PENGARUH EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithoniadiversifolia (Hemsley) A. Gray) TERHADAP
MORTALITAS LARVA NYAMUK Aedes aegypti
Oleh :
Siti Nurbaya Butarbutar NIM 4103220041 Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas
semua kasih setia dan anugerahNya yang telah diberikan kepada penulis sehingga
skripsi yang berjudul Pengaruh Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia
diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes
aegypti dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini,
mulai dari pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi
antara lain Bapak Drs. Muhammad Yusuf Nasution, M.Si selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran dari
awal sampai selesainya skripsi ini. Kepada Ibu Dr. Tumiur Gultom, M.Si, Bapak
Dr. Mufti Sudibyo, M.Si, dan Ibu Dra. Rosita Tarigan, M.Pd selaku dosen penguji
yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan. Ucapan terimakasih juga
penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan nasehat dan bimbingan
selama perkuliahan. Kepada Bapak Drs. H. Tri Harsono, M.Si selaku Ketua
Jurusan Biologi FMIPA UNIMED Medan, Bapak Drs. Lazuardi, M.Si selaku
sekrearis Jurusan Biologi FMIPA UNIMED Medan dan Ibu Dra. Melva Silitonga,
M.S selaku Ketua Prodi Biologi Non Kependidikan FMIPA UNIMED Medan.
Kepada Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si yang memberikan waktu, pemikiran, dan
bimbingan yang membantu penulis untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini.
Juga kepada Bapak T.J. Sembiring yang telah membantu dalam menyelesaikan
penelitian. Kepada Bapak Dekan, Pembantu Dekan dan Staf di FMIPA UNIMED.
Ucapan terimakasih yang teristimewa buat kedua orangtua tercinta,
Ayahanda A. Butarbutar dan Ibunda D. Sirait yang selalu memberkan kasih
sayang, semangat, dukungan Materil dan Doa yang tak henti-hentinya. Buat
Abang dan Kakakku tercinta (Diana Butarbutar, Rudi Anton Butarbutar, Maraden
Butarbutar, Irma Butarbutar, Freddy Butarbutar, Dewi Butarbutar, dan Barita
Terimakasih juga untuk sahabat seperjuangan semasa kuliah (Uly, Tika, Susi, Meyta, Vera, Angel, Ocha, Elen, Jannes, Oncus, Ijal D’mund) serta teman – teman Biologi Nondik 2010 buat kebersamaannya selama 4 tahun ini.
Terimakasih juga buat seluruh teman-teman satu kost “Patriot Gank” yang selalu memberi doa dan dukungannya. Terimakasih kepada KTBq “Eurecha” (Jenni, Susi, Sartika, Fretty, Hertiana, Meyta) atas Doa dan dukungannya juga kepada Kk/Abg kami (K’ Lusi, K’ Dona, Bg’ Salam dan K’ Ika) atas Doa, dukungan dan bimbingannya dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juli 2014
PENGARUH EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) TERHADAP MORTALITAS
LARVA NYAMUK Aedes aegypti
Siti Nurbaya Butarbutar (4103220041) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti dengan pemberian berbagai konsentrasi ekstrak daun kembang bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) dan mengetahui efisiensi/tingkat toksisitas ekstrak daun kembang bulan terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti. Metode penelitian eksperimental dengan desain Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) dengan 5 taraf konsentrasi ekstrak daun Kembang bulan yaitu 0%, 30%, 40%, 50% dan 60% dan 5 kali pengulangan dengan 25 ekor larva tiap bejana dengan jumlah total sampel 600 larva nyamuk. Parameter yang diamati adalah mortalitas larva nyamuk dengan menghitung jumlah larva yang mati selama 24 jam, 48 jam dan 72 jam. Data dianalisis dengan ANAVA kemudian dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil. Teknik pengelolaan data dengan Program SPSS 0.16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kembang bulan berpengaruh sangat nyata terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti. Konsentrasi terendah yang dapat mematikan larva nyamuk adalah 30% selama 24 jam dengan rata-rata mortalitas sebesar 7,8 (31,2%) dan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak dan lamanya pengamatan. Mortalitas larva nyamuk yang paling tinggi adalah pada konsentrasi 60% selama 24 jam dengan rata-rata mortalitas 25(100%). Konsentrasi ekstrak yang paling efektif dalam mematikan 50% larva nyamuk adalah pada konsentrasi 33.9196% sampai 36.8994% selama 24 jam.
THE MORTALITY OF THE MEXICAN SUNFLOWER LEAF EXTRACT (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) ON MORTALITY Aedes aegypti
MOSQUE
Siti Nurbaya Butarbutar (4103220041) ABSTRACT
The purpose of this research is knowing the level of Aedes aegypti mosque mortality administering in various concentrations of Mexican sunflower extracts and to know the efficiency / toxicity level of the Mexican sunflower (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) leaf extract on Aedes aegypti mosque mortality. The method adopted in the research was an experimental with Latin square design (RBSL) with five levels concentration of Mexican sunflower leaf extract, there were 0%, 30%, 40%, 50% and 60% and 5 repetitions with 25 larvae per vessel with total 600 samples of mosquito larvae. The Parameters measured were mortality of mosque by counting the number of dead larvae for 24 hours, 48 hours and 72 hours. Data were analyzed by ANOVA followed by a Least Significant Difference test. Data management technique by using SPSS 16. The result showed that the leaf extract of the Mexican sunflower has very significant effect on mortality of larvae of the mosque Aedes aegypti. The lowest concentration that can killed the mosquito larvae was in 30% concentrration for 24 hours with an average mortality of 7.8 (31.2%) and to be bigger by increasing of concentration of extract and the duration of observation. Mosquie larvae mortality was highest at 60% concentration for 24 hours with an average mortality of 25 (100%). The most effective concentration of extract to be killed 50 % of larvae was at 33.9196% - 36.8994% concentrates for 24 hours.
Keywords: Mortality of Mosquie, Leaves Mexican sunflower, Aedes aegypti
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Daftar Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Abstract iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Batasan Masalah 4
1.3. Rumusan Masalah 4
1.4. Tujuan 4
1.5. Manfaat 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aedes aegypti 5
2.2. Ciri Morfologi Nyamuk A. aegypti 5
2.3. Siklus Hidup 6
2.4. Tata Hidup Nyamuk A. aegypti 9
2.5. Distribusi Nyamuk A. aegypti 11
2.6. Suhu (Temperatur) 11
2.7. Kelembaban 11
2.8. Nyamuk A. aegypti sebagai Vektor Penyakit 12 2.9. Gambaran Umum Tanaman Kembang Bulan 12
2.9.1. Klasifikasi Kembang Bulan 12
2.9.2. Persebaran Kembang Bulan 13
2.9.3. Morfologi Kembang Bulan 13
2.9.4. Manfaat Kembang Bulan 14
2.9.5. Kandungan Kimia 14
2.10. Hipotesis Penelitian 15
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 16
3.2. Populasi dan Sampel 16
3.2.1. Populasi 16
3.2.2. Sampel 16
3.3. Rancangan Penelitian 16
3.4. Alat dan Bahan Penelitian 17
3.4.1. Alat 17
3.4.2. Bahan 17
3.5.1. Penyediaan Larva Nyamuk Aedes aegypti 17 3.5.2. Pembuatan Ekstrak Daun Kembang Bulan 18
3.5.3. Cara melakukan Percobaan 18
3.6. Jenis dan Sumber Data 19
3.7. Analisa Data 19
BAB IV. Hasil dan Pembahasan
4.1. Hasil Penelitian 22
4.2. Analisis Varian (ANAVA) atau Sidik Ragam 23
4.3. Pembahasan 32
BAB V. Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan 37
5.2. Saran 37
DAFTAR PUSTAKA 38
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Data Yang Akan Dianalisis 20
Tabel 3.2. Anava Untuk RBSL Model Tetap 20
Tabel 4.1 Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti (ekor) Selama 22 Pengamatan
Tabel 4.2. Daftar Sidik Ragam Pengaruh Ekstrak Daun Kembang Bulan 23 (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap
Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti selama 24 jam
Tabel 4.3. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pengaruh 24 Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia
(Hemsley) A. Gray) Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti selama 24 jam
Tabel 4.4. Daftar Sidik Ragam Pengaruh Ekstrak Daun Kembang 26 Bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap
Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti selama 48 jam
Tabel 4.5. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pengaruh 27 Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia
(Hemsley) A. Gray) Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti selama 48 jam
Tabel 4.6. Daftar Sidik Ragam Pengaruh Ekstrak Daun Kembang 29 Bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap
Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti selama 72 jam
Tabel 4.7. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pengaruh 30 Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Morfologi Nyamuk Aedes aegypti 6
Gambar 2.2. Siklus hidup Nyamuk Aedes aegypti 7
Gambar 2.3. Tanaman Kembang Bulan 13
Gambar 4.1 Diagram batang Rataan Mortalitas Larva Nyamuk 25 Pada Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Kembang Bulan
Selama 24 jam
Gambar 4.2 Grafik Persentase Mortalitas Larva nyamuk Aedes aegypti 26 Selama 24 jam
Gambar 4.3. Diagram batang Rataan Mortalitas Larva Nyamuk 28 Pada Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Kembang Bulan
Selama 48 jam
Gambar 4.4 Grafik Persentase Mortalitas Larva nyamuk Aedes aegypti 29 Selama 48 jam
Gambar 4.5 Diagram batang Rataan Mortalitas Larva Nyamuk Pada 31 Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Kembang Bulan
Selama 72 jam
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tabel Data Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti 40 (ekor) selama Pengamatan
Lampiran 2. Analisis Statistik Uji Pengaruh Ekstrak Daun Kembang 41 Bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti selama 24 jam, 48 jam, 72 jam
Lampiran 3 Uji Toksisitas Ekstrak Daun Kembang bulan Selama 24 jam, 49 48 jam dan 72 jam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Keberadaan nyamuk berdekatan dengan kehidupan manusia dan hewan.
Hal ini menimbulkan masalah yang cukup serius dikarenakan selain mengganggu
nyamuk juga dapat bertindak sebagai vektor beberapa penyakit yang sangat
penting dengan tingginya tingkat kesakitan dan kematian yang ditimbulkannya.
Penyakit yang dapat ditularkan oleh nyamuk antara lain : malaria, demam kuning,
cikungunya, demam berdarah, filariasis (demam kaki gajah) dan radang otak atau
juga demam Nil Barat (Borror et al., 1992).
Demam berdarah merupakan penyakit yang penyebarannya di dunia
sangat luas. Di Indonesia Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua
daerah tropis di seluruh dunia. Penyakit Demam berdarah dengue (DBD)
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat
mengakibatkan kematian, terutama pada anak-anak dan juga dapat menimbulkan
wabah. Gejala-gejala penyakit DBD ini adalah : demam, sakit kepala, gatal-gatal
pada otot, gatal-gatal pada persendian, kehilangan nafsu makan, muntah-muntah,
keringatan serta timbul bintik-bintik merah pada kulit (Sembel, 2009).
Demam berdarah dengue adalah penyakit virus yang berbahaya, karena
dapat menimbulkan kematian penderita dalam waktu hanya beberapa hari.
Penyakit ini masuk ke Indonesia melalui pelabuhan Surabaya pada tahun 1968
dan tahun 1980 sudah menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia. Sampai
sekarang penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan masih
banyak penderita yang meninggal karena terlambat ditangani petugas kesehatan
(Safar, 2009).
Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama
dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak
tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat
Kementerian Kesehatan menyebutkan Indonesia masih menjadi sarang
kasus demam berdarah. Hingga pertengahan tahun 2013, kasus demam berdarah
terjadi di 31 provinsi dengan penderita 48.905 orang, 376 di antaranya meninggal
dunia. Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Andi Muhadir
mengatakan bahwa “Indonesia sudah endemic, Demam berdarah bisa jadi
penyakit yang terjadi sepanjang tahun, Jumlah penderita demam berdarah pada
semester pertama tahun 2013 menunjukkan kenaikan dibanding tahun 2012. Pada
tahun 2010 angka kematian mencapai 0,87 persen, pada tahun 2011 meningkat
menjadi 0,91 persen dan sempat menurun pada tahun 2012 menjadi 0,90 persen
dengan total kasus tahun 2012 sebanyak 90245 penderita dan jumlah kematian
816 penderita. Sedangkan tahun 2013, selama Januari-Juni DBD dilaporkan
terjadi di 31 provinsi dengan jumlah kasus sebanyak 48.905 penderita, dan 376
diantaranya meninggal dunia. Provinsi yang dilaporkan KLB DBD tahun 2013
yaitu Lampung, Sulsel, Kalteng, dan Papua. Dari data tersebut dapat diketahui
bahwa upaya penanggulangan DBD di Indonesia hingga saat ini belum optimal
karena jumlah kasus cenderung meningkat setiap tahunnya.
Sebagai salah satu upaya memutus mata rantai penyebaran nyamuk
tersebut adalah dengan cara pengendalian vektor dengan menggunakan
insektisida. Saat ini telah banyak insektisida yang digunakan oleh masyarakat,
sayangnya insektisida tersebut membawa dampak negatif pada lingkungan karena
mengandung senyawa-senyawa kimia yang berbahaya, baik terhadap manusia
maupun sekelilingnya.
Oleh karena itu, perlu pengembangan insektisida baru yang tidak
menimbulkan bahaya dan lebih ramah lingkungan. Hal ini diharapkan dapat
diperoleh melalui penggunaan bioinsektisida. Bioinsektisida atau insektisida
hayati adalah suatu insektisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang
mengandung bahan kimia (bioaktif) yang toksik terhadap serangga namun mudah
terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relative
aman bagi manusia. Selain itu juga bersifat selektif (Moehammadi dalam
Penelitian tentang tanaman beracun di Indonesia dimulai sejak
didirikannya Pusat Ilmu Pengetahuan Botani oleh Belanda. Dalam penelitiannya
disebutkan bahwa setiap tumbuhan yang mengandung senyawa kimia minyak
atsiri dan metabolit sekunder dapat berfungsi sebagai insektisida (Novizan dalam
Siregar, 2008).
Famili tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial insektisida
botani adalah Meliacea, Annonaceae, Astraceae, Piperaceae dan Rutaceae
(Kardinan, 2002). Daun Kembang bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A.
Gray) yang termasuk famili Asteraceae mengandung senyawa kimia alkaloid,
flavonoid, saponin, tanin, kumarin, steroid, minyak atsiri, polifenol dan
triterpenoid (Yuli Andriani, 2006). Menurut Aminah (1995) senyawa-senyawa
seperti sianida, saponin, tanin, flavonoid, steroid, alkanoid dan minyak atsiri
diduga dapat berfungsi sebagai insektisida.
Dalam Karjono (1992) dikatakan bahwa seorang petani di Jawa Timur
sejak tahun 1979 telah menggunakan tumbuhan kembang bulan (Tithonia
diversifolia (Hemsley) A. Gray) sebagai insektisida alami. Hasilnya menyebabkan
serangga tidak betah tinggal disekitar tanaman pertaniannya. Keampuhan
tumbuhan ini teruji dalam mengatasi hama wereng, belalang, dan kukur pada
tanaman padi. Dalam penelitian Taofik dkk (2010) juga didapatkan bahwa ekstrak
daun kembang bulan mengandung Alkaloid, flavonoid dan tannin. Oleh sebab itu,
tumbuhan ini sangat potensial digunakan untuk memberantas atau menghambat
perkembangan Larva nyamuk Aedes aegypti, mengingat tumbuhan ini banyak
tumbuh di sepanjang jalan daerah-daerah Sumatera Utara, yang tumbuh dengan
lebat namun belum banyak dimanfaatkan.
Berdasarkan uraian diatas dan mengingat adanya terkandung
senyawa-senyawaaktif yang bersifat insektisida pada daun kembang bulan, maka peneliti
merasa perlu melakukan penelitian tentang Pengaruh Ekstrak Daun Kembang
1.2. Batasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada jumlah larva nyamuk Aedes
aegypti yang mati setelah dilakukan perlakuan pada berbagai konsentrasi.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup masalah, maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana Mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti dengan pemberian
berbagai konsentrasi ekstrak daun kembang bulan.
2. Bagaimana efisiensi/tingkat toksisitas daun kembang bulan terhadap
mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti.
1.4. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka yang
menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti dengan
pemberian berbagai konsentrasi ekstrak daun kembang bulan.
2. Untuk mengetahui efisiensi/tingkat toksisitas ekstrak daun kembang bulan
terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti.
1.5. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memeberi manfaat :
1. Sebagai bahan informasi tentang khasiat daun kembang bulan dalam
membasmi larva nyamuk.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemberian ekstrak daun kembang bulan terbukti berpengaruh sangat nyata
terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti dimana telah terjadi
kematian pada setiap konsentrasi ekstrak daun kembang bulan.
Konsentrasi ekstrak daun kembang bulan yang paling banyak mematikan
larva nyamuk Aedes aegypti adalah pada konsentrasi 60% selama 24 jam
yang mematikan semua larva nyamuk Aedes aegypti dengan persen
kematian 100%. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang diberikan,
semakin tinggi pula mortalitas larva nyamuk.
2. Konsentrasi ekstrak yang paling efektif dalam mematikan 50% larva
nyamuk adalah pada konsentrasi 33.9196% sampai 36.8994% selama 24
jam.
5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk penggunaan ekstrak daun
kembang bulan dengan menjadikan bahan dalam bentuk serbuk. Penggunaan
ekstrak daun kembang bulan ini dapat dikembangkan dengan tidak hanya pada
nyamuk Aedes aegypti tetapi juga pada nyamuk Anopheles sp dan Culex sp.
Disarankan agar pemanfaatan daun kembang bulan sebagai bioinsektisida yang
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tabel Data Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti 40 (ekor) selama Pengamatan
Lampiran 2. Analisis Statistik Uji Pengaruh Ekstrak Daun Kembang 41 Bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti selama 24 jam, 48 jam, 72 jam
Lampiran 3 Uji Toksisitas Ekstrak Daun Kembang bulan Selama 24 jam, 49 48 jam dan 72 jam
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2013), http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/01/16/ mgp4j9-penderita-dbd-di-indonesia-meningkat, Diakses 24 Februari 2014.
Anonim, (2013), http://www.tempo.co/read/news/2013/07/26/173500085/ Kemenkes-Indonesia-Masih-Endemis-Demam-Berdarah, diakses 24 Februari 2014.
Anonim, (2013), http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/07/26/ mqjtjv-alasan-demam-berdarah-di-indonesia-meningkat, Diakses 24 Februari 2014.
Anonim, (2000). Tithonia (Online), http://www.botany.com/tithonia.html, diakses 5 Februari 2014.
Aminah, S. N., (1995), Evaluasi Tiga Jenis Tumbuhan Sebagai Insektisida dan Repelan Terhadap Nyamuk di Laboraturium, Tesis, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Backer, C. A. dan R. C. Bakhuizen van den Brink, (1965), Flora of Java (Spermatophytes Only), Volume II, Angiospermae, NV. P Noordhoof, Groningen-the Netherlands.
Baehaki, (1993), Insektisida Pengendalian Hama Tanaman, Bandung, Angkasa.
Borror, D.J.C., Triplehorn dan N. F. Johnson, (1992), Pengenalan Pelajaran Serangga, Edisi ke-6, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Harborne, (1987), Metode Fitokimia, Penerbit ITB, Bandung.
Handayani., Hasanuddin Ishak dan Anwar, (2013), Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) Sebagai Bioinsektisida Terhadap Kematian Nyamuk Aedes aegypti, Laporan Penelitian, Kesehatan Lingkungan UNHAS, Makassar.
Kardinan, A., (2002), Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasi, PT. Penebar Swadaya, Jakarta.
Karjono, (1992), Paitan sebagai Pestisida Alami, Trubus, Malang.
Kementrian Kesehatan RI., (2010), Buletin Jendela Epidemiologi (Volume 2).
Kementrian Kesehatan RI., (2012), Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011.
Nuri, Wiwien S. Utami dan Yunita Armiyanti, (2011), Aktivitas Antiplasmodium Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) dan Fraksinya secara In Vivo,Laporan Penelitian, Fakultas
Kedokteran Universitas Jember, Jember.
Pollet, A. dan Nasrullah, (1994), Penggunaan Metode Statistika Untuk Ilmu Hayati, Yogyakarta, Gadjah Madda University Press.
Ross, Herbert Holdswort, (1908), Entomology, John Wiley & Sons, New york.
Safar, Rosdiana, (2009), Parasitologi Kedokteran : Protozoologi, Entomologi, Helmintologi, Yrama Widya, Bandung.
Sastrodiharjo, (1984), Pengantar Entomologi Terapan, ITB, Bandung.
Sembel, T. Dantje, (2009), Entomologi Kedokteran, Andi, Yogyakarya.
Setyawaty, D. 2002. Studi pengaruh ekstrak daun sirih (piper batle Linn) dalam pelarut aquades, etanol dan metanol terhadap perkembangan larva nyamuk culex quinquefasciatus. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.
Sikka, Ashry Aradilla dan Suhardjono, (2009), Uji Efektivitas Larvasida Ethanol Daun Mimba (Azadirachta indica) Terhadap Larva Aedes aegypti, Laporan Penelitian, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang.
Siregar, Jujur, (2008), Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betle) Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti, Skripsi, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.
Soedarto, (1989), Entomologi Kedokteran, Kedokteran ECG, Surabaya.
Soegijanto, Soegeng, (2006), Demam Berdarah Dengue Edisis 2, Airlangga Universisity Press, Surabaya.
Sudibyo, Mufti, (2000), Membasmi Nyamuk Aedes aegypti Dengan
Memanfaatkan Insektisida Alami Dari Daun Tithonia Diversifolia, Laporan Penelitian Universitas Negeri Medan, Medan.
Sudarianto, (2010), http://datinkessulsel.wordpress.com/2010/01/15/waspada- demam-berdarah/. Diakses 24 februari 2014.
Tarumengkang R.C., (1992), Insektisida, Jakarta, Penebar Swadaya.