• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor Hubungan Usia Menarche Dini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Faktor Hubungan Usia Menarche Dini"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

42

Rofi ’atul Laily Dwi Putri dan Soenarnatalina Melaniani Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Alamat korespondensi:

Rofi ’atul Laily Dwi Putri E-mail: dwi_rofi atul@yahoo.com

Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR Fakultas Kesehatan Masyarakat Iniversitas Airlangga

Kampus C Unair Mulyorejo Surabaya 60115

ABSTRACT

Menarche is the fi rst hemorrhage from uterine which occurs at women with puberty’s age around 12–14 years old. Early menarche is related to several factors such as: nutrients conditions, genetics, food consumptions, hormone, socio economic, mass media of adults contamination (pornography), sexual behavior and life style. This research aimed to identify dominant factor that related to age of early menarche occurrence with use factor analysis method. This research used cross sectional design. The total Sample was 83 students who had menarche experience (1st

menarche). Genetic’s data, food consumption, hormone, socio economic, mass media of adult contamination, sexual behavior and life style’s data were resulted by questioners and nutrient’s status conditions was resulted by anthropometric’s measurement. The data was analyzed by factor analysis method. Early menarche’s prevalence was 67.4%. Result showed that presentation of macronutrient consumptions was 33.20%, life style factor was 18.66%, and parent’s salary and physical exercise factor was 14.40%. The conclusions showed that macronutrient’s consumptions (consumption fat, consumption plant protein, and animal protein) factor became the dominant factor which related to early menarche occurrence. So that, it’s recommended for develope teenager’s discussion group who have been given education about reproduction health to be able to discuss it with each other friends about health education of women’s reproduction which associated with age at menarche (1st menstruation), some of factor

that associations with age at menarche (1st menstruation), fulfi llment adolescense’s nutrient as well as all teacher

join with nutrient specialist for giving education balanced food consumption.

Keywords: early menarche; factor analysis; macronutrient consumptions factor ABSTRAK

Menarche adalah perdarahan kali pertama dari uterus terjadi pada wanita di masa pubertas sekitar usia 12–14 tahun. Menarche dini berhubungan karena beberapa faktor yang meliputi keadaan gizi, genetik, konsumsi makanan, hormon, sosial ekonomi, keterpaparan media massa orang dewasa (pornografi ), perilaku seksual dan gaya hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor dominan yang berhubungan pada kejadian usia menarche dini dengan menggunakan metode analisis faktor. Rancangan penelitian cross sectional. Total sampel 83 siswi yang sudah mengalami menarche (menstruasi pertama). Data genetik, konsumsi makanan, hormon, sosial ekonomi, keterpaparan media massa orang dewasa (pornografi ), perilaku seksual dan gaya hidup diperoleh dari kuesioner dan keadaan status gizi diperoleh dari pengukuran anthropometri. Data dianalisis menggunakan metode analisis faktor. Prevalensi menarche dini sebesar 67,4%. Hasil uji penelitian menunjukkan persentase keragaman faktor konsumsi makronutrien sebesar 33,20%, faktor gaya hidup sebesar 18,66%, dan faktor penghasilan orang tua dan olahraga sebesar 14,40%. Kesimpulan yang dapat dijelaskan adalah faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian usia menarche dini yaitu faktor konsumsi makronutrien (konsumsi lemak, konsumsi protein nabati, dan konsumsi protein hewani). Oleh karena itu disarankan mengembangkan kelompok diskusi remaja dengan melatih konselor sebaya yang sudah diberi tambahan pendidikan mengenai kesehatan reproduksi remaja yang diupayakan dapat memberikan konseling antar teman berisi kegiatan komunikasi pendidikan kesehatan reproduksi remaja putri khususnya pada pengertian menarche (menstruasi pertama), beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya usia menarche (menstruasi pertama), pemenuhan gizi remaja serta pihak sekolah bekerja sama dengan ahli gizi untuk memberikan penjelasan tentang konsumsi makanan bergizi seimbang.

(2)

PENDAHULUAN

Menarche adalah perdarahan kali pertama dari uterus terjadi pada wanita di masa pubertas sekitar usia 12–14 tahun. Perubahan yang menandakan bahwa remaja sudah memasuki tahap kematangan organ seksual dalam tubuh.

Dimulainya menarche membuat organ seks

sekunder tumbuh berkembang seperti pembesaran payudara, mulai tumbuh rambut ketiak, panggul membesar dan juga mulai berkembangnya beberapa organ vital yang siap untuk dibuahi (Manuaba, 2007). Usia menarche bervariasi pada setiap individu dan wilayah tempat tinggal. Namun usia menarche dapat dikatakan normal apabila terjadi pada usia 12–14 tahun (Susanti, 2012).

Menarche dini merupakan menstruasi pertama yang dialami seorang wanita subur pada usia di bawah 12 tahun. Kondisi menarche dini karena mendapat produksi hormone estrogen lebih banyak dibanding wanita lain pada umumnya, itulah sebabnya menjadikan masalah

ini menjadi penting. Usia rerata menarche di

Amerika Serikat adalah 12,8 tahun sementara di China 17 tahun. Sejumlah penelitian berkata bahwa alasan kejadian kanker payudara di cina 1/3 dari kejadian di Amerika. Bahkan China, provinsi dengan rerata usia menarche lebih tua cenderung memiliki rerata terjadinya kanker payudara rendah (Rosenthal, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh (Macsali dkk, 2011) di European Community Respiratory Health Survey II menunjukkan bahwa wanita

dengan menarche dini akan berisiko menderita

gejala asma (odds ratio, 1.80; 95% CI, 1.90– 2.97), asma dengan hiperreaktif bronchial (odds ratio, 2.79; 95% CI, 1.06–7.34) dan rerata menderita gejala asma yang tinggi sebesar (mean ratio, 1.58; 95% CI, 1.12–2.21). Menarche dini akan menyebabkan wanita mengalami penurunan fungsi kerja paru ketika dewasa disebabkan karena peranan metabolisme dan faktor hormonal pada kesehatan pernapasan wanita.

Indonesia penelitian yang dilakukan oleh (Susanti, 2012) di SMPN 30 Semarang bahwa rerata kelompok kasus dengan nilai

usia menarche 10,7 ± 0,43 tahun dengan usia

menarche terdini 10 tahun, sedangkan kelompok kontrol nilai rerata usia menarche sebesar 12,1

± 0,28 tahun diperoleh rentang usia menarche normal antara 12 sampai 13 tahun.

Menarche dini berhubungan karena beberapa faktor yang meliputi keadaan gizi, genetik, konsumsi makanan, hormon, sosial ekonomi, keterpaparan media massa orang

dewasa (pornografi ), perilaku seksual dan gaya

hidup. Usia menarche dini yang berhubungan

dengan faktor gizi karena kematangan seksual dipengaruhi oleh nutrisi dalam tubuh remaja. Remaja yang lebih dini menarche akan memiliki indeks masa tubuh (IMT) yang lebih tinggi dan remaja menarche terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama (Soetjiningsih, 2007). Faktor genetik berperan memengaruhi percepatan dan perlambatan menarche yaitu antara usia menarche ibu dengan usia menarche putrinya (Maulidiah, 2011).

Konsumsi makanan beragam dan bergizi seimbang memengaruhi perkembangan organ reproduksi remaja. Berdasarkan beberapa penelitian yang dikutip dari (Susanti, 2012) bahwa asupan konsumsi lemak, protein (hewani dan nabati), serat dan kalsium berperan terhadap percepatan dan perlambatan usia menarche. Menurut (Astuti, 2010) konsumsi protein hewani yang tinggi bisa menimbulkan menarche dini, remaja putri di pusat kota menarche berusia rerata 11 tahun dengan asupan konsumsi protein hewani 2 kali sampai seminggu sekali. Sedangkan di pinggiran kota menarche berusia rerata 12 tahun dengan asupan konsumsi protein hewani 2–3 bulan sekali.

Faktor Hormon estrogen pada permulaan yang paling dominan dan akan terjadi perdarahan menstruasi yang terjadi untuk pertama kali (menarche) muncul pada umur 12–14 tahun yang menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan tanda seks sekunder. Proses perdarahan dengan ovulasi (terjadi pelepasan telur), hormon estrogen yang dikeluarkan makin meningkat yang menyebabkan lapisan di dalam rahim mengalami pertumbuhan dan perkembangan (fase proliferasi) (Manuaba, 2009). Faktor sosial dan ekonomi juga memengaruhi terjadinya menarche dini. Pengaruh keadaan sosial ekonomi dengan kemampuan daya beli keluarga dalam mencukupi kebutuhan nutrisi makanan (Astuti, 2010). Kondisi menarche dini berkaitan dengan pubertas prekoks yang terjadi pada anak di usia kurang dari 12 tahun (Susanti, 2009).

(3)

Keterpaparan media massa orang dewasa

(pornografi ) yang meliputi media cetak, audio,

dan audiovisual memengaruhi timbulnya menarche dini remaja putri karena memacu organ reproduksi dan genital lebih cepat matang.

Keterpaparan media orang dewasa (pornografi )

menjadikan remaja putri lebih cepat dewasa dan bila tidak mengerti media yang bertema

pornografi bisa disalahgunakan pada hal negatif

seperti seks bebas (Fajriyanti, 2008). Perilaku seksual berbentuk mulai dari ketertarikan dengan lawan jenis, orang dalam khayalan maupun khayalan diri sendiri, berkencan, dan bercumbu. Perilaku seksual juga memengaruhi lebih cepat matang organ reproduksi karena merangsang remaja putri pada hasrat seksualnya yang menyebabkan menarche dini (Fajriyanti, 2008).

Gaya hidup merupakan kebiasaan sehari hari yang dilakukan remaja putri yang berkaitan dengan olahraga, konsumsi soft drink, dan

makanan fast food. Menurut Nopembri (2012)

bahwa remaja putri aktif dalam kegiatan fi sik

(olahraga) yang berlebihan sebelum datang menarche akan mengalami keterlambatan menarche dari pada remaja putri yang jarang melakukan olahraga bahkan tidak pernah melakukan olahraga. Menurut (Path, 2005) bahwa konsumsi soft drink yang mengandung pemanis buatan cenderung meningkat selama fase luteal (masa saat ovulasi terjadi sampai terjadinya menstruasi). Sehingga selama fase luteal terjadi peningkatan asupan makanan atau energi. Menurut (Susanti, 2012) makanan fast food banyak mengandung pemanis buatan, lemak, dan zat aditif bisa menyebabkan menarche lebih awal.

Mencari faktor dominan yang berhubungan usia menarche dini dengan cara metode analisis faktor. Metode analisis faktor adalah mencoba menemukan hubungan antara sejumlah variabel yang saling independen satu dengan yang lain, yang akan dibuat menjadi beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Analisis faktor pada dasarnya bertujuan mengidentifi kasi adanya hubungan antara variabel dengan menggunakan uji korelasi (Santoso, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor dominan yang berhubungan pada kejadian usia menarche dini dengan menggunakan metode analisis faktor

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian observasional dan desain

penelitian cross sectional. Pengambilan sampel

dilakukan dengan cara simple random sampling menggunakan rumus dari (Sugiyono, 2008). Total Populasi 105 dengan proporsi kejadian usia menarche dini 0,53% sehingga diperoleh besar sampel 83 responden.

Variabel dependent adalah usia kejadian menarche dini, sedangkan variabel independent adalah: Genetik (Usia ibu menarche), status gizi, konsumsi makanan (konsumsi protein nabati, konsumsi protein hewani, konsumsi lemak, konsumsi serat dan konsumsi kalsium), kondisi sosial ekonomi keluarga (pendapatan keluarga dan uang saku), pengaruh keterpaparan media

massa pornografi , perilaku seksual, dan gaya

hidup (olahraga, kebiasaan minum softdrink dan kebiasaan makan makanan fastfood. Teknik analisis data menggunakan analisis faktor.

HASIL PENELITIAN

Distribusi usia Menarche siswi SMPN 1

Tanggulangin

Mekanisme awal menarche karena

hipotalamus merangsang pelepasan FSH dan LH dari hipofisis anterior untuk merangsang pertumbuhan folikel dan sekresi estrogen yang di produksi ovarium, maka folikel akan berkembang menjadi folikel primer, folikel sekunder, folikel tersier dan folikel de graaf (matang) bila tidak terjadi pembuahan akan mengalami ovulasi (lepasnya ovum dari folikel de graaf) yang bisa disebut dengan menarche (Manuaba, 2009).

Usia menarche dini berkisar antara 10 tahun dan 11 tahun pada responden, paling banyak 59,0% mengalami menarche usia 11 tahun dan sebesar 8,4% responden menarche saat berusia 10 tahun.

Hubungan faktor Host, faktor Agent dan

faktor Environment dengan kejadian

usia Menarche dini pada siswi SMPN 1

Tanggulangin

Beberapa faktor yang berhubungan dengan

menarche dini diidentifi kasi berdasarkan faktor

host, faktor agent dan faktor environment. Faktor host yang terdiri dari usia ibu menarche (genetik),

(4)

faktor agent terdiri dari status gizi dan konsumsi makanan (konsumsi protein hewani, konsumsi protein nabati, konsumsi lemak, konsumsi serat dan konsumsi kalsium), sedangkan faktor environment terdiri dari keterpaparan media masa orang dewasa (pornografi ), perilaku seksual dan gaya hidup (olahraga, konsumsi fastfood, konsumsi softdrink).

Karakteristik faktor Host

Usia ibu menarche dengan usia menarche responden berkaitan pada genetik atau keturunan.

Usia menarche ibu kemungkinan berhubungan

dengan usia menarche siswi karena adanya faktor genetik yang berperan pada percepatan usia menarche. Hasil usia menarche yang dialami ibu siswi kelas VII, sebagian besar 77,1% ibu mengalami menarche normal yaitu di antara usia 12 sampai 14 tahun.

Keadaan status gizi responden dapat diketahui dengan pengukuran anthropometri. Status gizi responden dibedakan menjadi status gizi normal dan tidak normal (kurus dan gemuk). Hasil status gizi responden dengan pengukuran anthropometri. Sebagian besar 56,6% responden dengan status gizi normal. Sedangkan 43,4% responden dengan gizi tidak normal (kurus dan gemuk).

Konsumsi makanan keseharian pada responden sebelum terjadinya menarche dibedakan menjadi konsumsi protein nabati, konsumsi protein hewani, konsumsi serat, konsumsi lemak, dan konsumsi kalsium. Beberapa konsumsi makanan tersebut bisa mendukung terjadinya menarche dini.

Konsumsi protein nabati responden yang berhubungan dengan keadaan menarche dini ditunjukkan dengan hasil 51,8% responden mengatakan sering mengonsumsi makanan yang mengandung protein nabati sebelum menarche. Konsumsi protein hewani yang dikonsumsi responden sebelum mengalami menarche 59,0% mengatakan sering mengonsumsi protein hewani sebelum menarche (menstruasi pertama). Hasil konsumsi lemak selama per hari 59,0% mengatakan sering mengonsumsi makanan yang mengandung lemak. Sebagian besar 55,4% responden mengatakan jarang mengonsumsi serat pada konsumsi makanan per hari sebelum menarche. Hasil distribusi konsumsi

makanan yang mengandung kalsium sebelum siswi mengalami menarche menunjukkan sebagian besar 50,6% mengatakan jarang telah mengonsumsi kalsium.

Karakteristik faktor environment

Sosial ekonomi keluarga merupakan gambaran penghasilan orang tua responden yang diperoleh dari usaha atau bekerja sehingga dapat memenuhi kebutuhan, kemakmuran dan kesejahteraan keluarga.

Hasil penelitian sebesar 63,8% penghasilan keluarga setiap bulan telah memenuhi standar UMK (Upah Minimum Kota) Kabupaten Sidoarjo dengan standar UMK Rp1.720.000. Variabel uang saku siswi diperoleh hasil yang menunjukkan sebagian besar uang saku siswi berkisar antara 5.000–8.000 (77,1%).

Media massa orang dewasa (pornografi) merupakan media yang memperlihatkan adegan, suara, maupun gambar yang bisa membangkitkan gairah birahi sehingga seseorang akan merasa senang. Teknologi yang semakin mudah untuk diakses membuat remaja sering kali dengan bebas mengakses media massa orang dewasa (pornografi ).

Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar 47,0% mengatakan pernah melihat, mendengar dan berbicara tentang media massa orang dewasa

(pornografi ) sebelum menstruasi dengan kategori

jarang.

Perilaku seksual adalah sikap dan tindakan seseorang yang mendorong untuk melakukan hasrat seksual seperti menyukai lawan jenis, berkhayal dengan lawan jenis yang bukan dari anggota keluarga, berpelukan, dan bergandengan tangan. Perilaku seksual bisa merangsang hipotalamus mengeluarkan FSH dan LH dari hipofisis anterior untuk mensekresi hormon estrogen sehingga proses pematangan alat reproduksi seks sekunder lebih cepat.

Hasil distribusi penelitian menyatakan bahwa sebagian besar responden 59,0% mengatakan pernah melakukan perilaku seksual seperti berfantasi, bergandengan tangan dan berpelukan dengan lelaki yang bukan dari anggota keluarganya ataupun dengan pacar sebelum menarche kategori jarang.

Gaya hidup meliputi olahraga, kebiasaan

(5)

makan makanan fast food dapat berhubungan menjadikan cepat atau lambatnya menarche pada responden.

Sebagian besar responden mengatakan melakukan olahraga dengan kategori jarang 53,0% sebelum menarche. Hasil penelitian berdasarkan kebiasaan minum soft drink menunjukkan sebagian besar 75,9% mengatakan pernah mengonsumsi soft drink dengan kategori jarang minum sebelum mengalami menarche. Sedangkan konsumsi makan makanan fast food menunjukkan bahwa sebagian besar 67,5% pernah mengonsumsi makanan fast food dengan kategori jarang selama sebelum menarche.

Analisis faktor dominan yang berhubungan

dengan usia Menarche dini

Faktor dominan yang akan berhubungan dengan kejadian yang berhubungan dengan usia menarche dini akan dijelaskan menggunakan metode analisis faktor. Analisis faktor mudah digunakan untuk mereduksi beberapa variabel agar lebih mudah dianalisis. Analisis faktor bertujuan menjelaskan hubungan antara beberapa variabel yang diamati dengan cara menciptakan beberapa faktor yang jumlahnya lebih sedikit dari pada banyaknya variabel asal (mereduksi data dari beberapa variabel menjadi sedikit variabel).

Tabel 1 menunjukkan nilai sig Bartlett Test

sebesar 0,000 (p < α = 0,05) sehingga matrik

korelasi adalah bukan matrik identitas, oleh karena itu analisis faktor layak digunakan. KMO yang didapat sebesar 0,657 > 0,5 artinya variabel masih dapat diprediksi dan dianalisis lebih lanjut. 7 variabel telah memenuhi kecukupan asumsi data yaitu dengan melihat nilai koefi sien korelasi (MSA) dan KMO sebesar lebih dari 0,5 sehingga variabel layak untuk dianalisis lebih lanjut pada tahap kedua analisis faktor yaitu factoring dan rotasi.

Tabel 2 diperoleh hasil faktor yang memiliki akar karakteristik yang lebih dari satu sebanyak tiga faktor dengan persentase keragaman kumulatif 66,257%, tiga faktor yang mempunyai akar karakteristik lebih dari satu itulah faktor terbentuk dan menjadi hubungan usia menarche dini, variabel yang mendukung faktor tersebut terdapat pada Tabel 3 dan 4.

Hasil dari factoring Tabel 4 menunjukkan tiga faktor terbentuk dan variabel akan masuk

pada salah satu tiga faktor terbentuk. Agar lebih mudah untuk menjelaskan variabel yang sudah layak dimasukkan dalam salah satu faktor terbentuk atau tidak maka dilakukan transformasi terhadap faktor loading, dengan rotasi tegak lurus (Orthogonal) varimax yang merupakan tahapan ketiga analisis faktor. Proses rotasi pada faktor yang terbentuk akan memperjelas posisi beberapa variabel akan dimasukkan pada faktor yang satu atau ke faktor lain. Tabel 4 identifi kasi faktor dan loading varimax setelah koefi sien korelasi negatif dikeluarkan

Hasil faktor loading varimax setelah

koefi sien korelasi negatif dikeluarkan diperoleh

hasil bahwa hubungan terjadinya usia menarche dini ditentukan oleh 3 faktor. Faktor hubungan terjadinya usia menarche dini antara lain yaitu: faktor I didukung oleh 3 variabel yaitu konsumsi lemak, konsumsi nabati, dan konsumsi hewani dengan variabel yang paling dominan yaitu variabel konsumsi lemak. Proporsi keragaman data yang dapat diterangkan oleh faktor I sebesar 33,201%. Faktor pertama ini membentuk cirri khusus sehingga diberi nama konsumsi makronutrien.

Faktor II didukung oleh 2 variabel yaitu minum fast food dan soft drink dengan variabel yang paling dominan yaitu variabel fast food. Proporsi keragaman data yang dapat diterangkan oleh faktor II sebesar 18,656%. Faktor kedua ini membentuk ciri khusus sehingga diberi nama gaya hidup.

Faktor III didukung oleh 2 variabel yaitu penghasilan orang tua dan olahraga dengan variabel yang paling dominan yaitu penghasilan orang tua. Proporsi keragaman data yang dapat diterangkan oleh faktor III sebesar 14,400%. Faktor ketiga membentuk ciri khusus dan diberi nama penghasilan orang tua dan olahraga.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian Tabel 2 menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan usia menarche dini pada responden di bagi dalam tiga faktor dengan keragaman yang dapat dijelaskan oleh ke tiga faktor tersebut adalah 66,257%. Keragaman data sebesar 66,257% dapat dijelaskan oleh keempat faktor dan sisanya 33,743% tidak dapat dijelaskan. Menurut (Dwipurwani dkk, 2009)

(6)

keragaman data lebih dari 50% sudah dianggap model yang terbentuk terpenuhi. Ketiga faktor tersebut antara lain:

1. Faktor konsumsi makronutrien

Faktor konsumsi makronutrien adalah faktor pertama yang merupakan faktor dominan berhubungan dengan kejadian usia menarche dini pada responden. Faktor konsumsi makronutrien terdiri dari variabel konsumsi lemak (0,825), konsumsi protein nabati (0,824), konsumsi protein hewani (0,771).

Konsumsi lemak sebelum menarche pada responden secara sering mendukung analisis faktor untuk menjadi faktor yang berhubungan dengan kejadian menarche dini pada remaja putri dan menjadi variabel dominan pada faktor konsumsi makronutrien. Menurut (Susanti, 2012) dalam bahwa konsumsi makanan tinggi lemak akan mengakibatkan penumpukan jaringan lemak pada jaringan adipose sehingga berhubungan dengan peningkatan kadar leptin. Proses pembentukan hormone estrogen dipengaruhi asupan lemak dalam kadar tertentu yang digunakan untuk berovulasi.

Hasil metode analisis faktor variabel konsumsi protein nabati menjadi salah satu variabel yang dominan hubungan kejadian menarche dini. Menurut (Santoso, 2010) menjelaskan nilai loading varimax didapatkan dari hasil penelitian dan kemampuan berkorelasi dengan variabel lain yang berada dalam satu faktor bukan dilihat dari satu variabel. Penelitian yang dilakukan (Lusiana, 2008) dengan uji korelasi spearman menunjukkan bahwa konsumsi tempe, tahu dan oncom kategori frekuensi sering berhubungan dengan kejadian usia menarche dini.

Asupan protein hewani yang berlebihan berhubungan dengan menarche dini. Protein hewani memengaruhi peningkatan LH dan memperpanjang fase folikuler (Susanti, 2012). Asupan konsumsi protein hewani

sebelum menarche secara sering mendukung

analisis faktor untuk menjadikan faktor yang berhubungan dengan terjadinya menarche dini. Asupan konsumsi protein hewani menjadi sebagai salah satu variabel pembentukan faktor dominan karena loading varimax variabel protein hewani sebesar 0,771 yaitu yang berarti lebih menekankan pada penyederhanaan faktor dengan

Tabel 1. Hasil uji Barltlett Test, Kasier-Mayer Olkin (KMO) dan anti image matrices setelah koefi sien

korelasi negatif dikeluarkan

Bartltett test Kaiser-Mayer Olkin

(KMO) Variabel Koefi sien korelasi

0,000 0,657 Konsumsi protein nabati

Konsumsi protein hewani Konsumsi lemak

Penghasilan orang tua Olahraga Sofdrink Fastfood 0,676 0,710 0,685 0,569 0,669 0,603 0,563

Tabel 2. Akar karakteristik, persentase keragamam dan persentase keragaman kumulatif tiap faktor

setelah korelasi negatif dikeluarkan

Faktor Akar karakteristik Persentase keragaman Persentase keragaman

kumulatif 1 2,324 33,201 33,201 2 1,306 18,656 51,857 3 1,008 14,400 66,257 4 0,900 12,859 79,116 5 0,629 8,980 88,096 6 0,457 6,534 94,630 7 0,376 5,370 100,00

(7)

meminimalkan jumlah variabel yang mempunyai loading tinggi pada suatu faktor.

2. Faktor gaya hidup

Faktor gaya hidup adalah faktor kedua yang berhubungan dengan kejadian menarche dini. Berdasarkan nilai besar keragaman faktor gaya hidup 18,656% dengan variabel kebiasaan makan makanan fast food yang menjadi variabel dominan. Analisis faktor menekankan adanya commonality yaitu jumlah keragaman yang disumbangkan oleh suatu variabel dengan variabel lainnya.

Kondisi gaya kehidupan modern dengan tersedianya rumah makan dengan banyak pilihan makanan siap saji, makanan kemasan dan soft drink akan menimbulkan percepatan menarche karena konsumsi makanan siap saji

maupun soft drink mengandung tinggi lemak,

gula, dan kalori (Harmanto, 2006).

Remaja putri yang mulai pubertas

dan sebelum mengalami menarche sering

mengkonsumsi makan makanan fastfood, snacks, minuman bersoda (soft drink), dan makanan jajanan luar rumah akan menyebabkan peningkatan asupan kalori yang tinggi. Secara

signifi kan peningkatan BMI yang lebih besar

bila remaja putri sering mengonsumsi makan

makanan fast food, snacks, minuman bersoda

(soft drink), dan makanan jajanan luar rumah lebih dari 2 kali setiap minggu daripada yang sedikit atau tidak pernah mengonsumsi. Makan

makanan fast food mengandung 1000 kalori

per sajian. Soft drink mengandung sumber ekstra kalori untuk beberapa anak dan remaja putri. Konsumsi fast food dan soft drink yang berlebihan sebelum menarche akan memengaruhi peningkatan BMI serta peningkatan fase luteal (Kushner, 2007).

3. Faktor penghasilan orang tua dan olahraga

Faktor penghasilan orang tua dan olahraga adalah faktor ketiga yang berhubungan dengan kejadian menarche dini. Besar keragaman faktor ke tiga yaitu 14,400%.

Nilai loading varimax faktor penghasilan

orang tua lebih tinggi sehingga berkorelasi kuat dengan faktor lainnya. Akar karakteristik faktor empat yang ditentukan dari nilai initial

eigenvalue yang ≥ 1 yaitu sebanyak 3 buah

faktor, salah satunya adalah faktor ke tiga dengan nilai akar kerakteristik sebesar 1,008 dan nilai component transformation matrix faktor ke empat sebesar 0,958 maka faktor ke tiga memenuhi syarat analisis faktor.

Tabel 3. Identifi kasi faktor yang terbentuk

Faktor Variabel Identifi kasi Faktor % Varian Loading Varimax

1 Kons. lemak

Kons. protein nabati Kons. protein hewani

Konsumsi makronutrien 33,201 0,825 0,824 0,771 2 Fasfood Softdrink Gaya hidup 18,656 0,837 0,805

3 Penghasilan orang tua

olahraga

Penghasilan orang tua dan olahraga

14,400 0,897

0,522

Tabel 4. Komponen matrik setelah korelasi negatif dikeluarkan

Variabel Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3

Konsumsi protein nabati Konsumsi protein hewani Konsumsi lemak

Penghasilan orang tua Olahraga Sofdrink Fastfood 0,815 0,627 0,783 0,232 0,401 -0,547 -0,374 0,209 0,488 0,240 0,059 -0,147 0,623 0,744 -0,150 -0,034 -0,202 0,868 0,423 0,066 0,089

(8)

Penghasilan orang tua berhubungan dengan gaya hidup dan kondisi psikologis remaja, dengan penghasil orang tua yang lebih tinggi akan meningkat daya beli gaya hidup keseharian. Remaja dalam kondisi keadaan sosial ekonomi orang tua yang tinggi akan di penuhi kebutuhan keseharian seperti fasilitas akses informasi dari media massa (elektronik dan cetak), makanan bergizi, makanan fast food, minuman soft drink sehingga remaja memperoleh informasi yang lebih terbuka (Astuti, 2010).

Olahraga pada aktivitas responden mengatakan jarang melakukan olahraga, jarang melakukan olahraga sebelum mengalami menarche mendukung analisis faktor untuk menjadikan olahraga sebagai salah satu variabel yang dominan pada kejadian menarche dini. Olahraga yang berlebihan bisa mengakibatkan menurunkan produksi hormon estrogen, sehingga waktu untuk menstruasi bisa lambat (Rosenthal, 2009).

SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Usia menarche dini dialami responden ketika berusia 10 tahun dan 11 tahun. Usia menarche ibu (genetik) paling banyak ketika ibu berusia normal yaitu di antara usia 12 sampai 14 tahun. Keadaan status gizi normal pada responden, sering mengonsumsi protein dan lemak, jarang mengonsumsi serat dan kalsium. Penghasilan orang tua memenuhi standar UMK dan uang saku siswi antara Rp5.000–8.000. Pernah melihat, mendengar dan berbicara tentang media massa

orang dewasa (pornografi ). Pernah berperilaku

seksual seperti berfantasi, bergandengan tangan dan berpelukan. Responden jarang berolahraga, minum soft drink dan makan makanan fast food.

Faktor hubungan usia menarche dini yang dapat dijelaskan oleh faktor hubungan

terhadap kejadian usia menarche dini di SMP

Negari 1 Tanggulangin yaitu: faktor pertama yaitu faktor konsumsi makronutrien dengan keragaman sebesar 33,20%. Variabel konsumsi lemak, variabel konsumsi protein nabati dan variabel protein hewani mendukung terciptanya faktor baru yaitu faktor konsumsi makronutrien. Variabel konsumsi lemak adalah variabel yang dominan dalam faktor konsumsi lemak. Faktor

kedua yaitu faktor gaya hidup dengan keragaman sebesar 18,66%. Faktor kedua didukung oleh variabel kebiasaan mengonsumsi makan makanan fast food dan variabel kebiasaan minum soft drink. Variabel kebiasaan konsumsi fast food menjadi variabel dominan dalam faktor gaya hidup. Faktor ke tiga yaitu faktor penghasilan orang tua dan olahraga dengan keragaman faktor sebesar 14,40%. Variabel penghasilan orang tua dan variabel olahraga sebagai pendukung terciptanya faktor ketiga. Variabel penghasilan orang tua menjadi variabel dominan dalam faktor penghasilan orang tua dan olahraga.

Analisis faktor yang berhubungan dengan usia menarche dini menunjukkan bahwa variabel dominan antara lain konsumsi lemak, konsumsi protein nabati, konsumsi protein hewani, fast food, soft drink, penghasilan orang tua dan olahraga.

Saran

Mengembangkan kelompok diskusi remaja dengan melatih konselor sebaya yang sudah diberi tambahan pendidikan mengenai kesehatan reproduksi remaja. Konselor sebaya diupayakan dapat memberikan konseling antar teman berisi kegiatan komunikasi pendidikan kesehatan reproduksi remaja putri khususnya pada pengertian menarche (menstruasi pertama), beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya

usia menarche (menstruasi pertama), dan

pemenuhan gizi remaja sehingga remaja dapat berdiskusi atau bertukar informasi tentang kesehatan reproduksi remaja putri dan bisa membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan remaja maupun permasalahan remaja.

Mengembangkan pelatihan dokter remaja bagi siswa SMP yang berprestasi sebagai contoh perilaku hidup sehat.

Mengembangkan kreativitas siswa dengan membuat media komunikasi informasi dan edukasi seperti berupa media cetak yaitu poster, brosur, stiker tentang kesehatan reproduksi remaja putri khususnya tentang proses terjadinya menarche (menstruasi pertama) dan kebersihan diri ketika menstruasi karena seiring terjadinya usia awal menarche (menstruasi pertama).

Pihak sekolah bekerja sama dengan ahli gizi untuk memberikan penjelasan tentang konsumsi makanan bergizi seimbang antara asupan lemak,

(9)

protein nabati, protein hewani, karbohidrat, kalsium, serat, vitamin, dan mengurangi asupan fast food maupun minum soft drink bagi usia remaja dan kesehatan reproduksi remaja putri khususnya sebelum mengalami menarche (menstruasi pertama) maupun sesudah menarche (menstruasi pertama).

Diharapkan adanya penelitian selanjutnya yang membahas mengenai faktor lain yang memengaruhi terjadinya usia menarche (menstruasi pertama) seperti faktor hormonal.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, R., 2010. Usia Menarche, Indeks Masa Tubuh, Frekuensi Konsumsi, dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua pada Siswa SLTP di Pinggir dan Pusat Kota, Kota Semarang. Jurnal Universitas Muhammadiyah Semarang. 9: 181–191. jurnal. unimus. ac. id/index.php/ psn12012010/article/view/74/53 (Sitasi 7 Maret 2013).

Dwipurwani, dkk. 2009. Penerapan Analisa Faktor dalam Membentuk Faktor Laten yang Memengaruhi Prestasi Mahasiswa di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya. Jurnal Penelitian Sains. 12(3A): 1–5 eprints. unsri.ac.id/975/1/jpsmipaunsri-v12-no3-01-a-oki.pdf (Sitasi 07 Februari 2013).

Fajriyanti, L.A., 2008. Hubungan antara Status Gizi, Kontak Media Pornografi dengan Menarche Dini pada Pelajar Madrasah Ibtidaiyah Negeri Nanggungan Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk. Skripsi. Surabaya, Universitas Airlangga. Surabaya. Harmanto N. 2006. Ibu Sehat dan Cantik

dengan Herbal. PT Elek Media Komputindo. Jakarta.

Kushner, R.F and Bessesen D.H., 2007. Treatment of the Obese Patient. The United States of Amerika: Humana Press Inc.

Lusiana, S.A., 2008. Satus Gizi, Konsumsi Pangan dan Usia Menarche Anak Perempuan Sekolah

Dasar di Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan. Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumber daya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 2(3): 26–35. httprepository. ipb. ac. Idbitstreamhandle 1234567892818A08 sal. Pdfsequence =5 (Sitasi 26 Juni 2013). Macsali, F., et al., 2011. Early Age at Menarche,

Lung Function, and Adult Asthma. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. 183: 8–14. http: // www. atsjournals. org/ doi / full/10. 1164/rccm.200912-1886OC. (Sitasi 23 Juli 2013).

Manuaba, I.B.G. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.

Manuaba, I.A. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.

Maulidiah, F. 2011. Gambaran Status Gizi dan Genetik pada Kejadian Menarche di Perumahan Taman Pinang RW 05 Sidoarjo. STIKES YARSIS. share.stikesyarsis.ac.id › Top › Karya Tulis Ilmiah 2011 (Sitasi 7 Maret 2013).

Nopembri, S. Menstruasi dan Osteoporosis (Faktor yang Memengaruhi Aktivitas Jasmani Wanita). Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta. staff.uny.ac.id/..../... (Sitasi 3 April 2012).

Path, E.F. 2005. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.

Rosenthal, M., 2009. Revolusi Terapi Hormon: Pendekatan Alami. Yogyakarta: B-First. Santoso, S. 2010. Statistik Multivariat. Jakarta:

Elex Media Komputindo.

Soetjiningsih. 2007. Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis.

Bandung: Alfabeta.

Susanti, A.V. 2012. Faktor Risiko Kejadian Menarche Dini pada Remaja di SMPN 30 Semarang. Journal of Nutrition College. 1(1): 386–407. Universitas Diponegoro. eprints. undip.ac.id/38409/ (Sitasi 24 Juni 2013).

Gambar

Tabel 2.  Akar karakteristik, persentase keragamam dan persentase keragaman kumulatif tiap faktor  setelah korelasi negatif dikeluarkan
Tabel 3.  Identifi kasi faktor yang terbentuk

Referensi

Dokumen terkait

Namun demikian untuk beberapa komoditas palawija seperti jagung, kedelai dan kacang hijau, untuk subround III (September-Desember) 2012 diperkirakan luas panen akan

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru2. KOMPETENSI DASAR

Sebelumnya sudah dibuat sebuah perencanaan bisnis yang mencakup aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan operasional, aspek sumber daya manusia dan organisasi dan aspek

(2) Hasil penelitian dari tanggapan konsumen dapat diketahui bahwa aspek product dengan rata-rata 3,34 dalam kategori sangat baik.. Aspek promotion dengan rata-rata

Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan Model Dual-Coding dalam pembelajaran IPS untuk

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap sampel bahan baku jagung pipil kering di provinsi Yogyakarta didapatkan hasil bahwa aflatoksin terdeteksi pada daerah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKDLE dengan metode PBL berbantuan multimedia pembelajaran; (2) hasil

Pendidikan merupakan sarana atau wahana yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik aspek kemampuan, maupun kewajiban sebagai warga Negara yang