SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK
PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas XI IPS SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar Magister Pendidikan dalam Bidang Bimbingan dan Konseling
OLEH
SUSTIKA SARI
NIM 1200909
POGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Program Bimbingan Pribadi Sosial
untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Penelitian Kuasi Ekperimen terhadap
Siswa Kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015”.
Sepenuhnya karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung
resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya atau ada klaim dari pihak
lain terhadap keaslian karya ini.
Bandung, September 2014
Yang membuat pernyataan
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Sustika Sari (1200909). Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas XI IPS SMA Kartika XIX-2 di Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena permasalahan remaja yang disebabkan rendahnya konsep diri. Konsep diri merupakan cara pandang seseorang meliputi pemahaman, penilaian, dan harapan-harapan terhadap dirinya baik mengenai diri fisik, psikis, maupun diri sosial. Konsep diri dapat membentuk struktur kognitif siswa untuk melakukan sesuatu baik melakukan tindakan yang positif maupun melakukan tindakan yang negatif. Masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah apakah bimbingan pribadi sosial dapat meningkatkan konsep diri siswa. Tujuan penelitian ini menguji efektivitas program bimbingan dan konseling pribadi sosial efektif dalam meningkatkan konsep diri siswa. Penelitian dilakukan di SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain nonequivalent pre-test and post pre-test control group design. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh dengan pengumpulan data menggunakan inventori dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan pribadi sosial efektif dalam meningkatkan konsep diri siswa pada kelas XI IPS SMA Kartika XIX-2.
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Sustika Sari (1200909). Personal and Social Guidance Program to Improve Students Self Concept (Quasi Experimental Study of Class XI IPS Kartika XIX-2 High School Bandung Academic Year 2014/2015).
This research conducted based on adolescent problems caused by low self-concept. The self concept is one's perspective includes understanding, assessment, and expectations about the self either physical, psychological, and social . Self-concept influence the cognitive structure of students to do positive and negative action. Issues that were analyzed in this study is whether the personal and social guidance program can improve students' self-concept. The purpose of this research was to examine of the guidance and counseling program in improving personal and social self-concept of students. The study was conducted at Kartika XIX-2 High School in Academic Year 2013/2014. The study used a quantitative approach. The method used in this study is a quasi experimental design with nonequivalent pre-test and post-test control group design. Experimental group and control group randomly selected. The samples techniques used reducial sample with inventory data collection and documentation study as instrument. The results showed that personal and social guidance program effective in improving self-concept of students class XI IPS SMA Kartika XIX-2 Bandung.
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat dan kehendak, dan anugrahNya akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tesis yang diajukan sebagai prasarat dengan memperolah gelar
magister pendidikan pada jurusan Bimbingan dan Konseling di Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung.
Tesis yang berjudul “Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk
Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa
Kelas XI IPS SMA Kartika XIX-2 di Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015).
Melalui pelayanan bimbingan yang dirumuskan dalam suatu program diharapkan
dapat membantu siswa dalam meningkatkan konsep diri yang dimilikinya.
Konsep diri siswa merupakan salah satu aspek perkembangan psikososial
yang penting dipahami dan diperhatikan oleh orangtua dan guru. Setiap siswa
akan memiliki konsep diri yang berbeda dalam berbagai ragam bentuk dan kadar
yang menentukan perwujudan, kualitas kepribadiannya. Konsep diri adalah
persepsi atau pandangan, penilaian dan perasaan terhadap dirinya baik
menyangkut fisik, psikis, sosial dan moral. Konsep diri dapat bersifat positif dan
negatif. Yang harus diwujudkan pada diri siswa adalah konsep diri yang positif
sehingga mampu menampilkan kepribadian yang positif pula. Untuk itu, semua
siswa diharapkan memiliki kemampuan mengenal makna dan mampu
menganalisis serta mengembangkan konsep diri secara tepat.
Bimbingan pribadi sosial menjadi upaya untuk meningkatkan konsep diri,
sehingga siswa mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Hal ini, karena
bimbingan pribadi sosial mampu mengarahkan secara tepat dan siswa mampu
memahami, mengembangkan segala potensi yang ia miliki agar berkembang
secara optimal. Gambaran sederhanya seperti seorang siswa selalu memandang
dirinya negatif, merasa tidak menarik, tidak berharga, dan dijauhi oleh teman
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
berbagai kegiatan. Bimbingan pribadi sosial dapat membantu sebuah pemahaman
terkait dengan konsep diri siswa.
Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk karya ilmiah, Tesis terdiri atas
lima bab. Pada bab pertama (BAB I) dibahas mengenai latar belakang, identifikasi
dan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Pada bab kedua
(BAB II) dibahas mengenai kajian pustaka, kerangka pemikiran, asumsi penelitian
dan hipotesis penelitian. Pada bab ketiga (BAB III) dibahas mengenai metode
penelitian. Pada bab keempat (BAB IV) dibahas mengenai hasil penelitian dan
pembahasan. Pada bab kelima (BAB V) dibahas mengenai simpulan dan
rekomendasi.
Demikian keseluruhan hasil penelitian yang telah dibuat, dengan
kerendahan hati, tesis in diharapkan dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi keilmuan bimbingan dan konseling, khususnya bagi penulis dalam
pelaksanaan implementasi layanan bimbingan dan konseling.
Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bermmanfaat dari para dosen.
Semoga Allah SWT senantiasa menganugerakan HidayahNya. Amin Yaa Robbal’alamiin.
Bandung, Septemper 2014
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan kasih sayang Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
tesis dengan baik. Semoga dengan selesainya tesis ini menjadi amal ibadah.
Slolawat serta salam semoga tercurah kepada penuntun ummat, Nabi Muhammad
SAW, keluarganya yang suci, sahabat dan seluruh ummatnya hingga akhir zaman.
Terselesainya tesis ini tidak luput dari bantuan dan dorongan yang telah diberikan
dari berbagai pihak yang selalu mengisi dan memperbaiki kelemahan-kelemahan
penulis. Untuk itu pada kesempatan ini sudah sepantasnya penulis mengucapkan
terimaksih dan penghargaan kepada semua pihak, terutama kepada orang tua
terima kasih yang tak terhingga kepada ibunda tercinta Sumartik untuk kasih
sayang dan doanya yang tiada henti tercurah untuk kesabaran yang tak terbatas,
engkau adalah ibu yang sempurna di muka bumi ini. Ayahanda Alm Suroto yang
telah memberikan pondasi keimanan dan ketakwaan semoga Allah memberikan
tempat yang baik disisiNya kenangan bersamamu takkan pernah hilang dalam
hidup penulis. Saudara-saudaraku tersayang Mbak Tanti Widayah, A. Md., Mbak
Suparida, S.Pd. Abang Iparku Bang Mun dan Bang Husnan, S.T terimaksih telah
menjadi bangian dari keluarga kami. Serta adik-adik ku tecinta Dek Damayanti,
S.Pd dan Dek Arif motivator serta bodyguard yang senantiasa memberikan yang
terbaik bagi penulis.
Dalam kesempatan ini, penulis sudah sepantasnya memberikan ucapan
terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Dr. M Solehuddin, M.Pd., M.A. selaku pembimbing I yang telah memberikan
masukan, motivasi dan bimbingan dengan cara yang serius tetapi santai dan
membuat kegiatan bimbingan menjadi kegiatan yang menyenangkan.
Terimaksih atas waktu yang diluangkan di sela-sela hari yang padat akan
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
2. Dr. Hj. Nani M Sugandhi, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah begitu sabar
membimbing dan memotivasi penulis, memberi masukan yang sangat berarti
dan begitu teliti serta membuka pemahaman penulis. Terima kasih unstuk
setiap waktu yang diberikan kepada penulis di sela-sela kesibukan yang luar
biasa.
3. Dr. Nandang Rusmana, M.Pd. selaku ketua jurusan yang ditengah
kesibukannya senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan arahan yang
sangat berarti dalam penyelesaian tesisi ini.
4. Prof. Juntika Nurihsan, M.Pd., Dr. Amin Budiamin, M.Pd, Dr. Nandang
Rusmana, M.Pd. yang telah meluangkan waktu untuk memberikan judgment
instrumen dan program yang dibuat penulis.
5. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan program studi bimbingan dan konseling
(S2) universitas pendidikan indonesia yang telah banyak memberikan inspirasi
dan motivasi kepada penulis dalam persiapan penyusunan tesis ini.
6. Bapak Juanda selaku staf tata usaha Pascasarjana Prodi Bimbingan dan
Konseling atas kesediaannya membantu penulis terkait administrasi selama
perkuliahan.
7. Ibu Dra. Mardiana Sofianingsih selaku kepala Sekolah SMA Kartika XIX-2
yang telah memberikan izin melakukan penelitian pada sekolah yang
dipimpinnya, guru-guru, koordinator BK yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian ini.
8. Ibu Lilis Lisnawati, S.Pd., Nana, S.Pd. dan Bapak Drs. Asep Hidayat, M.Pd.,
selaku Guru BK di SMA Kartika XIX-2 Bandung atas segala fasilitasi,
bantuan, do’a, dan motivasi selama penulis melaksanakan penelitian.
9. Bapak Dasmin, Kak Sri murni, Kak Rini Yulianti, Mbak Farikha Wahyu
Lestari, Teh Feida Noor L, Kak Lany Fitri, Abang Abdullah Qurbi, Kak
Noviana Diswantika, Kak Rima Irmayanti, Inang Vera Purba, Teh Yuli
Nurmalasari, Teh Eem Munawaroh, Bapak Yosep Septiawan, Teh Deasy
Yunika K, Bapak Ibrahim Al Hakim, Mardi Lestari, Evi Zuhara, Alrefi, dan
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
dapatkan dari kalian semua. Saya bahagia menjadi bagian dari angkatan ini.
Semoga kita semua sukses, Amin.
10.Teman-teman Bimbingan dan Konseling angkatan 2012 yang telah
memberikan semangat serta sama-sama berjuang dalam menyelesaikan studi
ini.
11.Penulis mengucapkan terima kasih kepada teman seperjuangan Khairul Azan,
temen kost yang selalu memberikan candaan yang membuat saya bahagia Dek
Siti Katmiati dan Teh Vini terimakasih telah menjadi teman sekaligus adik
yang baik. Semoga kita bisa selalu menjaga tali silaturahmi ini.
12.Seluruh siswa kelas XI IPS SMA Kartika XIX-2 kota Bandung yang telah
bersedia mengikuti program bimbingan pribadi sosial.
13.Penulis mengucapkan terima kasih kepada kakanda Azmi Ali yang telah
bersedia menunggu sekian lama dan selalu menjaga kesetiaan. Semoga Allah
meridhoi hubungan ini dan bermuara pada tujuan mulia.
14.Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan dorongan yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Jazakumullah, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan, simpati
dan kerja sama yang telah diberikan kepada penulis. Amin Yaa Robbal’alamiin.
Bandung, September 2014
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL ... 13
A. Konsep Diri ... 13
B. Bimbingan Pribadi Sosial sebagai Upaya untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa ... 33
C. Program Bimbingan Pribadi Sosial ... 38
D. Penelitian yang Relevan ... 56
E. Asumsi Dasar Penelitian ... 48
F. Hipotesis Penelitian ... 48
BAB III METODE PENELITIAN ... 49
A. Metode dan Desain Penelitian ... 49
B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 50
C. Variabel Penelitian ... 51
D. Defenisi Operasional ... 52
E. Teknik Pengumpulan Data ... 53
F. Instrumen Penelitian... 54
G. Teknik Analisis Data ... 60
H. Prosedur Penelitian... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70
A. HASIL PENELITIAN ... ...70
1. Profil Umum Konsep Diri Siswa Kelas XI IPS SMA Kartika Siliwangi Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 ... ...70
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
3. Profil Konsep Diri Siswa Kelas XI IPS. Dan IPS.2 SMA Kartika Siliwangi Bandung Tahun Ajaran 2014/2015
berdasarkan aspek ... ...74
4. Efektifitas Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa Kelas XI IPS SMA Kartika Siliwangi Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 ... ...79
5. Rumusan Program Bimbingan Pribadi Sosial Yang Layak Menurut Pakar Bimbingan dan Konseling ... ...85
B.PEMBAHASAN...89
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 93
A. SIMPULAN ... 93
B. REKOMENDASI ... 94
DAFTAR REFERENSI ... 100
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel .IV.1. Bidang Studi yang Diajarkan di MA Darul Hikmah ... 54
Tabel .IV.2. Data Tenaga Pengajar MA Darul Hikmah Tahun Ajaran 2013-2014 ... 56
Tabel .IV.3. Data Siswa MA Darul Hikmah Tahun Ajaran 2013-2014 ... 58
Tabel .IV.4. Keadaan Sarana dan Prasarana MA Darul Hikmah Tahun Ajaran 2013-2014 ... 59
Tabel .IV.5. Nilai Lembar Kerja Siswa Di Kelas XIIPA 1...61
Tabel .IV.6. Nilai Lembar Kerja Siswa Di Kelas XIIPA 2...62
Tabel .IV.7. Nilai Evaluasi Di Kelas XIIPA 1...62
Tabel .IV.8. Nilai Evaluasi Di Kelas XIIPA 2...63
Tabel .IV.9. Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar XI IPA 1 dan XI IPA 2 ... 63
Tabel .IV.10. Data Rangkuman Tingkat Kesukaran Soal ... 65
Tabel .IV.11. Kriteria Soal Tes Hasil Belajar ... 66
Tabel .IV.12. Data Rangkuman Daya Beda Soal Tes Hasil Belajar ... 66
Tabel .IV.13. Uji Normalitas... 67
Tabel .IV.14. Distribusi Frekuensi Skor Aktivitas Siswa ... 69
Tabel .IV.15. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa ... 70
Tabel .IV.16. Perhitungan Koefisien Korelasi Serial ... 72
Tabel .IV.17. Perhitungan Standar Devisiasi ... 72
Tabel .IV.18. Hasil Analisis Data Uji Hipotesis ... 74
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Lampiran A Program Semester ... 86
Lampiran B Silabus ... 89
Lampiran C1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (RPP-1) ... 92
Lampiran C2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (RPP-2) ... 96
Lampiran C3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 (RPP-3) ... 100
Lampiran C4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 (RPP-4) ... 104
Lampiran D1 Lembar Kerja Siswa 1 (LKS-1) ... 108
Lampiran D2 Lembar Kerja Siswa 2 (LKS-2) ... 110
Lampiran D3 Lembar Kerja Siswa 3 (LKS-3) ... 112
Lampiran D4 Lembar Kerja Siswa 4 (LKS-4) ... 114
Lampiran D1 Evaluasi 1 ... 116
Lampiran D2 Evaluasi 2 ... 117
Lampiran D3 Evaluasi 3 ... 118
Lampiran D4 Evaluasi 4 ... 119
Lampiran F1 Kunci Jawaban LKS 1 ... 120
Lampiran F2 Kunci Jawaban LKS 2 ... 121
Lampiran F3 Kunci Jawaban LKS 3 ... 122
Lampiran F4 Kunci Jawaban LKS 4 ... 123
Lampiran G1 Kunci Jawaban Evaluasi 1 ... 124
Lampiran G1 Kunci Jawaban Evaluasi 2 ... 125
Lampiran G1 Kunci Jawaban Evaluasi 3 ... 126
Lampiran G1 Kunci Jawaban Evaluasi 4 ... 127
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Lampiran I Kisi-Kisi Soal Ulangan Harian Sebelum Validasi ... 135
Lampiran J Validasi, Realibilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Soal ... 137
Lampiran K Kisi-Kisi Soal Ulangan Harian Setelah Validasi ... 147
Lampiran L Soal Ulangan Harian Setelah Validasi ... 149
Lampiran M Validasi Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 154
Lampiran N Lembar Keaktivan Siswa dalam Belajar ... 161
Lampiran O Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ... 193
Lampiran P Nilai Ulangan Harian ... 198
Lampiran Q Uji Normalitas ... 200
Lampiran R Nilai UH dan Kategori Aktivitas Siswa ... 208
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) berada pada masa
perkembangan remaja yang berusia sekitar 15-18 tahun. Siswa yang berumur
12-21 tahun merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak ke
dewasa. Siswa yang berada pada masa remaja mengalami masa yang sangat
sensitif dan penuh dengan gejolak atau sturm and drang. Dengan adanya
berbagai tuntutan atas dasar pertumbuhan dan perkembangannya, siswa sangat
rawan akan segala ganguan yang dapat menimbulkan masalah dalam hidupnya
baik secara pribadi maupun sosial. Tentunya kondisi buruk ini tidak akan
terjadi apabila siswa memiliki ketahanan diri yang kuat sehingga dapat
terhindar dari segala pengaruh yang tidak baik. Ketahanan diri dapat berupa
konsep diri yang positif atau dengan kata lain, siswa dapat merespon segala
sesuatu secara positif dan konstruktif. Keadaan ini berawal pada kemampuan
seseorang memahami dan menilai dirinya secara positif atau dalam istilah yang
lebih populer siswa memiliki suatu konsep diri yang baik.
Dengan demikian konsep diri siswa merupakan salah satu aspek
perkembangan psikososial yang penting dipahami dan diperhatikan oleh
orangtua dan guru. Konsep diri merupakan gambaran pandangan mengenai diri
sendiri yang bersumber dari seperangkat keyakinan dan sikap terhadap dirinya.
Calhoun & Acocella (1995) mengatakan konsep diri adalah gambaran mental
diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan dan penilaian tentang dirinya. Burns
(Pudjijogyanti: 1995) menyatakan konsep diri adalah suatu gambaran
campuran mengenai bagaimana pandangan tentang diri dan pendapat orang
lain mengenai diri kita.
Sejalan dengan pendapat Calhoun & Acocella dan Burns di atas,
Atwater (Desmita: 2009) menyatakan bahwa konsep diri adalah keseluruhan
gambaran diri yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan,
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya William (Rakhmat, 2005) mengungkapkan “those
physical, social, and psyhological perceptions of ourselves that we have derived from experiences and our interaction with other.” Dalam pendapat William tersebut persepsi terhadap diri, baik diri fisik, sosial, dan psikologis
yang diperoleh dari berbagai pengalaman dan interaksinya dengan orang lain.
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa konsep
diri merupakan persepsi atau pandangan, penilaian, dan perasaan seorang
siswa terhadap dirinya baik menyangkut fisik, psikis, Sosial maupun moral.
Setiap siswa akan memiliki konsep diri yang berbeda dalam berbagai
ragam bentuk dan kadar yang menentukan perwujudan, kualitas
kepribadiannya. Konsep diri dapat bersifat positif dan negatif. Yang harus
diwujudkan pada diri siswa adalah konsep diri yang positif sehingga mampu
menampilkan kepribadian yang positif pula. Untuk itu, semua siswa
diharapkan memiliki kemampuan mengenal makna dan mampu menganalisis
serta mengembangkan konsep diri secara tepat.
Bagi siswa, konsep diri dapat diartikan sebagai persepsi atau
pandangan, penilaian dan perasaan terhadap dirinya baik menyangkut fisik,
psikis, maupun sosial. Konsep diri yang positif akan mendorong siswa
berperilaku positif. Begitu juga sebaliknya, apabila konsep diri siswa negatif,
maka akan mendorong perilaku yang negatif pula. Rogers (Burns: 1979)
menyatakan konsep diri meliputi unsur-unsur persepsi individu terhadap
karakteristik dan kemampuan sendiri, pandangan individu tentang diri sendiri
dalam berhubungan dengan orang lain dan lingkungannya, persepsi tentang
kualitas yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman, objek, serta
tujuan dan cita-cita yang dianggap memiliki valensi positif atau negatif.
Dari pemaparan tersebut dapat dilihat bahwa konsep diri merupakan
aspek penting pada masa remaja. Masa remaja merupakan masa mencari
identitas yaitu proses memahami dan mengenal siapa diri yang sebenarnya,
seperti siapakah dia, serta bagaimana cara dia menjaga diri serta memperbaiki
diri menjadi lebih baik. Hurlock (1980) menyatakan bahwa masa remaja
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
(b) usia yang menimbulkan ketakutan, (c) masa yang tidak realistik, (d) masa
ambang dewasa, dan (e) usia bermasalah.
Desmita (2009) mengungkapkan bahwa ketika siswa memasuki masa
remaja, konsep diri anak mengalami perkembangan yang sangat kompleks dan
melibatkan sejumlah aspek dalam diri siswa. Selanjutnya Erikson (Djaali,
2006) menyatakan bahwa pada tahap ini remaja dituntut mampu menjawab
pertanyaan tentang peran diri dan masa depannya di masyarakat. Dengan
berbekal kepercayaan pada lingkungannya, kemandirian, inisiatif, percaya pada
kecakapan dan kemampuannya, siswa yang demikian akan mampu
mengintegrasikan seluruh unsur kepribadian sehingga mampu menemukan jati
dirinya. Sebaliknya bila gagal siswa yang demikian mengalami kebingungan
dan kekacauan (confusion). Sejalan dengan hal itu Dennis (2006: 306)
menyatakan “Aspects of identity that appear to be important and related to school achievement are an individual’s self-concept and self-esteem”. Dalam pendapat Dennis tersebut konsep diri dan kepercayaan diri individu merupakan
aspek-aspek penting yang berhubungan dengan kesuksesan siswa di sekolah.
Selanjutnya Famelia (2006) menyatakan bahwa indikasi siswa yang memiliki
konsep diri yang positif yakni memiliki penghargaan diri yang tinggi, dan
perilakunya akan tertuju pada keberhasilan. Dengan demikian konsep diri
dianggap penting bagi siswa karena konsep diri merupakan pondasi dasar
dalam proses kesuksesan di sekolah.
Nylor (Desmita, 2009) mengungkapkan bahwa banyak penelitian yang
membuktikan hubungan positif yang kuat antara konsep diri dan prestasi
belajar di sekolah. Siswa yang memiliki konsep diri yang positif
memperlihatkan prestasi yang baik di sekolah, atau siswa yang berprestasi
tinggi di sekolah memiliki penilaian diri yang tinggi serta menunjukkan
hubungan antar pribadi yang positif pula. Siswa mampu menentukan target
prestasi belajar yang realistis dan mengarahkan kecemasan akademik dengan
belajar yang keras dan tekun, serta aktifitas-aktifitas siswa selalu diarahkan
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Para psikolog meyakini pentingnya konsep diri untuk pemahaman
kepribadian manusia secara utuh. Woalsh & Vaughan (Philip, 1985)
menyatakan bahwa “In roger's view the self or the self concept emerges as part of the actualizing tendency's proses of enabling the child to differentiate
between all that is within or part of him or her and all that is external. Dalam
pandangan Roger tersebut, kecendrungan diri atau konsep diri muncul sebagai
bagian dari proses aktualisasi yang memungkinkan siswa untuk membedakan
antara semua yang ada di internal maupun eksternalnya.
Penelitian Frik (Burns, 1993) dilakukan dengan melibatkan siswa
laki-laki dan perempuan yang dipasangkan berdasarkan tingkat intelegensi siswa.
Penelitian tersebut menggolongkan subjek penelitian berdasarkan prestasi
belajar siswa, yaitu kelompok berprestasi lebih (overachievers) dan kelompok
berprestasi kurang (underachievers). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan konsep diri antara siswa yang tergolong overachiver dan
underachiever. Siswa yang tergolong overachiever menunjukkan konsep diri
yang lebih positif, sedangkan yang tergolong undeachiever menunjukkan
konsep diri yang negatif.
Hasil penelitian Damrongpanit (2007) dari Mahasarakham University
Thailand mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor penting yang terkait
prestasi akademik siswa yaitu konsep diri, prestasi siswa tentang kekuatan,
kelemahan, nilai, keyakinan, dan sikap dari lingkungan atau interaksi sosial.
Siswa yang berprestasi tinggi cenderung memiliki konsep diri yang berbeda
dengan siswa yang berprestasi rendah.
Dalam studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SMA Kartika XIX-2
di Kota Bandung (2013) pada pelaksanan program pengalaman lapangan (PPL)
dan hasil daftar buku kunjungan konseling ditemukan beberapa masalah
diantara gejala yang terlihat seperti siswa membolos saat ada pelajaran dikelas,
siswa datang terlambat ketika lonceng masuk kelas berbunyi, siswa cenderung
kurang memiliki keberanian tampil atau berbicara di depan kelas, hasil prestasi
belajar siswa mennjukkan kurang memuaskan atau rendah, siswa masih
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
menyerah ketika mendapat tugas yang sulit sehingga memilih mencontek baik
pada saat ulangan maupun pengerjaan tugas lainnya, siswa cenderung tidak
menaruh hormat pada guru, masih ada siswa yang melanggar tata tertip
sekolah. Gejala-gejala perilaku tersebut mengindikasikan konsep diri yang
negatif pada pelakunya. Nicholas and Kristin (2012) mengungkapkan bahwa
siswa dengan konsep diri yang negatif cenderung menunjukkan masalah
gangguan perilaku dan emosi (Emotional and Behavior Disorder) baik di
sekolah maupun di lingkungannya. Sejalan dengan Nicholas and Kristin,
Huang (2011) mengungkapkan bahwa adanya hubungan antara konsep diri
dengan prestasi akademik, yakni 60% siswa dengan konsep diri yang tinggi
cenderung memiliki prestasi akademik yang tinggi. Selanjutnya Ungar dan
Teram (2005) mengungkapkan bahwa konsep diri dipengaruhi oleh kesuksesan
dan kegagalan dalam bidang sosial dan akademik.
Beberapa penelitian terkait dengan upaya peningkatan konsep diri siswa
dilakukan oleh Suprapto (2007) menunjukkan bahwa layanan bimbingan
kelompok efektif sebagai upaya dalam mengembangkan konsep diri positif
siswa. Berikutnya penelitian tesis yang dilakukan oleh Rachmayanti (2010)
menunjukkan bahwa hasil bimbingan dan konseling kelompok diskusi
berpengaruh signifikan dalam mengembangkan konsep diri peserta didik secara
umum baik dari aspek fisik, sosial, moral, dan psikis.
Guru bimbingan dan konseling berperan dalam membantu
mengembangkan potensi siswa. Sebagaimana diungkapkan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (UU RI NO20/2013 tentang Sisdiknas) pasal 1 ayat 6 bahwa
keberadaan konselor dalam sistem pedidikan nasional merupakan bagian dari
pendidik yang sejajar dengan guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaswara,
fasilitator, dan instruktur.
Guru bimbingan dan konseling berperan dan bertanggungjawab dalam
meningkatkan mutu layanan yang diberikan. Prayitno (1997) menyatakan
bahwa guru bimbingan dan konseling bertugas memasyarakatkan pelayanan
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung,
menganalisis dan melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian, serta
mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan konseling.
Hal ini sejalan dengan Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 81A Tahun 27/6/2013 (Mendikbud No 81A/27/6/2013)
tentang Konsep dan Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, yaitu sebagai
berikut.
Layanan bimbingan dan konseling adalah kegiatan guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam menyusun rencana pelayanan bimbingan dan konseling, melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling, mengevaluasi proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling serta melakukan perbaikan tindak lanjut memanfaatkan hasil evaluasi.
Secara keseluruhan program bimbingan dan konseling di sekolah
mengandung empat komponen pelayanan, yaitu: (1) pelayanan dasar
bimbingan dan konseling, (2) pelayanan responsif, (3) perencanaan individual,
dan (4) dukungan system. Pelaksanaan berbagai jenis layanan oleh guru
bimbingan dan konseling memerlukan berbagai kegiatan pendukung yaitu
aplikasi intrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, alih
tangan kasus yang secara menyeluruh dikenal dengan BK Komprehensif.
Bentuk bimbingan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan konsep
diri siswa yakni melalui bimbingan pribadi sosial. Hal tersebut sesuai dengan
tujuan bimbingan pribadi sosial yakni untuk membantu siswa memecahkan
masalah-masalah pribadi sosial, khususnya konsep diri. Bimbingan pribadi
sosial diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan
kemampuan dalam menangani masalah-masalah siswa. Bimbingan pribadi
sosial memberikan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang
seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam
permasalahan yang dialami oleh siswa.
Selanjutnya bimbingan pribadi-sosial diberikan untuk meningkatkan
konsep diri, sehingga siswa mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
Bimbingan pribadi-sosial diberikan secara tepat dan menyeluruh sesuai dengan
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
bimbingan dalam meningkatkan konsep diri siswa. Sejalan dengan hal itu,
Yusuf & Nurihsan (2005) menyatakan bahwa bimbingan pribadi-sosial
diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi
pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman diri dan
sikap-sikap yang positif, serta keterampilan-keterampilan pribadi sosial yang tepat.
Dengan adanya suatu program kegiatan layanan yang mengarah pada
peningkatan konsep diri diharapkan dapat membantu siswa dalam mengenali
dirinya dan lebih jauh dari itu siswa mampu mengarahkan secara tepat, atau
dengan istilah lain siswa mampu mengembangkan segala potensi yang ia miliki
agar berkembang secara optimal. Gambaran sederhanya seperti seorang siswa
selalu memandang dirinya negatif, merasa tidak menarik, tidak berharga, dan
dijauhi oleh teman sebayanya. Pandangan seperti ini dapat diubah dengan
bimbingan melalui berbagai kegiatan. Guru bimbingan dan konseling dapat
membantu sebuah pemahaman terkait dengan konsep diri siswa.
Di samping program yang disusun secara komprehensif, adanya suatu
teknik atau strategi khusus yang digunakan seorang guru bimbingan dan
konseling juga sangat penting. Penggunaan teknik bimbingan yang tepat
diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif sesuai dengan apa yang
diinginkan. Dalam penelitian ini teknik bimbingan dan konseling yang
digunakan adalah bimbingan klasikal (classroom Guidence).
Penelitian yang dilakukan oleh Suprapto dan Rachmayanti seperti yang
sudah dikemukakan di atas belum menghasilkan bagaimana program
bimbingan dan konseling untuk meningkatkan konsep diri siswa di sekolah.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji efektivitas bimbingan
dan konseling pribadi sosial dalam meningkatkan konsep diri siswa.
B.Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Atas dasar uraian latar belakang penelitian, diperoleh kejelasan penelitian
sebagai berikut, Desmita (2009) mengungkapkan bahwa ketika siswa
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
sangat kompleks dan melibatkan sejumlah aspek dalam diri siswa. Selanjutnya
Erikson (Djaali, 2006) menyatakan bahwa pada tahap ini remaja dituntut
mampu menjawab pertanyaan tentang peran diri dan masa depannya di
masyarakat. Dengan berbekal kepercayaan pada lingkungannya, kemandirian,
inisiatif, percaya pada kecakapan dan kemampuannya, siswa yang demikian
akan mampu mengintegrasikan seluruh unsur kepribadian sehingga mampu
menemukan jati dirinya. Sebaliknya bila gagal siswa yang demikian
mengalami kebingungan dan kekacauan (confusion).
Hurlock (1980) menyatakan bahwa perkembangan konsep diri seseorang
dipengaruhi oleh kondisi fisik, tendensi sosial, intelegensi, taraf aspirasi, emosi
dan prestise sosialnya. Pengaruh lain datang dari teman-teman dekatnya,
keluarganya, dan orang-orang yang dikaguminya. Secara umum dapat
dikatakan bahwa pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap perkembangan
konsep diri seseorang akan tergantung pada penghayatan emosional seseorang
terhadap faktor-faktor yang dimilikinya. Bila penghayatan tersebut cenderung
positif, maka akan berpengaruh terhadap perkembangan konsep diri ke arah
yang positif pula atau bisa juga sebaliknya. Bisa dikatakan bahwa konsep diri
fisik muncul lebih dahulu dibandingkan konsep diri psikologis. Konsep diri
fisik berubah seiring dengan pertumbuhan tubuh. Hal ini berhubungan dengan
perkembangan kognitif siswa yang baru sampai pada tahap konkrit.
Gesell dan Staines (Burns: 1979) menyatakan bahwa pada umumnya
konsep diri positif berisi banyak kategori, yakni: fisik, materi, perasaan
in-group, peranan (role), nilai-nilai (values), minat-minat (interests),
keinginan-keinginan (wants), tujuan-tujuan (goals). Sejalan dengan itu Burns (1979)
mengatakan bahwa konsep diri positif dapat disamakan dengan evaluasi positif
(positive self-evaluation), penghargaan diri positif (positive self-respect), harga
diri positif (positive esteem), dan penerimaan diri positif (positive
self-acceptance).
Indikator siswa yang memiliki konsep diri yang negatif di antaranya
ditandai dengan peka terhadap kritik, memiliki sifat hiperkritis, merasa tidak
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
menilai negatif dirinya, menilai dirinya negatif, membenci dirinya. Ironisnya
apabila gejala indikator konsep diri negatif tidak mendapatkan penanganan,
akibatnya dapat berdampak pada tidak optimalnya kesuksesan belajar di
sekolah. Oleh karena itu, diperlukan layanan bimbingan dan konseling
terhadap siswa yang memiliki konsep diri negatif. layanan bimbingan
diperlukan sebagai intervensi untuk meningkatkan konsep diri siswa.
Dari permasalahan konsep diri yang dialami oleh siswa, sangat jelas
bahwa konsep diri yang positif sangat diperlukan oleh siswa agar dapat
memahami konsep diri secara positif sehingga dapat mencapai kesuksesan
dalam belajar. Untuk meningkat konsep diri siswa SMA Kartika XIX-2
Bandung diperlukan adanya suatu program bimbingan dan konseling yang
efektif untuk meningkatkan konsep diri siswa diantaranya adalah program
bimbingan pribadi sosial. Bimbingan pribadi sosial memiliki peranan yang
sangat penting untuk membantu menyelesaikan masalah siswa. Menurut
Nurihsan (2009) mengatakan bimbingan pribadi sosial merupakan bimbingan
untuk membantu individu dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial
pribadi. Tergolong dalam masalah-masalah sosial pribadi adalah hubungan
sesama teman, guru, pemahaman sifat diri, penyesuaian diri dengan lingkungan
pendidikan dan masyarakat tempat tinggal, serta penyelesaian konflik.
Pemberian intervensi terhadap siswa yang memiliki konsep diri yang
negatif yaitu melalui layanan bimbingan pribadi sosial. Alasan digunakan
layanan bimbingan pribadi sosial adalah konsep diri siswa termasuk dalam
bimbingan pribadi sosial. Dipandang dari segi masalah yang dihadapi, siswa
yang memiliki konsep diri yang negatif akan menimbulkan masalah-masalah
pribadi dan sosialnya. Yusuf (2009) menjelaskan bahwa bimbingan pribadi
merupakan upaya untuk membantu siswa dalam menemukan dan
mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, mantap dan mandiri, serta sehat jasmani dan rohani. Sementara
bimbingan sosial merupakan upaya untuk membantu individu dalam mengenal
dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
individu dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi
konflik-konflik dalam diri dalam upaya mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian,
perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan
sebagainya, serta upaya membantu individu dalam membina hubungan sosial
di berbagai lingkungan (pergaulan sosial). Layanan bimbingan pribadi sosial
dapat menjadi kunci dalam melakukan upaya peningkatan konsep diri siswa ke
arah yang negatif.
Bimbingan pribadi sosial sebagai upaya peningkatan konsep diri siswa
untuk menghadapi dan mengatasi masalah-masalah pribadi sosial dengan cara
menciptakan lingkungan interaksi pendidikan yang kondusif, mengembangkan
sistem pemahaman diri dan sikap-sikap positif, serta dengan mengembangkan
kemampuan pribadi-sosial.
Bimbingan pribadi sosial sebagai upaya pengembangan kemampuan
siswa untuk menghadapi dan mengatasi masalah-masalah pribadi sosial dengan
cara menciptakan lingkungan interaksi pendidikan yang kondusif,
mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap positif, serta dengan
mengembangkan kemampuan pribadi-sosial.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan
masalah penelitian secara umum adalah “apakah program bimbingan pribadi
sosial efektif dalam meningkatkan konsep diri siswa?” secara khusus rumusan
masalah penelitian adalah sebagai berikut.
a. Seperti apa profil konsep diri siswa
1) Seperti apa profil konsep diri siswa pada kelompok eksperimen sebelum
mengikuti program bimbingan?
2) Seperti apa profil konsep diri pada kelompok kontrol sebelum mengikuti
program bimbingan?
3) Seperti apa profil konsep diri pada kelompok eksperimen sesudah
mengikuti program bimbingan?
4) Seperti apa profil konsep diri pada kelompok kontrol sesudah mengikuti
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
b. Apakah ada perbedaan konsep diri siswa pada kelompok eksperimen
dengan konsep diri siswa pada kelompok kontrol sesudah mengikuti
program bimbingan?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum adalah menguji efektivitas program
bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan konsep diri siswa. tujuan umum
dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Profil konsep diri pada kelompok eksperimen sebelum mengikuti program
bimbingan.
2. Profil konsep diri pada kelompok kontrol sebelum mengikuti program
bimbingan.
3. Profil konsep diri pada kelompok eksperimen sesudah mengikuti program
bimbingan.
4. Profil konsep diri pada kelompok kontrol sesudah mengikuti program
bimbingan.
5. Perbedaan konsep diri siswa pada kelompok eksperimen dengan konsep
diri siswa pada kelompok kontrol sesudah mengikuti program bimbingan.
D.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan
berbagai pihak di masyarakat terhadap konsep diri siswa yang ada di
sekelilingnya.
Secara lebih spesifik, manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Manfaat bagi Pengembangan Ilmu Bimbingan dan Konseling
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu kekayaan dalam bidang
bimbingan dan konseling terutama tentang bimbingan dan konseling pribadi
sosial yang dapat dimanfaatkan dengan mengembangkan kurikulum pada
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
pengembangan aspek pribadi sosial terutama konsep diri siswa dalam proses
perkuliahan.
2. Manfaat bagi Guru Bimbingan dan Konseling di Lapangan
Hasil penelitian ini berupa program bimbingan pribadi sosial. Program
tersebut dapat bermanfaat terutama gambaran profil konsep diri siswa, dari
hasil penelitian tersebut sebagai dasar pertimbangan lahirnya kebijakan
setrategis pengembangan pendidikan dalam layanan bimbingan dan konseling.
penelitian ini dapat menjadi rujukan dalam mengembangkan program layanan
bimbingan dan konseling terutama untuk konsep diri siswa.
Bagi guru bimbingan dan konseling hasil penelitian dapat dijadikan
rujukan untuk mengotimalisasikan layanan bimbingan dan konseling terhadap
peningkatan konsep diri positif kepada seluruh siswa di sekolah. Guru
bimbingan dan konseling mendapatkan informasi mengenai gambaran konsep
diri siswa yang memerlukan penanganan dengan cara tepat. Informasi tersebut
akan berguna dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi di sekolah.
3. Manfaat bagi Penelitian Lebih Lanjut
Hasil penelitian ini dapat mengembangkan: (1) rujukan untuk
memperkuat pada kajian teoritis konsep diri; (2) intrumen yang dikembangkan
dapat dipergunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan konsep diri
siswa di SMA; (3) ragam program bimbingan dan konseling yang lebih sesuai
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektivan program bimbingan
pribadi sosial untuk meningkatkan konsep diri siswa. Oleh karena itu metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen kuasi. Satu bentuk
penelitian yang banyak digunakan dalam pendidikan dengan subjek manusia.
Melalui eksperimen kuasi dapat diketahui terdapat atau tidaknya akibat dari
suatu perlakuan (intervensi) yang diberikan. Dalam hal ini peneliti
memanipulasi perlakuan yang berbentuk program bimbingan pribadi sosial
kemudian mengobservasi perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi secara
sengaja dan sistematis.
Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group
Design. Desain ini melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperiman dan
dan kelompok kontrol.
Penelitian Desain Quasi Eksperiment
Keterangan:
A : Kelompok eksperimen
B : kelompok kontrol
O1 : Pretest untuk mengetahui konsep diri sebelum diberi layanan
bimbingan pribadi sosial kelas eksperimen.
O2 : Pretest untuk mengetahui konsep diri sebelum diberi layanan
bimbingan pribadi sosial kelas kontrol. A O1 X O3
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
O3 : Postest mengetahui konsep diri sesudah diberi layanan bimbingan
pribadi sosial kelompok eksperimen.
O4 : Postest mengetahui konsep diri sesudah diberi layanan bimbingan
pribadi sosial kelompok kontrol
X : Perlakuan berupa program bimbingan pribadi sosial
Sumber: (Creswell: 2012)
B.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Bagian ini mendeskripsikan mengenai lokasi penelitian serta populasi
penelitian dan sampel penelitian.
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di salah satu Sekolah Menegah Atas (SMA)
Kota Bandung, yaitu di SMA Kartika XIX-2 yang berlokasi di Jalan Pak Gatot
Raya No. 73 KPAD Bandung. Alasan memilih SMA dijadikan subjek
penelitian didasarkan pada pertimbangan berdasarkan studi pendahuluan pada
saat melaksanakan program pengalaman lapangan (PPL) selama kurang lebih
tiga bulan. Program pengalaman lapangan tersebut ditemukan beberapa
masalah siswa kelas XI IPS yang mengidentifikasi konsep diri siswa negatif
yaitu; (a) siswa membolos saat ada pelajaran dikelas, (b) siswa datang
terlambat ketika lonceng masuk kelas berbunyi, (c) siswa cenderung kurang
memiliki keberanian tampil atau berbicara di depan kelas, (d) hasil prestasi
belajar siswa mennjukkan kurang memuaskan atau rendah, siswa masih
mengalami kebingungan jika ditanya cita-cita oleh guru, (e) siswa cenderung
cepat menyerah ketika mendapat tugas yang sulit sehingga memilih mencontek
baik pada saat ulangan maupun pengerjaan tugas lainnya, (f) siswa cenderung
tidak menaruh hormat pada guru, (g) masih ada siswa yang melanggar tata
tertib sekolah.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian siswa yang secara administratif terdaftar sebagai
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
2013/2014. Pemilihan populasi kelas XI didasarkan pada pertimbangan bahwa
siswa SMA kelas XI merupakan siswa yang berada pada usai remaja. Artinya
siswa penuh dengan perubahan yang cukup kompleks. Pada usia remaja ini
biasanya banyak terjadi perubahan-perubahan pada diri siswa, seperti
perubahan fisik, psikis, sosial emosional, perubahan sikap, perubahan status
dari adik tingkat menjadi kakak tingkat dan pemikiran siswa yang mulai
meninggalkan pemikiran kanak-kanak menuju pemikiran yang lebih dewasa.
Pada rentan inilah terjadi terjadinya konsep diri yang baru, dimana siswa mulai
mencari identitas diri yang sesuai dengan kepribadiannya. Proses pencarain jati
diri ini bisa kearah positif atau sebaliknya kearah negatif. Hal ini bergantung
pada konsep diri yang dimiliki siswa itu sendiri, semangkin memiliki konsep
diri yang positif maka semangkin baik juga dalam penyesuaian diri dan
penyesuaian lingkungannya.
Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah 60 berasal dari semua
siswa kelas XI IPS yang terdiri dari 2 kelas yang dapat dilihat pada tabel 3.1
berikut ini.
Tabel 3.1
Populasi dan Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah
1 XI Ips 1 30
2 XI Ips 2 30
Jumlah Populasi 60
Jumlah Sampel 60
C.Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (X)
dan variabel terikat (Y), kedua variabel tersebut yaitu sebagai berikut.
1. Variabel bebas dalam penelitian adalah program bimbingan pribadi sosial
yang diteliti pengaruhnya terhadap variabel terikat.
2. Variabel terikat dalam penelitian adalah konsep diri yang mendapat
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu D.Definisi Operasional Variabel
Dalam rangka menghindari terjadinya interpretasi yang berbeda-beda
dan kerancuan pemahaman mengenai aspek-aspek yang menjadi variabel
penelitian, maka dirumuskan definisi operasional variabel sebagai berikut.
1. Konsep diri, yaitu cara pandang (persepsi) siswa SMA Kartika XIX-2 kelas
X1 IPS Tahun ajaran 2013/2014 tentang dirinya yang meliputi aspek fisik,
psikis, sosial dan moral. Indikator fisik meliputi cara pandang terhadap
kesehatan, penambilan tubuh, dan kekuatan fisik. Indikator psikis meliputi
cara pandang terhadap kemampuan akademis, pengembangan pengetahuan,
perasaan diri, dan perlakuan terhadap diri sendiri. Indikator sosial meliputi
peranan sosial di lingkungan sekolah, tempat tinggal, dan kemasyarakatan
serta kemampuan melakukan tugas-tugas disekolah dan di rumah. Indikator
moral meliputi pandangan terhadap nilai-nilai yang berlaku di lingkungan
sekitar.
2. Program bimbingan pribadi sosial. Bimbingan pribadi sosial yakni kegiatan
yang dilakukan oleh konselor dan konseli secara berkelompok, terdiri atas
pemberian materi konsep diri. Dalam rangka untuk meningkatkan konsep
diri siswa program ditujukan untuk: (a) secara pribadi, mengenal
karakteristik diri sendiri, menerima keadaan diri sendiri secara positif dan
realistis tentang kehidupannya sesuai dengan perkembangannya, dan (b)
secara sosial dapat berinteraksi dengan orang lain (baik sejenis kelamin atau
lawan jenis) sesuai dengan norma agama dan etika yang ada dalam
kehidupan masyarakat Indonesia.
Program di sini adalah rencana kegiatan yang disusun secara
operasional dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan
pelaksanaannya, seperti tujuan kegiatan, jenis kegiatan, personil, waktu,
teknik dan strategi pelaksanaannya, serta fasilitas yang dibutuhkan.
Program bimbingan disusun berdasarkan pada kerangka berfikir
tertentu yang dapat mempengaruhi pola dasar yang dipegang dalam
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
terdapat beberapa komponen yang meliputi susunan secara formal untuk
melayani siswa, tenaga pendidik dan kependidikan lainnya. Supaya program
berjalan dengan baik dapat dilakukan evaluasi terhadap program, proses
serta hasil. Oleh karena itu, program bimbingan yang akan disusun harus
dengan perencanaan yang matang, termasuk program bimbingan pribadi
sosial yang dimaksudkan dalam penelitian ini. Program bimbingan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah program bimbingan pribadi sosial
untuk meningkatkan konsep diri siswa.
E.Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Iventori
Inventori yang digunakan dalam penelitian ini adalah inventori konsep
diri yang diberikan kepada siswa Sekolah Menengah Atas. Nurjanah (2010)
mengatakan inventori adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur
karakteristik psikologis tertentu dari individu. Melalui inventori ini dapat
digambarkan seberapa besar konsep diri siswa dan dideskripsikan
efektivitas perlakuan yang telah diberikan. Oleh karena itu, inventori
diberikan pada subyek penelitian kelas yaitu XI IPS SMA Kartika XIX-2.
Iventori diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada
waktu sebelum (pretest) dan sesudah (postest) diberikan perlakuan (
program bimbingan pribadi sosial
2. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu informasi dari bermacam-macam sumber tertulis
yang ada pada responden atau tempat dimana responden melakukan
kegiatan sehari-hari. Soehartono (1995) mengatakan studi dokumentasi
adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada
subjek penelitian. Selanjutnya Herdiansyah (2010) menungkapkan bahwa
dokumentasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan
melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh peneliti
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu F. Instrumen Penelitian
1. Penyusunan Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang
disusun berdasarkan pengembangan dan perumusan teori mengenai konsep
diri. Butir-butir penyataan dalam instrumen merupakan gambaran mengenai
konsep diri pada siswa. Inventori menggunakan skala Guttman yang terdiri atas
ya dan tidak.
2. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen
Rumusan kisi-kisi instrumen untuk mengungkap konsep diri siswa
berikut merujuk aspek dari Berzonsky (Burns:1993). Aspek konsep diri
meliputi: fisik, psikis, sosial, dan moral.
3. Penimbang (Judgement) Instrumen
Penimbang instrumen (uji kelayakan) untuk mengetahui kelayakan
instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan konten yang sesuai dengan
kebutuhan. Apabila terdapat butir pernyataan yang tidak sesuai, maka butir
pernyataan tersebut akan dibuang atau direvisi sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan penelitian. Dari empat aspek konsep diri dikembangkan sebanyak 60
pernyataan.
Penimbang dilakukan oleh tiga pakar/dosen ahli dari jurusan bimbingan
dan konseling. masukan dari tiga dosen ahli dijadikan landasan penyempurnaan
alat pengumpul data yang dibuat. Setelah setiap dosen memberikan
pertimbangan, diperoleh 54 yang layak dari 60 butir pernyataan yang disusun.
Inventori sebagai alat pengumpulan data yang digunakan telah melalui
beberapa tahap pengujian, sebagai berikut.
a. Uji Kelayakan Instrumen
Uji kelayakan instrumen mengetahui tingkat kelayakan instrumen
dari segi bahasa, konstruk, dan konten yang sesuai dengan kebutuhan.
Apabila terdapat butir pernyataan yang tidak sesuai, maka butir pernyataan
tersebut akan dibuang atau direvisi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Penimbang dilakukan oleh tiga pakar/dosen ahli dari jurusan
psikologi pendidikan dan bimbingan (PBB). Masukan dari tiga dosen ahli
dijadikan landasan penyempurnaan alat pengumpul data yang dibuat.
Instrumen angket/kuisioner konsep diri hasil judgment dari beberapa pakar
bimbingan dan konseling termuat pada tabel berikut.
Tabel 3. 2
Hasil Judgment Instrumen Konsep Diri Siswa
No Kesimpulan No item Jumlah
1 Memadai 1,3,4,5,6,8,10,14,15,16,17,18,20,21,22,
24,25,26,27,28,29,30,31,33,34,35,36,
37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,50,51,
52,53,54
45
2 Revisi 7, 9,12, 13,19, 23, 32 7
3 Ganti 2, 11 2
4 Tambahan -
Total item yang digunakan 54
Hasil penimbang instrumen menunjukkan 45 butir item yang dapat
dipergunakan, 7 item yang perlu direvisi, dan 2 item yang harus diganti
karena tidak relevan dengan indikator dan aspek konsep diri. Berdasarkan
saran dari salah seorang dosen, pada aspek psikis dianggap belum
mencerminkan konsep diri yang meliputi indikator pandangan terhadap
kemampuan akademis. Jumlah pernyataan yang direvisi sebanyak 2 item
pernyataan yang disesuaikan dengan kisi-kisi yang telah diperbaharui.
Dengan demikian jumlah item yang dapat dipergunakan untuk instrumen
konsep diri ialah sebanyak 54 item.
Adapun kisi-kisi instrumen setelah uji kelayakan instrumen dapat
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri Siswa (setelah uji judgment instrumen)
No Aspek Indikator No item Jumlah
Fisik -Cara pandang terhadap keseha-tan
-Cara pandang terhadap penam-pilan tubuh
-Cara pandang terhadap kekuatan fisik
- Perlakuan terhadap diri sendiri
11,12,13,1 dan yang berlaku di lingkungan sekitar
Uji keterbacaan bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana
instrumen yang dibuat dapat dipahami oleh siswa kelas XI IPS di SMA
Kartika XIX-2 Bandung. Sebelum instrumen konsep diri siswa diuji
validitas, instrumen tersebut diuji keterbacaan kepada empat sampel siswa
dari salah satu SMA Negeri Kota Bandung. Pernyataan-pernyataan yang
tidak dipahami oleh siswa kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
c. Uji validitas dan realibilitas instrumen
Uji validitas dilakukan untuk mengukur tingkat kevalitan atau
keshahihan istrumen yang akan digunakan dalam mengumpulkan data
penelitian. Suatu istrumen yang valid atau shahih akan mempunyai tingkat
validitas yang tinggi, sebaliknya isntrumen yang kurang valid akan memiliki
tingkat validitas yang rendah. Uji validitas dilakukan terhadap sejumlah
siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Kota Bandung Tahun Ajaran
2014/2015.
Pengujian validasi butir item yang dilakukan dalam penelitian adalah
pengujian validitas konstruk seluruh item yang terdapat dalam instrumen
konsep diri siswa. Uji validitas butir item dilakukan untuk menguji apakah
instrumen mampu mengukur apa yang seharusnya diukur yaitu mengenai
tingkat konsep diri siswa. Arikunto (2006) mengatakan bahwa sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat.
Djali & Mulyono (2008) menyatakan bahwa langkah uji validitas item
pernyataan dilakukan dengan menggunakan teknik koefisien biserial (γpbi).
Dalam perhitungan validitas butir pernyataan digunakan bantuan Ms Excel
2007 (terlampir). Pengujian validitas dilakukan terhadap 54 item pernyataan
dengan jumlah subjek 30 siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 di Kota
Bandung (tidak ada ketetapan tentang jumlah sampel untuk uji coba.
Berikut disajikan item-ietem pernyataan setelah validasi pada tabel 3.4
berikut.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Konsep Diri Siswa
No Kesimpulan Item Jumlah
1 Valid 1,2,3,4,6,7,9,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,
22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,
35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45.
45
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tabel 3.4 di atas, menunjukkan dari 54 item pernyataan
diperoleh 45 item yang valid dan 9 item pernyataan yang tidak valid, item
pernyataan yang tidak valid terdiri dari 5,8,10, 11, 15, 51,52, 53, dan 54.
Setelah diuji validitas setiap item selanjutnya istrumen tersebut diuji
tingkat reliabelitasnya. Reliabelitas berhubungan dengan masalah ketepatan
atau konsistensi instrumen. Reliabelitas berarti bahwa instrumen dapat
dipercaya untuk digunakan saebagai alat pengumpul data karena intrumen
telah teruji ketepatannya. Intrumen yang telah reliabel akan menghasilkan
data yang dapat dipercaya. Djali & Mulyono (2008) mengatakan bahwa
dalam pengujian reliabelitas instrumen digunakan rumus KR-20. Sedangkan
dalam pengujian relibilitas digunakan bantuan perangkat lunak MS Excel
2007 (terlampir). Berdasarkan data tersebut dapat diambil keasimpulan
bahwa nilai realibilitas konsep diri sebesar 0.946 berada pada kategori
sangat tinggi, artinya intrumen ini mampu menghasilkan skor-skor pada
setiap item pernyataan dengan konsisiten.
Tabel 3.5
SUSTIKA SARI, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
ngan (sekolah, tempat tinggal dan kemasyarakatan)
- Kemampuan melakukan tugas (di rumah dan sekolah)
31,32,33,34, 35
36,37,38,39, 40,41 4 Moral -Pandangan terhadap
nilai-nilai dan yang berlaku di lingkungan sekitar
42,43,44,45, 4
G.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data statistik yang digunakan adalah statistika
nonparametrik. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t dalam
rangka menguji perbedaan dua buah rata-rata, yakni rata-rata pretes dua
kelompok.
Selain itu analisis data menggunakan anacova untuk menganalisis
perbedaan hasil postes dua kelompok.
Selanjutnya untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data, maka
peneliti menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS versi 16.0 for
Windows.
1. Penyeleksian data
Penyeleksian data bertujuan untuk memilih data yang memadai untuk
diolah berdasarkan kelengkapan jawaban, baik identitas maupun jawaban.
Jumlah angket yang terkumpul harus sesuai dengan jumlah angket yang
disebar.
2. Penyekoran
Penyekoran instrumen dalam penelitian disusun dalam bentuk skala
ordinal. Skala ordinal yaitu skala yang menunjukkan perbedaan tingkatan
subjek secara kuantitatif. Skala ordinal didasarkan pada peringkat yang
diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau
sebaliknya.
Tabel 3.6
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban