• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan Antara jenis kelamin Dengan Hasil Belajar Dan Sikap Ilmiah Mahasiswa Pada Mata Kuliah Botani Tumbuhan Rendah Di prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan Antara jenis kelamin Dengan Hasil Belajar Dan Sikap Ilmiah Mahasiswa Pada Mata Kuliah Botani Tumbuhan Rendah Di prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA PADA MATA KULIAH BOTANI TUMBUHAN RENDAH DI PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FKIP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Oleh

Ketua : Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si /0009096004 Anggota 1 : Dra. Aulia Ajizah, M.Kes. /0006116605 Anggota 2 : Nurul Hidayati, S.Pd., M.Pd./ 8824530017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN

MEI 2018

(2)

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN

1. a Judul Penelitian : Hubungan antara jenis kelamin dengan hasil belajar dan sikap ilmiah mahasiswa pada mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat

b. Bidang Ilmu : Pendidikan Biologi

2. Ketua Peneliti :

a. Nama : Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si.

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. Golongan/Pangkat/NIP : IVa / Pembina / 19600909 198703 2 001 d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

e. Fakultas / Jurusan : FKIP / Pendidikan MIPA

f. Lembaga Penelitian : Universitas Lambung Mangkurat 3. Anggota Peneliti : 1. Dra. Aulia Ajizah, M.Kes.

2. Nurul Hidayati Utami, S.Pd., M.Pd.

4. Lokasi Penelitian : FKIP Universitas Lambung Mangkurat 5. Lama Peneliitian : 3 (tiga) bulan

6. Biaya Penelitian :

a. Sumber Dana : PNBP FKIP ULM Tahun 2018 b. Jumlah Dana : Rp. 3.000.000,- (Tiga juta rupiah)

Banjarmasin, 30 Mei 2018

Mengetahui, Ketua Peneliti,

Dekan FKIP Unlam,

Prof. DR. H. Wahyu, M.S. Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si.

NIDN: 10095506 NIDN: 0009096004

Mengetahui / Menyetujui

Ketua LPPM Universitas Lambung Mangkurat

Prof. DR. Ir. H. M. Arief Soendjoto, M.Sc.

(3)

NIDN: 0023066003

HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA PADA MATA KULIAH BOTANI TUMBUHAN RENDAH DI PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FKIP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Oleh

Sri Amintarti, Aulia Ajizah, dan Nurul Hidayati Utami Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Biologi FKIP ULM

Email : sri_amintarti@yahoo.com, auliaajizah@ulm.ac.id , nhu.utami@gmail.com

_____________________________________________________

ABSTRAK

Pada Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah (BTR) diharapkan mahasiswa mampu secara kognitif dan sikap untuk menginternalisasi berbagai sikap ilmiah seperti sikap ingin tahu, sikap respek terhadap fakta, sikap berpikir kritis, sikap penemuan, dan sikap ketekunan, sehingga perlu dilakukan pembaharuan pembelajaran yang dapat mengakomodasi hal tersebut.

Aspek pembaharuan salah satunya adalah menilai kemampuan belajar peserta didik.

Telah dilakukan penelitian tentang hubungan antara jenis kelamin dengan hasil belajar dan sikap ilmiah mahasiswa mata kuliah BTR. Metode penelitian merupakan metode Survey. Data diperoleh melalui angket mengenai sikap ilmiah, observasi sikap ilmiah selama berlangsungnya pembelajaran (praktikum) serta menggunakan instrumen tes evaluasi hasil belajar untuk mengetahui ketercapaian hasil belajar kognitif. Data penelitian dianalisis dengan Uji korelasi Pearson Product Moment.

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif (r=1) antara jenis kelamin dengan hasil belajar dan sikap ilmiah, meskipun hubungan antara jenis kelamin dengan hasil belajar tidak bermakna secara signifikan (P=0,239). Akan tetapi antara jenis kelamin dengan sikap ilmiah memiliki korelasi yang sangat signifikan (P<0,01).

Kata kunci: Korelasi, Jenis kelamin, Hasil belajar, Sikap ilmiah

(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kepada Allah yang telah memberi hidayah dan melimpahkan karunia-Nya, sehingga tim peneliti dapat melaksanakan kegiatan penelitian dan menyelesaikan laporannya. Melalui laporan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Secara khusus tim peneliti menghaturkan banyak terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ULM, yang telah memfasilitasi dan menyetujui anggaran dana demi terlaksananya laporan penelitian ini,

2. Ketua Program Studi Pendidikaan Biologi, yang telah menyetujui proposal penelitian yang kami ajukan, dan memotivasi tim peneliti dalam melaksanakan penelitian hingga penulisan laporan penelitian ini,

3. Ketua LPPM ULM yang telah menyetujui laporan penelitian yang diajukan ke pihak Universitas,

4. Kepada para asisten praktikum Botani Tumbuhan Rendah, yang telah membantu teknis pelaksanaan penelitian ini,

5. Semua rekan sejawat, yang telah aktif memotivasi dalam rangka pelaksanaan dan penyelesaian laporan penelitian ini,

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan nama dan perannya masing-masing dalam pelaksanaan dan penyelesaian laporan penelitian ini.

Tim peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan selanjutnya.

Akhir kata semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Banjarmasin, Mei 2018

Tim Peneliti,

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ………...…..………... i

DAFTAR ISI ………... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...………..… ………... 1

1.2 Rumusan Masalah ...………..………... 3

1.3 Batasan Masalah ………..………...………... 4

1.4 Tujuan Penelitian ………..……….. 4

1.5 Manfaat Penelitian ………..………... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil belajar kognitif ………..……...……... 6

2.2 Sikap ilmiah ... 7

2.3 Deskripsi mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah ... 8

2.3.1 Manfaat mata kuliah ... 9

2.3.2 Tujuan Perkuliahan... 9

2.3.3 Kompetensi Dasar ... 9

2.3.4 Materi Perkuliahan ... 10

2.4 Jenis Kelamin ... ... 10

2.5 Hipotesis Penelitian ... ... 11

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ... 12

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 12

3.3 Populasi Penelitian ...………... 12

3.4 Variabel Penelitian ... 12

(7)

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 13

3.6 Instrumen Penelitian ... 13

3.7 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 14

3.8 Analisis Data ………... 14

3.8.1 Analisis Data Kualitatatif ... 14

3.8.2 Analisis Data Kuantitatif ... 15

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...………... 17

4.1.1 Hasil belajar kognitif dan sikap ilmiah ... 17

a. Normalitas Data ... 19

b. Uji Homogenitas Data... 19

4.1.2 Hubungan Jenis kelamin dengan hasil belajar dan sikap ilmiah 20

4.2 Pembahasan ……….... 23

4.2.1 Hubungan jenis kelamin dengan nilai akademik ... . 23

4.2.2 Hubungan jenis kelamin dengan sikap ilmiah ... 24

BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan ……….…. 27

5.2 Saran ………. 27

DAFTAR PUSTAKA ……… 28

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………..……... 30

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Dimensi dan Indikator sikap ilmiah ...……….……... 8

2.2 Instrumen Pengumpulan Data ... 13

2.3 Kriteri Skor untuk setiap jawaban ... 15

4.1 Data nilai hasil belajar dan sikap ilmiah mahasiswa ... 17

4.2 Uji Normalitas data hasil belajar dan sikap ilmiah ... 19

4.3 Hasil Uji Homogenitas jenis kelamin dan sikap ilmiah ... 20

4.4 Nilai Korelasi jenis kelamin dengan jenis kelamin dan sikap ilmiah ... 20

4.5 Linearitas hubungan jenis kelamin dengan hasil belajar dan sikap ilmiah .... 21

4.6 Linearitas hubungan jenis kelamin dengan hasil belajar dan sikap ilmiah dengan melibatkan faktor kovariat ... 22

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Rekomendasi penelitian dari Dekan FKIP ULM ... 31

2. Foto-foto Penelitian ... 32

3. Lembar soal untuk penilaian hasil belajar ... 33

4. Lembar observasi sikap ilmiah mahasiswa ... 35

5. Surat Perjanjian kerjasama ... 37

(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada pembelajaran Biologi dituntut untuk mengembangkan metode dan sikap ilmiah yang bertujuan untuk membantu hasil belajar peserta didik ke arah yang lebih positif. Diantara pembelajaran di Program Studi Pendidikan Biologi terdapat mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah (BTR). Mata kuliah ini merupakan salah satu mata kuliah wajib di Program Studi Pendidikan Biologi dengan bobot 3 sks; yang terdiri atas 2 sks (2 x 50 menit) penyampaian teori melalui tatap muka di kelas, dan 1 sks (2 x 50 menit) praktikum di laboratorium. Mata kuliah ini bertujuan untuk menyamakan konsep-konsep dasar taksonomi tumbuhan rendah (Cryptogamic Botani) pada mahasiswa dari berbagai bidang kajian taksonomi.

Bahan kajian yang termuat dalam RPS mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah di Program Studi Pendidikan Biologi mempelajari tentang karakteristik, taksonomi dan perikehidupan tumbuhan rendah; yang meliputi tumbuhan belah (Schyzophyta), tumbuhan lumut (Bryophyta), dan tumbuhan paku (Pteridophyta). Penyampaian konsep-konsep ini selayaknya mengembangkan sikap ilmiah peserta didik. Dengan demikian diharapkan mahasiswa lebih siap untuk mengikuti mata kuliah lebih lanjut khususnya di Biologi dan bidang IPA pada umumnya, serta penerapannya dalam kehidupan.

Di dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS) mata kuliah BTR terdapat capaian pembelajaran untuk lulusan (CPL) PP2 yakni mampu bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai pendidik serta menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga dan, percaya diri sebagai pendidik, dan mampu berkomunikasi secara efektif, berlandaskan kode etik guru, baik di kelas, sekolah, maupun di masyarakat dan CPL KK 2 yakni mampu menerapkan penguasaan konsep-

(11)

konsep biologi dan ilmu pendidikan dalam melaksanakan pembelajaran biologi yang mendidik dan memanfatkan perkembangan IPTEKS serta sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan, permasalahan di kelas dan sekolah, perkembangan peserta didik, dan karakteristik lingkungannya sehingga peserta didik mampu mencapai tujuan pendidikan dan mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Berdasarkan CPL mata kuliah tersebut diharapkan output dari perkuliahan BTR ini, mahasiswa mampu secara kognitif dan sikap untuk menginternalisasi berbagai sikap ilmiah seperti sikap ingin tahu, sikap respek terhadap fakta, sikap berpikir kritis, sikap penemuan, dan sikap ketekunan, oleh karena itu perlu dilakukan pembaharuan pembelajaran yang dapat mengakomodasi hal tersebut. Aspek pembaharuan dalam kurikulum adalah menilai kemampuan belajar peserta didik dengan mengidentifikasi indikator hasil belajar, mengembangkan teknik penilaian serta menyatakan menerapkan teknik penilaian (Subali :2013).

Ketercapaian hasil belajar mahasiswa dapat dilihat dari ketercapaian pada CPL yang telah ditetapkan oleh dosen pengampu mata kuliah. Menurut Sudjana (2009) hasil belajar siswa merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar memiliki ranah yang luas.

Pembelajaran kognitif yang bermakna menurut Anderson dan Krathwohl (2011), memiliki fokus dengan merekonstruksi pengetahuan pada pengalaman yang mereka jalani sehingga bukan hanya sekedar mengingat atau mengetahui pengetahuan yang factual. Dengan demikian, terhadap mata kuliah BTR ini perlu dilakukan pembaharuan dengan mengidentifikasi karakteristik peserta didik seperti gender dengan prestasi belajar mahasiswa dan sikap ilmiah yang dimiliki oleh peserta didik.

Sikap ilmiah menurut Olasehinde (2014) merupakan kemampuan atau kecenderungan untuk bereaksi yang bersifat konsisten, rasional dan objektif dalam

(12)

cara tertentu terhadap masalah atau keadaan baru. Sikap ilmiah merupakan sikap yang dimiliki para ilmuwan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan baru, misalnya ingin tahu, objektif terhadap fakta, hati-hati, bertanggung jawab, berpikir kritis, berhati terbuka, dan selalu ingin meneliti (Bundu, 2006). Berdasarkan hal tersebut, sikap ilmiah terdiri atas sikap ingin tahu, sikap respek terhadap fakta, sikap berpikir kritis, sikap penemuan, dan sikap ketekunan. Sikap ilmiah merupakan refleksi perkembangan berpikir ilmiah dan keterampilan ilmiah yang dimiliki oleh mahasiswa. Gender merupakan salah salah satu faktor yang diduga memiliki hubungan dengan sikap ilmiah dan hasil belajar. hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Yuliningsih (2009) membuktikan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara sikap, motivasi belajar dan gender secara simultan maupun parsial terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI MA Fathul Ulum Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2008/2009. Perbedaan gender mempengaruhi psikologis dan fisiologis pembelajar (Zubaidah, 2013). Di Program Studi Pendidikan Biologi jumlah mahasiswa yang perempuan lebih banyak daripada laki-laki, khususnya peserta mata kuliah BTR tahun akademik 2017/2018. Dominansi oleh perempuan ini menjadi fenomena yang menarik untuk diselidiki lebih jauh mengenai hasil belajar dan sikap ilmiah yang dimiliki mereka. Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara gender dengan hasil belajar dan sikap ilmiah mahasiswa pada mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana hubungan antara jenis kelamin dengan hasil belajar kognitif dan sikap ilmiah mahasiswa peserta mata kuliah Botani

(13)

Tumbuhan Rendah tahun akademik 2017/2018 di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu :

a. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar kognitif yang diperoleh melalui hasil tes pada akhir pertemuan perkuliahan teori dan praktikum.

b. Sikap ilmiah yang diteliti diperoleh melalui angket yang dianalisis menggunakan skala Likert yang mengacu pada Sugiyono (2011).

c. Penilaian hasil belajar dan sikap ilmiah dilakukan setelah seluruh materi pembelajaran berakhir.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian in bertujuan untuk :

a. Menganalisis hubungan antara jenis kelamin dengan hasil belajar kognitif dan sikap ilmiah mahasiswa peserta mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah tahun akademik 2017/2018 di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat

b. Mendeskripsikan bentuk hubungan antara jenis kelamin dengan hasil belajar kognitif mahasiswa dan hubungan antara jenis kelamin dengan sikap ilmiah mahasiswa peserta mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah tahun akademik 2017/2018 di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat

(14)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini secara teoretis adalah memberikan kontribusi pembelajaran terhadap mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah di Program Studi Pendidikan Biologi. Keutamaan secara praktis dalam pembelajaran adalah:

a. Menemukan karakteristik proses pembelajaran pada mahasiswa pendidikan Biologi terutama pengikut mata kuliah BTR.

b. Melihat ketercapaian kognitif pembelajaran yang telah dilaksanakan selama pembelajaran BTR di kelas jika dikaitkan dengan jenis kelamin.

c. Melihat ketercapaian sikap ilmiah selama pembelajaran BTR yang dilakukan dikelas jika dikaitkan dengan jenis kelamin.

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Belajar Kognitif

Dimyati dan Mudjiono (2006) menyatakan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi peserta didik hasil dari pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar. Hasil Belajar dapat berupa kognitif, afektif maupun psikomotor. Pada Ranah pembelajaran kognitif menitik beratkan kepada kemampuan dan penguasaan materi pembelajaran yang diberikan.

Pada perkembangannya Anderson dan Krathwohl (2011) melakukan revisi ranah kognitif terdiri atas 6 tingkatan yaitu pengetahuan (know), pemahaman (comprehend), aplikasi (apply), analisis (analyze), evaluasi (evaluate), sintesis (synthesize), imajinasi (image), dan kreasi (create). Adapun 6 tingkatan ranah kognitif adalah sebagai berikut

1. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.

2. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.

3. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.

4. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian- bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.

5. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program.

6. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.

(16)

Penetapan standar hasil belajar peserta didik haruslah ditetapkan sejak perencaan pembelajaran, sehingga yang menjadi hal penting adalah perlunya melakukan identifikasi kata operasinal dari setiap tingkatan ranah kognitif yang akan dikembangkan. Perumusan kata operasional yang tepat akan memudahkan untuk pengukuran hasil belajar ketika proses evaluasi. Perumusan kata kerja operasioan dapat dilihat pada Rencana Pelaksanaan Perkuliahan yang telah dirumuskan oleh tim mengajar.

2.2 Sikap Ilmiah

Sekar & Mani (2013) menjelaskan manfaat terbesar dari sikap ilmiah adalah pikiran terbuka, pikiran kritis, respek terhadap bukti, tidak terburu-buru mengambil keputusan, kejujuran, kemauan untuk mengubah pendapat, mencari kebenaran, rasa ingin tahu, berpikir rasional, dan sebagainya. Sikap ilmiah mengandung dua makna yaitu sikap terhadap sains (attitude toward science) dan sikap sains (attitude of science).

Sikap terhadap sains (attitude toward science) mengacu pada sikap yang melekat setelah mempelajari sains, misalnya menganggap sains menarik untuk dipelajari, membosankan, atau sulit dipahami. Sikap sains (attitude of science) atau sikap ilmiah merupakan sikap yang dimiliki ilmuwan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan baru, misalnya objektif terhadap fakta, hati- hati, dan bertanggung jawab.

Gega (dalam Subali, 2013) menyatakan aspek sikap ilmiah mencakup sikap ingin tahu (curiosity), sikap penemuan (inventiveness), sikap berpikir kritis (critical thinking), dan sikap ketekunan (persistence). National Curriculum Council menyatakan bahwa sikap ilmiah yang sangat penting dimiliki pada semua tingkatan pendidikan sains adalah hasrat ingin tahu, menghargai kenyataan, ingin menerima ketidakpastian, refleksi kritis dan hati-hati, tekun, ulet, tabah, kreatif untuk penemuan baru, berpikiran terbuka, sensitif terhadap lingkungan sekitar, bekerjasama dengan orang lain. Martin et al. (2005) menyatakan bahwa

(17)

sikap ilmiah mencakup sikap emosional (emotional attitudes) dan sikap intelektual (intellectual attitudes). Sikap emosional merupakan sikap dasar berupa rasa ingin tahu, ketekunan, bersikap positif terhadap kegagalan dengan pantang menyerah, berpikiran terbuka terhadap pengalaman baru atau sudut pandang orang lain. Sikap yang dimiliki anak kecil lebih sering sebagai sikap emosional daripada intelektual.

Sikap intelektual merupakan sikap yang didasarkan oleh intelektual dan rasional yang dibangun secara terus menerus dengan pengembangan keterampilan proses sains. Contohnya keinginan untuk memperoleh informasi dari sumber terpercaya, menghindari untuk menggeneralkan kesimpulan dari bukti yang terbatas, dan sikap keterbukaan untuk merubah pikiran ketika ditemukan bukti lain. Dimensi sikap ilmiah yang dikembangkan dalam pembelajaran sains disekolah disajikan pada Tabel 1.

Tabel 2.1. Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah

No Dimensi

1 Sikap ingin tahu Antusias mencari jawaban

Perhatian pada objek yang diamati Antusias pada proses sains

2 Sikap respek terhadap data/fakta

Objektif/jujur

Tidak memanipulasi data

Mengambil keputusan sesuai fakta Tidak mencampur fakta dengan pendapat 3 Sikap berpikir

Kritis Meragukan temuan teman

Menanyakan setiap perubahan/hal baru Tidak mengabaikan data meskipun kecil 4 Sikap penemuan

dan kreativitas

Menggunakan fakta-fakta untuk dasar konklusi Menunjukkan laporan yang berbeda

Merubah pendapat dalam merespon terhadap 5 Sikap ketekunan Mengulangi percobaan

Melengkapi satu kegiatan meskipun teman kelasnya selesai lebih awal

2.3 Deskripsi Mata Kuliah Botani Tumbuhan Rendah

(18)

2.3.1 Manfaat Mata Kuliah

Botani Tumbuhan Rendah merupakan mata kuliah dasar Biologi dan merupakan mata kuliah wajib di Program Studi Pendidikan Biologi. Mata kuliah ini untuk memahamkan konsep-konsep dasar taksonomi tumbuhan rendah pada mahasiswa dari berbagai bidang kajian. Dengan demikian diharapkan mahasiswa lebih siap untuk mengikuti mata kuliah lebih lanjut khususnya bidang Biologi dan bidang IPA pada umumnya, serta penerapannya dalam kehidupan.

2.3.2 Tujuan Perkuliahan

Pembelajaran mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah bertujuan untuk:

a. Memahami karakteristik tumbuhan yang tergolong ke dalam Cryptogamic Botany.

b. Mendeskripsikan tumbuhan yang tergolong ke dalam Cryptogamic Botany

2.3.3 Kompetensi Dasar

Setelah perkuliahan berakhir diharapkan mahasiswa mampu:

a. Memahami prinsip-prinsip Taksonomi dan klasifikasi tumbuhan.

b. Mendeskripsikan berbagai ciri dan distribusi Schizophyta (Bacteria dan Cyanophyta)

c. Mengorganisasikan pigmentasi alga hijau (Chlorophyta) untuk membuktikan keragaman bentuk kloroplas pada beberapa contoh alga hijau.

d. Mengklasifikasikan kelas pada alga berdasarkan kandungan pigmen yang terkandung didalamnya.

e. Membandingkan antara Cyanophyta dengan Chlorophyta berdasarkan struktur sel dan pigmen yang terkandung.

f. Memerinci karakteristik Bacillariophyta dan mengaitkannya dengan kemanfaatannya bagi manusia.

(19)

g. Memperbandingkan karakteristik dan berbagai contoh pada Phaeophyta dan Rhodophyta.

h. Menganalisis strukur dan sifat- sifat umum fungi serta cara reproduksi seksual pada Ascomycetes dan Basidiomycetes

i. Mengklasifikasi Lichenes berdasarkan tipe-tipe talus dan cendawan penyusunnya.

j. Menguraikan ciri-ciri umum dan spesifik tumbuhan lumut (Bryophyta).

k. Membedakan 3 kelas tumbuhan lumut yang termasuk ke dalam divisi Bryophyta beserta dengan contohnya.

l. Mendeskripsikan karakteristik tumbuhan paku (Pteridophyta).

m. Membedakan 4 kelas tumbuhan paku yang termasuk ke dalam divisi Pteridophyta beserta dengan contohnya.

2.3.4 Materi Perkuliahan

a. Taksonomi dan Klasifikasi b. Schyzophyta (Monera) c. Chlorophyta

d. Bacillariophyta

e. Phaeophyta, Rhodophyta f.Fungi

g. Lichenes h. Bryophyta i.Pteridophyta 2.4 Jenis Kelamin

Menurut Baron & Byrne ada juga faktor lain yaitu gender yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap pembentukan sikap dan motivasi belajar siswa (Hoang, 2008). Gender adalah segala sesuatu yang diasosiasikan dengan jenis

(20)

kelamin seseorang, termasuk juga peran, tingkah laku, preferensi, dan atribut lainnya yang menerangkan kelaki-lakian atau kewanitaan.

2.5. Hipotesis Penelitan

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan hasil belajar kognitif mahasiswa mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah tahun akademik 2017/2018.

2. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan sikap ilmiah mahasiswa mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah tahun akademik 2017/2018.

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Survey dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif yang didapatkan dari populasi yang telah ditentukan pada penelitian. Penelitian survey tidak memberikan pelakuan apapun pada subjek penelitian, tetapi data sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat semester ganjil tahun akademik 2017/2018 yang beralamat di jalan Brigjend Hasan Basri Kayutangi Banjarmasin.

3.3 Populasi penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pengikut mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah yang memprogramkan mata kuliah pada tahun akademik 2017/2018. Menurut Sugiyono (2011) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

3.4 Variabel Penelitian

Berdasarkan jenis penelitian diatas, variabel dalam penelitian ini yaitu (1) Jenis kelamin peserta didik mata kuliah BTR, (2) Hasil belajar kognitif peserta didik yang didapatkan saat evaluasi pada ujian akhir mata kuliah BTR (3) Sikap ilmiah yang dimiliki oleh mahasiswa pendidikan Biologi terhadap mata kuliah BTR baik melalui lembar observasi maupun angket.

(22)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan berbagai teknik yakni dengan menyebarkan angket mengenai sikap ilmiah, observasi sikap ilmiah selama berlangsungnya pembelajaran (praktikum) serta menggunakan instrumen tes evaluasi hasil belajar untuk mengetahui ketercapaian hasil belajar kognitif.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara memberikan angket sikap ilmiah. Angket yang dikembangkan pada penelitian ini menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2011) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial.

Adapun Observasi sikap ilmiah dilakukan selama proses praktikum dilaksanakan, melalui kegiatan tersebut peneliti dapat melihat secara langsung mengamati subjek penelitian dan mencatat berbagai perilaku. Proses observasi tanpa melibatkan perlakuan atau treatment tertentu.

Data penelitian ini diperoleh melalui teknik tes tertulis yang menggunakan instrumen yang mengukur ketercapaian pembelajaran yang dilaksanakan selama perkuliahan.

Ketercapaiam hasil belajar secara kognitif menggunakan instrument tes yang telah disusun oleh dosen pengampu mata kuliah BTR sesuai dengan kompetensi dasar yang telah di tetapkan dosen pengampu pada Rencana Pembelajaran Semester (RPS).

3.6 Instrumen Penelitian

Adapun Instrumen dalam penelitian ini dijabarkan pada Tabel 2.

Tabel 2.2 Instrumen Pengumpulan Data NO

o

Variabel Teknik Instrumen

1 Sikap ilmiah Observasi

Angket mahasiswa

Lembar observasi Kuesioner mahasiswa

(23)

2 Hasil Belajar

Kognitif Tes Pertanyaan tertulis terkait

dengan pengusaan materi pembelajaran

3 Jenis Kelamin Non-test Portofolio

3.7 Validitas dan Realibilitas Instrumen

Validitas instrumen adalah ketepatan suatu instrumen untuk mengukur apa yang seharusnya diukur melalui item pada instrumen. Validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity) dan validitas konstruksi (construct validity) untuk instrumen kuesioner sikap ilmiah.

Hasil Belajar kognitif mengunakan Instrumen yang telah teruji validitas isi (Content validity) dengan cara meminta pertimbangan pendapat ahli (Expert judgment) yakni dosen pengampu matakuliah .

Validitas isi dilakukan dengan cara membuat kisi-kisi yang dikembangkan dari kajian teoritis yang mendalam. Cara validitas isi yang ditempuh adalah: (1) membuat butir instrumen berdasarkan indikator; (2) membandingkan antara isi instrumen yang dibuat dengan rancangan program yang ditetapkan dan (3) mengkonsultasikan kepada ahli (Expert judgment).

Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif.

3.8 Analisis Data

3.8.1 Analisis Data Kualitatif

Langkah analisis data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan model interaktif dari Milles & Huberman (2014) yang proses analisisnya dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Hal yang penting adalah kepekaan dan

(24)

ketajaman peneliti dalam menjelaskan fakta maupun apa yang sebenarnya terjadi di balik fakta. Adapun data yang dianalisis secara kualitatif ini adalah sikap ilmiah.

Langkah analisis data terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penyimpulan data. Adapun yang perlu dilakukan adalah observasi mengenai sikap mahasiswa berdasarkan jenis kelamin.

3.8.2 Analisis Data Kuantitatif a. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis hasil penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (generalisasi/inferensi) (Sugiyono, 2011). Langkah pertama setelah data terkumpul adalah menentukan scoring terhadap jawaban tiap item angket dari responden.

Ketentuan skor untuk tiap item yang menggunakan skala Likert.

Tabel 2.3 Kriteria Skor untuk setiap jawaban Pernyataan

Jawaban Skor

Sangat Setuju 1

Setuju 2

Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 4

b. Statistik Inferensial

Analisis inferensial menggunakan teknik korelasi product moment, yaitu teknik statistik untuk menetapkan hubungan antara pasangan skor. Ada dua variabel bagi setiap anggota kelompok, dan menetapkan ada atau tidak ada hubungan antara dua varibel tersebut. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah sikap ilmiah siswa dan hasil belajar siswa, oleh karena itu analisis dilakukan untuk melihat hubungan kedua varibel tersebut.

(25)

Hubungan antara kedua variabel digambarkan oleh koefisien korelasi.

Koefisien ini menunjukkan seberapa jauh perubahan dalam satu variabel berkaitan dengan perubahan dalam variabel yang lain. Koefisian korelasi merupakan angka yang menunjukkan tinggi rendahnya keeratan hubungan antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable). Koefisien korelasi dapat dihitung menggunakan rumus Pearson Product Moment (Sugiyono, 2011):

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y Σ Y = jumlah nilai variable Y

Σ X = jumlah nilai variable X n = jumlah responden

Σ Y2 = jumlah skor kuadrat variabel Y Σ X2

= jumlah skor kuadrat variabel X

Σ XY = jumlah perkalian antara skor variabel X dengan skor variabel Y.

(Sugiyono, 2011)

(26)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Belajar Kognitif dan Sikap Ilmiah

Hasil belajar kognitif mahasiswa diperoleh melalui evaluasi pada saat UTS mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah pada tahun ajaran 2017/2018 sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Data nilai hasil belajar dan sikap ilmiah mahasiswa pengikut mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah tahun 2017/2018

No. Jenis Kelamin Nilai akademik Sikap Ilmiah

1 1 67.5 132.0

2 1 52.5 137,0

3 1 67.5 138.0

4 1 80.0 130.0

5 1 75.0 128.0

6 1 42.5 129.0

7 1 70.0 133.0

8 1 75,0 130,0

9 1 72.5 122,0

10 1 75,0 148.0

11 1 70,0 41.0

12 1 87,5 136.0

13 1 80.0 129.0

14 1 92.5 145.0

15 1 65.0 135.0

16 1 65.0 136.0

17 1 57.5 148.0

18 1 70.0 134.0

19 1 55.0 130.0

20 1 77.5 145.0

21 1 90.0 132.0

22 1 70.0 142.0

23 1 70.0 140.0

24 1 57.5 121.0

25 1 65.0 143.0

(27)

26 1 62.5 134.0

27 1 60.0 147.0

28 1 60.0 134.0

29 1 70.0 150.0

30 1 60.0 126.0

31 1 90.0 131.0

32 1 62.5 139.0

33 1 72.5 129.0

34 1 67.5 142.0

35 1 67.5 128.0

36 1 75.0 137.0

37 1 77.5 148.0

38 1 70.0 136.0

39 2 77.5 151.0

40 2 65.0 140.0

41 2 75.0 134.0

42 2 80.0 157.0

43 2 67.5 159.0

44 2 85.0 153.0

Keterangan: 1= Perempuan 2=Laki-laki

(28)

a) Normalitas Data

Pengujian normalitas data digunakan untuk menguji apakah data kontinu berdistribusi normal. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K- S) dan Shapiro-Wilk dengan kriteria yang digunakan adalah apabila p > 0,05 maka sebaran data dinyatakan normal.

Tabel 4.2 Uji Normalitas data hasil belajar dan sikap ilmiah

Tests of Normality

Gender

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Akademik 1 .117 38 .200* .974 38 .511

2 .172 6 .200* .957 6 .798

Sikapilmiah 1 .075 38 .200* .971 38 .414

2 .247 6 .200* .902 6 .386

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan data pada tabel 4.2 diperoleh gambaran bahwa data nilai akademik berupa hasil belajar mahasiswa pada saat pelaksanaan ujian tengah semester maupun nilai sikap ilmiah berdistribusi normal.

b) Uji Homogenitas Data

Untuk melihat kehomogenan data hasil belajar dan sikap ilmiah mahasiswa mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah di Program Studi Pendidikan Biologi pada tahun ajaran 2017/2018, maka dilakukan uji homogenitas data seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini.

(29)

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Data hasil belajar dan sikap ilmiah

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Akademik .442 1 42 .510

Sikapilmiah 1.040 1 42 .314

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 dapat dinyatakan bahwa baik data nilai akademik maupun data sikap ilmiah mahasiswa memiliki varians data yang homogen, masing-masing dengan P>0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa data yang diperoleh dari 44 sampel memiliki tingkat perbedaan varians yang tidak signifikan.

4.1.2 Hubungan jenis kelamin dengan hasil belajar dan sikap ilmiah

Hubungan jenis kelamin dengan hasil belajar dan sikap ilmiah mahasiswa mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah tahun akademik 2017/2018 dianalisis dengan Analisis Korelasi Pearson Product Momment sebagaimana dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Nilai korelasi jenis kelamin dengan hasil belajar dan sikap ilmiah

Correlations

Gender Akademik Sikapilmiah

Gender Pearson Correlation 1 .181 .507**

Sig. (2-tailed) .239 .000

N 44 44 44

Akademik Pearson Correlation .181 1 .187

Sig. (2-tailed) .239 .225

N 44 44 44

Sikapilmiah Pearson Correlation .507** .187 1

Sig. (2-tailed) .000 .225

N 44 44 44

*. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(30)

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas diperoleh gambaran bahwa antara jenis kelamin dan hasil belajar serta sikap ilmiah memiliki korelasi yang positif (r=1). Akan tetapi nilai korelasi antara jenis kelamin dengan hasil belajar atau nilai akademik mahasiswa tidak tampak secara signifikan (P=0,239). Adapun hubungan antara jenis kelamin dengan sikap ilmiah mahasiswa menunjukkan korelasi yang nyata (P=0,00).

Kelinieran hubungan antara jenis kelamin dengan nilai akademik yang diperoleh mahasiswa mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah pada Program Studi Pendidikan Biologi menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Berarti korelasi antara jenis kelamin dengan nilai akademik tidak nyata. Sebaliknya kelinieran korelasi antara jenis kelamin dengan sikap ilmiah menunjukkan hasil yang sangat signifikan.

Hal ini menunjukkan sikap ilmiah yang berbeda antara mahasiswa perempuan dengan mahasiswa laki-laki.

Tabel 4.5 Linearitas hubungan jenis kelamin dengan nilai akademik dan sikap ilmiah

ANOVA Tablea,b

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Akademik * Gender Between Groups (Combined) 150.807 1 150.807 1.429 .239

Within Groups 4431.579 42 105.514

Total 4582.386 43

Sikapilmiah * Gender Between Groups (Combined) 886.396 1 886.396 14.538 .000

Within Groups 2560.763 42 60.971

Total 3447.159 43

a. With fewer than three groups, linearity measures for Akademik * Gender cannot be computed.

b. With fewer than three groups, linearity measures for Sikapilmiah * Gender cannot be computed.

(31)

Tabel 4.6 Linearitas hubungan jenis kelamin dengan nilai akademik dan sikap ilmiah yang melibatkan faktor Covarians

Tests of Between-Subjects Effects

Source Dependent Variable Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model Akademik 150.807a 1 150.807 1.429 .239

Sikapilmiah 886.396b 1 886.396 14.538 .000

Intercept Akademik 108355.353 1 108355.353 1.027E3 .000

Sikapilmiah 420660.032 1 420660.032 6.899E3 .000

Gender Akademik 150.807 1 150.807 1.429 .239

Sikapilmiah 886.396 1 886.396 14.538 .000

Error Akademik 4431.579 42 105.514

Sikapilmiah 2560.763 42 60.971

Total Akademik 222287.500 44

Sikapilmiah 837799.000 44

Corrected Total Akademik 4582.386 43

Sikapilmiah 3447.159 43

a. R Squared = ,033 (Adjusted R Squared = ,010) b. R Squared = ,257 (Adjusted R Squared = ,239)

(32)

a) Hubungan jenis kelamin dengan nilai akademik

Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Akademik

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 150.807a 1 150.807 1.429 .239

Intercept 108355.353 1 108355.353 1.027E3 .000

Gender 150.807 1 150.807 1.429 .239

Error 4431.579 42 105.514

Total 222287.500 44

Corrected Total 4582.386 43

a. R Squared = ,033 (Adjusted R Squared = ,010)

a. Hubungan jenis kelamin dengan sikap ilmiah

Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Sikapilmiah

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 886.396a 1 886.396 14.538 .000

Intercept 420660.032 1 420660.032 6.899E3 .000

Gender 886.396 1 886.396 14.538 .000

Error 2560.763 42 60.971

Total 837799.000 44

Corrected Total 3447.159 43

a. R Squared = ,257 (Adjusted R Squared = ,239)

4.2 Pembahasan

4.2.1 Hubungan jenis kelamin dengan nilai akademik

Berdasarkan hasil pengujian analisis diketahui bahwa antara jenis kelamin dengan hasil belajar akademik pada mahasiswa pengikut mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah (BTR) di Program Studi Pendidikan Biologi tahun akademik

(33)

2017/2018 berkorelasi positif (r=1). Korelasi antara jenis kelamin dengan hasil belajar (nilai akademik) tidak menunjukkan signifikansi yang nyata (P=0,239). Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin tidak berpengaruh secara nyata dalam keberhasilan memperoleh nilai akademik. Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara pebelajar perempuan dengan pebelajar laki-laki dalam perolehan nilai akademik dalam suatu pembelajaran juga telah dibuktikan oleh Nanda &

Restuati (2014) maupun oleh Nahirudin (2017). Asmadi (2006) menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar antara pelajar laki-laki dan perempuan berdasar regulasi diri.

Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara hasil belajar pada pebelajar laki-laki dan pebelajar perempuan. Hal ini terkait dengan kemampuan atau keterampilan dalam menggunakan multimedia yang berbasis komputer (Pratiwi & Restuati, 2014), intensitas belajar (Nashirudin, 2017), dan program belajar dan regulasi diri (Asmadi, 2006). Akan tetapi penelitian Nuryoto (1998) mengalami kondisi yang berbeda dengan menggunakan sampel pada tiap jenjang pendidikan diketahui bahwa siswa SMU, mahasiswa D3 dan mahasiswa S-1 memiliki perbedaan prestasi akademik jika didasarkan pada jenis kelaminnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan memiliki prestasi akademik yang lebih baik daripada laki-laki. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Zahroh (2008) pada siswa SMK PGRI Turen telah menemukan bahwa terdapat pengaruh langsung peran gender terhadap prestasi belajar siswa, terutama siswa perempuan.

4.2.2 Hubungan jenis kelamin dengan sikap ilmiah

Berdasarkan hasil analisis data terbukti bahwa korelasi antara jenis kelamin dengan sikap ilmiah mahasiswa mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah (BTR) di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP ULM tahun akademik 2017/2018 memiliki hubungan yang sangat signifikan (P<0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa antara laki-laki dan perempuan memiliki sikap ilmiah yang berbeda sangat nyata dalam pelaksanaan pembelajaran mata kuliah BTR.

(34)

Sikap ilmiah merupakan gambaran indikator dari berbagai dimensi seperti antusias mencari objek jawaban, perhatian pada objek yang diamati, objektif, tidak memanipulasi data, mengemabil keputusan sesuai fakta, menanyakan setiap perubahan yang terjadi, Menggunakan fakta-fakta untuk dasar konklusi, menunjukkan laporan yang berbeda, mengulangi percobaan dan melengkapi satu kegiatan meskipun teman

Hasil Penelitian serupa telah dilakukan oleh Frima dan Fakhruddin (2012) yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang rendah antara sikap ilmiah siswa dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fisika Di Kelas XI IPA MA Negeri Kampar.

Pembelajaran Botani Tumbuhan Rendah memiliki karakteristik pada tujuan pembelajaran untuk memahami karakteristik dan mendeskripsikan tumbuhan yang tergolong ke dalam Cryptogamic Botany, sehingga mata kuliah ini memerlukan ketekunan dan ketelitian dalam pengamatan obyek pada saat praktikum.

Prestasi belajar merupakan capaian yang diperoleh peserta didik setelah melakukan pembelajaran dan terjadi perubahan tingkah laku baik secara kognitif, afektif dan psikomotor. Azwar (2004) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi akademik yakni : (1) faktor internal yakni faktor yang berasal dari dalam diri yang meliputi faktor fisik dan psikologis. (2) faktor eksternal yakni faktor yang berasal dari luar dirinya meliputi faktor lingkungan dan faktor sosial.

Faktor fisik berkaitan dengan kondisi fisik umum seperti penglihatan dan pendengaran. Faktor psikologis menyangkut faktor-faktor non fisik, seperti minat, motivasi, bakat, intelegensi, sikap dan kesehatan mental. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan fisik yang menyangkut kondisi tempat belajar, sarana dan perlengkapan belajar, materi pelajaran, kondisi lingkungan belajar dan lingkungan alam. Faktor sosial menyangkut dukungan sosial, ekonomi dan pengaruh budaya.

Pada pelaksanaan pembelajaran, diberikan perlakuan yang sama dan tidak terdapat perbedaan perlakuan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan, sehingga

(35)

jika terdapat perbedaan sikap ilmiah antara mahasiswa laki-laki dan perempuan ini lebih dimungkinkan oleh beberapa faktor. Faktor sosial merupakan sebagai salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi konsentrasi mahasiswa seperti suasana pembelajaran yang kondusif seperti jauh dari kebisingan dan kegaduhan. Adapun faktor internal antara lain perempuan yang cenderung memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi.

Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalan kehidupan. Kurangnya sikap positif siswa dalam belajar dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sikap ilmiah sangat mendukung kegiatan belajar siswa ke arah yang positif.

(36)

BAB V PENUTUP 6.1. Kesimpulan

1. Terdapat hubungan yang positif (r=1) antara jenis kelamin dengan hasil belajar (nilai akademik) dan sikap ilmiah mahasiwa pengikut mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat pada tahun akademik 2017/2018.

2. Antara jenis kelamin dengan nilai akademik berkorelasi tidak secara signifikan (P=0,239).

3. Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara jenis kelamin dengan sikap ilmiah mahasiswa (P<0,01).

5.2 Saran

1. Perolehan nilai akademik dapat lebih diperluas dengan mengambil data dari hasil evaluasi baik pada saat ujian tengah semester (UTS) maupun ujian akhir semester (UAS).

2. Untuk parameter sikap ilmiah yang diteliti dapat ditambahkan dengan menyertakan penilaian keterampilan proses sains pada saat praktikum.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Lorin & David Krathwol. 2011. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen (versi terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Asmadi, Alsa. 2006. Program Belajar, Jenis Kelamin, Belajar berdasar Regulasi diri

dan Prestasi Belajar Matematikda pada pelajar SMA Negeri di Yogyakarta.

http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?

mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_i d=31592

Azwar, Saifudin, 2004. Reliabilitas dan Validitas. Edisi ke-4. Pustaka Pelajar.

Yogyakarta.

Bloom, B.S., 1979. Taxonomy Of Educational Objective The Classification Of Educational Goals Handbook I : Cognitif Domain. London: Longman Group LTD.

Brookhart, S.M., 2010. How To Assess Higher Order Thinking Skills in Your Classroom. Alexandria: ASCD.

Bundu, Patta., 2006. Penilai an Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran Sains – SD: Jakarta. Depertemen Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran: Jakarta. Rineka Cipta.

Nashirudin, Muh., Intensitas belajar dan jenis kelamin sebagai faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa. https://sofianasma.wordpress.com/

2010/12/16/intensitas-belajar-dan-jenis-kelamin-sebagai-faktor-yang- mempengaruhi-prestasi-belajar-siswa/

Nuryati Atamimi 2012. Perbedaan Peran Jenis Kelamin, Skala Akademik, Dan Peran

Aktif Berorganisasi Dengan Prestasi Akademik.

(Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/87990-Id-Perbedaan-Peran- Jenis-Kelamin-Skala-Akad.Pdf)

Nuryoto, Sartini. 1998. Perbedaan Prestasi Akademik Antara Laki-Laki Dan Perempuan Studi Di Wilayah Yogyakarta Sartini Nuryoto.(

Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/127308-Id-Perbedaan- Prestasi-Akademik-Antara-Laki.Pdf

(38)

Olasehinde, K.J., & Olatoye, R.A. 2014. Scientific attitude, attitude to science and science achievement of senior secondary school students in Katsina Stage, Nigeria. Journal of Educational and Social Research.

Orlich, D.C., Harder, R.J., Callahan, R.C., Trevisan, M. S., & Brown, A. H. 2007.

Teaching strategies: A guide to effective instruction. Boston:

Houston Mifflin Company.

Pratiwi, Nanda dan Restuati, Martina. Perbedaan hasil belajar siswa berdasarkan jenis kelamin yang diajar menggunakan Multimedia berbasis komputer pada materi Sistem Reproduksi Manusia. Jurnal Penelitian bidang Pendidikan. Volume 20(1) : 8-15, 2014. ISSN 0852-0151

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Grup.Sarjono.

Sekar, P., & Mani, S. 2013. Science Attitude Of Higher Secondary Students.Indian Journal Of Research. Vol 2. Issue.11.

Slameto., 2003, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rhineka Cipta, Jakarta.

Subali, Bambang. 2013. Kemampuan berpikir pola divergen dan berpikir kreatif dalam Keterampilan Proses sains. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

(39)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(40)

LAMPIRAN 1. SURAT REKOMENDASI

(41)

LAMPIRAN 2 FOTO-FOTO PENELITIAN

Foto 1. Mahasiswa sedang melaksanakan tes untuk data hasil belajar

Foto 2. Mahasiswa sedang mengisi angket lembar observasi sikap ilmiah

(42)

1. Pilihlah pernyataan dibawah ini tergolong benar atau salah, kemudian berikan alasan yang jelas dan tepat mengenai pernyataan yang saudara pilih tersebut.

a. Semua kelas bakteri tergolong dalam organisme eukariotik dikarenakan memiliki membran inti sebagai pelindung. (B/S) karena………...

………...

b. Spora pada bakteri berfungsi sebagai alat perkembang biakan sehingga bakteri

dapat memperbanyak diri dengan cepat. (B/S)

karena………..

c. Azzola piñnata bersimbiosis dengan akar tumbuhan pakis haji (Cycas rumphii) yang disebut akar-akar bunga karang (B/S) karena……….………….

d. Ulva lactuca termasuk alga karang yang memiliki tubuh berbentuk karang dengan ruas-ruas yang tersusun atas karangan(B/S) karena………..

………..

e. Eucheuma spinosum tergolong dalam kelas Chlorophyceae dengan mengandung

klorofil a dan b serta karotenoid. (B/S)

karena………………

2. Bacalah pernyataan dibawah ini dengan seksama dan teliti kemudian tentukan kelas dan spesies pada hasil temuan.

Anindya mengambil sampel air di perairan sekitar Universitas Lambung Mangkurat dari sampel tersebut ditemukan beberapa organisme yang diduga alga. Adapun ciri-ciri mahluk hidup tersebut setelah diamati menggunakan mikroskop sebagai berikut :

Mata Kuliah : Botani Tumbuhan Rendah Kode MK :

SKS : 3

Ruang : 29

Hari/Tanggal : Senin /06 November 2017 SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

BOTANI TUMBUHAN RENDAH

(43)

a. Organisme dengan tubuh berbentuk filamen tak bercabang dan kloroplas memanjang berbentuk spiral. Menurut anda, kelas dan spesies apakah organisme tersebut ?

b. Organisme kedua memiliki tubuh bergerak aktif berbentuk lonjong ujung anterior tumpul dan meruncing pada ujung posterior memiliki bulu cambuk, pada organisme tersebut juga ditemukan bintik berwarna hijau. Menurut anda, kelas dan spesies apakah organisme tersebut ?

c. Organisme multiseluler, hidup berkoloni dengan bentuk filamen, tidak memiliki alat gerak, kloroplas tiap sel berjumlah satu, letak inti di pinggir sel, memiliki sekat antar kloroplas, berwarna hijau. Menurut anda, kelas dan spesies apakah organisme tersebut ?

3. Jelaskan bagaimana proses pertumbuhan tunas pada Saccharomyces cerevisae?

4. Lengkapilah peta konsep klasifikasi jamur dengan 5 kelas beserta 3 karakteristik utama dari setiap kelas jamur tersebut.

contoh karakteristik kelas

tersebut

Cictydium sp KELAS

………

………

Rhizopus stolonifer

………

………

Penicillium notatum

………

………

Fungi

………

………

Ganoderma lucidum

Marssonina sp

………

………

(44)
(45)
(46)
(47)
(48)

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan penyulaman bibit yang ada di persemaian bermaksud agar jumlah bibit yang diperlukan untuk penanaman jumlah bibit cukup selain itu agar bibit untuk penanaman

Detail layout pada dasarnya adalah mengatur mesin atau fasilitas kerja yang berada dimasing-masing blok yang ada, sedangkan overall layout adalah mengatur letak blok

Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa buruh pelabuhan Tanjung Perak Surabaya adalah sebuah agen penguhubung antara desa dan kota yang didalamnya terjadi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Pendafataran Hak Tanggungan di Kantor Pertanahan Kabupaten Sukoharjo ini telah sesuai dengan ketentuan Pasal 13

[r]

Tabel 5.38 Rasio Kuat Tekan dengan Umur Beton Pada Beton Dengan Bahan Tambah 67 Tabel 5.39 Rekapitulasi Perhitungan Kuat Tarik Baja Tulangan 71 Tabel 5.40

ANALISIS TEKSTUR TANAH GAMBUT BERDASARKAN NILAI EC (ELECTRICAL CONDUCTIVITY) PADA TANAH YANG DITANAMI LIDAH BUAYA DI DESA RASAU KALIMANTAN BARAT. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pacaran yang sehat adalah pacaran yang baik serta dapat dipengaruhi oleh 4 faktor antara lain sehat secara fisik, sehat secara psikis, sehat secara sosial, dan sehat secara