MAKIAN DALAM KOMENTAR VIDEO KLIP SM*SH DI YOUTUBE
(KAJIAN PRAGMATIK)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat
memeroleh gelar Sarjana Sastra
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Puri Noor Waristha
0906405
PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
HALAMAN PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Makian dalam Komentar Video Klip SM*SH di YouTube (Kajian Pragmatik)” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian
di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Juli 2013
Yang membuat pernyataan,
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya makian dalam komentar video klip SM*SH di YouTube yang bersumber dari para pengguna YouTube untuk mengomentari video klip SM*SH atau mengomentari komentar para pengguna
YouTube sebagai respons yang diberikan kepada video klip tersebut. Tujuan
penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi daya tuturan yang diduga sebagai makian dalam komentar video klip SM*SH di YouTube; (2) mengungkap implikatur dari tindak tutur yang diduga sebagai makian dalam komentar video klip SM*SH di YouTube; (3) menentukan tingkat validitas dari tindak tutur yang diduga sebagai makian dalam komentar video klip SM*SH di YouTube.
Data-data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan pendekatan teoretis, yakni teori pragmatik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Data yang dideskripsikan berupa tuturan makian dalam komentar mengenai video klip SM*SH di YouTube yang dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Masalah ... 5
1. Identifikasi Masalah ... 6
2. Pembatasan Masalah ... 6
3. Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
1. Manfaat Teoretis ... 7
2. Manfaat Praktis ... 7
E. Asumsi Dasar ... 8
F. Definisi Operasional ... 8
BAB II IHWAL PRAGMATIK DAN MAKIAN A. Pragmatik ... 9
1. Aspek Ujar ... 13
2. Tindak Tutur ... 14
3. Prinsip Kerja Sama ... 17
4. Implikatur (Makna Tersirat) ... 21
C. Syarat-Syarat Validitas Tindak Tutur Memaki ... 24
D. Tinjauan Pustaka ... 24
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 30
B.Data dan Sumber Data ... 32
1. Data ... 32
2. Sumber Data ... 32
C. Metode Penyajian Data ... 32
D. Metode Analisis Data ... 33
E. Metode Penyajian Hasil Analisis Data ... 34
F. Model Kontekstualisasi Data ... 34
G. Instrumen Penelitian ... 35
BAB 4 DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Pengantar ... 36
B. Analisis Tindak Tutur Pengguna YouTube yang Diduga sebagai Makian . 38 1. Analisis Data 1 ... 39
a. Daya Tuturan DF kepada JN ... 39
b. Implikatur Percakapan DF kepada JN ... 40
c. Tingkat Validitas Tuturan DF kepada JN ... 41
2. Analisis Data 2 ... 43
a. Daya Tuturan RF kepada VS ... 43
b. Implikatur Percakapan RF kepada VS ... 44
c. Tingkat Validitas Tuturan RF kepada RF ... 45
3. Analisis Data 3 ... 47
a. Daya Tuturan NI kepada RF ... 47
b. Implikatur Percakapan NI kepada RF ... 48
c. Tingkat Validitas Tuturan NI kepada RF ... 49
a. Daya Tuturan ES kepada IV ... 51
b. Implikatur Percakapan ES kepada IV ... 52
c. Tingkat Validitas Tuturan ES kepada IV ... 53
5. Analisis Data 5 ... 55
a. Daya Tuturan ES kepada AM ... 55
b. Implikatur Percakapan ES kepada AM ... 56
c. Tingkat Validitas Tuturan ES kepada AM ... 57
6. Analisis Data 6 ... 59
a. Daya Tuturan AB kepada AA ... 59
b. Implikatur Percakapan AB kepada AA ... 60
c. Tingkat Validitas Tuturan AB kepada AA... 61
7. Analisis Data 7 ... 63
a. Daya Tuturan PP kepada VS ... 63
b. Implikatur Percakapan PP kepada VS... 64
c. Tingkat Validitas Tuturan PP kepada VS ... 66
8. Analisis data 8 ... 68
a. Daya Tuturan RJ kepada PP ... 68
b. Implikatur Percakapan RJ kepada PP ... 69
c. Tingkat Validitas Tuturan RJ kepada PP ... 70
9. Analisis Data 9 ... 72
a. Daya Tuturan GE kepada VS ... 72
b. Implikatur GE kepada VS ... 73
c. Tingkat Validitas Tuturan GE kepada VS ... 74
10.Analisis Data 10 ... 76
a. Daya Tuturan HI kepada GE ... 76
b. Implikatur Percakapan HI kepada GE ... 77
c. Tingkat Validitas Tuturan HI kepada GE ... 77
11.Analisis Data 11 ... 80
a. Daya Tuturan PY kepada BW ... 80
c. Tingkat Validitas Tuturan PY kepada BW ... 82
12.Analisis Data 12 ... 83
a. Daya Tuturan VR kepada LA ... 84
b. Implikatur Percakapan VR kepada LA ... 85
c. Tingkat Validitas Tuturan VR kepada LA ... 86
13.Analisis Data 13 ... 87
a. Daya Tuturan PS kepada TD ... 88
b. Implikatur Percakapan PS kepada TD ... 89
c. Tingkat Validitas Tuturan PS kepada TD ... 90
14.Analissi Data 14 ... 92
a. Daya Tuturan DM kepada TD... 92
b. Implikatur Percakapan DM kepada TD ... 93
c. Tingkat Validitas Tuturan DM kepada TD ... 94
15.Analisis Data 15 ... 96
a. Daya Tuturan DL kepada VS ... 96
b. Implikatur DL kepada VS ... 97
c. Tingkat Validitas Tuturan DL kepada VS ... 98
16.Analisis Data 16 ... 100
a. Daya Tuturan MN kepada DP ... 101
b. Implikatur Percakapan MN kepada DP ... 102
c. Tingkat Validitas Tuturan MN kepada DP ... 103
17.Analisis data 17 ... 104
a. Daya Tuturan DP kepada MN ... 104
b. Implikatur Percakapan DP kepada MN ... 105
c. Tingkat Validitas Tuturan DP kepada MN ... 106
18.Analisis Data 18 ... 108
a. Daya Tuturan DP kepada BW ... 108
b. Implikatur Percakapan DP kepada BW ... 109
c. Tingkat Validitas Tuturan DP kepada BW ... 110
a. Daya Tuturan DM kepada GN ... 113
b. Implikatur Percakapan DM kepada GN ... 114
c. Tingkat Validitas Tuturan DM kepada GN ... 115
20.Analisis Data 20 ... 117
a. Daya Tuturan DM kepada RS ... 117
b. Implikatur Percakapan DM kepada RS ... 118
c. Tingkat Validitas Tuturan DM kepada RS ... 119
21.Analisis Data 21 ... 121
a. Daya Tuturan DK kepada RB ... 121
b. Implikatur Percakapan DK kepada RB ... 122
c. Tingkat Validitas Tuturan DK kepada RB ... 123
22.Analisis Data 22 ... 125
a. Daya Tuturan RB kepada DK ... 125
b. Implikatur Percakapan RB kepada DK ... 126
c. Tingkat Validitas Tuturan RB kepada DK ... 127
23.Analisis Data 23 ... 129
a. Daya Tuturan FS kepada TE ... 129
b. Implikatur Percakapan FS kepada TE ... 130
c. Tingkat Validitas Tuturan FS kepada TE... 131
24.Analisis Data 24 ... 133
a. Daya Tuturan MM kepada MS ... 133
b. Implikatur Percakapan MM kepada MS ... 134
c. Tingkat Validitas Tuturan MM kepada MS ... 135
25.Analisis Data 25 ... 137
a. Daya Tuturan LA kepada IB ... 137
b. Implikatur Percakapan LA kepada IB ... 138
c. Tingkat Validitas Tuturan LA kepada IB... 139
26.Analisis Data 26 ... 141
a. Daya Tuturan JS kepada VS ... 141
c. Tingkat Validitas Tuturan JS kepada VS ... 143
27.Analisis Data 27 ... 146
a. Daya Tuturan SS kepada VS ... 146
b. Implikatur SS kepada VS ... 147
c. Tingkat Validitas Tuturan SS kepada VS ... 148
C. Pembahasan ... 150
1. Daya Tuturan ... 150
2. Implikatur ... 151
3. Tingkat Validitas ... 152
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 153
B. Saran ... 154
DAFTAR PUSTAKA ... 156
RIWAYAT HIDUP ... 158
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi pada era globalisasi saat ini semakin pesat.
Dampak dari kemajuan teknologi sudah dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
Perkembangan teknologi ini juga membawa perubahan dalam kehidupan
masyarakat. Masyarakat dapat dengan mudah berkomunikasi dengan orang lain
dari berbagai daerah, bahkan berbagai negara dan penyebaran informasi dapat
dilakukan dengan cepat ke berbagai penjuru dunia.
Salah satu teknologi yang memberikan dampak besar kepada kehidupan
manusia ialah internet. Internet menyajikan banyak informasi dan hiburan. Salah
satu situs internet yang diminati oleh banyak pengguna ialah YouTube. Dalam
YouTube, para pengguna internet dengan mudah dapat memuat, menonton, dan
berbagi klip video secara gratis. Pada umumnya video-video di YouTube adalah
klip musik, film, acara televisi, serta video buatan para penggunanya sendiri.
Dalam cuplikan tersebut para pengguna YouTube dapat mengomentari setiap
video yang diunggah. Karena YouTube bersifat terbuka, komentar yang muncul
pun sangat beragam. Ada komentar yang berupa pujian, ada pula komentar yang
bernada makian.
Dalam konteks Indonesia, video klip SM*SH yang terdapat di YouTube
tergolong populer sehingga mengundang banyak komentar. SM*SH merupakan
sebuah grup musik asal Indonesia yang dibentuk pada tanggal 10 April 2010.
Grup musik ini beranggotakan tujuh orang yaitu Rafael, Rangga, Morgan, Bisma,
Dicky, Reza, dan Ilham. Genre musik yang mereka bawakan adalah pop-dance.
Nama SM*SH merupakan singkatan dari Seven Men as Heroes. Kata heroes
bermakna „mereka ingin menginspirasi anak muda untuk berkreasi yang positif‟.
Huruf “A”-nya menggunakan simbol bintang karena terinspirasi dari nama
manajemen SM*SH, yaitu “Starsignal”. Album studio pertamanya yang telah
2
yaitu SM*SH yang telah memunculkan tiga single yang sukses termasuk I Heart
You.
Kesuksesan SM*SH menjadi kontroversi bagi sebagian masyarakat
Indonesia terutama kaum remaja. Mereka yang merupakan penggemar SM*SH
menyebut diri mereka adalah smashblast sedangkan yang membenci SM*SH
menyebut diri mereka adalah antis (anti sm*sh). Para antis menganggap SM*SH
mempunyai nama yang sangat mirip dengan nama boyband asal Korea yaitu
SMASH. Video klipnya yang berjudul I Heart You memperlihatkan penampilan
mereka yang mirip dengan penampilan dan gaya boyband Korea yaitu Super
Junior. Selain itu nada lagu dan cara menyanyikannya juga mirip dengan boyband
Korea 1TYM yang berjudul Without You. Oleh karena itu sebagian besar komentar
yang disampaikan para pengguna YouTube memakai bahasa yang mengarah pada
kata-kata kasar yang disebabkan oleh perasaan tidak menyenangkan seperti kesal,
jengkel, geram, benci, dan sejenisnya. Kata-kata yang digunakan untuk mewakili
perasaan tersebut lazim dikategorikan sebagai kata makian.
Kata makian biasanya digunakan dalam keadaan marah. Jika seseorang
sedang marah, akal sehatnya tidak berfungsi lagi sehingga ia akan berbicara
dengan menggunakan ungkapan atau kata-kata kasar. Dalam keadaan seperti itu,
ungkapan atau kata makian seolah-olah digunakan sebagai alat pelampiasan
perasaan. Peristiwa itu mengakibatkan terjadinya penyelewengan makna karena
makna suatu kata diterapkan pada referen (rujukan) yang tidak sesuai dengan
makna kata sesungguhnya.
Berkenaan dengan kata makian, Sudaryanto, dkk. (1982:146) berpendapat
bahwa kata makian merupakan salah satu jenis kata afektif yang keafektifannya
dalam rangka titik awal komunikasi. Maksudnya, terjadi makian disebabkan oleh
adanya perbuatan seseorang atau peristiwa tertentu. Perbuatan seseorang atau
perbuatan itu menimbulkan tanggapan tertentu sehingga tersentuh daya
lampiasannya dan terucaplah makian itu.
Peneliti memilih analisis makian dalam komentar video klip Smash di
3
komunikasi dalam pergaulan di masyarakat, baik kalangan preman, anak jalanan,
seniman, bahkan orang-orang terpelajar. Selain itu juga, hal ini menjadi sebuah
bukti bahwa kekerasan itu tidak hanya berupa kontak fisik tetapi dapat juga
berupa kekerasan verbal. Kekerasan verbal terwujud dalam tindakan tutur, seperti
memaki, membentak, mengancam, menghujat, mengejek, melecehkan,
menjelek-jelekan, mengusir, memfitnah, menghasut, membuat orang lain malu, dan
menghina. Alasan khusus peneliti memilih video klip SM*SH di YouTube sebagai
objek penelitian, disebabkan sebagian besar pengguna yang mengomentari video
klip SM*SH di YouTube adalah kaum remaja yang merupakan generasi penerus
bangsa dan negara kita.
Makian sudah menjadi hal yang lazim dan jamak untuk diucapkan oleh
kalangan remaja. Pada umumnya, masyarakat memahami makian sebagai bahasa
yang identik dengan kekerasan atau kekasaran secara verbal. Pada kenyataannya,
makian juga dapat menjadi sarana keakraban. Hal itu dapat dibuktikan dengan
seringnya kita temukan atau kita simak penggunaan makian dalam kehidupan
sehari-hari, yang terjadi dalam berbagai konteks dan situasi.
Contoh komentar terhadap video klip SM*SH di YouTube yang diduga
[image:13.595.112.527.149.653.2]mengandung makian ialah sebagai berikut.
Gambar 1.
Kata yang diduga sebagai makian dalam penelitian di atas yaitu, kata
4
dikatakan penutur tidak relevan dengan komentar yang ditulis sebelumnya. Selain
itu penutur juga mengategorikan lawan tutur dengan sesuatu yang buruk atau
negatif. Makian dalam komentar video klip SM*SH di YouTube seperti pada
contoh di atas jika dibiarkan dapat menimbulkan banyak ekses sehingga dapat
terjadi perdebatan komunikasi yang negatif. Terlebih lagi makian tersebut
digunakan dalam media online yang dapat diakses oleh para pengguna YouTube di
seluruh dunia sehingga dapat memberikan citra yang negatif kepada nama baik
Indonesia yang dikenal sebagai orang yang santun dan ramah.
Penelitian mengenai kata yang diduga sebagai makian seperti pada contoh
di atas masih belum ada yang mengeksplorasi secara khusus dan mendalam.
Adapun penelitian Pramono (2012) meneliti penggunaan makian dalam tuturan
anak usia prasekolah. Dalam penelitian tersebut, dideskripsikan daya tuturan,
implikatur tindak tutur, dan mengukur tingkat validitas tindak tutur anak usia
prasekolah yang diduga sebagai makian.
Marnianti Suhendar (2011) meneliti penggunaan makian dalam bahasa
Indonesia melalui pendekatan sosiolinguistik. Dalam penelitian tersebut dianalisis
bentuk lingual makian dalam bahasa Indonesia dan variasi referensi makian dalam
bahasa Indonesia.
Pusparini (2010) meneliti pemakaian kata makian yang menyangkut aspek
bentuk, referensi, karakteristik makian, pengaruh sosiokultural yang ada dalam
pemakaian kata makian dan faktor-faktor yang secara signifikan memengaruhi
pemakaian kata makian mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Diponegoro yaitu usia, status sosial, jenis kelamin, serta
kedekatan emosi. 90% dari keseluruhan jumlah data menyatakan makian juga
digunakan pada situasi santai atau akrab.
Puspitasari (2010) menganalisis bentuk lingual, bentuk referensi, dan
makna leksikal yang ada dalam pemakaian kata makian. Berikut adalah hasil
penelitian tersebut. Dalam bentuk lingual, makian bahasa Indonesia pada komik
yang dikaji ada yang berwujud kata yang dapat dibedakan menjadi dua, yakni
5
jadian atau turunan (berbentuk polimorfemik yang dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu makian berafiks dan makian bentuk majemuk), selain itu ada yang
berwujud frasa dan klausa (dibentuk dengan menambahkan pronomina, pada
umumnya).
Kurniawan (2009) meneliti karakteristik bahasa dalam studi pragmatik
dengan objek kajian peristiwa tutur Bahasa Makian Mahasiswa Sastra Indonesia
UM. Bentuk ungkapan makian merupakan wujud ujaran dengan pilihan kata-kata
atau frasa yang tepat digunakan sebagai alat pengungkap perasaan penutur.
Kedua, strategi penggunaan bahasa makian, merupakan wujud dari penerapan
teori SPEAKING. Ketiga, selain menjadi sarana pengungkap rasa marah, ragam
fungsi ungkapan makian juga dapat digunakan sebagai sarana pengungkapan rasa
kesal, rasa kecewa, penyesalan, kebenaran, maupun penghinaan. Namun
sebaliknya, bahasa makian juga dapat digunakan sebagai sarana pengungkapan
rasa keintiman atau nuansa keakraban.
Berdasarkan beberapa sumber yang telah disebutkan di atas, tampak
bahwa belum ada penelitian yang secara khusus menggunakan perspektif
pragmatik untuk mengkaji penggunaan makian dalam komentar video klip
SM*SH di YouTube. Dapat dilihat dalam penelitian Marnianti Suhendar yang
meneliti mengenai makian lebih bersifat umum (Penggunaan Makian dalam
Bahasa Indonesia) dan pendekatan yang dilakukannya adalah pendekatan
sosiolinguistik. Puspitasari meneliti makian menggunakan teori semantik. Adapun
penelitian yang dilakukan oleh Pramono, Pusparini, dan Kurniawan, meskipun
pendekatan yang digunakan adalah teori pragmatik, tetapi objek dalam penelitian
ini lebih difokuskan pada penggunaan makian para pengguna YouTube, tetapi
objek penelitian Pramono adalah anak usia prasekolah, dan yang lainnya adalah
mahasiswa. Oleh karena itu, penelitian ini akan menelaah komentar video klip
6
B. Masalah
Dalam bagian ini akan dijelaskan masalah utama yang menjadi fokus
penelitian. Penjelasan tersebut meliputi (1) identifikasi masalah, (2) batasan
masalah, dan (3) rumusan masalah.
1. Identifikasi Masalah
Pada bagian ini, akan diuraikan ihwal identifikasi masalah dalam
penelitian ini. Berikut adalah pemaparannya.
1) Sebagian besar komentar video klip SM*SH di YouTube merupakan makian.
2) Penggunaan makian dalam komentar video klip SM*SH di YouTube dan
jejaring sosial atau media-media online lainnya jika dibiarkan dapat
menimbulkan banyak ekses sehingga dapat terjadi perdebatan komunikasi
yang negatif.
2. Pembatasan Masalah
Cakupan masalah pada identifikasi di atas masih terlalu luas untuk diteliti
dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian ini akan dibatasi pada hal-hal
berikut.
1) Penelitian ini menganalisis daya tuturan yang diduga sebagai makian dalam
komentar video klip SM*SH di YouTube berdasarkan teori Searle.
2) Implikatur yang dipakai adalah implikatur dari tindak tutur makian yang
digunakan dalam komentar video klip SM*SH di YouTube.
3) Makian yang dianalisis adalah makian dalam komentar video klip SM*SH di
YouTube.
4) Data yang diambil adalah komentar video klip SM*SH berjudul I Heart You
yang dikomentari dari bulan Februari sampai Maret 2013.
5) Komentar yang dianalisis adalah komentar berbahasa Indonesia.
6) Penelitian ini menggunakan kerangka analisis pragmatik, khususnya teori
7
3. Perumusan Masalah
Penelitian ini akan difokuskan pada penggunaan makian dalam komentar
video klip SM*SH di YouTube. Berikut ini dijabarkan rumusan masalah yang ada
dalam penelitian ini.
1) Bagaimana daya tuturan yang diduga sebagai makian dalam komentar video
klip SM*SH di YouTube?
2) Bagaimana implikatur dari tindak tutur yang diduga sebagai makian dalam
komentar video klip SM*SH di YouTube?
3) Bagaimana tingkat validitas tindak tutur yang diduga sebagai makian dalam
komentar video klip SM*SH di YouTube?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1) daya tuturan yang diduga sebagai makian dalam komentar video klip SM*SH
di YouTube;
2) implikatur dari tindak tutur yang diduga sebagai makian dalam komentar
video klip SM*SH di YouTube;
3) tingkat validitas tindak tutur yang diduga sebagai makian dalam komentar
video klip SM*SH di YouTube.
D. Manfaat Penelitian
Dengan melakukan penelitian ini, ada beberapa manfaat yang dapat
diperoleh. Manfaat tersebut penulis bagi menjadi dua bagian, yaitu manfaat
teoretis dan manfaat praktis. Kedua manfaat tersebut dijabarkan di bawah ini.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan analisis bagi perkembangan kajian pragmatik. Secara spesifik,
8
deskripsi yang jelas mengenai penggunaan makian para pengguna YouTube dalam
berkomentar.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) sebagai acuan bagi penelitian lainnya yang berhubungan dengan makian,
khususnya dalam bidang pragmatik;
2) memberikan pengetahuan maupun pelajaran khususnya bagi para orang tua
dan guru agar anaknya lebih memerhatikan situasi maupun kondisi tuturan
ketika menggunakan makian agar tidak terjadi kesalahpahaman di mata
masyarakat luas;
3) menambah referensi penelitian pragmatik di Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia.
E. Asumsi Dasar
Setiap tuturan pada dasarnya berorientasi pada tujuan tertentu. Dalam hal
ini, makian para pengguna YouTube dalam berkomentar diasumsikan memiliki
tujuan komunikasi tertentu.
F. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini, ada beberapa istilah yang penulis gunakan. Untuk
membatasi definisi dari istilah-istilah tersebut, berikut ini dijelaskan definisi
operasional dari beberapa istilah yang penulis gunakan dalam penelitian ini.
1) Makian dalam penelitian ini adalah ungkapan sebagai sarana untuk
mengekspresikan bentuk kemarahan, kejengkelan kekesalan, kekecewaan,
keheranan, ataupun penghinaan. Kata makian tersebut berupa
komentar-komentar pada video klip SM*SH yang di unggah di YouTube.
2) Komentar adalah ulasan atau tanggapan mengenai video klip SM*SH yang di
9
3) Video klip adalah rekaman gambar yang di unggah dalam YouTube.
4) SM*SH adalah salah satu nama boyband di Indonesia.
5) YouTube adalah sebuah situs web video sharing (berbagi video) populer
dimana para pengguna dapat memuat, menonton, dan berbagi klip video
secara gratis. Umumnya video-video di YouTube adalah klip musik (video
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan teoretis, yakni pendekatan
pragmatik. Pragmatik merupakan telaah mengenai relasi antara bahasa dan
konteks yang merupakan dasar bagi suatu catatan atau laporan pemahaman
bahasa. Dengan kata lain, pragmatik adalah telaah mengenai kemampuan pemakai
bahasa dalam menghubungkan serta menyerasikan kalimat-kalimat dan
konteks-konteks secara tepat (Levinson, 1987: 33).
Untuk mendukung pendekatan pragmatik tersebut, dalam penelitian ini
digunakan metode deskriptif. Menurut Sudaryanto (1993: 62), metode deskriptif
adalah metode penelitian yang dilakukan semata-mata berdasarkan fakta
kebahasaan yang ada atau fenomena yang secara empiris hidup pada penuturnya.
Tujuan metode deskriptif ini adalah untuk membuat gambaran atau lukisan yang
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan
antarsesama fenomena yang diselidiki. Jadi, metode deskriptif adalah penelitian
yang memaparkan, menganalisis, dan mengklasifikasikan data yang telah
diperoleh, dan pendeskripsian ini berupa penggambaran bahasa sebagaimana
adanya. Secara praktis metode yang digunakan dalam kajian ini dijabarkan dalam
tiga metode sesuai dengan tahapan pelaksanaannya, yaitu (1) metode
pengumpulan data, (2) metode analisis data, dan (3) metode penyajian hasil
analisis data.
Data yang dideskripsikan dan dipaparkan berupa tuturan makian dalam
komentar mengenai video klip SM*SH di YouTube. Deskripsi tersebut meliputi
implikatur dan fungsi tindak tutur yang terdapat pada makian para pengguna
YouTube dalam berkomentar. Di samping itu peneliti pun memaparkan deskripsi
tentang tindak tutur para pengguna YouTube yang diduga sebagai makian.
Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif. Penelitian kualitatif
30
bahasa yang sedang diteliti. Oleh karena itu, analisis kualitatif difokuskan pada
penunjukan makna, deskripsi, penjernihan, dan penempatan data pada konteksnya
masing-masing dan sering melukiskannya dalam bentuk kata-kata daripada dalam
angka-angka (Mahsun, 2007: 233). Penelitian deskriptif kualitatif berarti
penelitian yang berdasarkan apa yang terjadi pada setiap tuturan, yang dapat
diperhatikan berdasarkan konteksnya yang dilukiskan pada bentuk kata atau
kalimat.
Bagan 3. Alur Penelitian
FEEDBACK
Penggunaan makian dalam komentar video klip SM*SH di YouTube dalam perspektif pragmatik
OUTPUT
1. Daya tuturan para pengguna YouTube yang diduga sebagai makian 2. Implikatur tindak tutur para pengguna YouTube yang diduga sebagai makian
3. Tingkat validitas tindak tutur para pengguna
YouTube yang diduga
31
B. Data dan Sumber Data
Berikut ini akan dipaparkan data dan sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini.
1. Data
Data penelitian ini meliputi tuturan makian yang digunakan para pengguna
YouTube untuk mengomentari video klip SM*SH. Tuturan tersebut tersedia dalam
bentuk tulisan di situs www.youtube.com. Adapun periode pengumpulan data
adalah dari bulan Februari sampai dengan Maret 2013.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
sekunder. Artinya, data tersebut diperoleh secara tidak langsung, yaitu arsip
komentar para pengguna YouTube.
C. Metode Penyajian Data
Metode yang digunakan adalah metode simak dengan teknik catat.
Menurut Mahsun (2007), apabila peneliti berhadapan dengan penggunaan bahasa
secara tertulis, dalam penyadapan itu peneliti hanya dapat menggunakan teknik
catat sebagai gandengan teknik simak bebas libat cakap. Sebelum penyimakan,
dilakukan teknik screen capture (pengambilan data dengan memfoto tampilan
yang muncul pada layar komputer). Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan
data adalah sebagai berikut.
1) Data yang ada dalam www.youtube.com diambil dengan teknik screen
capture. Inilah yang merupakan korpus data dalam penelitian ini.
2) Dari korpus data tersebut dilakukan penyimakan dengan teknik dasar sadap
dan teknik lanjutan simak bebas libat cakap. Maksudnya, peneliti hanya
berperan sebagai pengamat tuturan yang diduga sebagai makian yang
32
menentukan tuturan makian yang digunakan para pengguna YouTube saat
mengomentari video klip SM*SH.
3) Setelah proses identifikasi, tahap berikutnya dilanjutkan dengan penyajian ke
dalam kartu data. Artinya, setelah data yang dibutuhkan terkumpul, prosesnya
dilanjutkan dengan penyalinan tiap tuturan yang telah diidentifikasi ke dalam
kartu data.
D. Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini meliputi tahapan sebagai berikut.
1) Mendokumentasikan data
Setelah peneliti memperoleh data dari komentar yang ada di YouTube, langkah
selanjutnya adalah mendokumentasikan atau menyimpan data tersebut.
2) Mengindentifikasi data
Berdasarkan hasil dokumentasi tersebut, telah diperoleh data yang selanjutnya
siap diidentifikasi. Proses identifikasi meliputi penandaan atau pemisahan
terhadap data mana yang masih dibutuhkan dan tidak dibutuhkan lagi untuk
tahap selanjutnya.
3) Penyajian ke dalam kartu data
Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, tahap selanjutnya dilanjutkan dengan
penyalinan tiap tuturan yang telah diidentifikasi ke dalam kartu data. Hal
tersebut dilakukan agar memudahkan peneliti dalam mengelompokan tuturan
tersebut menurut karakteristik.
4) Menganalisis daya tuturan
Analisis daya tuturan dilakukan dengan memerhatikan konteks tempat
lahirnya tuturan itu yang sebelumnya telah dideskripsikan melalui
kontekstualisasi data.
5) Menganalisis implikatur percakapan
Analisis implikatur percakapan dilakukan untuk memahami maksud penutur
(pengguna YouTube) dalam mengucapkan tuturan tersebut.
33
Tingkat validitas menganalisis syarat-syarat validitas (felicity condition) pada
tuturan yang diduga sebagai makian. Analisis ini memeriksa hal-hal yang
berkaitan dengan kewenangan seseorang bertutur, kesungguhan seseorang
menuturkan sebuah tuturan, dan daya tuturan tersebut yaitu yang berkaitan
dengan preparatory conditions, sncerity conditions, dan ilocutionary act.
7) Menyimpulkan hasil dari keseluruhan analisis
E. Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Hasil analisis data dalam penelitian ini akan disajikan dengan
menggunakan metode penyajian formal dan informal. Metode formal digunakan
pada pemaparan hasil analisis data yang berupa kaidah-kaidah atau
lambang-lambang formal dalam bidang linguistik. Lambang-lambang-lambang formal seperti
lambang dalam bidang fonologi, morfologi, dan sintaksis disajikan dengan
metode formal. Sementara itu, metode informal digunakan pada pemaparan hasil
analisis data yang berupa kata-kata atau uraian biasa tanpa lambang-lambang
formal yang sifatnya teknis.
F. Model Kontekstualisasi Data
Berikut ini adalah model kontekstualisasi data yang digunakan dalam
[image:24.595.109.517.221.636.2]penelitian ini.
Tabel 3.1
Kontektualisasi Data dalam Tuturan DF kepada JN A. Tuturan yang Diduga sebagai Makian (U):
1. “Jani goblog alias pelacur” B. Penutur (S): DF
C. Lawan tutur (H): JN D. Konteks dan Koteks (C):
DF dan JN adalah pengguna YouTube yang mengomentari video klip
SM*SH pada bulan Februari 2013. Dilihat dari komentar yang diberikan oleh DF
34
tersebut melaui komentarnya yaitu, “masih ada aja yg ngebully SM*SH, ga pada
tau diri bgt. ga bisa kaya SM*SH sih ya? kasian bgt hidup lo lo pada. . .“. DF sebagai orang yang tidak menyukai SM*SH merasa tersinggung dengan komentar yang ditulis oleh JN tersebut dengan membalas komentar JN menggunakan
tuturan yang diduga sebagai makian, yaitu “Jani goblog alias pelacur”.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat
yang digunakan peneliti untuk menunjang analisis, yaitu lembar analisis data
(kartu data) yang memuat tuturan yang diduga sebagai makian, penutur, lawan
tutur, konteks dan koteks, serta analisis. Adapun contoh kartu data tersebut adalah
sebagai berikut:
Format Kartu Data
A. Tuturan yang Diduga sebagai Makian (U): 1.
B. Penutur (S): C. Lawan tutur (H):
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan dari hasil penelitian ini terkait dengan rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut.
1) Daya tuturan pengguna YouTube dalam mengomentari VS memiliki daya
ilokusi yang tergolong sebagai tindak tutur evaluatif. Selain itu, komentar
yang ditulis oleh para pengguna YouTube tersebut menunjukkan tindakan
yang mengandung tindak makian terhadap lawan tutur. Oleh karena itu,
penutur mengategorikan sifat dan wujud lawan tutur dengan kategori yang
rendah dan negatif. Penutur melakukan tindak makian tersebut dengan cara (1)
mengevaluasi wujud fisik dan sifat lawan tutur dengan kategori yang rendah
dan negatif, (2) mengevaluasi wujud fisik lawan tutur dengan kategori yang
rendah dan negatif, atau (3) mengevaluasi sifat lawan tutur dengan kategori
yang rendah dan negatif. Namun, cara yang paling banyak dilakukan oleh
penutur dalam melakukan tindak memaki dalam penelitian ini adalah dengan
cara mengevaluasi sifat lawan tutur dengan kategori yang rendah dan negatif.
Berdasarkan tuturan tersebut dapat diketahui makna yang terdapat dalam
tuturan lebih dipengaruhi oleh konteks penuturan sehingga maknanya tidak
selalu sama dengan kata-kata dalam kalimat yang dituturkan.
2) Implikatur percakapan dari tuturan yang diduga sebagai makian diindetifikasi
melalui analisis terhadap penerapan prinsip kerja sama dan implikatur
percakapan itu sendiri. Tuturan para pengguna YouTube tersebut memiliki
kemungkinan dinyatakan sebagai cemooh sinis (flout) (Grice, 1976). Dalam
tuturan tersebut juga ditemukan pelanggaran terhadap maksim relevansi dan
maksim kuantitas. Namun, dalam penelitian ini lebih banyak ditemukan
pelanggaran terhadap maksim relevansi. Tuturan yang dinyatakan oleh
penutur tidak berhubungan dengan informasi yang disampaikan oleh lawan
154
implikatur percakapan. Dalam kasus ini, ditemukan implikatur percakapan
penutur sebagai berikut: (1) merasa tersinggung, (2) merasa kesal, (3) merasa
marah, dan (4) ingin memberi peringatan.
3) Felicity conditions digunakan untuk mengukur dan membuktikan validitas
tuturan para pengguna YouTube dalam berkomentar yang diduga sebagai
makian. Melalui tolok ukur tersebut ditemukan bahwa semua penutur dalam
kasus ini memiliki kewenangan. Orang yang berwenang tersebut adalah
orang-orang yang merasa kesal, jengkel, marah, benci, atau emosi lain
sejenisnya. Artinya, terdapat kesesuaian antara yang dilakukan penutur dan
situasi yang melatarinya. Penutur juga menuturkan makian dengan
sungguh-sungguh. Kesungguhan tersebut dapat ditentukan dengan memerhatikan hasil
analisis terhadap implikatur. Namun, dalam kasus ini lebih banyak para
pengguna YouTube yang menggunakan kata makian untuk menumpahkan
kekesalannya karena merasa tersinggung. Selain itu, tuturan para pengguna
YouTube dalam berkomentar berdimensi tindakan dengan mengategorikan
lawan tutur pada sesuatu yang buruk atau negatif. Berdasarkan analisis
terhadap tingkat validitas ditemukan bahwa semua tuturan para pengguna
YouTube yang diduga sebagai makian dalam penelitian ini valid untuk
dikatakan sebagai sebuah makian.
B. Saran
Kata makian jika dibiarkan dapat menimbulkan banyak ekses sehingga
dapat terjadi perdebatan komunikasi yang negatif. Terlebih lagi makian tersebut
digunakan dalam media online yang dapat diakses oleh para pengguna YouTube di
seluruh dunia sehingga dapat memberikan citra yang negatif kepada nama baik
Indonesia yang dikenal sebagai orang yang santun dan ramah. Para orang tua dan
guru seyogianya memberikan teladan agar anaknya lebih memerhatikan situasi
maupun kondisi tuturan ketika menggunakan makian agar tidak terjadi
155
Penelitian ini mengkaji makian yang digunakan para pengguna YouTube
dalam mengomentari video klip SM*SH dengan menggunakan pisau analisis
pragmatik. Peneliti selanjutnya yang memiliki ketertarikan terhadap topik ini
diharapkan mampu mengkajinya bukan hanya dengan menggunakan kajian
pragmatik, melainkan juga dengan kajian sosiolinguistik agar penelitian yang
dilakukan lebih variatif dan komprehensif. Selain itu, peneliti selanjutnya juga
diharapkan dapat menganalisis kata makian dengan menggunakan analisis
linguistik forensik, terutama yang berkaitan dengan konsep kesantunan berbahasa
(politeness) dan peristiwa tutur (speech events), agar lebih berbeda dengan
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Pengantar Sosiolinguistik Bahasa. Bandung: Angkasa.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Bachari, Andika Dutha. 2011. “Analisis Pragmatik terhadap Tuturan Berdampak Hukum (Studi Kasus Terhadap Laporan Dugaan Tindak Penghinaan, Penipuan, dan Pencemaran Nama Baik yang Ditangani Satreskrim
Polrestabes Bandung)”. Tesis tidak dipublikasikan pada Program magister
Linguistik, Sekolah Pascasarjana, UPI Bandung.
Brown, Gilian. dan Yule, George. 1983.Discourse Analysis. Cambridge: Cambridge University Press.
Brown, Gilian dan Yule, George. 1996. Analisis Wacana. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik Pengenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Gunarwan, Asim. 2004. Dari Pragmatik ke Pengajaran Bahasa (Makalah
Seminar Bahasa dan SastraIndonesia dan Daerah). IKIP Singaraja.
Ibrahim, Abd. Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.
Jazeri, M. (2008) “Realisasi Prinsip Kerjasama dalam Interaksi Antarmahasiswa”. [Online]. Tersedia: http://jeryronggo.wordpress.com [12 Juli 2013]
Kridalaksana. Hari Murti. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
Kurniawan, Chandra. 2009. “Karakteristik Bahasa Makian Mahasiswa Jurusan
Sastra Universitas Negeri Malang”. Skripsi tidak dipublikasikan pada
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Negeri Malang, Malang.
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Penerjemah. Oka. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Levinson, Stephen C. 1983. Pragmaticcs. Great Britain: Cambridge University Press.
157
Parker.1986. Language and Pragmatic. Harmoundswort: penguin education.
Pramono, Sigit. 2012 “Penggunaan Makian dalam Tuturan Anak Usia Prasekolah” Skripsi tidak dipublikasikan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS UPI, Bandung.
Pusparini Siswoyo, Intan. 2010 “Pemakaian Makian Mahasiswa Jurusan Bahasa
dan Sastra Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro”. Skripsi tidak dipublikasikan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Diponegoro.
Puspitasari, Indah. 2010 “Makian dalam Bahasa Indonesia (Suatu Kajian Bentuk dan Referensi pada Komik)” Skripsi tidak dipublikasikan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS UPI, Bandung.
Rahardi, R. Kunjana. 2008. Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Rustono. 1999. Pokok- Pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press.
Searle, John. R. 1980. Speech Acts An Essay in The Philosophy of Languange
Melbrone. Sidney: Cambridge Univerisy Press.
Sudaryanto, 1998. Metode Linguistik: Ke Arah Memahami metode Linguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Suhendar, Euis Nicky Marnianti. 2011. “Penggunaan Makian dalam Bahasa Indonesia (Suatu Kajian Sosiolinguistik)”. Skripsi tidak dipublikasikan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS UPI, Bandung.
Thomas. Jenny. 1995. Meaning in Interaction: an Introduction to Pragmatics. London/New York: Longman.
Wijana, I Dewa Putu, dan Rohmadi, Muhammad. 2009. Analisis Wacana
Pragmatik. Surakarta: Yuma Pustaka.