• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK

PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas XI IPS SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar Magister Pendidikan dalam Bidang Bimbingan dan Konseling

OLEH

SUSTIKA SARI

NIM 1200909

POGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

(3)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

(4)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Program Bimbingan Pribadi Sosial

untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Penelitian Kuasi Ekperimen terhadap

Siswa Kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015”.

Sepenuhnya karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung

resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya atau ada klaim dari pihak

lain terhadap keaslian karya ini.

Bandung, September 2014

Yang membuat pernyataan

(5)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Sustika Sari (1200909). Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas XI IPS SMA Kartika XIX-2 di Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena permasalahan remaja yang disebabkan rendahnya konsep diri. Konsep diri merupakan cara pandang seseorang meliputi pemahaman, penilaian, dan harapan-harapan terhadap dirinya baik mengenai diri fisik, psikis, maupun diri sosial. Konsep diri dapat membentuk struktur kognitif siswa untuk melakukan sesuatu baik melakukan tindakan yang positif maupun melakukan tindakan yang negatif. Masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah apakah bimbingan pribadi sosial dapat meningkatkan konsep diri siswa. Tujuan penelitian ini menguji efektivitas program bimbingan dan konseling pribadi sosial efektif dalam meningkatkan konsep diri siswa. Penelitian dilakukan di SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain nonequivalent pre-test and post pre-test control group design. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh dengan pengumpulan data menggunakan inventori dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan pribadi sosial efektif dalam meningkatkan konsep diri siswa pada kelas XI IPS SMA Kartika XIX-2.

(6)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Sustika Sari (1200909). Personal and Social Guidance Program to Improve Students Self Concept (Quasi Experimental Study of Class XI IPS Kartika XIX-2 High School Bandung Academic Year 2014/2015).

This research conducted based on adolescent problems caused by low self-concept. The self concept is one's perspective includes understanding, assessment, and expectations about the self either physical, psychological, and social . Self-concept influence the cognitive structure of students to do positive and negative action. Issues that were analyzed in this study is whether the personal and social guidance program can improve students' self-concept. The purpose of this research was to examine of the guidance and counseling program in improving personal and social self-concept of students. The study was conducted at Kartika XIX-2 High School in Academic Year 2013/2014. The study used a quantitative approach. The method used in this study is a quasi experimental design with nonequivalent pre-test and post-test control group design. Experimental group and control group randomly selected. The samples techniques used reducial sample with inventory data collection and documentation study as instrument. The results showed that personal and social guidance program effective in improving self-concept of students class XI IPS SMA Kartika XIX-2 Bandung.

(7)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, karena

dengan rahmat dan kehendak, dan anugrahNya akhirnya penulis dapat

menyelesaikan tesis yang diajukan sebagai prasarat dengan memperolah gelar

magister pendidikan pada jurusan Bimbingan dan Konseling di Universitas

Pendidikan Indonesia Bandung.

Tesis yang berjudul “Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk

Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa

Kelas XI IPS SMA Kartika XIX-2 di Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015).

Melalui pelayanan bimbingan yang dirumuskan dalam suatu program diharapkan

dapat membantu siswa dalam meningkatkan konsep diri yang dimilikinya.

Konsep diri siswa merupakan salah satu aspek perkembangan psikososial

yang penting dipahami dan diperhatikan oleh orangtua dan guru. Setiap siswa

akan memiliki konsep diri yang berbeda dalam berbagai ragam bentuk dan kadar

yang menentukan perwujudan, kualitas kepribadiannya. Konsep diri adalah

persepsi atau pandangan, penilaian dan perasaan terhadap dirinya baik

menyangkut fisik, psikis, sosial dan moral. Konsep diri dapat bersifat positif dan

negatif. Yang harus diwujudkan pada diri siswa adalah konsep diri yang positif

sehingga mampu menampilkan kepribadian yang positif pula. Untuk itu, semua

siswa diharapkan memiliki kemampuan mengenal makna dan mampu

menganalisis serta mengembangkan konsep diri secara tepat.

Bimbingan pribadi sosial menjadi upaya untuk meningkatkan konsep diri,

sehingga siswa mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Hal ini, karena

bimbingan pribadi sosial mampu mengarahkan secara tepat dan siswa mampu

memahami, mengembangkan segala potensi yang ia miliki agar berkembang

secara optimal. Gambaran sederhanya seperti seorang siswa selalu memandang

dirinya negatif, merasa tidak menarik, tidak berharga, dan dijauhi oleh teman

(8)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

berbagai kegiatan. Bimbingan pribadi sosial dapat membantu sebuah pemahaman

terkait dengan konsep diri siswa.

Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk karya ilmiah, Tesis terdiri atas

lima bab. Pada bab pertama (BAB I) dibahas mengenai latar belakang, identifikasi

dan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Pada bab kedua

(BAB II) dibahas mengenai kajian pustaka, kerangka pemikiran, asumsi penelitian

dan hipotesis penelitian. Pada bab ketiga (BAB III) dibahas mengenai metode

penelitian. Pada bab keempat (BAB IV) dibahas mengenai hasil penelitian dan

pembahasan. Pada bab kelima (BAB V) dibahas mengenai simpulan dan

rekomendasi.

Demikian keseluruhan hasil penelitian yang telah dibuat, dengan

kerendahan hati, tesis in diharapkan dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya

bagi keilmuan bimbingan dan konseling, khususnya bagi penulis dalam

pelaksanaan implementasi layanan bimbingan dan konseling.

Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik yang bermmanfaat dari para dosen.

Semoga Allah SWT senantiasa menganugerakan HidayahNya. Amin Yaa Robbal’alamiin.

Bandung, Septemper 2014

(9)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan

nikmat dan kasih sayang Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

tesis dengan baik. Semoga dengan selesainya tesis ini menjadi amal ibadah.

Slolawat serta salam semoga tercurah kepada penuntun ummat, Nabi Muhammad

SAW, keluarganya yang suci, sahabat dan seluruh ummatnya hingga akhir zaman.

Terselesainya tesis ini tidak luput dari bantuan dan dorongan yang telah diberikan

dari berbagai pihak yang selalu mengisi dan memperbaiki kelemahan-kelemahan

penulis. Untuk itu pada kesempatan ini sudah sepantasnya penulis mengucapkan

terimaksih dan penghargaan kepada semua pihak, terutama kepada orang tua

terima kasih yang tak terhingga kepada ibunda tercinta Sumartik untuk kasih

sayang dan doanya yang tiada henti tercurah untuk kesabaran yang tak terbatas,

engkau adalah ibu yang sempurna di muka bumi ini. Ayahanda Alm Suroto yang

telah memberikan pondasi keimanan dan ketakwaan semoga Allah memberikan

tempat yang baik disisiNya kenangan bersamamu takkan pernah hilang dalam

hidup penulis. Saudara-saudaraku tersayang Mbak Tanti Widayah, A. Md., Mbak

Suparida, S.Pd. Abang Iparku Bang Mun dan Bang Husnan, S.T terimaksih telah

menjadi bangian dari keluarga kami. Serta adik-adik ku tecinta Dek Damayanti,

S.Pd dan Dek Arif motivator serta bodyguard yang senantiasa memberikan yang

terbaik bagi penulis.

Dalam kesempatan ini, penulis sudah sepantasnya memberikan ucapan

terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Dr. M Solehuddin, M.Pd., M.A. selaku pembimbing I yang telah memberikan

masukan, motivasi dan bimbingan dengan cara yang serius tetapi santai dan

membuat kegiatan bimbingan menjadi kegiatan yang menyenangkan.

Terimaksih atas waktu yang diluangkan di sela-sela hari yang padat akan

(10)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2. Dr. Hj. Nani M Sugandhi, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah begitu sabar

membimbing dan memotivasi penulis, memberi masukan yang sangat berarti

dan begitu teliti serta membuka pemahaman penulis. Terima kasih unstuk

setiap waktu yang diberikan kepada penulis di sela-sela kesibukan yang luar

biasa.

3. Dr. Nandang Rusmana, M.Pd. selaku ketua jurusan yang ditengah

kesibukannya senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan arahan yang

sangat berarti dalam penyelesaian tesisi ini.

4. Prof. Juntika Nurihsan, M.Pd., Dr. Amin Budiamin, M.Pd, Dr. Nandang

Rusmana, M.Pd. yang telah meluangkan waktu untuk memberikan judgment

instrumen dan program yang dibuat penulis.

5. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan program studi bimbingan dan konseling

(S2) universitas pendidikan indonesia yang telah banyak memberikan inspirasi

dan motivasi kepada penulis dalam persiapan penyusunan tesis ini.

6. Bapak Juanda selaku staf tata usaha Pascasarjana Prodi Bimbingan dan

Konseling atas kesediaannya membantu penulis terkait administrasi selama

perkuliahan.

7. Ibu Dra. Mardiana Sofianingsih selaku kepala Sekolah SMA Kartika XIX-2

yang telah memberikan izin melakukan penelitian pada sekolah yang

dipimpinnya, guru-guru, koordinator BK yang telah membantu dalam

pelaksanaan penelitian ini.

8. Ibu Lilis Lisnawati, S.Pd., Nana, S.Pd. dan Bapak Drs. Asep Hidayat, M.Pd.,

selaku Guru BK di SMA Kartika XIX-2 Bandung atas segala fasilitasi,

bantuan, do’a, dan motivasi selama penulis melaksanakan penelitian.

9. Bapak Dasmin, Kak Sri murni, Kak Rini Yulianti, Mbak Farikha Wahyu

Lestari, Teh Feida Noor L, Kak Lany Fitri, Abang Abdullah Qurbi, Kak

Noviana Diswantika, Kak Rima Irmayanti, Inang Vera Purba, Teh Yuli

Nurmalasari, Teh Eem Munawaroh, Bapak Yosep Septiawan, Teh Deasy

Yunika K, Bapak Ibrahim Al Hakim, Mardi Lestari, Evi Zuhara, Alrefi, dan

(11)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dapatkan dari kalian semua. Saya bahagia menjadi bagian dari angkatan ini.

Semoga kita semua sukses, Amin.

10.Teman-teman Bimbingan dan Konseling angkatan 2012 yang telah

memberikan semangat serta sama-sama berjuang dalam menyelesaikan studi

ini.

11.Penulis mengucapkan terima kasih kepada teman seperjuangan Khairul Azan,

temen kost yang selalu memberikan candaan yang membuat saya bahagia Dek

Siti Katmiati dan Teh Vini terimakasih telah menjadi teman sekaligus adik

yang baik. Semoga kita bisa selalu menjaga tali silaturahmi ini.

12.Seluruh siswa kelas XI IPS SMA Kartika XIX-2 kota Bandung yang telah

bersedia mengikuti program bimbingan pribadi sosial.

13.Penulis mengucapkan terima kasih kepada kakanda Azmi Ali yang telah

bersedia menunggu sekian lama dan selalu menjaga kesetiaan. Semoga Allah

meridhoi hubungan ini dan bermuara pada tujuan mulia.

14.Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan dan dorongan yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu. Jazakumullah, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan, simpati

dan kerja sama yang telah diberikan kepada penulis. Amin Yaa Robbal’alamiin.

Bandung, September 2014

(12)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL ... 13

A. Konsep Diri ... 13

B. Bimbingan Pribadi Sosial sebagai Upaya untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa ... 33

C. Program Bimbingan Pribadi Sosial ... 38

D. Penelitian yang Relevan ... 56

E. Asumsi Dasar Penelitian ... 48

F. Hipotesis Penelitian ... 48

BAB III METODE PENELITIAN ... 49

A. Metode dan Desain Penelitian ... 49

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 50

C. Variabel Penelitian ... 51

D. Defenisi Operasional ... 52

E. Teknik Pengumpulan Data ... 53

F. Instrumen Penelitian... 54

G. Teknik Analisis Data ... 60

H. Prosedur Penelitian... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70

A. HASIL PENELITIAN ... ...70

1. Profil Umum Konsep Diri Siswa Kelas XI IPS SMA Kartika Siliwangi Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 ... ...70

(13)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3. Profil Konsep Diri Siswa Kelas XI IPS. Dan IPS.2 SMA Kartika Siliwangi Bandung Tahun Ajaran 2014/2015

berdasarkan aspek ... ...74

4. Efektifitas Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa Kelas XI IPS SMA Kartika Siliwangi Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 ... ...79

5. Rumusan Program Bimbingan Pribadi Sosial Yang Layak Menurut Pakar Bimbingan dan Konseling ... ...85

B.PEMBAHASAN...89

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 93

A. SIMPULAN ... 93

B. REKOMENDASI ... 94

DAFTAR REFERENSI ... 100

(14)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel .IV.1. Bidang Studi yang Diajarkan di MA Darul Hikmah ... 54

Tabel .IV.2. Data Tenaga Pengajar MA Darul Hikmah Tahun Ajaran 2013-2014 ... 56

Tabel .IV.3. Data Siswa MA Darul Hikmah Tahun Ajaran 2013-2014 ... 58

Tabel .IV.4. Keadaan Sarana dan Prasarana MA Darul Hikmah Tahun Ajaran 2013-2014 ... 59

Tabel .IV.5. Nilai Lembar Kerja Siswa Di Kelas XIIPA 1...61

Tabel .IV.6. Nilai Lembar Kerja Siswa Di Kelas XIIPA 2...62

Tabel .IV.7. Nilai Evaluasi Di Kelas XIIPA 1...62

Tabel .IV.8. Nilai Evaluasi Di Kelas XIIPA 2...63

Tabel .IV.9. Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar XI IPA 1 dan XI IPA 2 ... 63

Tabel .IV.10. Data Rangkuman Tingkat Kesukaran Soal ... 65

Tabel .IV.11. Kriteria Soal Tes Hasil Belajar ... 66

Tabel .IV.12. Data Rangkuman Daya Beda Soal Tes Hasil Belajar ... 66

Tabel .IV.13. Uji Normalitas... 67

Tabel .IV.14. Distribusi Frekuensi Skor Aktivitas Siswa ... 69

Tabel .IV.15. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa ... 70

Tabel .IV.16. Perhitungan Koefisien Korelasi Serial ... 72

Tabel .IV.17. Perhitungan Standar Devisiasi ... 72

Tabel .IV.18. Hasil Analisis Data Uji Hipotesis ... 74

(15)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Lampiran A Program Semester ... 86

Lampiran B Silabus ... 89

Lampiran C1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (RPP-1) ... 92

Lampiran C2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (RPP-2) ... 96

Lampiran C3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 (RPP-3) ... 100

Lampiran C4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 (RPP-4) ... 104

Lampiran D1 Lembar Kerja Siswa 1 (LKS-1) ... 108

Lampiran D2 Lembar Kerja Siswa 2 (LKS-2) ... 110

Lampiran D3 Lembar Kerja Siswa 3 (LKS-3) ... 112

Lampiran D4 Lembar Kerja Siswa 4 (LKS-4) ... 114

Lampiran D1 Evaluasi 1 ... 116

Lampiran D2 Evaluasi 2 ... 117

Lampiran D3 Evaluasi 3 ... 118

Lampiran D4 Evaluasi 4 ... 119

Lampiran F1 Kunci Jawaban LKS 1 ... 120

Lampiran F2 Kunci Jawaban LKS 2 ... 121

Lampiran F3 Kunci Jawaban LKS 3 ... 122

Lampiran F4 Kunci Jawaban LKS 4 ... 123

Lampiran G1 Kunci Jawaban Evaluasi 1 ... 124

Lampiran G1 Kunci Jawaban Evaluasi 2 ... 125

Lampiran G1 Kunci Jawaban Evaluasi 3 ... 126

Lampiran G1 Kunci Jawaban Evaluasi 4 ... 127

(16)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Lampiran I Kisi-Kisi Soal Ulangan Harian Sebelum Validasi ... 135

Lampiran J Validasi, Realibilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Soal ... 137

Lampiran K Kisi-Kisi Soal Ulangan Harian Setelah Validasi ... 147

Lampiran L Soal Ulangan Harian Setelah Validasi ... 149

Lampiran M Validasi Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 154

Lampiran N Lembar Keaktivan Siswa dalam Belajar ... 161

Lampiran O Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ... 193

Lampiran P Nilai Ulangan Harian ... 198

Lampiran Q Uji Normalitas ... 200

Lampiran R Nilai UH dan Kategori Aktivitas Siswa ... 208

(17)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) berada pada masa

perkembangan remaja yang berusia sekitar 15-18 tahun. Siswa yang berumur

12-21 tahun merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak ke

dewasa. Siswa yang berada pada masa remaja mengalami masa yang sangat

sensitif dan penuh dengan gejolak atau sturm and drang. Dengan adanya

berbagai tuntutan atas dasar pertumbuhan dan perkembangannya, siswa sangat

rawan akan segala ganguan yang dapat menimbulkan masalah dalam hidupnya

baik secara pribadi maupun sosial. Tentunya kondisi buruk ini tidak akan

terjadi apabila siswa memiliki ketahanan diri yang kuat sehingga dapat

terhindar dari segala pengaruh yang tidak baik. Ketahanan diri dapat berupa

konsep diri yang positif atau dengan kata lain, siswa dapat merespon segala

sesuatu secara positif dan konstruktif. Keadaan ini berawal pada kemampuan

seseorang memahami dan menilai dirinya secara positif atau dalam istilah yang

lebih populer siswa memiliki suatu konsep diri yang baik.

Dengan demikian konsep diri siswa merupakan salah satu aspek

perkembangan psikososial yang penting dipahami dan diperhatikan oleh

orangtua dan guru. Konsep diri merupakan gambaran pandangan mengenai diri

sendiri yang bersumber dari seperangkat keyakinan dan sikap terhadap dirinya.

Calhoun & Acocella (1995) mengatakan konsep diri adalah gambaran mental

diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan dan penilaian tentang dirinya. Burns

(Pudjijogyanti: 1995) menyatakan konsep diri adalah suatu gambaran

campuran mengenai bagaimana pandangan tentang diri dan pendapat orang

lain mengenai diri kita.

Sejalan dengan pendapat Calhoun & Acocella dan Burns di atas,

Atwater (Desmita: 2009) menyatakan bahwa konsep diri adalah keseluruhan

gambaran diri yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan,

(18)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya William (Rakhmat, 2005) mengungkapkan “those

physical, social, and psyhological perceptions of ourselves that we have derived from experiences and our interaction with other.” Dalam pendapat William tersebut persepsi terhadap diri, baik diri fisik, sosial, dan psikologis

yang diperoleh dari berbagai pengalaman dan interaksinya dengan orang lain.

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa konsep

diri merupakan persepsi atau pandangan, penilaian, dan perasaan seorang

siswa terhadap dirinya baik menyangkut fisik, psikis, Sosial maupun moral.

Setiap siswa akan memiliki konsep diri yang berbeda dalam berbagai

ragam bentuk dan kadar yang menentukan perwujudan, kualitas

kepribadiannya. Konsep diri dapat bersifat positif dan negatif. Yang harus

diwujudkan pada diri siswa adalah konsep diri yang positif sehingga mampu

menampilkan kepribadian yang positif pula. Untuk itu, semua siswa

diharapkan memiliki kemampuan mengenal makna dan mampu menganalisis

serta mengembangkan konsep diri secara tepat.

Bagi siswa, konsep diri dapat diartikan sebagai persepsi atau

pandangan, penilaian dan perasaan terhadap dirinya baik menyangkut fisik,

psikis, maupun sosial. Konsep diri yang positif akan mendorong siswa

berperilaku positif. Begitu juga sebaliknya, apabila konsep diri siswa negatif,

maka akan mendorong perilaku yang negatif pula. Rogers (Burns: 1979)

menyatakan konsep diri meliputi unsur-unsur persepsi individu terhadap

karakteristik dan kemampuan sendiri, pandangan individu tentang diri sendiri

dalam berhubungan dengan orang lain dan lingkungannya, persepsi tentang

kualitas yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman, objek, serta

tujuan dan cita-cita yang dianggap memiliki valensi positif atau negatif.

Dari pemaparan tersebut dapat dilihat bahwa konsep diri merupakan

aspek penting pada masa remaja. Masa remaja merupakan masa mencari

identitas yaitu proses memahami dan mengenal siapa diri yang sebenarnya,

seperti siapakah dia, serta bagaimana cara dia menjaga diri serta memperbaiki

diri menjadi lebih baik. Hurlock (1980) menyatakan bahwa masa remaja

(19)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(b) usia yang menimbulkan ketakutan, (c) masa yang tidak realistik, (d) masa

ambang dewasa, dan (e) usia bermasalah.

Desmita (2009) mengungkapkan bahwa ketika siswa memasuki masa

remaja, konsep diri anak mengalami perkembangan yang sangat kompleks dan

melibatkan sejumlah aspek dalam diri siswa. Selanjutnya Erikson (Djaali,

2006) menyatakan bahwa pada tahap ini remaja dituntut mampu menjawab

pertanyaan tentang peran diri dan masa depannya di masyarakat. Dengan

berbekal kepercayaan pada lingkungannya, kemandirian, inisiatif, percaya pada

kecakapan dan kemampuannya, siswa yang demikian akan mampu

mengintegrasikan seluruh unsur kepribadian sehingga mampu menemukan jati

dirinya. Sebaliknya bila gagal siswa yang demikian mengalami kebingungan

dan kekacauan (confusion). Sejalan dengan hal itu Dennis (2006: 306)

menyatakan “Aspects of identity that appear to be important and related to school achievement are an individual’s self-concept and self-esteem”. Dalam pendapat Dennis tersebut konsep diri dan kepercayaan diri individu merupakan

aspek-aspek penting yang berhubungan dengan kesuksesan siswa di sekolah.

Selanjutnya Famelia (2006) menyatakan bahwa indikasi siswa yang memiliki

konsep diri yang positif yakni memiliki penghargaan diri yang tinggi, dan

perilakunya akan tertuju pada keberhasilan. Dengan demikian konsep diri

dianggap penting bagi siswa karena konsep diri merupakan pondasi dasar

dalam proses kesuksesan di sekolah.

Nylor (Desmita, 2009) mengungkapkan bahwa banyak penelitian yang

membuktikan hubungan positif yang kuat antara konsep diri dan prestasi

belajar di sekolah. Siswa yang memiliki konsep diri yang positif

memperlihatkan prestasi yang baik di sekolah, atau siswa yang berprestasi

tinggi di sekolah memiliki penilaian diri yang tinggi serta menunjukkan

hubungan antar pribadi yang positif pula. Siswa mampu menentukan target

prestasi belajar yang realistis dan mengarahkan kecemasan akademik dengan

belajar yang keras dan tekun, serta aktifitas-aktifitas siswa selalu diarahkan

(20)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Para psikolog meyakini pentingnya konsep diri untuk pemahaman

kepribadian manusia secara utuh. Woalsh & Vaughan (Philip, 1985)

menyatakan bahwa “In roger's view the self or the self concept emerges as part of the actualizing tendency's proses of enabling the child to differentiate

between all that is within or part of him or her and all that is external. Dalam

pandangan Roger tersebut, kecendrungan diri atau konsep diri muncul sebagai

bagian dari proses aktualisasi yang memungkinkan siswa untuk membedakan

antara semua yang ada di internal maupun eksternalnya.

Penelitian Frik (Burns, 1993) dilakukan dengan melibatkan siswa

laki-laki dan perempuan yang dipasangkan berdasarkan tingkat intelegensi siswa.

Penelitian tersebut menggolongkan subjek penelitian berdasarkan prestasi

belajar siswa, yaitu kelompok berprestasi lebih (overachievers) dan kelompok

berprestasi kurang (underachievers). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan konsep diri antara siswa yang tergolong overachiver dan

underachiever. Siswa yang tergolong overachiever menunjukkan konsep diri

yang lebih positif, sedangkan yang tergolong undeachiever menunjukkan

konsep diri yang negatif.

Hasil penelitian Damrongpanit (2007) dari Mahasarakham University

Thailand mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor penting yang terkait

prestasi akademik siswa yaitu konsep diri, prestasi siswa tentang kekuatan,

kelemahan, nilai, keyakinan, dan sikap dari lingkungan atau interaksi sosial.

Siswa yang berprestasi tinggi cenderung memiliki konsep diri yang berbeda

dengan siswa yang berprestasi rendah.

Dalam studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SMA Kartika XIX-2

di Kota Bandung (2013) pada pelaksanan program pengalaman lapangan (PPL)

dan hasil daftar buku kunjungan konseling ditemukan beberapa masalah

diantara gejala yang terlihat seperti siswa membolos saat ada pelajaran dikelas,

siswa datang terlambat ketika lonceng masuk kelas berbunyi, siswa cenderung

kurang memiliki keberanian tampil atau berbicara di depan kelas, hasil prestasi

belajar siswa mennjukkan kurang memuaskan atau rendah, siswa masih

(21)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

menyerah ketika mendapat tugas yang sulit sehingga memilih mencontek baik

pada saat ulangan maupun pengerjaan tugas lainnya, siswa cenderung tidak

menaruh hormat pada guru, masih ada siswa yang melanggar tata tertip

sekolah. Gejala-gejala perilaku tersebut mengindikasikan konsep diri yang

negatif pada pelakunya. Nicholas and Kristin (2012) mengungkapkan bahwa

siswa dengan konsep diri yang negatif cenderung menunjukkan masalah

gangguan perilaku dan emosi (Emotional and Behavior Disorder) baik di

sekolah maupun di lingkungannya. Sejalan dengan Nicholas and Kristin,

Huang (2011) mengungkapkan bahwa adanya hubungan antara konsep diri

dengan prestasi akademik, yakni 60% siswa dengan konsep diri yang tinggi

cenderung memiliki prestasi akademik yang tinggi. Selanjutnya Ungar dan

Teram (2005) mengungkapkan bahwa konsep diri dipengaruhi oleh kesuksesan

dan kegagalan dalam bidang sosial dan akademik.

Beberapa penelitian terkait dengan upaya peningkatan konsep diri siswa

dilakukan oleh Suprapto (2007) menunjukkan bahwa layanan bimbingan

kelompok efektif sebagai upaya dalam mengembangkan konsep diri positif

siswa. Berikutnya penelitian tesis yang dilakukan oleh Rachmayanti (2010)

menunjukkan bahwa hasil bimbingan dan konseling kelompok diskusi

berpengaruh signifikan dalam mengembangkan konsep diri peserta didik secara

umum baik dari aspek fisik, sosial, moral, dan psikis.

Guru bimbingan dan konseling berperan dalam membantu

mengembangkan potensi siswa. Sebagaimana diungkapkan dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (UU RI NO20/2013 tentang Sisdiknas) pasal 1 ayat 6 bahwa

keberadaan konselor dalam sistem pedidikan nasional merupakan bagian dari

pendidik yang sejajar dengan guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaswara,

fasilitator, dan instruktur.

Guru bimbingan dan konseling berperan dan bertanggungjawab dalam

meningkatkan mutu layanan yang diberikan. Prayitno (1997) menyatakan

bahwa guru bimbingan dan konseling bertugas memasyarakatkan pelayanan

(22)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung,

menganalisis dan melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian, serta

mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan konseling.

Hal ini sejalan dengan Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 81A Tahun 27/6/2013 (Mendikbud No 81A/27/6/2013)

tentang Konsep dan Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, yaitu sebagai

berikut.

Layanan bimbingan dan konseling adalah kegiatan guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam menyusun rencana pelayanan bimbingan dan konseling, melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling, mengevaluasi proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling serta melakukan perbaikan tindak lanjut memanfaatkan hasil evaluasi.

Secara keseluruhan program bimbingan dan konseling di sekolah

mengandung empat komponen pelayanan, yaitu: (1) pelayanan dasar

bimbingan dan konseling, (2) pelayanan responsif, (3) perencanaan individual,

dan (4) dukungan system. Pelaksanaan berbagai jenis layanan oleh guru

bimbingan dan konseling memerlukan berbagai kegiatan pendukung yaitu

aplikasi intrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, alih

tangan kasus yang secara menyeluruh dikenal dengan BK Komprehensif.

Bentuk bimbingan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan konsep

diri siswa yakni melalui bimbingan pribadi sosial. Hal tersebut sesuai dengan

tujuan bimbingan pribadi sosial yakni untuk membantu siswa memecahkan

masalah-masalah pribadi sosial, khususnya konsep diri. Bimbingan pribadi

sosial diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan

kemampuan dalam menangani masalah-masalah siswa. Bimbingan pribadi

sosial memberikan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang

seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam

permasalahan yang dialami oleh siswa.

Selanjutnya bimbingan pribadi-sosial diberikan untuk meningkatkan

konsep diri, sehingga siswa mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.

Bimbingan pribadi-sosial diberikan secara tepat dan menyeluruh sesuai dengan

(23)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

bimbingan dalam meningkatkan konsep diri siswa. Sejalan dengan hal itu,

Yusuf & Nurihsan (2005) menyatakan bahwa bimbingan pribadi-sosial

diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi

pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman diri dan

sikap-sikap yang positif, serta keterampilan-keterampilan pribadi sosial yang tepat.

Dengan adanya suatu program kegiatan layanan yang mengarah pada

peningkatan konsep diri diharapkan dapat membantu siswa dalam mengenali

dirinya dan lebih jauh dari itu siswa mampu mengarahkan secara tepat, atau

dengan istilah lain siswa mampu mengembangkan segala potensi yang ia miliki

agar berkembang secara optimal. Gambaran sederhanya seperti seorang siswa

selalu memandang dirinya negatif, merasa tidak menarik, tidak berharga, dan

dijauhi oleh teman sebayanya. Pandangan seperti ini dapat diubah dengan

bimbingan melalui berbagai kegiatan. Guru bimbingan dan konseling dapat

membantu sebuah pemahaman terkait dengan konsep diri siswa.

Di samping program yang disusun secara komprehensif, adanya suatu

teknik atau strategi khusus yang digunakan seorang guru bimbingan dan

konseling juga sangat penting. Penggunaan teknik bimbingan yang tepat

diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif sesuai dengan apa yang

diinginkan. Dalam penelitian ini teknik bimbingan dan konseling yang

digunakan adalah bimbingan klasikal (classroom Guidence).

Penelitian yang dilakukan oleh Suprapto dan Rachmayanti seperti yang

sudah dikemukakan di atas belum menghasilkan bagaimana program

bimbingan dan konseling untuk meningkatkan konsep diri siswa di sekolah.

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji efektivitas bimbingan

dan konseling pribadi sosial dalam meningkatkan konsep diri siswa.

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Atas dasar uraian latar belakang penelitian, diperoleh kejelasan penelitian

sebagai berikut, Desmita (2009) mengungkapkan bahwa ketika siswa

(24)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

sangat kompleks dan melibatkan sejumlah aspek dalam diri siswa. Selanjutnya

Erikson (Djaali, 2006) menyatakan bahwa pada tahap ini remaja dituntut

mampu menjawab pertanyaan tentang peran diri dan masa depannya di

masyarakat. Dengan berbekal kepercayaan pada lingkungannya, kemandirian,

inisiatif, percaya pada kecakapan dan kemampuannya, siswa yang demikian

akan mampu mengintegrasikan seluruh unsur kepribadian sehingga mampu

menemukan jati dirinya. Sebaliknya bila gagal siswa yang demikian

mengalami kebingungan dan kekacauan (confusion).

Hurlock (1980) menyatakan bahwa perkembangan konsep diri seseorang

dipengaruhi oleh kondisi fisik, tendensi sosial, intelegensi, taraf aspirasi, emosi

dan prestise sosialnya. Pengaruh lain datang dari teman-teman dekatnya,

keluarganya, dan orang-orang yang dikaguminya. Secara umum dapat

dikatakan bahwa pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap perkembangan

konsep diri seseorang akan tergantung pada penghayatan emosional seseorang

terhadap faktor-faktor yang dimilikinya. Bila penghayatan tersebut cenderung

positif, maka akan berpengaruh terhadap perkembangan konsep diri ke arah

yang positif pula atau bisa juga sebaliknya. Bisa dikatakan bahwa konsep diri

fisik muncul lebih dahulu dibandingkan konsep diri psikologis. Konsep diri

fisik berubah seiring dengan pertumbuhan tubuh. Hal ini berhubungan dengan

perkembangan kognitif siswa yang baru sampai pada tahap konkrit.

Gesell dan Staines (Burns: 1979) menyatakan bahwa pada umumnya

konsep diri positif berisi banyak kategori, yakni: fisik, materi, perasaan

in-group, peranan (role), nilai-nilai (values), minat-minat (interests),

keinginan-keinginan (wants), tujuan-tujuan (goals). Sejalan dengan itu Burns (1979)

mengatakan bahwa konsep diri positif dapat disamakan dengan evaluasi positif

(positive self-evaluation), penghargaan diri positif (positive self-respect), harga

diri positif (positive esteem), dan penerimaan diri positif (positive

self-acceptance).

Indikator siswa yang memiliki konsep diri yang negatif di antaranya

ditandai dengan peka terhadap kritik, memiliki sifat hiperkritis, merasa tidak

(25)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

menilai negatif dirinya, menilai dirinya negatif, membenci dirinya. Ironisnya

apabila gejala indikator konsep diri negatif tidak mendapatkan penanganan,

akibatnya dapat berdampak pada tidak optimalnya kesuksesan belajar di

sekolah. Oleh karena itu, diperlukan layanan bimbingan dan konseling

terhadap siswa yang memiliki konsep diri negatif. layanan bimbingan

diperlukan sebagai intervensi untuk meningkatkan konsep diri siswa.

Dari permasalahan konsep diri yang dialami oleh siswa, sangat jelas

bahwa konsep diri yang positif sangat diperlukan oleh siswa agar dapat

memahami konsep diri secara positif sehingga dapat mencapai kesuksesan

dalam belajar. Untuk meningkat konsep diri siswa SMA Kartika XIX-2

Bandung diperlukan adanya suatu program bimbingan dan konseling yang

efektif untuk meningkatkan konsep diri siswa diantaranya adalah program

bimbingan pribadi sosial. Bimbingan pribadi sosial memiliki peranan yang

sangat penting untuk membantu menyelesaikan masalah siswa. Menurut

Nurihsan (2009) mengatakan bimbingan pribadi sosial merupakan bimbingan

untuk membantu individu dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial

pribadi. Tergolong dalam masalah-masalah sosial pribadi adalah hubungan

sesama teman, guru, pemahaman sifat diri, penyesuaian diri dengan lingkungan

pendidikan dan masyarakat tempat tinggal, serta penyelesaian konflik.

Pemberian intervensi terhadap siswa yang memiliki konsep diri yang

negatif yaitu melalui layanan bimbingan pribadi sosial. Alasan digunakan

layanan bimbingan pribadi sosial adalah konsep diri siswa termasuk dalam

bimbingan pribadi sosial. Dipandang dari segi masalah yang dihadapi, siswa

yang memiliki konsep diri yang negatif akan menimbulkan masalah-masalah

pribadi dan sosialnya. Yusuf (2009) menjelaskan bahwa bimbingan pribadi

merupakan upaya untuk membantu siswa dalam menemukan dan

mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, mantap dan mandiri, serta sehat jasmani dan rohani. Sementara

bimbingan sosial merupakan upaya untuk membantu individu dalam mengenal

dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur

(26)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

individu dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi

konflik-konflik dalam diri dalam upaya mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian,

perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan

sebagainya, serta upaya membantu individu dalam membina hubungan sosial

di berbagai lingkungan (pergaulan sosial). Layanan bimbingan pribadi sosial

dapat menjadi kunci dalam melakukan upaya peningkatan konsep diri siswa ke

arah yang negatif.

Bimbingan pribadi sosial sebagai upaya peningkatan konsep diri siswa

untuk menghadapi dan mengatasi masalah-masalah pribadi sosial dengan cara

menciptakan lingkungan interaksi pendidikan yang kondusif, mengembangkan

sistem pemahaman diri dan sikap-sikap positif, serta dengan mengembangkan

kemampuan pribadi-sosial.

Bimbingan pribadi sosial sebagai upaya pengembangan kemampuan

siswa untuk menghadapi dan mengatasi masalah-masalah pribadi sosial dengan

cara menciptakan lingkungan interaksi pendidikan yang kondusif,

mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap positif, serta dengan

mengembangkan kemampuan pribadi-sosial.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan

masalah penelitian secara umum adalah “apakah program bimbingan pribadi

sosial efektif dalam meningkatkan konsep diri siswa?” secara khusus rumusan

masalah penelitian adalah sebagai berikut.

a. Seperti apa profil konsep diri siswa

1) Seperti apa profil konsep diri siswa pada kelompok eksperimen sebelum

mengikuti program bimbingan?

2) Seperti apa profil konsep diri pada kelompok kontrol sebelum mengikuti

program bimbingan?

3) Seperti apa profil konsep diri pada kelompok eksperimen sesudah

mengikuti program bimbingan?

4) Seperti apa profil konsep diri pada kelompok kontrol sesudah mengikuti

(27)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

b. Apakah ada perbedaan konsep diri siswa pada kelompok eksperimen

dengan konsep diri siswa pada kelompok kontrol sesudah mengikuti

program bimbingan?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah menguji efektivitas program

bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan konsep diri siswa. tujuan umum

dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Profil konsep diri pada kelompok eksperimen sebelum mengikuti program

bimbingan.

2. Profil konsep diri pada kelompok kontrol sebelum mengikuti program

bimbingan.

3. Profil konsep diri pada kelompok eksperimen sesudah mengikuti program

bimbingan.

4. Profil konsep diri pada kelompok kontrol sesudah mengikuti program

bimbingan.

5. Perbedaan konsep diri siswa pada kelompok eksperimen dengan konsep

diri siswa pada kelompok kontrol sesudah mengikuti program bimbingan.

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan

berbagai pihak di masyarakat terhadap konsep diri siswa yang ada di

sekelilingnya.

Secara lebih spesifik, manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Manfaat bagi Pengembangan Ilmu Bimbingan dan Konseling

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu kekayaan dalam bidang

bimbingan dan konseling terutama tentang bimbingan dan konseling pribadi

sosial yang dapat dimanfaatkan dengan mengembangkan kurikulum pada

(28)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pengembangan aspek pribadi sosial terutama konsep diri siswa dalam proses

perkuliahan.

2. Manfaat bagi Guru Bimbingan dan Konseling di Lapangan

Hasil penelitian ini berupa program bimbingan pribadi sosial. Program

tersebut dapat bermanfaat terutama gambaran profil konsep diri siswa, dari

hasil penelitian tersebut sebagai dasar pertimbangan lahirnya kebijakan

setrategis pengembangan pendidikan dalam layanan bimbingan dan konseling.

penelitian ini dapat menjadi rujukan dalam mengembangkan program layanan

bimbingan dan konseling terutama untuk konsep diri siswa.

Bagi guru bimbingan dan konseling hasil penelitian dapat dijadikan

rujukan untuk mengotimalisasikan layanan bimbingan dan konseling terhadap

peningkatan konsep diri positif kepada seluruh siswa di sekolah. Guru

bimbingan dan konseling mendapatkan informasi mengenai gambaran konsep

diri siswa yang memerlukan penanganan dengan cara tepat. Informasi tersebut

akan berguna dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi di sekolah.

3. Manfaat bagi Penelitian Lebih Lanjut

Hasil penelitian ini dapat mengembangkan: (1) rujukan untuk

memperkuat pada kajian teoritis konsep diri; (2) intrumen yang dikembangkan

dapat dipergunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan konsep diri

siswa di SMA; (3) ragam program bimbingan dan konseling yang lebih sesuai

(29)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektivan program bimbingan

pribadi sosial untuk meningkatkan konsep diri siswa. Oleh karena itu metode

penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen kuasi. Satu bentuk

penelitian yang banyak digunakan dalam pendidikan dengan subjek manusia.

Melalui eksperimen kuasi dapat diketahui terdapat atau tidaknya akibat dari

suatu perlakuan (intervensi) yang diberikan. Dalam hal ini peneliti

memanipulasi perlakuan yang berbentuk program bimbingan pribadi sosial

kemudian mengobservasi perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi secara

sengaja dan sistematis.

Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group

Design. Desain ini melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperiman dan

dan kelompok kontrol.

Penelitian Desain Quasi Eksperiment

Keterangan:

A : Kelompok eksperimen

B : kelompok kontrol

O1 : Pretest untuk mengetahui konsep diri sebelum diberi layanan

bimbingan pribadi sosial kelas eksperimen.

O2 : Pretest untuk mengetahui konsep diri sebelum diberi layanan

bimbingan pribadi sosial kelas kontrol. A O1 X O3

(30)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

O3 : Postest mengetahui konsep diri sesudah diberi layanan bimbingan

pribadi sosial kelompok eksperimen.

O4 : Postest mengetahui konsep diri sesudah diberi layanan bimbingan

pribadi sosial kelompok kontrol

X : Perlakuan berupa program bimbingan pribadi sosial

Sumber: (Creswell: 2012)

B.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Bagian ini mendeskripsikan mengenai lokasi penelitian serta populasi

penelitian dan sampel penelitian.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di salah satu Sekolah Menegah Atas (SMA)

Kota Bandung, yaitu di SMA Kartika XIX-2 yang berlokasi di Jalan Pak Gatot

Raya No. 73 KPAD Bandung. Alasan memilih SMA dijadikan subjek

penelitian didasarkan pada pertimbangan berdasarkan studi pendahuluan pada

saat melaksanakan program pengalaman lapangan (PPL) selama kurang lebih

tiga bulan. Program pengalaman lapangan tersebut ditemukan beberapa

masalah siswa kelas XI IPS yang mengidentifikasi konsep diri siswa negatif

yaitu; (a) siswa membolos saat ada pelajaran dikelas, (b) siswa datang

terlambat ketika lonceng masuk kelas berbunyi, (c) siswa cenderung kurang

memiliki keberanian tampil atau berbicara di depan kelas, (d) hasil prestasi

belajar siswa mennjukkan kurang memuaskan atau rendah, siswa masih

mengalami kebingungan jika ditanya cita-cita oleh guru, (e) siswa cenderung

cepat menyerah ketika mendapat tugas yang sulit sehingga memilih mencontek

baik pada saat ulangan maupun pengerjaan tugas lainnya, (f) siswa cenderung

tidak menaruh hormat pada guru, (g) masih ada siswa yang melanggar tata

tertib sekolah.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian siswa yang secara administratif terdaftar sebagai

(31)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2013/2014. Pemilihan populasi kelas XI didasarkan pada pertimbangan bahwa

siswa SMA kelas XI merupakan siswa yang berada pada usai remaja. Artinya

siswa penuh dengan perubahan yang cukup kompleks. Pada usia remaja ini

biasanya banyak terjadi perubahan-perubahan pada diri siswa, seperti

perubahan fisik, psikis, sosial emosional, perubahan sikap, perubahan status

dari adik tingkat menjadi kakak tingkat dan pemikiran siswa yang mulai

meninggalkan pemikiran kanak-kanak menuju pemikiran yang lebih dewasa.

Pada rentan inilah terjadi terjadinya konsep diri yang baru, dimana siswa mulai

mencari identitas diri yang sesuai dengan kepribadiannya. Proses pencarain jati

diri ini bisa kearah positif atau sebaliknya kearah negatif. Hal ini bergantung

pada konsep diri yang dimiliki siswa itu sendiri, semangkin memiliki konsep

diri yang positif maka semangkin baik juga dalam penyesuaian diri dan

penyesuaian lingkungannya.

Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah 60 berasal dari semua

siswa kelas XI IPS yang terdiri dari 2 kelas yang dapat dilihat pada tabel 3.1

berikut ini.

Tabel 3.1

Populasi dan Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah

1 XI Ips 1 30

2 XI Ips 2 30

Jumlah Populasi 60

Jumlah Sampel 60

C.Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (X)

dan variabel terikat (Y), kedua variabel tersebut yaitu sebagai berikut.

1. Variabel bebas dalam penelitian adalah program bimbingan pribadi sosial

yang diteliti pengaruhnya terhadap variabel terikat.

2. Variabel terikat dalam penelitian adalah konsep diri yang mendapat

(32)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu D.Definisi Operasional Variabel

Dalam rangka menghindari terjadinya interpretasi yang berbeda-beda

dan kerancuan pemahaman mengenai aspek-aspek yang menjadi variabel

penelitian, maka dirumuskan definisi operasional variabel sebagai berikut.

1. Konsep diri, yaitu cara pandang (persepsi) siswa SMA Kartika XIX-2 kelas

X1 IPS Tahun ajaran 2013/2014 tentang dirinya yang meliputi aspek fisik,

psikis, sosial dan moral. Indikator fisik meliputi cara pandang terhadap

kesehatan, penambilan tubuh, dan kekuatan fisik. Indikator psikis meliputi

cara pandang terhadap kemampuan akademis, pengembangan pengetahuan,

perasaan diri, dan perlakuan terhadap diri sendiri. Indikator sosial meliputi

peranan sosial di lingkungan sekolah, tempat tinggal, dan kemasyarakatan

serta kemampuan melakukan tugas-tugas disekolah dan di rumah. Indikator

moral meliputi pandangan terhadap nilai-nilai yang berlaku di lingkungan

sekitar.

2. Program bimbingan pribadi sosial. Bimbingan pribadi sosial yakni kegiatan

yang dilakukan oleh konselor dan konseli secara berkelompok, terdiri atas

pemberian materi konsep diri. Dalam rangka untuk meningkatkan konsep

diri siswa program ditujukan untuk: (a) secara pribadi, mengenal

karakteristik diri sendiri, menerima keadaan diri sendiri secara positif dan

realistis tentang kehidupannya sesuai dengan perkembangannya, dan (b)

secara sosial dapat berinteraksi dengan orang lain (baik sejenis kelamin atau

lawan jenis) sesuai dengan norma agama dan etika yang ada dalam

kehidupan masyarakat Indonesia.

Program di sini adalah rencana kegiatan yang disusun secara

operasional dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan

pelaksanaannya, seperti tujuan kegiatan, jenis kegiatan, personil, waktu,

teknik dan strategi pelaksanaannya, serta fasilitas yang dibutuhkan.

Program bimbingan disusun berdasarkan pada kerangka berfikir

tertentu yang dapat mempengaruhi pola dasar yang dipegang dalam

(33)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

terdapat beberapa komponen yang meliputi susunan secara formal untuk

melayani siswa, tenaga pendidik dan kependidikan lainnya. Supaya program

berjalan dengan baik dapat dilakukan evaluasi terhadap program, proses

serta hasil. Oleh karena itu, program bimbingan yang akan disusun harus

dengan perencanaan yang matang, termasuk program bimbingan pribadi

sosial yang dimaksudkan dalam penelitian ini. Program bimbingan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah program bimbingan pribadi sosial

untuk meningkatkan konsep diri siswa.

E.Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Iventori

Inventori yang digunakan dalam penelitian ini adalah inventori konsep

diri yang diberikan kepada siswa Sekolah Menengah Atas. Nurjanah (2010)

mengatakan inventori adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur

karakteristik psikologis tertentu dari individu. Melalui inventori ini dapat

digambarkan seberapa besar konsep diri siswa dan dideskripsikan

efektivitas perlakuan yang telah diberikan. Oleh karena itu, inventori

diberikan pada subyek penelitian kelas yaitu XI IPS SMA Kartika XIX-2.

Iventori diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada

waktu sebelum (pretest) dan sesudah (postest) diberikan perlakuan (

program bimbingan pribadi sosial

2. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu informasi dari bermacam-macam sumber tertulis

yang ada pada responden atau tempat dimana responden melakukan

kegiatan sehari-hari. Soehartono (1995) mengatakan studi dokumentasi

adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada

subjek penelitian. Selanjutnya Herdiansyah (2010) menungkapkan bahwa

dokumentasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan

melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh peneliti

(34)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu F. Instrumen Penelitian

1. Penyusunan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang

disusun berdasarkan pengembangan dan perumusan teori mengenai konsep

diri. Butir-butir penyataan dalam instrumen merupakan gambaran mengenai

konsep diri pada siswa. Inventori menggunakan skala Guttman yang terdiri atas

ya dan tidak.

2. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen

Rumusan kisi-kisi instrumen untuk mengungkap konsep diri siswa

berikut merujuk aspek dari Berzonsky (Burns:1993). Aspek konsep diri

meliputi: fisik, psikis, sosial, dan moral.

3. Penimbang (Judgement) Instrumen

Penimbang instrumen (uji kelayakan) untuk mengetahui kelayakan

instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan konten yang sesuai dengan

kebutuhan. Apabila terdapat butir pernyataan yang tidak sesuai, maka butir

pernyataan tersebut akan dibuang atau direvisi sesuai dengan kebutuhan dan

tujuan penelitian. Dari empat aspek konsep diri dikembangkan sebanyak 60

pernyataan.

Penimbang dilakukan oleh tiga pakar/dosen ahli dari jurusan bimbingan

dan konseling. masukan dari tiga dosen ahli dijadikan landasan penyempurnaan

alat pengumpul data yang dibuat. Setelah setiap dosen memberikan

pertimbangan, diperoleh 54 yang layak dari 60 butir pernyataan yang disusun.

Inventori sebagai alat pengumpulan data yang digunakan telah melalui

beberapa tahap pengujian, sebagai berikut.

a. Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen mengetahui tingkat kelayakan instrumen

dari segi bahasa, konstruk, dan konten yang sesuai dengan kebutuhan.

Apabila terdapat butir pernyataan yang tidak sesuai, maka butir pernyataan

tersebut akan dibuang atau direvisi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan

(35)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Penimbang dilakukan oleh tiga pakar/dosen ahli dari jurusan

psikologi pendidikan dan bimbingan (PBB). Masukan dari tiga dosen ahli

dijadikan landasan penyempurnaan alat pengumpul data yang dibuat.

Instrumen angket/kuisioner konsep diri hasil judgment dari beberapa pakar

bimbingan dan konseling termuat pada tabel berikut.

Tabel 3. 2

Hasil Judgment Instrumen Konsep Diri Siswa

No Kesimpulan No item Jumlah

1 Memadai 1,3,4,5,6,8,10,14,15,16,17,18,20,21,22,

24,25,26,27,28,29,30,31,33,34,35,36,

37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,50,51,

52,53,54

45

2 Revisi 7, 9,12, 13,19, 23, 32 7

3 Ganti 2, 11 2

4 Tambahan -

Total item yang digunakan 54

Hasil penimbang instrumen menunjukkan 45 butir item yang dapat

dipergunakan, 7 item yang perlu direvisi, dan 2 item yang harus diganti

karena tidak relevan dengan indikator dan aspek konsep diri. Berdasarkan

saran dari salah seorang dosen, pada aspek psikis dianggap belum

mencerminkan konsep diri yang meliputi indikator pandangan terhadap

kemampuan akademis. Jumlah pernyataan yang direvisi sebanyak 2 item

pernyataan yang disesuaikan dengan kisi-kisi yang telah diperbaharui.

Dengan demikian jumlah item yang dapat dipergunakan untuk instrumen

konsep diri ialah sebanyak 54 item.

Adapun kisi-kisi instrumen setelah uji kelayakan instrumen dapat

(36)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri Siswa (setelah uji judgment instrumen)

No Aspek Indikator No item Jumlah

Fisik -Cara pandang terhadap keseha-tan

-Cara pandang terhadap penam-pilan tubuh

-Cara pandang terhadap kekuatan fisik

- Perlakuan terhadap diri sendiri

11,12,13,1 dan yang berlaku di lingkungan sekitar

Uji keterbacaan bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana

instrumen yang dibuat dapat dipahami oleh siswa kelas XI IPS di SMA

Kartika XIX-2 Bandung. Sebelum instrumen konsep diri siswa diuji

validitas, instrumen tersebut diuji keterbacaan kepada empat sampel siswa

dari salah satu SMA Negeri Kota Bandung. Pernyataan-pernyataan yang

tidak dipahami oleh siswa kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan

(37)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

c. Uji validitas dan realibilitas instrumen

Uji validitas dilakukan untuk mengukur tingkat kevalitan atau

keshahihan istrumen yang akan digunakan dalam mengumpulkan data

penelitian. Suatu istrumen yang valid atau shahih akan mempunyai tingkat

validitas yang tinggi, sebaliknya isntrumen yang kurang valid akan memiliki

tingkat validitas yang rendah. Uji validitas dilakukan terhadap sejumlah

siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Kota Bandung Tahun Ajaran

2014/2015.

Pengujian validasi butir item yang dilakukan dalam penelitian adalah

pengujian validitas konstruk seluruh item yang terdapat dalam instrumen

konsep diri siswa. Uji validitas butir item dilakukan untuk menguji apakah

instrumen mampu mengukur apa yang seharusnya diukur yaitu mengenai

tingkat konsep diri siswa. Arikunto (2006) mengatakan bahwa sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mengungkap data dari variabel yang

diteliti secara tepat.

Djali & Mulyono (2008) menyatakan bahwa langkah uji validitas item

pernyataan dilakukan dengan menggunakan teknik koefisien biserial (γpbi).

Dalam perhitungan validitas butir pernyataan digunakan bantuan Ms Excel

2007 (terlampir). Pengujian validitas dilakukan terhadap 54 item pernyataan

dengan jumlah subjek 30 siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 di Kota

Bandung (tidak ada ketetapan tentang jumlah sampel untuk uji coba.

Berikut disajikan item-ietem pernyataan setelah validasi pada tabel 3.4

berikut.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Konsep Diri Siswa

No Kesimpulan Item Jumlah

1 Valid 1,2,3,4,6,7,9,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,

22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,

35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45.

45

(38)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel 3.4 di atas, menunjukkan dari 54 item pernyataan

diperoleh 45 item yang valid dan 9 item pernyataan yang tidak valid, item

pernyataan yang tidak valid terdiri dari 5,8,10, 11, 15, 51,52, 53, dan 54.

Setelah diuji validitas setiap item selanjutnya istrumen tersebut diuji

tingkat reliabelitasnya. Reliabelitas berhubungan dengan masalah ketepatan

atau konsistensi instrumen. Reliabelitas berarti bahwa instrumen dapat

dipercaya untuk digunakan saebagai alat pengumpul data karena intrumen

telah teruji ketepatannya. Intrumen yang telah reliabel akan menghasilkan

data yang dapat dipercaya. Djali & Mulyono (2008) mengatakan bahwa

dalam pengujian reliabelitas instrumen digunakan rumus KR-20. Sedangkan

dalam pengujian relibilitas digunakan bantuan perangkat lunak MS Excel

2007 (terlampir). Berdasarkan data tersebut dapat diambil keasimpulan

bahwa nilai realibilitas konsep diri sebesar 0.946 berada pada kategori

sangat tinggi, artinya intrumen ini mampu menghasilkan skor-skor pada

setiap item pernyataan dengan konsisiten.

Tabel 3.5

(39)

SUSTIKA SARI, 2014

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ngan (sekolah, tempat tinggal dan kemasyarakatan)

- Kemampuan melakukan tugas (di rumah dan sekolah)

31,32,33,34, 35

36,37,38,39, 40,41 4 Moral -Pandangan terhadap

nilai-nilai dan yang berlaku di lingkungan sekitar

42,43,44,45, 4

G.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data statistik yang digunakan adalah statistika

nonparametrik. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t dalam

rangka menguji perbedaan dua buah rata-rata, yakni rata-rata pretes dua

kelompok.

Selain itu analisis data menggunakan anacova untuk menganalisis

perbedaan hasil postes dua kelompok.

Selanjutnya untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data, maka

peneliti menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS versi 16.0 for

Windows.

1. Penyeleksian data

Penyeleksian data bertujuan untuk memilih data yang memadai untuk

diolah berdasarkan kelengkapan jawaban, baik identitas maupun jawaban.

Jumlah angket yang terkumpul harus sesuai dengan jumlah angket yang

disebar.

2. Penyekoran

Penyekoran instrumen dalam penelitian disusun dalam bentuk skala

ordinal. Skala ordinal yaitu skala yang menunjukkan perbedaan tingkatan

subjek secara kuantitatif. Skala ordinal didasarkan pada peringkat yang

diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau

sebaliknya.

Tabel 3.6

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Gambar

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Tabel 3. 2  Hasil Judgment Instrumen Konsep Diri Siswa
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri Siswa
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Konsep Diri Siswa
+5

Referensi

Dokumen terkait

C., “Pengaruh Substitusi Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterphyllus Lamk.) dengan Penambahan Ekstrak Wortel (Daucus carota L.) terhadap Kualitas Mie Kering Selama Umur

Temuan penelitian ini memiliki implikasi bahwa model bahan ajar yang dikembangkan dapat digunakan dalam pembe- lajaran bahasa Inggris di sekolah dasar untuk

Bioplastik dengan pengisi kitosan 3 gram volume etilen glikol

Dengan jumlah mahasiswi yang tinggal di asrama yaitu 110 mahasiswi tidak jarang dari mereka hanya mengenal lewat wajah saja karena mereka jarang bisa mengenali nama-nama

Jadi, perangkat transmisi Uplink berfungsi sebagai pemroses suara dan gambar televisi dari studio televisi ataupun sinyal baseband dari sentral Telekomunikasi untuk dijadikan

Tarigan, Henry Guntur (2008), Berbicara Sebagai Suatu keterampilan Berbahasa, Angkasa, bandung... Teaching Reading, Thinking, Study Skills in Content

Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan,

Dimana Rele arus lebih bekerja berdasarkan adanya kenaikan arus yang melebihi suatu nilai pengaman (setting) tertentu dalam jangka waktu