• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN LITERATUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN LITERATUR"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

KAJIAN LITERATUR

A. Kajian Teori

1. Pengertian Judul

Pengertian dari judul “Desain Interior Solo Book Center di Surakarta dengan Pendekatan Konsep Homey”

 Desain adalah gagasan awal, rancangan, perencanaan pola susunan, kerangka bentuk suatu bangunan, motif bangunan, pola bangunan, corak bangunan (KBBI, 2008).

 Interior adalah tatanan perabot dalam suatu ruangan dalam sebuah gedung (KBBI, 2008).

 Solo adalah nama lain dari Surakarta, yaitu sebuah kota di Jawa Tengah. Kota Surakarta adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.

 Book (Buku)

a. Kb. Buku (Echols & Shadily, 1992).

b. Buku: lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong (KBBI, 2008).

 Centre (Pusat)

a. Kb. Pusat, bagian tengah.

Kkt. Menempatkan di tengah-tengah (Echols & Shadily, 1992).

b. Titik yang berada ditengah-tengah benar, letaknya dibagian tengah (KBBI, 2008).

 Dengan adalah Kata penghubung menyatakan hubungan kata kerja dengan pelengkap atau keterangannya; kata penghubung untuk menerangkan cara (bagaimana terjadinya atau berlakunya);

penguhubung untuk menyatakan keselarasan (kesamaan, kesesuaian)

( http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php )

 Pendekatan adalah Proses, cara, perbuatan mendekati; Antar usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan

(2)

10

dengan yang diteliti, metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.

( http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php )

 Homey

a. Seperti rumah b. Enak, nyaman

( http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php )

 Desain Interior Solo Book Center di Surakarta ini adalah sebuah tempat terencana yang difungsikan sebagai pusat buku yang berada di Kota Solo dan merupakan sarana segala aktivitas yang berhubungan dengan buku bagi masyarakat Solo dan sekitarnya.

2. Tinjauan Khusus Perpustakaan Umum a. Pengertian Perpustakaan Umum

Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli perpustakaan dan sumber lain, diantaranya:

1) Menurut Sutarno, 2003

“perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau gedung itu sendiri, yang berisi buku- buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk pembaca.”

2) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 2008

Perpustakaan berasal dari kata dasar “pustaka” yang berarti pustaka atau buku.

“Perpustakaan” artinya kumpulan buku (bacaan); bibliotek 3) Dalam Undang-undang No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan

disebutkan bahwa: Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.

(3)

11

Secara garis besar, ada kesamaan dalam tiga pengertian perpustakaan tersebut, yaitu kumpulan buku yang diatur secara sistematis. Oleh sebab itu, mengatur buku-buku dengan baik dan sistematis merupakan hal paling dasar dalam penataan ruang utama perpustakaan. Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosial-ekonomi (Basuki, 1994).

Perpustakaan umum memegang peran penting dalam usaha pembinaan kecerdasan bangsa, sehingga pada tahun 1972 UNESCO mengeluarkan Manifesto Perpustakaan Umum. Dalam Manifest tersebut dinyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama, yaitu (Basuki, 1994):

1) Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.

2) Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

3) Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini disebut fungsi pendidikan berkesinambungan atau pendidikan seumur hidup.

4) Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitar dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan

(4)

12

keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.

b. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum mempunyai tugas mengumpulkan, menyimpan, memelihara, mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian, pelestarian suatu pengembangan kebudayaan dan rekreasi seluruh golongan masyarakat.

Perpustakaan Umum berfungsi sebagai pusat untuk:

1) Menyediakan bahan pendidikan (educating).

2) Menyediakan dan menyebarluaskan informasi (informatif).

3) Menyediakan bahan-bahan yang berfungsi rekreasi (rekreatif).

4) Menyediakan bahan-bahan yang berisi petunjuk, pedoman dan bahan-bahan rujukan bagi anggota masyarakat (dokumentatif).

5) Menyediakan layanan penelitian (riset kualitatif dan kuantitatif).

c. Tujuan Perpustakaan Umum

1) Untuk pendidikan masyarakat dan membudidaya kreasi, prakarsa, dan swadaya masyarakat guna meningkatkan kemajuan kehidupan dan kesejahteraannya.

2) Menyediakan berbagai kebutuhan untuk penerangan, informasi dan data sekunder serta pengetahuan ilmiah.

3) Memeberi semangat dan hiburan yang sehat dan pemanfaatan hal-hal yang bersifat membangun dalam waktu senggang.

4) Mendorong, menggairahkan, memelihara dan membina semangat membangun dan semangat belajar masyarakat.

5) Membekai berbagai pengetahuan dan ilmu serta pedoman- pengalaman kepada masyrakat diberbagai bidang.

d. Struktur Organisasi Perpustakaan Umum

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan semua tugas kerja untuk mencapai tujuan organisasi, hubungan antara fungsi-fungsi tersebut, serta wewenang dan

(5)

13

tanggung jawab setiap anggota organisasi yang melakukan tiap-tiap tugas kerja tersebut.

Organisasi perpustakaan adalah wadah kegiatan orang-orang atau para pengelola yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam rangka pengelola suatu perpustakaan (Soeatminah, 1992).

Macam-macam Pola Struktur Organisasi Perpustakaan, yaitu:

1) Berdasarkan fungsi

Pola struktur organisasi perpustakaan berdasarkan fungsi pada umumnya dipakai pada perpustakaan perguruan tinggi.

2) Berdasarkan subyek

Struktur organisasi perpustakaan berdasarkan subyek sering pula digunakan perpustakaan Perguruan Tinggi dan perpustakaan umum. Pembagian berdasarkan subyek biasanya bersifat terbuka dan tersedia ruangan studi yang berdekatan dengan rak buku.

3) Berdasarkan kawasan

Struktur organisasi perpustakaan berdasarkan wilayah atau kawasan lazim digunakan oleh perpustakaan umum. Karena itu perpustakaan umum yang menganut berdasarkan kawasan akan memiliki perpustakaan pusat, perpustakaan cabang dan perpustakaan keliling (mobile liberaries). Perpustakaan Perguruan Tinggi acap kali menggunakan pola ini misalnya mendirikan perpustakaan departemen, seperti perpustakaan hukum, fisika, kesehatan kedokteran.

4) Berdasarkan pemakai yang dilayani

Pada perpustakaan umum terdapat ruangan khusus untuk anak-anak, remaja, tuna-netra, atau kelompok berdasarkan ciri ekonomis (misalnya pengusaha, pensiunan) sedangkan pada perpustakaan perguruan tinggi biasa dikelompokkan pada perpustakaan program S-1, S-2 dan S 3, atau ruangan khusus koleksi langka, koleksi khusus peneliti.

(6)

14 5) Berdasarkan jenis dokumen

Struktur organisasi berdasarkan jenis dokumen banyak digunakan perpustakaan nasional dan perpustakaan daerah. Pola struktur berdasarkan jenis dokumen dibagi menjadi: bagian buku, bagian peta, bagian majalah, bagian film, bagian terbitan Pemerintah. Setiap bagain bertanggung jawab atas pengadaan, pengkatalogan dan pengklasifikasian serta jasa layanan. Pada perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan umum, biasanya terdapat ruangan khusus Skripsi, Tesis, Disertasi, Majalah, Jurnal, buku, audio visual, dan ruangan multimedia.

Tenaga teknis perpustakaan terdiri atas tenaga teknis komputer, tenaga teknis audio visual, tenaga teknis ketatausahaan, tenaga teknis asisten perpustakaan, dan/atau tenaga teknis lainnya.

Administrasi layanan dilaksanakan untuk semua jenis kegiatan layanan perpustakaan. Administrasi Layanan Perpustakaan diselenggarakan untuk tujuan memudahkan dan menjamin pelaksanaan kerja secara efektif dalam pengelolaan layanan. Administrasi Layanan Perpustakaan mengikuti pola dan cara yang baku atau yang berlaku dalam organisasi badan induknya. Administrasi Layanan Perpustakaan merupakan bukti pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas layanan.

e. Kegiatan Pokok Perpustakaan Umum

1) Kegiatan pengadaan bahan koleksi, meliputi:

a) Kegiatan pengadaan bahan koleksi

Ialah kegiatan memilih bahan koleksi berdasarkan profesi, bahan koleksi dan bidang ilmu.

b) Kegiatan pelaksanaan pengadaan bahan koleksi

Ialah kegiatan mengusahakan adanya bahan koleksi dengan berbagai macam cara.

c) Kegiatan lain, seperti :

 Mengumpulkan bahan yang telah diperoleh.

(7)

15

 Memberi identitas bahan koleksi.

 Menyimpan secara teratur bahan koleksi dan berkas- berkasnya.

2) Kegiatan pengolahan bahan pustaka

Ialah kegiatan mempersiapkan bahan koleksi yang telah diperoleh agar dengan mudah dapat diatur ditempat atau di rak- rak penyimpanan sehingga memudahkan pelayanan.

Kegiatan ini meliputi : a) Kegiatan klarifikasi

Ialah kegiatan mengelompokkan bahan koleksi sesuai macam dan bidang ilmunya.

b) Kegiatan katalogisasi

Ialah kegiatan pembuatan kartu-kartu katalog sesuai macam dan bidang ilmunya.

c) Kegiatan pelabelan

Ialah kegiatan membuat nomor penempatan setiap bahan koleksi pada label tertentu.

d) Kegiatan penyimpanan dan penyusunan koleksi (shelfing) Merupakan kegiatan menyimpan koleksi yang telah diproses pada rak-rak pustaka berdasarkan macam dan bidang ilmunya.

e) Kegiatan penyimpanan dan penyusunan kartu katalog (filling)

Ialah kegiatan penyimpanan kartu-kartu katalog pada almari katalog.

f) Kegiatan-kegiatan lain, seperti :

 Melakukan perbaikan setiap koleksi pustaka.

 Melakukan kegiatan pengawetan pustaka misalnya, menjilid, menyemprot hama, dan lain-lain.

 Membuat laporan tertulis secara berkala.

3) Kegiatan pelayanan pemakai

Kegiatan melayani pemakai atau pengunjung meliputi :

(8)

16 a) Kegiatan sirkulasi koleksi

 Menetapkan sistem peminjaman dan pengembalian koleksi.

 Menetapkan waktu, tata ruang, dan tata tertib dalam peminjaman dan pengembalian koleksi.

 Melaksanakan pencatatan data sirkulasi koleksi.

b) Kegiatan pelayanan referensi

 Membantu pemakai dalam menggunakan koleksi referensi.

 Merencanakan sistem referensi yang akan disajikan.

 Menyelenggarakan pameran perpustakaan.

c) Kegiatan pendidikan pemakai

 Membuat perencanaan, penyampaian bahan, metode, teknik, dan sasaran usaha bimbingan pemakai.

 Menetapkan tingkatan dan sistem penyampaian bimbingan yang sesuai.

 Menetapakan dan mengatur waktu pemberian bimbingan dan pendidikan kepada pemakai.

 Melaksanakan usaha pendididkan tersebut baik secara individual maupun klasikal.

d) Kegiatan penyebar luasan informasi

 Membuat perencanaan dan pelaksanaan kerjasama pemanfaatan informasi.

 Memanfaatkan dan menyebarluaskan indeks informasi dan informasi untuk pemakai.

 Pembuatan alat bantu dalam penelusuran inrormasi untuk pemakai

(Sumardji, 1988:22).

4) Kegiatan bidang strategi (pengelolaan)

Ialah kegiatan yang sifatnya memimpin yang dilakukan oleh Kepala Perpustakaan, meliputi kegiatan :

a) Perencanaan, meliputi :

(9)

17

 Pembinaan dan pengembangan tenaga kerja.

 Pembinaan dan pengembangan koleksi perpustakaan.

 Pembinaan dan pengembangan pelayanan pemakai.

 Pembinaan dan pengembangan program kerja perpustakaan.

b) Pengorganisasian, meliputi :

 Hubungan kerja antar tenaga kerja.

 Lalu lintas kegiatan kerja perpustakaan.

 Sistem pengelompokan kegiatan kerja.

c) Pengarahan, meliputi :

 Membuat pedoman kerja sebagai pegangan umum.

 Memberikan bimbingan kepada tenaga kerja bawahan.

 Menentapkan kebijaksanaan tindakan yang tepat.

d) Pengkoordinasian, meliputi :

 Memberikan arah tujuan kegiatan kerja.

 Memberikan batas-batas luas dan isi kegiatan kerja.

 Memberikan kriteria bagi setiap kegiatan kerja.

e) Pengawasan, meliputi :

 Mengawasi dan meneliti kegiatan kerja kelompok teknis.

 Memilih dan mengawasi kegiatan kerja pada kelompok pelayanan pemakai dan administrasi.

5) Kegiatan bidang structural (bidang administrasi) Kegiatan bidang administrasi perpustakaan meliputi : a) Perlengkapan, meliputi :

 Membuat perencanaan kebutuhan perlengkapan dan perabot perpustakaan.

 Membuat sistem pencatatan perlengkapan perabot.

 Meleksanakan pengadaan perlengkapan dan perabot.

b) Keuangan, meliputi :

 Menetapkan pedoman prosedur kerja administrasi keuangan.

(10)

18

 Menetapkan sistem pembukuan.

 Melaksanakan anggaran keuangan.

 Melaksanakan administrasi pertanggungjawaban.

 Melaksanakan pencatatan dalam buku kas keuangan.

c) Kepegawaian, meliputi :

 Membuat perencanaan sistem pengembangan tenaga kerja.

 Membuat perencanaan sistem pembinaan tenaga kerja.

 Melaksanaakan administrasi gaji, tunjangan dan tambahan pendapatan lain.

d) Kerumahtanggaan, meliputi :

Ialah kegiatan memelihara, membersihkan dan menjaga perlengkapan, perabot, sarana ruang dan sarana transportasi (Atmodjahnawi, 1986: 22).

Intern Khusus

Bagan 2.1 Arus kegiatan Perpustakaan dari segi pengolahan Sumber: Sumardji, 1988

Bahan Masuk

Ruang Pustakawan

Ruang Baca

Ruang kerja dan gudang

Ruang Penyimpanan

Ruang Penyimpanan

Ruang Peragaan

Ruang Referensi

Ruang Peminjaman/

Pengembalian

Luar / Masyarakat

(11)

19

Bagan 2.2 Arus kegiatan / lalu lintas Perpustakaan Umum Sumber: Sumardji, 1988

f. Pengguna Perpustakaan Umum

1) Tipe pengguna berdasarkan motifnya :

a) Mereka yang membutuhkan informasi tetapi tetapi tidak mengetahui mencarinya.

b) Mereka yang membutuhkan informasi tetapi tidak mengetahui bagaimana mencari informasi itu.

c) Mereka membutuhkan informasi mengetahui tempat dan cara mencarinya tetapi setelah menemukannya tidak mampu menggunakan sumber informasi tersebut.

d) Mereka yang membutuhkan informasi mengetahui tempat dan cara mencarinya tetapi belum mampu memanfaatkannya secara semaksimal mungkin.

2) Pengguna berdasarkan usianya, terbagi menjadi : a) Anak-anak, usia antara 2-15 tahun

b) Remaja, usia antara 15-15 tahun c) Dewasa, usia antara 25-50 tahun

d) Orang tua, usia antara 50-… (Lasa, 1994) Ruang Kuliah /

Peragaan

Ruang Bahan Dengar / Piringan hitam

Koleksi Buku

Koleksi Buku

Ruang Masuk

Ruang Sirkulasi Peminjaman

Koleksi Buku

Kamar kecil, tempat penyimpanan tas, baju hangat

Perpustakaan Anak

Ruang Kerja Administrasi

Majalah

Koleksi Referensi

Ruang Masuk

Kamar Kecil

(12)

20 g. Kegunaan Perpustakaan Umum

1) Layanan jasa a) Jasa informasi

Merupakan jasa penyebarluasan terbitan literatur untuk program penelusuran informasi.

b) Jasa bibliografi

Melayani permintaan penelusuran literatur baru maupun lama.

c) Jasa rujukan

Meneruskan setiap pertanyaan atau permintaan yang dapat dilayani oleh perpustakaan ke lembaga yang terkait.

d) Jasa KDT dan ISBN

Setiap penerbit yang akan menerbitkan bukunya dapat memperoleh jasa KDT (Katalog Dalam Terbitan) dan ISBN (International Standart Book Number).

e) Jasa konsultasi

Konsultasi tentang segala aspek layanan jasa perpustakaan.

2) Layanan bahasa pustaka berkala mutakhir

Koleksi bahan pustaka berkala layanan mutakhir adalah koleksi yang berupa terbitan berkala (periodical) terdiri dari majalah dalam dan luar negeri serta surat kabar.

3) Layanan referensi

Merupakan kegiatan kerja dalam bentuk pemberian bantuan kepada pemakai perpustakaan untuk menemukan informasi.

4) Layanan bahasa pustaka naskah/manuskrip

Merupakan layanan naskah yang berupa karangan, surat dan sebagainya yang masih ditulis dengan tangan dan fotocopy yang akan dicetak atau akan diterbitkan (Subiyanti, 1999 dalam Syukron, 2011).

h. Sistem Pelayanan Perpustakaan

Ada dua macam sistem pelayanan yang biasa dilakukan oleh perpustakaan yaitu sistem pelayanan terbuka dan sistem pelayanan

(13)

21

tertutup. Masing-masing sistem tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan.

a) Sistem pinjam tertutup (closed acces)

Suatu cara pinjaman yang tidak memungkinkan pengguna untuk memilih dan mengambil koleksi perpustakaan sendiri.

Keuntungan :

 Daya tampung koleksi lebih banyak

 Susunan buku lebih teratur dan tidak mudah rusak

 Kemungkinan kerusakan dan kehilangan buku lebih sedikit

 Tidak memerlukan banyak meja baca di ruang koleksi Kerugian :

 Banyak tenaga kerja yang dipakai

 Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluar

 Terjadinya antrian saat peminjaman dan pengembalian buku b) Sistem pinjam terbuka (open acces)

Suatu cara peminjaman yang memungkinkan pengguna untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi perpustakaan.

Keuntungan :

 Kartu-kartu katalog tidak cepat rusak

 Menghemat tenaga kerja

 Judul-judul buku yang diketahui dan dibaca lebih banyak

 Kecil kemungkinan terjadi salah paham antara petugas dengan peminjam.

Kerugian :

 Frekuensi kerusakan buku lebih besar

 Memerlikan ruangan yang lebih luas

 Susunan buku menjadi tidak teratur (Lasa, 1994)

(14)

22

i. Jenis Layanan Pada Perpustakaan Sistem Terbuka

Jenis layanan perpustakaan dengan sistem terbuka dipengaruhi oleh jenis perpustakaan dan masyarakat yang dilayani, dengan perincian sebagai berikut:

1) Keanggotaan

Anggota perpustakaan merupakan pengunjung perpustakaan yang telah terdaftar. Umumnya terdiri dari dua kategori, yaitu kelompok dewasa dan anak-anak.

2) Bahan pustaka

Bahan pustaka adalah koleksi dari perpustakaan yang dapat dipinjamkan oleh pengunjung sebatas pengunjung telah menjadi anggota.

3) Sirkulasi

Pelayanan sirkulasi adalah suatu kegiatan pelayanan pencatatan dalam pemanfaatan dan penggunaan koleksi bahan pustaka dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pemakai. Pelayanan sirkulasi ditujukan untuk memungkinkan pemakai menggunakan bahan pustaka secara tepat guna, mengetahui bahan pustaka yang dipinjamkan, mengetahui siapa yang meminjam bahan pustaka, menjamin kembalinya bahan pustaka yang dipinjam dan mendapatkan data-data kuantitatif kegiatan pelayanan sirkulasi.

Menurut jenis pekerjaannya, pelayanan sirkulasi meliputi: peminjaman, pengembalian, penagihan, pemberian sanksi, bebas pustaka, statistik sirkulasi. Sedangkan menurut sistem penyelengaraannya, pelayanan sirkulasi menganut sistem terbuka dengan tujuan memungkinkan para pemakai secara langsung memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki.

Bagian layanan sirkulasi mempunyai tugas melayani pengunjung perpustakaan khususnya dalam hal:

(15)

23

 Mengawasi keluarnya setiap bahan pustaka dari ruang perpustakaan.

 Pengawasan keluarnya setiap bahan pustaka dari ruang perpustakaan untuk dipinjam menjadi tanggungjawab bagian sirkulasi.

 Menerima pendaftaran anggota perpustakaan dan memperpanjang keanggotaan.

 Bertanggungjawab melakukan kegiatan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka beserta pendataan jumlah pustaka yang dipinjam maupun yang dikembalikan.

 Bertanggungjawab dalam penataan pustaka pada jajaran rak.

4) Layanan ruang baca

Layanan ruang baca adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan yang berupa ruang atau area yang digunakan untuk melakukan kegiatan membaca selama masih dalam area jangkauan pengawasan perpustakaan. Layanan ini diberikan untuk mengantisipasi pengguna perpustakaan yang tidak ingin meminjam untuk dibawa pulang.

5) Referensi

Layanan referensi adalah layanan yang diberikan perpustakaan untuk koleksi khusus antara lain kamus, almanac, ensiklopedi, direktori, buku tahunan, majalah, dan koran.

Koleksi khusus ini pada umumnya tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung, melainka hanya dibaca di tempat.

Dalam layanan referensi terdapat bagian pelayanan referensi. Pelayanan referensi merupakan suatu jasa pelayanan untuk membantu pengunjung perpustakaan dalam menemukan informasi dengan cara menjawab pertanyaan yang diajukan pengunjung mengenai penggunaan koleksi referensi, serta memberikan bimbingan untuk menemukan dengan cepat dan tepat, serta pemakaian koleksi referensi.

(16)

24 6) Layanan audio visual

Audio visual atau bahan pandang dengar merupakan bahan khusus yang disebut juga bahan non-buku. Layanan audio visual adalah layanan perpustakaan khusus untuk bahan audio visual. Layanan ini meliputi peminjaman dan pemutaran film, rekaman suara, video, slide, dan filmstrip. Bahan yang disediakan berupa film cerita, film dokumenter dan film ilmu pengetahuan. Untuk melayani bahan-bahan ini diperlukan ruang khusus, lengkap dengan sarana dan prasarana untuk pemutaran bahan audio visual, seperti layar untuk pemutaran film, seperagkat komputer, film projector, video player, tape, micro reader, serta sound system. Bentuk pelayanan audio visual ini dapat bersifat perorangan maupun kelompok.

7) Pustaka langka

Pustaka langka adalah suatu jenis koleksi yang memiliki ciri-ciri tidak diterbitkan lagi, sudah tidak beredar di pasaran, sulit untuk mendapatkannya, mempunyai kandungan informasi yang tetap, dan mempunyai informasi kesejarahan. Jenis koleksi langka terdiri dari beberapa bidang subyek seperti politik, sejarah, sastra, ketatanegaraan, dan sebagainya. Untuk pelayaan pustaka langka diperlukan area khusus yang dapat melindungi dari kerusakan.

8) Layanan jasa dokumentasi

Layanan jasa dokumentasi adalah jasa layanan berupa penyediaan dokumen yang diperlukan oleh pengunjung, seperti terbitan pemerintah dan peraturan perundangan yang dikumpulkan perpustakaan.

9) Layanan jasa informasi

Layanan jasa informasi adalah jasa layanan yang digunakan untuk pengunjung dalam mengetahui informasi tertentu saja. Layanan jasa informasi ini dapat disebut dengan customer service. Layanan ini dilakukan melalui tatap muka

(17)

25

antara petugas perpustakaan dengan pengunjung dan melalui alat komunikasi lain seperti telepon.

10) Layanan jasa terjemahan

Layanan jasa terjemahan adalah sarana yang disediakan untuk para pengunung yang mengalami kesulitan dalam membaca bahasa asing. Petugas perpustakaan diharap mampu membantu secara singkat dan jelas dalam menterjemahkan bahasa asing.

11) Layanan bercerita

Layanan bercerita merupakan layanan yang dikhususkan pada perpustakaan anak. Layanan ini umumnya tidak bersifat tetap tetapi terjadwal. Bentuk layanan bercerita yang diberikan tidak bersifat persoalan.

12) Bimbingan pemakai

Bimbingan pemakai perpustakaan ditujukan kepada pemakai pemula yang ingin mengetahui lebih banyak tentang perpustakaan dan cara-cara memanfaatkan fasilitas yang ada di perpustakaan. Hal ini dapat dilakukan secara perorangan atau rombongan dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada petugas perpustakaan.

13) Internet

Internet merupakan perpustakaan sarana telekomunikasi dan distribusi informasi. Internet digunakan untuk mengakses informasi multimedia dalam resourse internet.

14) Katalog

Katalog merupakan keterangan singkat atau wakil dari sebuah dokumen. Katalog perpustakaan terdapat dua jenis, yaitu katalog cetak dan katalog elektronik.

15) Layanan pembendelan dan perbaikan buku

Perpustakaan yang relatif besar biasanya memiliki bagian perbaikan dan pembendelan buk. Bagian ini biasanya

(18)

26

bertugas untuk memperbaiki jilidan dari koleksi perpustakaan yang telah rusak.

j. Fasilitas Perpustakaan

Pembagian ruang perpustakaan menurut fungsi dan bagiannya, meliputi :

1) Ruang koleksi

Berfungsi sebagai tempat menyimpan koleksi perpustakaan, luas ruangan tergantung jenis dan jumlah bahan pustaka, ruang koleksi terdiri dari:

a) Ruang koleksi buku b) Ruang koleksi majalah c) Ruang koleksi referensi d) Ruang koleksi audio visual e) Ruang koleksi khusus 2) Ruang baca

Merupakan ruang yang dipergunakan untuk membaca bahan pustaka. Luasan tergantung pada jumlah pembaca atau pemaka jasa perpustakaan. Ruang baca terdiri dari :

a) Ruang baca untuk anak b) Ruang baca untuk dewasa c) Ruang baca untuk referensi

d) Ruang baca non buku (audio visual) 3) Ruang pelayanan

Ruang pelayanan berfungsi sebagai tempat peminjaman dan pengembalian buku, meminta keterangan petugas, menitipkan barang bawaan atau tas pengunjung, mencari informasi dan buku yang diperlukan melalui katalog.

4) Ruang kerja teknis administrasi

Merupakan ruangan yang digunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan pemrosesan bahan pustaka, administrasi, tata usaha, dan lain sebagainya. Ruangan ini meliputi :

(19)

27

a) Ruangan Kepala dan Wakil kepala b) Ruang Sekretaris

c) Ruang Staf Perpustakaan d) Ruang Administrasi e) Ruang Konservasi f) Ruang Proses g) Ruang Pemotretan h) Ruang Arsip i) Ruang Gudang 5) Ruang khusus

Ruang Khusus ini terdiri dari : a) Book Shop

b) Ruang Pameran Ruang Seminar/Serbaguna c) Caffetaria

d) Ruang Rapat e) Area Internet

6) Ruang penunjang teknis dan operasional a) Lobby

b) Lavatory c) Ruang Pantry d) Mushola e) Storage

f) Refreshment Room g) Ruang Kontrol Listrik (Harjoprakoso, 1992: 5)

k. Standar Bangunan dan Penataan Perpustakaan

Gedung perpustakaan merupakan sarana yang amat penting dalam penyelenggaraan perpustakaan. Dalam gedung itulah segala aktivitas dan program perpustakaan dirancang dan diselenggarakan.

Suatu perpustakaan bukan hanya menyediakan ruang kemudian mengisi dengan koleksi yang diatur berdasarkan suatu sistem tertentu serta siap dipinjamkan tetapi lokasi perpustakaan, aspek

(20)

28

penataan ruang, penataan furniture dan perlengkapan, alur petugas dan pengguna serta penerangan perlu diperhatikan oleh penyelenggara perpustakaan. Penentuan lokasi perpustakaan agar dapat maksimal pemanfaatannya tercapai harus dapat memenuhi kriteria diantaranya :

 Berada ditempat yang luas tanahnya memungkinkan dilakukannya perluasan pada masa yang akan datang, sesuai dengan perkembangan perpustakaan

 Berada di sekitar pusat kegiatan masyarakat seperti pusat pendidikan (sekolah), pemerintah dan terntunya pemukiman.

 Merupakan gedung/satu ruangan utuh yang tidak bergabung dengan ruangan lain.

 Mudah dicapai oleh pemakai, sehingga pemakai tidak membuang-buang waktu sia-sia.

 Cukup tenang dan aman untuk menghindari dari gangguan suara keras dan kegaduhan.

Gedung atau ruangan perpustakaan adalah bangunan yang sepenuhnya diperuntukkan bagi seluruh aktivitas sebuah perpustakaan. Disebut gedung apabila merupakan bangunan besar dan permanen, terpisah pergerakan manusia sebagai pengguna perpustakaan, daerah konsentrasi manusia, daerah konsentrasi buku/barang, dan titik-titik layanan yang diberikan oleh perpustakaan (Angkowo & Kosasih, 2007).

Sebuah perpustakaan yang dilengkapi secara tepat hendaknya memiliki karakteristik sebagai berikut:

 Sesuai dengan standar bangunan perpustakaan dengan mempertimbangkan aspek fungsi sesuai dengan tingkat dan kapasitasnya.

 Memenuhi aspek sistem interior yang baik meliputi pencahayaan yang baik, penghawaan yang terkondisi, dan aspek akustik terhadap aktifitas penggunanya.

(21)

29

 Dikelola untuk menyediakan akses yang cepat dan tepat waktu ke aneka ragam koleksi sumber daya yang terorganisasi.

 Mengakomodasi furniture dan peralatan yang kokoh, tahan lama dan fungsional, serta memenuhi persyaratan ruang, aktivitas dan pengguna perpustakaan.

 Didesain untuk memungkinkan penggunaan, pemeliharaan serta pengamanan yang sesuai menyangkut furniture, peralatan, alat tulis kantor dan materi.

 Bersifat fleksibel untuk mengakomodasi perubahan pada program maupun kebijakan yang dapat berubah sewaktu- waktu, serta perkembangan teknologi audio, video dan data yang muncul.

 Dirancang dan dikelola sehingga secara estetis pengguna tertarik dan kondusif dalam hiburan serta pembelajaran, dengan panduan dan tanda-tanda yang jelas dan menarik.

l. Penataan dan Pembagian Gedung/Ruangan Perpustakaan

Pada dasarnya gedung perpustakaan umum dapat dibagi ke dalam dua kelompok ruangan, yaitu: ruang kerja (petugas) dan ruang pelayanan (pengunjung). Berdasarkan pembakuan yang ada saat ini, luas ruangan perpustakaan umum minimal 600 m2 yang terbagi atas ruang koleksi seluas 350 m2 , ruang belajar/membaca seluas 120 m2, ruang kerja (petugas) seluas 80 m2 , dan ruang lainnya seluas 50 m2 (Muchyidin & Mihardja, 2008).

Penataan ruangan perpustakaan sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan semua kegiatan di perpustakaan baik aspek layanan maupun untuk kegiatan penyiapan semua sarana dan prasarana pendukung layanan perpustakaan. Perpustakaan pada umumnya memiliki 4 macam ruangan diantaranya:

1) Ruang koleksi

Ruang koleksi berfungsi sebagai tempat menyimpan koleksi perpustakaan. Luas ruangan ini tergantung pada jenis

(22)

30

dan jumlah bahan pustaka yang dimiliki serta besar kecilnya luas bangunan perpustakaan. Ruangan koleksi dapat terdiri dari satu ruang atau beberapa ruang, misalnya:

a) ruang koleksi buku

b) ruang koleksi majalah dan surat kabar c) ruang koleksi referensi

d) ruang koleksi audio visual

e) ruang koleksi khusus (penerbitan tentang daerah setempat) f) ruang koleksi penerbitan pemerintah

1 rak (1 sisi, 5 susun, lebar 100 cm) dapat memuat 115-165 buku eksemplar buku dan jarak antara rak 100-110 cm. Jadi dapat dihitung berapa kebutuhan luas ruang yang diperlukan untuk menempatkan rak dan dapat disesuaikan dengan bahan pustaka yang dimiliki. Hal ini pun perlu dipertimbangkan untuk tahun-tahun yang akan datang.

2) Ruang baca

Ruang baca adalah ruang yang dipergunakan untuk membaca bahan pustaka. Luas ruangan ini tergantung pada jumlah pembaca/pemakai jasa perpustakaan. Pada perpustakaan umum, ruang baca terdiri dari ruang baca untuk dewasa/remaja dan ruang baca untuk anak-anak. Apabila keadaan perpustakaan memungkinkan, pengadaan ruang baca dapat ditingkatkan lagi yaitu dengan menyediakan beberapa ruang baca dengan fungsi khusus seperti ruang baca referensi, ruang baca AV, ruang belajar individual, ruang diskusi, ruang konferensi/auditorium, ruang pameran dan sebagainya.

Dari beberapa pedoman bahwa untuk seorang pengguna diperkirakan memerlukan tempat 1 m2 yang dapat secara keseluruhan diambil sekitar 20-30 % jumlah pengunjung.

(23)

31

3) Ruang pengolahan bahan pustaka dan ruang staf

Untuk melakukan aktifitas pengadaan dan pengolahan buku luas ruangan tergantung berapa jumlah pengelola perpustakaan diperkirakan setiap petugas memerlukan 2,5 m2.

4) Area sirkulasi

Ruang ini dipergunakan untuk melayani siswa dalam peminjaman dan pengembalian buku, ruang yang diperlukan minimal cukup untuk meletakan meja sirkulasi dan perlengkapan lainnya.

m. Bentuk dan Tata Ruang Perpustakaan

Bentuk ruang yang paling efektif adalah bentuk bujur sangkar, karena paling mudah dan fleksibel dalam pengaturan furniture apalagi bila rak buku yang dimiliki banyak dan lalu lintas yang ramai. Bentuk ini juga paling baik dan mudah dalam pengaturan pencahayaan / penerangan.

Merencanakan tata ruang harus didasari dengan hubungan antar ruang yang dipandang dari segi efisiensi, alur kerja, mutu layanan, keamanan dan pengawasan. Penempatan furniture perpustakaan diletakkan sesuai dengan fungsi dan berdasarkan pembagian ruang diperpustakaan sebagai contoh:

1) Lobby, dapat ditempatkan berbagai furniture seperti loker, penitipan barang, papan pengumuman dan pameran, kursi tamu, meja dan kursi petugas.

2) Ruang peminjaman dapat diletakkan meja dan kursi sirkulasi, kereta buku, lemari arsip, laci-laci kartu pengguna, jika sudah otomosi maka komputer, barcode reader dan kursi petugas.

3) Ruang koleksi buku sebagai tempat rak buku baik dari satu sisi atau dua sisi, kereta buku, tangga beroda.

4) Ruang baca yang terdiri dari meja kursi baca kelompok, perorangan (studi karel) dan meja kamus.

(24)

32

5) Ruang administrasi yang didalamnya terdapat meja kursi petugas, lemari arsip, mesin ketik, komputer, pesawat telpon, kereta buku, lemari buku dan sebagainya.

n. Standar Perabot Perpustakaan

Perabot perpustakaan adalah sarana pendukung atau pelengkap perpustakaan yang digunakan perpustakaan agar dapat optimal dibutuhkan perabot dan perlengkapan perpustakan antara lain:

1) Meja dan kursi sirkulasi yang memiliki desain khusus, biasanya disesuaikan dengan aktivitas di sirkulasi dan kebutuhan perlengkapan untuk mendukung layanan sirkulasi.

2) Meja dan kursi baca sangat dibutuhkan oleh perpustakaan dengan pemilihan jenis disesuaikan dari luas ruangan perpustakaan.

3) Meja dan kursi kerja. Tidak begitu banyak dibutuhkan oleh perpustakaan, namun demikian meja kerja ini sangat penting.

Segala aktivitas perpustakaan dikendalikan dari meja kerja.

4) Meja atau rak atlas dan kamus yang dapat dimanfaatkan untuk menempatkan surat kabar yang dilengkapi dengan alat penjepit (stick).

5) Lemari katalog atau disebut juga kabinet katalog yang digunakan untuk menyimpan kartu katalog.

6) Lemari multimedia yang digunakan untuk menyimpan koleksi dalam bentuk multimedia seperti kaset, CD ROM, microfilm.

7) Lemari arsip digunakan untuk arsip perpustakaan yang berupa data pengunjung yang menjadi anggota perpustaaan, data pengunjung yang meminjam koleksi perpustakaan dan data koleksi yang dimiliki oleh pihak perpustakaan.

8) Laci penitipan tas atau loker dapat dimanfaatkan untuk menitipkan tas, jaket, dan barang yang tidak diperkenankan masuk ke dalam ruangan perpustakaan.

(25)

33

9) Kereta buku biasanya sangat dibutuhkan di perpustakaan yang besar. Kegunaannya adalah untuk mengangkut buku-buku yang dikembalikan oleh siswa dari meja sirkulasi ke rak buku.

10) Papan display adalah suatu papan yang dapat digunakan untuk memperlihatkan informasi buku baru.

o. Peralatan Perpustakaan

Peralatan perpustakaan adalah barang-barang yang diperlukan secara langsung dalam mengerjakan tugas/kegiatan di perpustakaan. Yang termasuk dalam perlengkapan perpustakaan antara lain: buku pedoman perpustakaan, buku klasifikasi, kartu katalog, buku induk, kantong buku, lembar tanggal kembali, label, cap inventaris, cap perpustakaan, bak stempel, kartu pemesanan, dan mesin komputer.

Perpustakaan yang mempunyai peran penting sebagai pintu gerbang bagi masyarakat masa kini yang berbasis informasi. Karena alasan inilah, maka perpustakaan harus menyediakan akses ke semua perlatan elektronik, komputer, dan pandang-dengar.

Peralatan tersebut meliputi:

1) Komputer dengan akses internet dan Wifi.

2) Katalog akses publik yang disesuaikan dengan usia dan tingkat murid yang berbeda.

3) Tape-recorder dan perangkat CD ROM.

4) Alat pemindai (scanner).

5) Peralatan komputer, khusus disesuaikan untuk pengguna difabel.

p. Pengamanan dan Penggunaan Tanda-tanda

Untuk menjaga keamanan perpustakaan perlu antisipasi bila terjadi sesuatu seperti kebakaran, bencana alam, dan hama. Dalam mengatasi kebakaran dapat dilakukan dengan cara penempatan jalan darurat kearah luar pada tempat-tempat strategis yang mudah dicapai, pemilihan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar, penyediaan alat-alat pemadam kebakaran, alat pendeteksi (alarm

(26)

34

system). Perencanaan ketinggian permukaan lantai dasar lebih tinggi dari pada tanah disekitar bangunan, system drainase pembuangan air hujan jangan menimbulkan genangan pada halaman perpustakaan, perencanaan pembangunan tahan gempa, memasang sistem penangkal petir terutama pada bangunan bertingkat.

Pemilihan bangunan yang tahan lama, mengurangi celah- celah kecil pada bangunan yang dapat dijadikan rumah tikus, memberikan suntikan anti rayap disekeliling bangunan. Pencurian bahan pustaka dapat dicegah dengan cara sistem perencanaan satu pintu keluar masuk, peletakan lubang/jendela untuk ventilasi dilakukan pada tempat yag sulit dijangkau.

Rambu-rambu dalam perpustakaan selain untuk memperindah ruangan juga membantu pengguna menemukan dan memanfaatkan koleksi dan fasilitas perpustakaan secara maksimal.

Rambu-rambu dibuat dalam bentuk tulisan, symbol ataupun gambar.

Contoh rambu didalam perpustakaan seperti symbol atau tulisan

“Meja Informasi”, “Penitipan Barang”, “Harap Tenang”, atau

“Dilarang Merokok” dan sebagainya. Dalam mendesain rambu diperpustakaan perlu diperhatikan huruf, hendaknya huruf yang sederhana mudah dibaca dari jauh dengan ukuran yang proporsional.

Kata-kata yang digunakan juga harus yang singkat lugas, informasi secukupnya dan konsisten. Didalam penempatan rambu-rambu perpustakaan biasanya menggunakan metode gantung diplafond antara rak, ditempel didinding atau furniture, ditempatkan berdiri diatas lantai atau furniture perpustakaan.

Tata ruang, furniture dan perlengkapan perpustakaan memakai peran utama menyangkut bagaimana perpustakaan melayani kebutuhan masyarakat. Penampilan estetis perpustakaan memberikan rasa nyaman dan merangsang pengunjung untuk memanfaatkan waktunya di perpustakaan. Untuk menghasilkan sebuah gedung perpustakaan yang fungsional, pembangunan gedung perpustakaan, diperlukan pengetahuan yang cukup tentang

(27)

35

segala aspek yang merupakan ciri khas gedung perpustakaan yang bersangkutan. Ruang perpustakaan berstandar tinggi dan memiliki sejumlah besar sumber daya berkualitas tinggi merupakan hal penting. Karena alasan tersebut, maka kebijakan manajemen koleksi bersifat penting. Kebijakan ini menjelaskan maksud, ruang lingkup dan isi koleksi termasuk akses ke sumber eksternal.

3. Tinjauan Umum Toko Buku a. Pengertian Toko Buku

Toko buku terdiri dari dua kata yang memiliki arti yang berbeda. Kata ‘toko’ memiliki arti yaitu kedai atau tempat berjualan dan kata ‘buku’ memiliki pengertian yaitu kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan komputer dan Internet (jika aksesnya online). Sehingga toko buku dapat diartikan sebagai tempat untuk berjualan buku.

Toko buku pada masa kini tidak lagi hanya melulu tempat penjualan buku tetapi juga sudah bergeser ke arah yang lebih baik lagi yaitu sebagai “studio kreatif-nya” anak muda. Masyarakat luas dan khususnya anak-anak muda harapan bangsa dapat mengeksplorasi berbagai macam hal dari dunia perbukuan baik yang berbentuk tradisional maupun yang modern (e-book/online system).

Kini budaya membaca makin diminati oleh masyarakat luas. Trend tersebut dapat dikatakan lintas generasi/umur, lintas ras, lintas ekonomi dan lintas gender. Semua orang membutuhkan buku, baik buku sebagai penghibur, pengetahuan sains, pengetahuan umum, dan lain sebagainya.

(28)

36 b. Fungsi Toko Buku

Keberadaan toko buku di kota Surakarta sangat membantu masyarakat sekitar dalam mendapatkan informasi dan wawasan melalui buku/media cetak lainnya ditambah dengan fasilitas-fasilitas penunjang yang tersedia sehingga diharapkan mampu menampung kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan dunia perbukuan sehingga secara langsung maupun tidak langsung, keberadaan toko buku dapat mendorong masyarakat agar lebih bersemangat lagi dalam membaca buku.

Bangunan toko buku memiliki fungsi utama yaitu sebagai tempat menjual berbagai macam buku. Namun seturut perkembangan jaman maka sebuah bangunan toko buku harus dapat menampung banyak kegiatan yang khususnya berhubungan dengan dunia perbukuan sehingga secara langsung maupun tidak langsung dapat menjadi pemacu minat dan bakat warga Surakarta pada khusunya dan pengunjung yang datang tidak merasa bosan dan tetap semangat untuk dapat membaca banyak buku lagi dikemudian hari.

Kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung pemenuhan kebutuhan pengunjung toko buku, yaitu:

1) Kegiatan perdagangan

Kegiatan ini merupakan usaha untuk memamerkan dan mendistribusikan buku dari penjual kepada pembeli.

2) Kegiatan informasi

Kegiatan ini merupakan kegiatan pemberian informasi tentang buku kepada masyarakat, misalnya buku yang baru terbit maupun buku langka karena edisi terbatas. Kegiatan ini dilakukan melalui pameran dan penyediaan buku referensi atau petugas khusus informasi. Dengan kemajuan teknologi sekarang ini informasi dapat pula disajikan melalui media elektronik, yaitu komputer yang tersedia di toko buku. Pengunjung dengan mudah mencari buku, baik judul, pengarang, letak, maupun harga buku yang diinginkan.

(29)

37 3) Event khusus

Kegiatan lain kadang-kadang diselenggarakan oleh pihak toko buku untuk menarik pengunjung, maupun untuk memperkenalkan buku, misalnya bedah buku, pameran buku, jumpa pengarang, atau perlombaan, pembacaan puisi, seminar, workshop, pemutaran film.

4) Kegiatan refreshing

Kegiatan ini adalah bersantai (relax) bisa sambil menikmati makan/minum serta mendengarkan musik.

c. Klasifikasi Toko Buku

Menurut Poerwadarminta (1976), toko berarti kedai tempat berjual barang-barang. Toko buku sendiri dapat diartikan sebagai tempat untuk menjual buku. Namun demikian pada perkembangannya, toko buku tidak hanya menjual buku saja namun juga berbagai barang yang masih ada kaitannya dengan buku.

Tujuan toko buku antara lain:

1) Memperkenalkan, mempublikasikan dan menjual buku.

2) Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap buku.

3) Sebagai sarana untuk mencukupi kebutuhan akan informasi dan pengetahuan.

4) Sebagai sarana peningkatan minat baca masyarakat.

5) Sebagai public space dan tempat bersosialisasi.

Menurut Prasetyo (1989) dalam Kalina (2010), berdasarkan jenis buku yang dijual dan luas lantainya, toko buku dapat diklasifikasikan menjadi:

Tabel 2.1 Klasifikasi toko buku Toko

Buku

Golongan Keterangan Luas Area

Penjualan 1 i Merupakan toko buku yang

menjual berbagai jenis buku yang lengkap.

200 - 300m2

(30)

38

2 ii Merupakan toko buku yang tidak selengkap toko buku golongan i.

100 - 200m2

3 iii Merupakan toko buku dengan jenis buku yang terbatas pada trade book dan text book saja.

50 - 100m2

4 iv Merupakan kios yang sejenis golongan iii dengan koleksi yang tidak lengkap.

<50m2

5 v Berbentuk kios yang menjual buku-buku baru dan buku bekas dengan kelengkapan lebih rendah daripada kios buku golongan iv.

<50m2

Sumber : Prasetyo, 1989 dalam Kalina 2010

Menurut White (1992), koleksi buku yang tersedia dapat menentukan tipe-tipe toko buku, yaitu antara lain:

1) General bookstore (toko buku umum)

Adalah toko yang menjual bermacam-macam jenis dan tema buku. Memiliki tingkat variasi buku yang tinggi, baik fiksi maupun non fiksi.

2) Specialty bookstore

Adalah toko buku yang menjual buku dengan tema tertentu, misal toko buku kesehatan, olah raga, seni. Pilihan buku dengan tema tersebut memiliki tingkat kelengkapan yang lebih tinggi dibanding general bookstore.

3) College bookstore (toko buku perguruan tinggi)

Adalah toko buku yang berada dilingkungan kampus (perguruan tinggi). Toko buku perguruan tinggi berbeda sifat dengan toko buku komersial, hal ini dapat terlihat dari koleksi yang disediakan, ukuran, lokasi dan tujuannya.

(31)

39

4) Retail chain (rangkaian toko buku)

Adalah rangkaian toko dengan nama dan pemilik yang sama dan memiliki beberapa cabang di berbagai tempat. Toko-toko buku tersebut memiliki desain arsitektur dengan konsep yang sama dan memiliki ciri tertentu. Operasional toko buku juga dilakukan dengan cara yang sama dan pada akhirnya dikontrol oleh kantor toko. Perhatian terbesar diberikan kepada buku-buku yang paling banyak diminati oleh pengunjung, dan biasanya jenis yang laku disemua cabang adalah sama.

5) Toko buku diskon, sisa, bekas

Toko buku diskon adalah toko buku dengan harga yang lebih murah daripada toko buku pada umumnya. Meskipun harga buku yang dijual lebih murah, toko ini tentunya tetap mengharapkan keuntungan besar, untuk itu buku yang terjual harus lebih banyak. Desain bangunan dilakukan dengan tata interior yang imajinatif, dan pada umumnya lebih sederhana, sedikit perabot, namun dengan warna yang menarik.

d. Tinjauan Kapasitas dan Fasilitas

Kapasitas dan fasilitas pendukung perlu diperhatikan agar kegiatan didalam toko buku berskala besar dapat berjalan dengan baik. Kapasitas dan fasilitas harus mengikuti aturan standar. Standar ini diambil dari pendekatan standar besaran ruang pada perpustakaan umum maupun pertokoan (Budiano, 2001). Tiap bangunan dengan fungsinya masing-masing, harus memiliki ruang.

Ruang memiliki fungsi yaitu sebagai sebuah wadah bagi kegiatan- kegiatan yang terjadi didalam suatu bangunan. Kebutuhan total dari sebuah toko buku meliputi lima macam, yaitu buku, pengunjung, karyawan, tempat pertemuan, dan operasi mekanis (DeChiara &

Crosbie, 2001).

Pada sebuah toko buku terdapat beberapa jenis ruang yang harus tersedia, karena memiliki pengertian dasar yang sama dengan perpustakaan, maka kebutuhan ruangnya pun tidak jauh berbeda

(32)

40

termasuk untuk besaran ruangnya. Dibawah ini adalah tabel dari luasan minimal yang harus terpenuhi pada bangunan perpustakaan, karena sifat dasarnya sama maka perhitungan dibawah ini bisa juga digunakan untuk menghitung luasan minimal yang harus disediakan oleh sebuah toko buku.

Tabel 2.2 Perhitungan luasan Jumlah populasi

(orang) 2.499 2.500 5.000 10.000 -

24.000

25.000 - 49.999 Luasan koleksi buku 10.000 10.000 15.000 20.000 50.000 Luasan pengunjung 400 500 700 1.200 2.500 Luasan karyawan

(square feet) 300 300 500 1.000 1.500

Luasan tambahan

(square feet) 300 700 1.000 1.800 5.250

Total luasan lantai

(square feet) 2.000 2.500 3.500 7.000 15.000 Catatan : 1 square feet = 0,0929m²

Sumber : DeChiara & Crosbie, 2001

Terdapat beberapa keterangan sehubungan dengan perhitungan luasan dari ruang yang harus disediakan pada toko buku, yaitu adalah:

1) Space for book

Ruang yang diperlukan untuk rak-rak tersebut sangat tergantung dari ukuran dan jumlah yang akan dipajang.

Meskipun ukuran buku sangat bervariasi, tetap menggunakan suatu rumusan yang dapat digunakan untuk memperkirakan total luasan yang dibutuhkan untuk peletakan buku-buku tersebut.

2) Space for readers (konsumen)

Merencanakan ruang untuk pengunjung hendaknya sampai dengan 20 tahun ke depan. Hal ini untuk mengantisipasi

(33)

41

adanya perluasan dari ruang nantinya. Ada dua hal penting yang harus diperhatikan:

a) Analisis yang akurat tentang kebutuhan dasar dari masyarakat yang akan menjadi pengunjung.

b) Kondisi nyata masyarakat, yaitu mereka yang mempunyai kebiasaan untuk membaca dan berpotensi menjadi pelanggan.

3) Space for staff

Dalam perhitungan, satu orang staff membutuhkan 100sq feet. Luasan tersebut mencakup ruang untuk meja, kursi, buku, dan peralatan. Sedangkan ruang khusus yang disediakan untuk staff adalah kantor administrasi, ruang kerja dan ruang makan. Fasilitas lain untuk staff seperti loker, toilet khusus sangat dianjurkan karena hal tersebut dapat menimbulkan suasana yang nyaman, sehingga berakibat pada efisiensi kerja para staff.

4) Meeting rooms

Kebanyakan perpustakaan menyediakan ruang ini. Ada dua kepentingan yang menjadi landasan disediakannya ruang ini, pertama kegiatan yang melibatkan anak-anak, diskusi, rapat pengelola/staff dan kegiatan lain yang disponsori oleh perpustakaan/toko buku. Kedua, ruang multifungsi ini dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, kebudayaan, dan kegiatan yang diadakan oleh berbagai komunitas yang ingin menggunakan. Karena ruang ini akan digunakan untuk kepentingan umum maka akan lebih baik apabila ruang ini dilengkapi juga dengan perlengkapan audio visual.

5) Space for mechanical operations

Yang termasuk dalam kategori ini adalah hall, tangga, toilet, elevator, lift, pipa, AC, pemanas ruangan, kloset dan toko (outlet). Dengan kemajuan teknologi dewasa ini maka ruang untuk mechanical operations membutuhkan hanya 20% dari

(34)

42

luasan bangunan. Besaran ruang pada perpustakaan dan toko buku sifatnya fleksibel. Hanya saja ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan utama, yaitu :

a) Ruang display menempati luasan yang paling besar

b) Ruang sirkulasi dalam bangunan menggunakan luasan terbesar kedua

Kedua hal tersebut dipertimbangkan karena sifat perpustakaan maupun toko buku yang memajang buku. Tujuan adanya ruang sirkulasi yang cukup luas adalah untuk memberikan rasa nyaman bagi para pengunjung toko buku tersebut dan pengunjung dapat mengakses buku yang diinginkan secara mudah yang tentunya dengan perhitungan ukuran rak.

Dan lemari buku yang digunakan secara benar dan tepat sasaran.

Gambar 2.1 Ukuran standar rak buku dengan manusia Sumber: Panero & Zelnik, 1979

(35)

43

Gambar 2.2 Ukuran standar kegiatan manusia dengan rak buku Sumber: Sumber: Panero & Zelnik, 1979

Gambar 2.3 Kebutuhan ruang gerak penyandang cacat Sumber: Sumber: Panero & Zelnik, 1979

(36)

44 B. Tinjauan Interior

1. Organisasi Ruang

Suatu bangunan. Menurut Ching (1996) ada lima bentuk organisasi ruang yaitu:

a. Organisasi terpusat

Pusat suatu ruang dominan dimana pengelompokan sejumlah ruang sekunder dihadapkan. Organisasi terpusat bersifat stabil.

Kelebihannya adalah:

 Memiliki pusat kegiatan atau orientasi dengan efisiensi dan efektivitas yang tinggi.

 Menciptakan kofigurasi keseluruhan ruang yang secara geometris teratur dan simetris terhadap dua sumbu atau lebih.

Kelemahannya adalah:

Karena bentuknya teratur harus cukup ruang untuk mengumpulkan sejumlah ruang sekunder disekitarnya.

b. Organisasi linier

Organisasi linier terdiri dari sederetan ruang yang berhubungan langsung satu sama lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah.

Kelebihannya adalah:

Dapat bertukar fungsi sebagai penunjuk arah sekaligus menggambarkan gerak pemekaran dan pertumbuhan karena karakternya yang memanjang.

(37)

45 Kelemahannya adalah:

Bentuk ruangnya kurang variatif tapi dapat memaksimalkan pencapaian ukuran luas.

c. Organisasi radial

Organisasi jenis radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat maupun linier. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan, dimana sejumlah organisasi-organisasi linier berkembang seperti bentuk jari-jarinya.

Kelebihannya adalah: Mudah menyesuaikan kondisi lingkungan.

Kelemahannya adalah: Membutuhkan banyak ruang.

d. Organisasi cluster

Organisasi cluster menggunakan pertimbangan penempatan peletakan sebagai dasar untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya.

Kelebihannya adalah:

 Organisasi cluster dapat menerima ruang yang berlainan ukuran bentuk dan fungsinya tetapi berhubungan satu sama lainnya berdasarkan penempatan dan ukuran visual seperti simetri atau menurut sumbunya.

 Bentuknya luwes dapat menyesuaikan perubahan dan pertumbuhan langsung tanpa mempengaruhi karakternya, karena polanya tidak berasal dari konsep geometri yang kaku.

(38)

46 Kelemahannya adalah :

Tidak adanya tempat utama yang terkandung di dalam pola organisasi cluster signifikasi sebuah ruang harus ditegaskan pada ukuran, bentuk atau orientasi di dalam polanya.

e. Organisasi grid

Organisasi grid terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang dimana posi-posisinya dalam ruang dan hubungan antar ruang diatur oleh pola grid tiga dimensi atau dengan bidang.

Kelebihannya adalah:

 Organisasi grid ini dapat memiliki hubungan bersama walau berbeda dalam hal ukuran, bentuk, fungsi.

 Suatu grid dapat juga mengalami perubahan bentuk yang lain dengan cara pengurangan, penambahan kepadatan atau dibuat berlapis dan identitasnya sebagai sebuah grid tetap dipertahankan oleh kemampuan mengorganisir ruang.

Kelemahannya adalah:

Dalam aspek bentuk, posisi, hubungan antar ruang semua diatur oleh pola grid tiga dimensi atau bidang sehingga sifatnya tidak fleksibel (Ching, 1996 : 205-239).

2. Pola Sirkulasi

Penentuan ruangan dilakukan berdasarkan kegiatan pelayanan perpustakaan tersebut. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan ditinjau dari segi penggunaan ruangan:

a. Ruangan-ruangan yang khusus untuk petugas-petugas perpustakaan dimana pengunjung yang tidak berkepentingan tidak diperkenankan masuk.

(39)

47

b. Ruangan-ruangan yang boleh dimasuki atau digunakan oleh pengunjung.

“Sirkulasi mengarahkan dan membimbing perjalanan atau tapak yang terjadi dalam ruang. Sirkulasi memberi kesinambungan pada pengunjung terhadap fungsi ruang, antara lain dengan penggunaan tanda-tanda pada ruang sebagai penunjuk arah jalan tersendiri”

(Suptandar, 1999: 114 ).

a. Unsur-unsur sistem sirkulasi

Pencapaian bangunan dapat dibagi menjadi:

1) Pencapaian langsung

Yaitu pencapaian yang langsung mengarah ke suatu tempat melalui sebuah jalan segaris dengan sumbu bangunan. Secara visual mempunyai tujuan pengakhiran yang jelas.

2) Pencapaian tersamar

Yaitu pencapaian yang secara samar-samar mempertinggi perspektif dan bentuk suatu bangunan. Jalur dapat berubah-ubah sesuai urutan pencapaian.

3) Pencapaian berputar

Yaitu berupa sebuah jalan berputar dan memperpanjang pencapaian, mempertegas bentuk tiga dimensi suatu bangunan ketika bergerak mengelilinginya.

b. Jalan masuk ke dalam ruangan

Merupakan proses memasuki sebuah bangunan yang akan melibatkan kegiatan menembus suatu bidang vertikal yang membedakan satu ruang dari ruang lainnya. Menurut bentuknya, pintu-pintu masuk dapat dikelompokkan ke dalam kategori-kategori berikut:

1) Pintu masuk rata

Mempertahankan kontinuitas permukaan dindingnya dan jika diinginkan dapat juga sengaja dibuat tersamar.

(40)

48 2) Pintu masuk menjorok keluar

Membentuk sebuah transisi ruang, menunjukkan fungsinya sebagai pendekatan dan memberikan perlindungan di atasnya.

3) Pintu masuk menjorok ke dalam

Memberikan perlindungan dan menerima sebagian ruang eksterior menjadi bagian dalam bangunan.

c. Konfigurasi alur gerak atau pola sirkulasi 1) Sirkulasi linier

Dicirikan dengan garis-garis gerakan yang sinambung pada satu arah atau lebih. Merupakan alur sirkulasi yang lurus, namun dapat melengkung atau terdiri dari segmen-segmen, memotong jalan lain, bercabang atau membentuk kisaran (loop).

2) Sirkulasi grid

Mempunyai karakteristik yang dapat memungkinkan gerakan bebas dalam banyak arah yang berbeda-beda. Terdiri atas dua set jalur sejajar yang berpotongan.

3) Sirkulasi radial

Sirkulasi ini melibatkan konvergensi pada suatu titik pusat yang fungsional dan memudahkan pencapaian sepanjang titik-titik tersebut yang merupakan tujuan bagi pengunjung.

(41)

49 4) Sirkulasi organik

Sirkulasi paling peka terhadap kondisi tapak, kadang- kadang dengan mengorbankan fungsi atau logika dari sistem tersebut dan penafsiran yang mudah terhadapnya oleh pengguna.

5) Sirkulasi network

Suatu bentuk jaringan yang terdiri dari beberapa jalan yang menghubungkan titik tertentu dalam ruangan.

3. Furniture

Perpustakaan perlu dan harusnya memberikan fasilitas perpustakaan seperti perabot dan perlengkapan demi kelancaran kegiatan perpustakaan. Penambahan beberapa jenis perabot dan perlengkapan ditujukan untuk layanan agar pengunjung dan pemakai jasa perpustakaan dapat menemukan semua informasi yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat.

Dalam buku perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (1994:129) dinyatakan bahwa “Perabot adalah barang yang diperlukan didalam ruang perpustakaan sebagai penunjang fungsinya”.

Dalam buku Pepustakaan Tinggi : Buku Pedoman (2004:18) dinyatakan bahwa: “Perabot adalah perlengkapan fisik yang diperlukan fisik yang diperlukan didalam ruang perpustakaan sebagai penunjang fungsi perpustakaan seperti berbagai meja-kursi kerja dan layanan, berbagai rak, berbagai jenis lemari dan laci, kereta buku, dan lain-lain.

Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004:141) dinyatakan bahwa: ” Perlengkapan adalah perangkat atau

(42)

50

benda yang digunakan sebagai daya dukung pekerjaan administrasi dan pelayanan seperti Mesin fotokopi, Komputer, LCD proyektor, VCD player, Pesawat telepon dan faksimili, Pengaman bahan pustaka, Mesin potong dan lain-lain”

Perpustakaan pada umumnya memiliki perlengkapan dan perabot khusus untuk menunjang penyimpanan koleksi. Beberapa perlengkapan dan perabot tersebut antara lain rak buku dan label penomorannya / label holder, rak surat kabar, rak majalah, kabinet atau komputer katalog, bangku / stool, meja dan kursi, meja peminjaman / sirkulasi, dan lainnya sesuai kebutuhan perpustakaan. Terdapat beberapa standar untuk perlengkapan dan perabot perpustakaan seperti pada :

a. Rak buku

 Berukuran tinggi 8 kaki (244 cm)

 Papan harus bisa digeser atau dinaik-turunkan

 Lebar papan 8-10 inch (20-25 cm)

 Lebar rak 3 kaki - 1 meter (91-100 cm)

 Kapasitas lemari adalah 150 buku untuk dua sisi atau 75 buku untuk satu sisi.

b. Tata letak perabot perpustakaan

Perabot yang telah dipersiapkan untuk setiap ruangan perpustakaan harus ditata sedemikian rupa sehingga:

1) Tidak terjadi hambatan arus lalu lintas pemakai dan pelaksanaan kerja disetiap ruangan dan antar ruang.

2) Terlihat suatu gambaran yang wajar dan menarik.

3) Terdapat keleluasaan bergerak yang wajar dari pemakai perpustakaan maupun pelaksanaan kerja.

4) Adapun efisiensi pemakaian ruangan. (Perpustakaan Nasional, 1992:175)

Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan sangat membutuhkan seorang desain interior yang diharapkan dapat menata ruang-ruang di perpustakaan, sehingga tata

(43)

51

letak perabot dalam ruangan dapat dimanfaatkan secara efektif oleh penggunanya.

4. Warna

Warna memegang peranan penting dalam menciptakan kesan umum pada sebuah ruangan perpustakaan. Pengguanaan warna pada perpustakaan umum harus dapat memberikan perasaan menyenangkan bagi pengguna (Atmodiwirjo dan Yatmo, 2009). Efek psikologis warna biasanya menjadi salah satu faktor yang menentukan dalam memilih warna untuk perpustakaan. Umumnya, biru, hijau, dan ungu dianggap keren, warna tenang sementara merah, kuning, dan orange dianggap hangat, aktif, merangsang warna. Warna-warna netral yang dianggap memiliki dampak psikologis yang kurang dan konten kurang emosional (Brown, 2002).

Sebagai warna api dan darah, merah memiliki implikasi psikologis panas dan intensitas yang mengarah ke hubungan dengan bahaya. Dalam desain perpustakaan, merah terang jarang digunakan sebagai warna utama, namun, mereka kadang-kadang digunakan di daerah anak-anak dalam kombinasi dengan warna-warna primer lainnya (kuning dan biru), atau di daerah dewasa sebagai warna aksen. Kuning yang lebih sering digunakan daripada merah, karena kuning dianggap lebih sedikit memiliki implikasi agresif. Seperti merah terang, kuning sering digunakan di daerah-daerah anak-anak (Brown, 2002).

5. Elemen Pembentuk Ruang

Yang termasuk unsur pembentuk ruang antara lain adalah:

a. Lantai

Apabila perpustakaan terdiri dari lebih dari satu lantai maka terdapat pertimbangan pertimbangan khusus yang perlu diperhatikan khusunya dalam hubungan kedekatan antar departemen/ruang perpustakaan. Contoh faktor yang perlu diperhatikan yaitu:

1) Lantai yang sama dengan pintu masuk utama

 Area eksebisi/pameran

(44)

52

 Kontrol peminjaman

 Bagian perpustakaan peminjaman dewasa

 Perpustakaan anak

 Ruang jas/mantel (penitipan barang)

 Ruang terbitan periodic

 Lantai yang sama dengan pintu masuk barang

 Area bongkar muat (harus dalam level/tingkat yang sama)

 Area pencapaian

 Tempat penjilidan

 Ruang kerja

2) Lantai yang sama dengan perpustakaan peminjaman dewasa

 Ruang kerja

 Bagian penyimpanan

 Perpustakaan anak

3) Lantai yang sama dengan perpustakaan referensi umum

 Bagian sejarah lokal/daerah

 Bagian perpustakaan teknik

 Penyimpanan tertutup (jika tidak dalam satu tingkat maka dibutuhkan lift barang)

b. Dinding

Salah satu dari sifat-sifat untuk perpustakaan dewasa dan anak adalah daerah dewasa dan anak harus menyediakan beberapa stimulasi visual untuk membuat lingkungan yang menarik (Brown, 2002). Oleh karena itu pemberian wall art pada dinding ruang anak dirasa salah satu contoh untuk menarik minat anak.

c. Langit-langit (ceiling)

Menentukan tinggi langit-langit yang cocok bagi gedung perpustakaan menyangkut faktor yang beraneka ragam, seperti:

pengaturan hawa, penyebaran cahaya lampu buatan, fungsi ruang, keindahan, reaksi psikologis pemakai, dan biaya. Perlu adanya jarak antara tinggi langit-langit dengan tinggi rak buku, agar udara dapat beredar secara baik dan penyebaran cahaya buatan dapat

(45)

53

menyebar secara merata. Tinggi langit-langit juga berpengaruh pada kenyamanan pembaca dan psikologis pembaca.

 Langit-langit yang terlalu rendah akan berpengaruh pada sistem aliran udara yang akan menyebabkan udara terasa panas.

 Langit-langit yang terlalu rendah akan berpengaruh juga pada sistem pencahayaan, jarak lampu yang terlalu rendah akan mengurangi kenyamanan membaca karena silau.

 Dari segi psikologis, langit-langit yang terlalu rendah akan terasa menekan (Poole, 1981).

6. Interior System

a. Sistem penghawaan (Thermal system)

Bangunan perpustakaan mempunyai sistem ventilasi yang berbeda-beda namun pada umumnya perpustakaan di Indonesia menggunakan sistem ventilasi yang dapat dibagi menjadi dua bagian antara lain:

1) Ventilasi pasif

Bangunan perpustakaan yang direncanakan dengan pemanfaatan ventilasi pasif (alam), haruslah didirikan dengan pertimbangan kondisi angin tempat bangunan perpustakaaan tersebut akan dibangun. Arah angin, kecepatan angin, area yang terbuka dan jenis vegetasi di sekeliling bangunan dan tinggi bangunan akan sangat mempengaruhi ventilasi didalam bangunan. Konsep perencanaan dengan ventilasi pasif yang terbaik adalah dengan sistem ventilasi silang. Beberapa hal yang diperhatikan untuk perancangan perpustakaan dengan ventilasi pasif adalah sebagai berikut:

a) Menempatkan lubang ventilasi jendela/ lubang angin pada sisi dinding yang berhadapan.

b) Mengusahakan agar lubang ventilasi tersebut sejajar dengan arah angin.

(46)

54

c) Mengusahakan luas lubang ventilasi sebanding dengan persyaratan dan fasilitas ruang.

Persyaratan dan fasilitas ruang dengan luas ruang, sekurang-kurangnya 10% dari luas ruang yang bersangkutan.

Penentuan letak lubang ventilasi perlu diperhatikan agar kondisi ruang mempunyai tingkat kelembaban (relative humidity) yang rendah sehingga keamanan koleksi buku dan pustaka yang lain dapat terjamin (Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman, 1994:130).

2) Ventilasi aktif

Walaupun ventilasi pasif mungkin dianggap telah mencukupi, namun sebaiknya bangunan perpustakaan dapat direncanakan dengan menggunakan sistem ventilasi aktif atau sistem penghawaan buatan (air conditioning). Dasar pemikiran sistem ventilasi aktif ini adalah untuk menjaga agar kondisi temperatur dan kelembaban ruang perpustakaan stabil sehingga koleksi perpustakaan terjamin keawetannya. Jika pemasangan penghawaaan buatan tidak dapat menjangkau keseluruhan ruang. Ruang yang perlu dijaga kondisinya adalah sebagai berikut:

a) Area penyimpanan-pengguna multimedia.

b) Area koleksi buku langka.

c) Area koleksi buku . d) Ruang baca.

e) Ruang kerja pustakawan.

Perencanaan ruang yang temperatur dan kelembabanya harus selalu terjaga haruslah memperhatikan hal berikut:

 Efisiensi volume ruang sehingga penggunaan energi dapat dihemat.

 Pemilihan sistem pengkondisian yang bertujuan agar diperoleh beban pendingin minimal.

Gambar

Tabel 2.1 Klasifikasi toko buku  Toko
Tabel 2.2 Perhitungan luasan  Jumlah populasi
Gambar 2.1 Ukuran standar rak buku dengan manusia  Sumber: Panero &amp; Zelnik, 1979
Gambar 2.2 Ukuran standar kegiatan manusia dengan rak buku  Sumber: Sumber: Panero &amp; Zelnik, 1979
+2

Referensi

Dokumen terkait

Suatu lembaga atau organisasi yang bergerak dibidang pelayanan kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH), yang langsung berhubungan dengan calon jamaah haji sebagai langkah

Analisis perbandingan antar kelompok pemberian ekstrak akar, batang, dan daun meniran dengan uji One way Anova p=0,369 tidak menunjukkan perbedaan penurunan kadar glukosa darah

Orang yang peka mungkin selepas itu menunjukkan gejala lelah apabila terdedah kepada kepekatan atmosferik yang jauh lebih rendah daripada OEL Orang yang mempunyai sejarah

Dengan demikian, maka dalam setiap program pemberdayaan masyarakat, peningkatan mutu hubungan interpersonal (antara pemerintah sebagai innovator dan masyarakat sebagai

Di sisi lain, dalam tahun ini terjadi rugi operasi karena produk baru (BjLAS) masih belum sempurna sehingga mengakibatkan harga pokok meningkat. Untuk tahun yang

Dapat dilihat dari gaji, pada guru di sekolah negeri memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan social yaitu tenaga kependidikan yang memiliki kedudukan sebagai

Penelitian mengenai faktor determinan penurunan nyeri dan mengenai vitamin B1, B6 dan B12 yang masih terpisah dengan hasil yang bervariasi mendorong peneliti untuk

Sebagai bahan masukan untuk peningkatan pelayanan Biro Umum dan Pengadaan Bagian Rumah Tangga melakukan jajak pendapat melalui kuesioner terkait Kepuasan Pengguna