• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010)."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kolesterol merupakan konstituen utama membrane plasma dan lipoprotein plasma. Senyawa ini sering ditemukan sebagai ester kolesteril, dengan gugus hidroksil di posisi 3 yang mengalami esterifikasi dengan suatu asam lemak rantai panjang. Senyawa ini terdapat pada hewan, tetapi tidak pada tumbuhan atau bakteri (Murray, Granner, & Rodwell, 2009). Kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks yang berada pada tiap sel didalam tubuh. Kolesterol berfungsi sebagai materi awal untuk pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010).

Hiperkolesterolemia merupakan kondisi akibat gangguan metabolisme lemak yang ditandai dengan tingginya kadar kolesterol total dalam darah. Kadar kolesterol yang tinggi di dalam darah menyebabkan penyumbatan pembuluh darah sehingga sirkulasi darah menjadi tidak lancar. Hal tersebut mengurangi jumlah oksigen yang disuplai ke jantung yang berakibat pada terjadinya penyakit jantung koroner (NCI, 2011). Hiperkolesterolemia umumnya tidak menimbulkan gejala, sehingga pencegahan dan pemeriksaan rutin kadar kolesterol diperlukan oleh individu yang beresiko tinggi (Shah et al., 2008).

Prevalensi peningkatan total kolesterol tertinggi adalah Wilayah Eropa (54% untuk kedua jenis kelamin), diikuti oleh Wilayah Amerika (48% untuk kedua jenis kelamin) (WHO, 2008). Di Indonesia, angka kejadian hiperkolesterolemia menurut penelitian MONICA I (Multinational Monitoring Of Trends Daterminants in Cardiovascular Disease) sebesar 13,4% pada wanita dan 11,4% pria. Pada MONICA

(2)

II didapatkan meningkat menjadi 16,2% pada wanita dan 14% pria (Ayuandira, 2012). Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, penduduk > 15 tahun yang memiliki kadar kolesterol total di atas nilai normal yaitu sebanyak 35,9%. Berdasarkan jenis kelamin dan tempat tinggal didapatkan bahwa proporsi penduduk dengan kadar kolesterol di atas normal pada perempuan (39,6%) lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki (30,0%) dan di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan (Hanisa, 2012). Menurut data rekapan hasil skrining kolesterol pegawai di Dinas Kota Denpasar tahun 2015, pegawai yang memiliki kadar kolesterol tinggi yaitu sebesar 40,47% (Dinkes Kota Denpasar, 2015).

Faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol , antara lain asupan lemak, serat, IMT, RLPP, usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, genetik dan merokok (Mamat, 2010). Usia dan keturunan merupakan faktor risiko kolesterol yang tidak dapat dikendalikan. Diagnosis familial kolesterol ini berdasarkan pada peningkatkan total kolesterol pada subjek yang memiliki riwayat keluarga, risiko kolesterol meningkat seiring bertambahnya usia (Sayed et al., 2010). Prevalensi kolesterol pada perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Wanita post-menopause memiliki rerata kadar kolesterol total lebih tinggi 19% daripada rerata kadar kolesterol total pada wanita pre-menopause. Pada wanita menopause terjadi penurunan produksi hormon estrogen, karena menurunnya produksi hormon estrogen dapat menyebabkan kadar kolesterol total meningkat (Hanisa, 2010).

Aktivitas fisik yang rendah berpengaruh terhadap kejadian penyakit kardiovaskuler. Pada sebuah penelitian menunjukkan bahwa pekerja kantoran memiliki status gizi lebih dengan pola makan yang kurang baik dan aktivitas fisik yang kurang aktif. Status gizi lebih ini akan berpengaruh terhadap peningkatan kolesterol di dalam tubuh. Bila dilihat dari jenis pekerjaannya Pegawai Negeri Sipil (PNS)

(3)

menempati urutan pertama karakteristik yang memiliki status gizi lebih tertinggi yaitu sebesar 27,3%, ABRI 26,4% dan wiraswasta sebesar 26,5%. Status (Arundhana, 2010).

Meningkatnya kadar kolesterol di dalam darah juga disebabkan karena seringnya mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh atau mengandung kolesterol tinggi. Hal ini di dukung oleh penelitian epidemiologi yang menunjukkan bahwa rendahnya asupan makanan yang berlemak tinggi dapat mengurangi risiko terjadinya kolesterol tinggi (Devore et al., 2009).

Kebiasaan mengonsumsi buah dan sayuran juga berhubungan dengan kadar kolesterol di dalam darah. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi buah dan sayur dapat menurunkan kadar kolesterol (Eshak et al., 2010). Penelitian yang dilakukan oleh He, et al (2007) menunjukkan bahwa orang yang asupan buah dan sayuran < 1,5 kali/hari, 30% lebih tinggi berisiko hiperkolesterolemia dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi > 8 kali/hari. Prevalensi penduduk di Indonesia yang kurang mengkonsumsi buah dan sayur adalah 93,6% dan di Provinsi Bali penduduk yang kurang mengonsumsi buah dan sayur sebanyak 96% (Riskesdas, 2007).

Selain kebiasaan makan yang tidak sehat, Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Rasio Lingkar Pinggang Pinggul (RLPP) juga berhubungan dengan terjadinya kolesterol tinggi (Panagiotakos, et al, 2008). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh lee, et al (2011) terhadap 15 negara dikawasan Asia Pasifik, perbedaan 10 cm lingkar pinggang selama lima tahun pengamatan, dapat meningkatkan risiko kolesterol sebesar 22% (Panagiotakos, et al., 2008).

Ketatnya persaingan di bidang perkantoran membuat perusahaan untuk lebih mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki agar tetap sehat sehingga dapat

(4)

meningkatkan produktivitas kerja. Gizi merupakan faktor kualitas sumber daya manusia yang utama, karena berperan penting dalam peningkatan produktivitas kerja.

Angka kesakitan pada karyawan dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Penelitian epidemiologi membuktikan bahwa terdapat hubungan positif antara faktor risiko kesehatan dengan absensi karyawan, biaya kompensasi perusahaan terhadap karyawan yang sakit dan penurunan kinerja SDM. Faktor risiko yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti penggunaan tembakau, obesitas, stres dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan pengeluaran atau pembiayaan kesehatan menjadi lebih besar (Lynch et al., 2009). Produktivitas kerja berkaitan erat dengan status kesehatan SDM-nya. Oleh karena itu, diperlukan perhatian terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan kerja dan faktor yang erat hubunganya seperti keadaan gizi dari tenaga kerja, aktivitas fisik yang sedikit yang merupakan bagian dari kehidupan pekerja. Hal ini disebabkan karena beratnya tuntutan pekerjaan sehingga tidak ada kesempatan untuk olahraga dan merujuk kepada perilaku hidup yang instan, misalnya makanan. Gaya hidup demikian akan menyebabkan terjadinya penumpukan kolesterol di dalam darah.

Oleh karena hanya diadakannya satu kali skrining kolesterol di Dinas Kesehatan Kota Denpasar, peneliti tertarik untuk lebih lanjut meneliti mengenai kadar kolesterol darah di Dinas Kesehatan Kota Denpasar. Selain itu berdasarkan uraian pada latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengetahui lebih mendalam apakah ada hubungan antara asupan lemak dan serat, indeks masa tubuh, rasio lingkar pinggang pinggul dengan kadar kolesterol darah pada pegawai di Dinas Kesehatan Kota Denpasar .

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, diketahui bahwa prevalensi kejadian kolesterol di Indonesia semakin meningkat. Berdasarkan data skrining di Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 prevalensi pegawai yang memiliki kadar kolesterol tinggi yaitu mencapai 40,47%. Oleh karena hanya diadakannya satu kali skrining kolesterol di Dinas Kesehatan Kota Denpasar, maka peneliti ingin melakukan skrining kolesterol di Dinas Kesehatan Kota Denpasar dan ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara asupan lemak dan serat, indeks masa tubuh, rasio lingkar pinggang pinggul dengan kadar kolesterol total pada pegawai di Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Diketahuinya hubungan antara asupan lemak dan serat, indeks masa tubuh, lingkar pinggang pinggul dengan kejadian kolesterol total pada pegawai di Dinas Kesehatan Kota Denpasar.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran kadar kolesterol total pada pegawai di Dinas Kesehatan Kota Denpasar

2. Mengetahui gambaran asupan lemak pada pegawai di Dinas Kesehatan Kota Denpasar

3. Mengetahui gambaran asupan serat pada pegawai di Dinas Kesehatan Kota Denpasar

4. Mengetahui gambaran indeks masa tubuh pada pegawai di Dinas Kesehatan Kota Denpasar

(6)

5. Mengetahui gambaran rasio lingkar pinggang-pinggul pada pegawai di Dinas Kesehatan Kota Denpasar

6. Mengetahui hubungan antara asupan lemak dengan kadar kolesterol total pada pegawai di Dinas Kesehatan Kota Denpasar

7. Mengetahui hubungan antara asupan serat dengan kadar kolesterol total pada pegawai di Dinas Kesehatan Kota Denpasar

8. Mengetahui hubungan indeks masa tubuh dengan kadar kolesterol total pada pegawai di Dinas Kesehatan Kota Denpasar

9. Mengetahui hubungan lingkar pinggang pinggul dengan kadar kolesterol total pada pegawai di Dinas Kesehatan Kota Denpasar

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Praktis

1. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Denpasar dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan kejadian kolesterol terhadap pegawainya untuk meningkatkan produktivitas kerja.

2. Bagi Penulis

Merupakan pengalaman berharga dan wadah latihan untuk memperoleh wawasan dan pengetahuan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan yang telah diterima selama dalam perkuliahan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penyuluhan kepada masyarakat untuk mencegah meningkatkatnya kejadian kolesterol pada usia produktif ataupun usia dewasa

(7)

dan dapat digunakan sebagai edukasi tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian kolesterol di masyarakat.

1.4.2 Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan dalam bidang gizi kesehatan masyarakat khususnya mengenai kolesterol dan hubungannya dengan asupan lemak dan serat, serta hubungannya dengan IMT dan RLPP.

2. Sebagai bahan masukan untuk penelitian berikutnya yang berkaitan dengan kadar kolesterol total.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, dibahas mengenai karakteristik asupan lemak dan serat, indeks masa tubuh, rasio lingkar pinggang pinggul yang berhubungan dengan kejadian kolesterol pada orang dewasa khususnya pegawai di Dinas Kesehatan Kota Denpasar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner, recall 24 jam dan wawancara.

Penelitian ini merupakan studi cross-sectional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Desain ini dipakai untuk mempelajari hubungan antara variabel independen (status gizi berdasarkan IMT dan RLPP serta asupan makanan yang terdiri dari lemak, serat) dengan variabel dependen (kolesterol total), seluruh variabel yang diamati, diukur pada saat bersamaan ketika penelitian berlangsung (point time approach) (Notoatmodjo, 2010). Penelitian menggunakan data primer dan sekunder untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kolesterol total pada pegawai di Dinas Kesehatan Kota Denpasar.

Referensi

Dokumen terkait

Metodologi penyusunan kurikulum e-learning yang digunakan untuk desain pembelajaran menggunakan model ADDIE dengan menggunakan pendekatan gaya belajar VARK dan

Dengan penetapan karimunjawa sebagai kawasan taman nasional pada tanggal 14 maret 2000(Kep. Sebagai tempat wisata berbasis kelautan tentu banyak menggunaan moda

Dalam hal dipandang perlu, fasilitator dapat melakukan pertemuan terpisah (kaukus) dengan para pihak. Dalam hal Kesepakatan Diversi tanpa memerlukan persetujuan

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa usaha agribisnis ikan hias Bapak Rahmat di Gampong Paya Cut Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen menguntungkan,

[r]

Panin Bank Kantor Cabang Pekanbaru berdasarkan hasil penelitian berada dalam klasifikasi baik, dimana komitmen yang diberikan terhadap perusahaan sesuai

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan implementasi sifat pendidikan tinggi di daerah pedesaan diseleruh Indonesia akan mendorong motivasi seseorang untuk bekerja, dan

melakukan apa-apa perbuatan dalam keadaan yang sedemikian bahawa jika ia dengan jalan demikian itu menyebabkan kematian ia adalah melakukan kesalahan mematikan orang dengan