• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EKSTRA DAUN KEMBANG BULAN (TITHONIA DIVERSIFOLIA (HEMSLEY) A. GRAY) TERHADAP MORTALITAS LARVA NYAMUK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH EKSTRA DAUN KEMBANG BULAN (TITHONIA DIVERSIFOLIA (HEMSLEY) A. GRAY) TERHADAP MORTALITAS LARVA NYAMUK."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithoniadiversifolia (Hemsley) A. Gray) TERHADAP

MORTALITAS LARVA NYAMUK Aedes aegypti

Oleh :

Siti Nurbaya Butarbutar NIM 4103220041 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas

semua kasih setia dan anugerahNya yang telah diberikan kepada penulis sehingga

skripsi yang berjudul Pengaruh Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia

diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes

aegypti dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini,

mulai dari pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi

antara lain Bapak Drs. Muhammad Yusuf Nasution, M.Si selaku Dosen

Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran dari

awal sampai selesainya skripsi ini. Kepada Ibu Dr. Tumiur Gultom, M.Si, Bapak

Dr. Mufti Sudibyo, M.Si, dan Ibu Dra. Rosita Tarigan, M.Pd selaku dosen penguji

yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan. Ucapan terimakasih juga

penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si selaku Dosen

Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan nasehat dan bimbingan

selama perkuliahan. Kepada Bapak Drs. H. Tri Harsono, M.Si selaku Ketua

Jurusan Biologi FMIPA UNIMED Medan, Bapak Drs. Lazuardi, M.Si selaku

sekrearis Jurusan Biologi FMIPA UNIMED Medan dan Ibu Dra. Melva Silitonga,

M.S selaku Ketua Prodi Biologi Non Kependidikan FMIPA UNIMED Medan.

Kepada Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si yang memberikan waktu, pemikiran, dan

bimbingan yang membantu penulis untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini.

Juga kepada Bapak T.J. Sembiring yang telah membantu dalam menyelesaikan

penelitian. Kepada Bapak Dekan, Pembantu Dekan dan Staf di FMIPA UNIMED.

Ucapan terimakasih yang teristimewa buat kedua orangtua tercinta,

Ayahanda A. Butarbutar dan Ibunda D. Sirait yang selalu memberkan kasih

sayang, semangat, dukungan Materil dan Doa yang tak henti-hentinya. Buat

Abang dan Kakakku tercinta (Diana Butarbutar, Rudi Anton Butarbutar, Maraden

Butarbutar, Irma Butarbutar, Freddy Butarbutar, Dewi Butarbutar, dan Barita

(4)

Terimakasih juga untuk sahabat seperjuangan semasa kuliah (Uly, Tika, Susi, Meyta, Vera, Angel, Ocha, Elen, Jannes, Oncus, Ijal D’mund) serta teman – teman Biologi Nondik 2010 buat kebersamaannya selama 4 tahun ini.

Terimakasih juga buat seluruh teman-teman satu kost “Patriot Gank” yang selalu memberi doa dan dukungannya. Terimakasih kepada KTBq “Eurecha” (Jenni, Susi, Sartika, Fretty, Hertiana, Meyta) atas Doa dan dukungannya juga kepada Kk/Abg kami (K’ Lusi, K’ Dona, Bg’ Salam dan K’ Ika) atas Doa, dukungan dan bimbingannya dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2014

(5)

PENGARUH EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) TERHADAP MORTALITAS

LARVA NYAMUK Aedes aegypti

Siti Nurbaya Butarbutar (4103220041) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti dengan pemberian berbagai konsentrasi ekstrak daun kembang bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) dan mengetahui efisiensi/tingkat toksisitas ekstrak daun kembang bulan terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti. Metode penelitian eksperimental dengan desain Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) dengan 5 taraf konsentrasi ekstrak daun Kembang bulan yaitu 0%, 30%, 40%, 50% dan 60% dan 5 kali pengulangan dengan 25 ekor larva tiap bejana dengan jumlah total sampel 600 larva nyamuk. Parameter yang diamati adalah mortalitas larva nyamuk dengan menghitung jumlah larva yang mati selama 24 jam, 48 jam dan 72 jam. Data dianalisis dengan ANAVA kemudian dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil. Teknik pengelolaan data dengan Program SPSS 0.16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kembang bulan berpengaruh sangat nyata terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti. Konsentrasi terendah yang dapat mematikan larva nyamuk adalah 30% selama 24 jam dengan rata-rata mortalitas sebesar 7,8 (31,2%) dan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak dan lamanya pengamatan. Mortalitas larva nyamuk yang paling tinggi adalah pada konsentrasi 60% selama 24 jam dengan rata-rata mortalitas 25(100%). Konsentrasi ekstrak yang paling efektif dalam mematikan 50% larva nyamuk adalah pada konsentrasi 33.9196% sampai 36.8994% selama 24 jam.

(6)

THE MORTALITY OF THE MEXICAN SUNFLOWER LEAF EXTRACT (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) ON MORTALITY Aedes aegypti

MOSQUE

Siti Nurbaya Butarbutar (4103220041) ABSTRACT

The purpose of this research is knowing the level of Aedes aegypti mosque mortality administering in various concentrations of Mexican sunflower extracts and to know the efficiency / toxicity level of the Mexican sunflower (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) leaf extract on Aedes aegypti mosque mortality. The method adopted in the research was an experimental with Latin square design (RBSL) with five levels concentration of Mexican sunflower leaf extract, there were 0%, 30%, 40%, 50% and 60% and 5 repetitions with 25 larvae per vessel with total 600 samples of mosquito larvae. The Parameters measured were mortality of mosque by counting the number of dead larvae for 24 hours, 48 hours and 72 hours. Data were analyzed by ANOVA followed by a Least Significant Difference test. Data management technique by using SPSS 16. The result showed that the leaf extract of the Mexican sunflower has very significant effect on mortality of larvae of the mosque Aedes aegypti. The lowest concentration that can killed the mosquito larvae was in 30% concentrration for 24 hours with an average mortality of 7.8 (31.2%) and to be bigger by increasing of concentration of extract and the duration of observation. Mosquie larvae mortality was highest at 60% concentration for 24 hours with an average mortality of 25 (100%). The most effective concentration of extract to be killed 50 % of larvae was at 33.9196% - 36.8994% concentrates for 24 hours.

Keywords: Mortality of Mosquie, Leaves Mexican sunflower, Aedes aegypti

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Batasan Masalah 4

1.3. Rumusan Masalah 4

1.4. Tujuan 4

1.5. Manfaat 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aedes aegypti 5

2.2. Ciri Morfologi Nyamuk A. aegypti 5

2.3. Siklus Hidup 6

2.4. Tata Hidup Nyamuk A. aegypti 9

2.5. Distribusi Nyamuk A. aegypti 11

2.6. Suhu (Temperatur) 11

2.7. Kelembaban 11

2.8. Nyamuk A. aegypti sebagai Vektor Penyakit 12 2.9. Gambaran Umum Tanaman Kembang Bulan 12

2.9.1. Klasifikasi Kembang Bulan 12

2.9.2. Persebaran Kembang Bulan 13

2.9.3. Morfologi Kembang Bulan 13

2.9.4. Manfaat Kembang Bulan 14

2.9.5. Kandungan Kimia 14

2.10. Hipotesis Penelitian 15

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 16

3.2. Populasi dan Sampel 16

3.2.1. Populasi 16

3.2.2. Sampel 16

3.3. Rancangan Penelitian 16

3.4. Alat dan Bahan Penelitian 17

3.4.1. Alat 17

3.4.2. Bahan 17

(8)

3.5.1. Penyediaan Larva Nyamuk Aedes aegypti 17 3.5.2. Pembuatan Ekstrak Daun Kembang Bulan 18

3.5.3. Cara melakukan Percobaan 18

3.6. Jenis dan Sumber Data 19

3.7. Analisa Data 19

BAB IV. Hasil dan Pembahasan

4.1. Hasil Penelitian 22

4.2. Analisis Varian (ANAVA) atau Sidik Ragam 23

4.3. Pembahasan 32

BAB V. Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan 37

5.2. Saran 37

DAFTAR PUSTAKA 38

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Data Yang Akan Dianalisis 20

Tabel 3.2. Anava Untuk RBSL Model Tetap 20

Tabel 4.1 Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti (ekor) Selama 22 Pengamatan

Tabel 4.2. Daftar Sidik Ragam Pengaruh Ekstrak Daun Kembang Bulan 23 (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap

Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti selama 24 jam

Tabel 4.3. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pengaruh 24 Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia

(Hemsley) A. Gray) Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti selama 24 jam

Tabel 4.4. Daftar Sidik Ragam Pengaruh Ekstrak Daun Kembang 26 Bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap

Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti selama 48 jam

Tabel 4.5. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pengaruh 27 Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia

(Hemsley) A. Gray) Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti selama 48 jam

Tabel 4.6. Daftar Sidik Ragam Pengaruh Ekstrak Daun Kembang 29 Bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap

Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti selama 72 jam

Tabel 4.7. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pengaruh 30 Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Morfologi Nyamuk Aedes aegypti 6

Gambar 2.2. Siklus hidup Nyamuk Aedes aegypti 7

Gambar 2.3. Tanaman Kembang Bulan 13

Gambar 4.1 Diagram batang Rataan Mortalitas Larva Nyamuk 25 Pada Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Kembang Bulan

Selama 24 jam

Gambar 4.2 Grafik Persentase Mortalitas Larva nyamuk Aedes aegypti 26 Selama 24 jam

Gambar 4.3. Diagram batang Rataan Mortalitas Larva Nyamuk 28 Pada Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Kembang Bulan

Selama 48 jam

Gambar 4.4 Grafik Persentase Mortalitas Larva nyamuk Aedes aegypti 29 Selama 48 jam

Gambar 4.5 Diagram batang Rataan Mortalitas Larva Nyamuk Pada 31 Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Kembang Bulan

Selama 72 jam

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Tabel Data Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti 40 (ekor) selama Pengamatan

Lampiran 2. Analisis Statistik Uji Pengaruh Ekstrak Daun Kembang 41 Bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti selama 24 jam, 48 jam, 72 jam

Lampiran 3 Uji Toksisitas Ekstrak Daun Kembang bulan Selama 24 jam, 49 48 jam dan 72 jam

(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Keberadaan nyamuk berdekatan dengan kehidupan manusia dan hewan.

Hal ini menimbulkan masalah yang cukup serius dikarenakan selain mengganggu

nyamuk juga dapat bertindak sebagai vektor beberapa penyakit yang sangat

penting dengan tingginya tingkat kesakitan dan kematian yang ditimbulkannya.

Penyakit yang dapat ditularkan oleh nyamuk antara lain : malaria, demam kuning,

cikungunya, demam berdarah, filariasis (demam kaki gajah) dan radang otak atau

juga demam Nil Barat (Borror et al., 1992).

Demam berdarah merupakan penyakit yang penyebarannya di dunia

sangat luas. Di Indonesia Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua

daerah tropis di seluruh dunia. Penyakit Demam berdarah dengue (DBD)

merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh

nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat

mengakibatkan kematian, terutama pada anak-anak dan juga dapat menimbulkan

wabah. Gejala-gejala penyakit DBD ini adalah : demam, sakit kepala, gatal-gatal

pada otot, gatal-gatal pada persendian, kehilangan nafsu makan, muntah-muntah,

keringatan serta timbul bintik-bintik merah pada kulit (Sembel, 2009).

Demam berdarah dengue adalah penyakit virus yang berbahaya, karena

dapat menimbulkan kematian penderita dalam waktu hanya beberapa hari.

Penyakit ini masuk ke Indonesia melalui pelabuhan Surabaya pada tahun 1968

dan tahun 1980 sudah menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia. Sampai

sekarang penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan masih

banyak penderita yang meninggal karena terlambat ditangani petugas kesehatan

(Safar, 2009).

Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama

dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak

tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat

(13)

Kementerian Kesehatan menyebutkan Indonesia masih menjadi sarang

kasus demam berdarah. Hingga pertengahan tahun 2013, kasus demam berdarah

terjadi di 31 provinsi dengan penderita 48.905 orang, 376 di antaranya meninggal

dunia. Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Andi Muhadir

mengatakan bahwa “Indonesia sudah endemic, Demam berdarah bisa jadi

penyakit yang terjadi sepanjang tahun, Jumlah penderita demam berdarah pada

semester pertama tahun 2013 menunjukkan kenaikan dibanding tahun 2012. Pada

tahun 2010 angka kematian mencapai 0,87 persen, pada tahun 2011 meningkat

menjadi 0,91 persen dan sempat menurun pada tahun 2012 menjadi 0,90 persen

dengan total kasus tahun 2012 sebanyak 90245 penderita dan jumlah kematian

816 penderita. Sedangkan tahun 2013, selama Januari-Juni DBD dilaporkan

terjadi di 31 provinsi dengan jumlah kasus sebanyak 48.905 penderita, dan 376

diantaranya meninggal dunia. Provinsi yang dilaporkan KLB DBD tahun 2013

yaitu Lampung, Sulsel, Kalteng, dan Papua. Dari data tersebut dapat diketahui

bahwa upaya penanggulangan DBD di Indonesia hingga saat ini belum optimal

karena jumlah kasus cenderung meningkat setiap tahunnya.

Sebagai salah satu upaya memutus mata rantai penyebaran nyamuk

tersebut adalah dengan cara pengendalian vektor dengan menggunakan

insektisida. Saat ini telah banyak insektisida yang digunakan oleh masyarakat,

sayangnya insektisida tersebut membawa dampak negatif pada lingkungan karena

mengandung senyawa-senyawa kimia yang berbahaya, baik terhadap manusia

maupun sekelilingnya.

Oleh karena itu, perlu pengembangan insektisida baru yang tidak

menimbulkan bahaya dan lebih ramah lingkungan. Hal ini diharapkan dapat

diperoleh melalui penggunaan bioinsektisida. Bioinsektisida atau insektisida

hayati adalah suatu insektisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang

mengandung bahan kimia (bioaktif) yang toksik terhadap serangga namun mudah

terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relative

aman bagi manusia. Selain itu juga bersifat selektif (Moehammadi dalam

(14)

Penelitian tentang tanaman beracun di Indonesia dimulai sejak

didirikannya Pusat Ilmu Pengetahuan Botani oleh Belanda. Dalam penelitiannya

disebutkan bahwa setiap tumbuhan yang mengandung senyawa kimia minyak

atsiri dan metabolit sekunder dapat berfungsi sebagai insektisida (Novizan dalam

Siregar, 2008).

Famili tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial insektisida

botani adalah Meliacea, Annonaceae, Astraceae, Piperaceae dan Rutaceae

(Kardinan, 2002). Daun Kembang bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A.

Gray) yang termasuk famili Asteraceae mengandung senyawa kimia alkaloid,

flavonoid, saponin, tanin, kumarin, steroid, minyak atsiri, polifenol dan

triterpenoid (Yuli Andriani, 2006). Menurut Aminah (1995) senyawa-senyawa

seperti sianida, saponin, tanin, flavonoid, steroid, alkanoid dan minyak atsiri

diduga dapat berfungsi sebagai insektisida.

Dalam Karjono (1992) dikatakan bahwa seorang petani di Jawa Timur

sejak tahun 1979 telah menggunakan tumbuhan kembang bulan (Tithonia

diversifolia (Hemsley) A. Gray) sebagai insektisida alami. Hasilnya menyebabkan

serangga tidak betah tinggal disekitar tanaman pertaniannya. Keampuhan

tumbuhan ini teruji dalam mengatasi hama wereng, belalang, dan kukur pada

tanaman padi. Dalam penelitian Taofik dkk (2010) juga didapatkan bahwa ekstrak

daun kembang bulan mengandung Alkaloid, flavonoid dan tannin. Oleh sebab itu,

tumbuhan ini sangat potensial digunakan untuk memberantas atau menghambat

perkembangan Larva nyamuk Aedes aegypti, mengingat tumbuhan ini banyak

tumbuh di sepanjang jalan daerah-daerah Sumatera Utara, yang tumbuh dengan

lebat namun belum banyak dimanfaatkan.

Berdasarkan uraian diatas dan mengingat adanya terkandung

senyawa-senyawaaktif yang bersifat insektisida pada daun kembang bulan, maka peneliti

merasa perlu melakukan penelitian tentang Pengaruh Ekstrak Daun Kembang

(15)

1.2. Batasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada jumlah larva nyamuk Aedes

aegypti yang mati setelah dilakukan perlakuan pada berbagai konsentrasi.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup masalah, maka masalah dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana Mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti dengan pemberian

berbagai konsentrasi ekstrak daun kembang bulan.

2. Bagaimana efisiensi/tingkat toksisitas daun kembang bulan terhadap

mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti.

1.4. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka yang

menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti dengan

pemberian berbagai konsentrasi ekstrak daun kembang bulan.

2. Untuk mengetahui efisiensi/tingkat toksisitas ekstrak daun kembang bulan

terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti.

1.5. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memeberi manfaat :

1. Sebagai bahan informasi tentang khasiat daun kembang bulan dalam

membasmi larva nyamuk.

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemberian ekstrak daun kembang bulan terbukti berpengaruh sangat nyata

terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti dimana telah terjadi

kematian pada setiap konsentrasi ekstrak daun kembang bulan.

Konsentrasi ekstrak daun kembang bulan yang paling banyak mematikan

larva nyamuk Aedes aegypti adalah pada konsentrasi 60% selama 24 jam

yang mematikan semua larva nyamuk Aedes aegypti dengan persen

kematian 100%. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang diberikan,

semakin tinggi pula mortalitas larva nyamuk.

2. Konsentrasi ekstrak yang paling efektif dalam mematikan 50% larva

nyamuk adalah pada konsentrasi 33.9196% sampai 36.8994% selama 24

jam.

5.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk penggunaan ekstrak daun

kembang bulan dengan menjadikan bahan dalam bentuk serbuk. Penggunaan

ekstrak daun kembang bulan ini dapat dikembangkan dengan tidak hanya pada

nyamuk Aedes aegypti tetapi juga pada nyamuk Anopheles sp dan Culex sp.

Disarankan agar pemanfaatan daun kembang bulan sebagai bioinsektisida yang

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Tabel Data Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti 40 (ekor) selama Pengamatan

Lampiran 2. Analisis Statistik Uji Pengaruh Ekstrak Daun Kembang 41 Bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti selama 24 jam, 48 jam, 72 jam

Lampiran 3 Uji Toksisitas Ekstrak Daun Kembang bulan Selama 24 jam, 49 48 jam dan 72 jam

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2013), http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/01/16/ mgp4j9-penderita-dbd-di-indonesia-meningkat, Diakses 24 Februari 2014.

Anonim, (2013), http://www.tempo.co/read/news/2013/07/26/173500085/ Kemenkes-Indonesia-Masih-Endemis-Demam-Berdarah, diakses 24 Februari 2014.

Anonim, (2013), http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/07/26/ mqjtjv-alasan-demam-berdarah-di-indonesia-meningkat, Diakses 24 Februari 2014.

Anonim, (2000). Tithonia (Online), http://www.botany.com/tithonia.html, diakses 5 Februari 2014.

Aminah, S. N., (1995), Evaluasi Tiga Jenis Tumbuhan Sebagai Insektisida dan Repelan Terhadap Nyamuk di Laboraturium, Tesis, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Backer, C. A. dan R. C. Bakhuizen van den Brink, (1965), Flora of Java (Spermatophytes Only), Volume II, Angiospermae, NV. P Noordhoof, Groningen-the Netherlands.

Baehaki, (1993), Insektisida Pengendalian Hama Tanaman, Bandung, Angkasa.

Borror, D.J.C., Triplehorn dan N. F. Johnson, (1992), Pengenalan Pelajaran Serangga, Edisi ke-6, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Harborne, (1987), Metode Fitokimia, Penerbit ITB, Bandung.

Handayani., Hasanuddin Ishak dan Anwar, (2013), Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) Sebagai Bioinsektisida Terhadap Kematian Nyamuk Aedes aegypti, Laporan Penelitian, Kesehatan Lingkungan UNHAS, Makassar.

Kardinan, A., (2002), Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasi, PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Karjono, (1992), Paitan sebagai Pestisida Alami, Trubus, Malang.

Kementrian Kesehatan RI., (2010), Buletin Jendela Epidemiologi (Volume 2).

Kementrian Kesehatan RI., (2012), Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011.

(19)

Nuri, Wiwien S. Utami dan Yunita Armiyanti, (2011), Aktivitas Antiplasmodium Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) dan Fraksinya secara In Vivo,Laporan Penelitian, Fakultas

Kedokteran Universitas Jember, Jember.

Pollet, A. dan Nasrullah, (1994), Penggunaan Metode Statistika Untuk Ilmu Hayati, Yogyakarta, Gadjah Madda University Press.

Ross, Herbert Holdswort, (1908), Entomology, John Wiley & Sons, New york.

Safar, Rosdiana, (2009), Parasitologi Kedokteran : Protozoologi, Entomologi, Helmintologi, Yrama Widya, Bandung.

Sastrodiharjo, (1984), Pengantar Entomologi Terapan, ITB, Bandung.

Sembel, T. Dantje, (2009), Entomologi Kedokteran, Andi, Yogyakarya.

Setyawaty, D. 2002. Studi pengaruh ekstrak daun sirih (piper batle Linn) dalam pelarut aquades, etanol dan metanol terhadap perkembangan larva nyamuk culex quinquefasciatus. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Sikka, Ashry Aradilla dan Suhardjono, (2009), Uji Efektivitas Larvasida Ethanol Daun Mimba (Azadirachta indica) Terhadap Larva Aedes aegypti, Laporan Penelitian, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang.

Siregar, Jujur, (2008), Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betle) Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti, Skripsi, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.

Soedarto, (1989), Entomologi Kedokteran, Kedokteran ECG, Surabaya.

Soegijanto, Soegeng, (2006), Demam Berdarah Dengue Edisis 2, Airlangga Universisity Press, Surabaya.

Sudibyo, Mufti, (2000), Membasmi Nyamuk Aedes aegypti Dengan

Memanfaatkan Insektisida Alami Dari Daun Tithonia Diversifolia, Laporan Penelitian Universitas Negeri Medan, Medan.

Sudarianto, (2010), http://datinkessulsel.wordpress.com/2010/01/15/waspada- demam-berdarah/. Diakses 24 februari 2014.

Tarumengkang R.C., (1992), Insektisida, Jakarta, Penebar Swadaya.

Gambar

Tabel 3.1. Data Yang Akan Dianalisis
Gambar 2.1. Morfologi Nyamuk Aedes aegypti

Referensi

Dokumen terkait

Membawa Dokumen Penawaran Asli dan Foto copy sesuai dengan yang telah di unggah. dalam

Secara Custome Model | Ukuran

Lampiran Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Subdit Kelembagaan dan Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMK Nomor : 1814/D3.5/KU/2014.. Tanggal : 26

Pada jenjang Magister (S2), seorang mahasiswa harus menyelesaikan beban studi sekurang-kurangnya 36 (tiga puluh enam) SKS dan sebanyak-banyaknya 50 (lima puluh) SKS yang

Memperhatikan: Peraturan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Bagi Satuan Pendidikan

Bagaimana cara mendapatkan data atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah diuraikan dalam rumusan masalah.. Metode yang digunakan apakah kualitatif atau

Pembahasan ditekankan pada mengumpulkan data, merangkum data, menganalisa data serta menyimpulkan data dalam menyelesaikan masalah sederhana dalam rekayasa teknik sipil..

JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA.. Nama