• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN REPRESENTASI KIMIA SEKOLAH BERBASIS INTERTEKSTUAL PADA SUBMATERI IKATAN KOVALEN DALAM BENTUK MULTIMEDIA PEMBELAJARAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN REPRESENTASI KIMIA SEKOLAH BERBASIS INTERTEKSTUAL PADA SUBMATERI IKATAN KOVALEN DALAM BENTUK MULTIMEDIA PEMBELAJARAN."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN REPRESENTASI KIMIA SEKOLAH

BERBASIS INTERTEKSTUAL PADA SUBMATERI IKATAN

KOVALEN DALAM BENTUK MULTIMEDIA

PEMBELAJARAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kimia

Oleh:

ENGGAH KURNIAWAN

0700443

Jurusan Pendidikan Kimia

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Pendidikan Indonesia

(2)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Pengembangan Representasi Kimia Sekolah Berbasis Intertekstual pada Submateri Ikatan Kovalen dalam Bentuk Multimedia Pembelajaran” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan kaidah keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas

penyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau adanya klaim dari pihak lain atas karya saya ini.

Bandung, Desember 2011 Yang membuat pernyataan,

(3)

PENGEMBANGAN REPRESENTASI KIMIA SEKOLAH BERBASIS INTERTEKSTUAL PADA SUBMATERI IKATAN KOVALEN DALAM

BENTUK MULTIMEDIA PEMBELAJARAN

Oleh:

Enggah Kurniawan 0700443

Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing I

Dra. Sri Mulyani, M.Si. NIP. 196111151986012001

Pembimbing II

H. Budiman Anwar, S.Si.,M.Si. NIP. 197003131997031004

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

(4)

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk multimedia pembelajaran. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian dan pengembangan (Research and Development), dengan menggunakan metode deskriptif dan evaluatif. Objek penelitian ini adalah submateri ikatan kovalen yang dispesifikkan pada proses pembentukan ikatan kovalen. Indikator untuk submateri ikatan kovalen adalah menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga. Dari hasil kajian level representasi untuk submateri ikatan kovalen dari tujuh bahan ajar kimia SMA kelas X diketahui bahwa semua bahan ajar yang dianalisis tidak menyertakan representasi pada level makroskopis. Dari hasil analisis tiga multimedia yang telah ada diketahui bahwa ketiga multimedia tersebut tidak menampilkan representasi pada level makroskopis, tidak semua prinsip pengembangan multimedia diterapkan dan ada beberapa aspek teori belajar discovery learning yang tidak diterapkan. Multimedia dikembangkan berdasarkan script dan storyboard yang telah divalidasi. Aspek yang divalidasi meliputi aspek konten dan pedagogik yang dilakukan oleh dosen kimia dengan cara presentasi terbuka. Cara penyajian dalam multimedia meliputi cara penyajian enaktif, ikonik dan simbolik. Skor rata-rata sebesar 82% dari hasil validasi aspek multimedia bermakna bahwa pakar multimedia menilai multimedia sudah valid. Skor rata-rata 85,64% hasil pengolahan angket tanggapan guru kimia terhadap multimedia dan skor rata-rata sebesar 85,73% hasil pengolahan angket tanggapan siswa terhadap multimedia bermakna bahwa guru kimia dan siswa menganggap multimedia bisa digunakan dalam pembelajaran.

(5)

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This research was aimed to develop chemical representation based in intertextuality in covalent bond concept in the form of learning media. This research was part of research and development, which used descriptive and evaluative method. The object of this research was the concept of covalent bond which was specified into the process of how covalent bond is formed. The

indicator of the concept is “to explain the process of formation of single, double

and triple covalent bond”. The overview of representation level from seven

textbooks showed that all textbooks do not show the representation at macroscopic level. The overview of three learning media showed that all multimedia do not show the representation at macroscopic level, some of multimedia principle were not applied and some aspects of discovery learning were not applied too. The media was created based on script and storyboard that had been validated. Content and pedagogic aspects were validated by lectures at open presentation. The media was using iconic, enactive and symbolic presentation. The score of 82% of multimedia aspect means that the media experts judged this media has been valid. Meanwhile, the score of 85.64% in teacher’s

review and 85.73% in student’s review means that according to students and

teachers this media can be used in teaching-learning activity.

(6)

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ………. ii

DAFTAR ISI ……… iv

DAFTAR GAMBAR ……….. vi

DAFTAR TABEL ……….. ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….. 1

B. Rumusan Masalah ………. 5

C. Tujuan Penelitian ……….. 6

D. Manfaat Penelitian ……… 6

E. Pembatasan Masalah ……… 6

F. Definisi Operasional ……… 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Representasi Kimia dan Intertekstual ………... 9

B. Teori Belajar Konstruktivisme ………... 12

C. Teori Belajar Penemuan ……….. 14

D. Multimedia dalam Pembelajaran ………. 17

(7)

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ……… 30

B. Prosedur Penelitian ……….. 31

C. Objek Penelitian ……….. 36

D. Instrumen Penelitian ……… 36

E. Teknik Pengumpulan Data ………. 37

F. Teknik Pengolahan Data ………. 38

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ………... 41

B. Kajian Level Representasi pada Bahan Ajar Kimia SMA kelas X ... 45

C. Analisa Multimedia yang telah ada ………. 51

D. Pembuatan Script ………. 75

E. Pembuatan Storyboard ……….. 91

F. Pembuatan Multimedia ……… 95

G. Validasi dan Tanggapan terhadap Multimedia ……… 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. 116

(8)

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ……… 119

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT PENULIS 144

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Level Representasi Kimia (Johnstone, 2000 dalam Chittleborough, et al., 2004)

10

Gambar 2.2 Teori Kognitif Multimedia Pembelajaran (Mayer dan Moreno, 2003)

19

Gambar 2.3 Proses pembentukan ikatan Kovalen pada molekul H2 (Mc Monagle, 2006).

23

Gambar 2.4 Hubungan antara Jarak antar Atom dengan Energi Potensial (Whitten, 2008)

24

Gambar 2.5 Proses Pembentukan Ikatan Kovalen pada H2O

(McMonagle, 2006)

25

Gambar 2.6 Struktur Lewis dari BF3 (a), BeF2 (b) dan PF5 (c) 28

Gambar 3.1 Alur Penelitian 31

Gambar 4.1 Ilustrasi Ikatan Kovalen pada Bahan Ajar 7. (Hermawan et al.,2009)

45

Gambar 4.2 Proses Pembentukan Ikatan Kovalen pada Bahan Ajar 5 (Utami et al., 2009)

48

Gambar 4.3 Struktur Lewis dari Ikatan Kovalen pada HCl (Sunarya dan Setiabudi, 2009)

(9)

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.4 Hubungan antara Jarak antar Atom dengan Energi Potensial (Whitten et al., 2008)

50

Gambar 4.5 Tampilan representasi pembentukan H2 pada

multimedia pertama yang dianalisis

52

Gambar 4.6 Tampilan pembentukan N2 (a) dan O2 (b) pada

multimedia pertama yang dianalisis.

52

Gambar 4.7 Proses Pembentukan Ikatan Kovalen H2 pada

Multimedia Kedua Saat atom-atom H berjauhan (b) Saat atom-atom H pada jarak optimal (c) saat jarak atom-atom H terlalu dekat.

61

Gambar 4.8 Proses Pembentukan Ikatan ion dari NaCl pada Multimedia Kedua.

62

Gambar 4.9 Percobaan untuk Melihat Perbedaan Titik Leleh Gula dan Garam pada Multimedia Kedua.

64

Gambar 4.10 Penggambaran Atom H pada Multimedia Kedua. 64

Gambar 4.11 Proses Pembentukan Ikatan Kovalen dari H2 pada

Multimedia Ketiga

71

Gambar 4.12 Tahapan Representasi Kimia Sekolah Berbasis Intertekstual pada Konsep Pembentukan Ikatan Kovalen

75

Gambar 4.13 Pembentukan Ikatan pada Senyawa H2O Kovalen

dengan Menggunakan Pendekatan Teori Atom Bohr

78

Gambar 4.14 Gaya tarik menarik antara elektron pada atom H dengan inti atom O dan gaya tarik menarik inti atom O terhadap elektron pada atom H

79

Gambar 4.15 (a) Gaya tolak menolak antara inti atom H dengan yang lain inti atom O. (b) gaya tolakan antara elektron pada atom H elektron pada atom O.

79

Gambar 4.16 Atom O dan H yang saling mendekat akibat gaya tarik menarik yang jauh lebih kuat dibandingkan gaya tolak menolak.

(10)

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 4.17 Gaya tolak menolak inti yang makin kuat apabila

atom terlalu dekat.

81

Gambar 4.18 Penggambaran hubungan energi potensial dengan jarak antar atom (Mc Murry, 2005)

82

Gambar 4.19 Penggambaran grafik energi pada multimedia yang akan dikembangkan (a) Sebelum atom-atom

berikatan; (b) setelah atom-atom berikatan

83

Gambar 4.20 Pemakaian bersama masing-masing sepasang elektron antara atom H dan O pada air.

84

Gambar 4.21 Gambar untuk membantu siswa menentukan

konfigurasi elektron atom H dan O setelah berikatan.

85

Gambar 4.22 Jumlah elektron yang dipakai bersama pada molekul O2 (a) dan N2 (b)

86

Gambar 4.23 Tampilan multimedia saat menampilkan daya hantar listrik lelehan NaCl.

104

Gambar 4.24 Tampilan multimedia saat menampilkan proses pembentukan ikatan kovalen pada H2O

104

Gambar 4.25 Tampilan animasi pada multimedia berkenaan dengan pasangan elektron yang dipakai bersama dalam ikatan kovalen.

105

Gambar 4.26 Tampilan multimedia yang mendapatkan komentar timming dari pakar media.

(11)

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Konfigurasi Elektron Atom H dan O Sebelum dan Sesudah Berikatan Membentuk H2O

26

Tabel 3.1 Tanggapan dalam Angket Validasi Multimedia oleh Pakar Multimedia serta Tanggapan Guru dan Siswa

38

Tabel 3.2 Batas-batas untuk Kategori Skor untuk Angket Validasi Multimedia oleh Pakar Multimedia dan Angket Tanggapan guru dan Siswa

40

Tabel 4.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang Berkaitan dengan Submateri Ikatan Kovalen

42

Tabel 4.2 Indikator untuk SK dan KD yang Berkaitan dengan Submateri Ikatan Kovalen.

44

Tabel 4.4 Tabel Hasil Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Pengembangan Multimedia pada Multimedia Pertama

56

Tabel 4.5 Hasil analisis penerapan teori belajar discovery learning multimedia pertama

(12)

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 4.6 Tabel Hasil Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip

Pengembangan Multimedia pada Multimedia Kedua

66

Tabel 4.7 Hasil Analisis Penerapan Teori Belajar Discovery Learning Multimedia Kedua

68

Tabel 4.8 Hasil Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Multimedia Mayer pada Multimedia Ketiga.

72

Tabel 4.9 Hasil Analisis Penerapan Teori Belajar Discovery Learning Multimedia Ketiga

73

Tabel 4.10 Storyboard multimedia yang dikembangkan 91

Tabel 4.11 Gambar-gambar pada Multimedia yang Digunakan dalam Multimedia

96

Tabel 4.12 Tabel hasil pengolahan angket untuk validasi aspek tulisan pada multimedia

106

Tabel 4.13 Tabel hasil pengolahan angket untuk validasi aspek video pada multimedia

107

Tabel 4.14 Tabel hasil pengolahan angket untuk validasi aspek gambar pada multimedia

108

Tabel 4.15 Tabel hasil pengolahan angket untuk validasi aspek video pada multimedia

109

Tabel 4.16 Tabel hasil pengolahan angket untuk validasi aspek navigasi pada multimedia oleh pakar media

110

Tabel 4.17 Tabel hasil pengolahan seluruh aspek pada multimedia

111

Tabel 4.18 Tabel hasil pengolahan angket untuk tanggapan guru terhadap multimedia

112

Tabel 4.19 Tabel hasil pengolahan angket untuk tanggapan siswa terhadap multimedia

(13)

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

(14)

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya kimia dibentuk dari berbagai konsep dan topik abstrak.

Pendapat ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Gabel (Chittleborough et al.,

2002) yang menyebutkan bahwa kimia adalah sebuah pelajaran yang abstrak dan

sulit untuk dipelajari sehingga guru perlu menggunakan bukti-bukti dan alat-alat

visual seperti diagram, deskripsi verbal dan oral, representasi simbol dan model

fisik untuk membantu menyampaikan bentuk dan konsep baru.

Berdasarkan fakta yang telah disebutkan di atas, maka siswa akan

memerlukan tenaga ekstra untuk memahami kimia. Kozma dan Russell

(Chandrasegaran et al., 2007) menyebutkan bahwa untuk memahami kimia,

paling tidak siswa harus memiliki kemampuan representasional. Kemampuan

representasional yang dimaksud adalah kemampuan untuk memvisualkan hal-hal

tidak bisa dilihat mata dan sesuatu yang tidak bisa disentuh (Kozma dan Russell,

1997).

Johnstone (Chillteborough et al., 2004) mendeskrispsikan bahwa fenomena

kimia dapat dijelaskan dengan tiga level representasi, yaitu level makroskopik,

(15)

2

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berupa fenomena riil dan dapat dilihat, seperti fenomena kimia yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari maupun dalam laboratorium yang dapat diamati langsung.

Level submikroskopik adalah level representasi berdasarkan observasi riil tetapi

masih memerlukan teori untuk menjelaskan apa yang terjadi pada level molekuler

dan menggunakan representasi model teoritis, seperti partikel mikroskopik yang

tidak dapat dilihat secara langsung. Level simbolik adalah level representasi dari

suatu kenyataan, seperti representasi simbol dari atom, molekul, dan senyawa,

baik dalam bentuk gambar, aljabar, maupun bentuk-bentuk hasil pengolahan

komputer.

Para peneliti telah melaporkan bahwa hubungan antara level makroskopik,

submikroskopik dan simbolik dalam kimia adalah sumber kesulitan bagi banyak

siswa yang mempelajari kimia (Dhinda dan Treagust, 2009). Laporan ini

didukung oleh studi empiris yang menunjukkan bahwa memahami representasi

pada level submikroskopik dan simbolik adalah hal yang dianggap sulit oleh

siswa karena representasi pada level ini tidak bisa dilihat mata. Hal tersebut

diperparah dengan adanya fakta bahwa siswa masih memiliki ketergantungan

untuk menggunakan informasi-informasi sensori (Ben-Zvi et al., 1987 dalam Wu

et al., 2001).

Upaya untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pertautan level

representasi telah banyak diteliti dan dibahas baik oleh pendidik maupun peneliti

di bidang pendidikan. Wu et al. (2001) mengusulkan berbagai jenis pendekatan

(16)

3

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

submikroskopik dan simbolik. Pendekatan instruksional yang dimaksud adalah

menerapkan strategi pembelajaran berdasarkan conceptual change model,

menghubungkan kegiatan laboratorium dengan pembelajaran di kelas,

penggunaan model konkrit dan menggunakan teknologi sebagai alat

pembelajaran. Russell et al. (Treagust et al., 2003) menambahkan selain dari

empat jenis pendekatan instruksional di atas, pembelajaran yang dilakukan harus

secara simultan menggunakan representasi level makroskopik, submikroskopik

dan simbolik.

Taber dan Coll (Dhindsa dan Treagust, 2009) telah mengkaji beberapa konsep

abstrak yang perlu menekankan hubungan level makroskopik submikroskopik dan

simbolik dalam proses pembelajaran. Salah satu konsep tersebut adalah ikatan

kimia. Apabila kita kembali merujuk pada pernyataan bahwa mempertautkan

level-level representasi merupakan sumber kesulitan dalam memahami konsep

kimia, maka siswa sangat mungkin mengalami kesulitan dalam memahami konsep

mengenai ikatan kimia. Tan dan Treagust (1999) juga menyatakan bahwa ikatan

kimia memang merupakan konsep yang abstrak yang jauh dari pengalaman

sehari-hari siswa. Siswa tidak bisa melihat atom dan proses bagaimana atom-atom

tersebut berikatan satu sama lain. Oleh karena itu siswa mengalami kesulitan

untuk memahami konsep mengenai ikatan kimia dan siswa sering mengalami

miskonsepsi dalam mempelajari konsep tersebut.

Salah satu kompetensi dasar (KD) dalam mata pelajaran kimia untuk siswa

(17)

4

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kovalen, ikatan koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat

fisika senyawa yang terbentuk. Merujuk pada KD tersebut, maka materi ikatan

kimia yang mencakup submateri ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan koordinasi dan

ikatan logam merupakan materi yang sangat penting untuk dipelajari oleh siswa.

Konsep ikatan kimia merupakan konsep dasar yang bisa membantu siswa untuk

memahami konsep-konsep lain seperti kepolaran senyawa, bentuk molekul dan

gaya antaraksi antar molekul. Apabila siswa tidak memahami konsep mengenai

ikatan kovalen maka siswa juga akan mengalami kesulitan dalam memahami

konsep-konsep lain yang berkaitan dengan konsep ikatan kovalen.

Beranjak dari permasalahan di atas maka diperlukan solusi untuk membantu

siswa agar mampu memahami kimia dengan baik melalui pertautan diatara

level-level representasi. Telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu upaya untuk

mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pertautan level representasi

adalah dengan menggunakan teknologi sebagai alat pembelajaran. Salah satu

bentuk penggunakan teknologi sebagai alat pembelajaran adalah dengan

menggunakan multimedia dalam pembelajaran. Multimedia merupakan alat

pembelajaran yang sangat berguna karena memiliki kemampuan untuk

mengkomunikasikan hal yang kompleks secara lebih sederhana dan mudah

dipahami (Reddi dan Mishra, 2003). Karena permasalahan yang dihadapi siswa

adalah mempertautkan ketiga level representasi, maka multimedia yang disajikan

sedapat mungkin memuat pertautan antara level-level representasi dalam kimia.

(18)

5

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hubungan ketiga level representasi mampu membuat siswa untuk memvisualkan

interaksi-interaksi molekuler dan membantu siswa untuk memahami konsep kimia

terkait.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai

representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen

yang disajikan dalam bentuk multimedia.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana mengembangkan

representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen

dalam bentuk multimedia pembelajaran?”

Adapun pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk lebih mengarahkan

penelitian ini adalah:

1. Apakah indikator pembelajaran yang berhubungan dengan submateri ikatan

kovalen?

2. Bagaimana representasi untuk materi ikatan kovelan pada bahan ajar kimia

SMA kelas X?

3. Bagaimana aspek representasi, konten dan penerapan prinsip pengembangan

multimedia Mayer pada multimedia yang sudah ada?

4. Bagaimanakah representasi kimia sekolah berbasis intertekstual yang

(19)

6

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Bagaimana tanggapan siswa dan guru terhadap representasi kimia sekolah

berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk multimedia

pembelajaran?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan representasi kimia

sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk

multimedia pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bisa dijadikan alternatif rujukan bagi peneliti dan pengembang

multimedia dalam mengembangkan representasi kimia sekolah berbasis

intertekstual khususnya dalam submateri ikatan kovalen.

E. Pembatasan Masalah

1. Representasi kimia sekolah berbasis intertekstual yang dikembangkan

dalam bentuk multimedia pembelajaran pada submateri ikatan kovalen

difokuskan pada proses pembentukan ikatan kovalen di SMA kelas X.

2. Multimedia yang dikembangkan berpedoman pada prinsip-prinsip

(20)

7

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Intertekstual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pertautan antara

level makroskopik, submikroskopik dan simbolik.

4. Representasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah representasi level

makroskopik, submikroskopik dan simbolik.

F. Definisi Operasional

1. Representasi kimia

Representasi kimia adalah metafor, model dan gagasan teoritis dari hasil

interpretasi berdasarkan sifat dasar alam dan kenyataan (Hoffman dan

Laszlo, 1991 dalam Wu, 2001).

Tiga level representasi dalam ilmu kimia adalah representasi level

makroskopik, submikroskopik dan simbolik (Johnstone, 2000 dalam

Chillteborough et al., 2004).

2. Level Makroskopik

Level makroskopik adalah representasi berupa hal nyata, bukti nyata yang

dapat diperbandingkan dan hal-hal kimia lain yang teramati yang boleh

jadi merupakan pengalaman sehari-hari dari siswa (Johnstone, 2000 dalam

Chittleborough et al., 2004).

(21)

8

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Level submikroskopik adalah representasi berdasarkan observasi riil

tetapi masih memerlukan teori untuk menjelaskan apa yang terjadi pada

level molekuler dan menggunakan representasi model teoritis, seperti

partikel mikroskopik yang tidak dapat dilihat secara langsung (Johnstone,

2000 dalam Chittleborough et al., 2004).

4. Level simbolik

Level simbolik adalah representasi dari suatu kenyataan, seperti

representasi simbol dari atom, molekul, dan senyawa, baik dalam bentuk

gambar, aljabar, maupun bentuk-bentuk hasil pengolahan komputer.

(Johnstone, 2000 dalam Chittleborough et al., 2004).

5. Intertekstual

Intertekstual adalah penjajaran atau pertautan dari multirepresentation

(representasi level makroskopik, submikroskopik and simbolik)

(Johnstone, 1982 dalam Treagust dan Chittleborough, 2007).

6. Multimedia Pembelajaran

Mulimedia pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran yang terdiri dari

(22)

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian dan pengembangan (research

and developement). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau

langkah-langkah untuk mengembangkan atau menyempurnakan produk baru yang

dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2008).

Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, terdapat beberapa metode

yang digunakan, yaitu metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Namun

pada penelitian ini, metode yang digunakan dibatasi hanya metode deskriptif dan

evaluatif.

Metode deskriptif digunakan dibagian awal penelitian untuk menghimpun data

tentang kondisi yang ada yang meliputi bagaimana SK dan KD yang berhubungan

dengan konsep ikatan kovalen, bagaimana multimedia kondisi yang telah ada dan

bagaimana level representasi yang ada pada bahan ajar kimia SMA kelas X.

Metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi proses pengembangan suatu

produk (Sukmadinata, 2008). Metode evaluatif dilakukan dengan cara

mengevaluasi, menguji coba dan melakukan penyempurnaan-penyempurnaan

(23)

31

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Prosedur Penelitian

Alur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Tahap 1

Tahap 3

Kajian Level Representasi pada Bahan Ajar Kimia SMA Kelas X

Analisis Multimedia yang telah ada

Pembuatan Script Multimedia

Pembuatan Storyboard Multimedia

Validasi Aspek Konten dan Pedagogik

Pembuatan Multimedia

Validasi Aspek Multimedia oleh Pakar Multimedia

Revisi Multimedia

Pengumpulan Data Tanggapan Guru Kimia dan Siswa

Angket untuk Guru Kimia dan Siswa Revisi

Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sesuai dengan konten yang akan dikembangkan

(24)

32

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan alur penelitian (Gambar 3.1) tahapan penelitian dibagi menjadi tiga

tahap, yaitu:

1. Tahap 1 meliputi:

a. Analisis standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang

sesuai dengan konten yang akan dikembangkan.

Analisis ini bertujuan agar multimedia yang dikembangkan dapat

digunakan untuk membantu pencapaian SK dan KD. Analisis

dilakukan terhadap SK dan KD yang terdapat dalam standar isi mata

pelajaran kimia dari BNSP (2006). Dari hasil analisis ini diturunkan

indikator-indikator yang untuk selanjutnya dipilihlah satu indikator

yang digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan multimedia

pembelajaran. Alasan pemilihan satu indikator adalah supaya

multimedia lebih fokus untuk membahas proses pembentukan ikatan

kovalen.

b. Kajian Level Representasi pada Bahan Ajar Kimia SMA Kelas X.

Kajian level representasi pada bahan ajar kimia SMA Kelas X

dilakukan dengan cara menganalisis bagaimana level makroskopik,

submikroskopik dan simbolik dari submateri ikatan kovalen disajikan

serta bagaimana pertautan diantara ketiga level representasi tersebut.

Kesimpulan

(25)

33

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini dilakukan agar peneliti memiliki gambaran bagaimana

representasi dalam materi ikatan kovalen untuk siswa SMA kelas X

disajikan dalam bahan ajar tersebut yang selanjutnya dijadikan bahan

pertimbangan dalam mengembangkan representasi kimia sekolah

dalam materi ikatan kovalen dalam bentuk multimedia pembelajaran.

c. Analisis multimedia yang telah ada.

Analisis multimedia yang telah ada dilakukan dengan cara

menganalisis bagaimana aspek konten, aspek pedagogik dan aspek

penerapan prinsip-prinsip pengembangan multimedia Mayer

diterapkan dalam multimedia yang telah ada. Analisis multimedia ini

berguna sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan

multimedia.

d. Pembuatan script multimedia

Script merupakan deskripsi dari multimedia yang akan dikembangkan.

Script berfungsi sebagai gambaran awal dalam mengembangkan

multimedia. Tujuan dari pembuatan script ini adalah agar multimedia

yang dikembangkan lebih terencana dan terstruktur.

e. Pembuatan storyboard multimedia

Storyboard merupakan gambaran yang lebih spesifik dibandingkan

dengan script. Dalam stroryboard akan terlihat bagaimana desain dari

(26)

34

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tulisan, narasi, animasi serta video yang akan ditampilkan dalam

multimedia pembelajaran.

f. Validasi aspek konten dan pedagogik dari script dan storyboard

Validasi aspek konten dan pedagogik dari multimedia dilakukan

dengan cara presentasi terbuka di depan dosen kimia. Hal ini dilakukan

supaya peneliti mengetahui apakah rancangan multimedia yang

targambar dalam script dan storyboard telah valid secara konten dan

aspek pedagogis atau tidak.

g. Pembuatan multimedia

Pembuatan multimedia merupakan realisasi dari apa yang tercantum

dari script dan storyboard. Pembuatan multimedia ini bertujuan untuk

menghasilkan multimedia pembelajaran yang menampilkan dan

mempertautkan level representasi makroskopik, submikroskopik dan

simbolik dalam submateri ikatan kovalen.

2. Tahap 2 meliputi:

a. Validasi aspek multimedia oleh pakar multimedia.

Validasi aspek multimedia dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

apakah menurut pakar multimedia, multimedia yang dikembangkan

telah menerapkan aspek-aspek multimedia atau tidak. Dengan kata lain

validasi multimedia ini bertujuan untuk mengetahui apakah

(27)

35

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Validasi aspek multimedia ini dilakukan dengan cara menunjukkan

multimedia yang telah dikembangkan kepada pakar multimedia dan

meminta mereka untuk mengisi angket yang berisi

pernyataan-pernyataan seputar aspek-aspek multimedia. Angket untuk pakar

multimedia terlampir pada Lampiran.

b. Revisi multimedia

Revisi multimedia dilakukan sebagai tindak lanjut dari validasi aspek

multimedia. Saran dan komentar yang tertampung dalam angket

validasi aspek multimedia yang diberikan pada pakar multimedia

dikaji dan dianalisis sebagai bahan untuk merevisi multimedia.

c. Pengumpulan data tanggapan guru kimia dan siswa

Setelah multimedia direvisi sesuai dengan saran dan komentar dari

pakar multimedia maka, langkah selanjutnya adalah menunjukkan

multimedia tersebut pada guru dan siswa dan meminta mereka untuk

mengisi angket tanggapan terhadap multimedia. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana tanggapan dari guru dan siswa terhadap

multimedia yang dikembangkan. Saran dan komentar siswa dan guru

ini digunakan untuk lebih menyempurnakan lagi multimedia yang

dikembangkan.

(28)

36

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Analisis data

Analisis data dilakukan dengan mengolah hasil angket dari pakar

multimedia serta tanggapan guru dan siswa. Hasil angket dari pakar

multimedia serta tanggapan guru dan siswa terhadap multimedia diolah

sedemikian rupa sehingga dapat dijabarkan bagaimanakah tanggapan

guru dan siswa terhadap multimedia yang dikembangkan.

b. Penarikan kesimpulan

C. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah submateri ikatan kovalen yang difokuskan

pada proses pembentukan ikatan kovalen.

D. Instrumen Penelitian

1. Angket validasi aspek multimedia.

Lembar validasi ini berfungsi untuk mengetahui validitas multimedia yang

telah dikembangkan. Adapun indikator-indikator yang ada pada angket

meliputi aspek tulisan, aspek video, aspek gambar, aspek animasi dan

aspek navigasi. Aspek tulisan terdiri dari: jenis huruf, jarak antar huruf,

kombinasi warna pada huruf, jumlah tulisan, ukuran huruf dan

penempatan teks. Aspek video terdiri dari: durasi video, kecepatan video,

tata warna dalam video dan narasi pada video. Aspek gambar terdiri dari:

(29)

37

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aspek animasi terdiri dari: warna pada animasi, kemenarikan animasi,

narasi pada animasi dan penempatan animasi. Aspek navigasi terdiri dari:

warna pada tombol, kejelasan tombol, penempatan tombol dan kemudahan

menggunakan tombol.

2. Angket tanggapan guru kimia terhadap multimedia

Angket ini berfungsi untuk mengetahui bagaimana tanggapan guru

terhadap multimedia yang telah dibuat. Indikator-indikator yang ada pada

angket meliputi aspek konten, aspek kejelasan dan keterbacaan dan aspek

kegunaan. Aspek konten terdiri dari: kesesuaian materi pada multimedia,

kecocokan materi untuk pencapaian indikator, kesesuaian video,

kesesuaian narasi, kesesuaian animasi, kesesuaian gambar. Aspek

kejelasan dan keterbacaan terdiri dari: kejelasan narasi dalam video dan

animasi serta kejelasan tulisan. Aspek kegunaan terdiri dari: kepraktisan

multimedia dalam mengajar, kemudahan mempergunakan multimedia.

3. Angket tanggapan siswa terhadap multimedia

Angket ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa

terhadap multimedia yang telah dibuat. Aspek-aspek yang ada pada angket

tanggapan siswa meliputi: aspek motivasi siswa, aspek kejelasan dan

keterbacaan dan aspek pengoperasian. Aspek motivasi siswa terdiri dari:

kemenarikan multimedia, kesesuaian konten multimedia dengan

kehidupan sehari-hari. Aspek kejelasan dan keterbacaan terdiri dari:

(30)

38

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdiri dari: kemudahan penggunaan tombol dan kemudahan menggunakan

multimedia.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui tiga jenis angket yaitu angket untuk

pakar media, angket untuk guru dan angket untuk siswa.

1. Untuk mengetahui validitas dari multimedia dilakukan validasi oleh

pakar media. Jumlah pakar media yang memvalidasi adalah empat

orang validator.

2. Untuk mengetahui tanggapan guru maka angket dibagikan dan diisi

oleh tiga orang guru. Guru-guru yang mengisi angket adalah guru-guru

dari dua SMA berbeda yang ada di Bandung.

3. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa, maka angket

dibagikan pada siswa-siswi SMA yang telah mempelajari ikatan

kovalen. Siswa-siswi yang dipilih adalah siswa-siswi SMA kelas XI

yang bersekolah di salah satu sekolah di kota Bandung.

F. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan memberikan analisis deskriptif pada:

1. Pengolahan data angket validasi aspek multimedia oleh pakar

multimedia dan angket tanggapan guru dan siswa terhadap multimedia.

(31)

39

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pernyataan-pernyataan yang ada dalam angket adalah

pernyataan-pernyataan positif yang akan ditanggapi oleh responden (Pakar

Multimedia, Guru dan Siswa). Tanggapan-tanggapan yang akan

diberikan adalah:

Tabel 3.1 Tanggapan dalam Angket Validasi Multimedia oleh Pakar Multimedia serta Tanggapan Guru dan Siswa

Tanggapan Keterangan

SS Sangat Setuju

S Setuju

R Ragu

TS Tidak Setuju

STS Sangat Tidak Setuju

Dalam skala Likert pemberian skor untuk pernyataan positif adalah

SS=5; S= 4; R= 3; TS= 2; STS=1 (Firman, 2000).

b. Pengolahan skor

1) Penentuan % skor maksimal

Skor maksimal = bobot maksimal × jumlah responden

2) Penentuan % skor minimal.

Skor minimal = bobot minimal × jumlah responden

3) Penentuan nilai tengah (Q2)

Median = (% Nilai Maksimal + % Nilai Minimal)

4) Penentuan kuartil 1 (Q1)

Q1 = (% Nilai Minimal + % Median)

(32)

40

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Q3 = (% Maksimal + % Median)

6) Membuat skala skor

7) Menentukan batas-batas skor untuk masing-masing kategori.

Tabel 3.2 Batas-batas untuk Kategori Skor untuk Angket Validasi Multimedia oleh Pakar Multimedia dan Angket

Tanggapan guru dan Siswa

Dimana x = skor tiap-tiap pernyataan (Lutviana, 2011).

c. Mendeskripsikan hasil pengolahan skor kedalam bentuk narasi.

Kategori Batas skor

Sikap sangat negatif Skor min ≤ x < Q1

Sikap negatif Q1 ≤ x < Median

Sikap positif Median ≤ x < Q3

Sikap sangat positif Q3 ≤ x < Skor Maks

(33)

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Dalam mengembangkan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual

pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk multimedia indikator yang

diturunkan dari SK dan KD yang sesuai dengan ikatan kovalen adalah

menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua,

dan rangkap tiga.

2. Dari hasil kajian representasi pada bahan ajar kimia SMA kelas X

ditemukan bahwa bahan ajar yang dikaji tidak menampilkan level

representasi makroskopik, sehingga pertautan antara level representasi

menjadi tidak terlihat.

3. Dari hasil analisis terhadap tiga multimedia yang telah ada ditemukan

bahwa dua diantara multimedia yang telah ada tidak menampilkan

representasi pada level makroskopik. Ketiga multimedia tidak menerapkan

prinsip pengembangan multimedia pada prinsip interaktif serta ada

(34)

117

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Representasi kimia sekolah berbasis intertekekstual dikembangkan dengan

cara menampilkan representasi pada level makroskopik, submikroskopik

dan simbolik. Level makroskopik ditampilkan dengan cara

memeperlihatkan video perbedaan daya hantar listrik lelehan NaCl dan

air, reaksi pembentukan H2O dan gambar-gambar senyawa kovalen. Level

submikroskopik disajikan dengan menggunakan narasi dan level simbolik

disajikan dengan menggunakan animasi dan gambar.

5. Validasi dari representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada

submateri pembentukan ikatan kovalen dalam bentuk multimedia

memiliki rata-rata skor sebesar 82,00%. Skor ini bermakna bahwa

multimedia sudah valid.

6. Siswa dan guru memberikan sikap sangat positif terhadap multimedia.

Skor rata-rata untuk tanggapan siswa dan guru masing-masing adalah

sebesar 85,73% dan 85,64%. Skor ini bermakna bahwa menurut siswa dan

guru multimedia sudah bisa digunakan dalam proses pembelajaran.

B. Saran

Tahapan penelitian dan skripsi ini baru sampai pada tahap pengembangan

multimedia dengan melalui serangkaian uji terbatas oleh sebab itu peneliti

(35)

118

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran sehingga pengaruh multimedia terhadap pemahaman siswa dalam

Gambar

Tabel 3.1 Tanggapan dalam Angket Validasi Multimedia oleh Pakar Multimedia serta Tanggapan Guru dan Siswa
Tabel 3.2 Batas-batas untuk Kategori Skor untuk Angket Validasi Multimedia oleh Pakar Multimedia dan Angket Tanggapan guru dan Siswa

Referensi

Dokumen terkait

 Analiza rezultata mjerenja Vickersove tvrdoće pokazala je da su sva tri primijenjena matematička modela prikladna za analizu utjecaja opterećenja na Vickersovu

Pengaruh Guru Profesional Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Sma Negeri Di Kabupaten Asmat Provinsi Papua.. Universitas Pendidikan Indonesia

“pendekatan dengan pimpinan secara internal juga bisa jadi upaya nak untuk karir jadi karyawan untuk naik pangkat,yah persaingan secara sehat kan tidak salah jika kita

Faktor risiko yang secara mandiri berhubungan dengan kejadian stoke pada usia muda adalah tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, ada riwayat hipertensi,

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Stevens, et al (2000), bahwa faktor posisi anak dalam keluarga yaitu anak tunggal, anak pertama (sulung),

Sudah dua cara saya perlihatkan agar temen-temen bisa memahami apa yang saya maksud, tetapi tetap ternyata masih banyak yang belum ngeh juga.. No problem, artinya saya harus

Pada tabel 3 digambarkan ada dua variabel yang memiliki pengaruh tidak langsung secara positif yang signifikan terhadap kinerja pegawai (Y) pada kantor Badan Pelayanan

2.Berapa jumlah siswa serta pembagian kelas di SMP Negeri 3 Kuripan ini?.. Lampiran XXII Jawaban Wawancara 1. Sejalan dengan berjalannya tahun dari 2005 mulai dati tenaga kependidikan