ANALISIS DESKRIPTIF USAHA BATU ALAM
(Studi Pada Pengusaha Batu Alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh : Milly Puspasari
0906132
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
ANALISIS DESKRIPTIF USAHA BATU ALAM
(Studi Pada Pengusaha Batu Alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon)
Oleh :
MILLY PUSPASARI
Sebuah Skripsi yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi
dan Bisnis
© Milly 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
MILLY PUSPASARI
ANALISIS DESKRIPTIF USAHA BATU ALAM
(Studi Pada Pengusaha Batu Alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING I
Dr. Ikaputera Waspada, M.M NIP. 19610420 198703 1 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
Milly Puspasari, 2014
DAFTAR ISI
PERNYATAAN... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Tinjauan Pustaka ...Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Konsep Industri ...Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Konsep Ciri-Ciri Karakteristik Responden ...Error! Bookmark not defined.
1. Usia ...Error! Bookmark not defined.
2. Jenis Kelamin ...Error! Bookmark not defined.
3. Pendidikan ...Error! Bookmark not defined.
a. Pengertian Pendidikan ...Error! Bookmark not defined.
b. Tingkat Pendidikan ...Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Konsep Tenaga Kerja ...Error! Bookmark not defined.
1. Pengertian Tenaga Kerja ...Error! Bookmark not defined.
2. Penggolongan Tenaga kerja ...Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Konsep Pendapatan ...Error! Bookmark not defined.
1. Pengertian Pendapatan ...Error! Bookmark not defined.
2. Jenis-jenis Pendapatan ...Error! Bookmark not defined.
2.1.5 Konsep Manejemen Keuangan ...Error! Bookmark not defined.
2.1.6 Konsep Keputusan Investasi ...Error! Bookmark not defined.
2.1.7 Penilaian Investasi ...Error! Bookmark not defined.
2.1.8 Landasan Teori ...Error! Bookmark not defined.
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis ...Error! Bookmark not defined.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
3.2 Metode Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
3.3 Populasi dan Sampel ...Error! Bookmark not defined.
3.3.1 Populasi ...Error! Bookmark not defined.
3.1.2 Sampel ...Error! Bookmark not defined.
3.4 Jenis dan Sumber Data ...Error! Bookmark not defined.
3.5 Teknik Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not defined.
3.6 Teknik Analisis Data ...Error! Bookmark not defined.
3.6.1 Analisis Penilaian Usul Investasi ...Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kabupaten Cirebon ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Gambaran usaha batu alam dilihat dari karakteristik responden ... Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Gambaran usaha batu alam dilihat dari unit usaha ...Error! Bookmark not defined.
4.2.3 Gambaran usaha batu alam dilihat dari tenaga kerjaError! Bookmark not defined.
4.2.4 Gambaran usaha batu alam dilihat dari Pendapatan .Error! Bookmark not defined.
4.2.5 Gambaran usaha batu alam dilihat dari laba/keuntungan ... Error! Bookmark not defined.
4.2.6 Gambaran perbandingan usaha batu alam dengan usaha unggulanlainnya dilihat dari tenaga kerja ...Error! Bookmark not defined.
4.2.7 Gambaran perbandingan usaha batu alam dengan usaha unggulanlainnya dilihat dari pendapatan ...Error! Bookmark not defined.
4.2.8 Gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode NPV ... Error! Bookmark not defined.
4.2.9 Gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode Paybackperiod
...Error! Bookmark not defined.
4.2.10 Gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode IRR ... Error! Bookmark not defined.
4.2.11 Gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode ARR ... Error! Bookmark not defined.
4.2.12 Gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode Profitability . Error! Bookmark not defined.
Milly Puspasari, 2014
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ...Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran...Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK
“Analisis Deskriptif Usaha Batu Alam (Studi Pada Pengusaha Batu Alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon).”
Oleh
Milly Puspasari 0906132
Dalam pelaksanaan usaha batu alam, keuangan secara efisien menjadi tolak ukur dalam menentukan penilaian investasi yang akan diperoleh dari usaha tersebut, dan juga perkembangan usaha batu alam dan karakteristik pengusaha batu alam sebagai gambaran deskriptif usaha tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran deskriptif usaha batu alam dan penilaian investasi usaha batu alam. Data yang digunakan adalah data keuangan tahun 2011 – 2013 di Kecamatan Dukupuntang dan data industri batu alam di Kabupaten Cirebon.
Teknik analisis menggunakan analisis dekriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perkembangan usaha batu alam tiap tahunnya dari tahun 2008-2012, dan analisis penilaian investasi dengan metode NPV, Payback Period, IRR, ARR dan PI menunjukkan hasil empat metode menyatakan usaha batu layak dilaksanakan dan metode IRR menyatakan tidak layak untuk dilaksanakan. Namun karena empat metode menyatakan usaha batu alam ini layak maka disimpulkan bahwa usaha batu alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon layak untuk dilaksanakan atau menguntungkan.
Milly Puspasari, 2014
ABSTRAC
“Descriptive Analysis of Natural Stone Enterprises (Studies in Natural Stone Employers in the District Dukupuntang Cirebon).”
By
Milly Puspasari
0906132
In the implementation of natural stone business, financial efficiently become a benchmark in determining the investment appraisal to be obtained from these efforts, as well as business development of natural stone and natural stone business characteristics as descriptive overview of the business.
This study aims to describe the efforts descriptive natural stone and natural stone business investment assessment. The data used is the financial year 2011 - 2013 in the District Dukupuntang and natural stone industry data in Cirebon.
Engineering analysis using descriptive analysis. The results of this study showed a natural stone business development each year from 2008-2012, and analysis of investment appraisal with the NPV, Payback Period, IRR, ARR, and PI shows the results of four methods of feasible states stone business and IRR method states not feasible . However, because of the four methods declared natural stone business is worth, we conclude that the natural stone business in the District of Cirebon Dukupuntang feasible or profitable.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan dan sekaligus peluang
untuk mewujudkan negara yang maju dan mandiri. Tantangan paling fundamental
adalah upaya Indonesia untuk mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi serta pemerataan pembangunan secara berkesinambungan. Untuk
mewujudkannya menurut Bakrie (2004:206), “diperlukan peningkatan efisiensi
ekonomi, produktivitas tenaga kerja, dan konstribusi yang signifikan dari setiap
sektor pembangunan”.
Sektor industri di Indonesia memiliki beberapa jenis kelompok yaitu,
industri besar, industri sedang, industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga.
Industri kecil mempunyai peranan yang sangat besar terhadap roda perekonomian
suatu negara. Menurut M. Irfan dalam Anoraga dan Sudantoko (2002:242), “peranan usaha kecil itu dapat meningkatkan ekspor non migas, penyerapan tenaga kerja, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan berkontribusi
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)”.
Setiap daerah di Indonesia memiliki potensi industri kecil dari berbagai
komoditi yang dimiliki. Salah satunya penyumbang UMKM di Jawa Barat yaitu
Kabupaten Cirebon. Menurut DISPERINDAG (Dinas Perindustrian dan
Perdagangan) Kabupaten Cirebon, komoditi unggulan Kabupaten Cirebon tahun
2013 ada sembilan jenis komoditi yang dijadikan sentra kerajinan industri di
2
Milly Puspasari, 2014
emping melinjo, roti dan makanan ringan, batu alam, sendal karet, batik,
konveksi, dan kerajinan kulit kerang.
Tabel 1.1
Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Hasil Produksi dan Pendapatan Usaha Komoditi Unggulan di Kabupaten Cirebon Tahun 2012 No Jenis Usaha Unit Usaha Tenaga Kerja Hasil Produksi Pendapatan (Rp. 000,-)
1 Kerajinan rotan 1.305 56.269 72.902 ton 1.520.321.199
2 Meubel kayu 1.220 7.210 990.158 pcs 259.301.779 Sumber : Data penelitian (data diolah)
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa usaha batu alam memiliki urutan keempat
terbesar jika dilihat pada jumlah pendapatan yang diterimanya yaitu sebesar Rp
173.622.917.000. Urutan pertama dipegang oleh usaha kerajinan rotan dengan
jumlah pendapatan sebesar Rp 1.520.321.199.000, urutan kedua dipegang oleh
usaha mebeul kayu dengan jumlah pendapatan sebesar Rp 259.301.779.000,
selanjutnya urutan ketiga dipegang oleh usaha kerajinan kulit kerang dengan
jumlah pendapatan sebesar Rp 199.335.000.000.
Usaha batu alam ini jika dibandingkan jumlah unit usaha dan jumlah
tenaga kerja dengan usaha unggulan Kabupaten Cirebon lainnya yaitu usaha
emping melinjo, usaha batik, konveksi dan usaha roti dan makanan ringan, usaha
batu alam memiliki jumlah unit usaha dan jumlah tenaga kerjanya lebih sedikit
dibandingkan usaha unggulan tersebut. apakah hal ini dikarenakan hasil produksi
batu alam dan harga jual produk batu alam yang dapat membuat jumlah
3
Perolehan jumlah pendapatan ini menunjukkan bahwa usaha batu alam
dapat menghasilkan pendapatan yang besar walaupun tenaga kerja dan unit usaha
batu alam sedikit.
Dari kesembilan sentra kerajinan industri yang ada di Kabupaten Cirebon,
salah satunya yang dapat dikembangkan dan memiliki potensi adalah sentra IKM
Batu Alam. Sentra IKM Batu Alam tersebar pada empat wilayah di Kabupaten
Cirebon yaitu Kecamatan Depok, Kecamatan Gempol, Kecamatan Dukupuntang,
dan Kecamatan Palimanan. Berikut ini daftar sentra batu alam yang ada di
Kabupaten Cirebon.
Tabel 1.2
Daftar Sentra Industri Batu Alam Kabupaten Cirebon 2012
Kecamatan Unit Usaha Tenaga Kerja
Kecamatan Depok 63 569
Kecamatan Dukupuntang 237 1014
Kecamatan Gempol 9 39
Kecamatan Palimanan 35 388
Jumlah 344 2.010
Sumber : DISPERINDAG Kabupaten Cirebon
Dari data Tabel 1.2 dapat dilihat terdapat empat sentra industri batu alam
di Kabupaten Cirebon. Kecamatan Dukupuntang merupakan salah satu wilayah
yang memiliki unit usaha dan tenaga kerja paling banyak di antara empat wilayah
sentra industri batu alam di Kabupaten Cirebon yaitu sebanyak 237 unit usaha dan
1014 tenaga kerja. Hal ini dapat dikatakan bahwa Kecamatan Dukupntang
merupakan pusat sentra industri batu alam di Kabupaten Cirebon.
Dikarenakan Kecamatan Dukupuntang merupakan wilayah yang memiliki
unit usaha dan tenaga kerja paling banyak diantara wilayah sentra industri batu
4
Milly Puspasari, 2014
paling besar dibandingkan dengan wilayah sentra industri batu alam lain. Berikut
ini data perkembangan volume penjualan di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten
Cirebon.
Tabel 1.3
Perkembangan Volume Penjualan Batu Alam di Kecamatan Dukupuntang
Tahun Volume
Sumber : DISPERINDAG Kabupaten Cirebon data diolah
Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat perkembangan volume penjualan dari
tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. Pada perkembangan volume penjualan
industri batu alam mengalami fluktuasi, pada tahun 2008 volume penjualan
mengalami perkembangan sebesar 12,38 % tetapi pada tahun 2009 mengalami
perkembangan sebesar 2,07 %, perkembangan tahun 2009 mengalami penurunan
jika dibandingkan dengan tahun 2008. Pada tahun 2010 perkembangan volume
penjualan industri batu alam mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu 101,30
%, selanjutnya pada tahun 2011 perkembangan volume penjualan batu alam
mengalami penurunan menjadi 2,80 % dan pada tahun 2012 perkembangan
volume penjualan batu alam mengalami kenaikan sebesar 6,47 %.
Adanya peningkatan pada unit usaha dan tenaga kerja pada industri batu
alam di Kabupaten Cirebon menunjukkan bahwa setiap tahunnya banyak peminat
untuk berinvestasi pada industri batu alam. Dengan bertambahnya minat untuk
5
Kabupaten Cirebon untuk mengembangkan usaha batu alam karena usaha batu
alam ini termasuk salah satu komoditi unggulan bagi Kabupaten Cirebon.
Terutama pengembangan usaha di daerah kecamatan Dukupuntang yang memiliki
konstribusi yang paling tinggi dalam memproduksi batu alam. Namun dilihat dari
perkembangan volume penjualan batu alam selama enam tahun perkembangannya
tidak selalu meningkat melainkan cenderung fluktuasi selain itu, pada tahun 2011
dan 2012 perkembangan volume penjualan hanya sebesar 2,80 % dan 6,47 %
tidak sebesar pada tahun 2010 yang mencapai 101,30% perkembangan volume
penjualannya.
Perkembangan volume penjualan yang fluktuasi ini dapat mempengaruhi
investasi pada industri batu alam. Dikarenakan tujuan suatu usaha atau perusahaan
adalah untuk memperoleh keuntungan atau laba finansial. Untuk dapat
memperoleh keuntungan suatu usaha harus dapat memilih mana proyek investasi
yang menguntungkan atau tidak, hal ini agar investasi yang dilakukan dapat
menguntungkan pada masa sekarang atau mendatang.
Pemilihan proyek investasi yang menguntungkan atau tidak,
dapatdilakukan dengan cara penilaian usul investasi pada usaha batu alam di
Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul : “ ANALISIS DESKRIPTIF INDUSTRI BATU ALAM (Studi Pada Pengusaha Batu Alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon)”.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk melihat kelayakan dan seberapa besar keuntungan untuk dapat
berinvestasi pada usaha batu alam di Kabupaten Cirebon, penulis merumuskan
beberapa permasalahan dalam penelitian ini diantaranya :
1. Bagaimana gambaran usaha batu alam dilihat dari karakteristik
responden?
6
Milly Puspasari, 2014
3. Bagaimana gambaran usaha batu alam dilihat dari tenaga kerja?
4. Bagaimana gambaran usaha batu alam dilihat dari Pendapatan?
5. Bagaimana gambaran usaha batu alam dilihat dari laba/keuntungan?
6. Bagaimana gambaran perbandingan usaha batu alam dengan usaha
unggulan lainnya dilihat dari tenaga kerja dan pendapatan ?
7. Bagaimana gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode
NPV?
8. Bagaimana gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode
Paybackperiod?
9. Bagaimana gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode
IRR?
10. Bagaimana gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode
ARR?
11. Bagaimana gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode
Profitability Index?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian yang ini
sebagai berikut :
1. Mengetahui gambaran usaha batu alam dilihat dari karakteristik
responden?
2. Mengetahui gambaran usaha batu alam dilihat dari unit usaha?
3. Mengetahui gambaran usaha batu alam dilihat dari tenaga kerja?
4. Mengetahui gambaran usaha batu alam dilihat dari Pendapatan?
5. Mengetahui gambaran usaha batu alam dilihat dari laba/keuntungan.
6. Mengetahui gambaran perbandingan usaha batu alam dengan usaha
unggulan lainnya dilihat dari tenaga kerja dan pendapatan.
7. Mengetahui gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode
7
8. Mengetahui gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode
Paybackperiod.
9. Mengetahui gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode
IRR.
10.Mengetahui gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode
ARR.
11.Mengetahui gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode
Profitability Index.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini ada beberapa manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Ilmiah. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan dan untuk memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan dan pemikiran mengenai kelayakan usaha produksi batu alam di
Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon.
2. Manfaat Praktis. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat disajikan
bahan informasi bagi pihak pengusaha batu alam dalam menentukan strategi
34 Milly Puspasari, 2014
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah pengusaha pengrajin batu alam di
Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Penelitian ini menganalisis
kelayakan usaha batu alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut
terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, ilmiah, data, tujuan, dan
kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan
penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau
oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat
diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan
mengamati cara-cara yang digunakan. Menurut Sugiyono (2010:2), “sistematis
artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan
langkah-langkah tertentu yang bersifat logis”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analitik. Metode deskriptif menurut M. Nazir (2005:54) adalah “suatu metode
dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Metode
deskriptif analitik merupakan penyelidikan deskriptif yang berusaha mencari
pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang atau yang muncul pada saat
35
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2010 : 80), mengatakan bahwa pengertian “populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudan ditarik kesimpulannya”. Populasi penelitian ini adalah pengusaha
batu alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon sebanyak 236 orang
pengusaha.
3.1.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan
waktu, maka peneliti itu dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Menurut Sugiyono (2010 : 81), “untuk itu sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul representati/mewakili”.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro
Yamane (Firman feisal, 2012:61):
n =
Dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = presisi yang digunakan 10% (0,1)
Dari rumus sampel diatas maka sampel penelitian dapat dihitung sebagai
36
n = 80,24 dibulatkan menjadi 80.
Berdasarkan hasil tersebut maka jumlah responden yang diperlukan
sebanyak 80 responden pengusaha batu alam yang berada di Kecamatan
Dukupuntang Kabupaten Cirebon.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Bahan untuk menyusun suatu informasi diperoleh dari sumber data.
Suharsimi Arikunto (2002 : 7) mengemukakan bahwa “sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh”. Berdasarkan pernyataan
tersebut, maka jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder dan data primer. Data primer diperoleh melalui penyebaran angket
kepada pengusaha batu alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon.
Data sekunder diperoleh dari DISPERINDAG dan laporan BPS.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:
1. Angket, yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi
sampel dalam penelitian.
2. Studi observasi, yaitu dengan cara meneliti secara langsung pengusaha
batu alam yang berada di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon.
3. Wawancara, yaitu dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung
dengan tanya jawab lisan kepada para responden yang dilakukan sebagai
37
4. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh
data-data dari buku, laporan ilmiah, media cetak dan lain-lain yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.6 Teknik Analisis Data
Data yang didapat dari hasil penelitian terdiri dari data kualitatif dandata
kuantitatif, yang selanjutnya akan dianalisis sesuai dengan
jenisnya.Analisiskuantitatif yang berkenaan dengan aspek finansial dengan
menghitung NetPresent Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Average Rate of Return (ARR), Payback Period (PBP), Profitability Index (PI).Sedangkan data kualitatif berkenaan dengan analisis deskriptif gambaran tentang usaha batu
alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon dilihat dari ciri karakteristik
responden yang meliputi usia, jenis kelamin dan jenjang pendidikan selain itu pula
menganalisis perkembangan usaha batu alam yang meliputi perkembangan unit
usaha, tenaga kerja, pendapatan dan keuntungan usaha batu alam tersebut.
Untuk mengetahui mana usulan proyek yang menguntungkan atau tidak,
maka perlu dilakukan evaluasi proyek dengan cara menghitung manfaat dan biaya
yang diperlukan sepanjangan umur usaha. Setelah dilakukan identifikasi terhadap
semua manfaat dan biaya, maka baru dapat dilakukan perhitungan untuk
mendapatkan nilai dari kriteria investasi. Adapun metode yang digunakan dalam
analisis penilaian usul investasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.6.1 Analisis Penilaian Usul Investasi
1. Net Present Value (NPV/Nilai Bersih Sekarang)
Net Present Value mencerminkan besarnya tingkat pengembalian dari
usulan usaha atau proyek, oleh karena itu usulan proyek yang layak diterima
haruslah memiliki nilai NPV > 0, jika tidak maka usaha itu akan merugi. Menurut
Ibrahim (2009:143) rumus yang digunakan untuk menghitung NPV adalah
38
Milly Puspasari, 2014
NPV = ∑ ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... (1-1)
atau
NPV = ∑
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... (1-2)
dimana:
NB = Net Benefit = Benefit – Cost
B = Benefit yang telah di discount
C = Cost yang telah di discount (Biaya Investasi + Biaya Operasi) i = Discount Factor
n = Tahun (waktu)
Kriteria :
• NPV > 0 : usaha layak
• NPV = 0 : usaha berada dalam keadaan break even point
• NPV < 0 : usaha tidak layak
2 Internal Rate of Return (IRR)
IRR dapat menggambarkan besarnya suku bunga tingkat pengembalian
atas modal yang diinvestasikan. Menurut Ibrahaim (2009:147), dalam kriteria
investasi IRR harus lebih besar dari Social Opportunity Cost of Capital (SOCC) agar dikatakan usaha tersebut feasible atau layak. Rumus yang digunakan untuk menghitung IRR adalah sebagai berikut:
IRR = i1 + x (i2– i1) ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... (2-1)
dimana:
i1 = adalah tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1.
i2 = adalah tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2.
39
IRR discount rate = usaha layak.
IRR <discount rate = usaha tidak layak.
3 Average Rate of Return (ARR)
Menurut Neti dan Lizza (2010:104), “Average Rate of Return (ARR) yaitu suatu metode yang membandingkan antara aliran kas masuk bersih dengan aliran
kas keluar atau jumlah investasi”. Rumus untuk menghitung Average Rate of Return adalah sebagai berikut :
ARR =
x 100% ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... (3-1)
Kriteria :
Apabila ARR hitung > ARR yang disyaratkan, maka usul investasi diterima.
Apabila ARR hitung < ARR yang disyaratkan, maka usul investasi ditolak.
4 Profitability Index (PI)
Menurut Neti dan Lizza (2010:106), “PI adalah metode yang
membandingkan antara present value kas masuk bersih dengan present value
investasi”. Rumus untuk menghitung PI adalah sebagai berikut:
PI =
.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. (4-1)
Kriteria :
PI > 1 = usaha layak
40
Milly Puspasari, 2014
5 Analisis Pay Back Period (PBP)
Menurut Neti dan Lizza (2010:105), “Payback Period adalah suatu metode yang menghitung masa pengembalian dari sejumlah investasi, yang diperoleh
dengan cara membagi jumlah investasi dengan aliran kas mauk bersih per tahun”.
Rumus untuk menghitung Payback Period adalah sebagai berikut:
PBP =
x 1 tahun ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... (5-1)
Kriteria :
PBP > periode maksimum = usaha tidak layak
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dari hasil
pembahasan mengenai analisis deskriptif usaha batu alam (studi pada pengusaha
batu alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon) dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Ciri-ciri karakteristik responden usaha batu alam yaitu pada ciri karakteristik
usia pengusaha batu alam rata-rata termasuk pada usia produktif usia 20 – 54
tahun, ciri karakteristik jenis kelamin pengusaha batu alam termasuk pada
jenis kelamin laki-laki, dan ciri karakteristik pendidikan pengusaha batu alam
termasuk pada tingkat pendidikan SMA.
2. Perkembangan unit usaha batu alam pada tahun 2010 mengalami peningkatan
yang paling besar pada lima tahun terakhir yaitu 183,33% dan tahun 2012
perkembangan yang paling sedikit yaitu 0,88%.
3. Perkembangan tenaga kerja usaha batu alam pada tahun 2010 mengalami
peningkatan yang paling besar pada lima tahun terakhir yaitu 153,02% dan
tahun 2012 perkembangan yang paling sedikit yaitu 1,57%.
4. Perkembangan pendapatan usaha batu alam pada tahun 2010 mengalami
peningkatan yang paling besar pada lima tahun terakhir yaitu 116,75% dan
tahun 2012 perkembangan yang paling sedikit yaitu 0,438%.
5. Perkembangan laba/keuntungan usaha batu alam pada tahun 2010 mengalami
peningkatan yang paling besar pada lima tahun terakhir yaitu 119,87% dan
tahun 2012 perkembangan yang paling sedikit yaitu 0,43%.
6. Perbandingan usaha batu alam dengan usaha unggulan lainnya dilihat dari
tenaga kerja, posisi usaha batu alam bila dilihat dari tenaga kerja berada pada
posisi ke-6 dengan sebesar 1.497 orang. Perbandingan usaha batu alam
dengan usaha unggulan lainnya dilihat dari pendapatan, posisi usaha batu
58
Milly Puspasari, 2014
7. Penilaian investasi usaha batu alam melalui metode NPV, hasil perhitungan
NPV menunjukkan bahwausul investasi diterima dengan kriteria hasil NPV = + (positif.
8. Penilaian investasi usaha batu alam melalui metode Paybackperiod, hasil perhitungan Paybackperiod menunjukkan bahwa usul investasi diterima dengan kriteria hasil PPhit< PP yang disyaratkan.
9. Penilaian investasi usaha batu alam melalui metode IRR, hasil perhitungan
IRR menunjukkan bahwa usul investasi ditolak dengan kriteria hasil IRR > tingkat bunga.
10. Penilaian investasi usaha batu alam melalui metode ARR, hasil perhitungan
IRR menunjukkan bahwa usul investasi diterima dengan kriteria hasil ARRhit> ARR yang disyaratkan.
11. Penilaian investasi usaha batu alam melalui metode Profitability Index, hasil perhitungan Profitability Index menunjukkan bahwa usul investasi diterima dengan kriteria hasil PI > 1.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil yang telah disimpulkan diatas, untuk pengembangan
industri batu alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon, penulis
memberikan saran seperti berikut ini :
1. Dalam proses produksi batu alam kebanyakan pengusaha membuang limbah
pada aliran sungai kecil yang mengalir. Hal ini dapat mencemarkan air bersih
yang ada karena aliran air ini dimanfaatkan juga oleh para petani padi yang
ada di wilayah sekitar, maka untuk pembuangan limbah oleh para pengusaha
harus dipikirkan kembali untuk kelestarian lingkungan sekitar.
2. Dilihat dari beberapa aspek penjualan, pendapatan dan laba, industri batu
alam mengalami kenaikan namun tidak terlalu tinggi pada tahun ketiga.
Sebaiknya para pengusaha melakukan promosi dan distribusi untuk
59
3. Para pengusaha batu alam dalam mencatatan laporan keuangan mereka masih
menggunakan pencatatan biasa dan tidak ada manajer keuangan semua diurus
oleh pemilik usaha batu alam tersebut. Dengan demikian peneliti menyarakan
agar para pemilik usaha batu alam sudah harus dapat mengetahui tentang
manajemen keuangan baik itu cara pencatatannya, laporan keuangan dan
analisis-analisis tentang keuangan. Hal ini berguna untuk perencanaan usaha
batu alam di tahun-tahun berikutnya dan menjadi patokan usaha itu terus
60
Bakrie, Aburizal. 2004. Merebut Hati Rakyat. Jakarta : PT Primamedia Pustaka.
Budiwati, Neti & Suzanti, Lizza. 2010. Manejemen Keuangan Koperasi. Bandung : Lab Koperasi UPI.
Case, Fair. 2002. Prinsip-Prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta: Prenhallindo.
Dermawan, Sjahrial. 2010. Manajemen Keuangan. Jakarta : Mitra Wacana Media.
Dominick, Salvatore. (1994). Teori Mikro Ekonomi Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Firman, Faisal. 2012. Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Produksi Budidaya Ikan Mas Di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur. Bandung : Skripsi FPEB.
Lukas, Setia A. 2008. Teori&Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Muana, Nanga. 2001. Makroekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor : Departemen Argibisnis Fakultas Ekonomi dan Manejemn IPB.
Rangkuti, Freddy. 2003. Business Plan Teknis Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus, Cetakan ke 3. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Sadono, Sukirno. 2004. Makroekonomi. Jakarta. PT Gragindo.
Samuelson, Paul A dan Nourdhaush, William D. 1994. Makroekonomi Edisi Keempatbelas. Jakarta: Erlangga
Sugiharso, I Gusti Ngurah Agung. 2008. Teori Ekonomi Mikro, Suatu Anilisis Terapan. Jakarta : Rajawali Pers.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Jakarta : Alfabeta.
61
Sutrisno. 2013. Manajemen Keuangan: Teori, Konep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia
Umar, Husein. 2003. Studi Kelayakan Bisnis, Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komperhensip Edisi ke 2. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
UU No 20 Tahun 2008
Jurnal :