atas tanah dengan benda-benda atau bangunan-bangunan yang ada diatasnya.
• Asas Gotong Royong dalam mengusahakan tanah pertanian
• Bahwa segala usaha bersama dalam lapangan agrarian didasarkan atas kepentingan bersama dalam rangka kepentingan nasional, dalam bentuk koperasi atau dalam bentuk-bentuk gotong royong lainnya, Negara dapat bersama-sama dengan pihak lain menyelenggarakan usaha bersama dalam lapangan agrarian, sebagaimana disebutkan dalam pasal 12.
• Asas non diskriminasi (tanpa pembedaan).
• Yaitu asas yang melandasi hukum Agraria (UUPA yang tidak membedakan
antar sesama WNI artinya bahwa setiap WNI berhak memilik hak atas tanah.
Undang-undang Pokok Agraria tidak membeda-bedakan warga negara
Indonesia, semua warga negara Indonesia menurut Undang-undang Dasar 1945 mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan seperti tercantum dalam pasal 27 ayat (l), bahwa "Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya".
2. Hak-Hak Penguasaan Atas Tanah
• Setelah terbentuknya aturan hukum pertanahan yang bersifat nasional yakni dalam UUPA, di dalam hukum tanah terdapat pengaturan mengenai berbagi hak penguasaan atas tanah.
Hak penguasaan atas tanah ini ditetapkan berdasarkan tata jenjang atau hierarkis hak-hak penguasaan atas tanah dalam hukum tanah nasional kita, yaitu :
• Hak Bangsa Indonesia yang disebut dalam pasal 1, sebagai penguasaan atas tanah yang tertinggi, beraspek perdata dan public ;
• Hak Menguasai dari Negara yang disebut dalam pasal 2, semata-mata beraspek publik ;
• Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat yang disebut dalam pasal 3, beraspek perdata dan publik ;
• Hak-hak perorangan individu, semuanya beraspek perdata, terdiri atas :
• hak-hak atas tanah sebagai hak individual yang semuanya langsung atau tidak langsung bersumber pada hak bangsa yang disebut dalam pasal 16 dan 53;
• wakaf, yaitu hak milik yang sudah diwakafkan dalam pasal 49;
• hak jaminan atas tanah yang disebut hak tanggungan, dalam pasal 25, 33,39,51
• Sebelum adanya UUPA pada masa Pemerintahan Nederlands Indie (Hindia Belanda), negara memiliki kekuasaan yang amat absolut atas tanah, yang dijustifikasi dengan serangkaian wet keagrariaan, yang terdiri dari :
• Agrarische Wet (Staatblad - 1870 No. 55)
• Agrarisch Besluit (S - 1870 No. 118)
• Algemeine Domeinverklaring (S - 1875 No. 199a)
• Domeinverklaring untuk Sumatra (S - 1874 No. 94f)
• Domeinverklaring untuk Keresidenan Manado (S - 1877 No. 55)
• Domeinverklaring untuk Residentie Zuider en Oosterafdeling van Borneo (S - 1888 No. 58)
• Koninklijk Besluit (S - 1872 No. 117)
• Burgerlijk Wetboek (BW).
• Dengan dasar aturan tersebut negara menjadi Penguasa Tertinggi sekaligus Pemilik (eigenaar) atas semua tanah - tanah bebas yang belum dilekati oleh sesuatu hak. Maka timbul berbagai pemahaman berikut ini :
• Penguasa Tertinggi
• Kekuasaan Untuk Mengatur.
• Batas Kekuasaan Negara.
• Berikut ini digambarkan bagan penguasaan atas tanah di Indonesia sebagaimana terlihat pada bagan-bagan dibawah ini :
PENGUASAAN ATAS TANAH
YURIDIS HAK
PUBLIK
Hak Menguasai Negara PERDATA/PRIVAT
TANAH DIHAKI SECARA FISIK
Dikuasai
sendiri Dikuasai pihak lain Dikuasai pihak lain Tanpa hak
PASAL 33 AYAT (3) UUD 1945
UU No. 5 Tahun 1960 / UUPA
TANAH TUHAN
BANGSA INDONESIA
HAK BANGSA
NEGARA HAK MENGUASAI
HAK MENGUASAI OLEH NEGARA
TANAH HAK
Tanah yang telah dimohon dengan diberikan hak dan dipunyai perorangan / Badan Hukum.
Hak masyarakat Hukum adat : Hak Ulayat :
Pembukaan tanah ;
Mengumpulkan hasil hutan.
Hak Perorangan - Badan Hukum : Hak milik ;
Hak Guna Usaha ; Hak Guna Bangunan ; Hak Pakai ;
Hak Sewa ;
Hak-hak lain yang ditetapkan dengan UU.
TANAH NEGARA
Tanah yang langsung dikuasai oleh Negara, belum dibebani dengan hak atas tanah dari perorangan / Badan Hukum.
Untuk :
Kepentingan Suci (Res sacre) Kepentingan Negara (Res Publigue) Kepentingan Umum (Res
Communes)
Dijaga - dipelihara Negara Res Nullius)
Hak menguasai oleh negara ini memberi wewenang bagi negara untuk
• Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, penyediaan dan pemeliharaan BARAK ;
• Mengatur hubungan hukum antara orang dengan BARAK,
menentukan macam-macam hak atas tanah, hak atas air dan ruang angkasa ;
• Mengatur hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan
hukum yang mengenai bumi dan seterusnya seperti jual beli, sewa- meyewa tanah, dsb. ;
3. Eksistensi Hukum Tanah Adat
• Di dalam Hukum Adat, tanah merupakan masalah yang sangat penting.
Hubungan antara manusia dengan tanah sangat erat, seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa tanah sebagai tempat manusia untuk
1). Beberapa aspek Hukum Tanah Adat di Indonesia
• Melahirkan tanah-tanah hak adat yang dikenal dengan tanah ulayat, tanah
yayasan, tanah gogolan, dsb. Lembaga hukumnya diatur dalam Hukum Adat dan hukum yang mengaturnya sebagian besar tidak tertulis (hukum adat, dsb)
Tanah-tanah adat umumnya belum terdaftar. Hanya baru sebagian kecil saja yang sudah terdaftar. Misalnya :
• Tanah milik perorangan yang sudah didaftarkan (sebagai hak eigendom);
• Tanah Hak milik wilayah Swapraja, misalkan yang terdapat di Yogyakarta, Surakarta dan sekitarnya.
• Pendaftaran hanya bertujuan untuk pemungutan pajak, akibtanya pendaftaran tidak memiliki kekuatan hukum.menjalani dan melanjutkan kehidupannya.
• Menurut hukum adat di Indonesia, ada 2 (dua) aspek hak yang timbul atas tanah, antara lain yaitu:
• Hak persekutuan, yaitu hak yang dimiliki, dikuasai, dimanfaatkan,
dinikmati, diusahai oleh sekelompok manusia yang hidup dalam suatu wilayah tertentu yang disebut dengan masyarakat hukum (persekutuan hukum). Lebih lanjut, hak persekutuan ini sering disebut dengan hak ulayat, hak dipertuan, hak purba, hak komunal, atau beschikingsrecht.
• Hak Perseorangan, yaitu hak yang dimiliki, dikuasai, dimanfaatkan,
dinikmati, diusahai oleh seseorang anggota dari persekutuan tertentu.
• Dalam hal ini ada beberapa hak perorangan atau individu dalam tertib hukum masyarakat persekutuan, antara lain adalah:
• Hak milik atas tanah
• Hak menikmati
• Hak yang dibeli
• Hak memungut hasil karena jabatan
• Hak pakai
• Hak gadai dan hak sewa
• Hak raja
2). Hukum Tanah Adat setelah berlakunya UUPA
• Seperti yang telah dijelaskan dalam konsepsi UUPA, menurut konsepsi UUPA maka tanah, sebagaimana halnya juga dengan bumi, air dan
ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya yang ada di wilayah Republik Indonesia, adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa pada Bangsa Indonesia yang merupakan kekayaan nasional.
Sehingga hukum adat ini menunjuk fungsi hukum adat dalam hukum agraria nasional, yaitu sebagai :
• Pelengkap jika permasalahan belum diatur ;
• Sumber hukum, yaitu dari hukum adat Indonesia (bukan kedaerahan), namun yang berupa :
• Asas-asasnya, misal hak ulayat, hak menguasai, pemisahan horizontal ;
• Sistemnya, misal : Peralihan hak atast, terang, dilakukan dihadapan pejabat dan saksi, tunai, kekurangan pembayaran adalah hutang dan riil, dengan dilakukan pembayaran, hak pindah tangan ;
• Lembaga hak atas tanah, mengenai hak-hak atas tanah adat (hak ulayat, hak milik, dsb).
Soal
• Apa yang terkandung dalam falsafah komunalis religius dan mengandung konsekuensi apa bagi Bangsa Indonesia ?
• Apakah yang dimaksud dengan asas hak menguasai oleh Negara ?
• Menagpa dalam mengusahakan tanah harus dilakukan secara gotong royong ?
• Apakah hukum adat masih efektif diterapkan di Indonesia ?
Aku bukan seoarang Guru
hanya sesama musafir yang kau tanyai arah Aku menujuk ke arah depan
kedepan diriku sendiri dan ke depan dirimu (George Bernard Shaw)
Tugas
Diskusi dan tanya jawab secara bersama-sama eksistensi hukum agraria sebagai hukum nasional (Problem based learning)
Mendiskusikan penerapan hukum agraria hubungannya dengan
pengejawantahan Pancasila dan Konsepsi Hukum agraria nasional(Inquiry).