• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) DAN PENGARUHNYA TERHADAPMUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN : Studi pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, Tahun 2002.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MANAJEMEN PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) DAN PENGARUHNYA TERHADAPMUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN : Studi pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, Tahun 2002."

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) DAN PENGARUHNYA

TERHADAP MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN (Studi pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam

Kabupaten Pe lalawan Propinsi Riau, Tahun 2002)

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

O I e h

M.D. RIZAL 009684

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN UNTUK MENGIKUTI UJIAN TAHAP II

PEMBIMBING I,

PROF. DR. H. Tb. ABIN SY

PEMBIMBING II,

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

KETUA PRORGAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA UPI BANDUNG,

(4)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN

TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) DAN PENGARUHNYA

TERHADAPMUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

(Studi pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam

Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, Tahun 2002)

Salah satu upaya pemerintah untuk peningkatan mutu sumber daya

manusia Indonesia adalah dengan meningkatkan derajat kesehatan dan

upaya perbaikan gizi bagi usia sekolah dasar. Dengan tingginya derajat

kesehatan anak usia sekolah dasar, akan memperkecil angka putus

sekolah dan tinggal kelas, sehingga program wajib belajar sembilan tahun

bisa dituntaskan. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pemerintah

menetapkan kebijakan yaitu melaksanakan program PMT-AS bagi siswa

SD/MI negeri dan swasta serta siswa Pondok Pesantren usia sekolah

dasar yang berada di desa tertinggal dan daerah miskin perkotaan

Penelitian mi bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

efektivitas manajemen program PMT-AS dan pengaruhnya terhadap mutu

penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Kecamatan Langgam

Kabupaten Pelalawan. Tujuan selanjutnya adalah mengembangkan

alternatif strategi

manajemen

program

PMT-AS

dalam

upava

meningkatkan efektivitas pengelolaannya.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang menggabungkan

pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui

teknik kuesioner, dokumen, dan wawancara. Data tentang efektivitas

manajemen program PMT-AS dan mutu penyelenggaraan pendidikan

dikumpulkan melalui kuesioner terhadap 56 responden yaitu semua guru

pmt A TnA°? di,Kecamatan Langgam yang mendapat program

PMT-AS Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini diarahkan untuk

mendeskripsikan data variabel penelitian serta menguji hipotesis Untuk

mengungkapkan hubungan antar variabel penelitian mengunakan teknik

analisis regresi dan korelasi. Pendekatan kualitatif digunakan untuk

mengembangkan alternatif strategi manajemen program PMT-AS denqan

menggunakan teknik SWOT dengan cara mengidentifikasi Kekuatan

(Strength),

Kelemahan (Weakness),

Peluang (Opportunity), dan

Hambatan (Threats).

yh

Hasil analisis data

penelitian

menunjukkan

bahwa fungsi

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan manajemen program

PMT-AS belum sepenuhnya efektif. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan

terdapatnya

hubungan

positif yang

signifikan

antara

efektivitas

manajemen dengan mutu penyelenggaraan pendidikan. Peningkatan

efektivitas manajemen memberikan kontribusi positif pada peningkatan

mutu penyelenggaraan pendidikan. Koefisien korelasi 0,554 dan koefisien

ditermmasi 0,307, menunjukkan bahwa 30,7% variasi yang terjadi pada

mutu penyelenggaraan pendidikan dapat dijelaskan oleh efektivitas

(5)

ABSTRACT

THE EFFECTIVITY OF MANAGEMENT ON FOOD SUPLEMENT

PROGRAM FOR SCHOOLERS (PMT-AS) AND ITS EFFECTS

ON THE QUALITY OF EDUCATION IMPLEMENTATION

(An Study on A State Elementary Schools In Langgam Subdistric

Pelalawan Regency Province of Riau, Year 2002)

One of government efforts in enhancing the quality of human

resources in Indonesia is by improving the quality of schoolers' health and nutrient. The higher is the quality of schoolers' health, the less is the

number drop-outs and students who are held back a class. This may

result

in the success of nine-year compulsory education program. In

achieving this goal, the government has issued a policy concerning on the

implementation of PMT-AS program for students of both state and private

SD/MI (elementary school) and students of Pondok Pesantren living in

backward districts and urban slum area.

This study is aimed as describing and analysing the effectivity of

management on PMT-AS program and its effect on the quality of

education implementation conducted in Langgam Subdistrict, Pelalawan

Regency. Other objective of this study is to develop an alternative

management strategy on PMT-AS program.

This study utilizes a descriptive method which combines the

qualitative and quantitative approach. This data is obtained by using

questionnaire technique, documents, and interview. Data containing the

effectivity of management of PMT-AS program and the quality of education

implementation is obtained from the questionnaire distributed to 56

respondents. The respondents are teachers of eight state elementary

schools in Langgam Subdistrict where PMT-AS program is carried out.

The quantitative approach in this study is used to describe variable data

and to test the hypothesis. To interpret the correlation among the

variables, regression analysis and correlation are utilized. The qualitative

approach is taken into account to develop an alternative management

strategy on PMT-AS program by using the SWOT technique. This

technique is used to identify Strength, Weakness, Opportunity, and

Threats.

The analysis result indicate that the functions of planning,

operation, and monitoring of the of management of PMT-AS program is

not fully effective. The hypothesis testing results show that there is a

positive relationship which is significant between the effectivity of

management and the quality

of education implementation.

The

improvement of management effectivity contributes positively to the

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR

,,

UCAPAN TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN

v

daftarisi

xjv

DAFTAR TABEL

^

DAFTARGAMBAR w

A A

DAFTAR LAMPIRAN

^

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Rumusan Masalah

15

C. Tujuan Penelitian

16

D. Manfaat Penelitian

18

E. Asumsi

19

F. Hipotesis

20

G. Kerangka Berpikir Penelitian

21

BAB II KAIJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Administrasi Pendidikan

1. Konsep Dasar Administrasi Pendidikan

25

2. Bidang Garapan Administrasi Pendidikan

27

3. Penerapan Administrasi Pendidikan pada Sekolah Dasar

28

4. Kedudukan Program PMT-AS dalam Administrasi Pendidikan ..

29

5. Program PMT-AS sebagai Kegiatan Pelayanan kepada Siswa .

31

B. Jaringan Pengaman Sosial dan Program PMT-AS

1. Dasar Hukum Pelaksanaan Program PMT-AS

2. Pengertian, Tujuan dan Sasaran Program PMT-AS

38

3. Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Pembinaan

38

dan Pelaporan Program PMT-AS

40

(7)

C. Hubungan Pendidikan dengan Kesehatan

1. Relevansi Program PMT-AS terhadap Kesehatan Siswa 45 2. Program Perbaikan Gizi untuk Menunjang Aktivitas Anak

Sekolah 51

3. Komposisi Gizi Usia Anak Sekolah Dasar/MI 52

D. Konsep tentang Efektivitas

1. Konsep Dasar

55

2. Pengukuran Efektivitas

56

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas

59

E. Metoda Analisis SWOT

59

F. Pandangan tentang Mutu Pendidikan

1. Konsep Dasartentang Mutu

51

2. Standar Baku Mutu

62

3. Esensi Mutu dan Standar Ideal Indikator Mutu Pendidikan

Dasar

03

4. Karakteristik Model Sekolah Dasar yang Bermutu di

Masa Depan 63

5. Formula Perhitungan Indikator Mutu Pendidikan Dasar 72

H. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan 76

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

79

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian .... on o u

C. Populasi dan Sampel Penelitian 00

D. Teknik Pengumpul Data

E. Instrumen Penelitian oc

85

F. Teknik Analisis Data

90

G. Prosedur Penelitian

9/

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitia

B. Deskripsi Data Variabel Penelitian

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

gg

xv

105

1. Efektivitas Manajemen Program PMT-AS

106

2. Mutu Penyelenggaraan Pendidikan

113

(8)

terhadap Mutu Penyelenggaraan Pendidikan

116

C. Pembahasan Hasil penelitian

130

D. Pengembangan Alternatif Strategi Manajemen Program

PMT-AS

133

1. Analisis Lingkungan Internal

2. Analisis Lingkungan Eksternal

]34

3. Strategi Manajemen Program PMT-AS

^

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

B. Implikasi

C. Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA LAM PI RAN-LAMPI RAN

xvi

145

148

151

155

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Program-program JPS, Pengelola Program serta Alokasi

dan Sumber Dana Tahun 1998/1999-2000

1.2 Pelaksanaan Program PMT-AS di Propinsi Riau

1.3 Dukungan Dana dari RAPBD Menunjang Program

PMT-AS Di Propinsi Riau Tahun 1996/1997-1999/2000

Halaman

11

12

1.4 Alokasi Anggaran dan Lokasi Program PMT-AS Di

Kabupaten Pelalawan Tahun 2001/2002 - 2002/2003

13

1.5 Sekolah Dasar Negeri Penerima Dana Bantuan Program

PMT-AS Di Kecamatan Langgam Tahun 2001/2002

14

2.1 Daftar Usia Anak Sekolah yang Kekurangan Gizi dan

Vitamin (%) di Beberapa Negara Asia

46

2.2 Hubungan Kondisi Nutrisi dan Kesehatan dengan

BeNar

48

2.3 Daftar Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan

(Per-orang/hari)

2.4 Berat Menurut Tinggi untuk Anak Laki-Laki dan Prempuan Indonesia

53

54

2.5 Berbagai Kriteria dalam Mengukur Efektivitas

Organisasi

57

2.6 Standar Nilai Ideal Indikator Mutu Pendidikan Dasar

66

4.1 Karakteristik Sekolah Dasar yang Mendapat Program

PMT-AS di Kecamatan Langgam Berdasarkan Jumlah

Guru, Siswa, dan Rombongan Belajar

100

(10)

4.2 Karakteristik Guru Sekolah Dasar Negeri yang Mendapat

Program PMT-AS di Kecamatan Langgam Berdasarkan

Tingkat Pendidikan

4.3 Perkembangan Jumlah Siswa Sekolah Dasar Negari

yang Mendapat Program PMT-AS di Kecamatan Langgam (1998-2002)

101

102

4.4 Perkembangan Jumlah Siswa Drop-Out dari Sekolah

Dasar Negeri yang Mendapat Program PMT-AS di

Kecamatan Langgam (1998-2002)

103

4.5 Perkembangan Jumlah Siswa yang Tinggal Kelas pada

Sekolah Dasar Negeri yang Mendapat Program PMT-AS

di Kecamatan Langgam (1998-2002)

104

4.6 Rata-rata Jumlah Nilai EBTANAS/UAN pada Sekolah

Dasar Negeri yang Mendapat Program PMT-AS di

Kecamatan Langgam (1998-2002)

4.7 Deskripsi Statistik Skor Perencanaan Program PMT-AS

Berdasarkan Dimensi Perencanaan untuk

Masing-masing Sekolah

4.8 Deskripsi Skor Perencanaan Program PMT-AS

Berdasarkan Dimensi Pelaksanaan untuk Masing-masing

Sekolah

4.9 Deskripsi Statistik Skor Pengawasan Program PMT-AS

Berdasarkan Dimensi Pengawasan untuk Masing-masing

Sekolah

4.10 Deskripsi Statistik Skor Variabel Efektivitas Program

PMT-AS untuk Masing-masing Sekolah

4.11 Deskripsi Statistik Skor Variabel Mutu Penyelenggaraan

Pendidikan untuk Masing-masing Sekolah

4.12 Perbandingan Skor Rata-rata Variabel Efektivitas Mana

jemen Program PMT-AS Berdasarkan Perencanaan dengan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan

4.13 Perbandingan Skor Rata-rata Variabel Efektivitas

Manajemen Program PMT-AS Berdasarkan Pelaksanaan

dengan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan

(11)

4.14 Perbandingan Skor Rata-rata Variabel Efektivitas Mana

jemen Program PMT-AS Berdasarkan Pengawasan

dengan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan

121

4.15 Perbandingan Skor Rata-rata Variabel Efektivitas Mana

jemen Program PMT-AS dengan Mutu Penyelenggaraan

Pendidikan

122

4.16 Anava untuk Pengujian Signifikansi dan Linearitas

Persamaan Regresi Y = 38,122+ 0.131 X

4.17 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi antara Efektivitas

Manajemen Program PMT-AS (X) terhadap Mutu

Penyelenggaraan Pendidikan (Y)

XIX

125

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.1 Model Hubungan antar Variabel

21

1.2 Kerangka Berpikir Penelitian: Efektivitas Manajemen

Program PMT-AS dan Pengaruhnya terhadap Mutu

Penyelenggaraan Pendidikan

24

2.1 Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

30

4.1 Grafik Garis Perbandingan Skor Rata-rata Variabel Efek tivitas Manajemen Program PMT-AS Berdasarkan

Dimensi Peren-canaan dengan Mutu Penyelenggaraan

Pendidikan 118

4.2 Grafik Garis antara Skor Variabel Efektivitas Manajemen

Program PMT-AS dengan Berdasarkan Dimensi Pelak

sanaan dengan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan

120

4.3 Grafik Garis Skor Variabel Efekrtivitas Manajemen

Program PMT-AS Berdasarkan Dimensi Pengawasan

dengan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan 121

4.4 Grafik Garis Skor Variabel Efektivitas Manajemen

Program PMT-AS dengan Mutu Penyelenggaraan

Pendidikan

123

4.5 Grafik Garis Persamaam Regresi Y = 38,122 + 0,131 X ...

127

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Peneitian 161

2. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Efektivi

tas Manajemen Program PMT-AS 172

3. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Mutu

Penyelenggaraan Pendidikan 177

4. Data Penelitian 180

5. Deskripsi Data Karakteristik Responden

187

6. Deskripsi Data Skor Variabel Efektivitas Manajemen Program

PMT-AS 189

7. Deskripsi Data Skor Variabel Mutu Penyelenggaraan

Pendidikan 191

8. Pengujian Hipotesis Pengarauh Efektivitas Manajemen

Program PMT-AS terhadap Mutu Penyelenggaraan Pendi

dikan 192

9. Matrik Analisis SWOT 193

10. Surat Permohonan untuk mengadakan prasurvey dari

Direktur PPs UPI 195

11. SK Direktur PPs UPI tentang Penunjukan Dosen

Pembimbing Tesis 196

12. Surat izin mengadakan Studi lapangan/Penelitian dari

Direktir PPs UPI 198

13. Surat izin mengadakan Studi lapangan/Penelitian dari

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pelalawan 199

14. Surat izin mengadakan Penelitian dari Kepala Kantor

Cabang Dinas Kecamatan Langgam

200

15. Surat Bukti mengadakan Penelitian di delapan SDN yang

mendapat Program PMT-As di Kecamatan Langgam

201

16. Daftar Riwayat Hidup 209

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada awal abad XXI pembangunan pendidikan di Indonesia

menghadapi tiga tantangan besar, yaitu:

Pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan

dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil

pembangunan

pendidikan yang telah dicapai. Kedua, untuk mengantisipasi era

globalisasi, dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang kompeten agar mampu bersaing dalam

pasar kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, sistem pendidikan nasional dituntut untuk melakukan

perubahan dan penyesuaian sehingga dapat mewujudkan proses

pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keberagaman

kebutuhan/keadaan daerah dan peserta didik, serta mendorong

peningkatan partisipasi masyarakat, (PROPENAS 2000 - 2004, 200V

165).

Menghadapi tantangan di atas, Pemerintah Indonesia merumuskan

visi pembagunan nasional yang merupakan tujuan yang ingin dicapai

yaitu: "Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis,

berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia

yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air,

kesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi, serta memiliki etos

kerja yang tinggi dan berdisiplin,"

(PROPENAS 2000 - 2004, 2001: 9).

Sejalan dengan visi pembangunan nasional tersebut, terdapat

(15)

1999-2004

(2001:165),

salah

satunya

(butir

ketujuh)

adalah:

"Mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin secara terarah, terpadu,

dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh

komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal

disertai dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya."

Khusus pendidikan dasar dan prasekolah sasaran yang ingin

dicapai sampai dengan akhir tahun 2004 adalah: "(1) Meningkatnya Angka

Partisipasi Kasar (APK) SD/MI dan SLTP/MTs; (2) Terwujudnya organisasi

sekolah disetiap kebupaten/kota yang lebih demokratis, transparan,

efisien,

terakunkan

(accountable),

serta

mendorong

partisipasi

masyarakat; dan (3) Terwujudnya manajemen pendidikan yang berbasis

sekolah/masyarakat (school/community - based management) dengan

mengenalkan konsep dan merintis pembentukan komite sekolah di

seluruh SD dan Ml serta SLTP dan MTs," (PROPENAS 2000 - 2004,

2001).

Salah satu upaya menunjang arah yang ingin dicapai

dalam

pembangunan pendidikan dasar dan prasekolah tersebut, pemerintah

melaksanakan Program Perbaikan Gizi dan Masyarakat dengan tujuan

umumnya adalah meningkatkan intelektualitas dan produktivitas sumber

daya manusia. Sedangkan tujuan khsususnya adalah: "(a) Meningkatkan

kemandirian

keluarga

dalam

upaya

perbaikan

status

gizi;

(b)

Meningkatkan pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yang baik

(16)

Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan bermutu untuk

memantapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga," (PROPENAS

2000-2004,2001: 189).

Berkaitan dengan visi, misi, dan

arah kebijakan pembangunan

pendidikan di atas, terdapat beberapa pandangan tentang hakekat

pendidikan yang dikemukakan oleh Makmun et al. (1999: 7) yaitu:

(1) Secara fenomenologis (Langevel), pendidikan pada hakekatnya

merupakan suatu bantuan yang diberikan seseorang kepada orang

lain yang sedang berusaha untuk mencapai kedewasaannya dengan

menggunakan cara tertentu serta berlangsung dalam lingkungan

(keluarga, sekolah, dan masyarakat) sosio kultural tertentu; (2) secara

legalistik (UUSPN No.2/1989), pendidikan merupakan usaha sadar

untuk

menyiapkan

peserta

didik

melalui

kegiatan

bimbingan,

pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa yang akan

datang; dan (3) secara sistemik, pendidikan merupakan proses

transaksional dari totalitas perangkat masukan (observed inputs)

sesuai yang diharapkan (minimum acceptable performance, intended

outputs).

Di samping tantangan

pendidikan yang dihadapi

Bangsa

Indonesia

sebagaimana

telah

diungkapkan

sebelumnya,

khusus

pendidikan dasar di Indonesia kualitasnya sangat memprihatinkan. Hal itu

tercermin dari hasil studi kemampuan membaca untuk tingkat Sekolah

Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP) yang dilakukan The

International Association for the Evaluation of Educational Achievement

(IEA) pada tahun 1987-1990. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa

siswa SD (kelas 3-4) di Indonesia berada pada urutan ke-26 dari 27

negara peserta dengan jumlah skor 394. Sementara untuk tingkat Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), studi yang dilakukan oleh Bank Dunia

(17)

51,7 dari materi yang di teskan. Rata-rata skor ini berada di bawah Hong

Kong (75,5%), Singapura (74%), Thailand (65,15), dan Filipina (52,6%),

(Supriadi, 2000: 7).

Ketika krisis ekonomi menerpa Bangsa Indonesia sejak bulan Juli

1997, kemudian berkembang menjadi multi krisis telah

memporak-porandakan struktur kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk sektor

pendidikan nasional. Bidang pendidikan merasakan dampak langsung

terhadap krisis ekonomi tersebut (ketiga setelah pangan dan kesehatan)

adalah pendidikan dasar (SD dan SLTP). Misalnya, menambah resiko

semakin banyaknya siswa yang putus sekolah dan terhambatnya

pertumbuhan Angka Partisipasi Kasar (APK), membuka peluang bagi

anak-anak usia wajib belajar yang berasal dari kelompok "marginal" untuk

tidak melanjutkan ke SLTP, ongkos kesempatan (opportunity cost)

pendidikan menjadi mahal,

tertundanya penuntasan wajib belajar yang

ditargetkan pada akhir Pelita VII tahun 2004 (ditunda sampai tahun 2008),

dan terhambatnya penambahan jumlah guru, (Supriadi, 2000: 13).

Angka putus sekolah setelah terjadi krisis ekonomi di Indonesia

bervariasi. Pada tahun ajaran 1998/1999 Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan memperkirakan sekitar 5 - 6 juta anak tidak melanjutkan ke

SLTP. Awal tahun 1999 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Juwono

Sodarsono (waktu itu) mengatakan angka putus sekolah telah bertambah

dari 3 juta siswa menjadi 3,2 juta siswa. Menurut Menteri Koordinator

(18)

(pada waktu itu) terdapat 6-10 juta keluarga yang kesulitan

menyekolahkan anaknya karena tidak mampu. Rano Karno, salah

seorang duta UNICEF di Indonesia memperkirakan 7 juta anak usia

sekolah tidak bisa sekolah akibat semakin buruknya kondisi ekonomi,

jumlah anak usia wajib belajar tingkat SLTP (12-15) yang melanjutkan

pada tahun ajaran 1998/1999 turun dari 78% menjadi 58%,

(Darmaningtyas, 1999: 33).

Krisis ekonomi juga menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan

masyarakat, yaitu munculnya penyakit gizi buruk dan busung lapar (di

desa dan kota) di daerah kantong-kantong miskin. Penyakit gizi buruk

(berat badan kurang dari 60% dari berat normal) dan busung lapar

(honger diem - HO) merupakan penyakit yang banyak menimpa

anak-anak di bawah usia lima tahun (Balita). Pada bulan Mei 1999 jumlah

balita yang menderita kurang gizi, gizi buruk, dan busung lapar mencapai

117.219 orang. Penyakit itu menyebar di seluruh wilayah Indonesia, selain

menderita penyakit gizi buruk dan busung lapar, sekitar 60%-80% siswa

SD cacingan, (Darmaningtyas, 1999: 81). Sebagai dampak dari kondisi

buruk tersebut adalah terjadinya penurunan tingkat kecerdasan jutaan

anak Indonesia dan secara jelas akan berpengaruh terhadap perwujudan

pendidikan yang berkualitas.

Dampak dari krisis ekonomi yang berkepanjangan membuat

rendahnya status gizi kesehatan anak usia SD (6-12 tahun) yang memiliki

(19)

secara mental tidak siap untuk belajar, juga berakibat pada lemahnya

rangsangan intelektual. Hal itu senada dengan apa yang diungkapkan

oleh Supriadi, (2000: 6) yaitu:

Sebagian (besar) anak SD datang ke sekolah dalam keadaan perut

lapar, tanpa sarapan pagi dan tidak dibekali uang jajan. Kalaupun

mereka dibekali uang jajan, makanan yang mereka beli di lingkungan

sekolah kurang higienis. Anak-anak SD juga banyak mengalami

kekurangan gizi dan secara umum status kesehatannya rendah.

Penyakit cacingan dan kekurangan zat yudium masih sangat tinggi

pada anak-anak SD di Indonesia yang kemudian menghambat

perkembangan intelektual mereka. Secara fisik penampilan sebagian

dari mereka tampak kuyu, sorot matanya sayu, pemtnya buncit, pantatnya kempes, badannya kurus, dan pakaiannya lusuh. Hal itu

menandakan bahwa status kesehatan fisik mereka rendah.

Bila dilihat dari terminologi kesehatan temngkap bahwa, "Makanan

yang mengandung gizi bukan hanya penting untuk menunjang kebutuhan

fisik, akan tetapi juga mempengaruhi pencapaian hasil prestasi belajar

anak. Bila anak belajar dalam kedaan perut kosong, maka daya pikir dan

ingatnya menjadi lebih rendah," (Ratnawati, 2001: 83).

Selanjutnya

Dryden, G dan Vos Jeannette yang dikutip oleh Baiquni, (2000:95)

mengatakan bahwa, "Pengaturan makanan yang baik dan bergizi

sangatlah penting untuk proses belajar, dan begitu juga dengan

pemeriksaan kesehatan secara rutin." Selanjutnya diungkapkan juga

bahwa:

(20)

7

Pemerintah Indonesia dibantu oleh lembaga-lembaga

keuangan

internasional berusaha menanggulangi dampak krisis ekonomi terhadap

sektor penididikan sejak tahun 1998 dengan melaksanakan program

Jaring Pengaman Sosial (JPS) - Social Safety Net Programs - dalam tiga

bidang, yaitu: (1) pangan; (2) kesehatan masyarakat dan pendidikan; dan

(3) lapangan kerja dan usaha kecil. Program Jaringan Pengaman Sosial

ini dilajutkan tahun 1999/2000 dengan prioritas pada empat bidang, yaitu:

(1) pangan, (2) pendidikan, (3) kesehatan, dan (4) pemberdayaan

ekonomi rakyat," (Supriadi, 2000: 14-15).

Salah satu program bidang kesehatan yang juga merupakan

langkah perbaikan gizi untuk anak usia SD/MI yang dilaksanakan

pemerintah pada masa krisis ekonomi adalah program Pemberian

Makanan Tambahan Sekolah (PMT-AS). Program ini merupakan salah

satu program jaringan pengaman sosial bidang kesehatan untuk tingkat

SD dan Madrasah Ibtidaiyah (Ml) negeri dan swasta, Pondok Pesantren

setingkat SD yang berada di desa tertinggal dan daerah miskin perkotaan.

Landasan yuridis formal dari pelaksanaan program PMT-AS tersebut

adalah Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1997 dan

Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 441.5/328/SJ tanggal 25 Nopember

1996 tentang Persiapan Pelaksanaan Program PMT-AS. Secara umum

tujuan dari program PMT-AS adalah "Meningkatkan ketahanan fisik siswa

SD/MI di desa tertinggal, siswa SD/MI di daerah miskin perkotaan dan

(21)

kesehatan, sehingga dapat mendorong minat dan kemamj

untuk meningkatkan prestasi dalam rangka menunjang

Program Wajib Belajar Sembilan Tahun," (Forum Koordinasi PMT-AS,

1999: 2).

Sebagai gambaran, pembiayaan yang telah dikeluarkan oleh

pemerintah secara nasional

untuk program

PMT-AS

pada tahun

(22)

TabeM.1

Program-Program JPS, Pengelola Program serta Alokasi

dan Sumber Dana Tahun 1998/1999 - 2000

Bidang Intervensi Program

Instansi

Pengelola

Di Pusat

Alokasi Dana (Milyar Rupiah)

Sumber Dana Tahun '98/'99 Tahun '99/'00 Tahun '00 1. KETAHANAN

PANGAN 633 117 8

OPK Beras Bulog &

DDN-OD 0 5 8 RM

PKPN - MPMP Deptan 633 0 0 RM

Pengemb. Dan

Budidaya Ayam

Buras 1'

Deptan 0 57 0 JBIC

Pengemb. Tambak

Rakyat1)

DEPK

Perikanan 0 55 0 JBIC

2. PENDIDIKAN 2.923 2.054 1.066 Beasiswa dan DBO

Depdikbud

Dikdasmen

1.138 1.209 667 RM.WB,

ADB

Beasiswa dan DBO

Dikti1) Depdikbud 338 309 0 RM

BOP SD/MI

Depdikbud, Depag &

DDN-OD

959 536 399 RM

Rehabilitas dan

Bantuan Pemb. SD 852 - - RM

iljlESl||i|N:: i |

->2.2p|||

liliiili

illi>-^

JPS-BK2) Depkes 1.043 1.030 867 ADB.RM

PS Bidang Sosial2) Depkes/BK

SN 92 102 68

ADB,

RM Bantuan

Pembangunan

Sarana Kesehatan

Depkes 721 0 0 RM

PMT-AS Lirttas

Sektor 41tf;'::;-

-^S5^ :

v;™345 RM

4. PENCIPTAAN

LAPANGAN KERJA

PRODUKTIF

2.045 1,000 .::-44t:.

PDKMK Depnaker 597 0 0 RM

P3T Depnaker 399 0 0 RM

Padat Karya

(23)

Tabel 1.1 (Lanjutan)

Program-Program JPS, Pengelola Program serta Alo dan Sumber Dana Tahun 1998/1999 - 2000

Bidang Intervensi Program

Instansi

Pengelola

Di Pusat

Alokasi Dana (Milyar Rupiah)

Sumber Dana Tahun '98/'99 Tahun '99/'00 Tahun '00 PKSPU-CK (1998/99VKKP3

Depkim-praswil 559 850 3.666 RM

PKPP

Depkim-Raswil 0 150 75 RM

5. DANA

PEMBER-DAYAAN MASYA RAKAT

1.701 792 435

PDM-DKE 3) DDN-OD 1.701 792 435 RM

TOTAL ANGGARAN

JPS (Pembangunan) 9.573 5.645 3.230

Subsidi Beras

Program (PK)

Anggaran Rutin

5.450 6.235 2.232

TOTAL ANGGARAN 15.023 11.880 5.4662

Sumber: Wahid et a/., (2001: 24-25).

Keterangan:

RM = Rupiah Murni, WB = Word Bank, ADB = Asian Development Bank

1) Program Pengembangan Ayam Buras, Pengembangan Tambak Rakyat dan

Beasiswa dan DBO Dikti dilaksanakan sebagai program reguler pada tahun 2000.

2) Alokasi dana untuk dua program yang dibiayai oleh Project Loan ADB ini digunakan tidak terbatas pada priode tahun anggaran. Alokasi dana untuk tahun 2000 baru

digunakan pada akhir tahun anggaran yang bersangkutan.

3) Program PKP, PKPP dan PDM-DKE tidak dilaksanakan pada tahun 1999/2000,

karena keterbatasan anggaran.

Pelaksanaan program PMT-AS di Propinsi Riau telah berjalan

semenjak program ini dimulai, tepatnya tahun anggaran 1996/1997.

Sebagai gambaran umum pelaksanaan program PMT-AS di Propinsi Riau

dapat dilihat pada tabel 1.2. Berdasarkan data yang diperiihatkan pada

tabel 1.2 tersebut, dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan program PMT-AS

di Propinsi Riau mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan

[image:23.595.78.512.26.578.2]
(24)

11

yang diikuti dengan peningkatan jumlah anggaran yang dikeluarkan oleh

negara.

Tabel 1.2

Pelaksanaan Program PMT-AS di Propinsi Riau

Tahun Anggaran Sasaran SD/MI Jumlah Siswa Jumlah Desa Jumlah Dana/Per-Sisiswa Sumber Dana

1996/1997 880 130.524 460 3.162.376.000/

@250

RAPBN

1997/1998 1.425 236.199 652 6.917.398.000/

@250

RAPBN

1998/1999 1.464 257.125 652 13.496.101.000/

@350

RAPBN

1999/2000 1.611 272.940 713 13.384.655.000/

@400

RAPBN

2000/2001 1.805 305.450 812 13.852.342.000

@750

RAPBN

dan

RAPBD

2001/2002 2.015 452.65 956 14.171.425.000

@850

RAPBN dan RAPBD

Sumber: Forum Komunikasi PMT-AS Propinsi Riau, tahun 2002.

Oleh karena adanya anggapan yang muncul bahwa anggaran yang

diberikan oleh Pemerintah Pusat belum mencukupi, maka masing-masing

Pemerintah Kabupaten/Kota mengambil langkah dengan mengalokasikan

dana tambahan untuk melaksanakan program PMT-AS yang diambil dari

RAPBD.

Besarnya dana tambahan yang

dikeluarkan oleh setiap

(25)

12

pelaksanaan program PMT-AS dapat dilihat pada tabel 1.3 di halaman di

bawah ini.

Tabel 1.3

Dukungan Dana RAPBD Pemerintah Kabupaten/Kota dalam Menunjang Program PMT-AS di Propinsi Riau

No. Kabupaten/

Kota

Tahun Anggaran

1996/ 1997

1997/

1998 1998/1999 1999/2000

1. Bengkalis - - 826.690.40 836.340.40

2. Kepri - - 1.288.100.00 1.320.100.00

3. Kampar - - 75.000.00 130.000.00

4. Inhu 25.000.00 50.000.00 30.000.00 250.000.00

5. Inhil - - - 25.000.00

6. Pekanbaru - 10.000.00 10.000.00 38.365.00

7. Batam - 55.000.00 50.000.00 65.000.00

8. Propinsi Riau - 200.000.00 150.000.00 200.000.00

JUMLAH 25.000.00 315.000.00 2.429.790.40 2.864.805.40

Sumber: Forum PMT-AS Propinsi Riau, tahun 2000.

Khususnya untuk Kabupaten Pelalawan yang merupakan lokasi

penelitian ini, program PMT-AS dilaksanakan semenjak program ini

dilaksanakan dari tahun anggaran 1996/1997 hingga tahun anggaran

1999/2000 dilaksanakan di Kabupaten Kampar (sebelumnya

merupakan

Kabupaten Induk). Namun, semenjak tahun anggaran 2000/2001 sudah

(26)

13

sasaran siswa, dan lokasi program PMT-AS di Kabupaten Pelalawan

dapat dilihat pada tabel 1.4.

Tabel 1.4

Alokasi Anggaran dan Lokasi Program PMT-AS di Kabupaten Pelalawan Tahun 2001/2002- 2002/2003

No. Tahun

Anggaran

Jumlah Kecamatan/

Desa/Kel.

Jumlah SD/MI/

Ponpes

Jumlah Siswa

Jumlah

Anggaran

,1. 2001/2002 10/57 106 15.945 918.486.600

2. 2002/2003 10/88 174 21.292 1.280.969.200

Sumber: Kantor Pembangunan Masyarakat Desa Kabupaten Pelalawan,

tahun 2002.

Pada tahun anggaran 2001/2002 sekolah dasar negeri yang

terpilih melalui seleksi ditingkat Kecamatan Langgam (lokasi penelitian ini)

dan kemudian diterbitkan Surat Keputusan Bupati Pelalawan sebagai

penerima dana bantuan program PMT-AS dapat dilihat pada tabel 1.5"

(27)

Tabel 1.5

Sekolah Dasar Negeri Penerima Dana Bantuan

Program PMT-AS di Kecamatan Langgam tahun 2001/2002

No. Nama Sekolah Desa Lokasi

1. SD Negeri No. 002 Tambak Sedang

2. SD Negeri No. 004 Sotol Sulit

3. SD Negeri No. 006 Segati Sedang

4. SD Negeri No. 007 Penarikan Sulit 5. SD Negeri No. 010 Pkl.Gondai Sulit 6. SD Negeri No. 013 Langkan Sedang 7. SD Negeri No. 016 Penarikan Sedang

8. SD Negeri No. 025 Tambak Sedang

Sumber: Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Pelalawan, tahun 2002.

14

Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan pada bulan Agustus

2001, ditemukan beberapa fenomena yang mengindikasikan bahwa

pelaksanaan program PMT-AS belum sepenuhnya dikelola secara efektif

dan efisien sesuai dengan petunjuk pelaksana dan teknis yang telah

ditetapkan oleh pemerintah. Ketidakefektifan tersebut dapat dilihat baik

pada

aspek

perencanaan,

pelaksanaan,

maupun

pada

aspek

pengawasannya. Berangkat dari kondisi tersebut, penelitian ini difokuskan

untuk mengungkap secara empirik tentang efektivitas manajemen

program PMT-AS serta pengaruhnya terhadap mutu penyelenggaraan

pendidikan. Melalui penelitian ini diharapkan tujuan dan sasaran program

PMT-AS dapat tercapai secara optimal, sehingga dana yang dikeluarkan

(28)

15

pihak pengelolanya. Mengacu pada segala permasalahan dan hambatan

yang ditemui dalam program PMT-AS pada tingkat sekolah, tahap

selanjutnya

adalah

mengembangkan

alternatif

strategi

untuk

meningkatkan efektivitas manajemen program PMT-AS pada masa

datang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang

masalah di atas, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini secara

umum dapat dirumuskan sebagai berikut.

"Bagaimanakah Efektivitas Manajemen Program Pemberian Makanan

Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan Pengaruhnya terhadap Mutu

Penyelenggaraan

Pendidikan

pada

Sekolah

Dasar Negeri

di

Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau?"

Berdasarkan rumusan umum masalah yang dikemukakan di atas,

selanjutnya dijabarkan secara khusus pokok-pokok masalah yang akan

dianalisis melalui penelitian ini yaitu:

(1) Bagaimanakah gambaran umum tentang efektivitas manajemen

program PMT-AS pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan

Langgam Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, ditinjau dari aspek

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

(2) Bagaimanakah

gambaran

tentang

mutu

penyelenggaraan

(29)

16

Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, ditinjau dari aspek tingkat

absensi siswa, tingkat drop-out siswa, tingkat tinggal kelas siswa,

derajat kesehatan siswa, dan prestasi hasil belajar siswa.

(3) Berapa besarkah pengaruh efektivitas manajemen program

PMT-AS terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan pada Sekolah

Dasar Negeri di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan

Propinsi Riau.

(4) Bagaimanakah

gambaran

tentang

Kekuatan

(Strengths),

Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan Ancaman

(Threats) - SWOT - dari pelaksanaan program PMT-AS pada

Sekolah Dasar di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan

Propinsi Riau.

(5) Berdasarkan hasil analisis SWOT, bagaimanakah alternatif

strategi manajemen program PMT-AS pada Sekolah Dasar Negeri

di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan batasan dan fokus masalah yang telah diungkapkan

sebelumnya, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

dan menganalisis secara empirik tentang Efektivitas Manajemen Program

Pemberian

Makanan

Tambahan

Anak

Sekolah

(PMT-AS)

dan

Pengaruhnya terhadap Mutu Penyelenggaraan Pendidikan yang

(30)

17

Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, yang telah dilaksanakan sejak tahun

1996/1997 sampai dengan tahun 2001/2002.

Secara khusus tujuan penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut.

(1) Untuk

memperoleh

gambaran

umum

tentang

efektivitas

manajemen program PMT-AS pada Sekolah Dasar Negeri di

Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, ditinjau

dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

(2) Untuk memperoleh gambaran tentang mutu penyelenggaraan

pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam

Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, ditinjau dari aspek tingkat

absensi siswa, tingkat drop-out siswa, tingkat tinggal kelas siswa,

derajat kesehatan siswa, dan prestasi hasil belajar siswa.

(3) Untuk

mengetahui

seberapa

besar

pengaruh

efektivitas

manajemen program PMT-AS terhadap mutu penyelenggaraan

pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam

Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau.

(4) Untuk

menjelaskan

gambaran

umum

tentang

Kekuatan

(Strengths), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan

Ancaman (Threats) - SWOT- dari pelaksanaan program PMT-AS

pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam Kabupaten

(31)

18

(5) Untuk mengembangkan alternatif strategi manajemen program

PMT-AS pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam

Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengungkap

aspek-aspek penting yang berkaitan dengan efektivitas manajemen dan manfaat

program dari pelakasanaan

program PMT-AS.

Hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun

secara praktis. Secara teoretis hasil penelitian ini dimaksudkan untuk

memperkaya khazanah keilmuan, khususnya dalam bidang administrasi

pendidikan sebagai landasan konseptual dalam upaya meningkatkan

mutu penyelenggaraan pendidikan. Hasil penelitian ini juga diharapkan

dapat dikembangkan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian

lebih lanjut.

Secara praktis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan sumbangan pemikiran dalam upaya lebih menyempumakan

dan memperbaiki pelaksanaan program PMT-AS pada masa yang akan

datang. Sumbangan pemikiran tersebut dapat dijadikan sebagai kerangka

acuan bagi pihak-pihak yang terkait baik secara langsung, maupun tidak

langsung,

misalnya Pemerintah Daerah,

Kepala

Dinas Pendidikan

(32)

19

atau Dewan/Komite Sekolah, Bidan Desa, dan pihak lain yang terkait

dalam pelaksanaan program PMT-AS.

E. Asumsi

Dalam

upaya menjelaskan

bagaimana

pengaruh

efektivitas

manajemen

program

PMT-AS

terhadap

mutu

penyelenggaraan

pendidikan yang merupakan pokok permasalahan dalam penelitian ini

berikut dikemukakan beberapa asumsi yaitu:

(1) Efektivitas pada dasarnya menunjukkan kepada suatu ukuran

tingkat kesesuaian antara hasil yang dicapai (acheivment,

observed output) dengan hasil yang diharapkan sebagaimana

ditetapkan, (Abin Syamsudin Makmun, 1996).

(2) Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas suatu organisasi

meliputi: (a) Karakteristik organisasi; (b) Karakteristik lingkungan;

(c) Pekerja; dan (d) Kebijakan manajemen dalam mengelola

organisasi, ( Richard M. Steers dalam Muhyadi, 1989: 297).

(3) Program PMT-AS merupakan salah satu Program Perluasan

Jaring Pengaman Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat

(PJPS-PM) yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan fisik siswa

melalui perbaikan gizi dan kesehatan, sehingga dapat mendorong

minat dan kemampuan belajar untuk meningkatkan prestasi

belajarnya dalam rangka menunjang tercapainya wajib belajar

(33)

20

(4) Mutu

penyelenggaraan

pendidikan

merupakan

kemampuan

sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan effisien

terhadap komponen yang berkaitan dengan sekolah, sehingga

menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut

standar yang berlaku, (Direktorat Pendidikan Dasar, 1994: 7).

(5) Peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan dapat dilakukan

berdasarkan TQM (Total Quality Management) yang merupakan

suatu pendekatan dalam menjalankan

program/usaha yang

mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui

perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan

lingkungannya, (Tjiptono dan Diana, 1995: 4).

F. Hipotesis

Mengacu pada latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan

penelitian, serta dalam upaya memberikan arah yang lebih jelas pada

penelitian ini, maka dirumuskan hipotesis kerja sebagai berikut:

"Terdapat pengaruh positif yang signifikan efektivitas manajemen

program PMT-AS terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan pada

Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan

Propinsi Riau."

Berdasarkan rumusan hipotesis tersebut di atas, hubungan antara

variabel yang dianalisis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

(34)

EFEKTIVITAS MANAJEMEN

PROGRAM PMT-AS (X)

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengawasan

MUTU PENYELEN

PENDIDIKA Absensi

. DO

Tinggal Kelas

Kesehatan

> Prestasi Belajar

Gambar 1.1 : Model Hubungan antarVariabel Penelitian

G. Kerangka Berpikir Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif dan kualitatif yang akan dijelaskan lebih lanjut pada bab III dari

tesis ini. Dalam upaya lebih memahami fokus penelitian secara lebih tajam

pembahasan berikut ini akan menjelaskan kerangka berpikir penelitian

yang merupakan "Fundamental image a dicipline has ofits subject metter

yaitu suatu pandangan mendasar suatu disiplin ilmu tentang apa yang

menjadi pokok persolan yang semestinya dipelajari," (Supriadi 1998:12).

Kerangka berpikir penelitian disusun dengan cara merumuskan,

menggolongkan dan menghubungkan eksemplar, teori-teori,

metode-metode, dan seluruh informasi yang terdapat di dalamnya. Dalam

pelaksanaan penelitian ini kerangka berpikir penelitian digunakan untuk

menunjukkan konsepsi dasar mengenai aspek realitas tentang apa dan

bagaimana pengaruh antara efektivitas manajemen program PMT-AS

(35)

22

Penelitian ini berfokus pada efektivitas manajemen program

PMT-AS, dan pengaruhnya terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan di

sekolah dasar. Program PMT-AS

pada dasarnya merupakan gerakan

nasional yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan fisik siswa SD/MI

dan Pondok Pesantren negeri dan swasta melalui perbaikan gizi dan

kesehatan, sehingga dapat mendorong minat dan kemampuan belajar

siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya dalam rangka menunjang

tercapainya program wajib belajar pendidikan sembilan tahun.

Siswa merupakan raw input dalam penyelenggaraan pendidikan,

kualitas input akan menentukan kualitas proses dan kuatitas output yang

dihasilkan. Keberhasilan program PMT-AS dalam mencapai tujuannya

yaitu

meningkatkan

ketahanan

fisik,

sehingga

dapat mendorong

kemampuan belajar siswa sebagai raw input akan berpengaruh terhadap

kualitas proses dan kualitas hasil belajar yang juga merupakan salah satu

indikator dari mutu penyelenggraan pendidikan.

Program PMT-AS merupakan program lintas sektoral, maka

penanganannya memerlukan suatu bentuk koordinasi yang terpadu.

Keberhasilan program PMT-AS sangat tergantung partisipasi, koordinasi,

dan pengawasan serta pembinaan dari berbagai pihak terkait. Di samping

itu, faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan program

ini adalah kemampuan kepala sekolah (sebagai penanggung jawab

(36)

23

dengan guru, Pengurus BP3, Tim Penggerak PKK Desa, Bidan Desa, dan

Kepala Desa.

Perwujudan dari pengelolaan program PMT-AS meliputi aspek

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Idealnya setiap

masing-masing fungsi menajemen tersebut harus dilakukan dengan prinsip-prinsip

menurut teori manajemen modern yang bermuara pada optimalisasi, yaitu

dikelola secara efektif dan efisien. Bila tidak dikelola secara efektif, maka

tujuan dari program PMT-AS tidak akan tercapai secara optimal dan

program ini akan tidak membawa pengaruh ataupun dampak apa-apa

terhadap peningkatan ketahanan fisik dan kesehatan siswa, termasuk

mutu penyelenggaraan pendidikan.

Pandangan

menyeluruh tentang

keterkaitan antara komponen-konponen yang merupakan fokus penelitian

ini dapat lihat pada kerangka berpikir yang digambarkan halaman

(37)

24

— i

KURIKULUM TENAGA PENGAJAR SARANA

INSTRUMENTAL INPUT

• -* ,

o

3

RAW INPUT

(SISWA) PROSES

*k OUTPUT

IQ&EQ Minat

Motivasi Kesehatan

Kegiatan Belajar Mengajar [J_| J^

Hasil Belajar

MUTU PENYELENGARAAN PENDIDIKAN

•*»

^T

x \3a3t

v a PROGRAM

PMT-AS

ENVIRONMENTAL INPUT

Sumber Daya

Manajemen

Gambar 1.2

Paradigma Penelitian Efektivitas Manajemen Program PMT-AS dan

(38)
(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini memiliki tujuan operasional untuk

mendeskripsikan efektivitas manajemen program PMT-AS yang

dilaksanakan pada sekolah dasar negeri serta menganalisis pengaruhnya

terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan, khususnya yang berkaitan

dengan mutu siswa sebagai sasaran program. Tahap selanjutnya dari

penelitian ini adalah mengembangkan strategi alternatif manajemen

program PMT-AS dengan cara menganalisis faktor-faktor internal dan

eksternal kelembagaan (sekolah), baik itu yang mendukung ataupun

menghambat pelaksanaan program. Dalam upaya mencapai tujuan

tersebut di atas, penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode

deskriptif yang datanya diperoleh melalui kegiatan survey.

Metode deskriptif diterapkan untuk mengggambarkan secara

sistematis, faktual, dan akurat mengenai efektivitas manajemen program

PMT-AS dan mutu penyelenggraan pendidikan berdasarkan fakta-fakta

yang diketemukan pada saat program tersebut dilaksanakan. Proses

pengungkapan fakta dilakukan dengan cara mengakumulasi data dasar

yang diperoleh melalui survey terhadap guru, kepala sekolah, dan

pihak-pihak lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan program PMT-AS. Data

lainnya yang juga dijadikan sebagai bahan untuk dianalisis adalah

(40)

80

dokumen-dokumen yang terkait dengan program PMT-AS dan mutu

penyelenggaraan pendidikan, baik itu dokumen yang tersaji dalam bentuk

arsip ataupun dalam bentuk buku pedoman.

Berdasarkan tipe data yang akan dianalisis, penelitian ini

dilaksanakan dengan menggunakan dua pendekatan yaitu penelitian

kuantitatif dan penelitian kualitatif. Data dalam penelitian kuantitatif

diperoleh dengan melakukan pengukuran variabel melalui penyebaran

kuesioner. Data dalam penelitian kualitatif diperoleh dengan melakukan

wawancara dan analisis dokumen. Pendekatan analisis kuantitatif

diterapkan untuk mendeskripsikan tingkat efektivitas manajemen program

PMT-AS serta pengaruhnya terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan

yang dijelaskan dengan menggunakan teknik statistik deskriptif dan

analisis korelasional. Pendekatan analisis kualitatif diterapkan untuk

mengungkapkan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman yang selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam

mengembangkan alternatif strategi manajemen program PMT-AS.

B. Definisi Operasional Variabel

Terdapat dua variabel yang akan di analisis dalam penelitian ini

yaitu efektivitas manajemen program PMT-AS dan mutu penyelenggaraan

pendidikan. Secara rinci definisi operasional dari kedua variabel tersebut

(41)

81

1. Efektivitas Manajemen Program PMT-AS

Efektivitas berhubungan dengan keberhasilan dalam mencapai

suatu tujuan yang pada dasarnya menunjukkan suatu ukuran tingkat

kesesuaian antara hasil yang dicapai (achievement, observed outputs)

dengan hasil yang diharapkan (objectives, targets, intended outputs).

Efektivitas manajemen lebih mengarah pada bagaimana proses dan

fungsi manajemen dilaksanakan melalui proses penataan sumber daya

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan

bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut

serta di dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam konteks

pelaksanaan program PMT-AS di sekolah, efektivitas manajemen

dijelaskan berdasarkan dimensi dan indikator yaitu:

(1) Perencanaan yang meliputi: (a) Proses perumusan program; (b)

Persiapan sarana penunjang; (c) Penentuan kelompok kerja; (d)

Pelatihan kelompok kerja; (e) Jadwal pemberian makanan; (f)

Penentuan daftar jenis makanan; (g) Pendataan siswa setiap kelas;

(h) Ketersediaan buku pedoman pelaksanaan; (i) Sosialisasi.

(2) Pelaksanaan yang meliputi: (a) Prosedur pencairan dana; (b)

Pencatatan status gizi (KMS); (c) Penyediaan sarana/peralatan; (d)

Teknis pemberian makanan; (e) Frekuensi/jumlah hari makanan; (f)

Pemberian obat cacing; (g) Pelaksanaan Imunisasi; (h)

(42)

82

(3) Pengawasan yang meliputi: (a) Penyampaian laporan

pertanggungjawaban; (b) Bimbingan; (c) Pembinaan; (d) Evaluasi

keberhasilan.

2. Mutu penyelenggaraan pendidikan

Mutu menunjukkan suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang

diberikan atau dikenakan kepada barang (products) dan/atau jasa

(sew'ces) tertentu berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot dan atau

kinerja. Penyelenggaraan pendidikan adalah segala bentuk proses

pelaksanaan pendidikan di sekolah yang berlangsung sesuai dengan

prosedur dan waktu yang telah ditetapkan tercermin dari kemampuan

sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap

komponen-komponen yang berkaitan dengan program pendidikan

(input-proses-output), sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap

komponen-komponen tersebut. Dalam penelitian ini mutu penyelenggaraan

pendidikan dibatasi pada komponen siswa sebagai raw input dalam

penyelenggaraan pendidikan yang diukur dengan menggunakan dimensi

dan indikator yaitu:

(1) Tingkat absensi siswa;

(2) Tingkat drop-out siswa;

(3) Tingkat tinggal kelas siswa;

(4) Derajat kesehatan siswa;

(43)

83

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada sekolah dasar negeri yang berada di

di Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau yang telah

mendapat program PMT-AS sejak tahun pelajaran 1996/1997 sampai

dengan tahun 2001/2002. Penatapan lokasi penelitian didasarkan pada

pertimbangan karakteristik kelayakan obyek dan lokasinya bisa dijangkau.

Adapun lokasi penelitian meliputi delapan Sekolah Dasar Negeri yaitu:

(1) SDN No. 002 Tambak;

(2) SDN No. 004 Sotol;

(3) SDN No. 006 Segati;

(4) SDN No. 007 Penarikan;

(5) SDN No. 010 Pangkalan Gondai;

(6) SDN No. 013Langkan;

(7) SDN No. 016 Penarikan;

(8) SDN No. 025 Tambak.

Kaitannya dengan proses pengumpulan data, responden yang

dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan

kepala sekolah. Karena jumlah populasi sekolah yang relatif sedikit yaitu

hanya ada delapan sekolah, maka teknik pengambilan sampel pada

tingkat sekolah menggunakan total sampling atau secara sensus, dimana

semua guru dan kepala sekolah dijadikan sebagai sampel penelitian.

Untuk lebih melengkapi data yang diperoleh melalui sekolah dilakukan

(44)

pelaksanaan program PMT-AS seperti, Kepala Cabang Dinas Pendi

Pengawas TK/SD, Kepala Desa, BP3, Bidan Desa, siswa dan orang tua

siswa, dan anggota PKK.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan, data yang

akan dianalisis dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif dan

kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa hasil pengukuran

ekektivitas manajemen program PMT-AS dan mutu penyelenggraan

pendidikan. Data kualitatif merupakan gambaran empirik tentang

lingkungan internal dan eksternal kelembagaan (sekolah) baik itu yang

sifatnya yang mendukung program, maupun yang sifatnya menghambat

program PMT-AS meliputi: Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness),

Peluang (Opprotunity), dan Ancaman (Threats).

Pengukuran efektivitas manajemen dan mutu penyelenggraan

pendidikan dilaksanakan dengan cara menyebarkan kuesioner terhadap

56 orang guru sebagai responden penelitian. Keberadaan kuesioner

dalam penelitian ini diarahkan untuk mengungkap hasil penilaian guru

terhadap kedua variabel penelitian tersebut. Walaupun hasil pengukuran

pada tingkat individual masih bersifat subyektif, namun refleksi dari

sejumlah hasil penilaian guru diharapkan mampu menunjukkan tingkat

(45)

85

obyektif sehingga layak untuk dianalisis sebagai dasar dalam

pengambilan kesimpulan.

Teknik pengumpulan data kualitatif yang juga dilaksanakan dalam

penelitian ini adalah melalui wawancara. Prosesnya dilakukan dengan

mengajukan sejumlah pertanyaan untuk mengungkap informasi secara

langsung terutama dari kepala sekolah sebagai penanggungjawab

pelaksanaan program PMT-AS di tingkat sekolah. Agar kebenaran dan

objektivitas hasil penelitian ini bisa dipertanggungjawabkan, dilakukan

proses "audit trail" yaitu melakukan pemeriksaan ulang dan sekaligus

melakukan konfirmasi untuk meyakinkan bahwa data yang diperoleh

dapat dipercaya dan sesuai dengan kenyataan. Untuk memenuhi

objektivitas tersebut diakukan langkah-langkah berikut: (1) Data mentah

yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi

direkavitulasi dalam catatan lapangan secara lengkap; (2) Sebelum data

mentah dianalisis, terlebih dahulu diseleksi dan disusun secara sistematis

sesuai dengan kebutuhan analisis; (3) Membuat sintesis data, berupa

kesesuaian antara tema dengan tujuan penelitian, kemudian

menafsirkannya sebagai bahan untuk melakukan analisis lebih lanjut.

E. instrumen Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian dan jenis data yang akan dianalisis,

penelitian ini menggunakan dua bentuk instrumen sebagai alat pengumpul

(46)

86

wawancara. Kuesioner sebagai alat pengumpul disusun dalam butir-butir

pertanyaan berdasarkan definisi operasional untuk masing-masing

variabel penelitian. Proses penyusunan kuesioner dilakukan melalui

tahapan sebagai berikut: (1) Merumuskan dimensi dan indikator

pengukuran variabel, hasil perumusan tersebut secara lengkap dapat

dilihat pada lampiran-1; (2) Mengungkapkan setiap indikator dalam bentuk

pertanyaan yang disusun dalam bentuk multiple choise dengan empat

alternatif jawaban, butir-butir pertanyaan yang diajukan secara lengkap

dapat dilihat pada lampiran-1; dan (3) Memberikan bobot kepada setiap

alternatif jawaban dengan skala skor 1 sampai dengan 4 sehingga

diperoleh ukuran kuantitatif untuk setiap variabel penelitian.

Dalam upaya mendapatkan hasil penelitian yang akurat, instrumen

sebagai perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian

diuji coba terlebih dahulu. Ujicoba instrumen penelitian ini dilaksanakan

dengan tujuan untuk menguji validitas dan menghitung tingkat reliabilitas

sebagai alat ukur dari setiap variabel yang akan dianalisis dalam

penelitian ini. Pengujian validitas dan perhitungan reliabilitas instrumen

dilaksanakan melalui tiga tahapan proses berikut: (1) Mengujicobakan

rancangan instrumen yang disusun terhadap 20 orang responden yang

telah ditetapkan sebagai sampel ujicoba; (2) Menguji validitas dari setiap

butir soal untuk masing-masing variabel penelitian; dan (3) Menghitung

(47)

87

Pengujian validitas dilakukan terhadap setiap butir soal instrumen

untuk masing-masing variabel penelitian. Validitas butir soal dinyatakan

dengan menggunakan koefisien korelasi antara skor butir soal dengan

skor total variabel (rit). Hasil pengujian ditetapkan dengan membandingkan

Trt hasil perhitungan dengan nilai kritis rtabei. butir soal dinyatakan valid

apabila r# > rtabei, butir soal dinyatakan tidak valid apabila rit < rtabei.

Korelasi antara skor butir dengan skor total dihitung dengan

menggunakan Korelasi Product Moment Pearson, (Suharsimi, 1993:160).

n £(X*,) - (Zx,)(2;x,)

r« =

V {n IX,2 - (SXi)2}{n IX,2 - (EX,)2}

^ = koefisien korelasi skor butir soal dengan skor total

n = jumlah responden X, = skor butir soal ke-/ Xf = skor total

Nilai rtabei ditentukan berdasarkan tabel nilai-nilai r Product Moment

untuk n = 20 yaitu sebesar 0,444, Sugiyono, (1999: 213). Dengan

demikian dapat ditetapkan bahwa butir soal yang valid adalah butir soal

yang mempunyai koefisien korelasi dengan skor totalnya lebih besar dari

0,444.

Tahap selanjutnya dari proses pengujian instrumen (kuesioner)

adalah perhitungan reliabilitas merupakan tingkat kemantapan, keajegan,

atau stabilitas data yang diperoleh dari hasil pengukuran. Reliabilitas

dihitung mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang

mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas instrumen

(48)

88

reliabilitas semakin tinggi pula tingkat stabilitas data yang diperoleh

melalui instrumen tersebut. Proses perhitungan reliabilitas instrumen

dilakukan setelah sebelumnya menghilangkan butir-butir soal dalam

instrumen yang tidak valid (jika ada) berdasarkan hasil uji validitas. Sesuai

dengan tipe instrumen yang disusun, koefisien reliabilitas dihitung dengan

teknik Belah Dua (Split half) yang dianalisis dengan rumus Spearman

Brown. Prosesnya dilakukan dengan membagi butir-butir instrumen

dibelah menjadi dua kelompok yaitu kelompok instrumen dengan ganjil

dan kelompok genap. Skor data tiap kelompok disusun, masing-masing

kelompok skor tiap butirnya dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total

untuk masing-masing belahan. Tahap selanjutnya dihitung koefisien

korelasi antara skor kelompok ganjil dan skor kelompok genap dengan

menggunakan rumus Korelasi Product Moment Pearson. Sedangkan

koefisien reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan rumus

Spearman Brown, Sugiono, (1999: 109) berikut:

2rK r,

1+rb

T, = koefisien reliabilitas internal

Tb = koefisien korelasi antara skor ganjil dengan skor genap

Sementara itu, dalam upaya mendukung kebsahan data yang

diperoleh melalui wawancara yang dilakukan terhadap berbagai sumber

menerapkan langkah-langkah berikut: (1) Triangulasi, yaitu mengecek

kebenaran data dan infromasi dengan membandingkan dengan sumber

(49)

89

sejawat yang memiliki pengetahuan berkenaan dengan temuan data dan

informasi yang ditemukan dari lapangan; dan (3) Mengadakan member

check, dimana pada setiap akhir wawancara tentang suatu topik

disimpulkan secara bersama, sehingga perbedaan persepsi tentang suatu

masalah bisa dihindari.

Variabel percaya efektivitas manajemen program PMT-AS dalam

penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari 32

butir pertanyaan. Secara lengkap butir-butir pertanyaan tersebut dapat

dilihat pada lampiran-1. Berdasarkan hasil ujicoba yang dilakukan

terhadap 20 orang responden diperoleh nilai koefisien korelasi antara skor

butir dengan skor total bervariasi antara 0,458 sampai dengan 0,825.

Proses perhitungan dalam pengujian validitas tersebut dapat dilihat pada

lampiran 2A. Tidak ditemukan angka koefisien korelasi yang lebih kecil

dari nilai kritisnya (0,444). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

semua butir soal yang digunakan untuk mengukur variabel efektivitas

manajemen program PMT-AS dinyatakan valid. Hasil perhitungan

koefisien reliabilitas yang diperiihatkan pada lampiran 2-B menujukkan

angka 0,921 yang menunjukkan instrumen tersebut memiliki tingkat

stabilitas yang tinggi.

Variabel mutu penyelenggaraan pendidikan dalam penelitian ini

diukur dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari 15 butir

pertanyaan. Secara lengkap butir-butir pertanyaan tersebut dapat dilihat

(50)

90

orang responden diperoleh nilai koefisien korelasi antara skor butir

dengan skor total bervariasi antara 0,469 sampai dengan 0,711. Proses

perhitungan dalam pengujian validitas tersebut dapat dilihat pada lampiran

3A. Tidak ditemukan angka koefisien korelasi yang lebih kecil dari nilai

kritisnya (0,444). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir

soal yang digunakan untuk mengukur variabel mutu penyelenggaraan

pendidikan dinyatakan valid. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas yang

diperiihatkan pada lampiran-3B menujukkan angka 0,893 yang

menunjukkan instrument tersebut memiliki tingkat stabilitas yang tinggi.

Pedoman wawancara yang digunakan untuk mengungkap data

tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan acaman terhadap

pelaksanaan program PMT-AS disusun dalam format pertanyaan serta

lembar kerja hasil wawancara sebagaimana diperiihatkan dalam

Lampiran-1. Lembar kerja hasil wawancara, merupakan format yang

disediakan untuk mengungkapkan data yang telah melalui proses tahap

awal. Informasi yang dituangkan dalam lembar kerja merupakan hasil

reduksi data mentah serta sintesis dari catatan-catatan yang diperoleh di

lapangan juga hasil analisis dokumen. Data pada lembar kerja inilah yang

selanjutnya akan dianalisis untuk memperoleh kesimpulan penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Dalam upaya mencapai tujuan penelitian sebagaimana

(51)

91

analisis data kualitatif dan kuantitatif. Teknik analsis data kuantitatif

diterapkan untuk mendeskripsikan variabel efektivitas manajemen

program PMT-AS dan mutu penyelenggraan pendidikan serta menguji

pengaruh antar variabel yang dianalisis. Teknik analisis data kualitatif

digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkaitan dengan

pelaksanaan program PMT-AS sebagai dasar dalam mengembangkan

alternatif strategi manajemen program PMT-AS.

1. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini diarahkan untuk

menjelaskan efektivitas manajemen program PMT-AS, mutu

penyelenggaraan pendidikan, dan pengaruh efektivitas manajemen

program PMT-AS terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan. Untuk

mencapai tujuan tersebut digunakan teknik statistik deskriptif dan teknik

statistik inferensial. Statistik deskriptif diterapkan untuk memberikan

gambaran secara spesifik tentang karakteristik dari masing-masing

variabel penelitian. Teknik statistik inferensial digunakan untuk menguji

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.

Analisis deskriptif dilakukan dengan cara menjelaskan

ukuran-ukuran data meliputi skor minimum, skor maksimum, rentang skor,

rata-rata, standar deviasi, dan varians serta menampilkan data dalam bentuk

tabel dan grafik. Teknik perhitungan untuk menjelaskan untukan data

(52)

92

a. Skor minimum (Xmin): adalah skor variabel dengan nilai terendah

yang diperoleh responden.

b. Skor maksimum (Xmax): adalah skor variabel dengan nilai tertinggi

yang diperoleh responden.

c. Rentang skor = Xmin - Xmin.

d. Rata-rata skor:

X = ^—

n

e.

Standar deviasi (s) dan varians skor (s2)

g2 n£X-£x)2

n(n-1)

Analisis inferensial yang digunakan dalam pengujian hipotesis

adalah analisis regresi dan korelasi linear sederhana yang dilakukan

melalui tahapan-tahapan proses sebagai berikut:

a. Menyusun model persamaan regresi linear, (Sudjana, 1996: 8):

Y=a+bX

dimana

(Zyi)(Zx.2)-(2>.>(2>.y.)

a

b =

n5>.2-<!>.>2

nXx.-^x,)2

b. Menguji signifikansi dan linearitas regresi, Sudjana, (1996: 17-19)

(53)

(1). Menghitung nilai-nilai sumber variasi (JK).

JK(T) = ZY2

JK(bla) =bjlXY-(ZX)n(ZY)|

JK(S) = JK(T) - JK(a) - JK(bla)

jk(G) =x|zy2-^£-J

jk(tc) = jk(s)-jk(g)

(2). Menghitung nilai-nilai kwadrat tengah (KT):

KT(bla) KT(S) KT(TC) KT(G) JK(bla) JK(S)

n - 2

JK(TC)

k - 2

JK(G)

n - k

Dimana k = jumlah kelompok skor X

(3). Menyusun tabel Anava untuk pengujian

93

Sumber

Variasi

dk JK KT 'hitung

Total n JK(T)

-Regresi (bla) Residu 1 n-2 JK( bla

Gambar

Tabel 1.1 JPS, (Lanjutan) Pengelola Program

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Penerapan Media Poster untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

perbedaan yang bermakna antara hasil pengukuran SFAR subyek pada kelompok. kasus dan kelompok kontrol dengan nilai

Data tanggapan responden yang diperoleh berupa ceklist. Berikut adalah kriteria penilaian butir soal.. Memberikan skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR. Setelah semua

Apabila bidang tanah sebagaimana dimaksud pada diktum KEDUA sudah dibebaskan dan dikuasai sepenuhnya, maka Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta wajib

Dari pengertian-pengertian mengenai profesi tersebut di atas, berarti unsur terpenting dalam profesi guru adalah penguasaan sejumlah kompetensi sebagai keterampilan atau

Sehubungan dengan Evaluasi Harga untuk pekerjaan Pengadaan Peralatan Jaringan Komputer Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi Dan Informatika Kab. Musi Banyuasin, dan dikarenakan ada

Maka kami bermaksud melakukan klarifikasi kewajaran harga dan klarifikasi harga satuan Sehubungan dengan Evaluasi Harga untuk pekerjaan Pengadaan Peralatan Jaringan Komputer Pada