• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI SISTEM BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) (STUDI KASUS PADA PUSKESMAS SUKABUMI DI KOTA PROBOLINGGO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "IMPLEMENTASI SISTEM BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) (STUDI KASUS PADA PUSKESMAS SUKABUMI DI KOTA PROBOLINGGO)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI SISTEM BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD)

(STUDI KASUS PADA PUSKESMAS SUKABUMI DI KOTA PROBOLINGGO) Moch. Rizal

Lilik Purwanti Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya Malang

Email: mochammadrizal3@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi sistem Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Sukabumi di Kota Probolinggo. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi BLUD pada Puskesmas Sukabumi membawa perubahan pada penyederhanaan proses birokrasi dan memberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan yang dapat memberikan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Pelaksanaan teknis dalam operasional BLUD Puskesmas Sukabumi telah dijalankan sesuai dengan ketentuan yang berlaku meskipun tidak semua aspek BLUD dapat dijalankan. Hal tersebut dikarenakan kurangnya waktu yang dimiliki Puskesmas Sukabumi dalam persiapan menjalankan semua aspek BLUD dengan sumber daya yang ada, termasuk minimnya pemahaman tentang BLUD oleh Puskesmas Sukabumi.

Kata Kunci: BLUD, Implementasi, Puskesmas, UPTD.

(2)

ABSTRACT

This study aims to determine the implementation of the Regional Public Service Agency (BLUD) system on the Regional Technical Implementation Unit (UPTD) of Sukabumi Puskesmas (Community Health Center) of Probolinggo City. The study applies descriptive qualitative with observation, interviews, and documentation to collect data.

The results of the study indicate that the implementation of BLUD system in Sukabumi Puskesmas simplifies the bureaucratic process and provides financial management flexibility that can provide improved services to the community. BLUD system operational technical implementation in Sukabumi Puskesmas has been conducted in accordance with applicable regulations, whereas not every aspect of BLUD system is implementable due to the lack of preparation and understanding level of the Puskesmas available resources has to carry out all BLUD system aspects.

Keywords: BLUD, Implementation, Puskesmas, Community Health Center, UPTD.

(3)

PENDAHULUAN

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa tujuan negara adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Negara memiliki kewajiban atas penyelenggaraan jaminan sosial yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat, khususnya masyarakat yang lemah dan tidak mampu agar mendapatkan hak sesuai dengan martabat kemanusiaan. Atas dasar tersebut, dikeluarkanlah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sebagai badan hukum yang memiliki karakteristik berorientasi pada pelayanan publik dan patuh terhadap Undang–

Undang BPJS, PT Askes (Persero) yang telah bertransformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS melaksanakan program Jaminan Kesehatan Nasional dengan tujuan untuk memberikan perlindungan kesehatan dalam bentuk manfaat pemeliharaan kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya telah dibayar oleh pemerintah.

Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang telah diamanatkan dalam UUD 1945 khususnya di bidang kesehatan, Puskesmas sebagai salah satu wujud Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama menjadi garda terdepan pelayanan kesehatan bagi pasien anggota Jaminan Kesehatan Nasional. Dalam segi hukum, kedudukan Puskesmas adalah sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sehingga Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.

Kedudukan Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dari dinas kesehatan kabupaten/kota memberikan keterbatasan terhadap Puskesmas dalam mengelola sumber-sumber pendapatan yang harus disetorkan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan secara langsung. Dengan pola pengelolaan keuangan tersebut, maka ada beberapa kegiatan pelayanan dan operasional yang berpotensi terhambat, khususnya di awal tahun. Hal ini dikarenakan perlunya persetujuan terlebih dahulu mengenai anggaran belanja Puskesmas oleh dinas kesehatan maupun bupati/wali kota daerah

setempat. Keadaan tersebut dihadapkan dengan tanggung jawab Puskesmas yang tidak dapat ditinggalkan, bahkan ketika anggaran dana yang diajukan belum disetujui. Terlebih lagi, kedudukannya sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan mengatur bahwa Puskesmas tidak diperkenankan melakukan kegiatan hutang piutang, sehingga menjadikan Puskesmas begitu krisis pendanaan di awal tahun.

Keterbatasan dalam kegiatan belanja yang dilakukan Puskesmas, yaitu fleksibilitas pengadaan barang maupun jasa yang dibelanjakan dalam satu tahun anggaran harus sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang telah disetujui sehingga menyebabkan Puskesmas kesulitan menyesuaikan kebutuhan jika di tengah periode anggaran membutuhkan barang atau jasa yang tidak di anggarkan. Keterbatasan lain yang dapat menghambat Puskesmas untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang maksimal adalah masalah ketenagakerjaan.

Sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan, Puskesmas tidak dapat menambah jumlah tenaga kerja mereka tanpa persetujuan dinas kesehatan. Keadaan ini banyak menimbulkan tanggung jawab ganda pada pejabat pengelola atau pegawai Puskesmas, sehingga kinerja mereka menjadi tidak maksimal dan tidak efisien. Satu-satunya cara agar terlepas dari masalah tersebut adalah dengan mengubah status Puskesmas menjadi Badan Layanan Umum Daerah.

Tujuan dari pemerintah daerah dalam membentuk BLUD adalah sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan menerapkan prinsip efisiensi dan produktivitas. Badan Layanan Umum Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 adalah sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan dengan menerapkan praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat tanpa mencari keuntungan dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan daerah pada umumnya.

Hal ini linier dengan prinsip pengelolaan salah satu sumber pendapatan utama Puskesmas yaitu Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional yang mengharuskan pengelolaannya

(4)

berdasarkan prinsip kendali mutu dan kendali biaya, sehingga mewujudkan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

Pada tahun 2019, Dinas Kesehatan di Kota Probolinggo mendapatkan usulan dari salah satu UPTD-nya yaitu Puskesmas Sukabumi berupa pengajuan menjadi BLUD.

Puskesmas Sukabumi menyadari bahwa penerapan sistem BLUD pada Puskesmas Sukabumi akan membuka akses pelayanan yang lebih optimal dikarenakan Puskesmas Sukabumi dapat memanfaatkan sumber- sumber pendapatan yang sebelumnya tidak dapat digunakan. Selain itu, Puskesmas Sukabumi juga dapat memanfaatkan sumber dana yang penggunaannya dibatasi ketentuan pengelolaan keuangan daerah, seperti penggunaan dana sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya untuk kegiatan pelayan dan operasional di awal periode, serta dapat menambah pendanaan melalui kegiatan pembiayaan seperti utang.

Puskesmas Sukabumi merupakan salah satu dari enam UPTD Dinas Kesehatan Kota Probolinggo yang berbentuk Puskesmas.

Salah satu alasan besar Puskesmas Sukabumi mengajukan perubahan status menjadi BLUD adalah permasalahan dalam melakukan belanja yang harus sesuai dengan item yang disebutkan di DPA mereka. Salah satu keterbatasannya yaitu butuh barang atau jasa yang tidak ada di anggaran DPA. Selain itu, SiLPA yang mereka pegang, tidak dapat digunakan untuk belanja karena statusnya masih milik Pemerintah Kota. Padahal, di awal tahun banyak kebutuhan obat yang perlu di sediakan demi menunjang pelayanan kepada masyarakat. Atas dasar tersebut, Dinas Kesehatan Kota Probolinggo menyarankan agar semua Puskesmas di Kota Probolinggo menjadi BLUD, dengan Kepala Puskesmas Sukabumi sebagai koordinator BLUD-nya.

Perubahan status menjadi BLUD pada Puskesmas Sukabumi diharapkan mampu meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal kepada masyarakat, khususnya di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang merupakan garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya di Kota Probolinggo. Untuk menjadi sebuah Badan Layanan Umum Daerah, Puskesmas Sukabumi perlu di lakukan penilaian sebelum dapat ditetapkan menjadi BLUD oleh kepala daerah. Terdapat panduan umum mengenai penerapan sistem BLUD di lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo, dan terdapat pula peraturan khusus mengenai teknis penerapan sistem BLUD di Pemerintah Kota

Probolinggo. Panduan umum tersebut, masih berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 yang kini telah digantikan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2018, sehingga Puskesmas Sukabumi tidak berpedoman pada pedoman hasil dari peraturan daerah, tetapi berpedoman pada Permendagri 79 tahun 2018 yang merupakan pedoman umum.

Berkenaan dengan permasalahan tersebut, maka penelitian ini berjudul “Implementasi Sistem Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) (Studi Kasus Pada Puskesmas Sukabumi di Kota Probolinggo).”

TINJAUAN PUSTAKA Organisasi Perangkat Daerah

Organisasi Perangkat Daerah merupakan organisasi yang membantu Kepala Daerah dalam menjalankan tugasnya. Perangkat Daerah terdiri dari unsur staf, unsur pelaksana, dan unsur penunjang. Unsur staf diwadahi dalam sekretariat daerah dan sekretariat DPRD, unsur pelaksana diwadahi dalam dinas daerah, sedangkan unsur penunjang atau unsur pelaksana fungsi penunjang diwadahi dalam badan daerah. Unsur pelaksana fungsi penunjang yang khusus melaksanakan fungsi pembinaan dan pengawasan diwadahi dalam inspektorat. Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dam pertanggungjawaban, serta pengawasan Keuangan Daerah.

Badan Layanan Umum Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2018 menyatakan bahwa Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan daerah pada umumnya. Terdapat beberapa pola pengelolaan keuangan BLUD menurut Lukman (2013), yaitu:

1. Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran 2. Pengelolaan Pendapatan dan Belanja 3. Pengadaan, Pengelolaan Barang dan Kerja

Sama

4. Pengelolaan Piutang, Utang, dan Investasi

(5)

5. Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggung- jawaban

6. Pembinaan dan Pengawasan Pusat Kesehatan Masyarakat

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, bahwa yang dimaksud dengan Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Upaya Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Sedangkan Upaya Kesehatan Perseorangan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh Puskesmas sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2019 adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan dan Penganggaran 2. Pelaksanaan dan Penatausahaan

3. Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Good Governance

Good Governance merupakan sebuah konsep tata kelola pemerintahan yang berasal dari dua kata, yaitu Good dan Governance.

Pengertian kata Good dalam konsep Good Governance yang dikutip dari Modul Materi Good Governance dan Pelayanan Publik Komisi Pemberantasan Korupsi (2016:14) adalah nilai yang menjunjung tinggi keinginan atau kehendak rakyat dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan (nasional) kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial. Selain itu, istilah Good mengandung pemahaman lain menurut Sedarmayanti dalam Modul Materi Good Governance dan Pelayanan Publik Komisi Pemberantasan Korupsi (2016:14) yang dimaksud Good adalah aspek fungsional dari pemerintah yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugas untuk mencapai tujuan tersebut.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah serta dengan memanfaatkan metode ilmiah (Moleong, 2012:6). Menurut Sugiyono (2008:15), metode penelitian kualitatif deskriptif merupakan strategi yang digunakan oleh peneliti dalam menyajikan hasil penelitian dengan penggambaran secara detail yang berfokus pada fenomena yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2012:38), objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Objek penelitian ini adalah implementasi sistem Badan Layanan Umum Daerah di Puskesmas Sukabumi yang terletak di Kota Probolinggo.

Sumber Data

Untuk memudahkan peneliti dalam mengidentifikasi sumber data, peneliti menggunakan rumus 3P (Arikunto, 2010:116), yaitu:

1. Person (Orang) 2. Paper (Kertas) 3. Place (Tempat)

Sumber data person (orang) dilakukan dengan cara menunjuk drg. Luluk Muyassaroh sebagai informan karena statusnya sebagai Kepala Puskesmas dan Koordinator Puskesmas BLUD Kota Probolinggo dapat memberikan informasi lengkap mengenai implementasi BLUD di Puskesmas Sukabumi, maupun informasi umum implementasi BLUD di lima Puskesmas yang lain.

Sementara itu, alasan peneliti memilih Bisma Reihansyah S.E sebagai informan adalah karena informan ini merupakan pendamping BLUD bagi enam Puskesmas di Kota Probolinggo, sehingga informasi dari informan ini dapat digunakan sebagai pendukung sekaligus alat untuk memverifikasi informasi dari informan sebelumnya.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

(6)

Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Sugiyono (2013:244), merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data menurut Sugiyono (2013:244-249) adalah sebagai berikut:

1. Analisis Sebelum di Lapangan, Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan.

2. Analisis Selama di Lapangan, analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Adapun aktivitas dalam analisis data antara lain:

a. Reduksi Data b. Penyajian Data

c. Penarikan Kesimpulan Pengujian Validitas Penelitian

Untuk memastikan bahwa data penelitian ini valid, peneliti menggunakan metode triangulasi. Menurut Moleong (2012:330), triangulasi merupakan teknik verifikasi data dengan membandingkan data yang diperoleh dengan teknik pengumpulan data yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi metode dan triangulasi sumber.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penetapan Sistem BLUD pada Puskesmas Sukabumi

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah pasal 49 ayat 1 bahwa penerapan BLUD ditetapkan dengan keputusan kepala daerah, penetapan status Badan Layanan Umum Daerah pada Puskesmas Sukabumi dilakukan oleh Walikota Probolinggo.

Informasi mengenai penetapan tersebut disampaikan oleh Koordinator Puskesmas BLUD Kota Probolinggo.

“Perubahan status menjadi Puskesmas BLUD ditetapkan dengan Peraturan Walikota (Perwali), Mas. Di dalam Perwali itu, Puskesmas di Kota Probolinggo ditetapkan sebagai BLUD dengan satu SK yang sama. Ketetapannya turun di tahun 2019, tapi pelaksanaan BLUD-nya mulai bulan Januari tahun 2020.

Dengan dikeluarkannya Peraturan Walikota yang di dalamnya juga disebutkan Keputusan Walikota Probolinggo Nomor 188.

45/86/KEP/425.012/201 tentang Penetapan Pusat Kesehatan Masyarakat Sebagai Unit Kerja Yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, Puskesmas di Kota Probolinggo diharuskan untuk menyesuaikan diri dengan dasar baru dalam mengelola Puskesmas, yaitu Permendagri nomor 79 tahun 2018. Dalam wawancara lain, Konsultan Puskesmas BLUD Kota Probolinggo memberikan tambahan mengenai dampak perubahan status Puskesmas menjadi BLUD seperti kutipan berikut:

“Setelah Peraturan Walikota turun, beberapa hal mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan ketentuan Permendagri 79. Beberapa yang paling menonjol adalah perubahan struktur organisasi Puskesmas, alur penerimaan dan pengeluaran, dan alur perencanaan penganggaran untuk setiap kegiatan Puskesmas.”

Berdasarkan informasi tersebut, penetapan status BLUD pada Puskesmas memiliki dampak besar dalam pengelolaan Puskesmas. Perubahan tersebut meliputi perubahan struktur organisasi Puskesmas, alur perencanaan dan penganggaran, alur pendapatan dan belanja, serta alur dan jenis pelaporan yang dibuat oleh Puskesmas.

Implementasi Sistem BLUD

Penerapan sistem BLUD pada Puskesmas di Kota Probolinggo dilatar belakangi oleh adanya masalah panjangnya proses birokrasi dalam pengelolaan dana Puskesmas. Selain itu, Puskesmas sering kali kesulitan ketika membutuhkan barang atau jasa yang belum di anggarkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran.

Fleksibilitas yang diberikan oleh sistem BLUD memang dapat menjadi solusi atas permasalahan Puskesmas, namun dibutuhkan proses penyesuaian dengan sistem BLUD untuk mencapainya.

Dengan bertambahnya kewenangan yang dimiliki Puskesmas, maka semakin besar tantangan yang dihadapi oleh Puskesmas.

Tantangan tersebut berupa bertambahnya tugas dan kewajiban bagi pengelola Puskesmas. Untuk menjalankan sistem BLUD yang merupakan sistem pengelolaan baru, Puskesmas di Kota Probolinggo di dampingi

(7)

oleh Konsultan BLUD. Hadirnya konsultan diharapkan dapat mempercepat dan mempermudah proses implementasi sistem BLUD di Puskesmas. Bisma Reihansyah S.E, sebagai Konsultan Puskesmas BLUD Kota Probolinggo juga memperjelas permasalahan mengenai SDM ketika melakukan pendampingan terhadap Puskesmas.

Permasalahan diuraikan sebagaimana dikutip dari wawancara ini:

“Kekurangan SDM memang sangat terasa efeknya. Di setiap pendampingan, pasti ada pekerjaan yang dikerjakan oleh pejabat yang tidak memiliki kewajiban melakukan pekerjaan tersebut. Hal seperti itu untuk sementara bisa dimaklumi karena memang SDM-nya terbatas dan mereka juga pejabat fungsional yang melakukan pelayanan kepada pasien juga.”

Selain karena double-job yang di alami pengelola, kurangnya pemahaman terhadap BLUD menjadi salah satu penghambat kelancaran penerapan BLUD di Puskesmas.

Munculnya bagian-bagian baru dalam struktur organisasi Puskesmas yang tidak diikuti dengan pertambahan sumber daya manusia, mengakibatkan beban pekerjaan semakin bertambah. Selain itu, pejabat pengelola masih dalam keadaan kurang memahami BLUD dan beban pekerjaan mereka masih tidak sesuai dengan kompetensi, sehingga pejabat pengelola perlu menyesuaikan diri sembari melaksanakan sistem BLUD.

Perbandingan Pengelolaan Puskesmas Sukabumi

Untuk mengetahui implemmentasi sistem BLUD di Puskesmas Sukabumi, hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Kelembagaan

a) Sumber Daya Manusia telah sesuai dengan Permendagri 79 yang terdiri atas pengelola BLUD dan pegawai.

b) Struktur Jabatan telah sesuai dengan Permendagri 79 yang terdiri atas pemimpin, pejabat keuangan dan pejabat teknis.

c) Pembina dan Pengawas belum sesuai dengan Permendagri 70 tidak adanya dewan pengawas.

b. Prosedur Kerja

a) Perencanaan dan Penganggaran

- Penyusunan RBA dan RKA dilakukan oleh tim perencana Puskesmas Sukabumi.

- Puskesmas Sukabumi

menyerahkan RBA dan RKA ke Dinas Kesehatan, untuk kemudian diajukan kepada PPKD untuk di sahkan.

b) Pelaksanaan Anggaran

Berdasarkan DPA BLUD yang memuat kode rekening belanja tunggal c) Pengelolaan Pendapatan

- Semua Pendapatan disetorkan ke rekening Bendahara Penerimaan Puskesmas Sukabumi.

- Pendapatan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas Sukabumi.

- Mutasi kas ke Bendahara Pengeluaran Puskesmas Sukabumi dalam bentuk Uang Persediaan maupun Ganti Uang di verifikasi oleh Kepala Puskesmas.

d) Pengelolaan Belanja

- Dikelola oleh Bendahara Pengeluaran Puskesmas yang dibantu oleh Pelaksana Teknis Kegiatan.

- Bendahara Pengeluaran Puskesmas mengajukan Uang Persediaan atau Ganti Uang ke Bendahara Penerimaan Puskesmas

- Pelaksana Teknis Kegiatan mengajukan belanja kepada Bendahara Pengeluaran.

c. Pelaporan dan Pertanggungjawaban a) Pelaporan Kegiatan

Pendapatan dan Belanja Puskesmas setiap bulan dilaporkan kepada Dinkes (untuk kepentingan entry pengajuan SP3B) untuk di ajukan SP3B ke PPKD.

b) Laporan Keuangan

Terdiri atas LRA BLUD dan LRA Penjabaran, Laporan Perubahan SAL, LO, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, Laporan Arus Kas, CaLK.

c) Pelaporan Perubahan Anggaran - Perubahan Anggaran yang sifatnya menambah atau mengurangi jumlah pagu kegiatan dilakukan saat PAK.

- Perubahan yang bersifat menggeser jumlah belanja dalam kegiatan, tetapi tidak mengubah jumlah pagu kegiatan (pergeseran) dilaporkan ke Dinkes

(8)

setiap kali melakukan pergeseran dengan melampirkan RBA terdahulu.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Pengelola kurang begitu memahami teknis kerja BLUD karena waktu persiapan yang singkat.

2. SDM Puskesmas Sukabumi yang terbatas tidak mampu mengimbangi kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar.

3. Dalam alur pelaksanaan kegiatan, Puskesmas Sukabumi dapat memangkas beberapa proses yang sebelumnya harus disetujui terlebih dahulu oleh Dinas Kesehatan.

4. Puskesmas tidak lagi perlu menunggu pengesahan dari Dinas Kesehatan mengenai pelaporan pendapatan dan belanja.

5. Untuk menunjang akuntabilitas, Puskesmas juga membuat Laporan Keuangan yang berpedoman pada SAP 13.

6. Puskesmas dapat melakukan pergeseran anggaran belanja selama masih dalam satu rekening kegiatan yang sama dengan syarat melampirkan RBA Perubahan kepada Dinas Kesehatan.

7. Tidak semua aspek BLUD dapat dijalankan secara keseluruhan. Keadaan tersebut dikarenakan kurangnya waktu persiapan bagi Puskesmas Sukabumi.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dihadapi peneliti dalam penelitian adalah minimnya waktu yang dimiliki informan dalam proses wawancara, kurangnya waktu observasi karena adanya pandemi, serta penelitian ini hanya mengunkapkan tentang implementasi sistem BLUD dalam beberapa fleksibilitas.

Saran

Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya yaitu:

1. Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan pertanyaan wawancara terstruktur agar informasi penting dapat diperoleh dalam keadaan waktu yang terbatas karena informan memiliki waktu yang sedikit;

2. Mengambil penelitian pada BLUD yang telah melaksanakan seluruh fleksibilitas BLUD.

DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah Indonesia. (2004). Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 150. Jakarta:

Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. (2018). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018, Nomor 1213.Jakarta: Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. (2019). Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019, Nomor 42.Jakarta:

Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014, Nomor 1676. Jakarta: Sekretariat Negara.

Komisi Pemberantasan Korupsi. (2016).

Modul Materi Good Governance dan Pelayanan Publik. Jakarta: Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Kedeputian Bidang Pencegahan. Diakses dari https://aclc.kpk.go.id/wp-content/upl oads/2019/07/Modul-good-governance- aclc-kpk.pdf, pada 20 Mei 2020.

Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Metode Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Kendurkan cincin pengencang pada dudukan pasangan, dan arahkan kamera ke bidang yang menarik minat Anda.. Setelah itu, kencangkan kembali cincin

Shadow Feature adalah metode ekstraksi fitur yang digunakan untuk mengenali suatu pola tulisan, angka, atau simbol pada citra dengan cara menghitung jumlah fitur

Tahapan Konselng Kelompok melputu ta- hap 1 yatu pembentukan : 1) Mengungkapkan pengertan dan tujuan konselng kelompok, 2) Menjelaskan cara-cara dan asas-asas

Adapun faktor-faktor pendukung penerimaan retribusi pengujian kendaraan bermotor yaitu :adanya uji keliling yang membantu menaikan pendapatan asli daerah yang

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan televisi, citra merek, dan kepercayaan merek terhadap keputusan

b) Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum Koperasi. c) Bank adalah sisa rekening giro Koperasi yang dapat dipergunakan secara bebas

Sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yaitu menyajikan data yang telah diolah menjadi

Untuk petugas kesehatan Bagaimana upaya anda dan tokoh agama dalam penyuluhan mengenai penggunaan jamban keluarga pada ibu rumah tangga. Yah paling, kerjasama dengan