i
ALAUDDIN MAKASSAR
SKRIPSI
OLEH NUR AMIN NIM 105730419613
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2018
ii
ALAUDDIN MAKASSAR
SKRIPSI
OLEH NUR AMIN NIM 105730419613
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2018
iii PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Allah SWT, sebagai bentuk ibadah atas segala rahmat dan hidayah yang telah diberikan.
2. Ibunda dan Ayahanda yang telah melahirkan dan membesarkan serta memberikan pendidikan yang sangat berharga.
3. Kakanda Rahman Mustafa dan Risnawati yang telah menggantikan peran orang tua setelah kedua orang tua penulis dipanggil oleh Allah SWT.
iv
v
vi
vii dan pengeluaran kas dalam menunjang transparansi laporan keuangan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem penerimaan dan pengeluaran kas di UIN Alauddin Makassar telah memadai. Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas adalah pihak bank, PUSTIPAD, Bendahara Penerimaan dan bagian akuntansi. Dokumen yang digunakan adalah rekening korang. Catatan akuntansi yang digunakan adalah buku kas umum penerimaan dan buku besar. Unsur pengendalian intern sudah melakukan pemisahan tanggung jawab fungsional, melaksanakan sistem otorisasi dan pencatatan serta telah melakukan praktik yang sehat.
Penerapan sistem pengeluaran kas di UIN Alauddin Makassar telah memadai. Fungsi yang terkait dalam pelaksanaan sistem pegeluaran kas adalah bendahara unit/fakultas, bagian verifikasi, pembuat SPPD, fungsi akuntansi, bendahara pengeluaran, dan bagian SPI. Dokumen yang digunakan adalah SPTJM, kwitansi, cek dan SPPD. Catatan akuntansi yang digunakan adalah buku kas umum pengeluaran dan buku besar. Unsur pengendalian intern sudah melakukan pemisahan tanggung jawab fungsional, melaksanakan sistem otoorisasi dan prosedur pencatatan serta telah melakukan praktik yang sehat.
Dalam melakukan pengelolaan dana UIN Alauddin Makassar belum sepenuhnya transparan. Karena, belum terdapat pengumuman kebijakan anggaran dan belum memiliki sistem pemberian informasi kepada publik tentang dana yang telah dikelolah.
Kata Kunci: Sistem Penerimaan Kas, Sistem pengeluaran Kas, Transparansi Laporan Keuangan
viii accounts payable support the transparency of financial statements at the Islamic State University Alauddin Makassar.
Based on the research that has been done can be concluded that the application of the system of receipt and expenditure cash in Makassar have adequate Alauddin UIN. Functions related to the cash receipt system is the bank, PUSTIPAD, Treasurer of the receipt and accounting section. The account used is document korang. Accounting entry used is cash book and ledger public acceptance. Elements of internal control have conducted separation of functional responsibilities, implement authorization system and record keeping as well as have done a healthy practice.
The application of the system of accounts payable in Makassar have adequate Alauddin UIN. Functions related to the implementation of the system of pegeluaran of cash was Treasurer of the Faculty/unit, part of the verification, the manufacturer of the SPPD, accounting functions, Treasurer of the spending, and the SPI. The document used is SPTJM, receipts, checks and SPPD. Accounting entry used is cash book and ledger public spending. Elements of internal control have conducted separation of functional responsibilities, implement a system of record-keeping and procedures otoorisasi and have done a healthy practice.
In conducting the management of the Fund has not been fully Makassar Alauddin UIN transparent. Because there is not yet a policy announcement, the budget and not have a system of information to the public about funds that had was owned directly.
Keywords: Cash Receipt System, a system of accounts payable, financial reporting Transparency
ix Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para kelarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas dalam Menunjang Transparansi Laporan Keuangan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar”
Skripsi yang penulis buat ini untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewah dan terutama penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada kedua orang tua penulis bapak Muh. Saleh dan Ibu Dg. Jiang yang senagtiasa memberi harapan, semangat, perhatian kasih sayang dan doa yang tulus sewaktu beliau masih hidup. Terimakasih kepada kedua saudaraku kakak Rahman Mustafa dan Risnawati yang tetap setia menggantikan peran orang tua setelah kedua orang tua kembali kepad Allah SWT. Terimakasih pula kepada kepada saudara seikatan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah kepada kakanda- kakanda yang telah memberikan pendidikan karakter yang sangat berharga dalam hidup penulis, adinda-adinda yang yang telah memberiakan dukungan dan warna tersendiri dalam proses perjalanan penulis didunia kampus. Seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang
x tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Ismail Badollahi, SE., Ak., CA selaku ketua program studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Jamaluddin M, SE., M.Si., selaku pembimbing I yang senang tiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini selesai dengan baik.
5. Ibu Muchrian Muchram, SE., SE., M.Si, Ak selaku pembimbing II yang telah berkenang membantu dalam penyusunan skripsi.
6. Bapak/Ibu Dosen dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiah Makassar.
8. Rekan - rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi angkatan 2013 yang telah memberiakan bantuan kepada penulis selama proses akademik.
xi Sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masi sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senangtiasa mengharapkan saran dan kritikan demi kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat kepada semua pihak.
Billahi fii Sabilil Haq Fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum Wr Wb
xii
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN... v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
A. Sistem Informasi Akuntansi ... 5
B. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas ... 7
C. Unsur-unsur Pengendalian Intern Penerimaan Kas... 9
D. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas ... 10
E. Unsur-unsur Pengendalian Intern Pengeluaran Kas... 20
F. Laporan Keuangan Lembaga Pendidikan ... 23
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35
A. Jenis Penelitian ... 35
B. Jenis Data ... 35
C. Teknik Pengumpulan Data ... 35
D. Metode Analisis Data ... 36
E. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 36
BAB IV GAMBARAN UMUM INSTANSI ... 37
A. Sejarah Singkat Instansi ... 37
B. Tujuan UIN Alauddin Makassar ... 40
C. Visi dan Misi UIN Alauddin Makassar ... 40
D. Susunan Organisasi ... 41
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Hasil Penelitian 1. Sistem Penerimaan Kas UIN Alauddin Makassar ... 45
2. Sistem Pengeluaran Kas UIN Alauddin Makassar ... 50
3. Transparansi Laporan Keuangan UIN Alauddin Makassar ... 56
4. Lapoaran Keuangan UIN Alauddin Makassar ... 58
B. Pembahasan ... 63
1. Analisis Komparasi Sistem Penerimaan Kas UIN Alauddin Makassar dengan Sistem yang ada pada teori ... 63
2. Analisis Komparasi Sistem Pengeluaran Kas UIN Alauddin Dengan Sistem yang ada pada teori ... 67
xiv
BAB VI PENUTUP ... 75
1. Kesimpulan ... 75
2. Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 77
xv
Tabel 5. 1 Buku Kas Umum Penerimaan ... 47
Tabel 5. 2 Buku Besar Akrual ... 47
Tabel 5. 3 Buku Kas Umum Pengeluaran ... 52
Tabel 5. 4 Buku Besar Akrual ... 52
Tabel 5. 5 Laporan Realisasi Anggaran ... 58
Tabel 5. 6 Neraca ... 59
Tabel 5. 7 Laporan Operasional ... 60
Tabel 5. 8 laporan Perubahan ekuitas ... 61
Tabel 5. 9 Laporan Arus Kas ... 62
xvi Gambar 5. 1 ... 48 Gambar 5. 2 ... 53
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perguruan tinggi merupakan instansi terdepan dalam pembangunan bangsa. Dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari membutuhkan dana untuk keberlansungannya. Dana yang dibutuhkan berpentuk kas atau yang setara dengan kas. Kas merupakan jenis aktiva yang paling lancar dibandingkan dengan aktiva lainnya. Transaksi yang dilakukan instansi berpengaruh terhadap kas baik yang berhubungan dengan penerimaan maupun pengeluaran, hal ini menunjukkan bahwa kas sangat penting dalam setiap transaksi. Penggunaan kas untuk kegiatan transaksi dapat menimbulkan penyalahgunaan atau penyelewengan karena mudah dipindahtangankan.
Kejadian penyelewengan perlu dicegah dengan adanya sistem yang mendukung transaksi kas. Sistem yang diperlukan untuk penerimaan dan pengeluaran kas harus dapat mengatur untuk penggunaan setiap transaksinya, Serta dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat. Salah satunya yaitu Sistem Informasi Akuntansi berbasis komputer untuk mendukung pelaksanaan kegiatan guna memberikan laporan yang akurat kepada pihak-pihak yang berkepentingan, terutama di bagian keuangan, accounting dan pimpinan sebagai pengambil keputusan.
Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti orang dan perlengkapan yang saling terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan, dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi yang bermanfaat. Sistem informasi akuntansi dapat memberikan informasi yang handal dan dapat menyediakan informasi yang berkualitas bagi pihak yang
1
membutuhkan, harus bebas dari kesalahan-kesalahan, tidak bias, dan harus jelas maksud dan tujuannya. Untuk menghasilkan informasi dengan karakteristik tersebut, data yang diproses dalam sistem informasi akuntansi harus data yang benar dan akurat agar menghasilkan informasi yang dapat dipercaya. Kesalahan dalam proses pelaksanaan sistem akuntansi di instansi tersebut membutuhkan waktu lebih dari satu hari untuk melakukan pencatatan transaksi yang terjadi setiap harinya, akibatnya laporan keuangan tidak dapat terselesaikan tepat waktu yang otomatis akan mempengaruhi transparansi dari laporan keuangan yang hendak dilaporkan.
Penerapan sistem informasi akuntansi dapat mengoptimalkan biaya operasional yang dikeluarkan, yaitu biaya gaji, biaya pembelian peralatan dan perlengkapan dan sebagainya. Salah satu sistem informasi yang digunakan oleh sebuah instansi adalah sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas. Sistem ini menangani dan memproses pengeluaran dan penerimaan kas yang terjadi secara rutin dalam sebuah instansi. Penerapan sistem penerimaan dan pengeluaran kas pada pada instansi sagatlah penting, karena kas adalah jenis aktiva yang paling lancar. Oleh karena itu sistem informasi akuntansi sangat berperan penting dalam hal pengendalian internal terhadap mekanisme penerimaan dan pengeluaran kas untuk menjaga agar kas suatu instansi dalam keadaan aman dari berbagai macam penyalahgunaan dan penyelewengan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan penerapan sistem informasi akuntansi guna membantu proses kelancaran kegiatan dalam hal memproses penerimaan dan pengeluaran kas oleh instansi. Salah satu hal yang menjadi tanggung jawab instansi dalam hal ini lembaga pendidikan adalah
bagaimana kualitas transparansi penerimaan dan penggunaan dana yang diperoleh dari berbagai macam sumber.
Universitas Islam Negeri Alauddin adalah salah satu perguruan tinggi islam negeri di Makassar, bergerak di bidang pelayanan jasa pendidikan bagi masyarakat atau mahasiswa dan tentu saja melakukan aktifitas penerimaan dan pengeluaran kas. Untuk memudahkan aktifitas penerimaan dan pengeluaran kas maka di bagian keuangn Universitas Islam Negeri Alauddin menerapkan sistem informasi akuntansi yang akan memproses data menjadi informasi yang lebih efektif, efisien dan akurat sehingga mampu menunjang transparansi dari aktifitas tersebut. Namun yang menjadi persoalan adalah apakah penerapan sistem informasi akuntansi telah memadai dan telah sesuai dengan teori-teori yang ada ataukah belum. Dalam penelitian ini penulis mengunakan teori yang ada untuk melihat secara lebih mendetail terhadap sistem informasi yang sedang berjalan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan analisis terhadap persoalan tersebut yang diberi judul “Analisis Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas dalam Menunjang Transparansi Laporan Keuangan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka adapun masalah yang dirumuskan adalah sejauh mana penerapan sistem penerimaan dan pengeluaran kas dalam menunjang transparansi laporan keuangan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan sistem penerimaan dan pengeluaran kas dalam menunjang transparansi laporan keuangan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Kegunaan dilakukannya penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk menambah wawasan mengenai sistem penerimaan dan pengeluaran kas serta transparansi laporan keuangan. Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada manysarakat, sebagai bahan informasi mengenai penerapan sistem penerimaan dan pengeluaran kas serta transparansi laporan keuangan.
c. Manfaat Kebijakan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan terhadap kebijakan instansi dalam menerapkan sistem penerimaan dan pengeluaran kas serta transparansi laporan keuangan yang memadai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Informasi Akuntansi
1. Definisi Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi menurut Krismiaji (2010:4), adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merecanakan, mengendalikan dan mengeporasikan bisnis.
Sedangkan Romney dan Steinbart (2011:3) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah sistem yang mengumpulkan, mencatat dan memproses data untuk menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan.
Howard F Steller dalam Zaki Baridwan (2012:4), menyatakan: sistem akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur dan alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengatasi usahanya, dan bagi pihak- pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga- lembaga pemerintahan untuk menilai hasil operasi.
Menurut Azhar Susanto (2012:13), sistem informasi akuntansi merupakan sekumpulan (integrasi) dari sub-sub sistem/komponen baik fisik maupun nonfisik yang saling berhubunagan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan. Kemudian menurut Bohar dalam Jugiyanto (2013:49), sistem informasi akuntansi adalah kumpulan dari sumber-sumber daya semacam orang-
5
orang dan pengetahuan yang dirancang untuk mengubah data ekonomi kedalam informasi yang bermanfaat.
Kesimpulan dari definisi diatas, sistem informasi akuntansi adalah sekumpulan elemen-elemen, prosedur-prosedur, dan catatan-catatan yang digunakan dalam memproses suatu data keuangan yang kemudian menghasilkan informasi berupa laporan keuangan yang berguna bagi berbagai macam pihak yang berkepentingan, selain itu sistem informasi akuntansi juga menghasilkan informasi non keuangan yang berguna bagi pengambilan keputusan internal seperti laporan kinerja, laporan piutang pelanggan, laporan perpindahan persediaan dan lain-lain. Pemakai laporan tersebut antara lain adalah pihak internal (manajerial) dan juga pihak eksternal (kreditur, debitur, dan lain-lain).
2. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Romney dan Steinbart (2012:3), menyebutkan bahwa sistem informasi akuntansi memiliki tiga fungsi penting, yaitu:
a. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang terjadi.
b. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
c. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat dan andal.
3. Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntasnsi
Menurut Romney dan Stenbarq (2014:3), menyebutkan terdapat lima unsur dalam sistem informasi akuntansi, yaitu:
a. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi.
b. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam menyimpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktifitas organisasi.
c. Data tentang proses-proses bisnis organisasi.
d. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.
e. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
B. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Mulyadi (2013:3) Sistem informasi akuntansipenerimaan kas adalah satu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan dari penerimaan kas dari penjualan rutin dan tidak rutin berdasarkan ketentuan dari perusahaan yang bersangkutan.
Abdul Halim (2012:3),Sistem informasi akuntansi penerimaan kas meliputi serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, peringkasan transaksi dan atau kejadian keuangan sehingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggung jawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan penerimaan kas.
Kesimpulan dari definisi diatas bahwa sistem informasi akuntansi penerimaan kas adalah serangkaian proses yang kegiatannya meliputi pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi serta membuat laporan keuangan.
Menurut Mulyadi (2011:462), sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai terdiri dari:
a. Fungsi yang terkait 1) Fungsi penjualan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungssi kas.
2) Fungsi kas
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli. Fungsi ini berada ditangan bagian kasir.
3) Fungsi akuntansi
Fungsi ini berfungsi sebagai pencatatat transaksi penjualan, penerimaan kas, dan pembuat laporan penjualan.
b. Dokumen yang digunakan
Menurut Mulyadi (2014:3), dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah sebagai berikut:
1) Faktur penjualan
Dokumen ini digunakan untuk merekam informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.
2) Bukti penerimaan kas
Dokumen ini berisikan jumlah kas yang diterima dari pelanggan.
3) Bukti setor bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank.
Bukti setor bank dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan tuani ke jurnal penerimaan kas.
c. Catatan akuntansi yang digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan jasa adalah:
1) Jurnal penerimaan kas
Jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya dari penjualan jasa.
2) Jurnal umum
Jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat transaksi selain yang dicatat dalam jurnal khusus.
C. Unsur-unsur Pengendalian Intern Penerimaan Kas
Pengendalian Intern penerimaan kas dalam organisasi meliputi:
1) fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas
2) fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi
3) transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.
Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan: penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai, penerimaan diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan cara membubuhkan cap “lunas” pada faktur pejualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut, penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit, penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman barang dengan cara membubuhkan cap “sudah diserahkan”
pada faktur penjualan tunai, dan pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.
Praktik yang sehat dalam pengendalian intern penerimaan kas adalah:
1) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakainya dipertanggung jawabkan oleh fungsi penjualan.
2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.
3) Perhitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern.
D. Sistem Akuntansi Pegeluaran Kas
Mulyadi (2014:510), Sistem pengeluaran kas adalah sistem yang dirancang untuk membiayai berbagai transaksi yang berkaitan dengan pengeluaran kas perusahaan. Sistem pengendalian intern pengeluaran kas mensyaratkan agar dilibatkan pihak luar (bank) ikut serta dalam mengawasi kas perusahaan dengan cara sebagai berikut:
1) Semua penerimaan kas harus disetor ke bank pada hari yang sama dengan penerimaan kas atau pada hari kerja berikutnya.
2) Semua pengeluaran kas dilakukan dengan cek.
3) Pengeluaran yang tidak dapat dilakukan dengan cek (karena jumlahnya kecil) dilakukan melalui dana kas kecil.
Beberapa prosedur yang dilaksanakan oleh auditor intern dapat memberikan bukti lansung tentang salah saji material mengenai saldo atau golongan transaksi tertentu. Kategori-kategori prosedur pengendalian intern mencakup pengendalian terhadap catatan kegiatan operasional dari harta atau kekayaan perusahaan. Menurut Horngren, Harrison, Bamber (2013:373) prosedur pengendalian intern antara lain:
1) Kompoten, dapat diandalkan dan karyawan yang etis.
2) Pemberian tugas dan tanggung jawab (Assign Responsibilities).
Dalam suatu bisnis yang memiliki pegedalian intern yang baik, tidak ada tugas penting yang diacuhkan. Setiap karyawan memiliki tanggung jawab tertentu.
3) Pemisahan wewenang.
a. Pemisahan bagian operasi dari bagian akuntansi.
b. Pemisahan pengawasan aktiva akuntansi.
4) Audit internal dan eksternal
Auditor internal adalah karyawan itu sendiri. Mereka memastikan bahwa para karyawan mengikuti kebijakan perusahaan dan operasinya berjalan dengan efisien. Audit eksternal merupakan bagian yang terpisah dari perusahaan. Mereka disewa untuk menilai apakah laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim.
5) Arsip dan pencatatan atau dokumen
Arsip dan pencatatn bisnis menyediakan rincian transaksi bisnis. Arsip meliputi faktur dan slip permintaan pembelian, pencatatan meliputi penjurnalan dan buku besar.
6) Perangkat elektronik dan pengendalian komputer
Sistem akuntansi tidak terlalu didasarkan atas arsip tetapi lebih pada perangkat penyimpanan digital.
7) Pengendalian lainnya
a. Perusahaan menyimpan dokumen penting dan brangkas tahan api.
Alarm anti pencuri akan melindungi bangunan, dan kamera keamanan akan melindungi properti lainnya.
b. Banyak perusahaan membeli fidelity bonds terhadap para kasir yaitu polis asuransi yang akan memberikan ganti rugi kepada perusahaan atas setiap kerugian yang dilakukan oleh karyawan.
c. Cuti wajib dan rotasi tugas akan memperbaiki pengendalian intern.
Prosedur yang dikemukakan oleh Horngren, Harrison, Bamber diatas juga dapat didukung oleh Niswonger, Warren, Reeve, Fess dimana banyak prosedur yang saling mendukung antara lain pemisahan tugas dan pemisahan operasi, pengamanan aktiva, dan akuntansi, dalam hal pemisahan tanggung jawab kepada beberapa orang akan mengurangi resiku penggelapan Aktiva. Menurut Niswonger, Warren, Reeve, Fess (1999:186) prosedur pengendalian adalah sebagai berikut:
a. Pegawai yang kompoten, perputaran tugas, dan cuti wajib
Sistem akuntansi yang baik memerlukan prosedur untuk memastikan bahwa para karyawan mampu melaksanakan tugas yang diembannya.
b. Pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang berkaitan
Untuk mengurangi kemungkinan ketidakefisienan, kesalahan, dan penggelapan, maka tanggung jawab operasi yang berkaitan harus dibagi kepada dua orang atau lebih.
c. Pemisahan operasi, pengamanan aktiva dan akuntansi
Kebijakan pengendalian harus menetapkan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas berbagai aktifitas usaha. Untuk mengurangi kemungkinan timbulnya kesalahan dan penggelapan, maka tanggung jawab atas operasi pengamanan aktiva, dan akuntansi harus dipisahkan.
d. Prosedur pembuktian dan pengamanan
Prosedur ini harus digunakan untuk melindungi aktiva dan memastikan bahwa data akuntansi dapat dipercaya.
1. Sistem Akuntansi Pegeluaran Kas dengan Cek
a. Pengeluaran kas dengan cek memiliki kebaikan ditinjau dari pengendalian intern sebagai berikut:
1) Dengan digunakannya cek atas nama, pengeluaran cek akan dapat diterima oleh pihak yang namanya sesuai dengan ditulis pada
formulir cek. Dengan demikian pengeluaran kas dengan cek menjamin diterimanya cek tersebut oleh pihak yang dimaksud oleh pihak pembayar.
2) Dilibatkannya pihak luar (pihak bank) dalam pencatatan transaksi pengeluaran kas pada perusahaan. Dengan digunakannya kas pada setiap pengeluaran kas perusahaan, transaksi pengeluara kas direkam oleh bank, secara periodik megirim koran bank (bank statement) kepada perusahaan nasabahnya. Rekening korang
inilah yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengecek ketelitian catatan transaksi kas perusahaan yang direkam dalam jurnal penerimaan dan pengeluaran kas.
3) Jika sistem perbankan mengembalikancancelled check kepada check issuer, pengeluaran kas dengan cek memberikan manfaat
tanbahan bagi perusahaan yang mengeluarkan cek dengan dapat digunakan cancelled checksebagai tanda terima kas dari pihak yang menerima pembayaran. Dengan digunakannya cek dalam pengeluaran, check issuerakan secara otomatis menerima tanda penerimaan dari pihak yang menerima pembayaran.
b. Fungsi yang terkait dalam sistem pengeluaran kas dengan cek
Menurut Mulyadi (2014:513), untuk fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran dengan cek adalah:
1) Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
Jika suatu fungi memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian jasa dan untuk biaya perjalanan dinas), fungi yang
bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi hutang.
Permintaan cek ini harus mendapatkan persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan.
2) Fungsi kas
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi ini bertanggung jawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek, dan mengirim cek kepada kreditur fia pos atau pembayaran lansung kepada kreditur.
3) Fungsi akuntansi
Bagian akuntansi yang terkait dalam pengeluaran uang ini adalah bagian kartu persediaan dan kartu biaya serta bagian buku jurnal, buku besar dan pelaporan. Tugasnya yaitu menerima dari bagian utang lembar pertama bukti pengeluaran kas beserta bukti-bukti pendukung. Selain itu menyimpan bukti-bukti pengeluaran uang serta bukti-bukti pendukung kedalam suatu file yang disebut dengan file bukti pengeluaran uang yang telah dibayar. Dalam menyimpan bukti-bukti pengeluaran uang ini, sebelumnya diurutkan menurut urutan nomor urut bukti pengeluaran uang.
4) Bagian pemeriksa intern
Bagian ini berfungsi menverifikasi pengeluaran-pengeluaran uang ini, termasuk mengecek penanggungjawab dari pejabat-pejabat yang berwenang atas dan selama proses pengeluaran uang tersebut.
c. Dokumen dan Catatan yang Digunakan Sistem Pengeluaran Kas dengan Cek
1) Dokumen pelengkap pengadaan dan penerimaan barang/jasa Dokumen ini merupakan dokumen yang digunakan untuk mendukung permintaan pengeluaran kas.
2) Cek
Dari sudut sistem informasi cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum dalam cek.
3) Voucher
Dokumen ini sebagai permintaan dari yang memerlukan pengeluaran kepada fungsi akuntansi untuk membuat kas keluar.
d. Catatan Akuntansi dalam Sistem Pengeluaran Kas dengan Cek
Catatan akuntansi dalam sistem pengeluaran kas dengan cek menurut Mulyadi (2001:513):
1) Jurnal pengeluaran kas
Digunakan untuk mencatat pengeluaran kas.
2) Register cek
Register cek digunakan untuk mencatat cek-cek perusahaan untuk pembayarkan kreditur atau pihak lain.
e. Jaringan prosedur yang membentuk sistem pengeluaran kas dengan cek
Sistem akuntansi pengeluaran kas yang memerlukan permintaan cek, terdiri dari jaringan prosedur sebagai berikut:
1) Prosedur permintaan cek
Dalam prosedur ini fungsi yang memerlukan pengeluaran mengajukan permintaan pengeluaran kas dengan mengisi permintaan pengeluaran cek.
2) Prosedur pembuatan bukti kas keluar
Bukti kas keluar ini berfungsi sebagai perintah kepada fungsi kas untuk mengisi cek sebesar jumlah rupiah yang tercantum pada dokumen tersebut dan mengirimkan cek tersebut kepada kreditur yang namanya ditulis dalam dokumen tersebut.
3) Prosedur pembayaran kas
Dalam prosedur ini fungsi kas mengisi cek, meminta tanda tangan atas cek kepada pejabat yang berwenang, dan mengirim cek kepada kreditur yang namanya tercantum pada bukti kas keluar.
4) Prosedur pencatatan pengeluar kas
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek.
2. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Dana Kas Kecil
Zaki Baridwan (2011:190) Pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak praktis dibayar dengan cek harus dengan uang tunai. Dana kas kecil adalah dana yang digunakan untuk pembayaran-pembayaran dalam jumlah kecil.
Fungi yang Terkait dalam Sistem Dana Kas Kecil a. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
Jika suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian jasa dan perjalanan dinas), fungsi yang bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi akuntansi (bagian utang).
Permintaan cek ini harus mendapatkan persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan.
b. Fungsi kas
Fungsi ini bertanggungg jawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek, dan menyerahkan cek kepada pemegang dana kas kecil pada saat pembentukan dana kas kecil pada saat pengisian kembali dana kas kecil.
c. Fungsi Akuntansi
Dalam sistem dana kas kecil fungsi akuntansi bertanggung jawab atas:
Pencatatan pengeluaran kas kecil yang menyangkut biaya dan persediaan, pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek, pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil (dalam fluctuating-fund- balance sistem), pembuatan bukti kas kecil yang memberikan otorisasi
kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek.
d. Fungsi Pemeriksa Intern
Fungsi ini bertanggung jawab atas perhitungan dana kas kecil secara periodik dan pencocokan hasil perhitungannya dengan catatan akuntansi (Mulyadi, 2012:513)
Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Dana Kas Kecil a. Permintaan pengeluaran kas kecil
Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk meminta uang ke pemegang kas kecil. Bagi pemegang dana kas kecil, dokumen ini berfungsi sebagai bukti telah dikeluarkannya kas kecil olehnya.
Dokumen ini diarsipkan oleh pemegang dana kas kecil menurut nama pemakai dana kas kecil.
b. Bukti pengeluaran kas kecil
Dokumen ini dibuat oleh pemakai dana kas kecil untuk mempertanggung jawabkan pemakai dana kas kecil. Dokumen ini dilampirkan oleh bukti-bukti pengeluaran kas kecil dan diserahkan oleh pemakai dana kas kecil kepada pemegang dana kas kecil.
c. Permintaan pengisian kembali dana kas kecil
Dokumen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta kepada bagian utang agar dibuatkan bukti kas keluar guna pengisian kembali dana kas kecil.
Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Dana Kas Kecil
a. Jurnal pengeluaran kas
Dalam sistem dana kas kecil, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dalam pembentukan dana kas kecil dan dalam pengisian kembali dana kas kecil.
b. Register Cek
Dalam sistem dana kas kecil catatn akuntansi ini digunakan untuk mencatat cek perusahaan yang dikeluarkan untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil.
c. Jurnal Pengeluaran Dana Kas Kecil
Untuk mencatat transaksi pengeluaran dana kas kecil diperlukan jurnal khusus. Jurnal ini sekaligus berfungsi sebagai alat distribusi pendebetan yang timbul sebagai akibat pengeluaran dana kas kecil.
Prinsip-prinsip Pengendalian Intern
Menurut Zaki Baridwan (2011:190), prinsip-prinsip pengendalian intern meliputi:
a. Bukti pengeluaran kas kecil harus ditulis dengan tinta, ditandatangani oleh orang yang menerima uang dan kemudian di cap lunas.
b. Dana kas kecil dibentuk dalam jumlah tetap (imperst system) dan pemenuhan kembalinya harus dengan cek.
c. Pemeriksaan terhadap kas kecil dengan interval waktu yang berbeda- beda dan tidak diberitahukan sebelumnya.
E. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas
Suatu sistem terdiri dari sub-sub sistem atau unsur pembentuk sistem yang saling berhubungan dan saling ketergantungan bahkan mungkin saja dapat mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Begitu juga suatu pengendalian intern yang memadai harus terdiri dari unsur-unsur yang membentuk pengendalian intern tersebut.Sistem pengendalian intern pengeluaran kas menurut Mulyadi (2001:164) yaitu:
1) Struktur organisasi yang memkisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.
2) Sistem wewenan dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
Dalam orgaisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.
3) Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktek yang sehat dalam pelaksanaanya. Adapun cara-cara yang ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat adalah:
a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggung jawabkan.
b. Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yanh akan diperiksa.
c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh oleh sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa adanya campur tangan oleh orang atau organisasi lain.
d. Perputaran jabatan untuk menghindari terjadinya persekongkolan.
e. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya.
f. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk engecek efektitas unsur-unsur sistem pengendalian intern lain, unit organisasi ini disebut satuan pengawas intern atau staf pemeriksa intern.
4) Karyawan yang mutunya sesuai tanggung jawabnya
Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi prosedur pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktek yang sehat, semua sangat tergantung kepada manusia yang melaksanakannya. Untuk mendapatkan karyawan yang berkompoten dan dapat dipercaya, cara berikut ini dapat ditempuh:
a. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut pekerjaannya.
b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai tuntutan perkembangan pekerjaannya.
Keseluruhan unsur pengendalian intern diatas akan lebih baik jika dijalankan secara efisien. “Penerapan unsur-unsur sistem pengendalian intern dalam suatu perusahaan tertentu harus mempertimbangkan biaya dan manfaatnya. Suatu sistem pengendalian intern yang baik haruslah bersifat cepat, murah dan aman, sehingga perusahaan dapat menjalankan operasinya dengan lancar, terjamin keamannya dan biaya yang dibutuhkan relatif tidak mahal” Zaki Baridwan (2013:15).
Penerapan sistem pengendalian intern yang baik juga harus mempertimbankan biaya yang digunakan. Penerapan sistem ini harus menggunakan biaya dengan efisien agar perusahaan tidak
perlu menganggarkan dana yang terlalu besar dan berakibat pada kerugian.
F. Laporan Keuangan dan Komponen Laporan Keuangan Lembaga Pendidikan
1. Laporan Keuangan Lembaga Pendidikan (Organisasi Nirlaba)
Tujuan utama laporan keuangan organisasi nirlaba pada dasarnya memiliki kesamaan dengan tujuan laporan keuangan organisasi komersial, yaitu menyajikan informai yang relevan atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi tersebut. Namun, karena adanya perbedaan tujuan organisasi menyebabkan adanya perbedaan pada kalangan pemakai laporan keuangan dan isi laporan keunagan tesebut.
PSAK Nomor 45 (IAI, 2012) memberikan pengertian tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba adalah untuk menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba.
Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba juga memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai:
a. Jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemanpuannya untuk terus memberikan jasa.
b. Cara manajer dalam melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek kinerja manajer.
Secara rinci menurut PSAK No. 45 (IAI, 2012) tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keunagan adalah untuk menyajikan informai mengenai:
1) Jumlah dan sifat aktifa, kewajiban, dan aktiva bersih suatu organisasi 2) Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi yang mengubah nilai dan
sifat aktiva bersih
3) Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam suatu periode dan hubungan antara keduanya.
4) Cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya.
5) Usaha jasa suatu organisasi.
2. Komponen laporan keungan Lembaga Pendidikan
IAI (2012) didalam PSAK Nomor 45 menjelaskan bahwa komponen laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi:
a. Laporan Posisi Keuangan
Tujuan laporan posisi keungan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih dan informasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keungan yang digunakan bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur, dan pihak-pihak lain untuk menilai:
1) Kemanpuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan
2) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemanpuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.
Laporan posisi keunagan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aktiva dan kewajiban. Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aktiva dan kewajiban yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen.
Laporan keuangan mencakup organisasi secara keseluruhan dan harus menyajikan total aktiva, kewajiban dan aktiva bersih.
b. Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informai mengenai:
1) Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih.
2) Hubungan antara transaksi dan aktiva luar.
3) Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa.
4) Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Laporan aktivitas penyajian jumlah perubahan aktiva bersih terkait permanen, terkait temporal, dan tidak terikat dalam satu periode. Laporan aktivitas juga menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi. Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keungan harus menyajikan informasi tambahan mengenai baban menurut sifatnya. Misalnya, berdasarkan gaji, sewa, listrik, dan pemeliharaan gedung.
c. Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Dalam penyajiannya laporan arus kas organisasi nirlaba disajikan sesuai PSAK Nomor 2 tentang Laporan Arus Kas (IAI, 2012). Laporan Arus Kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklarifikasi menurut aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari aktivitas operassi dengan menggunakan salah satu metode berikut ini:
1) Metode Lansung
Dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan.
2) Metode tidak lansung
Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau baban yang berkaitan dengan arus investasi atau pendanaan.
Arus kas yang berasal dari transaksi dalam valuta asing harus dibukukan dalam mata uang yang digunakan dalam pelaporan keuangan dengan menjabarkan jumlah mata uang asing tersebut menurut kurs pada tanggal transaksi arus kas. Selain hal-hal yang tercantum dalam PSAK Nomor 2 tersebut, laporan arus kas organisasi nirlaba mendapat tambahan sebagai berikut:
a. Aktivitas Pendanaan
1) Penerimaan kas untuk penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang.
2) Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment).
3) Bunga dan deviden yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
b. Pengungkapan informai mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non kas sumbangan berupa bangunan atau aktiva invetasi.
d. Catatan atas Laporan Keuangan
Adalah penjelasan yang dilampirkan bersama-sama dengan laporan keuangan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan degan neraca, perhitungan laba/rugi, laporan perubahan modal, dan laporan perubahan posisi keunagan. Menurut Nurdiono (2014:5), biasaya catatan atas laporan keuangan memuat hal-hal berikut:
1) Informasi umum mengenai lembaga
2) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
3) Penjelasan dari setiap akun yang dianggap memerlukan rincian lebih lanjut.
4) Kejadian setelah tanggal neraca.
5) Informasi tambahan lainnya yang dianggap perlu, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
G. Konsep Transparansi 1. Definisi transparansi
Coryanata (2014) mengatakan transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas, seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu diakses oleh pihak-pihak yang berkepentinagan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.
Annisaningrum (2015:2), transparansi adalah memberikan informasi yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbagan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung jawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan peraturannya pada peraturan perundang- undangan. Penyelenggaraan pemerintah yang transparan akan memiliki kriteria:
a. Adanya pertanggungjawaban terbuka
b. Adanya aksebilitas terhadap laporan keuangan
c. Adanya publikasi laporan kuangan, hak untuk tahu hasil audit dan ketersediaan informasi kinerja.
Dalam hal pelaksanaan transparansi pemerintah, media massa memiliki peranan yang sangat penting, baik sebagai kesempatan untuk berkomunikasi pada publik maupun menjelaskan berbagai informasi yang relevan, juga sebagai penonton atas berbagai aksi pemerintah dan perilaku menyimpang dari aparat birokrasi. Untuk melaksanakan itu semua, media membutuhkan kebebasan pers sehingga dengan adanya kebebasan pers maka pihak media akan terbebas dari intervensi pemerintah maupun pengaruh kepentingan bisnis (Wiranto:2012).
Dengan adanya keterbukaan ini maka konsekuensi yang akan dihadapi adalah
kontrol berlebihan dari masyarakat, oleh karena itu harus ada batasan atas keterbukaan itu sendiri, dimana pemerintah harus pandai memilah mana informasi yang perlu dipublikasikan dan mana yang tidak perlu sehingga ada kriteria yang jelas dari aparat publik mengenai jenis informasi apa saja yang diberikan dan kepada siapa saja informasi itu akan diberikan. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga supaya tidak semua informasi menjadi konsumsi publik.
Ada hal-hal yang mnyebabkan informasi itu tidak boleh diketahui oleh publik.
2. Prinsip-prinsip Transparansi
Transparansi merupakan salah satu prinsip Good Governance. Prinsip transparansi menurut Werimon (2013:8) meliputi dua aspek yaitu:
a. Komunikasi publik oleh pemerintah
b. Hak masyarakat terhadap akses informasi
Pemerintah diharapkan membangun komunikasi yang luas dengan masyarakat berkaitan dengan berbagai hal dalaam konteks pembangunan yang berkaitan dengan masyarakat. Masyarakat memiliki hak untuk mengetahui berbagai hal yang dilaksanakan pemerintah dalam menjalankan tugas pemerintahan.
Werimon (2013:8) menyebutkan bahwa, kerangka konseptual dalam membangun transparansi organisasi sektor publik dibutuhkan empat komponen yang terdiri dari:
1) Adanya sistem pelaporan keuangan 2) Adanya sistem pengukuran kinerja 3) Dilakukan auditing sektor publik
4) Berfungsinya saluran akuntabilitas publik (channel of accountability).
Lebih lanjut dikatakan anggaran yang disusun oleh pihak eksekutif dikatakan transparansi jika memenuhi beberapa kriteria berikut:
1) Terdapat pengumuman kebijakan anggaran 2) Tersedia dokumen anggaran dan mudah diakses
3) Tersedia laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu 4) Terakomodasinya suara/usulan rakyat
5) Terdapat sistem pemberian informasi kepada publik.
Asumsinya semakin transparan kebijakan publik, yang dalam hal ini adalah APBN maka pengawasan yang dilakukan oleh Dewan akan semakin meningkat karena mansyarakat juga terlibat dalam mengawasi kebijakan tersebut.
3. Indikator Transparansi
Menurut Krina (2012) dalam Rahmanurrasjid (2014:87-88) prinsip transparansi diatas dapat diukur melalui jumlah indikator seperti:
1) Mekanisme yang menjamin keterbukaan dan standarisasi dari semua proses-proses pelayanan publik.
2) Mekanisme yang menfasilitasi pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai kebijakan dan pelayanan publik, maupun proses-proses di dalam sektor publik.
3) Mekanisme yang menfasilitasi pelaporan maupun penyebaran informasi maupun pennyimpangan tindakan aparat publik dalam kegiatan melayani.
H. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang sistem penerimaan dan pengeluaran kas pernah dilakuakan oleh beberapa peneliti, antara lain:
Penelitian yang dilakukan oleh Jauharul Maknunah (2015) yang berjudul
“Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada Lembaga Pendidikan”. Kesimpulan penelitian ini adalah Adanya pemisahan antara penerimaan dan pengeluaran kas dengan memberikan tugas kepada orang yang berbeda, Pengendalian internal dari penerimaan dan pengeluaran kas belum adanya perencanaan penerimaan dan pengeluaran kas sesuai rencana kerja tahunan, dan perhitungan fisik dari saldo belum pernah dilakukan oleh karena belum dilakukannya audit pada sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ivan Fahmi (2015) yang berjudul “Analisa Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Guna Mendukung Pengendalian Intern Perusahaan”. Kesimpulan penelitian tersebut adalah Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran kas yang diterapkan oleh PT. Tambora Mulyorejo terdiri dari sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam struktur organisasi terjadi (doble job) atau perangkapan tugas dan wewenang serta tidak ada pemisahan fungsional yang jelas.
Dokumen-dokumen yang digunakan masih terdapat kelemahan antara lain: form kartu penjualan masih kurang sempurna form bukti kas masuk belum terdapat nomor urut tercetak, keberadaan form tanda terima kurang efektif karena fungsinya dapat digantikan oleh faktur penjualan, dan form bukti kas keluar belum bernomor urut tercetak.
Penelitian yang dilakukan oleh Suroso. SE.,M.Si., Ak. Ca (2016) yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada PT. Sinar Galuh Pratama”. Kesimpulan penelitian tersebut adalah sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas belum memenuhi pengendalian intern kas yang baik karena pemisahan tugas pada bagian keuangan belum dilakukan dengan baik serta menggunakan dana kas kecil yang belum dioptimalkan.
Penelitian yang dilakukan oleh Stefy Hendy Tenda (2015) yang berjudul
“Analisis Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas Pada Biro Umum Sekretariat Daerah Profinsi Sulawesi Utara”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sistem informasi di Biro Umum Sekretariat Daerah Profinsi Sulawesi Utara sudah sesuai dengan ketentuan karena pada catatan akuntasi dan prosedur pelaksanaan sistem informasi akuntansi pengeluaran kas yang terjadi di Biro Umum sesuai dengan Permendagri Nomor 13 tahun 2006.
Penelitian yang dilakukan oleh Jaeroh (2014) yang berjudul “Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas Atas Pembayaran Retribusi KTP dan KK berbasis Komputer Pada Kantor Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon”.
Kesimpulan penelitian ini adalah data pembayaran, data pemohon dari proses penerimaan dan pengeluaran kas dari sistem ini sangat efektif dan dapat membantu bagian pendaftaran dalam mengolah data-data menjadi informasi yang dibutuhkan karena sistem yang digunakan sudah terkomputerisasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurhikma (2014) yang berjudul “Sistem Akuntansi Kas Pada CV. Pandu Palangan”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaraan kas dalam CV. Pandu
Palangan telah berjalan dengan cukup baik, hal ini terbukti dengan besarngnya nilai relatif hasil perhitungan jawabanperbandingan sebesar 65% yang telah memenuhi unsur-unsur pengendalian intern. Penelitian ini memiliki persamaan dengang penelitian penulis yaitu meneliti tentang sistem infomasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas dan metode analisis deskriptif. Perbedaannya adalah pada objeknya, yaitu penelitian ini meneliti lembaga swasta sedangkan penulis meneliti lembaga pemerintah.
Penelitian yang dilakukan oleh Titi Widyaningsih (2013) yang berjudul
“Analisisis Penerapan Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas Pada BPBD Sulawesi Utara”. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan sistem dan prosedur pengeluaran kas di BPBD profinsi sulawesi utara sesuai dengan Permendagri No.13 Tahun 2006 tentang Pedomen Pngelolaan Keuangan Daerah, PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Penelitian yang dilakukan oleh Farhani K. Nugraha (2014). yang berjudul
“Desain Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Masjid”. Kesimpulan penelitian ini adalah pada beberapa transaksi terjadi perangkapan fungsi antara yang melakukan penyimpanan dan penerimaan kas serta antara yang menyimpan dan mengeluarkan kas, keakuratan pencatatan masih diragukan karena tidak lengkapnya bukti transaksi.
I. Kerangka Pikir
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dibuatkan kerangka pemikiran konseptual dalam bentuk bagan sebagai berikut:
Gambar 2. 1
Transparansi Laporan Keuangan UIN ALAUDDIN
MAKASSAR
Pengeluaran Kas Penerimaan Kas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dalam fenomena yang diteliti sesuai fakta yang berhubungan dengan mengumpulkan, menyajikan serta menganalisa data kemudian menarik suatu kesimpulan dari keadaan suatu masalah yang diteliti.
B. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif yang bersumber dari:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang secara langsung diperoleh dari sumber pertama, dalam hal ini adalah Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. data tersebut masih diolah oleh penulis.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diolah oleh perusahaan dan telah terdokumentasi, antara lain berupa struktur organisasi perusahaan, sejarah dan kegiatan perusahaan serta prosedur pencatatan.
C. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, dalam hal ini Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
b. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung dengan pimpinan dan karyawan menangani sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas.
35
c. Metode Dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan data berupa sejarah perguruan tinggi, dokumen yang digunakan dalam transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan dokumen laporan keuangan.
D. Metode Analisis Data
Kuncoro (2009:185), analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Metode analisis yang digunakan dalam menganalisis data yang diperoleh adalah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode dalam meneliti status sekolompok manusia, suatu objek dengan tujuan membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta atau fenomena yang diselidiki. Penelitian ini akan mendeskripsikan fakta-fakta tentang pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas serta transparansi laporan keuangan pada Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
E. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut : Tabel 3. 1
Tahun 2018
Tahapan Penelitian Januari Maret Mei
Pengajuan skripsi X
Bimbingan skripsi X
Seminar skripsi X
Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, yang beralamat dijalan Sultan Alauddin No. 36 Samata Kab. Gowa.
BAB IV
GAMBARAN UMUM INSTANSI
A. Sejarah SIngkat
Fase tahun 1962 s.d 1965
Pada mulanya IAIN Alauddin Makassar yang kini menjadin UIN Alauddin Makassar berstatus Fakultas Cabang dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, atas desakan Rakyat dan Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan serta atas persetujuan Rektor IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Menteri Agama Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Nomor 75 tanggal 17 Oktober 1962 tentang penegerian Fakultas Syari'ah UMI menjadi Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Cabang Makassar pada tanggal 10 Nopember 1962. Kemudian menyusul penegerian Fakultas Tarbiyah UMI menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Cabang Makassar pada tanggal 11 Nopember 1964 dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 91 tanggal 7 Nopember 1964.
Kemudian Menyusul pendirian Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta cabang Makassar tanggal 28 Oktober 1965 dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 77 tanggal 28 Oktober 1965.
Fase tahun 1965 s.d 2005
Dengan mempertimbangkan dukungan dan hasrat yang besar dari rakyat dan Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan terhadap pendidikan dan pengajaran agama Islam tingkat Universitas, serta landasan hukum Peraturan Presiden Nomor 27 tahun 1963 yang antara lain menyatakan bahwa dengan sekurang- kurangnya tiga jenis fakultas IAIN dapat digabung menjadi satu institut tersendiri
37
sedang tiga fakultas dimaksud telah ada di Makassar, yakni Fakultas Syari'ah, Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ushuluddin, maka mulai tanggal 10 Nopember 1965 berstatus mandiri dengan nama Institut Agama Islam Negeri Al-Jami'ah al- Islamiyah al-Hukumiyah di Makassar dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 79 tanggal 28 Oktober 1965.
Penamaan IAIN di Makassar dengan Alauddin diambil dari nama raja Kerajaan Gowa yang pertama memeluk agama Islam dan memiliki latar belakang sejarah pengembangan Islam pada masa silam, di samping mengandung harapan peningkatan kejayaan Islam pada masa mendatang di Sulawesi Selatan pada khususnya dan Indonesia bahagian Timur pada umumnya. Ide pemberian nama
"Alauddin" kepada IAIN yang berpusat di Makassar tersebut, mula pertama dicetuskan oleh para pendiri IAIN Alauddin , di antaranya adalah Andi Pangeran Daeng Rani, turunan dari Sultan Alauddin, yang juga mantan Gubernur Sulawesi Selatan, dan Ahmad Makkarausu Amansyah Daeng Ilau, ahli sejarah Makassar.
Pada Fase itu, IAIN Alauddin yang semula hanya memiliki tiga buah Fakultas, berkembang menjadi lima buah Fakultas ditandai dengan berdirinya Fakuktas Adab berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No. 148 Tahun 1967 Tanggal 23 Nopember 1967, disusul Fakultas Dakwah dengan Keputusan Menteri Agama RI No.253 Tahun 1971 di mana Fakultas ini berkedudukan di Bulukumba (153 km arah selatan kota Makassar), yang selanjutnya dengan Keputusan Presiden RI No.9 Tahun 1987 Fakultas Dakwah dialihkan ke Makassar, kemudian disusul pendirian Program Pascasarjana (PPs) dengan Keputusan Dirjen Binbaga Islam Dep. Agama No. 31/E/1990 tanggal 7 Juni 1990 berstatus kelas jauh dari PPs IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang kemudian dengan
Keputusan Menteri Agama RI No. 403 Tahun 1993 PPs IAIN Alauddin Makassar menjadi PPs yang mandiri.
Fase Tahun 2005 s.d sekarang
Untuk merespon tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan mendasar atas lahirnya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 tahun 1989 di mana jenjang pendidikan pada Departemen Pendidikan Nasional R.I dan Departemen Agama R.I, telah disamakan kedudukannya khususnya jenjang pendidikan menegah, serta untuk menampung lulusan jenjang pendidikan menengah di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional R.I dan Departemen Agama R.I, diperlukan perubahan status Kelembagaan dari Institut menjadi Universitas, maka atas prakarsa pimpinan IAIN Alauddin periode 2002- 2006 dan atas dukungan civitas Akademika dan Senat IAIN Alauddin serta Gubernur Sulawesi Selatan, maka diusulkanlah konversi IAIN Alauddin Makassar menjadi UIN Alauddin Makassar kepada Presiden R.I melalui Menteri Agama R.I dan Menteri Pendidikan Nasional R.I. Mulai 10 Oktober 2005 Status Kelembagaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Makassar berubah menjadi (UIN) Universitas Islam Negeri Alauddinn Makassar berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia No 57 tahun 2005 tanggal 10 Oktober 2005 yang ditandai dengan peresmian penandatanganan prasasti oleh Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 4 Desember 2005 di Makassar.
B. Tujuan UIN Alauddin Makassar
Tujuan dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar adalah sebagai berikut:
a) Menghasilkan produk intelektual yang bermanfaat dan terbangunnya potensi insani yang kuat dengan mempertimbangkan kearifan lokal.
b) Terwujudnya kampus sebagai pusat pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis integrasi.
c) Berkembangnya sistem manajemen, kepemimpinan, dan kelembagaan yang sehat melalui jejaring kerjasama dengan lembaga lokal, nasional dan internasional.
d) Terwujudnya tata ruang, lingkunagan dan iklim yang etis dan estetis.
C. Visi dan Misi UIN Alauddin Makassar
Visi:
Pusat pencerahan dan trasnformasi ipteks berbasis peradaban Islam
Misi:
a) Menciptakan atmosfir akademik yang representatif bagi peningkatan mutu perguruan tinggi dan kualitas kehidupan bermasyarakat.
b) Menyelenggarakan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang merefleksikan kemampuan integrasi antara nilai ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan bidang seni (ipteks) c) Mewujudkan universitas yang mandiri, berkarakter, bertatakelola baik, dan berdaya saing menuju universitas riset dengan mengembangkan nilai spiritual dan tradisi keilmuan.
Motto:
Pencerdasan, pencerahan dan prestasi (inteligence, enlightening, and achievement)
D. Susunan Organisasi
Untuk mencapai tujuan instansi maka dibentuk organisasi guna mempermudah pencapaiannya. Karena dengan adanya organisasi akan memberikan gambaran tentang tugas dan wewenang dari masing-masing pimpinan dan pegawai instansi.
Berikut ini job deskription di Universitas Islam Negeri Alauddin makassar, adapun fungsi dari masing-masing dari jabatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Rektor bertugas memimpin dan mengelolah penyelenggaraan pendidikan tinggi berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh menteri agama.
b. Wakil rektor bidang akademik dan pengembangan lembaga, mempunyai tugas membantu rektor dalam bidang akademik dan pengembangan.
c. Wakil rektor bidang administrasi umum, perencanaan dan keuanganmempunyai tugas membantu rektor dalam bidang administrasi umum, perencanaan dan keuangan.
d. Wakil rektor bidang kemahasiswaan dan kerjasama, mempunyai tugas membantu rektor dalam bidang kemahasiswaan dan kerjasama.
e. Dekan bertugas memimpin dan mengelolah penyelenggaraan pendidikan sesuai kebijakan rektor.