• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAAN KETERAMPILAN SENI KRIYA PADA ANAK TUNARUNGU DI PK LK DHARMA BHAKTI DHARMA PERTIWI KOTA BANDAR LAMPUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAAN KETERAMPILAN SENI KRIYA PADA ANAK TUNARUNGU DI PK LK DHARMA BHAKTI DHARMA PERTIWI KOTA BANDAR LAMPUNG."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TESIS

STUDI PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN

KETERAMPILAN SENI KRIYA PADA ANAK TUNARUNGU DI

SENTRA PK DAN PLK DHARMA BAKTI DHARMA PERTIWI

KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh,

Toni Yudha Pratama

(1103452)

PRODI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS

SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

STUDI PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAAN KETERAMPILAN SENI KRIYA PADA ANAK TUNARUNGU DI PK LK DHARMA BHAKTI

DHARMA PERTIWI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

TONI YUDHA PRATAMA 1103452

Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus (S2)

Disahkan oleh:

Pembimbing Tesis

Dr. Djadja Rahardja, M. Ed. NIP. 19590414 198503 1 005

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

(3)

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HALAMAN PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “STUDI PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAAN KETERAMPILAN SENI KRIYA PADA ANAK TUNARUNGU DI PK LK DHARMA BHAKTI DHARMA PERTIWI KOTA BANDAR LAMPUNG” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipandengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keiluman. Atas pernyataan ini,

saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila keudian

ditemukan adanya pelanggaraan terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.

Bandung, Desember 2013

Yang membuat pernyataan,

(4)

ABSTRAK

(5)

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Toni Yudha Pratama, 2013 “Study of Art Skills Learning Program Development for deaf Children in PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi, Bandar

Lampung”.The present study is a qualitative descriptive study in reference to the developmental of skills program. The present study applies a qualitative approach. The aim of the present study is to develop art skills learning program for deaf children in PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi, Bandar Lampung. The main focus of the present study is concerning of art skills learning programdevelopment which covers some aspects such as factual conditions of art skills learning program, aspects needed in developing art skills learning program, how is the program designed for art skills learning and how is the art skills learning

program’svalid result through the activity of FGD (Focus Group Discussion).

From the results of analyses and discussions, it can be concluded that the lack of a learning program can cause the learning processes directly, for instance, the difficulties in determining learning modules for every meeting lessons, in determining learning programs, in learning implementations, in evaluating the learning processes and so on. This causes all the teaching processes such as guiding, helping and giving instructions to children, in order for them to have learning experiences, cannot be well-attained. Learning program must be oriented to arrangement efforts towards children in order to be able to implement competence programs designed in the first step of developing learning program. Program designed, which is related to skills learning, then is to be validated through FGD (Focus Group Discussion) activity. Changes made in the designed program are in the matter of the signs, perspectives and missions, valuations, and also some notes added about grammar usage and program implementations. The changes made in art skills learning program are to be applied in PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi in the latter. Besides that, the researcher also gives some recommendations to the concerned parties in order thatthe results of the present study can be considered to be applied by every school principals. Thus, the concerned parties can make a learning program as a must for all teachers in every school. The researcher hopes that the present study is to be used as a reference and

motivation for teachers’ development in skills teaching processes which covers

the following aspects, planning, implementing, and evaluating the outcome of

(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Halaman Pernyataan... iii

Kata Pengantar ... iv

Ucapan Terimakasih... v

Abstrak ... viii

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A.Pembelajaran Keterampilan ... 9

1. Pengertian Pembelajaran ... 9

2. Mekanisme Pembelajaran ... 10

3. Pembelajaran Keterampilan ... 15

B.Seni Kriya ... 17

1. Unsur Karya Seni Kriya ... 21

2. Fungsi dan Tujuan Seni Kriya ... 22

3. Prinsip Seni Kriya ... 22

4. Jenis-Jenis Keterampilan Kriya...23

C.Konsep Ketunarunguan ... 24

(7)

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Klasifikasi Tunarungu ... 27

3. Dampak Ketunarunguan... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A.Pendekatan Penelitian ... 39

B. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 41

C.Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen ... 41

D.Desain Penelitian ... 49

E. Teknik Keabsahan Data ... 51

F. Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Hasil Penelitian ... 55

B.Pembahasan ... 94

BAB V PENUTUP ... 99

A.Kesimpulan ... 99

B. Rekomendasi ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105 RIWAYAT HIDUP

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Kisi-kisi Instrumen ... 44

4.1. Hasil Wawancara dan Observasi. Perencanaan pembelajaran keterampilan kriya ... 56

4.2. Wawancara dan Observasi. Pelaksanaan Pembelajaran... 59

4.3. Wawancara dan Observasi Evaluasi Pembelajaran Kriya ... 64

4.4. Wawancara perumusan visi dan misi program... 67

4.5. Wawancara perumusan tujuan program ... 67

4.6. Wawancara memilih dan menata bahan ajar ... 69

4.7. Draf Program pembelajaran keterampilan Kriya Semester I ... 75

4.8. Draf Program pembelajaran keterampilan Kriya Semester II ... 77

4.9. Draf Program pembelajaran keterampilan Kriya Semester I(Hasil Revisi) ... 84

4.10. Draf Program pembelajaran keterampilan Kriya Semester II (Hasil Revisi) ... 88

(9)

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar

3.1. Desain penelitian ... 50 3.2. Langkah-langkah Analisis Data Kualitiatif

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan bagi anak luar biasa bertujuan mengembangkan kemampuan

anak seoptimal mungkin dalam berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif,

maupun psikomotor sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya. Pemerintah telah

menerbitkan pula Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1991, sebagai landasan

operasional yang mengatur secara rinci pelaksanaan pendidikan luar biasa di

Indonesia, selain itu juga untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak luar biasa

agar tiap orang dapat menerima haknya dalam pendidikan dan dapat

mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Tercantum dalam

Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1991 tentang pendidikan luar biasa sebagai

berikut:

Pendidikan luar biasa bertujuan membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan atau mental agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya, alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan.

Sejalan dengan Undang-undang Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003, Pasal

3, yang mengamanatkan bahwa :″Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Tersirat makna dalam tujuan ini, bahwa proses pendidikan dan pembelajaran harus

mampu memanusiakan manusia Indonesia agar berbudaya dan beradab sehingga

(11)

2

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dasar pemikiran Pendidikan Seni sebagaimana yang dikutif oleh Read dalam bukunya yang berjudul ″Education Through Art”, dinyatakan ″Pendidikan Estetika merupakan satu-satunya pendidikan yang mendatangkan ketangguhan

pada tubuh, serta kemuliaan pada jiwa, dan itulah sebabnya kita mesti menjadikan

seni sebagai dasar pendidikan karena seni dapat berperan banyak pada masa

kanak-kanak selama masa tidurnya daya nalar, (Oho Garha, 2000;46 ).

Guru hanyalah bertindak sebagai nara sumber yang melayani peserta

didik yang menghadapi masalah saat mereka melaksanakan kegiatan belajar,

Selain itu tugas pokok yang diemban adalah membina kreativitas peserta didik, melakukan evaluasi, dan berperan sebagai fasilitator”. Pendidikan memiliki tujuan agar anak berkebutuhan khusus bisa hidup seperti anak pada umumnya dan dapat

melaksanakan tugas-tugas perkembangannya.

Sekolah sebagai suatu institusi yang melaksanakan proses pendidikan

menempati posisi penting, karena di lembaga inilah setiap anggota masyarakat

dapat mengikuti proses pendidikan. Sekolah bertugas untuk menyelenggarakan

pendidikan sebagai tempat berkembangnya siswa. Setelah lulus dari sekolah tidak

semua siswa berkebutuhan khusus dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih

tinggi. Dengan demikian, mereka harus memasuki lapangan kerja. Jadi fungsi dari

sekolah tidak hanya mendidik siswanya menjadi manusia yang memiliki

intelektual tinggi tetapi diharapkan sosialisasi, keterampilan serta tanggung jawab

dapat terbentuk sebagai bekal untuk hidup mandiri dan mampu berperan dalam

kehidupan masyarakat. Sekolah berkewajiban dalam memberikan pembelajaran

kecakapan hidup, yang berorientasi pada keterampilan vokasional. Berdasarkan

kurikulum dalam pendidikan vokasional, sistem pembelajaran terkonsentrasi pada

keahlian serta kejuruan khusus. Peserta didik secara langsung dapat

mengembangkan keahliannya sesuai dengan kebutuhan lapangan atau bidang

tugas yang akan dihadapinya

Sebagaimana yang telah kita ketahui keterampilan adalah suatu kelebihan

yang harus dimiliki oleh setiap orang. Begitupun bagi peserta didik berkebutuhan

khusus, keterampilan adalah sebuah modal untuk mengembangkan kemampuan

(12)

dimasa yang akan datang. Hambatan yang dimilikinya sering menjadi faktor

penghambat dalam kecenderungan penyesuaian diri terhadap lingkungan

sekitarnya sehingga peserta didik kurang bisa mengekspresikan kemampuan diri

yang dimiliki. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan bagi peserta didik yang

dapat menunjang perkembangan dirinya secara baik. Menurut Sumaatmaja (1994 :

84) keterampilan dibagi menjadi empat bagian:

Secara garis besar, keterampilan dapat dibedakan menjadi keterampilan motorik (motorik skill), keterampilan intelektual (intellectual skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan kecakapan hidup (life skill).

Kaitannya dengan keterampilan, peneliti mengkhususkan pada

keterampilan kecakapan hidup atau life skill. Bagi peserta didik berkebutuhan

khusus, pemberian pembelajaran keterampilan harus dimulai dari hal-hal yang

sifatnya sederhana dan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan peserta

didik dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat memperoleh hasil yang

memuaskan.

Dalam dunia modern pengetahuan mempelajari dan menguasai

ketrampilan disokong oleh pengetahuan bahan dan material yang bisa saja

diajarkan secara teoritis. Jika pengetahuan itu ditambahkan dengan pengetahuan

sejarah, teori kerajinan tangan dan sedikit ilmu manajemen dapat masuk ke

kurikulum sekolah.

Seni Kriya adalah semua hasil karya manusia yang memerlukan keahlian

khusus yang berkaitan dengan tangan, sehingga seni kriya sering juga disebut

kerajinan tangan. Seni kriya dihasilkan melalui keahlian manusia dalam mengolah

bahan mentah. Seni kriya dapat dikelompokan berdasar tujuan penciptaan atau

penggunaannya menjadi kriya mempunyai fungsi : praktis, estetis, dan simbolis

(religius). Kata “kriya‟ pada zaman dahulu kemungkinan diadopsi dari bahasa

Sanskerta ke dalam bahasa Jawa yang berarti kerja. Kemudian muncul kata “seni‟

yang disepadankan dengan kata “art‟ bahasa Inggris yang berarti hasil karya

manusia yang mengandung keindahan. Pada saat ini seni kriya golongkan sebagai

(13)

4

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun seni kriya membutuhkan kemampuan kecakapan teknik dan

ketelatenan yang tinggi, sperti seni kriya tenun, batik, anyam, gerabah, perhiasan,

dll. (A.Agung Suryahadi, 2007 ). Seni kriya lebih berorientasi pada kegunaan

dalam kehidupan manusia sehari-hari dibarengi dengan teknik pembuatan yang

tinggi. Lahirnya cobek adalah karena manusia memerlukan ajang atau tempat

untuk makan, begiupun contoh-contoh seni kriya yang lain seperti belanga, kursi,

sendal, keranjang sampai dengan kain batik, bahkan juga perabotan rumah tangga.

Semua terwujud dikarenakan desakan kebutuhan. Saat kini seni kriya adalah

merupakan bagian kerajinan tangan yang mengutamakan kegunaan,sarat dengan

kekriyaan (craftsmanhip) yang tinggi dan bentuknya indah. Hal terakhir tersebut

terjadi karena setelah kebutuhan pokok manusia terpenuhi maka akan berpaling

terhadap kebutuhan yang kurang pokok.

Berdasarkan studi pendahuluan di lembaga pendidikan PK PLK Dharma

Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung Lampung, pelaksanaan

pembelajaran keterampilan terutama pada bidang seni kriya sudah dilakukan

dengan baik, dan program pembelajaran pun berjalan dengan semestinya, namun

peneliti masih melihat banyak kekurangan terhadap pelaksanaan pembelajaran

keterampilan, khususnya dalam keterampilan yang berhubungan dengan seni

kriya/kerajinan tangan, karena bentuk/jenis pelatihan dalam membuat kerajinan

tangan pada siswa berkebutuhan khusus dinilai kurang berfariasi. Padahal jika kita

melihat perkembangan kerajinan saat ini, cukup berfariasi dan kompetitif

peredarannya.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin melakukan sebuah

pengembangan terhadap program pembelajaran keterampilan di sentra PK dan PLK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi, dan penelitian tersrebut berjudul “

Studi Pengembangan Program Pembelajaran Keterampilan Pada Anak tunarungu

(14)

B.Pertanyaan Penelitian

Pertnyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: “Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran keterampilan seni kriya pada anak tunarungu khusus di lembaga PK dan PLK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung dalam melestarikan Budaya Indonesia?”.

Rumusan masalah tersebut dijabarkan menjadi sub-sub pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kondisi faktual program pembelajaran seni kriya/kerajinan

tangan di Sentra PK dan PLK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi

2. Apakah yang dibutuhkan untuk pengembangan program pembelajaran?

3. Bagaimana bentuk rancangan program pembelajaran seni kriya/kerajinan

tangan di Sentra PK dan PLK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi

4. Bagaimana bentuk program pembelajaran pembelajaran seni

kriya/kerajinan tangan yang sudah di validasi melalu FGD (Focus Group

Discusion)

C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Yang akan menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Memperoleh gambaran mengenai kondisi pembelajaran seni kriya/kerajinan

tangan di Sentra PK dan PLK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi

2. Mengetahui gambaran mengenai bentuk Sarana atau perangkat khusus

aksesibilitas apa sajakah yang digunakan oleh anak tunarungu dalam pelatihan

keterampilan membuat kerajinan tangan

3. Mengetahui bentuk program pembelajaran seni kriya/kerajinan tangan di Sentra

PK dan PLK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi,

4. mengembangkannya ke dalam Program pembelajaran yang lebih baik melalui

(15)

6

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari Penelitian ini yang dilakukan di Sentra PK dan PLK Dharma Bhakti

Dharma Pertiwi sekiranya dapat bermanfaat bagi:

1. Kepala sekolah

Penelitian ini menjadi bahan pertimbangan kepada setiap pimpinan sekolah

baik itu sekolah khusus maupun regular untuk memasukan materi keterampilan

membuat kerajinan tangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dalam

perencanaan program pembelajaran keterampilan disekolahnya

2. Guru

Sebagai bahan acuan dan motivasi untuk pengembangan diri dalam

memberikan pengajaran keterampilan yang Variatif kepada anak berkebutuhan

khusus di kelas

3. Siswa

Mempersiapkan siswa tunarungu dalam pengembangan diri dalam

mempersiapkan siswa tunarungu ketika terjun kemasyarakat, karena pada

dasarnya setiap individu harus memiliki keterampilan khusus sebagai modalitas

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.

Mely G. Tan (Silalahi, 2009: 28) mengatakan bahwa penelitian yang bersifat

deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu,

keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi atau

penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu

gejala dan gejala lain dalam masyarakat. Selanjutnya Nazir (2003: 63)

mengemukakan pendapatnya berkaitan dengan metode yang bersfiat deskriptif

sebagai berikut:

Metode deskriptif adalah suatu metode dengan meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun sistem peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

A. Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian,

fokus penelitian dan tujuan penelitian maka pendekatan penelitian yang

digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut

Sugiyono (2008: 13) adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti

pada kondisi objek alamiah. Penelitian kualitatif harus mendasarkan pada

asumsi bahwa realitas merupakan dinamika. Tugas peneliti menjaring data

secara luas, mendalam, sehingga dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan yang

absah. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Moleong (2004), bahwa:

(17)

40

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya, prilaku,

persepsi, motivasi, tindakan secara holistik, dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa.”

Lebih lanjut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2004) mengemukakan lima

karakteristik utama dari penelitian kualitatif, sebagai berikut:

1. Peneliti sendiri sebagai instrumen utama untuk mendatangi secara

langsung sumber data.

2. Menyimpulkan data yang dikumpul dalam penelitian ini lebih cenderung

dalam bentuk kata-kata dari pada angka.

3. Menjelaskan bahwa hasil penelitian lebih menekankan kepada proses,

tidak semata-mata kepada hasil.

4. Melalui analisis induktif peneliti mengungkapkan makna dari keadaan

yang diamati.

5. Mengungkapkan makna sebagai hasil yang esensial dari pendekatan

kualitatif.

Richie (Moleong, 2004) juga mengemukakan bahwa penelitian

Kualitatif adalah “ Upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya

di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang

manusia yang diteliti”.Dalam penelitian ini penulis akan mengembangkan

(18)

B. Informan dan Lokasi Penelitian 1. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah dua orang guru dan siswa yang

berada di sekolah khusus PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota

Bandar Lampung yang melaksanakan program pelatihan pendidikan

keterampilan kepada siswa tunarungu.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lembaga pendidikan PK LK Dharma

Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar lampung, Jln. Teuku Cik Ditiro,

Beringin Kota Lampung.

C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen 1. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan data yang diambil oleh peneliti mengenai

pengembangan program pembelajaran keterampilan kriya maka peneliti

akan terjun langsung kelapangan untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan, dengan menggunakan alat pengumpulan data dan berupa

pedoman observasi, wawacara dan studi dokumentasi dengan

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Menurut Nasution (2009: 107) observasi sebagai alat

pengumpul data harus sistematis artinya observasi serta pencatatannya

dilakukan menurut prosedur dan aturan-aturan tertentu sehingga dapat

(19)

42

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selama penelitian berlangusung untuk mencermati fenomena-fenoma

di lapangan sejak tahap studi orientasi, implementasi, sampai evaluasi.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini untuk melihat kegiatan

pembelajaran seperti perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, bentuk

evaluasi, dll.

b. Wawancara

Wawancara digunakan dalam rangka memperoleh data

informasi verbal secara langsung dari sumber data. Wawancara yang

digunakan untuk mewawancarai para key informan yang dianggap

sebagai tokoh kunci dalam penelitian yaitu, dua orang guru dan siswa.

Adapun wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara terstruktur. Peneliti menggunakan pedoman wawancara

agar tidak keluar dari fokus penelitian yang telah ditentukan.

c. Dokumentasi

Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa

diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan

harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan

sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk

menggali infromasi yang terjadi di masa silam.Peneliti perlu memiliki

kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga

(20)

2. Pengembangan Instrumen

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan manusia sebagai instrumen

utama yaitu peneliti sendiri, karena instrumen manusia dalam penelitian

kualitatif dipandang lebih cermat dan teliti. Sebagai instrument dalam

menjaring data, peneliti juga menggunakan instrument pengumpulan data

berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan dokumentasi. Berikut

merupakan kisi-kisi dalam pengembangan instrumen penelitian program

pembelajaran kriya sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3.1 pada lembar

(21)

44

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Pengembangan Program Pembelajaran Keterampilan Kriya

NO PERTANYAAN PENELITIAN

ASPEK INDIKATOR SUB INDIKATOR TEKNIK PENGUMPULAN

a. Penyusunan Assesmen - Format asessmen

- Persiapan asessmen

b. Pelaksanaan Assesmen - Tujuan asessmen

- Jenis kegitan

c. Penyusunan RPP -komponen RPP

-Penentuan materi dalam rpp

Wawancara dan

a. Kegiatan awal -pelaksanaan apersepsi

-penentuan materi yang akan diajarkan

b. Kegiatan inti -penggunaan metode dalam

mengajar

c. Kegiatan akhir -kesimpulan pengajaran materi Wawancara,

(22)

Pembelajara

b. Evaluasi Hasil -bentuk evaluasi

-aspek yang dievaluasi

a. Visi dan Misi Program -tujuan perogram Wawancara,

Observasi, dan

a. Memilih konsep tema

(23)

46

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 2 3 4 5 6 7 8

3. b. Membuat rincian

materi pembelajaran

-bentuk rincian materi Wawancara,

Observasi

-jenis materi keterampilan Wawancara,

Observasi

- Jenis kegiatan pelatihan - Seting kegiatan

-teknis pelaksanaan kegiatan Wawancara,

Observasi

-pengadaan media Wawancara,

(24)

1 2 3 4 5 6 7 8

a. Tujuan Program -bentuk rancangan

-tujuan pengembangan

-ketersesuaian bentuk materi

Wawancara dan

-ketersesuaian bentuk materi Wawancara,

Observasi, dan

b. Metode mengajar -bentuk metode pengajaraan Wawancara,

Observasi, dan

(25)

48

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 2 3 4 5 6 7 8

3. Bentuk

Evaluasi program Pembelajaran

a. Evaluasi peroses -bentuk evaluasi

-aspek yang dievaluasi -tujuan evaluasi

Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi

Pedoman wawancara, pedoman Observasi

Guru

b. Evaluasi hasil -bentuk evaluasi

-aspek yang dievaluasi -tujuan evaluasi

Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi

Pedoman wawancara, pedoman Observasi

Guru

(26)

D. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan

menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi

dengan tujuan penelitian itu (Nasution, 2009: 23). Untuk menerapkan metode

ilmiah dalam praktek penelitian, maka diperlukan suatu desain penelitian

yang sesuai dengan kondisi, seimbang dengan dalam dangkalnya penelitian

yang akan dikerjakan.

Di mulai dengan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal

28 Agustus 2013 dan studi kepustakaan, peneliti mendapatkan beberapa hal

yang harus di kritisi yaitu pelaksanaan kegitan pembelajaran keterampilan

kriya. Dengan teknik pengumpulan data yaitu obesrvasi, wawancara dan

dokumentasi, maka ditemukanlah beberapa ruang lingkup dalam penelitian

ini, yang selajutnya akan dilakukan teknik keabsahan dan teknik analisis data.

Dari hasil tersebut didapatkan lah hal-hal terkait mengenai pengembangan

program pembelajaran keterampilan kriya yang disusun dengan sedemikian

rupa, yang selanjutnya divalidasi oleh para ahli kemudian dibuat keseimpulan

dan saran serta rekomendasi.

Untuk selanjutnya desain penelitian tersebut digambarkan pada bagan

(27)

50

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(28)

E. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data yang berhubungan dengan masalah seberapa jauh

kebenaran dan kenetralan hasil penelitian ini diperoleh melalui beberapa

kegiatan.Adapun Moleong (2012) mengemukakan beberapa teknik keabsahan

data yang diuraikan sebagai berikut:

1. Perpanjangan keikutsertaan

Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrument itu

sendiri.Keikutsertaan peneliti itu sendiri sangat menetukan dalam

pengumpulan data.Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam

waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar

penelitian.

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri atau

unsur-unsur dalam situasi yang relevan dengan persoalan atau isu yang sedang

dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci dan

teliti terhadap faktor-faktor yang menonjol. Dengan demikian didapatlah

informasi secara mendalam mengenai pengembangan program

pembelajaran keterampilan kriya di PK LK Dharma Bhakti Dharma

Pertiwi

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding data itu. Jadi triangulasi merupakan

(29)

52

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data dengan memanfaatkan sesuatu yang diluar data itu sendiri.Teknik

yang dipakai melalui sumber yaitu memandingkan derajat kepercayaan

dari obeservasi dan wawancara dengan subjek sendiri serta pihak terkait

lainnya.

4. Analisis Kasus Negatif

Teknik analisis kasus negative dilakukan dengan jalan mengumpulkan

contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecendrungan

informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan

pembanding.

5. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau

hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan

sejawat. Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu

teknik pemeriksaan keabsahan data.

6. Mengadakan audit dengan dosen pembimbing yang bertujuan untuk

memeriksa kelengkapan dan ketelitian yang dilakukan sehingga timbul

keyakinan bahwa yang diperoleh adalah tepat mencapai kebenaran yang

diharapkan.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Sugiyono (2008) adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentansi dengan cara mengorganisasikan data kedalam

(30)

dalam pola, memilih nama yang penting dan yang perlu dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data yang dikemukakan oleh Nasution (2003). Adapun analisis data

yang maksud adalah

1. Reduksi Data (Penyajian Data)

Reduksi data berarti mengambil bagian pokok atau intisari dari data yang

telah diperoleh yang mencakup kondisi faktual program pembelajaran

keterampilan kriya. Data tersebut kemudian marangkum dan mencari tema

atau pola dari setiap data agar mudah dipahami.

2. Display Data (Pengelompokan Data)

Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan berdasarkan sistematis

rumusan masalah kemudian disajikan dalam deskriptif sehingga data mudah

dibaca dan dipahami serta mampu menggambarkan keseluruhan atau

bagian-bagian tertentu dari penelitian.

3. Vervikasi Data (Penarikan Keseimpulan)

Penarikan keseimpulan dilakukan sejak dari aawal hingga akhir proses

penelitian guna mempermudah peneliti untuk mendapatkan makna dari

setiap dara yang dikumpulkan. Kesimpulan yang diambil senantiasa

diverivikasi selama penelitian berlangsung untuk menjaga tingkat

(31)

54

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun skema analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut ini.

Gambar. 3.2. Langkah-langkah Analisis Data Kualitiatif (Miles dan Huberman, 1984:16)

Data Collection

Data Display

Data

Reduction Conclusion

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Merujuk kepada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya berdasarkan fenomena-fenomena yang ditemukan di lapangan,

maka dapat dirumuskan kesimpulan terkait pengembangan program

pembelajaran keterampilan kriya di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi

Kota Bandar Lampung sebagai berikut:

1. Kondisi faktual program pembelajaran keterampilan seni

kriya/kerajinan tangan di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota

Lampung

Berdasarkan hasil penelitian terhadap kondisi faktual tentang program

pembelajaran keterampilan kriya di PK LK Dharma Bhakti Dharma

Pertiwi dimana terdapat beberapa aspek terkait kondisi faktual terkait

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

pembelajaran , maka dapat disimpulkan berdasarkan aspek-aspek tersebut.

a. Perencanaan pembelajaran keterampilan kriya belum bisa

dilaksanakan dengan baik, dari pelaksanaan asessmen sampai

pembuatan RPP guru belum melakukkan perumusan untuk hal

tersebut, berdasarkan hasil penelitian, pada perencanaan pembelajaran

keterampilan dikelas belum dilakukan dengan baik dikarenakan

(33)

100

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran keterampilan kriya hanya bersumber kepada modul

pelatihan baik itu keterampilan batik, membuat, sendal, aksesoris, dll

b. Setiap dimulainya pembelajaran, bentuk apersepsi yang dilakukan

ialah dengan menanyakan kembali materi kemarin yang diajarkan

sehingga anak tidak mudah melupakan”. Metode yang digunakan

dalam pembelajaran keterampilan kriya ini lebih kepada metode

demonstrasi, sedangkan untuk kegiatan akhir tidak ada kegiatan

khusus karena emang dalam pembelajaran keterampilan ini waktunya

sangat terbatas, terkadang ketika siswa sedang asik mengerjakan

tugasnya tak terasa waktu sudah habis dan waktunya pulang.

c. Pelaksanaan evaluasi sudah berjalan dengan cukup baik, evaluasi

pembelajaran keterampian kriya di PK LK Dharma Bhakti Dharma

Pertiwi ini guru menekankan kepada siswa untuk membuat hasil karya

sebagus dan seteliti mungkin, dan terlihat di dalam kelas ketika siswa

melakukan kesalahan sebagai contoh, ketika siswa salah membuat

motif batik guru langsung menghapus dan meginstruksikan siswa

untuk langsung memperbaiki. Untuk hasil dari karya yang dibuat

pihak sekolah memasarkan kepada masyarakat sekitar dan dari karya

yang terjual siswa mendapatkan bagiannya sendiri.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan

penjualan produk di masyarakat tidak lepas dari kerja keras guru dan

siswa dalam menghasilkan kerajinan tangan yang baik dan dapat di

(34)

2. Hal Yang Dibutuhkan Dalam Pengembangan Program Pembelajaran

Keterampilan Kriya di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota

Lampung

Berdasarkan hasil penelitian terhadap kondisi faktual program dimana

belum adanya sebuah program baku yang mengiringi kegiatan keterampilan

kriya seperti seperti silabus dan RPP, kedua hal tersebut merupakan

kelengkapan penting dalam sebuah pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal

pencapaian suatu tujuan diperlukan suatu perencanaan dan tindakan nyata

untuk dapat mewujudkannya, secara umum bisa dikatakan bahwa misi

adalah suatu konsep perencanaan yang disertai dengan tindakan sesuai

dengan apa yang direncanakan untuk mencapai tujuan. Hasil wawancara

dan observasi di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi menerangkan

bahwa proses kegiatan pembelajaran keterampilan belum terlaksana dengan

maksimal, komponen-komponen pembelajaran seperti persiapan, penentuan

materi, dan penentuan standar kompetensi seringkali menjadi hal yang

membingunkan untuk guru. Untuk itu peneliti menyusun sebuah program

pembelajaran keterampilan kriya yang didalamya terdapat

komponen-komponen yang dibutuhkan dalam sebuah pembelajaran. Program

pembelajaran yang disusun berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang

diperlukan oleh guru keterampilan PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi

yaitu: merumuskan tujuan, memilih dan menata bahan belajar, menusun

rancangan kegiatan pembelajaran, dan menyusun langkah dan alat evaluasi.

(35)

102

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa agar mampu melaksanakan perangkat kompetensi yang telah

direncanakan pada tahap awal pengembangan perencanaan pembelajaran.

Konsistensi kompetensi yang akan dicapai dalam setiap mata pelajaran

hendaknya selalu diupayakan tercapai sacara optimal. Kegiatan

pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peseta didik

untuk menguasai kompetensi yang diharapakan.

3. Bentuk Rancangan Program Pembelajaran keterampilan Kriya Di PK

LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi

Temuan pada proses penelitian yang menyatakan bahwa Di PK LK

Dharma Bhakti Dharma pertiwi belum memiliki program pembelajaran

keterampilan kriya. Oleh karena itu program pembelajaran yang akan

dirumuskan oleh peneliti lebih di utamakan kepada pembelajaran

keterampilan kriya, setelah program pembelajaran kriya dibuat, program

kembali di tunjukan kepada guru keterampilan. Penilaian yang guru berikan

terhadap program pembelajaran yang dibuat sangat positif, penentuan materi

setiap sesinya dibuat dengan seksama sesuai materi yang ada pada modul

pelatihan, sehingga program yang dibuat ini bisa digunakan.

4. Bentuk Program Pembelajaran Keterampilan Seni Kriya di PK LK

Dharma Bhakti Dharma Pertiwi yang Telah di Validasi Melalui FGD

Tujan dari pembuatan program pembelajaran keterampilan kriya kepada

siswa tunarungu ini ialah sebagai berikut: 1) Memberikan informasi dan

pengetahuan yang berkaitan dengan keterampilan kriya yang berkembang

(36)

dalam hal life skills, 3) Sebagai program pengembangan keterampilan siswa

tunarungu yang dapat diterapkan oleh pembimbing, konsultan, guru,

ataupun pembimbing pelatihan keterampilan, 4) Meningkatkan motivasi

para guru siswa tunarungu dalam upaya mengembangkan keterampilan pada

siswa tunarungu melalui upaya-upaya yang lebih sistematis, sinergis, dan

terpadu melalui tim multidisipliner. Program yang disusun merupakan

desain berdasarkan hasil penelitian di lapangan yang sudah divalidasi

melalui kegiatan FGD (focus group discusion).

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, dapat di rekomendasikan

sebagai berikut:

1. Kepala sekolah

Diharapkan Hasil penelitian ini menjadi bahan pertimbangan kepada

setiap pimpinan sekolah baik itu sekolah khusus maupun regular untuk

menjadikan program pembelajaran sesuatu hal yang wajib dibuat oleh

segenap pengajar/guru disetiap sekolah, karena dengan dibuatnya sebuah

program pembelajaran akan memudahkan kepada setiap guru menentukan

dan menetapkan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik

2. Guru

Diharapkan Hasil penelitian ini menjadi bahan acuan dan motivasi

untuk pengembangan guru dalam memberikan pengajaran keterampilan

yang baik, dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan mengevaluasi hasil

(37)

104

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran keterampilan ini dapat menjadikan sebagai acuan kepada

setiap guru untuk selalu menyussun program pembelajaran pada mata

pelajaran lainnya.

3. Siswa

Dengan adanya program pembelajaran keterampilan ini dapat

diharapkan agar siswa tunarungu dalam pelaksanaanya dapat mengikuti

pembelajaran keterampilan kriya dengan nyaman, karena didalam program

pembelajaran keterampilan kriya ini sudah ditentukan materi-materi apa

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin. (2002). Dasar-dasar Pembelajaran, Jakarta: PT Gravindo Karya

Arikunto. Suharsimi, (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Aminudin. (2007). Mengenal dan Membuat Kerajinan Keramik, Bandung : Nuansa Citra Grafika

Bandem. (2002). Seni Kriya Seni. Semarang: Unnes Press

Bastomi, Suwadji. (2000). Seni Kriya Indonesia : Unnes Press

Bunawan Lani dan Yuwati Cecilia Susila (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu, Jakarta : Santirama

Djumhana. (2008). Menejemen Pembelajaran dan Bimbingan. Jakarta: PT Gravindo Karya

Gregory, Knight, McCracken, Powers and Watson (1999), Issues in Deaf Education, London: David Fulton Publishers

Gustami, Sp. (1997). Seni Kerajinan Mebel Ukir Jepara. Yogyakarta: Insan Seni Indonesia

Hallahan dan Kauffman, (1994), Exceptional Children Introduction to Special Education, USA: ALLyn and Bacon

Hernawati, Tati (2000). Program layanan dasar bimbingan dalam mengembangkan perilaku sosial siswa tunarungu jenjang SLTPLB di SLB, Tesis, UPI Bandung, Tidak diterbitkan.

Komalasari, (2009). Teori Belajar dan pembelajaran, Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Liben, Lynn (1985), Inclusive Education, New York: Routledge

Moleong Lexy ( 2004 ), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja RosdaKarya

Moores (2001). Child Development, Allyn & Bacon, USA: Permission departemen

Nasution (1992). Metode Research. Bandung: Jemmars.

Nelly (1982). Brother, Sistes, and Special needs,Canberra: Australian Government Publishing Service

(39)

106

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurhadiat, Dedi. (2004). Pendidikan seni: seni rupa 2. Jakarta: PT. Grasindo

Smith J David (1998), Inclusion schools for All Students, USA : Wadsworth publishing Company

Sudjana, (2009), Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Falah Production.

Sumaatmaja, (1994), Bentuk Keterampilan kontenporer. Yogyakarta: PT Cerdas Bangsa

Sugiyono, (2005), Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suran,S.G and Rizzo J. (1979), Being Deaf: The Experience of Deafnes. London: Pinter Press

Suryobroto. (2009), Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Tarjo, Enday. (2004). Strategi belajar-Mengajar Seni Rupa. Bandung: Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI.

Gambar

Tabel
Gambar 3.1. Desain penelitian ........................................................................................
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Pengembangan Program Pembelajaran Keterampilan Kriya
Gambar. 3.2.  Langkah-langkah Analisis Data Kualitiatif (Miles dan Huberman, 1984:16)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan (1) penyebab terjadinya varians biaya bahan baku adalah kenaikan harga bahan bakar solar, peningkatan produksi batako, dan kesalahan penggunaan bahan

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan: 1) Program kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kreativitas guru memanfaatkan media pembelajaran ialah

(2) Berakhirnya izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak membebaskan kewajiban pemegang izin untuk memenuhi kewajiban yang

Pendapat lain juga diungkapkan oleh Sugiyono (2013, hlm. 3) yang menjelaskan bahwa ”Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data

RSUD menjamin seluruh sediaan farmasi dan alat kesehatan yang dibutuhkan dalam pelayanan yang diberikan kepada pasien rawat jalan, rawat inap, dan rawat gawat darurat sesuai

Negeri 10 Medan yang berminat untuk berwirausaha lebih rendah daripada yang. tidak

Perlindungan Hukum Bagi Debitur Atas Eksekusi Objek Jaminan Fidusia Tanpa Sertifikat/Dibawah Tangan (Studi Kanwil Kementerian Hukum Dan HAM

PEKERJAAN : REHAB TANGGA MENUJU RUMAH IBADAH DI BUKIT KASIH.. LOKASI : BUKIT KASIH