iv ABSTRAK
UJI TOKSISITAS AKUT PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI DETAM 1 DAN DAUN JATI BELANDA PADA
MENCIT SWISS WEBSTER
(Dosis Letal 50 dan Pengaruh terhadap Perilaku, Berat Badan, Bobot Organ, dan Indeks Organ)
Penyusun : Liasisca Setiawati, 2016
Pembimbing I : Dr. dr. Meilinah Hidayat, M.Kes. Pembimbing II : dr. Ellya Rosa Delima, M.Kes.
Kombinasi kedelai varietas Detam-1 dan daun Jati Belanda bermanfaat untuk
menghambat peningkatan berat badan, tetapi efek toksik akut dalam dosis sangat tinggi belum diketahui, diperlukan uji toksisitas akut dengan parameter utama nilai LD50 dan parameter lain, yaitu perilaku, berat badan (BB), bobot organ (BO), dan
indeks organ (IO). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai LD50;
perilaku, BB, BO, dan IO pada uji toksisitas akut terhadap pemberian kombinasi ekstrak etanol biji kedelai varietas Detam 1 (EEKD) dan daun Jati Belanda (EEJB) pada mencit Swiss Webster. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental sungguhan dengan rancangan acak lengkap sesuai ketentuan BPOM 2011, menggunakan 20 mencit galur Swiss Webster betina dibagi 4 kelompok perlakuan, Kelompok 1 (kontrol negatif), kelompok 2 (EEKD dan EEJB 1:2 dosis 50 mg/kgBB), kelompok 3 (EEKD dan EEJB 1:2 dosis 300 mg/kgBB), dan kelompok 4 (EEKD dan EEJB 1:2 dosis 2.000 mg/kgBB). Nilai LD50 ditentukan
dengan melihat jumlah mencit yang mati. Data BB, BO, dan IO dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan dengan α = 0,05. Hasilnya adalah tidak
terdapat gejala toksisitas dan kematian pada semua kelompok. Perbandingan BB hari ke-2 dan hari ke-14 pada kelompok 1 dengan kelompok 4 tidak berbeda bermakna secara statistik (p>0,05). BO dan IO 8 organ utama pada kelompok 1 dengan 4 tidak berbeda bermakna secara statistik (p>0,05). Simpulannya adalah nilai LD50 kombinasi EEKD dan EEJB adalah di atas 2.000 mg/kgBB dan tergolong
dalam kategori 5/ unclassified Organization for Economic Co-operation and
Development (OECD). Dosis tertinggi (2.000 mg/kgBB) tidak menunjukkan
pengaruh toksik terhadap perilaku mencit; BB, BO dan IO pada mencit yang diberi perlakuan tidak berbeda bermakna bila dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif.
Kata Kunci : LD50, perilaku, berat badan, bobot organ, indeks organ, biji kedelai
Detam-1, daun Jati Belanda
v ABSTRACT
ACUTE TOXICITY TEST IN ADMINISTERING DETAM 1 SOYBEAN AND JATI BELANDA LEAVES ETHANOL EXTRACT ON
SWISS WEBSTER MICE
(Lethal Dose 50 and Effects on Behavior, Body Weight, Organ Weight, and Organ Index)
Compiler : Liasisca Setiawati, 2016
Tutor 1 : Dr.dr. Meilinah Hidayat, M.Kes.
Tutor 2 : dr. Ellya Rosa Delima, M.Kes.
Detam-1 soybean and Jati Belanda leaves combination is useful in inhibiting body weight increase, but acute toxic effect of very high dose is not yet known. Acute toxicity test is requiredwith LD50 as the main parameter and the other parameters
are behavior, body weight (BW), organ weight (OW), and organ index (OI). The aim of this study is to determine LD50 value, behavior, BW, OW, and OI after
administrating Detam-1 soybean (DSEE) and Jati Belanda ethanol extract (JBEE) combination on Swiss Webster mice. Using true experimental research with completely randomized design according to BPOM provision in 2011. Using 20 female Swiss Webster mice divided into four treatment groups. Group 1 (negative control), group 2 (DSEE and JBEE 1:2 50 mg/kgBW), group 3 (DSEE and JBEE 1:2 300 mg/kgBW), and group 4 (DSEE and JBEE 1:2 2.000 mg/kgBW). LD50 value
is determined based on the number of mice that died. Data of BW, OW, and OI were analyzed using independent t test with α = 0.05. The result is there were no
symptoms of toxicity and mortality in all groups and no significant differences of BW on the second and fourteenth day within the groups statistically (p> 0.05). There was no significant difference of OW and OI of eight major organs within the groups statistically (p> 0.05). The conclusion is LD50 value of DSEE and JBEE
combination was above 2.000 mg/kgBW and categorized as category 5/unclassified by Organization for Economic Co-operation and Development OECD.The highest dose (2,000 mg/kgBW) showed no toxic effect on the behavior of mice;BW, OW and OI in the treated mice was not significantly different when compared to the negative control group.
Keywords: LD50, behavior, body weight, organ weight, and organ index, Detam-1
soybean, Jati Belanda
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 3
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3
1.5 Kerangka Pemikiran ... 3
1.6 Hipotesis ... 5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Kedelai (Glycine Max (L.) Merrill ... 6
2.1.1 Taksonomi Kedelai (Glycine Max (L.) Merrill) ... 6
2.1.2 Morfologi Tanaman ... 7
2.1.3 Kedelai (Glycine Max (L.) Merrill) varietas Detam-1 ... 7
2.2 Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) ... 9
2.2.1 Taksonomi Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) ... 9
2.2.2 Morfologi Jati Belanda (Guazuma ulmifolia)... 9
2.2.3 Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) varietas Bumi Herbal Dago 10 2.3 Mencit Galur Swiss Webster (Mus musculus L.) ... 10
ix
2.3.1 Taksonomi Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) ... 11
2.4 Hepar ... 11
2.4.1 Anatomi Hepar ... 11
2.4.2 Fisiologi Hepar ... 13
2.4.3 Histologi Hepar ... 14
2.5 Perbandingan Pemberian Ekstrak Tunggal dan Kombinasi ... 15
2.6 Toksisitas ... 16
2.6.1 Jenis Uji Toksisitas ... 16
2.6.1.1. Uji Toksisitas Akut ... 16
2.6.1.1.1 Uji Toksisitas Akut Oral ... 17
2.6.1.2 Uji Toksisitas Subkronis ... 18
2.6.1.3 Uji Toksisitas Kronis ... 18
2.6.2 Pengamatan Uji Toksisitas Akut Oral ... 18
2.6.2.1 Parameter Pengamatan Perilaku pada Uji Toksisitas Akut .... 18
2.7 Pengamatan LD50 ... 20
2.7.1 Metode Trevan... 20
2.7.2 Metode Perhitungan dengan Cara Grafik Miller dan Tainter ... 20
2.7.3 Metode Aritmatik Reed dan Muench ... 20
2.7.4 Metode Karber ... 21
2.7.5 Metode Perhitungan Secara Grafik Litchfield dan Wilcoxon ... 22
2.7.6 Metode Thomson dan Weil ... 22
2.8 Antioksidan ... 23
BAB III : BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 24
3.1 Bahan, Alat dan Subjek Penelitian ... 24
3.1.1 Bahan Penelitian ... 24
3.1.2 Alat Penelitian ... 24
3.1.3 Objek Penelitian ... 25
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25
3.3 Prosedur Penelitian ... 25
3.4 Rancangan Penelitian ... 28
3.4.1 Desain Penelitian ... 28
x
3.4.2 Variabel Penelitian ... 28
3.4.3 Definisi Operasional Variabel ... 28
3.5 Besar Sampel ... 29
3.6 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 29
3.7 Analisis Data ... 29
3.7.1 Hipotesis Statistik ... 29
3.7.2 Kriteria Uji ... 30
3.8 Aspek Etik ... 30
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31
4.1 Hasil Pembahasan ... 31
4.1.1 Perilaku dan LD50 Kombinasi EEKD dan EEJB (1:2) ... 31
4.1.2 Berat Badan ... 33
4.1.3 Bobot Organ dan Indeks Organ ... 36
4.2 Pembahasan ... 39
4.2.1 LD50 Kombinasi EEKD dan EEJB (1:2) ... 39
4.2.2 Perilaku ... 40
4.2.3 Berat Badan ... 40
4.2.4 Bobot Organ dan Indeks Organ ... 42
4.3 Uji Hipotesis ... 44
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN ... 47
5.1 Simpulan ... 47
5.2 Saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA ... 48
LAMPIRAN ... 53
RIWAYAT HIDUP ... 65
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema perbandingan Efek Pemberian Ekstrak Tunggal dan Kombinasi
EEKD dan EEJB (1:2) ... 4
Gambar 2.1 Tanaman Kedelai... 7
Gambar 2.2 Biji Kedelai ... 7
Gambar 2.3 Tanaman Jati Belanda ... 9
Gambar 2.4 Mencit (Mus musculus L.) Galur Swiss Webster ... 11
Gambar 2.5 Anatomi Hepar Bagian Anterior ... 12
Gambar 2.6 Anatomi Hepar Bagian Posterior ... 13
Gambar 2.7 Histologi Hepar ... 15
Gambar 2.8 Lobulus Hepar ... 15
Gambar 3.1 Skema Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Kedelai Detam-1/Daun Jati Belanda ... 26
Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Berat Badan Mencit pada Pemberian Kombinasi EEKD dan EEJB (1:2) Dosis 2.000 mg/kgBB ... 34
Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Berat Badan Mencit pada Kelompok Kontrol Selama 14 Hari ... 34
Gambar 4.3 Grafik Regresi Perbandingan Persentase Rata-rata Selisih Kenaikan Berat Badan Mencit pada Pemberian Kombinasi EEKD dan EEJB 2.000 mg/kgBB dengan Kelompok Kontrol Selama 14 Hari ... 35
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ukuran biji (bobot 100 biji) dan komposisi kimia beberapa varietas/galur
kedelai ... 8
Tabel 2.2 Kriteria penggologan sediaan uji menurut OECD ... 17
Tabel 4.1 Pengamatan Perilaku Mencit pada Uji Toksisitas Akut Selama 24 Jam
Kelompok Kontrol Negatif dan Kelompok yang Diberi Ekstrak Kombinasi Dosis
Tertinggi (2.000 mg/kgBB) ... 32
Tabel 4.2 Hasil Uji T Tidak Berpasangan Berat Badan Mencit Hari Ke-2 dan Hari
Ke-14 antara Kelompok Kontrol Negatif dengan Kelompok Kombinasi EEKD dan
EEJB Dosis 2.000 mg/kgBB ... 35
Tabel 4.3 Hasil Uji T Tidak Berpasangan Bobot Organ Kelompok Kontrol Negatif
dengan Kelompok yang Diberi Ekstrak Kombinasi Dosis Tertinggi (2.000
mg/kgBB) ... 36
Tabel 4.4 Hasil Uji T Tidak Berpasangan Indeks Organ Kelompok Kontrol Negatif
dengan Kelompok yang Diberi Ekstrak Kombinasi Dosis Tertinggi (2.000
mg/kgBB) ... 38
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Alur Pemberian Sediaan Uji Sesuai Dosis Awal (OECD, 2001) 51
Lampiran 2. Perhitungan Dosis Sediaan Uji ... 53
Lampiran 3. Tabel Pengamatan Berat Badan Mencit Selama 14 Hari ... 54
Lampiran 4. Tabel Persentase Selisih Kenaikan Berat Badan Mencit Selama 14 Hari ... 55
Lampiran 5. Bobot Organ dan Indeks Organ ... 55
Lampiran 6. Uji T Tidak Berpasangan Berat Badan Mencit Hari Ke-2 dan Hari Ke-14 Kelompok Kontrol Negatif dan Kombinasi EEKD dan EEJB 2.000 mg/kgBB ... 56
Lampiran 7. Uji T Tidak Berpasangan Berat Organ dan Indeks Organ Kelompok Kontrol Negatif dan Kombinasi EEKD dan EEJB 2.000 mg/kgBB ... 56
Lampiran 8. Alat dan Bahan Pembuatan Ekstrak ... 58
Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian ... 59
Lampiran 10. Istilah dalam Tabel Pengamatan Perilaku ... 61
Lampiran 11. Surat Keputusan Etik Penelitian ... 62
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Obat adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup suatu
organisme. Setiap obat pada dasarnya merupakan racun, tergantung dosis dan cara
pemberian, karena dosis dan cara pemberian yang salah dapat menyebabkan
terjadinya keracunan dan berakibat fatal (Siswandono dan Bambang, 1995).
Obat tradisional dianggap relatif aman dan kurang menimbulkan efek samping
dibandingkan dengan obat modern. Akan tetapi, penggunaan obat tradisional yang
kurang tepat masih sering dijumpai sehingga dapat menimbulkan efek samping
yang tidak diinginkan (Katno, 2008).
Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di
dunia setelah Brazil. Indonesia memiliki sekitar 25.000-30.000 spesies tanaman.
Masyarakat Indonesia menggunakan tanaman tersebut sebagai obat. Obat
tradisional dikenal sebagai jamu (Pramono, 2002; Erdelen, 1999).
Daun Jati Belanda dan kedelai merupakan bahan yang berasal dari alam.
Secara empiris tumbuhan Jati Belanda bijinya bermanfaat sebagai obat anti diare;
daunnya sebagai pelangsing tubuh, antidiabetes; dan kulit kayunya digunakan
untuk obat wasir, radang paru-paru, batuk dan bronchitis (Sulaksana, 2005)
sedangkan biji kedelai biasa digunakan sebagai bahan pangan, pakan, dan bahan
baku industri (Adisarwanto, 2005).
Penelitian-penelitian terdahulu membuktikan bahwa ekstrak etanol biji kedelai
Detam 1 (EEKD) dan ekstrak etanol daun jati Belanda (EEJB) dapat menginhibisi
enzim lipase pankreas (Hidayat, 2011) yang dapat menurunkan kadar kolesterol
total (Kwan, 2013), dan menurunkan berat badan (Krisetya, 2013). Di samping
manfaat tersebut, penelitian sebelumnya juga ada yang memperlihatkan efek
samping yang bersifat hepatotoksik pada pemberian tunggal EEJB, sedangkan
2
efek tunggal EEKD menyebabkan perbaikan gambaran histopatologis hepar. Pada
penelitian tersebut pemberian kombinasi EEKD dan EEJB dengan perbandingan
1:2 menunjukkan penurunan berat badan yang berarti, akan tetapi menunjukkan
gambaran histopatologis hepar yang buruk, namun, gambaran histopatologis hepar
pada pemberian kombinasi lebih baik daripada pemberian EEJB tunggal (Hidayat,
2015) karena pada pemberian kombinasi terdapat isoflavon khususnya genistein
pada kedelai yang merupakan antioksidan yang kuat dan dapat menurunkan stres
oksidatif (Yalniz et al, 2007).
Dosis letal 50 (LD50) adalah dosis yang dapat menyebabkan kematian pada
50% hewan coba (Anonim, 2000). Efek toksik suatu senyawa dapat ditentukan
melalui uji LD50 yang dilakukan dalam waktu singkat dengan memberikan
senyawa tersebut dalam takaran tertentu. Pada uji toksisitas akut LD50 akan
terlihat gejala toksik yang dapat mengakibatkan kematian hewan coba (Connel
dan Miller, 1995).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penting untuk dilakukan uji toksisitas
akut dari kombinasi EEKD dan EEJB agar dapat digunakan secara aman untuk
kepentingan kesehatan.
1.2Identifikasi Masalah
Dari pemaparan di atas dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut:
1) Berapakah LD50 kombinasi EEKD dan EEJB dengan perbandingan 1:2 yang
dapat menimbulkan kematian pada 50% mencit Swiss Webster dalam jangka
waktu 24 jam.
2) Bagaimana pengaruh dosis tinggi kombinasi EEKD dan EEJB (2.000
mg/kgBB) terhadap perilaku, berat badan, dan bobot organ serta indeks organ
mencit Swiss Webster.
3 1.3Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1) LD50 kombinasi EEKD dan EEJB dengan perbandingan 1:2 yang dapat
menimbulkan kematian pada 50% hewan coba yaitu mencit Swiss Webster
dalam jangka waktu 24 jam.
2) Pengaruh dosis tinggi kombinasi EEKD dan EEJB (2.000 mg/kgBB) terhadap
perilaku, berat badan, dan bobot organ serta indeks organ mencit Swiss
Webster.
1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Manfaat akademik adalah untuk memperluas wawasan pembaca mengenai
dosis letal dan efek toksisitas kedelai Detam-1 dan daun Jati Belanda.
Manfaat praktis adalah untuk mengetahui dosis maksimum kombinasi kedelai
Detam 1 dan Jati Belanda yang masih aman digunakan tanpa menimbulkan efek
yang berbahaya.
1.5Kerangka Pemikiran
Suatu zat yang dipaparkan ke dalam tubuh manusia dapat menimbulkan efek,
baik efek yang bermanfaat sampai efek yang dapat membahayakan jiwa, oleh
karena itu, perlu diketahui efek kumulatif, dosis yang bersifat toksik pada
manusia, efek karsinogenik, teratogenik, mutagenik, dan lain-lain. Untuk
mengetahui efek-efek tersebut, maka perlu dilakukan uji toksisitas (BPOM,
2014).
Uji toksisitas adalah suatu uji untuk mendeteksi apakah suatu zat bersifat
toksik pada sistem biologi dan untuk mendapatkan takaran dosis yang khas dari
zat yang diuji. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk mengetahui derajat
4
bahaya zat yang diuji tersebut bila terjadi pemaparan pada manusia sehingga
dapat ditentukan dosis yang aman bagi manusia (BPOM, 2014).
Pada uji toksisitas, hewan coba digunakan sebagai model yang berfungsi
untuk melihat reaksi biokimia, fisiologik dan patologik pada manusia terhadap
suatu zat yang diuji, meskipun hasil uji toksisitas tidak dapat digunakan secara
mutlak untuk menilai keamanan suatu zat pada manusia, namun tetap dapat
dijadikan petunjuk adanya toksisitas relatif dan mengidentifikasi efek toksik bila
terjadi pemaparan pada manusia (BPOM, 2014).
Hasil dari penelitian terdahulu menunjukkan EEKD mengandung fenolik,
H2SO4, flavonoid, triterpenoid, steroid, saponin, tanin, dan kuinon, namun tidak
mengandung alkaloid, sedangkan EEJB mengandung fenolik, H2SO4,
triterpenoid, flavonoid, tanin, dan kuinon (Hidayat, 2012). Metabolit sekunder
yang cukup banyak terkandung dalam EEJB adalah tanin (Hidayat, 2015). Asam
tanat merupakan zat aktif tanin. Asam tanat bersifat iritasi dalam jumlah yang
cukup besar dan dapat menimbulkan efek samping seperti mual, iritasi lambung,
muntah, dan kerusakan hati. Gangguan hati semakin buruk apabila menggunakan
dosis yang tinggi (Lucke et al, 1963). EEJB mengandung lebih banyak tanin
daripada EEKD dan tanin dapat berefek hepatotoksik (Hidayat, 2015;
Bayupurnama, 2006).
Berdasarkan pemaparan di atas, maka keamanan dari kombinasi EEKD dan
EEJB perlu diuji karena adanya zat yang dapat menimbulkan efek samping
sehingga dapat diketahui dosis yang sesuai dan tidak menimbulkan toksisitas.
5
Gambar 1.1 Skema Perbandingan Efek Pemberian Ekstrak Tunggal dan Kombinasi EEKD dan EEJB (1:2)
1.6Hipotesis Penelitian
1) LD50 kombinasi EEKD dan EEJB dengan perbandingan 1:2 yang dapat
menimbulkan kematian pada 50% mencit Swiss Webster dalam jangka waktu
24 jam berada dalam margin of safety yang lebar.
2) Pengaruh pemberian dosis tinggi kombinasi EEKD dan EEJB (2.000
mg/kgBB) terhadap perilaku, berat badan, dan bobot organ serta indeks organ
mencit Swiss Webster tidak berbeda dengan kontrol negatif.
47
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1) Nilai LD50 kombinasi ekstrak etanol kedelai Detam-1 (EEKD) dan ekstrak
etanol daun Jati Belanda (EEJB) dengan perbandingan 1:2 pada uji toksisitas
akut berada dalam margin of safety yang lebar, yaitu di atas 2.000 mg/kgBB
dan tergolong ke dalam kategori 5/unclassified (OECD, 2001) karena tidak
terdapat kematian pada kelima hewan coba.
2) Pengaruh pada pemberian dosis tinggi kombinasi EEKD dan EEJB (2.000
mg/kgBB) terhadap perilaku, berat badan, dan bobot organ serta indeks organ
mencit Swiss Webster tidak berbeda dengan kontrol negatif.
5.2 Saran
Sebagai akhir penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis
menyarankan beberapa hal berikut:
1) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai gambaran histopatologis 8
organ utama pada uji toksisitas akut.
2) Perlu dilakukan penelitian uji toksisitas akut ekstrak etanol kedelai Detam-1
(EEKD) pada hewan coba yang lain, sebelum uji klinik pada manusia.
3) Perlu dilakukan penelitian uji toksisitas akut ekstrak etanol Jati Belanda
(EEJB) pada hewan coba yang lain, sebelum uji klinik pada manusia.
i
UJI TOKSISITAS AKUT PEMBERIAN KOMBINASI
EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI DETAM 1 DAN
DAUN JATI BELANDA PADA MENCIT
SWISS WEBSTER
(DOSIS LETAL 50 DAN PENGARUH TERHADAP PERILAKU,
BERAT BADAN, BOBOT ORGAN, DAN INDEKS ORGAN)
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
LIASISCA SETIAWATI
1310088
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini. Karya tulis ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Universitas Kristen Maranatha,
Bandung.
Dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis sangat banyak
memperoleh bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes. selaku dosen pembimbing utama
yang telah memberikan waktu, bimbingan, dorongan, masukan,
perhatian dan kesabaran selama penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes. selaku dosen pembimbing
pendamping yang telah memberikan waktu, bimbingan, dorongan,
masukan, perhatian dan kesabaran selama penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini.
3. Prof. Dr. Andreanus Andaja Soemardji selaku pembimbing dan
penanggung jawab penelitian yang dilakukan di laboratorium
Farmakologi-Farmasi Klinik ITB yang telah memberikan waktu,
bimbingan, dorongan, masukan, perhatian dan kesabaran selama
dilaksanakannya penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Kepala bagian laboratorium Farmakologi-Farmasi Klinik ITB
khususnya ibu Dewi, ibu Ayha, dan rekan-rekan Fakultas
Farmakologi-Farmasi Klinik ITB yang telah memperbolehkan saya
melakukan penelitian di Laboratorium Farmakologi dan banyak
membantu dalam penelitian dan penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Keluarga penulis papa Lury Kurniadi, mama Vivi Susanti atas segala
doa, dukungan, kasih sayang, perhatian baik materi maupun moril
vii
6. Teman seperjuangan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
Ellen Muliati Nagawijaya, Karina Kristie, Angellia Pangelah,
Terimakasih banyak teman atas dukungan dan kerjasama yang
diberikan selama ini. Semoga kelak kita bisa menjadi dokter yang
baik, penuh kasih dan berguna bagi banyak orang.
7. Sahabat penulis Melly Anggreini, Yosua Christian Handoko, Ellen
Muliati Nagawijaya, Elizabeth, Feiny Melinda yang telah banyak
memberi dukungan.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah
membantu dalam pembuatan karya tulis ilmiah.
Semoga Tuhan membalas semua kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis. Penulis juga mengharapkan saran dan kritik membangun
dari para pembaca.
Akhir kata penulis berharap agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna
bagi perkembangan ilmu kedokteran di kemudian hari.
Bandung, September 2016
48
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto, T. (2005). Kedelai. Jakarta: Penebar Swadaya.
Anisa, I. N. (2014). Farmakologi: Toksisitas Akut, Subkronis, dan Teratogenik. Bandung: Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung-Cimahi.
Anonim. (2000). Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik Obat Tradisional:Tata
Laksana Uji Praklinik Obat Tradisional: Tata Laksana Teknologi Farmasi Obat Tradisional: Tata Laksana Uji Klinik Obat Tradisional. (1 ed.).
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Anonim. (2006). Buku Penuntun Praktikum Toksikologi. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.
Badr, F. M. (1971). In Vivo Secretion of 11-Deoxycortisol by The Mouse Adrenals: Plasma Corticosteroid Levels in Three Strains of Normal Mice. Comp Biochem Physiol B, (39): 131-7.
Balitkabi. (2008). Deskripsi Varietas Unggul Kacang-kacangan dan
umbian . Malang: Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan
Umbi-umbian.
Barnett, J. L., Cheeseman, P., Cheeseman , J., Douglas, J. M., & Philips, J. G. (1974). Adrenal Responsiveness in Ageing Brattleboro Rats with Hereditary Diabetes Insipidus. Age Ageing, (3): 189-95.
Bayupurnama. (2006). Hepatotoksisitas Imbas Obat. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam (4 ed.). Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI.
Bielohuby, M. (2007). Growth Analysis of The Mouse Adrenal Gland from Weaning To Adulthood: Time-and Gender-Dependent Alterations of Cell Size and Number in The Cortical Compartment. Am J Physiol Endocrinol Metab, 10-39.
BPOM. (2014). Pedoman Uji Toksisitas Nonklinik secara In Vivo.
Connel, D. W., & Miller, G. J. (1995). Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Yanti K, Penerjemah. Jakarta: Universitas Indonesia. Terjemahan dari Chemistry and Toxicology of Pollution.
EPA. (1998). Health Effect Test Guidelines. OPPTS 870.1100. Acute Toxicity Testing-Acute Oral Toxicity. EPA 712-C-98-190.
49
Erdelen, W. R., Adimihardja, K., Moesdarsono, H., & Sidik. (1999). Biodiversity, Traditional Medicine and The Sustainable Use of Indigenous Medicinal Plants in Indonesia. Indigenous knowledge and development monitor, 7(3): 3-6.
FAOSTAT. (2005). Statistical data of food balance sheet. Retrieved March 27, 2016, from www.fao.org: http://faostat3.fao.org/download/FB/FBS/E
Farman, N., & Rafestin-Oblin, M. E. (2001). Multiple Aspects of Mineralocorticoid Selectivity. Am J Physiol Renal Physiol, (280): 181-92.
Febrandy, D. (2006). Karakterisasi Sifat-Sifat Tanah dan Lahan Untuk Kesesuaian Lahan Tanman Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.). Institut Pertanian Bogor. 2006.
Fukuda, I., Tsutsui, M., Yoshida, T., Toda, T., Tsuda, T., & Ashida, T. (2011). Oral Toxicological Studies of Black Soybean (Glycine Max) Hull Extract: Acute Studies in Rats and Mice, and Chronic Studies in Mice. Food Chem Toxico, 49(12): 3272-8.
Gartner, L. P., & Hiatt, J. L. (2007). Color Textbook of Histology (3 ed.). Philadelphia: Saunders.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Textbook of Medical Physiology (11 ed.). Philadelphia, PA, USA: Elsevier Saunders.
Harada, T., et al. (1999). Pathology of The Mouse, Liver and Gall Bladder. Maronpot R.R (Ed). Vienna, IL: Cache River Press. p 119-26.
Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia (Jilid III). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Indonesia.
Hidayat, M. (2011). Aktivitas Ekstrak Etanol Biji Kedelai (Glycine Max L. Merr) Varietas Detam 1 dan Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma
umifolia) terhadap Inhibisi Enzim Lipase Pankreas. Jurnal Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
Hidayat, M., Kurnia, D., Sujatno, M., Sutadipura, N., & Setiawan. (2010). Perbandingan Kandungan Makronutrisi dan Isoflavon dari Kedelai Detam 1 dan Wilis serta Potensinya dalam Menurunkan Berat Badan. Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik, 1(12): 5-13.
Hidayat, M., Soeng, S., & Prahastuti, S. (2012). Characteristics of Combination of Ethanol Extract Detam 1 Soybean (Glycine max L.merr) and Ethanol Extract Jati Belanda Leaves (Guazuma ulmifolia) in Potential Inhibition of Pancreas Lipase Enzyme. Poster in International Seminar on Natural
50
Products Medicines (ISNPM), School of Pharmacy, Bandung Institute of Technology.
Hidayat, M., Soeng, S., Prahastuti, S., Patricia, T.H., Yonathan, K.A. (2014). Aktivitas Antioksidan dan Antitrigliserida Ekstrak Tunggal Kedelai, Daun Jati Belanda Serta Kombinasinya. Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik, 2(16): 89-94.
Hidayat, M., Soeng, S., Prahastuti, S., Tiono, H., Krisetya, Y. A., & Sugiono, M. (2015). Characteristics of Ethanol Extract of Detam 1 Indonesian Soybean, Jati Belanda Leaves and the Effets of their Combinations on Weight Gain and The Jejunum Histopathological Changes in Male Wistar Rats. EJMP, 7(2): 87-98.
Hidayat, M., Soeng, S., Wahyudianingsih, R., Ladi, J. E., Krisetya, Y. A., & Elviora, V. (2015). Ekstrak Kedelai Detam 1, Daun Jati Belanda serta Kombinasinya terhadap Berat Badan dan Histopatologis Hepar Tikus Wistar. JKKI, 4(6): 167-78.
Hidayat, M., Prahastuti, S., Chikita, V., Safitri, D., Rahmawati, S. F., & Soemardji, A.A. (2016). Pemberian Subkronis Kombinasi Ekstrak Kedelai Detam 1 dan Jati Belanda Tidak Berefek Toksik terhadap Fungsi, Berat, dan Histopatologis Ginjal Tikus Wistar. Journal of Medicine and Health, 4(1): 341-50.
Husaeni, H. K. (2008). Efek Ekstrak Air Buah Tin (Ficus carica L.) terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus
norvegicus L.) yang Diinduksi Aloksan Monohidrat. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Huzna, A. (2008). Retrieved July 18, 2016, from Academia: https://www.academia.edu/8892008/Uji_Toksikologi
Jones, L. D., Nielsen, M. K., & Britton, R. A. (1992). Genetic Variation Liver Mass, Body Mass, and Liver: Body Mass in Mice. Department of Animal Science, University of Nebraska, Lincoln. pp 3000-6.
Katno. (2008). Tingkat Manfaat Keamanan dan Efektivitas Tanaman Obat dan
Obat Tradisional. Tawangmangu: B2P2TO-OT Depkes RI. Hal 39.
Krisetya, Y. A. (2013). Perbandingan Efek Ekstrak Etanol Biji Kedelai (Glycine
max L.merr) Varietas Detam 1, Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia), dan Kombinasinya terhadap Penghambatan
Kenaikan Berat Badan Tikus Wistar Jantan Dislipidemia. Universitas Kristen Maranatha Bandung: Karya Tulis Ilmiah.
51
Kwan, M. Y. (2013). Efek Ekstrak Etanol Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Varietas Detam 1 dan Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma
ulmifolia) terhdap Kadar Kolesterol Total Tikus Wistar Jantan yang
Diinduksi Pakan Tinggi Lemak. Universitas Kristen Maranatha Bandung: Karya Tulis Ilmiah.
Laurence, D.R. and Bacharach, A.L. (1964). Evaluation of drug activities:
pharmacometrics. (1 ed.). London: Academic Press.
Lingga, & Lanny. (2012). The Healing Power of Anti-oxidant. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Lucke, H. H., Hodge, K. E., & Patt, N. L. (1963). Fatal Liver Damage After Barium Enemas Containing Tannic Acid. Can Med Assoc J 30(89): 1111-4.
Malole, M.B.M., & Pramono, U.S.C. (1989). Penggunaan Hewan-hewan Percobaan di Laboratorium. Pusat antar universitas, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Moore, K. L., & Agur, A. M. (2007). Essential Clinical Anatomy (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Organization for Economic Co-operation and Development. (2001). OECD
Guidelines for Testing of Chemicals, 401, 407-408,420. OECD.
Organization for Economic Co-operation and Development. (2009). Chronic
Toxicity Studies. OECD Guidelines For The Testing of Chemicals No.
452, 1-13.
Parker, S. P. (2003). McGraw-Hill Dictionary of Scientific and Technical Terms. Minnesota: McGraw-Hill Education.
Pramono, E. (2002). The commercial use of traditional knowledge and medicinal
plants in Indonesia. multi-stakeholder dialoque on trade, intellectual
property and biological resources in Asia. 2002.
Silitonga, C., & B, Djanuwardi. (1996). Konsumsi Tempe. Hal. 209-229. Dalam Sapuan dan Noer Sutrisno (Ed). Bunga Rampai Tempe Indonesia. Jakarta: Yayasan Tempe Indonesia.
Siswandono, & Bambang, S. (1995). Kimia Mediasinal. Airlangga University Press.
52
Sjabana, D. (2006). Uji Toksisitas Akut. Universitas Airlangga, Fakultas Farmasi, Surabaya.
Sulaksana, J. (2005). Kemuning Dan Jati Belanda Dan Pemamfaat Untuk Obat. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal 12-18 dan 21-22.
Surat Keputusan Menteri Pertanian. (2008). Lampiran Keputusan Menteri Pertanian Nomor 240/Kpts/SR 120/3/2008. Tanggal 6 Maret 2008.
Tahir, I., Wijaya, K., & Widianingsih, D. (2003). Terapan Analisis Hansch Untuk
Aktivitas Antioksidan senyawa Turunan Flavon/Flavonol. Laporan
Penelitian Lemlit UMM, Gadjah Mada University, Chemistry Dept.
TEMPO Surat Kabar Harian. 9 Desember 2008. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: Kedelai Ponorogo Naik Pangkat.
Tjahjani, S., & Khiong, K. (2010). Potensi Buah Merah Sebagai Antioksidan dalam Mengatasi Malaria Berghei pada Mencit Strain Balb/C. Maj Kedokt Indon, 12(60): 571-5.
The Institutional Animal Care and Use Committee (IACUC). (2014). Weight Loss in Research Animals.
Utomo, A. W. (2008). Uji Toksisitas Akut Ekstrak Alkohol Daun Jati Belanda
(Guazuma ulmifolia Lamk) pada Tikus Wistar. Universitas Diponegoro
Semarang: Karya Tulis Ilmiah. Celebi, S., et al. (2007). Preventive Role of Genistein in An Experimental Non-Alcoholic Steatohepatitis Model. J Gastroenterol Hepatol, (22): 2009-14.