• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPETENSI GURU SENI TARI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 GEGERBITUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMPETENSI GURU SENI TARI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 GEGERBITUNG."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPETENSI GURU SENI TARI DALAM IMPLEMENTASI

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA

PELAJARAN SENI BUDAYA DI KELAS VIII

SMP NEGERI 1 GEGERBITUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagain dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari

Oleh

Astri Rohmat Sulastri 0809072

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ASTRI ROHMAT SULASTRI

0809072

KOMPETENSI GURU SENI TARI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DI

KELAS VIII SMP NEGERI 1 GEGERBITUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Heny Rohayani, S.Sen, M.Si.

NIP. 195901121985032001

Pembimbing II

Ayo Sunaryo, M.Pd

NIP. 197708042005011001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari FPBS UPI

Dra. Frahma Sekarningsih, S.Sn., M.Si.

(3)

KOMPETENSI GURU SENI TARI DALAM

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN

PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN SENI

BUDAYA DI KELAS VIII

SMP NEGERI 1 GEGERBITUNG

Oleh

Astri Rohmat Sulastri

Diajukan untuk Memenuhi Sebagain dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari

© Astri Rohmat Sulastri 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)
(5)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul“Kompetensi Guru Seni Tari dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Mata Pelajaran Seni Budaya di Kelas VIII SMP Negeri 1 Gegerbitung”. Fokus permasalahannya terletak pada pengelola dan penyelenggara pendidikan terutama guru Seni Tari dalam pelaksanaan kurikulum tersebut. Salah satu permasalahanya adalah guru seni tari belum mampu secara maksimal menjabarkan SKKD (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar), baik secara tertulis maupun secara praktek di kelas yang akhirnya cara mengajar masih mengacu pada sistem lama, padahal kurikulum telah mengalami beberapa kali mengalami penyesuaian dan mengalami perubahan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi guru Seni Tari dalam implementasi KTSP dan upaya guru Seni Tari dalam mengatasi kesulitan dan hambatan dalam implementasi KTSP berikut faktor-faktor pendukung dan penghambatnya.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa kompetensi guru Seni Tari dalam impelementasi KTSP, belum maksimal dalam mengubah mengajar (teaching)menjadi belajar

(learning), karena siswa belum sepenuhnya ditempatkan sebagai subjek belajar yang aktif, tetapi

(6)

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

1.5 Asumsi ... 13

1.6 Sistematika Penulisan 13 BAB II LANDASAN TEORETIS 14 2.1 Kompetensi Guru ... 14

2.1.1 Kompetensi Guru dalam Pembelajaran ... 18

2.1.2 Kompetensi Guru dalam Menetapkan Tujuan ... 19

2.1.3 Kompetensi Guru dalam Menetapkan Bahan Ajar ... 20

2.1.4 Kompetensi Guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar ... 21

2.1.5 Kompetensi Guru dalam Menggunakan Metode... 21

2.1.6 Kompetensi Guru dalam Mengguanakan Media ... 22

2.1.7 Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Evaluasi .... 23 2.2 Kompetensi Guru Seni Tari dalam Implementasi KTSP

Mata Pelajaran Seni Budaya di Kelas VIII SMP Negeri 1 Gegerbitung ...

24

(7)

Pendidikan Seni Tari ... 26

2.3.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kurikulum SMP ... 27

2.4 Karakteristik Guru ... 29

2.4.1 Guru yang Memiliki Kemandirian ... 31

2.4.2 Guru yang Memiliki Karakter ... 31

2.4.3 Guru yang Memiliki Kinerja ... 33

2.5 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ... 34

2.5.1 Pengertian KTSP dan Konsep Dasar KTSP ... 34

2.5.2 Tujuan KTSP ... 36

2.5.3 Landasan Pengembangan KTSP ... 36

2.5.4 Karakteristik KTSP ... 37

2.5.5 Prinsip Pelaksanaan KTSP ... 38

2.5.6 Prinsip Pengembangan KTSP ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 40 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40

3.1.1 Lokasi Penelitian ... 40

3.1.2 Subjek Penelitian ... 40

3.2 Metode Penelitian ... 41

3.3 Definisi Operasional ... 43

3.3.1 Kompetensi Guru ... 43

3.3.2 Seni Tari ... 43

3.3.3 Seni Budaya ... 43

3.3.4 KTSP ... 44

3.4 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.4.a Observasi ... 45

3.4.b Wawancara ... 46

3.4.b.1 Wawancara dengan Guru ... 47

3.4.b.2 Wawancara dengan Siswa ... 48

3.4.c Penyebaran Angket ... 48

(8)

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 50

3.6 Reduksi Data ... 52

3.7 Kesimpulan dan Verifikasi ... 53

3.8 Langkah-langkah Penelitian ... 54

3.8.1 Tahap Awal ... 54

3.8.2 Tahap Pelaksanaan ... 55

3.8.3 Tahap Akhir ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 58 4.1 Hasil Penelitian ... 58

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 58

4.1.2 Profil Guru Seni Tari ... 59

4.1.3 Kompetensi Guru Seni Tari dalam Implmentasi KTSP Mata pelajaran Seni Budaya pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Gegerbitung ... 60 a. Kompetensi Guru dalam Menetapkan Tujuan .... 60

b. Kompetensi Guru dalam Menetapkan Bahan Ajar 61 c. Kompetensi Guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar 63 d. Kompetensi Guru dalam Menggunakan Metode 67 e. Kompetensi Guru dalam Menggunakan Media atau Alat Bantu Mengajar ... 68 f. Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Evaluasi 68 4.1.4 Upaya Guru Seni Tari mengatasi kesulitan dan Hambatan dalam mengimplementasikan KTSP Mata pelajaran Seni Budaya pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Gegerbitung ... 70

4.1.4.1Faktor Pendukung ... 70

4.1.4.2Faktor Penghambat ... 71

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 71

(9)

4.2.1.1 Kompetensi Guru dalam Menetapkan Tujuan .... 74

4.2.1.2 Kompetensi Guru dalam Menetapkan Bahan

Ajar ... 74 4.2.1.3 Kompetensi Guru dalam Kegiatan Belajar

Mengajar ... 75 4.2.1.4 Kompetensi Guru dalam Menggunakan Metode 77

4.2.1.5 Kompetensi Guru dalam Menggunakan Media

atau Alat Bantu Mengajar ...

80

4.2.1.6 Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Evaluasi 81 4.2.2 Upaya Guru Seni Tari Mengatasi Kesulitan dan

Hambatan dalam Implementasi KTSP Mata Pelajaran Seni Budaya pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Gegerbitung ...

86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 94

5.1 Kesimpulan ... 94 5.2 Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96

LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Standar kompetensi dan kompetensi dasar kurikulum SMP

semester I kelas VIII ... 28

Tabel 2.2 : Standar kompetensi dan kompetensi dasar kurikulum SMP

semester II kelas VIII ... 28

Tabel 4.2 : Hasil observasi dengan fokus penelitian dan penilaian terhadap Guru ... 61

Tabel 4.3 : Metode atau cara yang digunakan guru seni tari dalam

mengajar mata pelajaran seni budaya ... 71

Tabel 4.4 : Metode pendukung yang digunakan guru seni tari

dalam mengajar mata pelajaran seni budaya ... 72

Tabel 4.5 : Materi pembelajaran yang diberikan oleh guru seni tari ... 72

Tabel 4.6 : Yang diberikan guru seni tari dalam pelaksanaan mata

pelajaran seni budaya ... 73

Tabel 4.7 : Media atau alat bantu yang digunakan guru seni tari dalam ... mengajar seni budaya ... 75

Tabel 4.8 : Pengaruh yang dirasakan setelah diterapkannya KTSP ... mata pelajaran seni budaya pendidikan seni tari ... 77 Tabel 4.9 : Kompetensi Guru ... 79

Tabel 4.10 : Hambatan yag dihadapi dalam mata pelajaran seni budaya

pendidikan seni tari ... 83

Tabel 4.11 : Usaha yang dilakukan siswa untuk mengatasi hambatan

(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Manusia dilahirkan dengan sejumlah kemampuan dan memiliki potensi yang harus dikembangkan. Manusia adalah makhuk sosial maka manusia harus berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi dengan lingkungan sekitar akan menyebabkan manusia mengembangkan kemampuannya yang disebut proses belajar mengajar. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (Sisdiknas, pasal 1).

Berdasarkan kutipan di atas, maka pendidikan merupakan hal yang penting dalam rangka memajukan kualitas individu. Untuk itu pembangunan pendidikan dimulai dari perbaikan kualitas pendidikan. Caranya dengan jalan memperbaiki dan mengembangkan suatu proses belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta sikap perilaku yang kreatif dan inovatif pada setiap mata pelajaran di sekolah, salah satunya mata pelajaran pendidikan seni tari.

Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti memperoleh perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman (Syah, 1995:89). Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi pembelajaran (Oemar Hamalik,2003:57). Pembelajaran akan terlaksana dengan baik apabila gurunya kompeten, sesuai dengan UUSPN

No.20 Tahun 2003 Pasal 42 Ayat 1 yang berbunyi “ Pendidik harus mempunyai kualifikasi

minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani

serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Unsur manusia

yang paling menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran yaitu adalah pelaksana pendidik itu sendiri,yaitu guru dan staf yang mengemban tugas itu.

(12)

2

yang terdapat dala kurikulum, kemudian ditransformasikan kepada siswa melalui suatu proses pembelajaran di sekolah. Salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki guru adalah kemampuan dalam merencanakan tentang tugas dan tanggung jawab pengajar. Beberapa ahli mengemukakan tentang kompetensi guru, diantaranya: kompetensi bidang kognitif, kompetensi bidang sikap, serta kompetensi perilaku (performance). Ketiga bidang kompetensi diatas tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain.

Guru merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, sehingga terjadi perubahan ke arah yang lebih baik. Upaya ini dilakukan agar siswa mampu menyerap dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diberikan oleh guru sesuai dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang hendak dicapai. Dengan kata lain, pembelajaran adalah suatu proses untuk membantu peserta didik atau siswa agar dapat belajar dengan baik. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru adalah kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pengajar.

Menurut Fathurrohman (2001:186), performance guru dalam mengajar dipengauhi berbagai faktor, seperti tipe kepribadian, latar belakang pendidikan, pengalaman dan yang tak kalah penting adalah pandangan filosofis guru kepada murid. Guru yang memandang anak didik sebagai mahluk individual yang tidak memiliki kemampuan akan menggunaka pendekatan metode teacher centered, sebab murid dipandangnya sebagai gelas kosong yang bisa diisi apapun. Padahal tugas guru adalah membimbing, mengarahkan dan memotivasi anak didik dalam mengembangkan potensinya.

(13)

akan tercapai dengan optimal. Hal ini menunjukan betapa pentingnya peran seorang guru dalam menentukan keberhasilan belajar mengajar.

Dalam proses pembelajaran, evaluasi menempati kedudukan yang penting dan merupakan bagian utuh dari proses dan tahapan kegiatan pembelajaran. Suharsimi (2003:23) mengemukakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauhmana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Kemampuan guru dalam melaksanakan evaluasi secara tepat akan memberikan pengaruh bagi peningkatan kualitas pembelajaran.

Undang- undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen,

dijelaskan bahwa “ kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang

harus dimiliki, dihayati dan dikuasai guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Pendapat ini mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan, kompetesi guru menunjukan kepada performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu di dalam tugas-tugas pendidikan.Adapun kompetensi guru menurut Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan guru dan tenaga teknis yang harus dimiliki adalah sebagai berikut:

“Mengembangkan kepribadian, menguasai landasan penelitian, menguasai bahan ajar, menguasai bahan pengajaran, melaksanakan program pengajaran, menilai hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, menyelenggarakan program bimbingan, menyelenggarakan administrasi sekolah, berinteraksi dengan teman sejawat dan masyarakat dan menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran”.

Kompetensi guru penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sebagaimana diamankan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) bahwa titik berat pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang pendidikan. Akan tetapi ini semua tidak mungki tercapai apabila tidak disertai dengan usaha dari guru itu sendiri, untuk senantiasa meningkatkan kompetensi profesi dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru pengajar dan pendidik.

(14)

4

pembelajaran, kompetensi proses atau menerapkan rencana pembelajaran dan kompetensi dalam bidang evaluasi.

Apabila dijabarkan satu persatu mengenai kompetensi diatas, maka kompetensi dalam hal penyusunan rencana pembelajaran, berhubungan dengan kemapuan guru dalam menyusun program pembelajaran termasuk menyusun silabus yang sesuai dengan kondisi sekolah tempat melaksanakan tugas megajarnya.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:

a. kerangka dasar dan struktur kurikulum,

b. beban belajar,

c. kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan

d. kalender pendidikan.

SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

(15)

KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.

KTSP adalah kurikulum yang memberikan peluang kepada guru untuk mengembangkan proses pembelajaran sesuai dengan kondisi yang ada di daerah. Guru dituntut untuk menjabarkan Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar (SKKD) ke dalam sejumlah kegiatan pembelajran yang dianggap sesuai dengan kemampuan siswa dan kondisi sesuai dengan daerahnya dan kondisi siswa ynag dihadapinya. KTSP adalah kurikulum yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar seperti yang terjadi selama ini, akan tetapi guru harus berperan sebagai pengelola atau pengatur lingkungan agar siswa belajar. Guru harus mampu memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tersedia, disamping menggunakan berbagi strategi pembelajaran.

Kompetensi dalam melakukan evaluasi, berhubungan dengan kemampuan guru untuk melakukan evaluasi sebagai fungsi formatif dan evaluasi sebagai fungsi sumatif. Evaluasi

formatif adalah evaluasi yang dirancang untuk menilai dirinya sendiri (guru) dalam melakukan

proses pembelajaran. Artinya, hasil evaluasi ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai kekurangan guru dalam mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai umpan balik untuk menperbaiki kinerjanya. Sedangkan evaluasi sumatif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan, sesuai dengan tjujuan pembelajaran. Melalui evaluasi ini guru dapat menilai sejauh mana kompetensi yang telah dicapai siswa, disamping ittu guru dapat melihat kemampuan siswa dibandingkan dengan dengan kelompok belajarnya.

(16)

6

tahap berikutnya adalah melaksanakan rencana tersebut dalam bentuk tindakan atau praktek mengajar.

Seni tari dalam KTSP ditempatkan sebagai bagian dari sub mata pelajaran Seni Budaya di sekolah, dilatarbelakangi oleh tujuan pengajaran seni yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kesenian siswwa pada kkhususnya. Karena itu, penempatan seni tari menuntut pengajarnya untuk memiliki kompetensi, karena diperuntukan untuk memelihara dan mengarahkan kepercayaan siswa terhadap dirinya sendiri dalam menuangkan ekspresinya melalui seni.

Pembelajaran pada seni tari di lapangan terkadang mendapatkan hambatan, pada umumnya mereka hanya menganggap kegiatan kesenian hanyalah kegiatan pertunjukan saja untuk hiburan semata. Selain itu, sumber daya manusia (SDM) guru masih terbatas yang mengakibatkan kegiatan belajar mengajar masih belum optimal.

Peran guru dalam pembelajaran seni tari tidak lagi menjadi sebagaiaktor/aktris utama dalam proses pembelajaran karena pada kurikulum tingkat satuan pendidikan ini pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai ragam sumber belajar. Sehingga tidak ada lagi pengertian bahwa pembelajaran akan sempurna bila adanya ceramah dari guru. Tugas guru sebagai pendidik bukan lagi hanya sekedar menyampaikan pengetahuan kepada siswa (mengajar) akan tetapi mendorong para siswanya agar dapat belajar sendiri. Demikian halnya dengan peserta didik yang juga harus dapat belajar bukan hanya di dalam kelas namun juga belajar dari pengalaman diluar kelas yang mereka alami.

Guru seni tari harus memiliki banyak ide kreatif untuk menghasilkan temuan temuan baru dalam pembelajaran dan pandai memanfaatkan sumber ajar. Dengan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan para guru diharapkan mampu memecahkan masalah-masalah aktual dengan cara yang kreatif dan inovatif. Tanpa adanya pengembangan dan kemampuan keprofesionalan guru, takutnya akan berdampak negatif bagi pencapaian pendidikan di sekolah. Hal ini tidak boleh dibiarkan terjadi, maka perlu dikembangkan dengan tingkat efektisitas yang tinggi.

Profesi guru merupakan pekerjaan yang “mensyaratkan pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana belajar dan pembelajaran itu harus disesuaikan dengan perkembangan peserta

didik sehingga pendidikan dapat dilaksanakan secara maksimal”(Soejipto dan Kosasi,2004:7).

(17)

Upaya yang dilakukan untuk mencapai hasil maksimal dari tujuan pengajaran seni tari disekolah, berwujud konseptual maupun prosedural. Kurikulum, guru, siswa, bahan, media, sarana prasarana merupakan faktor-faktor yang sendiri-sendiri maupun integrative telah diarahkan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran seni tari supaya lebih baik. Akan tetapi, kenyataannya ternyata pengajaran seni belum mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharrapkan, apalagi didukung dengan kurangnya tenaga pengajar yang berkompeten dalam bidangnya.

Fakta ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, kurang memadainya sarana dan prasarana dalam pembelajaran, kurangnya tenaga pengajar yang berkualifikasi dalam pendidikan seni tari, kurangnya jam pelajaran, dan lain sebagainya. Selain itu, faktor yang paling utama adalah adanya perubahan kurikulum yang terus menerus berganti, padahal kurikulum yang berlaku belum sepenuhnya tersosialisasikan, bahkan belum terimplementasikan dengan baik, sehingga turut mempengaruhi, tidak hanya pada proses pembelajaran, akan tetapi pada pencapaian tujuan pengajaran. Kesalahan yang terjadi bukan pada system yang salah atau kurikulumnya, akan tetapi kompetensi guru yang masih jauh dari kemandirian dan keprofesionalan, dikarenakan guru belum mengerti dan belum mampu menjabarkan dan melaksanakan kurikulum yang ada, khususnya pada KBK dan KTSP, menutut guru untuk lebih ekstra dalam segala bidang.

Dewasa ini, perubahan kurikulum yang digulirkan dengan dalih penyesuaian dan penyempurnaan perlu segera ditanggapi dengan seksama. Hal ini perlu dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum baru pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Kurikulum memang memegang peranan penting bagi upaya pencapaian tujuan pembelajaran, namun demikian kompetensi gurunya perlu pula diperhatikan. Perubahan kurikulum dalam pembelajaran, diharapkan sebagai upaya peraikan dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan seni budaya disekolah khususnya pada pembelajaran seni tari. Arah pelaksanaannya, bukan hanya pada siswa saja, terlebih pada kompetensi guru dituntut untuk lebih maksimal.

(18)

8

masalah kompetensi guru dalam pembelajaran seni tari di SMP 1 Gegerbitung ini secara umum permasalahannya antara lain:

1. sumber belajar yang masih kurang mendukung, 2. sarana dan prasarana masih belum terealisasikan,

3. fasilitas berupa ruangan yang sangat dibutuhkan untuk praktek mata pelajaran Seni Budaya khususnya Seni Tari masih belum terealisasikan dengan baik,

4. masalah kompetensi guru disekolah tersebut, system/cara mengajar guru yang masih berorientasi kepada system yang lama,

5. kebiasaan menggunakan metode ceramah sehingga terlalu terfokus pada satu metode akibatnya anak didik tidak dilibatkan,

6. rutinitas peniruan dalam pembelajaran belum terkondisikan,

7. diajarkannya ketiga bidang seni budaya sekaligus, baik seni tari,music maupun rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan kemungkinan tidak tercapai, dan lain sebagainya.

Berdasarkan permasalahan tersebut, kompetensi guru seni tari teerasa kurang sesuai serta kurang mendukung terhadap implementasi KTSP, padahal dalam KTSP dikemukakan bahwa pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kompetensi guru, tertuma dalam pembelajaran dituntut lebih dominan. Seperti yang dikemukakan berikit ini, pendidikan seni merupakan pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi, berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan ”belajar dengan seni”, “belajar melalui seni”, dan “belajar tentang seni”. (kurikukulum2006).

Penekanan kurikulum KTSP ini berorientasi pada tujuan dan proses, sehingga pada tataran ini guru harus lebih kreatif, baik dalam pengadaan materi, maupun menentukan langkah-langkah pembelajaran. Jika guru tidak kreatif, proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik, dengan kata lain dibutuhkan kemandirian guru.

(19)

Idealnya, apabila kurikulum itu adalah sebuah penyempurnaan apalagi kompetensi lebih diketengahkan, maka praktek yang terjadi dilapangan sudah seharusnya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, artinya ada sebuah sinkronisasi antara konsep dan realisasi, baik kurikulumnya, maupun kompetensi gurunya. Begitupun dengan KTSP yang memuat isi secara komplit dan fleksibel, yang memuat kemudahan bagi semua elemen yang terlibat didalamnya, dimana guru tidak hanya sebagai fasilitator, akan tetapi guru diberikan peluang sebebas-bebasnya dalam menentukan beberapa hal, baik dari segi pembelajarannya ataupun dalam memilih bahan ajarannya, akan tetapi tidak terlepas harus tetap sesuai dengan konsep dasar KTSP.

Berdasarkan deskripsi diatas, sangat penting penelitian mengenai kompetensi guru pendidikan seni tari dalam implementasi KTSP mata pelajaran Seni Budaya. Alasannya, selain latar belakang diatas juga berdasarkan pengamatan peneliti yang menelaah lebih jauh mengenai kurikulum yang baru diterapkan tersebut, tidak hanya untuk saat ini, akan tetapi bagi masa yang akan datang, khususnya berkaitan antara kurikulum dengan kompetensi guru. Selain itu, penelitian ini mendeskripsikan kompetensi guru Seni Tari dalam mata pelajaran Seni Budaya dengan menggunakan KTSP. Oleh karena itu, peneliti akan mencoba meneliti dengan mengangkat judul “ Kompetensi Guru Seni Tari dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Seni Budaya pada SiswaKelas VIII di SMP Negeri 1 Gegerbitung”.

1.2Rumusan Masalah

Kompetensi guru pendidikan Seni Tari dalam implementasi kurikulum memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan pengajaran Seni Budaya. Oleh Karena itu, peneliti akan membatasi permasalahan pada pendeskripsian kompetensi guru Seni Tari dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran Seni Budaya pada siswa kelas VIII di SMP 1 Gegerbitung.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, maka dirumuskan masalahnya dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

(20)

10

a. Tujuan,

b. Bahan pengajaran,

c. Kegiatan belajar mengajar, d. Metode,

e. Media, f. Evaluasi.

2. Bagaimana upaya guru Seni Tari mengatasi kesulitan dan hambatandalam mengimplementasikan KTSP mata pelajaran Seni Budaya pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Gegerbitung?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, penelitian ini diharapkan mencapai tujuan sebagai berikut:

1) Untuk memperoleh data mengenai kompetensi guru pendidikan Seni Tari dalam implementasi KTSP mata pelajaran Seni Budaya pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Gegerbitung yaitu: tujuan, bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, media serta evaluasi.

2) Untuk mendapatkan data dan mendeskripsikan mengenai upaya guru pendidikan seni tari mengatasi kesulitan dengan adanya faktor penghambat dalam implemtasi KTSP mata pelajaran Seni Budaya pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Gegerbitung..

1.4Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini sangat benguna untuk dijadikan bahan telaah untuk calon pendidik agar lebih meningkatkan kualitas diri, selain itu untuk memperoleh gambaran lebih jauh mengenai kesiapan guru dalam menghadapi KTSP, sehingga pihak perencana dapat membuat rancangan kurikulum yang lebih jelas dan berorientasi pada kesiapan guru.

2. Bagi Lembaga (Seni Tari)

(21)

memiliki kompetensi, juga sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di jurusan pendidikan Seni Tari dalam hal mengembangkan kurikulum untuk meningkatkan kualitas lulusannya.

3. Bagi Sekolah

Bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan juga acuan di sekolah sekaligus masukan menganai kompetensi yang harus dimiliki seorang guru khususnya guru pendidikan seni tari, serta sebagai bahan masukan mengenai kesiapan sekolah dalam rangka menyongsong pelakasanaan KTSP atau kurikulum baru.

4. Bagi Guru

Sabagai bahan acuan juga pegangan dalam meningkatkan kinerja pengajaran yang lebih berkualitas.

1.5 Asumsi

Asumsi dalam penelitian ini adalah kompetensi profesional merupakan salah satu dari empat kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang pendidik/guru, dalam menyajikan pembelajaran secara utuh dan layak bagi kebutuhan peserta didik. Sesuai dengan KTSP yang mengharapkan guru untuk memiliki sejumlah kompetensi yang telahditetapkan, karena KTSP merupakan upaya untuk menjadikan kurikulum agar lebih familiar dengan guru

1.6 Sistematika Penulisan

Bab I berisi tentang pemetaan yang menjadi latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah dalam bentuk pernyataan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi sistematika penulisan.

(22)

12

Bab III tentang metodologi penelitian yang berisi tentang Lokasi dan Subjek Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, serta Langkah- langkah Penelitian.

Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang meliputi Deskripsi Lokasi penelirian, Profil Guru Seni Tari, Kompetensi Guru Seni di SMP Negeri I Gegerbitung, Upaya Guru Seni Tari mengatasi kesulitan dalam mengimplementasikan KTSP, Faktor pendukung dan penghambat Guru Seni Tari dalam mengimplentasikan KTSP, serta analisis hasil penelitian yang dibahas pada bagian pembahasan penelitian.

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Subyek Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian atau tempat yang dipilih dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Gegerbitung yang terletak di Jalan Pramuka No.180 Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi. Terpilihnya sekolah ini sebagai lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan dan disesuaikan dengan topik penelitian yang diangkat antara lain:

1. Telah melaksanakan KBK sejak tahun 2004, kemudian ditindak lanjuti dengan diimplementasikan serta dilaksanakannya KTSP sejak tahun 2006 sampai sekarang.

2. SMP Negeri 1 Gegerbitung telah mengadakan program kecakapan hidup (Life skills) yang merupakan bentuk program pengembangan diri dari KTSP serta dijadikan ciri khas yang membedakan dengan sekolah lainnya, diantaranya ada dua program kelas dan diklasifikasikan kedalam beberapa jenis kelas diantaranya:

a. Kelas Mulok (pertanian) yang meliputi: bercocok tanam, bertani, mengembangbiakan tanaman.

b. Kelas kerajinan yang meliputi bidang seni baik tari maupun seni rupa dan mading sekolah. 3. Adanya beberapa kegiatan ekstrakurikuler seni bagi siswa, diantaranya pembelajaran seni tari, seni musik dan seni rupa, yang dilaksanakan setiap hari Sabtu. Kegiatan ini dibina oleh guru Seni Tari mata pelajaran Seni budaya kelas VIII sekaligus merangkap sebagai pengajar dan pelatih.

3.1.2 Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Berkaitan dengan pendekatan kualitatif maka subyek dalam penelitian ini dipilih secara purposif bertalian dengan purfose atau tujuan tertentu. Suharsimi (2002: 122).

Sekaitan dengan pemilihan subjek penelitian, lebih lanjut ditegaskan oleh Nasution (1996:11) yang mengemukakan bahwa “Metode kualitatif tidak menggunakan random sampling

(24)

37

1. Guru mata pelajaran Seni Tari kelas VIII, 2. Guru Mata pelajaran Seni Tari kelas VII,

3. Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) bidang kurikulum dan 4. Salah satu siswa kelas VIII yang ikut ekstrakurikuler Seni Tari.

Pemilihan narasumber didasari untuk mendapatkan informasi dan data yang akurat dari narasumbernya secara langsung, sehingga mampu menguatkan penelitian ini. Selain itu, untuk mengetahui sejauh mana pemahaman kepala sekolah dan guru dalam mengimplementasikan kurikulum, dalam hal ini mengenai KTSP terhadap kompetensi guru sehingga mampu menjabarkan beberapa hal kedalam pembelajaran, terutama bagi guru Seni Budaya pembelajaran seni tari yang nantinya berpengaruh sekali terhadap pembelajaran yang dialami siswa.

Dalam penelitian ini, guru Seni tari kelas VIII mata pelajaran Seni Budaya diminta informasinya untuk dijadikan subjek penelitian, selain itu juga untuk mendapatkan data yang lengkap terutama dalam menjabarkan penetapan tujuan pembelajaran, bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, media atau alat bantu mengajar serta penilaian atau evaluasi. Selain kepala sekolah dan guru, maka siswapun dimintai keterangannya sebagai sumber sekaligus informan, tujuannya untuk mengetahui dan memperoleh informasi mengenai proses pembelejaran seni tari yang mereka alami.

3.2 Metode Penelitian

Metode adalah cara ilmiah yang akan digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Hal

ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bohar soeharto (1987:146) bahwa “metode adalah cara kerja untuk memahami suatu objek penelitian”. Sedangkan menurut Muhibbin (2000:

201) metode secara harfiah berarti “cara” dalam pemakaian yang umum metode diartikan

sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis.

Penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan manusia untuk menemukan jawaban atau memecahkan masalah atau sesuatu yang dipermasalahkan yang dihadapi berdasarkan kebenaran ilmiah. Dengan kata lain, bahwa penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmiah (Jazuli 2001: 7-8).

(25)

deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa masa sekarang. Tujuan dari peneltian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan atau fenomena yang diselidiki.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang ini. Dengan kata lain penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhattian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya saat penelitian dilaksanakan. Nasution (1996: 6).

Pengertian metode deskriptif lebih dipertegas oleh Winarno Surakhmad (1994: 40) dengan mengemukakan ciri-cirinya sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada masalah-masalah yang ada pada masa sekarang atau pada pada masalah-masalah aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisa (karena itu sering disebut metode analitik).

Masalah aktual yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai kompetensi guru Seni Tari dalam implementasi KTSP mata pelajaran Seni Budaya pada siswa kelas VIII di SMP 1 Gegerbitung. Sesuai dengan masalah, maka fokus peneltian ini adalah masalah yang akan diteliti diperlukan pengamatan dan penelitian yang menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.

Skripsi ini disusun dan dilaksanakan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Lexy J Meleong (1996: 4) bahwa:

Penelitian kualitatif ini berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis dan secara induktif, bersifat deskriptif, lebih mengutamakan proses dari pada hasil, membatasi studi fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya disepakati peneliti dan subjek penelitian.

Pendapat Meleong ini didukung oleh Nasution (1996: 5) yang mengemukakan bahwa

“Penelitian kualitatif pada hakikatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya,

berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.

3.3 Definisi Operasional

(26)

39

Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi yang dimiliki setiap guru akan menunjukan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi teersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaaan pengetahuan dan professional dalam menjalankan fungsinya. Sebagai guru.

3.3.2 Seni Tari

Keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika yang merupakan salah satu dari gerakan yang berirama.

3.3.3 Seni Budaya

Suatu keahlian mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika, termasuk mewujudkan kemampuan serta imajinasi pandangan akan benda, suasana, atau karya yang mampu menimbulkan rasa indah sehingga menciptakan peradaban yang lebih maju.

3.3.4 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

KTSP adalah kurikulum yang memberikan peluang kepada guru untuk mengembangkan proses pembeljra sesuai dengan kondisi yang ada di daerah. Guru dituntut untuk menjabarkan Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar (SKKD) ke dalam sejumlah kegiatan pembelajran yang dianggap sesuai dengan kemampuan siswa dan kondisi sesuai dengan daerahnya dan kondisi siswa yang dihadapinya. KTSP adalah kurikulum yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar seperti yang terjadi selama ini, akan tetapi guru harus berperan sebagai pengelola atau pengatur lingkunagn agar siswa belajar. Guru harus mampu memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tersedia, disamping menggunakan berbagi strategi pembelajaran.

Berdasarkan pengertian di atas, penelitian tentang kompetensi guru seni tari dalam implementasi KTSP pada mata pelajaran seni budaya di SMP Negeri I Gegerbitung, mencoba mengungkap tentang kemampuan seorang guru seni tari dalam menerapkan KTSP pada pelaksanaan pembelajaran dengan penuh tanggung jawab, dan harus memiliki kompetensi dalam bentuk penguasaaan pengetahuan dan professional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru yang berkualitas.

(27)

Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian (Suharmisi Arikunto, 1996: 150). Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya. Dalam hal instrument penelitian kualitatif, Nasution (1996) menyatakan:

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia

sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”. Dalam teknik pengumpulan data pada penelitian ini peneliti sendiri bertindak sebagai pengumpul data yang dilakukan dengan teknik: penyebaran angket terbuka terhadap 40 siswa, wawancara terhadap responden untuk memperoleh data berupa wawancara terstruktur, baik wawancara dengan gurru, wawancara dengan siswa, dokumentasi pribadi, observasi, pengolahan dan analisis data, serta mereduksi data yang sudah terkumpul untuk dianalisis. Oleh karena itu, data yang hendak diperoleh dari penelitian ini bersifat kualitatif berupa deskripsi tentang suatu peristiwa yang diambil dari situasi yang wajar, maka dibutuhkan ketelitian dari peneliti untuk dapat mengamati secermat mungkin aspek-aspek yang diteliti, dari penelitian tersebut terlihat disini bahwa peneliti sangat menentukan.

Penelitian ini bersifat ingin mengetahui sejauh mana kompetensi guru seni tari dalam mengimplementasikan KTSP seni budaya pembelajaran seni tari. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan sebagai berikut;

3.4.a Observasi

(28)

41

Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti. Observasi diartikan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan disengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala yang diselidiki (Hendarto 1987: 76). Teknik observasi merupakan langkah awal untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melakukan observasi, dapat memberikan deskripsi mengenai gambaran secara umum yang akan diteliti. Seperti yang dikemukkan oleh S. Nasution (1996: 59) bahwa “dalam penelitian kualitatif diharuskan memberikan deskripsi fakta-fakta.

Observasi digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk memperoleh suatu gambaran yang lebih jelas dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian. Observasi ini dilakukan untuk mengamati kondisi lapangan di SMP Negeri 1 Gegerbitung. Hal ini dilakukan dengan maksud agar dapat mengamati secara langsung terhadap kondisi lingkungan dari objek penelitian serta untuk mencatat apa yang dilihat dan didengar tentang hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan yang akan diperlukqn untuk dijadikan suatu penelitian, serta mengamati proses pembelajaran Seni Budaya khususnya pada pembelajaran seni tari dengan diimplementasikannya KTSP.

Observasi dilakukan pertama kali pada tanggal 04 April 2013 tepatnya pada hari kamis kemudian ditindak lanjuti pada hari berikutnya yakni hari Sabtu pada tanggal 5 April 2013 untuk melihat kondisi pembelajaran dikelas. Pada saat observasi dihari pertama, observasi ini dilakukan dengan mendatangi SMP 1 Gegerbitung dengan tujuan meninjau perkembangan sekolah tersebut pasca diterapkannya KTSP pada mata pelajaran Seni Budaya dalam pembelajaran Seni Tari.

(29)

3.4.b Wawancara

Wawancara adalah cara memperoleh data atau informasi dari subjek penelitian. Wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara Arikunto (2002: 133). Adapun menurut Lexy J. Meleong (2005: 186), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas sebuah pertanyaan. Teknik wawancara yang digunakan adalah dengan pembicaraan informal artinya yang diajukan tergantung pada wawancara dengan mempertimbangkan pokok-pokok yang akan dipertanyakan.

Wawancara yang dilakukan peneliti kepada responden terdiri dari: Guru mata pelajaran Seni Tari kelas VIII, Guru Mata pelajaran Seni Tari kelas VII, dan salah satu siswa kelas VIII yang ikut eskul Seni Tari, (alasan pemilihan narasumber seperti yang dikemukan di atas pada pembahasan subyek penelitian).

Pertanyaan untuk menggali jawaban lebih lanjut, diarahkan kepada fokus penelitian dan mencatatnya, oleh karena itu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan penulis berkisar pada fokus penelitian yang telah ditetapkan dan sisusun meskiipun wawancara dapat berlangsung secara informal. Sebagai acuan yang akan dijadikan bahan, maka disusun pedoman wawancara sebagai berikut:

3.4.b.1 Wawancara dengan Guru

Wawancara dilakukan dengan guru Seni Tari kelas VIII dengan inti pertanyaan seeputar tujuan, bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, media/alat bantu, dan penilaian, serta hal lain yang berhubungan dengan kompetensinya dalam mengajar dan dalam menjabarkan KTSP. Lebih lanjut kategori pertanyaan untuk wawancara dengan guru akan disfesifikasikan mengenai beberapa hal sebagai berikut: (pedoman wawancara terlampir).

1. Persiapan sebelum mengajar, 2. Tujuan yang ingin dicapai,

3. Bahan pengajaran yang digunakan, 4. Metode yang digunakan,

5. Media/alat bantu yang digunakan, 6. Sumber yang digunakan,

(30)

43

8. Bentuk penilaian yang digunakan,

9. Pemahaman serta pengimplementasian KTSP, 10.Pelatihan ataupun pengayaan mengenai KTSP.

3.4.b.2 Wawancara dengan Siswa

Wawancara dilakukan dengan salah satu siswa dari kelas VIII dalam hal ini kelas VIII A untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran Seni Tari yang dapat selama kegiatan belajar berlangsung dilihat dari beberapa hal, baik teori, maupun praktek, ataupun kegiatan pembelajaran oleh gurunya. Lebih lanjut kategori pertanyaan wawancara dengan siswa akan dispesifikasikan mengenai beberapa hal sebagai berikut: (pedoman wawancara terlampir).

1. Respon terhadap pembelajaran seni tari, 2. Guru dalam pembelajaran seni tari,

3. Metode atau Media/alat bantu pembelajaran yang disenangi, 4. Materi pembelajaran seni tari,

5. Keterkaitan pembelajaran seni tari antara teori dan praktek, 6. Kesulitan-kesulitan selama belajar seni tari,

7. Harapan terhadap pembelajaran seni tari selanjutnya.

3.4.c Penyebaran Angket

Penyebaran angket ini dmaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kinerja guru seni tari dalam pembelajaran seni tari apakah sudah sesuai dengan KTSP atau belum, dan sejauh mana respons siswa terhadap pembelajaran seni tari.

Menurut Suharmisi Arikunto (2002: 124) angket adalah “Pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui tentang masalah yang diteliti oleh peneliti”. Angket digunakan melalui komunikasi secara tulisan (tanya jawab) untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan topik penelitian (angket terlampir).

(31)

siswa selama satu semester, sedangkan bagi guru untuk mngetahui serta mendapatkan data mengenai hasil kinerja guru selama satu semester khususnya, serta meninjau kembali pembelajaran yang telah dilakukannya pada semester sebelumnya baik dilihat dari tujuan, bahan ajar, metode, media, evaluasi serta administrasi berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan hal lainnya yang berhubungan dengan kompetensi dalam mengajar juga dalam menjabarkan KTSP. Angket diberikan kepada guru dengan catatan menjaring data dan informasi selengkap-lengkapnya, adapun angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai tanggapan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran seni tari yang mereka lakukan serta mereka dapatkan dari gurunya.

Angket yang digunakan adalah angket terbuka, dalam artian responden tidak hanya dapat memilih alternatif jawaban yang telah disediakan, akan tetapi responden juga diberi keleluasaan dalam menentukan jawabannya. Angket dibuat berdasarkan kisi-kisi instrumen yang telah dibuat sebelumnya serta dipersiapkan untuk mengungapkan data mengenai yang berhubungan dengan penelitian. Angket diberikan hanya satu kali, untuk kemudian dilakukan pengolahan dari angket yang terkumpul.

Adapun alasan menggunakan angket dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Angket mudah dibuat dan ditafsirkan, bersifat luas, dan fleksibel

b. Mempunyai realibilitas yang tinggi

c. Data yang diperoleh kemungkinan objektif

d. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan mudah, efektif, dan efisien, baik ditinjau dari segi biaya , waktu dan tenaga.

3.4.d Studi Dokumentasi

Selain menggunakan observasi, wawancara, dan angket, untuk memperoleh data, dalam penelitian ini juga digunakan dokumentasi. Goba dan Lincholn dalam Meleong (1990: 161)

menyatakan bahwa “teknik dokumentasi merupakan cara pengumpulan data yang berupa

pertanyaan tertulis yang disusun oleh sesorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu

(32)

45

membantu memecahkan permasalahan penelitian. Apabila dijabarkan mengenai dokumen-dokumen tersebut hubungannya dengan kepentingan penelitian antara lain:

1. Surat-surat dokumen resmi, untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan dokumen sekolah, latar belakang, visi, misi, dan tujuan sekolah serta untuk pembuka di bab IV yakni pembahasan, kemudian yang behubungan dengan guru seni budaya, seperti riwayat hidup, ijazah, juga surat penting lainnya.

2. Silabus dijadikan sebagai dokumen untuk mengetahui cara kinerja guru seni tari dalam menjabarkan materi pembelajaran untuk satu semester. Malaui silabus inilah administrasi ada hhubungannya dengan kompetemsi guru dapat diketahui, walaupun kompetensi guru tidak hanya terpaku pada penjabaran silabus saja. Selain itu, administrasi bisa dilihat dari cara menjabarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dalam suatu penelitian penting sekali dan mutlak diperlukan. Pengolahan data ini dimaksudkan agar data hasil penelitian dapat mengungkapkan jawaban dari pertanyaan penelitian. Setelah data diperoleh dari berbagai sumber antara lain melalui observasi, wawancara, angket, dokumentasi, maka data tersebut direduksi melalui pembuatan abstrak.

Analisis data pada prinsipnya merupakan proses pengumpulan data agar data tersebut dapat ditafsirkan. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan. Dalam hal ini Nasution

(1988) menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum

terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul melalui angket. Data yang disajikan dalam penelitian ini dalam bentuk persentase, data yang diolah sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Mohamad Ali (1992: 184) yaitu sebagai berikut:

0% : ditafsirkan, tidak ada 1% - 39% : ditafsirkan, sebagian kecil 40% - 49% : ditafsirkan, hampir setengahnya 50% : ditafsirkan, setengahnya

(33)

100% : ditafsirkan, seluruhnya

Menurut Bogdan dan Biklen (1982) dalam Lexy J Meleong (2006: 248) mengemukakan bahwa:

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menentukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Data yang diperoleh dari lapangan harus segera dituangkan data bentuk tulisan dan dianalisis. Oleh karena itu, penulis segera melakukan analisis data untuk memperoleh analisis data pada akhir penelitian. Proses analisis data dimulai dengan tahapan sebagai berikut:

1. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari observasi, wawancara, angket, dokumentasi.

2. Membuat sebuah gambaran atau deskripsi.

Dalam penelitian naturalistik kualitatif mula-mula data dikumpulkan empiris, dari data itu ditemukan pola atau tema dan kelak dikembangkan menjadi teori, jalannya adalah dari spesifik kepada yang umum S. Nasution (2003: 14).

Adapun pengolahan dan analisis data dilakukan melalui beberapa langkah sistematis yang terdiri dari:

3.6 Reduksi Data

Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk menyajikan, menggolongkan, mengarahkan hasil-hasil penelitian dengan fokus pada hal yang dianggap penting. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya sesuai dengan masalah yang diteliti yaitu:

1. Mengenai kompetennsi guru Seni Tari dalam implementasi KTSP mata pelajaran Seni Budaya pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Gegerbitung dilihat dari:

a. Tujuan

b. Bahan pengajaran

c. Kegiatan belajar mengajar d. Metode

(34)

47

2. Bagaimana upaya guru Seni Tari mengatasi kesulitan dan hambatan dalam mengimplementasikan KTSP mata pelajaran Seni Budaya pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Gegerbitung?

Dalam penelitian ini aspek yang direduksi berkaitan dengan kompetensi guru Seni Tari dalam implementasi KTSP mata pelajaran Seni Budaya pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Gegerbitung yang kemudian dijabarkan dalam pokok-pokok pertanyaan sebagai berikut: (pedoman wawancara terlampir).

1. Persepsi/pemahaman guru mata pelajaran Seni Budaya mengenai implementasi KTSP. 2. Prinsip-prinsip pengembangan kegiatan belajar mengajar (KBM) mata pelajaran Seni Budaya

pembelajaran Seni Tari berbasis KTSP.

3. Implementasi KTSP pada mata pelajaran Seni Budaya dalam proses pembelajaran Seni Tari dikelas.

4. Kompetensi guru Seni Tari terhadap materi pembelajaran dengan diimplementasikannya KTSP.

5. Kompetensi guru Seni Tari dalam menetapkan tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, metode, media/alat, serta penilaian/evaluasi yang digunakan pasca diimplementasikannya KTSP.

6. Upaya guru Seni Tari untuk meningkatkan kompetensinya dalam proses pembelajaran dengan diimplementasikannya KTSP.

7. Upaya guru Seni Tari mengatasi kesulitan dalam pembelajaran setelah diimplementasikannya KTSP.

3.7 Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan merupakan upaya untuk mencari arti, makna, penjelasan, yang dilakukan terhadap data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan yang diambil mula-mula meragukan, akan tetapi dengan bertambhanya data makan kesimpulan yang diambil semakin menyeluruh, dan senantiasa di verifikasi selama penelitian berlangsung.

(35)

sesuai dengan perkembangan data dan fenomena yang ada dilapangan yang pada akhirnya menghasilkan kesimpulan untuk mengambil suatu keputusan.

Kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 1 Gegerbitung adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP ini diterapkan berdasarkan kebijakan dari Kepala Sekolah, dengan mensosialisasikan KTSP melalui rapat sekolah dengan mewajibkan kepada semua guru mata pelajaran untuk menerapkan KTSP. Oleh karena itu, Kepala Sekolah membekali para guru dengan memberikan pelatihan mengenai KTSP baik yang diadakan diskeolah tersebut, atau mengikuti kegiatan pelatihan KTSP yang diadakan diluar, maupun mendatangkan narasumbernya langsung kesekolah untuk membekali para guru berkenaan dengan KTSP.

Adapun usaha yang dilakukan guru yang ada di SMP 1 Gegerbitung untuk mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai KTSP antara lain: dengan menambah wawasan, baik secara personal maupun kelompok yang diadakan oleh guru mata pelajaran disetiap MGMP selain itu, dengan mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan KTSP serta dengan mempelajari dan menelaah kurikulum.

3.8 Langkah-Langkah Penelitian

3.8.1 Tahap awal

Tahap ini merupakan tahap awal dalam sebuah penelitian pendahuluan, dan tahap penyusunan proposal penelitian. Pada tahap ini dilakukan penelitian pendahuluan yaitu melihat permasalahan yang terjadi di lapangan atas dasar hasil dari penelitian pendahuluan yang dilengkapi dengan kajian terhadap berbagai literatur, peneliti tertarik dengan kompetensi guru pendidikan seni tari dalam mata pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri I Gegerbitung.

Peneliti menyusun rancangan proposal penelitian dengan cara mengumpulkan bahan referensi yang erat kaitannya dengan tujuan penelitian. Peneliti berkonsultasi dengan dosen dalam rangka pemantapan judul skripsi dan penentuan dosen pembimbing. Akhirnya, peneliti mengadakan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk mendapat arahan teknik operasional penelitian.

(36)

49

a. Pra survey dilakukan ke SMPN 1 Gegerbitung untuk mengetahui situasi dan kebiasaan di sekolah tersebut.

b. Pengurusan izin pernelitian. Permohonan izin mengadakan survey penelitian dengan surat rektor UPI Bandung kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Gegerbitung dengan judul

“Kompetensi guru seni Tari dalam Implementasi KTSP Mata pelajaran Seni Budaya pada

Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Gegerbitung”

c. Melakukan pengamatan pada kegiatan pembelajaran seni budaya, khususnya seni tari di SMP Negeri I Gegerbitung

d. Melakukan wawancara kepada Ibu Ernawati, S.Pd dan Ibu Riski Salaswati, S.Pd sebagai pengajar kesenian (seni budaya), dan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler serta salah satu orang tua siswa.

e. Pengamatan dan pengumpulan data difokuskan kompetensi guru seni tari dalam implementasi KTSP dalam Mata pelajaran seni tari yang meliputi proses kegiatan, pelaksanaan, upaya guru dalam mengatasi berbagai kesulitan dalam mengimplementasikan KTSP, serta faktor pendukung dan penghambat.

f. Melakukan identifikasi pada implementasi KTSP dalam mata pelajaran seni tari yang dilakukan guru dan sumber-sumber yang relevan dengan masalah ini.

g. Mengamati/observasi deskripsi tentang kompetensi guru, upaya guru dalam pelaksanaan, dan faktor-faktor yang mendukung dan faktor penghambat dalam pembelajaran seni budaya. h. Melakukan penyebaran angket kepada siswa, untuk mengetahui pendapat siswa tentang

proses pembelajaran seni budaya yang dilakukan oleh guru/pengajar.

i. Menganalisis keberadaan/lompetensi guru seni tari mengimplementasikan KTSP dalam pembelajaran seni budaya artinya dimensi manakah yang sudah diterapkan, upaya yang dilakukan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran, serta faktor-faktor pendukung dan penghambat.

3.8.2 Tahap Pelaksanaan

(37)

\a. Tahap Persiapan

Berikut ini kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap persiapan.

1. Mencari keteangan yang akurat mengenai masalah yang akan diteliti 2. Menentukan masalah, judul penelitian, dan kerangka penelitian 3. Membuat proposal penelitian

4. Membuat surat ijin penelitian

b. Tahap Mengumpulkan Data

Kegiatan ini dilakukan untuk menetapkan atau menguji kebenaran informasi dan data yang diperoleh dengan cara pengecekan atas data sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap mengumpulkan data, antara lain:

1. Mencari kesesuaian data yang diperoleh dari narasumber yang kemudian disusun secara sistematis

2. Melakukan observasi

3. Melakukan wawancara dengan nara sumber yang berhubungan dengan penelitian

c. Pengolahan Data

Setelah terkumpul yang diperkirakan memiliki tingkat kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan melalui pengaturan dan penyusunan yang baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tersebut, seperti yang dikemukakan oleh Kartono

Kartini (1990:86) bahwa “Mengolah data berarti menimbang, menyaring, mengatur dan

mengklasifikasikan. Menimbang dan menyaring data itu ialah benar-benar memilih secara hati-hati data yang relevan, tepat dan berkaitan dengan masalah yang tengah diteliti.

Mengatur dan mengklasifikasikan ialah menggolongkan, menyusun aturan tertentu”. d. Tahap Menganalisis Data

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap menganalisis data, yaitu:

1. Memeriksa data yang sudah terkumpul dari hasil penelitian, dengan cara memilah dan memilih data dan mengklasifikasikannya sesuai dengan yang dlakukan peneliti yakni data minat siswa dari faktor internal dan data minat siswa dari faktor eksternal, serta data dari hasil penyebaran angket.

(38)

51

siswa dari faktor internal, tabel data minat siswa dari faktor eksternal, serta tabel data dari hasil penyebaran angket), kemudian masing-masing tabel dianalisis.

.3. Menarik kesimpulan dari hasil data yang telah dianalisis sesuai dengan data yang telah diperoleh.

3.8.3 Tahap Akhir

Pada tahap ini peneliti setelah menganalisis hasil pengamatan dan dibuat rangkumannya, meminta guru seni tari untuk menge-chek atau meminta untuk dikoreksi laporannya agar tidak terjadi kesalahan dan hasil penelitian lebih dapat dipercaya lagi.

Setelah semua data dianalisis dan disusun berdasarkan permasalahan yang diperoleh, maka selanjutnya seluruh data dikumpulkan untuk dijadikan suatu laporan penelitian yang bersifat deskripsi, dengan berpedoman pada buku penulisan karya ilmiah UPI. Penyusunan laporan penelitian tidak lepas dari proses bimbingan, baik dengan pembimbing I maupun dengan pembimbing II.

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan dari pembelajaran Seni Budaya dengan melihat komptensi guru Seni Tari dalam Implementasi KTSP mata pelajaran Seni Budaya pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Gegerbitung. Sebagaimana diketahui bahwa kompetensi guru seni harus menguasai empat kompetensi yang disyaratkan yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial.

Kompetensi profesional guru seni tari dalam pembelajaran seni tari di SMP Negeri I Gegerbitung meliputi penetapan tujuan pembelajaran untuk memotivasi kreasi siswa, menetapkan bahan pengajaran dengan mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan kondisi dan potensi siswa, kondisi dan potensi sekolah, menguasai dan mengembangkan metode dengan menerapkan metode kreatif, dan menyediakan juga memaksimalkan media atau alat bantu mengajar dengan menggunakan multimedia juga buku paket sebagai sunber bahan ajar, serta melakukan penilaian atau evaluasi dengan melaksanakan tes tertulis, tes praktek dan pengayaan.

Upaya guru mengatasi berbagai kesulitan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran seni tari, senantiasa dilakukan melalui diskusi dengan teman sejawat/seprofesi, sementara yang menjadi faktor penghambat dalam pembelajaran seni tari, diantaranya keterbatasan sarana dan prasarana, penggunaan metode dan media belajar, serta motivasi dan dukungan dari kepala sekolah.

Pembelajaran Seni Tari pada mata Pelajaran Seni Budaya di kelas masih belum sesuai dengan KTSP, karena pola mengajar masih mengacu pada cara lama dimana potensi siswa masih belum tergali secara maksimal, karena siswa masih dijadikan sebagai obyek dalam pembelajaran, dengan kata lain semua kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered), sehingga belum bisa merubah kegiatan mengajar menjadi belajar.

(40)

86

Penelitian mengenai guru terlebih aspek kompetensi yang diteliti, belum banyak dilakukan, sehingga banyak yang belum terungkap, yang sangat bermanfaat bagi penelitian sejenis dimasa yang akan datang. Berikut saran yang hendak dikemukakan berdasarkan hasil penelitian yang dapat dijadikan bahan telaah dan pemikiran, sehingga tidak hanya dijadikan sebagai wacana atau bacaan saja, khususnya bagi pihak terkait.

(41)

Ali, Muhamad dkk. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Astuti, Farida. (2006). ”Kemandirian Guru Kesenian Dalam Penerapan Kurikulum SeniTari”.

Bandung: UPI

Depdiknas. (1998) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka.

________, (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Seni.Jakarta: Dirjen Pendidikan Nasional.

_________, (2006).Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Seni.Jakarta:

DirjenPendidikanNasional.

Djamarah. (1994). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional. ________. (1996). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fathurrohman,.Sutikno, dan M.Sobry. (2008). Strategi Belaja rMengajar. Bandung: Jakarta.Reflika Aditama.

Jazuli, M. (2001) Paradigma Seni Pertunjukan, Sebuah Wacana Seni Tarian yang dan Seniman. Yogyakarta: Yayasan Lentera Budaya.

Kartini, Kartono. (1990). Psikologi Anak (PsikologiPerkembangan). Bandung : CV Mandar Maju.

Majid, Abdul. (2005).Perencanaan Pembelajara nmengembangkan StandarKompetensi Guru. Bandung: RemajaRosda karya.

Maleong Lexy. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. MuhibbinSyah. (2000). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja

Rosda karya.

Mulyasa, E. (2006). Implementasi Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

(42)

_________ (2012).Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung:PT. Remaja Rosda Karya.

Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito

________. (2003). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Angkasa.

Nazir, Moh. (2011). MetodePenelitian. Bogor :Ghalia Indonesia.

Ngalim, M. (1992). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Prihatin,Eka.(2009). Guru sebagai Fasilitator. Bandung:PT Karsa Mandiri Persada

Sagala, Syaiful. (2005). Konsep Dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan

Problematik Belajar Dan Mengajar. Bandung: CV Alfabeta.

Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA Sudirman. (1991). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja RosdaKarya.

Suherman, Uman. (2002). Psikologi Pendidikan Membangun Membangun Interaksi

Pembelajaran Optimal. Bandung :FakultasIlmu Pendidikan UPI Sukmadinata, Nana

Syaodih.(2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Surakhmad, Winarno. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah. Dasar, Metoda, Teknik. Bandung :

Tarsito.

Tim Dosen MKDK Kurikulum dan Pembelajaran. (1996). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung :Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Bandung.

Tim Penyusun UPI.(2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Uzer, M. (1996). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Widawati, W. (2004). “Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Seni Tari pada Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penggunaan live music dalam mengiringi tari pada Pagelaran Seni dan Budaya se- Kabupaten Samosir (studi kasus:

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Elemen Gerak Tari Mata Pelajaran Seni Budaya Pada Siswa Kelas VII

4.5.2 Memilih media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran seni budaya untuk mencapai tujuan pembelajaran apresiasi

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola piki keilmuan (mencakup materi yang bersifat konsepsi, apresiasi, dan kreasi/rekreasi) yang mendukung pelaksanaan pembelajaran seni

Tujuan pelatihan tari bagi guru seni budaya SMP sebagai berikut : 1) Guru seni budaya SMP peserta kegiatan meningkat kemampuan berapresiasi terhadap unsur-unsur pembentuk

Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti dalam memperoleh data mengenai langkah-langkah guru dalam menerapkan pembelajaran seni tari dengan menggunakan media bambu

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola piki keilmuan (mencakup materi yang bersifat konsepsi, apresiasi, dan kreasi/rekreasi) yang mendukung pelaksanaan pembelajaran seni

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDN Jombok 1 Ngantang, bahwa implementasi kurikulum merdeka pada pembelajaran seni budaya khususnya seni tari dimasukan kedalam program