“DIGITAL LINE UNIT (DLU) PADA SENTRAL TELEPON DIGITAL“
PADA AREA WORK GROUP TEMANGGUNG
Eko Prasetyo (L2F709002)
Abstrak - DLU (Digital Line Unit) adalah bagian dari sentral telepon digital EWSD yang dimiliki PT. TELKOM, yang fungsi utamanya adalah sebagai interface atau antarmuka antara pelanggan dengan sentral telepon digital, yaitu dengan mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Selain itu DLU (Digital Line Unit) dapat berfungsi untuk emergency calling, yaitu suatu kemampuan untuk melakukan hubungan antar pelanggan yang masih dalam satu unit DLU(Digital Line Unit) jika hubungan antara DLU dengan sentral pusat terputus. Sehingga proses di dalam DLU hanyalah bagian dari proses yang kompleks dalam suatu sentral telepon digital EWSD, dimana dalam suatu sentral telepon digital terjadi beberapa proses penting antara lain : pengubahan sinyal dari analog ke digital (oleh PCM 30), proses multiplexing, proses transmisi, proses switching, proses signalling, dan proses kontrol.
Kata kunci – PCM-30, sampling, quantizing, coding, frame, rack I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi komunikasi di Indonesia maupun di dunia dewasa ini berkembang semakin pesat. Untuk masa kini dan akan datang informasi dan komunikasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang. Dengan semakin meningkatnya jumlah pelanggan yang memanfaatkan jasa telekomunikasi maka PT Telkom dituntut untuk dapat menyediakan layanan yang berkualitas.
Hal ini dilakukan dengan meningkatkan kinerja sistem telekomunikasi secara menyeluruh termasuk di dalamnya peningkatan kinerja jaringan telekomunikasi, yang berarti elemen-elemen jaringan telekomunikasi harus mempunyai kinerja yang baik. Salah satunya adalah sentral telepon, baik sentral lokal maupun sentral remote. Untuk mendapatkan kinerja sistem yang baik, maka diperlukan penerapan teknologi yang up to date dan relevan dengan kebutuhan masyarakat yang menginginkan komunikasi yang cepat, sedikit hambatan, dan berkualitas. Dengan perkembangan teknologi telekomunikasi digital maka PT Telkom juga menerapkan teknologi telekomunikasi digital pada perangkat sistem telekomunikasi yang dipunyainya.
B. Pembatasan Masalah
Dalam laporan kerja praktek ini, penulis membatasi pembahasan tentang unit DLU hanya meliputi bagian-bagian utamanya, prinsip kerja dan tugas-tugas utamanya, proses pengubahan sinyal analog ke digital dengan sistem PCM-30, tugas dari tiap-tiap bagiannya, susunan rack dan frame-nya.
Adapun masalah-masalah yang ada di luar, seperti konsep penanganan gangguan pada sirkuit komunikasi, cara pengoperasian DLU secara remote, tekik switching maupun pensinyalan tidak dibahas dalam makalah ini, melainkan hanya sebagai informasi dan pengetahuan.
II. STRUKTUR DAN FUNGSI SENTRAL TELEPON DIGITAL EWSD
Untuk dapat melaksanakan tugasnya suatu sentral Telepon digital harus mempunyai unit-unit sebagai berikut : a) Akses Unit
Unit ini berfungsi sebagai tempat tersambungnya perangkat luar sentral yang ingin berhubungan dengan sentral, jadi dapat dikatakan sebagai interface dengan
perangkat luar. Perangkat luar yang dimaksud dapat berupa pesawat telepon maupun trunk dari sentral lain.
Tugas utama dari unit ini adalah menyesuaikan bentuk informasi dari luar dengan sentral sehingga informasi yang masuk dapat diolah oleh sentral dan informasi sentral yang akan dikirim dapat dimengerti oleh perangkat luar.
Untuk melakukan tugas tersebut, maka Akses Unit mempunyai unit generator yang dapat mengirim nada (tone) dan arus bel (ringing) dan unit penerima sinyal yang dapat menerima sinyal dari pelanggan maupun trunk. Sebagai contoh dari Akses Unit, dalam sentral EWSD yaitu LTG dan DLU.
b) Switching Unit
Yaitu tempat menyambungkan satu pelanggan dengan pelanggan lain.
c) Processor Unit
Yaitu tempat memproses segala kegiatan dalam sentral.
d) Signaling Unit
Yaitu tempat memproses pensinyalan.
Semua unit-unit fungsional diatas masing-masing mempunyai prosesor untuk pengontrolannya, semua prosesor itu dikoordinir oleh Prosesor Unit.
ACCESS UNIT
SWITCHING UNIT
SIGNALING UNIT
PROCESSOR UNIT
Gambar 1 Blok diagram Sentral Digital
Sentral telepon digital beroperasi dengan dikontrol oleh prosesor, oleh karena itu diperlukan perangkat lunak atau software yang berupa program dan data untuk menjalankan sentral.
Dalam sentral digital secara prinsip software dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
Operating system
User Software
III. Bagian-bagian DLU (DIGITAL LINE UNIT)
A. Fasilitas dan Fitur DLU
Fasilitas dan service feature perangkat DLU (Digital Line Unit) antara lain :
Kapasitasnya besar yaitu 8 sampai dengan 952 pelanggan
Maksimum traffic handling capacity sebesar 100 Erlang
Dapat dipasang pada sentral EWSD setempat atau dipasang jauh dari sentral (remote)
Semua features sentral EWSD untuk service pelanggan seperti pengaturan kelas pelanggan juga berlaku untuk pelanggan DLU baik lokal maupun remote
Antara DLU dengan LTGB menggunakan signalling CCS (Common Channel Signalling) sehingga tidak mengganggu pemakaian time slot speech channel.
Terhubung ke LTGB melalui highway 4 x 2 Mbit/s atau 2 x 2 Mbit/s
Dapat disambungkan dengan pesawat telepon tipe : Rotary dial (roda pilih)
Push botton (tombol tekan)
Dapat menggunakan home meter charge 16 kHz Dapat dipasang pesawat coin box
Dapat difungsikan sebagai PABX/PBX
B. Bagian-bagian DLU
SLMA
SLMD
DLUC0
DIUD1
DLUC1 DIUD0
TU
PDC0 PDC1
PDC0 PDC1 saluran pelanggan
analog dan ISDN saluran PBX
ke dua buah LTG
ALEX RGMG EMSP
Network-0 4069 Kbit/s
Network-1 4069 Kbit/s
Control Network-0 136 Kbit/s
Control Network-1 136 Kbit/s
Gambar 2. Blok diagram DLU
DLU yang terdiri dari : a) Modul SLMA
Modul SLMA (Subscriber Line Modul Analog) yang
dikontrol oleh SLMCP (Subscriber Line Modul Control Processor). Dalam satu modul SLMA berisi satu SLMCP dan 8 sirkuit SLCA (subscriber line circuit analog). Fungsi dari modul SLMA ini adalah sebagai berikut :
Menjadi interface dengan pelanggan maksimal 8 pelanggan
Menyalurkan ring current (nada dering) dan pulsa biaya
Mengisolasi subscriber loop dengan tujuan pengetesan
Mengontrol port-port dengan bantuan slmcp
Mengubah sinyal-sinyal control dari pelanggan b) Modul SLMD
Modul SLMD sama dengan modul SLMA perbedaannya modul SLMD melayani maksimal 8 pelanggan ISDN digital.
c) Modul RGMG
Modul RGMG (Ring generator and metering generator) berfungsi untuk membangkitkan ring current (nada dering) dan metering voltage (pulsa biaya).
d) Modul DIUD
Modul DIUD (Digital Interface Unit for DLU) ada 2 bagian yaitu DIUD 0 dan DIUD 1. Fungsi utama dari DIUD adalah berfungsi sebagai interface antara saluran highway PDC dari LTGB dengan signal 4096 kbits/s pada network 0 dan 1 di dalam internal DLU sendiri.
Tugas lainnya dari DIUD antara lain :
menyalurkan sinyal-sinyal suara ,melalui 2 saluran PCM-30 atau 2 Mbit/s
menyuntikkan sinyal kontrol ke dalam saluran PCM- 30 kanal ke-16
membangkitkan nada-nada dan melaksanakan sambungan internal (antara pelanggan- pelanggan satu DLU) pada waktu DLU dalam keadaan emergency.
e) Modul DLUC
Modul DLUC (Digital Line Unit Control) ada 2 bagian yaitu DLUC 0 dan DLUC 1. DLUC 0 mempunyai fungsi utama men-scanning secara terus menerus status semua SLCA dari nomor terkecil (port 0) s/d port terbesar (port 951), sedangkan DLUC 1 melakukan hal yang sebaliknya yaitu men-scanning dari port terbesar (port 951) ke port terkecil (port 0). Prioritas tertinggi ada pada DLUC 0. Fungsi lainnya dari DLUC antara lain :
mengontrol aktifitas DLU, misalnya dengan mengintegrasi SLMCP
mengubah sinyal kontrol ke dalam format CCITT No 7 sebelum dikirim ke DIUD
menterjemahkan directory number (nomor pelanggan) dan mengirimkan nada-nada pada waktu emergency.
f) Modul TU
Modul TU (Test Unit) terdiri dari 3 modul yaitu FTEM, LMEM, dan LVMM. FTEM (Function Test Module) adalah modul untuk mengetes fungsi semua modul SLMA, maksimum ada 119 modul SLMA. LMEM (Line Measuring Module) berfungsi sebagai modul untuk pengukuran saluran pelanggan melalui SULIM dari sentral induknya. LVMM (Level Measuring Module), berfungsi sebagai modul pengukur level dari semua SLMA. Tugas-tugas lainnya dari TU adalah sebagai
berikut :
pengukuran tahanan
pengukuran kapasitansi
pengukuran AC/DC
pengukuran frekuensi g) Modul EMSP
Modul EMSP (Emergency service equipment for pushbutton subscriber), berfungsi untuk pelayanan emergency service yaitu jika DLU terputus komunikasinya dengan sentral induk tetapi DLU sendiri tidak terganggu maka pelanggan masih dapat berbicara antar pelanggan dalam DLU tersebut. Pelanggan dengan pesawat rotary dial digitnya langsung diolah SLMCP sedang pelanggan dengan push button hanya dapat dilayani jika tersedia modul EMSP untuk menerjemahkan sinyal push button atau digit yang di- dial pelanggan tersebut.
h) Modul ALEX
Modul ALEX (External Alarm Set) berfungsi sebagai physical interface untuk maksimal 16 eksternal alarm untuk tujuan remote service.
i) Network 4096 Kbit/s
Network ini digunakan untuk mengirimkan informasi pemakai antara SLM dengan DIUD.
j) Control Network 136 Kbit/s
Network ini digunakan untuk mengirimkan informasi control antara SLM dengan DLUC.
C. Emergency Service
Dalam emergency service, pelanggan DLU mendapat dial tone, ringing tone, dan busy tone dari DIUD 0 dan DIUD 1.
Data pelanggan diolah oleh DLUC, SLMA mendeteksi pelanggan yang mengangkat handset, mengubah sinyal analog ke digital dan sebaliknya. Digit yang di-dial diperiksa oleh DLUC apakah merupakan nomor DLU-nya sendiri, jika bukan DIUD akan memberikan nada sibuk (busy tone), jika masih merupakan nomor DLU tersebut maka hubungan percakapan akan dibentuk.
Dalam hal ini time slot dari SLMA diterima oleh DIUD, tidak diteruskan ke PDC tetapi di-loopback atau dikembalikan ke SLMA dimana nomor pelanggan B berada, melalui highway 4096 kbit/s di dalam DLU sendiri.
Jumlah pelanggan yang dapat berbicara serentak adalah 60 pasang pelanggan, dan kesemuanya tidak dikenai tarif atau gratis karena semua meter pelanggan DLU dicatat pada sentral induknya.
D. Hubungan DLU dengan LTGB
DLU (Digital Line Unit) pada Area Work Group Temanggung adalah sentral remote control yang terhubung dengan sentral induknya (EWSD) melalui 4 x PCM-30 highways. DLU tersambung pada unit LTGB, untuk keamanan operasi, satu DLU disambungkan dengan 2 unit LTGB.
Jalur highways yang menghubungkan DLU dengan LTGB disebut PDC (Primary Digital Carrier) dengan bit rate 2048 kbits/s atau sama dengan sinyal PCM-30.
Gambar di bawah ini menggambarkan hubungan DLU ke LTGB di sentral induknya.
DLU LTGB
LTGB
PU (CP)
SU (SN)
PDC 0 PDC 1
DLU
0
951
Aplikasi lokal
Aplikasi remote
PD C 2 PD
C 3
Gambar 3 Hubungan antara DLU ke sentral induknya
E. Susunan Rack dan Frame DLU pada AWG Temanggung
D C C
D C C D C C
D C C
B D E SLMA
SLMA
B D E
SLMA
SLMA B
D E B D E D
C C
D C C D C C
D C C
B D E SLMA
SLMA
B D E
SLMA
SLMA B
D E B D E D
C C
D C C D C C
D C C
SLMA
SLMA
R G M G 1 R G M G 0
S L M A
S L M A S L M A B
D B 0
B D C G 0 D L U C 0
D I U D 0
L M E M
L V M M
SLMA / EMSP / ALEX
SLMA / EMSP
F T E M
SLMA / EMSP SLMA / EMSP B
D B 1
B D C G 1 D L U C 1
D I U D 1
D C C
D C C D C C
D C C
B D E SLMA
SLMA
B D E
SLMA
SLMA B
D E B D E
Shelf 0
Shelf 1
Shelf 2
Shelf 3
Shelf 4
Shelf 5
Shelf 6
Shelf 7 256 port
256 port
256 port 184 port jika tanpa EMSP atau
152 jika dengan EMSP dan ALEX
FRAME DLU(A)FRAME DLU(B)FRAME DLU(B)FRAME DLU(B)
Gambar 4 Susunan rack DLU pada AWG Temanggung
Ada dua tipe rack DLU, untuk tipe pertama dalam satu rack dapat berisi maksimal 952 port (tanpa modul EMSP dan ALEX) dan tipe kedua dengan kemampuan trafik lebih tinggi berkapasitas maksimum 440 port per DLU, dimana satu rack memuat 2 DLU tipe ini. Tipe pertama disebut R:DLU dengan 1 DLU, tipe kedua disebut R:DLU dengan 2
DLU.
Perbedaan ini dibedakan atas traffic carried (pembicaraan) yang dapat dilayani pada saat yang bersamaan. Tipe rack 1 DLU (952 subscriber) adalah 0,1 Erlang/subscriber, tipe rack 2 DLU (2 x 440 subscriber) mencapai 0,2 Erlang/subscriber.
Berdasarkan observasi yang penulis amati di lapangan, AWG Temanggung menggunakan 4 buah rack DLU tipe pertama yaitu yang berisi maksimum 952 buah port pelanggan, sehingga total maksimum port untuk pelanggan sebesar 952 x 4 = 3808 port, sehingga masih tersedia cukup banyak port yang kosong karena digunakan untuk melayani pelanggan yang berjumlah 2834 pelanggan disekitar wilayah kota Temanggung. Satu rack DLU terdiri dari empat buah frame dimana tiap-tiap frame terdiri dari dua buah shelf.
Berikut ini adalah susunan frame dalam satu rack DLU pada Area Work Group Temanggung :
a) Frame Pertama
Untuk frame pertama (frame yang letaknya paling atas) menggunakan tipe frame DLU(A) yang dapat berisi maksimum 184 pelanggan. Frame pertama dibagi menjadi dua shelf yaitu self 0 dan shelf 1. Shelf 0 terdiri dari 10 buah sirkuit SLMA (namun 2 buah sirkuit seringkali digunakan sebagai modul EMSP atau ALEX), 2 buah DCC (Direct Current Converter), 1 modul RGMG, 1 modul DLUC, satu modul DIUD, FTEM, LMEM, LVMM, BDB, dan BDCG.
Shelf 0 sendiri terbagi menjadi dua subbagian yaitu shelf 0-0 dan shelf 0-1 yang masing-masing dicatu oleh DCC yang berbeda.
Kapasitas maksimal pelanggan yang dapat dilayani oleh shelf 0 adalah 8 x 10 modul SLMA = 80 port pelanggan (jika tanpa modul EMSP / ALEX). Jika menggunakan modul EMSP/ALEX maka jumlah maksimal pelanggan 8 x 8 modul SLMA = 64 port pelanggan. Shelf 1 terdiri dari 13 sirkuit SLMA (namun biasanya dua buah sirkuit digunakan untuk modul EMSP), 2 buah DCC (Direct Current Converter), sebuah modul RGMG, satu modul DLUC, DIUD, BDB, dan BDCG.
Kapasitas maksimal pelanggan yang dapat dilayani oleh shelf 1 adalah 8 x 13 modul SLMA = 104 port pelanggan (jika tanpa modul EMSP). Jika menggunakan modul EMSP maka jumlah maksimal pelanggan 8 x 11 modul SLMA = 88 port pelanggan.
Jadi total pelanggan yang dapat ditangani oleh frame pertama adalah 80 + 104 = 184 pelanggan jika tanpa modul EMSP/ALEX. Jika menggunakan modul EMSP/ALEX maka total pelanggan = 64 + 88 = 152 pelanggan.
b) Frame Kedua, Ketiga dan Keempat.
Untuk frame kedua sampai frame keempat menggunakan tipe frame DLU(B) yang hanya berisi sirkuit-sirkuit untuk pelanggan atau sirkuit SLMA. Jenis frame DLU(B) ini dapat berisi maksimum 256 pelanggan. Frame-frame tersebut juga dibagi menjadi masing-masing dua shelf yaitu shelf 2 dan shelf 3 untuk frame kedua, shelf 4 dan shelf 5 untuk frame ketiga, shelf 6 dan shelf 7 untuk frame keempat. Masing- masing Shelf terdiri dari 16 buah sirkuit SLMA sehingga kapasitas total pelanggan masing-masing shelf adalah 16 x 8
= 128 port. Masing-masing Shelf sendiri terbagi menjadi dua subbagian yang masing-masing dicatu oleh DCC yang berbeda.
Salah satu fungsi penting dalam DLU adalah mengubah sinyal analog dari pelanggan analog menjadi sinyal digital dalam format PCM. Prinsip dari pembentukan PCM adalah suatu band frekuensi sinyal analog di-sampling dengan frekuensi sampling ≥ 2 kali frekuensi maksimal sinyal analog, Hasil sampling adalah sinyal digital yang mengandung informasi sinyal analog tersebut. Dan sinyal analog tersebut dapat diperoleh kembali dengan bantuan LPF.
Proses pembentukan PCM adalah melalui 4 langkah : 1. Sampling (pencuplikan)
2. Compressing (penekanan) 3. Quantizing (menghargakan) 4. Coding (mengkodekan)
Di Indonesia sistem PCM yang digunakan adalah PCM- 30 yang mempunyai level sample M = 256. Dimana M = 2n, dengan n adalah jumlah bit yang digunakan untuk mengkodekan satu nilai sample. Jadi n = 8, atau dengan kata lain satu nilai sample dari sinyal PAM akan dikodekan menjadi 8 bit.
Proses sampling dilakukan sekaligus pada beberapa kanal suara misal 32 kanal secara sekuensial dan hasil dari multiple sampling ini adalah sinyal multiplex PAM (Multiplex Pulse Amplitude Modulation).
Untuk 32 kanal dapat dilakukan multiple sampling dengan frekuensi sampling 8 kHz maka diperlukan waktu 3,9 μs (125 μs/32), untuk masing-masing kanal suara agar dapat di sample secara berurutan dan menghasilkan PAM multiplex, jadi seluruh proses dilakukan dalam waktu 125 μs (waktu 1 frame) dengan masing-masing dari 32 kanal di- sampling satu kali. Sinyal PAM yang merupakan sinyal diskrit diubah oleh unit quantizer menjadi sinyal PCM-30.
Agar sinyal analog tetap dapat direproduksi lagi seperti semula tanpa memberi cacat pada artikulasinya diperlukan frekuensi sampling ≥ 2 fmax sinyal analog. Untuk band frekuensi 300-3400 kHz, ditentukan frekuensi sampling 2 x 3400 = 6800 Hz dibulatkan menjadi 8 kHz sebagai standard, sehingga periode sampling = 1/8 kHz = 125 μs. Jadi bila sinyal analog mengandung 30 kanal suara berarti dalam 1 periode sampling didapat 30 amplitude sample dari masing- masing kanal tersebut. Dan proses pengubahan dari amplitude-amplitude sampling ke sinyal-sinyal digital (PCM) disebut kuantisasi. Total range dari amplitude sinyal dibagi dalam level-level standar pulsa yang disebut interval kuantisasi dan tengah-tengah interval tersebut disebut nilai kuantisasi.
Nilai-nilai kuantisasi yang didapat dari proses kuantisasi dipakai sebagai dasar pada decoder (proses pengubahan kembali dari PCM ke PAM) sehingga akan terjadi distorsi kuantisasi atau beda dengan sinyal sampling analog (PAM) semula. Distorsi ini akan berkurang bila interval kuantisasi bertambah banyak dalam arti step-step kuantisasi ditambah atau diperkecil jaraknya sehingga distorsi akan mengecil dan dapat diabaikan.
Proses selanjutnya dari pembentukan PCM coding atau pengkodean. Sinyal PCM yang diperlukan untuk transmisi diperoleh dengan kode-kode biner dari nilai-nilai interval kuantisasi, jumlah bit yang diperlukan untuk coding tersebut tergantung pada banyaknya step kuantisasi yang dipakai,
Pada PCM-30, 32 kanal alokasi waktu terdapat dalam 1 frame (125 μs) terdiri dari :
Arah transmisi
1 2 3 4 5 6 7 8 8 bit kode
Kanal Suara 15
Kanal Suara 16
Kanal Suara 30 Kanal
Suara 2 Kanal Suara 1 3,9 µsec
32 x 8 = 256 bit 1 frame = 125 µsec TS
(time slot) 0 1 2 15 16 17 31
Signalling
Gambar 5 Pulsa Sampling yang belum dikuantisasi dan yang sudah dikuantisasi
Satu frame berisi 256 bit (32 time slot = 32 alokasi waktu) jadi satu time slot adalah 125/32 = 3,9 µs. Frekuensi sampling (t = 125 µs) = 8000 Hz dan bit rate per kanal time slot (kecepatan pengiriman bit per kanal waktu) = 8 x 8000 bit = 64 kbps, sehingga bit rate untuk PCM-30 dengan 32 kanal waktu = 32 x 64 kbps = 2,048 Mbps (dengan variasi jumlah bit yang diperbolehkan untuk sistem PCM-30 adalah
± 50 bps).
Tabel Penggunaan time slot pada frame PCM 30 Time Slot Penggunaan
0 Synchronisation 1 - 15 Sinyal Informasi
16 Signalling
17 - 31 Sinyal Informasi IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kerja praktek di PT. Telkom Kancatel Temanggung, penulis dapat mengambil kesimpulan- kesimpulan sebagai berikut :
1. DLU merupakan bagian dari sentral digital EWSD yang mempunyai fungsi atau kemampuan utama mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital dalam format PCM 30 untuk kemudian dilakukan multiplexing dan switching pada sentral induknya.
2. Bagian-bagian utama DLU meliputi SLMA, SLMD, DIUD, DLUC, RGMG, EMSP, ALEX, dan DCC.
3. Pada Kancatel Temanggung hubungan DLU ke LTGB pada sentral induknya di Kandatel Yogyakarta menggunakan 4 jalur fiber optik PCM 30 highways dan menggunakan komunikasi radio sebagai cadangannya jika sewaktu-waktu ada kerusakan pada jalur fiber optiknya.
4. DLU pada Kancatel Temanggung dioperasikan secara remote dari sentral induknya di Yogyakarta, sehingga akan meringankan tugas-tugas staf yang bertugas di Kancatel Temanggung.
5. DLU mempunyai fungsi Emergency Call yang memungkinkan para pelanggan yang berada pada satu DLU masih dapat saling berkomunikasi meskipun hubungan ke sentral induknya terputus dan tidak terkena billing karena proses billing diatur pada sentral induknya.
6. Pengoperasian dan pengawasan DLU pada Kancatel Temanggung dilakukan secara remote dari sentral induknya di Kandatel Yogyakarta, sedangkan pemeliharaan dan perawatan dilakukan oleh staf yang
bertugas di Kancatel Temanggung.
7. Proses pembentukan sinyal PCM meliputi beberapa tahap yaitu sampling, compressing, quantizing, kemudian coding.
8. Satu frame PCM 30 mempunyai 32 buah kanal waktu (time slot) dimana time slot 0 berfungsi untuk sinkronisasi, time slot 15 untuk signalling, dan time slot lainnya untuk informasi.
9. PCM 30 mempunyai laju bit per kanal waktu 64 kbps sehingga satu frame PCM 30 mempunyai laju bit 32 x 64 kbps = 2,048 Mbps .
10. Telkom Kancatel Temanggung menggunakan 4 rack DLU dengan kapasitas masing-masing rack DLU yang mampu melayani 952 pelanggan, sehingga total maksimum port untuk pelanggan sebesar 952 x 4 = 3808 port, sehingga masih tersedia cukup banyak port yang kosong karena digunakan untuk melayani pelanggan yang berjumlah 2834 pelanggan di sekitar wilayah kota Temanggung.
B. Saran
1. Mengingat billing dari pelanggan ditangani pada sentral induknya bukan pada DLU sendiri maka PT. TELKOM akan mengalami kerugian pada saat hubungan antara DLU dengan sentral induknya terputus tetapi pelanggan masih dapat saling berhubungan dengan pelanggan lain yang masih dalam satu DLU dengan fasilitas emergency call, maka diperlukan peralatan baru yang dapat menangani billing pada DLU sendiri saat terjadi emergency call.
2. Mengingat sistem yang dioperasikan berbasis pada computerized system maka dibutuhkan lebih banyak lagi SDM yang menguasai operational software yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
1. , Pengenalan Dasar-Dasar Teknik Transmisi DFG Solo, Disarikan dari hasil catatan TC, 1997 2. Hendrawan, Dr.Ir, Yosef, Ian, MT, Ir, Sentral, Lembaga
Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2000
3. Cattermole, K.W, Principle of Pulse Code Modulation, American Elsevier, New York, 1969
4. Hatta, Ardi, Diktat Sentral Telepon Digital EWSD, Perusahaan Umum Telekomunikasi Pusat Pendidikan dan Latihan, Bandung, 1995
5. , Teknisi I STDI – EWSD versi 3.6, Divlat Telkom, Bandung, 1997
6. , Pengenalan Sistem STDI, Diklat PT. INTI, Bandung, 1989
7. Couch, William, Digital and Analog Communication System, Prentice Hall Inc, 1997
8. Freeman, Roger L, Telecommunication Transmission Handbook, third edition, John Willey and Sons Inc, 1997
Eko Prasetyo (L2F709002), Saat ini sedang menyelesaikan studi S1 di Jurusan Elektronika Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang dengan pilihan konsentrasi Elektronika dan Telekomunikasi.
Mengetahui, Dosen Pembimbing
Imam Santoso, ST, MT NIP. 197012031997021001