PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
MEMBACA TEKS DRAMA UNTUK SMP KELAS VIII DENGAN MTGT (METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT)
BERBASIS SOFTWARE ADOBE FLASH
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Damar Yogananta
NIM 11201241034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya
nama : Damar Yogananta
NIM : 11201241034
program studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
fakultas : Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah asli pekerjaan saya sendiri. Sepanjang
pengetahuan saya, karya ilmiah ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain,
kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti
tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim.
Apabila ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab saya.
Yogyakarta, 20 Mei 2016
Penulis,
"Ingatlah, ketika sayap-sayapmu mulai lelah, semangatmu turun dan kamu telah
terbang sejauh yang kamu bisa, kamu sudah setengah jalan menuju ke sana!'"
(Echidna: Legend of the Guardians: The Owls of Ga'Hoole)
Hati yang gembira adalah obat yang manjur,tetapi semangat yang patah
mengeringkan tulang.
almamaterku, orang tua, guru, dan teman-teman
penulisan tugas akhir skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul
Pengembangan Media Pembelajaran Membaca Teks Drama untuk SMP Kelas VIII
dengan MTGT (Metode Teams Games Tournament) Berbasis Software Adobe Flash ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar
sarjana pendidikan.
Penulisan skripsi ini dapat selesai atas bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati, penulis haturkan terimakasih kepada Bapak Dr.
Maman Suryaman, M.Pd. dan Ibu Esti Swatika Sari, M.Hum. yang berkenan
membimbing saya dalam menyusun skripsi ini.
Terimakasih juga penulis haturkan kepada Bapak Dr. Nurhadi, M.Hum.,
Bapak Ariyawan Agung, S.T, Bapak/Ibu Kepala SMPN 2 Sleman, SMPN 3
Sleman, SMPN 4 Depok Sleman, Bapak/Ibu guru serta siswa SMPN 2 Sleman,
SMPN 3 Sleman, SMPN 4 Depok Sleman, serta teman-teman mahasiswa yang telah
berkenan membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Akhir kata, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, April 2016
PERSETUJUAN ... ii
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 4
E. Tujuan ... 5
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 5
G. Manfaat ... 6
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 6
I. Batasan Istilah ... 7
BAB II KAJIAN TEORI ... 9
A. Deskripsi Teori ... 9
4. Software Adobe Flash Dalam Pembelajaran Berbasis
Multimedia ... 14
5. Pembelajaran Membaca Teks Drama di Sekolah ... 15
B. Penelitian yang Relevan ... 20
C. Kerangka Pikir ... 21
D. Pertanyaan Penelitian ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
A. Jenis Penelitian ... 23
B. Model Pengembangan ... 23
C. Prosedur Pengembangan ... 23
D. Subjek Penelitian ... 26
E. Teknik Pengumpulan Data ... 27
F. Validitas Instrumen ... 27
G. Analisis Data ... 28
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31
A. Hasil Penelitian ... 31
1. Pendahuluan ... 31
a. Data Persepsi Siswa kelas VIII dalam Pembelajaran Membaca Teks Drama ... 32
b. Hasil Wawancara dengan Guru Mengenai Pembelajaran Membaca Teks Drama ... 33
c. Hasil Observasi Sarpras ... 34
2. Perencanaan Pengembangan Produk ... 36
a. Penentuan Tujuan ... 37
b. Uji Validasi dan Penilaian Produk ... 38
c. Revisi Produk ... 49
B. Pembahasan ... 57
1. Deskripsi Produk yang Dikembangkan ... 57
2. Deskripsi Data Hasil Validasi ... 62
a. Deskripsi Data Validasi Ahli Materi ... 62
b. Deskripsi Data Validasi Ahli Media ... 62
c. Deskripsi Data Penilaian Oleh Guru ... 64
d. Deskripsi Data Penilaian Oleh Siswa ... 65
3. Analisis Kelayakan Produk ... 67
BAB V PENUTUP ... 68
A. Simpulan ... 68
B. Keterbatasan Penelitian ... 69
C. Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 71
Tabel 2 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif ... 30
Tabel 3 Data Persepsi Siswa Kelas VIII dalam Pembelajaran Membaca Teks Drama ... 32
Tabel 4 Hasil Observasi di SMPN 2 Sleman ... 34
Tabel 5 Hasil Observasi di SMPN 3 Sleman ... 35
Tabel 6 Hasil Observasi di SMPN 4 Depok Sleman ... 35
Tabel 7 Hasil Uji Validasi Aspek Kelayakan Isi oleh Ahli Materi ... 39
Tabel 8 Hasil Uji Validasi Aspek Kelayakan Penyajian oleh Ahli Materi ... 40
Tabel 9 Hasil Uji Validasi Aspek Kelayakan Bahasa oleh Ahli Materi... 40
Tabel 10 Hasil Uji Validasi Aspek Desain Tampilan oleh Ahli Media... 41
Tabel 11 Hasil Uji Validasi Aspek Pemrograman oleh Ahli Media ... 42
Tabel 12 Hasil Penilaian Aspek Isi oleh Guru 1,2, dan 3 ... 43
Tabel 13 Hasil Penilaian Penyajian oleh Guru 1,2, dan 3 ... 44
Tabel 14 Hasil Penilaian Aspek Bahasa oleh Guru 1,2, dan 3 ... 44
Tabel 15 Hasil Penilaian Aspek Manfaat oleh Siswa ... 46
Tabel 16 Hasil Penilaian Aspek Penyajian oleh Siswa ... 47
Tabel 17 Hasil Penilaian Aspek Materi oleh Siswa ... 48
Tabel 18 Rata-rata Skor Hasil Uji Validasi Ahli Materi ... 62
Tabel 19 Rata-rata Hasil Validasi Media Tahap 1 dan Tahap 2 ... 63
Tabel 20 Rata-rata Skor Hasil Penilaian oleh Guru 1,2, dan 3 ... 64
Tabel 21 Rata-rata Skor Hasil Uji Coba terhadap Siswa ... 66
Tabel 22 Rata-rata Semua Skor Validasi dan Penilaian ... 66
Gambar 2 Tampilan Tombol Pada Halaman Awal Media, Sebelum
dan Sesudah Revisi ... 50
Gambar 3 Tampilan Tombol Baca Teks Drama Sebelum dan Sesudah Revisi ... 50
Gambar 4 Tampilan Instruksi Pada Halaman Petunjuk Sebelum Direvisi... 51
Gambar 5 Tampilan Instruksi Pada Halaman Petunjuk Setelah Direvisi... 52
Gambar 6 Tampilan Penambahan Konfirmasi Tombol Keluar ... 53
Gambar 7 Tampilan Pemain Sebelum Direvisi ... 54
Gambar 8 Tampilan Pemain Setelah Direvisi ... 54
Gambar 9 Tampilan Materi Alur Sebelum Revisi ... 55
Gambar 10 Tampilan Materi Alur Setelah Revisi ... 56
Gambar 11 Tampilan Bacaan Teks Drama dengan Judul Hanyut .... 56
Gambar 12 Tampilan Bacaan Teks Drama dengan Judul Hanyut ... 57
Gambar 13 Tampilan awal media pembelajaran ... 58
Gambar 14 Tampilan Permainan Dengan Tema Tsunami ... 59
Gambar 15 Tampilan Permainan Dengan Tema Bola Salju ... 59
Gambar 16 Tampilan Permainan Dengan Tema Hujan Meteor ... 60
Gambar 17 Tampilan Evaluasi Pada Media ... 60
Gambar 18 Diagram Hasil Validasi Aspek Tampilan Media oleh Ahli Media pada Tahap 1 dan Tahap 2 ... 63
Lampiran 2 Transkip Wawancara ... 82
Lampiran 3 Hasil Pengisian Angket Siswa ... 84
Lampiran 4 Hasil Validasi Ahli Materi ... 93
Lampiran 5 Hasil Validasi Ahli Media Tahap1 ... 97
Lampiran 6 Hasil Validasi Ahli Media Tahap2 ... 100
Lampiran 7 Hasil Penilaian Guru ... 103
Lampiran 8 Hasil Penilaian Siswa ... 118
Lampiran 9 Storyboard/Papan Alur ... 124
Lampiran 10 Draf Materi Teks Drama ... 126
Lampiran 11 Transkip Soal ... 129
Lampiran 12 Deskripsi Produk ... 144
Lampiran 13 Prosedur Pembelajaran ... 153
Lampiran 14 Dokumentasi ... 158
Oleh Damar Yogananta NIM 11201241034
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan gambaran pembelajaran membaca teks drama kelas VIII SMP, 2) mendeskripsikan media dan metode pembelajaran guru dalam pembelajaran membaca teks drama, 3) mengetahui kelayakan produk media yang dikembangkan.
Penelitian dan pengembangan ini disusun berdasarkan 10 model pengembangan dalam Sugiyono (2014: 298) yang disederhanakan menjadi tiga tahapan, yaitu (1) tahap pendahuluan, (2) tahap perencanaan pembuatan produk, dan (3) pengembangan produk. Tahap pendahuluan dilakukan guna mengumpulkan informasi terkait pembelajaran membaca teks drama kelas VIII. Pengumpulan informasi dilakukan dengan cara menyebar angket dan wawancara. Tahap pengembangan meliputi pembuatan produk, uji validasi, dan penilaian. Uji validasi dilakukan oleh satu ahli materi dan satu ahli media. Penilaian produk dilakukan oleh tiga orang guru, dan tiga puluh siswa kelas VIII. Data validasi dan penilaian diperoleh dari angket penilaian dengan skala Likert.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, secara umum pembelajaran membaca teks drama telah dilaksanakan dengan baik, akan tetapi belum maksimal. Kedua, media guru masih terbatas pada teks drama baik dari buku maupun ditampilkan dalam power point. Selain keterbatasan media, guru juga kurang maksimal dalam mempersiapkan metode pembelajaran yang akan digunakan. Ketiga, produk yang dikembangkan berupa perangkat lunak multimedia yang mengasimilasi metode kooperatif teams games tournament. Adapun hasil uji validasi oleh ahli materi, ahli media, serta penilaian oleh guru dan siswa mendapatkan skor rata-rata 4,22 dengan kategori “sangat baik” dengan tingkat kelayakan sebesar 84,95% dengan kategori “sangat layak”.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar di kelas, guru seringkali dihadapkan pada berbagai permasalahan, sehingga materi menjadi sulit diajarkan oleh guru dan sulit dipahami oleh siswa. Suryaman (2012: 36) mengungkapkan, salah satu permasalahan terbesar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia saat ini adalah permasalahan yang berkenaan dengan kemampuan dan kebiasaan membaca siswa yang masih rendah. Hal tersebut tentu memberikan dampak yang kurang baik, khususnya dalam pembelajaran membaca. Dalam pembelajaran membaca teks drama misalnya, Anggun, dkk (2014: 7) meyebutkan salah satu kendala yang sering dihadapi guru yaitu dari segi waktu, pembelajaran membaca teks drama memerlukan waktu yang cukup lama.
Permasalahan dalam proses belajar mengajar tidak hanya terdapat dalam diri siswa, namun juga ada pada guru. Lestari, dkk (2010) dalam penelitiannya
yang berjudul Tren Pembelajaran Sastra: Telaah Model Pembelajaran Dalam
Penelitian Mahasiswa Universitas Negeri Malang Tahun 1990—2010
di kelas pada umumnya menggunakan model teacher-center (berpusat pada guru),
bukan student center (berpusat pada murid).
Teks drama, termasuk salah satu materi pelajaran Bahasa Indonesia yang harus dikuasai siswa. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), materi teks drama dapat dijumpai di setiap kompetensi kebahasaan siswa (mendengarkan, berbicara, membaca, menulis). Fokus penelitian pengembangan ini adalah pembelajaran dengan kompetensi membaca teks drama untuk kelas VIII. Kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa pada pembelajaran membaca teks drama ialah “mampu mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama”.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terhadap pembelajaran membaca teks drama pada kelas VIII, didapatkan hasil bahwa respons siswa terhadap pembelajaran dan evaluasi rendah. Selain itu, masih diperlukan pengembangan terhadap media dan metode mengajar guru dalam pembelajaran membaca teks drama. Guru memang sudah menggunakan media pembelajaran dalam mengajar, namun keterbatasan guru dalam membuat media pembelajaran menyebabkan media yang digunakan kurang inovatif dan menarik bagi siswa. Selain media, unsur yang tak kalah penting dalam proses pembelajaran adalah penggunaan metode pembelajaran. Guru seringkali kurang mempersiapkan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran teks drama.
Salah satu metode yang efektif untuk pembelajaran membaca adalah metode
salah satu strategi kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin pada tahun 1995.
Elemen utama MTGT adalah Teams, Turnamen, dan Scoring (Huda, 2014:198).
Sudah menjadi tugas guru untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menarik, sebab Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.32 tahun 2013 pasal 19 yang menyebutkan bahwa: “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”.
Dewasa ini, beragam media pembelajaran dapat dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi komputer. Salah satu software yang sering digunakan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis komputer adalah Adobe Flash. Adobe Flash merupakan salah satu teknologi berbasis perangkat lunak (software) multifungsi. Adobe Flash biasa digunakan untuk pembuatan animasi,
presentasi, game, media pembelajaran, dan sebagainya. Kombinasi gambar,
animasi, dan suara, mampu memanjakan siswa dalam belajar. Software ini juga memiliki kelebihan lain, kelebihan itu terletak pada bahasa pemrogramannya yang memungkinkan untuk menambahkan fungsi dan navigasi interaktif. Adobe Flash juga memungkinkan guru untuk menambahkan soal-soal untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
a. Kemampuan dan kebiasaan membaca yang masih rendah.
b. Kurangnya respons siswa dalam pembelajaran membaca teks drama.
c. Pembelajaran kurang variatif.
d. Keterbatasan guru dalam mengembangkan media pembelajaran yang inovatif
dalam pembelajaran membaca teks drama.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, dilakukan pembatasan masalah untuk keefektifan waktu, biaya, dan tenaga dalam melakukan penelitian. Masalah yang dikaji pada penelitian ini dibatasi pada pengembangan media untuk pembelajaran membaca teks drama kelas VIII.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana persepsi siswa dalam pembelajaran membaca teks drama di
sekolah?
2. Media dan metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran
3. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca teks drama pada kelas VIII?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian pengembangan ini dilakukan dengan tujuan untuk:
a. Mengetahui persepsi siswa dalam pembelajaran pembelajaran membaca teks
drama di SMP kelas VIII.
b. Mengetahui media dan metode pembelajaran yang digunakan guru dalam
membaca teks drama di SMP kelas VIII.
c. Menghasilkan produk berupa media pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran membaca teks drama untuk SMP kelas VIII.
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
1. bentuk media pembelajaran adalah software adobe flash interaktif yang
dikemas dalam bentuk CD (Compact Disk).
2. media ini berisi materi pembelajaran membaca teks drama untuk siswa kelas
VIII.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Guru
Sebagai alat untuk memotivasi guru, supaya guru kreatif dalam menciptakan media pembelajaran sendiri dan sebagai alat bantu atau pendukung dalam proses belajar mengajar khususnya pelajaran drama
b. Bagi siswa,
1) Mempermudah dalam belajar
2) Sebagai sumber materi dalam belajar;
3) Mempemudah memahami pelajaran teks drama;
4) Meningkatkan motivasi dan daya tarik belajar.
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Dalam penelitian pengembangan media pembelajaran ini, peneliti berasumsi bahwa:
1. media yang dikembangkan sudah layak untuk diuji cobakan kepada siswa, 2. dapat menambah referensi bahan ajar guru dan siswa, dan
3. mampu menciptakan pembelajaran membaca teks drama yang lebih inovatif dan menarik.
Penelitian ini juga memiliki keterbatasan sebagai berikut:
1. penelitian ini hanya sebatas mengembangkan produk yaitu media adobe flash
2. media hanya divalidasi oleh satu ahli materi dan satu ahli media. 3. media ini hanya dinilai oleh tiga guru dan 30 siswa
I. Batasan Istilah
Agar tidak menimbulkan adanya perbedaan pengertian, perlu ada penjelasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa batasan istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:
1) Pengembangan merupakan suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada (Sukmadinata, 2014:164).
2) Media Adobe Flash dalam penelitian ini merupakan sebuah aplikasi virtual
yang dibuat dengan software Adobe Flash CS6. Dalam pengoperasiannya, media ini membutuhkan peralatan multimedia.
3) Metode Teams Games Tournamen (MTGT) adalah metode kooperatif dengan
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
Deskripsi teori yang peneliti gunakan dalam penelitian Pengembangan Media Pembelajaran Membaca Teks Drama untuk SMP Kelas VIII dengan MTGT
(Metode Teams Games Turnament) Berbasis Software Adobe Flash ini adalah: (1)
Permasalahan pembelajaran bahasa dan sastra di sekolah; (2) Media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan menciptakan pembelajaran yang efektif; (3)
Landasan Pemilihan Metode Teams Games Turnamen; (4) Software Adobe Flash
dalam Pembelajaran Berbasis Multimedia; (5) Pembelajaran Membaca Teks Drama di Sekolah
1. Permasalahan Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Sekolah
Tak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Tanpa dasar penguasaan keterampilan bahasa secara memadai, mustahil orang dapat memahami karya-karya sastra dengan baik apalagi menciptakan suatu karya sastra yang bernilai.
keilmuan tentang berbahasa dan bersastra memiliki simbiosis yang saling mendukung (Suryaman, 2012:19-20). Selain hal-hal di atas, pembelajaran Bahasa dan Sastra di sekolah juga terhambat karena kurangnya ketersediaan sarana dan
prasarana belajar siswa (Suryaman, 2012:40).
Dalam proses belajar mengajar di kelas, Muslimin (2011: 2) mengungkapkan, rendahnya minat siswa untuk mempelajari mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah, diantaranya disebabkan oleh:
1. pembelajaran "teacher-center":
“Proses pembelajaran yang terjadi di kelas pada umumnya model
teacher-center (berpusat pada guru), bukan student center (berpusat pada murid). Model pembelajaran ini pasti menyebabkan interaktif yang rendah.”
2. kelas yang besar:
“Semakin besar jumlah siswa dalam satu kelas, semakin tidak efektif kegiatan pembelajaran. Semakin kecil kelas , semakin efektif kegiatan pembelajaran. Dengan kelas kecil, guru dapat memberi perhatian penuh kepada siswa.”
Masih menyoroti proses belajar mengajar di kelas, Lestari dkk, dalam
penelitiannya yang berjudul Tren Pembelajaran Sastra: Telaah Model
2. Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Motivasi dan Menciptakan Pembelajaran yang Efektif
Kata media berasal dari Bahasa Latin medius yang secara harafiah berarti
‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam Bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, 2014: 3). Media pembelajaran sendiri, secara terminologis dapat diartikan sebagai alat perantara yang dipakai guna mencapai tujuan pembelajaran (Suryaman, 2012). Untuk melakukan pembelajaran yang efektif dan efisien, media merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran. Bruner via Arsyad (2014: 10) mengatakan, ada tiga tingkatan utama modus belajar yaitu: pengalaman
langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar(iconic), dan pengalaman
abstrak (symbolic). Belajar melalui pengalaman langsung (enactive) merupakan
proses belajar yang paling baik. Namun, tidak semua hal dapat dilakukan secara langsung (Suryaman, 2012: 125). Oleh sebab itu, untuk mendekatki proses pengalaman belajar secara langsung diperlukan sebuah media pembelajaran.
melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian dari guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Media pembelajaran setidaknya memiliki delapan fungsi di dalam pembelajaran, fungsi tersebut antara lain: (1) memberikan pengalaman baru; (2) menembus batas ruang kelas; (3) meningkatkan interaksi, (4) menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan tepat; (5) membangkitkan motivasi; (6) membangkitkan minat baru; (7) mengontrol kecepatan belajar; (8) memberikan pengalaman menyeluruh (Suryaman, 2012: 138-150).
Dari pemaparan-pemaparan di atas, kita dapat mengetahui bahwa media pembelajaran dapat digunakan untuk membantu persoalan pembelajaran di sekolah. Media pembelajaran dapat difungsikan sebagai alat untuk meningkatkan motivasi dan menciptakan pembelajaran yang inovatif, efektif, dan efisien. Suryaman, (2012: 145) mengatakan “Di dalam pembelajaran, media tidak dapat dilepaskan dari perkembangan pendekatan di dalam teori belajar”. Hal itu juga berarti manfaat yang didapat dari penggunaan media pembelajaran juga tergantung kepada ketepatan pemilihan media pembelajaran dan metode yang akan digunakan.
3. Landasan Pemilihan Metode Teams Games Turnamen
Dari segi teori pembelajaran,Arsyad (2014: 71) mengungkapkan, salah satu
MTGT merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin untuk membantu siswa mereview dan menguasai materi pelajaran. Slavin menemukan bahwa TGT berhasil meningkatkan skill-skill dasar, pencapaian interaksi positif antarsiswa, harga diri, dan sikap penerimaan pada siswa-siswa lain yang berbeda (Huda, 2014:197). Keefektifan MTGT sendiri telah diujicobakan ke dalam berbagai jenis pembelajaran membaca.
Sebagai salah satu metode pembelajaran, TGT memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari metode TGT antara lain: (1) lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas, (2) mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu, (3) dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam, (4) proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa, (5) mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain, (6) motivasi belajar lebih tinggi, (7) hasil belajar lebih baik, (8) meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi (Suarjana, 2000:10).
Kelemahan dari model pembelajaran TGT menurut Suarjana (2000:10) adalah : (1) sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. (2) adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. (3) membutuhkan banyak kartu pertanyaan dan jawaban.
Secara umum, MTGT memiliki prosedur sebagai berikut: siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas empat atau lima orang yang heterogen. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka
Tournament dimasukkan sebagai tahapan review setelah siswa bekerja dalam tim (Huda, 2014:198).
4. Software Adobe Flash Dalam Pembelajaran Berbasis Multimedia
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, beragam jenis media (multimedia) semakin praktis karena sudah diintegrasikan melalui satu media. Multimedia memiliki keunggulan yang tinggi karena mudah dioperasikan serta memuat berbagai jenis media. Dengan hanya laptop dan proyekor, semua media yang diperlukan untuk pembelajaran dapat ditayangkan (Suryaman, 2012: 137).
Adobe Flash adalah sebuah program yang didesain khusus oleh Adobe dan
program aplikasi standar authoring tool professional yang digunakan untuk
membuat animasi dan bitmap yang sangat menarik. Flash didesain dengan
kemampuan untuk membuat animasi dua dimensi yang handal dan ringan sehingga flash banyak digunakan untuk membangun dan memberikan efek animasi yang
lebih hidup. Software flash memiliki fitur yang dapat dikombinasikan dengan
video dan audio. Flash juga memiliki fungsi bahasa pemrograman yang benama “Action Script”. Bahasa pemrograman inilah pada flash memungkinkan pengguna
untuk mengatur time line sehingga dapat difungsikan secara interaktif
(https://www.adobe.com/sea/products).
langsung, mendukung penyisipan multimedia seperti sound, gambar Hasrul (2011: 3).
5. Pembelajaran Membaca Teks Drama di Sekolah
Pelaksanaan pembelajaran pada hakikatnya merupakan perpaduan yang tepat antara pemilihan bahan ajar yang merupakan aspek isi dan metode pembelajaran yang sengaja disesain untuk membantu peserta didik meraih kompetensi yang dibelajarkan (Nurgiyantoro, 2013:15).
Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran membaca teks drama pada kelas VIII semester I memiliki aspek isi yang harus dibelajarkan yaitu mampu memahami unsur intrinsik teks drama. Hal itu tercantum dalam “Standar Kompetensi 7. Memahami teks drama dan novel remaja”, dengan “Kompetensi Dasar 7.1. Mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama”.
Berikut ini adalah unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam teks drama: 1) Plot atau Alur Cerita
Dalam drama dikenal ada tiga jenis alur cerita. (1) Alur linier memiliki kejadian berurutan dari awal (eksposisi, komplikasi), tengah (konfliks dan klimaks) dan akhir (resolusi). (2) Alur mundur diawali dengan akhir cerita atau penyelesaian, baru kemudian dirunut peristiwanya mengapa hal itu terjadi. Sedangkan (3) alur episodik, ketika cerita berupa episode atau bagian-bagian peristiwa yang saling berhubungan (Suroso, 2015:14).
2) Tema
Tema merupakan salah satu bagian terpenting dalam sebuah karya sastra. Meskipun menjadi bagian terpenting dalam karya sastra, tema bukanlah sesuatu yang diungkapkan secara langsung oleh pengarang. Stanton (2012:7-8) mengungkapkan bahwa wujud tema sangatlah beragam. Tema dapat berwujud satu fakta dari pengalaman kemanusiaan yang digambarkan atau dieksplorasi oleh cerita seperti keberanian, ilusi, dan masa tua. Bahkan, tema juga dapat berupa gambaran kepribadian dari salah satu tokoh. Tema adalah unsur yang membentuk kebersatuan pada cerita dan memberi makna dalam setiap peristiwa
3) Penokohan
Istilah “tokoh” mengacu kepada orang atau pelaku cerita, sedangkan istilah “penokohan” memiliki arti yang lebih luas daripada “tokoh” karena ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita , bagaimana perwatakannya, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca (Nurgiyantoro, 2012:166).
Berdasarkan peranannya terhadap jalan cerita, terdapat tokoh: (1) tokoh protagonis yaitu tokoh yang mendukung cerita. Biasanya ada satu atau dua figur tokoh protagonis utama yang dibantu oleh tokoh-tokoh lainnya yang ikut terlibat sebagai pendukung cerita, (2) tokoh antagonis yaitu tokoh penentang cerita. Biasanya ada seorang tokoh utama yang menentang cerita dan beberapa figur pembantu yang ikut menentang cerita, (3) tokoh tritagonis yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun tokohh antagonis (Waluyo, 2001: 16).
Berdasarkan peranannya dalam lakon serta fungsinya, maka terdapat tokoh: (1) tokoh sentral yaitu tokoh-tokoh paling menentukan gerak lakon. Mereka merupakan proses pertukaran lakon, tokoh sentral adalah biang keladi tokoh pertikaian. (2) Tokoh utama yaitu tokoh-tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral dapat juga sebagai medium atau perantara tokoh sentral, (3) tokoh pembantu yaitu tokoh-tokoh yang memegang peranan pelengkap atau tambahan dalam mata rangkai cerita (Waluyo, 2001: 17).
4) Latar
Latar ialah lingkangan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung. Latar dapat berwujud waktu-waktu tertentu (hari, bulan, tahun), cuaca, atau satu periode sejarah (Stanton, 2012:35).
lokasi tertentu meskipun tanpa diberi kejelasan nama tetapi dengan menyebut sifat-sifat umum dari tempat tersebut.
Latar waktu berhubungan dengan kapan terjadinya peristiwa-peristiwa itu diceritakan. Latar waktu juga dapat berupa tempat terjadinya peristiwa secara historis. Berbeda dengan latar tempat dan waktu, Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sosial tempat yang diceritakan. Latar ini dapat berupa adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup dan lain-lain.
Dalam naskah drama, penulis naskah ada yang menggambarkan setting secara detil namun juga dengan sederhana sehingga menimbulkan imajinasi pembaca (Suroso, 2015:15).
5) Dialog
Dialog merupakan salah satu ciri khas naskah drama. Dialog mengandung kata kunci yang menggambarkan ciri dan keinginan tokoh. Panjang atau sedikitnya dialog setiap tokoh tergantung kepada banyak atau sedikitnya pemikiran yang akan disampaikan tokoh tersebut (Suroso, 2015:16)
6) Petunjuk Lakuan/ Petunjuk Teknis
Drama memiliki dua bentuk, yaitu drama yang berwujud teks tertulis dan drama yang dipentaskan. Teks drama merupakan semua teks yang menghadirkan dialog antarpembicara yang isinya menghadirkan suatu alur dan tiap tokoh dibiarkan berbicara sendiri secara langsung kepada pembaca tanpa perlu saling mengutip kata dari pembicara lain (Nurgiyantoro, 2014:345). Perbedaan drama yang berwujud teks dengan drama yang dipentaskan adalah bahwa dalam drama pentas telah terjadi penafsiran kedua, yaitu baik sutradara ataupun pemain harus terlebih dahulu menafsirkan teks tertulis dan kemudian menampilkannya dalam bentuk drama pentas (Nurgiyantoro, 2014:345). Hal itu juga dapat berarti bahwa pembelajaran membaca teks drama untuk memahami unsur-unsur intrinsiknya berbeda dengan pembelajaran menonton drama.
Dalam pembelajaran membaca teks drama di sekolah, seperti yang telah diungkapkan Lestari dan Muslimin pada sub-bab Permasalahan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, berdasarkan studi pendahuluan, beberapa masalah klasik yang masih ditemukan dalam pembelajaran membaca teks drama diantaranya: (1) siswa masih senang ngobrol dengan teman ketika pembelajaran, (2) siswa kurang berani bertanya maupun memberikan tanggapan, (3) metode dan media mengajar guru yang kurang variatif. Kendala tersebut tentu membuat pembelajaran berjalan kurang optimal.
tidak membaca sebuah karya yang lengkap. Drama yang lengkap hanya dipahami jika itu dilakonkan di atas panggung. Seperti sebuah musik yang harus didengar, drama tidak memiliki dimensi fisik jika hanya dibaca di dalam buku. Sang pembaca harus menyediakan dimensi itu. Cara menyediakannya adalah dengan berpura-pura melihatnya dilakonkan.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian “Pengembangan Media Pembelajaran Membaca Teks Drama
untuk SMP Kelas VIII dengan MTGT (MetodeTeam Games Turnament) Berbasis
Software Adobe Flash” ini tentu tidak dapat dilakukan tanpa ada penelitian yang relevan. Peneliti menemukan beberapa penelitian yang relevan diantaranya:
1. Penelitian oleh Dedi Rohendi,dkk, dengan judul Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Berbasis Multimedia dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dari hasil eksperimen, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran TIK dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT berbasis multimedia lebih baik secara signifikan dibandingkan
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
2. Penelitian oleh Rusdiman (2010) dengan judul Penerapan Pembelajaran
efektif sebagai metoda pembelajaran dan dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas VII SMP Negeri 11 Siak Tahun Pelajaran 2009-2010.
3. Penelitian oleh Rina Wulandari (2013) dengan judul Efektivitas Model
Pembelajaran Kooperatif TGT (Teams Games Tournament) Dalam Membaca Intensif Di Kelas XI SMA Negeri 1 Malang Tahun Pelajaran 2012-20013. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pembelajaran dengan metode TGT efektif efektif digunakan dalam pembelajaran membaca intensif khususnya pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Malang tahun pelajaran 2012/2013.
4. Penelitian oleh Nanik Marini dengan judul Peningkatan Kemampuan Membaca
Ekstensif Melalui Model Teams Games Tournament (TGT) Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Palembang. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran TGT, dapat meningkatkan hasil belajar membaca ekstensif siswa.
C. Kerangka Pikir
software maka media pembelajaran ini sangat praktis dan efektif untuk digunakan serta mudah untuk diperbanyak maupun didistribusikan.
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi siswa dalam pembelajaran membaca teks drama di kelas VIII?
2. Metode dan media pembelajaran apa yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran membaca teks drama?
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and
development (R & D). Penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2014: 297). Penelitian ini bertujuan mengembangkan produk media pembelajaran membaca teks drama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII SMP.
B. Model Pengembangan
Model penelitian pengembangan ini mengacu kepada model pengembangan dalam Sugiono (2014:298) yang meliputi sepuluh kegiatan, diantaranya: (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4)
validasi desain, (5) revisi desain (6) uji coba produk, (7) revisi produk (8) uji coba
pemaikaian (9) revisi produk (10) produksi masal.
C. Prosedur Pengembangan
z
Gambar 1: Skema Pengembangan Produk
1. Pendahuluan
‐ Persepsi siswa dalam pembelajaran membaca teks drama (angket) ‐ Wawancara dengan guru
‐ Observasi terkait dengan sarpras multimedia di sekolah ‐ identifikasi permasalahan dan analisis temuan lapangan.
2. Perencanaan Pengembangan Produk
‐ Penentuan tujuan
‐ Penentuan metode pembelajaran yang akan diaplikasikan ‐ Pemilihan bahan (teks drama, materi, gambar, sound dan
sebagainya) ‐ Desain Produk
3. Pengembangan
media (Ariyawan
Agung, S.T.)
Uji coba dan penilaian oleh guru Uji coba dan
Penilaian produk oleh siswa Penyempurnaan
produk
Revisi
1. Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan penelitian dan pengembangan ini rencananya akan menempuh alur sebagai berikut: studi lapangan/ pengumpulan data di lapangan, identifikasi permasalahan dalam pembelajaran dan analisis temuan lapangan. Studi lapangan pada penelitian ini berupa wawancara terhadap guru dan menyebar angket untuk mendapatkan persepsi siswa dalam pembelajaran membaca teks drama. 2. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti merencanakan pengembangan produk berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada studi pendahuluan. Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi: penentuan tujuan pengembangan media, penentuan metode pembelajaran yang akan diaplikasikan dalam media pembelajaran, pemilihan bahan, dan desain produk.
3. Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan merupakan tahap terpenting dalam penelitian pengembangan. Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan Prototipe
Setelah tahap perencanaan selesai, maka dilanjutkan dengan pembuatan prototipe produk.
b. Uji Validasi
Ahli media adalah Bapak Ariyawan Agung, S.T., beliau adalah dosen jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UNY.
c. Revisi
Setelah mendapat hasil uji validasi dan evaluasi dari ahli media dan ahli materi, langkah selanjutnya adalah revisi. Apabila belum dinyatakan layak untuk dikembangkan, maka dilanjutkan dengan uji tahap dua, dan seterusnya. Apabila sudah dinyatakan layak, maka dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya.
d. Ujicoba Terbatas dan Penilaian oleh Guru
Setelah produk dinyatakan layak maka uji terbatas pembelajaran dengan menggunakan produk yang dikembangkan.
e. Ujicoba Terbatas dan Penilaian oleh siswa
Setelah pembelajaran menggunakan produk yang dikembangkan, siswa dan guru memberi penilaian dengan cara mengisi angket yang disediakan oleh peneliti. f. Penyempurnaan produk
Penyempurnaan produk dilakukan setelah mendapat hasil dan tanggapan dari guru dan siswa sebagai pengguna produk.
D. Subjek Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengembangkan produk yang berkualitas, diperlukan instrumen yang mampu menggali informasi yang diperlukan dalam pengembangan produk. Berikut instrumen pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti:
a. Wawancara, digunakan untuk mengungkap: (1) persepsi siswa dalam belajar
teks drama. (2) permasalahan-permasalahan dalam mengajarkan teks drama. (3) penggunaan media dan metode dalam pembelajaran membaca teks drama.
b. Observasi, digunakan untuk melihat fasilitas-fasilitas pendukung pelajaran,
terutama fasilitas multimedia di dalam kelas.
c. Angket, instrumen ini digunakan pada tahap studi pendahuluan, tahap
pengembangan. Angket pada studi pendahuluan digunakan untuk mengetahui persepsi siswa dalam pembelajaran membaca teks drama. Angket pada tahap pengembangan digunakan untuk mengungkap apakah produk dapat diterapkan dengan baik.
F. Validasi Instrumen
G. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif merupakan metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013: 207). Langkah-langkah analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis angket siswa
a. setiap pertanyaan yang dijawab “ya” bernilai “1” sedangkan pertanyaan yang
dijawab “tidak” bernilai “0”.
b. menjumlah skor tiap butir pertanyaan.
c. menghitung skor total rata-rata setiap komponen dengan rumus
X= ∑
Keterangan:
X = skor rata-rata
∑ = jumlah skor
= jumlah subjek penilai
d. menghitung persentase dengan cara: skor yang diperoleh dibagi skor maksimal
kemudian dikali 100.
e. mengubah skor rata-rata menjadi nilai dalam kategori sesuai dengan panduan
Tabel 1: Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif
NILAI Rentang Skor Data Kualitatif Persentase Kelayakan
A X>4,2 Sangat Baik 81%-100% Sangat layak
0%-20% Sangat kurang
2. Analisis wawancara dengan guru
Analisis diambil dari transkip wawancara dari guru, kemudian diambil kesimpulan secara umum.
3. Analisis uji produk oleh ahli materi, ahli media, penilaian guru, dan penilaian siswa.
a. setiap pertanyaan yang dijawab “ya” bernilai “1” sedangkan pertanyaan yang
dijawab “tidak” bernilai “0”.
b. menjumlah skor tiap butir pertanyaan.
c. menghitung skor total rata-rata setiap komponen dengan rumus
X= ∑
Keterangan:
X = skor rata-rata
∑ = jumlah skor
= jumlah subjek penilai
d. menghitung persentase dengan cara: skor yang diperoleh dibagi skor maksimal
e. mengubah skor rata-rata menjadi nilai dalam kategori sesuai dengan panduan dalam tabel di bawah.
Tabel 2: Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif
NILAI Rentang Skor Data Kualitatif Persentase Kelayakan
A X>4,2 Sangat Baik 81%-100% Sangat layak
B 3,4 <X≤ 4,2 Baik 61%-80% Layak
C 2,6 <X≤ 3,4 Cukup Baik 41%-60% Cukup
D 1,8 <X≤ 2,6 Kurang Baik 21%-40% Kurang
E ≤ 1,8 Sangat Kurang
Baik
0%-20% Sangat kurang
BAB VI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Sebelum pengembangan produk, peneliti melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu. Studi pendahuluan ini dilakukan untuk mengetahui persepsi siswa dalam pembelajaran membaca teks drama dan untuk mengetahui media serta metode mengajar guru. Studi pendahuluan dilakukan dengan menggunakan angket siswa di tiga SMP di Kabupaten Sleman. Selain angket, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia terkait dengan pembelajaran membaca teks drama di kelas.
1. Pendahuluan
a. Data Persepsi Siswa Kelas VIII dalam Pembelajaran Membaca Teks Drama
Tabel3: Data Persepsi Siswa Kelas VIII dalam Pembelajaran Membaca Teks Drama
No Deskripsi Penilaian ∑skor %
1 Tertarik belajar teks drama. 67 81,7
2 Dapat membayangkan ikut ke dalam cerita drama
yang di baca.
75 91,5
3 Mampu menikmati cerita dalam teks drama 73 89,0
4 Pembelajaran membaca teks drama tidak
membosankan
56 68,3
5 Memperhatikan penjelasan guru 55 67,1
6 Senang mengerjakan tugas yang diberikan 66 80,5
7 Tidak suka mengobrol ketika pembelajaran 27 32,9
8 Tidak suka melamun sendiri 57 69,5
9 Membaca teks drama sebelum pembelajaran di
sekolah.
65 79,3
10 Ingin tahu perbedaan teks drama dengan karya yang
lain.
63 76,8
11 Mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru 62 75,6
12 Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas 56 68,3
13 Mengajukan pertanyaan bila ada materi yang kurang
dimengerti.
24 29,3
14 Percaya diri menjawab pertanyaan yang diberikan 47 57,3
15 Berani mengungkapkan pendapat 31 37,8
16 Metode yang digunakan membantu belajar 70 85,4
17 Metode yang digunakan sangat menyenangkan. 51 62,2
18 Metode yang digunakan membuat tidak bosan 45 54,9
19 Guru menggunakan media pembelajaran 73 89,0
20 Media pembelajaran menarik perhatian 56 68,3
21 Media pembelajaran mempermudah belajar 52 63,4
22 Media pembelajaran membuat bersemangat 43 52,4
23 Ingin pembelajaran teks drama yang lebih kreatif dan
menyenangkan
79 96,3
Rata-rata 68,6
pula bahwa aspek yang memiliki skor paling rendah adalah respons siswa terhadap materi yang belum dipahami yaitu sebesar 29,3%. Aspek yang memiliki skor paling tinggi adalah ingin pembelajaran teks drama yang lebih kreatif dan menyenangkan yaitu sebesar 96,3%.
b. Hasil Wawancara dengan Guru Mengenai Pembelajaran Membaca Teks Drama
Wawancara dilakukan terhadap empat guru Bahasa Indonesia di tiga sekolah sampel dengan narasumber yaitu Suzanna Usdeka Dewanti, S.Pd., Daroji, S.Pd., guru SMPN 3 Sleman; Dra V. Titik Waluyanti guru SMPN 4 Depok Sleman; Drs. Sunardji guru SMPN 2 Sleman (lampiran 2).
Secara keseluruhan, dari hasil wawancara diketahui bahwa siswa memiliki minat yang cukup baik terhadap pembelajaran membaca teks drama. Namun, pada proses belajar mengajar guru masih menemui beberapa hambatan. Beberapa hambatan yang ditemui oleh guru di antaranya adalah kebosanan siswa ketika membaca, kurangnya minat siswa, kurang konsentrasi dan bahkan ada yang memang tidak suka membaca teks drama.
c. Hasil Observasi
Observasi yang dilakukan peneliti terfokus pada ketersediaan sarana dan prasarana pendukung media pembelajaran yang akan dikembangkan, serta kesiapan guru menggunakan media.
Berikut ini adalah data observasi pada SMPN 2 Sleman, SMPN 3 Sleman dan SMPN 4 Depok Sleman:
Tabel 4: Hasil Observasi di SMPN 2 Sleman
No Sarpras Jumlah Keadaan Keterangan
Tidak Baik
Baik
1. Ruang Belajar 18 - √ Semua ruang kelas telah tersedia
perlengkapan multimedia berupa proyektor. Sound masih berupa sound portabel.
2. Perpustakaan 1 - √ Terdapat 32 kursi dan meja,
terkadang digunakan untuk PBM
3. Laboratorium
Bahasa
0 - - -
4. Laboratorium
Komputer
0 - - -
Tabel 5: Hasil Observasi di SMPN 3 Sleman
No Sarpras Jumlah Keadaan Keterangan
Tidak Baik
Baik
1. Ruang Belajar 18 - √ Semua ruang kelas telah
tersedia perlengkapan multimedia berupa proyektor.
Sound masih berupa sound portabel.
2. Perpustakaan 1 - √ Tersedia TV, proyektor
portable
3. Laboratorium
Bahasa
2 - √ -
4. Laboratorium
Komputer
3 - √ -
5. Ruang AVA 1 - √ -
Tabel 6: Hasil Observasi di SMPN 4 Depok Sleman
No Sarpras Jumlah Keadaan Keterangan
Tidak Baik
Baik
1. Ruang Belajar 15 - √ Semua ruang kelas telah
tersedia perlengkapan multimedia berupa proyektor.
Sound masih berupa sound portabel.
Ruang belajar cukup nyaman dengan kipas angin.
2. Perpustakaan 1 - √ Dilengkapi dengan TV
3. Laboratorium
Bahasa
0 - - -
4. Laboratorium
Komputer
1 - √ Dilengkapi dengan proyektor
5. Ruang AVA 1 - √ -
mempunyai ruang khusus untuk pembelajaran berbasis multimedia yaitu ruang
AVA (Audio Visual Aids). Untuk kesiapan guru dalam menggunakan media,
peneliti langsung menanyakannya kepada guru yang bersangkutan. Guru telah terbiasa mengoperasikan laptop dan proyektor untuk mengajar siswa.
Berdasarkan data studi pendahuluan, peneliti mendapatkan beberapa masalah yang muncul dalam pembelajaran membaca teks drama di kelas VIII. Masalah tersebut antara lain: perhatian dan respons siswa terhadap materi yang tidak diketahuinya masih rendah, tingginya tingkat kebosanan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca, serta keterbatasan media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Siswa masih mendambakan pembelajaran yang lebih kreatif dan menarik.
Melihat kelebihan dari penggunaan metode Teams Games Tournament yang
mampu menarik motivasi dan keaktifan siswa. Serta melihat kelebihan media pembelajaran dengan Adobe Flash yang mampu menciptakan pembelajaran yang
kreatif. Integrasi Metode Teams Games Tournament ke dalam media pembelajaran
dengan Adobe Flash merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk pembelajaran membaca teks drama di kelas VIII.
2. Perencanaan Pengembangan Produk
S.Pd., M.Hum. setelah itu, angket diberikan kepada 82 orang siswa yang tersebar di tiga sekolah di Sleman.
Selain menggunakan angket, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia. Tujuan wawancara ini adalah untuk mengetahui minat siswa, kendala yang dialami dalam pembelajaran, penggunaan media, dan penggunaan metode dalam pembelajaran membaca teks drama.
Setelah mendapatkan informasi pada tahap pendahuluan, langkah berikutnya adalah perencanaan pengembangan media. Pada tahap ini peneliti menentukan tujuan, menentukan metode pembelajaran yang akan diaplikasikan, memilih bahan (teks drama, materi, gambar, sound dan sebagainya) dan melakukan desain produk.
a. Penentuan Tujuan
b. Pemilihan Metode
Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, peneliti memilih metode pembelajaran yang akan diaplikasikan dalam media. Metode yang dipilih adalah
metode Teams Games Tournament yang dikembangkan oleh Slavin.
c. Pemilihan Bahan
Bahan yang dimaksud dalam tahap ini berupa teori tentang unsur intrinsik teks drama, contoh teks drama, dan soal-soal. Selain bahan berupa materi, peneliti juga mengumpulkan bahan berupa gambar, animasi, dan sound guna mendukung kemenarikan media.
d. Desain Produk
Pada tahap ini, semua bahan pada tahap perencanakan disatukan ke dalam
satu papan alur (storyboard) (lihat lampiran 8).
3. Pengembangan Produk a. Pembuatan Prototipe
Setelah tahap perencanaan, tahap selanjutnya adalah pembuatan prototipe media. Prototipe media ini dibuat dengan software adobe flash berdasarkan papan alur (storyboard) yang telah dibuat sebelumnya. Dengan mengacu pada rencana dalam papan alur, pengembang mulai pengembangan media.
b. Uji Validasi dan Penilaian
M.Hum, dan ahli media adalah Ariyawan Agung, S.T.. Berikut merupakan hasil validasi oleh ahli materi dan ahli media:
1) Uji Validasi oleh Ahli Materi
Untuk mengetahui tingkat kelayakan materi yang disajikan maka dilakukan uji validasi materi. Materi dapat dikatakan layak apabila telah mendapat persetujuan oleh ahli materi untuk dipakai. Berikut adalah data hasil uji validasi oleh ahli materi: a) Aspek Isi
Tabel 7: Hasil Uji Validasi Aspek Isi oleh Ahli Materi
No Kriteria Penilaian Skor
1. Kesesuaian materi dengan indikator 5
2. Ketepatan materi teks drama 5
3. Keakuratan materi 4
4. Keterpahaman materi 4
5. Keterkinian fitur dan contoh 5
6. Kemenarikan judul drama yang di pakai 4
7. Kesesuaian tema dengan karakteristik siswa 5
8. Kesesuaian alur dengan karakteristik siswa 4
9. Kemenarikan variasi tokoh teks drama 4
10. Kesesuaian bahasa, amanat dan pesan pada teks drama 4
11. Kesesuaian amanat dengan karakteristik siswa 4
12. Kesesuaian penyajian materi pembelajaran dengan sistematika MTGT
4
13. Kesesuaian konsep dan teori dengan pokok bahasan 4
14. Kesesuaian soal dengan materi teks drama 5
15. Kemenarikan variasi penyampaian soal 4
16. Kesesuaian materi teks drama dengan perkembangan
ilmu dan teknologi
4
17. Kesesuaian contoh teks drama dengan kejadian yang ada
(kontekstual.
4
18. Kesesuaian soal menumbuhkan kreativitas siswa 4
19. Kesesuaian materi pada penerapan di kehidupan nyata 4
20. Ketepatan materi menarik minat siswa 4
21. Tidak mengandung SARA, HAKI, dan pornografi 5
Jumlah Skor 90
Rerata 4,3
Persentase 94,5%
b) Aspek Penyajian
Tabel 8: Hasil Uji Validasi Aspek Penyajian oleh Ahli Materi
No Kriteria Penilaian Skor
1. Ketepatan penyajian materi melalui sebuah permainan 4
2. Penyajian materi dan soal secara variatif 4
3. Penyajian materi bersifat partisipatif 4
4. Penyajian materi mengembangkan kompetensi 4
Jumlah Skor 16
Rerata 4
Persentase 80%
Kategori Baik
c) Aspek Bahasa
Tabel9: Hasil Uji Validasi Aspek Bahasa oleh Ahli Materi
No Kriteria Penilaian Skor
1. Kesesuaian bahasa dengan tingkat intelektual siswa 5
2. Kesesuaian kata dan kalimat dengan kaidah Bahasa 5
3. Kemenarikan dan ketepatan penggunaan bahasa 4
4. Ketepatan kata dan kalimat pada pedoman EYD 4
5. Kemenarikan dan ketepatan penggunaan bahasa 4
Jumlah Skor 22
Rerata 4,4
Persentase 88%
Kategori Sangat Baik
Kesimpulan yang diperoleh dari ahli materi yaitu, materi teks drama telah dapat dipakai dengan revisi sesuai saran. Adapun saran revisi berupa perbaikan terhadap beberapa kesalahan-kesalahan pengetikan.
2) Uji Validasi oleh Ahli Media
apabila telah mendapat persetujuan oleh ahli media untuk dipakai. Berikut adalah data hasil uji validasi media tahap1 dan uji validasi media tahap2 oleh ahli media: a) Aspek Desain Tampilan
Tabel10: Hasil Uji Validasi Aspek Desain Tampilan oleh Ahli Media
No Kriteria Penilaian Tahap1 Tahap2
1. Kesesuaian komposisi tata letak komponen media 4 4
2. Keterkaitan penataan tata letak komponen media 3 3
3. Kesesuaian ukuran tombol navigasi dan 5 5
4. Kemenarikan pemilihan tema media 5 5
5. Ketepatan penggunaan ukuran huruf 4 4
6. Ketepatan penggunaan kombinasi jenis huruf 4 4
7. Kesesuaian pemilihan warna teks pada media 5 5
8. Konsistensi keterbacaan teks pada setiap tampilan 4 4
9. Kesesuaian spasi yang digunakan pada media 4 4
10. Ketepatan desain gambar pemain 3 4
11. Kemenarikan desain media 5 5
12. Kejelasan gambar yang disajikan dalam media 4 4
13. Kejernihan kualitas audio yang disajikan 4 4
14. Audio yang digunakan mendukung suasana
belajar
4 4
15. Ketersediaan fitur on/off audio 4 4
16. Kejelasan fungsi tombol navigasi 4 4
17. Kemudahan penggunaan tombol navigasi 3 4
18. Tersediannya petunjuk penggunaan media 5 5
Jumlah Skor 74 76
Rerata 4,1 4,2
Persentase 82% 84,4%
Kategori Sangat
Baik
b) Aspek Pemrograman
Tabel 11: Hasil Uji Validasi Aspek Pemrograman oleh Ahli Media
No Kriteria Penilaian Tahap1 Tahap2
1. Ketepatan cara bermain memudahkan siswa 4 4
2. Kesesuaian sistem permainan dengan karakteristik
siswa
4 4
3. Ketepatan pemberian motivasi melalui permainan 5 5
4. Menumbuhkan sikap kompetisi dan keingintahuan
siswa
4 4
Jumlah Skor 17 17
Rerata 4,25 4,25
Persentase 85% 85%
Kategori Sangat
Baik
Sangat Baik
Komentar dan saran yang diperoleh dari ahli media pada tahap1 yaitu: (1) buat dengan versi release (CD), eksport ke format projector untuk memudahkan
akses pada OS (Operating System), lengkapi dengan autorun, (2) perbaikan sound,
lagu di beberapa scene tumpang tindih, setelah di mute masih ada beberapa bagian
lagu tidak loop, (3) keterlihatan tombol untuk dipilih kurang jelas karena ada
beberapa bagian yang diformat button padahal grafik, (4) game menarik, hanya
perlu panduan/instruksi yang lebih detail pada setiap tahap, (5) beri konfirmasi ketika akan keluar/tombol close ditekan. Setelah validasi tahap2, adapun kesimpulan yang diperoleh yaitu media teks drama telah dapat dipakai tanpa revisi. (6) Perbaikan tampilan pemain.
3) Penilaian oleh Guru
Indonesia mencakup empat aspek yakni aspek isi, aspek penyajian, dan aspek bahasa. Berikut merupakan data hasil penilaian yang dilakukan oleh guru Bahasa Indonesia 1, 2, dan 3:
a) Penilaian Aspek Isi
Tabel 12: Hasil Penilaian Aspek Isi oleh Guru 1,2, dan 3
No Kriteria Penilaian Guru1 Guru2 Guru3
1. Kesesuaian materi dengan indikator 4 5 5
10. Kesesuaian bahasa, amanat dan pesan pada teks
drama 4
4 4
11. Kesesuaian amanat dengan karakteristik siswa 4 5 5
12. Kesesuaian penyajian materi pembelajaran
dengan sistematika MTGT 4
4 5
13. Kesesuaian konsep dan teori dengan pokok
bahasan 4
4 4
14. Kesesuaian soal dengan materi teks drama 4 4 4
15. Kemenarikan variasi penyampaian soal 4 4 4
16. Kesesuaian materi teks drama dengan
perkembangan ilmu dan teknologi 5
5 5
17. Kesesuaian contoh teks drama dengan kejadian
yang ada (kontekstual. 4
5 5
18. Kesesuaian soal menumbuhkan kreativitas siswa 4 4 4
19. Kesesuaian materi pada penerapan di kehidupan
nyata 4
5 5
20. Ketepatan materi menarik minat siswa 4 5 5
21. Tidak mengandung SARA, HAKI, dan
pornografi 4
5 5
Jumlah Skor 81 93 95
Rerata 4 4,4 4,5
Persentase 80% 88,6% 90,4%
Kategori Baik Sangat
Baik
b) Penilaian Aspek Penyajian
Tabel 13: Hasil Penilaian Penyajian oleh Guru 1,2, dan 3
No Kriteria Penilaian Guru1 Guru2 Guru3
Penyajian Materi
1. Ketepatan penyajian materi melalui sebuah
permainan
5 5 4
2. Penyajian materi dan soal secara variatif 4 4 4
3. Penyajian materi bersifat partisipatif 4 4 4
4. Penyajian materi mengembangkan kompetensi 4 5 4
Penyajian Media
Persentase 83,7% 92,7% 87,3%
Kategori Sangat
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
c) Penilaian Aspek Bahasa
Tabel 14: Hasil Penilaian Aspek Bahasa oleh Guru 1,2, dan 3
No Kriteria Penilaian Guru1 Guru2 Guru3
1. Kesesuaian bahasa dengan tingkat intelektual siswa 4 5 4
2. Kesesuaian kata dan kalimat dengan kaidah Bahasa 4 4 4
3. Kemenarikan dan ketepatan penggunaan bahasa 4 4 4
4. Ketepatan kata dan kalimat pada pedoman EYD 4 5 4
5. Kemenarikan dan ketepatan penggunaan bahasa 4 4 4
Jumlah Skor 20 22 20
Rerata 4 4,4 4
Persentase 80% 88% 80%
Kategori Baik Sangat
Baik
Baik
drama diperbesar. Komentar yang didapat antara lain: media sudah baik, pengembangan media dengan teknologi menarik, perlu dikembangkan lagi, secara keseluruhan media menyenangkan.
4) Penilaian oleh Siswa
Setelah media dinilai oleh guru Bahasa Indonesia, tahap selanjutnya adalah penilaian oleh siswa. Penilaian dilakukan terhadap tiga puluh orang siswa di SMPN
4 Depok, Sleman. Ada tiga aspek yang menjadi fokus penilaian produk yaitu aspek
manfaat, aspek penyajian, dan aspek materi. Berikut merupakan data hasil penilaian yang dilakukan siswa:
a) Aspek Manfaat
Tabel 15: Hasil Penilaian Aspek Manfaat oleh Siswa
Siswa Indikator Jumlah Rata-rata % Kategori 1 2 3 4
rata-rata seluruh siswa 17,1 4,28 85,5% Sangat baik
Keterangan Indikator:
1. Media ini memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran
membaca teks drama.
2. Media ini membuat siswa tertarik pada pembelajaran membaca teks drama.
3. Media ini membuat siswa aktif pada pembelajaran membaca teks drama.
b) Aspek Penyajian
Berdasarkan hasil uji coba terbatas pada siswa, aspek penyajian memperoleh rata-rata skor 4,24 dengan kategori “sangat baik”. Berikut ini adalah data penilian aspek penyajian oleh siswa.
Tabel 16: Hasil Penilaian Aspek Penyajian oleh Siswa
Siswa Indikator Juml
ah
rata-rata seluruh siswa 29,7 4,24 84,8% Sangat baik
Keterangan Indikator:
1. Kemenarikan gambar dan tampilan 2. Ketepatan jenis dan ukuran huruf 3. Kemudahan bahasa sajian media 4. Kemenarikan tema permainan 5. Ketepatan pemilihan irama
c) Aspek Materi
Tabel 17: Hasil Penilaian Aspek Materi oleh Siswa
Siswa Indikator Jumlah Rata-rata % Kategori 1 2 3 4
1. Keselarasan teori yang disajikan dengan latihan soal.
2. Teks drama yang disajikan dalam media pembelajaran menarik.
3. Pesan yang terkandung dalam teks drama dapat dipahami.
Berdasarkan hasil uji coba terbatas pada siswa, aspek materi memperoleh rata-rata skor 3,87 dengan kategori “Baik”. Adapun saran yang didapatkan dari siswa antara lain: sebaiknya ukuran huruf pada teks diperbesar lagi, level permainan kurang banyak, kalau bisa lebih bervariasi lagi agar lebih seru. Adapun komentar yang didapat antara lain: permainan bagus dan menarik, memudahkan belajar, terlalu lama menatap layar membuat mata perih, penyajian cukup baik, media menarik.
c. Revisi Produk
1) Revisi Produk Berdasarkan Saran Ahli Materi
Revisi dilakukan setelah mendapatkan data validasi terhadap materi yang akan diterapkan ke dalam media. Sesuai dengan saran yang diberikan validator, revisi berupa perbaikan terhadap beberapa kesalahan-kesalahan kecil seperti kesalahan pengetikan dan kesalahan penomoran. Secara keseluruhan, materi telah layak dipakai.
2) Revisi Produk Berdasarkan Saran Ahli Media
Revisi pada tahap ini dilakukan sebanyak satu kali dengan dua kali validasi. Sesuai dengan saran ahli media, revisi berupa: (1) perbaikan sound, lagu di
beberapa scene tumpang tindih, setelah di mute masih ada beberapa bagian lagu
tidak loop, (2) keterlihatan tombol untuk dipilih kurang jelas karena ada beberapa
bagian yang diformat button padahal grafik, (3) game menarik, hanya perlu
a) Perbaikan Sound
Perbaikan sound berupa penggantian bahasa pemrograman pada tombol
sound. Tombol sound kini sudah tidak tumpang tindih dan dapat di loop.
b) Perbaikan Tombol
Salah satu komponen dalam media adobe flash adalah tombol (button).
Revisi berupa penambahan keterangan bantu maupun ukuran sehingga tombol lebih jelas fungsinya.
Gambar 2: Tampilan Tombol Pada Halaman Awal Media, Sebelum danSesudah Revisi
Seperti yang dapat dilihat pada gambar 1, perbaikan berupa penambahan ukuran dan keterangan fungsi navigasi pada tombol mulai dan petunjuk.
Gambar 3: Tampilan Tombol Baca Teks Drama Sebelum dan Sesudah Revisi
Pada gambar 2, dapat dilihat perbaikan berupa penambahan keterangan fungsi navigasi pada tombol baca teks drama.
c) Perbaikan Instruksi
Sesuai dengan saran ahli media, perbaikan instruksi meliputi perbaikan instruksi pada halaman petunjuk dan pada halaman pada tiap-tiap tema permainan.
Gambar 4: Tampilan Instruksi Pada Halaman Petunjuk Sebelum Direvisi
d) Perbaikan Fungsi Tombol Keluar
Revisi fungsi tombol keluar meliputi penambahan layer konfirmasi apakah
pengguna benar-benar ingin keluar atau tidak. Fungsi ini bertujuan untuk mencegah pengguna keluar dari program secara tidak sengaja ketika sedang melakukan pembelajaran. Berikut adalah tampilan konfirmasi tombol keluar.
Gambar 6: Tampilan Penambahan Konfirmasi Tombol Keluar
Dapat dilihat pada gambar 5, terdapat konfirmasi apakah pengguna benar-benar ingin keluar. Pilihan “YA” akan menutup aplikasi, sedangkan pilihan “TIDAK” akan mengantar pengguna kembali ke halaman sebelumnya.
e) Perbaikan Tampilan Pemain
Setelah validasi media tahap pertama, peneliti mendapat saran perbaikan terhadap tampilan pemain. Adapun perbaikan dilakukan agar tampilan pemain terlihat lebih sopan.
Gambar 7: Tampilan Pemai Sebelum Direvisi
Pada gambar 6, dapat dilihat tampilan pemain sebelum direvisi. Pada gambar tersebut, pemain hanya menggunakan baju dalam. Hal itu dinilai kurang sopan.
Gambar 8: Tampilan Pemain Setelah Direvisi
Seperti yang terlihat pada gambar 7, tampilan pakaian pemain diubah menjadi menggunakan pakaian olahraga.
Pakaian yang digunakan pemain berupa baju dalam.
3) Revisi Produk Berdasarkan Saran Guru
Saran-saran didapatkan setelah penilaian produk oleh guru. Adapun saran yang didapat antara lain: penambahan materi ajar, ukuran huruf pada teks drama diperbesar.
a) Penambahan Materi Ajar
Saran penambahan materi ajar didapat dari guru 2, adapun materi yang disarankan ialah macam-macam alur.
Gambar 9: Tampilan Materi Alur Sebelum Revisi
Materi yang akan ditambahkan dalam media ini adalah macam-macam jenis alur. Ada alur maju atau disebut juga alur progresif, ada alur mundur, dan alur campuran. Selain penambahan materi ajar, revisi juga ada pada penambahan panel
scroll pada media pembelajaran. Berikut adalah tampilan materi alur setelah revisi.
Materi mengenai alur dalam teks drama masih sebatas
Gambar 10: Tampilan Materi Alur Setelah Revisi
4) Revisi Produk Berdasarkan Saran Siswa
Salah satu saran yang diberikan oleh siswa adalah perbaikan terhadap ukuran huruf pada bacaan teks drama. Huruf dirasa kecil. Revisi pada tahap ini meliputi perubahan huruf yang digunakan dalam teks drama. Berikut adalah tampilan teks drama sebelum revisi.
Gambar 11: Tampilan Bacaan Teks Drama Sebelum Direvisi
Terdapat teks berwarna kuning coklat, ukuran font
Pada gambar 10, dapat dilihat ukuran huruf yang digunakan dianggap kecil oleh siswa. Selain itu, baground kuning coklat juga dirasa membuat tulisan susah terbaca. Berikut ini adalah tampilan setelah revisi.
Gambar 12: Tampilan Bacaan Teks Drama Setelah Direvisi
Perbaikan tampilan bacaan teks drama dapat dilihat pada gambar 11. Perbaikan meliputi perubahan ukuran huruf yang sebelumnya 16 menjadi 21. Selain itu, perubahan juga dilakukan pada baground bacaan agar lebih jelas ketika dibaca.
B. Pembahasan
1. Deskripsi produk yang dikembangkan
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa media pembelajaran dengan Adobe Flash. Wujud dari media pembelajaran ini adalah
perangkat lunak (software). Setelah media pembelajaran selesai divalidasi oleh
akhir penyempurnaan media. Selanjutnya, media yang sudah jadi di simpan dalam bentuk CD ataupun Flashdisk.
Materi pembelajaran teks drama yang disajikan dalam media ini disusun
berdasarkan metode kooperatif Teams Games Tournament. Nama yang dipilih
untuk media ini adalah Olimpiade Drama. Penggunaan media ini dalam pembelajaran di kelas membutuhkan bantuan peralatan multimedia seperti laptop dan proyektor. Berikut ini adalah tampilan awal media pembelajaran:
Gambar 13: Tampilan awal media pembelajaran
Elemen penting yang terdapat dalam metode Teams Games Tournament
antara lain: tim studi, turnamen, scoring, dan evalusi (Huda, 2014:198). Elemen
itulah yang diasimilasikan peneliti ke dalam media Adobe Flash yang
dikembangkan. Berikut ini pengaplikasian elemen tim, turnamen, scoring dan
Gambar 14: Tampilan Permainan Dengan Tema Tsunami
Gambar 15: Tampilan Permainan Dengan Tema Bola Salju
tim
tim
Gambar 16: Tampilan Permainan Dengan Tema Hujan Meteor
Gambar 17: Tampilan Evaluasi Pada Media
tim