• Tidak ada hasil yang ditemukan

T PD 1402751 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T PD 1402751 Chapter3"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sebab akibat melalui

pemanipulasian variabel bebas dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh

pamanipulasian tersebut, maka digolongkan kepada penelitian eksperimen.

Penetapan penggunaan desain eksperimen dalam penelitian ini mengacu kepada

pernyataan Cresswell (2008) menyatakan bahwa desain eksperimen bisa

digunakan jika peneliti ingin menentukan kemungkinan sebab dan akibat antara

variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian ini dilakukan untuk menguji

kemungkinan sebab akibat antara strategi RAP dan strategi KWL terhadap

kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar kelas IV.

Karena pada penelitian ini subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi

peneliti menerima keadaan subjek apa adanya, maka metode yang digunakan yaitu

metode kuasi eksperimen. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Cresswell (2008)

yang menyatakan bahwa kuasi eksperimen memasukan partisipan kepada

kelompok, tetapi tidak acak. Pemilihan metode ini didasarkan atas pertimbangan

bahwa kelas yang ada telah terbentuk sebelumnya dan tidak mungkin dilakukan

pengelompokkan siswa secara acak. Penelitian kuasi eksperimen dilakukan untuk

mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap suatu variabel tanpa mengacak

kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

Jenis desain yang digunakan adalah desain prates – pascates dua perlakuan

(the pretest – posttest two treatment design). Perlakuan dalam penelitian ini

adalah pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan strategi RAP

(Read – Ask – Paraphrase) dan strategi KWL (Know – Want to know – Learned)

sebagai variabel bebas. Penelitian ini menggunakan prates dan pascates sebagai

alat untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman sebelum dan sesudah

perlakuan. Prates digunakan untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman

siswa sebelum perlakuan, sedangkan pascates digunakan untuk mengukur

(2)

Pada penelitian ini akan ada dua kelompok yang akan dilibatkan. Kelompok

pertama yaitu kelompok yang memperoleh perlakuan penerapan strategi RAP

(� ), dan kelompok kedua yaitu kelompok yang memperoleh perlakuan penerapan

strategi KWL (� ) sebagai kelompok eksperimen. Pola rancangan desain ini

digambarkan sebagai berikut :

Kelompok Eksperimen 1 : � � � --- Kelompok Eksperimen 2 : � � �

( Cohen, 2007. hlm.278)

Keterangan :

� : Prates kemampuan membaca pemahaman siswa di kelompok eksperimen 1

� : Postes kemampuan membaca pemahaman siswa di kelompok eksperimen 1

� : Prates kemampuan membaca pemahaman siswa di kelompok eksperimen 2

� : Postes kemampuan membaca pemahaman siswa di kelompok eksperimen 2

� : Pembelajaran membaca pemahaman menggunakan strategi RAP

� : Pembelajaran membaca pemahaman menggunakan strategi KWL

--- : Subjek tidak dikelompokkan secara acak

B.Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Cirayun, yang terletak di

Jln. Wado – Kirisik Km. 08, Desa Banjarsari, Kecamatan Jatinunggal, Kabupaten

Sumedang. Alasan pemilihan sekolah ini adalah letaknya yang tidak jauh dari

tempat tinggal peneliti, sehingga akan memudahkan peneliti untuk melakukan

penelitian, selain itu, sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian yang serupa

dengan penelitian ini, dan tidak memiliki kualifikasi kelas unggul atau kelas biasa,

semua siswa dibagi-bagi secara merata berdasarkan jumlah maupun kemampuan

akademiknya.

Populasi dalam penelitian ini yaitu semua siswa kelas IV di SD Negeri

Cirayun yang berjumlah 49 siswa. Populasi tersebut langsung dijadikan sampel.

Teknik ini disebut teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2011, hlm.124)

sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif

kecil atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang

(3)

siswa 25 orang, dan siswa kelas IVB dengan jumlah siswa 24 orang. Kelas IVA

diberikan perlakuan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP

(Read – Ask – Paraphrase), sedangkan kelas IVB diberi perlakuan pembelajaran

membaca dengan menggunakan strategi KWL (Know – Want to know – Learned).

C.Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2007, hlm. 101), instrumen penelitian merupakan alat

bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode pengumpulan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lebih

lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Untuk mendapatkan data

yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menyusun dan menyiapkan

instrumen untuk menjawab pertanyaan penelitian, yaitu instrumen tes membaca

pemahaman dan observasi. Berikut uraian instrumen tersebut secara rinci:

1. Tes Membaca Pemahaman

Instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam

memahami wacana yang meliputi kemampuan menjawab pertanyaan terkait

wacana yang dibaca, kemampuan menentukan kalimat utama setiap paragraf, dan

kemampuan meringkas isi wacana. Tes kemampuan menjawab pertanyaan

berbentuk uraian berjumlah 5 soal untuk prates dan 5 soal untuk pascates. Tes

kemampuan menemukan kalimat utama dalam setiap paragraf berbentuk uraian

dengan jumlah 5 soal untuk prates dan 5 soal untuk pascates. Sedangkan tes

kemampuan membuat ringkasan isi bacaan berbentuk uraian dengan jumlah 1 soal

untuk prates dan 1 soal untuk pascates dengan 4 indikator penilaian. Skor ideal

untuk prates dan pascates adalah 56 dan dikonversikan dengan nilai 100 untuk

masing-masing wacana. Wacana yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

wacana berjenis ekspositori, alasan pemilihan jenis wacana ini adalah karena

kesesuaiannya dengan strategi membaca yang diteliti. Wacana yang digunakan

(4)

Kekeringan, 2) Menjaga Kebersihan Tubuh Kita, 3) Demam Berdarah, 4) Akibat

Menangkap Ikan dengan Cara Merusak, 5) Pencernaan Makanan di Lambung, 6)

Meningkatkan Produksi Pertanian, dan 7) Pemanfaatan Barang Bekas. Untuk

wacana berjudul “Daur Air dan Bencana Kekeringan” digunakan sebagai

instrumen prates, sedangkan wacana yang berjudul “Pemanfaatan Barang Bekas”

digunakan sebagai instrumen pascates.

Penentuan jenis soal yang digunakan dalam prates dan pascates, mengacu

kepada apa yang dikemukakan oleh Caldwell & Leslie (2010) yang menyatakan

bahwa penggunaan pertanyaan penilaian membaca pemahaman individu adalah

berdasarkan sistem yang pengklasifikasiannya bersumber dari pengetahuan yang

diukur. Sebuah contoh permulaan adalah Taksonomi Bloom, yang terdiri dari

enam kategori belajar, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,

dan evaluasi. Pada tingkatan yang lebih sederhana, isi pertanyaan membaca

pemahaman secara umum dikategorikan sebagai literal atau pertanyaan eksplisit,

dan inferensial atau pertanyaan imsplisit. Pertanyaan eksplisit adalah pertanyaan

yang jawabannya secara langsung dinyatakan di dalam teks, sedangkan

pertanyaan implisit harus dijawab dengan mengkombinasikan informasi dari

berbagai sisi dalam teks, atau dengan menggunakan informasi sebelumnya dengan

informasi dalam teks.

Berdasarkan penjelasan di atas, jenis instrumen membaca pemahaman yang

digunakan dalam penelitian ini terbagi atas pertanyaan literal dan pertanyaan

inferensial. Pertanyaan literal adalah pertanyaan yang jawabannya secara langsung

dinyatakan dalam wacana, sedangkan pertanyaan inferensial adalah pertanyaan

yang jawabannya tidak secara langsung dinyatakan dalam wacana, jenis

pertanyaan ini menuntut pembaca untuk mengkombinasikan informasi dari

wacana atau dengan menggunakan pengetahuan sebelumnya tentang informasi

(5)

Instrumen dalam penelitian ini akan mengacu kepada pedoman tes sebagai

berikut :

Tabel 3.1

Kisi-kisi Tes Membaca Pemahaman

No Variabel Indikator Bagian

Soal

Kriteria penilaian untuk kemampuan membaca pemahaman dengan

indikator kemampuan menjawab pertanyaan terkait wacana dan menentukan

kalimat utama pada setiap paragraf yang akan digunakan berpedoman pada

kriteria penilaian tes esei yang dikembangkan oleh Soenardi Djiwandono (2008,

hlm. 61), kemudian diadaptasi seperti yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3. 2

Rubrik Penilaian Jawaban Pertanyaan Terkait Wacana dan Menentukan Kalimat Utama Pada Setiap Paragraf

(6)

Kriteria penilaian untuk kemampuan membaca pemahaman dengan

indikator kemampuan meringkas isi wacana yang akan digunakan berpedoman

pada rubrik penilaian membuat sinopsis yang dikembangkan oleh Nurgiyantoro

(2013, hlm. 480) kemudian diadaptasi seperti yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.3

Rubrik Penilaian Membuat Ringkasan Wacana Secara Tertulis

(7)

dipahami dan dimaknai

mudah dipahami dan dimaknai

dipahami dan dimaknai

mudah dipahami dan dimaknai

dipahami dan

dimaknai / tidak dijawab

Sebelum tes kemampuan membaca pemahaman digunakan, terlebih dahulu

dilakukan uji validitas instrumen. Pengujian bertujuan untuk melihat tingkat

keandalan atau kesahihan (ketepatan) suatu alat ukur. Menurut Sugiyono (2011,

hlm.173) suatu instrumen dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur. Validitas instrumen diketahui dari hasil pemikiran, dari hasil

tersebut akan diperoleh validitas teoritik. Validitas teoritik adalah validitas alat

evaluasi yang dilakukan berdasarkan pertimbangan teoritik atau logika

(Suherman, 2001). Pertimbangan terhadap soal tes kemampuan membaca

pemahaman yang berkenaan dengan validitas isi dan validitas muka diberikan

oleh ahli.

Cara menyelelidiki validitas isi alat ukur bahasa Indonesia dapat dilakukan

dengan menggunakan pendapat suatu ‘panel’ yang terdiri dari ahli – ahli dalam bidang bahasa dan ahli – ahli dalam bidang pengukuran (Wahyuni & Ibrahim,

2014, hlm. 13). Validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi

instrumen dengan materi pelajaran yang telah di ajarkan, apakah soal pada

instrumen penelitian sudah sesuai atau tidak dengan indikator. Validitas muka

adalah validitas bentuk awal atau validitas tampilan, yaitu keabsahan suatu

kalimat atau kata – kata dalam soal sehingga jelas pengertiannya atau tidak

menimbulkan tafsiran lain (Suherman, 2001). Jadi, suatu tes dikatakan memiliki

validitas muka yang baik apabila tes tersebut mudah dipahami maksudnya

sehingga siswa tidak mengalami kesulitan ketika menjawab soal.

2. Observasi

Observasi adalah suatu instrumen evaluasi nontes. Teknik observasi

dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan langsung di lapangan untuk

(8)

guru dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia terutama pembelajaran

membaca di kelas IV di SDN Cirayun, Kecamatan Jatinunggal, Kabupaten

Sumedang tahun ajaran 2015/2016. Dalam lembar observasi, hal yang akan

diamati adalah sikap dan kepribadian siswa dan guru dalam pelaksanaan

pembelajaran membaca dengan strategi RAP dan KWL. Teknik pengumpulan

data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku

manusia, proses kerja, serta gejala-gejala yang terjadi terhadap objek yang

diobservasi (Sugiyono, 2009, hlm.203). Lembar observasi ini diisi ketika

pembelajaran sedang berlangsung. Adapun kisi-kisi penilaian terhadap objek yang

diobservasi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kisi-kisi Penilaian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi RAP

No. Indikator yang Dinilai SB B C K SK

1. Melaksanakan instruksi guru ketika

pembukaan pembelajaran.

2. Memperhatikan penjelasan guru.

3. Aktif bertanya kepada guru jika ada yang belum dipahami.

4. Memberikan pendapat atas pertanyaan guru.

5. Menerapkan strategi RAP dalam memahami

wacana yang diberikan oleh guru.

6. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru.

7. Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

8. Membuat kesimpulan di akhir pembelajaran.

9. Memberikan refleksi terhadap pembelajaran.

(9)

Tabel 3.5

Kisi-kisi Penilaian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi KWL

No. Indikator yang Dinilai SB B C K SK

1. Melaksanakan instruksi guru ketika

pembukaan pembelajaran.

2. Memperhatikan penjelasan guru.

3. Aktif bertanya kepada guru jika ada yang belum dipahami.

4. Memberikan pendapat atas pertanyaan guru.

5.

Menerapkan strategi KWL dalam

memahami wacana yang diberikan oleh guru.

6. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru.

7. Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

8. Membuat kesimpulan di akhir pembelajaran.

9. Memberikan refleksi terhadap pembelajaran.

10. Melakukan instruksi guru ketika penutupan pembelajaran.

Tabel 3.6

Kisi-kisi Penilaian Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi RAP

No. Indikator yang Dinilai SB B C K SK

1. Membuka pelajaran (mengucapkan salam,

meminta siswa untuk berdo’a, mengabsen

kehadiran siswa)

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Memberikan apersepsi dan mengingatkan

kembali materi yang dipelajari dipertemuan sebelumnya

4. Memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar

5. Menginformasikan materi yang akan

dipelajari

6. Menjelaskan langkah-langkah penggunaan

(10)

7. Membimbing siswa belajar memahami bacaan dengan menggunakan strategi RAP

No. Indikator yang Dinilai SB B C K SK

8. Menarik perhatian siswa pada materi

pelajaran

9. Membimbing siswa supaya aktif bertanya dan memberikan komentar serta pendapat 10. Menghargai setiap pertanyaan, komentar,

dan pendapat yang disampaikan siswa. 11. Memberikan lembar kegiatan siswa. 12. Membimbing siswa menyelesaikan tugas

yang ada pada lembar kegiatan siswa. 13. Mengelola kelas

14. Kesesuaian kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan rencana pembelajaran sebelumnya.

15. Memberikan informasi materi pembelajaran yang akan dipelajari selanjutnya.

16. Membuat kesimpulan terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan.

17. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

18. Menyampaikan materi yang akan dibahas selanjutnya.

19. Kemampuan menutup pembelajaran

(meminta siswa untuk berdo’a)

Tabel 3.7

Kisi-kisi Penilaian Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi KWL

No. Indikator yang Dinilai SB B C K SK

1. Membuka pelajaran (mengucapkan salam,

meminta siswa untuk berdo’a, mengabsen

kehadiran siswa)

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Memberikan apersepsi dan mengingatkan

kembali materi yang dipelajari dipertemuan sebelumnya

4. Memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar

5. Menginformasikan materi yang akan

dipelajari

6. Menjelaskan langkah-langkah penggunaan

(11)

7. Membimbing siswa belajar memahami bacaan dengan menggunakan strategi KWL.

No. Indikator yang Dinilai SB B C K SK

8. Menarik perhatian siswa pada materi

pelajaran

9. Membimbing siswa supaya aktif bertanya dan memberikan komentar serta pendapat 10. Menghargai setiap pertanyaan, komentar,

dan pendapat yang disampaikan siswa. 11. Memberikan lembar kegiatan siswa. 12. Membimbing siswa menyelesaikan tugas

yang ada pada lembar kegiatan siswa. 13. Mengelola kelas

14. Kesesuaian kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan rencana pembelajaran sebelumnya.

15. Memberikan informasi materi pembelajaran yang akan dipelajari selanjutnya.

16. Membuat kesimpulan terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan.

17. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

17. Menyampaikan materi yang akan dibahas selanjutnya.

18. Kemampuan menutup pembelajaran

(meminta siswa untuk berdo’a)

D.Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

dilakukan suatu teknik pengumpulan data. Data dalam penelitian ini akan

dikumpulkan melalui tes kemampuan membaca pemahaman dengan

menggunakan strategi RAP, KWL, dan lembar observasi. Data yang berkaitan

dengan kemampuan membaca pemahaman siswa dikumpulkan melalui tes (prates

dan pascates) data mengenai hasil observasi aktivitas siswa dikumpulkan melalui

lembar observasi pada setiap pertemuan.

E.Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu secara kuantitatif.

(12)

kemampuan membaca pemahaman. Sebelum data penelitian dianalisis dengan

menggunakan SPSS 20, terlebih dahulu perlu dipersiapkan beberapa hal di bawah

ini :

1. Memberi skor jawaban prates dan pascates siswa sesuai dengan alternatif

jawaban dan rubrik penskoran yang digunakan.

2. Membuat tabel skor prates dan pascates siswa kelompok eksperimen 1 dan

kelompok eksperimen 2.

3. Menghitung data perbandingan pembelajaran membaca dengan menggunakan

strategi RAP dan KWL terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa

yang dianalisis dengan menggunakan uji statistik terhadap skor prates, pascates

dan normalisasi gain. Untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan

membaca pemahaman siswa, peneliti menganalisis data hasil tes dengan

normalisasi gain yang dihitung dengan menggunakan rumus gain ternomalisasi

yang dikembangkan oleh Hake (Meltzer, 2002, hlm. 3) yaitu :

Gain ternormalisasi (g) = � − � �

� � � − � �

Kriteria normalisai gain menurut Hake adalah sebagai berikut :

Tabel 3.8 Kriteria Gain

Normalisasi Gain Kriteria

g > 0,70 Tinggi

0,30 < g ≤ 0,70 Sedang

g ≤ 0,30 Rendah

4. Menetapkan tingkat kesalahan atau taraf signifikasi yaitu 5% ( � = 0,05 ).

Sebelum dilakukan uji hipotesis, perlu dilakukan uji normalitas distribusi

data dan uji homogenitas variansi data. Uraian uji normalitas distribusi data dan

(13)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk skor prates, pascates, dan N-gain kemampuan membaca

pemahaman cerpen bertujuan untuk mengetahui kenormalan distribusi data. Uji

normalitas dilakukan pada skor prates, pascates, dan N-gain pada kelompok

eksperimen 1 yang mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan

strategi RAP dan kelompok eksperimen 2 yang mendapatkan pembelajaran

membaca menggunakan stategi KWL. Uji normalitas diperlukan untuk

menentukan uji statistik apa yang akan digunakan pada analisis selanjutnya.

Hipotesis yang diuji adalah:

H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

Taraf signifikansinya yaitu 5% atau 0,05. Uji statistik yang akan

digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria pengujiannya sebagai

berikut : Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan jika nilai

signifikansi lebih dari atau sama dengan 0,05 maka H0 diterima.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas antara dua kelompok data dilakukan untuk mengetahui

apakah varians kedua kelompok homogen atau tidak homogen. Pengujian ini

dapat dilakukan jika data yang diuji berdistribusi normal.

Hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : Variansi antara kedua kelompok sampel sama.

H1 : Variansi antara kedua kelompok sampel tidak sama.

Taraf signifikansi yang akan digunakan yaitu 5% atau α = 0,05.

Pengujian homogenitas varians data skor prates, pascates, dan N-gain

kemampuan membaca pemahaman menggunakan uji statistik Levene (Levene

Statistic). Kriteria pengujiannya sebagai berikut: Jika nilai signifikansi kurang

dari 0,05 maka H0 ditolak dan jika nilai signifikansi lebih dari atau sama

(14)

3. Uji Perbedaan Dua Rata – rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan rata-rata (mean) secara signifikan antara kelas eksperimen 1 dan

kelas eksperimen 2. Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan terhadap data skor

hasil prates, pascates dan N-Gain.

Hipotesis yang akan diuji untuk perbedaan dua rerata skor prates kemampuan

membaca pemahaman adalah:

H0 : Tidak terdapat perbedaan rerata skor prates kemampuan membaca

pemahaman antara siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca

dengan menggunakan strategi RAP dengan siswa yang mendapatkan

pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.

H1 : Terdapat perbedaan rerata skor prates kemampuan membaca

pemahaman antara siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca

dengan menggunakan strategi RAP dengan siswa yang mendapatkan

pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.

Hipotesis yang akan diuji untuk perbedaan dua rerata skor pascates

kemampuan membaca pemahaman adalah:

H0 : Tidak terdapat perbedaan rerata skor postes kemampuan membaca

pemahaman antara siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca

dengan menggunakan strategi RAP dengan siswa yang mendapatkan

pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.

H1 : Terdapat perbedaan rerata skor postes kemampuan membaca

pemahaman antara siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca

dengan menggunakan strategi RAP dengan siswa yang mendapatkan

pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.

Sementara itu, hipotesis yang akan diuji untuk perbedaan dua rerata skor

N-gain kemampuan membaca pemahaman adalah:

H0 : Tidak terdapat perbedaan rerata skor N-gain kemampuan membaca

(15)

dengan menggunakan strategi RAP dengan siswa yang mendapatkan

pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.

H1 : Terdapat perbedaan rerata skor N-gain kemampuan membaca

pemahaman antara siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca

dengan menggunakan strategi RAP dengan siswa yang mendapatkan

pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.

Taraf signifikansi yang digunakan yaitu 5% atau α = 0,05. Uji statistik yang

digunakan tergantung dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas variansi

data. Jika kedua data berdistribusi normal, maka pengujian menggunakan uji

statistik parametrik, yaitu uji Independent-Samples t Test. Jika variansi kedua

kelompok data homogen, nilai signifikansi yang diperhatikan yaitu nilai pada

baris “Equal variances assumed”. Sedangkan jika variansi kedua kelompok

data tidak homogen, nilai signifikansi yang diperhatikan yaitu nilai pada baris “Equal variances not assumed”. Sedangkan jika terdapat minimal satu data tidak berdistribusi normal, maka pengujian menggunakan uji statistik

non-parametrik, yaitu uji Mann-Whitney. Hal ini diungkapkan oleh Ruseffendi

(2008, hlm. 398) yang menyatakan bahwa uji Mann-Whitney adalah uji

nonparamterik yang cukup kuat sebagai pengganti uji -t, dalam hal asumsi

distribusi-t tidak dipenuhi. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: Jika

nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka �0 ditolak dan jika nilai signifikansi

lebih dari atau sama dengan 0,05 maka �0 diterima.

F. Prosedur Penelitian

1. Persiapan

Persiapan dalam penelitian ini adalah:

a. Melakukan studi pendahuluan mengenai pembelajaran membaca menggunakan

strategi RAP ( Read – Ask – Paraphrase ) dan pembelajaran membaca

menggunakan strategi KWL ( Know – Want to know – Learned ) di Sekolah

(16)

b. Menyusun perangkat pembelajaran berupa RPP yang disesuaikan dengan PP.

No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab IV Standar

Proses Pasal 20.

c. Menyusun instrumen penelitian yang disertai dengan proses bimbingan dengan

dosen pembimbing.

d. Melakukan validasi instrumen ke beberapa orang ahli.

e. Memilih populasi dan sampel penelitian.

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian, hal pertama yang dilakukan peneliti

adalah menentukan kelas eksperimen 1, yaitu kelas yang memperoleh

pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP ( Read – Ask –

Paraphrase ),dan kelas eksperimen 2, yaitu kelas yang memperoleh pembelajaran

membaca dengan menggunakan strategi KWL (Know – Want to know – Learned).

Pelaksanaan penelitian pada masing-masing kelas, yaitu kelas eksperimen 1 dan

kelas eksperimen 2 dilakukan sebanyak 10 pertemuan, dengan rincian 8

pertemuaan untuk proses pembelajaran dan 2 pertemuan lainnya masing-masing

untuk prates dan pascates. Prates dilakukan pada pertemuan pertama, sebelum

proses pembelajaran. Delapan pertemuan berikutnya dilakukan proses

pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP di kelas eksperimen 1,

dan strategi KWL di kelas eksperimen 2. Pertemuan terakhir dilakukan postes

bagi siswa di kedua kelas eksperimen tersebut. Selama proses pembelajaran, di

kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2dilakukan observasi terhadap aktivitas

guru dan siswa yang dilakukan oleh observer. Hasil observasi kegiatan guru dan

siswa ini dituliskan di lembar observasi yang kemudian dianalisis oleh peneliti

untuk melihat keterlaksanaan proses pembelajaran.

Prosedur pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan, secara sederhana

(17)

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Studi Pendahuluan

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Prates

Kelas Eksperimen 1 Strategi RAP

Penyusunan, revisi, dan pengesahan instrumen

Kelas Eksperimen 2 Strategi KWL

Observasi Observasi

Pascates

Analisis Data Pengolahan Data

Gambar

Tabel 3.1  Kisi-kisi Tes Membaca Pemahaman
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
+4

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Nilai-nilai karakter bangsa itu berkaitan erat dengan hajat hidup dan kehidupan manusia Indonesia yang tidak hanya mengejar kepentingan diri sendiri, tetapi juga berkaitan

Worksheet berbasis masalah juga sesuai bagi siswa SMK karena dengan Worksheet berbasis masalah mampu membantu perkembangan proses belajar dalam pembelajaran aktif,

kaliurang , sewa mobil jogja kaskus , sewa mobil jogja matic , sewa mobil jogja semarang , sewa mobil jogja seturan , sewa mobil jogja solo , sewa mobil murah jogja , sewa

Pulo Ribung Raya Blok A1 No.16 Jaka Setia - Bekasi

Siswa  yang  memiliki  gaya  belajar  ini  mempunyai  beberapa  ciri­ciri  khas  tertentu.  Siswa  dengan  gaya  belajar  field  independent 

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah arus kas total, arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas air sungai Tallo ditinjau dari Parameter, kadar Timbal (Pb) ,BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa MRT terbukti efektif digunakan untuk meningkatkan psychological well-being pada tentara di Amerika ( US Army )