33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian
TK Pertiwi III Karanganyar bertempat di kecamatan lemahbang
kecamatan sambungmacan, kabupaten Sragen. TK Pertiwi III
Karanganyar bersebelahan dengan SDN Karanganyar 1, TK Pertiwi III
Karanganyar didirikan pada tanggal 14 April 1986 yang dikelola oleh
yayasan, TK ini sudah mengikuti kurikulum departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. TK Pertiwi III Karanganyar meski berada dipedesaan tetapi
mempunyai mainan yang memadai, meskipun kurang lengkap.
Dalam kegiatan pembelajaran, Taman Kanak-Kanak Pertiwi III
Karanganyar telah memiliki gedung dan sarana prasarana yang masih
kurang memadai, gedungnya terlalu sempit, tidak ada kamar mandi dan
ruang guru. Keadaan anak didik di TK Pertiwi III Karanganyar Tahun
ajaran 2014/2015 berjumlah 20 anak,
Visi TK Pertiwi III Karanganyar yaitu menciptakan sekolah yang
berprestasi dengan membentuk anak tinggi mental, moral dan budi
pekerti, cerdas, terampil, sehat jasmani dan rohani.
Misi TK Pertiwi III Karanganyar yaitu:
a. mengadakan inovasi pendidikan.
b. menanamkan kedisiplinan pada anak sedini mungkin.
c. intensifkan peran serta masyarakat di komite sekolah.
d. menyediakan dan memaksimalkan sumber daya media belajar.
e. mengembangkan pendidikan yang bernuansa IPTEK dan IMTAQ
2. Sarana dan Prasarana
TK Pertiwi III Karanganyar mempunyai sarana dan prasarana
a. 2 Ruang kelas, yang 1 bangunan TK yang sudah tua, dengan
perlengkapan yang masih kurang memadai, yang berkapasitas 20
anak, digunakan untuk TK B, isi ruang kelas terdiri dari: papan tulis,
meja dan kursi anak, meja dan kursi guru, almari, mainan anak.
Bangunan yang 1 masih dalam kondisi bangunan baru yang belum
terselesaikan namun tempatnya sudah digunakan yang berkapasitas
25 anak, digunakan untuk TK A, sementara isi ruang kelas terdiri
dari:papan tulis, meja dan kursi anak, meja dan kursi guru, mainan.
b. Untuk ruang Guru dan kamar mandi, masih belum mempunyai.
c. Sarana lainnya untuk penunjang pembelajaran adalah permainan
dalam dan permainan luar ruangan,diantaranya:
1) kemidi putar
2) ayunan
3) tangga pelangi
4) mainan 3 in 1
5) jungkat-jungkit
6) alat permainan edukatif di dalam ruangan,dll
3. Kondisi Peserta Didik TK Pertiwi III Karanganyar, kecamatan Sambungmacan, kabupaten Sragen Tahun 2014/2015
Data murid yang ada di TK Pertiwi III Karanganyar, kabupaten
Sragen adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Jumlah Peserta Didik
(Sumber data TK Pertiwi III Karanganyar,kecamatan
Sambungmacan,kabupaten Sragen Tahun 2014/2015)
No. Kelompok Peserta didik Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. B 10 10 20
Penelitian ini difokuskan pada anak kelompok B,adapun daftar nama
siswa TK Pertiwi III Karanganyar,kecamatan Sambungmacan,kabupaten
Sragen adalah sebagai berikut:
Tabel 3.
Daftar Nama Siswa TK Pertiwi III Karanganyar,kecamatan Sambungmacan,kabupaten Sragen Tahun 2014/2015
No. Nama Siswa Jenis Kelamin (L/P)
1 Esty P
2 Putri A P
3 Aulia P
4 Galeh L
5 Dimas L
6 Risky L
7 Bunga P
8 Nanda L
9 Sifa P
10 Zahra P
11 Amel P
12 Asifa P
13 Afgan L
14 Ezra L
15 Gagah L
16 Bela P
17 Adrian L
18 Farhan L
19 Hafis L
20 Fitri P
Karakter dan kemampuan anak di TK Pertiwi III Karanganyar,
kecamatan Sambungmacan, kabupaten Sragen sangat beraneka ragam.
Hal ini disebabkan oleh latar belakang tempat tinggal dan keluarga yang
beragam pula. Khususnya untuk anak didik di kelompok B yang
merupakan subjek penelitian ini mempunyai karakteristik yang
kemampuan anak kelompok B ini cukup mudah untuk menyerap
pembelajaran tetapi sebagian juga masih kurang bisa mandiri dalam
melakukan setiap kegiatan.
4. Struktur Organisasi TK Pertiwi III Karanganyar,kecamatan Sambungmacan,kabupaten Sragen
Struktur organisasi TK Pertiwi III Karanganyar,kecamatan
Sambungmacan,Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut:
Gambar 4. Struktur Organisasi TK Pertiwi III Karanganyar,kecamatan Sambungmacan,kabupaten Sragen
5. Keadaan SDM
TK Pertiwi III Karanganyar, kecamatan Sambungmacan, kabupaten
Sragen, dipimpin oleh Ibu Sumiyati dan dalam proses belajar mengajar
kepala TK dibantu dibantu oleh Guru pengajar sebangyak 4 Guru dengan
kualifikasi pendidikan SMA dan S1, Saat ini masih ada yang sedang
melanjutkan pendidikan kejenjang S1 PAUD. Ketua Yayasan
Sulasih,M.pd
Kepala Sekolah
Sumiyati,S.pd
Guru Kelas
Purbo Winarni
Guru Kelas
Tri Romawati,S.pd
Guru Kelas
Puji Lestari
Guru Kelas
Tabel 4.
Data Guru TK Pertiwi III Karanganyar,kecamatan
Sambungmacan,kabupaten Sragen
No Nama L
/P
Jabatan Ijasah TMT
1. Sumiyati,Spd P Kepala TK S1 PAUD 07-01-84
2. Tri Rohmawati,Spd P Guru S1 PAUD 01-12-04
3. Purbo Winarni P Guru SMK 01-12-05
4. Puji Lestari P Guru SMU 10-08-05
5. Destiana Canggih S P Guru SMU 01-07-11
6. Kegiatan Pembelajaran di TK Pertiwi III Karanganyar,kecamatan Sambungmacan,kabupaen Sragen
TK Pertiwi III Karanganyar, kecamatan Sambungmacan, kabupaten
Sragen terdapat 2 Kelompok belajar yaitu kelas A dan kelas B dan masuk
setiap hari dari senin sampai sabtu. Waktu pembelajaran dimulai pukul
07.00-10.00 WIB. Kegiatan pembelajaran di TK Pertiwi III Karanganyar
kecamatan Sambungmacan kabupaten Sragen menggunakan kegiatan
kelompok dan klasikal.
Setiap hari pukul 06.30 WIB guru piket datang untuk menyambut
anak-anak yang baru datang, bel tanda masuk pukul 07.15 WIB
waktunya anak-anak berpisah dengan orang tua, kemudian berbaris untuk
masuk didalam kelas. Pembelajaran awal dimulai selama 30 menit yang
meliputi berbaris, doa, salam, bernyanyi, mengabsen murid. Kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan inti yang dimulai pukul 07.30 WIB sampai
pukul 08.30 WIB, setelah itu anak-anak bermain bebas diluar kelas
sampai pukul 09.00 WIB. Anak-anak masuk kedalam kelas pukul 09.00
WIB kemudian cuci tangan, berdoa, makan bekal bersama. Pukul 09.30
WIB waktunya untuk kegiatan akhir, ulasan kegiatan, evaluasi,
pemberian prestasi, setelah itu guru menutup pembelajaran dengan doa
A. Deskripsi Pra Siklus
Peneliti melakukan observasi terhadap kemampuan pengembangan
kecerdasan logika matematika anak di TK Pertiwi III Karanganyar, kecamatan
Sambungmacan, kabupaten Sragen Tahun 2014/2015, untuk mengetahui
masalah-masalah yang dihadapi ketika proses pembelajaran pengembangan
kecerdasan logika matematika. Kegiatan Pra tindakan dilakukan selama dua
kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri atas 30 menit pembelajaran. Kegiatan
Pra tindakan ini dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2014 pukul 08.00-09.00
WIB dan 23 Oktober 2014 pukul 08.00-09.00 WIB.
Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara untuk mengetahui
kemampuan logika matematika anak dalam pembelajaran dikelas khususnya
pada saat pengembangan kecerdasan logilka matematika. Berdasarkan hasil
observasi (pengamatan) tersebut,dapat disimpulkan bahwa kendala yang
dihadapi anak ketika melakukan pengembangan kecerdasan logika
matematika adalah sebagai berikut:
1. Anak kurang berminat pada saat pembelajaran berhitung.
2. Anak kurang mampu mengenal lambang bilangan
3. Anak kurang berani (rasa malu,tegang,takut salah,tidak percaya diri)
dalam hal hitung menghitung.
4. Kurangnya pemanfaatan media saat pembelajaran matematika.
Berdasarkan hasil penilaian terhadap kemampuan matematika anak
sebelum dikenai tindakan, masih banyak anak yang belum bisa berhitung,
belum bisa membedakan lambang bilangan, Selain itu anak belum berminat
dalam pembelajaran pengembangan kecerdasan matematika hal itu disebabkan
karena kurangnya media saat pengembangan kecerdasan logika matematika.
Pada tahap pra tindakan, kemampuan awal berhitung anak dilakukan
dengan berhitung angka 1-20 dihadapan Guru. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kemampuan berhitung anak sebelum dikenai tindakan. Dalam
memperhatikan guru, namun tidak sedikit anak yang berbicara dengan
temannya yang beraktivitas sendiri. Tampak sebagian anak tidak
memperhatikan penjelasan guru. Beberapa anak terlihat berbicara dengan
teman sebangkunya dan anak menghadap kesamping. Hal ini mengganggu
anak lain yang sedang memperhatikan guru saat menyampaikan materi.
Menurut hasil dari pengamatan yang menyatakan bahwa anak yang
memperhatikan dan konsentrasi selama proses pembelajaran hanyalah 7 anak
atau sekitar 35%.
Saat kegiatan bernyanyi yaitu lagu, atas bawah, anak tidak dapat
mengikuti gerakan dengan benar, saat menunjuk posisi diatas anak belum
mengetahui posisi diatas, dibawah, dikanan, dikiri, didepan, dibelakang,
pertama, dan terakhir, anak masih belum bisa mengikuti gerakan tangan
dengan benar.Pada tahap pra tindakan, kemampuan anak dalam pembelajaran
matematika sangat kurang. Hal ini dapat dilihat ketika kegiatan pembelajaran
memasangkan jumlah ayam dengan lambang bilangan, anak masih belum
mendapatkan nilai yang bagus, masih banyak anak yang keliru memasangkan
lambang bilangan, bahkan ada anak yang tidak mau mengerjakan kegiatan
yang diberikan, sama halnya dengan kegiatan berhitung, saat berhitung
menggunakan jari, anak masih keliru menunjukkan jumlah jari dengan
bilangan yang di ucapkan.
Melihat dari kejadian diatas maka peneliti meminta izin kepada Kepala
TK Pertiwi III Karanganyar, untuk menggunaan metode permainan ular
tangga. Dengan metode permainan ular tangga dan alat peraga yang sesuai
dapat mengembangkan kecerdasan logika matematika dan meningkatkan
motivasi belajar anak. Karena dalam kegiatan pembelajaran menggunakan
prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Pada masa anak
adalah masa bermain, maka anak merasa senang, tidak tertekan, sehingga
dapat meningkatkan motivasi belajar anak.
Setelah kesepakatan dari Kepala Sekolah didapat, maka kegiatan se
lanjutnya yaitu, menyiapkan alat dan bahan yang akn digunakan untuk
bagus dan menarik perhatian anak, sehingga anak akan lebih tertarik dalam
mengikuti proses pembelajaran.
B. Deskripsi Hasil Setiap Siklus
1. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Pra Siklus
Sebelum melakukan Tindakan Kelas Siklus I, peneliti melakukan
observasi pra siklus yaitu dengan melakukan pengamatan untuk
mengetahui kecerdasan logika matematika anak sebelum dilakukan
tindakan dengan menerapkan kecerdasan logika matematika dengan
melalui permainan ular tangga.
Pelaksanaan observasi memerlukan instrumen yang digunakan
sebagai pedoman dalam pengamatan yang dilakukan. Dalam penelitian ini
ada 2 aspek yang di amati yaitu keaktifann anak dan pelaksanaan
kecerdasan logika matematika dengan melalui permainan ular tangga.
Adapun penyusunan pedoman observasi adalah sebagai berikut
a. Menentukan indikator yang akan digunakan untuk mengetahui
peningkatan kemampuan anak. Adapun tingkat perkembangan yang
akan dicapai berdasarkan indikator adalah sebagai berikut:
1) memasangkan benda sesuai dengan pasangannya
2) menyebutkan konsep kanan-kiri, atas-bawah, naik-turun,
pertama-terakhir.
3) membilang/menyebut urutan bilangan dari 1-20
b. Menjabarkan indikator kedalam butir amatan yang menunjukkan
pencapaian indikator yang dapat dilakukan anak ketika melakukan
Tabel 5.
Instrumen Observasi Kecerdasan Logika Matematika
Keterangan :
Skor 4 (BSP) : Berkembang Sangat Pesat
Skor 3 (BSH) : Berkembang Sesuia Harapan
Skor 2 (MB) : Mulai Berkembang
Skor 1 (BB) : Belum Berkembang
No. Indikator Butir amatan
Diskription Pra Siklus Siklus
Pertama
Siklus Kedua
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Membilang/m
enyebut urutan bilangan dari 1-20
− Menyebutkan
urutan angka 1-5
− Menyebutkan
urutan angka 6-10
− Menyebutkan
urutan angka 11-15
− Menyebutkan
urutan angka 16-20
2. Memasangka
n benda sesuai
dengan
pasangannya
− Dapat
memasangkan lambang bilangan
− Dapat menghitung
jumlah bilangan yang ada
3. Menyebutkan
c. Menuliskan kedalam instrumen kedua observasi yang berisi nama
anak, tema, sub tema, kelompok, semester, butir amatan, jumlah
deskriptor amatan, tempat dan tanggal amatan.
d. Menjumlahkan skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan.
e. Menghitung Persentasi peningkatan pengembngan kecerdasan logoka
matematika anak melalui permainan ular tangga dengan cara sebagai
berikut :
1) Skor mencapai kemampuan anak
Jumlah skor butir amatan anak X 100% Skor Maksimum
Skor maksimum =
Skor maksimum butir amatan x jumlah butir amatan
2) Hasil presentasi diisikan pada tebel tabulasi pada kolom (%)
f. Menghitung rata-rata pencapaian dengan skor maksimum pada setiap
siklus yang telah ditentukan penelitian. Peneliti pada setiap siklus
akan berhasil jika anak sudah mencapai skor maksimum yang telah
ditentukan peneliti pada setiap siklusnya.
g. Membandingkan persentase rata-rata pencapaian kecerdasan logika
matematika semua anak dengan indikator keberhasilan pada setiap
siklus.
Adapun penilaian dari kegiatan Pra tindakan pengembangan
kecerdasan logika matematika anak sebelum dikenai tindakan disajikan
Tabel 6.
Tabulasi Skor Observasi Kecerdasan Logika Matematika
Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak
Kelompok B Di TK Pertiwi III Karanganyar
Penelitian Pra Siklus
Keterangan :
Skor Maksimal = 32
Jumlah Skor riil
Persentase (%) = X (100%)
Skor Maksimum No
.
Nama Anak
Butir Amatan Jumlah
Skor
Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Esty 1 1 1 1 1 1 2 1 9 28%
2 Putri A 2 2 1 1 1 1 1 1 10 31%
3 Aulia 1 1 1 1 1 1 1 1 8 25%
4 Galeh 1 1 1 1 1 1 1 1 8 25%
5 Dimas 1 1 1 2 1 2 2 2 12 37%
6 Risky 1 1 1 1 1 2 2 2 11 34%
7 Bunga 2 2 2 2 1 1 1 1 12 37%
8 Nanda 1 1 1 1 1 1 2 2 10 31%
9 Sifa 1 1 1 1 1 1 1 1 8 25%
10 Zahra 1 1 1 1 1 2 1 1 9 28%
11 Amel 1 2 1 2 1 1 1 1 11 34%
12 Asifa 1 1 2 2 1 1 2 1 10 31%
13 Afgan 2 1 1 2 2 2 1 1 12 37%
14 Ezra 1 1 1 2 1 2 2 2 12 37%
15 Gagah 1 1 2 1 1 2 2 2 12 37%
16 Bela 2 2 2 1 1 1 1 1 11 34%
17 Adrian 2 2 1 1 1 1 2 1 11 34%
18 Farhan 1 1 1 1 1 2 2 1 10 31%
19 Hafis 1 1 1 1 1 2 2 2 11 34%
20 Fitri 1 1 1 1 1 1 1 1 8 25%
Jumlah 25 25 24 26 21 28 30 26 205 635 %
Rata-rata Skor 205:20=10,25
Berdasarkan hasil pengamatan sebelum dilakukan penelitian, peneliti
menemukan bahwa dalam satu kelas tidak ada seorang anak pun yang
mendapatkan nilai 4 (Berkembang Sangat Pesat). Tingkat keberhasilan
sebelum dilakukan penelitian 31,75%. Perkembangan yang dimiliki anak
dalam hal kecerdasan logika matematika masih kurang, hal ini disebabkan
karena banyak yang tidak memperhatikan penjelasan dari Guru, anak
bercanda dengan teman sebangkunya, ngobrol sendiri, bosan dengan
metode pembelajaran.
Dari data diatas kemampuan anak yang mencapai 50% tidak ada, hal
ini membuktikan tingkat kemampuan kecerdasan logika matematika anak
di TK Pertiwi III Karanganyar Sragen tahun ajaran 2014/2015 dinyatakan
masih rendah dan perlu sekali dilakukan tindak lanjut, agar kecerdasan
logika matematika dapat berkembang secara optimal.
a. Analisis Pencarian Data
Sebelum melakukan penelitian, peneliti menemukan fakta-fakta
dilapangan kenapa anak belum dapat mengembangkan kecerdasan
logika matematika. Adapun fakta yang yang peneliti temukan sebagai
berikut:
1) metode yang digunakan, belum menarik perhatian anak
2) pembelajaran dirasa anak membosankan, dalam kegiatan
memasangkan gambar ayam dengan lambang bilangan.
3) ramai, ngobrol, tidak memperhatikan penjelasan guru.
Dalam upaya mengembangkan kecerdasan logika matematika
anak, ketika pembelajaran berhitung, anak masih belum mampu
berhitung dengan benar, anak belum bisa menunjukkan lambang
bilangan dengan jumlah jari yang diacungkan, terlihat anak masih
b. Deskripsi Penelitian Siklus
Berdasarkan pada permasalahan yang dihadapi anak dalam
mengembangkan kecerdasan logika matematika anak serta berbagai
faktor penyebab munculnya permasalahan sebagaimana telah
dikemukakan pada bagian pendahuluan, maka peneliti melakukan
serangkaian tindakan guna mengatasi permasalahan dalam
mengembangkan kecerdasan logika matematika anak di TK Pertiwi
III Karanganyar kecamatan Sambungmacan, kabupaten Sragen.
Tehnik yang peneliti pergunakan yaitu melakukan penelitian tindakan
kelas dua siklus.
Penelitian yang peneliti lakukan diawali Pra siklus (hasil
pengembangan kecerdasan logika matematika anak sebelum
dilakukan penelitian). Kemudian peneliti melakukan perbaikan pada
siklus I, Setiap Siklus peneliti melakukan penyusunan rencana
tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar dan refleksi.
2. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1 Pertemuan I
Melihat hasil penilaian dari kegiatan Pra siklus di TK Pertiwi III
Karanganyar, kecamatan Sambungmacan, kabupaten Sragen tahun ajaran
2014/2015 peneliti menggunakan metode permaian guna
mengembangkan kecerdasan logika matematika anak, permainan yang di
pilih peneliti yaitu permainan ular tangga. Penelitian Tindakan Kelas pada
siklus I dilakukan dengan 2 tindakan yaitu Tindakan pertama adalah
pemberian materi tentang pengembangan kecerdasan matematika dan
tindakan kedua yaitu pelaksanaan praktik pengembangan kecerdasan
logika matematika yang disediakan Guru.
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan penelitian Tindakan Kelas (PTK),
peneliti membuat rencana kegiatan pembelajaran agar dalam
Penelitian mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman dalam
melaksanakan langkah-langkah pembelajaran, serta lembar evaluasi
yang digunakan untuk mengukur kemampuan atau prestasi anak saat
melakukan pembelajaran membaca permulaan.
Adapun rencana yang akan dilaksanakan dalam penelitian sebagai
berikut :
1) peneliti dan guru menyamakan persepsi dan diskusi untuk
mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalam masalah
pengembangan kecerdasan logika matematika khususnya dengan
permaian ular tangga.
2) peneliti mengajukan alternatif pemecahan masalah dengan
menerapkan stategi pembelajaran yakni melalui permainan ular
tangga dalam pengembangan kecerdasan logika matematika.
3) peneliti dan guru merencanakan pelaksanaan pengembangan
kecerdasan logika matematika melalui permainan ular tangga.
4) menentukan langkah-langkah pelaksanaan pengembangan
kecerdasan logika matematika dengan permainan ular tangga.
5) menentukan tema yang akan disajikan.
6) menyiapkan papan ular tangga yang diperlukan selama
pembelajaran pengembangan kecerdasan logika matematika,
serta instrumen yang berupa lembar pengamatan, lembar
penilaian, catatan laporan,dan alat dokumentasi.
b. Pelaksanaan tindakan
Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran
siklus pertama pertemuan pertama sebagai berikut:
1) kegiatan awal
a) guru memberi salam dan mengajak berdoa bersama
b) guru mengabsen presensi kehadiran anak
2) kegiatan inti
a) guru mengeluarkan papan permainan ular tangga, dadu dan
bidaknya
b) guru memperkenalkan nama dan fungsi dari masing-masing
alat permainan ular tangga
c) guru membagi anak menjadi 4 kelompok, dan setiap
kelompok beranggotakan 5 anak
d) guru membagi papan ular tangga, bidak, dan dadu pada
masing-masing kelompok
e) guru menjelaskan aturan permainan ular tangga
f) guru menunjuk anak yang bermain pertama dan anak yang
bermain terakhir pada masing-masing kelompok
g) anak bermain mengikuti peraturan dan bergiliran memainkan
dadu
h) selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dan guru melakukan pengamatan terhadap anak yang melakukan
permainan ular tangga.
3) kegiatan akhir
a) guru mengevaluasi pancapaian panilaian anak
b) guru bertanya jawab mengenai permainan ular tangga
c) berdoa dan salam
Berikut hasil dari pelaksanaan permainan ular tangga Siklus I
Tabel 7.
Tabulasi Skor Observasi Kecerdasan Logika Matematika
Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak
Kelompok B Di TK Pertiwi III Karanganyar
Penelitian Siklus 1 (Pertemuan Pertama)
Keterangan :
Skor Maksimal = 32
Jumlah Skor riil
Persentase (%) = X (100%)
Skor Maksimum
No. Nama
Anak
Butir Amatan Jumlah
Skor
Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Esty 1 2 2 2 1 1 2 2 13 41%
2 Putri A 2 2 2 2 2 2 1 1 14 44%
3 Aulia 1 1 1 1 1 2 1 1 9 28%
4 Galeh 1 1 1 1 1 1 2 1 9 28%
5 Dimas 1 1 1 2 1 2 2 2 12 38%
6 Risky 1 1 1 2 3 2 2 2 14 44%
7 Bunga 2 2 2 2 2 2 3 2 17 53%
8 Nanda 2 2 2 2 3 2 2 2 17 53%
9 Sifa 1 1 1 1 2 1 1 1 9 28%
10 Zahra 1 1 2 2 1 2 2 2 13 41%
11 Amel 1 2 1 2 1 2 1 2 12 38%
12 Asifa 1 1 2 2 1 1 2 1 11 43%
13 Afgan 2 1 1 2 2 1 1 1 11 34%
14 Ezra 1 1 1 2 1 1 1 2 10 31%
15 Gagah 1 1 2 1 1 1 1 2 10 31%
16 Bela 2 2 2 2 2 1 2 3 16 50%
17 Adrian 2 3 2 1 2 2 2 2 16 50%
18 Farhan 2 2 2 2 1 2 2 2 15 47%
19 Hafis 1 2 2 2 2 2 2 2 15 47%
20 Fitri 1 1 1 1 1 1 1 1 8 25%
Jumlah 27 31 30 34 31 31 33 34 255 813 %
Rata-rata Skor 255:20=13
Dari hasil penelitian pada Siklus I pertemuan I, kemampuan anak
masih terlihat rendah, hal itu terlihat dari pencapaian nilai dari satu
kelas tidak ada seorang anak yang mendapat skor 4 (Berkembang
Sangat Pesat). Tingkat keberhasilan sebelum dilakukan penelitian
31,75%, sementara pada Siklus I pencapaiannya yaitu 40,65%, hal ini
mengalami sedikit peningkatan sebesar 8,9% Perkembangan yang
dimiliki anak masih kurang. Dari data diatas kemampuan anak yang
mencapai 50% yaitu 5 anak, sementara pencapaian kurang dari 50%
yaitu 15 anak, anak yang kemampuan kecerdasan logika matematika
belum berkembang ada 4 orang anak yaitu Aulia, galeh, Asifa, dan
Fitri.
c. Observasi
Pada saat proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati
segala sesuatu yang dilakukan anak didalam kelas yang berkaitan
dengan kegiatan pengembangan kecerdasan logika matematika.
Pengamatan tersebut meliputi sikap anak selama pengembangan
kecerdasan logika matematika, serta keseluruhan praktik anak dari
awal hingga akhir. Selain itu, peneliti juga mengamati guru
bagaimana guru memberikan bimbingan, motivasi kepada anak dalam
melakukan pembelajaran pengembangan kecerdasan logika
matematika. Dari hasil yang didapat dari pengamatan pada Siklus I
yaitu anak masih membutuhkan bimbingan dalam berhitung, anak
masih berebut bidak yang dibagikan, sebagian anak masih pasif, dan
tidak mau mengikuti permainan, anak masih belum memahami
d. Refleksi
Pelaksanaan kegiatan siklus I pertemuan pertama ini, kondisi
anak dalam keadaan senang, rasa ingin tahunya mulai muncul, dan
anak-anak menyukai dadu yang dipergunakan, papan ular tangga
yang digunakan mengalami sedikit kendala, yaitu gambarnya masih
kurang jelas, papannya terlalu kecil, dan belum adanya tangga yang
seharusnya ada di papan permainan. Kegiatan pembelajaran pada
siklus pertama pertemuan I ini, terbilang masih kacau, banyak anak
yang berebut bidak catur, ada yang tidak mau memakai pion yang
berwarna hijau, ada pula anak yang memegang dadu, dan tidak mau
melepasnya, dikelompok lain, masih ada yang hanya diam dan
bingung menjalankan permainan ular tangga ini.
Menyikapi perolehan hasil perbaikan pembelajaran pada siklus I
pertemuan I peneliti simpulkan belum mencapai target yang peneliti
harapkan untuk itu akan dilakukan perbaikan pembelajaran siklus I
pertemuan II.
3. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1 Pertemuan II
Setelah peneliti menganalisis perbaikan pembelajaran pada siklus
pertama pertemuan pertama. Dari hasil tersebut peneliti melakukan
perbaikan pembelajaran siklus I pertemuan kedua. Dengan
mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan memilih
strategi, metode pembelajaran, dan pengajaran efektif, menyenangkan
anak, dari kegiatan permainan ular tangga yang sudah dilaksanakan.
a. Rencana Kegiatan
Siklus II merupakan kegiatan perbaikan pembelajaran yang
pelaksaannya merupakan pembenahan dari Pra Siklus dan
implementasi dari Siklus I, dimana ketika anak praktek bermain ular
tangga, terdapat beberapa pembelajaran yaitu berhitung 1-20 dan
pemahaman dari indikator-indikator yang sudah di rancang oleh
penulis.
b. Pelaksanaan Kegiatan
Langkah-langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada
Siklus I pertemuan kedua sebagai berikut:
1) kegiatan awal
a) guru memberi salam, mengajak anak berdoa bersama
b) guru mengabsen kehadiran anak
c) guru mengkondisikan tempat duduk anak
d) guru mengajak anak bernyanyi dengan syair Bapak Tani
2) kegiatan inti
a) guru mengeluarkan papan permainan ular tangga, dadu dan
bidaknya
b) guru memperkenalkan nama dan fungsi dari masing-masing
alat permainan ular tangga
c) guru bertanya jawab mengenai permainan ular tangga
d) guru membagi anak menjadi 4 kelompok, dan setiap
kelompok beranggotakan 5 anak
e) guru membagi papan ular tangga, bidak, dan dadu pada
masing-masing kelompok
f) guru menjelaskan aturan permainan ular tangga
g) guru menunjuk anak yang bermain pertama dan anak yang
bermain terakhir pada masing-masing kelompok
h) anak bermain mengikuti peraturan dan bergiliran memainkan
dadu
i) selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dan guru
melakukan pengamatan terhadap anak yang melakukan
permainan ular tangga
3) kegiatan akhir
a) guru mengevaluasi hasil kecerdasan logika matematika
b) guru bertanya jawab mengenai perasaan anak saat bermain
permainan ular tangga.
c) guru memberi salam dan penutup
Tabel 8.
Tabulasi Skor Observasi Kecerdasan Logika Matematika
Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak
Kelompok B Di TK Pertiwi III Karanganyar
Penelitian Siklus 1 (Pertemuan Kedua)
No. Nama
Siswa
Butir Amatan Jumlah Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Esty 3 3 3 3 2 3 3 2 22 69%
2 Putri A 3 3 3 3 2 3 3 3 23 72%
3 Aulia 1 1 1 1 1 1 1 1 8 25%
4 Galeh 2 1 1 1 1 1 1 1 9 28%
5 Dimas 2 2 2 3 3 3 4 3 22 69%
6 Risky 2 2 2 3 3 3 3 3 21 66%
7 Bunga 2 2 2 3 3 3 2 2 19 59%
8 Nanda 2 3 3 3 3 3 3 2 22 69%
9 Sifa 2 2 2 3 2 2 2 1 16 50%
10 Zahra 2 2 3 2 2 2 2 3 18 56%
11 Amel 2 2 2 2 2 3 3 4 20 63%
12 Asifa 2 2 3 3 2 2 2 2 18 56%
13 Afgan 3 3 3 3 2 3 3 3 23 72%
14 Ezra 3 3 3 3 3 3 4 3 25 78%
15 Gagah 2 3 3 3 3 3 4 4 25 78%
16 Bela 2 4 2 3 4 3 3 3 24 75%
17 Adrian 2 2 3 2 3 2 3 1 20 63%
18 Farhan 2 3 3 3 3 3 3 2 22 69%
19 Hafis 2 2 2 2 2 2 3 3 18 56%
20 Fitri 1 1 1 1 1 1 1 1 8 25%
Jumlah 42 46 49 50 47 49 53 47 383 1198%
Rata-rata Skor 383:20=19
Keterangan :
Skor Maksimal = 32
Jumlah Skor riil
Persentase (%) = X (100%)
Skor Maksimum
c. Observasi
Pelaksanaan tahap siklus I pertemuan II perkembangan
kecerdasan logika matematika anak dinyatakan berkembang, anak
mulai hafal lambang bilangan yang di berikan, dari hasil yang dicapai
mulai terlihat anak yang mendapat skor 4 (Berkembang Sangat Pesat),
dari rata-rata pencapaian anak, yang memperoleh nilai 50% ada 17
anak, sisanya 3 orang masih belum berkembang, kemampuan anak
meningkat menjadi 59,9%.
Pada tahap ini anak mulai sedikit mengetahui aturan permainan,
anak yang sebelumnya pasif mulai tertarik dengan permainan ular
tangga, meski berhitung masih di bantu guru, namun antusias anak
untuk mengikuti permainan ular tangga mulai tampak
d. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti bersama guru berdiskusi dan menganalisis
hasil pengamatan pada Siklus I, antara lain mengambil kesimpulan
tentang kemampuan anak setelah dikenai tindakan, menilai
masing-masing anak dalam praktik pengembangan kecerdasan logika
matematika dengan permainan ular tangga. Apabila dalam hasil
refleksi tersebut terdapat aspek-aspek yang belum tercapai pada siklus
atau tidak berhasil, maka akan dilakukan perbaikan pada Siklus II.
Pelaksanaan Siklus II akan dilaksanakan setelah refleksi pada
Siklus I, meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan,
refleksi siklus I. Tindakan-tindakan tersebut dilakukan untuk
memperbaiki aspek-aspek yang belum tercapai pada siklus I.
Demikian juga dengan siklus selanjutnya, tindakan yang dilakukan
untuk memperbaiki aspek-aspek yang belum yang belum tercapai
pada siklus sebelumnya (siklus II).
Penelitian Pengembangan Kecerdasan Logika matematika di TK
Pertiwi III Karanganyar kecamatan Sambungmacan, kabupaten
Sragen tahun 2014/2015 melalui permainan ular tangga dari guru.
Penelitian ini akan dihentikan pada siklus tertentu jika sudah
memenuhi target, dari hasil penelitian pada Siklus I pertemuan II,
peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian ke dalam siklus II.
4. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II Pertemuan I a. Perencanaan
Perencanaan tindakan Siklus II ini bertujuan untuk meningkatkan
aspek-aspek yang belum tercapai pada Siklus I. Aspek-aspek tersebut
sebenarnya sudah cukup baik namun masih perlu ditingkatkan lagi
agar hasilnya maksimal. Adapun rancangan pelaksanaan tindakan
pada Siklus II ini sebagai berikut:
1) guru akan meningkatkan kembali, terkait dengan permainan ular
tangga pada pengembangan kecerdasan logika matematika, yaitu
dengan cara memberikan motivasi, serta memberikan hadiah atau
sebagai penyemangat supaya anak lebih tertarik dan memberikan
hasil yang maksimal.
2) mempersiapkan instrumen meliputi lembar pengamatan, lembar
penilaian, pengembangan kecerdasan logika matematika, catatan
lapangan, dan alat dokumentasi.
3) mempersiapkan papan ular tangga yang lebih menarik perhatian
4) guru memberikan reward pada anak yang mendapatkan nilai
tertinggi sesuai dengan indikator yang diberikan guru
b. Pelaksanaan Tindakan
Langkah-langkah pengembangan kecerdasan logika matematika
yang dilakukan guru pada pertemuan pertama dalam pelaksanaan
tindakan Siklus II ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1) kegiatan awal
a) guru memberi salam, mengajak anak berdoa bersama
b) guru membuka pelajaran (apersepsi, dan presensi).
c) guru mengajak anak bernyanyi lagu Bapak Tani
2) kegiatan inti
a) guru memberitahukan pada anak bahwa pertemuan kali ini
masih akan membahas tentang pengembangan kecerdasan
logika matematika dengan metode permainan ular tangga.
b) anak dan guru mengadakan tanya jawab tentang
pengembangan kecerdasan logika matematika (manfaat
kecerdasan logika matematika, dan hal menarik dari
permainan ular tangga).
c) anak memperhatikan penjelasan dari guru mengenai
langkah-langkah yang perlu diperhatikan saat
pengembangan kecerdasan logika matematika melalui
permainan ular tangga.
d) anak memperhatikan saat guru memberi contoh berhitung
menggunakan permainan ular tangga.
e) guru membagi anak menjadi 4 kelompok dan setiap
kelompoknya beranggotakan 5 orang anak
f) guru membagi papan ular tangga, pion, dan dadu pada
masing-masing kelompok
g) guru menunjuk anak yang bermain pertama, dan anak yang
h) anak bermain mengikuti peraturan dan bergiliran memainkan
dadu.
i) selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dan guru
melakukan pengamatan terhadap anak yang melakukan
permainan ular tangga
3) kegiatan akhir
a) guru mengevaluasi hasil kecerdasan logika matematika
melalui permainan ular tangga
b) guru bertanya jawab mengenai perasaan anak saat bermain permainan ular tangga.
c) guru memberi salam dan penutup
Berikut hasil dari pengembangan kecerdasan logika matematika
Tabel 9.
Tabulasi Skor Observasi Kecerdasan Logika Matematika
Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak
Kelompok B Di TK Pertiwi III Karanganyar
Penelitian Siklus 1I (Pertemuan Pertama)
No. Nama
Siswa
Butir Amatan Jumlah Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Esty 3 3 3 3 4 4 3 3 26 81%
2 Putri A 3 3 3 3 2 4 3 4 25 78%
3 Aulia 1 2 3 3 2 3 1 1 16 50%
4 Galeh 2 2 3 3 3 3 2 2 20 62%
5 Dimas 2 4 2 3 4 3 4 3 25 78%
6 Risky 2 4 2 3 4 3 3 4 25 78%
7 Bunga 2 2 4 3 3 2 2 4 22 69%
8 Nanda 2 3 3 3 3 3 3 2 22 69%
9 Sifa 2 2 2 3 2 3 3 2 19 59%
10 Zahra 2 2 3 4 3 2 3 3 22 69%
11 Amel 2 3 2 4 2 3 3 4 23 72%
12 Asifa 2 2 3 3 2 2 2 3 19 59%
13 Afgan 3 3 4 3 2 4 3 4 26 81%
14 Ezra 3 3 4 3 3 4 4 3 27 84%
15 Gagah 2 3 3 4 3 3 4 4 26 81%
16 Bela 3 4 3 3 4 4 4 3 25 78%
17 Adrian 3 2 3 2 2 3 3 3 21 66%
18 Farhan 2 3 3 3 3 3 3 3 23 72%
19 Hafis 2 2 2 2 2 3 3 3 19 59%
20 Fitri 3 3 2 2 3 3 2 2 20 62%
Jumlah 46 55 57 60 54 62 58 59 451 1409%
Rata-rata Skor 451:20=22,55
Persentase 1407%:20=70,35%
Keterangan :
Skor Maksimal = 32
Jumlah Skor riil
Persentase (%) = X (100%)
c. Observasi
Hasil pengamatan peneliti bersama kolaborator menunjukkan
bahwa tindakan pada Siklus II ini telah sesuai dengan yang
direncanakan. Selain itu pengamatan ini menunjukkan bahwa telah
terjadi perubahan atau peningkatan dalam hal perilaku subjek.Peran
anak pada Siklus ini juga lebih baik pada Siklus sebelumnya. Anak
lebih mengusai cara permainan, serta kemampuan membilang anak
meningkat. Secara keseluruhan, anak memperhatikan penjelasan
guru, tidak lagi melakukan kegiatan - kegiatan lain di luar pelajaran.
Dari 20 anak yang mengikuti permainan ular tangga terlihat
semua anak mendapatkan skor lebih dari 50%, skor tertinggi
diperoleh ezra dengan nilai 84%, sebagian anak sudah mampu
berhitung angka 1-10 dengan benar, untuk angka 11-20 anak masih
malu berhitung dan takut salah mengucapkan angka, namun dengan
motivasi dan dorongan dari guru dan teman anak mau berhitung dan
mampu mengenal angka.
Anak berminat dan antusias dalam berhitung dan mengenal
angka, bahkan saat pelajaran selesai anak-anak masih bermain
permainan ular tangga bersama dengan teman yang lain, hal ini sangat
bermanfaat, selain untuk meningkatkan kecerdasan logika
matematika anak yaitu kemampuan berhitung, membilang, maupun
mengenal angka, anak juga lebih dapat bersosialisasi dengan
temannya.
d. Refleksi
Dalam kegiatan pembelajarn siklus I pertemuan II ini kondisi
anak bersemangat, senang, dan ceria, hal ini disebabkan karena anak
yang mendapatkan nilai besar, diberi bintang 4 oleh guru, hal ini
memacu semangat anak untuk lebih giat berhitung, dan aktif bertanya
Hal yang sudah dicapai dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan
siklus II pertemuan I yaitu: Anak mampu berhitung angka 1-10
dengan lancar, Anak mengetahui aturan permainan, dan mulai aktif
dalam permainan ular tangga.Adapun hal yang belum dicapai dalam
permainan ular tangga pada siklus II pertemuan I yaitu: Anak belum
lancar berhitung angka 11-20, sebagian anak masih berebut bidak
yang disukainya
Menyikapi hal-hal yang terjadi diatas peneliti melakukan
serangkaian kegiatan perencanaan perbaikan pembelajaran agar
semua indikator dapat tercapai secara optimal. Untuk itu peneliti
melakukan perbaikan pada siklus II pertemuan II.
5. Siklus Kedua Pertemuan Kedua
Setelah peneliti menganalisis perbaikan pembelajaran pada siklus II
pertemuan I, dimana hasil pengembangan kecerdasan logika matematika
anak mulai terlihat yang mencapai 70,45%, Dari hasil tersebut,
kemampuan kecerdasan logika matematika anak masih belum mencapai
target yang di inginkan, untuk itu peneliti melakukan perbaikan
pembelajaran siklus II pertemuan II dengan mempersiapkan kegiatan yang
akan dilaksanakan.
a. Perencanaan
Siklus II pertemuan II merupakan kegiatan perbaikan dari
siklus-siklus sebelumnya, sebelum pelaksanan dalam siklus II
pertemuan I, peneliti melakukan perencanaan terlebih dahulu, yaitu
dengan membuat RKH, catatan indikator yang belum tercapai, dan
lebih fokus pada anak yang mendapat nilai kecil, hal ini dilakukan
agar semua anak dapat mencapai target indikator.
b. Pelaksanaan Tindakan
Langkah-langkah pelaksanaan perbaikan pada siklus II
1) kegiatan awal
a) guru memberi salam, mengajak anak berdoa bersama
b) guru membuka pelajaran (apersepsi, dan presensi).
c) guru mengajak anak bernyanyi lagu Bapak Tani
2) kegiatan inti
a) guru memberitahukan pada anak bahwa pertemuan kali ini
masih akan membahas tentang pengembangan kecerdasan
logika matematika dengan metode permainan ular tangga.
b) anak dan guru mengadakan tanya jawab tentang
pengembangan kecerdasan logika matematika (manfaat
kecerdasan logika matematika, dan hal menarik dari
permainan ular tangga).
c) anak memperhatikan penjelasan dari guru mengenai
langkah-langkah yang perlu diperhatikan saat
pengembangan kecerdasan logika matematika melalui
permainan ular tangga.
d) anak memperhatikan saat guru memberi contoh berhitung
menggunakan permainan ular tangga.
e) guru membagi anak menjadi 4 kelompok dan setiap
kelompoknya beranggotakan 5 orang anak
f) guru membagi papan ular tangga, pion, dan dadu pada
masing-masing kelompok
g) guru menunjuk anak yang bermain pertama, dan anak yang
bermain terakhir pada masing-masing kelompok
h) anak bermain mengikuti peraturan dan bergiliran memainkan
dadu.
i) selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dan guru
melakukan pengamatan terhadap anak yang melakukan
3) kegiatan akhir
a) guru mengevaluasi hasil kecerdasan logika matematika melalui permainan ular tangga
b) guru bertanya jawab mengenai perasaan anak saat bermain
permainan ular tangga.
c) guru memberi salam dan penutup
Berikut hasil dari pengembangan kecerdasan logika matematika
Tabel 10.
Tabulasi Skor Observasi Kecerdasan Logika Matematika
Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak
Kelompok B Di TK Pertiwi III Karanganyar
Penelitian Siklus 1I (Pertemuan Kedua)
No. Nama
Siswa
Butir Amatan Jumlah Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Esty 3 4 4 3 4 4 4 3 29 90%
2 Putri A 4 4 4 3 4 4 4 4 31 97%
3 Aulia 3 3 3 3 4 3 4 4 27 84%
4 Galeh 3 3 3 3 4 3 4 4 27 84%
5 Dimas 4 4 4 4 4 4 4 4 32 100%
6 Risky 4 4 3 3 4 4 3 4 29 90%
7 Bunga 4 4 4 3 3 3 4 4 29 90%
8 Nanda 4 4 4 4 3 3 4 4 30 94%
9 Sifa 4 4 4 4 3 3 3 3 28 87%
10 Zahra 4 4 4 4 3 4 3 3 29 90%
11 Amel 4 4 4 3 4 4 4 4 31 97%
12 Asifa 4 4 3 3 4 3 4 3 28 87%
13 Afgan 4 4 3 3 4 4 4 4 30 94%
14 Ezra 4 4 4 4 4 4 4 4 32 100%
15 Gagah 4 4 4 4 4 4 4 4 32 100%
16 Bela 4 4 4 4 4 4 4 4 32 100%
17 Adrian 4 4 3 4 3 3 4 4 29 90%
18 Farhan 4 4 4 4 3 3 3 3 30 94%
19 Hafis 4 4 3 3 4 4 4 4 30 94%
20 Fitri 4 4 4 3 3 3 3 3 27 84%
Jumlah 77 78 73 71 73 71 75 74 592 1846%
Rata-rata Skor 592:20=29,6
Persentase 1846%:20=92,3%
Keterangan :
Skor Maksimal = 32
Jumlah Skor riil
Persentase (%) = X (100%)
[image:30.595.108.517.277.639.2]c. Observasi
Dalam pengamatan selama proses kegiatan pembelajaran peneliti
memperoleh hasil yang sangat memuaskan, banyak anak yang masih
bermain permainan ular tangga pada jam istirahat, tanpa paksaan dan
dengan rasa suka cita, anak giat bermain, hal ini disebabkan karena
ingin mengalahkan teman yang lainnya, dalam perkembangannya
secara tidak sadar anak dapat berhitung dengan lancar, dan dapat
mengenal angka dengan mudah.
Dilihat dari data diatas kemampuan anak meningkat pesat,
pencapaian hasil dari siklus sebelumnya yaitu 70,45% meningkat
menjadi 92,3%, 4 orang anak mendapat skor 100% yaitu dimas, ezra,
gagah dan bela. Dan 3 orang anak yang masih memerlukan bimbingan
yaitu fitri, aulia, galeh, namun terlepas dari itu semua, secara
keseluruhan pencapaian skor dari siklus II pertemuan II terbilang
meningkat pesat.
d. Refleksi
Pada tahap siklus II pertemuan II ini peneliti bersama kolaborator
mendiskusikan kembali apa yang sudah dilaksanakan pada siklus II.
Peneliti dan kolaborator mendiskusikan keberhasilan penelitian. Oleh
karena itu, refleksi untuk siklus I dapat dilihat baik secara proses
maupun produk. Secara proses anak menjadilebih aktif dalam
kegiatan berhitung dibandingkan dengan sebelum diberi tindakan.
Hasil yang didapatkan dari siklus II baik secara proses maupun
praktek telah menunjukkan peningkatan yang baik dan telah
mencapai target penelitian, sehingga peneliti dan kolaborator sepakat
C. Pembahasan
Kecerdasan logika matematika merupakan kecerdasan yang sangat
penting yang harus dimiliki setiap anak, sebagai pendidik PAUD, keahlian
mengasah kecerdasan ini sangat penting dimiliki, hal ini dapat dijadikan bekal
anak untuk meraih masa depan dengan prestasi yang gemilang, karena
kecerdasan logika matematika merupakan kecerdasan yang paling
berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Rentetan kegitan setiap siklus
merupakan salah satu upaya peneliti dalam rangka mengembangkan
kecerdasan logika matematika anak. Berikut hasil dari penelitian yang
dilakukan peneliti terkait dengan pengembangan kecerdasan logika
matematika di TK Pertiwi III Karnganyar, kecamatan Sambung macan,
[image:32.595.115.540.395.619.2]kabupaten Sragen.
Tabel 11
Pencapaian Hasil Setiap Siklus
Dari hasil tindakan pra siklus pencapaian yang di dapat yaitu 31,75%, dari
skor itu merupakan pemicu semangat peneliti untuk mengembangkan
kecerdasan logika matematika anak di TK Pertiwi III Karanganyar, kecamatan
Sambungmacan, kabupaten Sragen. Penyebab nilai rendah yang diperoleh
bicara sendiri dengan teman sebangku saat pembelajaran berlangsung, serta
penggunaan metode pembelajaran yang kurang menarik hati anak.
Salah satu upaya yang digunakan peneliti untuk mengembangkan
kecerdasan logika matematika anak yaitu dengan permainan ular tangga, pada
Siklus I pertemuan I pencapaian skor yang diperoleh yaitu 40,65% sedikit
meningkat dari sebelum dikenai tindakan, namun masih banyak kekurangan
yang harus diperbaiki, banyak kendala yang dihadapi peneliti dalam
pelaksanaan siklus I pertemuan I, kendalanya antara lain peserta didik banyak
yang berebut pion ular tangga, anak masih pasif mengikuti permainan, dan
anak belum memahami aturan permainan, sehingga terjadi kericuhan.
Pada pertemuan siklus I pertemuan II hasil yang diperoleh yaitu 59,9%,
meningkat sebesar 19,25% dari pelaksanan siklus sebelumnya. banyak revisi
yang mesti di perbaiki dalam siklus ini salah satunya yaitu memperbesar papan
ular tangga, menggantinya dengan papan yang baru yang lebih menarik
perhatian peserta didik sehingga memudahkan dalam permainan.
Siklus II pertemuan I pencapaian yang diperoleh yaitu 70,45% pemahakan
anak terhadap lambang bilangan mulai terlihat, anak dengan mudah mampu
mengurutkan angka 1-6 sesuai perolehan dadu dengan lancar, dalam siklus II
pertemuan I ini peserta didik terlihat aktif dalam permainan, banyak anak telah
memahami aturan permainan, salah satu hal yang penting yaitu guru memberi
reward bintang 4 bagi anak yang memperoleh skor tertinggi.
Siklus terakhir yang dilakukan yaitu siklus II pertemuan II, pencapaian
yang di peroleh sebesar 92,3 %, pencapaian yang sangat pesat yang
menunjukkan keberhasilan peneliti dalam melakukan penelitian ini. Pada
siklus II pertemuan II peningkatan pencapaian mencapai 12%, banyak hal yang
dilakukan penulis dalam perolehan persentase ini yaitu dengan cara
pengayaan.
Pada siklus II pertemuan I guru memberikan reward pada peserta didik
yang mendapatkan nilai tertinggi, hal ini memacu semangat peserta didik
dirumah, dari sinilah pencapaian indikator anak dapat tercapai secara optimal
karena anak merasa senang dan bahagia dalam proses permainan yang secara
tidak sadar merupakan proses pembelajaran.
D. Keterbatasan Penelitian
Selama melakukan penelitian, peneliti pun mencatat beberapa hal yang
menjadi keterbatasan penelitian. Peneliti telah melakukan penelitian sesuai
dengan prosedur dengan keterbatasan sebagai berikut:
1. kesungguhan anak saat penelitian dilakukan merupan hal-hal yang berada
diluar jangkauan peneliti untuk mengontrolnya.
2. kesungguhan observer dalam mengamati proses pembelajaran
pengembangan kecerdasan logika matematika saat penelitian dilakukan