• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Upaya Mengembangkan Kecerdasan Logika Matematika Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak Kelompok B Di TK Pertiwi Iii Karanganyar Kabupaten Sragen.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Upaya Mengembangkan Kecerdasan Logika Matematika Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak Kelompok B Di TK Pertiwi Iii Karanganyar Kabupaten Sragen."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian

TK Pertiwi III Karanganyar bertempat di kecamatan lemahbang

kecamatan sambungmacan, kabupaten Sragen. TK Pertiwi III

Karanganyar bersebelahan dengan SDN Karanganyar 1, TK Pertiwi III

Karanganyar didirikan pada tanggal 14 April 1986 yang dikelola oleh

yayasan, TK ini sudah mengikuti kurikulum departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. TK Pertiwi III Karanganyar meski berada dipedesaan tetapi

mempunyai mainan yang memadai, meskipun kurang lengkap.

Dalam kegiatan pembelajaran, Taman Kanak-Kanak Pertiwi III

Karanganyar telah memiliki gedung dan sarana prasarana yang masih

kurang memadai, gedungnya terlalu sempit, tidak ada kamar mandi dan

ruang guru. Keadaan anak didik di TK Pertiwi III Karanganyar Tahun

ajaran 2014/2015 berjumlah 20 anak,

Visi TK Pertiwi III Karanganyar yaitu menciptakan sekolah yang

berprestasi dengan membentuk anak tinggi mental, moral dan budi

pekerti, cerdas, terampil, sehat jasmani dan rohani.

Misi TK Pertiwi III Karanganyar yaitu:

a. mengadakan inovasi pendidikan.

b. menanamkan kedisiplinan pada anak sedini mungkin.

c. intensifkan peran serta masyarakat di komite sekolah.

d. menyediakan dan memaksimalkan sumber daya media belajar.

e. mengembangkan pendidikan yang bernuansa IPTEK dan IMTAQ

2. Sarana dan Prasarana

TK Pertiwi III Karanganyar mempunyai sarana dan prasarana

(2)

a. 2 Ruang kelas, yang 1 bangunan TK yang sudah tua, dengan

perlengkapan yang masih kurang memadai, yang berkapasitas 20

anak, digunakan untuk TK B, isi ruang kelas terdiri dari: papan tulis,

meja dan kursi anak, meja dan kursi guru, almari, mainan anak.

Bangunan yang 1 masih dalam kondisi bangunan baru yang belum

terselesaikan namun tempatnya sudah digunakan yang berkapasitas

25 anak, digunakan untuk TK A, sementara isi ruang kelas terdiri

dari:papan tulis, meja dan kursi anak, meja dan kursi guru, mainan.

b. Untuk ruang Guru dan kamar mandi, masih belum mempunyai.

c. Sarana lainnya untuk penunjang pembelajaran adalah permainan

dalam dan permainan luar ruangan,diantaranya:

1) kemidi putar

2) ayunan

3) tangga pelangi

4) mainan 3 in 1

5) jungkat-jungkit

6) alat permainan edukatif di dalam ruangan,dll

3. Kondisi Peserta Didik TK Pertiwi III Karanganyar, kecamatan Sambungmacan, kabupaten Sragen Tahun 2014/2015

Data murid yang ada di TK Pertiwi III Karanganyar, kabupaten

Sragen adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Jumlah Peserta Didik

(Sumber data TK Pertiwi III Karanganyar,kecamatan

Sambungmacan,kabupaten Sragen Tahun 2014/2015)

No. Kelompok Peserta didik Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. B 10 10 20

(3)

Penelitian ini difokuskan pada anak kelompok B,adapun daftar nama

siswa TK Pertiwi III Karanganyar,kecamatan Sambungmacan,kabupaten

Sragen adalah sebagai berikut:

Tabel 3.

Daftar Nama Siswa TK Pertiwi III Karanganyar,kecamatan Sambungmacan,kabupaten Sragen Tahun 2014/2015

No. Nama Siswa Jenis Kelamin (L/P)

1 Esty P

2 Putri A P

3 Aulia P

4 Galeh L

5 Dimas L

6 Risky L

7 Bunga P

8 Nanda L

9 Sifa P

10 Zahra P

11 Amel P

12 Asifa P

13 Afgan L

14 Ezra L

15 Gagah L

16 Bela P

17 Adrian L

18 Farhan L

19 Hafis L

20 Fitri P

Karakter dan kemampuan anak di TK Pertiwi III Karanganyar,

kecamatan Sambungmacan, kabupaten Sragen sangat beraneka ragam.

Hal ini disebabkan oleh latar belakang tempat tinggal dan keluarga yang

beragam pula. Khususnya untuk anak didik di kelompok B yang

merupakan subjek penelitian ini mempunyai karakteristik yang

(4)

kemampuan anak kelompok B ini cukup mudah untuk menyerap

pembelajaran tetapi sebagian juga masih kurang bisa mandiri dalam

melakukan setiap kegiatan.

4. Struktur Organisasi TK Pertiwi III Karanganyar,kecamatan Sambungmacan,kabupaten Sragen

Struktur organisasi TK Pertiwi III Karanganyar,kecamatan

Sambungmacan,Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Struktur Organisasi TK Pertiwi III Karanganyar,kecamatan Sambungmacan,kabupaten Sragen

5. Keadaan SDM

TK Pertiwi III Karanganyar, kecamatan Sambungmacan, kabupaten

Sragen, dipimpin oleh Ibu Sumiyati dan dalam proses belajar mengajar

kepala TK dibantu dibantu oleh Guru pengajar sebangyak 4 Guru dengan

kualifikasi pendidikan SMA dan S1, Saat ini masih ada yang sedang

melanjutkan pendidikan kejenjang S1 PAUD. Ketua Yayasan

Sulasih,M.pd

Kepala Sekolah

Sumiyati,S.pd

Guru Kelas

Purbo Winarni

Guru Kelas

Tri Romawati,S.pd

Guru Kelas

Puji Lestari

Guru Kelas

(5)

Tabel 4.

Data Guru TK Pertiwi III Karanganyar,kecamatan

Sambungmacan,kabupaten Sragen

No Nama L

/P

Jabatan Ijasah TMT

1. Sumiyati,Spd P Kepala TK S1 PAUD 07-01-84

2. Tri Rohmawati,Spd P Guru S1 PAUD 01-12-04

3. Purbo Winarni P Guru SMK 01-12-05

4. Puji Lestari P Guru SMU 10-08-05

5. Destiana Canggih S P Guru SMU 01-07-11

6. Kegiatan Pembelajaran di TK Pertiwi III Karanganyar,kecamatan Sambungmacan,kabupaen Sragen

TK Pertiwi III Karanganyar, kecamatan Sambungmacan, kabupaten

Sragen terdapat 2 Kelompok belajar yaitu kelas A dan kelas B dan masuk

setiap hari dari senin sampai sabtu. Waktu pembelajaran dimulai pukul

07.00-10.00 WIB. Kegiatan pembelajaran di TK Pertiwi III Karanganyar

kecamatan Sambungmacan kabupaten Sragen menggunakan kegiatan

kelompok dan klasikal.

Setiap hari pukul 06.30 WIB guru piket datang untuk menyambut

anak-anak yang baru datang, bel tanda masuk pukul 07.15 WIB

waktunya anak-anak berpisah dengan orang tua, kemudian berbaris untuk

masuk didalam kelas. Pembelajaran awal dimulai selama 30 menit yang

meliputi berbaris, doa, salam, bernyanyi, mengabsen murid. Kemudian

dilanjutkan dengan kegiatan inti yang dimulai pukul 07.30 WIB sampai

pukul 08.30 WIB, setelah itu anak-anak bermain bebas diluar kelas

sampai pukul 09.00 WIB. Anak-anak masuk kedalam kelas pukul 09.00

WIB kemudian cuci tangan, berdoa, makan bekal bersama. Pukul 09.30

WIB waktunya untuk kegiatan akhir, ulasan kegiatan, evaluasi,

pemberian prestasi, setelah itu guru menutup pembelajaran dengan doa

(6)

A. Deskripsi Pra Siklus

Peneliti melakukan observasi terhadap kemampuan pengembangan

kecerdasan logika matematika anak di TK Pertiwi III Karanganyar, kecamatan

Sambungmacan, kabupaten Sragen Tahun 2014/2015, untuk mengetahui

masalah-masalah yang dihadapi ketika proses pembelajaran pengembangan

kecerdasan logika matematika. Kegiatan Pra tindakan dilakukan selama dua

kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri atas 30 menit pembelajaran. Kegiatan

Pra tindakan ini dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2014 pukul 08.00-09.00

WIB dan 23 Oktober 2014 pukul 08.00-09.00 WIB.

Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara untuk mengetahui

kemampuan logika matematika anak dalam pembelajaran dikelas khususnya

pada saat pengembangan kecerdasan logilka matematika. Berdasarkan hasil

observasi (pengamatan) tersebut,dapat disimpulkan bahwa kendala yang

dihadapi anak ketika melakukan pengembangan kecerdasan logika

matematika adalah sebagai berikut:

1. Anak kurang berminat pada saat pembelajaran berhitung.

2. Anak kurang mampu mengenal lambang bilangan

3. Anak kurang berani (rasa malu,tegang,takut salah,tidak percaya diri)

dalam hal hitung menghitung.

4. Kurangnya pemanfaatan media saat pembelajaran matematika.

Berdasarkan hasil penilaian terhadap kemampuan matematika anak

sebelum dikenai tindakan, masih banyak anak yang belum bisa berhitung,

belum bisa membedakan lambang bilangan, Selain itu anak belum berminat

dalam pembelajaran pengembangan kecerdasan matematika hal itu disebabkan

karena kurangnya media saat pengembangan kecerdasan logika matematika.

Pada tahap pra tindakan, kemampuan awal berhitung anak dilakukan

dengan berhitung angka 1-20 dihadapan Guru. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui kemampuan berhitung anak sebelum dikenai tindakan. Dalam

(7)

memperhatikan guru, namun tidak sedikit anak yang berbicara dengan

temannya yang beraktivitas sendiri. Tampak sebagian anak tidak

memperhatikan penjelasan guru. Beberapa anak terlihat berbicara dengan

teman sebangkunya dan anak menghadap kesamping. Hal ini mengganggu

anak lain yang sedang memperhatikan guru saat menyampaikan materi.

Menurut hasil dari pengamatan yang menyatakan bahwa anak yang

memperhatikan dan konsentrasi selama proses pembelajaran hanyalah 7 anak

atau sekitar 35%.

Saat kegiatan bernyanyi yaitu lagu, atas bawah, anak tidak dapat

mengikuti gerakan dengan benar, saat menunjuk posisi diatas anak belum

mengetahui posisi diatas, dibawah, dikanan, dikiri, didepan, dibelakang,

pertama, dan terakhir, anak masih belum bisa mengikuti gerakan tangan

dengan benar.Pada tahap pra tindakan, kemampuan anak dalam pembelajaran

matematika sangat kurang. Hal ini dapat dilihat ketika kegiatan pembelajaran

memasangkan jumlah ayam dengan lambang bilangan, anak masih belum

mendapatkan nilai yang bagus, masih banyak anak yang keliru memasangkan

lambang bilangan, bahkan ada anak yang tidak mau mengerjakan kegiatan

yang diberikan, sama halnya dengan kegiatan berhitung, saat berhitung

menggunakan jari, anak masih keliru menunjukkan jumlah jari dengan

bilangan yang di ucapkan.

Melihat dari kejadian diatas maka peneliti meminta izin kepada Kepala

TK Pertiwi III Karanganyar, untuk menggunaan metode permainan ular

tangga. Dengan metode permainan ular tangga dan alat peraga yang sesuai

dapat mengembangkan kecerdasan logika matematika dan meningkatkan

motivasi belajar anak. Karena dalam kegiatan pembelajaran menggunakan

prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Pada masa anak

adalah masa bermain, maka anak merasa senang, tidak tertekan, sehingga

dapat meningkatkan motivasi belajar anak.

Setelah kesepakatan dari Kepala Sekolah didapat, maka kegiatan se

lanjutnya yaitu, menyiapkan alat dan bahan yang akn digunakan untuk

(8)

bagus dan menarik perhatian anak, sehingga anak akan lebih tertarik dalam

mengikuti proses pembelajaran.

B. Deskripsi Hasil Setiap Siklus

1. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Pra Siklus

Sebelum melakukan Tindakan Kelas Siklus I, peneliti melakukan

observasi pra siklus yaitu dengan melakukan pengamatan untuk

mengetahui kecerdasan logika matematika anak sebelum dilakukan

tindakan dengan menerapkan kecerdasan logika matematika dengan

melalui permainan ular tangga.

Pelaksanaan observasi memerlukan instrumen yang digunakan

sebagai pedoman dalam pengamatan yang dilakukan. Dalam penelitian ini

ada 2 aspek yang di amati yaitu keaktifann anak dan pelaksanaan

kecerdasan logika matematika dengan melalui permainan ular tangga.

Adapun penyusunan pedoman observasi adalah sebagai berikut

a. Menentukan indikator yang akan digunakan untuk mengetahui

peningkatan kemampuan anak. Adapun tingkat perkembangan yang

akan dicapai berdasarkan indikator adalah sebagai berikut:

1) memasangkan benda sesuai dengan pasangannya

2) menyebutkan konsep kanan-kiri, atas-bawah, naik-turun,

pertama-terakhir.

3) membilang/menyebut urutan bilangan dari 1-20

b. Menjabarkan indikator kedalam butir amatan yang menunjukkan

pencapaian indikator yang dapat dilakukan anak ketika melakukan

(9)

Tabel 5.

Instrumen Observasi Kecerdasan Logika Matematika

Keterangan :

 Skor 4 (BSP) : Berkembang Sangat Pesat

 Skor 3 (BSH) : Berkembang Sesuia Harapan

 Skor 2 (MB) : Mulai Berkembang

 Skor 1 (BB) : Belum Berkembang

No. Indikator Butir amatan

Diskription Pra Siklus Siklus

Pertama

Siklus Kedua

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Membilang/m

enyebut urutan bilangan dari 1-20

− Menyebutkan

urutan angka 1-5

− Menyebutkan

urutan angka 6-10

− Menyebutkan

urutan angka 11-15

− Menyebutkan

urutan angka 16-20

2. Memasangka

n benda sesuai

dengan

pasangannya

− Dapat

memasangkan lambang bilangan

− Dapat menghitung

jumlah bilangan yang ada

3. Menyebutkan

(10)

c. Menuliskan kedalam instrumen kedua observasi yang berisi nama

anak, tema, sub tema, kelompok, semester, butir amatan, jumlah

deskriptor amatan, tempat dan tanggal amatan.

d. Menjumlahkan skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan.

e. Menghitung Persentasi peningkatan pengembngan kecerdasan logoka

matematika anak melalui permainan ular tangga dengan cara sebagai

berikut :

1) Skor mencapai kemampuan anak

Jumlah skor butir amatan anak X 100% Skor Maksimum

Skor maksimum =

Skor maksimum butir amatan x jumlah butir amatan

2) Hasil presentasi diisikan pada tebel tabulasi pada kolom (%)

f. Menghitung rata-rata pencapaian dengan skor maksimum pada setiap

siklus yang telah ditentukan penelitian. Peneliti pada setiap siklus

akan berhasil jika anak sudah mencapai skor maksimum yang telah

ditentukan peneliti pada setiap siklusnya.

g. Membandingkan persentase rata-rata pencapaian kecerdasan logika

matematika semua anak dengan indikator keberhasilan pada setiap

siklus.

Adapun penilaian dari kegiatan Pra tindakan pengembangan

kecerdasan logika matematika anak sebelum dikenai tindakan disajikan

(11)

Tabel 6.

Tabulasi Skor Observasi Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak

Kelompok B Di TK Pertiwi III Karanganyar

Penelitian Pra Siklus

Keterangan :

 Skor Maksimal = 32

Jumlah Skor riil

Persentase (%) = X (100%)

Skor Maksimum No

.

Nama Anak

Butir Amatan Jumlah

Skor

Persentase

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Esty 1 1 1 1 1 1 2 1 9 28%

2 Putri A 2 2 1 1 1 1 1 1 10 31%

3 Aulia 1 1 1 1 1 1 1 1 8 25%

4 Galeh 1 1 1 1 1 1 1 1 8 25%

5 Dimas 1 1 1 2 1 2 2 2 12 37%

6 Risky 1 1 1 1 1 2 2 2 11 34%

7 Bunga 2 2 2 2 1 1 1 1 12 37%

8 Nanda 1 1 1 1 1 1 2 2 10 31%

9 Sifa 1 1 1 1 1 1 1 1 8 25%

10 Zahra 1 1 1 1 1 2 1 1 9 28%

11 Amel 1 2 1 2 1 1 1 1 11 34%

12 Asifa 1 1 2 2 1 1 2 1 10 31%

13 Afgan 2 1 1 2 2 2 1 1 12 37%

14 Ezra 1 1 1 2 1 2 2 2 12 37%

15 Gagah 1 1 2 1 1 2 2 2 12 37%

16 Bela 2 2 2 1 1 1 1 1 11 34%

17 Adrian 2 2 1 1 1 1 2 1 11 34%

18 Farhan 1 1 1 1 1 2 2 1 10 31%

19 Hafis 1 1 1 1 1 2 2 2 11 34%

20 Fitri 1 1 1 1 1 1 1 1 8 25%

Jumlah 25 25 24 26 21 28 30 26 205 635 %

Rata-rata Skor 205:20=10,25

(12)

Berdasarkan hasil pengamatan sebelum dilakukan penelitian, peneliti

menemukan bahwa dalam satu kelas tidak ada seorang anak pun yang

mendapatkan nilai 4 (Berkembang Sangat Pesat). Tingkat keberhasilan

sebelum dilakukan penelitian 31,75%. Perkembangan yang dimiliki anak

dalam hal kecerdasan logika matematika masih kurang, hal ini disebabkan

karena banyak yang tidak memperhatikan penjelasan dari Guru, anak

bercanda dengan teman sebangkunya, ngobrol sendiri, bosan dengan

metode pembelajaran.

Dari data diatas kemampuan anak yang mencapai 50% tidak ada, hal

ini membuktikan tingkat kemampuan kecerdasan logika matematika anak

di TK Pertiwi III Karanganyar Sragen tahun ajaran 2014/2015 dinyatakan

masih rendah dan perlu sekali dilakukan tindak lanjut, agar kecerdasan

logika matematika dapat berkembang secara optimal.

a. Analisis Pencarian Data

Sebelum melakukan penelitian, peneliti menemukan fakta-fakta

dilapangan kenapa anak belum dapat mengembangkan kecerdasan

logika matematika. Adapun fakta yang yang peneliti temukan sebagai

berikut:

1) metode yang digunakan, belum menarik perhatian anak

2) pembelajaran dirasa anak membosankan, dalam kegiatan

memasangkan gambar ayam dengan lambang bilangan.

3) ramai, ngobrol, tidak memperhatikan penjelasan guru.

Dalam upaya mengembangkan kecerdasan logika matematika

anak, ketika pembelajaran berhitung, anak masih belum mampu

berhitung dengan benar, anak belum bisa menunjukkan lambang

bilangan dengan jumlah jari yang diacungkan, terlihat anak masih

(13)

b. Deskripsi Penelitian Siklus

Berdasarkan pada permasalahan yang dihadapi anak dalam

mengembangkan kecerdasan logika matematika anak serta berbagai

faktor penyebab munculnya permasalahan sebagaimana telah

dikemukakan pada bagian pendahuluan, maka peneliti melakukan

serangkaian tindakan guna mengatasi permasalahan dalam

mengembangkan kecerdasan logika matematika anak di TK Pertiwi

III Karanganyar kecamatan Sambungmacan, kabupaten Sragen.

Tehnik yang peneliti pergunakan yaitu melakukan penelitian tindakan

kelas dua siklus.

Penelitian yang peneliti lakukan diawali Pra siklus (hasil

pengembangan kecerdasan logika matematika anak sebelum

dilakukan penelitian). Kemudian peneliti melakukan perbaikan pada

siklus I, Setiap Siklus peneliti melakukan penyusunan rencana

tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar dan refleksi.

2. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1 Pertemuan I

Melihat hasil penilaian dari kegiatan Pra siklus di TK Pertiwi III

Karanganyar, kecamatan Sambungmacan, kabupaten Sragen tahun ajaran

2014/2015 peneliti menggunakan metode permaian guna

mengembangkan kecerdasan logika matematika anak, permainan yang di

pilih peneliti yaitu permainan ular tangga. Penelitian Tindakan Kelas pada

siklus I dilakukan dengan 2 tindakan yaitu Tindakan pertama adalah

pemberian materi tentang pengembangan kecerdasan matematika dan

tindakan kedua yaitu pelaksanaan praktik pengembangan kecerdasan

logika matematika yang disediakan Guru.

a. Perencanaan

Sebelum melaksanakan penelitian Tindakan Kelas (PTK),

peneliti membuat rencana kegiatan pembelajaran agar dalam

(14)

Penelitian mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman dalam

melaksanakan langkah-langkah pembelajaran, serta lembar evaluasi

yang digunakan untuk mengukur kemampuan atau prestasi anak saat

melakukan pembelajaran membaca permulaan.

Adapun rencana yang akan dilaksanakan dalam penelitian sebagai

berikut :

1) peneliti dan guru menyamakan persepsi dan diskusi untuk

mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalam masalah

pengembangan kecerdasan logika matematika khususnya dengan

permaian ular tangga.

2) peneliti mengajukan alternatif pemecahan masalah dengan

menerapkan stategi pembelajaran yakni melalui permainan ular

tangga dalam pengembangan kecerdasan logika matematika.

3) peneliti dan guru merencanakan pelaksanaan pengembangan

kecerdasan logika matematika melalui permainan ular tangga.

4) menentukan langkah-langkah pelaksanaan pengembangan

kecerdasan logika matematika dengan permainan ular tangga.

5) menentukan tema yang akan disajikan.

6) menyiapkan papan ular tangga yang diperlukan selama

pembelajaran pengembangan kecerdasan logika matematika,

serta instrumen yang berupa lembar pengamatan, lembar

penilaian, catatan laporan,dan alat dokumentasi.

b. Pelaksanaan tindakan

Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran

siklus pertama pertemuan pertama sebagai berikut:

1) kegiatan awal

a) guru memberi salam dan mengajak berdoa bersama

b) guru mengabsen presensi kehadiran anak

(15)

2) kegiatan inti

a) guru mengeluarkan papan permainan ular tangga, dadu dan

bidaknya

b) guru memperkenalkan nama dan fungsi dari masing-masing

alat permainan ular tangga

c) guru membagi anak menjadi 4 kelompok, dan setiap

kelompok beranggotakan 5 anak

d) guru membagi papan ular tangga, bidak, dan dadu pada

masing-masing kelompok

e) guru menjelaskan aturan permainan ular tangga

f) guru menunjuk anak yang bermain pertama dan anak yang

bermain terakhir pada masing-masing kelompok

g) anak bermain mengikuti peraturan dan bergiliran memainkan

dadu

h) selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dan guru melakukan pengamatan terhadap anak yang melakukan

permainan ular tangga.

3) kegiatan akhir

a) guru mengevaluasi pancapaian panilaian anak

b) guru bertanya jawab mengenai permainan ular tangga

c) berdoa dan salam

Berikut hasil dari pelaksanaan permainan ular tangga Siklus I

(16)

Tabel 7.

Tabulasi Skor Observasi Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak

Kelompok B Di TK Pertiwi III Karanganyar

Penelitian Siklus 1 (Pertemuan Pertama)

Keterangan :

 Skor Maksimal = 32

Jumlah Skor riil

Persentase (%) = X (100%)

Skor Maksimum

No. Nama

Anak

Butir Amatan Jumlah

Skor

Persentase

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Esty 1 2 2 2 1 1 2 2 13 41%

2 Putri A 2 2 2 2 2 2 1 1 14 44%

3 Aulia 1 1 1 1 1 2 1 1 9 28%

4 Galeh 1 1 1 1 1 1 2 1 9 28%

5 Dimas 1 1 1 2 1 2 2 2 12 38%

6 Risky 1 1 1 2 3 2 2 2 14 44%

7 Bunga 2 2 2 2 2 2 3 2 17 53%

8 Nanda 2 2 2 2 3 2 2 2 17 53%

9 Sifa 1 1 1 1 2 1 1 1 9 28%

10 Zahra 1 1 2 2 1 2 2 2 13 41%

11 Amel 1 2 1 2 1 2 1 2 12 38%

12 Asifa 1 1 2 2 1 1 2 1 11 43%

13 Afgan 2 1 1 2 2 1 1 1 11 34%

14 Ezra 1 1 1 2 1 1 1 2 10 31%

15 Gagah 1 1 2 1 1 1 1 2 10 31%

16 Bela 2 2 2 2 2 1 2 3 16 50%

17 Adrian 2 3 2 1 2 2 2 2 16 50%

18 Farhan 2 2 2 2 1 2 2 2 15 47%

19 Hafis 1 2 2 2 2 2 2 2 15 47%

20 Fitri 1 1 1 1 1 1 1 1 8 25%

Jumlah 27 31 30 34 31 31 33 34 255 813 %

Rata-rata Skor 255:20=13

(17)

Dari hasil penelitian pada Siklus I pertemuan I, kemampuan anak

masih terlihat rendah, hal itu terlihat dari pencapaian nilai dari satu

kelas tidak ada seorang anak yang mendapat skor 4 (Berkembang

Sangat Pesat). Tingkat keberhasilan sebelum dilakukan penelitian

31,75%, sementara pada Siklus I pencapaiannya yaitu 40,65%, hal ini

mengalami sedikit peningkatan sebesar 8,9% Perkembangan yang

dimiliki anak masih kurang. Dari data diatas kemampuan anak yang

mencapai 50% yaitu 5 anak, sementara pencapaian kurang dari 50%

yaitu 15 anak, anak yang kemampuan kecerdasan logika matematika

belum berkembang ada 4 orang anak yaitu Aulia, galeh, Asifa, dan

Fitri.

c. Observasi

Pada saat proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati

segala sesuatu yang dilakukan anak didalam kelas yang berkaitan

dengan kegiatan pengembangan kecerdasan logika matematika.

Pengamatan tersebut meliputi sikap anak selama pengembangan

kecerdasan logika matematika, serta keseluruhan praktik anak dari

awal hingga akhir. Selain itu, peneliti juga mengamati guru

bagaimana guru memberikan bimbingan, motivasi kepada anak dalam

melakukan pembelajaran pengembangan kecerdasan logika

matematika. Dari hasil yang didapat dari pengamatan pada Siklus I

yaitu anak masih membutuhkan bimbingan dalam berhitung, anak

masih berebut bidak yang dibagikan, sebagian anak masih pasif, dan

tidak mau mengikuti permainan, anak masih belum memahami

(18)

d. Refleksi

Pelaksanaan kegiatan siklus I pertemuan pertama ini, kondisi

anak dalam keadaan senang, rasa ingin tahunya mulai muncul, dan

anak-anak menyukai dadu yang dipergunakan, papan ular tangga

yang digunakan mengalami sedikit kendala, yaitu gambarnya masih

kurang jelas, papannya terlalu kecil, dan belum adanya tangga yang

seharusnya ada di papan permainan. Kegiatan pembelajaran pada

siklus pertama pertemuan I ini, terbilang masih kacau, banyak anak

yang berebut bidak catur, ada yang tidak mau memakai pion yang

berwarna hijau, ada pula anak yang memegang dadu, dan tidak mau

melepasnya, dikelompok lain, masih ada yang hanya diam dan

bingung menjalankan permainan ular tangga ini.

Menyikapi perolehan hasil perbaikan pembelajaran pada siklus I

pertemuan I peneliti simpulkan belum mencapai target yang peneliti

harapkan untuk itu akan dilakukan perbaikan pembelajaran siklus I

pertemuan II.

3. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1 Pertemuan II

Setelah peneliti menganalisis perbaikan pembelajaran pada siklus

pertama pertemuan pertama. Dari hasil tersebut peneliti melakukan

perbaikan pembelajaran siklus I pertemuan kedua. Dengan

mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan memilih

strategi, metode pembelajaran, dan pengajaran efektif, menyenangkan

anak, dari kegiatan permainan ular tangga yang sudah dilaksanakan.

a. Rencana Kegiatan

Siklus II merupakan kegiatan perbaikan pembelajaran yang

pelaksaannya merupakan pembenahan dari Pra Siklus dan

implementasi dari Siklus I, dimana ketika anak praktek bermain ular

tangga, terdapat beberapa pembelajaran yaitu berhitung 1-20 dan

(19)

pemahaman dari indikator-indikator yang sudah di rancang oleh

penulis.

b. Pelaksanaan Kegiatan

Langkah-langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada

Siklus I pertemuan kedua sebagai berikut:

1) kegiatan awal

a) guru memberi salam, mengajak anak berdoa bersama

b) guru mengabsen kehadiran anak

c) guru mengkondisikan tempat duduk anak

d) guru mengajak anak bernyanyi dengan syair Bapak Tani

2) kegiatan inti

a) guru mengeluarkan papan permainan ular tangga, dadu dan

bidaknya

b) guru memperkenalkan nama dan fungsi dari masing-masing

alat permainan ular tangga

c) guru bertanya jawab mengenai permainan ular tangga

d) guru membagi anak menjadi 4 kelompok, dan setiap

kelompok beranggotakan 5 anak

e) guru membagi papan ular tangga, bidak, dan dadu pada

masing-masing kelompok

f) guru menjelaskan aturan permainan ular tangga

g) guru menunjuk anak yang bermain pertama dan anak yang

bermain terakhir pada masing-masing kelompok

h) anak bermain mengikuti peraturan dan bergiliran memainkan

dadu

i) selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dan guru

melakukan pengamatan terhadap anak yang melakukan

permainan ular tangga

3) kegiatan akhir

a) guru mengevaluasi hasil kecerdasan logika matematika

(20)

b) guru bertanya jawab mengenai perasaan anak saat bermain

permainan ular tangga.

c) guru memberi salam dan penutup

Tabel 8.

Tabulasi Skor Observasi Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak

Kelompok B Di TK Pertiwi III Karanganyar

Penelitian Siklus 1 (Pertemuan Kedua)

No. Nama

Siswa

Butir Amatan Jumlah Persentase

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Esty 3 3 3 3 2 3 3 2 22 69%

2 Putri A 3 3 3 3 2 3 3 3 23 72%

3 Aulia 1 1 1 1 1 1 1 1 8 25%

4 Galeh 2 1 1 1 1 1 1 1 9 28%

5 Dimas 2 2 2 3 3 3 4 3 22 69%

6 Risky 2 2 2 3 3 3 3 3 21 66%

7 Bunga 2 2 2 3 3 3 2 2 19 59%

8 Nanda 2 3 3 3 3 3 3 2 22 69%

9 Sifa 2 2 2 3 2 2 2 1 16 50%

10 Zahra 2 2 3 2 2 2 2 3 18 56%

11 Amel 2 2 2 2 2 3 3 4 20 63%

12 Asifa 2 2 3 3 2 2 2 2 18 56%

13 Afgan 3 3 3 3 2 3 3 3 23 72%

14 Ezra 3 3 3 3 3 3 4 3 25 78%

15 Gagah 2 3 3 3 3 3 4 4 25 78%

16 Bela 2 4 2 3 4 3 3 3 24 75%

17 Adrian 2 2 3 2 3 2 3 1 20 63%

18 Farhan 2 3 3 3 3 3 3 2 22 69%

19 Hafis 2 2 2 2 2 2 3 3 18 56%

20 Fitri 1 1 1 1 1 1 1 1 8 25%

Jumlah 42 46 49 50 47 49 53 47 383 1198%

Rata-rata Skor 383:20=19

(21)

Keterangan :

 Skor Maksimal = 32

Jumlah Skor riil

Persentase (%) = X (100%)

Skor Maksimum

c. Observasi

Pelaksanaan tahap siklus I pertemuan II perkembangan

kecerdasan logika matematika anak dinyatakan berkembang, anak

mulai hafal lambang bilangan yang di berikan, dari hasil yang dicapai

mulai terlihat anak yang mendapat skor 4 (Berkembang Sangat Pesat),

dari rata-rata pencapaian anak, yang memperoleh nilai 50% ada 17

anak, sisanya 3 orang masih belum berkembang, kemampuan anak

meningkat menjadi 59,9%.

Pada tahap ini anak mulai sedikit mengetahui aturan permainan,

anak yang sebelumnya pasif mulai tertarik dengan permainan ular

tangga, meski berhitung masih di bantu guru, namun antusias anak

untuk mengikuti permainan ular tangga mulai tampak

d. Refleksi

Pada tahap ini, peneliti bersama guru berdiskusi dan menganalisis

hasil pengamatan pada Siklus I, antara lain mengambil kesimpulan

tentang kemampuan anak setelah dikenai tindakan, menilai

masing-masing anak dalam praktik pengembangan kecerdasan logika

matematika dengan permainan ular tangga. Apabila dalam hasil

refleksi tersebut terdapat aspek-aspek yang belum tercapai pada siklus

atau tidak berhasil, maka akan dilakukan perbaikan pada Siklus II.

Pelaksanaan Siklus II akan dilaksanakan setelah refleksi pada

Siklus I, meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan,

(22)

refleksi siklus I. Tindakan-tindakan tersebut dilakukan untuk

memperbaiki aspek-aspek yang belum tercapai pada siklus I.

Demikian juga dengan siklus selanjutnya, tindakan yang dilakukan

untuk memperbaiki aspek-aspek yang belum yang belum tercapai

pada siklus sebelumnya (siklus II).

Penelitian Pengembangan Kecerdasan Logika matematika di TK

Pertiwi III Karanganyar kecamatan Sambungmacan, kabupaten

Sragen tahun 2014/2015 melalui permainan ular tangga dari guru.

Penelitian ini akan dihentikan pada siklus tertentu jika sudah

memenuhi target, dari hasil penelitian pada Siklus I pertemuan II,

peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian ke dalam siklus II.

4. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II Pertemuan I a. Perencanaan

Perencanaan tindakan Siklus II ini bertujuan untuk meningkatkan

aspek-aspek yang belum tercapai pada Siklus I. Aspek-aspek tersebut

sebenarnya sudah cukup baik namun masih perlu ditingkatkan lagi

agar hasilnya maksimal. Adapun rancangan pelaksanaan tindakan

pada Siklus II ini sebagai berikut:

1) guru akan meningkatkan kembali, terkait dengan permainan ular

tangga pada pengembangan kecerdasan logika matematika, yaitu

dengan cara memberikan motivasi, serta memberikan hadiah atau

sebagai penyemangat supaya anak lebih tertarik dan memberikan

hasil yang maksimal.

2) mempersiapkan instrumen meliputi lembar pengamatan, lembar

penilaian, pengembangan kecerdasan logika matematika, catatan

lapangan, dan alat dokumentasi.

3) mempersiapkan papan ular tangga yang lebih menarik perhatian

(23)

4) guru memberikan reward pada anak yang mendapatkan nilai

tertinggi sesuai dengan indikator yang diberikan guru

b. Pelaksanaan Tindakan

Langkah-langkah pengembangan kecerdasan logika matematika

yang dilakukan guru pada pertemuan pertama dalam pelaksanaan

tindakan Siklus II ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1) kegiatan awal

a) guru memberi salam, mengajak anak berdoa bersama

b) guru membuka pelajaran (apersepsi, dan presensi).

c) guru mengajak anak bernyanyi lagu Bapak Tani

2) kegiatan inti

a) guru memberitahukan pada anak bahwa pertemuan kali ini

masih akan membahas tentang pengembangan kecerdasan

logika matematika dengan metode permainan ular tangga.

b) anak dan guru mengadakan tanya jawab tentang

pengembangan kecerdasan logika matematika (manfaat

kecerdasan logika matematika, dan hal menarik dari

permainan ular tangga).

c) anak memperhatikan penjelasan dari guru mengenai

langkah-langkah yang perlu diperhatikan saat

pengembangan kecerdasan logika matematika melalui

permainan ular tangga.

d) anak memperhatikan saat guru memberi contoh berhitung

menggunakan permainan ular tangga.

e) guru membagi anak menjadi 4 kelompok dan setiap

kelompoknya beranggotakan 5 orang anak

f) guru membagi papan ular tangga, pion, dan dadu pada

masing-masing kelompok

g) guru menunjuk anak yang bermain pertama, dan anak yang

(24)

h) anak bermain mengikuti peraturan dan bergiliran memainkan

dadu.

i) selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dan guru

melakukan pengamatan terhadap anak yang melakukan

permainan ular tangga

3) kegiatan akhir

a) guru mengevaluasi hasil kecerdasan logika matematika

melalui permainan ular tangga

b) guru bertanya jawab mengenai perasaan anak saat bermain permainan ular tangga.

c) guru memberi salam dan penutup

Berikut hasil dari pengembangan kecerdasan logika matematika

(25)

Tabel 9.

Tabulasi Skor Observasi Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak

Kelompok B Di TK Pertiwi III Karanganyar

Penelitian Siklus 1I (Pertemuan Pertama)

No. Nama

Siswa

Butir Amatan Jumlah Persentase

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Esty 3 3 3 3 4 4 3 3 26 81%

2 Putri A 3 3 3 3 2 4 3 4 25 78%

3 Aulia 1 2 3 3 2 3 1 1 16 50%

4 Galeh 2 2 3 3 3 3 2 2 20 62%

5 Dimas 2 4 2 3 4 3 4 3 25 78%

6 Risky 2 4 2 3 4 3 3 4 25 78%

7 Bunga 2 2 4 3 3 2 2 4 22 69%

8 Nanda 2 3 3 3 3 3 3 2 22 69%

9 Sifa 2 2 2 3 2 3 3 2 19 59%

10 Zahra 2 2 3 4 3 2 3 3 22 69%

11 Amel 2 3 2 4 2 3 3 4 23 72%

12 Asifa 2 2 3 3 2 2 2 3 19 59%

13 Afgan 3 3 4 3 2 4 3 4 26 81%

14 Ezra 3 3 4 3 3 4 4 3 27 84%

15 Gagah 2 3 3 4 3 3 4 4 26 81%

16 Bela 3 4 3 3 4 4 4 3 25 78%

17 Adrian 3 2 3 2 2 3 3 3 21 66%

18 Farhan 2 3 3 3 3 3 3 3 23 72%

19 Hafis 2 2 2 2 2 3 3 3 19 59%

20 Fitri 3 3 2 2 3 3 2 2 20 62%

Jumlah 46 55 57 60 54 62 58 59 451 1409%

Rata-rata Skor 451:20=22,55

Persentase 1407%:20=70,35%

Keterangan :

 Skor Maksimal = 32

Jumlah Skor riil

Persentase (%) = X (100%)

(26)

c. Observasi

Hasil pengamatan peneliti bersama kolaborator menunjukkan

bahwa tindakan pada Siklus II ini telah sesuai dengan yang

direncanakan. Selain itu pengamatan ini menunjukkan bahwa telah

terjadi perubahan atau peningkatan dalam hal perilaku subjek.Peran

anak pada Siklus ini juga lebih baik pada Siklus sebelumnya. Anak

lebih mengusai cara permainan, serta kemampuan membilang anak

meningkat. Secara keseluruhan, anak memperhatikan penjelasan

guru, tidak lagi melakukan kegiatan - kegiatan lain di luar pelajaran.

Dari 20 anak yang mengikuti permainan ular tangga terlihat

semua anak mendapatkan skor lebih dari 50%, skor tertinggi

diperoleh ezra dengan nilai 84%, sebagian anak sudah mampu

berhitung angka 1-10 dengan benar, untuk angka 11-20 anak masih

malu berhitung dan takut salah mengucapkan angka, namun dengan

motivasi dan dorongan dari guru dan teman anak mau berhitung dan

mampu mengenal angka.

Anak berminat dan antusias dalam berhitung dan mengenal

angka, bahkan saat pelajaran selesai anak-anak masih bermain

permainan ular tangga bersama dengan teman yang lain, hal ini sangat

bermanfaat, selain untuk meningkatkan kecerdasan logika

matematika anak yaitu kemampuan berhitung, membilang, maupun

mengenal angka, anak juga lebih dapat bersosialisasi dengan

temannya.

d. Refleksi

Dalam kegiatan pembelajarn siklus I pertemuan II ini kondisi

anak bersemangat, senang, dan ceria, hal ini disebabkan karena anak

yang mendapatkan nilai besar, diberi bintang 4 oleh guru, hal ini

memacu semangat anak untuk lebih giat berhitung, dan aktif bertanya

(27)

Hal yang sudah dicapai dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan

siklus II pertemuan I yaitu: Anak mampu berhitung angka 1-10

dengan lancar, Anak mengetahui aturan permainan, dan mulai aktif

dalam permainan ular tangga.Adapun hal yang belum dicapai dalam

permainan ular tangga pada siklus II pertemuan I yaitu: Anak belum

lancar berhitung angka 11-20, sebagian anak masih berebut bidak

yang disukainya

Menyikapi hal-hal yang terjadi diatas peneliti melakukan

serangkaian kegiatan perencanaan perbaikan pembelajaran agar

semua indikator dapat tercapai secara optimal. Untuk itu peneliti

melakukan perbaikan pada siklus II pertemuan II.

5. Siklus Kedua Pertemuan Kedua

Setelah peneliti menganalisis perbaikan pembelajaran pada siklus II

pertemuan I, dimana hasil pengembangan kecerdasan logika matematika

anak mulai terlihat yang mencapai 70,45%, Dari hasil tersebut,

kemampuan kecerdasan logika matematika anak masih belum mencapai

target yang di inginkan, untuk itu peneliti melakukan perbaikan

pembelajaran siklus II pertemuan II dengan mempersiapkan kegiatan yang

akan dilaksanakan.

a. Perencanaan

Siklus II pertemuan II merupakan kegiatan perbaikan dari

siklus-siklus sebelumnya, sebelum pelaksanan dalam siklus II

pertemuan I, peneliti melakukan perencanaan terlebih dahulu, yaitu

dengan membuat RKH, catatan indikator yang belum tercapai, dan

lebih fokus pada anak yang mendapat nilai kecil, hal ini dilakukan

agar semua anak dapat mencapai target indikator.

b. Pelaksanaan Tindakan

Langkah-langkah pelaksanaan perbaikan pada siklus II

(28)

1) kegiatan awal

a) guru memberi salam, mengajak anak berdoa bersama

b) guru membuka pelajaran (apersepsi, dan presensi).

c) guru mengajak anak bernyanyi lagu Bapak Tani

2) kegiatan inti

a) guru memberitahukan pada anak bahwa pertemuan kali ini

masih akan membahas tentang pengembangan kecerdasan

logika matematika dengan metode permainan ular tangga.

b) anak dan guru mengadakan tanya jawab tentang

pengembangan kecerdasan logika matematika (manfaat

kecerdasan logika matematika, dan hal menarik dari

permainan ular tangga).

c) anak memperhatikan penjelasan dari guru mengenai

langkah-langkah yang perlu diperhatikan saat

pengembangan kecerdasan logika matematika melalui

permainan ular tangga.

d) anak memperhatikan saat guru memberi contoh berhitung

menggunakan permainan ular tangga.

e) guru membagi anak menjadi 4 kelompok dan setiap

kelompoknya beranggotakan 5 orang anak

f) guru membagi papan ular tangga, pion, dan dadu pada

masing-masing kelompok

g) guru menunjuk anak yang bermain pertama, dan anak yang

bermain terakhir pada masing-masing kelompok

h) anak bermain mengikuti peraturan dan bergiliran memainkan

dadu.

i) selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dan guru

melakukan pengamatan terhadap anak yang melakukan

(29)

3) kegiatan akhir

a) guru mengevaluasi hasil kecerdasan logika matematika melalui permainan ular tangga

b) guru bertanya jawab mengenai perasaan anak saat bermain

permainan ular tangga.

c) guru memberi salam dan penutup

Berikut hasil dari pengembangan kecerdasan logika matematika

(30)

Tabel 10.

Tabulasi Skor Observasi Kecerdasan Logika Matematika

Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak

Kelompok B Di TK Pertiwi III Karanganyar

Penelitian Siklus 1I (Pertemuan Kedua)

No. Nama

Siswa

Butir Amatan Jumlah Persentase

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Esty 3 4 4 3 4 4 4 3 29 90%

2 Putri A 4 4 4 3 4 4 4 4 31 97%

3 Aulia 3 3 3 3 4 3 4 4 27 84%

4 Galeh 3 3 3 3 4 3 4 4 27 84%

5 Dimas 4 4 4 4 4 4 4 4 32 100%

6 Risky 4 4 3 3 4 4 3 4 29 90%

7 Bunga 4 4 4 3 3 3 4 4 29 90%

8 Nanda 4 4 4 4 3 3 4 4 30 94%

9 Sifa 4 4 4 4 3 3 3 3 28 87%

10 Zahra 4 4 4 4 3 4 3 3 29 90%

11 Amel 4 4 4 3 4 4 4 4 31 97%

12 Asifa 4 4 3 3 4 3 4 3 28 87%

13 Afgan 4 4 3 3 4 4 4 4 30 94%

14 Ezra 4 4 4 4 4 4 4 4 32 100%

15 Gagah 4 4 4 4 4 4 4 4 32 100%

16 Bela 4 4 4 4 4 4 4 4 32 100%

17 Adrian 4 4 3 4 3 3 4 4 29 90%

18 Farhan 4 4 4 4 3 3 3 3 30 94%

19 Hafis 4 4 3 3 4 4 4 4 30 94%

20 Fitri 4 4 4 3 3 3 3 3 27 84%

Jumlah 77 78 73 71 73 71 75 74 592 1846%

Rata-rata Skor 592:20=29,6

Persentase 1846%:20=92,3%

Keterangan :

 Skor Maksimal = 32

Jumlah Skor riil

Persentase (%) = X (100%)

[image:30.595.108.517.277.639.2]
(31)

c. Observasi

Dalam pengamatan selama proses kegiatan pembelajaran peneliti

memperoleh hasil yang sangat memuaskan, banyak anak yang masih

bermain permainan ular tangga pada jam istirahat, tanpa paksaan dan

dengan rasa suka cita, anak giat bermain, hal ini disebabkan karena

ingin mengalahkan teman yang lainnya, dalam perkembangannya

secara tidak sadar anak dapat berhitung dengan lancar, dan dapat

mengenal angka dengan mudah.

Dilihat dari data diatas kemampuan anak meningkat pesat,

pencapaian hasil dari siklus sebelumnya yaitu 70,45% meningkat

menjadi 92,3%, 4 orang anak mendapat skor 100% yaitu dimas, ezra,

gagah dan bela. Dan 3 orang anak yang masih memerlukan bimbingan

yaitu fitri, aulia, galeh, namun terlepas dari itu semua, secara

keseluruhan pencapaian skor dari siklus II pertemuan II terbilang

meningkat pesat.

d. Refleksi

Pada tahap siklus II pertemuan II ini peneliti bersama kolaborator

mendiskusikan kembali apa yang sudah dilaksanakan pada siklus II.

Peneliti dan kolaborator mendiskusikan keberhasilan penelitian. Oleh

karena itu, refleksi untuk siklus I dapat dilihat baik secara proses

maupun produk. Secara proses anak menjadilebih aktif dalam

kegiatan berhitung dibandingkan dengan sebelum diberi tindakan.

Hasil yang didapatkan dari siklus II baik secara proses maupun

praktek telah menunjukkan peningkatan yang baik dan telah

mencapai target penelitian, sehingga peneliti dan kolaborator sepakat

(32)

C. Pembahasan

Kecerdasan logika matematika merupakan kecerdasan yang sangat

penting yang harus dimiliki setiap anak, sebagai pendidik PAUD, keahlian

mengasah kecerdasan ini sangat penting dimiliki, hal ini dapat dijadikan bekal

anak untuk meraih masa depan dengan prestasi yang gemilang, karena

kecerdasan logika matematika merupakan kecerdasan yang paling

berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Rentetan kegitan setiap siklus

merupakan salah satu upaya peneliti dalam rangka mengembangkan

kecerdasan logika matematika anak. Berikut hasil dari penelitian yang

dilakukan peneliti terkait dengan pengembangan kecerdasan logika

matematika di TK Pertiwi III Karnganyar, kecamatan Sambung macan,

[image:32.595.115.540.395.619.2]

kabupaten Sragen.

Tabel 11

Pencapaian Hasil Setiap Siklus

Dari hasil tindakan pra siklus pencapaian yang di dapat yaitu 31,75%, dari

skor itu merupakan pemicu semangat peneliti untuk mengembangkan

kecerdasan logika matematika anak di TK Pertiwi III Karanganyar, kecamatan

Sambungmacan, kabupaten Sragen. Penyebab nilai rendah yang diperoleh

(33)

bicara sendiri dengan teman sebangku saat pembelajaran berlangsung, serta

penggunaan metode pembelajaran yang kurang menarik hati anak.

Salah satu upaya yang digunakan peneliti untuk mengembangkan

kecerdasan logika matematika anak yaitu dengan permainan ular tangga, pada

Siklus I pertemuan I pencapaian skor yang diperoleh yaitu 40,65% sedikit

meningkat dari sebelum dikenai tindakan, namun masih banyak kekurangan

yang harus diperbaiki, banyak kendala yang dihadapi peneliti dalam

pelaksanaan siklus I pertemuan I, kendalanya antara lain peserta didik banyak

yang berebut pion ular tangga, anak masih pasif mengikuti permainan, dan

anak belum memahami aturan permainan, sehingga terjadi kericuhan.

Pada pertemuan siklus I pertemuan II hasil yang diperoleh yaitu 59,9%,

meningkat sebesar 19,25% dari pelaksanan siklus sebelumnya. banyak revisi

yang mesti di perbaiki dalam siklus ini salah satunya yaitu memperbesar papan

ular tangga, menggantinya dengan papan yang baru yang lebih menarik

perhatian peserta didik sehingga memudahkan dalam permainan.

Siklus II pertemuan I pencapaian yang diperoleh yaitu 70,45% pemahakan

anak terhadap lambang bilangan mulai terlihat, anak dengan mudah mampu

mengurutkan angka 1-6 sesuai perolehan dadu dengan lancar, dalam siklus II

pertemuan I ini peserta didik terlihat aktif dalam permainan, banyak anak telah

memahami aturan permainan, salah satu hal yang penting yaitu guru memberi

reward bintang 4 bagi anak yang memperoleh skor tertinggi.

Siklus terakhir yang dilakukan yaitu siklus II pertemuan II, pencapaian

yang di peroleh sebesar 92,3 %, pencapaian yang sangat pesat yang

menunjukkan keberhasilan peneliti dalam melakukan penelitian ini. Pada

siklus II pertemuan II peningkatan pencapaian mencapai 12%, banyak hal yang

dilakukan penulis dalam perolehan persentase ini yaitu dengan cara

pengayaan.

Pada siklus II pertemuan I guru memberikan reward pada peserta didik

yang mendapatkan nilai tertinggi, hal ini memacu semangat peserta didik

(34)

dirumah, dari sinilah pencapaian indikator anak dapat tercapai secara optimal

karena anak merasa senang dan bahagia dalam proses permainan yang secara

tidak sadar merupakan proses pembelajaran.

D. Keterbatasan Penelitian

Selama melakukan penelitian, peneliti pun mencatat beberapa hal yang

menjadi keterbatasan penelitian. Peneliti telah melakukan penelitian sesuai

dengan prosedur dengan keterbatasan sebagai berikut:

1. kesungguhan anak saat penelitian dilakukan merupan hal-hal yang berada

diluar jangkauan peneliti untuk mengontrolnya.

2. kesungguhan observer dalam mengamati proses pembelajaran

pengembangan kecerdasan logika matematika saat penelitian dilakukan

Gambar

Tabel 3.
Gambar 4. Struktur Organisasi TK Pertiwi III Karanganyar,kecamatan
Tabel 4.
Tabel 5.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan hasil belajar dan motivasi siswa SMA yang mendapatkan pembelajaran

MAKING MEANINGFUL CHOICES IN IBSEN’S AN ENEMY OF THE PEOPLE DRAMA (1882): AN EXISTENTIALIST CRITICISM..

Copy Perjanjian Sewa / Kontrak Tempat Usaha minimal 2 tahun (jika sertifikat bukan atas nama perusahaan, komisaris atau direktur, membuat surat pernyataan tidak keberatan). 13

Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah komposisi proksimat substrat pakan (BK, Abu, PK, LK, SK, dan BETN), kandungan senyawa aktif jamu, total produksi

Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang obyek yang menjadi fokus penelitian dalam tesis ini sesuai dengan data yang diperoleh baik dari pustaka

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengetahui persentase karang keras di Pulau Weh dan Pulau Aceh, (2).. Mengetahui persentase rekrutmen karang di Pulau Weh dan Pulau

Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development ( R&D ) dengan metode 4-D yang dikembangkan oleh S. Penelitian melibatkan ahli bidang studi Fisika dan siswa

Sementara itu, superovulasi sebelum perkawinan yang dikombinasikan dengan pemberian ekstrak temulawak plus setelah umur kebuntingan 1 bulan selama periode