• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH UMUM ( SMU ) OLEH PENGAWAS SEKOLAH : Studi Deskripsi Analitis tentang Strategi Peningkatan Kemampuan Profesional Kepala SMU di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH UMUM ( SMU ) OLEH PENGAWAS SEKOLAH : Studi Deskripsi Analitis tentang Strategi Peningkatan Kemampuan Profesional Kepala SMU di Kota Bandung."

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

KEPALA SEKOLAH MENENGAH UMUM ( SMU )

OLEH PENGAWAS SEKOLAH

(Studi Deskripsi Analitis tentang Strategi Peningkatan Kemampuan Profesional Kcpala SMU di Kota Bandung)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan Program Administrasi Pendidikan

Oleh

JAJA JAHARI NIM. 989621

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDDXAN

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya raenyatakan bahwa tesis dengan judul:

STRATEGI PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL KEPALA

SEKOLAH UMUM (SMU) OLEH PENGAWAS SEKOLAH ( Studi Deskripsi Analitis tentang Strategi Peningkatan Kemampuan Profesional Kepala

SMU di Kota Bandung) ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri , dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko /sangsi yang

dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran

terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 30 April 2001

YangjnenabuaJ perfiyataan

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Prof.Dr.H. Tp. Abin Syamsuddin Makmun MA

ND?>d0188292

Pembimbing II

rof.Dr. H.Moch. roucUl Anwar MPd.

(4)

PERSETUJUAN KETUA PROGRAM

DISETUJUI OLEH

KETUA PROGRAM ADMTNISTRASI PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDH)IKAN INDONESIA

Prof. DR. H Xbjn Syamsuddin Makmun MA

(5)

ABSTRACT

The Strategy of the Development of Senior High School Head master Professional Capability By Supervisor.

(Descriptive Study about Senior High School (SMU) Headmasters

in Bandung)

By. Drs. H. Jaja Jahari

Supervising is a strategic way in developing human resources in the world of education, the headmaster is the important one who is a leader in the lowest unit.

Therefore, the headmaster must have a professional capability which is necessary in

education development.

Supervisor is important in the supervising program by giving directions,

guidance, examples, and suggestions to the headmaster directly. The writer has desire

to find whether this effort effective or not. The writer uses a qualitative approach with

the case study onthe supervisor and headmaster in Bandung. The data collected from

interview, observation, and documentation study from human instrument. The steps

are the data information analisis, the interpretation and elaboration, chatagorisation

and unity, triangulation and member check.

The writer found that the effort of supervisor is not effective . The way of

supervising is still monotenous which is followed by the limitation of supervisors, the

scientific activity of headmaster, and fund in the supervising program.

It is suggested to do some modifications in supervising system, add the member of supervisors . support the willingness of the headmaster to develop their

(6)

A BSTRAK

Strategi Pembinaan Kemampuan Profesional Kepala Sekolah Menengah

Umum (SMU) oleh Pengawas Sekolah

( Studi Deskripsi Analitis tentang Strategi Peningkatan Kemampuan Profesional

Kepala SMUdi Kota Bandung)

Oleh : Drs. H. Jaja Jahari

Pembinaan merupakan sarana yang strategis dalam pengembangan sumber

daya manusia yang terlibat dalam dunia pendidikan, terutama pemegang kendali mutu

di unit yang paling bawah yaitu Kepala Sekolah. Oleh karena iru Kepala Sekolah

harus mempunyai sikap profesional yang sangat diperlukan untuk memajukan

pendidikan apaiagi dalam mcngisi abad global dan era informasi yang tidak dapat

dibendung seperti sekarang ini. Dalam rangka mewujudkan sikap profesional Kepala

Sekolah, maka Pengawas Sekolah berperanan penting membantu mewujudkannya,

karena Pengawaslah yang memberikan arahan, bimbingan, contoh dan saran-saran

secara langsung kepada Kepala Sekolah. Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis

tertarik untuk meneiiti bagaimana usaha Pengawas Sekolah membina kemampuan

profesional Kepala Sekolah di kota Bandung Jawa Barat . Sesuai dengan studi

deskripsi, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus pada

Pengawas Sekolah dan Kepala SMU Negeri dan Swasta di Kota Bandung. Data

dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi dengan alat

yang digunakan dalam pengumpulan data adalah manusia (human instrument),

dibantu dengan alat bantu buku catatan dan tape recorder. Data tersebut dianalisis

dengan mengikuti langkah : analisis informasi data, interpretasi dan elaborasi,

katagorisasi dan unitasi, triangulasi dan member check.

Dari analisis tersebut ditemukan bahwa usaha pembinaan kemampuan

profesional Kepala Sekolah yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah belum efektif,

masih banyak Kepala Sekolah yang standar mutunya rendah walaupun usaha'

pembinaan terus dilakukan. Cara-cara pembinaan yang cenderung monoion

mengakibatkan kinerja Kepala Sekolah juga monoton disamping beberapa kendala

seperti kurangnya tenaga pengawas, masih terbatasnya kegiatan ilmiah bagi Kepala

Sekolah, kreativitas yang hampir mandeg, kompensasi yang belum memadai dan dana

pembinaan yang masih kecil.

Berdasarkan hal-hal diatas maka, usaha pembinaan kemampuan profesional

Kepala Sekolah disarankan untuk adanya modifikasi pembinaan dengan sistem yang

dapat disesuaikan dengan kondisi saat ini, penambahan jumlah tenaga pengawas

,adanya kesadaran dari Kepala Sekolah untuk terus meningkatkan kemampuannya,

perhatian terhadap kesejahteraan Kepala Sekolah dan Pengawas baik lahir maupun

(7)

D AFTARISI

Halaman

ABSTRAK .*.

KATA PENGANTAR m

DAFTARISI vn

DAFTARTABEL x

DAFTARGAMBAR x1.

DAFTAR LAMPIRAN xu

BAB I

PENDAHULUAN

l

A.

Tatar Belakang Masalah

1

B.

Rumusan dan Batasan Masalah

9

C.

Paradigma Penelitian

^

D.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

13

E.

Anggapan Dasar dan Pertanyaan Penelitian

14

F. Sistimatika Pembahasan I7

BAB II

LANDASAN TEORITIS

i9

A.

Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan

19

1. Konsep Dasar dan Definisi Administrasi

Pendidikan

2. Kegiatan dalam Admkinistrasi Pendidikan

22

3. Unsur-unsuir dalam Admnistrasi Pendidikan.. 24

B.

Konsep Pembinaan

25

1

Pengertian Pembinaan

25

2.

Prinsip Pembinaan

29

3.

Fungsi Pembinaan dan Pengawasan

31

4.

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang

33

Pembina / Pengawas

24

C.

Kemampuan Profesional Kepala Sekolah

35

1.

Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah

37

2. Profesionalisasi Kepala Sekolah 28

3.

Pekerjaan Kepala Sekolah sebagai Profesi....

48

p.

Hasil Penelitian Lain yang Relevan

55

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

58

A.

Data yang Diperlukan

58

(8)

C. Metoda Penelitian 63

D. Sumber dan Alat Pengumpul Data 63

E. Tahap Pelaksanaan Penelitian 64

F. Validitas Penelitian 65

G. Pengolahan dan Analisis Data 66

BAB IV HASIL PENELITIAN 68

A. Persepsi Pengawas dalam Pembinaan Kemampuan Kepala Sekolah yang Dilaksanakan Pengawas,

Kendala dan Solusinya 68

1. Persepsi Pengawas dalam Membina

Kemampuan Profesional Kepala Sekolah 69 2. Usaha Pengawas Pembina dalam Pembinaan

Kemampuan Profesional Kepala Sekolah 70

3. Kendala-kendala Pengawas dan Solusi yang

Dilakukarmya dalam Pembinaan

Kemampuan Profesional Kepala Sekolah 79

B. Pelaksanaan Tugas Pengawas dalam Membina

Kemampuan Profesional Kepala Sekolah 85 1 Kegiatan yang Dilakukan Pengawas 85

2. Kegiatan yang Diterima oleh Kepala Sekolah dalam Rangka Pembinaan Kemampuan

Profesional Kepala Sekolah 88 C. Persepsi Kepala Sekolah terhadap Tugas ,

Kegiatan dan Pembinaan yang Diterima serta

Kendala-kendalanya 91

1. Persepsi Kepala Sekolah terhadap Tugasnya.. 91

2. Kegiatan-kegiatan yang Diterima Kepala

Sekolah dari Pengawas 93

3. Kendala-kendala yang Dihadapi Kepala

Sekolah dalam Melaksanakan Tugas 93

BABV POKOK-POKOK TEMUAN PEMBAHASAN DAN

IMPLIKASI HASIL PENELITIAN 95

A. Pokok-pokok Temuan Penelitian 95

1. Persepsi Pengawas Selaku Pembina Kemampuan Profesional Kepala Sekolah,

Usaha , Kendala dan Metoda Pembinaan

(9)

2.

Pelaksanaan

Tugas

Pengawas

dalam

. Pembinaan Kemampuan Profesional Kepala

Sekolah 9g

3.

Persepsi Kepala Sekolah terhadap Tugas dan

Pembinaan Kemampuan Profesional Kepala

Sekolah yang Diterima 103

B. Pembahasan Temuan Penelitian 104

1. Persepsi Pengawas, Usaha , Kendala dan

Metoda Pembinaan Kemampuan Profesional

Kepala Sekolah 108

2.

Pelaksanaan

Tugas

Pengawas

dalam

Membantu

Peningkatan

Kemampuan

Profesional Kepala Sekolah 109

3..

Persepsi Kepala Sekolah terhadap Tugas,

Kegiatan , Pembinaan yang Diterima dan Hambatan yang Dihadapi dalam Pelaksanaan

Tugas 1H

C. Implikasi Temuan Penelitian 112

1. Perlunya Penambahan Pengawas 115

2. Pembinaan Kepala Sekolah dalam Bentuk

Kegiatan Ilmiah 115

3. Penyediaan Buku Bacaan Ilmiah 116

4.

Peningkatan Kreatifitas dan Motivasi Kerja...

117

5. Ketepatan dalam Mengatur Mutasi dan

Rotasi Kepala Sekolah 118

6. Peningkatan Sistem Pembinaan dan

Penilaian Kinerja Kepala Sekolah 119

7. Kompensasi 122

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 124

A. Kesimpulan 124

B. Rekomendasi 127

DAFTAR PUSTAKA 129

LAMPIRAN-LAMPIRAN

135

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

165

(10)

DAFTAR TABEL

[image:10.595.73.472.158.693.2]

Halaman

Tabel 1.1

Klasifikasi SMU Program IPA Kota Bandung

Tahun Pelajaran 1999/2000 7

Daftar Kalsifikasi Sampel Pengawas

59

Daftar Sampel Sekolah dan Klasifikasinya

61

Daftar Ciri Pemih'han Sampel

69

Tabel3.I Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 4.1

Tabel 5.1

Perbandingan Jumlah Pengawas dan Sekolah

Binaan

80 Data Perolehan NEM Rata-rata SMU Jurusan

(11)

DAFTAR GAMBAR

[image:11.595.45.483.151.753.2]

Halaman

Gambar 1.1

PComponen Sekolah sebagai Organisasi

4

Gambar 1.2

Paradigma Penelitian

12

Gambar 2.3

Wilayah Kerja Administrasi Pendidikan

23

(12)
(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

membentuk masyarakat dunia yang saling bergantung. Tatanan dunia

mulai mengalami perubahan secara struktural menuju era globalisasi

dalam berbagai bidang kehidupan. . Tatanan dunia saat mi ditandai oleh

persaingan antar bangsa, stabilitas kehidupan suatu bangsa dan hubungan

antar bangsa akan memainkan peranan penting.

Bagi bangsa Indonesia, abad 21 adalah abad perubahan besar,

terutama perubahan dari masyarakat agraris menuju masyarakat industn

dan informasi dengan pola-pola kehidupan yang berbeda. HAR. Tilaar

(1998 :4) mengidentifikasikan berbagai kekuatan global :

Kekuatan global pada umumnya bermuara pada empat kekuatan

yakni (1) kemajuan Iptek terutama dalam bidang informasi serta

inovasi-inovasi baru didalam teknologi yang mempermudah

kehidupan manusia, (2) perdagangan bebas yang ditunjang oleh

kemajuan Iptek (3) kerjasama regional dan internasional vang telah

menyatukan kehidupan bangsa-bangsa tanpa mengenal bates negara

dan (4) menmgkatnya kesadaran hak azasi manusia serta kewajiban

manusia dalam kehidupan bersama dan sejalan dengan itu semakin

meningkatnya kesadaran bersama dalam demokrasi.

Sumber daya manusia yang siap dalam menghadapi era

globalisasi tersebut harus memiliki pendidikan yang tinggi dengan

(14)

Sementara saat ini masih terdapat sumber daya manusia yang

lemah dengan pendidikan yang rendah, ekonomi yang) kurang dan

bahkan akhlak yang kurang baik.

Tujuan pendidikan Sekolah Menengah dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 1989 pasal 15

adalah,

Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan

meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial,

budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan

lebih ianjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.

Lebih Ianjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990

pasai 2 antara lain dinyatakan bahwa :

Tujuan pendidikan menengah adalah : (l)meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. (2)

meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam

mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial,

budaya dan alam sekitarnya.

Karena itu maka jenjang pendidikan SMU merupakan jenjang vital untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap fisik dan mental yang ditunjang pengetahuan yang tinggi dalam menghadapi era

globalisasi tersebut.

Keberhasilan jenjang pendidikan SMU sesuai tujuan diatas

(15)

tingginya perolehan NEM, dan keberhasilan sekolah menghantarkan

lulusannya masuk perguruan tinggi baik negeri, swasta

maupun

sekolah di

luar negeri, serta kecilnya resiko terjadinya perilaku

menyimpang para pelajar dalam bentuk kenakalan remaja serta tingginya prestasi siswa dalam bidang lain diluar kurikulum ( ekstrakurikuler ) yang diindikasikan dengan pencapaian kejuaraan

dalam berbagai event

Diantara yang paling berperan dalam keberhasilan siswa tersebut

adalah Kepala Sekolah. Menurut Dedi Supriadi ( 1998 : 346 ) "Erat hubungannya antara mutu Kepala Sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah dan

menurunnya perilaku nakai siswa ".

Keberhasilan diatas akan tercapai apabila semua unsur yang ada didalam sistem organisasi sekolah berjalan dengan baik. Gambaran

komponen yang ada dalam sekolah sebagai organisasi adalah sebagai

(16)
[image:16.595.114.550.77.583.2]

Gambar 1.1 Komponen Sekolah sebagai Organisasi

Menurut C. Turney dalam The School Manager

Secara konsepsional, yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Menengah Umum adalah

Kepala Sekolah. la harus bertanggung jawab atas pengelolaan pendidikan secara mikro, yaitu tahapan yang membahas dan melaksanakan proses belajar mengajar , dimana guru sebagai pengelola

(17)

28 tahun 1990 disebutkan bahwa " Kepala Sekolah bertanggung jawab

atas penyeienggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah,

pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta

pemeliharaan saranaserta prasarana ".

Kepala Sekolah yang baik dan berhasil adalah mereka yang

memiliki kemampuan profesional tinggi. Direktur Pendidikan Menengah

Umum Depdikbud dalam Rambu-rambu Pemlaian Pelaksanaan Tugas

Kepala Sekolah di Lingkungan Dikmenum (1999 : 1 ) menyatakan

bahwa:

Kepala Sekolah adalah Guru Pegawai Negeri Sipil vang diberi

tugas tambahan sebagai Kepala sekolah perlu senantiasa

meningkatkan kemampuan, pengabdian, dan kreativitasnya agar

dapat melaksanakan tugas secara profesional.

Profesional menurut Dedi Supriadi (1998 : 95) "... menunjuk

kepada penampilan seseorang yang sesuai dengan tuntutan yang

seharusnya". Diantara penanggungjawab pengendalian dan penilaian

pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah adalah Para Pengawas

yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor

Wilayah Departemen Pendidikan Nasional. Menurut Keputusan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 118 tahun 1996,

tanggung jawab Pengawas Sekolah adalah :

(1) Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di

sekolah sesuai dengan penugasannya pada Taman

(18)

Sekolah Tingkat Pertama/Madrasah Tsanawiyah atau Sekolah

Tingkat Atas/ Madrasah Aliyah/Sekolah Luar Biasa.

(2)

Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar/bimbingan dan hasil

prestasi belajar/bimbingan siswa dalam rangka pencapaian tujuan

pendidikan.

Sedangkan Wewenang Pengawas Sekolah adalah:

(1) memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil

yang optimal dalam melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya

sesuai dengan kode etik profesi.Menetapkan tingkat kinerja guru

dan tenaga lain yang diawasi

serta faktor-faktor

yang

mempengaruhi, (2) Menentukan dan atau mengusulkan program

pembinaan serta melakukan pembinaan ,

Adapun Perincian tugas pengawas menurut Keputusan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0304 / O / 1984 adalah

(1) menyusun rencana kegiatan tahunan pengawas jenis sekolah yang

menjadi tanggung jawabnya ( 2 ) membantu pelaksanaan kurikulum yang meliputi isi, metoda pengajaran, penggunaan alat bantu

pengajaran dan evaluasi agar berlangsung sesuai dengan ketentuan

yang berlaku (3) membimbing tenaga teknis sekolah agar terpenuhi

persyaratan formal yang berlaku dan dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan ketentuan yang berlaku (4) membantu pengadaan,

penggunaan dan pemeliharaan sarana sekolah sesuai dengan ketentuan

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta menjaga agar

fasilitas sarana sekolah memenuhi persyaratan yang berlaku (5)

membimbing tata usaha sekolah yang meliputi urusan kepegawaian,

urusan keuangan, dan urusan perkantoran agar berjalan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku (6) menjalin hubungan kerjasama sekolah

dengan instansi pemerintah dan organisasi masyarakat antara lain

pemerintah daerah dan BP3 (7) menilai hasil pelaksanaan kurikulum

berdasarkan ketentuan yang berlaku dan ketepatan waktu

(8)

menyusun pelaksanaan kegiatan sekolah antara lain kalender

pendidikan, penerimaan siswa baru , mutasi siswa , evaluasi belajar

tahap akhir , pembagian rapot dan kegiatan insidental lainnya (9)

menilai pemanfaatan sarana sekolah (10) menilai efesiensi dan

(19)

instansi pemerintah, dunia usaha dan BP3 (12) mempersiapkan daftar

penilaian pelaksanaan pekerjaan Kepala sekolah (13) menyampaikan

laporan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Kantor Wilayah

untuk perhatian Kepala Bidang yang relevan.

Di Kota Bandung terdapat 26 SMU Negeri dan 114 SMU Swasta

yang dalam rangka memudahkan pembinaan wilayah dibagi empat rayon

yaitu rayon Utara, Selatan , Barat, dan Timur . Di kota Bandung ini terdapat

sekolah-sekolah yang bermutu baik, yang lulusannya memperoleh rata-rata

NEM baik dan prcsentase melanjutkan ke perguraan tinggi baik negeri,

maupun swasta cukup tinggi. Artinya sekolah - sekolah tersebut mempunyai

indikator keberhasilan pelaksanaan tujuan pendidikan SMU cukup baik.

Sementara itu masih terdapat sekolah yang mutunya masih belum baik

dengan indikator sederhana perolehan NEM siswa rendah dan proscntase

melanjutkan ke perguruan tinggi negeri dan swasta yang berkualitas masih

[image:19.595.103.499.289.675.2]

rendah, seperti yang terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 1.1

Klasifikasi SMU Program IPA Kota Bandung tahun Pelajaran 1999/ 2000.

No

i

[ . Klasifikasi

Jumlah

Status Sekolah j Baik

! Sekali

Baik Sedang Kurang Kurang

Sekali

1. Negeri i 0 *>

10 11 2 25

2. Swasta 1 5 9 8 71 94

(20)

Diantara faktor yang menjadi pendukung keberhasS

dengan mutu baik antara lain input uswa ke sekolah tersebut, juga sudah

cukup baik bila dilihat dari passing grade NEM pada saat penerimaan.

Kepala Sekolah SMU Negeri dan beberapa SMU swasta

di

Bandung pada umumnya merupakan jenjang lanjutan dan atau terakhir

Kepala Sekolah sebelum masa pensiun atau sebelum meniti karier lebih tinggi

di jabatan struktural. Kepala sekolah umumnya sudah menjadi Kepala

Sekolah di luar kota Bandung Sedangkan Kepala-Kepala SMJ swasta pada

umumnya terpilih dari Guru-guru senior di sekolahnya atau memang terpilih

oleh Yayasan yang menaungi sekolah tersebut. Optimalisasi Peran Kepala

Sekolah dan kemampuan dasar Kepala Sekolah dalam pencapaian

keberhasilan kepemimpinannya dapat diperoleh melalui pendidikan formal,

pengalaman kerja dan pembinaan dari atasan.

Dalam tata struktur organisasi Departemen Pendidikan Nasional,

terdapat dua jenis jabatan yakni jabatan struktural dan jabatan fungsional.

Kepala Sekolah secara struktural bertanggung jawab Kepada Kepala Bidang

Dikmenum Kanwil dan secara fungsional, pembinaannya adalah menjadi

tanggung jawab para Pengawas, dimana Pengawas adalah jabatan fungsional.

Dengan demikian saiah satu penunjang keberhasilan seorang Kepala Sekolah

adalah efektif tidaknya pola pembinaan yang diberikan oleh para Pengawas

(21)

Penelitian tentang strategi pembinaan yang dilakukan Para Pengawas

Sekolah diharapkan mampu memberikan konstribusi yang maksimal terhadap

peningkatan mutu profesional Kepala Sekolah yang pada ujungnya terhadap

pemngkatan mutu Pendidikan Nasional untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah.

Rumusan dan batasan masalah dalam penelitian ini difokuskan untuk :

1. Memperoleh gambaran seperti apa Persepsi Pengawas dalam

pembinaan Kemampuan Kepala Sekolah

2. Bagaimana Pelaksanaan tugas Pengawas dalam membina

kemampuan profesional Kepala Sekolah, bagaimana pula kendala

dan solusi yang dilaksanakannya .

3. Bagaimana Persepsi Kepala Sekolah terhadap tugas, kegiatan dan

pembinaan yang diterima serta kendala-kendalanya .

Dari rumusan masalah diatas, penelitian ini akan dibatasi pada :

1. Gambaran

Persepsi Pengawas dalam pembinaan Kemampuan

Kepala Sekolah .

2. Pelaksanaan tugas Pengawas

dalam

membina

kemampuan

profesional Kepala Sekolah, kendala yang dihadapi dan solusinya.

3. Bagaimana Persepsi Kepala Sekolah terhadap tugas, kegiatan dan

(22)

C. Paiadigma Penman

\^^<swl^

Kepala Sekolah SMU mempunyai peranan yang sangat besar

dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, karena itu ia harus

memiliki kemampuan sebagai Administrator, Educator, Mananger,

Supervisor, Leader, Inovator, Motivator, Organisator, Technical Skill,

Human Skill, dan Conceptual Skill.

Terdapat kesenjangan diantara Kepala Sekolah dalam

melaksanakan tugasnya yaitu masih terdapat yang kurang Inovatif dan

kurang Profesional , karena itu diperlukan pembinaan yang lebih

mtensif baik melalui institusi maupun pribadi Kepala Sekolah tersebut

sehingga dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya, yang

diantara pembinanya adalah Pengawas Sekolah.

Pada dasarnya pembinaan yang dilakukan tersebut adalah

membantu Kepala Sekolah dalam mengembangkan kemampuan dasar

yang paling pokok yaitu kemampuan profesional, kemampuan pribadi

dan kemampuan sosialnya yang akan tercermin dalam kualitas kinerja

yang ditampilkan Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugasnya

sehari-hari.

Untuk mengetahui sampai seberapa jauh pembinaan dan strategi

apa yang tepat dilakukan oleh para Pengawas terhadap Kepala Sekolah

(23)

variabel kemampuan profesional Kepala Sekolah dan variabel strategi

pembinaan Pengawas.

Untuk memberikan gambaran tentang strategi pembinaan yang

diberikan oleh Pengawas Sekolah terhadap Kepala Sekolah, maka

diperlukan acuan penelitian yang akan dibahas lebih rinci dalam bentuk

(24)

'anulignui Penelitiiiu

KEPAI

SEKOI

! FKNOMENA

i t kurang Inovatif (masih banyak Kepala sekolah yang

kcmainpuannya rendah)

kurang Profesional (masih banyak sekolah angka Nl'M nya rendah, siswanya belum mampu masuk ks I' IN' atau PT Swasta yam> baik.

KESKN.IANGAN

— *

f

...J

r

KEMAMPUAN PROFESIONAL

IIA HA TAN

Kepala Sekolah yang mempunyai

kemampuan sebagai:

Administrator, Educator, Manager, Supervisor, Leader, Inovator, Monivatoi , 1'echnical ski'ls. Human skills

Conceptual skills, ProfeMjnal,(taping dan Beeing.

Gambar.? : Paradigma Fenelitiaii

PEMBINAAN

PENGAWAS

INSTITIIS1

[image:24.842.86.786.75.468.2]
(25)

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian i

a. Tujuan Umum:

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

gambaran tentang usaha apa yang telah dilakukan Pengawas

Sekolah dalam melaksanakan peranannya sebagai Pembina Pengembang, Pelindung Kepala Sekolah, serta peningkatan mutu

dan pelayanan Pendidikan.

Disainping itu untuk mengetahui

strategi dan pelaksanaan pengawasan dalam meningkatkan

kemampuan profesional Kepala Sekolah di kota Bandung yang

pada gilirannya akan berpengaruh terhadap usaha mencerdaskan

kehidupan bangsa.

b. Tujuan Khusus :

Bertitik tolak dari tujuan umum diatas dan sebagai jawaban

dari rumusan masalah penelitian , maka tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan mencari makna terhadap usaha-usaha yang dilakukan Pengawas Sekolah sebagai Pembina, pengembang, pelindung Kepala Sekolah serta

meningkatkan mutu dan pelayanan sekolah , khususnya SMU di

(26)

Adapun hal-hal yang ingin dideskripsikan dan dianalisis

ac'alah:

1. Persepsi

Pengawas

dalam

pembinaan

Kemampuan

Profesional Kepala Sekolah.

2. Pelaksanaan tugas pengawas dalam membina kemampuan

profesional Kepala Sekolah, kendala dan solusinya

3. Persepsi Kepala Sekolah terhadap tugas, kegiatan dan

pembinaan yang diterima serta kendala-kendalanya

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

masukan dalam upaya :

a. Meningkatkan kemampuan profesional Kepala SMU melalui

pembinaan yang efektif dan efisien oleh Pengawas.

b. Meningkatkan pembinaan Kepala SMU melalui strategi yang tepat

dan telah teruji.

E. Anggapan Dasar dan Pertanyaan Penelitian

Anggapan dasar adalah titik tolak pemikiran yang kebenarannva

diterima oleh peneliti. Hal ini diperlukan untuk memperkuat penelitian

(27)

wilayah pengambilan data dan instrumen pengambilan data yang

diperlukan.

Sebagai landasan untuk keyakinan kokohnya penelitian ini

antara lain adalah:

1. AttyResmiati(1998):

Efektivitas Pembinaan oleh Kepala Sekolah dilihat dari

Kualitas Kineija Guru Sekolah Dasar di Kotamadva Bandung

diketahui bahwa :keterampilan manajerial Kepala Sekolah dasar

negeri di Kodya Bandung adalah : 12,25 %sangat kurang, 21 57

%kurang, 32,6 %cukup, 20,83 %baik dan 12,75 %'sangat

baik. Sedangkan keterampilan teknis yang dimiliki oleh Kepala

SD tersebut adalah 23,29 % sangat kurang, 21,32 % kurang,

25,25 %cukup, i5,2 %baik dan 14,94 %sangat baik

2. C. Turney, N. Hatton, Ka.Laws, K. Sinclair, dan D. Smith (1992):

Kepala sekolah sebagai pemimpin di organisasi sekolah ia

menjadi pemain kunci, dengan pengertian bukan bekerja sendiri

tetapi justru hams mampu menempatkan dirinya sebagai

pemimpin yang baik, manager yang baik, yaitu Kepala Sekolah

yang mampu meniabarkan proses manajemen dari perencanaan

(planning), organisasi

(organiting),

memberikan

motivasi

(motivating), kemampuan mengawasi ( controlling) dengan

komunikasi yang baik. Disamping itu ia juga harus mempunyai

kemampuan technical skill, human skill, dan conceptual skill

yang diperolehnya dari keinginan pengembangan ilmu dengan

berbagai cara

3. Direktur Pendidikan Menengah Umum Depdikbud (1999).

Guru Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas tambahan

sebagai Kepala sekaolah perlui senantiasa meningkatkan

(28)

4. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 118

tahun 1984:

Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri sipil yang diberi

tugas tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat

yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di

sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi

teknis pendidikan dan administrasinya pada satuan pendidikan

pra sekolah, dasar dan menengah

Dari beberapa pendapat diatas, penulis merumuskan pertanyaan

penelitian : Bagaimana strategi pembinaan para pengawas kepada

Kepala Sekolah, agar diperoleh Kepala SMU yang ideal yakni yang

mempunyai kemampuan profesional, sehingga pada akhirnya sekolah

yang dipimpinnya menghasilkan siswa dengan perolehan NEM tinggi,

Prosentase masuk perguruan tinggi negeri dan atau swasta yang bermutu

baik juga tinggi, angka kenakalan siswa rendah dan disiplin sekolah baik.

Secara lebih rinci permasalahan tersebut dirumuskan dalam bentuk

pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana persepsi Pengawas dalam pembinaan kemampuan

profesional Kepala Sekolah, bagaimana pula kendala dan solusi yang

dilaksanakannya.

2. Bagaimana

pelaksanaan

tugas

Pengawas

dalam

membina

kemampuan profesional Kepala Sekolah.

3. Bagaimana pula persepsi Kepala sekolah terhadap tugas, kegiatan,

(29)

F. Sistematika Pembahasan

Agar memudahkan mengikuti jalan pikiran penulis, maka penulisan

i

ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab pertama . Merupakan bab pendahuluan. Dalam bab ini

diutarakan gambaran umum tentang latar belakang masalah, rumusan

dan batasan masalah, paradigma penelitian, tujuan dan kegunaan

penelitian , anggapan dasar dan pertanyaan penelitian serta sistematika

penelitan.

Bab kedua.

Berisi uraian tentang teori-teori dasar yang ada

kaitannya dengan pembinaan profesional Kepala Sekolah. Pembahasan

dimulai dengan sub bab pertama konsep pembinaan Kepala Sekolah

oleh

Pengawas

Sekolah,

pengertian

pembinaan,

prinsip

pembinaan,fungsi pembinaan dan pengawasan, tugas, tanggung jawab,

dan wewenang Pembina/Pengawas. Sub bab kediia tentang Kemampuan

profesional Kepala Sekolah , yang meliputi tugas dan fungsi Kepala

Sekolah , profesionalisasi Kepala Sekolah, dan pekerjaan Kepala

Sekolah sebagai profesi. Pada sub bab ketiga berisi hasil penelitian yang

relevan.

Bab ketiga. Dalam bab ini di kemukakan prosedur penelitian yang

meliputi ; data yang diperlukan, populasi dan sampel penelitian, metoda

penelitian, sumber dan alat pengumpul data, tahap pelaksanaan

penelitian, validasi penelitian ,pengolahan dan analisis data.

Bab keempat. Bab ini berisi hasil penelitian, yang meliputi sub bab

satu Persepsi Pengawas dalam Pembinaan Kemampuan Profesional

Kepala Sekolah yang dilaksanakan oleh Pengawas, Kendala dan

solusinya, yang berisi tentang persepsi Pengawas dalam membina

kemampuan profesional Kepala Sekolah, usaha Pengawas Pembina

dalam pembinaan kemampuan Profesional Kepala Sekalah, dan

(30)

kemampuan profesional Kepala Sekolah. Sub bab dua berisi tentang

pelaksanaan tugas Pengawas dalam membina kemampuan Profesional

Kepala Sekolah, yang berisi Kegiatan yang dilakukan Pengawas,

Kegiatan yang diterima Kepala Sekolah dalam rangka Pembinaan

Kemampuan Profesional Kepala Sekolah, Sub bab tiga berisi Persepsi

Kepala Sekolah terhadap tugas, kegiatan, dan pembinaan yang diterima

serta kendala-kendalanya, berisi tentang Persepsi Kepala Sekolah

terhadap Tugasnya, Kegiatan-kegiatan yang diterima dari Pengawas

Pembina, dan Kendala-kendala yang Dihadapi Kepala Sekolah dalam

Pelaksanaan Tugas.

Bab

kelima Dalam bab ini dibahas Pokok-pokok temuan

pembahasan dan implikasi hasil penelitian.

Bab keenam

Pada bab akhir ini dikemukakan beberapa

kesimpulan tentang kemampuan profesional Kepala sekolah dan strategi

pembinaan pengawas sekolah , kemudian rekcmendasi untuk Kepaia

sekolah itu sendiri, bagi para Pengawas Sekolah dan pembuat

(31)
(32)

BAB in

METODOLOGI PENELITIAN

A. Data Yang Diperlukan

Yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sejumlah data yang

dikembangkan berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus penelitian,

selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian

seperti yang telah dikeinukakan dalam bab satu.

Adapun data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah hal-hal

sebagai berikut:

1. Aspek-aspek pembinaan Kepala Sekolah, yang mencakup : rencana

pembinaan Kepala Sekolah oleh Pengawas dalam rangka

meningkatkan kemampuan profesional.

2. Tujuan pembinaan, baik tujuan umum maupun khusus.

3. Kegiatan pembinaan yang mencakup : bentuk pembinaan yang

dirancang dan dilakukan oleh Pengawas atau lembaga yang

berkompeten.

4. Kecenderungan kemampuan Kepala Sekolah , yang meliputi :

kemampuan dalam melakukan tugas sebagai educator, manajer,

administrator,supervisor, inovator dan sebagai leader.

5. Rencana strategi pembinaan Kepala sekolah selanjutnya, yang

dilakukan olehPengawas.

(33)

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dan sampel dalam penelitian ini meliputi subyek yang

memiliki karakter yang sesuai dengan pengembangan kegiatan

pembinaan kemampuan profesional Kepala Sekolah. Oleh karena itu

populasi dan sampel yang dipakai dalam penelitian ini bersifat purposif

yang disebut purposif sampling. Menumt Nasution (1991) "sampling

purposif dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul

oleh si peneliti menumt ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu ".

Maksudnya adalah tidak seluruh Pengawas Pembina dijadikan sampel,

tetapi dipilih yang dianggap mewakili yaitu seorang koordinator Pengawas di Kota Bandung, seorang Pengawas dan seorang mantan

pengawas yang diharapkan dapat memberikan masukan-masukan untuk

berbagai rencana pembinaan Kepala Sekolah yang lebih bermutu,

[image:33.595.137.491.293.682.2]

sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.1

Daftar Kalsifikasi Sampel Pengawas

No Klasifikasi Pengawas Jumlah

1. Koordinator Pengawas 1

2. Anggota Pengawas 1

3. Mantan Pengawas 1

(34)

Ketiga katagori diatas ( Koordinator pengawas, Pengawas dan

Mantan Pengawas) dianggap mewakili kelompoknya masing-masing.

Demikian pula tidak semua Kepala Sekolah yang ada di Kota

Bandung dijadikan sampel tetapi akan digolongkan kepada Kepala

Sekolah yang memimpin sekolah yang dianggap maju ( bermutu ), yang

sedang dan masih rendah serta yang mutunya masih rendah sekali baik sekolah negeri maupun swasta. Sedangkan sampel penelitian ini terdiri

dari masing-masing seorang Kepala Sekolah negeri dan swasta yang

mewakili sekolah baik yaitu kepala SMUN 3 terietak di rayon Bandung

Utara dan SMU Krida Nusantara terietak di Rayon Bandung Timur,

seorang Kepala Sekolah negeri dan swasta yang mewakili sekolah

sedang yaitu Kepala SMUN 11 yang terietak di Rayon Bandung

Selatan dan SMU BPK 2 Penabur yang terietak di Rayon Bandung Barat

seorang Kepala Sekolah negeri dan swasta yang mewakili sekolah kurang yaitu Kepala SMUN 6 yang terietak di Rayon Bandung Barat dan

Kepala SMU PGII 1 yang terietak di Rayon Bandung Utara, seorang

Kepala Sekolah negeri dan swasta yang mewakili sekolah kurang sekali yaitu Kepala SMUN 25 yang terietak di Rayon Bandung Timur dan Kepala SMU Pasundan 1 yang terietak di Rayon Bandung Selatan,

berdasarkan peroleh angka NEM tahun pelajaran 1999 - 2000. Lebih

(35)
[image:35.595.105.503.84.502.2]

Tabel 3.2

Daftar Sampel Sekolah dan Klasifikasinya

No Klasifikasi Status Sekolah Nama Sekolah Rayon

1. Baik Negeri SMUN 3 Bandung Utara

Swasta

SMU Krida

Nusantara Bandung Timur

2. 3edang Negeri SMUN 11 Bandung Selatan

Swasta

SMU BPK2

Penabur Bandung Barat

3. Kurang Negeri SMUN 6 Bandung Barat

Swasta SMU PGII1 Bandung Utara

4. Kurang

Sekali Negeri SMUN 25 Bandung Timur

Swasta SMU Pasundan 1 Bandung Selatan

Beberapa alasan mengapa mengambil sampel seperti diatas

adalah pertama Kepala Sekolah yang akan diteliti , memimnin sekolah

dengan mempunyai perbedaan-perbedaan yang nyata seperti daerah

dimana sekolah itu berada, fasilitas sekolah yang dimiliki dan jumlah

NEM masuk siswa. Kedua sekolah-sekolah diatas dianggap mewakili

sekolah-sekolah yang lainnya ketiga sekolah-sekolah diatas (temtama

swasta) dianggap mewakili lembaga-lembaga penyelenggara

(36)

dianggap sebagai penyelenggara sekolah berciri nasional, SMU BPK 2 Penabur dianggap penyelenggara sekolah berciri agama Kristen, SMU

PGII 1 penyelenggara sekolah berciri agama Islam dan SMU Pasundan 1

penyelenggara sekolah berciri budaya/suku Sunda. Keempat karena keterbatasan kemampuan , waktu dan dana yang tersedia serta

kemunkinan kemudahan yang akan didapat di lapangan. Agar mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang permasalahan yang

dikemukakan, maka dalam penelitian ini pengambilan data akan

dilakukan secara snow ball, artinya dan satu informan dikembangkan dengan menghubungi informan lainnya agar data yang diperoleh

[image:36.595.122.486.299.671.2]

menjadi lebih lengkap.

Tabel 3.3

Daftar Ciri Pemilihan Sampel

No Dasar Pemilihan Keterangan Jumlah

1. Letak Sekolah

(Rayon)

Bandung Utara 2

Bandung Selatan 2

Bandung Timur 2

Bandung Selatan 2

2. Klasifikasi Baik 2

Sedang 2

Kurang 2

Kurang Sekali 2

Ciri sekolah /

penyelengara

Pemerintah 4

Swasta, Nasional 1

Swasta,Islam 1

Swasta. Kristen 1

(37)

C. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini akan digunakan metode deskriptif analisis,

yaitu dengan cara mendeskripsikan aspek-aspek yang dibina oleh

Pengawas terhadap Kepala Sekolah, kemudian mendeskripsikan tujuan

dilakukannya pembinaan terhadap aspek-aspek tersebut, selanjutnya

mendeskripsikan bentuk kegiatan pembinaan kemampuan profesional

Kepala Sekolah dan pada akhimya mendeskripsikan strategi pembinaan

kemampuan Profesional Kepala Sekolah.

Untuk memperoleh data tentang hal-hal diatas peneliti mengadakan wawancara dengan Pengawas Sekolah , dan Kepala sekolah

yang dipilih.

Data yang diperoleh di lapangan. dianalisis lebih Ianjut dengan menggunakan teknik analisis kualitatif (akan diuraikan kemudian),

kemudian disimpulkan sebagai kesimpulan penelitian.

D. Sumber Dan Alat Pengumpul Data

Yang dimaksud dengan sumber data disini adalah data yang bersumber dari manusia maupun dokumen yang memunkinkan dapat

diperoleh dengan menggunakan alat dan teknik tertentu.

Adapun alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan menggunakan berbagai

(38)

^ *• * i v ,

Untuk memperoleh data yang berkenaan dengan aspek-aspek

yang dibina terhadap Kepala Sekolah, peneliti akan mengadak^studi

dokumentasi terhadap rencana pembinaan yang terdapat dalam program

pembinaan Pengawas maupun lembaga yang terkait. Kemudian

dilanjutkan dengan wawancara terhadap Kepala sekolah. Sedangkan

untuk memperoleh data tentang kegiatan pembinaan, peneliti akan

mengadakan wawancara dengan Koordinator Pengawas Kota Bandung ,

anggota Pengawas, mantan Pengawas dan Kepala Sekolah yang telah

ditentukan.

E. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini akan dilasanakan dalam beberapa tahapan, yaitu

tahap orientasi, eksplorasi dan member chek.

Dalam tahap orientasi peneliti mengadakan observasi dan

pembicaraan dengan Pengawas Sekolah,dan Kepala Sekolah,

selanjutnya mengkonsultasikannya dengan Dosen Pembimbing.

Tahap eksplorasi akan dilakukan peneliti dengan mulai

mengumpulkan data awal dengan mewawancarai, Kordinator Pengawas,

anggota Pengawas dan Kepala sekolah, mengenai proses pembinaan

kemampuan profesional Kepala Sekolah.

Tahap member chek, yaitu setelah peneliti mengadakan

(39)

laporan lapangan sementara yang akan dicek kebenarannya oleh subyek

penelitian, yang bertujuan untuk menguji validitas, releabilitas, dan

obyektivitas data yang diperoleh. Dengan kata lain data yang telah

terkumpul dikonfirmasikan kepada subyek penelitian untuk menguji

kebenaran data. Selanjutnya hasil ini dikonsultasikan dengan dosen

Pembimbing untuk memperoleh saran dan informasi yang lebih luas.

Dari hasil konsultasi ini peneliti akan menggali lebih dalam data yang

kurang lengkap.

F. Validitas Penelitian

Untuk membuktikan apa yang diamati sesuai dengan apa yang

ada di lapangan, rnaka diadakan uji validitas.

Validasi ini dapat

dilakukan

untuk menggali kembali atau menyempumakan apa yang

belum didapat.

Berdasarkan data yang telah dihimpun dilakukan proses

triangulasi, yaitu mencocokkan data dan menafsirkannya dengan cara

membandingkannya dengan data atau pendapat yang diperoleh dari sumber lain yang bukan menjadi populasi atau sampel penelitian.

Sumber informasi yang dimaksud dapat saja diambil dari mantan Kepala

Sekolah,

mantan Pengawas dan/ atau Ahli pendidikan yang dipilih

(40)

(catatan yang diperoleh dilapangan), apakah apa yang dilaporkan peneliti

sesuai dengan maksud subyek peneliti (informan). Selanjutnya data dan

tafsiran data dibicarakan dengan Pembimbing untuk keperiuan analisis

selanjutnya.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Atas dasar konsep analisis data kualitatif, maka data yang

diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan mengikuti pedeman sebagai

berikut.

Selama proses pengumpulan data, peneliti membuat catatan

lapangan secara lengkap dan baik, kemudian data hasil observasi,

wawancara ataupun hasil studi dokumentasi dirangkum, untuk kemudian

diadakan member chek terhadap rangkuman laporan hasil penelitian

kepada beberapa informan, serta mengadakan audit trail terhadap

rangkuman hasil studi dokumentasi dan sekaligus mengadakan

triangulasi untuk mendapatkan keabsahan data, yang dari hasil ini

diadakan perbaikan sebagaimana mestinya untuk sesuai dengan yang

dimaksud subyek penelitian.

Akhimya peneliti membenkan komentar secara umum terhadap

hasil penelitian dimaksud dan pada bagian-bagian tertentu diberikan

(41)

Setelah seluruh data terkumpul, diadakan reduksi data dengan

merangkum laporan lapangan tersebut dan selanjutnya mencatat hal-hal

pokok sesuai dengan fokus penelitian.

Hasil dari laporan tersebut disusun secara sistematis berdasarkan

katagori dan klasifikasi tertentu , akhimya membuat display data dalam

bentuk uraian (deskripsi) sehingga hubungan data yang satu dengan yang

(42)
(43)

BABV

POKOK-POKOK TEMUAN, PEMBAHASAN DAN TMPLTKASI HASIL PENELITIAN

Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab empat , maka dalam bab lima ini akan disajikan secara ringkas tentang :

A. Pokok-pokok temuan penelitian

B. Pembahasan temuan penelitian

C. Implikasi temuan.

Pokok-pokok temuan penelitian ini dimaksudkan sebagai kesimpulan

sementara hasil penelitian, yang kemudian akan dibahas serta dilihat

implikasinya bagi usaha pembinaan kemampuan profesional Kepala Sekolah.

A. Pokok-pokok Temuan Penelitian

I. Persepsi Pengawas Selaku Pembina Kemampuan Profesional Kepala

Sekolah, Usaha, Kendala, dan Metode Pembinaan Kemampuan

Profesional Kepala Sekolah

Berdasarkan hasil temuan peneliti, menunjukan bahwa usaha

yang telah dilakukan para pengawas pembina di Kota Bandung, jika

(44)

ditinjau dari tugasnya sebagai Pembina Kepala Sekolah, maka

terdapat kecenderungan-kecendemngan sebagai berikut:

a. Pemahaman Pengawas Pembina terhadap tugasnya sebagai

Pembina Kepala Sekolah pada dasamya sudah dipahami,

walaupun perlu

ditingkatkan

lagi

temtama

kemampuan

memberikan motivasi dan peningkatan kreativitas. Secara nyata

dapat dilihat dari program yang dibuat dan kenyataan dilapangan

serta penelitian dokumentasi yangada.

Pada dasamya ide peningkatan kemampuan profesional Kepala Sekolah mempakan prioritas utama yang hams dikerjakan karena mempakan kebutuhan yang sangat mendesak

temtama dalam menghadapi era globalisasi saat ini.

Karena Kepala Sekolah mempakan ujung tombak dalam

pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan maka sehamsnya ia mempunyai kemampuan dan kreativitas optimal yang mampu

menyesuaikan dengan misi dan visi yang dibuat serta kemajuan teknologi dan ams informasi yang semakin canggih.

b. Usaha yang dilakukan Pengawas dalam meningkatkan kemampuan profesional Kepala Sekolah dilakukan dengan

berbagai cara antara lain adalah :

(45)

berhubungan dengan penyelenggaraan sekolah\\ (termasuk

/ / '

administrasi dan kepemimpinan sekolah), \b-J':'"•'J' 2) menyelenggarakan diskusi sesama Kepala Sekolah dalam

forum K3S atau dalam forum MKS

3) memberikan kesempatan melanjutkan pendidikan

4) memberikan perhatian jika Kepala Sekolah mendapat

masalah/ancaman.

c. Hambatan-hambatan yang dihadapi Pengawas dalam membina

Kemampuan profesional Kepala Sekolah antara lain adalah

1) terbatasnya j umlah Pengawas

2) terbatasnya jumlah buku pegangan termasuk jurnal-jurnal

kependidikan

3) kemampuan kepala sekolah yang belum merata

4) jumlah dana masih belum memadai

5) peran lembaga yang mewadahi Kepala sekolah seperti K3S

dan MKS belum optimal dipakai, apalagi PGRI yang belum

menyentuh pada daerah Kepala SMU.

(46)

2. Pelaksanaan Tugas Pengawas

dalam Pembinaan Kemampuan

Profesional Kepala Sekolah.

Pelaksanaan tugas pengawas dalam pembinaan kemampuan

profesional kepala SMU di Kota Bandung menumt pengamatan dan

hasil penelitian penulis di lapangan adalah :

a. Tugas pembinaan

Pembinaan yang dilakukan pengawas adalah; Pengawas

datang ke sekolah antara dua sampai empat kali dalam satu tahun

dengan memberikan pengarahan yang sesuai dengan thema

pembinaan saat itu seperti pengarahan masalah Penerimaan Siswa

Bam pada awal tahun, informasi dan bimbingan pelaksanaan

ulangan umum pada menjelang akhir cawu dan Ebta/Ebtanas pada

menjelang akhir tahun. Kunjungan pembinaan disesuaikan dengan

kebutuhan sekolah yang bersangkutan , artinya jika suatu sekolah membutuhkan bimbingan khusus maka Pengawas akan datang lebih sering, dan sebaliknya jika sekolah sudah dianggap cukup,

maka kunjungan dilakukan secukupnya saja.

Dalam pembinaan langsung di sekolah tidak jarang

pengawas memberikan cara mengajar bagi gum artinya pengawas masuk ke kelas, demikian juga bimbingan administrasi baik untuk

(47)

b. Pengembangan Kepala Sekolah

Usaha Pengawas untuk meningkatkan kinerja Kepala

Sekolah agar lebih profesional adalah dengan menilai mereka

seberapa besar kemajuan yang telah dicapainya, termasuk

penilaian terhadap gum-gum dibawah binaan Kepala Sekolah

yang bersangkutan.

Untuk memperdalam wawasan Kepala

Sekolah diadakan diskusi-diskusi melalui fomm K3S minimal

satu bulan dua kali. Pembahasan materi diskusi dapar berupa

hasil pengalaman Kepala Sekolah yang bam mengikuti penataran

atau pengalaman di lapangan. Pengawas juga akan memberikan

izin bagi Kepala Sekolah yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, walaupun sampai saat ini beasiswa

masih belum ada. Menyinggung keberadaan K3S dan PGRI, sampai saat ini kedua lembaga itu masih dibutuhkan akan tetapi hendaknya memakai paradigma bam yaitu lebih profesional dan mengakar.

c. Periindungan Kepala Sekolah

Apabila teriadi hal-hal khusus (tawuran siswa,

ancaman,pemogokan dll) yang perlu penanganan secara damrat

dan mendesak maka pengawas memberikan saran-saran dan

(48)

diambil oleh Kepala Sekolah bekerjasama dengan Ka Kandep

Diknas s

d. Peningkatan Mutu Kepala Sekolah.

Untuk meningkatkan mutu , setiap calon Kepala Sekolah

hams mengikuti pelatihan calon Kepala Sekolah, dan pada saat

telah menjabat ia mengikuti berbagai seminar, lokakarya dan

diklat-diklat resmi lainnya.

Untuk meningkatkan wawasan Kepala Sekolah dilengkapi

juga dengan buku-buku peraturan, dan buku-buku pengetahuan

lain yang menunjang karier mereka, walaupun jumlah dan

kualitas buku itu hams ditingkatkan lagi temtama buku-buku

yang berhubungan dengan pendidikan modem.

Supervisi akademik dilakukan oleh pengawas agar tetap

terjaga mutu yang diinginkan.

Sisi lain untuk meningkatkan mutu ini adalah dengan cara

mutasi dan/atau rotasi jabatan antar Kepala Sekolah yang

dilakukan antara dua sampai tiga tahun sekali. Peraturan masa

jabatan Kepala Sekolah yang empat tahun dalam satu periode dan dapat diperpanjang untuk empat tahun lagi jika memenuhi

syarat belum dapat dilakukan secara penuh, karena masih dalam

masa transisi yang diharapkan akan dapat berjalan lancar pada

(49)

IU1

Sementara itu peranan pengawas bagi peningkatan mutu

ini sangat menentukan karena itu untuk menjadi pengawas

pembina sebaiknya dari mantan Kepala Sekolah sedangkan untuk

pengawas mata pelajaran dapat diangkat gum yang senior baik

dari segi ilmumaupun usia.

e. Pelayanan Pendidikan

Pelayanan pendidikan yang dilakukan pengawas untuk

Kepala Sekolah dilakukan dengan menyediakan waktu khusus

jika Kepala Sekolah memerlukan, menyampaikan informasi baik

langsung dengan lisan maupun secara tertulis melalui pos atau

melalui kandepDiknas.

Sementara itu untuk meningkatkan kesejahteraan Kepala

Sekolah gaji yang diterima saat ini temtama untuk Kepala

Sekolah swasta tertentu hams dinaikan karena tidak sesuai lagi

dengan volume pekerjaan yang dilakukan apalagi kehamsan

memuaskan staikholder yang juga memerlukan biaya tertentu.

f Penilaian Kepala Sekolah

Penilaian Kepala Sekolah dilakukan dengan memakai

instrumen khusus dan baku yang perlu penyempumaan untuk

(50)

melakukan kajian terhadap instrumen ini yang diharapkan dapat

meningkatkan mutu Kepala Sekolah dimasa yailg akan datang.

Selain penilaian yang dilakukan dengan melalui instrumen baku

ini, dilakukan juga supervisi langsung ke sekolah yang hasilnya

dituangkan dalam format DP3.

3. Persepsi Kepala Sekolah terhadap Tugas dan Pembinaan kemampuan

Profesional Kepala Sekolah yang Diterima

Dari hasil penelitian ini terungkap bahwa pada umumnya para

Kepala Sekolah telah memahami akan tugas dan tanggung jawab yang

dipikulnya sebagai seorang edukator, manager, administrator ,

supervisor, leader, inovator dan motivator, akan tetapi dalam pelaksanaannya hams tems dibina dan dikembangkan. Mereka

melakukan tugas yang diembannya sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki dan cenderung kaku artinya masih belum dilengkapi dengan kreativitas bam baik hasil temuannya maupun meniru/mengambil dari

orang lain.

(51)

menyelenggarakan acara-acara ilmiah serta pemngkatan mutu pada

umumnya. i

Bantuan dana yang diterima oleh Kepala Sekolah dari Pengawas

tidak ada temtama untuk Kepala Sekolah swasta, sementara dari Diknas

sendiri masih sangat terbatas, karena itu untuk meningkatkan dirinya

para Kepala Sekolah hams mempunyai dana sendiri atau mencari

sendiri. Dana ini diperlukan antara lain untuk mengikuti berbagai acara

ilmiah seperti seminar , lokakarya mernbeli buku dll.

Latihan-latihan peningkatan kreativitas seperti out bond

tampaknya diperlukan untuk meningkatan mutu dan sekaligus

memberikan refresing yang produktif.

B. Pembahasan Temuan Penelitian

Pengembangan sumber daya dalam bidang pendidikan di

sekolah hendaknya dapat dilaksanakan secara seksama dengan melihat

permasalahan-permasalan dan keterbatasan-keterbatasan yang ada.

Kegiatan itu diarahkan untuk meningkatkan kemampuan profesional

(52)

manusia mengarah pada peningkatan dan pengembangan profesional

tenaga kependidikan yang sesuai dengan :

1. Undang - Undang Dasar 1945 temtama Bab XHI pasal 31 Ayat 1 :

"Tiap- tiap warga negara berhak mendapat pengajaran, Ayat 2 :

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang".

2. Ketetapan MPR RI nomor IV /MPR /1999, temtama Bab IV huruf E

nomor 2 :

Meningkatkan akademik dan profesional serta meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan sehingga tenaga

pendidik mampu berfungsi secara optimal temtama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga kependidikan.

3. Undang-undang nomor 2 tahun 1989 , tentang Sistem Pendidikan

Nasional temtama pasal 31 nomor 4 :

Setiap tenaga kependidikan berkewajiban untuk meningkatkan kemampuan profesional sesuai dengan tuntutan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

pembangunan bangsa.

4. Keputusann Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 103a/I/199 8,

tentang Kebijaksanaan Umum Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan temtama bidang Pendidikan dasar dan Menengah nomor

19 yakni:

(53)

lomba bidang studi/ilmiah dan keterampilan komputer tingkat

nasional, dan mengikuti olimpiade intemasional.

i

5. SK Menpan nomor 118/1996, tentang Jabatan fungsional Pengawas Sekolah dan angka kredirnya, temtama bab II pasal 3 nomor (1) :

"Pengawas sekolah mempunyai tugas untuk menilai dan membina

penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu baik

negeri maupun swasta yang menjadi tangguiigjawabnya" .

Pentingnya pembinaan kemampuan Profesional Kepala Sekolah ini disebabkan oleh tuntutan zaman yang mengharuskan untuk itu, masa globalisasi , era informasi dan kemajuan teknologi saat ini menuntut setiap Kepala Sekolah untuk selalu meningkatkan kemampuan profesionalnya; semua ini menuntut pembahan semua

aspek kehidupan . Hal ini sesuai dengan hakikat manusia yang memiliki potensi dan mencari nilai untuk identitas diri. Mardiatmadja (1986 : 20) mengemukakan bahwa " potensi manusia dapat dikembangkan secara optimal sesuai dengan hakikatnya sebagai

makhluk ciptaan Tuhan dan sebagai manusiayang beradab" .

Pembinaan kemampuan profesional Kepala Sekolah

(54)

pendidikan yang diinginkan, sebab Kepala Sekolah yang profesional

diharapkan akan mampu melaksanakan tugas dengan baik, mampu

menyelesaikan masalah yang dihadapi , mempunyai kemandirian, mempunyai kreativitas yang tinggi, motivasi yang besar dan mempunyai kemampuan inovasi yang memadai, yang pada akhimya akan meningkatkan mutu pendidikan yang diharapkan.

Usaha yang hams dilaksanakan oleh Pengawas dan Instansi

terkait dalam meningkatkan kemampuan profesional Kepala Sekolah

seperti dengan meningkatkan kreativitas, mengikutkan seminar dan

lokakarya pendidikan modem, melengkapi bacaan dan pengetahuan

umum modem termasuk mengakses dari internet mempakan hal yang sehamsnya segera dapat diwujudkan. Demikian pula usaha kemitraan

dengan berbagai pihak yang peduli pada pendidikan seperti penerbit, pemsahan-pemsahaan alat pendidikan dan dengan lembaga-lembaga

pelatihan akan sangat berguna bagi Kepala Sekolah untuk

meningkatkan mutu ini. Pembinaan profesional Kepala Sekolah ini

hams dilaksanakan secara berkesinambungan , kekeluargaan tetapi

tetap menunjukan kesungguhan.

Persoalan pokok yang perlu mendapatkan perhatian khusus

dalam mensukeskan pembinaan kemampuan Kepala Sekolah ini adalah kondisi sekolah yang belum merata, baik dari segi mutu, kondisi

(55)

kerja Kepala Sekolah, kreativitas, keterampilan dan wawasan setiap

Kepala Sekolah yang masih belum maksimal harus segera ditingkatkan dengan sungguh-sungguh dan dengan carayang baik dan

benar.

2. Pelaksanaan Tugas Pengawas dalam Membantu Peningkatan

Kemampuan Profesional Kepala Sekolah.

Pelaksanaan tugas Pengawas dalam membantu peningkatan

kemampuan profesional Kepala Sekolah di Kota Bandung belum

dapat dilaksanakan secara optimal. Hal ini karena disamping

keterbatasan jumlah pengawas saat ini, keterbatasan dana, juga

keberadaan sekolah yang mutunya rendah masih banyak yaitu dari

119 buah SMU negeri dan swasta program IPA di Kota Bandung

maka yang mendapatkan klasifikasi A baik sekali dengan rata-rata

NEM diatas 7.50 hanya ada satu (0,84 %), kalisifikasi B, baik dengan

rata-rata NEM 6.50 -7,49 terdapat tujuh buah (5,88 %), klasifikasi C,

sedang dengan rata-rata NEM 5,50-6,49 terdapat 19 buah (15,97 %),

kalisifikasi D, kurang dengan rata -rata NEM 4.50 - 5,59 terdapat 19

buah ( 15,97 %) dan klasifikasi E, kurang sekali dengan rata-rata

NEM kurang dan 4,49 terdapat 73 buah (61,34 %) sebagaimana

(56)

Dengan melaksanakan pembinaan secara baik dan tems

menems serta dengan metode yang tepat maka kemunkinan

pemngkatan mutu akan dapat dicapai dengan mudah dan dengan

hasil optimal.

3. Persepsi Kepala Sekolah terhadap Tugas, Kegiatan, dan Pembinaan yang Diterima serta Hambatan yang Dihadapi dalam Pelaksanaan

Tugas.

Dari hasil penelitian ini temngkap bahwa pada umumnya Kepala Sekolah telah menyadari tugas dan wewenangnya sebagai pemimpin sekolah (pendidikan). Mereka mengerti bahwa kepemimpinan mereka akan sangat berpengaruh terhadap kemajuan

dan kemunduran sekolah yang dipimpinnya., sebagaimana diungkap

oleh Dadi Permadi (1998 : 5) bahwa " faktor kepemimpinan Kepala

Sekolah khususnya atau managemen sekolah memberi konstribusi

berarti bagi peningkatan hasil belajar dan kestabilan perolehan hasil

belajar" . Hal ini berarti tanpa manajemen yang baik mustahil hasil

belajar bisa meningkat serta bisa dipertahankan. Lebih Ianjut Dadi

Permadi menyampaikan bahwa:

faktor-faktor penyebab kegagalan Kepala Sekolah mengembangkan sekolah nya antara lain bukan hanya

disebabkan oleh kerana kurangnya fasilitas, namun lebih

(57)

Kepala Sekolah temtama dalam memanfaatkan sumber daya

baik orang maupun barangsecaramaksimal.

i

Jadi jelas bahwa pemahaman Kepala Sekolah terhadap tugas

dan wewenangnya saja tidak cukup tanpa dibarengi oleh peningkatan

kualitas diri dengan berbagai kegiatan yang konstruktif seperti penambahan wawasan dan pelatihan-pelatihan yang menunjang pekerjaan yang ditekuninya. Untuk terlaksananya hal ini pembinaan

dari pengawas dan instansi terkait lainnya sangat dibutuhkan.

Pembinaan yang dilakukan oleh Pengawas hendaknya dapat

memberikan bantuan dan berbagai segi temtama dalam

menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi Kepala Sekolah sehari-hari. Motivasi, bimbingan, teguran dan dorongan dari Pengawas akan berguna untuk meningkatan mutu ini, akan tetapi hal

ini akan sulit dapat dilaksanakan mengingat berbagai hambatan yang

selama ini dihadapi seperti kemampuan Kepala Sekolah yang masih rendah, kurangnya kegiatan ilmiah yang dapat menunjang pekerjaan,

kurangnya dana untuk membiayai berbagai kegiatan dan wawasan

(58)

C. Implikasi Temuan Penelitian

Jika dilihat dari pembinaan kemampuan profesional Kepala

sekolah oleh pengawas di Kota Bandung, dan berdasarkan wawancara

dengan Kepala Sekolah, dengan Kepala Bidang Dikmenum Depdiknas

Propinsi Jawa Barat dan dengan mantan Pengawas Sekolah, serta hasil

yang dicapai oleh sekolah dengan standar NEM yang diperoleh, maka

pembinaan kemampuan ini belum berhasil dengan baik .

Kegiatan profesional pada dasamya mempakan kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai profesi tertentu, yang

didasarkan pada pendidikan dan latihan khusus yang dapat memberikan pelayanan berdasarkan keahlian serta memperoleh balikan baik bempa material maupun moril. Eric Hoyle (1980 : 34) mengemukakan bahwa konsep profesional mencakup dua dimensi utama yaitu : "...the improvement of status and the improvement of practice".

Dimensi pertama mempakan upaya dari orang-orang berwenang

yang terorganisasi unmk memenuhi kriteria profesi yang ideal, atau

upaya mempertahankan serta membina posisi yang telah mapan melalui

latihan dan pemngkatan kontrol. Dimensi kedua mempakan

penyempumaan yang dilakukan secara tems menems terhadap

keterampilan dan pengetahuan dari orang-orang yang melaksanakan.

Dengan demikian implementasi dari pembinaan profesional

(59)

perkembangan yang terjadi, dan dapat dipadukan dengan misi dan visi

sekolah, karena itu Kepala Sekolah harus mempunyai visi yang utuh

yang digambarkan oleh Dadi Permadi (1988 : 59) sebagai berikut:

(1) Dia hams orang yang beragama dan taat akan agama yang

dianutnya (2) Dia hams mempunyai niat yang baik sebagai Kepala

Sekolah

(3) Dia mempunyai keyakinan bahwa bekerja

dilingkungan sekolah adalah panggilan jiwanya (4) Dia punya

keinginan untuk memajukan sekolah (5) Dia tidak terlalu berambisi pada imbalan materi dari hasil pekerjaannya

Lebih Ianjut Dadi Permadi (1998 : 59) menyampaikan bahwa

visi sekolah tentang sekolahnya dipengamhi oleh beberapa faktor antara lain " Pengalaman hidup , pendidikan atau pelatihan , pengalaman

profesional , interaksi dan komunikasi" .

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tuntutan untuk

menjadikan suatu pekerjaan profesional dituntut syarat-syarat atau kompetensi tertentu. Oteng Sutisna ( 1987 : 4) menyampaikan bahwa :

Dalam melakukan perbuatan profesional, maka seseorang hams

memiliki kemampuan perilaku yang memunkinkan ia menjalankan

tugas kewajibannya dengan cara yang paling diingini. Wibawa,

kemampuan, kecakapan, keahlian menjalankan tugas dengan cara yang paling diingini disebutkan paling potensi yang hams dimiliki

seseorang.

Dengan demikian agar Kepala Sekolah memenuhi

(60)

kesempatan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi, dan diberikan

motivasi yang akan menrngfcatkan mutu mereka.

Melihat uraian tersebut diatas, menumt peneliti beberapa hal

yang hams diperhatikan adalah :

1. Perlu penambahan pengawas

Menumt peraturan yang ada seorang pengawas maksimal

membina 15 sekolah dengan tipe yang tidak sama. Apabila melihat jumlah pengawas pembina yang ada di Kota 3andung sebanyak enam

orang maka masih dibutuhkan tiga orang lagi pengawas pembina

untuk mengawasi 140 SMU negeri maupun swasta dan jika melihat

jumlah pengawas mata pelajaran yang hanya lima orang untuk 13

mata pelajaran yang berbeda maka dibutuhkan 8 orang lagi

pengawas mata pelajaran. Jadi tidak heran dalam pembinaan

sekolah-sekolah masih belum merata, bahkan masih ada sekolah-sekolah negeri yang

dikunjungi oleh pengawas hanya satu kali dalam satu tahun pelajaran

(temtama tahun pelajaran 1999-2000). Penambahan pengawas

memang tidak sederhana, karena hams dicari orang yang memang

telah memenuhi syarat-syarat tertentu untuk itu, belum lagi

(61)

2. Pembinaan Kepala sekolah dalam bentuk kegiatan ilmiah

\\ 3E;, r^ ,\' /

Di kota Bandung kemampuan Kepala Sekolah masih>^^1usT^J^y/'

merata, masih banyak Kepala Sekolah yang jarang mengikuti kegiatan ilmiah seperti penataran kepemimpinan, seminar

kependidikan., loka karya dll, belum lagi kemampuan managerial

yang juga masih rendah. Kegiatan yang ada dalam K3S masih

bersifat mtin pekerjaan Kepala Sekolah, sementara untuk

peningkatan wawasan keilmuan masih sangatjarang.

Penyelenggaraan kegiatan ilmiah yang dikoordinir oleh

Pengawas atau oleh K3S dengan menghadirkan para pakar dalam

berbagai disiplin ilmu seyogyanya sering dilakukan, apalagi

menghadapi era global dan era informasi seperti sekarang ini.

Pelatihan-pelatihan Kepala Sekolah yang selama ini diterima

oleh Kepala sekolah negeri seyogyanya juga dapat diberikan secara

merata untuk Kepala Sekolah swasta yang jumlah nya lebih banyak

dan lebih bervariatif.

3. Penyediaan buku bacaan ilmiah

Buku adalah sumber ilmu pengetahuan, membaca adalah

kunci ilmu pengetahuan. Menumt pengamatan peneliti ,para Kepala

sekolah masih sangat sedikit mempunyai buku ilmu pengetahuan

(62)

dengan kependidikan modem. Karena itu perlu dicarikan solusi

pengadaan buku yang murah dan mudah dan dibangkitkan lagi gairah

membaca sehingga Kepala Sekolah tidak banyak tertinggal.

4. Peningkatan Kreativitas dan Motivasi Kerja

Wongkar (1990) seperti yang ditulis oleh Dadi Permadi

(1998 : 3), menyampaikan periunya Kepala Sekolah dilatih atau

dibina karena beberapa hal sebagai berikut:

a. Kepala sekolah belum bisa menjawab tantangan kedmamikaan perubahan yang terjadi di masyarakat .

Perencanaan pendidikan belum diterapkan dengan baik di sekolah.

b. Kepala Sekolah tidak responsif terhadap gejolak pembahan yang begitu cepat, mereka merasakan seolah-olah kekurang berhasilan sekolahnya bukan menjadi tanggung jawabnya. c. Kelemahan kemampuan Kepala Sekolah dalam aspek

prosedural antara lain kelemahan dalam bidang analisis , merancang dan mengambil keputusan terhadap alokasi sumber-sumber, penyusunan pedoman, perincian program,

dan program evaluasi.

d. Kelemahan aspek subtansial , antara lain kelemahan Kepala Sekolah dalam kemampuan generalisasi, mengingat sifat

perencanaan pendidikan yang multidisipliner dan

interdisipliner.

e. Sikap ragu-ragu dan ketidak raguan dalam memahami realitas

yang dapat diidentifikasikan , mempengamhi kemampuan keputusan apalagi keputusan yang bersifat futuristis.

Kreativitas Kepala Sekolah sebagai pemimpin tertinggi di

sekolah akan sangat mempengamhi keberadaan sekolah , baik

(63)

pembinaan sumber daya lain yang ada dilingkungan sekolah tersebut.

Kemandegan kreativitas Kepala Sekolah saat ini lebih'disebabkan

antara lain karena terlalu lama menjabat, kurangnya membaca

buku-buku ilmiah, kurangnya mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah, dan

motivasi kerja yang menumn. Jika hal-hal ini dibiarkan maka akan

terjadi kemunduran mutu sekolah d

Gambar

Tabel 1.1Klasifikasi SMU Program IPA Kota BandungTahun Pelajaran 1999/2000
Gambar 1.1PComponen Sekolah sebagai Organisasi
Gambar 1.1 Komponen Sekolah sebagai Organisasi
Tabel 1.1Klasifikasi SMU Program IPA Kota Bandung tahun Pelajaran 1999/ 2000.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Ajaran yang dibawa oleh Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan agama Islam dengan menggunakan cara tidak bekerja dengan sendirinya beliau selalu mengikuti

Sedangkan jika sinyal valid maka program memanggil rutin GetRemoteData untuk membaca data remote kemudian melakukan pengkodean data dari kode-kode yang dipancarkan

Gambar 4.7 Form Criteria berfungsi untuk menambah, merubah dan menghapus data kriteria penilaian objek wisata, masing kriteria memiliki bobot penilaian yang berbeda beda,

melakukan studi pustaka terhadap bahan pustaka yang bersifat hukum, yang berkaitan dengan dampak yuridis perubahan nama Laut Cina Selatan menjadi Laut Natuna

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung (BAHPL) dan Surat Penetapan Pemenang untuk pekerjaan , dengan ini Pejabat Pengadaan Barang/Jasa

Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan variabel tangibility, reliability, responsiveness, assurance dan empaty terhadap variabel kepuasan nasabah

Agenda ini harus didasari pada peningkatan kapasitas manajemen dan akuntabilitas disetiap tingkat pemerintahan, pemberdayaan sekolah dalam membuat perencanaan dan melaksanakan

Dilihat dari dari tingkat huni kamar yang tinggi di akhir pekan maka tamu yang menginap di Topas Galeria Hotel Bandung merupakan tamu yang hendak menginap di waktu weekend, dan