EFEKTIVITAS MANAJEMEN PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) DAN PENGARUHNYA
TERHADAP MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN (Studi pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam
Kabupaten Pe lalawan Propinsi Riau, Tahun 2002)
Tesis
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
5£
O I e h
M.D. RIZAL 009684
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN UNTUK MENGIKUTI UJIAN TAHAP II
PEMBIMBING I,
PROF. DR. H. Tb. ABIN SY
PEMBIMBING II,
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
KETUA PRORGAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA UPI BANDUNG,
ABSTRAK
EFEKTIVITAS MANAJEMEN PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN
TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) DAN PENGARUHNYA
TERHADAPMUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
(Studi pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam
Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, Tahun 2002)
Salah satu upaya pemerintah untuk peningkatan mutu sumber daya
manusia Indonesia adalah dengan meningkatkan derajat kesehatan dan
upaya perbaikan gizi bagi usia sekolah dasar. Dengan tingginya derajat
kesehatan anak usia sekolah dasar, akan memperkecil angka putus
sekolah dan tinggal kelas, sehingga program wajib belajar sembilan tahun
bisa dituntaskan. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pemerintah
menetapkan kebijakan yaitu melaksanakan program PMT-AS bagi siswa
SD/MI negeri dan swasta serta siswa Pondok Pesantren usia sekolah
dasar yang berada di desa tertinggal dan daerah miskin perkotaan
Penelitian mi bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
efektivitas manajemen program PMT-AS dan pengaruhnya terhadap mutu
penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Kecamatan Langgam
Kabupaten Pelalawan. Tujuan selanjutnya adalah mengembangkan
alternatif strategi
manajemen
program
PMT-AS
dalam
upava
meningkatkan efektivitas pengelolaannya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang menggabungkan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui
teknik kuesioner, dokumen, dan wawancara. Data tentang efektivitas
manajemen program PMT-AS dan mutu penyelenggaraan pendidikan
dikumpulkan melalui kuesioner terhadap 56 responden yaitu semua guru
pmt A TnA°? di,Kecamatan Langgam yang mendapat program
PMT-AS Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini diarahkan untuk
mendeskripsikan data variabel penelitian serta menguji hipotesis Untuk
mengungkapkan hubungan antar variabel penelitian mengunakan teknik
analisis regresi dan korelasi. Pendekatan kualitatif digunakan untuk
mengembangkan alternatif strategi manajemen program PMT-AS denqan
menggunakan teknik SWOT dengan cara mengidentifikasi Kekuatan
(Strength),
Kelemahan (Weakness),
Peluang (Opportunity), dan
Hambatan (Threats).
yh
Hasil analisis data
penelitian
menunjukkan
bahwa fungsi
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan manajemen program
PMT-AS belum sepenuhnya efektif. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
terdapatnya
hubungan
positif yang
signifikan
antara
efektivitas
manajemen dengan mutu penyelenggaraan pendidikan. Peningkatan
efektivitas manajemen memberikan kontribusi positif pada peningkatan
mutu penyelenggaraan pendidikan. Koefisien korelasi 0,554 dan koefisien
ditermmasi 0,307, menunjukkan bahwa 30,7% variasi yang terjadi pada
mutu penyelenggaraan pendidikan dapat dijelaskan oleh efektivitas
ABSTRACT
THE EFFECTIVITY OF MANAGEMENT ON FOOD SUPLEMENT
PROGRAM FOR SCHOOLERS (PMT-AS) AND ITS EFFECTS
ON THE QUALITY OF EDUCATION IMPLEMENTATION
(An Study on A State Elementary Schools In Langgam Subdistric
Pelalawan Regency Province of Riau, Year 2002)
One of government efforts in enhancing the quality of human
resources in Indonesia is by improving the quality of schoolers' health and nutrient. The higher is the quality of schoolers' health, the less is the
number drop-outs and students who are held back a class. This may
result
in the success of nine-year compulsory education program. In
achieving this goal, the government has issued a policy concerning on the
implementation of PMT-AS program for students of both state and private
SD/MI (elementary school) and students of Pondok Pesantren living in
backward districts and urban slum area.
This study is aimed as describing and analysing the effectivity of
management on PMT-AS program and its effect on the quality of
education implementation conducted in Langgam Subdistrict, Pelalawan
Regency. Other objective of this study is to develop an alternative
management strategy on PMT-AS program.
This study utilizes a descriptive method which combines the
qualitative and quantitative approach. This data is obtained by using
questionnaire technique, documents, and interview. Data containing the
effectivity of management of PMT-AS program and the quality of education
implementation is obtained from the questionnaire distributed to 56
respondents. The respondents are teachers of eight state elementary
schools in Langgam Subdistrict where PMT-AS program is carried out.
The quantitative approach in this study is used to describe variable data
and to test the hypothesis. To interpret the correlation among the
variables, regression analysis and correlation are utilized. The qualitative
approach is taken into account to develop an alternative management
strategy on PMT-AS program by using the SWOT technique. This
technique is used to identify Strength, Weakness, Opportunity, and
Threats.
The analysis result indicate that the functions of planning,
operation, and monitoring of the of management of PMT-AS program is
not fully effective. The hypothesis testing results show that there is a
positive relationship which is significant between the effectivity of
management and the quality
of education implementation.
The
improvement of management effectivity contributes positively to the
DAFTAR ISI
ABSTRAK
ABSTRACT
•
KATA PENGANTAR
,,
UCAPAN TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN
v
daftarisi
xjv
DAFTAR TABEL
^
DAFTARGAMBAR w
A A
DAFTAR LAMPIRAN
^
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
15
C. Tujuan Penelitian
16
D. Manfaat Penelitian
18
E. Asumsi
19
F. Hipotesis
20
G. Kerangka Berpikir Penelitian
21
BAB II KAIJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum tentang Administrasi Pendidikan
1. Konsep Dasar Administrasi Pendidikan
25
2. Bidang Garapan Administrasi Pendidikan
27
3. Penerapan Administrasi Pendidikan pada Sekolah Dasar
28
4. Kedudukan Program PMT-AS dalam Administrasi Pendidikan ..
29
5. Program PMT-AS sebagai Kegiatan Pelayanan kepada Siswa .
31
B. Jaringan Pengaman Sosial dan Program PMT-AS
1. Dasar Hukum Pelaksanaan Program PMT-AS
2. Pengertian, Tujuan dan Sasaran Program PMT-AS
38
3. Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Pembinaan
38
dan Pelaporan Program PMT-AS
40
C. Hubungan Pendidikan dengan Kesehatan
1. Relevansi Program PMT-AS terhadap Kesehatan Siswa 45 2. Program Perbaikan Gizi untuk Menunjang Aktivitas Anak
Sekolah 51
3. Komposisi Gizi Usia Anak Sekolah Dasar/MI 52
D. Konsep tentang Efektivitas
1. Konsep Dasar
55
2. Pengukuran Efektivitas
56
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas
59
E. Metoda Analisis SWOT
59
F. Pandangan tentang Mutu Pendidikan
1. Konsep Dasartentang Mutu
51
2. Standar Baku Mutu
62
3. Esensi Mutu dan Standar Ideal Indikator Mutu Pendidikan
Dasar
03
4. Karakteristik Model Sekolah Dasar yang Bermutu di
Masa Depan 63
5. Formula Perhitungan Indikator Mutu Pendidikan Dasar 72
H. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan 76
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
79
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian .... on o u
C. Populasi dan Sampel Penelitian 00
D. Teknik Pengumpul Data
E. Instrumen Penelitian oc
85
F. Teknik Analisis Data
90
G. Prosedur Penelitian
9/
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitia
B. Deskripsi Data Variabel Penelitian
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
gg
xv
105
1. Efektivitas Manajemen Program PMT-AS
106
2. Mutu Penyelenggaraan Pendidikan
113
terhadap Mutu Penyelenggaraan Pendidikan
116
C. Pembahasan Hasil penelitian
130
D. Pengembangan Alternatif Strategi Manajemen Program
PMT-AS
133
1. Analisis Lingkungan Internal
2. Analisis Lingkungan Eksternal
]34
3. Strategi Manajemen Program PMT-AS
^
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA LAM PI RAN-LAMPI RAN
xvi
145
148
151
155
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1 Program-program JPS, Pengelola Program serta Alokasi
dan Sumber Dana Tahun 1998/1999-2000
1.2 Pelaksanaan Program PMT-AS di Propinsi Riau
1.3 Dukungan Dana dari RAPBD Menunjang Program
PMT-AS Di Propinsi Riau Tahun 1996/1997-1999/2000
Halaman
11
12
1.4 Alokasi Anggaran dan Lokasi Program PMT-AS Di
Kabupaten Pelalawan Tahun 2001/2002 - 2002/2003
13
1.5 Sekolah Dasar Negeri Penerima Dana Bantuan Program
PMT-AS Di Kecamatan Langgam Tahun 2001/2002
14
2.1 Daftar Usia Anak Sekolah yang Kekurangan Gizi dan
Vitamin (%) di Beberapa Negara Asia
46
2.2 Hubungan Kondisi Nutrisi dan Kesehatan dengan
BeNar
48
2.3 Daftar Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
(Per-orang/hari)
2.4 Berat Menurut Tinggi untuk Anak Laki-Laki dan Prempuan Indonesia
53
54
2.5 Berbagai Kriteria dalam Mengukur Efektivitas
Organisasi
57
2.6 Standar Nilai Ideal Indikator Mutu Pendidikan Dasar
66
4.1 Karakteristik Sekolah Dasar yang Mendapat Program
PMT-AS di Kecamatan Langgam Berdasarkan Jumlah
Guru, Siswa, dan Rombongan Belajar
100
4.2 Karakteristik Guru Sekolah Dasar Negeri yang Mendapat
Program PMT-AS di Kecamatan Langgam Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
4.3 Perkembangan Jumlah Siswa Sekolah Dasar Negari
yang Mendapat Program PMT-AS di Kecamatan Langgam (1998-2002)
101
102
4.4 Perkembangan Jumlah Siswa Drop-Out dari Sekolah
Dasar Negeri yang Mendapat Program PMT-AS di
Kecamatan Langgam (1998-2002)
103
4.5 Perkembangan Jumlah Siswa yang Tinggal Kelas pada
Sekolah Dasar Negeri yang Mendapat Program PMT-AS
di Kecamatan Langgam (1998-2002)
104
4.6 Rata-rata Jumlah Nilai EBTANAS/UAN pada Sekolah
Dasar Negeri yang Mendapat Program PMT-AS di
Kecamatan Langgam (1998-2002)
4.7 Deskripsi Statistik Skor Perencanaan Program PMT-AS
Berdasarkan Dimensi Perencanaan untuk
Masing-masing Sekolah
4.8 Deskripsi Skor Perencanaan Program PMT-AS
Berdasarkan Dimensi Pelaksanaan untuk Masing-masing
Sekolah4.9 Deskripsi Statistik Skor Pengawasan Program PMT-AS
Berdasarkan Dimensi Pengawasan untuk Masing-masing
Sekolah
4.10 Deskripsi Statistik Skor Variabel Efektivitas Program
PMT-AS untuk Masing-masing Sekolah
4.11 Deskripsi Statistik Skor Variabel Mutu Penyelenggaraan
Pendidikan untuk Masing-masing Sekolah
4.12 Perbandingan Skor Rata-rata Variabel Efektivitas Mana
jemen Program PMT-AS Berdasarkan Perencanaan dengan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan
4.13 Perbandingan Skor Rata-rata Variabel Efektivitas
Manajemen Program PMT-AS Berdasarkan Pelaksanaan
dengan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan
4.14 Perbandingan Skor Rata-rata Variabel Efektivitas Mana
jemen Program PMT-AS Berdasarkan Pengawasan
dengan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan
121
4.15 Perbandingan Skor Rata-rata Variabel Efektivitas Mana
jemen Program PMT-AS dengan Mutu Penyelenggaraan
Pendidikan
122
4.16 Anava untuk Pengujian Signifikansi dan Linearitas
Persamaan Regresi Y = 38,122+ 0.131 X
4.17 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi antara Efektivitas
Manajemen Program PMT-AS (X) terhadap Mutu
Penyelenggaraan Pendidikan (Y)
XIX
125
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.1 Model Hubungan antar Variabel
21
1.2 Kerangka Berpikir Penelitian: Efektivitas Manajemen
Program PMT-AS dan Pengaruhnya terhadap Mutu
Penyelenggaraan Pendidikan
24
2.1 Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
30
4.1 Grafik Garis Perbandingan Skor Rata-rata Variabel Efek tivitas Manajemen Program PMT-AS Berdasarkan
Dimensi Peren-canaan dengan Mutu Penyelenggaraan
Pendidikan 118
4.2 Grafik Garis antara Skor Variabel Efektivitas Manajemen
Program PMT-AS dengan Berdasarkan Dimensi Pelak
sanaan dengan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan
120
4.3 Grafik Garis Skor Variabel Efekrtivitas Manajemen
Program PMT-AS Berdasarkan Dimensi Pengawasan
dengan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan 121
4.4 Grafik Garis Skor Variabel Efektivitas Manajemen
Program PMT-AS dengan Mutu Penyelenggaraan
Pendidikan
123
4.5 Grafik Garis Persamaam Regresi Y = 38,122 + 0,131 X ...
127
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrumen Peneitian 161
2. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Efektivi
tas Manajemen Program PMT-AS 172
3. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Mutu
Penyelenggaraan Pendidikan 177
4. Data Penelitian 180
5. Deskripsi Data Karakteristik Responden
187
6. Deskripsi Data Skor Variabel Efektivitas Manajemen Program
PMT-AS 189
7. Deskripsi Data Skor Variabel Mutu Penyelenggaraan
Pendidikan 191
8. Pengujian Hipotesis Pengarauh Efektivitas Manajemen
Program PMT-AS terhadap Mutu Penyelenggaraan Pendi
dikan 192
9. Matrik Analisis SWOT 193
10. Surat Permohonan untuk mengadakan prasurvey dari
Direktur PPs UPI 195
11. SK Direktur PPs UPI tentang Penunjukan Dosen
Pembimbing Tesis 196
12. Surat izin mengadakan Studi lapangan/Penelitian dari
Direktir PPs UPI 198
13. Surat izin mengadakan Studi lapangan/Penelitian dari
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pelalawan 199
14. Surat izin mengadakan Penelitian dari Kepala Kantor
Cabang Dinas Kecamatan Langgam
200
15. Surat Bukti mengadakan Penelitian di delapan SDN yang
mendapat Program PMT-As di Kecamatan Langgam
201
16. Daftar Riwayat Hidup 209
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada awal abad XXI pembangunan pendidikan di Indonesia
menghadapi tiga tantangan besar, yaitu:
Pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan
dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil
pembangunan
pendidikan yang telah dicapai. Kedua, untuk mengantisipasi era
globalisasi, dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang kompeten agar mampu bersaing dalam
pasar kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, sistem pendidikan nasional dituntut untuk melakukan
perubahan dan penyesuaian sehingga dapat mewujudkan proses
pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keberagaman
kebutuhan/keadaan daerah dan peserta didik, serta mendorong
peningkatan partisipasi masyarakat, (PROPENAS 2000 - 2004, 200V
165).
Menghadapi tantangan di atas, Pemerintah Indonesia merumuskan
visi pembagunan nasional yang merupakan tujuan yang ingin dicapai
yaitu: "Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis,
berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia
yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air,
kesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta memiliki etos
kerja yang tinggi dan berdisiplin,"
(PROPENAS 2000 - 2004, 2001: 9).
Sejalan dengan visi pembangunan nasional tersebut, terdapat
1999-2004
(2001:165),
salah
satunya
(butir
ketujuh)
adalah:
"Mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin secara terarah, terpadu,
dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh
komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal
disertai dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya."
Khusus pendidikan dasar dan prasekolah sasaran yang ingin
dicapai sampai dengan akhir tahun 2004 adalah: "(1) Meningkatnya Angka
Partisipasi Kasar (APK) SD/MI dan SLTP/MTs; (2) Terwujudnya organisasi
sekolah disetiap kebupaten/kota yang lebih demokratis, transparan,
efisien,
terakunkan
(accountable),
serta
mendorong
partisipasi
masyarakat; dan (3) Terwujudnya manajemen pendidikan yang berbasis
sekolah/masyarakat (school/community - based management) dengan
mengenalkan konsep dan merintis pembentukan komite sekolah di
seluruh SD dan Ml serta SLTP dan MTs," (PROPENAS 2000 - 2004,
2001).
Salah satu upaya menunjang arah yang ingin dicapai
dalam
pembangunan pendidikan dasar dan prasekolah tersebut, pemerintah
melaksanakan Program Perbaikan Gizi dan Masyarakat dengan tujuan
umumnya adalah meningkatkan intelektualitas dan produktivitas sumber
daya manusia. Sedangkan tujuan khsususnya adalah: "(a) Meningkatkan
kemandirian
keluarga
dalam
upaya
perbaikan
status
gizi;
(b)
Meningkatkan pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yang baik
Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan bermutu untuk
memantapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga," (PROPENAS
2000-2004,2001: 189).
Berkaitan dengan visi, misi, dan
arah kebijakan pembangunan
pendidikan di atas, terdapat beberapa pandangan tentang hakekat
pendidikan yang dikemukakan oleh Makmun et al. (1999: 7) yaitu:
(1) Secara fenomenologis (Langevel), pendidikan pada hakekatnya
merupakan suatu bantuan yang diberikan seseorang kepada orang
lain yang sedang berusaha untuk mencapai kedewasaannya dengan
menggunakan cara tertentu serta berlangsung dalam lingkungan
(keluarga, sekolah, dan masyarakat) sosio kultural tertentu; (2) secara
legalistik (UUSPN No.2/1989), pendidikan merupakan usaha sadar
untuk
menyiapkan
peserta
didik
melalui
kegiatan
bimbingan,
pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa yang akan
datang; dan (3) secara sistemik, pendidikan merupakan proses
transaksional dari totalitas perangkat masukan (observed inputs)
sesuai yang diharapkan (minimum acceptable performance, intended
outputs).
Di samping tantangan
pendidikan yang dihadapi
Bangsa
Indonesia
sebagaimana
telah
diungkapkan
sebelumnya,
khusus
pendidikan dasar di Indonesia kualitasnya sangat memprihatinkan. Hal itu
tercermin dari hasil studi kemampuan membaca untuk tingkat Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP) yang dilakukan The
International Association for the Evaluation of Educational Achievement
(IEA) pada tahun 1987-1990. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa
siswa SD (kelas 3-4) di Indonesia berada pada urutan ke-26 dari 27
negara peserta dengan jumlah skor 394. Sementara untuk tingkat Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), studi yang dilakukan oleh Bank Dunia
51,7 dari materi yang di teskan. Rata-rata skor ini berada di bawah Hong
Kong (75,5%), Singapura (74%), Thailand (65,15), dan Filipina (52,6%),
(Supriadi, 2000: 7).
Ketika krisis ekonomi menerpa Bangsa Indonesia sejak bulan Juli
1997, kemudian berkembang menjadi multi krisis telah
memporak-porandakan struktur kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk sektor
pendidikan nasional. Bidang pendidikan merasakan dampak langsung
terhadap krisis ekonomi tersebut (ketiga setelah pangan dan kesehatan)
adalah pendidikan dasar (SD dan SLTP). Misalnya, menambah resiko
semakin banyaknya siswa yang putus sekolah dan terhambatnya
pertumbuhan Angka Partisipasi Kasar (APK), membuka peluang bagi
anak-anak usia wajib belajar yang berasal dari kelompok "marginal" untuk
tidak melanjutkan ke SLTP, ongkos kesempatan (opportunity cost)
pendidikan menjadi mahal,
tertundanya penuntasan wajib belajar yang
ditargetkan pada akhir Pelita VII tahun 2004 (ditunda sampai tahun 2008),
dan terhambatnya penambahan jumlah guru, (Supriadi, 2000: 13).
Angka putus sekolah setelah terjadi krisis ekonomi di Indonesia
bervariasi. Pada tahun ajaran 1998/1999 Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan memperkirakan sekitar 5 - 6 juta anak tidak melanjutkan ke
SLTP. Awal tahun 1999 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Juwono
Sodarsono (waktu itu) mengatakan angka putus sekolah telah bertambah
dari 3 juta siswa menjadi 3,2 juta siswa. Menurut Menteri Koordinator
(pada waktu itu) terdapat 6-10 juta keluarga yang kesulitan
menyekolahkan anaknya karena tidak mampu. Rano Karno, salah
seorang duta UNICEF di Indonesia memperkirakan 7 juta anak usia
sekolah tidak bisa sekolah akibat semakin buruknya kondisi ekonomi,
jumlah anak usia wajib belajar tingkat SLTP (12-15) yang melanjutkan
pada tahun ajaran 1998/1999 turun dari 78% menjadi 58%,
(Darmaningtyas, 1999: 33).
Krisis ekonomi juga menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat, yaitu munculnya penyakit gizi buruk dan busung lapar (di
desa dan kota) di daerah kantong-kantong miskin. Penyakit gizi buruk
(berat badan kurang dari 60% dari berat normal) dan busung lapar
(honger diem - HO) merupakan penyakit yang banyak menimpa
anak-anak di bawah usia lima tahun (Balita). Pada bulan Mei 1999 jumlah
balita yang menderita kurang gizi, gizi buruk, dan busung lapar mencapai
117.219 orang. Penyakit itu menyebar di seluruh wilayah Indonesia, selain
menderita penyakit gizi buruk dan busung lapar, sekitar 60%-80% siswa
SD cacingan, (Darmaningtyas, 1999: 81). Sebagai dampak dari kondisi
buruk tersebut adalah terjadinya penurunan tingkat kecerdasan jutaan
anak Indonesia dan secara jelas akan berpengaruh terhadap perwujudan
pendidikan yang berkualitas.
Dampak dari krisis ekonomi yang berkepanjangan membuat
rendahnya status gizi kesehatan anak usia SD (6-12 tahun) yang memiliki
secara mental tidak siap untuk belajar, juga berakibat pada lemahnya
rangsangan intelektual. Hal itu senada dengan apa yang diungkapkan
oleh Supriadi, (2000: 6) yaitu:
Sebagian (besar) anak SD datang ke sekolah dalam keadaan perut
lapar, tanpa sarapan pagi dan tidak dibekali uang jajan. Kalaupun
mereka dibekali uang jajan, makanan yang mereka beli di lingkungan
sekolah kurang higienis. Anak-anak SD juga banyak mengalami
kekurangan gizi dan secara umum status kesehatannya rendah.
Penyakit cacingan dan kekurangan zat yudium masih sangat tinggi
pada anak-anak SD di Indonesia yang kemudian menghambat
perkembangan intelektual mereka. Secara fisik penampilan sebagian
dari mereka tampak kuyu, sorot matanya sayu, pemtnya buncit, pantatnya kempes, badannya kurus, dan pakaiannya lusuh. Hal itu
menandakan bahwa status kesehatan fisik mereka rendah.
Bila dilihat dari terminologi kesehatan temngkap bahwa, "Makanan
yang mengandung gizi bukan hanya penting untuk menunjang kebutuhan
fisik, akan tetapi juga mempengaruhi pencapaian hasil prestasi belajar
anak. Bila anak belajar dalam kedaan perut kosong, maka daya pikir dan
ingatnya menjadi lebih rendah," (Ratnawati, 2001: 83).
Selanjutnya
Dryden, G dan Vos Jeannette yang dikutip oleh Baiquni, (2000:95)
mengatakan bahwa, "Pengaturan makanan yang baik dan bergizi
sangatlah penting untuk proses belajar, dan begitu juga dengan
pemeriksaan kesehatan secara rutin." Selanjutnya diungkapkan juga
bahwa:
7
Pemerintah Indonesia dibantu oleh lembaga-lembaga
keuangan
internasional berusaha menanggulangi dampak krisis ekonomi terhadap
sektor penididikan sejak tahun 1998 dengan melaksanakan program
Jaring Pengaman Sosial (JPS) - Social Safety Net Programs - dalam tiga
bidang, yaitu: (1) pangan; (2) kesehatan masyarakat dan pendidikan; dan
(3) lapangan kerja dan usaha kecil. Program Jaringan Pengaman Sosial
ini dilajutkan tahun 1999/2000 dengan prioritas pada empat bidang, yaitu:
(1) pangan, (2) pendidikan, (3) kesehatan, dan (4) pemberdayaan
ekonomi rakyat," (Supriadi, 2000: 14-15).
Salah satu program bidang kesehatan yang juga merupakan
langkah perbaikan gizi untuk anak usia SD/MI yang dilaksanakan
pemerintah pada masa krisis ekonomi adalah program Pemberian
Makanan Tambahan Sekolah (PMT-AS). Program ini merupakan salah
satu program jaringan pengaman sosial bidang kesehatan untuk tingkat
SD dan Madrasah Ibtidaiyah (Ml) negeri dan swasta, Pondok Pesantren
setingkat SD yang berada di desa tertinggal dan daerah miskin perkotaan.
Landasan yuridis formal dari pelaksanaan program PMT-AS tersebut
adalah Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1997 dan
Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 441.5/328/SJ tanggal 25 Nopember
1996 tentang Persiapan Pelaksanaan Program PMT-AS. Secara umum
tujuan dari program PMT-AS adalah "Meningkatkan ketahanan fisik siswa
SD/MI di desa tertinggal, siswa SD/MI di daerah miskin perkotaan dan
kesehatan, sehingga dapat mendorong minat dan kemamj
untuk meningkatkan prestasi dalam rangka menunjang
Program Wajib Belajar Sembilan Tahun," (Forum Koordinasi PMT-AS,
1999: 2).
Sebagai gambaran, pembiayaan yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah secara nasional
untuk program
PMT-AS
pada tahun
TabeM.1
Program-Program JPS, Pengelola Program serta Alokasi
dan Sumber Dana Tahun 1998/1999 - 2000
Bidang Intervensi Program
Instansi
Pengelola
Di Pusat
Alokasi Dana (Milyar Rupiah)
Sumber Dana Tahun '98/'99 Tahun '99/'00 Tahun '00 1. KETAHANAN
PANGAN 633 117 8
OPK Beras Bulog &
DDN-OD 0 5 8 RM
PKPN - MPMP Deptan 633 0 0 RM
Pengemb. Dan
Budidaya Ayam
Buras 1'
Deptan 0 57 0 JBIC
Pengemb. Tambak
Rakyat1)
DEPK
Perikanan 0 55 0 JBIC
2. PENDIDIKAN 2.923 2.054 1.066 Beasiswa dan DBO
Depdikbud
Dikdasmen
1.138 1.209 667 RM.WB,
ADB
Beasiswa dan DBO
Dikti1) Depdikbud 338 309 0 RM
BOP SD/MI
Depdikbud, Depag &
DDN-OD
959 536 399 RM
Rehabilitas dan
Bantuan Pemb. SD 852 - - RM
iljlESl||i|N:: i |
->2.2p|||
liliiili
illi>-^
JPS-BK2) Depkes 1.043 1.030 867 ADB.RM
PS Bidang Sosial2) Depkes/BK
SN 92 102 68
ADB,
RM Bantuan
Pembangunan
Sarana Kesehatan
Depkes 721 0 0 RM
PMT-AS Lirttas
Sektor 41tf;'::;-
-^S5^ :
v;™345 RM4. PENCIPTAAN
LAPANGAN KERJA
PRODUKTIF
2.045 1,000 .::-44t:.
PDKMK Depnaker 597 0 0 RM
P3T Depnaker 399 0 0 RM
Padat Karya
Tabel 1.1 (Lanjutan)
Program-Program JPS, Pengelola Program serta Alo dan Sumber Dana Tahun 1998/1999 - 2000
Bidang Intervensi Program
Instansi
Pengelola
Di Pusat
Alokasi Dana (Milyar Rupiah)
Sumber Dana Tahun '98/'99 Tahun '99/'00 Tahun '00 PKSPU-CK (1998/99VKKP3
Depkim-praswil 559 850 3.666 RM
PKPP
Depkim-Raswil 0 150 75 RM
5. DANA
PEMBER-DAYAAN MASYA RAKAT
1.701 792 435
PDM-DKE 3) DDN-OD 1.701 792 435 RM
TOTAL ANGGARAN
JPS (Pembangunan) 9.573 5.645 3.230
Subsidi Beras
Program (PK)
Anggaran Rutin
5.450 6.235 2.232
TOTAL ANGGARAN 15.023 11.880 5.4662
Sumber: Wahid et a/., (2001: 24-25).
Keterangan:
RM = Rupiah Murni, WB = Word Bank, ADB = Asian Development Bank
1) Program Pengembangan Ayam Buras, Pengembangan Tambak Rakyat dan
Beasiswa dan DBO Dikti dilaksanakan sebagai program reguler pada tahun 2000.
2) Alokasi dana untuk dua program yang dibiayai oleh Project Loan ADB ini digunakan tidak terbatas pada priode tahun anggaran. Alokasi dana untuk tahun 2000 baru
digunakan pada akhir tahun anggaran yang bersangkutan.
3) Program PKP, PKPP dan PDM-DKE tidak dilaksanakan pada tahun 1999/2000,
karena keterbatasan anggaran.
Pelaksanaan program PMT-AS di Propinsi Riau telah berjalan
semenjak program ini dimulai, tepatnya tahun anggaran 1996/1997.
Sebagai gambaran umum pelaksanaan program PMT-AS di Propinsi Riau
dapat dilihat pada tabel 1.2. Berdasarkan data yang diperiihatkan pada
tabel 1.2 tersebut, dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan program PMT-AS
di Propinsi Riau mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan
[image:23.595.78.512.26.578.2]11
yang diikuti dengan peningkatan jumlah anggaran yang dikeluarkan oleh
negara.
Tabel 1.2
Pelaksanaan Program PMT-AS di Propinsi Riau
Tahun Anggaran Sasaran SD/MI Jumlah Siswa Jumlah Desa Jumlah Dana/Per-Sisiswa Sumber Dana
1996/1997 880 130.524 460 3.162.376.000/
@250
RAPBN
1997/1998 1.425 236.199 652 6.917.398.000/
@250
RAPBN
1998/1999 1.464 257.125 652 13.496.101.000/
@350
RAPBN
1999/2000 1.611 272.940 713 13.384.655.000/
@400
RAPBN
2000/2001 1.805 305.450 812 13.852.342.000
@750
RAPBN
dan
RAPBD
2001/2002 2.015 452.65 956 14.171.425.000
@850
RAPBN dan RAPBD
Sumber: Forum Komunikasi PMT-AS Propinsi Riau, tahun 2002.
Oleh karena adanya anggapan yang muncul bahwa anggaran yang
diberikan oleh Pemerintah Pusat belum mencukupi, maka masing-masing
Pemerintah Kabupaten/Kota mengambil langkah dengan mengalokasikan
dana tambahan untuk melaksanakan program PMT-AS yang diambil dari
RAPBD.
Besarnya dana tambahan yang
dikeluarkan oleh setiap
12
pelaksanaan program PMT-AS dapat dilihat pada tabel 1.3 di halaman di
bawah ini.
Tabel 1.3
Dukungan Dana RAPBD Pemerintah Kabupaten/Kota dalam Menunjang Program PMT-AS di Propinsi Riau
No. Kabupaten/
Kota
Tahun Anggaran
1996/ 1997
1997/
1998 1998/1999 1999/2000
1. Bengkalis - - 826.690.40 836.340.40
2. Kepri - - 1.288.100.00 1.320.100.00
3. Kampar - - 75.000.00 130.000.00
4. Inhu 25.000.00 50.000.00 30.000.00 250.000.00
5. Inhil - - - 25.000.00
6. Pekanbaru - 10.000.00 10.000.00 38.365.00
7. Batam - 55.000.00 50.000.00 65.000.00
8. Propinsi Riau - 200.000.00 150.000.00 200.000.00
JUMLAH 25.000.00 315.000.00 2.429.790.40 2.864.805.40
Sumber: Forum PMT-AS Propinsi Riau, tahun 2000.
Khususnya untuk Kabupaten Pelalawan yang merupakan lokasi
penelitian ini, program PMT-AS dilaksanakan semenjak program ini
dilaksanakan dari tahun anggaran 1996/1997 hingga tahun anggaran
1999/2000 dilaksanakan di Kabupaten Kampar (sebelumnya
merupakan
Kabupaten Induk). Namun, semenjak tahun anggaran 2000/2001 sudah
13
sasaran siswa, dan lokasi program PMT-AS di Kabupaten Pelalawan
dapat dilihat pada tabel 1.4.
Tabel 1.4
Alokasi Anggaran dan Lokasi Program PMT-AS di Kabupaten Pelalawan Tahun 2001/2002- 2002/2003
No. Tahun
Anggaran
Jumlah Kecamatan/
Desa/Kel.
Jumlah SD/MI/
Ponpes
Jumlah Siswa
Jumlah
Anggaran
,1. 2001/2002 10/57 106 15.945 918.486.600
2. 2002/2003 10/88 174 21.292 1.280.969.200
Sumber: Kantor Pembangunan Masyarakat Desa Kabupaten Pelalawan,
tahun 2002.
Pada tahun anggaran 2001/2002 sekolah dasar negeri yang
terpilih melalui seleksi ditingkat Kecamatan Langgam (lokasi penelitian ini)
dan kemudian diterbitkan Surat Keputusan Bupati Pelalawan sebagai
penerima dana bantuan program PMT-AS dapat dilihat pada tabel 1.5"
Tabel 1.5
Sekolah Dasar Negeri Penerima Dana Bantuan
Program PMT-AS di Kecamatan Langgam tahun 2001/2002
No. Nama Sekolah Desa Lokasi
1. SD Negeri No. 002 Tambak Sedang
2. SD Negeri No. 004 Sotol Sulit
3. SD Negeri No. 006 Segati Sedang
4. SD Negeri No. 007 Penarikan Sulit 5. SD Negeri No. 010 Pkl.Gondai Sulit 6. SD Negeri No. 013 Langkan Sedang 7. SD Negeri No. 016 Penarikan Sedang
8. SD Negeri No. 025 Tambak Sedang
Sumber: Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Pelalawan, tahun 2002.
14
Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan pada bulan Agustus
2001, ditemukan beberapa fenomena yang mengindikasikan bahwa
pelaksanaan program PMT-AS belum sepenuhnya dikelola secara efektif
dan efisien sesuai dengan petunjuk pelaksana dan teknis yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Ketidakefektifan tersebut dapat dilihat baik
pada
aspek
perencanaan,
pelaksanaan,
maupun
pada
aspek
pengawasannya. Berangkat dari kondisi tersebut, penelitian ini difokuskan
untuk mengungkap secara empirik tentang efektivitas manajemen
program PMT-AS serta pengaruhnya terhadap mutu penyelenggaraan
pendidikan. Melalui penelitian ini diharapkan tujuan dan sasaran program
PMT-AS dapat tercapai secara optimal, sehingga dana yang dikeluarkan
15
pihak pengelolanya. Mengacu pada segala permasalahan dan hambatan
yang ditemui dalam program PMT-AS pada tingkat sekolah, tahap
selanjutnya
adalah
mengembangkan
alternatif
strategi
untuk
meningkatkan efektivitas manajemen program PMT-AS pada masa
datang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang
masalah di atas, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini secara
umum dapat dirumuskan sebagai berikut.
"Bagaimanakah Efektivitas Manajemen Program Pemberian Makanan
Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan Pengaruhnya terhadap Mutu
Penyelenggaraan
Pendidikan
pada
Sekolah
Dasar Negeri
di
Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau?"
Berdasarkan rumusan umum masalah yang dikemukakan di atas,
selanjutnya dijabarkan secara khusus pokok-pokok masalah yang akan
dianalisis melalui penelitian ini yaitu:
(1) Bagaimanakah gambaran umum tentang efektivitas manajemen
program PMT-AS pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan
Langgam Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, ditinjau dari aspek
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
(2) Bagaimanakah
gambaran
tentang
mutu
penyelenggaraan
16
Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, ditinjau dari aspek tingkat
absensi siswa, tingkat drop-out siswa, tingkat tinggal kelas siswa,
derajat kesehatan siswa, dan prestasi hasil belajar siswa.
(3) Berapa besarkah pengaruh efektivitas manajemen program
PMT-AS terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan pada Sekolah
Dasar Negeri di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan
Propinsi Riau.
(4) Bagaimanakah
gambaran
tentang
Kekuatan
(Strengths),
Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan Ancaman
(Threats) - SWOT - dari pelaksanaan program PMT-AS pada
Sekolah Dasar di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan
Propinsi Riau.
(5) Berdasarkan hasil analisis SWOT, bagaimanakah alternatif
strategi manajemen program PMT-AS pada Sekolah Dasar Negeri
di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan batasan dan fokus masalah yang telah diungkapkan
sebelumnya, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
dan menganalisis secara empirik tentang Efektivitas Manajemen Program
Pemberian
Makanan
Tambahan
Anak
Sekolah
(PMT-AS)
dan
Pengaruhnya terhadap Mutu Penyelenggaraan Pendidikan yang
17
Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, yang telah dilaksanakan sejak tahun
1996/1997 sampai dengan tahun 2001/2002.
Secara khusus tujuan penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut.
(1) Untuk
memperoleh
gambaran
umum
tentang
efektivitas
manajemen program PMT-AS pada Sekolah Dasar Negeri di
Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, ditinjau
dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
(2) Untuk memperoleh gambaran tentang mutu penyelenggaraan
pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam
Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, ditinjau dari aspek tingkat
absensi siswa, tingkat drop-out siswa, tingkat tinggal kelas siswa,
derajat kesehatan siswa, dan prestasi hasil belajar siswa.
(3) Untuk
mengetahui
seberapa
besar
pengaruh
efektivitas
manajemen program PMT-AS terhadap mutu penyelenggaraan
pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam
Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau.
(4) Untuk
menjelaskan
gambaran
umum
tentang
Kekuatan
(Strengths), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan
Ancaman (Threats) - SWOT- dari pelaksanaan program PMT-AS
pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam Kabupaten
18
(5) Untuk mengembangkan alternatif strategi manajemen program
PMT-AS pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam
Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengungkap
aspek-aspek penting yang berkaitan dengan efektivitas manajemen dan manfaat
program dari pelakasanaan
program PMT-AS.
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun
secara praktis. Secara teoretis hasil penelitian ini dimaksudkan untuk
memperkaya khazanah keilmuan, khususnya dalam bidang administrasi
pendidikan sebagai landasan konseptual dalam upaya meningkatkan
mutu penyelenggaraan pendidikan. Hasil penelitian ini juga diharapkan
dapat dikembangkan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian
lebih lanjut.Secara praktis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan sumbangan pemikiran dalam upaya lebih menyempumakan
dan memperbaiki pelaksanaan program PMT-AS pada masa yang akan
datang. Sumbangan pemikiran tersebut dapat dijadikan sebagai kerangka
acuan bagi pihak-pihak yang terkait baik secara langsung, maupun tidak
langsung,
misalnya Pemerintah Daerah,
Kepala
Dinas Pendidikan
19
atau Dewan/Komite Sekolah, Bidan Desa, dan pihak lain yang terkait
dalam pelaksanaan program PMT-AS.
E. Asumsi
Dalam
upaya menjelaskan
bagaimana
pengaruh
efektivitas
manajemen
program
PMT-AS
terhadap
mutu
penyelenggaraan
pendidikan yang merupakan pokok permasalahan dalam penelitian ini
berikut dikemukakan beberapa asumsi yaitu:
(1) Efektivitas pada dasarnya menunjukkan kepada suatu ukuran
tingkat kesesuaian antara hasil yang dicapai (acheivment,
observed output) dengan hasil yang diharapkan sebagaimana
ditetapkan, (Abin Syamsudin Makmun, 1996).
(2) Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas suatu organisasi
meliputi: (a) Karakteristik organisasi; (b) Karakteristik lingkungan;
(c) Pekerja; dan (d) Kebijakan manajemen dalam mengelola
organisasi, ( Richard M. Steers dalam Muhyadi, 1989: 297).
(3) Program PMT-AS merupakan salah satu Program Perluasan
Jaring Pengaman Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat
(PJPS-PM) yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan fisik siswa
melalui perbaikan gizi dan kesehatan, sehingga dapat mendorong
minat dan kemampuan belajar untuk meningkatkan prestasi
belajarnya dalam rangka menunjang tercapainya wajib belajar
20
(4) Mutu
penyelenggaraan
pendidikan
merupakan
kemampuan
sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan effisien
terhadap komponen yang berkaitan dengan sekolah, sehingga
menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut
standar yang berlaku, (Direktorat Pendidikan Dasar, 1994: 7).
(5) Peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan dapat dilakukan
berdasarkan TQM (Total Quality Management) yang merupakan
suatu pendekatan dalam menjalankan
program/usaha yang
mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui
perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungannya, (Tjiptono dan Diana, 1995: 4).
F. Hipotesis
Mengacu pada latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan
penelitian, serta dalam upaya memberikan arah yang lebih jelas pada
penelitian ini, maka dirumuskan hipotesis kerja sebagai berikut:
"Terdapat pengaruh positif yang signifikan efektivitas manajemen
program PMT-AS terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan pada
Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan
Propinsi Riau."
Berdasarkan rumusan hipotesis tersebut di atas, hubungan antara
variabel yang dianalisis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
EFEKTIVITAS MANAJEMEN
PROGRAM PMT-AS (X)
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengawasan
MUTU PENYELEN
PENDIDIKA • Absensi
. DO
• Tinggal Kelas
• Kesehatan
> Prestasi Belajar
Gambar 1.1 : Model Hubungan antarVariabel Penelitian
G. Kerangka Berpikir Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif yang akan dijelaskan lebih lanjut pada bab III dari
tesis ini. Dalam upaya lebih memahami fokus penelitian secara lebih tajam
pembahasan berikut ini akan menjelaskan kerangka berpikir penelitian
yang merupakan "Fundamental image a dicipline has ofits subject metter
yaitu suatu pandangan mendasar suatu disiplin ilmu tentang apa yang
menjadi pokok persolan yang semestinya dipelajari," (Supriadi 1998:12).
Kerangka berpikir penelitian disusun dengan cara merumuskan,
menggolongkan dan menghubungkan eksemplar, teori-teori,
metode-metode, dan seluruh informasi yang terdapat di dalamnya. Dalam
pelaksanaan penelitian ini kerangka berpikir penelitian digunakan untuk
menunjukkan konsepsi dasar mengenai aspek realitas tentang apa dan
bagaimana pengaruh antara efektivitas manajemen program PMT-AS
22
Penelitian ini berfokus pada efektivitas manajemen program
PMT-AS, dan pengaruhnya terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan di
sekolah dasar. Program PMT-AS
pada dasarnya merupakan gerakan
nasional yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan fisik siswa SD/MI
dan Pondok Pesantren negeri dan swasta melalui perbaikan gizi dan
kesehatan, sehingga dapat mendorong minat dan kemampuan belajar
siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya dalam rangka menunjang
tercapainya program wajib belajar pendidikan sembilan tahun.
Siswa merupakan raw input dalam penyelenggaraan pendidikan,
kualitas input akan menentukan kualitas proses dan kuatitas output yang
dihasilkan. Keberhasilan program PMT-AS dalam mencapai tujuannya
yaitu
meningkatkan
ketahanan
fisik,
sehingga
dapat mendorong
kemampuan belajar siswa sebagai raw input akan berpengaruh terhadap
kualitas proses dan kualitas hasil belajar yang juga merupakan salah satu
indikator dari mutu penyelenggraan pendidikan.
Program PMT-AS merupakan program lintas sektoral, maka
penanganannya memerlukan suatu bentuk koordinasi yang terpadu.
Keberhasilan program PMT-AS sangat tergantung partisipasi, koordinasi,
dan pengawasan serta pembinaan dari berbagai pihak terkait. Di samping
itu, faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan program
ini adalah kemampuan kepala sekolah (sebagai penanggung jawab
23
dengan guru, Pengurus BP3, Tim Penggerak PKK Desa, Bidan Desa, dan
Kepala Desa.
Perwujudan dari pengelolaan program PMT-AS meliputi aspek
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Idealnya setiap
masing-masing fungsi menajemen tersebut harus dilakukan dengan prinsip-prinsip
menurut teori manajemen modern yang bermuara pada optimalisasi, yaitu
dikelola secara efektif dan efisien. Bila tidak dikelola secara efektif, maka
tujuan dari program PMT-AS tidak akan tercapai secara optimal dan
program ini akan tidak membawa pengaruh ataupun dampak apa-apa
terhadap peningkatan ketahanan fisik dan kesehatan siswa, termasuk
mutu penyelenggaraan pendidikan.
Pandangan
menyeluruh tentang
keterkaitan antara komponen-konponen yang merupakan fokus penelitian
ini dapat lihat pada kerangka berpikir yang digambarkan halaman
24
— i
KURIKULUM TENAGA PENGAJAR SARANA
INSTRUMENTAL INPUT
• -* ,
o
3
RAW INPUT
(SISWA) PROSES
*k OUTPUT
IQ&EQ Minat
Motivasi Kesehatan
Kegiatan Belajar Mengajar [J_| J^
Hasil Belajar
MUTU PENYELENGARAAN PENDIDIKAN
•*»
^T
x \3a3tv a PROGRAM
PMT-AS
ENVIRONMENTAL INPUT
Sumber Daya
Manajemen
Gambar 1.2
Paradigma Penelitian Efektivitas Manajemen Program PMT-AS dan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini memiliki tujuan operasional untuk
mendeskripsikan efektivitas manajemen program PMT-AS yang
dilaksanakan pada sekolah dasar negeri serta menganalisis pengaruhnya
terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan, khususnya yang berkaitan
dengan mutu siswa sebagai sasaran program. Tahap selanjutnya dari
penelitian ini adalah mengembangkan strategi alternatif manajemen
program PMT-AS dengan cara menganalisis faktor-faktor internal dan
eksternal kelembagaan (sekolah), baik itu yang mendukung ataupun
menghambat pelaksanaan program. Dalam upaya mencapai tujuan
tersebut di atas, penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode
deskriptif yang datanya diperoleh melalui kegiatan survey.
Metode deskriptif diterapkan untuk mengggambarkan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai efektivitas manajemen program
PMT-AS dan mutu penyelenggraan pendidikan berdasarkan fakta-fakta
yang diketemukan pada saat program tersebut dilaksanakan. Proses
pengungkapan fakta dilakukan dengan cara mengakumulasi data dasar
yang diperoleh melalui survey terhadap guru, kepala sekolah, dan
pihak-pihak lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan program PMT-AS. Data
lainnya yang juga dijadikan sebagai bahan untuk dianalisis adalah
80
dokumen-dokumen yang terkait dengan program PMT-AS dan mutu
penyelenggaraan pendidikan, baik itu dokumen yang tersaji dalam bentuk
arsip ataupun dalam bentuk buku pedoman.
Berdasarkan tipe data yang akan dianalisis, penelitian ini
dilaksanakan dengan menggunakan dua pendekatan yaitu penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif. Data dalam penelitian kuantitatif
diperoleh dengan melakukan pengukuran variabel melalui penyebaran
kuesioner. Data dalam penelitian kualitatif diperoleh dengan melakukan
wawancara dan analisis dokumen. Pendekatan analisis kuantitatif
diterapkan untuk mendeskripsikan tingkat efektivitas manajemen program
PMT-AS serta pengaruhnya terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan
yang dijelaskan dengan menggunakan teknik statistik deskriptif dan
analisis korelasional. Pendekatan analisis kualitatif diterapkan untuk
mengungkapkan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam
mengembangkan alternatif strategi manajemen program PMT-AS.
B. Definisi Operasional Variabel
Terdapat dua variabel yang akan di analisis dalam penelitian ini
yaitu efektivitas manajemen program PMT-AS dan mutu penyelenggaraan
pendidikan. Secara rinci definisi operasional dari kedua variabel tersebut
81
1. Efektivitas Manajemen Program PMT-AS
Efektivitas berhubungan dengan keberhasilan dalam mencapai
suatu tujuan yang pada dasarnya menunjukkan suatu ukuran tingkat
kesesuaian antara hasil yang dicapai (achievement, observed outputs)
dengan hasil yang diharapkan (objectives, targets, intended outputs).
Efektivitas manajemen lebih mengarah pada bagaimana proses dan
fungsi manajemen dilaksanakan melalui proses penataan sumber daya
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan
bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut
serta di dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam konteks
pelaksanaan program PMT-AS di sekolah, efektivitas manajemen
dijelaskan berdasarkan dimensi dan indikator yaitu:
(1) Perencanaan yang meliputi: (a) Proses perumusan program; (b)
Persiapan sarana penunjang; (c) Penentuan kelompok kerja; (d)
Pelatihan kelompok kerja; (e) Jadwal pemberian makanan; (f)
Penentuan daftar jenis makanan; (g) Pendataan siswa setiap kelas;
(h) Ketersediaan buku pedoman pelaksanaan; (i) Sosialisasi.
(2) Pelaksanaan yang meliputi: (a) Prosedur pencairan dana; (b)
Pencatatan status gizi (KMS); (c) Penyediaan sarana/peralatan; (d)
Teknis pemberian makanan; (e) Frekuensi/jumlah hari makanan; (f)
Pemberian obat cacing; (g) Pelaksanaan Imunisasi; (h)
82
(3) Pengawasan yang meliputi: (a) Penyampaian laporan
pertanggungjawaban; (b) Bimbingan; (c) Pembinaan; (d) Evaluasi
keberhasilan.
2. Mutu penyelenggaraan pendidikan
Mutu menunjukkan suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang
diberikan atau dikenakan kepada barang (products) dan/atau jasa
(sew'ces) tertentu berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot dan atau
kinerja. Penyelenggaraan pendidikan adalah segala bentuk proses
pelaksanaan pendidikan di sekolah yang berlangsung sesuai dengan
prosedur dan waktu yang telah ditetapkan tercermin dari kemampuan
sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap
komponen-komponen yang berkaitan dengan program pendidikan
(input-proses-output), sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap
komponen-komponen tersebut. Dalam penelitian ini mutu penyelenggaraan
pendidikan dibatasi pada komponen siswa sebagai raw input dalam
penyelenggaraan pendidikan yang diukur dengan menggunakan dimensi
dan indikator yaitu:
(1) Tingkat absensi siswa;
(2) Tingkat drop-out siswa;
(3) Tingkat tinggal kelas siswa;
(4) Derajat kesehatan siswa;
83
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada sekolah dasar negeri yang berada di
di Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau yang telah
mendapat program PMT-AS sejak tahun pelajaran 1996/1997 sampai
dengan tahun 2001/2002. Penatapan lokasi penelitian didasarkan pada
pertimbangan karakteristik kelayakan obyek dan lokasinya bisa dijangkau.
Adapun lokasi penelitian meliputi delapan Sekolah Dasar Negeri yaitu:
(1) SDN No. 002 Tambak;
(2) SDN No. 004 Sotol;
(3) SDN No. 006 Segati;
(4) SDN No. 007 Penarikan;
(5) SDN No. 010 Pangkalan Gondai;
(6) SDN No. 013Langkan;
(7) SDN No. 016 Penarikan;
(8) SDN No. 025 Tambak.
Kaitannya dengan proses pengumpulan data, responden yang
dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan
kepala sekolah. Karena jumlah populasi sekolah yang relatif sedikit yaitu
hanya ada delapan sekolah, maka teknik pengambilan sampel pada
tingkat sekolah menggunakan total sampling atau secara sensus, dimana
semua guru dan kepala sekolah dijadikan sebagai sampel penelitian.
Untuk lebih melengkapi data yang diperoleh melalui sekolah dilakukan
pelaksanaan program PMT-AS seperti, Kepala Cabang Dinas Pendi
Pengawas TK/SD, Kepala Desa, BP3, Bidan Desa, siswa dan orang tua
siswa, dan anggota PKK.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan, data yang
akan dianalisis dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa hasil pengukuran
ekektivitas manajemen program PMT-AS dan mutu penyelenggraan
pendidikan. Data kualitatif merupakan gambaran empirik tentang
lingkungan internal dan eksternal kelembagaan (sekolah) baik itu yang
sifatnya yang mendukung program, maupun yang sifatnya menghambat
program PMT-AS meliputi: Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness),
Peluang (Opprotunity), dan Ancaman (Threats).
Pengukuran efektivitas manajemen dan mutu penyelenggraan
pendidikan dilaksanakan dengan cara menyebarkan kuesioner terhadap
56 orang guru sebagai responden penelitian. Keberadaan kuesioner
dalam penelitian ini diarahkan untuk mengungkap hasil penilaian guru
terhadap kedua variabel penelitian tersebut. Walaupun hasil pengukuran
pada tingkat individual masih bersifat subyektif, namun refleksi dari
sejumlah hasil penilaian guru diharapkan mampu menunjukkan tingkat
85
obyektif sehingga layak untuk dianalisis sebagai dasar dalam
pengambilan kesimpulan.
Teknik pengumpulan data kualitatif yang juga dilaksanakan dalam
penelitian ini adalah melalui wawancara. Prosesnya dilakukan dengan
mengajukan sejumlah pertanyaan untuk mengungkap informasi secara
langsung terutama dari kepala sekolah sebagai penanggungjawab
pelaksanaan program PMT-AS di tingkat sekolah. Agar kebenaran dan
objektivitas hasil penelitian ini bisa dipertanggungjawabkan, dilakukan
proses "audit trail" yaitu melakukan pemeriksaan ulang dan sekaligus
melakukan konfirmasi untuk meyakinkan bahwa data yang diperoleh
dapat dipercaya dan sesuai dengan kenyataan. Untuk memenuhi
objektivitas tersebut diakukan langkah-langkah berikut: (1) Data mentah
yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi
direkavitulasi dalam catatan lapangan secara lengkap; (2) Sebelum data
mentah dianalisis, terlebih dahulu diseleksi dan disusun secara sistematis
sesuai dengan kebutuhan analisis; (3) Membuat sintesis data, berupa
kesesuaian antara tema dengan tujuan penelitian, kemudian
menafsirkannya sebagai bahan untuk melakukan analisis lebih lanjut.
E. instrumen Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian dan jenis data yang akan dianalisis,
penelitian ini menggunakan dua bentuk instrumen sebagai alat pengumpul
86
wawancara. Kuesioner sebagai alat pengumpul disusun dalam butir-butir
pertanyaan berdasarkan definisi operasional untuk masing-masing
variabel penelitian. Proses penyusunan kuesioner dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut: (1) Merumuskan dimensi dan indikator
pengukuran variabel, hasil perumusan tersebut secara lengkap dapat
dilihat pada lampiran-1; (2) Mengungkapkan setiap indikator dalam bentuk
pertanyaan yang disusun dalam bentuk multiple choise dengan empat
alternatif jawaban, butir-butir pertanyaan yang diajukan secara lengkap
dapat dilihat pada lampiran-1; dan (3) Memberikan bobot kepada setiap
alternatif jawaban dengan skala skor 1 sampai dengan 4 sehingga
diperoleh ukuran kuantitatif untuk setiap variabel penelitian.
Dalam upaya mendapatkan hasil penelitian yang akurat, instrumen
sebagai perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian
diuji coba terlebih dahulu. Ujicoba instrumen penelitian ini dilaksanakan
dengan tujuan untuk menguji validitas dan menghitung tingkat reliabilitas
sebagai alat ukur dari setiap variabel yang akan dianalisis dalam
penelitian ini. Pengujian validitas dan perhitungan reliabilitas instrumen
dilaksanakan melalui tiga tahapan proses berikut: (1) Mengujicobakan
rancangan instrumen yang disusun terhadap 20 orang responden yang
telah ditetapkan sebagai sampel ujicoba; (2) Menguji validitas dari setiap
butir soal untuk masing-masing variabel penelitian; dan (3) Menghitung
87
Pengujian validitas dilakukan terhadap setiap butir soal instrumen
untuk masing-masing variabel penelitian. Validitas butir soal dinyatakan
dengan menggunakan koefisien korelasi antara skor butir soal dengan
skor total variabel (rit). Hasil pengujian ditetapkan dengan membandingkan
Trt hasil perhitungan dengan nilai kritis rtabei. butir soal dinyatakan valid
apabila r# > rtabei, butir soal dinyatakan tidak valid apabila rit < rtabei.
Korelasi antara skor butir dengan skor total dihitung dengan
menggunakan Korelasi Product Moment Pearson, (Suharsimi, 1993:160).
n £(X*,) - (Zx,)(2;x,)
r« =V {n IX,2 - (SXi)2}{n IX,2 - (EX,)2}
^ = koefisien korelasi skor butir soal dengan skor total
n = jumlah responden X, = skor butir soal ke-/ Xf = skor total
Nilai rtabei ditentukan berdasarkan tabel nilai-nilai r Product Moment
untuk n = 20 yaitu sebesar 0,444, Sugiyono, (1999: 213). Dengan
demikian dapat ditetapkan bahwa butir soal yang valid adalah butir soal
yang mempunyai koefisien korelasi dengan skor totalnya lebih besar dari
0,444.
Tahap selanjutnya dari proses pengujian instrumen (kuesioner)
adalah perhitungan reliabilitas merupakan tingkat kemantapan, keajegan,
atau stabilitas data yang diperoleh dari hasil pengukuran. Reliabilitas
dihitung mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang
mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas instrumen
88
reliabilitas semakin tinggi pula tingkat stabilitas data yang diperoleh
melalui instrumen tersebut. Proses perhitungan reliabilitas instrumen
dilakukan setelah sebelumnya menghilangkan butir-butir soal dalam
instrumen yang tidak valid (jika ada) berdasarkan hasil uji validitas. Sesuai
dengan tipe instrumen yang disusun, koefisien reliabilitas dihitung dengan
teknik Belah Dua (Split half) yang dianalisis dengan rumus Spearman
Brown. Prosesnya dilakukan dengan membagi butir-butir instrumen
dibelah menjadi dua kelompok yaitu kelompok instrumen dengan ganjil
dan kelompok genap. Skor data tiap kelompok disusun, masing-masing
kelompok skor tiap butirnya dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total
untuk masing-masing belahan. Tahap selanjutnya dihitung koefisien
korelasi antara skor kelompok ganjil dan skor kelompok genap dengan
menggunakan rumus Korelasi Product Moment Pearson. Sedangkan
koefisien reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan rumus
Spearman Brown, Sugiono, (1999: 109) berikut:
2rK r,
1+rb
T, = koefisien reliabilitas internal
Tb = koefisien korelasi antara skor ganjil dengan skor genap
Sementara itu, dalam upaya mendukung kebsahan data yang
diperoleh melalui wawancara yang dilakukan terhadap berbagai sumber
menerapkan langkah-langkah berikut: (1) Triangulasi, yaitu mengecek
kebenaran data dan infromasi dengan membandingkan dengan sumber
89
sejawat yang memiliki pengetahuan berkenaan dengan temuan data dan
informasi yang ditemukan dari lapangan; dan (3) Mengadakan member
check, dimana pada setiap akhir wawancara tentang suatu topik
disimpulkan secara bersama, sehingga perbedaan persepsi tentang suatu
masalah bisa dihindari.
Variabel percaya efektivitas manajemen program PMT-AS dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari 32
butir pertanyaan. Secara lengkap butir-butir pertanyaan tersebut dapat
dilihat pada lampiran-1. Berdasarkan hasil ujicoba yang dilakukan
terhadap 20 orang responden diperoleh nilai koefisien korelasi antara skor
butir dengan skor total bervariasi antara 0,458 sampai dengan 0,825.
Proses perhitungan dalam pengujian validitas tersebut dapat dilihat pada
lampiran 2A. Tidak ditemukan angka koefisien korelasi yang lebih kecil
dari nilai kritisnya (0,444). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
semua butir soal yang digunakan untuk mengukur variabel efektivitas
manajemen program PMT-AS dinyatakan valid. Hasil perhitungan
koefisien reliabilitas yang diperiihatkan pada lampiran 2-B menujukkan
angka 0,921 yang menunjukkan instrumen tersebut memiliki tingkat
stabilitas yang tinggi.
Variabel mutu penyelenggaraan pendidikan dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari 15 butir
pertanyaan. Secara lengkap butir-butir pertanyaan tersebut dapat dilihat
90
orang responden diperoleh nilai koefisien korelasi antara skor butir
dengan skor total bervariasi antara 0,469 sampai dengan 0,711. Proses
perhitungan dalam pengujian validitas tersebut dapat dilihat pada lampiran
3A. Tidak ditemukan angka koefisien korelasi yang lebih kecil dari nilai
kritisnya (0,444). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir
soal yang digunakan untuk mengukur variabel mutu penyelenggaraan
pendidikan dinyatakan valid. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas yang
diperiihatkan pada lampiran-3B menujukkan angka 0,893 yang
menunjukkan instrument tersebut memiliki tingkat stabilitas yang tinggi.
Pedoman wawancara yang digunakan untuk mengungkap data
tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan acaman terhadap
pelaksanaan program PMT-AS disusun dalam format pertanyaan serta
lembar kerja hasil wawancara sebagaimana diperiihatkan dalam
Lampiran-1. Lembar kerja hasil wawancara, merupakan format yang
disediakan untuk mengungkapkan data yang telah melalui proses tahap
awal. Informasi yang dituangkan dalam lembar kerja merupakan hasil
reduksi data mentah serta sintesis dari catatan-catatan yang diperoleh di
lapangan juga hasil analisis dokumen. Data pada lembar kerja inilah yang
selanjutnya akan dianalisis untuk memperoleh kesimpulan penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Dalam upaya mencapai tujuan penelitian sebagaimana
91
analisis data kualitatif dan kuantitatif. Teknik analsis data kuantitatif
diterapkan untuk mendeskripsikan variabel efektivitas manajemen
program PMT-AS dan mutu penyelenggraan pendidikan serta menguji
pengaruh antar variabel yang dianalisis. Teknik analisis data kualitatif
digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkaitan dengan
pelaksanaan program PMT-AS sebagai dasar dalam mengembangkan
alternatif strategi manajemen program PMT-AS.
1. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini diarahkan untuk
menjelaskan efektivitas manajemen program PMT-AS, mutu
penyelenggaraan pendidikan, dan pengaruh efektivitas manajemen
program PMT-AS terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan. Untuk
mencapai tujuan tersebut digunakan teknik statistik deskriptif dan teknik
statistik inferensial. Statistik deskriptif diterapkan untuk memberikan
gambaran secara spesifik tentang karakteristik dari masing-masing
variabel penelitian. Teknik statistik inferensial digunakan untuk menguji
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.
Analisis deskriptif dilakukan dengan cara menjelaskan
ukuran-ukuran data meliputi skor minimum, skor maksimum, rentang skor,
rata-rata, standar deviasi, dan varians serta menampilkan data dalam bentuk
tabel dan grafik. Teknik perhitungan untuk menjelaskan untukan data
92
a. Skor minimum (Xmin): adalah skor variabel dengan nilai terendah
yang diperoleh responden.
b. Skor maksimum (Xmax): adalah skor variabel dengan nilai tertinggi
yang diperoleh responden.
c. Rentang skor = Xmin - Xmin.
d. Rata-rata skor:
X = ^—
n
e.
Standar deviasi (s) dan varians skor (s2)
g2 n£X-£x)2
n(n-1)
Analisis inferensial yang digunakan dalam pengujian hipotesis
adalah analisis regresi dan korelasi linear sederhana yang dilakukan
melalui tahapan-tahapan proses sebagai berikut:
a. Menyusun model persamaan regresi linear, (Sudjana, 1996: 8):
Y=a+bX
dimana
(Zyi)(Zx.2)-(2>.>(2>.y.)
ab =
n5>.2-<!>.>2
nXx.-^x,)2
b. Menguji signifikansi dan linearitas regresi, Sudjana, (1996: 17-19)
(1). Menghitung nilai-nilai sumber variasi (JK).
JK(T) = ZY2
JK(bla) =bjlXY-(ZX)n(ZY)|
JK(S) = JK(T) - JK(a) - JK(bla)
jk(G) =x|zy2-^£-J
jk(tc) = jk(s)-jk(g)
(2). Menghitung nilai-nilai kwadrat tengah (KT):
KT(bla) KT(S) KT(TC) KT(G) JK(bla) JK(S)
n - 2
JK(TC)
k - 2
JK(G)
n - k
Dimana k = jumlah kelompok skor X
(3). Menyusun tabel Anava untuk pengujian
93
Sumber
Variasi
dk JK KT 'hitung
Total n JK(T)
-Regresi (bla) Residu 1 n-2 JK( bla