CITRA DIRI PEREMPUAN PEROKOK AKTIF
BERFOKUS PADA
SELF-IDEA
(Studi Kasus pada Tiga Perempuan Perokok Aktif di Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Jurusan Psikologi
Oleh: Ranita Syamsiyah
(0802977)
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Citra Diri Perempuan Perokok Aktif
pada Self-Idea
(Studi Kasus pada Tiga Perempuan Perokok Aktif di Kota
Bandung)
Oleh Ranita Syamsiyah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Jurusan Psikologi
© Ranita Syamsiyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Ranita Syamsiyah (0802977). Citra Diri Perempuan Perokok Aktif Berfokus pada
Self-Idea (Studi Kasus pada Tiga Orang Perempuan Perokok Aktif di Kota Bandung). Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI, Bandung (2013).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran citra diri perempuan perokok aktif di Kota Bandung yang dilihat berdasarkan kesan orang lain yang diterima perempuan perokok aktif terhadap penampilan diri, penilaian diri terhadap penampilannya sebagai perempuan perokok aktif dan perasaan diri sebagai perempuan perokok aktif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus dan teknik wawancara mendalam. Subjek dalam penelitian adalah tiga orang perempuan perokok aktif di kota Bandung berusia 18-22 tahun dengan dipilih secara purposive. Hasil dari penelitian ini adalah dua dari tiga subjek memiliki citra diri positif sebagai perempuan perokok aktif yang disebabkan oleh kesan positif yang diterima oleh perempuan perokok aktif, penerimaan orang lain terhadap perempuan perokok aktif dan perasaan positif sebagai perempuan perokok aktif. Sedangkan satu subjek memiliki citra diri negatif sebagai perempuan perokok aktif yang disebabkan oleh kesan negatif dari orang lain yang diterima perempuan perokok aktif, penolakan orang lain terhadap perempuan perokok aktif dan perasaan negatif sebagai perempuan perokok aktif.
ABSTRACT
Ranita Syamsiyah (0802977). Self Image of Women Active Smokers Focused to
Self-Idea (Case Studies in Three Women Smokers Active in Bandung). Department
of Psychology FIP UPI, Bandung (2013).
This study focus to reveal the self-image of women active smokers in Bandung is seen by other people's impressions of women smokers who received active against personal appearance, self-assessment of the performance of active smokers as women and women's sense of themselves as active smokers. This study used a qualitative approach with design case studies and in-depth interview techniques. Subjects in the study were three women active smokers in Bandung aged 18-22 years with selected purposively. The results of this study are two of the three subjects had a positive self-image as a woman active smokers due to the positive impression received by women smokers, acceptance of others against women active smokers and positive feelings as a woman active smokers. While the subject has a negative self-image as a woman active smokers due to negative impressions of others who received women smokers, rejection of others against women active smokers and negative feelings as a woman active smokers.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK ………... i
ABSTRACT ……… ii
KATA PENGANTAR ………. iii
UCAPAN TERIMA KASIH ……….. iv
DAFTAR ISI ……… vi
DAFTAR BAGAN ……….. ix
DAFTAR TABEL ………... x
DAFTAR LAMPIRAN ………... xi
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
A. Latar Belakang………. 1
B. Fokus Penelitian……….. 7
C. Rumusan Masalah……… 8
D. Tujuan Penelitian………. 8
E. Manfaat Penelitian………... 9
F. Lokasi dan Subjek Penelitian……….. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 13
A. Kajian Pustaka……….. 13
1. Citra Diri……… 13
2. Perilaku Merokok……….. 21
3. Perempuan Perokok Aktif………. 27
B. Kerangka Pemikiran………. 28
BAB III METODE PENELITIAN ……….. 32
A. Penelitian Kualitatif……… 32
1. Desain Penelitian……….. 32
2. Definisi Operasional………... 33
3. Teknik Pengumpulan Data………... 34
4. Teknik Analisis Data………. 35
5. Keabsahan Data………. 37
6. Lokasi dan Waktu Penelitian……… 38
B. Subjek Penelitian……… 38
C. Prosedur Penelitian………. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 42
A. Data Profil Subjek Penelitian……… 43
3. Subjek Ketiga……….. 45
B. Deskripsi Data……… 46
C. Display Data……….. 46
D. Hasil Penelitian……….. 49
1. Kesan orang lain yang diterima perempuan perokok aktif terhadap penampilan diri………. 49
2. Penilaian diri terhadap penampilannya sebagai perempuan perokok aktif……… 56
3. Perasaan diri sebagai perempuan perokok aktif………. 62
E. Pembahasan……… 70
1. Kesan orang lain yang diterima perempuan perokok aktif terhadap penampilan diri………. 71
2. Penilaian diri terhadap penampilannya sebagai perempuan perokok aktif……… 73
3. Perasaan diri sebagai perempuan perokok aktif………. 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 81
A. Kesimpulan ……… 81
B. Rekomendasi……….. 83
DAFTAR PUSTAKA ………... 85
LAMPIRAN ……….. 89
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sekarang ini, sudah sangat sering ditemukan orang merokok
di kantor, di pusat perbelanjaan, di kampus dan di tempat-tempat umum lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian Yulia (2011) mengatakan bahwa perilaku merokok yang
muncul di kalangan masyarakat dewasa ini dipengaruhi oleh perkembangan
kebutuhan hidup masyarakat yang semakin meningkat, sehingga tuntutan terhadap
peningkatan gaya hidup (lifestyle) semakin meningkat pula.
Tuntutan dalam peningkatan gaya hidup khususnya menjadi perokok aktif
juga dirasakan oleh masyarakat kota Bandung. Merokok sudah menjadi kebutuhan
hidup bagi sebagian besar masyarakat di Kota Bandung. Menurut hasil penelitian
Perwitasari (2012) perilaku merokok yang muncul di masyarakat sudah menjadi
bagian dari perilaku sosial dan dengan perilaku merokok individu dapat melakukan
interaksi sosial dengan lingkungannya dan merokok menjadi penopang hidup dalam
bermasyarakat. Perilaku merokok yang dilakukan terjadi karena adanya pengalaman
masa lalu yang buruk yang dialami oleh individu (Van Loon. A. Jeanne. M, 2005).
Perilaku merokok tidak pernah surut walaupun banyak bahaya yang
ditimbulkan. Selama beberapa dekade, perilaku merokok dianggap sebagai kebiasaan
yang mematikan karena dapat menimbulkan penyakit paru-paru, jantung dan
1985). Dampak dari perilaku merokok bukan hanya dirasakan oleh para perokok
aktif, namun juga dirasakan oleh para perokok pasif. Dampak buruk yang
ditimbulkan oleh rokok tidak menghalangi masyarakat untuk berhenti menjadi
perokok aktif, namun semakin banyak masyarakat yang menjadi perokok aktif dan
ironisnya semakin banyak para remaja yang menjadi perokok aktif. Berdasarkan hasil
penelitian Effendi (2005) menunjukkan bahwa di Indonesia jumlah dari perokok aktif
kurang lebih sebanyak 70% dan sedikitnya 13,2% remaja yang menjadi perokok aktif.
Menjadi perokok aktif tidak hanya dilakukan lagi oleh kaum laki-laki,
melainkan kaum perempuanpun sudah mulai banyak yang mengikuti trend ini. Trend
menjadi perokok aktif pada perempuan memberikan simbol bahwa perempuan yang
menjadi perempuan perokok aktif adalah perempuan yang bebas dan mandiri (Elkind,
1985). Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih (2011) dalam Tribun Jakarta
mengungkapkan bahwa hasil presentase dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
pada tahun 2007, penduduk yang berusia di atas 15 tahun yang menjadi perokok aktif
diantaranya sebanyak 5,6% adalah perempuan perokok aktif, sedangkan pada tahun
2010 prevelensi perempuan perokok aktif di Indonesia mencapai sebanyak 4,2%.
Menurut hasil penelitian Amasha, Hadayat. A dan Jaradeh, Malak. S (2012)
mengemukakan bahwa perempuan yang menjadi perokok aktif akan mendapatkan
dampak negatif yang lebih besar dibandigkan dengan laki-laki perokok aktif.
Saat ini sudah banyak perempuan perokok aktif yang merokok di ruang-ruang
3 negatif terhadap perempuan perokok aktif dimana masyarakat menilai bahwa
perempuan perokok aktif dianggap memiliki perilaku yang negatif. Penilaian negatif
yang diberikan masyarakat terhadap perempuan perokok aktif dikarenakan mereka
melakukan tindakan yang berbeda dengan harapan masyarakat (Sihite, 2007).
Harapan masyarakat (social expectation) terhadap perempuan pada umumnya adalah
model perempuan yang berperilaku feminin, patuh, tidak agresif dan pantas menurut
gender (Morris, dalam Sihite 2007). Berdasarkan hasil penelitian Kemala (2007)
mengatakan bahwa semakin banyaknya perempuan perokok aktif yang berani
menampilkan diri sebagai perokok aktif di ruang publik memberikan pandangan baru
bagi masyarakat tentang perempuan masa kini.
Pergeseran budaya merokok dari kaum laki-laki ke kaum perempuan
dipengaruhi salah satunya oleh iklan di televisi. Ketua lembaga swadaya masyarakat
Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3) Fuad Baradja (2010) mengatakan
bahwa industri rokok menggunakan trik-trik khusus yang menarik perhatian kaum
perempuan, diantaranya dengan menggunakan figur-figur yang terlihat menarik pada
iklan mereka sehingga membuat anggapan bahwa merokok sebagai hal yang keren.
Iklan-iklan rokok yang dikemas dengan menarik perhatian tersebut mengakibatkan
perubahan pandangan masyarakat terhadap perempuan perokok aktif.
Peningkatan jumlah perokok aktif pada perempuan disebabkan oleh beberapa
faktor. Faktor yang melatarbelakangi perempuan yang menjadi perokok aktif adalah
mengatakan bahwa faktor psikologis yang menyebabkan perempuan menjadi perokok
aktif adalah perempuan perokok aktif akan merasakan ketenangan ketika merokok
dan kebiasaan dari merokok mengakibatkan mereka mengalami kecanduan nikotin.
Selain faktor psikologis, faktor sosiologis yang menyebabkan perempuan menjadi
perokok aktif adalah pergaulan. Rokok menjadi atribut atau pelengkap dalam
pergaulan sehari-hari mereka dan dengan menjadi perempuan perokok aktif, mereka
berkeinginan untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan dari teman-temannya
dan mendorong para perempuan untuk dapat berperilaku sama dengan temannya
yaitu menjadi perokok aktif.
Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki
jumlah perokok aktif yang cukup banyak. Jumlah perokok aktif di Kota Bandung
yang semakin meningkat diakibatkan adanya penerimaan dari masyarakat terhadap
para perokok aktif. Penduduk kota besar cenderung lebih dapat menerima perbedaan
individual dan perbedaan gaya hidup yang dimiliki, sehingga hal ini menjadikan
penduduk kota besar lebih heterogen dan memiliki daya tarik tersendiri ( O. Sears,
Freedman, dan Pelau, 1985). Ruang umum atau ruang publik di Kota Bandung yang
biasa digunakan oleh para perokok aktif untuk melakukan aksinya adalah di kafe.
Sebagian besar kafe di kota Bandung tidak menerapkan larangan untuk merokok,
sehingga memberikan kebebasan untuk para perokok aktif melakukan aksinya dan
semakin besar kesempatan peniruan (modeling) yang dilakukan oleh pihak lain yang
5 Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada
beberapa kafe di kota Bandung, sedikitnya terdapat dua kafe yang menyediakan
ruangan terpisah untuk perokok aktif dan non-perokok aktif. Dengan disediakannya
ruangan terpisah bagi para perokok aktif, memberikan kenyamanan bagi mereka yang
non-perokok aktif untuk datang ke kafe tersebut. Salah satu perokok aktif yang
diwawancara oleh peneliti mengenai kafe di kota Bandung berpendapat bahwa lebih
nyaman untuk mengunjungi kafe yang tidak memberikan ruangan khusus bagi para
perokok aktif atau dengan kata lain kafe yang hanya menyediakan satu ruangan untuk
bersama karena dengan demikian memberikan kenyamanan dan kebebasan bagi para
perokok aktif.
Dengan tidak adanya larangan untuk merokok di kafe-kafe di Kota Bandung,
mengakibatkan semakin banyak perempuan perokok aktif yang berani untuk
menampilkan diri sebgai perempuan perokok aktif di ruang publik. Berdasarkan hasil
wawancara pendahuluan dengan tiga orang perempuan perokok di salah satu kafe di
kota Bandung, mereka bertiga mengungkapkan hal yang sama mengenai alasan untuk
merokok diantaranya hanya untuk bersantai dan memperoleh pengakuan dari
kelompok yang memiliki kebiasaan merokok yang sama.
Perempuan yang merokok di ruang publik akan mendapatkan penilaian elegan
dan dianggap memiliki kepribadian yang terbuka dalam bersosialisasi (Elkind, 1985).
Budayawan Indonesia, Komar (2012) dalam salah satu acara di televisi swasta
menggunakan citra diri mereka karena citra diri merupakan salah satu etika dalam
bersosialisasi. Dalam bersosialisasi terjadi perkembangan citra diri melalui proses
interaksi sosial antarsesama individu (Horton dalam Santoso, 2010). Perkembangan
citra diri atau gambaran diri yang dimiliki individu berasal dari reaksi individu lain
terhadap individu itu sendiri. Reaksi yang diberikan masyarakat dijadikan individu
sebagai penilaian atas perilaku yang dilakukan dan sebagai pembentuk dari citra diri
yang dibangun oleh individu (Santoso, 2010). Dalam pergaulan masyarakat terdapat
norma-norma yang berbeda antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Setiap
kelompok memiliki norma yang akan saling mengikatkan anggotanya. Individu akan
mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya terhadap norma dan ciri-ciri
kelompoknya yang nantinya akan membantu dalam pembentukan citra diri dari
individu (Rahmat, 2001).
Citra diri didefinisikan sebagai perilaku dari individu baik yang disadari
maupun yang tidak disadari dan gambaran diri yang ideal dan sempurna yang
diinginkan individu. Citra diri bersifat fleksibel, artinya dapat berubah setiap saat atau
dinamis sesuai dengan pengalaman dan persepsi baru dari individu (Maxwell Maltz,
1996). Nilai-nilai budaya yang berada di masyarakat berpengaruh terhadap
pembentukan citra diri individu dan citra diri yang telah terbentuk akan
mempengaruhi proses adaptasi individu pada lingkungannya (Berger & Williams,
1992). Hurlock (Burn, 1993) mengatakan bahwa individu memiliki citra diri
7 terhadap penyesuaian individu, seperti keberanian, kejujuran dan kepercayaan diri.
Citra diri individu terbentuk berdasarkan pikiran, perasaan dan emosi individu.
Berdasarkan hasil penelitian Rizkiana (2012) mengemukakan bahwa citra diri dan
perilaku merokok pada individu memiliki hubungan yang signifikan dimana semakin
positif citra diri seseorang maka perilaku merokok semakin menurun dan sebaliknya
ketika citra diri semakin negatif maka perilaku merokok semakin meningkat.
Pencapaian citra diri yang ideal merupakan cara individu untuk mendapatkan
penilaian positif dari masyarakat. Ketika individu memiliki citra diri yang ideal, maka
individu tersebut akan mudah untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan dari
masyarakat (Maxwell Maltz, 1996).
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Citra Diri Perempuan Perokok Aktif Berfokus
pada Self-Idea (Studi Kasus pada Tiga Perempuan Perokok di Kota Bandung)” .
B. Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah menggali gambaran citra diri yang dimiliki
perempuan perokok aktif yang berasal dari (1) kesan orang lain yang diterima
perempuan perokok aktif terhadap penampilan diri, (2) penilaian diri terhadap
penampilannya sebagai perempuan perokok aktif, dan (3) perasaan diri sebagai
perempuan perokok aktif. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang perempuan
C. Rumusan Masalah
Citra diri yang berasal dari self-idea dibentuk melalui penilaian orang lain
yang dilihat oleh individu sendiri melalui cerminan dari perilaku yang ditampilkan
orang lain. Ketika individu melihat reaksi dari orang lain terhadap kebiasaan dari diri
individu, maka seperti itulah diri individu. Reaksi orang lain akan memberikan kesan
tentang seperti apa diri individu itu. Individu akan mengimajinasikan dan
memandang dirinya sendiri berdasarkan apa yang telah dilihat oleh dirinya dan apa
yang dirasakan oleh dirinya.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini,
adalah: “Bagaimana gambaran citra diri perempuan perokok aktif yang berasal dari:
1. kesan orang lain yang diterima perempuan perokok aktif terhadap penampilan
diri?
2. penilaian diri terhadap penampilannya sebagai perempuan perokok aktif?
3. perasaan diri sebagai perempuan perokok aktif?
9 Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. untuk mengetahui gambaran citra diri perempuan perokok aktif yang berasal dari
kesan orang lain yang diterima sebagai perempuan perokok aktif yang
ditampilkan kepada orang lain,
2. untuk mengetahui gambaran citra diri perempuan perokok aktif yang berasal dari
penilaian diri terhadap penampilannya sebagai perempuan perokok aktif, dan
3. untuk mengetahui gambaran citra diri perempuan perokok aktif yang berasal dari
perasaan diri sebagai perempuan perokok aktif.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat yang bersifat teoritis dan manfaat
yang bersifat praktis.
1. Manfaat teoritis yang dapat diberikan oleh penelitian ini adalah memberikan
masukan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu psikologi khususnya
psikologi sosial dan sebagai acuan bagi perkembangan penelitian selanjutnya,
khususnya tentang citra diri dan perempuan perokok aktif.
2. Sementara itu, manfaat praktis yang dapat diberikan oleh penelitian yaitu:
a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan pemahaman mengenai gambaran citra diri dari
perempuan perokok aktif sehingga dapat berguna di kemudian hari
b. Bagi masyarakat pada umumnya, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai citra diri dari
perempuan perokok aktif sehingga masyarakat dapat menghargai atas
keputusan dari perempuan yang merokok dalam kehidupan
sehari-harinya.
c. Bagi perempuan perokok aktif lainnya, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai citra diri
perempuan perokok aktif di Kota Bandung sehingga dapat menjadi
bahan tambahan dalam menyelesaikan permasalahan yang terkait
dengan hal ini.
F. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada tiga orang perempuan perokok aktif di kota
Bandung. Kriteria subjek penelitian adalah sebagai berikut:
1. Subjek adalah perempuan perokok yang berada pada rentang usia antara 18-22
tahun.
2. Subjek telah menjadi perokok aktif kurang lebih satu tahun.
G. Struktur Organisasi Skripsi
BAB I PENDAHULUAN
11 B. Fokus Penelitia
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Lokasi dan Subjek Penelitian
G. Struktur Organisasi Skripsi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Citra Diri
2. Perilaku Merokok
3. Perempuan Perokok Aktif
B. Kerangka Pemikiran
BAB III METODE PENELITIAN
A. Penelitian Kualitatif
1. Desain Penelitian
2. Definisi Operasional
3. Teknik Pengumpulan Data
4. Teknik Analisis Data
5. Keabsahan Data
B. Subjek Penelitian
C. Prosedur Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Profil Subjek Penelitian
1. Subjek Pertama
2. Subjek Kedua
3. Subjek Ketiga
B. Deskripsi Data
C. Diplay Data
D. Hasil Penelitian
1. Kesan orang lain yang diterima permpuan perokok aktif terhadap
penampilan diri.
2. Penilaian diri terhadap penampilannya sebagai perempuan perokok
aktif.
3. Perasaan diri sebagai perempuan perokok aktif
E. Pembahasan
1. Kesan orang lain yang diterima perempuan perokok aktif terhadap
penampilan diri.
2. Penilaian diri terhadap penampilannya sebagai perempuan perokok
aktif.
13 F. Rangkuman Citra Diri Tiga Perempuan Perokok Aktif di Kota Bandung
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
Daftar Pustaka
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Penelitian Kualitatif
1. Desain Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. John W.
Creswell (1998:15) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah proses
penelitian yang berusaha memahami dan mengeksplorasi masalah-masalah manusia
atau sosial. Peneliti membangun suatu cerita yang kompleks, menggambarkan secara
holistik, membuat pernyataan secara analisis, melaporkan sudut pandang subjek
penelitian secara mendetail dan melakukan penelitian secara natural.
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, data yang diperoleh akan lebih
menekankan pada upaya untuk membangun pandangan terhadap subjek penelitian
secara lebih mendalam dan lebih terinci yang dibentuk dengan kata-kata sehingga
tujuan penelitian dapat tercapai. Penelitian kualitatif berupaya untuk menyajikan
dunia sosial dan perspektif yang ada di dalam dunia baik dari segi konsep, perilaku,
persepsi dan persoalan tentang manusia yang diteliti (Moleong, 2011:6).
Pendekatan kualitatif yang dipilih peneliti akan menggunakan metode studi
kasus. Bogdan dan Bikien (Moleong 2007:3) memaparkan bahwa studi kasus
merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu
33
dengan how dan why, juga apabila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk
mengontrol kejadian-kejadian yang hendak diselidiki, dan apabila fokus penelitiannya
terletak pada fenomena kontempores di dalam konteks kehidupan nyata (Yin, 2009).
2. Definisi Operasional
Fokus dari penelitian ini adalah citra diri dari perempuan perokok aktif di kota
Bandung. Citra diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah citra diri yang dimiliki
perempuan perokok aktif yang berasal dari (1) kesan orang lain yang diterima
perempuan perokok aktif terhadap penampilan diri, (2) penilaian diri terhadap
penampilannya sebagai perempuan perokok aktif, dan (3) perasaan diri sebagai
perempuan perokok aktif. Pedoman wawancara yang digunakan disusun oleh peneliti
sendiri berdasarkan teori Cooley (1922) yang dipaparkan dalam Bab II yaitu:
1. Kesan orang lain yang diterima perempuan perokok aktif terhadap penampilan
diri.
Penilaian dari teman, keluarga dan masyarakat yang dirasakan sendiri oleh
perempuan perokok aktif tentang penampilan dirinya sebagai perempuan perokok
aktif.
2. Penilaian diri terhadap penampilannya sebagai perempuan perokok aktif.
Perempuan perokok aktif menilai tentang penampilan diri sebagai
34
3. Perasaan diri sebagai perempuan perokok aktif.
Perasaan perempuan perokok aktif tentang penampilan dirinya sebagai
perempuan perokok aktif dan penilaian dari teman, keluarga dan masyarakat
sebagai perempuan perokok aktif.
4. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti akan menggunakan dua teknik dalam proses pengumpulan data yaitu,
wawancara mendalam (in depth interview).
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh
dua pihak antara pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan (Moleong, 2011:186).
Tujuan dilakukannya wawancara (Lincoln dan Guba dalam Moleong,
2011:186) antara lain untuk mengkonstruksi mengenai orang, peristiwa atau kejadian,
perasaan, motivasi, tuntutan dan sebagainya. Dengan wawancara, peneliti akan lebih
mengetahui hal-hal yang mendalam mengenai partisipan dalam menginterpretasi
situasi dan feomena yang terjadi yang dimana hal ini tidak bisa diperoleh hanya
melalui observasi (Sugiyono, 2005:72).
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi
terstruktur dengan teknik in-depth interview. Wawancara semi terstruktur merupakan
35
bersifat mengatur segala sesuatu yang teerjadi dan sekaligus memperlihatkan
kemampuan kreatif dari orang yang diwawancarai untuk menolak dan melawan apa
yang ingin dicapai oleh peneliti.
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
wawancara mendalam (in depth interview). Bungin (2010:108) mengatakan bahwa
wawancara mendalam digunakan untuk memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab dan bertatap muka antara interviewer dan
interviewee dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara. Interviewer dan interviewee juga akan terlibat langsung dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan pedoman wawancara yang disusun
sendiri oleh peneliti berdasarkan teori dari Cooley (1922).
5. Teknik Analisis Data
Analisi data dalam penelitian kualitatif adalah upaya yang dilakukan dalam
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah data menjadi satuan
yang dapat dikelola, disintesiskan, dicari dan ditemukan polanya, ditemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari dan dibuat keputusan mengenai apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain (Bogdan & Biklen dalam Moleong, 2011:248).
Dalam penelitian ini proses analisis data akan dilakukan dari awal sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan dan saat setelah selesai di lapangan
(Moleong, 2011:126). Analisis data penelitian akan difokuskan pada proses saat di
36
dalam penelitian ini akan dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus
sampai tuntas hingga data mengalami kejenuhan (Miles dan Huberman dalam
Sugiyono, 2011:246). Aktivitas selama melakukan analisis data akan meliputi
beberapa tahap, yaitu :
a) Data reduction
Data reduction adalah analisis data yang dilakukan berdasarkan hasil
pengambilan data saat di lapangan. Jumlah data yang sangat banyak, kompleks dan
rumit perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Reduksi data berarti
merangkum data, memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskannya pada hal-hal
yang penting. Hasil dari reduksi data akan memberikan gambaran yang jelas dan akan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya (Sugiyono,
2011:247).
b) Data display
Data display adalah hasil pengambilan data yang telah direduksi untuk
langsung selanjutnya disajikan. Dalam penelitian kualitatif menyajikan data yang
telah direduksi biasanya dalam bentuk teks dan bersifat naratif (Sugiyono, 2011:249).
c) Conclusion drawing/ verification
Conclusion drawing/ verification adalah pengambilan kesimpulan berdasarkan hasil dari data display yang didukung oleh bukti-bukti valid dan
konsisten saat kembali ke lapangan mengumpulkan data. Kesimpulan dapat dikatakan
37
6. Keabsahan Data
Keabsahan data adalah dimana suatu keadaan harus mampu
mempresentasikan nilai yang benar agar hal itu dapat diterapkan dan konsisten akan
prosedur atas temuan dan keputusan-keputusannya (Moleong, 2011:320). Dengan
keabsahan suatu data peneliti harus bertanggung jawab atas dirinya dan
temuan-temuannya dan dapat dipercaya. Untuk dapat menetapkan keabsahan suatu data
diperlukan teknik pemeriksaan.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan beberapa teknik
pemeriksaan keabsahan data (Sugiyono, 2011) diantaranya adalah :
a) Triangulasi
Dalam teknik triangulasi peneliti melakukan pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang berada diluar data untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh melalui berbagai sumber,
berbagai cara dan berbagai waktu. Peneliti akan menggunakan triangulasi sumber
yaitu dimana peneliti akan melakukan wawancara pada teman dekat dari pemberi data
atau subjek yang akan diteliti.
b) Membercheck
Peneliti melakukan pengecekkan data kembali kepada pemberi data dengan
tujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh peneliti sesuai dengan
apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila pemberi data sepakat dengan data
yang ditemukan, maka data tersebut dapat dinyatakan valid dan data dapat dipercaya.
38
dengan apa yang dimaksud oleh pemberi data sehingga tidak diperoleh kekeliruan
dan data semakin valid.
7. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Kota Bandung dan pengambilan data di
tempat yang telah disepakati dengan subjek. Kota Bandung sudah menjadi kota
metropolis yang memiliki pergaulan serta lifestyle yang sangat berkembang.
Penelitian ini mengambil subjek perempuan perokok sebayak tiga orang. Waktu
pelaksanaan dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2012.
B. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik
purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu yaitu bahwa subjek dianggap paling tahu
tentang apa yang diharapkan oleh peneliti sehingga dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian dan subjek berada pada posisi terbaik sebagai sumber
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini (Sugiyono, 2011:219).
Kriteria subjek penelitian adalah sebagai berikut:
1. Subjek adalah perempuan perokok yang berada pada rentang usia antara
18-22 tahun.
39
Winkel (1997) mengemukakan bahwa subjek yang berada pada rentang usia
18-22 tahun pada umumnya menampakkan ciri-ciri dimana (1) memiliki pandangan
yang realistis tentang diri sendiri dan lingkungan hidupnya, (2) kemampuan dalam
menghadapi segala macam permasalahan secara lebih matang dan (3) usaha
memantapkan diri dalam bidang keahlian yang telah dipilih. Subjek penelitian yang
dipilih oleh penulis adalah tiga perempuan perokok yang memiliki perbedaan dalam
gaya berpakaian dengan alasan keberagaman dalam cara pandang yaitu perempuan
perokok tomboy, perempuan perokok feminin dan perempuan perokok berjilbab.
Untuk mendapatkan subjek penelitian yang sesuai dengan keinginan penulis,
sebelumnya penulis telah melakukan wawancara pendahuluan pada awal tahun 2012
ini dengan salah satu perempuan perokok di kota Bandung. Salah satu syarat yang
telah ditentukan oleh penulis yaitu bahwa subjek penelitian adalah perempuan yang
telah menjadi perokok aktif minimal 1 tahun dan berada pada rentang usia 18-22
tahun. Hal ini menjadi pertimbangan penulis karena pengalaman yang telah dimiliki
oleh subjek penelitian dapat menjadikan subjek penelitian lebih tahu apa yang dialami
40
C. Prosedur Penelitian
Prosedur yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan dalam penelitian ini meliputi:
a. pencarian informasi yang terkait dengan perempuan perokok di kota Bandung
melalui buku bacaan, internet dan orang yang berhubungan langsung dengan
perempuan perokok,
b. pencarian teori yang berkaitan dengan citra diri melalui hasil-hasil penelitian
sebelumnya, buku-buku bacaan dan internet,
c. mengurus surat izin melakukan penelitian pada bidang akademik Universitas
Pendidikan Indonesia,
d. melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing penelitian yang berkaitan
dengan judul penelitian,
e. menentukan subjek penelitian yaitu perempuan perokok di kota Bandung,
f. mempersiapkan daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara yang
berkaitan dengan citra diri perempuan perokok di kota Bandung.
2. Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini meliputi:
a. meminta kesediaan tiga orang perempuan perokok di kota Bandung untuk
diteliti,
b. memberitahukan hal-hal apa saja yang akan dilakukan dalam proses penelitian
yang berkaitan dengan citra diri perempuan perokok,
41
d. melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing penelitian berkaitan dengan
informasi yang telah didapatkan ketika penelitian berlangsung.
3. Tahap pengolahan data yang meliputi:
a. pengolahan data dilakukan setiap kali peneliti selesai mengambil data di
lapangan yang berupa verbatim hasil wawancara dan daftar perilaku yang
diperoleh melalui observasi,
b. hasil wawancara yang telah direduksi, dilakukan pengkodean dan
pengelompokan data untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan
citra diri perempuan perokok di kota Bandung,
c. hasil data yang telah dikelompokkan beserta sumber data lainnya selanjutnya
dianalisis dan dilakukan uji keabsahan data,
d. melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing penelitian berkaitan dengan
81
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai citra diri perempuan perokok aktif di
kota Bandung yang telah dibahas di Bab IV didapatkan kesimpulan tentang gambaran
citra diri dari tiga perempuan perokok aktif di Kota Bandung.
Subjek A memiliki gambaran tentang citra diri sebagai perempuan perokok
aktif yang berasal dari self-idea yang dimiliki. Subjek A menerima kesan orang lain
yang berasal dari penilaian yang diberikan orang lain adalah baik. Penilain yang
positif dari lingkungan subjek A membuat subjek A merasakan penerimaan dari
lingkungan tersebut sebagai perempuan perokok aktif sehingga memberikan
keberanian bagi subjek A untuk menampilkan dirinya di lingkungan sosial sebagai
perempuan perokok aktif. Penerimaan dari lingkungan membuat subjek A
memberikan penilaian positif terhadap dirinya. Bagi subjek A dampak buruk yang
telah dirasakan olehnya bukan suatu masalah yang besar sehingga subjek A tidak
menyesali akan keputusan yang diambil di masa lalu untuk menjadi perokok aktif.
Subjek An memiliki gambaran tentang citra diri sebagai perempuan perokok
aktif yang berasal dari self-idea. Bagi subjek An kesan orang lain yang berasal dari
penilaian orang lain terhadap penampilan diri sebagai perempuan perokok aktif
82
teman saat ini tetapi pengalaman masa lalu yang sempat mendapatkan penolakan dari
teman membuat An tetap merasa dirinya negatif sebagai perempuan perokok aktif.
Bagi subjek An penerimaan dari lingkungan teman saat ini tidak cukup membantu
dirinya untuk berani menampilkan diri di lingkungan keluarga dan masyarakat
sebagai perempuan perokok aktif. Hal tersebut mengakibatkan subjek An
memberikan penilaian yang negatif terhadap penampilan dirinya sebagai perempuan
perokok aktif. Dampak buruk sebagai perempuan perokok aktif pun telah dirasakan
An dan menjadi masalah yang cukup besar baginya, sehingga An merasakan
penyesalan terhadap keputusannya untuk menjadi perempuan perokok aktif.
Subjek P memiliki gambaran citra diri sebagai perempuan perokok aktif yang
berasal dari self-idea. Bagi subjek P kesan orang lain yang berasal dari penilaian
orang lain terhadap penampilan diri sebagai perempuan perokok aktif adalah baik.
Subjek P mendapatkan penilaian yang positif dari lingkungan teman, keluarga dan
masyarakat, walaupun sebenarnya subjek P sempat merasakan penilaian negatif dari
lingkungan keluarga dan teman, tetapi hal tersebut tidak dijadikan suatu masalah
yang besar dan subjek P tetap menjadi perokok aktif sampai saat ini. Subjek P
mendapatkan penerimaan dari lingkungan teman, keluarga dan masyarakat
sepenuhnya sehingga subjek P tidak mengalami kesulitan ketika menampilkan diri
sebagai perempuan perokok aktif di lingkungan tersebut. Dampak buruk sebagai
perokok aktif pun tidak dijadikan masalah yang besar oleh subjek P, sehingga sebagai
83
B. Rekomendasi
Berikut ini adalah hal yang perlu direkomendasikan bagi pihak-pihak tertentu
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tiga orang perempuan perokok aktif
di kota Bandung.
1. Bagi perempuan perokok aktif lainnya.
Bagi perempuan perokok aktif lainnya khususnya di kota Bandung, penelitian
ini diharapkan dapat memberikan gambaran bahwa menjadi seorang
perempuan perokok aktif bukan sesuatu yang dapat menjadikan diri merasa
dinilai negatif. Kesan dan penilaian dari orang lain dapat menjadi cerminan
terhadap diri dan dijadikan bahan untuk mengembangkan diri menjadi lebih
baik.
2. Bagi keluarga dan teman-teman dari perempuan perokok aktif.
Bagi pihak-pihak yang dekat dengan perempuan perokok aktif khususnya
keluarga dan teman-teman dari perempuan perokok aktif diharapkan dapat
memberikan dukungan dan perhatian kepada perempuan perokok aktif karena
dapat membuat mereka merasakan penerimaan sebagai perempuan perokok
aktif.
3. Bagi peneliti selanjutnya.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat memberikan
gambaran bagaimana citra diri perempuan perokok aktif di kota Bandung.
84
Penelitian selanjutnya juga dapat mengambil subjek dari karakteristik yang
berbeda seperti perbedaan usia dan perbedaan jenis kelamin sehingga dapat
memperoleh gambaran yang lebih luas tentang citra diri perempuan perokok
85
DAFTAR PUSTAKA
Amasha, Hadayat. A dan Jaradeh, Malak. S. (2012). Effect of Active and Passive
smoking during pregnancy on its outcomes. Health Science Journal Vol.6. Issue 2. [Online]. Tersedia: www.hsj.gr/volume6/issue2/6213.pdf (20 Januari 2013) Bungin, Burhan (2010). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group
Burns, R.B. (2003). Konsep Diri : Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Jakarta: Arcan.
Cooley, Charles Horton (1922). Human Nature and the Social Order. New York: Charles Scribner”s Sons.
Creawell, John. W. (1998). Qualitative Inquiry And Research Design: Choosing
Among Five Traditions, Sage Publications, Inc., USA
Durbin, Paul G. (1993). Human Trinity Hypnotherapy. Access Information Service. USA
Effendi, Muhammad. 2005. Penggunaan Cognitive Behavior Therapy untuk
Mengendalikan Kebiasaan Merokok di Kalangan Siswa melalui Peningkatan Perceived Self Efficacy Berhenti Merokok. Jurnal Pendidikan dan fkbud~yann,
No. 056, Tahun Ke-11, September 2005. [online]. Tersedia: http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/115605633667.pdf [17 April 2012]
86
Fein, Steven dan Spencer, Steven J .(1997). Prejudice as self-image maintenance:
Affirming the self through derogating others. Journal of Personality and Social
Psychology, Vol 73(1). American Psychological Association.
Fuad, Baraja. (2008). Peringatan Bahaya Rokok Tidak Efektif. Portal Nasional
Republik Indonesia. [Online]. Tersedia:
http://www.indonesia.go.id/en/ministries/ministers/ministry-of-health/773-kesehatan/2288-peringatan-bahaya-rokok-tidak-efektif-.html [17 April 2012]
Henslin, James. M. (2006). Sosiologi dengan Pendekatan Membumi. Edisi Enam Jilid
I. Jakarta: Erlangga
Hurlock, Elizabeth. B. (1980). Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
John J. Shaugh Nessy, Eugene B&Jeanne. S. Zechmeister. (2006). Metodologi
Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kemala, Indri Nasution. (2007). Perilaku Merokok Pada Remaja. Skripsi Universitas
Sumatera Utara. [Online]. Tersedia:
library.usu.ac.id/download/fk/132316815.pdf (30 Agustus 2012)
Laili, Nur Sa’diah. (2007). Hubungan Antara Perilaku Merokok dengan Kepercayaan
Diri Siswa di SMAN 5 Malang. Abstrak. [Online]. Tersedia:
lib.uin-malang.ac.id (25 Mei 2012)
Levy. M.R. (1984). Life and Health. New York: Random House
Linda, Yulia. (2011). Konsep Diri Mahasiswi Perokok di Kota Bandung (Studi
Fenomenologi Konsep Diri Mahasiswi Perokok di Kota Bandung). Skripsi
87
Maltz, Maxwell. (1996). Kekuatan Ajaib Psikologi Citra Diri. Jakarta: Mitra Utama.
Martin, G. dan Pear, J. (2007). Behavior Modification: What It Is and How To Do It. New Jersey: Pearson Prentice Hall
Moleong, Lexy. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy. J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
O. Sears, David., Freedman, Jonathan.,dan Peplau, L. Anne. (1985). Psikologi Sosial.
Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Parker, Ian. (2008). Psikologi Kualitatif Penelitian Radikal. Yogyakarta: ANDI
Perwitasari, R. (2006). Motivasi dan Perilaku Merokok pada Mahasiswa Ditinjau
Dari Internal Locus Of Control dan External Locus Of Control. Skripsi Jurusan
Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Negeri Semarang. Tidak Diterbitkan
Rahmat, Jalaluddin. (2001). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rizkiana, Peppy Fathul. (2012). Hubungan antara citra diri dengan perilaku merokok pada wanita di purwokerto. Skripsi Universitas Muhammadiyah
Purwokerto. Diterbitkan [Online]. Tersedia: http://digilib.ump.ac.id (1
Februari 2013)
Roberta G. Simmons, Florence Rosenberg and Morris Rosenberg. (1973). Disturbance in the Self-Image at Adolescence. American Sociological Review
Vol. 38, No. 5. American Sosiologycal Assosiation.
88
Sedyaningsih, Endang (2011). Jakarta: Tribun
Sihite, Romany. (2007). Perempuan Kesetaraan Keadilan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Silalahi, Ulber. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo.
Sudut Pandang. (April 2012). Pencitraan Diri. Metro TV
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Trim, B. (2006). Merokok Itu Konyol. Jakarta: Ganeca Exact
Walgito, Bimo (2011). Teori-teori Psikologi Sosial. Yogyakarta: C.V ANDI
Winkel, W.S (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo