• Tidak ada hasil yang ditemukan

CITRA DIRI PEREMPUAN PEROKOK AKTIF BERFOKUS PADA SELF-IDEA :Studi Kasus pada Tiga Orang Perempuan Perokok Aktif di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "CITRA DIRI PEREMPUAN PEROKOK AKTIF BERFOKUS PADA SELF-IDEA :Studi Kasus pada Tiga Orang Perempuan Perokok Aktif di Kota Bandung."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

CITRA DIRI PEREMPUAN PEROKOK AKTIF

BERFOKUS PADA

SELF-IDEA

(Studi Kasus pada Tiga Perempuan Perokok Aktif di Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Jurusan Psikologi

Oleh: Ranita Syamsiyah

(0802977)

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

Citra Diri Perempuan Perokok Aktif

pada Self-Idea

(Studi Kasus pada Tiga Perempuan Perokok Aktif di Kota

Bandung)

Oleh Ranita Syamsiyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Jurusan Psikologi

© Ranita Syamsiyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Ranita Syamsiyah (0802977). Citra Diri Perempuan Perokok Aktif Berfokus pada

Self-Idea (Studi Kasus pada Tiga Orang Perempuan Perokok Aktif di Kota Bandung). Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI, Bandung (2013).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran citra diri perempuan perokok aktif di Kota Bandung yang dilihat berdasarkan kesan orang lain yang diterima perempuan perokok aktif terhadap penampilan diri, penilaian diri terhadap penampilannya sebagai perempuan perokok aktif dan perasaan diri sebagai perempuan perokok aktif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus dan teknik wawancara mendalam. Subjek dalam penelitian adalah tiga orang perempuan perokok aktif di kota Bandung berusia 18-22 tahun dengan dipilih secara purposive. Hasil dari penelitian ini adalah dua dari tiga subjek memiliki citra diri positif sebagai perempuan perokok aktif yang disebabkan oleh kesan positif yang diterima oleh perempuan perokok aktif, penerimaan orang lain terhadap perempuan perokok aktif dan perasaan positif sebagai perempuan perokok aktif. Sedangkan satu subjek memiliki citra diri negatif sebagai perempuan perokok aktif yang disebabkan oleh kesan negatif dari orang lain yang diterima perempuan perokok aktif, penolakan orang lain terhadap perempuan perokok aktif dan perasaan negatif sebagai perempuan perokok aktif.

(6)

ABSTRACT

Ranita Syamsiyah (0802977). Self Image of Women Active Smokers Focused to

Self-Idea (Case Studies in Three Women Smokers Active in Bandung). Department

of Psychology FIP UPI, Bandung (2013).

This study focus to reveal the self-image of women active smokers in Bandung is seen by other people's impressions of women smokers who received active against personal appearance, self-assessment of the performance of active smokers as women and women's sense of themselves as active smokers. This study used a qualitative approach with design case studies and in-depth interview techniques. Subjects in the study were three women active smokers in Bandung aged 18-22 years with selected purposively. The results of this study are two of the three subjects had a positive self-image as a woman active smokers due to the positive impression received by women smokers, acceptance of others against women active smokers and positive feelings as a woman active smokers. While the subject has a negative self-image as a woman active smokers due to negative impressions of others who received women smokers, rejection of others against women active smokers and negative feelings as a woman active smokers.

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK ………... i

ABSTRACT ……… ii

KATA PENGANTAR ………. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….. iv

DAFTAR ISI ……… vi

DAFTAR BAGAN ……….. ix

DAFTAR TABEL ………... x

DAFTAR LAMPIRAN ………... xi

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang………. 1

B. Fokus Penelitian……….. 7

C. Rumusan Masalah……… 8

D. Tujuan Penelitian………. 8

E. Manfaat Penelitian………... 9

F. Lokasi dan Subjek Penelitian……….. 10

(8)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 13

A. Kajian Pustaka……….. 13

1. Citra Diri……… 13

2. Perilaku Merokok……….. 21

3. Perempuan Perokok Aktif………. 27

B. Kerangka Pemikiran………. 28

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 32

A. Penelitian Kualitatif……… 32

1. Desain Penelitian……….. 32

2. Definisi Operasional………... 33

3. Teknik Pengumpulan Data………... 34

4. Teknik Analisis Data………. 35

5. Keabsahan Data………. 37

6. Lokasi dan Waktu Penelitian……… 38

B. Subjek Penelitian……… 38

C. Prosedur Penelitian………. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 42

A. Data Profil Subjek Penelitian……… 43

(9)

3. Subjek Ketiga……….. 45

B. Deskripsi Data……… 46

C. Display Data……….. 46

D. Hasil Penelitian……….. 49

1. Kesan orang lain yang diterima perempuan perokok aktif terhadap penampilan diri………. 49

2. Penilaian diri terhadap penampilannya sebagai perempuan perokok aktif……… 56

3. Perasaan diri sebagai perempuan perokok aktif………. 62

E. Pembahasan……… 70

1. Kesan orang lain yang diterima perempuan perokok aktif terhadap penampilan diri………. 71

2. Penilaian diri terhadap penampilannya sebagai perempuan perokok aktif……… 73

3. Perasaan diri sebagai perempuan perokok aktif………. 75

(10)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 81

A. Kesimpulan ……… 81

B. Rekomendasi……….. 83

DAFTAR PUSTAKA ………... 85

LAMPIRAN ……….. 89

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sekarang ini, sudah sangat sering ditemukan orang merokok

di kantor, di pusat perbelanjaan, di kampus dan di tempat-tempat umum lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian Yulia (2011) mengatakan bahwa perilaku merokok yang

muncul di kalangan masyarakat dewasa ini dipengaruhi oleh perkembangan

kebutuhan hidup masyarakat yang semakin meningkat, sehingga tuntutan terhadap

peningkatan gaya hidup (lifestyle) semakin meningkat pula.

Tuntutan dalam peningkatan gaya hidup khususnya menjadi perokok aktif

juga dirasakan oleh masyarakat kota Bandung. Merokok sudah menjadi kebutuhan

hidup bagi sebagian besar masyarakat di Kota Bandung. Menurut hasil penelitian

Perwitasari (2012) perilaku merokok yang muncul di masyarakat sudah menjadi

bagian dari perilaku sosial dan dengan perilaku merokok individu dapat melakukan

interaksi sosial dengan lingkungannya dan merokok menjadi penopang hidup dalam

bermasyarakat. Perilaku merokok yang dilakukan terjadi karena adanya pengalaman

masa lalu yang buruk yang dialami oleh individu (Van Loon. A. Jeanne. M, 2005).

Perilaku merokok tidak pernah surut walaupun banyak bahaya yang

ditimbulkan. Selama beberapa dekade, perilaku merokok dianggap sebagai kebiasaan

yang mematikan karena dapat menimbulkan penyakit paru-paru, jantung dan

(12)

1985). Dampak dari perilaku merokok bukan hanya dirasakan oleh para perokok

aktif, namun juga dirasakan oleh para perokok pasif. Dampak buruk yang

ditimbulkan oleh rokok tidak menghalangi masyarakat untuk berhenti menjadi

perokok aktif, namun semakin banyak masyarakat yang menjadi perokok aktif dan

ironisnya semakin banyak para remaja yang menjadi perokok aktif. Berdasarkan hasil

penelitian Effendi (2005) menunjukkan bahwa di Indonesia jumlah dari perokok aktif

kurang lebih sebanyak 70% dan sedikitnya 13,2% remaja yang menjadi perokok aktif.

Menjadi perokok aktif tidak hanya dilakukan lagi oleh kaum laki-laki,

melainkan kaum perempuanpun sudah mulai banyak yang mengikuti trend ini. Trend

menjadi perokok aktif pada perempuan memberikan simbol bahwa perempuan yang

menjadi perempuan perokok aktif adalah perempuan yang bebas dan mandiri (Elkind,

1985). Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih (2011) dalam Tribun Jakarta

mengungkapkan bahwa hasil presentase dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

pada tahun 2007, penduduk yang berusia di atas 15 tahun yang menjadi perokok aktif

diantaranya sebanyak 5,6% adalah perempuan perokok aktif, sedangkan pada tahun

2010 prevelensi perempuan perokok aktif di Indonesia mencapai sebanyak 4,2%.

Menurut hasil penelitian Amasha, Hadayat. A dan Jaradeh, Malak. S (2012)

mengemukakan bahwa perempuan yang menjadi perokok aktif akan mendapatkan

dampak negatif yang lebih besar dibandigkan dengan laki-laki perokok aktif.

Saat ini sudah banyak perempuan perokok aktif yang merokok di ruang-ruang

(13)

3 negatif terhadap perempuan perokok aktif dimana masyarakat menilai bahwa

perempuan perokok aktif dianggap memiliki perilaku yang negatif. Penilaian negatif

yang diberikan masyarakat terhadap perempuan perokok aktif dikarenakan mereka

melakukan tindakan yang berbeda dengan harapan masyarakat (Sihite, 2007).

Harapan masyarakat (social expectation) terhadap perempuan pada umumnya adalah

model perempuan yang berperilaku feminin, patuh, tidak agresif dan pantas menurut

gender (Morris, dalam Sihite 2007). Berdasarkan hasil penelitian Kemala (2007)

mengatakan bahwa semakin banyaknya perempuan perokok aktif yang berani

menampilkan diri sebagai perokok aktif di ruang publik memberikan pandangan baru

bagi masyarakat tentang perempuan masa kini.

Pergeseran budaya merokok dari kaum laki-laki ke kaum perempuan

dipengaruhi salah satunya oleh iklan di televisi. Ketua lembaga swadaya masyarakat

Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3) Fuad Baradja (2010) mengatakan

bahwa industri rokok menggunakan trik-trik khusus yang menarik perhatian kaum

perempuan, diantaranya dengan menggunakan figur-figur yang terlihat menarik pada

iklan mereka sehingga membuat anggapan bahwa merokok sebagai hal yang keren.

Iklan-iklan rokok yang dikemas dengan menarik perhatian tersebut mengakibatkan

perubahan pandangan masyarakat terhadap perempuan perokok aktif.

Peningkatan jumlah perokok aktif pada perempuan disebabkan oleh beberapa

faktor. Faktor yang melatarbelakangi perempuan yang menjadi perokok aktif adalah

(14)

mengatakan bahwa faktor psikologis yang menyebabkan perempuan menjadi perokok

aktif adalah perempuan perokok aktif akan merasakan ketenangan ketika merokok

dan kebiasaan dari merokok mengakibatkan mereka mengalami kecanduan nikotin.

Selain faktor psikologis, faktor sosiologis yang menyebabkan perempuan menjadi

perokok aktif adalah pergaulan. Rokok menjadi atribut atau pelengkap dalam

pergaulan sehari-hari mereka dan dengan menjadi perempuan perokok aktif, mereka

berkeinginan untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan dari teman-temannya

dan mendorong para perempuan untuk dapat berperilaku sama dengan temannya

yaitu menjadi perokok aktif.

Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki

jumlah perokok aktif yang cukup banyak. Jumlah perokok aktif di Kota Bandung

yang semakin meningkat diakibatkan adanya penerimaan dari masyarakat terhadap

para perokok aktif. Penduduk kota besar cenderung lebih dapat menerima perbedaan

individual dan perbedaan gaya hidup yang dimiliki, sehingga hal ini menjadikan

penduduk kota besar lebih heterogen dan memiliki daya tarik tersendiri ( O. Sears,

Freedman, dan Pelau, 1985). Ruang umum atau ruang publik di Kota Bandung yang

biasa digunakan oleh para perokok aktif untuk melakukan aksinya adalah di kafe.

Sebagian besar kafe di kota Bandung tidak menerapkan larangan untuk merokok,

sehingga memberikan kebebasan untuk para perokok aktif melakukan aksinya dan

semakin besar kesempatan peniruan (modeling) yang dilakukan oleh pihak lain yang

(15)

5 Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada

beberapa kafe di kota Bandung, sedikitnya terdapat dua kafe yang menyediakan

ruangan terpisah untuk perokok aktif dan non-perokok aktif. Dengan disediakannya

ruangan terpisah bagi para perokok aktif, memberikan kenyamanan bagi mereka yang

non-perokok aktif untuk datang ke kafe tersebut. Salah satu perokok aktif yang

diwawancara oleh peneliti mengenai kafe di kota Bandung berpendapat bahwa lebih

nyaman untuk mengunjungi kafe yang tidak memberikan ruangan khusus bagi para

perokok aktif atau dengan kata lain kafe yang hanya menyediakan satu ruangan untuk

bersama karena dengan demikian memberikan kenyamanan dan kebebasan bagi para

perokok aktif.

Dengan tidak adanya larangan untuk merokok di kafe-kafe di Kota Bandung,

mengakibatkan semakin banyak perempuan perokok aktif yang berani untuk

menampilkan diri sebgai perempuan perokok aktif di ruang publik. Berdasarkan hasil

wawancara pendahuluan dengan tiga orang perempuan perokok di salah satu kafe di

kota Bandung, mereka bertiga mengungkapkan hal yang sama mengenai alasan untuk

merokok diantaranya hanya untuk bersantai dan memperoleh pengakuan dari

kelompok yang memiliki kebiasaan merokok yang sama.

Perempuan yang merokok di ruang publik akan mendapatkan penilaian elegan

dan dianggap memiliki kepribadian yang terbuka dalam bersosialisasi (Elkind, 1985).

Budayawan Indonesia, Komar (2012) dalam salah satu acara di televisi swasta

(16)

menggunakan citra diri mereka karena citra diri merupakan salah satu etika dalam

bersosialisasi. Dalam bersosialisasi terjadi perkembangan citra diri melalui proses

interaksi sosial antarsesama individu (Horton dalam Santoso, 2010). Perkembangan

citra diri atau gambaran diri yang dimiliki individu berasal dari reaksi individu lain

terhadap individu itu sendiri. Reaksi yang diberikan masyarakat dijadikan individu

sebagai penilaian atas perilaku yang dilakukan dan sebagai pembentuk dari citra diri

yang dibangun oleh individu (Santoso, 2010). Dalam pergaulan masyarakat terdapat

norma-norma yang berbeda antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Setiap

kelompok memiliki norma yang akan saling mengikatkan anggotanya. Individu akan

mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya terhadap norma dan ciri-ciri

kelompoknya yang nantinya akan membantu dalam pembentukan citra diri dari

individu (Rahmat, 2001).

Citra diri didefinisikan sebagai perilaku dari individu baik yang disadari

maupun yang tidak disadari dan gambaran diri yang ideal dan sempurna yang

diinginkan individu. Citra diri bersifat fleksibel, artinya dapat berubah setiap saat atau

dinamis sesuai dengan pengalaman dan persepsi baru dari individu (Maxwell Maltz,

1996). Nilai-nilai budaya yang berada di masyarakat berpengaruh terhadap

pembentukan citra diri individu dan citra diri yang telah terbentuk akan

mempengaruhi proses adaptasi individu pada lingkungannya (Berger & Williams,

1992). Hurlock (Burn, 1993) mengatakan bahwa individu memiliki citra diri

(17)

7 terhadap penyesuaian individu, seperti keberanian, kejujuran dan kepercayaan diri.

Citra diri individu terbentuk berdasarkan pikiran, perasaan dan emosi individu.

Berdasarkan hasil penelitian Rizkiana (2012) mengemukakan bahwa citra diri dan

perilaku merokok pada individu memiliki hubungan yang signifikan dimana semakin

positif citra diri seseorang maka perilaku merokok semakin menurun dan sebaliknya

ketika citra diri semakin negatif maka perilaku merokok semakin meningkat.

Pencapaian citra diri yang ideal merupakan cara individu untuk mendapatkan

penilaian positif dari masyarakat. Ketika individu memiliki citra diri yang ideal, maka

individu tersebut akan mudah untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan dari

masyarakat (Maxwell Maltz, 1996).

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Citra Diri Perempuan Perokok Aktif Berfokus

pada Self-Idea (Studi Kasus pada Tiga Perempuan Perokok di Kota Bandung)” .

B. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah menggali gambaran citra diri yang dimiliki

perempuan perokok aktif yang berasal dari (1) kesan orang lain yang diterima

perempuan perokok aktif terhadap penampilan diri, (2) penilaian diri terhadap

penampilannya sebagai perempuan perokok aktif, dan (3) perasaan diri sebagai

perempuan perokok aktif. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang perempuan

(18)

C. Rumusan Masalah

Citra diri yang berasal dari self-idea dibentuk melalui penilaian orang lain

yang dilihat oleh individu sendiri melalui cerminan dari perilaku yang ditampilkan

orang lain. Ketika individu melihat reaksi dari orang lain terhadap kebiasaan dari diri

individu, maka seperti itulah diri individu. Reaksi orang lain akan memberikan kesan

tentang seperti apa diri individu itu. Individu akan mengimajinasikan dan

memandang dirinya sendiri berdasarkan apa yang telah dilihat oleh dirinya dan apa

yang dirasakan oleh dirinya.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini,

adalah: “Bagaimana gambaran citra diri perempuan perokok aktif yang berasal dari:

1. kesan orang lain yang diterima perempuan perokok aktif terhadap penampilan

diri?

2. penilaian diri terhadap penampilannya sebagai perempuan perokok aktif?

3. perasaan diri sebagai perempuan perokok aktif?

(19)

9 Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. untuk mengetahui gambaran citra diri perempuan perokok aktif yang berasal dari

kesan orang lain yang diterima sebagai perempuan perokok aktif yang

ditampilkan kepada orang lain,

2. untuk mengetahui gambaran citra diri perempuan perokok aktif yang berasal dari

penilaian diri terhadap penampilannya sebagai perempuan perokok aktif, dan

3. untuk mengetahui gambaran citra diri perempuan perokok aktif yang berasal dari

perasaan diri sebagai perempuan perokok aktif.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat yang bersifat teoritis dan manfaat

yang bersifat praktis.

1. Manfaat teoritis yang dapat diberikan oleh penelitian ini adalah memberikan

masukan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu psikologi khususnya

psikologi sosial dan sebagai acuan bagi perkembangan penelitian selanjutnya,

khususnya tentang citra diri dan perempuan perokok aktif.

2. Sementara itu, manfaat praktis yang dapat diberikan oleh penelitian yaitu:

a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan dan pemahaman mengenai gambaran citra diri dari

perempuan perokok aktif sehingga dapat berguna di kemudian hari

(20)

b. Bagi masyarakat pada umumnya, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai citra diri dari

perempuan perokok aktif sehingga masyarakat dapat menghargai atas

keputusan dari perempuan yang merokok dalam kehidupan

sehari-harinya.

c. Bagi perempuan perokok aktif lainnya, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai citra diri

perempuan perokok aktif di Kota Bandung sehingga dapat menjadi

bahan tambahan dalam menyelesaikan permasalahan yang terkait

dengan hal ini.

F. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada tiga orang perempuan perokok aktif di kota

Bandung. Kriteria subjek penelitian adalah sebagai berikut:

1. Subjek adalah perempuan perokok yang berada pada rentang usia antara 18-22

tahun.

2. Subjek telah menjadi perokok aktif kurang lebih satu tahun.

G. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

(21)

11 B. Fokus Penelitia

C. Rumusan Masalah

D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Penelitian

F. Lokasi dan Subjek Penelitian

G. Struktur Organisasi Skripsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Citra Diri

2. Perilaku Merokok

3. Perempuan Perokok Aktif

B. Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN

A. Penelitian Kualitatif

1. Desain Penelitian

2. Definisi Operasional

3. Teknik Pengumpulan Data

4. Teknik Analisis Data

5. Keabsahan Data

(22)

B. Subjek Penelitian

C. Prosedur Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Profil Subjek Penelitian

1. Subjek Pertama

2. Subjek Kedua

3. Subjek Ketiga

B. Deskripsi Data

C. Diplay Data

D. Hasil Penelitian

1. Kesan orang lain yang diterima permpuan perokok aktif terhadap

penampilan diri.

2. Penilaian diri terhadap penampilannya sebagai perempuan perokok

aktif.

3. Perasaan diri sebagai perempuan perokok aktif

E. Pembahasan

1. Kesan orang lain yang diterima perempuan perokok aktif terhadap

penampilan diri.

2. Penilaian diri terhadap penampilannya sebagai perempuan perokok

aktif.

(23)

13 F. Rangkuman Citra Diri Tiga Perempuan Perokok Aktif di Kota Bandung

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Rekomendasi

Daftar Pustaka

(24)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Penelitian Kualitatif

1. Desain Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. John W.

Creswell (1998:15) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah proses

penelitian yang berusaha memahami dan mengeksplorasi masalah-masalah manusia

atau sosial. Peneliti membangun suatu cerita yang kompleks, menggambarkan secara

holistik, membuat pernyataan secara analisis, melaporkan sudut pandang subjek

penelitian secara mendetail dan melakukan penelitian secara natural.

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, data yang diperoleh akan lebih

menekankan pada upaya untuk membangun pandangan terhadap subjek penelitian

secara lebih mendalam dan lebih terinci yang dibentuk dengan kata-kata sehingga

tujuan penelitian dapat tercapai. Penelitian kualitatif berupaya untuk menyajikan

dunia sosial dan perspektif yang ada di dalam dunia baik dari segi konsep, perilaku,

persepsi dan persoalan tentang manusia yang diteliti (Moleong, 2011:6).

Pendekatan kualitatif yang dipilih peneliti akan menggunakan metode studi

kasus. Bogdan dan Bikien (Moleong 2007:3) memaparkan bahwa studi kasus

merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu

(25)

33

dengan how dan why, juga apabila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk

mengontrol kejadian-kejadian yang hendak diselidiki, dan apabila fokus penelitiannya

terletak pada fenomena kontempores di dalam konteks kehidupan nyata (Yin, 2009).

2. Definisi Operasional

Fokus dari penelitian ini adalah citra diri dari perempuan perokok aktif di kota

Bandung. Citra diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah citra diri yang dimiliki

perempuan perokok aktif yang berasal dari (1) kesan orang lain yang diterima

perempuan perokok aktif terhadap penampilan diri, (2) penilaian diri terhadap

penampilannya sebagai perempuan perokok aktif, dan (3) perasaan diri sebagai

perempuan perokok aktif. Pedoman wawancara yang digunakan disusun oleh peneliti

sendiri berdasarkan teori Cooley (1922) yang dipaparkan dalam Bab II yaitu:

1. Kesan orang lain yang diterima perempuan perokok aktif terhadap penampilan

diri.

Penilaian dari teman, keluarga dan masyarakat yang dirasakan sendiri oleh

perempuan perokok aktif tentang penampilan dirinya sebagai perempuan perokok

aktif.

2. Penilaian diri terhadap penampilannya sebagai perempuan perokok aktif.

Perempuan perokok aktif menilai tentang penampilan diri sebagai

(26)

34

3. Perasaan diri sebagai perempuan perokok aktif.

Perasaan perempuan perokok aktif tentang penampilan dirinya sebagai

perempuan perokok aktif dan penilaian dari teman, keluarga dan masyarakat

sebagai perempuan perokok aktif.

4. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti akan menggunakan dua teknik dalam proses pengumpulan data yaitu,

wawancara mendalam (in depth interview).

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh

dua pihak antara pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interviewee) yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan (Moleong, 2011:186).

Tujuan dilakukannya wawancara (Lincoln dan Guba dalam Moleong,

2011:186) antara lain untuk mengkonstruksi mengenai orang, peristiwa atau kejadian,

perasaan, motivasi, tuntutan dan sebagainya. Dengan wawancara, peneliti akan lebih

mengetahui hal-hal yang mendalam mengenai partisipan dalam menginterpretasi

situasi dan feomena yang terjadi yang dimana hal ini tidak bisa diperoleh hanya

melalui observasi (Sugiyono, 2005:72).

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi

terstruktur dengan teknik in-depth interview. Wawancara semi terstruktur merupakan

(27)

35

bersifat mengatur segala sesuatu yang teerjadi dan sekaligus memperlihatkan

kemampuan kreatif dari orang yang diwawancarai untuk menolak dan melawan apa

yang ingin dicapai oleh peneliti.

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

wawancara mendalam (in depth interview). Bungin (2010:108) mengatakan bahwa

wawancara mendalam digunakan untuk memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab dan bertatap muka antara interviewer dan

interviewee dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara. Interviewer dan interviewee juga akan terlibat langsung dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan pedoman wawancara yang disusun

sendiri oleh peneliti berdasarkan teori dari Cooley (1922).

5. Teknik Analisis Data

Analisi data dalam penelitian kualitatif adalah upaya yang dilakukan dalam

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah data menjadi satuan

yang dapat dikelola, disintesiskan, dicari dan ditemukan polanya, ditemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari dan dibuat keputusan mengenai apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain (Bogdan & Biklen dalam Moleong, 2011:248).

Dalam penelitian ini proses analisis data akan dilakukan dari awal sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan dan saat setelah selesai di lapangan

(Moleong, 2011:126). Analisis data penelitian akan difokuskan pada proses saat di

(28)

36

dalam penelitian ini akan dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus

sampai tuntas hingga data mengalami kejenuhan (Miles dan Huberman dalam

Sugiyono, 2011:246). Aktivitas selama melakukan analisis data akan meliputi

beberapa tahap, yaitu :

a) Data reduction

Data reduction adalah analisis data yang dilakukan berdasarkan hasil

pengambilan data saat di lapangan. Jumlah data yang sangat banyak, kompleks dan

rumit perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Reduksi data berarti

merangkum data, memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskannya pada hal-hal

yang penting. Hasil dari reduksi data akan memberikan gambaran yang jelas dan akan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya (Sugiyono,

2011:247).

b) Data display

Data display adalah hasil pengambilan data yang telah direduksi untuk

langsung selanjutnya disajikan. Dalam penelitian kualitatif menyajikan data yang

telah direduksi biasanya dalam bentuk teks dan bersifat naratif (Sugiyono, 2011:249).

c) Conclusion drawing/ verification

Conclusion drawing/ verification adalah pengambilan kesimpulan berdasarkan hasil dari data display yang didukung oleh bukti-bukti valid dan

konsisten saat kembali ke lapangan mengumpulkan data. Kesimpulan dapat dikatakan

(29)

37

6. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah dimana suatu keadaan harus mampu

mempresentasikan nilai yang benar agar hal itu dapat diterapkan dan konsisten akan

prosedur atas temuan dan keputusan-keputusannya (Moleong, 2011:320). Dengan

keabsahan suatu data peneliti harus bertanggung jawab atas dirinya dan

temuan-temuannya dan dapat dipercaya. Untuk dapat menetapkan keabsahan suatu data

diperlukan teknik pemeriksaan.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan beberapa teknik

pemeriksaan keabsahan data (Sugiyono, 2011) diantaranya adalah :

a) Triangulasi

Dalam teknik triangulasi peneliti melakukan pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang berada diluar data untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh melalui berbagai sumber,

berbagai cara dan berbagai waktu. Peneliti akan menggunakan triangulasi sumber

yaitu dimana peneliti akan melakukan wawancara pada teman dekat dari pemberi data

atau subjek yang akan diteliti.

b) Membercheck

Peneliti melakukan pengecekkan data kembali kepada pemberi data dengan

tujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh peneliti sesuai dengan

apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila pemberi data sepakat dengan data

yang ditemukan, maka data tersebut dapat dinyatakan valid dan data dapat dipercaya.

(30)

38

dengan apa yang dimaksud oleh pemberi data sehingga tidak diperoleh kekeliruan

dan data semakin valid.

7. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kota Bandung dan pengambilan data di

tempat yang telah disepakati dengan subjek. Kota Bandung sudah menjadi kota

metropolis yang memiliki pergaulan serta lifestyle yang sangat berkembang.

Penelitian ini mengambil subjek perempuan perokok sebayak tiga orang. Waktu

pelaksanaan dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2012.

B. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik

purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu yaitu bahwa subjek dianggap paling tahu

tentang apa yang diharapkan oleh peneliti sehingga dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian dan subjek berada pada posisi terbaik sebagai sumber

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini (Sugiyono, 2011:219).

Kriteria subjek penelitian adalah sebagai berikut:

1. Subjek adalah perempuan perokok yang berada pada rentang usia antara

18-22 tahun.

(31)

39

Winkel (1997) mengemukakan bahwa subjek yang berada pada rentang usia

18-22 tahun pada umumnya menampakkan ciri-ciri dimana (1) memiliki pandangan

yang realistis tentang diri sendiri dan lingkungan hidupnya, (2) kemampuan dalam

menghadapi segala macam permasalahan secara lebih matang dan (3) usaha

memantapkan diri dalam bidang keahlian yang telah dipilih. Subjek penelitian yang

dipilih oleh penulis adalah tiga perempuan perokok yang memiliki perbedaan dalam

gaya berpakaian dengan alasan keberagaman dalam cara pandang yaitu perempuan

perokok tomboy, perempuan perokok feminin dan perempuan perokok berjilbab.

Untuk mendapatkan subjek penelitian yang sesuai dengan keinginan penulis,

sebelumnya penulis telah melakukan wawancara pendahuluan pada awal tahun 2012

ini dengan salah satu perempuan perokok di kota Bandung. Salah satu syarat yang

telah ditentukan oleh penulis yaitu bahwa subjek penelitian adalah perempuan yang

telah menjadi perokok aktif minimal 1 tahun dan berada pada rentang usia 18-22

tahun. Hal ini menjadi pertimbangan penulis karena pengalaman yang telah dimiliki

oleh subjek penelitian dapat menjadikan subjek penelitian lebih tahu apa yang dialami

(32)

40

C. Prosedur Penelitian

Prosedur yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan dalam penelitian ini meliputi:

a. pencarian informasi yang terkait dengan perempuan perokok di kota Bandung

melalui buku bacaan, internet dan orang yang berhubungan langsung dengan

perempuan perokok,

b. pencarian teori yang berkaitan dengan citra diri melalui hasil-hasil penelitian

sebelumnya, buku-buku bacaan dan internet,

c. mengurus surat izin melakukan penelitian pada bidang akademik Universitas

Pendidikan Indonesia,

d. melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing penelitian yang berkaitan

dengan judul penelitian,

e. menentukan subjek penelitian yaitu perempuan perokok di kota Bandung,

f. mempersiapkan daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara yang

berkaitan dengan citra diri perempuan perokok di kota Bandung.

2. Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini meliputi:

a. meminta kesediaan tiga orang perempuan perokok di kota Bandung untuk

diteliti,

b. memberitahukan hal-hal apa saja yang akan dilakukan dalam proses penelitian

yang berkaitan dengan citra diri perempuan perokok,

(33)

41

d. melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing penelitian berkaitan dengan

informasi yang telah didapatkan ketika penelitian berlangsung.

3. Tahap pengolahan data yang meliputi:

a. pengolahan data dilakukan setiap kali peneliti selesai mengambil data di

lapangan yang berupa verbatim hasil wawancara dan daftar perilaku yang

diperoleh melalui observasi,

b. hasil wawancara yang telah direduksi, dilakukan pengkodean dan

pengelompokan data untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan

citra diri perempuan perokok di kota Bandung,

c. hasil data yang telah dikelompokkan beserta sumber data lainnya selanjutnya

dianalisis dan dilakukan uji keabsahan data,

d. melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing penelitian berkaitan dengan

(34)

81

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai citra diri perempuan perokok aktif di

kota Bandung yang telah dibahas di Bab IV didapatkan kesimpulan tentang gambaran

citra diri dari tiga perempuan perokok aktif di Kota Bandung.

Subjek A memiliki gambaran tentang citra diri sebagai perempuan perokok

aktif yang berasal dari self-idea yang dimiliki. Subjek A menerima kesan orang lain

yang berasal dari penilaian yang diberikan orang lain adalah baik. Penilain yang

positif dari lingkungan subjek A membuat subjek A merasakan penerimaan dari

lingkungan tersebut sebagai perempuan perokok aktif sehingga memberikan

keberanian bagi subjek A untuk menampilkan dirinya di lingkungan sosial sebagai

perempuan perokok aktif. Penerimaan dari lingkungan membuat subjek A

memberikan penilaian positif terhadap dirinya. Bagi subjek A dampak buruk yang

telah dirasakan olehnya bukan suatu masalah yang besar sehingga subjek A tidak

menyesali akan keputusan yang diambil di masa lalu untuk menjadi perokok aktif.

Subjek An memiliki gambaran tentang citra diri sebagai perempuan perokok

aktif yang berasal dari self-idea. Bagi subjek An kesan orang lain yang berasal dari

penilaian orang lain terhadap penampilan diri sebagai perempuan perokok aktif

(35)

82

teman saat ini tetapi pengalaman masa lalu yang sempat mendapatkan penolakan dari

teman membuat An tetap merasa dirinya negatif sebagai perempuan perokok aktif.

Bagi subjek An penerimaan dari lingkungan teman saat ini tidak cukup membantu

dirinya untuk berani menampilkan diri di lingkungan keluarga dan masyarakat

sebagai perempuan perokok aktif. Hal tersebut mengakibatkan subjek An

memberikan penilaian yang negatif terhadap penampilan dirinya sebagai perempuan

perokok aktif. Dampak buruk sebagai perempuan perokok aktif pun telah dirasakan

An dan menjadi masalah yang cukup besar baginya, sehingga An merasakan

penyesalan terhadap keputusannya untuk menjadi perempuan perokok aktif.

Subjek P memiliki gambaran citra diri sebagai perempuan perokok aktif yang

berasal dari self-idea. Bagi subjek P kesan orang lain yang berasal dari penilaian

orang lain terhadap penampilan diri sebagai perempuan perokok aktif adalah baik.

Subjek P mendapatkan penilaian yang positif dari lingkungan teman, keluarga dan

masyarakat, walaupun sebenarnya subjek P sempat merasakan penilaian negatif dari

lingkungan keluarga dan teman, tetapi hal tersebut tidak dijadikan suatu masalah

yang besar dan subjek P tetap menjadi perokok aktif sampai saat ini. Subjek P

mendapatkan penerimaan dari lingkungan teman, keluarga dan masyarakat

sepenuhnya sehingga subjek P tidak mengalami kesulitan ketika menampilkan diri

sebagai perempuan perokok aktif di lingkungan tersebut. Dampak buruk sebagai

perokok aktif pun tidak dijadikan masalah yang besar oleh subjek P, sehingga sebagai

(36)

83

B. Rekomendasi

Berikut ini adalah hal yang perlu direkomendasikan bagi pihak-pihak tertentu

berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tiga orang perempuan perokok aktif

di kota Bandung.

1. Bagi perempuan perokok aktif lainnya.

Bagi perempuan perokok aktif lainnya khususnya di kota Bandung, penelitian

ini diharapkan dapat memberikan gambaran bahwa menjadi seorang

perempuan perokok aktif bukan sesuatu yang dapat menjadikan diri merasa

dinilai negatif. Kesan dan penilaian dari orang lain dapat menjadi cerminan

terhadap diri dan dijadikan bahan untuk mengembangkan diri menjadi lebih

baik.

2. Bagi keluarga dan teman-teman dari perempuan perokok aktif.

Bagi pihak-pihak yang dekat dengan perempuan perokok aktif khususnya

keluarga dan teman-teman dari perempuan perokok aktif diharapkan dapat

memberikan dukungan dan perhatian kepada perempuan perokok aktif karena

dapat membuat mereka merasakan penerimaan sebagai perempuan perokok

aktif.

3. Bagi peneliti selanjutnya.

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat memberikan

gambaran bagaimana citra diri perempuan perokok aktif di kota Bandung.

(37)

84

Penelitian selanjutnya juga dapat mengambil subjek dari karakteristik yang

berbeda seperti perbedaan usia dan perbedaan jenis kelamin sehingga dapat

memperoleh gambaran yang lebih luas tentang citra diri perempuan perokok

(38)

85

DAFTAR PUSTAKA

Amasha, Hadayat. A dan Jaradeh, Malak. S. (2012). Effect of Active and Passive

smoking during pregnancy on its outcomes. Health Science Journal Vol.6. Issue 2. [Online]. Tersedia: www.hsj.gr/volume6/issue2/6213.pdf (20 Januari 2013) Bungin, Burhan (2010). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group

Burns, R.B. (2003). Konsep Diri : Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Jakarta: Arcan.

Cooley, Charles Horton (1922). Human Nature and the Social Order. New York: Charles Scribner”s Sons.

Creawell, John. W. (1998). Qualitative Inquiry And Research Design: Choosing

Among Five Traditions, Sage Publications, Inc., USA

Durbin, Paul G. (1993). Human Trinity Hypnotherapy. Access Information Service. USA

Effendi, Muhammad. 2005. Penggunaan Cognitive Behavior Therapy untuk

Mengendalikan Kebiasaan Merokok di Kalangan Siswa melalui Peningkatan Perceived Self Efficacy Berhenti Merokok. Jurnal Pendidikan dan fkbud~yann,

No. 056, Tahun Ke-11, September 2005. [online]. Tersedia: http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/115605633667.pdf [17 April 2012]

(39)

86

Fein, Steven dan Spencer, Steven J .(1997). Prejudice as self-image maintenance:

Affirming the self through derogating others. Journal of Personality and Social

Psychology, Vol 73(1). American Psychological Association.

Fuad, Baraja. (2008). Peringatan Bahaya Rokok Tidak Efektif. Portal Nasional

Republik Indonesia. [Online]. Tersedia:

http://www.indonesia.go.id/en/ministries/ministers/ministry-of-health/773-kesehatan/2288-peringatan-bahaya-rokok-tidak-efektif-.html [17 April 2012]

Henslin, James. M. (2006). Sosiologi dengan Pendekatan Membumi. Edisi Enam Jilid

I. Jakarta: Erlangga

Hurlock, Elizabeth. B. (1980). Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

John J. Shaugh Nessy, Eugene B&Jeanne. S. Zechmeister. (2006). Metodologi

Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kemala, Indri Nasution. (2007). Perilaku Merokok Pada Remaja. Skripsi Universitas

Sumatera Utara. [Online]. Tersedia:

library.usu.ac.id/download/fk/132316815.pdf (30 Agustus 2012)

Laili, Nur Sa’diah. (2007). Hubungan Antara Perilaku Merokok dengan Kepercayaan

Diri Siswa di SMAN 5 Malang. Abstrak. [Online]. Tersedia:

lib.uin-malang.ac.id (25 Mei 2012)

Levy. M.R. (1984). Life and Health. New York: Random House

Linda, Yulia. (2011). Konsep Diri Mahasiswi Perokok di Kota Bandung (Studi

Fenomenologi Konsep Diri Mahasiswi Perokok di Kota Bandung). Skripsi

(40)

87

Maltz, Maxwell. (1996). Kekuatan Ajaib Psikologi Citra Diri. Jakarta: Mitra Utama.

Martin, G. dan Pear, J. (2007). Behavior Modification: What It Is and How To Do It. New Jersey: Pearson Prentice Hall

Moleong, Lexy. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy. J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

O. Sears, David., Freedman, Jonathan.,dan Peplau, L. Anne. (1985). Psikologi Sosial.

Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Parker, Ian. (2008). Psikologi Kualitatif Penelitian Radikal. Yogyakarta: ANDI

Perwitasari, R. (2006). Motivasi dan Perilaku Merokok pada Mahasiswa Ditinjau

Dari Internal Locus Of Control dan External Locus Of Control. Skripsi Jurusan

Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Negeri Semarang. Tidak Diterbitkan

Rahmat, Jalaluddin. (2001). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rizkiana, Peppy Fathul. (2012). Hubungan antara citra diri dengan perilaku merokok pada wanita di purwokerto. Skripsi Universitas Muhammadiyah

Purwokerto. Diterbitkan [Online]. Tersedia: http://digilib.ump.ac.id (1

Februari 2013)

Roberta G. Simmons, Florence Rosenberg and Morris Rosenberg. (1973). Disturbance in the Self-Image at Adolescence. American Sociological Review

Vol. 38, No. 5. American Sosiologycal Assosiation.

(41)

88

Sedyaningsih, Endang (2011). Jakarta: Tribun

Sihite, Romany. (2007). Perempuan Kesetaraan Keadilan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Silalahi, Ulber. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo.

Sudut Pandang. (April 2012). Pencitraan Diri. Metro TV

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Trim, B. (2006). Merokok Itu Konyol. Jakarta: Ganeca Exact

Walgito, Bimo (2011). Teori-teori Psikologi Sosial. Yogyakarta: C.V ANDI

Winkel, W.S (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo

Referensi

Dokumen terkait

(5) Ketentuan lebih lanjut tentang penyelenggaraan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Direktur setelah mendapat persetujuan Senat..

Keempat, dalam Standar Nasioanal Pendidikan penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk

Dengan menggunakan metode Servqual kita bisa mengetahui performansi atribut pelayanan yang dihasilkan dengan perhitungan gap score , dimana gap score yang

Bagi anak yang berusia 6-15 tahun, sebenarnya berhak untuk mengenyam pendidikan.Namun tidak bagi anak jalanan, karena faktor ekonomi keluarga, mereka

Dari tuturan tersebut terjadi alih kode pada peristiwa tutur antara penjual. dan pembeli yang awalnya menggunakan

Uji konfirmasi dilakukan dengan menandai puncak- puncak senyawa pembanding, perhitungan hRfc dari analit menggunakan program WinCATS 4.24, konfirmasi analit dilakukan

a) Dengan dilakukannya konfigurasi, semua akses ke aplikasi-aplikasi yang berkaitan dengan pekerjaan dan kebutuhan internal pemerintah Provinsi Gorontalo tidak

Rumusan masalah yang dibahas dalam tulisan ini adalah (1) model pembelajaran Project Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik (2)