• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA ILMIAH TERAPAN HALAMAN JUDUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KARYA ILMIAH TERAPAN HALAMAN JUDUL"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

i

KARYA ILMIAH TERAPAN HALAMAN JUDUL

PENERAPAN PROSEDUR PERSIAPAN RUANG MUAT YANG DI LAKSANAKAN DI KM. MUARA BERLIAN UNTUK MENGURANGI

RESIKO KERUSAKAN MUATAN

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

YULIANTO ANDRI PRATAMA NIT. 04.16.030.1.41/N AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2020

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :YULIANTO ANDRI PRATAMA

Nomor Induk Taruna : 04.16.030.1.41/N Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul:

PENERAPAN PROSEDUR PERSIAPAN RUANG MUAT YANG DI LAKSANAKAN DI KM. MUARA BERLIAN UNTUK MENGURANGI RESIKO KERUSAKAN MUATAN

merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan diatas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang di tetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

Surabaya, ...

Yulianto Andri Pratama NIT. 04.16.030.1.41/N

(3)

iii

PERSETUJUAN SEMINAR KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : PENERAPAN PROSEDUR PERSIAPAN RUANG MUAT YANG DI LAKSANAKAN DI ATAS KAPAL UNTUK MENGURANGI RESIKO KERUSAKAN MUATAN

Nama Taruna : YULIANTO ANDRI PRATAMA

NIT : 04.16.030.1.41/N

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan.

Surabaya, ……... 2020 Menyetujui:

Pembimbing I

Dwi Haryanto, MM Penata Tk.1 (III/d) NIP. 1975112520021210006

Pembimbing II

Cornelius Rumambi, SE, MM Pembina (IV/a)

NIP. 195710101980031003 Mengetahui,

Ketua Jurusan Nautika

Daviq Wiratno,S.SiT,M.T.M.Mar Penata Tk.I(III/d)

NIP. 197901072002121002

(4)

iv

HALAMAN PENGESAHAN

PENERAPAN PROSEDUR PERSIAPAN RUANG MUAT YANG DI LAKSANAKAN DI KM. MUARA BERLIAN UNTUK MENGURANGI RESIKO KERUSAKAN

MUATAN

Disusun dan Diajukan Oleh:

YULIANTO ANDRI PRATAMA NIT. 04 16 030 1 41 Ahli Nautika Tingkat III

Telah dipertahankan didepan Panitia Ujian KIT Pada tanggal 4 Maret 2020

Menyetujui:

Mengetahui:

Penguji I

( Semuel D Parenungan, SH.MH ) Penata (III/c)

NIP. 19740426 199808 1 001

Penguji III

(Cornelius Rumambi, SE, MM ) Pembina (IV/a)

NIP. 19571010 198003 1 003

Ketua Jurusan Nautika

Daviq Wiratno,S.SiT,M.T.M.Mar Penata Tk.I(III/d)

NIP. 197901072002121002

Capt. Damoyanto Purba,S.SiT,M.Pd.

Penata (III/c) NIP. 197309192010121001

Penguji II

( Dwi Haryanto, MM)

Penata Tk 1 (III/c) NIP. 19751125 200212 1 006

(5)

v

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat ALLAH yang maha esa, karya ilmiah terapan yang berjudul

“PENERAPAN PROSEDUR PERSIAPAN RUANG MUAT YANG DI LAKSANAKAN DI KM. MUARA BERLIAN UNTUK MENGURANGI RESIKO KERUSAKAN MUATAN”

ini dapat terselesaikan dengan baik,tetapi dalam penyusunannya sedikit terdapat kendala akan tetapi saya tetap bersyukur karena masih diberi kemudahan sehingga saya dapat mengerjakan proposal ini.

Karya ilmiah ini disusun berdasarkan betapa pentingnya menerapkan prosedur persiapan ruang muat yang di laksanakan di atas kapal. Selain itu juga sangat berperan dalam lembaga pendidikan Sumber Daya Manusia (SDM) perhubungan sehingga dapat sebagai acuan bagi calon awak kapal khususnya calon perwira agar mengetahui betapa pentingnya mempersiapkan ruang muat sebelum kapal berlayar..

Dalam pembuatan karya ilmiah ini walaupun saya masih dalam tahapan proses belajar tapi saya berusaha menyajikan materi sebaik-baiknya.disisi lain saya tidak memungkiri apabila terjadi kesalahan dalam penyusunannya seperti kata para pepatah tak ada gading yang tak retak karena kesempurnaan hanya milik tuhan YME ,dengan dasar itu pula tegur sapa, saran dan kritik yang bersifat membangun agar proposal ini menjadi lebih baik dan berguna sangat diharapkan serta di terima dengan lapang dada.

Kata pengantar ini,Penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada penulis yang sangat hormati yaitu:

1. Kepada Yth, Capt. Heru Susanto, M. M. Sebagai Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya

(6)

vi

2. Kepada Yth, Bapak Daviq Wiratno S.SiT.M.T M.Mar. Sebagai Ketua Jurusan Nautika

3. Kepada Yth, Bapak Dwi Haryanto, MM Sebagai pembimbing penulisan materi skripsi

4. Kepada Yth, Bapak Cornelius Rumambi, SE, MM Sebagai pembimbing penulisan skripsi

5. Kepada Yth seluruh Dosen yang telah memberikn ilmu serta bimbingannya selama belajar di kampus politeknik pelayaran surabaya.

6. Kepada kedua Orang Tua , Ayahanda Agus Suharyo dan Ibu Elly Irmawati yang selalu mendukung penulisan skripsi ini

7. Kepada Teman angkatan VII (D III) yang selalu memberikan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

8. Kepada junior angkatan VIII (DP III) yang juga memberikan dukungan sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik

Dengan demikian semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan berguna dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) perhubungan laut.

Surabaya, ...2020

Yulianto Andri Pratama NIT. 04.16.030.1.41/N

(7)

vii

ABSTRAK

YULIANTO ANDRI PRATAMA Penerapan Prosedur Persiapan Ruang Muat Yang Di Laksanakan Di Km.Muara BerlianUntuk Mengurangi Resiko Kerusakan Muatan . Dibimbing oleh Bapak Dwi Haryanto, dan Bapak Cornelius Rumambi,

Berdasarkan betapa pentingnya penerapan prosedur persiapan ruang muat yang di laksanakan di atas kapal dalam dunia maritim. Selain itu juga sangat berperan dalam lembaga pendidikan sumber Daya Manusia (SDM) perhubungan sehingga dapat sebagai acuan bagi calon awak kapal khususnya calon perwira agar mengetahui betapa penerapan prosedur persiapan ruang muat di atas kapal.

Penelitian selama Praktik Laut (PRALA) di atas kapal milik perusahaan pelayaran swasta dan data diambil dengan cara membaca dan tanya jawab kepada perwira jaga dan anak buah kapal (ABK). Penelitian ini dibuat sebagai sarat menyelesaikan pendidikan ahli Nautika Tingkat III (D III) di Politeknik Pelayaran Surabaya.

Penulis akan melakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif dengan cara mengumpulkan data secara observasi tempat, wawancarai awak kapal dengan tujuan memaksimalkan pelaksanaan prosedur persiapan ruang muat di atas kapal.

Penerapan prosedur persiapan ruang muat yang di laksanakan di atas kapal sangatlah penting di laksanakan dengan baik dan sesuai prosedur yang ada guna mencegah terjadinya kerusakan muatan. Adapun cara untuk mencegah terjadinya permasalahan di atas penulis bertujuan untuk menganalisa apakah penerapan prosedur ruang muat di lakukan dengan baik di atas kapal?.

Kata kunci : prosedur persiapan ruang muat

(8)

viii ABSTRACT

YULIANTO ANDRI PRATAMA ,Implementation Procedures Preparation Load space Is in Carry On Km Muara Berlian To Reduce Risk of Damage Payload. Guided by Mr.Dwi Haryanto, and Mr.Cornelius Rumambi,

Based on the importance of implementing the load space preparation procedures were carried aboard in the maritime world . It is also very involved in educational

institutions Human Resources ( HR) communications that may be as a reference for prospective crew especially prospective officers in order to determine the importance of shipping safety tool .

Research conducted during the practice of the Sea ( PRALA ) aboard privately owned shipping company and the data retrieved by reading and question and answer to the officer of the watch and the crew ( ABK ) . This study was made as a graduated expert loaded Nautical Level III ( D III ) at the Polytechnic Sailing Surabaya .

The application of loading space preparation procedures carried out on board is very important to be carried out properly and in accordance with existing procedures to prevent cargo damage. To prevent the above problems, the writer aims to analyze whether the implementation of the loading space procedures is done well on the ship.

The author will conduct research using descriptive methods by collecting data by observation of the place, interviewing the crew with the aim of maximizing the implementation of loading space preparation procedures on the ship?.

Keywords: loading space preparation procedures

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL. ………...

HALAMAN JUDUL ………...…. i

PERNYATAAN KEASLIAN……… ii

PERSETUJUAN SEMINAR………... iii

PENGESAHAN PROPOSAL... iv

KATA PENGANTAR……… v

ABSTRAK………. vi

ABSTRACT………... vii

DAFTAR ISI………. ix

DAFTAR TABEL… ...……….. xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian……….. 1

1.2 Rumusan Masalah……….. 2

1.3 Batasan Masalah……… 2

1.4 Tujuan Penelitian……… 3

1.5 Manfaat Penelitian………. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Review Penelitian Sebelumnya………. 4

2.2 Landasan Teori………... 5

2.2 Kerangka Penelitian………... 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian……….. 19

3.2 Lokasi Penelitian……… 20

3.3 Jenis Dan Sumber Data……….. 21

3.4 Pemilihan Informan………... 21

3.5Teknik Analisis Data………. 24

(10)

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum obyek penelitian... 26

4.2 Hasil penelitian ... 34

A. Penyajian Data ... 34

B. Analisis Data ... 43

C. Pembahasan... 45

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 47

5.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA... 49

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. 2.1 Review Penelitian Sebelumnya 4 2. 2.2 cheklist persiapan pembersihan palka 29

3. 2.3 Hasil wawancara 34

4. 2.4 Cheklist Pembersihan Palka 40

5. 2.5 pelaksanaan pembersihan ruang muat berkala 44

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seperti yang telah kita ketahui bersama, kapal adalah sarana angkutan laut yang sangat dibutuhkan untuk menunjang kelancaran pengangkutan barang. Proses pengangkutan barang dari satu tempat ke tempat yang lain tersebut dapat dilakukan menggunakan berbagai sarana tansportasi, sedangkan sarana untuk menunjang proses pendistribusian barang dapat dilakukan melalui angkutan darat, udara, maupun melalui laut karena Indonesia merupakan negara kepulauan dimana pulau yang satu dengan pulau yang lainnya dihubungkan dengan laut. Maka sarana angkutan laut untuk proses pendistribusian barang menjadi pilihan utama.

Kapal dipilih sebagai sarana angkutan laut yang utama karena pengiriman barang dapat dilaksanakan dalam jumlah yang besar serta biaya yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan dengan sarana angkutan laut yang lain. Dan pada dasarnya sarana transportasi laut lebih cenderung mengutamakan penanganan muatan yang lebih efektif dan efesien. Agar hal tersebut dapat terlaksana dan dapat memuat dengan baik maka di butuhkan prosedur persiapan ruang muat di atas kapal.

Dalam pelaksanaan pengoptimalan ruang muat di perlukan waktu yang tidak sebentar, persiapan ruang muat di mulai dari mengumpulkan sisa muatan yang masih tertinggal di ruang muat, selajutnya ruang muat di siram dengan air laut di lanjutkan pembilasan memakai air tawar, setelah itu pembersihan got ruang muat. Bila waktunya memugkinkan di lanjutkan dengan mengecat ruang muat.

(13)

2

Muatan yang di muat memerlukan kondisi ruang muat yang bersih, kering dan tidak berbau. Agar muatan tetap bagus dan tidak rusak untuk itu cara mempersiapkan ruang muat harus di mengerti betul, sehingga pekerjaan ini berhasil dengan baik dan terhindar dari penundaan muatan akibat tidak sempurnanya dalam mempersiapkan ruang muat tersebut.

Dan mengingat pentingnya keseluruhan di atas, maka penulis tertarik untuk membahas masalah ini dengan mengambil judul :

“PENERAPAN PROSEDUR PERSIAPAN RUANG MUAT YANG DI

LAKSANAKAN DI KM. MUARA BERLIAN UNTUK MENGURANGI RESIKO KERUSAKAN MUATAN“

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan judul yang telah penulis kemukakan, maka pokok permasalahan dalam judul ini adalah Bagaimana pelaksanaan prosedur persiapan ruang muat yang di laksanakan di atas kapal ?

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penelitian di batasi pada Penerapan prosedur persiapan ruang muat yang di laksanan di atas kapal.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis mengajukan proposal karya ilmiah terapan ini adalah Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan prosedur persiapan ruang muat yang di laksanakan di atas kapal.

(14)

3 1.5 Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian dan penulisan karya ilmiah terapan ini, penulis berharap akan tercapainya beberapa manfaat yang dapat dicapai, antara lain:

1. Manfaat teoritis.

Diharapkan penelitian ini dapat memberi sumbangan dalam perkembangan ilmu pelayaran dan khususnya dalam kaitannya dengan prosedur persiapan ruang muat di atas kapal.

2. Manfaat praktis.

a. Bagi perwira dan awak kapalnya sebagai bahan pertimbangan tentang pengembangan kompetensi mereka mengenai penerapan prosedur persiapan ruang muat di atas kapal.

b. Menjadi masukan pada pihak perusahaan dan lembaga pendidikan dan pelatihan akan pentingnya meningkatkan persiapan prosedur persiapan ruang muat di atas kapal..

(15)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Review Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya

No Penulis Judul Penelitian Permasalahan Kesimpulan 1. Rosy Ariangga

(2014)

Perawatan dan persiapan ruang muat di kapal MV.Banoawati untuk menunjang kelancaran pengoprasian kapal.

Sering terjadinya penundaan pemuatan dikapal akibat persiapan ruang muat yang tidak di

laksanakan dengan prosedur yang benar dan kurangnya perawatan ruang muat dalam melakasanakan pengoperasian kapal.

Persiapan dan perawatan ruang muat di atas kapal sangat penting karena untuk mengurangi terjadinya penundaan pemuatan dan untuk

mengurangi kerusakan pada muatan.

(16)

5

Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan jika penelitian Rossy Ariangga (2014), Penulis meneliti tentang Perawatan dan persiapan ruang muat di kapal MV.Banoawati untuk menunjang kelancaran pengoprasian kapal.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pengertian

a. Penerapan

Menurut J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain, bahwa penerapan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Didalam suatu sistem, biasanya terdiri dari beberapa prosedur dimana prosedur-prosedur itu saling terkait dan saling mempengaruhi. Akibatnya jika terjadi perubahan maka salah satu prosedur, maka akan mempengaruhi prosedur-prosedur yang lain.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya

b. Prosedur

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Prosedur adalah metode analisis bahasa yang konon mengikuti prinsip ilmiah, tetapi dalam kenyataannya melanggar karena asumsi penyelidikan tidak konsisten atau karena sulit dilaksanakan dalam praktik.adapun Menurut Mulyadi Prosedure adalah urutan kegiatan klerikal yang

(17)

6

biasanya melibatkan beberapa orang dalam sebuah organisasi, di buat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaaan yang terjadi berulang-ulang.

Sedangkan menurut Kamaruddin Prosedure adalah suatu susunan teratur sebuah kegiatan yang berhubungan satu dengan yang lainnya dan prosedur-prosedur yang berkaitan memudahkan dan melaksanakan kegiatan utama dari suatu organisasi.

Berdasarkan pengertian prosedur di atas kita bisa menyimpulkan bahwasanya prosedure bisa di artikan sebagai suatu tata cara atau urutan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan urutan waktu dan pola kerja yang tetap dan telah di tentukan.

Sebuah organisasi atau perusahaan yang bekerja dengan mengikuti prosedur yang berlaku akan mendapatkan hasil maksimal pada setiap pekerjaannya. Prosedur harus memang di rencanakan agar dalam setiap langkahnya tidak mengalami kekeliruan.

c. Ruang muat kapal

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),Ruang merupakan rongga yang berbatas atau terlingkung oleh bidang atau rongga yang tidak berbatas, tempat segala yang ada. Sedangkan arti muatan sendiri adalah barang yang di angkut dengan kendaraan maka dari itu kita dapat menyimpulkan bahwa Ruang muatan berarti ruang di kapal untuk menampung muatan atau tanki untuk menampung muatan cair.

d. Resiko kerusakan muatan

Resiko adalah suatu kejadian/peristiwa yang tidak diharapkan (unexpected condition) yang dapat menimbulkan kerugian, kerusakan, atau kehilangan (Salim, 1993). Maka di sini kita dapat menyimpulkan bahwa resiko kerusakan muatan merupakan suatu kejadian/peristiwa yang tidak di harapkan terjadi di atas kapal dan dapat merugikan pihak kapal atau pihak perusahaan itu sendiri.

(18)

7 e. Notice of Readiness

Yang di maksud di sini Notice of Readniess adalah suatu surat yang di buat oleh nahkoda yang menyatakan bahwa kapal telah siap untuk melaksanakan bongkar muat atau pemuatan. Selain itu Notice Of Readiness (NOR) dalam pemahaman teknisnya dapat dicerna sebagai pemberitahuan tertulis kesiapan kapal oleh nakhoda untuk melaksanakan klausula substansial perjanjian pencarteran kapal kepada pihak pencarter. Penyerahan NOR merupakan suatu keharusan administrasi dalam praktek pencarteran kapal oleh karena memiliki kedekatan emosional dengan kegiatan pemuatan dan pembongkaran barang (loadingrate and dischargingrate) dan seterusnya tentu menimbulkan efek domino terhadap beban sewa carter.

f. Enclosed Space

Merupakan suatu tempat atau ruangan terbatas di mana ruangan tertutup yang tidak mendaratkan ventilasi secara terus menerus sehingga udara dalam ruangan tersebut berbahaya bagi manusia hal ini di sebabkan adanya gas hidrokarbon, gas beracun dan kurangnya oksigen ruang muat. Adapun ruang yang termasuk enclose space yaitu sebagai berikut cargo tank, ballast tank, fuel tank, water tank, lubricating tank, slop tank, sewage tank, cofferdam, void space, inert gas scrubbes, boiler, main engine crankcase, ceruk rantai. Secara konstruksi ruangan, tingkat bahaya yang mungkin ditimbulkan dalam ruang terbatas akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan resiko pekerjaan ditempat terbuka. .

(19)

8 g. Dry Certificate

Merupakan tanda / surat pengesahan bahwa tanki benar benar telah kering. Ini di maksudkan bahwa apabila surat ini belum keluar maka kita belum bisa mengisi tanki dengan muatan cair di karenakan kering tidaknya sebuah tanki itu dapat di ketahui apabila sebuah kapal sudah menerima surat/tanda pengesahan tersebut.

h. Tilly Sheet

Merupakan suatu daftar atau catatan penghitung jumlah/banyaknya muatan yang di terima atau muatan yang di bongkar oleh tally clark dan di sahkan/di ketahui oleh mualim I.

2.2.2 Persiapan Ruang Muat

Dalam mempersiapkan ruang muat yang harus di lakukan lebih dahulu antara lain:

1) Pembersihan Ruang Muat

Perencanaan kerja yang baik sangat dibutuhkan agar pekerjaan yang ada diatas kapal bisa dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan rencana yang ada. Dan dari teori-teori diatas, maka dapat diasumsikan kerusakan muatan tidak akan terjadi jika pelaksanaan persiapan ruang muat dikerjakan sesuai dengan prosedur persiapan ruang muat yang baik. Dengan persiapan yang baik dapat menimbulkan efisiensi waktu, tenaga dan biaya. Terlebih lagi dengan perencanaan perawatan ruang muat yang dapat di katakan sangat penting sekali pelaksanaannya. Ruang muat adalah satu-satunya jasa yang dapat dijual oleh perusahaan pelayaran, mengingat muatan yang diangkut oleh

(20)

9

kapal didalam ruang muat, dapat dilihat dari kualitas ruang muat dan nantinya akan menjaga kualitas muatan itu sendiri.

Perawatan ruang muat yang baik akan memudahkan dan mempercepat pihak kapal dalam melakukan kegiatan bongkar muat, dengan didukung oleh crew yang terampil dan tersedianya perlengkapan yang di gunakan. Sebelum dilaksanakan pemuatan, maka dilakukan pengecekan oleh surveyor terhadap ruang muat. Jika surveyor menyatakan ruang muat siap untuk dimuat maka kelancaran pelayaran akan terlaksana. Tetapi jika surveyor menyatakan bahwa ruang muat tidak layak untuk dimuat, maka kelancaran pelayaran akan terganggu dan perusahaan pelayaran akan mengalami kerugian. Adapun pelaksanaan persiapan ruang muat itu sendiri banyak mengalami kendala-kendala yang diantaranya adalah terbatasnya tenaga pelaksana dalam hal ini ABK (crew bagian deck) yang kurang memahami akan pentingnya mempersiapkan ruang muat. Hal ini, merupakan masalah bagi kapal yang harus diperhatikan karena dengan jarak tempuh pelayaran yang relatif singkat, keadaan cuaca yang buruk selama pencucian ruang muat dan kapal harus sudah dalam keadaan bersih sebelum memuat.

Begitu pula perawatan terhadap ruang muat yang dilaksanakan sebelum pemuatan.

Pelaksanaan perawatan akan berjalan dengan baik apabila tersedia peralatan perawatan dan sumber daya manusia yang mampu melaksanakannya dan dengan tersedianya waktu yang cukup untuk melaksanakan perawatan tersebut.

Akan tetapi sebelum kita melaksanakan pembersihan ruang muat terlebih dahulu kita harus mengecek apakah ruang muat tersebut aman dari gas/zat beracun atau aman untuk di masuki.

(21)

10

Dan adapun hal-hal yang harus kita perhatikan sebelum memasuki ruang muat atau tanki adalah sebagai berikut :

a. Tidak seorangpun boleh masuk sebelum ada surat ijin masuk b. Kadar oksigen harus 21% by volume

c. Ventilasi gas harus bekerja secara baik dan terus menerus

d. Life lines atau tali penyelamat dan safety harness harus ada di sekitar ruang muatan siap untuk di gunakan

e. Harus selalu memakai breathing apparatus dan alat bantu pernafasan lainnya

f. Anggota lain yang ada di sekitarnya harus selalu memonitoring orang yang ada di dalam ruang muat atau tanki dan selalu mengadakan komunikasi.

Pembersihan Ruang Muat dan Pemeriksaan Ruang Muat adalah menjadi tangung jawab Mualim I, oleh karena itu pelaksanaan pembersihan dan pemeriksaan ruang muat langsung di bawah pengawasan Mualim I, atau perwira kapal yang di tugaskan untuk itu. Adapun cara pembersihan ruang muat yang akan di bahas yaitu sebagai berikut ;

a. Pembersihan ruang muat khusus untuk muatan yang berbeda misalkan muatan bangunan atau sejenisnya dan muatan bahan makanan ataupun bahan makanan yang jenisnya berbeda karena bahan makanan sangat rentan rusak apabila ruang muat tidak bersih. Di laksanakan dengan cara sebagai berikut ;

1. Menyapu bersih kotoran ruangan, termasuk dinding-dinding,bila perlu menggunakan serbuk gergaji untuk membersihkan sisa-sisa muatan yang melekat, misalnya bekas-bekas minyak.

(22)

11

2. Mengumpulkan sisa-sisa dan bekas-bekas muatan, mengeluarkan dari ruang muat di kumpulkan di atas dek.

3. Membersihkan got-got dari segala kotoran yang dapat menyumbat saringan dan pipa penghisap.

4. Mencuci dengan air tawar untuk menghilangkan debu-debu yang masih melekat.

5. Setelah di bersihkan dengan air tawar, buka/ jalankan ventilasi ruang muat agar cepat kering

6. Jika dianggap palka tersebut masih ada hama tikus atau hama lain nya, sebaiknya di adakan pembasmian hama tikus.

7. Khusus untuk ruangan dingin: dibersihkan, geladaknya digosok, disemprot dan dirawat dengan kapur putih. Untuk menghilangkan

8. Kalau perlu ruang muat tersebut di cat kembali jika ingin di muati bahan makanan agar lebih steril dari kutu dan serangga lainnya.

9. bau-baunya disemprot dengan air yang dicampur dengan bahan kimia. Kalau perlu pembersihannya di bawah petunjuk seorang surveyor.

b. pembersihan ruang muat khusus untuk muatan yang sejenis misalkan bahan bangunan dan bahan bangunan lainnya di laksanakan dengan cara sebagai berikut :

1. Menyapu bersih kotoran ruangan, termasuk dinding-dinding,bila perlu menggunakan serbuk gergaji untuk membersihkan sisa-sisa muatan yang melekat, misalnya bekas-bekas minyak.

2. Mengumpulkan sisa-sisa dan bekas-bekas muatan, mengeluarkan dari ruang muat di kumpulkan di atas dek.

(23)

12

3. Membersihkan got-got dari segala kotoran yang dapat menyumbat saringan dan pipa penghisap.

4. Mencuci dengan air tawar untuk menghilangkan debu-debu yang masih melekat.

5. Setelah di bersihkan dengan air tawar, buka/ jalankan ventilasi ruang muat agar cepat kering

6. Andai kata ruangan tersebut berbau, kama air pencuci di beri bahan kimia untuk menghilangkan bau.

7. Jika dianggap palka tersebut masih ada hama tikus atau hama lain nya, sebaiknya di adakan pembasmian hama tikus.Untuk pembersihan ruang muat dengan bahan yang sama di sini lebih simple dibandingkan pembersihan ruang muat untuk muatan yg jenisnya berbeda dan yang di maksud di sini muatan yang jenisnya berbeda adalah apabila sebuah kapal telah memuat bahan bangunan misal; besi,semen, dll. Kemudian di bongkar di pelabuhan berikutnya lalu di isi ulang dengan muatan bahan makanan seperti; tepung,gandum,minyak kelapa sawit dll. Di sinilah kita harus membersihkan ruang muat semaksimal mungkin.

c. Selain dari pembersihan muatan curah padat ada juga pembersihan muatan curah cair yang di sebut juga Tank Cleaning Guide menurut Verwey di laksanakan sebagai berikut:

1. Precleaning (pembersihan awal) Biasanya dilakukan dengan menggunakan air laut atau air tawar, dilakukan untuk membersihkan sisa minyak dari dasar tangki ini dilakukan sesegera mungkin setelah tangki selesai di bersihkan atau kapal telah kosong yang berguna untuk memudahkan sisa minyak cepat bersih.

(24)

13

2. Cleaning (pembersihan) Cleaning dapat dilakukan mengguakan air atau dengan campuran air dan detergen menggunakan air laut atau air tawar serta mesin butterworth.

3. Rinsing (pencucian) Kegiatan pembilasan tangki menggunakan air panas atau air dingin dilakukan agar dapat menghilangkan sisa air laut yang masih terdapat di dalam tangki. Pembilasan tangki ini biasanya dilakukan dengan waktu yang lebih singkat dari penyemprotan dengan air laut.

4. Flushing ( Pembilasan ) Langkah ini sangat penting dilakukan untuk menghilangkan sisa muatan dari dalam tangki dengan menyemprotkan air kedalam tangki dengan menggunakan butterworth.

5. Steaming (Penguapan) Kegiatan penguapan tangki yang bertujuan menghilangkan bau dari muatan sebelumnya. Uap yang digunakan harus cukup panas dan biasanya sampai suhu 600C.

6. Draining (pengurasan) Tangki pipa dan pompa dikeringkan dengan hati hati.

Udara dari compressor dapat dipergunakan untuk membantu mengeringkan 7. Drying ( Pengeringan ) Dilakukan pengeringan yang bertujuan memberikan

keadaan yang bersih dalam ruang muat sebelum pemuatan dilakukan.

2. Pemeriksaan Ruang Muat

Adapun bagian-bagian yang harus di periksa menurut jenis muatannya adalah sebagai berikut

a. Pemeriksaan ruang muat untuk muatan bahan bangunan dan sejenisnya di laksanakan dengan cara sebagai berikut :

1. Ruang muat harus bersih dari bekas-bekas dan sisa-sisa muatan sebelumnya

(25)

14

2. Bukan cuman bersih ruang muat juga harus kering 3. Pembuangan got-got harus bersih

4. Lobang ventilasi/peraingan di cek apakah tidak tersumbat oleh kotoran- kotoran dan debu

5. Tutup ruang muat di cek apakah masih kedap air atau tidak

6. Penerangan ruang muat juga harus selalu di perhatikan seperti; instalasi listrik, bola lampu dan perlengkapannya harus dalam keaadaan normal.

b. Pemeriksaan ruang muat untuk muatan bahan makanan dan sejenisnya yang sangat rentan terhadap kerusakan di laksanakan sebagai berikut

1. Ruang muat harus bersih dari bekas-bekas dan sisa-sisa muatan sebelumnya 2. Ruang muat harus kering dan tidak berbau

3. Ruang muat harus bersih dari hama tikus dan hama lainnya termasuk serangga dan sejenisnya

4. Sistem pembuangan termasuk saringan harus bersih, kering,daya hisap berfungsi dengan baik atau tidak

5. Sistem peraingan berfungsi dengan baik atau tidak. Ini di maksudkan peraingan atau ventilasi di cek apakah tidak tersumbat oleh kotoran-kotoran 6. Penutup palka harus di pastikan kedap air atau tidak. Untuk penutup palka ini

perlu pengetesan

7. Penerangan ruang muat seperti instalasi listrik, bola lampu dan perlengkapannya.

(26)

15

c. Selain daripada pemeriksaan muatan curah padat adapun berikut ini pemeriksaan ruang muat untuk muatan cair di laksanakan sebagai berikut :

1. Ruang muat harus bersih dari bekas-bekas dan sisa-sisa muatan sebelumnya 2. Ruang muat harus benar-benar kering, tidak berbau, serta aman dari zat-zat

beracun yang berbahaya

3. Ruang muat harus bersih dari hama tikus dan hama lainnya termasuk serangga dan sejenisnya

4. Sistem pembuangan termasuk saringan harus bersih, kering,daya hisap berfungsi dengan baik

5. Penutup palka harus di pastikan kedap air atau tidak. Untuk penutup palka ini perlu pengetesan. Adapun yang harus sangat di perhatikan iyalah bahan kimia yang sangat berbahaya yg berupa gas beracun yang berada di dalam tanki

2.3 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian adalah narasi atau pernyataan tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah didentifikasi atau dirumuskan.kerangka berpikir atau kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian kualitatif,sangat menentukan kejelasan dan validitas proses penelitian secara keseluruhan.uraian dalam kerangka berpikir harus dalam rumusan masalah dan di identifikasi masalah semakin jelas asal usulnya.

(27)

16

KERANGKA PENELITIAN

Hal-hal yang harus di perhatikan dalam mempersiapkan ruang muat

Pelaksanaan pembersihan,pemeriksaan,dan penataan ruang muat

Ruang muat siap/tidak untuk di muati

Tidak Siap/Tidak Siap

Di mulai

(28)

17 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Menurut Soerjono Soekanto, Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada analisis dan konstruksi yang dilakukan secara sistematis, metodologis dan konsisten yang bertujuan untuk untuk mengungkapkan kebenaran sebagai salah satu manifestasi keinginan manusia untuk mengetahui apa yang sedang di hadapinya. Sedangkan menurut Hill Way Diungkapkan dalam bukunya Introduction to Research yang mendefinisikan bahwa penelitian merupakan metode studi yang sifatnya mendalam dan penuh kehati- hatian dari segala bentuk fakta yang bisa dipercaya atas suatu masalah tertentu guna untuk membuat pemecahan masalah tersebut.

Jenis metode penelitian yang digunakan oleh penulis di dalam menyampaikan masalah adalah deskriptif kualitatif, untuk menggambarkan dan menguraikan objek yang diteliti. Adapun yang dimaksud dengan deskriptif, menurut Moleong (2002:6) di sini adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.

Dari uraian diatas, dapat diketahui peran penting metodologi penelitian untuk memberikan keterangan tentang apa dan bagaimana penelitian dilakukan bagi seorang peneliti. Dengan dasar seperti itu penulis akan memaparkan pengalaman dan ilmu yang diperoleh selama di kapal pada saat praktek laut dalam karya ilmiah penelitian.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan ketika penulis sedang dalam melaksanakan praktek laut selama 12 bulan terhitung dari sign on sampai sign off , di kapal milik

(29)

18

perusahaan. Tempat penelitian ini dilakukan di atas kapal pada saat penulis sedang menjalani pekerjaan harian dengan awak kapal lain maupun pada saat bekerja di saat pengecekan muatan, bongkar muat, transfer cargoes, dan pekerjaan lain yang dianggap perlu.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang diperlukan dan dipergunakan dalam penyusunan karya ilmiah penelitian ini merupakan informasi yang diperoleh penulis melalui pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti dan informasi yang diperoleh penulis melalui buku yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun data yang diperoleh dari sumber-sumber ini sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya, melalui narasumber yang tepat dan yang dijadikan responden dalam penelitian penulis. Yaitu hasil observasi langsung terhadap penerapan prosedur persiapan ruang muat yang di laksanakan di atas kapal untuk mengurangi resiko kerusakan muatan.

Dalam melengkapi pengamatan juga dilakukan wawancara-wawancara dengan Nakhoda (Master) , Mualim 1 (Chief Officer), Mualim 2 (Second Officer), Bosun (Boatswain) dan AB (Able Body). Kadang-kadang pengamatan harus bervariasi atau dikombinasikan dengan wawancara, disesuaikan dengan situasi saat pengamatan dan kondisi yang ada.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang akan

(30)

19

dibahas, yang diperlukan sebagai pedoman teoritis dan ketentuan formal dari keadaan nyata dalam observasi serta informasi lain yang didapat.

3.4 Pemilihan Informan

Pemilihan informan sangat erat kaitannya dengan pengumpulan informasi dan pengumpulan data. Pengumpulan informasi dan data merupakan langkah yang penting dalam suatu penelitian yang akan digunakan sebagai bahan analisis dan pengujian kesimpulan. Oleh karena itu, pemilihan informan dan alat pengumpulan data yang tepat dapat membantu pencapaian hasil atau pemecahan masalah yang tepat dan benar. Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Data yang dikumpulkan akan digunakan sebagai analisis dan pengujian tentang kesimpulan yang dirumuskan. Kemudian data disusun secara sistematis, sesuai dengan masalah yang akan dibahas yaitu mengenai penerapan prosedur persiapan ruang muat yang di laksanakan di atas kapal untuk mengurangi resiko kerusakan muatan.

Teknik pengumpulan data erat hubungannya dengan masalah yang akan dipecahkan. Dalam suatu penelitian, penggunaan teknik pengumpulan data dan materi pengumpulan data yang tepat dapat membantu mencapai hasil atau pemecahan masalah yang akurat.

Adapun penggunaan teknik pengumpulan data yaitu : 1. Metode Observasi

Menurut Abdurrahmant (2005:104), observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. Metode ini dilakukan melalui pengamatan langsung pada objek yaitu segala pekerjaan yang dilakukan di atas kapal,

(31)

20

dalam hal ini adalah penerapan prosedur persiapan ruang muat yang di laksanakan di atas kapal untuk mengurangi resiko kerusakan muatan. kendala yang dihadapi dan upaya untuk mengatasi kendala tersebut. tujuannnya adalah agar mengerti akan keadaan objek yang dijadikan topik yaitu penerapan prosedur persiapan ruang muat yang di laksanakan di atas kapal untuk mengurangi resiko kerusakan muatan. secara menyeluruh dan langsung, untuk memberi kesesuaian antara keterangan-keterangan yang diperoleh dengan yang sebenarnya terjadi.Metode ini dilakukan berdasarkan pengalaman selama praktek di kapal.

2. Metode Studi Perpustakaan

Bertujuan untuk mencari data tentang masalah penelitian dengan mencari jawaban permasalahan dengan berpedoman pada buku. Tahap ini sangat penting karena merupakan dasar penyusunan kerangka teoritis yang sangat berguna dalam pemecahan masalah. Dalam penyusunan karya ilmiah penelitian ini, studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas oleh penulis dalam karya ilmiah penelitian ini. Buku yang dimaksud dalam hal ini adalah buku yang dijadikan referensi untuk penyusunan karya ilmiah penelitian.

3. Metode Wawancara

wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu data tertentu.

Dalam metode wawancara, data-data yang diperoleh adalah bersumber dari seorang ahli ataupun yang berkompeten dalam suatu masalah ataupun pihak-pihak yang bersangkutan dengan materi yang disusun oleh penulis.

Metode wawancara juga termasuk pemilihan informan yang nantinya akan memberikan informasi terkait data yang diperoleh dalam penelitian.

(32)

21

Adapun dalam penulisan ini, dilakukan wawancara dari informan yang selaku sebagai responden :

a. Nama Nahkoda (Captain/Master) b. Nama Mualim 1 (Chief Officer) c. Nama Mualim 2 (Second Officer) d. Nama Bosun (Boatswain)

e. Nama AB (Able Body)

3.5 Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, proses selanjutnya adalah menyederhanakan data yang diperoleh kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca, dipahami dan diinterpretasikan, yang pada hakekatnya merupakan upaya untuk mencari jawaban atas permasalahan yang ada. Sesuai dengan metode penelitian deskriptif, maka data akan diuraikan sedetail mungkin dengan uraian-uraian kualitatif. Artinya dari data yang diperoleh dilakukan pemaparan serta interpretasi secara mendalam. Selanjutnya data yang ada dianalisis serinci mungkin dengan cara mengabstraksikan secara teliti setiap informasi yang diperoleh selama dilapangan, sehingga dapat diperoleh kesimpulan.

Menurut Sarwono (2006:239), prinsip pokok teknik analisis kualitatif ialah mengolah dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur, dan mempunyai makna. Dalam hal ini setelah seluruh data dari hasil penelitian diperoleh, dilaksanakan teknik analisa data.

Menurut Moleong (2006:288), dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan 3 macam metode analisa data :

(33)

22 1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan- catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengkoordinasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga akhirnya dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasikan.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang telah tersusun secara terpadu dan mudah untuk dapat dipahami yang memberikan kemungkinan adanya penarikan suatu kesimpulan dan kemungkinan adanya pengambilan suatu tindakan.

3. Menarik Simpulan atau Verifikasi

Menarik simpulan merupakan kemampuan seorang peneliti dalam menyimpulkan berbagai temuan data yang diperoleh selama penelitian berlangsung.

Metode analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, dimana data-data yang diperoleh selama penelitian berlangsung disusun secara sistematis dan teratur, alasannya supaya dalam penelitian ini diperoleh pengertian dan pemahaman tentang masalah agar dapat menjelaskan suatu kebenaran.

(34)

23

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahmant (2005:104). Devinisi Observasi Badudu & Zain (1996:1487). Pengertian penerapan.

Moleong (2002:6). Definisi deskriptif Mulyadi. Pengertian prosedur

(Salim, 1993). Devinisi Resiko Kerusakan Ruang Muat.

Sugiyono.(2013) METODE PENELITIANKUANTITATIF DAN R&D Bandung Alfabeta Kamaruddin (2014)

(https://www.slideshare.net/jibrinaddifia/vol5-no2pentingnya-persiapan- palka- pada-kapal-general-cargo-dan-pengaruhnyakuncowati)

Soerjono Soekanto (12-12-2014). Pengertian Penelitian.

(http://www.seputarpengetahuan.com/2014/12/12-pengertian-penelitian-menurut- para-ahli-lengkap.html)

Penyusun (1989). Kamus Pusat Pengembangan Dan Pembinaan

(https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=RaJ0V9XhDJWcvQS6pLLIDw#q=pen gertian+penerapan+)

(http://internetsebagaisumberbelajar.blogspot.com/2010/07/pengertian- penerapan.html)

Ridwan Garcia (2012).

(https://infokapal.wordpress.com/tag/bongkar-muat-cargo-kapal/)

(https://infokapal.wordpress.com/category/ship-handling/)

(https://pentingnya-persiapan-palka-pada-kapal-general-cargo-dan-pengaruhnya)

Gambar

Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai Gambaran Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil TM III Tahun 2013-2014 di Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo mempunyai keterbatasan

Prosedur saat situasi penyusulan Sebuah kapal dinyatakan dalam situasi menyusul apabila kapal sedang mendekati kapal lain dari arah lebih 22.5° lebih ke belakang dari arah tepat