HUBUNGAN PROFESIONALISME DAN SIKAP TERHADAP
INOVASI PENDIDIKAN DENGAN KINERJA GURU
SMP NEGERI S£ .. 1\ECAMATAN MUARA
T
esis
Untuk Memperoleh
Gelar
Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
----
ME
- DAN
~
T E SIS
HUBUNGAN PROFESIONALISME DAN SlKAP TERHADAP
INOV ASI PENDIDIKAN DENGAN KINERJA GURU SMP
NEGERI SE-KECAMATAN MUARA
/ - Disusun dan diajukan oteh :
LAMGANDA HARAPAN SIREGAR
Untuk Dipertabankan di depan Panitia Ujian Tesis
Pada Tanggal September 2006 dan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan ".. .•
~
\ ' .. ·'
~I
\
~
Medan, September 2006~
Menyetujui /CJ~~~&
~ Tim Pembimoing
/l"
>.
-~ ,~
~
. . ,~,Dr. Julaga Situmorang, M.Pd
NlP. 130686932
Ketua Pr am Studi
Teknolo 1 Pendidikan
-Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd
NlP. 131570453
r. Abdul Hamid ~ J. M.Pd.
NIP. 130935475
I
Direktur
~~;ram
: ~; ~~d_
~
PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN
NAMA
NIP. 130686932
[ Ketua]
Dr. Abdul Hamid K. M Pd
NIP. 130935475
[
Sekre
ta_: i ~ ]
~
~~S
r::G~~
~~
~~ ~S NE ~G'$1
"
....Prof Dr. Harun Sitompul, M. Pd
~
l
~
NIP.
131570453
~
J
[ Anggota
J /
~··· ·· .. ·;··· ...
~
--~
Dr. Mukhtar , M. Pd
, NlP. 1312863&0
~
T Anggota ] (~
~I
~;
\;
I
Dr. Efendi Napitupulu, M. Ed
NIP. 131663505
[ anggota
1
KA TA PENGANTAR
-" Puji dan sukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa. atas segala berkat
dan limpahan kemurahan-Nya hingga penulisan tesis ioi dapat diselesaikan dengan baik.
Tesis ini dapat disetesaikan juga karena bantuan berbagai pihak, oleb karena itu. pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan
sedaJam-dalamnya
kepada Bapak lk Julaga Situmorang, M.Pd selaku dosen pembimbing.
-pertama dan Bapak
Dr.
Abdul Hamid K., M.Pd sebagai dosen pembimbing kedua.~ M.Pd, Bapak Dr. Efenfi Napitupulu. M.Pd, dan Bapak.
Dr. Mukhtar, M.Pd selako nara sumber.
Penulis juga tidak. lupa mengucapkan terima kasih kepada Rektor UNIMED,
Direktur Program PascasaJjana, Asisten Direlctw' I dan II, Ketua dan Sebetaris Prodi
Teknologi Pendidikan, Pegawai beserta Staf Pascasarajana UNlMED.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada lbu Kepala Dinas
Pendidik.an Kabupaten Tapanuli Utara yang telah memberikan izin peoelitian, Bapak
KepaJa Sekolah, dan Bapak-lbu GW1J SMP Negeri Se-Kecamatan Muara yang telah
(
memberikan bantuan untuk terlaksananya penelitian ii di sekolah-sek.olah tersebut.
- Secara khusus, penuJis sangat berterima kasih keprada lbunda Ompu Bora Boru
Sianturi dan teristimewa pada isteri saya terciota Marianto Silaban, S.Pd dan kepada
keernpat buah hati saya tersayang yaitu Goklas Siregar. Wahyu Siregar, Grace Siregar
dan Hilda Siregar atas du.kungan mereka kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
Kepada pihak-pihak la i ~ baik yang terlibat · secara langsung maupun tidak
langsung yang tidak penulis sebutkan satu-persatu, disampajkan rasa terima .kasih yang
tulus dan sedalarn-dalamnya .
. - Akhimya, penulis mohonkan sell_!Oga Tuhan melimpahkan berbtnya kepada
semua pihak yang penulis sebutkan diatas.
Medan, September 2006
Peau~
,.,-c/
. eo/
Lamganda Harapao Siregar
.'
ABSTRAK
Lamganda Harapan Siregar Hubungan Profesionalisme dan Sikap Terhadap Jnovasi Pendidikan dengan Kinerja guru SMP Negeri Se-Kecamatan Muara,
Tesis, Medan : Program Pascasatjana, Universitas Negeri Medan, September 2006
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara (a)
'P...,.l
Profesionalisme dengan kinelja guru (b) sikap terhadap inovasi pendidikan~
dengan kinelja guru, (c) dan sikap terhadap inovasi pendidikan secara bersama-sama dengan kinerj a guruPenelitian deskriptif ini menggunakan rancangan korelasional dilakukan di SMP Negeri Muara, selama empat bulan. sejak bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 2006. Variabel dalam penelitian ini adalah Profesionalisme dan sikap terhadap inovasi pendidikan sebagai variable prediktor, dan kineija guru sebagai variable kriterium.
Populasi penelitian ini adalah semua guru SMP Negeri Se-Kecamatan Muara sebanyak 121 orang. Sampel diambil secara stratified proportional rundom
sampling, dengan menggunakan rumus Cochran diperoleh ukuran sampel 47
orang. Profesionalisme guru diukur dengan angket dengan r
=
0,79. Sikap terhadap inovasi pendidikan diukur dengan angket dengan r = 0,86 • sedangkan kinerja ~:,ruru diukur dengan lembar observasi dengan r = 0,75. Untuk pengujian hipotesis penelitian, data dianalisis dengan teknik statistik inferensial parametrik menggunakan teknik korelasi produk momen, regresi sederhana, regresi ganda, dan korelasi parsia l.Hasil pcnelitian ini menunjukkan bahwa, pertama terdapat hubungan positif yang sl gnifikan antara profesionalisme dengan kinerja guru ( angka korelasi sebesar
'>'·'
-.·
0,47 yang teruji secara signifikan padaa =
5% dengan persamaan regresiY
= 60,36 + 0,47 X1. Sumbangan efektif variabelProfesionalisme terhadap kinerja guru sebesar 20,47 %; kedua, terdapat hubungan positif yang sib'llifikan antara sikap terhadap inovasi pendidikan dengan kinerja guru ( r, .. 2·· O,Jt$) yang teruji secara signifikan pada
a=
5%
dengan persamaan regresiY
= 72,97 + 0)8 X2. Sumbangan efektif variabel sikap terhadap inovasipendidikan dengan kinerja guru sebesar 1 0,89% ~ ketiga, terdapat hubwtgan positif yang signifikan antara profesionalisme dan sikap terhadap inovasi pendidikan secara bersama-sama dengan kinerja guru (ryH = 0,56 yang teruji secara signifikan pada
a =
5% dengan persamaan regresiY
= 45,58 + 0,41 X1 +0,29 X2. Surnbangan efektif variabel profesionalisme dan sikap terhadap inovasi
pcndidikan secara bersama-sama dengan kinerja guru adalah 31,36 %.
----ABSTRACT
Lamganda Harapan Siregar. The Relationship Between Professionalism And The Attitude To Educational Innovation With Teacher's Performance in
S.MP~ Muara, Thesis, Medan : Post graduate Program, State University of
Mcdan, 2006.
The objecktives of this research were to find out The Relationship between
(a) teacher's professionalism and teacher's performance, (b) attitude to
educational innovation and teacher's performance, and (c) Both professionalism
and attitude to educational innovation with teacher's performance.
This study using deskrptive method with correlational design conducted in SMPN Muara during four months from May to August, 2006. The predictor variable are both teacher's professionalism and attitude to educational innovation. The criterium variable is teacher's performance
The population of this research are all teachers of SMPN Muara as
e am un o samp es are persons ia en y usmg
Cochran's formula and stratified random sampling techniqe. Both the
professionalism (r
=
0.79) and attitude to educational innovation (r = 0.86)variables measured by using questionnaires, while teacher's performance variable
measured by using observation sheet involving rater (r = 0. 75). Product Moment
Correlation, simple regression, multiple regression, and partial correlation were
used for testing research hypotesis at the level of significant a.= 0. 05 ..
The result of this study revealed that ( 1) there is a significant relationship
between teachet 's professionalism and teacher's performance (ry.J
=
0. 47) withequation of regression
Y
= 60,36 + 0,47 X1. , (2) thereis a
significant relationshipbetween attitude to educational innovation and teacher's performance (ry . .2 _ 0. 38)
with equation of regression
Y =
72,97 + 0,38 X2, and (3) there are a significantrelationship between both teacher' s professionalism and attitude to educational
innovation with teacher' s performance (r},12 - 0. 56) with equation of regression
Y
= 45,58 + 0,41 X1 + 0,29 X~. The effective contribution .Jf teacher'sprfessionalism toward teacher's performance is amount of 20, 47 %. The effective contribution of attitude to educational innovation toward teacher's
performance is amount of 10, 89 %. The effective contribution of both teacher's
professionalism and attitude to educational innovation toward teacher's
performance is amount of 31, 36 %.
DAFfAR lSI
Halaman
ABSTRAK ... .
KATA PENGANTAR ...
~
... ':": ...£. ...
~
...
~
.. ::-... ..
~::::
~~~~~··
ti({···
··-lr~-''
... ..
~~~~
···
..
,i1
DAITAR
GAMBA~
••.\?;;_;;;;1 .
::.;;;;;_;z •.•
?:;;;;__;z
DAFTAR LAMPlRAN ... ~ ... .
BAB I PENDAHULUAN
~s
NEe~'SI,
q sNEe~'SI,
/:f.r--sNEe~~,
1:' ~
I ~
·~··· ··~ - -···~···~· -~ ·-···~···
B. Identifikasi Masalah ...
0 ...
~
... 0 ... ! .. ·:. ::; : : : : : : : . :.·: ::::: :: ~ -~
/.C. Pemba_:a__:an masalah ....
~~
-:/
...~
./..
...~~ -~~~~ ---
.. .. D. Perumusan Masalah ....~
...~~
...~~~~
~ -
.. ..E. Tujuan Penelitian ...
~
...~~
....b. ...
< ~ .--. /~
...
<~
---F Manfaat Penelitian ...
~J.f..~
...
~JL~
...
~J
BAR II KAJIAN PERPIJSTAKAN, KERANGKA BERPIKIR,
DAN
~
PENGA.JlJA~ HIPOTESIS
-A Deskripsi Teoritis ...
~~~
...~ .r-._~ -- ~~~~~ --
...
~
..
~. ::~:::: k~:;~,~:~
ps e
·~···:
gu u ... ..;· ··
~xr
···
··· ;,({···
i)
3. Sikap terhadap inovasi pendidikan ...
~~ -~-~~~ - L
...
~~ -~""-~~
- L .
- - - - ~ w
-8. Penelitian
Yan~
Relavan ...~~;
...l~~;
...
'J:~~;
.. .
~-
Kerangka Berp1k1r ...~
...~ .\Tf
···--···
...
- ~l(f
...
~~
-. Pengajuan [-hpotesis -.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-. -.;-.:-. -.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-. -.? ~ ~
BAR Ill METODOLOGI PF.NELITIAN
CJ 1-1 I tr. e,O
A Tempat dan Waktu Penelitian ... -- ~ ... ~ .... ..
B Metode Pcneliuan ...
~\dl~
~~·
c~~J
..
nl;t"
~~·v
C Populasi dan sample Penelitian ..
.J. ...
~
...
~
...
~
...
:~~)
,
-n c/
D. Yaria.Q.Ie dan Dcfinisi Operasional Variable .Penelitian .... .. ..
~ .~~ -~~
...E Paradtgma Penelitian .... . .. ... .. ... ..
.-F. Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian ... .
47
G. Uji- Coba Instrurnen Penelitian ... 51
H. Teknik Analisa Data ...
54
BAB IV HASIL PENELITIAN ec~~ /~'(v--
~
'=G~~
'SI~eo'
'(p.SNEe~
'SI~~ Q:" ~
A D k . . .b tn IJJ tn
. es nps1 Data Vana el Penelitian ... c::! ... ?. ... C?. .. .
B. Pengujian Persyaratan Analisa Data ...
~'l -~
...
~1. .
"NIM'i'-"'~ 'IVfMc::.,...r
~ ~
-C. Pengujian Hipotesis ... ~ ... ~ ... ~ ... ..
D. Pembahasan Hasil Penelitia: ....
\ .4~~~
...
~
...
:~
... 1
57
61
63
69
BAR V
:[:;::7:~::::::~1,~
: S~~~ ~ ~\~i)
A. Kesimpulan ...
[ .: ~~
...~1. ~
.../.~":-.".
...~~
--
..-~
.. B. lmpliksasi .....).ff. ...
~J.f¥
...
~.1f.f
...
il
C.
Sa "'_" ~ saran
~~/
~z6Z~~.:;
70
72
73
75
DAFTARPIJSTAKA ...
/:,~0.,/:,~
.
/,~
·
LAM PI RAN ... \ ) ....
~
...~
... { ...~ J. .~ . ~ -
...
-- ~l
~ }\~
~;\-
~
DAFTAR RIWAYAT HIDlJP ...
~
...?. ...
~
...
?. ...
~! .
~~~
78
&2
DAFrAR GAMBAR
Nomor Gam bar
[image:9.612.103.527.103.694.2]~ Halaman
Gambar 1: lndikator Kinerja ... 16
Gambar 2: Penilaian Kinerja ...
~
... 18Gambar 3: Paradigma Penelitian ...
~
... 47Gambar 4: Histrigrarn Skor Profesionalisme Guru ... 58
Gambar 5: Histri ... 9
Gambar 6: Histrigram Skor Kinerja Guru ... 61
Gambar
7 -.: ~ Gambaran
Umum Hubungan Variabel Profesionalisme dan Sikap Terhadap fnovasi Pendidikan dengan Kinetja Guni ....!. ...
68~
- ~
DAFTAR TABEL
NomorTabel
__,___ ~ ~ / Halaman
- - NEe~~ /'~Cio
"$~,. '
Tabel 1 :Hasil Nilai Ujian Nasional TP 2002/2003 ...
~
...?. ...
6c
[image:10.612.64.517.112.669.2]la
Tabel2: :Hasil Nilai Ujian Nasional TP 2003/2004 ... ~!.
...
~...
6 Tabel 3: :Hasil Nilai Ujian Nasional TP 2004/2005 ..~ :~ .":.~~
...~~'!: .~
....
6 Tabel 4 :Perincian Guru Pada Tiap SMP Negeri Se- Kecamatan Muara.~
.... 42,.
'T' : . . .. .... -- - -~ - - ~ -... ... ~ .. ~ .. .. :~ ... .... ... .. .. :: .... 45
~~
..
~T b 16·K · - K . . a e . 1s1- 1s1 Instrumen P fi . ro estOnahsme . G uru ... ~ ... / ? !.~ ... ~ ... ....
~
48~
Tabel 7: Kisi-KTsi Variabel Sikap Terhadap Inovasi P;ndidikan ...
~
... 49~ ~
...
Tabel 8: Kisi-Kisi lnstrumen Kinerja Guru ...
( .~
... ... ...":"'J
-- ;..,~ --
... ... ] ....
50c
;~-
lTabel 9: Distribusi Frekuensi data Profesionatisme Guru ...
~
...'?. ...
~
.. --
57I ~
Tabel 10: Distribusi Frekuensi data Sikap Terhadap lnovasi Pendidikan ... 59
NEe~
Tabcl 11 : Distribusi Frekuensi data Kinerja Guru ...
~
....!&.' ...
~~
...
60l~o~
::>
Tabcl 12: Ringkasan Avana Untuk Kelinicran Regresi Yatas X1 . . .... ~
..,
... ... ... ... 62Tabel 13: Ringkasan Avana Untuk Kelinieran Regresi Yatas X2 ... ~~ - ~~~~ ..
-!. ....
63~
Tabel 14:
Rin g k~n
Anava Untuk- Uji Regresi Sederhana Y atasXI·· - ~
,
,
·-- ·
64Tabel15: Ringkasan Anava Untuk Uji Regresi Sederhana YatasX2 ... .. ... ... 66
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Lampiran I : Instnunen Pengumpul Data Penelitian ....
~
...4
. ~!.' .~
...
80il~ \
/.eo'
il~Lampiran 2 :Perhitungan Validitas Instrumen Penelitian ...
~).(~
·-···
· ···-
~ ·-··
98Lampiran 3 :Perhitungan Reliabilitas lnstrumen Penelitian ....
~J\~
...
~
...
99Lampiran 4 :Data Penelitian ....
~
...~
...~
.... llOLampiran 5 :Daftar perhitungan
sa ~ stika
Dasar Rata-rata .\.~){f
/;j.r-.s,
NEe~~
·~~\
....
_.-BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalab
~
Salah satu perrnasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan mcnengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. misalnya pengembangan kurikulum nasional
pclajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, ber~agai
indikator mutu pendidikan belwn menwtjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota·kota, menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian l~innya masih memprihatinkan.
Secara umum, mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya daJam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup
input, proses dan output pendi'dikan.
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsunb>nya proses. Sesuatu dirnaksud berupa swnber daya dan perangkat
lunak serta harapan-harapan sebagai pem.andu bagi berlangsungnya proses. Input
sumber daya meliputi sumber daya manusia (kepala sek_olah, guru termasuk- BP, kar:yawan, siswa) dan sumber daya selebilmya (peralatan, perlengkapan, uang, bahan, dan sebagainya). Input pcrangkat lunak meliputi stmktur organisasi sekolah, peraturan
t
,
~ - . -·
perundang·undangan, deskripsi togas, rencana, program dan sebagainya. lnput barapan--barapan berupa visi, misi, tujuan dan sasaran·sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsWlg dengan baik.
Oleh 1careoa i1n, tinggi
I<Odahnya
mntu input dapot diukur dari tingkat kesiapan inpute)
Makin tinggi tingkat kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut. """
Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesualu yang lain.
Sesuatu yang berpengaruh terlladap berlangsungnya proses disebut input, sedangkan sesuatu dari basil proses disebut output. Dalam
sekolah}, proses yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengek>Jaan program, proses belajar meogajar dan proses monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa proses belajar mengajar memiliki tingkat kepentingan tertinggi dibandiogkan dengan proses-proses lainoya.
Proses dikatakan bennutu tinggi apabila pengkoordinasian dan penyerasian serta pemanduan input sekolah (guru, siswa, kurikulum, uang, peralatan dan sebagainya) dilakukan secara hannonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajanm yang menyeoangkan (enjoyable lea..•1tiog), mampu mendorong motivasi dan minat belajar!.... dan benar-benar _ marnpu memberdayakan peserta d.idik. Kata memberdayakan mengandung arti bahwa peserta didik tidak sekadar menguasai pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya, akan tetapi pengetahuan tersebut juga telah menjadi muatan nurani peserta didik, dihayati, diam.alkan dalam kehidupan sehari-hari, dan yang lebih penting lagi peserta didik tersebut mampu belajar secara terus menerus
(mampu mengembangkan dirinya).
'<V~
l>
~
~e,O
2
.-Output pendidikan adalah merupakan kinetja sekolah. KineJja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/ pecilaku sekolah. Kine.rja sekolah dapat
diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya,
kualitas kehidupan kerjanya dan
moral
kerjanya.Khusus
yang berkaitan denganmutU ·
)
output sekolah, dapat dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan berkualitas/ behnutu
tinggi jika prestasi sekolah. khususnya basil belajar siswa, menunjukkan pencapaian
yang tinggi dalam : ( l) prestasi akademik, berupa nilai ulangan harlan. nilai dari
rtofolio nilai
UNAS, karya ibniah, Iomba akademik, karya-karya lain peserta didik, dan (2) prestasi
I
non-akademik seperti misalnya IMT AQ, kejujuran, kesopanan, olahraga, kesenian,
keterampilan, kejuruan dan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler lainnya. Mutu sekolah)
dipengaruhi oleh banyak tahapan kegiatan yang saling berhubungan (proses) seperti
misalnya perencaoaan, pelaksanaan dan pengawasan. (,NtfloE.o / (,NtME.o
Peranan guru sangat menentukan kualitas pembelajaran karena kedudukannya
sebagai pemimpin di antara peserta didik. Guru bertanggung jawab untuk
mengorganisasikan dan mengontrol kelas serta menciptakan situasi yang kondusif agar
)
peserta didik m emperoleh pengalaman belajar serta merangsang kreativitas siswa.
Guru menempati posisi penting dalam upaya memenuhi kebutuhan teoaga-tenaga
pembangunan nasional kedepan serta menciptakan swnbet" daya manusia yang
berkualitas dan dapat membawa negara kepada kemajuan. Peranan guru bersifat
)
-multidimensional dan bergradasi menurut jenjang pendidikan. Dikatakan
multidimensional karena peran itu bukan satu tetapi beraneka ragam yaitu guru sebagai
.-pembimbing atau fasilitator, motivator atau stimulator, peneliti atau nara sumber. Oleh karena itu dalam menghadapi situasi pendidikan yang multikultural, dittmtut prestasi kerja yang tinggi dari setiap guru, sebab peran guru tidak cukup hanya sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing, melainkan diperlukan pecan guru sebagai pelayan, fasilitator dan nara swnber. Namun hasil peneHtian Balitbang Dikbud (1998) memmjukkan penguasaan guru SD, SMP dan SMA dalam materi pelajaran yang diajarkan tidak sampai 50%, pada hal seorang guru harus menguasai paling tidak 75%
guru SD dan SMP hanya mencurahkan sebahagian kecil waktunya untuk tugas di sekolah sedangkan sebahagian besar digunakan untuk- memperoleh penghasilan tam bah an di tempat lain. / ~ ~ ..:t. /~' ~- /
:>
':~"~\
Tidak banyak peoelitian yang mengungkap tentang performance guru dalam A )
menyel~nggarakan pembelajaran di kclas. Namun data lrualitas produk pendidikan dapat dijadikan gambaran rendahnya performance guru dalam menyelenggarakan pembelajanm di kelas. Hasil survey PERC (2001) mutu pendidikan Indonesia berada
pada tmttan 12 dari 12 negara di Asia. TIMSS (200 I) melaporkari rata-rata bidang
Matematika SMP .herada pada urutan 3A dari 38 dan bidang Sains berada pada urutan
)
;:~:
==~:::::~as
pendi : k ~
:0
dan SMP ju; ,~~ aporkan
EFAg)
Rendahnya petjormance guru dalam menyelenggarakan pendidikan dari banyak hasil penelitian diduga karena rendahnya kualitas guru dalam hal penguasaan
subject matter dan keterampilan mengajar. UNESCO (2002) melaporkan, tingkat
penguasaan bahan ajar dan keterampilan dalam menggunakan metode pembelajaran
)
.-yang inovatif masih kurang, umumnya guru menggunakan metode ceramah. Hasil uji
coba tes kompetensi, rata-rata skor untuk semua mata pelajaran dibawah 50%, untuk
guru Bahasa Indonesia 54%, IPS dan IP A 3 5-40% (Dittendik, 2001 ).
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara telah melakukan berbagai upaya
peningkatan mutu pendidikan antara Jain dengan mengirimkan kepala-kepala sekolah
mulai dari tingkat SO, SMP dan SMA untuk studi banding ke Pulau Jawa,
mendatangkan pakar-pakar pendidlkan, memunbuhkembangkan lembaga-lernbaga
pemerhati pendidikan seperti Parade guru yaitu lembaga swasta
menyediakan tenaga guru, mengumpulkan dana untuk kepentingan peningkatan mutu pendidikan dari ~ nak ran tau yang telah berhasil, menjalin keljasama dengan luar negeri seperti negara Jennan, Belanda untuk membantu peningkatan mutu pendidikan di Tapanuli Utara, mengadakan pelatihan bagi para guru, dan melengkapi sarana dan
prasarana di setiap sekolah. Naoum upaya tersebut belwn mencapai hasil yang
maksimal, karena masih ditemukan kinerja guru yang relatif rendah.
Masalah kualitas lulusan SMP Negeri Se-Kecamatan Muara sangat penting
bagi kelangsungan pcmbangunan sumber daya manusia di Kecamatan Muara
Kabupaten Tapanuli Utara. Hal ini ber~a untuk menjawab ~tangan -tantangan }.'ang
J
)
)
dibadapkan oleh perkembangan kehidupan misalnya perkembangan dalam bidang )
teknologi dan infonnasi, sosial budaya dan jasa,. Pembangunan dalam bidang-bidan(\g '
tersebut akan dapat terlaksana bila ditangani oleh tenaga-tenaga kerja berkualitas.
RendaJmya mutu proses pembeJajaran di SMP Negeri di Muara dapat dilihat
dari perolehan basil Ujian Nasional yang dicapai dalam 3 (tiga) tahun terakhir
sebagaimana ditunjukkan Tabel di bawah ini :
Tabel 1. Hasil Nilai Ujian Nasional Tertinggi, Terendah dan Rata-rata
Pada SMP Negeri Se- Kecamatan Muara Tahun Pelajaran 2002/2003
No Mata Pelajaran Nilai Rata-rata Asal Sekolah 1 Bahasa Indonesia Tertinggi 7,12 5,04 SMPN 3 Muara
Terendah 2,95 SMPN 2 Muara
-2 Bahasa Inggris Tertinggi 8,06 5,89 SMPN 1 Muara
I
Terendah 3,72 SMPN 2 Muara
)
-·
-
-····--3 Matematika Tertingt,l'i 8,63 5,87 SMPN 1 Muara
;
j Terendah 3,10 SMPN 3 Muara
; ,
Tabcl 2. I lasil Nilai Ujian Nasiona1 Tettinggi, Teraadllh dan Rata-rata SMP Negeri Se-
J
Kecamatan Muara Tahun Pelajaran 2003/2004
No Mata Pelajaran
...
Nilai Rata-rata Asal Sekolah1 Bahasa Indonesia Tertinggi 6,90 5,46 SMPN2 Muara
' Terendah 4,01 SMP N 1 Muara
2 Bahasa Inggris Tertinggi 6,89 5,40 SMPN 1 Muara
)
I Terendah 3,90 SMP N I Muara
-
-1--- ... . .... .. ... .... ·-~ ·-~- --· --~~-·- - - - ---···-3 Matematika Tertinggi 9,19 6,11 SMPN 2 Muara
.
Terendah 3,03 SMPN l Muara~
Tabel3. Hasil Nilai Ujian Nasional Tertinggi, Terendoh dan Rata-rata SMP Negeri Se- )
Kecarnatan Muara Tahun Pelajaran 2004/2005
-j No Mata Pelajaran
,.
Nilai Rata-rata Asal Sekolah; Tertinggi 9,33 SMPN 2 Muara
! I Bahasa Indonesia 6,75
i Terendah 4,17 SMPN 1 Muara
: I
r--
Tertinggi 9,33 SMPN 2 Muara2 Bahasa lnggris 8,33
)
-
Terendah 8,33-
SMPN 3 Muara3 Matematika Tertinggi 9,33 6,33 SMP N 2 Muara
...
Terendah 3,33 SMP N 2 MuaraSumber : Data UPTD Dmas Pendidikan Kecamatan Muara.
'
SMP adalah salah satu lembaga pendidikan fonnal yang bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar bagi siswa SMP. Bekal tersebut berupa perluasan dari pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di SD, tujuan siswa dapat
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga. Untuk
mencapai tujuan ini maka guru sebagai salah satu unsur dituntut meningkatkan
kualitas, dan dedikasinya., menciptakan budaya inisiatif, kreatif, efisiensi, dan
produktif serta bekerja dalam bingkai sistem yang berlaku untuk mencapai tujuan sekolah dan melaksanakan tu ok. Namum fenomena
menunjukkan bahwa kei.nginan diatas belum terpenuJti, sebagian guru dalam pelaksanaan tugasnya belum memperbaharui materi pelajarannya seperti Satuan Pembelajaran (SP) sebagian guru masili tetap mempertahankan satuan pembdajaran
yang lama, sebagian guru jarang mempersiapkan media pembelajaran, hubungan guru dan siswa masih bersifat patemalistik-feodalistik--birokrasi yakni adanya anggapan
guru tidak bisa dibantah, dianggap orang yang selalu benar dan adanya sikap dan sifat
birokrasi, belum menciptakan metode barn, gtmi belum termotivasi dalam pelaksanaan
tugas. Apakah ini berhubungan dengan k1nelja dan si.kap inovasi yang tidak dimiliki gwu diduga sebagai salah satu unsur yang penting dalam mendorong nurani untuk lebih berp.-estasi dan bekerja kerns unruk meningkatkan produkti vitas dalam
)
pencapaian tujuan pendidibn
na~ooal.
oI
I ;:
f
II ::
~)
Adanya fenomena-fenomena ini menimbulkan efek telhadap kinerja guru, sebahagian guru terlambat hadir di tempat kelja, sehingga memberi kesan rendahnya loyalitas dan tanggung jawab terhadap pekeljaan yang harus diselesaikan, suka
)
menuoda dan menumpuk pekerjaan, meniggalkan tugas sebelum waktunya, hal 1ni
~
.-
.··tentu mengurangi pelayanan yang harus diberikan terhadap subsistem lain yang ada di dalam organisasi maupun pihak Juar (masyarakat) yang hendak berurusan. HaJ ini diduga ada kaitannya dengan kinetja dan sikap inovasi pendidikan yang rendah.
Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor apa
yang berlmbungan dengan profesionaJisme. Ada dugaan bahwa profesionalisme guru
sangat erat hubungannya dengan kinetja dan sikap terhadap inovasi pendidikan. ' /
B. Identifikasi Masalah
Dalam lembaga pendidikan unsur guru merupakan faktor yang paling menentukan dan _paling berpengaruh_ terhadap keberhasilan pendidikan. Sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap mutu pendidikan, guru hendaknya menunjukkan kinerja yang tioggi. Makin tinggi kinerja guru, malcin besar kemungkinan tercapainya mutu pendidikan. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Oleh karena itu perlu diketahui lebih lanjut faktor apa saja yang diperkirakan dapat meningkatkan
j
kinelja guru. selllngga proses pencapaian tujuao
~
dikan
dapat be<jam: dengan baik )dan dapat memberikan basil yang memuaskan. ., ~ { .,
Berdasarkan uraian latar belakang di aras, dapat diidentifikasi sejumlah permasalahan yang berkaitan dengan kin~a guru, antara lain : Bagaimana kinerja
)
guru? Bagaimana profesionalis.me guru? Bagaima sikap terhadap inovasi pendidikan guru? Bagaimana kemampuan intelektuaJ guru? Bagaimana penguasaan guru terhadap tugas-tugasnya? -Bagaimana penguasaan guru tentang perkembangan tugasnya? Bagaimana guru menerima dan menerapkan berbagai infonnasi baru? Pemahkah kepala sekolah melakukan analisis kincrja guru dalam mengajar? Apakah guru
Q /
mengalami kesulitan dalam penyelesaian tugasnya? Apakah kepala seko!ah
memperhatikan kehadiran guru? Apakah ada hubungan kinerja dengan profesionalisme
guru? Apakah ada bubungan antara sikap terhadap inovasi pendidikan dengan kinerja
guru? Apakah ada hubungan antara profesionalisme dan sikap terhadap inovasi
pendidikan secara bersama.gama dengan kinerja guru ?
Q /
C. Pembatasan Masalah
Berdasarlcan latar belakang dan identifikasi masalah ·
dibatasi pada profesionalisme dan sikap terhadap inovasi pendidikan dengan kinerja guru, yang di.!_akukan di SMP _Negeri Se-Kecamatan Muara. Kinerja guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktualisasi dari pekerjaannya dalam memerankan peranannya sebagai pendidik, pengajar, pelatih dan pembimbing siswa dalam melaksanak.an tanggung jawab sebagai guru.
D. Perumusan Masalab
Berdasarkan Jatar belakang dan identifikasi masalah seperti yang diuraikan di
atas, maka pennasalahan yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut : ~
l. Apakah terdapat hubungan positif prote sionalisme dengan kinerja Guru
se-Kecamatan Muara ? '
2. Apakah terdapat hubungan positif sikap terhadap inovasi pendidikan dengan kinerja guru SMP se-Kecamatan Muara?
3. Apakah terdapat bubungan positif antara profesionalisme dan sikap terhadap inovasi pendidikan secara bersama-sama dengan kineJja guru SMP Negeri
se-Kecamatan Muara.
\?
0 · _-0
J
\"c: .. ' _.,. ["
J
-- . ·"
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meogetahui dan mendeskripsikan :
1. Hubungan profesionalisme dengan kinerja guru SMP Negeri S~Kecamatan
Muara.
2. HubWigan sikap terhadap inovasi pendidikan dengan kinerja guru SMP Negeri Se-Kecamatan Muara. v,.,,M~:,./
3. Hubwtgan antara profesionalisme dan sikap terhadap inovasi pendidikan secara ecamatan Muara.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan prinsip serta faktor yang berkaitan dengan pengembagan profesionalisme guru, sikap inovasi pendidikan dan kinetja guru SMP. Berangkat dari prinsip tersebut, pada tahap selanjutnya dapat pula dikembangkan upaya-upaya untuk mendorong pengembangan profesionalisme dan kinerja guru. Lebih jauh lagi, basil penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya khazanah keilmuan kbususnya dalam bidang pengembangan swnb~r daya manusia dan manajemen guru di Sl\rfP. "?,
Secara praktis basil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rnasukan bagi pihak-pihak terkait dalam upaya pengembangan profesionalisme dan sikap inovasi pendidikan dan hubWlgannya dengan kinetja guru SMP Negeri Se-Kecamatan Muara. Beberapa manfaat praktis yang ingin dicapai melalui penetitian ini adalah sebagai berilaJt (l) Bagi Guru dalarn mendorong perila.kunya Wltuk mengembangkan
profesionalismenya secara mandiri sebubungan dengan tugas dan tanggung jawab
profesi yang diembannya. (2) Bagi Kepaia Sekolah daJam membimbing, membina, serta mengarahkan guru untuk mendorong pengembangan profesionalisme dan sikap inovasi pendidilcan gum (3) Bagi pengelola, penyelenggara dan pemegang kebijakan di bidang pendidikan sebagai masukan dalam merwnuskan kebijakan serta menyusun renQIDa progaram pengembangan profesionalisme dan sikap inovasi pendidikan guru.
( 4) Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan untuk meneliti lebih
lanjut. Pada akhirnya, basil peneliti.an ini diharapakan dapat di~an se masu an dalam pcningkatan k1nerja guru, sehingga guru dapat melaksanakan tugas
dengan bai.k.
-~
~
BABY.
KESIMPULAN, IMPUKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (I) profesionalisme
guru-guru SMP Negeri Se- KecC!!!latan Muara cenderung rendah, (2) sikap ~adap
inovasi pendidikan dari guru-guru SMP Negeri Se- Kecamatan Muara cenderung
(4) Terdapat hubungan positif yang berarti aotara profesionalisme dengan Kinelja
guru-guru SMP Negeri Se- Kecamatan Muara, (5) Terdapat hubungan yang berarti
antara sikap terhadap inovasi pendidikan dengan kinerja guru- guru SMP Negeri
Se-Kecamatan Muara, (6) Terdapat hubungan yang berarti antara profesionalisme dan
sikap terhadap inovasi pendidikan, secara bersama-sama dengan kinelja guru- guru
SMP Negeri Se- Kecamatan Muara. Lebih tegasnya, temuan penelitian ini
· mengungkapkan bahwa makin tinggi profesionalisme dan sikap terhadap inovasi
pendidikan, baik secara sendiri-sendiri maupun sccara bersama-sama, makin tinggi
pula kineljanya. Hal lain yang- ditcmukan melalui penelitian ini adalah adanya
kontribusi sebesar 3 1, 36 % dari profesionalisme dan sikap terhadap inovasi
pendidikan terhadap kinerja guru. Hal ini berarti bahwa variasi kinerja guru dapat
dijelaskan melaJui profesionalieme dan sikap terhadap inovasi pendidikan sebesar 3 1,
36 %. Kalau dilihat secara sendiri-sendiri, Variabel professional memberikan
sumbangan sebesar 20, 47% terhadap kinerja guru, sedangkan variable sikap terhadap
inovasi penididikan memberikan sumbangan sebesar I 0, 89 % . Hal ini n.emberikan
bahwa provesionalisme guru lebih dominan dari pada variable sikap terhadap inovasi pendidikan.
~
B. lmplikui Hasil Penelitian
Berdasarkan kesimpulan tersebut, dapat dipahami bahwa untuk meningkatkan
kinerja guru dapat dilakukan melalui peningkatan p~fesionalime guru itu sendiri.
Peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan melalui peningkatan diskusi antar
re dan
pengembangan, mendorong guru-guru untuk membaca karya akademik kekinian,
merangsang guru melakukan kegiatan belajar mandiri, mengikuti pelatihan, studi
banding, observasi praktikal, dan lain-lain menjadi bagian integral upaya
profesionalisasi itu. ~ / \ ~
iJ
Disadari sepenuhnya bahwa peningkatan kualitas komponen-komponen s istem
pendidikan yang terbukti lebih berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan
adalah komponen yang bersifat human ~source. Hal ini dapat dipahami dari
kenyataan bahwa komponen yang bersifat material re.o:ource tidak dapat bennanfaat
tanpa adanya komponen yang bersifat human resources yang ditandaL dengan
profesionalisme yang tinggi. '$),. /r~f· ~"P,. /. ,-(P c:-..p,.
Pemaknaan tugas sebagai pendidik harus diyakini sebagai pekerjaan yang suci, sehat, amanah, seni, ibadah, mulia dan kehonnatan. Pemaknaan seperti ini akan melahirkan kinetja yang bersifat pedagogis yakni membangun karakter peserta didik bertumbuh secara pos itif. Guru biasanya hanya melihat ukuran kompetensinya dari segi penguasaan alat pembelajaran yakni penguasaan bahan. metode, teknik
pembelajaran dan tcknik mcngcvaluasi serta menyusun laporannya. Pendidik (guru)
yang standar harus menyadari bahwa tugasnya tidak berakhir pada selesai mengajar,
tetapi harus dilihat pada perubahan yang terjadi dalam pribadi murid. Perubahan yang
mengacu pada perkembangan karaktemya. Pembelajaran dengan taste for learning dan
education touch marnpu ment:ransfonnasikan esensi pendidikan untuk membangun
karakter peserta didik sehingga dapat membangun semangat belajar serta semangat
-
-hid up dalam jangka panjang.
peningkatan motivasi kerja, kepuasan kerja dan wawasan pengetahuan yang lebih luas
dengan memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk ~ melanjutkan studi kejenjang
yang lebih tinggi melalui program beasiswa . Tak kalah pentingnya upaya-upaya
peningkatan kesejahteraan guru-guru perlu dilakukan melalui pemberian honor mengajar ol;eh Pemerintah Daerah sebagai realisasi dari otonomi daerah berkaitan
dengan makna yang terkandung dalam undang-undang pendidikan nasional.
Ec.t-Sikap terhadap inovasi pendidikan juga temyata memberikan sumbangan yang berarti terhadap kinerja guru. Artinya, untuk meningkatkan kinerja guru dapat juga
dilakukan melalui peningkatan sikap terhadap inovasi pendidikan dari guru:- guru yang
bersangkutan.
Melalui peningkatan sikap inovasi seseorang dengan pendayagunaan
pemikiran, kemampuan i~ajinasi, berbagai stimulan dan individu yang
mengeliling inya yang berusaha menghasilkan produk baru, baik bagi dirinya sendiri
ataupun bagi lingkungannya. p~
\-;c:
.. ' .
~~~
'0o . ,
:
~~
Oleh ka.rena iru, kepada guru-guru pcrlu dilakukan suatu penyesuaian
perubahan., seperti studi banding ke Negara maju sehingga melalui kegiatan itu
diharapkan akan muncul kreatisvitas, karena melalui penyesuaian terhadap perubahan
dapat dikatakan sebagai sikap inovasi pendidikan dan untuk perubahan dibutuhkan
suatu kreativitas dari seseorang .. Selain itu, untuk meningkatkan sikap terhadap inovasi
pendidikan keterbukaan terhadap pengaJaman baru perlu diupayakan, di samping itu,
pelimpahan rasa tanggung -jawab dan mendorong untuk mencapai hasil yang
Respon individu terhadap perubahan, merupakan keputusan terhadap inovasi, Pengenalan diri akan terjadi apabila individu (unit pengambilan keputusan)
mengetahui adanya motivasi yang diberikan kepadanya dan memperoleh beberapa
pengertian tentang bagaimana inovasi itu berfungsi, dan persuasi dari lingkungan
disaat seseorang membentuk s ikap senang atau tidak scnang terhadap jnovasi, sangatlah penting dilakukan. Karena keputusan inovatif akan terjadi apabila disaat
seseorang terlibat dalam kegiatan yaug membawanya dalam pemilihan untuk
menerima atau menolak inovasi dan implementasi pada saat tampak perubahan perilaku nyata dalam bentuk menerapkan inovasi pada kegiatan sehari-hari.
C. Saraa
Berdasarlcan kesimpulan dan implikasi yang telah dikemukakan sebelumnya, dalam upaya peningkatan profesionalisme guru, perlu dilakukan identifikasi terhadap karakteristik guru-guru terutama tentang motivasi, keinginan untuk maju, kepuasan kerjanya, pengetahuannya tentang kompetensi profesionalnya, seperti penguasaannya
tentang bidang studi yang diampunya, penguasaan tentang aspek~aspek pembelajaran
efektif, seperti pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan bidang studinya.
teknik.,.teknik pengorganisasian materi, teknik.,.teknik penyampaian ( pemilihan media
yang tepat) dan teknik-teknik pengelolaan kelas, terutama penguasaan tentang
aspek-aspek pedagogis. Dengan mengetahui habhal tersebut, maka peningkatan
profesionalisme guru akan dapat d isusun programnya yang sesuai dengan k.arakteristik
guru-guru yang bersangkutan. Misalnya. tidak akan terjadi lagi pengiriman guru-guru
yang renda.~. kejenuhan, dan lain sebagainya, j \"'' }
Akan- halnya dengan peningkatan sikap terhadap inovasi pendidikan, perlu
diidentifikasi metode,-metode difusi inovasi yang tepat untuk guru-guru, misalnya
dengan menerapkan teorinya Roger( 1983 ), yaitu ten tang penerimaan inovasi,
dikatakan bahwa ada lima kategori penyesuaian yaitu: (I) Innovators: venturesome,
pada kategori ini penerima inovasi berhasrat untuk. mencoba ide-ide baru. Keinginan
tersebat membawa mereka keluar dari lingkungan Jokal dan lebih menuju pada
hubuogan yang lebih global. (2) Early adopter: Repectuble. Penerima inovasi lebih
berintegrasi pada sistem sosial lokal. Sebelum ia mem_utuskan untuk menerima ide-ide
baru, terlebih dahulu mereka mengecek infonnasi tentang inovasi tersebut. (3) Early
Majority: Deliberate. Kategori ini adalah sesoorang atau unit adopsi menerima ide-ide
baru, sebelum mayoritas dari anggota sistem sosial menerimanya. (4) Late Majory.
Pada katego ri ini, seseorang atau unit adopsi menerima ide-ide baru setelah rata-rata
dari anggota sistem sosial menerimanya. (5) Laggards: Traditional. Adalah seseorang
atau unit adopsi menerima perubahan paling akhir at:au terlambat. Mereka ha,npir
~~
tertutup (terisolasi) pada jaringan sosial, dan berorientasi trndisional. Proses keputu~n
terhadap inovasi bergerak Jamban, disamping kurangnya kesadaran pengetahuan terhadap
tentang ide-ide baru. ~ ~ ~
Berkembangnya infonnasi dan teknologi membawa perubahan-perubahan termasuk dalam bidang pendidikan. Adanya perubahan menyebabkan banyaknya pihak
melakukan redefinisi baik pada konsep maupun pada peranan guru. Redefinisi itu
penting mngingat makin diragukannya signifikansi antara pandangan lama dengan
n aruh terhadap pendidikan dan peran guru meliputi perubahan dimensi global. Oleh karena itu guru harus efektif dalam mencari infonnasi yang mendukung dalam pelaksanaan tugasnya. lnfonnasi yang dimaksud tidak terbatas hanya penyediaan bahan pcngajaran, tetapi juga membentuk sikap mandiri dan mempengaruhi perilaku dan disiplin sekolah. Sekolah sebagai lembaga menyikapi perubahan yang menglobal. Oleh sebab tidak
semua perubahan dapat diterima tetapi harus disesuaikan dengan budaya yang
dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 1990. Pendidikan Berkesulitan Be/ajar. Jakarta: Rineka Cipta
Applbaum, R.L. dan Karl W.E.A. (1974).
Charles, E. Merril Publishing
Company Columbus, Ohio.
Strategis for Persuasive Comunication,
Company A. Bell DAN Howe!
~-Arikunlo, Suhar.~ini. 1997. Prosedur PeneJitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Ary, Donald, Lucy Cheser Jacobs, dan Asghar Razavieh. ( . ntro uc lOn o
research in education. New York: Holt Rinehart and Winston. r
Bloom, Benjamm. (1976). Huniim Characteristic an-School Learning.-New York:
Me Grow- Hill Bort Company.
Fe
{ - Buletin Pelangi Pendidikan. Edisi Th. II Agustus 2000.
Depdiknas.
'
c/
IBuletin Pusac - Pembukuan. Edisi No. Ol I Februari 1.997.
Depdikbud.
,
{>
JP.- I~ / /~ ~/
Buletin Pu.mt Pemhukuan. Edisi No. i i i Januari 2005.
Depdikbud.
~~~IME.'O
y
~~~
• ..~'0
' / ~....
c.-'0 tJ /Castetter, W.B. ( 1981). The Persona./ Function in Education Administration. New
York: McMilan Publishing Co., Inc.
Cochran. ( 199 i ). Teknik Penarikan Sam.peL Edisi Ketiga. Terjemahan Rudiansyah.
Jakarta : Universitas Indonesia. ~, ( \ I
Danin, Sudarwan. (2002) lnovasi Pendidikan, Da/am Upaya Peningkatan
Profesiona/isme Guru. Bandung : CV Pustaka Setia.
Depdikbud RL ( 1990). Kamus Besar Bairasa 1t.done1ia. Balai Pustaka.
Gagne, R.M. Briggs, L.J. Dan Wages, W.W. (1992). Priciples of Instructional Design, New York: Holt, Rinerhart and Winston.
Gibson, D. & Ivancevich. (1994 ). Organization. 5 th Edition. Terjemahan Djarkarsih. Jakarta: Erlangga.
~
'$
>
Griffin, R. W. (1987). Management. Boston: Houghton Miffin.
i
?
})
lrawati, A.K. Budaya kerja dan sikap inovatif sebagai faktor pendukung kineija para pustaka\\oan perpustakaan- perguruan tinggi di Padang. PeneHtian Dasar
Program Pasca UNPAD.
Kreiner, R. (l999) Management. lndia: A.l.T.B.S Publishing. i.
:;y-? ~
c
- - - MajJJlilh Gerbang Pendi di kan. Edisi tO th
IY ~ 2005.
Oepdiknas.~
0~-(Cl>~
..:~
_ _ _ Majalah Berbasis Sekolah. 2005. Jakarta: Depdiknas. {
1
~ ~" ~\
McClelland, C.D. (1996). The Achievement motive. New York: Irvington Publisher
Inc.
Mondy. RW & Noe. RM. (1992). Human resources management. Sixth edition
A llyn & Bacon Inc. USA
tn\J&U \ I ""'
"''
---Oxford Advanced learner's Dictionary of Current English. 1974. AS
Hornby: Oxford University.
~ ~ I~~
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005. Tentang Standar Nasional Pendidikan.
tn\J&U
Piet A Sahertian. (1994). Profit Pendidik ProfesionaL Yot,~akarta: Andi Offsed. Ranuhadji, Suk adji. 1998. "PoJWk-pokok Pikiran tent ang Pendidikan <iuru, dalam
Guru di Indonesia. Editor Dedi Supriadi. Jakarta : Depdinkas.
Rogers, E.M. (1983). Diffusio~r ofinnovations. Third Edition, New York Free Press
Mac. Milland Publishing.
Ruky, AS. (2002). Sistem Maoojemen Kinerja (peiformance management system).
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
/
Schmidt, R.A. Motor Learning & Performance. Champaign. Illonois. Human Kinetics Books, 1991 .
/ I
Sedarrnayanti. (200 l ). Sumher daya nuznusia dan produktivitas kerja. BandlU\g
Mandar Maju.
Scl'tilla dkk. ( 1993) Pengantar ress.
Sinaga, H. ~ 005 . Strategi Pencapaian Standar Kompetensi Guru. LPKAM UN fMEDMedan
Slamento, Buchari. 1990. Be/ajar dan Faktor-faktor ya~rg Mempengaruhinya.
Jakarta : Rajav.rali.
Sujana, N. ([982).
Metode~tatistik.:
Ba ~~ un :
Tarsito. ; ;~
Surakhmad, W.(l989. Teknik Penllaian. Jakarta: Departement P
d an ~
Thondike, R.L. dan E. P. Hagen. (1977). Maeusurement and Evalution in Psikologi
and Education. New York John Wiley and Sons.
J IV HJI \:.:,.I
Timpe A.D. (1993). Memimpin manusia managing people seri ilmu tlJin seni
manajemen bisnis. Jakarta: Grarnedia Asri Media .
.,.{)UJ - l
Tim Penulis. 2000. Modul Pendidikan Budi Pekerti. Medan : Balai Penataran Guru.
~-- Undang-utldang Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan
Nasion a!.
Usman M.U. ( 1992). Menjadi Guru Profesional Bandung. Rosda Karya.
Winkel, W.S. (1996). Psilwlogi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.