Kata Pengantar
Assalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh,
Puji syukur kami haturkan hanya kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Penyusunan Laporan Kinerja (Laporan Kinerja) Pemerintah Kota Pekanbaru Tahun 2016, dapat disusun.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Pekanbaru disusun berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai media untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, sasaran dan tujuan maupun dalam mencapai cita-cita Pemerintah Kota Pekanbaru.
Laporan Kinerja Pemerintah Kota Pekanbaru ini disusun dalam rangka memenuhi kewajiban Kepala Daerah sebagaimana diatur dalam berbagai ketentuan perundangan terkait dengan bentuk pertanggungjawaban Kepala Daerah. Berbagai data kinerja disajikan agar dapat dimanfaatkan sebagai informasi kinerja dan menjadi landasan bagi perencanaan pembangunan di masa mendatang.
Tujuan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah untuk menciptakan pemerintahan yang baik dan terpercaya. Laporan Kinerja juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi yang obyektif bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) dalam menilai capaian kinerja serta bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan lebih lanjut. Disamping itu Laporan Kinerja ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pengelolaan dan penataan serta peningkatan kinerja terhadap penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan prima terhadap masyarakat.
Kami menyadari masih banyak kelemahan dalam Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kota Pekanbaru yang harus menjadi pemicu bagi segenap komponen Pemerintah Kota Pekanbaru untuk senantiasa melakukan perbaikan-perbaikan secara berkelanjutan (continuous improvement).
Akhir kata kami berharap semoga Laporan Kinerja Pemerintah Kota Pekanbaru Tahun 2015 ini dapat memberi manfaat kepada banyak pihak dan berguna sebagai bahan masukan bagi pengelolaan dan penataan serta peningkatan kinerja Pemerintah Kota Pekanbaru dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada seluruh masyarakat.
Wassalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.
Pekanbaru, Maret 2017 Pj. Walikota Pekanbaru
EDWAR SANGER, SH, M.Si
Daftar Isi
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Sekilas Tentang Kota Pekanbaru 1
B. Geografi dan Demografi 2
C. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 7
D. Permasalahan Utama Yang Sedang Dihadapi (Strategic Issued) 10
E. Maksud dan Tujuan Penyusunan LAKIP 11
F. Sistematika Penyajian LAKIP 12
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 14
B. Penetapan Kinerja Tahun 2016 25
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja 28
B. Realisasi Anggaran 166
BAB 4 PENUTUP 183
LAMPIRAN 1 Penetapan Kinerja LAMPIRAN 2 Pernyataan Review
Daftar Tabel
Halaman Tabel 1.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kota Pekanbaru
Tahun 2013 5
Tabel 1.2 Jumlah Kelurahan dan Desa Kota Pekanbaru Tahun 2013 5 Tabel 1.3 Persentase Jumlah Pencari Kerja Menurut Jenjang
Pendidikan Tahun 2013 6
Tabel 1.4 Indikator Ketenagakerjaan Kota Pekanbaru Tahun 2013 6 Tabel 1.5 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Termasuk Minyak Bumi dan Gas) Kota Pekanbaru Tahun 2010 - 2013 (Juta Rupiah)
7
Tabel 1.6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Termasuk Minyak Bumi dan Gas) Kota Pekanbaru Tahun 2010 - 2013 (Juta Rupiah)
8
Tabel 1.7 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Tanpa Minyak Bumi dan Gas) Kota Pekanbaru Tahun 2010 - 2013 (Juta Rupiah)
8
Tabel 1.8 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Tanpa Minyak Bumi dan Gas) Kota Pekanbaru Tahun 2010 - 2013 (Juta Rupiah)
9
Tabel 1.9 Pertumbuhan PDRB dan Laju Inflasi di Kota Pekanbaru
Tahun 2011-2013 9
Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Pencapaian Visi Kota Pekanbaru
Tahun 2011 – 2016 18
Tabel 2.2 Keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran 23
Tabel 3.1 Capaian Kinerja Tahun 2014 28
Tabel 3.2 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya akses
dan mutu pelayanan pendidikan 30
Tabel 3.3 Pengukuran kinerja sasaran strategis terciptanya kualitas
tenaga pendidik 36
Tabel 3.4 Pengukuran kinerja sasaran strategis terciptanya tenaga
kerja yang kompeten dan produktif 38
Tabel 3.5 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya kehidupan sosial masyarakat yang berbudaya melayu, beriman dan bertaqwa
43
Halaman Tabel 3.6 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya
peranan wanita dan perlindungan anak berkualitas 48 Tabel 3.7 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya
pelayanan kesehatan yang berkeadilan dan merata keseluruh wilayah
52
Tabel 3.8 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya
lingkungan yang bersih dan sehat 71
Tabel 3.9 Data Pelayanan Penanganan Persampahan Tahun 2014 79 Tabel 3.10 Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan tahun 2014
Per Kecamatan 80
Tabel 3.11 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya tata
kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel 83 Tabel 3.12 Pengukuran kinerja sasaran strategis tercapainya Standar
Pelayanan Minimal (SPM) daerah 89
Tabel 3.13 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya
peningkatan pelayanan DPRD 89
Tabel 3.14 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan desa yang maju dan mandiri, peningkatan partisipasi masyarakat serta percepatan pembangunan infrastruktur desa
91
Tabel 3.15 Pengukuran kinerja sasaran strategis terpenuhinya
kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar 93 Tabel 3.16 Pengukuran kinerja sasaran strategis terbangunnya
infrastruktur pendukung unggulan daerah 99 Tabel 3.17 Pengukuran kinerja sasaran strategis meningkatnya
produksi pangan dan terkendalinya distribusi pangan daerah
104
Tabel 3.18 Konsumsi Energi Tahun 2014 123
Tabel 3.19 Pengukuran kinerja sasaran strategis berkembangnya
badan usaha daerah strategis berbasis potensi daerah 125 Tabel 3.20 Pengukuran kinerja sasaran strategis berkembangnya
industri pariwisata berbasis masyarakat serta berwawasan lingkungan
129
Tabel 3.21 Pengukuran kinerja sasaran strategis terbangunnya sistem perizinan terpadu yang cepat, prima dan akuntabel
132
Tabel 3.22 Jumlah dan Macam Pajak Tahun 2014 136
Tabel 3. 23 Jumlah dan Macam Retribusi Tahun 2014 137 Tabel 3.24 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya pusat-
pusat ekonomi unggulan daerah 140
Tabel 3.25 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya
peningkatan ekonomi masyarakat miskin 141
Tabel 3.26 Pengukuran kinerja sasaran strategis terlaksananya 143
Halaman penegakkan PERDA dan PERBUP
Tabel 3.27 Pengukuran kinerja sasaran strategis tersedianya supra
dan infrastruktur dasar sistem inovasi daerah 149 Tabel 3.28 Pengukuran kinerja sasaran strategis tumbuhnya klaster
industri unggulan daerah berwawasan lingkungan 152 Tabel 3.29 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya tahap
awal kawasan teknopolitan hijau 154
Tabel 3.30 Pengukuran kinerja sasaran strategis berkembangnya
pusat inovasi 158
Tabel 3.31 Pengukuran kinerja sasaran strategis berkembangnya
Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) dan UKM 159 Tabel 3.32 Pengukuran kinerja sasaran strategis termanfaatkannya
teknologi/inovasi untuk mendukung pemenuhan kebutuhan air bersih, energi bersih, transportasi hijau dan teknologi informasi dan komunikasi serta lingkungan yang berkualitas dan proses pembangunan Pelalawan yang berkelanjutan
164
Tabel 3.33 Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2014 (angka
sementara) 166
Daftar Grafik
Halaman
Gambar 1.1 Peta Kota Pekanbaru 3
Gambar 1.2 Persentase Luas Wilayah Administrasi Per Kecamatan 4 Gambar 1.4 Jumlah Pencari Kerja Menurut Jenis Kelamin Kota
Pekanbaru Tahun 2013 6
Grafik 3.1 Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2014 Secara
Umum 29
Grafik 3.2 Persentase Balita Gizi BurukTahun 2014 Per Kecamatan 56 Grafik 3.3 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Tahun 2014 Per
Kecamatan 58
Gambar 3.4 Tenaga PLKB pada Badan Pemberdayaan Perempuan
Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Orang) 70
Grafik 3.5 Realisasi Luas Hutan Rakyat Tahun 2014 78
Gambar 3.6 Produksi Padi Kota Pekanbaru Tahun 2014 (Ton) 110 Gambar 3.7 Produksi Jagung Kota Pekanbaru Tahun 2014 (Ton) 111 Gambar 3.8 Perbandingan RealisasiLuas Pengembangan Untuk
Tanaman Holtikultura Tahun 2014 Dengan Target Akhir RPJMD Tahun 2016
113
Gambar 3.9 Perbandingan RealisasiProduksi untuk Tanaman Holtikultura tahun 2014 dengan Target Akhir RPJMD tahun 2016 (Kwintal)
114
Gambar 3.10 Perbandingan RealisasiProduksi komoditas Luas Areal perkebunan utama tahun 2013 dengan target akhir RPJMD tahun 2016 (Ha)
115
Gambar 3.11 Perbandingan Realisasikomoditas perkebunan utama tahun 2013 dengan Target Akhir RPJMD tahun 2016 (Kwintal)
116
Gambar 3.12 Perbandingan RealisasiPopulasi Produksi Komoditas Peternakan Utama Tahun 2014 Dengan Target Akhir RPJMD Tahun 2016 (ekor)
119
Gambar 3.13 Perbandingan Realisasimeningkatnya produksi daging
tahun 2014 dengan Target Akhir RPJMD tahun 2016 (kg) 120 Gambar 3.14 Perbandingan Realisasiangka kesakitan ternak tahun
2014 dengan Target Akhir RPJMD tahun 2016 (%) 121 Gambar 3.15 Tambahan Investasi PMDN di Kota Pekanbaru Tahun
2014 (Rupiah) 126
Gambar 3.16 Tambahan Investasi PMDN di Kota Pekanbaru Tahun
2014 (Rupiah) 127
Gambar 3.17 Tambahan Investasi PMA di Kota Pekanbaru Tahun 2014 128
Halaman
(Rupiah)
Grafik 3.18 Kunjungan Wisata Domestik Tahun 2014 130
Gambar 3.19 Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA) di
Kota Pekanbaru Tahun 2014 (Investor) 134
Gambar 3.20 Penerbitan Ijin Dengan Pola1 (Survey) di Kota Pekanbaru
Tahun 2014 (Dokumen) 135
Gambar 3.21 Penerbitan Ijin Dengan Pola2 (Non Survey) di Kota
Pekanbaru Tahun 2014 (Dokumen) 136
Halaman Tabel 1.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kota Pekanbaru
Tahun 2016 5
Tabel 1.2 Jumlah Kelurahan dan Desa Kota Pekanbaru Tahun 2016 5 Tabel 1.3 Persentase Jumlah Pencari Kerja Menurut Jenjang
Pendidikan Tahun 2016 6
Tabel 1.4 Indikator Ketenagakerjaan Kota Pekanbaru Tahun 2016 6 Tabel 1.5 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Termasuk Minyak Bumi dan Gas) Kota Pekanbaru Tahun 2010 - 2016 (Juta Rupiah)
7
Tabel 1.6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Termasuk Minyak Bumi dan Gas) Kota Pekanbaru Tahun 2010 - 2016 (Juta Rupiah)
8
Tabel 1.7 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Tanpa Minyak Bumi dan Gas) Kota Pekanbaru Tahun 2010 - 2016 (Juta Rupiah)
8
Tabel 1.8 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Tanpa Minyak Bumi dan Gas) Kota Pekanbaru Tahun 2010 - 2016 (Juta Rupiah)
9
Tabel 1.9 Pertumbuhan PDRB dan Laju Inflasi di Kota Pekanbaru
Tahun 2011-2016 9
Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Pencapaian Visi Kota Pekanbaru
Tahun 2011 – 2016 18
Tabel 2.2 Keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran 23
Tabel 3.1 Capaian Kinerja Tahun 2016 28
Tabel 3.2 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya akses
dan mutu pelayanan pendidikan 30
Tabel 3.3 Pengukuran kinerja sasaran strategis terciptanya kualitas
tenaga pendidik 36
Tabel 3.4 Pengukuran kinerja sasaran strategis terciptanya tenaga
kerja yang kompeten dan produktif 38
beriman dan bertaqwa
Tabel 3.6 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya
peranan wanita dan perlindungan anak berkualitas 48 Tabel 3.7 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya
pelayanan kesehatan yang berkeadilan dan merata keseluruh wilayah
52
Tabel 3.8 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya
lingkungan yang bersih dan sehat 71
Tabel 3.9 Data Pelayanan Penanganan Persampahan Tahun 2016 79 Tabel 3.10 Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan tahun 2016
Per Kecamatan 80
Tabel 3.11 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya tata
kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel 83 Tabel 3.12 Pengukuran kinerja sasaran strategis tercapainya Standar
Pelayanan Minimal (SPM) daerah 89
Tabel 3.13 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya
peningkatan pelayanan DPRD 89
Tabel 3.14 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan desa yang maju dan mandiri, peningkatan partisipasi masyarakat serta percepatan pembangunan infrastruktur desa
91
Tabel 3.15 Pengukuran kinerja sasaran strategis terpenuhinya
kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar 93 Tabel 3.16 Pengukuran kinerja sasaran strategis terbangunnya
infrastruktur pendukung unggulan daerah 99 Tabel 3.17 Pengukuran kinerja sasaran strategis meningkatnya
produksi pangan dan terkendalinya distribusi pangan daerah
104
Tabel 3.18 Konsumsi Energi Tahun 2016 123
Tabel 3.19 Pengukuran kinerja sasaran strategis berkembangnya
badan usaha daerah strategis berbasis potensi daerah 125 Tabel 3.20 Pengukuran kinerja sasaran strategis berkembangnya
industri pariwisata berbasis masyarakat serta berwawasan lingkungan
129
Tabel 3.21 Pengukuran kinerja sasaran strategis terbangunnya sistem perizinan terpadu yang cepat, prima dan akuntabel
132
Tabel 3.22 Jumlah dan Macam Pajak Tahun 2016 136
Tabel 3. 23 Jumlah dan Macam Retribusi Tahun 2016 137 Tabel 3.24 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya pusat-
pusat ekonomi unggulan daerah 140
Tabel 3.25 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya 141
penegakkan PERDA dan PERBUP
Tabel 3.27 Pengukuran kinerja sasaran strategis tersedianya supra
dan infrastruktur dasar sistem inovasi daerah 149 Tabel 3.28 Pengukuran kinerja sasaran strategis tumbuhnya klaster
industri unggulan daerah berwawasan lingkungan 152 Tabel 3.29 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya tahap
awal kawasan teknopolitan hijau 154
Tabel 3.30 Pengukuran kinerja sasaran strategis berkembangnya
pusat inovasi 158
Tabel 3.31 Pengukuran kinerja sasaran strategis berkembangnya
Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) dan UKM 159 Tabel 3.32 Pengukuran kinerja sasaran strategis termanfaatkannya
teknologi/inovasi untuk mendukung pemenuhan kebutuhan air bersih, energi bersih, transportasi hijau dan teknologi informasi dan komunikasi serta lingkungan yang berkualitas dan proses pembangunan Pelalawan yang berkelanjutan
164
Tabel 3.33 Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2016 (angka
sementara) 166
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
kuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik.
Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi instasi yang bersangkutan. Sejalan dengan hal tersebut pelaporan kinerja merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
Sesuai dengan Pasal 22 Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 dinyatakan bahwa Walikota menyusun dan menyampaikan Laporan Kinerja Tahunan Pemerintah Kota kepada Presiden melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Bertitik tolak dari RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pemerintah Kota Pekanbaru Tahun 2016, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 dan Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Pekanbaru Tahun 2016, serta mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta hasil Reviu sasaran dan Indikator RPJMD Kota Pekanbaru, maka penyusunan LKIP Tahun 2016 berisi ikhtisar
A
pencapaian sasaran sebagaimana ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja dan dokumen perencanaan.
Pencapaian sasaran tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran RPJMD, realisasi pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan pembandingan capaian indikator sasaran, dengan demikian LKIP Kota Pekanbaru Tahun 2016 menjadi laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintah oleh Walikota kepada Presiden ini disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. Realisasi yang dilaporkan dalam LKIP ini merupakan hasil kegiatan Tahun 2016 yaitu tahun terakhir RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017.
1.2. Kondisi Kota Pekanbaru
1.2.1. Letak dan Luas Wilayah Geografis
Kota Pekanbaru terletak antara 1010 14’ – 1010 34’ Bujur Timur dan 0025’- 00 45’ Lintang Utara. Dengan ketinggian dari permukaan laut berkisar 50 meter. Permukiman wilayah bagian utara landai dan bergelombang dengan ketinggian berkisar 5 sampai dengan 11 meter. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 19 Tahun 1987 tanggal 7 September 1987 Daerah Kota Pekanbaru diperluas dari + 62.96 Km2 + 444.50 Km2 terdiri dari 6 Kecamatan dan 45 Kelurahan/Desa. Dari hasil pengukuran /pematokan dilapangan oleh BPN Propinsi Riau maka ditetapkan luas wilayah Kota Pekanbaru adalah 632.26 Km2.
Dengan meningkatnya kegiatan pembangunan menyebabkan meningkatnya kegiatan penduduk disegala bidang yang pada akhirnya meningkat pula tuntunan dan kebutuhan masyarakat terhadap penyediaan fasilitas dan utilitas perkotaan serta kebutuhan lainnya. Untuk lebih terciptanya tertib pemerintahan dan pembinaan wilayah yang cukup luas, maka dibentuklah Kecamatan baru dengan Perda Kota Pekanbaru No. 4 Tahun 2003 menjadi 12 Kecamatan dan jumlah kelurahan sebanyak 83 kelurahan dengan telah disahkan Peraturan Daerah Nomor 04 tahun 2016 tentang Pembentukan Kelurahan Kota Pekanbaru. Dengan batas-batas daerah :
Sebelah Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar
Sebelah Selatan : Kabupaten Kampar dan Kab Pelalawan
Sebelah Timur : Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan
Sebelah Barat : Kabupaten Kampar
Gambar 1.1 Peta Kota Pekanbaru
Sumber: Bappeda Kota Pekanbaru, 2015
1.2.2. Topografi Ketinggian
Kota Pekanbaru terletak pada ketinggian 10 – 50 meter di atas permukaan laut.
Kawasan pusat kota dan sekitarnya relatif datar dengan ketinggian rata-rata antara 10-20 meter di atas permukaan laut. Sedangkan kawasan Tenayan dan sekitarnya umumnya mempunyai ketinggian antara 25-50 meter di atas permukaan laut. Kawasan yang relatif
tinggi dan berbukit terutama di bagian utara kota, khususnya di Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir dengan ketinggian rata-rata sekitar 50 meter di atas permukaan laut.
Kemiringan lereng
Secara umum kondisi sebagian besar areal wilayah Kota Pekanbaru mempunyai kelas lereng datar, dengan luas 38.624 Ha, yang terdiri dari 2 (dua) kelas kemiringan lereng yaitu kemiringan lereng datar (0–2%) dengan luas 27.819 Ha dan kemiringan lereng agak landai (2–8%) dengan luas 10.805 Ha yang sesuai untuk pengembangan pembangunan kota. Wilayah dengan kemiringan 0–2% terletak di bagian Selatan Kota Pekanbaru, sedangkan wilayah dengan kemiringan lereng 2–8% terletak menyebar di bagian Tenggara dan sebagian wilayah Utara Kota Pekanbaru.
Untuk kemiringan dengan kelas kelerengan 26–40% yang merupakan daerah agak curam mempunyai luasan relatif kecil yaitu 2.915 Ha, yang terletak di daerah Utara dan Tenggara Kota Pekanbaru, tepatnya di Kecamatan Rumbai, Rumbai Pesisir dan Kecamatan Tenayan Raya. Lahan dengan kondisi morfologi demikian umumnya cenderung memiliki faktor pembatas yang cukup tinggi terutama untuk kegiatan terbangun, oleh karena itu pengembangan lokasi dengan tipikal kemiringan tersebut lebih diarahkan sebagai kawasan konservasi.
Luas masing-masing kelas lereng (kemiringan) di Kota Pekanbaru dapat dilihat pada tabel 1.1. berikut :
Tabel 1.1.
Luas Dan Kelas Kemiringan Lereng Kota Pekanbaru No. Kemiringan Lereng Luas (Ha) Persentase
(%) Kemiringan (%)
1. Datar 27.819 44,00 0-2
2. Agak Landai 10.805 17,09 2-8
3. Landai 13.404 21,20 9-15
4. Sangat Landai 8.283 13,10 16-25
5. Agak Curam 2.915 4,61 26-40
Jumlah 63.226 100,00
Sumber : Profil Sanitani Kota Pekanbaru, 2009
Kota Pekanbaru keadaannya relatif merupakan daerah datar dengan struktur tanah pada umumnya terdiri dari jenis aluvial dengan pasir. Pinggiran kota pada umumnya terdiri dari jenis tanah organosol dan humus yang merupakan rawa-rawa yang bersifat asam sangat kerosif untuk besi.
1.2.3. Karakteristik Wilayah Morfologi
Morfologi Kota Pekanbaru sebagian besar terdiri dari dataran aluvium yang datar dan sebagian kecil terdiri dari perbukitan. Bentuk morfologi Kota Pekanbaru dapat dibagi menjadi :
Satuan Morfologi Dataran
Sebarannya menempati daerah Kecamatan Kota Pekanbaru, Kecamatan Senapelan, Kecamatan Lima Puluh, Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Sail, sebagian wilayah Kecamatan Rumbai, sebagian wilayah Kecamatan Rumbai Pesisir, Kecamatan Bukit Raya, sebagian wilayah Kecamatan Tenayan Raya, wilayah Kecamatan Tampan, Kecamatan Marpoyan Damai dan Kecamatan Payung Sekaki dengan persentase kurang lebih 65% dari luas keseluruhan Kota Pekanbaru. Daerah ini merupakan daerah endapan sungai dan rawa. Sebagian merupakan daerah dataran banjir (flood plain), sedangkan daerah rawa meliputi daerah bagian barat daya dan tengah. Daerah ini memiliki kemiringan lereng kurang dari 5%.
Adapun daerah dengan ketinggian kurang dari 50 meter di atas permukaan laut tersusun oleh batuan yang terdiri dari material lepas berukuran lempung, lempung tufan, pasir, kerikil, sisa-sisa tumbuhan (vegetasi) hasil proses abrasi dan erosi sungai dan rawa gambut. Pemanfaatan lahan ini di Kota Pekanbaru pada umumnya telah dimanfaatkan sebagai kawasan pemukiman, kebun campuran, area pertanian dan perladangan.
Daerah Morfologi Perbukitan
Satuan morfologi ini terdapat pada kawasan bagian utara, selatan dan sebagian wilayah Barat dan Timur memanjang dari barat laut–Tenggara. Satuan morfologi ini tersusun oleh batu lumpur, batu pasir, sedikit batu lanau, batuan malihan dan granit.
Ketinggian satuan ini berkisar antaras 20–35 meter di atas permukaan laut, membentuk perbukitan rendah yang ditumbuhi dengan semak dan alang-alang. Kawasan ini memiliki kemiringan lereng kurang dari 20 %.
Satuan Morfologi Perbukitan Sedang
Satuan morfologi ini menempati bagian utara wilayah Kota Pekanbaru, yang merupakan wilayah perbukitan dengan arah memanjang dari Barat Laut–Tenggara. Wilayah ini
ditumbuhi vegetasi tanaman keras sebagai hutan lindung. Ketinggiannya adalah sekitar 40 di atas permukaan laut.
Daerah perbukitan ini disusun oleh batuan lava, lahar dan batuan malihan yang umumnya bertonjolan besar dan agak tajam. Wilayah ini memiliki kemiringan lereng kurang dari 40 %.
Klimatologi
Kota Pekanbaru mempunyai iklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 32,40C-33,80C dan suhu udara minimum berkisaran antara 23,00C-24,20C. Curah hujan antara 66,3-392,4 mm/tahun dengan curah hujan dan hari hujan terbanyak berada pada Bulan November. Kelembaban maksimum berkisar antara 82%-83% dan kelembaban minimum berkisar antara 68-69% (Pekanbaru dalam Angka, 2013) .
Geologi
Berdasarkan peta geologi Lembar Pekanbaru dan sekitarnya (M.C.G. Clarke dkk, 1982) dengan skala 1 : 250.000, struktur geologi yang terdapat di Kota Pekanbaru terdiri dari sesar mendatar dengan arah umum Barat Laut–Tenggara, Lipatan Sinklin dan Antiklin dengan arah penunjaman berarah relatif Timur Laut–Barat Daya.
Struktur–struktur geologi tersebut masuk dalam sistem Patahan Sumatera, sementara itu sesar–sesar mendatar ini termasuk dalam sistem Patahan Semangko, diduga terjadi pada Kala Miosen Tengah
Hidrologi
Kota Pekanbaru sebagian besar termasuk dalam DAS Siak (94,77 %) dan sebagian kecil DAS Kampar. Kota Pekanbaru dibelah oleh Sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur dengan beberapa anak sungai yaitu : Sungai Sibam, Sungai Air Hitam, Sungai Senapelan, Sungai Sago, Sungai Sail dan Sungai Tenayan yang terletak di bagian selatan Kota Pekanbaru, sedangkan Sungai Umban Sari, Sungai Setukul, Sungai Pengambang dan Sungai Ukai terletak di bagian utara Kota Pekanbaru. Informasi mengenai DAS dan Sub DAS Kota Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 1.2. di bawah ini.
Tabel 1.2.
Luas Das dan Sub-Das Kota Pekanbaru
NO DAS / Sub DAS LUAS (Ha) PERSENTASE (%)
I DAS SIAK 59.919 94,77
1. Sub DAS Takuana 5.760 9,11
2. Sub DAS Umban 5.418 8,57
3. Sub DAS Meranti 1.657 2,62
4. Sub DAS Limbungan 5.488 8,68
5. Sub DAS Ukai 8.112 12,83
6. Sub DAS Lukud 2.156 3,41
7. Sub DAS Siban 2.251 3,56
8. Sub DAS Air Hitam 3.743 5,92
9. Sub DAS Senapelan 3.401 5,38
10, Sub DAS Sail 12.007 18,99
11. Sub DAS Tenayan 7.005 11,08
12. Sub DAS Pendanau 2.921 4,62
II DAS KAMPAR 3.307 5,23
1. Sub DAS Kelulud 3.307 5,23
JUMLAH ... 63.226 100,00
Sumber : Profil Sanitasi Kota Pekanbaru, 2009
Penggunaan lahan
Luas lahan terbangun (built-up areas) sekitar 24% dari luas wilayah kota dan dimanfaatkan sebagai kawasan perumahan (sekitar 73% dari luas areal terbangun), pusat pemerintahan, pendidikan, perdagangan, industri, militer, bandara, dan lain-lain. Areal belum terbangun (non-built up areas) adalah sekitar 76% dari luas wilayah kota saat ini yang merupakan kawasan lindung, perkebunan, semak belukar, dan hutan. Areal ini sebagian besar terdapat di wilayah utara kota (Rumbai dan Rumbai Pesisir), Tenayan Raya dan sekitarnya. Jenis penggunaan lahan tersebut seperti terlihat pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3.
Penggunaan Tanah di Kota Pekanbaru
NO JENIS PENGGUNAAN TANAH LUAS (Ha)
I. LAHAN TERBANGUN (built up areas) 14.891,98
1. Kawasan Perumahan 10.914,44
2. Kawasan Pemerintahan 100,23
3. Kawasan Pendidikan 282,30
4. Kawasan Perdagangan 666,07
5. Kawasan Industry 1.794,94
6. Militer 134,93
7. Bandara 276,00
8. Lain-lain 723,07
II. LAHAN TIDAK TERBANGUN (non-built up
areas) 48.334,02
1. Kawasan Lindung 2.605,75
2. Kawasan Perkebunan 18.372,33
3. Kawasan Semak Belukar 24.733,49
4. Hutan 2.622,45
JUMLAH 63.226,00
Sumber : RTRW Kota Pekanbaru revisi 2006
1.2.4. Aparatur Pemerintahan
Keadaan Aparat Pemerintah di lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru untuk mendukung kegiatan pemerintahan , pembangunan dan pelayanan masyarakat pada tahun 2016 sejumlah 8.011 orang, yang terdiri dari :
Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut golongan:
Golongan I : 9 Orang
Golongan II : 1.308 Orang Golongan III : 3.822 Orang Golongan IV : 2.872 Orang
Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut Eselon:
Esselon II : 33 Orang Esselon III : 168 Orang Esselon IV : 1.011 Orang
Jabatan fungsional yang terisi sebanyak 4.715 terdiri atas :
1 Tenaga guru : 3858 Orang
2 Tenaga kesehatan : 730 Orang
3 Auditor : 10 Orang
4 P2UPD : 10 Orang
5 Pamong belajar : 2 Orang
6 Penilik PLS dan pengawas sekolah
: 29 Orang
7 Penyuluh KB : 27 Orang
8 Arsiparis : - -
9 Pustakawan : 1 Orang
10 Pengawas TK : 20 Orang
11 Pengantar kerja : 1 Orang
12 Mediator : 1 Orang
13 Penguji kendaraan bermotor
: 9 Orang
14 Penyuluh pertanian : 16 Orang
15 Peneliti : 1 Orang
16 Perencana : - -
Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut Tingkat Pendidikan :
1 SD : 62 orang
2 SMP : 78 orang
3 SLTA / D1 : 1735 orang
4 D2 : 1168 orang
5 D3 : 866 orang
6 S1/D4 : 3705 orang
7 S2 : 389 orang
8 S3 : 8 orang
9 Pendidikan dan Pelatihan Calon
Kepala Sekolah : -
10 Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional melalui pengiriman pada lembaga pendidikan dan pelatihan
: -
11 Pendidikan dan pelatihan teknis : - 12 Pendidikan dan pelatihan fungsional : -
Pemberian Hukuman pada tahun 2016
Pelanggaran Disiplin Pegawai sebanyak 47 orang yang terdiri dari Pelanggaran disiplin pegawai tingkat ringan 43 orang, tingkat sedang 3 orang, pelanggaran disiplin tingkat berat 1 orang dan dalam proses 5 orang.
Pada Tahun 2016 Pemerintah Kota Pekanbaru tidak melaksanakan pengadaan CPNS
1.2.5. Perekonomian
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen.
Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan (riil).
PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (riil) disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.
Perkembangan masing-masing sektor PDRB Kota Pekanbaru atas dasar harga berlaku menurut Lapangan Usaha kurun waktu 2012-2014 dapat dilihat pada Tabel 1.4.
berikut.
Tabel 1.4.
PDRB Kota Pekanbaru Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 – 2014
Lapangan Usaha 2012 % 2013 % 2014* %
1 2 3 4 5 6 7
A Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 923,554.8 1.66 1,024,011.6 1.66 1,156,508.4 1.55
B Pertambangan dan Penggalian 11,249.5 0.02 12,461.1 0.02 13,756.9 0.02
C Industri Pengolahan 11,473,151.4 20.60 12,955,226.7 21.03 14,714,050.0 19.77
D Pengadaan Listrik dan Gas 96,069.6 0.17 96,776.0 0.16 125,110.4 0.17
E Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang 11,913.0 0.02 11,196.1 0.02 11,677.5 0.02
F Konstruksi 16,036,782.6 28.80 17,893,456.5 29.05 22,534,971.9 30.27
G Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 16,067,019.3 28.85 17,534,976.8 28.46 21,357,999.9 28.69 H Transportasi dan Pergudangan 13,258,793.0 23.81 15,008,726.0 24.36 1,793,556.6 2.41
I Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 1,105,173.6 1.98 1,266,298.5 2.06 1,864,161.4 2.50
J Informasi dan Komunikasi 13,704,441.0 24.61 1,402,089.9 2.28 1,583,786.6 2.13 K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,020,821.0 3.63 2,248,810.1 3.65 2,763,213.4 3.71
L Real Estat 1,620,387.5 2.91 1,784,101.2 2.90 2,092,801.2 2.81
M,N Jasa Perusahaan 9,294.1 0.02 10,631.6 0.02 13,539.0 0.02
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 2,348,832.8 4.22 2,468,441.5 4.01 2,554,745.8 3.43
P Jasa Pendidikan 586,288.2 1.05 631,161.7 1.02 819,218.6 1.10
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 236,664.7 0.42 266,329.0 0.43 3,294,916.0 4.43
R,S,T,U Jasa lainnya 448,490.8 0.81 496,863.3 0.81 695,872.8 0.93
Produk Domestik Regional Bruto 55,692,016.0 100.00 61,603,704.5 100.00 74,434,452.6 100.00
* Angka sementara
Sumber : BPS Kota Pekanbaru (diolah)
Sedangkan Tabel 1.5. berikut menginformasikan perkembangan sektor-sektor PDRB Kota Pekanbaru atas dasar harga berlaku menurut Penggunaan pada periode sama.
Tabel 1.5
Proporsi PDRB Kota Pekanbaru Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 – 2014
Lapangan Usaha 2012 % 2013 % 2014* %
1 2 3 4 5 6 7
A Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 800,009.4 1.65 838,732.38 1.64 873,500.13 1.60
B Pertambangan dan Penggalian 9,332.6 0.02 9,692.86 0.02 10,040.83 0.02
C Industri Pengolahan 10,050,826.9 20.79 10,786,323.36 21.13 11,660,216.32 21.37
D Pengadaan Listrik dan Gas 99,833.3 0.21 101,254.48 0.20 104,591.26 0.19
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
Ulang 11,478.4 0.02 11,049.56 0.02 11,468.52 0.02
F Konstruksi 13,396,719.7 27.71 13,833,805.06 27.10 14,974,548.61 27.44
G Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor 14,058,301.0 29.08 15,092,338.59 29.56 15,765,041.14 28.89
H Transportasi dan Pergudangan 1,206,734.6 2.50 1,287,437.08 2.52 1,387,597.96 2.54 I Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 926,506.7 1.92 950,473.77 1.86 1,000,056.81 1.83
J Informasi dan Komunikasi 1,382,920.9 2.86 1,509,032.03 2.96 1,570,772.39 2.88 K Jasa Keuangan dan Asuransi 1,721,849.6 3.56 1,772,023.22 3.47 2,050,690.23 3.76
L Real Estat 1,414,929.1 2.93 1,513,506.46 2.96 1,577,683.01 2.89
M,N Jasa Perusahaan 7,942.0 0.02 8,663.73 0.02 10,424.87 0.02
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 2,122,171.2 4.39 2,189,348.86 4.29 2,230,117.43 4.09
P Jasa Pendidikan 522,695.7 1.08 544,852.18 1.07 576,025.74 1.06
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 207,341.3 0.43 227,702.35 0.45 246,443.39 0.45
R,S,T,U Jasa lainnya 412,144.5 0.85 447,053.09 0.88 518,060.85 0.95
Produk Domestik Regional Bruto 48,351,736.6 100.00 51,123,289.08 100.00 54,567,279.51 100.00
* Angka sementara
Sumber : BPS Kota Pekanbaru (diolah)
b. Struktur Perekonomian Daerah
Gambar 1.2
Struktur Perekonomian DAerah Sumber: BPS Kota Pekanbaru
Dari Gambar 1.2 terlihat bahwa perekonomian Kota Pekanbaru digerakkan oleh sektor tersier. Sektor tersier meliputi kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Transportasi dan Pergudangan, Penyedia Akomodasi dan Makan Minum, Informasi dan Komunikasi, Jasa Keuangan dan Asuransi, Real Estate, Jasa Perusahaan, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, serta Jasa Lainnya. Sektor tersier yang mendominasi perekonomian Pekanbaru merupakan
1.78
48.18 50.04
2010
Sektor Primer Sektor Sekunder Sektor Tersier
salah satu ciri wilayah perkotaan. Dengan memperhatikan peran yang besar dari ketiga sektor tersebut diharapkan pemerintah dapat mengambil kebijakan yang dapat mendorong roda perekonomian Kota Pekanbaru.Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu instrumen untuk mengevaluasi pembangunan suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru tahun 2010-2014 berjalan relatif stabil.
Pertumbuhan paling tinggi selama 5 (lima) tahun terakhir terjadi pada tahun 2012 sebesar 7,82 persen. Hal tersebut merupakan efek dari PON ke-18 pada September 2012.
c. PDRB Perkapita
Pendapatan per kapita riil (PDRB per kapita atas dasar harga konstan) merupakan salah satu indikator yang digunakan secara luas untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Apabila pendapatan perkapita meningkat, maka dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat. Perkembangan pendapatan perkapita Kota Pekanbaru menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan.
Jika pada tahun 2013 pendapatan per kapita hanya mencapai Rp51,85 juta/orang, pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi Rp55,44 juta/orang atau mengalami pertumbuhan sebesar 6,9%.
Jika menggunakan harga berlaku, pendapatan per kapita Kota Pekanbaru pada tahun 2015 atau dalam kurun waktu 3 tahun telah mencapai Rp80,95 juta/orang, dimana mengalami peningkatan sebesar 31,78 % jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang hanya Rp61,43 juta/orang.
d. Pertumbuhan Ekonomi
Pada tahun 2012, LPE Kota Pekanbaru mencapai 7,82.%. Namun pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi sebesar 5.59%. Walaupun LPE Kota Pekanbaru masih relatif tinggi, namun kondisi ini menunjukkan sedikit pelambatan. Pemulihan pertumbuhan ekonomi global yang masih belum sesuai harapan dan perekonomian Indonesia masih terus mengalami perlambatan berpengaruh terhadap LPE Kota Pekanbaru yang juga mengalami penurunan di tahun 2013. Lokomotif utama
6.20 6.00
5.60
5.00 4.80
5.57
3.76
2.48 2.70
0.22
7.54 7.82
5.59
6.89
5.47
- 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00
2011 2012 2013 2014 2015
NASIONAL PROVINSI RIAU KOTA PEKANBARU
pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru selama ini terutama ditopang oleh pertumbuhan sektor tersier.
Grafik 1.1
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Pekanbaru Tahun 2011 -2015 dan Perbandingannya Dengan
Provinsi Riau dan Nasional
Sumber : Badan Pusat Statistik (diolah)
Selama periode 2011-2015, laju pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru selalu lebih tinggi jika dibandingkan dengan Provinsi Riau dan Tingkat Nasional. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru relatif lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi ekonomi makro secara regional Provinsi Riau dan nasional. Pada tahun 2013 laju pertumbuhan Kota Pekanbaru mengalami penurunan yang dipengaruhi oleh perekonomian global terkait dengan bergejolaknya harga minya mentah dan gara CPO di pasar internasional.
e. Inflasi
Kota Pekanbaru selama periode 2014-2016 mengalami fluktuasi laju inflasi tiap tahunnya yang disebabkan karena adanya peningkatan harga komunitas bahan
8.36
3.35 3.02
8.64
2.65
4.04 8.53
2.71
4.19
- 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
2014 2015 2016
NASIONAL PROVINSI RIAU KOTA PEKANBARU
makanan. Pada tahun 2014 tingkat inflasi berada di kisaran 8,53%, pada tahun 2015 tingkat inflasi yang ada mengalami penurunan menjadi hanya sebesar 2,71%. Namun pada tahun 2016, tingkat inflasi Kota Pekanbaru mengalami kenaikan menjadi 4,19%.
Grafik 1.2
Perkembangan Inflasi Tahunan Tingkat Kota Pekanbaru Tahun 2014 -2016
Sumber : Badan Pusat Statistik (diolah)
1.2.6. Keuangan Daerah
Desentralisasi dipandang sebagai suatu usaha untuk melakukan reformasi dan revitalisasi baik ditingkat regional maupun ditingkat nasional. Salah satu dampak dari desentralisasi adalah adanya pengalihan tanggung jawab terhadap keuangan, administratif, pelayanan publik dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.
Sehingga pertanggungjawaban atas pengelolaan potensi-potensi sumberdaya di daerah menjadi suatu hal yang sangat penting dilakukan oleh seorang Kepala Daerah. Adanya penekanan terhadap aspek pertanggungjawaban (akuntabilitas) lebih ditegaskan dengan dikeluarkannya paket perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Salah satu azas yang digunakan dalam pengelolaan keuangan daerah adalah aspek keterbukaan. Hal ini menuntut Pemerintah Daerah untuk dapat memberikan akses informasi mengenai
pengelolaan keuangan daerah seluas-luasnya kepada publik seperti menerbitkan laporan keuangan di media massa. Laporan keuangan yang memadai juga sangat dibutuhkan oleh para investor, baik investor asing maupun domestik. Laporan keuangan tersebut dapat menjadi sarana komunikasi bagi Pemerintah Daerah dalam hal pengelolaan keuangan daerah.
Belanja daerah Pemerintah Kota Pekanbaru pada tahun anggaran 2016 dianggarkan sebesar Rp2,425,866,099,699,00 dengan komposisi 45,16% belanja tidak langsung dan 54,84% belanja langsung sebagaimana tabel berikut.
Tabel 1.6.
Rencana Belanja Pemerintah Kota Pekanbaru Tahun Anggaran 2016 (unaudited)
No Uraian Anggaran Belanja
(Rp) Realisasi Belnja
(Rp) %
Realisasi
1 2 3 4
1 Belanja Tidak
Langsung 1,095,492,260,217,00 1.025.207.964.438,00 50.62 2 Belanja Langsung 1,330,373,839,482,00 1.000.030.322.119,18 49.38 JUMLAH 2,425,866,099,699,00 2.025.238.286.557,18 100.00 Sumber: BPKAD Kota Pekanbaru
1.2.7. Sosial Budaya
a. Penduduk
Menurut data BPS, jumlah penduduk Kota Pekanbaru pada akhir tahun 2015 telah mencapai 1.038,118 jiwa. Jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang merupakan tahun dasar pelaksanaan RPJMD 2012-2017 jumlah penduduk hanya sebesar 964.558 jiwa, maka dalam kurun waktu 4 (empat) tahun jumlah tersebut mengalami pertambahan sebesar 73.560 jiwa atau sekitar 7,63 persen dengan rata-rata pertambahan sebesar 2,48 per tahun. Dengan luas 632,32 KM2, kepadatan penduduk kota pekanbaru tahun 2015 adalah 1.642 jiwa per kilometer.
Tabel 1.7.
Jumlah dan Komposisi Penduduk Kota Pekanbaru Tahun 2011-2015
URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6
Jumlah Penduduk (Jiwa) 937,939 964,558 999,031 1,011,467 1,038,118 Rata-rata Kepadatan Penduduk
(jiwa/Km2) 1421 1526 1580 1600 1642
Laju pertumbuhan Penduduk (%) 0.04 3.27 4.79 1.24 2.63
Komposisi Penduduk, Menurut : a. Jenis Kelamin
- Pria (orang) 456,444 490.339 508.961 519.515 533.217
- Perempuan (orang) 441,947 474.219 490.07 491.952 504.901 b. Angkatan Kerja (orang) 421.532 408.871 441.678 449.694 476.420 - Jumlah yang Bekerja (orang) 382.185 389.921 412.254 408.331 440.873 - Jumlah pengangguran (orang) 39.348 18.950 29.424 41.363 35.547
- Tingkat Pengangguran (%) 9.33 4.63 6.66 9.20 7.46
c. Pendidikan (Penduduk usia >10 thn dan ijazah tertinggi - Tidak/belum pernah sekolah/
tidak/belum tamat SD (orang) 114,009 94,135 58,709 72,590 80,621 - SD/MI/sederajat (orang) 185,916 115,717 80,209 123,754 124,032 - SMP/MTs/sederajat (orang) 189,344 140,284 138,680 137,196 154,622 - SLTA/sederajat (orang) 207,302 304,064 393,589 360,344 327,094
- Akademi 19,747 34,057 30,069 30,063 39,975
- Universitas 28,912 77,068 92,110 90,758 111,713
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru (diolah) b. Tenaga Kerja
Kondisi ketenagakerjaan di Kota Pekanbaru cukup membaik pada tahun 2015 dengan tingkat pengangguran 7,46% jika dibandingkan pada tahun 2014 yang berkisar pada 9,20%. Penyerapan tenaga kerja ini masih didominasi sektor perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel yaitu sebesar 44,83%. Sedangkan di posisi kedua diduduki oleh sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan sebesar 24,88%.
71.46
71.51 71.54 71.55
71.65
71.35 71.4 71.45 71.5 71.55 71.6 71.65 71.7
2011 2012 2013 2014 2015
Umur
Tahun Grafik 1.3.
Tingkat Pengangguran dan Komposisi Angkatan Kerja Kota Pekanbaru Tahun 2011-2015
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru (diolah) c. Kesehatan
Aspek kesehatan merupakan unsur penting yang berkaitan dengan kapabilitas penduduk. Derajat kesehatan pada dasarnya dapat dilihat dari seberapa lama harapan hidup yang mampu dicapai. Semakin lama harapan hidup yang mampu dicapai merefleksikan semakin tinggi derajat kesehatannya.
Grafik 1.4
Perkembangan Angka Harapan Hidup Kota Pekanbaru Tahun 2011 -2015
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru
382,185 389,921 412,254 408,331 440,873
39,348 18,950 29,424 41,363 35,547
9.33
4.63
6.66
9.20
7.46
- 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00
- 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000
2011 2012 2013 2014 2015
JUMLAH YANG BEKERJA JUMLAH PENGANGGURAN TINGKAT PENGANGGURAN
Angka Harapan Hidup dari tahun ketahun mengalami peningkatan secara stabil.
Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan dari tahun ke tahun senantiasa terus meningkat untuk menunjang kehidupan yang lebih sejahtera bagi masyarakat. Menurut catatan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru pada Tahun 2014 terdapat 21 rumah sakit, 6 rumah sakit bersalin, 54 puskesmas dan puskesmas pembantu serta 137 balai pengobatan yang tersebar di Kota Pekanbaru.
Tenaga Kesehatan yang ada juga semakin lengkap. Tercatat ada 4.280 tenaga medis diantaranya 613 dokter spesialis, 357 dokter umum, 108 dokter gigi, 759 bidan, 2.391 perawat dan 52 perawat gigi.
d. Indek Pembangunan Manusia (IPM)
Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan melihat perkembangan indeks pembangunan manusia (IPM) yang mencerminkan pencapaian kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dengan melihat perkembangan angka IPM tiap tahun, kemajuan yang dicapai Kota Pekanbaru dalam pembangunan manusia meningkat perlahan namun pasti. Angka IPM Pekanbaru mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 78,42 pada tahun 2014 menjadi 79,32 pada tahun 2015. Komponen pembentuk IPM Metode Baru tahun 2015 sama persis dengan tahun 2014. Angka Harapan Hidup Saat Lahir, Harapan Lama Sekolah, Rata-Rata Lama Sekolah, dan pengeluaran per kapita akan membentuk IPM. Angka Harapan Hidup Saat Lahir sebesar 71,65 tahun mencerminkan secara rata-rata diperkirakan seseorang akan menempuh hidup selama 71,65 tahun. Sedangkan Angka Harapan Lama Sekolah dan Rata-Rata Lama Sekolah masing-masing sebesar 14,86 tahun dan 10,97 tahun. Anak pada umur tertentu diharapkan akan merasakan sekolah selama 14,86 tahun dan penduduk 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menjalani pendidikan formal selama 10,97 tahun. Pengeluaran Perkapita sebagai indikator kemampuan daya beli masyarakat tercatat sebesar Rp.14.126.000 per tahun. Seluruh komponen IPM ini meningkat dari tahun sebelumnya dan tentunya IPM juga mengalami peningkatan pada tahun 2015.
67.0968.90 67.7069.15 68.3169.91 68.9070.33 69.5570.84
77.71 77.94 78.16 78.42 79.32
60.00 62.00 64.00 66.00 68.00 70.00 72.00 74.00 76.00 78.00 80.00 82.00
2011 2012 2013 2014 2015
NASIONAL PROVINSI RIAU KOTA PEKANBARU
Tabel 1.8.
Perkembangan Indek Pembangunan Manusia (IPM)
Kota Pekanbaru dibandingkan dengan pencapaian Provinsi Riau dan Nasional Tahun 2011-2015
Sumber: BPS Kota Pekanbaru
1.3. KEDUDUKAN, KEWENANGAN DAN TUGAS POKOK SERTA STRUKTUR ORGANISASI
1.3.1. Kedudukan
Dengan diberlakukannya Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang lebih menekankan aspek desentralisasi yang diberikan dalam wujud otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab. Berkaitan dengan otonomi daerah dalam pelaksanaannya di Kota Pekanbaru dapat dijelaskan melalui 2 (dua) aspek, yaitu :
a. Aspek Politik
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 di Kota Pekanbaru dari aspek politik ditandai dengan program legislatif dalam membahas perubahan atas peraturan tentang struktur organisasi dan tata kerja dan kegiatan partai politik tingkat daerah dan DPRD sebagai mitra pemerintah daerah.
b. Aspek Administrasi/ Manajemen Pemerintah
Pemerintah Kota Pekanbaru dalam melaksanakan otonomi daerah secara administratif diawali dengan melakukan identifikasi kewenangan pemerintah daerah, penataan kelembagaan, penempatan personil, pengelolaan sumber keuangan daerah, pengelolaan sarana dan prasarana (aset daerah), dan manajemen pelayanan publik.
1.3.2. Kewenangan dan tugas pokok a. Kewenangan
Kota Pekanbaru sebagai daerah otonomi, kewenangannya mencakup seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan lainnya yang meliputi kebijakan perencanaan nasional, pengendalian secara makro, perimbangan keuangan, sistem administrasi negara, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan sumber daya alam, teknologi tinggi yang strategis serta konservasi dan standarisasi nasional.
Pemerintah Kota Pekanbaru menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya sebanyak 26 (dua puluh enam) urusan wajib untuk menyelenggarakan pelayanan dasar kepemerintahan dan 7 (tujuh) urusan pilihan untuk menyelenggarakan pengembangan sektor unggulan.
Di lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru, rincian urusan tersebut, diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 03 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Pekanbaru, dengan urusan wajib yang dilaksanakan terdiri dari :
1. Pendidikan;
2. Kesehatan;
3. Lingkungan Hidup;
4. Pekerjaan Umum;
5. Penataan Ruang;
6. Perencanaan Pembangunan;
7. Perumahan;
8. Kepemudaan dan Olahraga;
9. Penanaman Modal;
10. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;
11. Kependudukan dan Catatan Sipil;
12. Ketenagakerjaan;
13. Ketahanan Pangan;
14. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
15. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera;
16. Perhubungan;
17. Komunikasi dan Informatika;
18. Pertanahan;
19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri;
20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian;
21. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
22. Sosial;
23. Kebudayaan;
24. Statistik;
25. Kearsipan; dan 26. Perpusatakaan.
sedangkan urusan pilihan terdiri dari : 1. Perdagangan;
2. Industri;
3. Pertanian;
4. Pariwisata;
5. Kehutanan;
6. Energi dan Sumber Daya Mineral; dan 7. Perikanan.
b. Tugas Pokok
Pemerintah Kota Pekanbaru mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat agar terwujud Kota Pekanbaru sebagai Kota Metropolitan yang Madani.
1.3.3. Struktur Organisasi
Kota Pekanbaru sebagai salah satu daerah Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Riau, secara yuridis formil didasarkan pada Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang Daerah Otonomi Kota Kecil dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah dan selanjutnya ditingkatkan menjadi Kota Praja dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 serta menjadi Ibu Kota Provinsi Riau pada tanggal 20 Januari 1959 berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 52/1/44-25.
Struktur organisasi Pemerintah Kota Pekanbaru dapat disajikan pada gambar berikut :
Gambar 1.3
Bagan Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota Pekanbaru
SEKRETARIAT DAERAH
ASISTEN PEMERINTAHAN - Bagian Administrasi
Pemerintahan Umum - Bagian Hukum dan
Perundang-Undangan - Bagian Organisasi dan
Tatalaksana
ASISTEN
PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN - Bagian Administrasi
Perekonomian dan Sumber Daya Alam - Bagian Administrasi
Pembangunan dan Data Elektronik
- Bagian Kerjasama
ASISTEN ADMINISTRASI - Bagian ProtokolUMUM - Bagian Umum - Bagian Keuangan dan
Aset Sekretariat Daerah
ASISTEN KESEJAHTERAAN RAKYAT - Bagian Administrasi
Kesejahteraan Rakyat - Bagian Hubungan
Masyarakat dan Informasi
SEKRETARIAT - Bagian UmumDPRD - Bagian Persidangan
dan Perundang- Undangan - Bagian Keuangan - Bagian Protokol dan
Publikasi
DINAS
- Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil - Dinas Perindustrian
dan Perdagangan - Dinas Koperasi Usaha
Mikro, Kecil dan menengah - Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Air - Dinas Perumahan,
Permukiman dan Cipta Karya - Dinas Tata Ruang
dan Bangunan - Dinas Pertanian - Dinas Kebersihan dan
Pertamanan - Dinas Tenaga Kerja - Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika - Dinas Pasar - Dinas Pendapatan
Daerah - Dinas Pendidikan - Dinas Keesehatan - Dinas Sosial dan
Pemakaman - Dinas Pemuda dan
Olahraga - Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata
LEMBAGA TEKNIS DAERAH - Inspektorat - Badan Pelayanan
Terpadu dan Penanaman Modal - Badan
Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran - Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik - Badan Lingkungan
Hidup
- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah - Badan Ketahanan
Pangan dan Pelaksanaan Penyuluh Pertanian - Badan Kepegawaian
Daerah
- Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
- Badan Perpustakaan dan Arsip
- Badan Pemberdayaan Perempuan, Masyarakat dan Keluarga Berencana - Satuan Polisi Pamong
Praja
- Kantor Pendidikan dan Pelatihan
KECAMATAN - Kecamatan Sukajadi - Kecamatan Pekanbaru - Kecamatan SenapelanKota - Kecamatan Limapuluh - Kecamatan Sail - Kecamatan Rumbai - Kecamatan Rumbai
Pesisir
- Kecamatan Bukitraya - Kecamatan Marpoyan
Damai
- Kecamatan Tampan - Kecamatan Payung
Sekaki
- Kecamatan Tenaya Raya
SEKRETARIS DAERAH WAKIL WALIKOTA
PEKANBARU
WALIKOTA PEKANBARU DPRD KOTA PEKANBARU
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
PJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 merupakan tahap kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Pekanbaru Tahun 2005-2025. RPJMD Kota Pekanbaru 2012-2017 disusun sebagai acuan dalam perumusan Renstra SKPD, Rencana Kerja (Renja) SKPD dan RKPD sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Pada pelaksanaan RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 perlu dilakukan perubahan mengingat terjadinya dinamika-dinamika eksternal yang mempengaruhi target capaian.
Adapun alasan-alasan perubahan ini didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut : 1. Alasan Regulasi : adanya perubahan kebijakan pemerintah, yakni dengan
diterbitkannya :
a) Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 dan ditetapkannya Kota Pekanbaru sebagai salah satu Kawasan Perhatian Investasi (KPI) diKoridor Ekonomi Sumatera dengan Proyek Pembangunan Kawasan Teknopolitan;
b) Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2012 dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah di mana Pemerintah Daerah wajib melakukan penguatan sistem inovasi daerah dalam rangka peningkatan kapasitas pemerintah daerah, daya saing daerah dan pelaksanaan MP3EI 2011-2025. Kebijakan Sistem Inovasi Daerah disusun ke dalam sebuah Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah yang harus diintegrasikan ke dalam RPJMD.
R
2. Alasan faktual : Perlunya percepatan pembangunan daerah, antara lain untuk menghadapi diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN dimulai tahun 2015, serta pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) dan World Summit on Information Society (WSIS) yang keduanya perlu diwujudkan paling lambat pada tahun 2015;
3. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah diperlukan rencana pembangunan lima tahun yang menggambarkan visi, misi, strategi, kebijakan, program dan kegiatan yang didasarkan pada kondisi, potensi, aspirasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat;
4. Berdasarkan ketentuan Pasal 19 ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2012-2014 yang merupakan perwujudan visi, misi dan Program Walikota dan Wakil Walikota yang memuat kebijakan penyelenggaraan Pembangunan;
Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Kota Pekanbaru mempunyai rencana strategis yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu lima tahun. Pertama kali rencana strategis disusun untuk periode 2001–2005, selanjutnya untuk periode 2012-2017 disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang telah ditetapkan dalam Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 114 Tahun 2014.
Rencana strategis/ RPJM merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Rencana strategis instansi pemerintah memerlukan integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lain agar mampu memenuhi keinginan stakeholders dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik nasional maupun global. Analisis terhadap lingkungan organisasi baik internal maupun eksternal merupakan langkah yang sangat penting dalam memperhitungkan kekuatan (strenghts), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan tantangan/kendala (threats) yang ada. Analisis terhadap unsur-unsur tersebut sangat penting dan merupakan