DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... PERNYATAAN ... ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ...
i iii iv vi viii xii xvi xx
BAB I. PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Penelitian ... B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... C. Rumusan Masalah ... D. Tujuan Penelitian ... E. Sistimatika Penulisan ...
1 1 6 14 15 16
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS ... A. Manajemen Pembelajaran dalam Konteks Administrasi Pendidikan B. Penjaminan Mutu Untuk Pembelajaran Efektif ... C. Indikator Mutu Pembelajaran ... D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mutu Pembelajaran ... 1. Profesionalitas Dosen ... 2. Media Pembelajaran ... 3. Fasilitas Pembelajaran ... E. Pendidikan Vokasi di Indonesia ... 1. Pendidikan Vokasi, Profesi dan Akademik ... 2. Pendidikan Vokasi dan Dunia Kerja ... F. Belajar Mengajar dan Pembelajaran ... 1. Kompetensi dan Hasil Pembelajaran ...
2. Kompetensi Lulusan Program Diploma III ... G. Kerangka Berpikir ...
H. Hipotesis Penelitian ...
86 93 96
BAB III. METODE PENELITIAN ... A. Metode Penelitian ... B. Sumber Data Penelitian ... 1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 3. Karakteristik Responden ... C. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 1. Definisi Operasional ... 2. Variabel dan Instrumen Penelitian ... D. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ...
1. Teknik Pengumpulan Data ... 2. Pengolahan Data Statistik ...
98 98 99 99 101 104 109 109 113 117 117 121
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... A. Deskripsi Data Penelitian ...
1. Deskripsi Data Variabel Profesionalitas Dosen ... 2. Deskripsi Data Variabel Media Pembelajaran ... 3. Deskripsi Data Variabel Fasilitas Pembelajaran ... 4. Deskripsi Data Variabel Mutu Pembelajaran ... 5. Deskripsi Data Variabel Kompetensi Lulusan ... a. Jenjang Capaian Kompetensi Lulusan ... b. Jenjang Capaian Kompetensi Lulusan Yang Diharapkan ...
B. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 1. Analisis Model Pengukuran ... a. Validitas Model Pengukuran Profesionalitas Dosen ... 1) Model Pengukuran Profesionalitas Dosen POLBAN ... 2) Model Pengukuran Profesionalitas Dosen POLMAN .... b. Validitas Model Pengukuran Media Pembelajaran ... 1) Model Pengukuran Media Pembelajaran di POLBAN....
2) Model Pengukuran Media Pembelajaran di POLMAN... c. Validitas Model Pengukuran Fasilitas Pembelajaran ... 1) Model Pengukuran Fasilitas Pembelajaran di POLBAN 2) Model Pengukuran Fasilitas Pembelajaran di POLMAN d. Validitas Model Pengukuran Mutu Pembelajaran ...
1) Model Pengukuran Mutu Pembelajaran di POLBAN ... 2) Model Pengukuran Mutu Pembelajaran di POLMAN... e. Validitas Model Pengukuran Kompetensi Lulusan ... 1. Model Pengukuran Kompetensi Lulusan POLBAN ... 2. Model Pengukuran Kompetensi Lulusan POLMAN... f. Reliabilitas Model Pengukuran Variabel Laten ...
2. Analisis Model Struktural ... a. Model Struktural Pembelajaran POLBAN ... b. Model Struktural Pembelajaran POLMAN ... 3. Analisis Kecocokan Keseluruhan Model Struktural ...
a. Model Struktural Pembelajaran POLBAN ... b. Model Struktural Pembelajaran POLMAN ... 4. Analisis Komparatif Deskriptor Kompetensi ...
a. Jenjang Capaian Kompetensi Lulusan POLBAN dan
POLMAN ... b. Jenjang Capaian Kompetensi dan Kompetensi yang
diharapkan di Tempat Kerja ... C. Pembahasan Hasil Penelitian ...
1. Pengaruh Profesionalitas Dosen Terhadap Mutu Pembelajaran ... 2. Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Mutu Pembelajaran ... 3. Pengaruh Fasilitas Pembelajaran Terhadap Mutu Pembelajaran .. 4. Pengaruh Mutu Pembelajaran Terhadap Kompetensi Lulusan ... 5. Profil dan Jenjang Capaian Kompetensi Lulusan ...
a. Komparasi Jenjang Capaian Kompetensi POLBAN dan
POLMAN ……….
b. Komparasi Komparasi Jenjang Capaian Kompetensi dengan Kompetensi yang diharapkan di Tempat Kerja ……… D. Keterbatasan Penelitian ...
E. Model Hipotetis Pengembangan Manajemen Pembelajaran
Pendidikan Vokasi
1. Tujuan Pengembangan Model ………..
2. Asumsi-asumsi ……….
3. Komponen Model ……….
4. Model Hipotetis Pengembangan Manajemen Pembelajaran
Pendidikan Vokasi ………...
5. Strategi Implementasi ...
235
236 237 237
239 241
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……….
A. Kesimpulan ………
B. Rekomendasi ……….
244 244 248
DAFTAR PUSTAKA ……… 252
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Indeks Kompetitif Pendidikan Tinggi Beberapa Negara Asia
dan Australia ………... 7
Tabel 3.1: Jumlah Lulusan POLBAN Periode 2008-2010 ………...
Tabel 3.2: Jumlah Lulusan POLMAN Periode 2008-2010 ………...
Tabel 3.3: Jumlah Sampel Yang Diperlukan Metoda Sugiyono …………..
Tabel 3.4: Jumlah Sampel Yang Diperlukan Metoda Analisis SEM………
Tabel 3.5: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…...
Tabel 3.6: Karakteristik Responden Berdasarkan Sektor Pekerjaan...
Tabel 3.7: Kisi-kisi Instrumen Penelitian ………...
Tabel 3.8: Daftar Responden yang Dikirim Kuesioner Tahap 1…………...
Tabel 3.9: Daftar Responden yang Menjawab Kuesioner Tahap 1………...
Tabel 3.10: Daftar Responden yang Dikirim Kuesioner Tahap 2…………..
Tabel 3.11: Daftar Akhir Responden yang Menjawab Kuesioner ………….
102
102
103
104
105
107
114
118
119
120
121
Tabel 4.1: Deskripsi Variabel Profesionalitas Dosen POLBAN ………...
Tabel 4.2: Deskripsi Variabel Profesionalitas Dosen POLMAN ………….
Tabel 4.3: Deskripsi Sub-variabel Profesionalitas Dosen POLBAN…...
Tabel 4.4: Deskripsi Sub-variabel Profesionalitas Dosen POLMAN……...
Tabel 4.5: Deskripsi Variabel Media Pembelajaran POLBAN……….
Tabel 4.6: Deskripsi Variabel Media Pembelajaran POLMAN………...
Tabel 4.7: Deskripsi Sub-variabel Media Pembelajaran POLBAN………..
Tabel 4.8: Deskripsi Sub-variabel Media Pembelajaran POLMAN ……….
124
125
126
126
127
128
130
Tabel 4.9: Deskripsi Variabel Fasilitas Pembelajaran POLBAN………...
Tabel 4.10: Deskripsi Variabel Fasilitas Pembelajaran POLMAN…………
Tabel 4.11: Deskripsi Sub-variabel Fasilitas Pembelajaran POLBAN…...
Tabel 4.12: Deskripsi Sub-variabel Fasilitas Pembelajaran POLMAN…...
Tabel 4.13: Deskripsi Variabel Mutu Pembelajaran POLBAN…………...
Tabel 4.14: Deskripsi Variabel Mutu Pembelajaran POLMAN…………...
Tabel 4.15: Deskripsi Sub-variabel Mutu Pembelajaran POLBAN………...
Tabel 4.16: Deskripsi Sub-variabel Mutu Pembelajaran POLMAN………..
Tabel 4.17: Nilai Rata-rata Kompetensi Lulusan POLBAN dan POLMAN untuk Kesluruhan Variabel Manifes………... Tabel 4.18: Deskripsi Variabel Kompetensi Lulusan POLBAN………...
Tabel 4.19: Deskripsi Varabel Kompetensi Lulusan POLMAN……….
Tabel 4.20: Deskripsi Sub-varabel Capaian Jenjang Kompetensi Lulusan
POLBAN………...
Tabel 4.21: Deskripsi Sub-varabel Capaian Jenjang Kompetensi Lulusan
POLMAN……….
Tabel 4.22: Deskripsi Varabel Kompetensi Diharapkan Lulusan POLBAN
Tabel 4.23: Deskripsi Varabel Kompetensi Diharapkan Lulusan POLMAN..
Tabel 4.24: Validitas Model Pengukuran Variabel Manifes terhadap Vari-abel Laten Tingkat Pertama Profesionalitas Dosen POLBAN…
Tabel 4.25: Validitas Model Pengukuran Variabel Laten Tingkat Pertama terhadap Profesionalitas Dosen POLBAN………...
Tabel 4.26: Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Profesionalitas Dosen
POLBAN………...
Tabel 4.27: Validitas Model Pengukuran Variabel Manifes terhadap Vari-abel Laten Tingkat Pertama Profesionalitas Dosen POLMAN….
Tabel 4.28: Validitas Model Pengukuran Variabel Laten Tingkat Pertama terhadap Profesionalitas Dosen POLMAN………..
Tabel 4.29: Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Profesionalitas Dosen
POLMAN……….
Tabel 4.30: Validitas Model Pengukuran Variabel Manifes terhadap
Variabel Laten Tingkat Pertama Media Pembelajaran POLBAN..
Tabel 4.31: Validitas Model Pengukuran Variabel Laten Tingkat Pertama terhadap Media Pembelajaran POLBAN………...
Tabel 4.32: Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Media Pembelajaran
POLBAN ……….
Tabel 4.33: Validitas Model Pengukuran Variabel Manifes terhadap Vari-abel Laten Tingkat Pertama Media Pembelajaran POLMAN...
Tabel 4.34: Validitas Model Pengukuran Variabel Laten Tingkat Pertama terhadap Media Pembelajaran POLMAN ………...
Tabel 4.35: Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Media Pembelajaran
POLBAN ……….
Tabel 4.36: Validitas Model Pengukuran Variabel Manifes terhadap Vari-abel Laten Tingkat Pertama Fasilitas Pembelajaran POLBAN...
Tabel 4.37: Validitas Model Pengukuran Variabel Laten Tingkat Pertama terhadap Fasilitas Pembelajaran POLBAN………...
Tabel 4.38: Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Fasilitas Pembelajaran
POLBAN ……….
Tabel 4.39: Validitas Model Pengukuran Variabel Manifes terhadap Vari-abel Laten Tingkat Pertama Fasilitas Pembelajaran POLMAN..
Tabel 4.40: Validitas Model Pengukuran Variabel Laten Tingkat Pertama terhadap Fasilitas Pembelajaran POLMAN……….
Tabel 4.41: Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Fasilitas Pembelajaran
POLMAN ……….
Tabel 4.42: Validitas Model Pengukuran Variabel Manifes terhadap Vari-abel Laten Tingkat Pertama Mutu Pembelajaran POLBAN……
Tabel 4.43: Validitas Model Pengukuran Variabel Laten Tingkat Pertama terhadap Mutu Pembelajaran POLBAN………..
Tabel 4.44: Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Mutu Pembelajaran
POLBAN ……….
Tabel 4.45: Validitas Model Pengukuran Variabel Manifes terhadap Vari-abel Laten Tingkat Pertama Mutu Pembelajaran POLMAN…...
Tabel 4.46: Validitas Model Pengukuran Variabel Laten Tingkat Pertama terhadap Nutu Pembelajaran POLMAN……….. Tabel 4.47: Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Mutu Pembelajaran
POLMAN……….
Tabel 4.48: Validitas Model Pengukuran Variabel Manifes terhadap Vari-abel Laten Tingkat Pertama Kompetensi Lulusan POLBAN…..
Tabel 4.49: Validitas Model Pengukuran Variabel Laten Tingkat Pertama terhadap Kompetensi Lulusan POLBAN……….
Tabel 4.50: Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Kompetensi Lulusan
POLBAN ……….
Tabel 4.51: Validitas Model Pengukuran Variabel Manifes terhadap Vari-abel Laten Tingkat Pertama Kompetensi Lulusan POLMAN….
Tabel 4.52: Validitas Model Pengukuran Variabel Laten Tingkat Pertama terhadap Kompetensi Lulusan POLMAN ………..
Tabel 4.53: Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Mutu Pembelajaran
POLMAN ………
Tabel 4.54: Construct Reliability, Variance Extracted dan Reliabilitas Model Pengukuran Variabel Laten POLBAN……….
184
185
186
187
189
190
191
192
193
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Faktor-faktor penting dalam pembelajaran efektif………...
Gambar 2.2: Model “Didactische Analyse” menurut konsepsi Van Gelder ………. Gambar 2.3: Hubungan peran pendidik dan peserta didik dalam proses
pembelajaran ………..
Gambar 2.4. Orientasi siswa, metoda pembelajaran dan tingkat
kedalaman pengetahuan ………... Gambar 2.5. Model Teoritis Karakteristik Profesionalitas Tenaga Pendidik..
Gambar 2.6: Kerucut Pengalaman Dale ………..
Gambar 2-7: Diagram aktivitas pekerjaan di dunia kerja dengan jenjang
pendidikan ………..
Gambar 2-8: Diagram hubungan sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja serta jenjang kualifikasi Kompetensi……...
Gambar 2.9: Tipologi kompetensi ………...
Gambar 2.10: Model holistik kompetensi ……….
Gambar 2.11: Pengaruh Profesionalitas Dosen, Media pembelajaran, dan Fasilitas pembelajaran terhadap Mutu pembelajaran, dan
Kompetensi lulusan ………...
39
42
45
47 52
57
69
70
84
84
95
Gambar 3.1: Prosentase Responden Total berdasarkan Jenis Kelamin……
Gambar 3.2: Prosentase Responden POLBAN berdasarkan Jenis Kelamin...
Gambar 3.3: Prosentase Responden POLMAN berdasarkan Jenis Kelamin..
Gambar 3.4: Prosentase Responden TOTAL berdasarkan Sektor Pekerjaan…
Gambar 3.5: Prosentase Responden POLBAN berdasarkan Sektor
pekerjaan ………..
105
106
106
107
Gambar 3.6: Prosentase Responden POLMAN berdasarkan Sektor
Pekerjaan ………
Gambar 4.1: Grafik Histogram Profesionalitas Dosen POLBAN…………
Gambar 4.2: Grafik Histogram Profesionalitas Dosen POLMAN………..
108
124
125
Gambar 4.3: Grafik Histogram Media Pembelajaran POLBAN…………..
Gambar 4.4: Grafik Histogram Media Pembelajaran POLBAN…………..
Gambar 4.5: Grafik Histogram Fasilitas Pembelajaran POLBAN………..
Gambar 4.6: Grafik Histogram Fasilitas Pembelajaran POLMAN……….
Gambar 4.7: Grafik Histogram Mutu Pembelajaran POLBAN…………...
Gambar 4.8: Grafik Histogram Mutu Pembelajaran POLMAN…………..
Gambar 4.9: Grafik Diagram Pencar Perbandingan Kompetensi Lulusan
POLBAN dan POLMAN………
Gambar 4.10: Grafik Histogram Kompetensi Lulusan POLBAN………….
Gambar 4.11: Grafik Histogram Kompetensi Lulusan POLMAN………….
Gambar 4.12: Skor Kompetensi Masing-masing Variabel Manifes Tingkat
Kedua Lulusan POLBAN dan POLMAN………..
Gambar 4.13: Grafik Histogram Kompetensi Diharapkan Lulusan
POLBAN………
Gambar 4.14: Grafik Histogram Kompetensi Diharapkan Lulusan
POLMAN………
Gambar 4.15: Skor Kompetensi yang Diharapkan untuk Masing-masing Variabel Manifes Tingkat Kedua POLBAN dan POLMAN..
Gambar 4.16: Struktur Lengkap Diagram Jalur Hubungan Kausal antar
Variabel………..
Gambar 4.17: Model Struktural Konseptual Pembelajaran Diploma III
Politeknik………
Gambar 4.18: Model Struktural Sederhana (Laten Variable Score)
Pembelajaran Diploma III Politeknik……….
Gambar 4.19: Model Pengukuran 2nd Order CFA Profesionalitas Dosen
POLBAN……….
Gambar 4.20: Model Pengukuran Sederhana Profesionalitas Dosen
POLBAN……….
Gambar 4.21: Model Pengukuran 2nd Order CFA Profesionalitas Dosen
POLMAN………
162
163
165 Gambar 4.22: Model Pengukuran Sederhana Profesionalitas Dosen
POLMAN………
Gambar 4.23: Model Pengukuran 2nd Order CFA Media Pembelajaran
POLBAN……….
Gambar 4.24: Model Pengukuran Sederhana Media Pembelajaran POLBAN..
Gambar 4.25: Model Pengukuran 2nd Order CFA Media Pembelajaran
POLMAN………
Gambar 4.26: Model Pengukuran Sederhana Media PembelajaranPOLBAN.
Gambar 4.27: Model Pengukuran 2nd Order CFA Fasilitas Pembelajaran
POLBAN………
Gambar 4.28: Model Pengukuran Sederhana Fasilitas Pembelajaran
POLBAN………
Gambar 4.29: Model Pengukuran 2nd Order CFA Fasilitas Pembelajaran
POLMAN………
Gambar 4.30: Model Pengukuran Sederhana Fasilitas Pembelajaran POLMAN
Gambar 4.31: Model Pengukuran 2nd Order CFA Mutu Pembelajaran
POLBAN………
Gambar 4.32: Model Pengukuran Sederhana Fasilitas Pembelajaran
POLBAN……….
Gambar 4.33: Model Pengukuran 2nd Order CFA Mutu Pembelajaran
POLMAN………
Gambar 4.34: Model Pengukuran Sederhana Mutu Pembelajaran POLMAN.
Gambar 4.35: Model Pengukuran 2nd Order CFA Kompetensi Lulusan
Gambar 4.36: Model Pengukuran Sederhana Kompetensi Lulusan
POLBAN……….
Gambar 4.37: Model Pengukuran 2nd Order CFA Kompetensi Lulusan
POLMAN……….
Gambar 4.38: Model Pengukuran Sederhana Mutu PembelajaranPOLMAN..
Gambar 4.39: Nilai Koefisien Model Struktural Pembelajaran di POLBAN...
189
192
193
199 Gambar 4.40: Nilai t (t-value) Model Struktural Pembelajaran diPOLBAN..
Gambar 4.41: Nilai Koefisien Model Struktural Pembelajaran di POLMAN..
Gambar 4.42: Nilai t (t-value) Model Struktural Pembelajaran di POLMAN..
Gambar 4.43: Skor Rata-rata Capaian Kompetensi dan Kompetensi Yang Diharapkan Lulusan D III POLBAN………..
Gambar 4.44: Skor Rata-rata Capaian Kompetensi dan Kompetensi Yang
Diharapkan Lulusan D III POLMAN………
Gambar 4.45: Model Hipotetis Pengemangan Manajemen Pembelajaran
Pendidikan Vokasi……….
200
202
202
216
216
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Instrumen Penelitian ………..
Lampiran 2: Tahapan Pelaksanaan Survey Penelitian ………...
Lampiran 3: Data Responden ……….
Lampiran 4: Data Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen ………….
Lampiran 5: Data Jumlah Dosen POLBAN dan POLMAN ………..
Lampiran 6: Rasio Fasilitas-Jumlah Mahasiswa POLBAN ………...
Lampiran 7: Hasil Pengolahan Model Struktural dengan Program LISREL 8 263
286
289
320
324
326
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan Tinggi merupakan salah satu pilar penting dalam
pembangunan suatu bangsa. Sebagai jenjang pendidikan paling tinggi dalam
sistem pendidikan nasional maka pendidikan tinggi menjadi ujung tombak dalam
mendorong perkembangan suatu bangsa. Secara umum pendidikan memiliki peran
penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini sejalan dengan apa yang
disampaikan Harbison dan Myers (Soediyarto, 2008: 80) bahwa “Investment in
education certainly contribute to economic growth, but it is obvious that economic
growth makes it possible for nations to invest in educational and development.
Education, therefore, is both the seed and the flower of the economic
development.”
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan
setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma,
sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan
Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2010, tujuan pendidikan tinggi adalah:
a) membentuk insan yang:
2. sehat, berilmu, dan cakap;
3. kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri dan berjiwa wirausaha; serta 4. toleran, peka sosial dan lingkungan, demokratis, dan bertanggung jawab. b) menghasilkan produk-produk ilmu pengetahuan, teknologi, seni, atau olahraga
yang memberikan kemaslahatan bagi masyarakat, bangsa, negara, umat manusia, dan lingkungan.
Perguruan tinggi diharapkan menjadi kekuatan moral yang mampu
membentuk karakter dan budaya bangsa yang berintegritas tinggi; memperkuat
persatuan bangsa melalui penumbuhan rasa kepemilikan dan kebersamaan sebagai
suatu bangsa yang bersatu; menumbuhkan masyarakat yang demokratis sebagai
pendamping bagi kekuatan sosial-politik; menjadi sumber ilmu pengetahuan dan
pembentukan sumber daya manusia yang responsif terhadap kebutuhan
masyarakat dengan seluruh strata sosialnya (Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, 2004: 7).
Globalisasi yang terjadi pada abad ini berakibat pada perubahan
keseluruhan kehidupan bermasyarakat, tidak terkecuali pendidikan tinggi, yang
harus menyesuaikan dengan liberalisasi dan restrukturisasi pasar dan
perkembangan masyarakat berbasis ilmu pengetahuan dan inovasi dengan
mengembangkan berbagai metoda dan model pendidikan (UNESCO: 2006.)
Mobilitas mahasiswa antar negara dan juga dosen memberikan tantangan
bagi perguruan tinggi untuk melakukan komparasi mutu antar program studi dan
yang lebih penting adalah kesesuaian antara lulusan dengan kebutuhan bursa
tenaga kerja dan para pemakai tenaga kerja.
bertumpu pada tiga strategi utama pengembangan, yaitu peningkatan daya saing
bangsa, otonomi dan desentralisasi, dan kesehatan organisasi. Dengan
peningkatan mutu dan relevansi pendidikan tinggi diharapkan sasaran untuk
mencapai peningkatan daya saing bangsa dapat segera terwujud. Relevansi
merupakan suatu ukuran tingkat kesesuaian antara produk yang dihasilkan
pendidikan tinggi (baik berupa lulusan, penelitian maupun hasil pengembangan)
dengan kebutuhan pengguna produk-produk tersebut antara lain pemerintah,
masyarakat dan industri.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 15 menyebutkan bahwa jenis pendidikan
mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan,
dan khusus. Selanjutnya dalam penjelasan Undang-Undang tersebut diuraikan
bahwa pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang
mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama
untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan akademik merupakan pendidikan
tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada
penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu. Pendidikan profesi merupakan
pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik
untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Pendidikan vokasi
pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program
sarjana, dan pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan
tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang
menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli
ilmu agama, sedangkan pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan
pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki
kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan
pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.
Pendidikan tinggi di Indonesia menyelenggarakn empat jenis pendidikan,
yaitu pendidikan akademik, pendidikan profesi, pendidikan vokasi, dan
pendidikan agama. Politeknik adalah salah satu institusi pendidikan tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan vokasi, program yang mengarah pada penguasaan
ketrampilan yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan
keahlian terapan tertentu. Dibandingkan dengan institusi pendidikan tinggi
lainnya di Indonesia, politeknik memiliki usia relatif sangat muda. Pendidikan
vokasi di Indonesia yang diselenggarakan oleh pemerintah dimulai pada tahun
1972, saat Intitut Teknologi Bandung bekerjasama dengan Departemen Pekerjaan
Umum mendirikan Lembaga Politeknik Pekerjaan Umum,(LPPU) sebagai
jawaban atas tantangan kebutuhan tenaga teknisi yang mampu menerjemahkan
konsep ilmu pengetahuan dan teknologi kedalam tugas-tugas praktis yang
diperlukan di lapangan. Pada tahun yang sama dibangun kerjasama antara Institut
serupa yang diberi nama Politeknik Mekanik Swiss. Disamping itu di Solo juga
didirikan Akademi Teknik Mesin Indonesia (ATMI), hasil kerjasama antara
Yayasan Karya Bakti Surakarta, dengan pemerintah Swiss. Kemudian pada tahun
1979 pemerintah mendirikan lima politeknik pada perguruan tinggi negeri, yaitu
di Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro,
Universitas Sriwijaya dan Universitas Sumatera Utara.
Pendidikan vokasi di Indonesia (lebih dikenal dengan istilah pendidikan
politeknik) telah berdiri selama lebih dari 30 tahun. Pendidikan vokasi selalu dikaitkan dengan penyiapan tenaga kerja “siap pakai”. Artinya lulusan pendidikan
vokasi harus memenuhi kompetensi sesuai standar kinerja di tempat kerja.
Beberapa studi tentang pendidikan tinggi yang dilakukan oleh Bank
Pembangunan Asia dan Bank Dunia pada beberapa tahun yang lalu menyatakan
bahwa relevansi pendidikan dengan dunia kerja masih rendah, tidak terkecuali
pendidikan vokasi yang diselenggaraakanh di Politeknik, dengan demikian masih
terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Studi yang dilakukan oleh
Bank Pembangunan Asia dan Bank Dunia masih belum dilakukan secara ilmiah,
sehingga dengan demikian, penelitian tentang capaian pembelajaran, berupa
kompetensi lulusan di institusi pendidikan vokasi akan sangat menarik untuk
dilakukan.
Dengan berjalannya waktu dan berkembang pesatnya teknologi serta
bertambahnya jumlah pendidikan vokasi, maka evaluasi tujuan pendirian
mempelajari kinerja proses pembelajaran dan kompetensi lulusannya. Informasi
hasil penelitian yang akan dilakukan diharapkan akan bermanfaat untuk
pengembangan sistem penjaminan mutu dan pengembangan kurikulum pada
politeknik-politeknik yang ada di Indonesia.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Pemerintah Indonesia telah merintis jenis pendidikan vokasi pada
perguruan tinggi sejak tahun 1979. Dengan didirikannya pendidikan vokasi ini
diharapkan kebutuhan tenaga teknisi tingkat menengah dapat terpenuhi. Tenaga
teknisi tingkat menengah ini diharapkan mampu menerjemahkan konsep ilmu
pengetahuan dan teknologi kedalam tugas-tugas praktis yang dibutuhkan di
lapangan. Pada saat ini pendidikan vokasi telah berkembang secara pesat. Jumlah
institusi pendidikan vokasi berbentuk politeknik, baik negeri maupun swasta telah
mencapai 162 dengan jumlah mahasiswa program Diploma III sebanyak 96.777
dan program Diploma IV sebanyak 5.301 (EPSBED Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Januari 2010).
Beberapa studi tentang pendidikan tinggi yang dilakukan oleh Bank
Pembangunan Asia dan Bank Dunia pada beberapa tahun terakhir menyatakan
bahwa relevansi pendidikan tinggi dengan dunia kerja masih rendah, tidak
terkecuali pendidikan vokasi yang diselenggarakan di Politeknik, demikian pula
laporan World Economic Forum dalam The Global Competitiveness Report tahun
2008-2009 mengenai indeks kompetitif global (global competitiveness index)
pada posisi 71. Indeks ini merupakan faktor kunci untuk mendorong efisiensi
ekonomi. Hal ini menunjukkan mutu dan relevansi pendidikan tinggi di Indonesia
masih tertinggal dibandingkan beberapa negara tetangga lainnya sebagaimana
ditunjukkan pada tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1: Indeks Kompetitif Pendidikan Tinggi Beberapa Negara Asia dan Australia
Negara Higher Education and Training Overall Index
Singapore 8 5.56 5 5.53
Australia 14 5.44 14 5.23
Malaysia 35 4.63 21 5.04
Thailand 51 4.31 34 4.60
Philippines 60 4.10 71 4.09
India 63 4.06 50 4.33
Indonesia 71 3.88 55 4.25
Sumber: The Global Competitiveness Report 2008–2009 World Economic Forum Geneva, Switzerland
Kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk mencapai tujuan
ketersediaan pendidikan tinggi Indonesia yang bermutu dan relevan, antara lain,
meningkatkan keselarasan hasil perguruan tinggi dengan kebutuhan masyarakat
dan mendorong proses pendidikan dan pembelajaran yang kondusif untuk
menghasilkan lulusan yang cerdas, terampil, dan berkarakter (Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, 2010). Untuk meningkatkan relevansi dan mutu pendidikan
tinggi, khususnya pendidikan vokasi maka evaluasi penyelenggaraan pendidikan
yang dilakukan dalam penelitian ini sangat relevan dengan kebijakan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi tersebut. Evaluasi penyelenggaraan pendidikan vokasi
pembelajaran, fasilitas pembelajaran, mutu pembelajaran, dan kompetensi lulusan.
Dalam penelitian ini akan dipelajarai pengaruh variabel-variabel profesionalitas
dosen, media pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran terhadap mutu
pembelajaran dan terhadap kompetensi lulusan. Tempat penelitian dipilih dua
institusi politeknik negeri yang dianggap dapat mencerminkan gambaran
mengenai sistem pendidikan politeknik di Indonesia, yaitu Politeknik Manufaktur
Negeri Bandung dan Politeknik Negeri Bandung. Politeknik Manufaktur Negeri Bandung dipilih karena merupakan politeknik negeri pertama, berupa “pilot
project” pendidikan politeknik yang didirikan oleh pemerintah dan sampai
sekarang konsisten dengan budaya institusi yang berorientasi ke negara Eropa,
khususnya Swiss sebagai mitra utama pada saat pendiriannya, sedangkan
Politeknik Negeri Bandung merupakan salah satu dari lima politeknik negeri yang
dibangun oleh pemerintah pada tahap awal pengembangan pendidikan politeknik
di Indonesia. Politeknik Negeri Bandung merupakan politeknik negeri terbesar
dari jumlah mahasiswa dan jumlah program studi yang dikelolanya, dan juga
memiliki budaya institusi yang mewakili beberapa politeknik negeri yang
berkembang saat ini, yang memiliki budaya majemuk yang dipengaruhi oleh
budaya masing-masing staf pengajar yang berasal dari berbagai alumni perguruan
tinggi di Indonesia dan luar negeri dan juga memiliki program studi non rekayasa
(Administrasi Bisnis, Akutansi, Perbankan dan lain-lain) yang bermitra dengan
pemerintah Australia. Meskipun penelitian ini tidak ditujukan untuk mengambil
demikian dengan memilih dua politeknik negeri tersebut diharapkan hasil
penelitian ini dapat memberikan gambaran awal mengenai kompetensi lulusan dan
mutu pembelajaran di lingkungan pendidikan politeknik di Indonesia.
Sesuai dengan tujuan semula pendirian pendidikan vokasi, yaitu untuk
memenuhi kebutuhan tenaga teknisi yang trampil melaksanakan tugas-tugas
praktis di lapangan yang membedakannya dengan pendidikan akademis yang
lebih berorientasi teoritis dan pemahaman konsep, maka ketercapaian tujuan
pendidikan tersebut harus tercermin dalam kompetensi lulusan yang dihasilkan.
Pencapaian kompetensi lulusan tersebut dapat menggambarkan suatu
tingkatan mutu dan relevansi dari proses pendidikan yang dilakukan di suatu
institusi. Hasil pembelajaran atau capaian pembelajaran (learning outcomes)
adalah merupakan suatu ukuran tujuan pendidikan, yang merupakan suatu
pernyataan tentang apa yang diharapkan diketahui, dipahami, dan/atau dapat
dikerjakan oleh peserta didik setelah menyelesaikan suatu perioda belajar. Ada
beberapa pendapat bagaimana mendeskripsikan capaian pembelajaran suatu
pendidikan, Para ahli pendidikan tinggi di negara-negara di Eropa dibawah
naungan organisasi Joint Quality Initiative (JQI, 2004) telah lama
mengembangkan beberapa seri deskriptor yang mendeskripsikan capaian
pembelajaran dari beberapa jenjang (level) kualifikasi, sebagai kelanjutan dari
deklarasi Bologna pada bulan Juni tahun 1999. Deskriptor tersebut dikenal dengan
nama Dublin descriptors. (Draft 1 working document on JQI meeting in Dublin on
kepada lima dimensi, yaitu: 1) Knowledge; 2) Application of knowledge; 3)
Problem solving; 4) Communication; dan 5) Lifelong Learning. Deskriptor lain
capaian pembelajaran diuraikan dalam European Qualification Framework, yang
mendeskrpsikannya ke dalam tiga dimensi yang terdiri atas; 1) knowledge:
described as theoretical and/or factual. 2) skills: described as cognitive (use of
logical, intuitive and creative thinking) and practical (involving manual dexterity
and the use of methods, materials, tools and instruments); 3) 'Competence':
described in terms of responsibility and autonomy.
Jenjang deskriptor tersebut disusun dalam Kerangka Kualifikasi Nasional
(National Qualification Frameworks) yang disusun secara berjenjang dari jenjang
kualifikasi terendah sampai kualifikasi tertinggi.
Dalam penelitian ini, hasil pembelajaran atau capaian pembelajaran
untuk program Diploma III Politeknik Negeri, yang selanjutnya disebut sebagai
kompetensi lulusan, diasumsikan memiliki jenjang kualifikasi setara dengan
deskriptor Dublin untuk kualifikasi short cycle, dengan capaian pembelajaran
sebagai berikut:
1. dapat mendemonstrasikan pengetahuan dan pemahaman di suatu bidang studi yang dipelajarinya. Pengetahuan yang digunakan untuk menunjang pekerjaan pada bidang tertentu atau bidang vokasi, pengembangan diri, dan untuk menempuh studi lanjut.
2. dapat mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman ke dalam konteks pekerjaan;
merumuskan respon atas permasalahan konkrit dan abstrak yang telah didefinisikan;
4. dapat mengkomunikasikan pemahaman, ketrampilan dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepada rekan sekerja, supervisor atau dengan klien;
5. memiliki kemampuan belajar lanjut dengan beberapa kebebasan.
Standar capaian pembelajaran ini akan bermanfaat bagi badan-badan
nasional yang menjamin mutu lulusan, perencana standar kompetensi program
studi, dan para pengguna lulusan. Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah
mengevaluasi mutu dan capaian pembelajaran kualifikasi program diploma III
politeknik dan mempelajari pengaruh profesionalitas dosen, media pembelajaran,
dan fasilitas pembelajaran terhadap mutu pembelajaran dan kompetensi lulusan.
Penelitian dilakukan pada program diploma III pendidikan vokasi di Politeknik
Negeri Bandung dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung.
Berikut adalah definisi dan batasan operasional terminologi yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Kompetensi Lulusan
Kompetensisi lulusan adalah capaian pembelajaran (learning outcomes)
yang harus diperoleh oleh peserta didik setelah menyelesaikan suatu proses
pembelajaran, yang diungkapkan dalam terminologi dari apa yang diketahui,
dipahami dan dapat dikerjakan oleh peserta didik setelah mereka memperoleh
pendidikan.
Kompetensi lulusan Diploma III Politeknik mengacu kepada ungkapan
terdiri atas 4 dimensi kompetensi, yaitu: (a) kemampuan mendemonstrasikan
pengetahuan dan pemahaman (knowledge and understanding) dalam suatu bidang
ilmu, yaitu merupakan kemampuan untuk berfikir dan bertindak secara mendalam
dan bersifat menjelaskan masalah, (b) kemampuan mengaplikasikan pengetahuan
dan pemahaman (application of knowledge and understanding) ke dalam konteks
pekerjaan, yaitu merupakan kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan
ketrampilan ke dalam situasi kerja atau pengembangan profesi, (c) kemampuan
untuk mengidentifikasi dan menggunakan data untuk menyelesaikan masalah
konkrit dan abstrak (making judgement) dan (d) kemampuan berkomunikasi
(communication) sosial, yaitu kemampuan untuk mengalami dan meningkatkan
hubungan, untuk mengidentifikasi keuntungan-keuntungan dan tekanan-tekanan,
dalam interaksi dengan orang lain secara rasional dan bersungguh-sungguh,
termasuk pengembangan tanggung jawab sosial dan solidaritas sosial.
2. Mutu Pembelajaran
Mutu pembelajaran adalah pembelajaran efektif yang diukur berdasarkan
kepuasan konsumen (mahasiswa) atas proses pembelajaran yang dilakukan di
perguruan tinggi. Evaluasi yang dilakukan mahasiswa meliputi; (a) pengajaran
yang baik (good teaching), (b) kejelasan tujuan dan standar pembelajaran (clear
goals and standards), (c) kesesuaian beban belajar (appropriate workload), d)
keterbukaan dosen tehadap mahasiswa (openness to students) dan (e) kebebasan
dalam pembelajaran (independence in learning).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran, antara lain faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri
individu peserta didik, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar
individu peserta didik. Faktor internal antara lain; faktor jasmaniah, faktor
psikologis, dan faktor kelelahan, sedangkan faktor eksternal antara lain; faktor
keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Dalam penelitian ini,
faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pembelajaran dibatasi atas tiga faktor-faktor sebagai
berikut; (a) profesionalitas dosen, (b) media pembelajaran yang digunakan dalam
proses pembelajaran, dan (c) fasilitas pembelajaran yang disediakan oleh
perguruan tinggi.
3. Profesionalitas Dosen
Profesionalitas dosen adalah aktualisasi dari kompetensi yang dimiliki
dosen yang meliputi kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, dan kompetensi sosial. Kompetensi profesional adalah kompetensi
dosen dalam penguasaan materi kuliah dan pemahaman tentang tujuan
pembelajaran, kompetensi pedagogik adalah kemampuan dosen dalam mengelola
pembelajaran yang meliputi pemahaman metoda pembelajaran, dan pengetahuan
karakteristik mahasiswa, kompetensi kepribadian adalah kemampuan dosen dalam
menyikapi berbagai karakteristik mahasiswa dan sikap dalam mengajar,
kompetensi sosial adalah kemampuan dosen dalam berkomunikasi secara efektif,
baik dengan sesama dosen maupun dengan mahasiswa dan masyarakat.
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan
untuk menyampaikan pesan pembelajaran, alat komunikasi antara pembelajar,
pengajar dan bahan ajar, sedangkan bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu pengajar/instruktur dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas. Pembelajaran yang efektif memerlukan bahan ajar dan
media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Bahan ajar dan
media pembelajaran merupakan faktor yang penting dalam pembelajaran, untuk
mengkomunikasikan materi yang akan diajarkan oleh pengajar kepada
pembelajar. Bahan ajar dan media pembelajaran dalam penelitian ini meliputi
kesesuaian bahan ajar dengan tujuan pembelajaran, jenis media pembelajaran
yang digunakan, dan pemanfaatan teknologi Informasi sebagai media
pembelajaran.
5. Fasilitas Pembelajaran
Fasilitas pembelajaran adalah segala sesuatu yang mendukung secara
langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya, alat bantu pelajaran,
laboratorium, ruang kuliah dan perpustakaan. Fasilitas pembelajaran dalam
pendidikan dimaksudkan untuk menyiapkan lingkungan belajar yang nyaman agar
peserta didik dapat belajar dengan nyaman dan efektif.
Fasilitas pembelajaran dalam penelitian ini meliputi kebersihan dan
kenyamanan, serta kelengkapan peralatan di laboratorium dan bengkel, kebersihan
dan kenyamanan serta kelengkapan alat bantu pengajaran di ruang kelas, dan
teks dan bahan ajar lainnya di perpustakaan.
C. Rumusan Masalah
Permasalahan yang ingin dianalisis dalam penelitian ini antara lain;
(1) Bagaimana profil dan jenjang kompetensi lulusan Diploma III yang
dihasilkan oleh Politeknik Negeri Bandung (POLBAN) dan Politeknik
Manufaktur Negeri Bandung (POLMAN)?;
(2) Bagaimana pengaruh, profesionalitas dosen, media pembelajaran, dan
fasilitas pembelajaran terhadap mutu pembelajaran di POLBAN dan
POLMAN;
(3) Bagaimana pengaruh mutu pembelajaran terhadap pencapaian kompetensi
lulusan di kedua institusi tersebut?; dan
(4) Adakah perbedaan kompetensi lulusan program Diploma III Politeknik
Negeri Bandung dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung?
Dalam penelitian ini, ruang lingkup penelitian dibatasi pada lulusan
Politeknik Negeri Bandung dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung yang
lulus antara tahun 2008 sampai dengan 2010 yang bekerja dibeberapa industri
menengah dan industri besar yang tersebar di seluruh Indonesia dan luar negeri,
sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap mutu pembelajaran dan
pembentukan kompetensi lulusan dibatasi pada profesionalitas dosen, media
pembelajaran dan fasilitas pembelajaran. Penelitian ini akan menilai jenjang
capaian pembelajaran pada masing-masing institusi, mengevaluasi mutu
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan antara lain:
(1) Mengukur profil dan jenjang kompetensi lulusan Diploma III pendidikan
vokasi yang diselenggarakan di Politeknik Negeri Bandung dan Politeknik
Manufaktur Negeri Bandung menurut persepsi lulusan.
(2) Mempelajari pengaruh profesionalitas tenaga pengajar, media
pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran terhadap mutu pembelajaran di
Politeknik Negeri Bandung dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung..
(3) Mempelajari pengaruh mutu pembelajaran di Politeknik Negeri Bandung
dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung terhadap Kompetensi
lulusannya.
(4) Menganalisis perbedaan kompetensi antara lulusan program Diploma III
Politeknik Negeri Bandung dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung..
E. Sistimatika Penulisan
Penulisan disertasi ini disusun ke dalam 5 bab dengan rincian uraian isi
dari setiap bab sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan
Isi dari bab ini adalah penjelasan mengenai latar belakang permasalahan
penelitian yang dilakukan, rumusan permasalahan mengenai fokus dan
tujuan penelitian serta manfaat dari penelitian yang dilakukan, dan penjelasan
tentang istilah-istilah, konsep-konsep serta variabel yang digunakan dalam
penelitian.
Bab II: Kajian Pustaka, Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang landasan teoritis dari konstruksi model yang
dilakukan dalam penelitian dengan mengkaji beberapa sumber pustaka yang
berkaitan dengan konsep-konsep dan variabel-variabel dalam penelitian. Hasil
kajian pustaka ini kemudian dikaitkan dengan rumusan masalah dan membentuk
suatu konstruksi model yang dirumuskan ke dalam hipotesis penelitian. Dalam
bab ini juga diuraikan mengenai penelitian terdahulu yang relevan.
Bab III: Metode Penelitian
Uraian pada bab ini merupakan penjabaran tentang metode penelitian yang
dilakukan, yang meliputi; lokasi penelitian, waktu penelitian, subyek populasi dan
sampel penelitian, definisi konseptual dan operasional variabel-variabel
penelitian, instrumen yang digunakan, teknik pengumpulan data dan pengujian
validitas dan reliabilitas instrumen serta teknik pengolahan data yang digunakan
untuk menganalisis hasil penelitian.
Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini terdiri atas dua bagian, bagian pertama berisi data hasil
pengukuran dari variabel-variabel yang diteliti dan hasil pengolahannnya, yang
kedua berupa pembahasan hasil temuan pada tahapan analisis dan mendiskusikan
temuan tersebut dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas pada Bab II.
Bab V: Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi penafsiran dan pemaknaan mengenai hasil analisis temuan
penelitian dalam bentuk kesimpulan penelitian dan rekomendasi yang ditujukan
kepada para pembuat kebijakan, pengguna hasil penelitian dan kepada peneliti
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk mendapatkan informasi mengenai
pengaruh profesionalitas dosen, media pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran
terhadap mutu pembelajaran, serta implikasinya terhadap profil dan jenjang
capaian pembelajaran. Untuk memperoleh informasi yang diharapkan, metode
penelitian dilakukan dengan metode survey, yaitu dengan mengajukan kuesioner
terhadap alumni untuk memperoleh respon dari setiap pernyataan yang diajukan..
Dalam penelitian ini terdapat lima hipotesis deskriftif, empat hipotesis asosiatif
dan satu hipotesis komparatif. Lima rumusan hipotesis deskriptif yang diteliti,
yaitu; (i) mutu pembelajaran, (ii) jenjang kompetensi lulusan, (iii) profesionalitas
dosen, (iv) media pembelajaran, dan (v) fasilitas pembelajaran, sedangkan empat
rumusan asosiatif, yaitu; (i) mempelajari pengaruh profesionalitas dosen
terhadap mutu pembelajaran, (ii) pengaruh media pembelajaran terhadap mutu
pembelajaran, (iii) pengaruh fasilitas pembelajaran terhadap mutu pembelajaran,
dan (v) pengaruh mutu pembelajaran terhadap kompetensi lulusan, dan satu
rumusan komparatif, yaitu menguji perbedaan antara hasil pembelajaran (learning
outcomes) program Diploma III pendidikan vokasi yang diselenggarakan di
Politeknik Negeri Bandung dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung, mengacu
kepada deskripsi hasil pembelajaran untuk kualifikasi “short cycles” dalam
Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk mendesain dan
mengembangkan program pendidikan dan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan kompetensi yang diharapkan pengguna lulusan dan mengacu kepada
capaian pembelajaran yang diharapkan sebagaimana diuraikan dalam Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia. Dengan mengetahui profil kompetensi yang
dimiliki dan faktor-faktor pendidikan yang memiliki peran kuat dalam membentuk
mutu pembelajaran dan kompetensi lulusan, maka desain pembelajaran di
politeknik dapat diarahkan dan dikembangkan sesuai dengan profil kebutuhan
kompetensi tenaga kerja yang dibutuhkan di industri.
B. Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian meliputi lokasi penelitian, waktu penelitian,
populasi, sampel dan karakteristik responden yang dijadikan subyek penelitian.
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Politeknik Negeri Bandung (POLBAN dan
Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (POLMAN). Politeknik Manufaktur
Negeri Bandung dipilih karena merupakan politeknik pertama yang didirikan oleh
pemerintah, sedangkan Politeknik Negeri Bandung merupakan politeknik negeri
terbesar yang memiliki jumlah program studi dan jumlah mahasiswa paling
banyak dan juga merupakan penggabungan dari Pusat Pengembangan Pendidikan
Politeknik (Polytechnic Education Development Centre) dan Politeknik Institut
Teknologi Bandung.
sebanyak 697 mahasiswa dengan jumlah program studi sebanyak 8 program studi
yang terdiri atas:
1 Teknik Pemeliharaan Mesin (Diploma-III)
2 Teknik Pembuatan Perkakas Presisi (Diploma-III)
3 Teknik Mekanik Umum (Diploma-III)
4 Teknik Perancangan Perkakas Presisi (Diploma-III) 5 Teknik Perancangan Mekanik Umum (Diploma-III)
6 Teknik Pengecoran Logam (Diploma-III)
7 Teknik Otomasi Manufaktur & Mekatronika (Diploma-III)
8 Teknik Mesin dan Manufaktur (Diploma-IV)
sedangkan Politeknik Negeri Bandung memiliki mahasiswa sebanyak 3462. mahasiswa dengan jumlah program studi sebanyak 17 program studi, yang terdiri atas:
1 Teknik Konstruksi Gedung (Diploma-III)
2 Teknik Konstruksi Sipil (Diploma-III)
3 Teknik Mesin (Diploma-III)
4 Teknik Aeronatika (Diploma-III)
5 Teknik Konversi Energi (Diploma-III)
6 Teknik Pendingin dan Tata Udara (Diploma-III)
7 Teknik Listrik (Diploma-III)
8 Teknik Elektronika (Diploma-III)
9 Teknik Telekomunikasi (Diploma-III)
10 Teknik Komputer (Diploma-III)
11 Teknik Kimia (Diploma-III)
12 Analis Industri (Diploma-III)
13 Akutansi (Diploma-III)
14 Keuangan dan Perbankan (Diploma-III)
15 Administrasi Bisnis (Diploma-III)
16 Usaha Perjalanan Wisata (Diploma-III)
17 Manajemen Pemasaran (Diploma-III)
18 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan (Diploma-IV) 19 Teknik Perancangan dan Konstruksi Mesin (Diploma-IV)
21 Teknik Produksi Bersih (Diploma-IV) 22 Teknik Perancangan Sanitasi Permukiman (Diploma-IV)
23 Manajemen Aset (Diploma-IV)
Waktu penelitian dibagi dalam tiga tahap, yaitu; (1) tahap pertama, yang
merupakan studi pendahuluan, dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan
bulan Juni 2011, meliputi kegiatan kajian pustaka dan pemahaman kondisi
lapangan obyek penelitian; (2) tahap kedua, pengembangan instrumen,
perancangan sistem penjaringan data, uji coba instrumen dan sistem penjaringan
data, dan pelaksanaan penjaringan data yang dilaksanakan secara on line kepada
responden alumni Politeknik Manufaktur Negeri Bandung dan Politeknik Negeri
Bandung yang tersebar di seluruh Indonesia dan luar negeri. Tahap kedua
dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Nopember 2011; (3) tahap
ketiga, pengolahan data, analisis dan pembahasan hasil penelitian yang
dilaksanakan pada bulan Nopember sampai dengan Desember 2011.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, populasi penelitian adalah lulusan Politeknik Negeri
Bandung (POLBAN) dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (POLMAN)
yang lulus antara tahun 2008 sampai dengan 2010 yang bekerja dibeberapa
industri menengah dan industri besar yang tersebar di seluruh Indonesia dan luar
negeri. Sampel yang akan diteliti dipilih secara acak dan proporsional
(proportionate stratified random sampling) dari data lulusan yang dapat diperoleh
melalui unit Job Placement and Assesment Centre (JPAC) Politeknik Negeri
Bandung, Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Politeknik Manufaktur Negeri
Bandung, jaringan alumni Politeknik Negeri Bandung dan Politeknik Manufaktur
Negeri Bandung, jaringan laman jejaring sosial facebook UPT Perpustakaan
Politeknik Negeri Bandung, jejaring sosial facebook alumni, dan lain-lain.
Sampel dibagi ke dalam dua kelompok lulusan, yaitu lulusan Diploma III
Politeknik Negeri Bandung dan lulusan Diploma III Politeknik Manufaktur
Negeri Bandung. Jumlah sampel yang akan diteliti didasarkan kepada perhitungan
populasi jumlah lulusan Diploma III POLBAN dan POLMAN.
Data lulusan untuk masing-masing politeknik selama tiga tahun terakhir
[image:36.595.113.488.219.622.2]adalah sebagaimana disajikan pada tabel 3.1 dan tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.1: Jumlah Lulusan POLBAN Periode 2008-2010
No Lulus Tahun Jumlah Lulusan
1 2008 904
2 2009 995
3 2010 1.030
Jumlah 2.839
Tabel 3.2: Jumlah Lulusan POLMAN Periode 2008-2010
No Lulus Tahun Jumlah Lulusan
1 2008 244
2 2009 244
3 2010 244
Jumlah 732
Jumlah total lulusan POLBAN dan POLMAN selama tiga tahun terakhir adalah
3.571 lulusan. Berdasarkan Tabel 5.1 Sugiyono (2008) dengan tingkat
320 lulusan. Perhitungan statistik dengan metoda stratified random sampling,
untuk menentukan jumlah sampel yang diperlukan untuk masing-masing
politeknik dalam penelitian ini disajikan pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3: Jumlah Sampel Yang Diperlukan Metoda Sugiyono
No Politeknik Jumlah Sampel
1 POLBAN 260
2 POLMAN 60
Jumlah 320
Pengolahan data untuk penelitian ini menggunakan analisis Structural
Equation Modeling (SEM), dengan demikian penentuan jumlah sampel pada
penelitian ini tidak menggunakan perhitungan sebagaimana yang diuraikan oleh Sugiyono tetapi mengacu kepada “rule of thumb” menurut Bentler dan Chou
dalam Wijanto (2008: 46). Ukuran sampel minimal dengan pendekatan Maximum
Likelihood (ML) menurut Bentler dan Chou adalah 5 responden untuk setiap
variabel teramati. Dalam penelitian ini, variabel teramati (variabel manifes) terdiri
atas 42, sehingga sampel yang diperlukan untuk masing-masing politeknik
minimal 210 responden dan jumlah keseluruhannya diperlukan 420 responden.
Jumlah responden ini cukup besar, mengingat lokasi responden tersebar di
berbagai perusahaan/institusi pengguna di seluruh wilayah Indonesia dan akan
sulit untuk memperoleh data tersebut dalam waktu singkat dan dana yang
terbatas, maka teknik pengolahan data dapat disederhanakan dengan
menyederhanakan model penelitian dengan memanfaatkan skor variabel laten dari
masing-masing variabel terukur dan second order confirmatory analysis (Wijanto,
teramati yang lebih sedikit, yaitu menjadi 18 variabel. Dari penyederhanaan
model ini maka sampel yang diperlukan untuk masing-masing institusi menjadi
[image:38.595.114.517.186.529.2]sebagai berikut:
Tabel 3.4: Jumlah Sampel Yang Diperlukan Metoda Analisis SEM
No Politeknik Jumlah Sampel
1 POLBAN 90
2 POLMAN 90
Jumlah 180
Dalam penelitian ini, teknik pengolahan data menggunakan SEM dan
estimasinya menggunakan pendekatan Maximum Likelihood (ML), serta modelnya
berupa model yang disederhanakan, dengan demikian jumlah sampel yang
diperlukan adalah sebagaimana tersebut pada tabel 3.4 di atas. Secara rinci
penyederhanaan model penelitian dijelaskan pada Bab IV, bagian C dari laporan
penelitian ini.
3. Karakteristik Responden
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, responden yang menjadi sumber
data dalam penelitian ini adalah alumni Politeknik Negeri Bandung (POLBAN)
dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (POLMAN) yang lulus antara tahun
2008 sampai dengan tahun 2010. Responden dipilih secara acak dan proporsional
(proportionate stratified random sampling) dari jumlah populasi lulusan sebanyak
3.571 orang yang terbagi kedalam dua kelompok, yaitu lulusan Diploma III
Politeknik Negeri Bandung, dan lulusan Diploma III Politeknik Manufaktur
yang terdaftar di masing-masing institusi dan yang didapat melalui jejaring sosial “face book” atau dari “milis” alumni.
Pengolahan data dilakukan dengan pendekatan model struktural yang
disederhanakan, dengan memanfaatkan skor variabel laten dari masing-masing
variabel terukur dan second order confirmatory analysis. Berdasarkan “rule of
thumb” jumlah sampel minimal yang diperlukan untuk penelitian ini (Wijanto,
2008: 199 dan 267) adalah sebanyak 90 untuk masing-masing institusi.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini
[image:39.595.112.509.283.510.2]dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Jumlah Responden
POLBAN
Jumlah Responden
POLMAN
Jumlah Responden
TOTAL
1 Laki-laki 88 82 170
2 Perempuan 37 9 46
TOTAL 125 91 216
sedangkan prosentase untuk masing-masing politeknik dan keseluruhan responden
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar 3.1, gambar 3.2 dan gambar
Gambar 3.1: Prosentase Responden Total berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 3.2: Prosentase Responden POLBAN berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki 76% Perempuan
24%
Laki-laki 70% Perempuan
Gambar 3.3: Prosentase Responden POLMAN berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel dan gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah
laki-laki, yaitu 70% untuk POLBAN dan 90% untuk POLMAN. Hal ini sesuai dengan
karakteristik populasi yang juga mayoritas laki-laki, yaitu 58,2% untuk POLBAN
dan 90,2% untuk POLMAN.
Karakteristik responden berdasarkan sektor pekerjaan dapat dilihat pada
Tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6: Karakteristik Responden Berdasarkan Sektor Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan
Jumlah Responden
POLBAN
Jumlah Responden POLMAN
Jumlah Responden
TOTAL
1 Industri Manufaktur 17 41 58
2 Sales / Distributor 6 4 10
3 Transportasi 2 0 2
4 Industri Proses 11 4 15
5 Teknologi Informasi 9 0 9
6 Energi & Pertambangan 34 16 50
7 Perhotelan / Pariwisata 0 0 0
8 Konstruksi 5 0 5
9 Lain-lain 41 26 67
TOTAL 125 91 216
Laki-laki 90% Perempuan
[image:41.595.111.509.300.730.2]sedangkan prosentase untuk masing-masing politeknik dan keseluruhan responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada gambar 3.4, gambar 3.5, dan gambar 3.6.
Gambar 3.4: Prosentase Responden TOTAL berdasarkan Sektor Pekerjaan
Gambar 3.5: Prosentase Responden POLBAN berdasarkan Sektor pekerjaan
Industri Manufaktur 22% Sales / Distributor 5% Transportasi 1% Industri Proses 7% Teknologi Informasi 5% Energi & Pertambangan 25% Perhotelan / Pariwisata 0% Konstruksi 3% Lain-lain 32% Industri Manufaktur
Sales / Distributor
Transportasi
Industri Proses
Teknologi Informasi
Energi & Pertambangan
Perhotelan / Pariwisata
Konstruksi Lain-lain Industri Manufaktur 13% Sales / Distributor 5% Transportasi 2% Industri Proses 9% Teknologi Informasi 7% Energi & Pertambangan 27% Perhotelan / Pariwisata 0% Konstruksi 4% Lain-lain 33% Industri Manufaktur
Sales / Distributor
Transportasi
Industri Proses
Teknologi Informasi
Energi & Pertambangan
Perhotelan / Pariwisata
Konstruksi
Gambar 3.6: Prosentase Responden POLMAN berdasarkan Sektor Pekerjaan
Tabel dan gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden bekerja pada
sektor pekerjaan lain-lain (35%), sektor energi & pertambangan (25%), sektor
manufaktur (22%), sedangkan sisanya bekerja di sektor industri proses (7%),
industri teknologi informasi dan sales (5%). Distribusi sektor pekerjaan ini
selaras dengan jenis program studi lulusan yang mayoritas program studi teknik
manufaktur dan program studi teknik lainnya. Sektor pekerjaan lain-lain adalah
sektor pekerjaan selain yang disediakan pada lembar jawaban, atau responden
masih belum bekerja atau sedang menunggu pekerjaan.
C. Pengembangan Instrumen Penelitian
Tahapan pengembangan instrumen penelitian diawali dengan perumusan
definisi operasional dari semua variabel penelitian, kemudian dilanjutkan dengan
pengembangan indikator dari masing-masing variabel, dan dilanjutkan dengan
penyusunan intrumen/angket penelitian.
Industri Manufaktur 45% Sales / Distributor 4% Transportasi 0% Industri Proses 4% Teknologi Informasi 0% Energi & Pertambangan 18% Perhotelan / Pariwisata 0% Konstruksi 0% Lain-lain 29% Industri Manufaktur
Sales / Distributor
Transportasi
Industri Proses
Teknologi Informasi
Energi & Pertambangan
Perhotelan / Pariwisata
Konstruksi
1. Definisi Operasional
Berikut adalah definisi dan batasan operasional beberapa terminologi yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
a) Kompetensi Lulusan
Sistem penjaminan mutu dengan learning outcomes based approach
menekankan kepada penetapan hasil pembelajaran yang jelas dan melakukan
pengukuran terhadap pencapaiannya. Dengan demikian pengukuran kompetensi
lulusan merupakan aktivitas dari sistem penjaminan mutu di perguruan tinggi.
Kompetensi lulusan yang dimaksud pada penelitian ini adalah capaian
pembelajaran (learning outcomes) yang harus diperoleh peserta didik setelah
peserta didik menyelesaikan suatu proses pembelajaran, yang diungkapkan dalam
terminologi dari apa yang diketahui, dipahami dan dapat dikerjakan oleh peserta
didik setelah mereka memperoleh pendidikan.
Kompetensi lulusan Diploma III Politeknik yang diukur meliputi profil
dan jenjang capaian pembelajaran yang mengacu kepada ungkapan hasil
pembelajaran dalam deskriptor Dublin untuk kualifikasi short cycle, yang terdiri
atas 4 dimensi kompetensi, yaitu: (a) kemampuan mendemonstrasikan
pengetahuan dan pemahaman (knowledge and understanding) dalam suatu bidang
ilmu, yaitu merupakan kemampuan untuk berfikir dan bertindak secara mendalam
dan bersifat menjelaskan masalah, (b) kemampuan mengaplikasikan pengetahuan
dan pemahaman (application of knowledge and understanding) ke dalam konteks
ketrampilan ke dalam situasi kerja atau pengembangan profesi, (c) kemampuan
untuk mengidentifikasi dan menggunakan data untuk menyelesaikan masalah
konkrit dan abstrak (making judgement) dan (d) kemampuan berkomunikasi
(communication), yaitu kemampuan untuk mengalami dan meningkatkan
hubungan, untuk mengidentifikasi keuntungan-keuntungan dan tekanan-tekanan,
dan interaksi dengan orang lain secara rasional dan bersungguh-sungguh,
termasuk pengembangan tanggung jawab sosial dan solidaritas sosial.
b) Mutu Pembelajaran
Mutu pembelajaran adalah pembelajaran efektif yang diukur berdasarkan
kepuasan konsumen (mahasiswa) atas proses pembelajaran yang dilakukan di
perguruan tinggi. Evaluasi yang dilakukan mahasiswa meliputi; (a) pengajaran
yang baik (good teaching), (b) kejelasan tujuan dan standar pembelajaran (clear
goals and standards), (c) kesesuaian beban belajar (apprpriate workload), (d)
keterbukaan dosen tehadap mahasiswa (openness to students) dan (d) kebebasan
dalam pembelajaran (independence in learning).
Pembelajaran yang bermutu merupakan pembelajaran yang efektif.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran, antara lain budaya institusi,
jenis program, fasilitas pembelajaran, mahasiswa, media pembelajaran, dosen, dan
metodologi pengajaran. Mengingat pengukuran mutu pembelajaran pada
penelitian ini berfokus kepada pengalaman mahasiswa ketika mereka memperoleh
pembelajaran di istitusinya (course experience), maka faktor utama yang akan
terbatas pada beberapa faktor saja. Dengan demikian faktor-faktor yang
mempengaruhi mutu pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi atas tiga faktor,
yaitu; (a) profesionalitas dosen, (b) media pembelajaran yang digunakan dalam
proses pembelajaran, dan (c) fasilitas pembelajaran yang tersedia.
c) Profesionalitas Dosen
Profesionalitas dosen adalah aktualisasi dari kompetensi yang dimiliki
dosen yang meliputi kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, dan kompetensi sosial. Kompetensi profesional adalah kompetensi
dosen dalam penguasaan materi kuliah dan pemahaman tentang tujuan
pembelajaran, kompetensi pedagogik adalah kemampuan dosen dalam mengelola
pembelajaran yang meliputi pemahaman metoda pembelajaran, dan pngetahuan
karakteristik mahasiswa, kompetensi kepribadian adalah kemampuan dosen dalam
menyikapi berbagai karakteristik mahasiswa dan sikap dalam mengajar,
kompetensi sosial adalah kemampuan dosen dalam berkomunikasi secara efektif,
baik dengan sesama dosen maupun dengan mahasiswa dan masyarakat.
d) Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan
untuk menyampaikan pesan pembelajaran, alat komunikasi antara pembelajar,
pengajar dan bahan ajar, sedangkan. bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu pengajar/instruktur dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas, Pembelajaran yang efektif memerlukan bahan ajar dan
media pembelajaran merupakan faktor yang penting dalam pembelajaran, untuk
mengkomunikasikan materi yang akan diajarkan oleh pengajar kepada
pembelajar. Media pembelajaran dalam penelitian ini termasuk juga di dalamnya
adalah bahan ajar, yaitu meliputi kesesuaian bahan ajar dengan tujuan
pembelajaran, jenis media pembelajaran yang digunakan, dan pemanfaatan
teknologi Informasi sebagai media pembelajaran.
e) Fasilitas Pembelajaran
Fasilitas pembelajaran adalah segala sesuatu yang mendukung secara
langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya, alat bantu pelajaran,
laboratorium, ruang kuliah dan perpustakaan. Fasilitas pembelajaran dalam
pendidikan dimaksudkan untuk menyiapkan lingkungan belajar yang nyaman agar
peserta didik dapat belajar dengan nyaman dan efektif.
Fasilitas pembelajaran dalam penelitian ini meliputi kebersihan dan
kenyamanan, serta kelengkapan peralatan di laboratorium dan bengkel, kebersihan
dan kenyamanan serta kelengkapan alat bantu pengajaran di ruang kelas, dan
kebersihan dan kenyamanan pelayanan serta kelengkapan dan kecukupan buku
teks dan bahan ajar lainnya di perpustakaan.
2. Variabel dan Instrumen Penelitian
Variabel-variabel independen dari penelitian ini terdiri atas faktor-faktor
yang dianggap berpengaruh terhadap mutu pembelajaran di Politeknik Negeri
Bandung dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung, yaitu: profesionalitas dosen
variabel dependennya adalah mutu pembelajaran (Y1) dan Kompetensi lulusan
(Y2).
Profesionalitas dosen meliputi aktualisasi dari kompetensi yang dimiliki
dosen yang meliputi kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial.
Media pembelajaran meliputi jenis media pembelajaran yang digunakan,
kesesuaian bahan & media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, dan
pemanfaatan ICT untuk media pembelajaran, sedangkan fasilitas pembelajaran
meliputi mutu laboratorium dan bengkel, mutu ruang kuliah, dan mutu
perpustakaan.
Mutu pembelajaran meliputi (1) pengajaran yang baik (good teaching),
yaitu kejelasan dosen dalam menyampaikan kuliah, kesesuaian materi
pembelajaran dengan tujuan, antusiasme dan kemauan untuk menolong dalam
mengatasi permasalahan studi; (2) kejelasan penyampaian tujuan dan standar
penilaian hasil pembelajaran (clear goals and standards) (3) kesesuaian beban
belajar (appropriate workload) untuk peserta didik; (4) keterbukaan dosen kepada
peserta didik (openness to students); dan (5) kebebasan peserta didik dalam
pembelajaran (independence learning).
Kompetensi lulusan mengacu kepada hasil pembelajaran dalam deskriptor
Dublin untuk kualifikasi short cycle, yang terdiri atas 4 dimensi kompetensi,
yaitu: (a) kemampuan mendemonstrasikan pengetahuan dan pemahaman
kemampuan untuk berfikir dan bertindak secara mendalam dan bersifat
menjelaskan masalah, (b) kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dan
pemahaman (application of knowledge and understanding) ke dalam konteks
pekerjaan, yaitu merupakan kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan
ketrampilan ke dalam situasi kerja atau pengembangan profesi, (c) kemampuan
untuk mengidentifikasi dan menggunakan data untuk menyelesaikan masalah
konkrit dan abstrak (making judgement) dan (d) kemampuan berkomunikasi
(communication), yaitu kemampuan untuk mengalami dan meningkatkan
hubungan, untuk mengidentifikasi keuntungan-keuntungan dan tekanan-tekanan,
dan interaksi dengan orang lain secar